Gelar Seleksi Atlet, Percasi Surabaya Berharap Ada Regenerasi

Gelar Seleksi Atlet, Percasi Surabaya Berharap Ada Regenerasi

Minimnya minat catur belakangan ini membuat Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) Kota Surabaya harus terus menggenjot beberapa ajang agar regenerasi dapat terwujud. Seperti dalam menjelang Porprov tahun 2022 ini. Minggu (16/01/2022), Percasi Surabaya mengadakan seleksi atlet junior U-21 kebawah yang bertempat di POR Suryanaga, Jl. Pasar Besar Wetan no 55. Ketua Umum Percasi Surabaya, Budi Leksono, mengatakan, seleksi tersebut diadakan beberapa tahapan untuk menghasilkan calon atlet berpotensi dan berkualitas. “Tahapan pertama diikuti oleh 22 putra dan 14 putri yang mana akan diambil 6 putra dan 6 putri untuk lanjut ke tahapan selanjutnya. Sementara untuk seleksi tahap kedua nanti akan diambil peringkat terbaik yang akan mengikuti pra porprov 2022 mendatang,” papar Budi Leksono. Pria yang akrab disapa Buleks, menyampaikan kepada atlet untuk tetap semangat berlatih, dan yang tidak lolos jangan patah semangat. “Ditengah minimnya regenerasi atlet usia dini, kami mengajak para atlet agar terus mengajak teman untuk begabung bermain catur. Hal ini agar surabaya tetap banyak para penggemar catur diusia muda,” lanjutnya. Sementara itu, ditempat yang sama, Wakil Ketua Percasi Surabaya, Imam Buchori, yang sekaligus pengelola POR Suryanaga menyampaikan bahwa seleksi beberapa tahap ini juga sebagai perangkingan atlet Surabaya. Buchori juga mengatakan Percasi Surabaya berharap agar kuota puslatcab ditambah dengan tujuan tidak semata mata hanya utk persiapan PORPROV saja namun juga sebagai Pembinaan Atlet persiapan Kejurprov, Kejurnas yang rutin tiap tahun. “Jadi para atlet yang masuk Puslatcab adalah atlet yang digodok secara profesional untuk siap berkompetisi di even-even resmi baik tingkat provinsi maupun nasional. Sehingga pemusatan pelatihan cabang olahraga (puslatcab) tidak berhenti sampe menjelang porprov, namun merupakan program yg dikerjakan slama 1 tahun penuh,” paparnya. Buchori juga menyebut, jika ini bisa dilakukan, maka roda kegiatan pelatihan olahraga di Surabaya sebagai kota atlet bisa berkembang dan menjadi pilihan pelajar Surabaya untuk menggemari dan menekuni olahraga yang disukainya. “Percasi Surabaya juga berharap agar catur masuk extra kulikuler di sekolah baik SD maupun SMP di Surabaya, agar ada regenerasi ditengah minimnya minat catur akhir-akhir ini,” pungkasnya.

Selesai Jalani Vaksinisasi Covid-19, Medina Warda Jadi Wakil Asia di Kejuaraan Dunia Rusia

Selesai Jalani Vaksinisasi Covid-19, Medina Warda Jadi Wakil Asia di Kejuaraan Dunia Rusia

Pecatur muda Indonesia, Medina Warda Aulia, menjadi salah satu atlet yang telah menyelesaikan vaksinasi Covid-19 dua tahap. Setelah agenda vaksinisasi tersebut, pecatur putri yang memiliki gelar Woman Grand Master (WGM) ini akan menjadi wakil Asia pada kejuaraan dunia 2021 di Rusia. Ia pun siap tampil baik dan mengharumkan nama bangsa. Demikian disampaikan Medina saat menjalani vaksinasi tahap kedua di RS Olahraga Nasional, Jakarta, Senin (15/3). Ia menyebut, Rusia sebagai tuan rumah menjadi pesaing yang cukup berat. Selain itu, juga ada Tiongkok dan Amerika. “Saya kira ketiga negara itu menjadi pesaing ya. Mereka cukup kuat. Meski begitu, aku optimis dan bisa tampil maksimal. Semoga bisa delapan besar, bahkan lebih,” ujar pecatur berusia 23 tahun tersebut. Untuk memenuhi target itu, dara cantik asal Jawa Barat ini terus berlatih. Dia bersama tim pelatih tengah menganalisis permainan dan memahami karakter dari para calon lawannya. “Saat ini aku latihan terus. Aku juga masih lihat dari karakter lawan bagaimana cara mainnya. Juga menganalisis. Kalau bisa saat kita main, kita pakai posisi yang dia nggak suka,” ujar Medina. “Semoga nanti bisa tampil baik saat kejuaraan dunia berlangsung pada Juli mendatang. Mohon doa masyarakat Indonesia, agar bisa memgharumkan nama bangsa. Yang jelas aku siap dan ingin tampil maksimal,” sambungnya. Lebih lanjut, peraih emas pada SEA Games 2019 ini juga semakin percaya diri untuk meraih target tersebut. Apalagi, dia baru saja menjalani vaksinasi tahap kedua. Dia harap tidak ada kendala kedepannya. “Tadi juga baru selesai vaksin yang kedua. Tentu menambah rasa percaya diri. Vaksinasi tadi juga berjalan lancar. Sama seperti sebelumnya, registrasi, lalu penyuntikan vaksin. Semoga pandemi ini segera berlalu,” jelas Medina

Nayaka & Arjuna, Dua Pelajar Asal Malang Yang Sukses Memenangkan Medali Emas Catur di Bangkok

Nayaka Budhi Dharma (12), pelajar yang meraih medali emas di bangkok pada ajang Eastern Asia Youth Chess Championship 2019. Foto : Detik

Dua pelajar asal Malang, Jawa Timur, Nayaka Budhi Dharma (12) dan Arjuna Satria Pamungkas (11) asal berhasil menorehkan prestasi dengan meraih medali emas pada ajang Kejuaraan Catur Remaja tingak Asia. Eastern Asia Youth Chess Championship 2019 adalah ajang yang diikuti oleh Nayaka dan Arjuna di Bangkok, Thailand. Mereka tergabung dengan 11 atlet catur remaja lainnya yang juga mengikuti ajang tersebut. Keduanya berhasil meraih hasil yang gemilang, Nayaka yang bertanding di kelompok Junior C atau kelompok umur dibawah 15 tahun dan Arjuna yang bertanding di kelompok junior D atau kelompok umur dibawah 13 tahun. Nayaka, siswa kelas 1 SMP Negeri 5 kota Malang tersebut berhasil meraih satu media emas yang dimenangkan setelah berhasil mengalahkan pecatur tuan rumah di kelas catur klasik (90 menit). Selain medali emas, Nayaka juga berhasil meraih dua medali perak, di kelas catur cepat (15 menit) dan catur kilat (5 menit). Dari kejuaraan yang dilangsungkan 1-10 Agustus 2019 dan diikuti oleh 18 negara di Asia itu, Nayaka, siswa kelas 1 SMP Negeri 5 Kota Malang, memperoleh sekeping medali emas dan dua perak. Emas diraih setelah mengalahkan pecatur tuan rumah. Medali emas diraih Nayaka di kelas catur klasik (90 menit) dengan mengalahkan pecatur junior tuan rumah. Nayaka juga mendapat dua medali perak, masing-masing di kelas catur cepat atau rapid chess (15 menit) dan catur kilat (5 menit) melawan pecatur asal Thailand dan Malaysia. Ini bukan pertama kalinya Nayaka mewakili Indonesia dalam kompetisi catur tingkat dunia, karena sebelum berlaga di ajang yang diikuti oleh 18 negara di Asia ini, Nayaka juga sudah memperkuat tim Indonesia dalam Kejuaraan Catur Kelompok Umur Terbuka ASEAN ke 18 (18thAsean Age Group 2017) yang diadakan di Kuantan, Pahang, Malaysia, tahun 2017 silam. Selain Nayaka, Arjuna, pelajar SD Negeri 5 Mojolangu, Malang ini juga berhasil meraih satu medali emas, satu medali perak dan juga satu medali perunggu. Medali emasnya dimenangkan setelah sukses mengalahkan pecatur asal Thailand. Thatit Boedisucahyo selaku Ketua Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) Malang, menyatakan bahwa PB Percasi secara spesifik meminta Nayaka dan Arjuna untuk ikut serta dalam kejuaraan Asia tersebut setelah meraih medali emas di Kejuaraan Nasional Catur ke-47 di Banda Aceh, oktober tahun 2018 silam. Wali Kota Sutiaji bersama Wakil Wali Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko menyambut kehadiran Nayaka dan Arjuna di Balai Kota Malang, Senin siang. Wali Kota berjanji akan memberikan beasiswa bagi kedua pecatur junior itu. “Kita janjikan beasiswa, tapi kepastiannya menunggu PAK APBD tahun 2020,” ujar Sutiaji terpisah. (IHA)

Sinergi JAPFA-Percasi Gelar GM dan WGM Chess Tournament 2019, Demi Lahirkan Bibit Unggul Pecatur Indonesia

JAPFA dan PB Percasi menggelar JAPFA GM & WGM Chess Tournament 2019, di Hotel Grand Inna Garuda Yogyakarta, 13-21 Juni. (Adt/NYSN)

Jakarta- PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk bersinergi dengan Pengurus Besar (PB) Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) menggelar JAPFA Grand Master dan Women Grand Master Chess Tournament (GM & WGM Tournament) 2019, di Hotel Grand Inna Garuda Yogyakarta, 13-21 Juni mendatang. Tujuannya, melahirkan bibit unggul pecatur Indonesia. Pada Tournament ini, sebanyak 12 pecatur putra dan 12 pecatur putri dari Eropa dan Asia turut meramaikan persaingan. Diantaranya lima pecatur putri luar negeri, yakni IM Sophie Millet (Perancis/2415), WGM Gong Qianyun (Singapura/2381), WGM Keti Tsatsalashvili (Georgia/2356), IM Alina L’ami (Romania/2293), WIM Luong Phuong Hanh (Vietnam/2271), serta WIM Rucha Pujari (India/2234). Mereka nantinya akan ditantang para pecatur tuan rumah yang terdiri dari WFM Chelsie Monica Sihite (2212), WIM Dewi AA Citra (2205), WFM Umi Fisabilillah (2201), WFM Monica Putri (2151), WFM Tammi Nasuha Nurdin (2125), dan WFM Zahra Chumaira (2112) yang akan bertanding sebanyak 11 babak memainkan catur klasik. Sementara itu, dibagian putra, Indonesia menurunkan pecatur GM Susanto Megaranto (2548), IM Novendra Priasmoro (2457), IM Yoseph Theolifus Taher (2446), IM Sean Winshand Cuhendi (2422), FM Azarya Jodi Setyaki (2421), dan pecatur wanita yang bermain di kelompok putra yakni WGM Medina Wardah Aulia (2375). Rachmat Indrajaya selaku Corporate Affairs Director JAPFA mengatakan gelaran JAPFA GM dan WGM ini merupakan perwujudan komitmen JAPFA guna mencari bibit unggul Indonesia untuk meraih gelar Grand Master (GM) untuk melanjutkan perjalanan GM Utut Adianto dan GM Susanto Megaranto. “Sebelumnya JAPFA telah mendukung Tim Indonesia untuk Asian Chess Championship Fide Zone 3.3 di Ulanbataar. Di ajang tersebut, Tim Indonesia berhasil meraih dua tiket menuju Piala Dunia Catur 2019,” ujar Rachmat, di Hotel Century Senayan, Jakarta, Senin (10/6). Ditegaskan Rachmat, Indonesia membutuhkan Grand Master muda dan potensial untuk mengukir nama Indonesia di kancah internasional. “Mencari dan melatih bibit unggul merupakan kunci untuk keberhasilan prestasi catur Indonesia di masa datang,” lanjutnya. “Langkah inilah yang membuat China dan negara-negara Asia berhasil menggeser posisi US dan Rusia di kancah catur dunia,” tambah Rachmat. Dan bagi JAPFA, ini merupakan yang ke-20 kalinya mensponsori turnamen internasional sejak 1999. JAPFA mengaku bangga karena berkat turnamen ini banyak melahirkan pecatur Indonesia yang telah meraih gelar internasional. Dalam kesempatan itu, Utut Adianto sebagai Ketua Umum PB Percasi berharap melalui pertandingan sembilan babak, Tim Indonesia bisa mengeluarkan potensi terbaiknya untuk berjumpa dengan lawan tanding yang mumpuni dari Asia dan Eropa. “PB Percasi bersama JAPFA menghadirkan GM dengan elo rating tinggi, GM Kokarev (Rusia, 2609), GM Ivan Sokolov (Belanda, 2595) untuk menjadi lawan tanding Tim Indonesia,” terang Utut. Selain meningkatkan elo rating calon-calon Grand Master muda harapan , ungkap Utut, ajang ini juga menjadi latih tanding GM Susanto Megaranto dan WGM Media Warda Aulia untuk persiapan di Kejuaraan Dunia Catur 2019. “Kesempatan berkompetisi dengan para pecatur dari luar negeri harus bisa dimanfaatkan secara maksimal oleh para pecatur nasional dalam upaya meningkatkan elo rating mereka. Terutama para pecatur yang belum meraih gelar norma Women Grand Master(WGM),” tutur Utut. Disisi lain, WGM Media Aulia Wardah, mengapresiasi gelaran tournament ini karena menjadi ajang bagi dirinya dalam mempersiapkan diri menuju Kejuaraan Dunia Catur 2019. “Bagi saya tournament ini sangat bagus. Saya mengucapkan terima kasih kepada PB Percasi dan JAPFA, karena ini menjadi ajang latihan sebelum mengikuti Kejuaraan Dunia nantinya,” tukas WGM Medina. (Adt)

Tak Terkalahkan, Mahasiswa Malang Sabet Juara GACC Chess Championship 2019 di Malaysia

Mahasiswa IKIP Budi Utomo, Malang, Ervan Mohamad menyabet gelar juara di ajang 23rd GACC Inter-Varsity Chess Championship 2019, yang berlangsung di University of Malaya, Kuala Lumpur, Malaysia. Ia meraih 9 poin dari 9 babak yang dimainkan, dan meraih predikat pecatur tak terkalahkan. (radarmalang.id)

Malang- Pecatur Indonesia, Ervan Mohamad mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. Mahasiswa IKIP Budi Utomo, Malang, memastikan diri sebagai juara pada turnamen internasional, yang digagas Federasi Catur Malaysia (MAS), dengan titel “23rd GACC Inter-Varsity Chess Championship 2019”. Dalam keterangan resminya, Ervan menjadi juara pada ajang yang diselenggarakan di University of Malaya, Kuala Lumpur, Malaysia, itu meski turnamen baru berakhir pada Sabtu (2/2). “Saya sudah pasti juara, sedangkan yang lain masih berebut untuk juara 2 dan juara tim,” ujar Ervan. Menjadi jawara pada ajang internasional bukan perkara mudah. Mahasiswa jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (PJKR) semester 3 ini harus melewati puluhan perwakilan dari luar negeri. “Lawan yang saya anggap berat adalah Thailand, serta Malaysia, yang bertindak sebagai tuan rumah,” ungkapnya. Meraih 9 poin dari 9 babak yang dimainkan, ia meraih predikat pecatur tak terkalahkan, dan sukses meraup hasil 100% kemenangan. Selain menjadi juara, penyandang gelar internasional FIDE Master dengan Elo Rating (2362), juga berhasil menambah nilai Elo Ratingnya sebanyak 8,2 point. Turnamen GACC Chess Championship 2019 diikuti oleh sejumlah perwakilan dari beberapa negara. Mulai dari India, Thailand, Sri Lanka, Indonesia serta tuan rumah Malaysia yang menurunkan banyak pecaturnya. “Saya bahagia karena dari 73 pemain yang berpartisipasi dari berbagai negara, saya berhasil meraih juara,” tuturnya. Ervan berharap kedepannya muncul mahasiswa berprestasi, terutama dari IKIP Budi Utomo. Dia pun berpesan agar mahasiswa yang lain tetap belajar dengan rajin dan maksimalkan apa yang menjadi hobi dan bakatnya. “Mahasiswa IKIP Budi Utomo juga bisa berkiprah di ajang internasional,” bebernya. Sejak awal kariernya, Ervan berulang kali membawa nama Indonesia berkiprah di ajang internasional. Ervan mengikuti turnamen pertamanya pada saat menginjak kelas IV SD, yakni Kejuaraan Provinsi (Kejurprov) 2003 di Pamekasan. Pada event pertamanya itu, pemuda kelahiran Probolinggo, 15 Mei 1992 ini langsung menyabet medali emas. Kiprahnya berlanjut ke jenjang lebih tinggi yakni Kejuaraan Nasional (Kejurnas). Mulai dari Kejurnas yang digelar di Surabaya, Karawang, Tarakan, hingga Batam. Sejak 2008, Ervan mendapatkan kepercayaan untuk mewakili negara di ajang internasional, salah satunya SEA Games 2013. Pada tahun yang sama, ia mendapat gelar FIDE Master dari federasi catur dunia, Federation Internationale des Echecs (FIDE). Sementara itu, Rektor IKIP Budi Utomo, Dr Nurcholis Sunuyeko MSi mengaku bangga dengan prestasi yang diraih mahasiswanya. Prestasi itu menunjukkan IKIP Budi Utomo memiliki reputasi di kancah internasional. “Untuk perstasi Ervan, IKIP Budi Utomo akan memberi perhargaan sebagai salah satu mahaiswa berprestasi, dengan bantuan beasiswa untuk percepatan studi, yang di berikan oleh Yayasan Ibu Khadijah Malang,” terangnya. “IKIP Budi Utomo sudah bereputasi internasional yang banyak di buktikan dari berbagai kegiatan dan pretasi internasional. Hal itu menunjukan sebuah tata kelola yang tidak saja menjamin secara internal, tapi juga transnasional,” pungkasnya. (Adt)

Perjuangan Keras FM Mohamad Ervan Melawan Tiga Grandmaster Berturut-Turut di di Kejuaraan Asia 2018

Pecatur Indonesia, FM Mohamad Ervan (kanan/kaos merah) berhasil menaklukkan GM Super dari China, GM Wang Hao (2730), sekaligus unggulan pertama 17th Asian Continental Chess Championship, yang berlangsung di Makati, Filipina. (tribunnews.com)

Makati- Partai babak kedua 17th Asian Continental Chess Championship di Makati, Filipina, ditutup dengan hasil mengejutkan dari tim Indonesia. FM Mohamad Ervan berhasil menghentikan GM Super dari China, GM Wang Hao (2730). Kemenangan itu diraih melalui adu taktik yang luar biasa di antara keduanya. “Kemenangan Ervan atas Wang Hao bukanlah kemenangan kebetulan. Pertarungannya berjalan ketat, penuh adu strategi, serta taktik. Bahkan, pada langkah ke-16 Ervan harus menyerahkan kualitas bentengnya, untuk ditukar Gajah lawan,” ujar Krisitianus Liem, Kapten Tim Catur Indonesia, Jumat (14/12). “Tapi, Ervan mendapat kompensasi penguasaan diagonal panjang b1-h7, dengan Menteri dan Gajahnya. Wang Hao yg tipe penyerang dan suka bangunan liar, tak mau bermain pasif dan bertahan. Kondisi ini menguntungkan Ervan karena terjadi perang terbuka, adu taktik,” tambahnya. Kristianus juga menjelaskan keunggulan tim Indonesia adalah kemampuan membaca taktik. Hal ini membuat Wang Hao terseok-seok. Pada langkah ke-32, saat Menteri Ervan masuk ke petak e6, menyerang Benteng Hitam di d7, seharusnya Wang memaksa pertukaran Menteri dengan skak. Dan petak g6 saat permainan, akan berjalan imbang lagi. Tak diduga, Wang justru memilih menumpuk Benteng ld lajur-d menyerang bidak d2. Pada saat itulah, Ervan nekad mengorbankan Gajahnya di petak g7. Langkah kejutan ini yang membuat Wang tak menyangka, sehingga tak ada pilihan selain ia harus memakan gajah. “Wang menjalankan 32. Bfd8. Dalam waktu pikir kurang dari semenit, Wang tak menyangka bakal ada korban Gajah. Terpaksa, ia menutup skak dengan Menterinya. Sebab jika Raja mundur ke f8, akan datang mat dalam satu langkah. Andai mundur ke h8, bisa terjadi mat dalam tiga langkah,” papar Kris. “Wang harus menyerah disini, karena posisi Gajahnya di petak c5, bakal lenyap dengan posisi tanpa harapan sama sekali. Sungguh penyelesaian yang indah. Ini sungguh layak disebut masterpiece!,” imbuhnya. Sayang, langkah Ervan tak bertahan lama. Usai tampil cemerlang di dua babak awal, saat menahan remis GM M. Amin Tabatabaei (2587) dari Iran, dan melibas unggulan utama GM Wang Hao (2730), pemuda kelahiran Probolinggo, 15 Mei 1992, akhirnya takluk dari unggulan ketiga, GM Le Quang Liem (2714) dari Vietnam. “Liem yg kelelahan ketika tiba di Filipina, usai tampil di “PON”nya Vietnam, ternyata sudah pulih. Ia menekuk Ervan, lewat langkah strategis yang halus sepanjang 45 langkah,” ujar Kris. “Keberuntungan” Ervan belum selesai. Babak keempat nanti, Ervan kembali melawan pecatur GM, kali ini dari Kazakhstan, Rustam Khusnutdinov (2470). Pada babak Ketiga, Rabu (12/12), tim Indonesia terpaksa harus berhadapan dengan rekan senegaranya. Tak ada pilihan, cepat atau lambat pertarungan sesama negara memang bisa saja terjadi, jadi siapa yg terkuat akan melaju lebih jauh. Ternyata Megaranto mengalahkan Sean, sedang Citra mengalahkan Aay. Sayangnya, pecatur Indonesia yang berjumpa pecatur negara lain, tak satupun meraih kemenangan. IM Yoseph Theolifus Taher (2454) harus puas bermain remis melawan pecatur tuan rumah nongelar, Michael Concio Jr. (1991), setelah bertarung 43 langkah. “Yoseph yang pegang Hitam tak mendapatkan keunggulan di tahap pembukaan, bahkan cenderung jelek. Walau memiliki gelar, rating, dan pengalaman tanding lebih baik, upaya Yoseph mengolah permainan tengah dan permainan akhir, hanya menghasilkan remis,” Jelas Kris. “Yang lebih tragis, dialami IM Novendra Priasmoro (2483). Ia ditaklukkan pecatur senior Filipina, IM Roderik Nava (2392). Kekalahan Novendra dipicu pengetahuan opening yang rendah,” pungkasnya. (Adt)

Pecatur 19 Tahun Indonesia Tahan Remis Super Gradmaster Asal China di Kejuaraan Asia 2018

Pecatur Indonesia, IM Yoseph Theolifus Taher (kiri) berhasil menahan remis pecatur China yang memiliki gelar Super Grandmaster, GM Wang Hao (kanan), yang juga unggulan utama 17th Asian Continental Chess Championship, di Makati, Filipina. (jpnn.com)

Makati- Pecatur Indonesia, IM Yoseph Theolifus Taher menahan remis pecatur China, GM Wang Hao, yang juga unggulan utama 17th Asian Continental Chess Championship, di Makati, Filipina. Meski remis, hasil ini cukup membanggakan mengingat selisih elo rating yang cukup besar di antara keduanya. “Keberhasilan ini, tidak terlepas dari persiapan pembukaan yang bagus. 20 langkah pertama mereka ini, sama persis dengan pertandingan, Wang Hao vs Wen Yang di China bulan lalu, saat Yoseph diutus PB Percasi main di sana,” jelas Kapten Tim Indonesia, Kristianus Liem. Sekedar catatan, Yoseph ‘hanya’ memiliki elo rating 2454, sementara Wang Hao adalah pecatur yang termasuk memiliki titel Super Grandmaster, dengan elo rating 2730. Meskipun langkah Wang Hao serupa dengan permainan sebelumnya, Yoseph mengatakan jika ada langkah perbaikan oleh lawannya, pada partai kali ini. “Saya ingat betul partai tersebut. Cuma pada langkah ke-20, Wang Hao memukul di G4 dengan bidak. Sebelumnya dia memukul dengan Menteri, dan berakhir remis dalam 38 langkah. Langkah baru Wang Hao ini memang sebuah perbaikan,” ujar pemuda kelahiran Jakarta, 28 Maret 1999. “Langkah 20. HGX4 memang membuat Hitam tertekan. Tapi saya bisa mempertahankan posisi tidak sampai kalah,” imbuhnya. Pertandingan sempat memanas saat memasuki langkah 39 hingga 44. Yoseph menjalankan langkah yang sama menteri bolak balik dari petak a7 ke c7, seolah menantang Wang Hao untuk terus menyerang. Namun guna menghindari terjadinya klaim remis tiga kali bangunan yang sama, Wang Hao membongkar posisi dengan terobosan bidak f4 pada langkah ke-45. Alumni SMA Citra Berkat, Citra Raya Tangerang, ini berhasil menekan. “Usai pertukaran Gajah dengan kuda pada langkah ke-50, Menteri Putih masuk ke pertahanan sayap-raja hitam, tapi sendirian menyerang tak ada yang dihasilkan menteri putih, selain skak bolak-balik. Akhirnya disepakati remis pada langkah ke-54,” jelasnya. Akhirnya, partai pun disepakati remis pada langkah ke-54. Dengan hasil remis ini, Yoseph berhasil ‘mencuri’ rating Wang Hao sebanyak 3,3 poin. Hasil remis pada babak pembukaan ini, diikuti dengan hasil tiga kemenangan dari GM Susanto Megaranto, WGM Medina, dan WIM Citra. Meski sebuah kemenangan, hal tersebut sebagai sebuah kewajaran, karena lawan mereka memiliki rating yang rendah. Sedangkan kekalahan tim Indonesia diderita Sean Winshend dan Dita Karenza. (Adt)

Sembilan Atlet Indonesia Berlaga di Kejuaraan Asia, Lawan Pecatur Super Grandmaster

PB Percasi mengirim kontingen catur Indonesia berjumlah sembilan atlet, yang terdiri dari lima pria dan empat wanita, menuju Makati, Filipina, tampil dalam ajang 17th Asian Continental Chess Championship 2018. (beritsatu.com)

Jakarta- PB Persatuan Catur Seluruh Indonesi (PB Percasi) mengirim sembilan pecatur Indonesia, terdiri atas lima pria dan empat perempuan, ke 17th Asian Continental Chess Championship 2018, di Makati, Filipina, 9-19 Desember 2018. Turnamen ini menjadi ajang pecatur Indonesia melawan pecatur kaliber dunia, yang berasal dari Asia. “Pecatur China masih menjadi yang terkuat di dalam ajang kali ini. Mereka mengirim pecatur Super Grandmaster, Wang Hao (2730) dan Wei Yi (2828) yang merupakan unggulan pertama dan kedua, dalam ajang pertarungan perorangan ini,” ujar Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi PB Percasi, Kristianus Liem dalam rilisnya, Minggu (9/12). Kristianus Liem menambahkan, PB Percasi mengirimkan lima orang pecatur putra, yaitu GM Susanto Megaranto, IM Novendra Priasmoro, IM Sean Winshand Cuhendi, IM Yoseph Theolifus Taher, dan FM Mohamad Ervan, sedangkan pecatur Putri adalah WGM Medina Warda Aulia, WIM Dewi Ardhiani, WIM Dita Karenza, dan WFM Aay Aisyah Anisa. “Pada kompetisi kali ini, PB Percasi kembali mendapatkan dukungan dari Japfa sebagai sponsor utama,” kata Kristianus. Ia juga menjelaskan, dukungan Japfa kali ini merupakan kali kedua pada 2018. Dukungan tersebut cukup membantu para pecatur Indonesia untuk mengasah kemampuan di ajang internasional. “Japfa bercita-cita untuk melahirkan pecatur Indonesia yang mampu menorehkan prestasi gemilang di tingkat Internasional. Dukungan sepanjang 2018 merupakan komitmen Japfa untuk berinvestasi pada ajang prestasi Indonesia di masa datang,” ujar R. Artsanti Alif, head of social investment JApfa. Artsanti menjelaskan, dua dekade lalu, China masih belum memiliki prestasi yang luar biasa di dunia catur. Negri Tirabi bambu itu masih tertinggal jauh dari negara-negara Balkan dan eks Uni Soviet. Tetapi, saat ini, China mampu menduduki posisi teratas di catur dunia. “Bagi Indonesia, cita-cita menjadi juara dunia tentunya masih membutuhkan perjuangan panjang, sebuah perjuangan berat, tapi bukan sebuah hal yang mustahil. Harapannya, tim yang berangkat bisa memperoleh prestasi gemilang di ajang ini,” papar dia. Ajang kali ini memakai format pertandingan utama Catur Standar/Klasik dengan jatah waktu berpikir setiap pemain adalah 90 menit untuk 40 langkah, ditambah 30 menit sampai dengan selesai, dengan increment (bonus waktu) 30 detik setiap langkah sejak langkah pertama. Sistem pertandingan: Swiss 9 Babak. Lima peserta peringkat teratas di kelompok Open berhak maju ke Kejuaraan Catur Dunia pada 2019 mendatang, dan hanya Juara pertama saja di kelompok Women, yang berhak maju ke Kejuaraan Catur Dunia Wanita 2019. Pada ajang yang sama di tahun 2014, International Master (IM) Irine Kharisma Sukandar, berhasil menjadi juara di kategori women, sehingga saat itu ia berhak ikut-serta pada Kejuaraan Catur Dunia Wanita 2015. (Adt)

Samantha Edithso, Pecatur 10 Tahun Yang Punya Dua Titel Juara Dunia

Dunia olahraga Tanah Air boleh berbangga dengan pecatur cilik asal Bandung, Samantha Edithso (kiri), yang sukses meraih gelar juara dunia di Spanyol. Ia jadi juara usai mengalahkan pecatur Rusia, Alexandra Shvedova (kanan), dalam partai berdurasi lima jam. (kumparan.com)

Jakarta- Dunia olahraga Tanah Air boleh berbangga setelah pecatur cilik asal Bandung, Samantha Edithso, meraih gelar juara di Spanyol. Gadis cilik 10 tahun ini meraih gelar dunia catur klasik (cadet chess) di World Cadets Chess Championships 2018 U-10, di Santiago de Compostela, Galicia, Spanyol, 3-16 November 2018. Samantha meraih gelar usai mengalahkan pecatur Rusia, Alexandra Shvedova. Dia tak mendapatkan kemenangan dengan mudah, karena harus melakoni pertarungan berdurasi lima jam. Sebagai ilustrasi, di event ini, Shedova adalah pecatur yang belum terkalahkan dalam 10 babak pertandingan, hingga bertemu Samantha. Samantha akhirnya menang setelah 84 langkah. Kemenangan atas Shvedova membuat elo rating Samantha lebih tinggi di antara pecatur lain di usianya. Kini, bocah kelahiran Jakarta, 17 Februari 2008, sudah mengantongi 1.879 poin. Adapun, pada 2016 dia pernah mengantongi 2.301 poin. Saat ini Samantha menyandang gelar Women Fide Master (WFM). Itu juga tak lepas dari raihan gelar pertama tahun ini, yang ia menangkan di Kejuaraan Dunia Catur Cepat G10 alias FIDE World Championship 2018 U-10, yang digelar di Minsk, Belarusia, Juli 2018 lalu. Di balik pesta juara di hari penutupan turnamen di Spanyol itu, ada kepercayaan diri Samantha yang sukses mengantarkannya menjadi pecatur terbaik kategori umur di bawah 10 tahun. Menurut So Siau Sian, sang ibu yang menemani di Spanyol, Samantha sudah bertanya kepada pengurus Percasi soal bendera ‘Merah-Putih’ sebelum 11 babak dirampungkannya. “Sebelum mulai babak sembilan, Samantha sudah tanya ke pengurus, ‘Bawa bendera enggak’?,” tiru So dilansir kumparanSPORT, Jumat (23/11). Pada akhirnya, Samantha kalah di babak tersebut dari rival asal China, Zhou Yafei. Itu bukan yang kekalahan Samantha yang pertama, karena sebelumnya, dia juga kalah di babak empat. Emosi, begitu So menyebut faktor kekalahan dua kali Samantha di sana. “Kalah itu bukan karena teknik, tapi emosi. Terganggu karena temannya (lawan) tidak bisa diam, badan ke depan ke belakang, akhirnya Samantha emosi ingin cepat-cepat selesai,” tuturnya. Di babak 11 sekaligus penentuan, Samantha mengalahkan unggulan klasemen, Shvedova, yang berakhir menjadi runner-up. Dan akhirnya, permintaan Samantha untuk menyediakan sang ‘Merah-Putih’ betul-betul bukan bualan semata,malah menjadi ‘aksesori’ yang menyempurnakan podium sang pecatur muda. “Saat ini Samantha elo ratingnya paling tinggi diantara pecatur seusianya. Sekarang mengantongi 1.879 poin, dulu pada 2016 Samantha pernah mengantongi 2.031 poin,” ujar sang ayah, Larry Edith,. Larry berharap, dengan raihan tersebut Samantha memiliki target untuk menjadi grand master muda wanita pertama asal Indonesia. Samantha memiliki target pada usia 12 atau 13 tahun, sudah bisa memengantungi gelar grand master wanita. Harapannya, dengan seluruh pencapaian itu, Samantha bisa berburu gelar IM (Internasional masters) guna meraih grand master wanita. Prestasi Samantha seolah melanjutkan estafet para seniornya sejak Utut Adianto, Susanto Megaranto, hingga Irene Kharisma Sukandar. “Sekarang Samantha bergelar Women Fide Master (WFM), tahun depan semoga IM (internasional master). Untuk bisa meraih gelar GM wanita tentunya Samantha hanya bertanding di turnamen yang ada elo ratingnya. Target selanjutnya bertanding di Penang dan Johor Malaysia,” ujarnya. (Adt)

Mulai Ketat, Master International Kini Pimpin Kategori Terbuka Kejurnas Catur ke-47 di Banda Aceh

MI Roni Gunawan dari Jawa Timur (kiri) sedang bertanding ketat dengan MN Sodung Tampubolon (Banten) di kategori veteran babak ke-5, Kejurnas Catur ke-47, di Banda Aceh, Sabtu (13/10). (waspadaaceh.com)

Banda Aceh- Pecatur bergelar Master International, memimpin babak ke-empat hari kedua, Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Caturke-47 yang digelar di Hall Serbaguna, komplek Stadion Harapan Bangsa, Jumat (12/10). Master International (MI), Mohamad Ervan, dari Jawa Timur memimpin di kategori terbuka (bebas usia), dengan raihan point skor (Pts) 4, dan MI Rony Gunawan juga dari Jatim, memimpin di kategori veteran (usia 55 tahun ke atas). Di kategori terbuka, empat pecatur yang terdiri satu Master International (MI), tiga Master FIDE (MF) dan seorang master nasional (MN), sementara berhasil mengamankan empat poin. Ke-empat pecatur tersebut yaitu Master International, Mohamad Ervan dari Jawa Timur di urutan pertama, setelah di babak ke empat menuntaskan perlawanan keras pecatur kontingen tuan rumah Aceh, MN Chairil Nardi. Pada babak ke lima kategori Terbuka yang dimainkan Sabtu (13/10), di meja satu bertarung dua pecatur Jawa Timur, MF Catur Sagita dengan MI Mohammad Ervan. Di meja dua, MF Khairul Anam ditantang Nelson Roganda. Disusul tiga pecatur lainnya dengan poin empat yaitu MF Catur Sagita, MF Khairul Anam (Jawa Timur) dan Nelson Roganda dari Riau. Sementara Chairil Nardi tetap poin 3 bersama seorang pecatur Aceh lainnya, yaitu MN Irwandi. Dua pecatur ini telah kehilangan satu poin di kategori terbuka yang mempertandingkan 10 babak sistem Swiss. Pecatur Aceh lainnya, MF Zulkhairi kehilangan 1,5 angka karena sekali remis dan sekali kalah, sehingga mengantongi nilai 2,5. Miftalahuddin, Zafrullah, Nurcholis, Musliadi Pts 2, Deni Hartono poin 1,5. Hidayat, Saiful Bahri, Zulfadli Pts 1 dan Marie Muhammad Pts 0,5. Di kategori yunior kelompok Usia (KU) 19 putra, pecatur Aceh, Rezi Fernanda memiliki poin 3 membayangi dua pecatur Jawa Timur Andika Yogi Setiawan Pts 4 di urutan pertama dan Kurnia Robi Firdaus Pts 3. Senior Putri, pecatur Aceh MN Wita Rahayu dan Klarisa Sabila di kelompok Umur (KU) 17 putri memiliki poin 3. Sedangkan di KU 7, 9, 11, 13, 15, 17, 19 putra-putri sementara masih bersaing ketat pecatur dari sejumlah provinsi diantarannya dari Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, Kalimantan Timur, Sumatera Selatan. Di kategori veteran (55 tahun ke atas) persaingan juga seru, Master International Roni Gunawan yang mendapat parlawanan keras dari rival-rival berhasil memimpin sendiri di kategori dengan poin 4, dibayangi MN Sudung Tampubolon dari Banten dengan nilai 3,5. Pecatur Aceh, MN A Fahmi Jauhari membayangi di tempat ke tiga dengan Pts 3, setelah babak keempat kalah atas MI Roni Gunawan lewat permainan alot selama hampir empat jam. Pecatur Aceh tersebut ditempel ketat Abraham Bollegraf dari Sulawesi Utara juga memiliki poin 3. Dua pecatur Aceh lainnya, Ismed dan Idaman Anhar pts 2,5, kehilangan 1,5 setelah sekali kalah dan remis atas lawannya. Syahhrumsyah dan Nyak Ruswan masing-masing meraih Pts 1,5 dan Pts 1. (Adt)

496 Atlet Bertarung di Kejurnas ke-47 2018 di Aceh, Pecatur Tuan Rumah Kumpulkan Nilai 2

Disaksikan Pj Gubernur Aceh, Ir H Nova Iriansyah MT (bertopi), sebanyak 496 pecatur dari 25 provinsi, bertarung dalam Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Catur ke-47 di Hall Serbaguna, Komplek Stadion Harapan Bangsa, Lhong Raya, Banda Aceh, dari 10 - 16 Oktober 2018. (serambiindonesia.com)

Banda Aceh- Sebanyak 496 pecatur dari 25 provinsi bertarung dalam Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Catur ke-47 di Hall Serbaguna, Komplek Stadion Harapan Bangsa, Lhong Raya, Banda Aceh, dari 10 hingga 16 Oktober 2018. Kejurnas itu dibuka Pj Gubernur Aceh, Ir H Nova Iriansyah MT, pada Rabu (10/10) malam. Ketua Panitia Kejurnas, Aldin NL, Rabu (10/10) mengatakan, selain Kejurnas, juga digelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-40, penataran pelatih, dan wasit. Rakernas dipusatkan di Hotel 88 Banda Aceh, sejak Kamis (11/10). Dan dilanjutkan dengan penataran pelatih dan wasit, pada Jumat (12/10) hingga Minggu (14/10) juga di Hotel 88. Aldin mengatakan sebanyak 496 pecatur akan berlaga dalam 17 kategori. Kejurnas mempertandingkan kategori terbuka (untuk semua umur), senior putri, veteran, kategori yunior tujuh kelompok usia (KU) yaitu KU 7 tahun, 9, 11, 13, 15, 17 dan 19 putra dan putri. Sementara Rakernas diikuti 60 peserta dari 30 provinsi, dan masing-masing provinsi mengirimkan dua peserta. “Untuk penataran pelatih dan wasit diikuti 60 peserta,” ujarnya. Kejurnas, katanya, menghadirkan 40 juri catur nasional, sebanyak 30 juri dari luar Aceh dan 10 juri dari Aceh. Namun mereka berstatus juri catur nasional. Pembukaan Kejurnas dan Rakernas dihadiri Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Percasi, GM Super Utut Adianto. Sementara itu empat pecatur Aceh berhasil mengumpulkan nilai 2, dari dua babak pertandingan pada hari pertama, pada Kamis (11/10). Empat pecatur senior Aceh itu adalah Master Nasional (MN) Chairil Naldy, Master Fide (MF) Zulkhairi, Miftalahuddin, dan MN Wita Rahayu. Mereka mengalahkan lawan-lawan tangguh dari provinsi lain. Chairil menang atas pacatur nongelar Hidayat (Aceh), dan MF Zulkhairi mengalahkan pecatur non-gelar Imran (Sulawesi Tenggara). Lalu, Miftalahuddin menyudahi MF Muhammad Miftahul Hudany, dari Kalimantan Selatan. Namun, pecatur senior Aceh lainnya, MN Irwandi tunduk pada pecatur nonunggulan dari Sumatera Barat, J Manurung. Adapun Master Internasional (MI) Denny Juswanto G (Banten), secara mengejutkan kalah dari MN Kleo Patra (Sumatera Selatan). Empat pecatur Aceh yang turun pada kategori veteran yakni Ismed, Idaman Anhar, Syahrum Syah, dan Nyak Ruswan, yang unggul di babak pertama, akhirnya tumbang di babak kedua. Pada hari ini, masih melangsungkan babak ketiga dan keempat dari 9 babak yang dipertandingkan. (Adt) Nomor Pertandingan & Batasan Usia CATUR STANDAR 1. Kelompok Terbuka – Tanpa batasan usia 2. Kelompok Wanita – Tanpa batasan usia 3. Junior A Terbuka/Putri – Umur 19 tahun (kelahiran tahun 1999 dan sesudahnya) 4. Junior B Terbuka/Putri – Umur 17 tahun (kelahiran tahun 2001 dan sesudahnya) 5. Junior C Terbuka/Putri – Umur 15 tahun (kelahiran tahun 2003 dan sesudahnya) 6. Junior D Terbuka/Putri – Umur 13 tahun (kelahiran tahun 2005 dan sesudahnya) 7. Junior E Terbuka/Putri – Umur 11 tahun (kelahiran tahun 2007 dan sesudahnya) 8. Junior F Terbuka/Putri – Umur 9 tahun (kelahiran tahun 2009 dan sesudahnya) 9. Junior G Terbuka/Putri – Umur 7 tahun (kelahiran tahun 2011 dan sesudahnya) 10. Kelompok Veteran – Umur 55 tahun (kelahiran tahun 1963 dan sebelumnya) Keterangan: Istilah Putra diubah menjadi Terbuka, karena pecatur Putri juga diperbolehkan bertanding di kelompok Terbuka

Buah Latihan dan Kerja Keras, Catur Borong 6 Medali Emas Asian Para Games 2018

Hendy Wirawan (tengah) meraih medali emas cabang olahraga catur Asian Para Games 2018, di GOR Cempaka Putih, Jakarta, Rabu (10/10). (INAPGOC)

Jakarta – Cabang olahraga catur berhasil meraih enam medali emas pada hari keempat hajatan Asian Para Games 2018, di Gelanggang Olahraga (GOR) Cempaka Putih, Jakarta, pada Rabu (10/10). Pecatur tuan rumah menjadi kampiun dari kategori standar perorangan (VI-B1) putra dan beregu putra (VI-B1) atau buta total. Hendy Wirawan berhak atas medali emas setelah mengemas 5,5 poin akhir melewati torehan pecatur yang sebelumnya mengalahkannya di putaran keenam asal Filipina, Francis Ching, yang meraih 5 poin. Dengan total raihan 10,5 bersama pecatur andalan Edy Suryanto, membuat Indonesia meraih medali emas di kategori VI-B1. “Keberhasilan ini merupakan kerja keras latihan selama ini. Saya senang dapat memberikan medali emas untuk kontingen Indonesia,” ujar Edy usai memastikan poin tertinggi 5 sekaligus mengunci gelar juara. Sebelumnya, empat medali emas diraih dari kategori beregu putri VI-B1 (buta total), dan PI (daksa) standar perorangan putri. Debi Ariesta mendominasi pertandingan standar perorangan putri setelah tidak terkalahkan dalam pertandingan tujuh putaran. Dipertandingan lain, Debi bersama Tati Karhati juga berhasil mempersembahkan emas beregu setelah mengemas total 12,5 poin tim. Sedangkan Simanja Nasip Farta mendominasi kategori PI perorangan putri. Simanja bersama Roslinda Br Manurung juga memastikan medali emas di nomor beregu. Debi mengatakan kemenangannya ini, ia dedikasikan untuk masyarakat Indonesia. “Lega dan bahagia sekali dapat merebut emas. Kemenangan ini untuk seluruh bangsa Indonesia,” cetus Debi. Sementara itu, Heri Isranto, Manajer Catur Indonesia, mengungkapkan sejak awal pihaknya meyakini bisa melampaui target emas. “Ini buah latihan keras dan kebersamaan yang selalu kami tanamkan dalam persiapan,” tegasnya. Ia menambahkan Indonesia masih memiliki peluang meraih medali emas dari nomor catur cepat. “Masih ada catur cepat yang tentunya juga tidak boleh dilewatkan untuk terus meraih medali. Semoga bisa kembali meraih medali emas, karena Indonesia juga kuat di catur cepat ini,” tukas Heri. (Adt)

Kirim Pecatur Belia Ke Olimpiade Catur Dunia di Georgia, PB Percasi Siapkan Pecatur Masa Depan

Pecatur termuda tim Indonesia, Samantha Edithso (10 th), akan tampil di Batumi, Georgia, dalam ajang Olimpiade Catur Dunia ke-43. Tim Merah Putih akan bersaing dengan 139 negara lainnya pada event bergengsi itu. (sinarharapan.net)

Jakarta- Indonesia akan mengirim dua tim caturnya yang terdiri dari satu grup putra dan satu grup putri ke Batumi, Georgia, untuk mengikuti Olimpiade Catur Dunia ke-43. Tim Merah Putih akan bersaing dengan 139 negara lainnya dalam kejuaraan bergengsi tersebut. Indonesia menunjuk Kristianus Liem sebagai kapten tim. Tim putra diwakili oleh Novendra Priasmoro (19 tahun/FM 2498), Sean Winshand Cuhendi (21 tahun/IM 2441), Azarya Jodi Setyaki (20 tahun/FM 2316), Pitra Andyka (33 tahun/FM 2274), dan Agus Muhamad Kurniawan (20 tahun/FM 2239). Sementara tim putri diwakili oleh Chelsie Monica Sihite (23 tahun/WIM 2244), Ummi Fisabillah (18 tahun/WFM 2227), Shanti Nur Abidah (17 tahun/WFM 1968), dan Samantha Edithso (10 tahun/1805). Kontingen Indonesia telah dilepas oleh ketua umum Pengurus Besar Persatuan Catur Indonesia (PB Percasi), Utut Adianto, pada Rabu (19/9). Pecatur termuda tim Indonesia, Samantha Edithso, pun amat bersemangat. Bocah berusia 10 tahun itu berambisi membawa Indonesia masuk 30 besar peringkat dunia. Ia mengaku membaca buku-buku catur untuk memperdalam teknik dan strateginya. Selain itu ia juga bertandang ke Malaysia, untuk berlatih dengan video trainer. “Meskipun usianya masih muda, Samantha akan bergabung dengan tim Indonesia yang turun di Olimpiade Catur, yang levelnya sudah senior. Dia berpotensi menjadi bintang besar dan kita gembira akan hal itu,” ujar Utut. Kebijakan Percasi mengirim pecatur muda ke Olimpiade yang melibatkan 187 negara itu semata-mata dilandasi oleh keinginan untuk membangun catur Indonesia ke arah lebih baik. Artinya Percasi ingin memberikan pembelajaran kepada para pecatur muda ini. Utut mengatakan dalam menghadapi olimpiade kali ini sejumlah nama pecatur top lainnya tak tampil di 43rd Wolrd Chess Olympiad. Mereka adalah GM Susanto Megaranto, IM Irne Kharisma Sukandar, dan WGM Medina Warda Aulia. Mereka absen, karena jadwal Olimpiade bentrok dengan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jabar 2018. “PB Percasi menekankan faktor pembinaan dengan memilih para pecatur mudia usia, yang berpotensi berkembang lebih lanjut. Mereka adalah pecatur muda yang baru berusia belasan tahun, kecuali Pitra Andyka, juara nasional 2013. Dia dipilih karena masih memilki potensi tinggi untuk maju,” katanya di Jakarta, Rabu (19/9). Selain partisipasi aktif dalam pergaulan catur dunia, PB Percasi juga menargetkan sejumlah pecatur muda, untuk menggenapkan norma persyaratan gelar Grand Master (GM), yakni tiga norma GM dan rating 2500. “Novendra, misalnya, hanya butuh satu norma GM lagi dan tambahan rating 2 poin saja. Juga, Sean Winshand Cuhendi, yang sudah meraih tiga norma GM dan tambahan rating 59 poin,” tegas Utut. Pada Olimpiade catur yang terakhir di Baku, Azerbaijan 2016 lalu, tim putra Indonesia berada di peringkat 52 dari 180 negara. Sementara tim putri berada di peringkat 63 dari 134 negara. “Target kami memperbaiki peringkat atau lebih baik dari dua tahun lalu,” tutur Sean. PB Percasi juga tak lupa mengucapkan terima kasih pada pihak sponsor yang membantu memberangkatkan tim catur Indonesia ke Batuni, Georgia. “Kepada pihak pemerintah Kempora dan swasta seperti PT Union, Sampoerna Triputra Persada (USTP), PT JAPFA dan Universitas Gunadarma,” ujar Utut. Sedangkan Direktur Corporate Affairs JAPFA, Rachmat Indrajaya mengatakan, dukungan penuh dilakukan pihak JAPFA, bagi atlet kebanggaan Indonesia mendapatkan hasil terbaik di Georgia. “Hampir dua dekade JAPFA bersinergi bersama PB Percasi menggali potensi pecatur muda Indonesia. Ini hal penting menyiapkan pecatur tangguh ke depannya. Mudah-mudahan di Batuni, pecatur Indonesia, putra dan putri bertanding semaksimal mungkin,” ucap Rachmat Indrajaya yang didampingi Chef de Mission (CdM) Tim, R. Arsanti Alif. (Adt)

Demi Cetak Grand Master, Pemerintah Dukung Lahirnya Liga Catur Nasional

Pemerintah melalui Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) mendukung lahirnya Liga Catur Nasional demi mencetak para grand master disemua kelompok usia. (Kemenpora)

Jakarta- Pemerintah melalui Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) mendukung segera lahirnya event Liga Catur Nasional. Hal itu demi mencetak para grand master disemua kelompok usia. Hal itu ditegaskan Menpora Imam Nahrawi saat menghadii Apresiasi Catur Indonesia 2018, di Puri Agung, Hotel Sahid Jaya, Jakarta, Sabtu (29/7) malam. Menpora didampingi Staf Khusus Pemuda Anggia Ermarini bersama Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Bambang Brodjonegoro berharap even seperti dapat terus dilakukan. “Ini harus terus dilakukan, dan pemerintah akan terus mendukung serta memberikan penghargaan kepada anak bangsa yang berprestasi,” ujar Imam. Ia mengatakan melalui event apresiasi catur yang dihadiri banyak sponsor menjadi momentum untuk menggerakkan hati semua pihak untuk bergotong-royong serta bersatu padu. “Agar catur Indonesia kembali ke masa kejayaannya untuk melahirkan grand master-grand master melalui liga catur di semua kelompok usia,” tegasnya. Menteri asal Bangkalan, Madura, Jawa Timur itu, menilai dari sisi kuantitas harus ada pemacu agar muncul grand master baru. Dengan hadirnya Liga Catur, mereka juga memiliki pengalaman tanding. “Saya ingin catur masuk ke pelosok-pelosok desa saya mohon PB (Pengurus Besar) Percasi (Persatuan Catur Seluruh Indonesia) untuk membuat regulasi liga di kelompok usia dan berjenjang,” urainya. Sementara, Bambang menegaskan bila PB Percasi telah melakukan yang terbaik dengan memberikan apresiasi bagi pecatur, pelatih dan sponsor. “Basic-nya prestasi ditentukan dari pembinaan yang baik, menjadi GM (grand master) butuh tak hanya skill tapi juga ketahanan mental serta pendamping dan pelatih yang bisa membuat mereka terus termotivasi,” terang Bambang. Sedangkan Utut Adianto, Ketua Umum PB Percasi, mengungkapkan event apresiasi catur Indonesia 2018 adalah bentuk syukur dalam situasi apapun catur bisa terus mencetak prestasi dan memberikan kebanggaan bagi para sponsor. “Menjelang Asian Games 2018 dan Asian Para Games 2018, PB Percasi terus mendukung dan turut menyukseskan. Apresiasi ini nantinya akan ada dalam bentuk pelatihan yang berkelanjutan seperti dikirim ke kejuaraan-kejuaraan di luar negeri,” tukas Utut. (Adt) Berikut Nama-nama Penerima Apresiasi Catur Indonesia 2018: 1. Samantha Editsho (10 tahun) 2. Novendra Priasmoro (19 tahun) 3. Medina Warda Aulia (21 tahun) 4. Sean Winshand Cuhendi (21 tahun) 5. Irene Kharisma Sukandar (26 tahun) 6. Tim Universitas Gunadharma

Sandang Juara Dunia, Percasi Siap Kirim Pecatur 10 Tahun Samantha Edithso ke Turnamen Internasional

Samantha Editsho, pecatur cilik asal Bandung, Jawa Barat, merupakan atlet catur nomor satu di dunia, untuk kelompok umur U-10, berdasarkan Elo Rating.(pepnews.com)

Jakarta- Usianya baru 10 tahun, namun prestasinya sudah gemilang. Bukan lagi di tingkat nasional, tapi level dunia. Ia adalah Samantha Edithso. Pecatur belia asal Bandung, Jawa Barat (Jabar), yang menyandang gelar juara dunia FIDE World Rapid Cadet Championship 2018, kategori usia (U) 10 tahun, di Minsk, Belarusia. Saat berlaga di Negara Eropa Timur itu, Samantha tak terkalahkan oleh lawan-lawannya, pada kejuaraan yang berlangsung 9 babak Sistem Swiss itu. Dalam sembilan partai yang ia mainkan ia sukses mengumpulkan 8,5 poin. Satu-satunya hasil remis atau imbang, didapatnya saat mengalahkan Afruza Khamdamova, dari Uzbekistan di babak ketiga. Padahal, prestasi Afruza tak bisa dianggap remeh, karena bergelar WCM, yang juga merupakan FIDE World School Chess Championship 2017. Tapi, ini bukanlah satu-satunya prestasi yang diukir Samantha. Sebelumnya, ia meraih medali emas catur kilat, di ajang Asian School Championship G-17 Blitz 2017, di Panjin, Provinsi Liaoning, China. Hebatnya, di ajang yang diikuti 400 pecatur dari 23 negara itu, gadis cilik berparas menggemaskan ini mengalahkan pesaing beratnya, yakni pecatur asal Filipina, WFM Doroy Allaney Jia. Samantha juga merupakan atlet catur nomor satu di dunia, untuk kelompok umur U-10, berdasarkan Elo Rating. Awalnya, Samantha ditemukan oleh Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) saat mengikuti Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Catur pada 2016. Samantha yang kala itu masih berumur 8 tahun, mulai terlihat bakatnya karena saat mengikuti Kejurnas tersebut, dan turun di kategori kelompok umur 12 tahun. Menanggapi hal ini, Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) Pengurus Besar (PB) Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi), Kristianus Liem berpendapat Samantha memang memiliki bakat yang mampu bersaing dengan atlet-atlet dengan kelompok usia lebih tua darinya. Usianya yang masih muda bukan menjadi penghambat untuk bermain bagus. “Mainnya bagus. Untuk level usia 17 tahun Indonesia saja, dia mainnya bersaing dan menjadi runner up,” ucap Kristianus. Prestasi sensasional Samantha menjadi sebuah kebanggaan bagi Indonesia. Prestasi Samantha seolah melanjutkan estafet para seniornya sejak Utut Adianto, Susanto Megaranto, hingga Irene Kharisma Sukandar. “Indonesia kembali punya juara dunia sejak 1989 atas nama Irwin Irnandi (juara dunia catur kelas junior di aguadilla, Puerto rico). Itukan putra. Tapi, kini kami punya yang putri,” ujar Kristianus, Selasa (17/7). Diakuinya, pihaknya melakukan pembinaan pada Samantha sejak 2016. Bahkan, menghadirkan pelatih kelas dunia untuk anak didiknya itu. “Kami akan terus kirim Samantha bertanding di berbagai turnamen di Asia dan dunia. Pada 1-9 Agustus, ia ikut Asian Youth Chess Championship. Dan kami naikan kategorinya yakni U-12 tahun,” lanjutnya. “Pada November nanti, ia kami kirim mengikuti nomor catur klasik di Spanyol. Saat di Belarusia itu, Samantha turun di nomor catur cepat. Harapannya, skill yang dimiliki Samantha tetap terjaga, dan terus meningkat,” pungkas Kristianus. (Adt)

Ternyata Ini Tiga Olagraga Peninggalan Islam

Islam menganjurkan penganutnya untuk berbadan sehat. Salah satunya dengan berolahraga, seperti berenang, berkuda, dan memanah. Banyak Muslim tidak menyadari betapa besarnya kontribusi Islam di masa lalu bagi pengembangan olahraga. Dalam kata Arab Olahraga disebut riyadhah. Menarik untuk dicatat bahwa kata yang sama digunakan untuk matematika dan tasawuf. Melatih tubuh, pikiran, dan jiwa merupakan tujuan Olahraga dalam Islam. Islam tidak membolehkan olahraga yang menyebabkan para pemain terluka, seperti gladiator dan sejenisnya.  saat muslim sampai di kota Spanyol, Istanbul, Sisilia dan belahan dunia lainnya yang memilik olahraga yang melukai pemainnya, para muslim menghentikan semua olahraga tersebut. Berikut Tiga olahraga peninggalan Islam yang perlu di ketahui : Catur Menurut buku sejarah dan sastra, catur sangat terkenal di kalangan elite muslim masyarakat Arab. Bertahun-tahun yang lalu catur menjadi salah satu bagian sejarah penting di sepanjang era Muslim. Pangeran, khalifah, penu lis, ahli bahasa, penyair, dan dokter, menguasai permainan catur. Kalangan elite yang menyukai  olahraga catur termasuk pendiri dinasti Ayyubiyah, Salahudin al-Ayubi, khalifah Harun ar- Rasyid, al-Mu’tadi, al-Mu’taz, dan penyair Miti bin Iyas. Adapun saat itu wanita muslim yang pandai bermain catur, yaitu Arib al-Ma’muniyya. Beberapa sejarawan mengata kan bahwa dia adalah anak perempuan Jafar al- Barma ki. Memanah Nabi Muhammad dikenal sebagai pemanah andal. Tiga busurnya masih tersimpan di museum Top- kapi di Istambul. Dalam praktik memanah, area antara garis tembak dan target dianggap suci. Seseorang harus cermat dan pandai menyiasati keadaan sebelum melepaskan anak panah. Tentu saja seorang pemanah harus mampu mengukur arah angin dan ketepatan sasaran tembak. Pertimbangan yang cermat dan tepat akan menentukan kemana anak panah akan menancap. Kung Fu Muslim Proses islamisasi berlangsung dalam penyelenggaraan seni bela diri di negara-negara Muslim Asia Tenggara. Kung fu di kalangan umat muslim Cina mudah terlihat di Qing Zhen Siatau kuil suci dan kebenaran (masjid). Masyarakat di dalamnya berkomunikasi dengan bahasa Arab. Kalimat bismillah akan digunakan untuk memulai sebuah tindakan, bukannya membungkuk atau berteriak Kiai, seperti yang orang Jepang lakukan untuk membangkitkan semangat. Kungfu dipraktikkan oleh Muslim Hui dan menjadi bagian dari kuri kulum, kehidupan sosial, dan kehidupan madrasah mereka, terutama saat perayaan Ramadhan, Idul Fitri, Idul Adha, dan Maulid Nabi. Komunitas Hui berkumpul di halaman Masjid untuk perayaan dan dihibur oleh demonstrasi dan pameran Wu Shu setelah shalat. Ternyata tiga olahraga di atas yang eksis saat ini merupakan peninggalan para kaum muslim. Sungguh tak di sangka, apakah diantara olahraga di atas merupakan favorit Sobat Muda NYSN? Sumber: Republika.co.id

Novendra Priasmoro, Remaja 18 Tahun Yang Dilarang Bertanding Catur

Pecatur-Novendra-Priasmoro-penyandang-gelar-FIDE-Internastional-Master-IM

Jakarta- “Kalau sudah juara dunia, jangan lupa sama saya”. Begitu kata yang terucap dari Andrei Kovalev, melihat bakat catur yang dimiliki ‘anak ajaib’ Novendra Priasmoro. Kovalev adalah pelatih yang dikontrak Pengurus Besar Persatuan Catur Seluruh Indonesia (PB Percasi) selama 2013-2014. Pria asal Belarus itu meraih gelar Internasional Master (IM) pada 1989, serta meraih gelar Grandmaster (GM) pada 1991. Ramalan Kovalev bukan main-main. Novendra tergolong ‘anak ajaib’, remaja 18 tahun itu telah menyandang gelar FIDE Internasional Master dengan rating Elo 2438. Bila syarat dipenuhi, seperti mencapai norma GM sebanyak tiga kali dan menaikkan rating Elo-nya hingga 2500, maka, predikat Grandmaster berada dalam genggaman remaja yang hobi sepak bola itu. “Target saya itu meraih gelar Grandmaster pada 2020. Sekarang, ikut program UT Inspiring Youth (program pembinaan atlet muda berprestasi Indonesia yang disponsori salah satu perusahaan distribusi kendaraan berat), mudah-mudahan segera terwujud,” cetus remaja kelahiran Jakarta, 24 November 1999 itu. Guna memuluskan langkahnya, siswa kelas XII Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Sriwijaya Jakarta itu terus menempa kemampuan di bawah arahan Kristianus Liem, Pembina UT Inspiring Youth sekaligus Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PB Percasi. Termasuk mengikuti beberapa pertandingan internasional secara berkesinambungan, dan dibimbing pelatih terbaik. “Tahun lalu saya ikut turnamen catur di Penang, Malaysia (9th Penang Heritage City Internasional Chess Tournament Kategori Open, 3-10 Desember 2017). Di Penang saya berhasil menaikkan rangking unggulan 3, dari sebelumnya unggulan 7. Sehingga dapat tambahan angka 14,1,” sambung pemilik akun resmi Instagram @noven_99 itu. Kini, ia tengah mempersiapkan diri tampil di  turnamen catur 18th Bangkok Chess Open 2018 di Bangkok, Thailand, 13-21 April mendatang. “Untuk turnamen di Thailand saya mempersiapkan diri dengan baik. Latihan terus biar nanti bisa meraih hasil terbaik,” sebut pecatur yang mengidolakan seniornya, Grandmaster (GM) Susanto Megantara itu. Dengan sederet prestasi tingkat nasional maupun internasional, ternyata memberi cerita lain pada kehidupan peraih juara satu Kejuaraan World School 2014 di Brazil itu. “Kalau ada kejuaraan catur di sekolah atau yang mewakili sekolah, saya nggak boleh ikut. Mungkin karena saya punya gelar IM (Internasional Master), jadi nggak dikasih main. Pokoknya sudah nggak boleh ikut kejuaraan,” cetusnya sambil senyum. Pada usia belia, yakni ketika berumur tujuh tahun, Novendra mulai mengenal catur melalui sosok sang ayah. “Umur tujuh tahun saya pertama kali melihat ayah main catur. Dari situ saya belajar bermain catur. Setahun kemudian saya masuk sekolah catur Utut Adianto (seorang pecatur terbaik yang pernah dimiliki Indonesia dan penyandang Grandmaster Indonesia berperingkat tertinggi di dunia saat ini),” tutur juara satu Kejuaraan Asian Junior U-20 di Philipina pada 2017 itu. Kedepan, Novendra berharap makin banyak remaja sebayanya yang mengikuti jejaknya untuk menggeluti olahraga yang mungkin bagi sebagian orang dianggap membosankan, bahkan disebut bermain dalam sunyi, serta bisa menguras otak. “Semoga makin banyak remaja yang melakukan hal positif, dan kalau bisa makin banyak yang bermain catur. Karena sukses terletak pada mereka yang meraih sesuatu lebih dari diri mereka sendiri,” papar pecatur murah senyum itu. (adt) Nama : Novendra Priasmoro Tempat /Tgl Lahir : Jakarta, 24 November 1999 Usia : 18 Tahun Sekolah : SMK Sriwijaya (Kelas XII) Gelar Saat Ini : Master Internasional (MI) / 2017 Elo Rating Saat Ini : 2438 (Target Elo Rating untuk GM 2500) Target mencapai gelar Grandmaster :Tahun 2020 Instagram : @noven_99 Hobby : Catur, Sepak Bola Prestasi Nasional : 1. Juara satu Japfa Chess Festival U-14 (2012) 2. Juara satu Kejuaraan Nasional U-15 (2014) 3. Juara satu Japfa Chess Festival U-18 (2015) 4. Juara satu Kejuaraan Nasional U-17 (2015) 5. Juara satu Kejuaraan Nasional U-19 (2016) 6. Juara satu Kejuaraan Nasional Senior (2017) Prestasi Internasional : 1. Juara satu APPSO (2012) Indonesia 2. Juara satu Kejuaraan World School (2014) Brazil 3. Juara satu Japfa Internasional Master (2016) Indonesia 4. Juara satu Kejuaraan Asian Junior u-20 (2017) Philipina 5. Juara tiga Penang Open (2017) Malaysia

Kenal Catur di Pos Ronda, Bocah SD Bernama Aditya Kini Menjadi Candidate Grandmaster Catur

Aditya-Bagus-Arfan-Catur

Jakarta – Beranilah bermimpi. Kata itu mungkin punya makna bagi Aditya Bagus Arfan. Melalui catur, olahraga yang digelutinya sejak berusia 4,5 tahun, ia memiliki mimpi besar menjadi Grandmaster di tahun 2025. Adit, begitu sapaan akrabnya, kini menyandang gelar Candidate Master dengan Elo rating 2.023. Dan, untuk bisa meraih titel Grandmaster, pecatur berusia 11 tahun itu harus mencapai norma GM sebanyak tiga kali serta menaikkan rating Elo-nya hingga 2.500. Mimpi siswa kelas 5 Sekolah Dasar (SD) Islam Terpadu (IT) Global Insani, Kota Bekasi, Jawa Barat (Jabar) itu sepertinya tanpa hambatan. Sebab, salah satu perusahaan distribusi kendaraan berat di Tanah Air siap memuluskan langkahnya. Kini, Adit tengah bersiap mengikuti turnamen catur internasional ‘Asian Youth Chess Championship’ di Chiang Mai, Thailand, 13-21 April 2018, dan ‘World School Chess Championship’ di Durres, Albania, 20-29 April 2018. “Target mau-nya sih juara April nanti. Selain itu ingin menjadi Grandmaster. Persiapannya paling belajar dan melihat video permainan pecatur dunia,” ujar pecatur kelahiran Bekasi, Jabar itu saat ditemui di kawasan Sudirman, Jakarta, beberapa waktu lalu. Perkenalan pertama Adit dengan catur bermula dari melihat warga yang bermain catur di pos ronda yang berjarak tak jauh dari rumah sang Kakek. Selepas itu, ia memaksa sang Kakek untuk mengajarinya bermain catur. “Pertama melihat catur langsung senang. Mainnya juga saling menyerang. Terus pakai strategi juga. Jadi makin ketagihan,” sambung anak pertama dari dua bersaudara itu. Keseriuasan menggeluti catur ia tunjukkan dengan belajar dari berbagai sumber. Mulai dari buku, bermain catur di komputer, hingga menonton aksi pecatur kelas dunia di YouTube. Sampai akhirnya, Eka Prasaja, sang ayah, memasukkan Adit ke sekolah catur Utut Adianto. Mengikuti berbagai turnamen catur baik tingkat nasional maupun internasional membuat kemampuannya makin teruji. Meski, diakui, dirinya kerap mengalami kekalahan di awal-awal mengikuti turnamen, namun itu dijadikan pelajaran berharga untuk terus mengasah kemampuannya hingga bisa meraih hasil yang terbaik. “Awal-awal ikut kejuaraan kalah terus. Lalu saya belajar terus dan akhirnya bisa menang di beberapa turnamen catur,” papar pehobi renang itu. Seiring berjalannya waktu, prestasi Adit makin bersinar. Di tingkat nasional, ia meraih juara 1 Kejuaraan Nasional U-9 pada 2013, hingga juara 1 Japfa Chess Festival U-14 pada 2016. Sementara, di level internasional, ia menyabet juara 1 Penang Int Challengger U-10 di Malaysia, pada 2016, serta juara 2 dan 3 Kejuaraan Asian School U-13 di China, pada 2017. “Turnamen yang paling berkesan itu di Olimpiade Children of Asia kelompok U-16 tahun 2016. Karena saya waktu itu masih umur 9 tahun dan menjadi atlet termuda disitu,” cetus pemilik akun instagram @pecaturcilik_aditya itu. (adt) Nama : Aditya Bagus Arfan Tempat / Tgl Lahir : Bekasi, 31 Oktober 2006 Sekolah : SD IT Global Insani (Kelas V) Gelar Saat Ini : Candidate Master Elo Rating Saat Ini : 2023 (Target Elo Rating untuk GM 2500) Website / Instagram : www.adityabagusarfan.net / @pecaturcilik_aditya Hobby : Catur dan Renang Prestasi Nasional : Juara 1 Kejuaraan Nasional U-9 (2013) Juara 1 Kejuaraan Nasional U-11 (2015) Juara 1 Festival Catur Pelajar U-11 (2016) Juara 1 Japfa Chess Festival U-14 (2016) Prestasi Internasiuonal : Juara 1 Penang Int Challenger U-10, Malaysia (2016) Juara 1 Kejuaraan ASEAN +Age U-10, Thailand (2016) Juara 2 dan 3 Kejuaraan Asian School U-13, China (2017)

Pembinaan Atlet Catur Terkendala Dana

catur_terkendala_dana

Jakarta – Induk organisasi catur seluruh Indonesia mengaku terkendala dana dalam melakukan pembinaan terhadap bibit muda atlet catur terbaik di Tanah air. Hal itu dikatakan Kristianus Liem, Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) Pengurus Besar Persatuan Catur Seluruh Indonesia (PB Percasi), di kawasan Sudirman, Jakarta, Selasa (27/2). “Kami terkendala dana untuk melakukan pembinaan para atlet. Kalau soal bibit pecatur kami tidak kekurangan,” ucapnya. Akibat kendala dana, sebut Kristianus, berimbas pada penyelenggaraan turnamen catur yang masih kurang banyak. “Memang kami mengakui bahwa kejuaraan catur masih kurang. Dan, sebenarnya potensi atlet catur yang dimiliki Indonesia itu sangat besar,” sambungnya. “Karena kami sendiri mengambil atlet yang bagus itu melalui turnamen untuk selanjutnya kami melakukan pembinaan bagi atlet yang bersangkutan,” tambah Kristianus. Oleh sebab itu, ia mengatakan, pihaknya sangat senang bila ada perusahaan yang mau berkontribusi dalam melakukan pembinaan terhadap atlet-atlet catur yang memiliki prestasi bagus. “Kami sangat senang bila perusahaan-perusahaan turut berkontribusi dalam pembinaan atlet catur seperti yang dilakukan PT United Tractors. Karena kami tidak mungkin melakukan pembinaan sendiri dan butuh bantuan dari pihak lain,” tutupnya. (adt)

Tekad PT United Tractors Tbk. Lahirkan Grandmaster Catur Unggulan Indonesia

ilustrasi_catur

Jakarta-Sebagai bentuk komitmen terhadap masa depan generasi muda Indonesia dan pembinaan atlet muda serta memajukan olahraga Indonesia, khususnya di cabang olahraga catur, PT United Tractors Tbk (UT), berkontribusi mendukung dua atlet catur muda, Novendra Priasmoro (18 tahun) dan Aditya Bagus Arfan (10 tahun), dalam meraih Grandmaster. Gidion Hasan, Presiden Direktur UT, mengungkapkan dengan membina para generasi muda, pihaknya turut berkontribusi untuk memajukan bangsa Indonesia mengingat mereka adalah generasi penerus bangsa. “Dukungan kami kepada Novendra dan Aditya adalah bentuk partisipasi kamu untuk mewujudkan kebanggaan Indonesia dengan melahirkan Grandmaster unggulan baru di olahraga,” cetus Gidion, di kawasan Sudirman, Jakarta, Selasa (27/2). Saat ini, Novendra menyandang gelar FIDE Internasional Master dengan rating Elo 2438 dan Aditya memiliki gelar Candidate Master dengan rating Elo 2023. Dan, untuk dapat menyandang gelar Grandmaster, kedua atlet muda ini harus mencapai Norma GM sebanyak tiga kali dan menaikkan rating Elo-nya hingga 2500. “Lewat program UT (United Tractors) Inspiring Youth, Novendra ditargetkan meraih gelar Grandmaster pada 2020, sedangkan Aditya ditargetkan mampu meraih gelar Grandmaster pada 2025,” sambungnya. Untuk itu, lanjut Gidion, pembinaan terhadap Novendra dan Aditya dilakukan secara intensif melalui pelatihan dan dibimbing oleh pelatih terbaik, termasuk mengikuti beberapa pertandingan internasional secara kontinyu. “Harapannya program UT Inspiring Youth ini mampu memberikan gambaran kemajuan cabang olahraga Indonesia, serta menginspirasi masyarakat terhadap hadirnya atlet muda berprestasi,” tambahnya. Utut Adianto, Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Catur Seluruh Indonesia (PB Percasi), menyatakan kedua pecatur ini memiliki bakat istimewa, dan bisa mencetak sejarah sebagai Grandmaster. “Kalau untuk potensi sangat banyak bibit catur di Indonesia. Tapi, yang kami masih kesulitan adalah soal pendanaan untuk mereka mengikuti berbagai turnamen di dunia,” tukas Utut. (adt)