Sering Keseleo Dalam Latihan Olahraga Tenis, Gadis Ini Menganggapnya Sudah Biasa

Balya-Tenis

Jika kita berbicara olahraga tenis lapangan, Indonesia tentu tidak ketinggalan dalam mengambil peran dalam kejuaraan turnamen dunia, namun jika nama Wimbledon yang di bahas, ini merupakan turnamen tenis paling tua dan paling bergengsi di dunia. Tidak mengherankan bila disebut sebagai salah satu dari empat turnamen paling bergengsi di dunia. Bahkan di antara beberapa pemain tenis dunia, mengatakan ini adalah turnamen yang paling diidamkan untuk menang. Kembali ke tanah air, gadis belia ini bernama Balya Mikaela Rahmah, yang tak lain merupakan siswi kelas X di SMA Negeri 3 Tangerang Selatan. Balya juga mencintai olahraga tenis lapangan putri, dan layak menjadi atlet, karena ia telah menuai banyak prestasi dalam berbagai kejuaraan tenis lapangan. Balya mengatakan kepada NYSN bahwa dirinya sudah menggeluti tenis semenjak duduk di bangku sekolah dasar. “Saya mulai ikut latihan tenis sekitar kelas 2 SD dan saat itu saya tergabung dalam club YBTA, Yayuk Basuki Tenis Academy.” kata Balya. Ia juga melanjutkan, bahwa ia mengikuti jejak sang kakak, Haekal Ramadhan yang sudah lebih dahulu menjadi atlet tenis dan juga sudah mempunyai banyak prestasi dalam bidang olahraga tersebut. “Awalnya cuma ikut kakak saya latihan, akhirnya penasaran dan setelah itu coba-coba, eh jadi berlanjut.” lanjutnya. Sudah banyak prestasi dalam olahraga tenis lapangan yang berhasil di koleksi Balya, beberapa diantaranya adalah: 1. Juara 1 dalam POPDA Pandeglang tahun 2016 2. Juara 1 dalam PORKOT Tangsel tahun 2016 3. Juara 3 dalam CBR Tenis Circuit tahun 2017 Balya mengakui, ia tidak pernah mengalami cidera serius selama menggeluti olahraga tenis, hanya sering keseleo yang menurutnya masih tergolong ringan. Di masa mendatang, Balya menuturkan bahwa ia ingin terus menjadi atlet tenis yang berprestasi, apalagi ditambah dengan pelatih serta keluarganya yang selalu mendukung dirinya untuk berjuang menjadi atlet tenis profesional. “Bosan berlatih tenis pernah beberapa kali saya rasakan, tetapi itu hal yang wajar. Cita-cita saya kedepan, saya ingin terus berlatih dan bisa berprestasi dalam bidang olahraga tenis lapangan.” tuturnya. Balya menutup percakapannya dengan NYSN seraya memberikan pesan untuk para siswa dan siswi yang sedang berjuang meraih prestasi dalam olahraga. “Untuk teman-teman yang sedang berjuang, terus berusaha, jangan pernah takut dan jangan pernah menyerah. Tetap semangat!” pesan remaja 15 tahun ini dengan semangat.(crs/adt)

Tak Butuh Waktu Lama Les Di SCUA, Remaja Ini Sabet Gelar Juara 1 Olahraga Catur Tingkat Nasional.

Akbar-Catur

Akbar Adiputra Irawan, atlet di bidang olahraga catur dan merupakan calon mahasiswa di Universitas Padjajaran. Pria yang lahir di Tangerang 28 November 1998 ini awalnya hanya diajarkan bermain olahraga catur oleh ayahnya, dan akhirnya memutuskan untuk mengikuti les catur. “Tahun 2010, pertama kalinya saya bermain Saya ingin menjadi atlet yang bergelar Grand Master kedepannya dan tahun ini insha Allah akan bermain di POMNAS (Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional) catur dan pada saat itu saya diajari ayah saya untuk melangkahkan buah catur, ketika saya sudah bisa melangkahkan buah catur. Setelah itu, saya meminta kepada ayah saya untuk mengikuti les dan latihan di SCUA, Sekolah Catur Utut Adianto.” tutur Akbar. Sekitar delapan bulan berlatih catur, Akbar dipercayakan mengikuti kejuaraan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) tingkat SD dan berhasil sampai ke runner up nasional beregu dan akhirnya mewakili daerah Banten. Tak butuh waktu lama, pemuda ini terus memperlihatkan bakatnya di SCUA, lalu Akbar di ajak untuk memperkuat PERCASI Tangsel. “Setelah dua bulan saya les di SCUA, saya diajak guru catur pertama saya untuk masuk di PERCASI Tangsel.” lanjutnya. Akbar mengakui, dirinya menyukai catur karena seperti sedang memecahkan suatu masalah yang berada di atas papan catur dan semakin susah untuk menemukan sebuah langkah yang paling tepat, semakin semangat bagi Akbar untuk berpikir lebih keras. Berikut beberapa prestasi yang telah diraih oleh Akbar, diantaranya adalah : 1. Juara 2 Nasional Beregu tingkat SD tahun 2010 2. Juara 1 Nasional tingkat SM tahun 2014 3. Juara junior Banten berturut-turut tahun 2010 sampai 2017, 4. Rank 4 asean di Malaysia tahun 2015 5. Juara 1 tingkat Nasional tahun 2016 “Keluarga saya selalu mendukung saya sesuai dengan kemauan saya, dan selalu mengarahkan saya ke jalan yang benar sebagaimana Orang tua memberi nasehat ke anaknya.” ujar Akbar. Akbar juga mengatakan bahwa ia masih ingat pengalaman lucunya saat awal bermain catur. “Dulu pada saat masih di bangku sekolah dasar, saya kalau bermain olahraga catur dalam satu pertandingan selalu bawa air minum dan jumlahnya bisa empat botol dalam satu permainan.” kata Akbar. Akbar menceritakan bahwa pada tahun 2013, ia sempat berhenti bermain catur selama 1 tahun karena tidak bisa menyeimbangkan antara profesinya sebagai seorang atlet dengan kewajibannya sebagai seorang siswa yakni bersekolah. Ditambah dirinya juga suka bermain game. Akhirnya Akbar memutuskan untuk lebih mementingkan sekolah terlebih dahulu dan fokus belajar menjelang UN tahun 2014. Akbar juga bersyukur karena memiliki orang-orang terdekat yang bisa menyemangatinya. “Orang tua saya, kakak saya dan teman-teman saya selalu menyemangati saya ketika saya kalah.” tuturnya. Akbar juga memberikan beberapa tips untuk bisa menjadi pemuda yang berprestasi. “Menjadi diri sendiri, kalo kalian ingin sukses tentu harus ada pengorbanan. Seperti bekerja dan berusaha lebih keras. Bahkan di malam ketika hari orang tidur terkadang bisa kita gunakan untuk latihan atau belajar pelajaran sekolah. Jangan lupa untuk selalu berdoa dan meminta restu kedua orang tua.” pesan Akbar. “Saya ingin menjadi atlet yang bergelar Grand Master kedepannya dan tahun ini insha Allah akan bermain di POMNAS (Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional).” tutupnya.(crs/adt)

Tertarik Moment Fighting Pada Taekwondo, Iwan Siap Menjadi Macan Arena

Iwan-Taekwondo

Kombinasi serangan antara tangan dan kaki serta pengenalan dasar tentang istilah poomsae, kyukpa dan kyoruki ini hanya ada di olahraga bela diri taekwondo. Iwan Cahyono, yang tak lain merupakan pelajar kelas 9 di SMP PGRI 1 Ciputat, sangat menyukai olahraga jenis bela diri Taekwondo. Awalnya Iwan hanya bertujuan untuk ikut ekskul dan melatih tubuh agar lebih kuat, namun lama kelamaan Iwan tertarik dan makin mencintai taekwondo. Tak butuh waktu lama, dalam kurun waktu 3-4 bulan, Iwan telah menguasai olahraga taekwondo tersebut. “Aku suka bela diri, terus taekwondo juga keren karena jarang pakai tangan dan juga pas latihannya enak, seru.”ujar Iwan. Iwan juga menceritakan ketertarikannya pada dunia taekwondo dan telah menggelutinya sejak tahun 2015, pemanasan untuk memulai taekwondo sama seperti pemanasan pada latihan beladiri lainnya, diantaranya peregangan tangan, push up, sit up, lari, mengatur kuda kuda dan sebagainya. Pelajar yang sangat menyukai bagian fighting pada taekwondo ini sangat bersemangat untuk mewujudkan cita-citanya menjadi pelatih taekwondo. Semangat Iwan sangat tinggi untuk menjadi atlet taekwondo profesional. Berbagai kejuaraan yang di gelar selalu diikuti olehnya. Dan Yang paling berkesan baginya ketika ia mendapatkan peringkat 2 dalam Kejuaraan di kota Tangsel. “Kalau seandainya selalu di ikut sertakan terus dalam kompetisi, saya akan manfaatkan peluang itu untuk menjadi yang terbaik, saya sangat berkeinginan untuk menjadi atlet taekwondo profesional. Dan setelahnya saya ingin menjadi pelatih untuk era selanjutnya.” tutup Iwan.(crs/adt)

Pernah Kehabisan Nafas Di Atas Ring Saat Olahraga Tinju, Gadis Ini Bangkit Lagi Untuk Wujudkan Impiannya Menjadi Polwan

kiki-tinju

Bertarung di atas ring, olahraga tinju di yakini sudah ada pada masa yunani kuno tahun 688 SM, dan ternyata di afganistan tinju itu biasa di geluti oleh kaum hawa. Di Indonesia gadis belia yang bernama panjang Kiki Anjelina Tarigan ini merupakan siswi kelas 9 di SMPN 1 Tangsel, minatnya terhadap tinju bisa dikatakan adalah atlet baru. Meskipun baru, Kiki sudah menuai berbagai prestasi dalam bidang olahraga ekstrim tersebut. Menurut Kiki tinju wanita itu unik. “Saya berlatih tinju mulai bulan Febuari tahun 2016 ketika duduk di kelas 7. Sekarang tergabung dalam club Benteng Boxing Camp. Menurut saya tinju itu unik, tidak hanya laki laki yang bisa bermain tinju dan saya terinspirasi dari para petinju wanita lainya yang salah satunya juga saya idolakan, Ronda Rousey dan Amanda Nunes.” ujar Kiki. Kiki menambahkan bahwa ada peningkatan di dalam dirinya yang ia rasakan setelah berkecimpung dalam olahraga tinju. “Lewat tinju, saya bisa menambah keberanian, wawasan dan berbagai prestasi.” lanjutnya. Dalam kurun waktu kurang dari 2 tahun, beberapa prestasi yang telah diraih Kiki antara lain: 1. Juara 1 Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) VII tingkat Provinsi Banten tahun 2016 2. Juara 1 Kejuaraan Daerah Tinju Amatir tahun 2016 3. Juara 1 Pekan Olahraga Kota (PORKOT) Tangsel tahun 2016 4. Juara 1 Kejuaraan Daerah tahun 2017 Kiki menceritakan kepada NYSN, awalnya ketika berlatih tinju sang mama tidak mengizinkan, karena pandangan mamanya, olahraga tinju cukup beresiko. “Mama sempat tidak mengizinkan karena khawatir dengan jenis olahraganya, tetapi papa dan kakak saya mendukung dan menyetujuinya. Pada akhirnya mama saya menyetujui karena melihat bakat yang saya miliki dalam olahraga tinju.” kata Kiki. Sempat mengalami kendala ketika sedang menjalani pertandingan, membuat Kiki lebih fokus untuk meningkatkan kemampuannya. “Waktu saya sedang mengikuti kejuaraan tinju di padenglang, saya sempat mengalami kehabisan nafas di atas ring. Karena saat itu fisik saya juga sedang tidak stabil. Dari situ saya mulai berpikir untuk mencoba dan meningkatkan fisik saya agar dapat lebih baik lagi.” tutur remaja kelahiran Jakarta, 4 Maret 2003 tersebut. Siswi yang mengakui bahwa olahraga tinju tidak membosankan baginya ini, juga mengatakan bahwa keluarga, pelatih serta para sahabatnya sangat berpengaruh dalam prestasi-prestasi yang telah didapatkannya. Kiki mengatakan, bahwa ia mempunyai cita-cita ingin menjadi polwan sekaligus pelatih tinju. “Saya bercita-cita menjadi Polwan dan pelatih tinju. Yang penting terus berjuang, jangan pernah berhenti mencoba. Dalam setiap keberhasilan pasti ada kegagalan, dan kegagalan akan mengantarkan kita menuju kesuksesan.” tutupnya.(crs/adt)

Ribuan Peserta Gowes Pesona Nusantara Pakai Hiasan Anggrek Tangsel

GPN3

Tingginya partisipasi masyarakat Tangsel dalam moment gowes pesona nusantara yang di gagas oleh kementerian pemuda dan olahraga membuat Deputi Pembudayaan Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Raden Isnanta mengapresiasi pelaksana kegiatan. “Hari ini luar biasa, disambut kemeriahan peserta yang banyak, doorprize juga melimpah karena mitra kerja sangat peduli. Ini bukti olahraga benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat,” ujar Raden Selain itu Raden mengatakan bahwa perlunya stakeholder untuk membuat aturan baru tentang kewajiban berolahraga. “Saya kira pemerintah daerah bisa segera membuat polese atau peraturan daerah dalam tanda petik mewajibkan untuk keseharusan dalam melakukan aktifitas berolahraga pada hari tertentu menjadi hari bersepeda, di awali dengan peraturan”kata Raden Lebih lanjut Raden menambahkan bahwa yang sifatnya fun ini telah melebihi target. “Di Tangsel ini, moment gowes pesona nusantara telah melebihi target partisipan, target kami disini 2500 peserta, disini jumlah peserta mencapai 3000 lebih.” terang Raden Terlihat di lokasi keterlibatan semua unsur berlangsung meriah terbawa kegembiraan para peserta yang mendapatkan door prize dari pelaksana kegiatan. Hiburan dangdut, hadiah motor larut dalam moment yang berhasil menutup akses jalan selama 5 jam jalur serpong BSD Tangsel. Perencanaan yang matang telah di persiapkan sebelumnya oleh Dispora Tangsel yang bekerjasama dengan Polres Tangsel dan semua unsur. Sementara itu di temui di lokasi acara gowes pesona nusantara Edy Kurniawan S, Kepala cabang bank Jabar cabang BSD berpendapat bahwa masyarakat Tangsel sangat hobby berolahraga, dan ini mampu mencegah generasi muda melakukan aktifitas negative. “Acara ini sangat positif, masyarakat Tangsel sangat menyukai olahraga. Dengan berolahraga generasi muda kita takkan ada waktu lagi untuk narkoba, tidak ada waktu lagi melakukan tawuran, karena olahraga untuk kesehatan, dengan olahraga mereka sudah lelah maka sudah tidak sempat melakukan sikap yang negative.” tutup Edy (adt)

Ingin Menjadi Pembuat Game Online, Pemuda Ini Terus Berprestasi Lewat Olahraga Renang

Rakha-Renang

Alangkah sempurnanya hidup ini jika hobby dan cita-cita dapat berjalan selaras menjalani kehidupan sehari hari dengan mengukir sejarah mempersembahkan prestasi dari tingkat daerah, wilayah, nasional bahkan internasional. Rakha satya mahardhika merupakan siswa SMAN 3 Tangsel, telah mengukir banyak prestasi dalam olahraga renang. Siswa kelas XII ini mengatakan bahwa sudah berlatih renang sejak kelas 1 SMP. “Kalau pulang sekolah, di rumah tidak ada kegiatan. Jadi akhirnya cari-cari kegiatan apa yang bisa mengisi waktu luang saya. Lalu ada yang ajakin ikut renang, terus ikut lomba. Dipikir-pikir seru juga, nih kalo bisa menang dalam perlombaan.” tutur Rakha. (3/8) Tergabung dalam club parisakti jakarta, berikut beberapa prestasi Rakha. 1. Juara 2 O2SN tingkat Provinsi 2. Mendapatkan medali emas, perak dan perunggu dalam Kejurda DKI Jakarta 3. Mendapatkan medali emas kategori estafet gaya ganti 4×100 dan medali perunggu kategori gaya bebas 4×200 dalam Kejuaraan KRAPSI (Kejuaraan Renang Antar Perkumpulan Seluruh Indonesia) tingkat nasional di Surabaya Bagi Rakha, teman-teman yang menjadi saingan ketika lomba juga saling memotivasi. “Karena sebenarnya kita semua saling mendukung. Walaupun bersaing ketika lomba, tapi itu hanya menjadi saingan ketika di dalam air, setelah lomba kita tetap berteman.” ujarnya. Saat pertama kali mengikuti kejuaraan olahraga renang, Rakha mengatakan bahwa ia memiliki pengalaman lucu sekaligus sedikit memalukan yang pernah dialaminya. “Pertama kali ikut pertandingan renang, biasa peraturannya tidak kalau sudah lompat dan berada dalam air, harus langsung bergerak dan tidak boleh buang waktu sekalipun kacamata lepas. Tapi tidak sengaja kacamata saya terlepas ketika sudah lompat ke dalam, akhirnya saya perbaiki dulu posisi kacamata padahal harusnya sudah mulai berenang. Itu sebenernya terlihat agak bodoh, tapi maklum masih SMP.” kata Rakha seraya tertawa. Ditanya soal cita-cita, Rakha menuturkan bahwa ia ingin menjadi penemu game online. “Saya ingin menjadi penemu game online, karena saya suka bermain game online. Memang tidak ada hubungannya dengan renang, tetapi saya juga berimpian dapat menjadi pelatih renang untuk mengisi waktu luang dan bisa bayar kuliah sendiri untuk meringankan beban orang tua. Karena kalau kita mau jadi yang terbaik, kita harus berusaha menjadi yang terbaik, jangan puas hanya dengan menjadi yang kedua atau ketiga.”tutup Rakha (crs/adt)

Melalui Tenis Meja, Gadis Ini Memendam Mimpi Yang Mulia, Lihat Apa Yang Coba Dia Lakukan?

Rizkia Tenis Meja

Umumnya semua manusia yang ada di bumi memiliki kelebihan dan kekurangan masing masing, juga dengan latar belakang yang berbeda-beda agar bisa saling melengkapi. Begitupun dengan Razkia yang awalnya menekuni olahraga bulu tangkis pindah menjadi tenis meja. Memiliki tubuh yang mungil, membuat Petty Razkia sempat kesulitan ketika memilih olahraga yang akan ditekuninya. Siswi kelas XII di SMAN 3 Tangsel ini mengatakan bahwa pada awalnya ia mengikuti olahraga bulu tangkis. “Awalnya saya ikut bulu tangkis, tapi karena tubuh saya kecil, orang tua saya khawatir fisik saya kurang kuat kalau ikut bulu tangkis. Akhirnya disuruh coba tennis meja, karena kebetulan keluarga saya memang bisa tennis meja semua. Ternyata memang lebih ringan dari bulu tangkis. Akhirnya saya tertarik dan mulai berlatih olahraga tersebut sekitar kelas 5 SD.” kata Petty (3/8) Petty yang tidak pernah absen mendapatkan juara dalam setiap pertandingan antar sekolah ini, pernah juga mendapatkan juara 1 tingkat Tangerang Selatan beberapa kali. Kejadian yang dianggapnya memalukan juga pernah dialami Petty pada saat service (memberikan bola kepada lawan saat pertama mulai). “Waktu SMP, pelatih memasukkan saya ke dalam pertandingan yang tingkat kemampuan atletnya sudah lumayan berpengalaman dan sudah usia SMA ke atas. Saya paling muda disitu. Ketika memulai pertandingan dan mulai service awal, saya diberikan service yang belum pernah saya coba. Akhirnya saya tidak bisa menerima servicenya dan ditertawakan oleh lawan saya. Akhirnya saya nangis, tapi tetap meneruskan pertandingan sambil nangis. Saya masih merasa malu sampai sekarang.” terang Petty. Menurut Petty, Tennis meja adalah sampingannya untuk prestasi di luar akademis, karena di masa mendatang, Petty memiliki rencana yang lebih mulia. Ia sangat ingin menjadi sukarelawan yang bisa blusukan ke berbagai daerah pedalaman untuk mengajar anak-anak yang tidak bisa bersekolah. “Terima kasih kepada orang tua saya yang sudah menyarankan saya untuk menekuni tennis meja, juga pelatih yang sudah membimbing saya dan bisa berprestasi sampai saat ini, serta teman-teman yang selalu mensupport kegiatan saya.” tutup Petty.(crs/adt)

Berkat Perjuangan Orang Tua, Remaja Ini Dinobatkan Menjadi Kiper Terbaik Dalam Barcelona Cup

Adi-Sepak-Bola

Sepak bola merupakan olahraga yang sangat disukai oleh Muhammad Adi Satryo. Pelajar yang biasa dipanggil Adi ini sudah menjadi atlet sepak bola sejak kelas 3 SD. Berawal hanya mengikuti sepak bola mini atau biasa disebut dengan futsal, akhirnya Adi merasa bahwa ia memiliki potensi dalam olahraga tersebut. Prestasi Adi bersama timnya dan juga prestasi individunya antara lain adalah sebagai berikut: 1. Juara 1 dalam Liga Menpora tingkat Nasional 2. Juara 2 dalam Liga Suratin 3. Keeper terbaik dalam Liga Danon 4. Keeper terbaik dalam Liga Suratin 5. Keeper terbaik dalam Barcelona Cup Diakui Adi, sang mama sangat berjasa selama ini dalam memperhatikan Adi agar tidak salah jalan dan terjatuh dalam pergaulan negatif yang sedang marak di kalangan anak muda sekarang ini. “Dari kecil, sebelum fokus dengan sepak bola, mama selalu melibatkan saya dalam berbagai jenis olahraga.” tutur Adi, yang juga mengatakan kepada NYSN bahwa untuk mengisi waktu senggang dan menghindari kegiatan yang tidak jelas, sekarang ini ia memiliki pelatih sendiri untuk mengajar sepak bola secara privat. (3/8) Pengalaman sedih juga pernah dirasakan oleh Adi di saat turut liga suratin dimana ada dua pilihan yang harus di pilih salah satunya. “Saat Liga Suratin, semi final dan finalnya bentrok dengan kegiatan UKK dari sekolah. Sempat ada masalah sama eyang dan mama, disuruh pilih pelajaran atau olahraga. Akhirnya saya nurut sama eyang, saya lebih pilih sekolah dan ikut UKK, karena biar bagaimanapun sekolah tetap yang utama. Saat itu, club saya yang di Bandung, yang akan mengikuti Liga Suratin bersama, langsung kecewa dan sampai sekarang masih agak canggung.” kata Adi. Di masa depan, Adi mengatakan bahwa ia ingin menjadi ABRI, karena tertarik ketika melihat film perang-perangan semasa kecil. “Raihlah cita-citamu setinggi mungkin, dan jangan lupa diiringi dengan doa.” tutup Adi.(crs/adt)

Masuk Pelatnas Merupakan Impian Terbesar Bagi Atlet Bulutangkis Putut Panji Asmoro

Putut-bulutangkis

“Dampak memukul raket dan melompat-lompat membantu meningkatkan kepadatan tulang secara yang alami.” Demikian kutipan dari Jane Taylor, seorang pelatih atlet bulutangkis pribadi di Inggris. Atlet muda bulutangkis bernama Putut Panji Asmoro merupakan Siswa SMAN 3 Tangsel, sudah beberapa kali mendapatkan prestasi dalam olahraga yang menggunakan raket dalam permainannya. Putut, yang sudah berlatih bulutangkis sejak kelas 5 SD ini memang berasal dari keluarga yang turun temurun adalah pecinta olahraga. Namun, Putut juga menambahkan bahwa awal bermain bulutangkis hanya untuk iseng dan mengisi waktu luang saja. “Awalnya cuma ikut pertandingan biasa untuk iseng-iseng. Akhirnya lama kelamaan saya tertarik dan masuk dalam salah satu club bulutangkis.” ujarnya. (02/8) Kepada NYSN siswa kelas XII yang pernah meraih Juara 1 O2SN tingkat Provinsi dan Juara 2 dalam Liga Menpora tingkat nasional ini mengatakan, bahwa peran orang tua dan pelatih tak lepas dari perjuangannya meraih prestasi sampai saat ini. “Orang tua saya sangat berperan dalam mendukung saya, begitupun pelatih saya dari kecil yang biasa saya panggil Kak Jaja. Beliau sangat memotivasi dan mendukung saya selama ini.” kata Putut. Dapat menjadi atlet bulutangkis dan bisa mengikuti berbagai kejuaraan bulutangkis di berbagai tempat, membuat Putut sangat senang karena bisa mempunyai teman-teman baru dan semakin banyak yang memotivasinya. “Saya ingin menjadi pemain nasional dan masuk pelatnas. Di samping itu, saya juga ingin menjadi pengusaha sukses serta bisa kuliah di universitas impian saya yaitu Universitas Brawijaya, Malang. Maka dari itu, hargai waktu sebaik mungkin, jangan disia-siakan dan berlatih terus agar yang diinginkan dapat tercapai.” tuturnya.(crs/adt)

Gadis Ini Sempat Ditolak Saat PON, Ternyata Saat Ini Ia Meraih Gelar Juara di Olahraga Renang

Ratu-Renang

Sudah menjadi sebuah kebutuhan yang harus di lakukan, olahraga adalah kebutuhan tubuh yang mesti di jaga. Apalagi banyaknya pemukiman atau tawaran tempat tinggal ideal yang menawarkan konsep multi fungsi tersedianya kolam renang sebagai bentuk kebugaran orang-orang dalam kategori mapan dalam olahraga renang. Selain untuk menjaga kebugaran, kolam renang yang juga di sediakan untuk umum di percaya sebagai tempat yang dapat menampung minat para penyuka olahraga air, santai, seru, bersifat terapi, dan menyenangkan. Ratu shalsabila merupakan atlet renang yang baru-baru ini memenangkan juara 1 olahraga renang 100m Putri dalam O2SN tingkat Provinsi Banten dan akan melanjutkan pada tingkat nasional dalam waktu dekat ini. Berawal dari mengikuti ajakan teman dan bisa meraih prestasi dalam lomba renang pertamanya, Ratu akhirnya memutuskan untuk fokus dalam olahraga air tersebut. “Saya ikut renang mulai kelas 6 SD. Awalnya karena di komplek ada teman yang ikut renang dan saya diajak ikut latihan. Baru 4 kali ikut latihan, pelatihnya menyuruh saya ikut latihan rutin setiap hari. Satu bulan kemudian, saya langsung disuruh ikut lomba dan mendapatkan medali perak pada lomba renang pertama saya.” kata Ratu. (02/8) Selain Juara 1 renang 100m putri dalam O2SN tingkat Provinsi Banten, ratu juga meraih juara di beberapa kategori dalam Dispora Cup Nasional 2017, antara lain juara 1 gaya bebas 50m putri, juara 1 gaya dada 50m putri, dan juara 2 gaya punggung 50m putri. Ratu mengatakan kepada NYSN bahwa dirinya sangat ingin mengejar cita citanya menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI) angkatan laut. “Saya ingin jadi TNI Angkatan Laut dan olahraga renang tetap saya ikuti, begitupun kejuaraannya. Dalam angkatan laut juga ada latihannya, bahkan jika kita menang dalam kejuaraan-kejuaraan renang tersebut, itu dapat dijadikan untuk menaikan pangkat di angkatan laut.” tutur Ratu. Siswi yang tergabung dalam club renang bernama Parisakti Jakarta ini juga pernah mengalami hal menyedihkan ketika akan mengikuti PON Remaja. “Ketika akan mengikuti PON remaja, nama saya tercatat masuk dalam DKI. Ketika sudah mau berangkat untuk seleksi, tiba-tiba Banten mengakui bahwa saya masih tercatat sebagai atlet mereka. Padahal sudah tidak. Akhirnya nama saya dicoret dari DKI dan saya tidak jadi berangkat. Sampai saat ini saya belum bisa masuk dalam pelatda lagi.” ujar Ratu. Ratu selalu memiliki prinsip untuk langsung kembali bangkit ketika terjatuh, itu pula yang selalu ia terapkan kepada teman-teman seperjuangannya. Sehingga hal tersebut, walaupun terasa menyedihkan bagi Ratu, dirinya tetap terus berjuang untuk berprestasi dalam cabang olahraga renang.(crs/adt)

Lihat Apa Yang Ingin Diraih Oleh Pemuda Ini Dengan Cara Menguasai Olahraga Karate Dan Olaharaga Atletik

Fandy-Karate

Lihai dalam satu bidang olahraga saja bisa di katakan kecerdasan, tapi jika sudah menguasai 2 cabang olahraga sekaligus olahraga karate dan olahraga atletik kemudian berprestasi, itu adalah sebuah bakat dan anugrah sang pencipta yang di sebut manusia unggul. Atlet olahraga karate yang bersekolah di SMAN 3 Tangsel ini bernama Fandy Achmad Fathoni. Ia sudah berlatih karate sejak dirinya duduk di bangku kelas 4 SD. Fandy mengatakan, bahwa selain dapat meraih prestasi, karate sangat berguna untuk meningkatkan kepercayaan diri dan bisa memiliki kemampuan beladiri sebagai perlindungan diri. 1. Juara 1 Chaki cup nasional 2014 2. Juara 2 Insan Cendekia Madani cup 3. Juara 2 O2SN tingkat Tangsel 4. Juara 3 dalam Porkot tangsel Selain olahraga karate, Fandy juga memiliki prestasi di cabang olahraga atletik kategori lompat jauh dan beberapa waktu lalu mendapatkan juara 3 tingkat kota Tangsel. “Pelatih saya, Sensei Samuel sangat berjasa bagi saya, karena dari pertama latihan karate saya banyak mendapatkan pengalaman dan bimbingan dari beliau. Banyak juga murid-murid yang berprestasi di bawah bimbingannya.” ujar pelajar kelas XII ini. Perasaan kecewa juga sempat dirasakan oleh Fandy ketika mengikuti salah satu pertandingan. “Waktu SMP, ada kejuaraan yang bentrok sama study tour sekolah. Saya memilih ikut lomba, tapi ternyata saya tidak dapat apa-apa, tidak menang. Rasanya sedih dan sempat berpikir bahwa pengorbanan saya tidak ikut study tour jadi sia-sia. Tapi setelah itu saya bangkit lagi.” tutur Fandy. Bagi Fandy, karate akan ia jadikan sebagai sarana atau batu loncatan untuk meraih cita-citanya yang ingin menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI). Selain itu, ia juga ingin menjadi penulis dan dapat menempuh pendidikan di salah satu Universitas Favorit di Jakarta, yaitu Universitas Indonesia. “Perjalanan kita untuk menggapai cita-cita masih panjang, terus berjuang demi masa depan kita.” pesan Fandy.(crs/adt)

Impian Terbesar Hasbby Adalah Memajukan Olahraga Softball Di Banten

Hasbby-Softball

Mahasiswa Universitas Esa Unggul, Hasbby Akhmal, telah menekuni olahraga softball sejak tahun 2006 dalam ekskul Sekolahnya ketika duduk di bangku kelas 2 SMA. Sekarang, Hasbby merupakan atlet softball yang tergabung dalam Club ALTRAS yang berada di Alam Sutera. “Awal tertarik dengan olahraga softball karena saya melihat olahraga ini belum begitu populer. Jadi saya tertarik untuk mempopulerkannya.” ujar mahasiswa jurusan Desain Komunikasi Visual semester 6 ini. (25/6) Hasbby yang sempat mendapatkan The Best Pitcher dalam ALTRAS Cup antar club Banten ini juga sudah meraih berbagai prestasi bersama tim softballnya, beberapa diantaranya adalah: 1. 2013 Timnas Peserta ISF Men’s World Softball Championship New Zealand 2. 2014 Juara 1 Partha Cup di Yogyakarta 3. 2015 Juara 1 walikota Cup antar Club makassar (club Prambors) 4. 2016 Juara 1 2nd South East Asia Softball Championship di Jedah Malaysia 5. 2017 Juara 1 ALTRAS Cup antar Club Banten 6. Juara 1 Walikota Cup Antar Club Samarinda Bermain untuk ( Club Pirates) Dari pihak orang tua, Hasbby mengakui sempat dilarang menekuni softball karena kondisi tubuh yang sempat menurun. “Orang tua dulu melarang karena melihat saya setiap pulang kelelahan dan sering sakit, jadi mereka menyarankan untuk berhenti berlatih softball. Tetapi akhirnya saya bisa menunjukan prestasi saya lewat bermain di timnas tahun 2013 dalam kejuaraan dunia di New Zealand.” kata Hasbby Lebih lanjut Hasbby juga mengatakan bahwa banyak orang disekitarnya yang sangat berperan, seperti teman-teman seperjuangannya ketika Kejurnas di Bali serta orang tua yang membuatnya semangat untuk terus berprestasi. Hasbby menceritakan bahwa ia pernah mengalami cidera yang cukup serius dan juga memiliki kenangan yang lucu selama berlatih softball. “Ketika sedang berlatih untuk persiapan PON Riau, saya pernah cidera di telapak kaki dan pinggang karena over training sampai harus rest satu minggu untuk pemulihan kondisi. Serta pengalaman lucu bagi saya ketika saya mengikuti latihan untuk persiapan PON Banten. Saya latihan fisik angkat beban untuk kekuatan tangan seminggu tiga kali. Hari ketiga saat saya mandi, saya tidak bisa mengangkat gayung dan tangan saya kram. Akhirnya saya harus mandi dibawah keran.” ungkap pemuda kelahiran 13 januari 1994 tersebut. Bagi Hasbby, olahraga softball sudah menjadi bagian dari perjalanan hidupnya. Maka dari itu, Hasbby mengatakan bahwa ia mempunyai impian untuk berjuang mengumpulkan atlet-atlet muda berkualitas terutama di wilayah Banten yang memiliki skill, disiplin dan attitude yang baik agar kelak bisa menunjang prestasi untuk nama baik daerah, bangsa dan negara. “Bagi kalian yang ingin berprestasi dalam olahraga apapun, siapkan niat kalian, berusaha dengan sepenuh jiwa dan raga. Niscaya proses maksimal tidak akan mengkhianati hasil, keep fighting spirit.” tutup Hasbby.(crs/adt)

Olahraga Woodball Memberikan Peluang Bagus, Dan Minim Cidera

Vino-Woodball

Atlet bola kayu woodball bernama Alviano Surya, dirinya sudah menggeluti olahraga tersebut sejak 3 tahun yang lalu merupakan atlet yang cukup berprestasi di cabang olahraga woodball. Vino, begitu biasa ia dipanggil, tergabung dalam club Pamulang Woodball Club (PWBC). Menurut siswa kelas XI di SMAN 6 Tangsel ini, olahraga woodball memberikan banyak peluang positif untuk dirinya. “Pertama, saya tertarik karena woodball adalah olahraga baru. Kedua, saya merasa memiliki kesempatan dalam olahraga ini untuk berkembang baik dari segi kualitas maupun kuantitas.” kata Vino (25/6) Vino yang juga memiliki prestasi di antaranya pernah menjadi Juara 3 Kejurnas remaja di semarang (double fairway) dan juara 2 beregu serta Juara 3 Mix Double dalam International open di Malaysia. Menurut Vino, olahraga woodball minim kemungkinan cidera yang serius. Bahkan bagi Vino, selama bisa mengikuti aturan atau arahan yang diberikan oleh sang pelatih, cidera akan sangat jarang sekali terjadi. Maka dari itu, peran pelatih terasa sangat penting bagi Vino untuk kemajuannya. Banyak pengalaman unik yang dialami Vino selama menggeluti woodball. Salah satunya terjadi pada saat ia mengikuti sebuah kejuaraan. Walaupun bukan pengalaman pribadinya, tetapi itu dapat dijadikan pelajaran oleh Vino. “Pada saat PON remaja di surabaya, ada seorang atlet Banten yang kebetulan makan udang padahal dia alergi udang. Akibatnya dia dirawat di rumah sakit sehingga terpaksa tidak bisa mengikuti event. Ada juga atlet yang bangunnya terlambat sampai akhirnya diguyur agar terbangun.” tutur Vino. Walaupun mempunyai impian menjadi atlet profesional dan terus menjadi juara di cabang olahraga woodball, Vino tetap mengutamakan kepentingan sekolahnya, karena ia menyadari bahwa ia masih mempunyai kewajiban untuk menuntut ilmu sampai setinggi-tingginya. “Tanpa berlatih secara rutin, dan disiplin, cita-cita menjadi atlet olahraga woodball tidak akan tercapai. Maka dari itu saya harus terus berjuang menjalankannya.” kata Vino.(crs/adt)

Tertarik Dengan Model Kostum, Adit Focus Cari Peluang Di Olahraga Softball

Aditya-Softball

Aditya Aulia Rachman, berlatih olahraga softball sejak tahun 2007 dan tergabung dalam club bernama Sriti Baseball Softball Club Surabaya. Mahasiswa jurusan Fakultas Psikologi Universitas Airlangga ini beranggapan bahwa kostum olahraga softball keren dan memiliki peluang besar untuk berprestasi dalam olahraga ini. “Pertama kali saya tertarik dengan olahraga ini karena kostum yang dikenakan saat tanding itu keren menurut saya, dan peluang berprestasi dalam olahraga ini besar.” kata Adit Prestasi Adit dan tim softballnya sudah cukup banyak, beberapa diantaranya adalah: 1. Juara 1 dalam Kejuaraan Daerah Baseball & Softball U-30 Jawa Timur 2015 2. Juara 1 dalam Softball Putra Open Tournamen Walikota cup 2015 di Makassar 3. Medali emas dalam Pra Pekan Olahraga Nasional ke XIX 4. Juara 1 dalam Valiant Cup 2017 (Kejuaraan Softball Putra Antar Club Nasioanal) 5. Juara 1 dalam Telkom University Cup 2017 di Bandung Koleksi prestasi individu Adit dalam olahraga softball juga cukup banyak, diantaranya: 1. The Best Slugger dan The Best Hitter dalam 4th Giants Cup Men’s U-23 di Jakarta 2. The Best Slugger dan MVP Award dalam 34th Partha Anniversary 2013 National Softball Tournament di Yogyakarta 3. Golden Glove dalam Pra Pekan Olahraga Nasional ke XIX 4. Golden Glove dalam Telkom University Cup 2017 Memiliki orang tua, terutama sang ayah yang sangat mementingkan pendidikan membuat Adit selalu berusaha untuk menyeimbangkan waktu antara profesinya sebagai atlet dan kewajibannya menuntut ilmu. “Saya pernah dilarang menekuni softball karena ayah saya memang orientasi pada pendidikan harus bagus juga, jadi waktu mau pelatnas seagames 2011 saya sempat dilarang karena waktu itu kelas 3 SMA mau ujian.” ujar Adit Awal berlatih softball bukanlah hal yang mudah bagi Adit. Ia terus berjuang meskipun harus meminjam alat-alat perlengkapan softball dan bergantian dengan temannya dalam menggunakan alat-alat tersebut. “Dulu setiap kali latihan, alat-alatnya digunakan bergantian, padahal harusnya setiap orang punya sendiri-sendiri. Tetapi karena alat-alat untuk bermain softball seperti Glove misalnya, harganya cukup mahal. Lapangan pun seperti rumah kedua, ketika masih SMP setiap pulang sekolah saya langsung berangkat ke lapangan, kalau sabtu minggu dari pagi latihan bahkan sampai sore baru pulang.” tuturnya. Menurut Adit, menjadi atlet di Indonesia belum bisa menjamin kehidupannya di masa mendatang. Maka dari itu, Adit berencana akan mencari pekerjaan di bidang yang lain. “Menjadi profesional atlet di Indonesia masih bisa dikategorikan jauh jika dibandingkan dengan negara maju yang lain, yang hidupnya terjamin dengan berprofesi sebagai atlet di negaranya. Tetapi saya tetap berharap dapat terus menjadi atlet dan dapat sukses juga dalam karir pekerjaan saya. Untuk bisa berprestasi bukan soal punya bakat atau tidak, tapi soal mau berusaha keras atau tidak.” tutup Adit.(crs/adt)

Kembalikan Restu Sang Bunda, Vira akan membuktikannya lewat Futsal

Sebuah tantangan tersendiri bahwa futsal yang biasa di mainkan oleh lelaki kini menjadi wabah yang hampir meluas dan di terima oleh semua gender. Salah satunya adalah Alviranti Syasalbilla yang tergabung dalam Tim Futsal Jaya Kencana Angle Olahraga jenis Futsal yang saat ini sedang di gemari kalangan muda mudi membuat Alviranti Syasalbilla yang masih berusia 15 tahun, ikut terjun ke dalamnya. Alviranti Syasalbilla lahir di Tangerang 11, Oktober 2001. yang akrab dengan sapaan Vira mengaku tertarik untuk mengikuti Futsal sejak dirinya masih berusia 7 tahun, “Sebenarnya berawal dari aku di ajak main bola oleh kakakku setiap harinya, aku menjadi kebiasaan dan merasa futsal adalah olahraga yang cocok untuk aku jadikan eskul di Sekolah, saat itu saya masih bersekolah di SMPN 4 Pamulang Tangsel, saya sangat senang sekali karena kerja tim itu menurut saya lebih menantang, di samping itu aku juga bisa mendapat banyak teman ketika tim kita menghadapi tim lawan,” ujarnya pada NYSN saat di temui di Sekolahnya SMA Negeri 10 Tangsel. Vira juga mengakui bahwa dirinya ingin seperti seniornya yang sudah meraih beberapa piala, baik dari antar tim maupun kejuaraan antar Kota. “Jujur ya, sebenarnya mama aku gak mendukung aku untuk terjun di olahraga jenis futsal, sebab aku kan anak perempuan, tetapi walaupun tidak di dukung aku terus berlatih sampai aku mendapat juara seperti seniorku.” Tambah Vira Prestasi yang sedikit tidak membuat surut semangat gadis belia yang satu ini. “Walaupun saat ini aku dan tim ku yang di namakan Jaya Kencana Angle, baru menang antar club, aku optimis bisa seperti kaka seniorku yang aku idolakan saat ini nantinya” Ujar Vira Vira juga berjanji kalau dirinya akan terus meyakinkan sang ibu lewat prestasi cemerlang, agar bunda dapat percaya kalo olahraga futsal Putri itu tidak seperti yang ibundanya kira. (ryo/adt)

Menguasai Skill Olahraga Karate, Pemudi Ini Malah Ingin Menjadi Artis

karate-reza

Setelah berhasil mengembangkan olahraga karate, negeri sakura ini yang juga mendapatkan julukan negeri matahari terbit. Yang berhasil mempromosikan tangan kosong adalah senjata ampuh dalam melumpuhkan lawan. Reza Benny Zafira adalah salah satu atlet karate yang berprestasi dan berpotensi, selain itu ia juga merupakan siswi kelas X di SMAN 2 Tangsel. Mengikuti jejak sang kakak sebagai atlet karate, Reza, sapaan akrabnya, telah mengikuti serta menjuarai berbagai kejuaraan karate, dan prestasi-prestasi tersebut antara lain: 1. Juara 3 Nasional SBY Cup 2010 2. Juara 2 Nasional SBY Cup 2012 3. Juara 1 se Jawa – Bali IPB Cup 2012 4. Juara 2 Kejuaraan nasional 2015 5. Juara 3 tingkat Provinsi O2SN 2015 6. Juara 3 tingkat Provinsi O2SN 2016 7. Juara 3 Nasional 2017 Lumban Tobing 8. Juara 2 Porprov 2017 Reza memaparkan awal ia menggeluti olahraga karate semenjak umur 5 tahun. “Saya ikut karate sejak umur lima tahun, kelas satu SD. Awalnya karena melihat kakak pertama saya, dari situ saya tertarik untuk ikut karate sampai sekarang.” ujar Reza. Reza mengatakan, dirinya sempat mengalami cidera di kakinya ketika sedang berlatih, yang menyebabkan ia tidak bisa maksimal lagi dalam berlatih karate. “Saya mengalami cidera di kaki pada saat sedang menjalankan sebuah latihan melompat. Saya sudah mengalami cidera tersebut selama kurang lebih dua tahun. Itu sangat membuat saya gampang menyerah dan ingin berhenti berlatih, apalagi saya sudah mengikuti karate hampir sepuluh tahun lamanya.” Kata Reza, yang mengakui bahwa dirinya selalu didampingi dan di semangati oleh orang tua dan pelatihnya. Reza juga memiliki cerita yang selalu diingatnya ketika mengikuti sebuah kejuaraan karate di Bali. “Ketika saya mengikuti Kerjurnas di Bali tahun 2012, kebetulan disana saya termasuk atlet paling muda yang mengikuti Kejurnas tersebut. Kebetulan juga pada saat kejurnas tersebut, banyak TNI yang menjadi peserta dari tim Banten. Jadinya saya seperti seorang anak atau adik yang disayangi oleh para TNI tersebut.” ungkap siswi kelahiran Tangsel, 13 Desember 2002 tersebut. Ketika membicarakan tentang cita-citanya, Reza mengakui bahwa ia ingin menjadi seorang artis. Tetapi jika dirinya bisa menjadi seorang atlet profesional, maka ia akan memilih profesi tersebut. “Tidak ada kesuksesan jika tidak disertai dengan berusaha dan berdoa. Jangan menyerah jika kalian belum mencapai prestasi yang kalian inginkan. Buatlah orang tua, teman-teman, sekolah dan guru bangga atas prestasi mu. Dan selalu ingat bahwa Tuhan selalu ada disamping kita.” tutupnya.(crs/adt)

Gadis Belia Ini Menjadi Atlet Balap Motor Wanita Sejak Di Bangku Sekolah Dasar.

Daara-balap-motor

Olahraga ektrsem yang satu ini banyak menuai protes karena dampak negatifnya di luar lintasan, padahal balap motor sesuai standart memakai pelindung khusus dapat melatih reflek dan memacu adrenaline dan memberi kepuasan tersendiri bagi penggilanya. Dara aulia Bahrudin merupakan salah satu atlet balap motor wanita, ia juga terdaftar sebagai siswi kelas 3 di SMP Puspita Bangsa, Tangsel. Remaja yang lahir di Tangerang,19 Oktober 2001 ini sudah menggeluti olahraga ekstrim tersebut sejak duduk di bangku kelas 6 SD atau ketika ia berusia 12 tahun. “Saya tertarik dengan olahraga balap motor ini karena jarang wanita yang bisa atau mau mempunyai hobby seperti ini.” tutur Dara. Beberapa prestasi yang sudah di raih oleh Dara diantaranya: 1. Juara 2 brackt 9 detik Drag Bike Lampung 2. Juara 4 Brigif Cimahi MTC 130 3. Juara 3 kelas 155 wanita di Cicangkal Dara menuturkan, bahwa sang ibunda sempat melarangnya berlatih balap motor, karena Dara sendiri juga baru pertama kalinya mahir menyetir kendaraan roda dua tersebut. Tetapi karena memang sudah menjadi hobby, akhirnya sang ibunda mau tidak mau mengizinkan. Dan juga karena Dara bisa berprestasi dalam bidang olahraga tersebut, akhirnya sampai sekarang sang ibunda mendukungnya untuk terus berlatih. Dara juga mengakui, bahwa ia pernah merasa tidak percaya diri dengan postur tubuhnya dan ingin mengundurkan diri dari olahraga balap motor. Tetapi sang ayah terus mendukungnya sampai akhirnya Dara bisa berprestasi seperti sekarang. “Saya pernah terjatuh tetapi tidak pernah ada rasa trauma. Justru hal tersebut bisa menjadi motivasi agar lebih semangat dan lebih baik lagi.” kata Dara. Ketika di tanya soal cita-citanya, Dara menjawab bahwa saat ini ia masih menekuni berlatih balap motor. “Cita-cita sih ada, tapi untuk saat ini masih suka di motor, masih hobby.” jawabnya. Gadis belia ini juga berpesan kepada pembaca NYSN, bahwa semangat berlatih adalah sumber motivasinya. “Intinya belajar yang rajin dan jangan takut gagal, karena kegagalan yang sesungguhnya ada pada saat kita menyerah. Pokoknya semangat terus.” pesan Dara.(crs/adt)

Luar Biasa, Baru Satu Tahun Mengikuti Panahan, Remaja Ini Langsung Mendapat Kesempatan Keluar Negeri

Ryan saat mengikuti kompetisi panahan di bangkok

Menggunakan otot kedua lengan, bahu, punggung dan dada dalam olahraga panahan sangat mirip dengan penggunaan gaya dalam olahraga renang, namun focusnya sangat berbeda, jika renang berfocus kecepatan, panahan lebih untuk ketepatan. Kembali dalam kategori panahan, kali ini remaja yang bernama panjang Ryan Rafi Adiputro ini telah menjadi atlet panahan ketika awal tahun 2016. Meskipun baru satu tahun, namun siswa kelas IX di SMPN 8 Tangsel ini sudah mengantongi segudang prestasi yang luar biasa. Ryan mengatakan bahwa olahraga yang satu ini sangat membutuhkan konsentrasi dan focus yang matang. “Olahraga panahan berbeda dengan olahraga yang lain, dari segi peralatan serta tehnik bermainnya membutuhkan konsentrasi dan fokus yang tinggi. Juga olahraganya keren.” kata Ryan. Diakui Ryan, olahraga panahan adalah olahraga yang tidak membosankan, malah dirinya ingin terus berlatih. Tapi karena keluarganya yang juga sangat mendukung akhirnya Ryan focus menggeluti olahraga panahan. Ryan juga mengatakan kepada NYSN bahwa dirinya memiliki pengalaman unik dan membanggakan ketika bertanding. “Saat hujan, dimana saya baru memegang alat Recurve 70m, namun saya dapat mengalahkan para pemain senior. Juga ketika di Bangkok saya menjadi satu-satunya peserta yang tidak didampingi pelatih dan official.” tutur pelajar kelahiran Jakarta, 12 Januari 2003 ini. “Ada juga pengalaman yang lucu, pada saat menembak dalam pertandingan yang diadakan di Yogyakarta, alat sight atau fishir kacanya copot. Tapi alhamdulillah ternyata saya masih bisa meraih medali perak.” lanjutnya. Bagi Ryan, orang tua, pelatih dan kepala sekolahnya adalah orang-orang yang sangat berperan dalam perjuangannya meraih prestasi di olahraga panahan selama ini. Sukses dalam meraih prestasi, bukan berarti Ryan tidak pernah mengalami kendala. Diakuinya, sudah 2 kali dirinya mengalami cidera. “Pada seleksi Popnas, saya cidera di pergelangan, alhasil score saya mengalami drop. Dan yang kedua pada saat pertandingan Kartini Cup, saya cidera di bagian bahu. Namun saya masih dapat meraih medali emas.” ujar Ryan. Lebih lanjut Ryan mengatakan ia memiliki cita-cita untuk menjadi Pilot. Ia juga berharap kedepannya dirinya dapat mengikuti kejuaraan dunia panahan. Untuk menjadi atlet profesional, Ryan belum terlalu berminat karena menurutnya, profesi sebagai atlet di Indonesia belum cukup menjanjikan. Ryan juga berpesan bahwa untuk menjadi sukses, kita tidak boleh menyerah dan tetap semangat, karena jika menyerah berarti semua usaha akan sia-sia. Harus terus mencoba dan mencoba. Sementara itu orang tua Ryan, Bambang Adiputro berpendapat bahwa olahraga panahan adalah olahraga yang positif, namun sayangnya belum terlalu diperhatikan. “Menurut saya, olahraga panahan adalah kegiatan olahraga yang positif ditengah maraknya aktivitas kegiatan online. Selain itu dapat juga mencegah dari bahaya narkoba. Namun, untuk aktivitas tersebut dibutuhkan support dan dukungan dari segala pihak seperti orang tua, sekolah maupun pemerintah atau pemerintah daerah. Adapun supportnya dapat berupa dukungan dalam mengikuti setiap event dan kejuaraan, atau penyediaan peralatan. Untuk itu, dibutuhkan wujud nyata dari pemda setempat apabila ingin memajukan olahraga panahan tersebut.” ungkap Bambang. Jika ditotal, kira-kira sudah ada 32 medali beserta 8 trophy yang telah Ryan miliki. Beberapa prestasi pelajar yang tergabung dalam club panahan bernama Power Archery Club tersebut adalah: 1. BANTEN POPNAS SELECTION 2017, July 9’2017 -1st winner recurve category (70 m), score 312 & 319 2. Surabaya International Open Archery Competition Junior, May 23-26’ 2017 in Surabaya, East Java -Gold Medalist, Recurve Team Category (70 m) -Bronze Medalist, Qualification Recurve Individual Category (70 m) -Bronze Medalist, Olympic Round Recurve Individual Category (70 m) 3. Piala Kartini 1, April 22-24’ 2017 in Cibubur, Jakarta -1st Winner Olympic Round Individual Recurve Men (40 m) 4. 2nd BINUS INDOOR ARCHERY NATIONAL CHAMPIONSHIP April 7 – 9’ 2017 in Serpong, Tangerang Selatan, Banten -Gold Medalist, Qualification Round Individual, Middle School Men (15 m) -Gold Medalist, Middle School Men Team Category (15 m) -Gold Medalist, Qualification Round Individual, General Men (18 m, 3 target face) -Bronze Medalist, General Men Team Category (18 m, 3 target face) 5. JOGJA OPEN ARCHERY COMPETITION, March 25-28’2017 in Yogyakarta -Silver Medalist, Olympic Round, Standard Bow SMP (30 m) -5th Ranking, Qualification Round Standard Bow SMP (30 m) -17th Ranking, Qualification Round (284 score) Recurve Men (70 m) 6. VIENETH OPEN 4, Feb 25 & March 4’2017 in Bandung, West Java -Gold Medalist, Olympic Round, Recurve Men (50 m) -Silver Medalist, 2nd Qualification Round, Recurve Men (50 m) -Bronze Medalist, 1st Qualification Round, Recurve Men (50 m) -Gold Medalist, Olympic Round, Standard Bow SMP (20 m) -Silver Medalist, 1st Qualification Round, Standard Bow SMP (20 m) 6. ALTYS OPEN ARCHERY, February 26’ 2017, in Bogor, West Java -Gold Medalist Olympic Round General Man Category (18 m) -2nd ranking, Qualification Round General Men Category (18 m) -Gold Medalist, Team General Men Category (18 m) 7. KEJOHANAN MEMANAH TERBUKA PERINGKAT KEBANGSAAN BJ WOLFPACK CUP 2017 Under 15th ,February 12’2017 in Shah Alam, Malaysia -4th Ranking, Qualification Round (589 score) Recurve Cadet Men (60m) -Bulls Eyes Terbanyak (Most “X” shoot) Lelaki Under 15th (60 m) 8. SONIC LINGUISTIC, February 1 ‘2017 in MAN Insan Cendekia Serpong, Banten -Gold Medalist, Olympic Round Category (15 m) -Gold Medalist, Team Category (15m) -1st Ranking, Qualification Round (15 m) 9. D’KANDANG OPEN Archery Tournament January 7’ 2017 in Depok, West Java -GOLD Medalist, Qualification General Category Men (20 M) -GOLD Medalist, Olympic Round General Category Men (20 M) -GOLD Medalist, Team General Category Men (20 M) 9. JAKARTA OPEN Archery Competition, December 18-20’2016 in Ragunan, Jakarta -SILVER Medalist, Qualification Category Junior High School (20 M) -BRONZE Medalist, Olympic Round, Category Junior High School (20 M) -BRONZE Medalist, Team Category Junior High School (20 M) 10. INTERNATIONAL INDOOR YOUTH CUP, December 12’2016 in Bangkok, Thailand -BRONZE Medalist, Olympic Round Recurve Novice Men Category -4th Ranking Qualification Round Recurve Novice Men Category 11. 3 GIS FESTIVAL OPEN November 12’2016 in South Tangerang, Banten -GOLD Medalist, Qualification Under 13 Category (15 M) -GOLD Medalist, Olympic Round Under 13 Category (15 M) 12. Junior Selection for Student PON REMAJA November 4’2016, in Serang, Banten -1st Ranking, Qualification Student Under 17 Category (60 M) 13. ASESI EXPO 2016, October 30’2016 in Cilangkap, Jakarta. -2nd Ranking, Qualification Category Junior High School (20 M) -GOLD Medalist, Olympic Round Category Junior High Shool (20 M) 14. ALIX CUP 2016, September 24’2016 in Cipete, … Read more

Komite Olahraga Nasional Indonesia Tangsel, siap sumbangkan prestasi terbaik lewat Porkot

Komite-Olahraga-Nasional-Indonesia-Tangsel

Tangsel- Penyelenggaraan kompetisi dan kejuaraan dalam rangka mencari bibit Atlit yang memiliki potensi untuk terus dikembangkan. Dengan mengirimkan atlit-atlit ke kejuaran tingkat daerah, nasional maupun internasional. Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Tangsel bisa di bilang sukses dalam menggelar beberapa cabang Olahraga yang masuk dalam Pekan Olahraga Kota (Porkot). Kegiatan PORKOT yang berlangsung selama enam hari ini mengundang antusiasme masyarakat dalam mengikuti 18 cabang olahraga yang dilombakan. Pada kesempatan itu, Kecamatan Pamulang berhasil meraih sebagai juara umum Porkot Tangsel 2016. “Alhamdulillah, kegiatan berlangsung lancar dan sukses. Karena semua cabang olahraga sudah mencapai target dan tidak ada kendala apa pun,” kata Ketua KONI Kota Tangsel, Rita Juwita dikediamannya di wilayah ciater, serpong beberapa waktu lalu. Kegiatan tersebut merupakan multi event yang dilaksanakan rutin dilakukan setiap 4 tahun sekali. “Pelaksanaan Porkot merupakan perhatian Pemkot melalui KONI kepada bibit-bibit atlet. Sebab, ajang ini sebagai wadah untuk mengembangkan kemampuan diri. Dengan dilaksanakannya kegiatan ini diharapkan mampu memotivasi dan menggairahkan olahraga di Tangsel,” jelasnya. Dari data peraih medali yang di paparkan rita diantaranya, Kecamatan Pamulang mendapatkan juara umum karena telah berhasil meraih 72 medali emas, 58 perak, dan 49 perunggu dengan total 179 medali. Pamulang unggul 9 cabang olahraga, yakni dayung, karate, renang, taekwondo, dan lainnya. Sementara itu, Wakil Walikota Tangsel Benyamin Davnie ketika di hubungi melalui telfon selulernya mengucapkan selamat dan memberikan apresiasi atas keberhasilan KONI Tangsel dalam menyelenggarakan kegiatan Porkot tahun 2016 lalu. “Pemkot Tangsel melalui berbagai program dan kegiatan terus berupaya untuk memajukan dunia olahraga di Kota Tangsel. Upaya tersebut dilakukan melalui pembinaan cabang-cabang olahraga dengan bekerjasama dengan organisasi terkait,” Tutup Benyamin Davnie yang akrab disapa Bang Ben.(ryo/adt)

Menjadi Pelatih Panahan Merupakan Pilihan Bu Neng Untuk Menyalurkan Bakat dan Pendidikannya Di Olahraga

Bu Neng, pelatih panahan yang sudah mendidik banyak atlet panahan yang mengukir prestasi luar biasa.

Layaknya film box office yang berjudul Avatar pada sosok neytiri selalu menggunakan panah sebagai senjata ampuh melumpuhkan musuh dari jarak jauh. Berbeda dari film avatar yang menggunakan panahan menjadi senjata, pelatih panahan ini mengaplikasikannya dalam cabang olahraga. Sosok ramah yang bernama lengkap Neng Siti Sadiah telah di percaya menjadi pelatih olahraga panahan di SMPN 8 Tangsel, sosok familier ini sudah mengeluarkan banyak atlet-atlet muda panahan dan berhasil berprestasi dari berbagai macam ajang yang di gelar. Wanita yang biasa disapa dengan panggilan Bu Neng ini mulai berlatih panahan ketika duduk di bangku kuliah dan mengambil jurusan olahraga. Bu Neng mengatakan kepada NYSN bahwa di tahun 1991 dirinya sudah tergabung dalam tim panahan. “Sekitar tahun 1991, saya tergabung dalam tim panahan Jawa Barat dan beberapa kali mengikuti kejurnas.” ujar Bu Neng. Dan setelah menikah, Bu Neng mendapatkan pilihan sulit, yaitu berhenti berlatih panahan dan memutuskan untuk mengabdi menjadi PNS di wilayah Banten. Lalu seiring berjalannya waktu, tahun 2000, sudah sekitar 9 tahun berhenti memanah, naluri Bu neng sebagai seorang atlet panahan kembali muncul ketika dinas pemuda dan olahraga (Dispora) mencari atlet panahan untuk mengikuti Porprov Banten pada kali pertamanya. “Sulit mencari atlet panahan karena daerah Banten sama sekali belum ada. Akhirnya saya mencoba dan ternyata memang tehnik panahan itu tidak akan pernah terlupa, saya masih ingat semua tehnik tersebut. Hasilnya saya mendapatkan medali pada Porprov pertama kalinya di Banten.” sambung Bu Neng. Tak pernah lepas dari panahan, ibu ramah ini memaparkan perjuangannya dalam menekuni olahraga panahan. “Saya sempat kembali menjadi atlet sekaligus pelatih panahan. Tetapi karena sudah berkeluarga, saya harus memilih salah satu dari kedua profesi tersebut. Akhirnya, saya konsultasi dengan dosen saya semasa kuliah dulu, sekaligus pelatih panahan di Jawa Barat, karena saya sempat merasa bimbang ingin kembali ke Jawa Barat dan kembali mendalami panahan disana. Tetapi dosen saya melarang dan memotivasi saya untuk mengembangkan panahan di Banten. Akhirnya saya memutuskan menjadi pelatih panahan dan berhenti dari atlet. Karena saya akui saya sendiri tidak dapat lepas dari olahraga tersebut. Istilahnya sudah ketagihanlah.” lanjutnya. Lebih lanjut Bu Neng mengatakan, setelah konsultasi dengan ketua KONI Tangsel, akhirnya di tugaskan kembali untuk mengajar ekskul panahan di SMPN 8 tangsel. Lama kelamaan, peminat olahraga panahan semakin banyak bahkan dari luar sekolah yang dilatih Bu Neng. Tidak tanggung-tanggung akhirnya, Bu Neng membuat club panahan bernama Power Archery yang dibuka untuk umum. Bu Neng mengakui, mengembangkan panahan di Banten memang cukup sulit, salah satunya karena kendala peralatan yang kurang lengkap. Padahal menurut Bu Neng, panahan memiliki efek positif. Karena dapat melatih kesabaran, melatih fokus dan bisa melatih tubuh menjadi tegak. “Ada anak murid saya yang dulu sering bungkuk, selama ikut berlatih panahan dia sudah bisa berdiri tegak. Bahkan, ada salah satu anak murid saya yang punya kekurangan susah berkonsentrasi. Setelah konsultasi ke dokter, disarankan ikut olahraga yang melatih fokus. Akhirnya dia ikut panahan dan sekarang sudah mulai banyak kemajuan.” jelas Bu Neng, menceritakan sisi positif olahraga panahan. Di bawah bimbingan Bu Neng, sudah banyak atlet panahan yang mengukir prestasi luar biasa. Salah satu muridnya bahkan sudah mengikuti kejuaraan dan mendapatkan medali di Malaysia dan Bangkok. Dan sudah banyak muridnya yang dapat masuk ke SMA favorit mereka melalui jalur prestasi panahan yang mereka miliki. Namun, menurut Bu Neng masih ada beberapa kendala dalam olahraga panahan. Salah satunya adalah minimnya peralatan. “Kendala panahan salah satunya pada peralatan yang harganya cukup tinggi. Kalau sekolah alhamdulilah dapat bantuan dari BOSDA, salah satunya berupa busur. Kalau untuk club masih membutuhkan modal sendiri.” ujar Bu Neng. Bu Neng juga memberikan beberapa saran untuk kemajuan olahraga panahan khususnya di daerah tangsel. “Kalau untuk di daerah Tangsel, mungkin dari dinas pemuda dan olahraga masih kurang mengakomodir para pelatih. Contohnya untuk pelatihan khusus para pelatih juga belum ada yang khusus masing-masing cabang olahraga (CABOR). Yang sekarang sudah pernah diadakan adalah pelatihan gabungan para pelatih dari berbagai cabor. Saran saya, kalau bisa dikhususkan tiap cabor. Serta secara materi juga belum terlalu diperhatikan untuk pelatih maupun atlet.” saran Bu Neng.(crs/adt)