804 Atlet Bertarung di Kejuaraan Karate Junior Kaltim 2022

804 Atlet Bertarung di Kejuaraan Karate Junior Kaltim 2022

Sebanyak 804 atlet karate junior ambil bagian dalam Kejuaraan Karate Junior Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (Forki) Kalimantan Timur (Kaltim) tahun 2022. Kejuaraan tersebut berlangsung di Atrium Plaza Balikpapan, mulai Rabu hari ini, 7-10 Desember 2022. Dibuka oleh Asisten Sekda Kaltim Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat HM Syirajudin, mewakili Gubernur Kaltim Isran Noor. Dalam sambutannya Syirajudin mengapresiasi atas terselenggaranya kejuaraan ini. Menurutnya, event ini sangat luar biasa. Terlebih dilaksanakan di tempat umum. “Sangat luar biasa. Anak-anak akan diuji mentalnya karena bertarung dihadapan orang banyak. Tentunya ini akan membentuk karakter mereka,” kata Syirajudin. Syirajudin juga berharap event seperti ini terus dilakukan. Terutama dari junior, karena mereka akan menjadi penerus atlet karate Provinsi Kaltim di masa mendatang. “Apresiasi kepada Forki Kaltim yang telah melaksanakan kegiatan ini. Sesering mungkin dilaksanakan. Karena dari sini akan melahirkan bibit atlet berbakat yang tentunya akan mengharumkan nama Kaltim juga Indonesia. Selamat bertanding, junjung tinggi sportivitas, jangan hanya mencari juara, persaudaraan yang utama,” ungkapnya. Ketua Panitia Aries Ardianto menuturkan, kejuaraan ini diikuti oleh perwakilan Forki Kabupaten dan Kabupaten seluruh Kalimantan Timur. Serta perwakilan club atau dojo perguruan karate di bawah naungan Forki selaku induk organisasi karate Indonesia. “Peserta yang mengikuti 804 atlet seluruh Kaltim. Semoga lewat ajang ini muncul bibit-bibit atlet junior berprestasi. Menjadi atlet yang tangguh dari Kalimantan Timur, sehingga bisa berkiprah di tingkat nasional dan bahkan internasional,” tutur Aries. Kejuaraan ini sengaja digelar di pusat perbelanjaan. Dengan tujuan untuk memperkenalkan lebih dekat olahraga bela diri karate di masyarakat umum. “Masyarakat dapat melihat secara langsung, serta menilai sportivitas olahraga yang ditunjukkan oleh atlet-atlet junior seluruh Kaltim,” pungkasnya.

Selain Persiapan Jelang Kejurnas FORKI, Ini Fokus Vanessa Efendi

Selain Persiapan Jelang Kejurnas FORKI, Ini Fokus Vanessa Efendi

Jelang Kejuaraan Nasional Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (Kejurnas FORKI), karateka putri asal Medan, Vanessa Efendi sedang menggenjot persiapan guna mempersiapkan diri mengikuti kompetisi yang rencananya akan digelar di Jakarta dalam waktu dekat ini. Dikatakannya, di antara persiapan itu ia fokus latihan dasar, fisik, dan teknik. Jadwal latihanpun dilaksanakannya setiap hari, di FORKI Sumut dan Medan. “Jelang Kejurnas FORKI nanti, jadwal latihan sebenarnya tergantung pelatih. Biasanya setiap hari, mulai jam 16.00 WIB-18.30 WIB,” ucap Vanessa seperti dilansir Tribun Medan. Selain persiapan jelang kejurnas, atlet karate yang bermain di kelas U21-68 kg ini menyampaikan, ia sangat menjaga kesehatannya. Apa lagi di masa pandemi dan pemberlakuan PPKM. Lebih lanjut diakui Vanessa, pada kompetisi itu ia tidak terlalu mematok target berlebih. Karena, ia hanya fokus memberikan penampilan terbaik. “Medali itu hanya bonus. Kalau prosesnya maksimal, hasilnya mudah-mudahan maksimal juga,” kata ujarnya. Disampaikannya, selain fokus meraih prestasi, Vanessa juga sedang persiapan untuk melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi. Biodata: Nama: Vanessa Efendi Tempat, Tanggal Lahir: Medan , 21 Juni 2003 Ayah: Efran Efendi Ibu: Natasya Viana Dojo: Inkai Tinggi Badan: 173 cm Berat Badan: 61 kg

Lima Karateka Muda Majalengka Raih Prestasi Pada Czech Open Karate Cup 2021

Lima Karateka Muda Indonesia Raih Prestasi Pada Czech Open Karate Cup 2021

Prestasi membanggakan kembali datang dari atlet muda Indonesia. Kali ini, kabar gembira datang dari cabang olahraga karate. 5 karateka muda asal Majalengka, Jawa Barat, berhasil menjuarai Czech Open Karate Cup 2021 yang digelar online. Kelima karateka itu tergabung dalam Indonesian Traditional Karate Federation (INATKF). Prestasi mereka menyabet medali perak hingga emas dalam kejuaraan internasional yang bertempat di Republik Ceko pada 20-22 Februari 2021. Kejuaraan yang digelar secara daring itu diikuti oleh 9 negara yakni Ceko, Rusia, Armenia, Kroasia, Austria, Slovenia, Rumania, India dan Indonesia. Lima karateka itu ialah Muhammad Abdullah Ramdhan (11), Mochammad Ridho (15), Rangga Bayoe Pramoedjie (25), Zalsa Lenaya (20) dan Agista Sinantya (15). “Muhammad Abdullah Ramdhan meraih 2 medali emas, Mochammad Ridho 1 emas, Rangga Bayoe 1 emas 1 perak, Zalsa Lenaya 1 emas dan Agista Sinantya dapat 1 medali perak,” kata Bupati Majalengka, Karna Sobahi, saat memberikan penghargaan kepada lima karateka itu di Pendopo Bupati Majalengka pada Selasa (2/3/2021). Karena mengaku sangat bangga kepada lima karateka muda tersebut yang mampu meraih prestasi internasional, di ajang Czech Open Karate Cup 2021, ditengah situasi pandemi COVID-19 saat ini. “Sungguh luar biasa bahwa dari Majalengka bisa berprestasi di kejuaraan internasional dan mendapatkan lima medali emas di kejuaraan di Ceko. Sebagai kepala daerah saya mengucapkan selamat atas prestasi yang diperoleh, mereka telah mengharumkan nama Kabupaten Majalengka,” kata dia. Czech Open Karate Cup sendiri merupakan ajang kejuaraan karate tradisional tingkat yang digelar secara virtual. Para kontingen dari berbagai negara harus mengirimkan video di tiap babaknya. “Yang dilombakan keindahan jurus atau Kata, jadi kita mengirimkan videonya dan dinilai oleh dewan juri di Ceko. Alhamdulillah hasilnya sangat memuaskan ada lima emas dan dua perak,” ucap Eben Heizer Sembiring selaku Sekjen PB INATKF. Ia pun sangat mengapresiasi penghargaan yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Majalengka atas prestasi atletinya di Czech Open Karate Cup 2021. Menurutnya keberhasilan lima karateka muda Majalengka dalam meraih medali di kejuaraan internasional menjadi tolak ukur bagi atlet-atlet karate tradisional untuk mengikuti kejuaraan selanjutnya. “Ini tolak ukur awal yang baik bagi atlet-atlet di Majalengka dan nanti akan ada kejuaraan lagi di Polandia dan akan kita siapkan kesana. Kami yakin mereka mampu berprestasi,” kata dia.

Empat Karateka Muda Asal Sulut Raih Medali Emas Kejuaraan Dunia

Empat Karateka Muda Asal Sulut Raih Medali Emas Kejuaraan Dunia

Prestasi membanggakan ditorehkan empat karateka muda asal Sulawesi Utara. Keempatnya berhasil meraih medali emas pada Kejuaraan Dunia Virtual Kata Online 2020. Adapun Kejuaraan itu melingkupi Asia dan dilaksanakan di Filipina beberapa waktu lalu. “Empat atlet asal Kabupaten Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara, berhasil mengukir prestasi luar biasa dengan membawa Indonesia menjadi juara pada kejuaraan dunia di Filipina, yang dilaksanakan secara virtual,” kata Pembina Tim Karate Sulawesi Utara, Ascke Benu, seperti dilansir dari Antara. Keempat karateka muda itu adalah Aileen Mardjuki, Jenifer Gigir, Kiara Tololiu, dan Abigael Thomas. Aileen Mardjuki berhasil meraih medali emas pada kelas ‘female level novice belt white’, Jenifer Gigir pada kelas ‘advance belt brown 10 years old’, Kiara Tololiu pada kelas ‘female intermediate belt blue 9 years old’, dan Abigael Thomas pada kelas ‘female advance belt brown 11 years old’. “Mereka adalah karateka muda yang sudah mampu berprestasi membawa nama Indonesia serta Sulawesi Utara di tingkat dunia,” ujar Ascke Benu. Lebih lanjut dikatakan Ascke, pihaknya akan terus melakukan pembinaan terhadap para atlet muda karate ini, untuk menghadapi kejuaraan lainnya. “Saya selaku pembina sangat bangga kepada adik-adik semua. Saya berharap dengan prestasi ini, adik-adik dapat lebih memacu prestasi dalam kejuaraan lainnya,” ungkapnya. Sementara itu, salah satu official team, Hendrik Mardjuki mengatakan, prestasi yang diraih para atlet muda Sulawesi Utara ini tidak terlepas dari dukungan pemerintah baik kabupaten dan provinsi. “Dukungan dari pemerintah juga sangat penting, dan kami rasakan selama anak didik kami mengikuti kejuaraan ini. Kami tentunya akan terus berupaya lebih maksimal untuk kejuaraan lainnya,” ujar Hendrik.

9 Karateka Muda Asal Riau Harumkan Indonesia

9 Karateka Muda Asal Riau Harumkan Indonesia

Pemerintah dan masyarakat Kota Tanjungpinang, Provinsi Kep. Riau patut berbangga diri. Pasalnya, pasalnya sembilan orang karateka muda binaan Komando Distrik Militer (Kodim) 0315/Bintan yang tergabung dalam Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (Forki) Kota Tanjungpinang, berhasil memborong medali pada Kejuaraan Dunia Karate Russian Open Tahun 2020. Kesembilan karateka muda tersebut ialah Azkha Dafina Aurellia, M. Amri Alfajrihan, Septriadi Ramadhani, Dhea Ilfitria Maharani, Devana Syakbanil, Dzakiyah Nur Fadillah, Lyana Dhea, Rainhard Hillarius dan Jalu Armando Shevariano. Pada kejuaraan yang berlangsung secara virtual itu, mereka mampu meraih 1 medali emas, 4 medali perak dan 4 medali perunggu. Berkat raihan tersebut, Komandan Kodim 0315/Bintan Kolonel Inf I Gusti Ketut Artasuyasa selaku Pembina Forki Tanjungpinang yang didampingi Sekum Forki Tanjungpinang, Lina Marlina, serta sempai Rio menyerahkan secara langsung medali dan penghargaan kepada kesembilan karateka muda tersebut di Makodim 0315/Bintan, Jalan Ahmad Yani Km 5 Tanjungpinang, Rabu (02/9/2020) siang. “Hari ini kita semua berbangga hari karena atlet-atlet karate muda kita telah berhasil meraih juara pada ajang bergengsi yakni Karate Russian Open Tahun 2020 yang dilaksanakan secara virtual,” ucap Dandim dilansir dari laman Klikwarta.com. “Kami atas Keluarga Besar Kodim 0315/Bintan mengucapkan selamat kepada adik-adik yang telah mendapatkan Juara I, II dan III pada Karate Russian Open Tahun 2020,” pungkasnya. Lanjut Dandim, ia sangat bangga atas capaian ini dan berharap para atlet muda tersebut tidak cepat puas dan meraih lebih banyak prestasi lagi pada ajang berlevel internasional. “Saya selaku Pembina Forki Tanjungpinang sangat bangga kepada adik-adik semua. Saya berharap dengan ini adik-adik dapat lebih memacu prestasi lebih banyak lagi,” ungkapnya. Sementara itu, Lina Marlina selaku Sekum Forki Tanjungpinang mengucapkan terima kasih kepada Komandan Kodim 0315/Bintan yang telah mendukung para atlit muda yang berprestasi tersebut salah satunya dengan mengizinkan untuk berlatih di Makodim 0315/Bintan. “Berkat bantuan dan dukungan Bapak Dandim, anak-anak dapat meraih prestasi ini karena anak-anak latihan di Kodim 0315/Bintan. Tentunya tak lepas juga dari dukungan dan doa seluruh masyarakat Kota Tanjungpinang atas keberhasilan mengharumkan nama Kota Tanjungpinang dan Indonesia di Kancah Dunia Karate Internasional,” ujar Lina.

Kejuaraan Kumite Pertama Se-Kalimantan Selatan Resmi Dibuka Dengan Persaingan Ketat Antara 95 Karateka Junior

95 Karateka Junior Bersaing dalam Kejuaraan Kumite Pertama Se-Kalimantan Selatan

Sebanyak 95 karateka junior yang berasal dari 95 klub di Kalimantan Selatan mengikuti Kejuaraan Kumite yang diselenggarakan oleh Yusfi Karate Club (YKC). Selain untuk melatih mental bertanding, kejuaraan ini juga bertujuan untuk membina para karateka junior karena bekerja sama dengan masing-masing klub. Menurut ketua Yusfi Karate Club Kabupaten Banjar, Muhammad Yusfiansyah, kejuaraan ini adalah yang pertama yang diadakan per kategori. “Kalau tidak salah, di Kalimantan Selatan untuk kumite, ini yang pertama kali,” ucap Yusfi dikutip dari Banjarmasinpost.co.id, Kamis (20/8/2020). Sementara itu, untuk kelas yang dipertandingkan antara lain kelas bebas usia dini putra, kelas bebas putri, kelas pemula putra, kelas pemula putri, kelas pra pemula putri, kelas pra pemula putra, cadet putra, cadet putri, junior putri dan junior putra. Untuk mematuhi protokol kesehatan selama pandemi, Kejuaraan ini dilaksanakan dengan pembagian waktu hanya tiga jam. Tujuannya, demi mencegah penyebaran Covid-19. “Kami atur dan bagi waktu pelaksaan kejuaraan ini setiap per kategorinya,” jelas Yusfi. Yusfi Karate Club memang sering mengadakan kejuaraan. Sebelumnya, klub yang bermarkas di Dojo Yusfi Karate Club, Jalan A Yani Km 36, batas Kota Banjarbaru itu rutin menggelar Yusfi Cup setiap tahun. Namun, khusus tahun ini diadakan secara virtual untuk pertama kalinya, karena pandemi Corona masih melanda Kalsel.

Universitas Brawijaya Tuan Rumah POMDA Jatim Cabang Karate dan Bulutangkis

Universitas Brawijaya tuan rumah POMDA Jatim cabang karate dan bulutangkis. (istimewa)

Malang- Universitas Brawijaya (UB) Malang, Jawa Timur (Jatim), menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Mahasiswa Daerah (POMDA) tingkat Jawa Timur (Jatim). POMDA menjadi ajang mencari atlet kontingen yang akan berlaga di Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNAS) mendatang. Tahun ini, UB menjadi tuan rumah untuk cabang olahraga Karate dan Bulu Tangkis yang mulai dihelat pada 24-30 Juni 2019. Dan, diikuti oleh 162 atlet dari 19 perguruan tinggi di Jatim. Untuk cabang karate berlangsung di Gedung Samanta Krida, sedangkan Gelanggang Olahraga (GOR) Pertamina-UB untuk cabang bulutangkis. Upacara pembukaan POMDA Jatim ini dilaksanakan pada Senin (24/6/2019) di Gedung Samanta Krida. Kepada para kontingen, Sekretaris Badan Pembina Olahraga Mahasiswa Indonesia (BAPOMI), Sulistyorini mengatakan bahwa kegiatan ini tidak hanya dilakukan di Malang. “POMDA dan SELEKDA juga dilaksanakan di Surabaya, Jember, Kediri, Madiun dan Bangkalan dan terdiri dari 22 cabang olahraga”, ujar Sulistyorini dikutip situs resmi Universitas Brawijaya (UB) Malang, Jawa Timur (Jatim), Selasa (25/6). Melalui ajang ini, ia berharap dapat menjaring atlet berprestasi untuk POMNAS. Sementara itu, Nuhfil Hanani, Rektor UB, berharap ajang ini dapat menguatkan persaudaraan dan persatuan antar kontingen. “Baik di Jawa Timur maupun di tingkat nasional, semoga POMDA juga bisa menciptakan persatuan dan persaudaraan. Junjung sportivitas dan kejujuran dan ciptakan prestasi Jawa Timur,” tukas Nuhfil. (Adt)

Seleknas Tahap Pertama PB Forki Berakhir, Karateka DKI Jakarta Dominasi Rimbawan Indonesia Karate-Do Championship 2019

Karateka DKI Jakarta mendominasi seleknas tahap pertama PB Forki bertajuk Rimbawan Indonesia Karate-Do Championship 2019, pada 28-29 Maret. (Istimewa)

Jakarta- Seleksi nasional (Seleknas) bertajuk Rimbawan Indonesia Karate-Do Championship, di Auditorium Manggala Wanabakti, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), berakhir pada Jumat (29/3). Dalam event yang dihelat selama dua hari dan diikuti ratusan karateka dari 36 tim se-Indonesia itu, para karateka DKI Jakarta berhasil mendominasi tiga nomor pertandingan. Yakni, karateka Ceyco Georgia Hutagalung dari perguruan Inkado, kelahiran 24 Juni 1999, yang turun di kelas senior kumite putri +68kg. Lalu, senior kata beregu putri Emelia Sri Hanandita, Dian Monika Nababan, dan Anugrah Nurul Lucky dari perguruan Lemkari, dan kelas senior kumite putri -50kg Maya Sheva, kelahiran 29 Agustus 1999 dari perguruan Inkai. Raja Sapta Ervian, Sekertaris Jenderal (Sekjen) Pengurus Besar (PB) Federasi Karate-Do Indonesia (Forki), usai penutupan mengatakan, program seleknas ini adalah proyeksi pembentukan tim nasional (timnas) karate SEA Games 2019 Manila, Filipina. Namun, diungkapkannya, bila event ini bukan satu-satunya seleksi karena masih banyak rangkaian event yang akan diikuti para karateka. “Alhamdulillah, para karateka putra-putri senior saling beradu skill. Ini yang kami harapkan dari PB Forki, pasca mereka latihan keras di dojonya masing-masing, dan ini bukti bahwa mereka benar-benar menunjukkan kemampuannya, sebelum nantinya tampil di event yang sudah diprogramkan oleh PB Forki,” ujar Raja, di Jakarta, Jumat (29/3). Nantinya, jelas Raja, mereka yang akan terpilih masuk dalam pelatnas (pemusatan latihan nasional) SEA Games 2019, namun mereka akan diuji kembali pada ke kejuaraan SEAKAF dan AKF 2019. Pada April nanti ada dua event bergengsi yakni kejuaraan karate Asia Tenggara (SEAKAF) di Thailand pada 12-14 April dan Kejuaraan Karate Asia (AKF) di kota Kinabalu, Sabah, Malaysia pada 26-28 April. Sementara itu, perguruan Inkanas menempati peringkat kedua setelah meloloskan 2 karatekanya, yakni Sandi Firmansyah dan Febi Ramadhan Saputra, peringkat ketiga kontingen Sumatera Utara atas nama Desynta Banurea, Daniel Hutapea dari perguruan KKI. Para karateka yang tampil di ajang Rimbawan Indonesia Karate-Do Championship Seleksi Nasional senior PB Forki mempertandingkan 15 nomor yaitu 4 nomor kata putra-putri, serta beregu dan perorangan. Sedangkan 11 nomor lainnya adalah nomor komite perseorangan putra-putri. (Adt)

Jelang HUT ke-52 Funakoshi Indonesia, Panitia Gelar Kejurnas Junior 2019

Memperingati HUT ke-52 Funakoshi Karate-Do Indonesia, diselenggarakan Kejuaraan Nasional (kejurnas) 2019 kategori junior, di GOR Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, mulai Sabtu (23/1). Tampak gelaran Turnamen serupa memperebutkan Piala Guberur DKI Jakarta yang berlangsung pada 2018 lalu. (poskotanews.com)

Jakarta- Agar terciptanya kualitas dan prestasi atlet karate, perguruan Funakoshi Karate-Do Indonesia akan menggelar Kejuaraan Nasional (kejurnas) 2019. Perhelatan ini akan diadakan di GOR Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, mulai Sabtu (23/1). “Kejurnas Funakasohi 2019 bertujuan mencetak atlet karateka berkualitas, demi memajukan prestasi karate di Indonesia,” ujar Ketua Panitia Funakoshi Kejurnas 2019, Safarudin Harahap, pada Senin (14/1). Adapun tema Kejurnas Funakoshi 2019 yakni membentuk generasi muda karateka Funakoshi yang sehat dan berprestasi. Safarudin menjelaskan ajang ini mempertandingkan mulai kelas kumite, kata perorangan, kata beregu, dan seni, untuk kelompok usia 10 tahun hingga 18 tahun ke atas. Pesertanya merupakan kalangan pelajar SD, SMP, SMA dan sederajat se-Indonesia. Ajang ini juga sekaligus memperingati HUT ke-52 Funakoshi Karate-Do Indonesia. Ia meyakini ajang tersebut merupakan bagian dari pembinaan mental generasi muda Indonesia, dan merangsang aktivitas serta kreativitas remaja. Sebanyak 600 karateka mengikuti kejuaraan ini. “Turnamen Funakoshi menjadi wadah generasi muda berprestasi dalam karate, sehat jasmani rohani, bertanggungjawab dan bahagia,” pungkasnya. (Adt)

Gelar Kejurnas Khusus Wanita, Lebih dari 440 Karateka Berebut GKR Hemas Cup 2018

Ketua Pengprov Inkai DIY, Budi Wibowo (tiga dari kanan), mengepalkan tangan didampingi sejumlah panitia Kejurnas Karate Wanita GKR Hemas Cup 2018, usai sesi jumpa pers di Pendopo Dinas Kebudayan Provinsi DIY, pada Jumat (21/12). Event ini bakal diikuti 440 karateka wanita dari 35 dojo se-Indonesia. (suaramerdeka.com)

Yogyakarta- Terobosan berani dan terbaru dilakukan Pengurus Provinsi (Pengprov) Ikatan Karate do Indonesia (Inkai) DIY dalam menggelar kejuaraan. Kali ini berlevel kejuaraan nasional (kejurnas), sebuah even untuk karateka wanita digelar untuk pertama kalinya. Bertajuk GKR Hemas Cup 2018, berlangsung 22-23 Desember, di GOR Amongrogo, even ini diikuti lebih dari 440 karateka putri se Indonesia. “Kami bangga bisa mewujudkan keinginan sejak lama dengan menggelar kejuaraan yang semua pesertanya atlet putri,” kata Ketua Umum (Ketum) Pengprov Inkai DIY, Budi Wibowo, pada Jumat (21/12). Penyelenggaraan turnamen yang tajuknya diambil dari nama permaisuri Kraton Ngayogyakarta itu, ungkap pria yang juga menjabat Kepala Dinas Kebudayaan DIY dan Asisten Perekonomian & Pembangunan Sekda DIY, sekaligus menggandeng dan berkolaborasi dengan sejumlah perguruan karate lainnya. “Kami bangga, karena kejurnas karate khusus wanita ini, terselenggara bersama beberapa perguruan, semua berkolaborasi di sini. Meski lahir dari INKAI, pesertanya tidak dibatasi dari perguruan kami saja, tapi juga seluruh perguruan yang terdaftar resmi di Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (FORKI),” papar dia. Sedangkan dasar pengambilan nama GKR Hemas, kata Budi lebih kepada sosok dari istri Sri Sultan Hamengkubuno X tersebut. “Karena beliau permaisuri raja, peraih bintang maha putra dari presiden dan anggota DPD RI. Kami rencanakan kegiatan ini akan digelar dua tahun sekali dan memperebutkan piala bergilir,” jelas Budi. Sementara Ketua Panitia GKR Hemas Cup, Anisa Chairuna Hasan Murti menyatakan, ada dua nomor yang dipertandingkan di kejuaraan kali ini. Selain nomor festival (pemula), terdapat nomor open. Kategori festival, jelasi Anisa, untuk para karateka pemula, yang baru enam bulan, atau satu tahun, menggeluti karate. “Jumlah pesertanya sekitar 440 karateka. Sejauh ini, kontingen terjauh berasal dari FORKI Makasar dan Palembang. Adapun terbanyak yakni dari Klaten dengan 60 karateka putri,” tandas dia. Kejurnas ini mempertandingkan 40 kelas, termasuk kata perorangan dan kumite beregu, dari 35 tim (dojo) se Indonesia. Tak sampai disitu, kejuaraan ini tak hanya diikuti oleh sejumlah atlet lokal, namu juga diikuti sejumlah atlet nasional. “Ada beberapa karateka nasioanl yang turun di PON 2016, juga ambil bagian di gelaran ini. Selain peserta adalah wanita, nantinya, wasit yang memimpin juga wanita,” pungkasnya. (Adt)

Lawan 79 Negara, Tim Karate Inkanas Dilepas Menuju Shanghai

Kiri ke kanan (atas) Binpres PB Inkanas Mursalim Badoo, Wasekjend Andi Taletting, Ketua Umum Jenderal Pol (Purn) Badrodin Haiti dan Sekjend Irjen Pol Sam Budigusdian, turut melepas enam karateka menuju Kejuaraan WKF Karate 1 Series A di Shanghai, China. (Inkanas)

Jakarta- Ketua Umum Institut Karate-Do Nasional (Inkanas) Jenderal Pol (Purn) Badrodin Haiti melepas enam atlet yang bakal berlaga di Kejuaraan WKF Karate 1 Series A Shanghai, China, pada 7-9 Desember 2018. Pelepasan itu digelar di Kawasan Sudirman Central Business District (SCBD), Jakarta Selatan, pada Selasa (4/12). Daftar keenam atlet yang bakal tampil itu yakni Krisda Putri (Kata Individu Putri), Tri Winarni (Kumite -61 Kg Putri), Dwi Fadhilah (Kumite -50 Kg Putri), Andi Jerni (Kumite -50 Kg Putri), Aqtur (Kumite -67 Kg Putra) dan Aditya (Kumite +84 Kg Putra). Adapun pendamping tim Karate Indonesia yang bernamakan INKANAS EMAS ini adalah Mursalim Bado’o (Manager), Ricky Muchtar (Official) Yedih Lesmana (Pelatih), Aam Siti Aisyah (Pelatih) dan Donny Zaiko (Pelatih). Kejuaraan yang diselenggarakan oleh World Karate Federation ini, diikuti 79 negara dari seluruh dunia. Kejuaraan ini merupakan ajang untuk meraih poin menuju Olimpiade Tokyo 2020. Kegiatan ini sebagai bentuk keseriusan Badrodin Haiti dalam membina atlet Karate Inkanas, yang secara aktif mengirimkan atlet berprestasi unjuk kebolehan di ajang internasional. Terutama, ajang resmi World Karate Federation (WKF). “Kesempatan ini jangan disia-siakan dan dimanfaatkan betul oleh atlet. Selain itu, kedepannya para pelatih perlu untuk mendapatkan kesempatan di event international untuk memperoleh sertifikasi International,” ujar Badrodin. Hal senada diucapkan oleh Sekretaris Jenderal PB Inkanas, Irjen Pol Sam Budigusdian. Dalam kesempatan yang sama dia menerangkan bahwa PB Inkanas berkomitmen agar dapat berpartisipasi pada setiap seri Kejuaraan International WKF ini. (Adt) Daftar Kontingen Indonesia Atlet Krisda Putri (Kata Individu Putri), Tri Winarni (Kumite -61 kg Putri), Dwi Fadhilah (Kumite -50 kg Putri), Andi Jerni (Kumite -50 kg Putri), Aqtur (Kumite -67 kg Putra),Aditya (Kumite +84 kg Putra) Pendamping Mursalim Bado’o (Manager), Ricky Muchtar (Official), Yedih Lesmana (Pelatih), Aam Siti Aisyah (Pelatih), Donny Zaiko (Pelatih)

Berburu Poin Olimpiade Tokyo, Inkanas Siapkan Karateka Tampil di Shanghai

Menuju Olimpiade Tokyo 2020, Perguruan Karate Institut Karate-Do Nasional (Inkanas), menyiapkan 6 orang atlet tampil di Kejuaraan WKF Karate 1 Series A, di Shanghai, China, pada 7-9 Desember 2018. (istimewa)

Jakarta- Perguruan Karate Institut Karate-Do Nasional (Inkanas), yang dipimpin oleh Ketua Umum Jenderal Pol (Purn) Badrodin Haiti, sudah menyiapkan 6 orang atlet untuk mengikuti Kejuaraan WKF Karate 1 Series A, di Shanghai, China, pada 7-9 Desember 2018. Kejuaraan yang diselenggarakan oleh World Karate Federation (WKF), diikuti oleh 79 negara dari seluruh dunia, yang akan berlomba untuk meraih poin menuju Olimpiade Tokyo 2020. Pada Olimpiade Tokyo ini, Karate pertama kali secara resmi akan ditandingkan di Olimpiade. Untuk mencapai hal ini, karateka Indonesia harus tampil di sejumlah kejuaraan Federasi Karate Dunia mengumpulkan rating poin (seperti bulutangkis). Sebagai syarat tampil pada Olimpiade 2020 Tokyo, para karateka harus bisa masuk 100 besar di peringkat WKF. Agar menjaga peluang para karatekanya bisa tampil di Tokyo, Inkanas memberi kesempatan tampil di ajang WKF, baik kejuaraan dunia, WKF Premier League, maupun Series A. Guna mempersiapkan hal itu, Inkanas selenggarakan Training Camp (TC) sejak 27 November, hingga tanggal keberangkatan pada Selasa (4/12). Selain Mursalim Badoo sebagai pelatih kepala, tim yang bernamakan Inkanas Emas ini, turut didampingi pelatih Yedih Lesmana, Donny Zaiko, Aam Siti Aisyah, dan Official Ricky Muchtar. Mursalim yang juga menjadi manajer mengatakan kegiatan ini merupakan bentuk pembinaan tahap awal Bidang Prestasi PB INKANAS, di kepengurusan 2018-2021. Sedangkan, atlet-atlet yang akan bertanding adalah Krisda Putri (Kata Perorangan Putri), Dwi Fadhilah (Kumite Putri -50 Kg), Tri Winarni (Kumite Putri -61 Kg), Andi Mesyara Jerni (Kumite Putri -50 Kg), Aqtur Dimarsyah (Kumite Putra -67 Kg) dan Aditya Suhendar (Kumite Putra +84 Kg). Ketua Dewan Guru PB Inkanas, Shihan Ellong Tjandra, memberi dukungan penuh pada ajang ini. “Saya berharap nanti makin banyak atlet PB Inkanas yang dikirim ke Kejuaraan International. Begitu pula, untuk pengiriman Wasit dan Pelatih, dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM),” ujarnya. Hal senada diucapkan oleh Wakil Ketua Bidang Luar Negeri PB Inkanas, Ricky Muchtar. Sesuai arahan Ketua Umum yang merupakan mantan Kapolri, Inkanas sangat fokus untuk kegiatan-kegiatan yang bersifat Internasional. Inkanas juga akan mengirimkan beberapa Karate-Ka untuk berlatih ke Jepang, di akhir Januari 2019. “Selain pengiriman atlet ke Kejuaraan di Luar Negeri, Inkanas akan mendatangkan 2 orang pelatih, dari Dojo Pusat Jepang yakni Takashi Yamaguchi (DAN VII) dan mantan juara Dunia, Shinji Nagaki (DAN V), pada 15-19 Desember 2018 di Surabaya dan Medan,” kata Ricky, melalui keterangan tertulisnya, Minggu (2/11). (Adt)

Anak Penjual Martabak di Solo, Jadi Juara Karate Internasional di Belgia

Nandana Putra Purnama (11), Siswa kelas V SD Al Islam 2 Jamsaren, Solo, diapit ayah dan ibunya didepan rumah mereka yang sederhana, serta membawa piala hasil juara di 3rd edition of International Karate Open of Province de Liege, Herstal, Belgia, 14-21 November lalu. (medcom.id)

Solo- Tak ada yang istimewa dari rumah berwarna krem di Jalan Ponconoko I, Tipes, Serengan, Solo, Jawa Tengah ini. Bahkan beberapa cat di bagian pintunya tampak telah mengelupas. Sebuah gerobak bertulis ‘Martabak Bagong’, terparkir di sisi timur rumah. Siapa sangka, rumah serta gerobak itu telah menjadi saksi bisu perjuangan Nandana Putra Purnama (12). Nanda, sapaannya, adalah juara internasional di ajang 3rd edition of International Karate Open of Province de Liege, Herstal, Belgia, pada 14-21 November 2018 lalu. Selain meraih emas di nomor kumite putra, ia juga mengukir medali emas untuk nomor Kata. “Di sini, kami masih ngontrak,” ungkap ayah Nanda, Rohman Sidik Purnomo, akhir pekan lalu, dilansir Medcom.id. Nanda adalah anak kedua dari pasangan Rohman Sidik Purnomo (41) dan Nuryani Puji Lestari (37). Sehari-hari, Rohman bekerja menjual martabak di Jalan Radjiman, Solo. Rohman berjualan setiap pukul 17.00 WIB hingga 22.00 WIB. Sedangkan istrinya adalah ibu rumah tangga biasa. Penghasilan sebagai penjual martabak, lanjut Rohman, memang tak seberapa. Namun semangat Rohman untuk mengasah potensi anak keduanya dalam bidang karate tak pernah surut. Nanda, ucap Rohman, menggemari olahraga karate sejak duduk di kelas TK nol besar. Potensi bocah kelahiran Solo, 6 September 2007 itu, dipengaruhi oleh minat Nanda saat menonotn film laga Ultraman. “Sejak bayi, ia suka nonton Ultraman,” sahut Rohman sembari tertawa dan menunjukkan koleksi keping VCD film Ultraman di rumahnya. Selama menggeluti karate, seringkali Nanda mengikuti berbagai kompetisi karate. Hanya saja, mereka sering terbentur biaya pendaftaran, transportasi dan akomodasi. Terlebih jika kompetisi digelar di luar kota. Sebab, keluarga Rohman hanya mengandalkan penghasilan jualan martabak yang setiap hari tak tentu jumlahnya. “Kuncinya Nanda harus tahu tanggal kompetisi, minimal sebulan sebelumnya. Jadi, kami menabung lebih dahulu untuk bayar pendaftaran dan akomodasi,” terang Rohman. Ia menyebut akan menabung sehari Rp20ribu, jika Nanda memberi jadwal sebuah kompetisi. Selain kompetisi, Rohman mengaku perlengkapan karate tidaklah murah. Satu set perlengkapan mulai dari kostum, hingga pelindung dan sabuk, bahkan bisa mencapai Rp7 juta. Namun bukan Rohman namanya, jika menyerah pada mimpi anaknya menjadi juara karate. Perjuangannya sebagai tulang punggung keluarga tidak sia-sia. Meniti kompetisi demi kompetisi, Nanda pun akhirnya memenangi kejuaraan karate tingkat internasional di Herstal, Belgia. Disiplin. Demikian Rohman mengungkapkan kunci kesuksesan anaknya. Di rumah, Rohman selalu menanamkan bahwa kedisiplinan penting untuk selalu diterapkan. “Shalat harus tepat waktu, begitu juga dengan latihan,” ujar bapak dua anak tersebut. Sejak meminta izin mengikuti karate, Rohman tak pernah khawatir anaknya menyalahgunakan karate untuk berkelahi. Sebab Nanda, akunya, adalah anak pintar, pengertian dan tidak neko-neko. “Kalau di rumah sering juga bantuin saya membeli bahan untuk jualan martabak,” beber pria berusia 41 tahun itu sembari tersenyum. Terus mengasah potensi Nanda dan menyekolahkan putranya hingga perguruan tinggi menjadi impian Rohman dan istrinya. Ia berharap, dari prestasinya suatu saat Nanda akan mendapatkan beasiswa hingga jenjang universitas. Sebelum tampil di Belgia, Nanda menyabet gelar Juara dalam putaran final Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) cabor Karate, yang berlangsung di Jogja, September lalu. Siswa kelas V SD Al Islam 2 Jamsaren ini, mengalahkan wakil Kalimantan Timur di partai puncak. Ia meraih medali emas dari nomor kumite tingkat SD/MI. Beruntung, Pemerintah Kota Solo, Jawa Tengah, akhirnya berjanji menjamin pendidikan untuk anak berprestasi tersebut. Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo akan memberikan kemudahan Nanda untuk masuk ke Kelas Khusus Olahraga (KKO) di SMPN 1 Surakarta. “Minimal itu yang bisa kita berikan,” kata Rudy pada Senin (26/11). Menurutnya, KKO yang dimiliki Pemkot Solo tepat membina prestasi Nanda. Apalagi, KKO juga menyediakan kelas khusus untuk olahraga karate. Selain menjamin pendidikan untuk Nanda, pemerintah Solo juga akan berusaha memberi hadiah prestasi, dalam bentuk uang pembinaan. Rudy, begitu dia disapa, belum dapat menjanjikan kapan hadiah itu bisa cair. “Kalau untuk dana tidak terencana seperti ini kan kita kesulitan. Sekarang selain bencana tidak bisa cair. Tapi kita tetap akan usahakan,” ujar Rudy. (Adt)

Kunci Titel Juara Umum APSKF, Bekal Indonesia ke Kejuaraan Dunia WSKF 2019

Tim Indonesia mampu menjadi juara umum pada Kejuaraan Karate Shitoryu Asia Pasifik (APSKF) ke-15. Mereka menjadi yang terbaik usai mengoleksi 17 medali emas, 12 perak, dan 15 perunggu atau total 44 medali pada pertandingan selama dua hari, Jumat-Sabtu (23-24/11). (sindonews.com)

Jakarta- Tim Indonesia mampu menjadi juara umum pada Kejuaraan Karate Shitoryu Asia Pasifik (APSKF) ke-15. Mereka menjadi yang terbaik usai mengoleksi 17 medali emas, 12 perak, dan 15 perunggu atau total 44 medali pada pertandingan selama dua hari, Jumat-Sabtu (23-24/11). Bahkan, Indonesia mampu mengungguli Jepang yang harus puas di tempat kedua dengan perolehan 16 medali emas, 3 perak, 2 perunggu atau 21 medali. Sementara posisi ketiga event Sithoryu Asia Pasifik Ke-15 itu menjadi milik China Taipei yang mengumpulkan 6 emas, 13 perak, dan 11 perunggu atau total 30 medali. Menurut Ketua Umum PB Shitoryu Indonesia Karate-Do (Shindoka) Iwan Setiawan, kesuksesan tim Merah Putih patut disyukuri. Sebab, selain sukses menjadi penyelenggara, Indonesia juga berhasil meraih prestasi membanggakan, yakni juara umum. Tentunya, itu prestasi yang sangat membanggakan bagi Indonesia. “Saya senang dan bangga dengan perjuangan segenap atlet Indonesia yang mampu dan berhasil meraih Juara umum, yaitu kedudukan teratas dan terhormat di antara 19 negara peserta,” ujar Ketua Umum PB Shindoka Iwan Setiawan, seusai penutupan acara, pada Sabtu (24/11) malam. Dari perolehan medali, terlihat perebutan medali emas dan perak yang cukup ketat antara Indonesia, Jepang, dan China Taipei. Iwan menilai, keberhasilan tim Indonesia tersebut hendaknya bisa menjadi pemacu semangat segenap atlet Indonesia untuk terus berlatih meraih prestasi optimal di kancah internasional. “Maret 2019, Shindoka/tim Indonesia akan mengikuti Kejuaraan Dunia Karate WSKF (World Shitoryu Karate-Do Federation) di Tokyo Budokan-Jepang, yang diikuti sekitar 60 negara anggota WSKF,” tegas Iwan yang baru terpilih sebagai Presiden APSKF. Iwan menyatakan, hasil di APSKF tentu akan menjadi modal berharga bagi kesiapan Indonesia di Kejuaraan Dunia WSKF. Namun, dia tetap menilai perlunya persiapan dan pelatnas lebih lanjut yang lebih intensif, guna meraih medali emas di kancah bergengsi tersebut. Terutama bersaing dengan tim Jepang, yang dipastikan akan tampil dengan kekuatan penuh. Selain perebutan medali, kata Iwan, pihaknya juga berusaha keras bisa meraih kepercayaan pimpinan puncak WSKF untuk menjadi tuan rumah (host) Kejuaraan Dunia Karate Shitoryu (WSKF) di Indonesia. “Tempatnya sebagai paparan /proposal kami akan gunakan Venue Mahaka yang memenuhi kriteria untuk digunakan sebagai lokasi ajang kejuaraan dunia. Selain lokasinya yang tidak jauh dari airport, juga dikelilingi oleh beberapa hotel, mal, dan tempat rekreasi untuk para peserta,” tegas Iwan. (Adt)

Indonesia Targetkan Juara Umum 15th APSKF 2018 Dan Incar Posisi Tuan Rumah Kejuaraan Dunia

Tim Kata beregu putra Indonesia yang terdiri dari Erlando Stefano, Muhammad Wisnu Hidayat dan Chogun Miyagi, meraih emas di hari pertama ajang 15 Asia Pasific Shitoryu Karate-do Federation (APSKF) 2018 yang digelar di Britama Arena, 23-24 November 2018. (tribunnews.com)

Jakarta- Indonesia menargetkan juara umum ajang 15 Asia Pasific Shitoryu Karate-do Federation (APSKF) 2018 yang digelar, 23-24 November 2018 di Britama Arena, Mahaka Square, Kelapa Gading Jakarta. Ketua umum Shitoryu Indonesia Karate-do (Shindoka), Iwan Setiawan, pada Jumat (24/11) di Jakarta menyatakan, sebagai tuan rumah Indonesia membidik gelar juara umum. “Kita pernah menempati peringkat kedua. Kali ini kita yakin juara umum. Apalagi Jepang tak menurunkan tim kata yang utama,” terang Iwan. Iwan yang juga presiden Asia Pasifik Shitoryu Karate Federation (ASKF), berharap setelah sukses menggelar APSKF 2018 Indonesia bisa menjadi tuan rumah kejuaraan dunia. “Melalui ajang ini kita yakinkan Presiden World Shitoryu Karate Federation, bahwa Indonesia layak menjadi tuan rumah kejuaraan dunia. Tahun depan kejuaraan dunia Shitoryu akan digelar di Tokyo, Jepang, dan diikuti sekitar 70 negara. Kita akan meninjau kesana. Kita yakin bisa menggelar kejuaraan dunia,” lanjutnya. 15th APSKF 2018 diikuti oleh 459 peserta dari 19 negara. Sebagai tuan rumah, Indonesia menurunkan 56 atlet putra dan putri. Ajang ini juga untuk memberi kesempatan tampil bagi atlet usia dini, pemula, kadet dan junior. Ajang ini juga mempertandingkan kelas senior dan Veteran. Sekjen PB.FORKI Lumban Sianipar usai acara pembukaan menyatakan sangat gembira dengan kejuaraan ini. “Saya sangat senang dengan ajang ini. Kita berharap Indonesia mampu merebut gelar juara disini”. “Kita tengah mempersiapkan tim untuk pelatnas. Baik itu untuk SEA Games 2019 dan Olimpic 2020. Makin banyak kejuaraan, tentu kita bisa lihat lebih banyak calon atlet yang akan masuk Pelatnas,” terangnya. Selain Lumban, sejumlah pejabat yang hadir dalam acara pembukaan antara lain, Presiden World Shitoryu Karate Federation Sensei Iwata Genzo, Grand Master Soke Ken Yu Mabuni, dan Senior Advisor Shindoka Sensei Rusmanhadi. Di hari pertama laga, Indonesia meraih dua medali emas nomor bergengsi, dari Kata Beregu Putra dan Putri. Kata beregu putra yang terdiri dari Erlando Stefano, Muhammad Wisnu Hidayat dan Chogun Miyagi, di partai final menang 5-0 atas tim Srilanka. Sedangkan kata beregu Putri yang terdiri dari Navita Azzahra, Marzella Sekar Damayanti, Cintya Auraria, merebut emas usai unggul 4-1, dari Kata Beregu Hong Kong. (Adt)

Indonesia Rebut 10 Medali Emas di Belgia, Siswi SMPN 1 Palasah Majalengka Jawara Kata Perorangan Putri U-14

Siswi SMPN 1 Palasah, Kabupaten Majalengka, Jabar, Lala Diah Pitaloka, meraih juara nomor kata perorangan putri usia (U)-14 tahun pada kejuaraan karate bertajuk ‘3rd Edition International Karate Open of the Province of Liege, di Kota Herstal, Provinsi Liege, Belgia, pada 17-18 November, pekan lalu. (Istimewa)

Liege- Kontingen atlet karate pelajar Indonesia sukses meraih 10 medali emas, 6 perak, dan 5 perunggu pada kejuaraan karate bertajuk ‘3rd Edition International Karate Open of the Province of Liege’, di Kota Herstal, Provinsi Liege, Belgia, pada 17-18 November, pekan lalu. Hasil itu menempatkan Indonesia berada diposisi empat setelah tuan rumah Belgia (24 emas, 27 perak, 56 perunggu), Belanda (12 emas, 9 perak, 17 perunggu), dan Perancis (10 emas, 9 perak, 12 perunggu). Di event itu, skuat Garuda Muda mengirimkan 18 atlet pelajar mulai dari tingkat SD, SMP, hingga SMA. Salah satu medali emas Merah Putih disumbang Lala Diah Pitaloka, di nomor kata perorangan putri usia (U)-14 tahun. Prestasi gemilang siswi SMPN 1 Palasah, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat (Jabar)itu, melengkapi prestasi yang pernah diraihnya di ajang International Banzai Cup Open Karate Championship 2015, di Jerman. Selain kategori putri, Indonesia melalui Christpher Edbert Setiabudi juga berhasil membawa pulang medali emas di kata perorangan putra U-14. Dan, Komang Sastrawan menambah koleksi medali emas, usai meraih gelar juara di nomor kumite putra U-14. Sedangkan di tingkat SD, Nandana Putra Purnaman menjadi kampiun di nomor kata perorangan dan kumite U-12 putra. Diikuti Erine Brythania Auroro yang tampil superior di nomor kata perorangan putri U-12. Sedangkan di tingkat SMA, medali emas disumbang Paramitha Nur Dea Pujiastuti di nomor kata putri U-21, Muhammad Rizaldi di nomor kata putra U-21, Maslikhah Surani di nomor kumite putri U-18 di kelas -48kg, dan Rizal Eka kumite putra U-18 di kelas -68kg. Yuri O. Thamrin, Duta Besar RI di Belgia, mengaku bangga atas prestasi pelajar Indonesia yang berlaga di ajang 3rd Edition International Karate Open of the Province of Liege ini. “Kami berharap para pelajar Indonesia sukses pada event berikutnya,” ujar Yuri seperti dikutip antaranews, pada Jumat (23/11). Sementara itu, Ade Indra Setiadi, pelatih yang menangani tim SMP, menilai perjuangan atlet pelajar Indonesia sangat berat. Selain harus menghadapi lawan yang memiliki postur tinggi besar, menurutnya, anak didiknya juga dihadapkan persoalan suhu yang dingin di Belgia. “Suhu di Hall Herstal Sportive tempat bertanding antara tiga sampai enam derajat. Tapi dengan semangat juang yang tinggi, para atlet dapat bertanding dengan maksimal. Sehingga mereka berhasil mengibarkan bendera Merah Putih,” jelas Ade. (Adt)

Shindoka Gelar Seminar Kata dan Kejuaraan Junior-Senior, Pada APSKF ke-15 di Kelapa Gading

Ketua Perguruan Shindoka Sumut, Zulkarnain (paling kiri), bersama kelima atlet binaanya, yang akan memperkuat Indonesia di Asia Pasific Shitoryu Karate Federation (APSKF) 2018 pada 22-24 November 2018, di Mahaka Mall Sport, Kelapa Gading, Jakarta. (tribunnews)

Jakarta- Perguruan Shitoryu Indonesia Karate-Do (Shindoka) menggelar seminar nomor kata dan Kejuaraan APSKF 2018, dalam rangkaian acara Asia Pacific Shitoryu Karate Federation (APSKF) ke-15 di Britama Arena Mahaka Square, Kelapa Gading, Jakarta, 21-24 November. Tak tanggung-tanggung seminar kata yang digelar pada hari pertama perhelatam APSKF Ke-15, Rabu (21/11), itu dipimpin Direktur Teknik APSKF Sensei Kyoshi Sakamoto, pemilik Dan 8 Shitoryu. “Ini program penyeragaman kata. Khususnya nomor kata pappuren,” ujar Ketua Umum PB Shindoka Iwan Setiawan di sela-sela seminar kata. Seminar kata diikuti lebih dari 70 karateka dari 16 negara. Yang menarik, event seminar ini juga dihadiri para petinggi Shitoryu. Di antaranya Guru Besar Sithoryu Soke Ken Yu Mabuni, Presiden WSKF Genzo Iwata, dan Presiden APSKF Sensei George Tan. Menurut Iwan, setiap perhelatan APSKF, panitia selalu menggelar seminar kata seperti itu. Ini penting agar para karateka shitoryu di seluruh dunia, mampu memahami perkembangan teknik kata mereka. “Kebetulan di event APSKF ke-15 ini, kami menggelar seminar nomor kata pappuren, termasuk Bunkainya. Kami berharap karateka shitoryu di seluruh dunia bisa mempelajari nomor kata ini dengan baik,” ujar Iwan. Setelah seminar kata, pada hari yang sama Shindoka juga menggelar Referee & Coaches Clinic, di Ballroom Hotel Santika, Kelapa Gading. Termasuk pula ujian wasit juri. Sementara perhelatan Kejuaraan APSKF Ke-15 akan dilangsungkan pada 23-24 November, di Mahaka Mall Sport, Kelapa Gading, Jakarta. PB Shindoka mengikutsertakan lima karateka Shindoka Sumut memperkuat Tim Karate Shindoka Indonesia. Kejuaraan karate khusus Shitoryu tingkat Asia Pasifik ini tercatat akan diikuti 14 negara, termasuk Jepang, yang turun di semua kelas dan kategori, serta memilih Indonesia sebagai tuan rumah tahun ini. Kelima atlet Sumut itu yakni M. Dhijey Lexie (pra pemula 10-11 tahun), Azizul Akbar Lubis (kategori pemula 12-13 tahun), Ruth Meilani Hutabarat (pemula 12-13 tahun), Nicky Dwi Oktari (senior 18 tahun) dan Nur Intan (senior 18 tahun) Kelima atlet terbaik Shindoka itu didampingi pelatih Zeffry Nico Budiman ST, Ichwan Helmi Nasution SH, dan Fachri, serta turut mengirimkan seorang wasit Bambang Eko Prastiyo. “Kami dari Perguruan Shindoka Sumut merasa berbangga, sebab ini menunjukkan pembinaan yang sudah dilakukan dalam kurun tiga tahun terakhir ini mulai menunjukkan hasil yang menggembirakan,” ungkap Ketua Perguruan Shindoka Sumut, Zulkarnain, pada Rabu (21/11). Dijelaskannya, kelima karateka yang dikirim tersebut merupakan atlet yang meraih juara dalam Kejurnas Shindoka beberapa waktu lalu dan dipilih berdasarkan perkembangan prestasi yang dipantau sebelumnya. “Perguruan Shindoka juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada pihak yang ikut memberikan dukungan bagi perkembangan Shindoka di Sumut termasuk FORKI Medan dan Sumut,” tegasnya. Zulkarnain juga menyampaikan, karateka putri terbaik binaanya, Nicky Dwi Oktari, setelah mengikuti APSKF ini juga langsung akan dipersiapkan PB FORKI untuk mengikuti seri kejuaraan dunia karate APSKF, di Cina, pada Desember mendatang. (Adt)

Gagal Sumbang Medali di Kejuaraan Dunia WKF Spanyol, Peringkat Karateka 20 Tahun Ini Diyakini Naik Signifikan

Meski Rifki Ardiansyah Arrosyiid (sabuk merah) takluk di tangan karateka asal Latvia, Kalvis Kalnins 0-2, dalam kondisi cedera kaki kanan pada Rabu (7/11), ia diyakini berpeluang besar menambah peringkat dunianya, karena berhasil lima kali tampil dalam Kejuaraan Dunia WKF, di Madrid, Spanyol. (Koran SINDO)

Madrid- Meski gagal merebut medali, dua karate Indonesia berpeluang besar naik peringkat dunianya karena berhasil lima kali tampil di Kejuaraan Dunia WKF di Madrid, Spanyol. Mereka adalah Cokorda Istri Agung Sanistyarani dan Rifki Ardiansyah Arrosyiid. Cokie, panggilan Cokorda Istri Agung Sanistyarani misalnya, mampu lolos babak perempat final kumite -55 kg putri pada laga hari kedua, Rabu (7/11) waktu setempat. Pada babak pertama, karateka peringkat 16 dunia itu menaklukkan karateka Selandia Baru, Alison Oliver dengan skor 6-3. Di babak kedua, menundukkan andalan Israel Rotem Efroni 2-1, dan babak ketiga mengalahkan Jovana Georgieva asal Makedonia, dengan skor 1-0. Bahkan, pada babak keempat dia tampil menggila dengan menghabisi karateka Slovakia, Viktoria Semanikova 5-4. Sayangnya pada babak perempat final, peraih medali perunggu Asian Games 2018 Jakarta-Palembang itu gagal memanfaatkan momentum kemenangan. Dia justru takluk di tangan karateka Jepang, Sara Yamada dengan skor telak 0-4. Padahal, andai bisa bertahan, bukan mustahil wanita kelahiran Klungkung, Bali, 31 Desember 1994 ini, memecahkan rekor medali perunggu kejuaraan dunia yang pernah dicatatkan Dony Dharmawan, pada Kejuaraan Dunia WKF di Finlandia, pada 2006. Yang lebih sial lagi, langkah Yamada pun terhenti di babak semifinal, usai takluk dari karateka Polandia, Dorota Banaszczyk, dengan hantei usai kedudukan 0-0. Alhasil, harapan Cokie mendapatkan babak repechage, guna memperebutkan medali perunggu pun hilang seketika. “Saya kurang beruntung, karena karateka Jepang yang mengalahkan saya, justru kalah hantei dari lawannya,” ujar Cokie, di Madrid. Kondisi sama dialami Rifki, peraih emas Asian Games 2018. Pemilik peringkat 128 WKF itu, juga gagal merebut medali di kejuaraan dunia ini. Pemuda kelahiran Surabaya 24 Desember 1997 ini, menyerah pada pertandingan ketiga babak repechage kumite kelas -60 kg putra. Dia takluk di tangan karateka asal Latvia, Kalvis Kalnins 0-2, dalam kondisi cedera kaki kanan. Jika sanggup menahan serangan Kalnins, anggota TNI AD ini dipastikan menjejaki prestasi Dony. Apalagi, Rifki hanya tinggal selangkah mewujudkan ambisi itu. Pada babak pertama repechage, ia menang hanshoku atas karateka Kroasia, Kristijan Lackovic, dan menyudahi karateka Inggris, Cuba Parris. Babak repechage didapatnya, paska menundukkan peringkat 5 dunia asal Brasil, Douglas Brose, pada babak kedua. Sayang, dia gagal memanfaatkan momentum usai ditekuk karateka Jepang, Naoto Sago, dengan skor akhir 1-6. “Sebetulnya saya optimistis, dia bisa merebut medali perunggu, jika melewati karateka Latvia itu. Tapi, karena lutut Rifki cedera, dia sulit mengatasi ketertinggalan poin dari Kalnins,” ujar Pelatih Kepala, Syamsuddin. Meski begitu, Syamsuddin yakin, pencapaian Rifki akan mengatrol peringkat dunianya yang saat ini 128 WKF. Sebab, poin yang disediakan pada kejuaraan dunia ini, merupakan yang tertinggi, dari kejuaraan-kejuaraan WKF lainnya, seperti WKF Premier League dan Seri A. Fakta menunjukkan, setelah Rifki lima kali tampil di Kejuaraan WKF Seri A, di Santiago, Chile, September lalu, peringkat dunia prajurit yang berpangkat sersan satu TNI ini langsung melesat, dari 329 WKF menjadi 128 WKF. “Saya sangat yakin, peringkat Cokie maupun Rifki, bakal naik signifikan, hasil lima kali penampilan mereka di Madrid. Dan, bukan mustahil, rankingnya langsung masuk 50 besar WKF. Ini jadi bekal positif mendapatkan tiket ke Olimpiade 2020 Tokyo,” jelasnya. Syamsuddin mengatakan, untuk lolos ke Olimpiade 2020 Tokyo, setiap karateka harus bisa masuk peringkat 100 besar dunia pada 2018. Sementara pada 2019, mereka harus lolos ke 50 besar dunia, guna mengamankan tiket ajang mulitievent dunia itu. Selain Rifki dan Cokie yang bertanding pada hari kedua kejuaraan dunia karate di Madrid, dua karateka Indonesia lain juga turut tampil. Mereka adalah Sandi Firmansyah (kumite -75 kg putra) dan Srunita Sari Sukatendel (kumite -50 kg putri). Namun, langkah mereka tak seberuntung Cokie dan Rifki. Sandi kalah dari karateka nomor 5 dunia asal Jepang, Ken Nishimura 0-3 pada babak pertama, sementara Sari harus takluk di tangan karateka dari Aljazair, Imane Taleb 0-5 pada babak kedua. Sebelumnya, pada babak pertama, Sari unggul atas karateka Bulgaria, Kristina Svilenova 3-1. (art)

Timnas Indonesia Bertolak ke Madrid, Karateka 20 Tahun Juara Asian Games Berburu Poin Ke Olimpiade 2020 Tokyo

Karateka Indonesia, Rifki Ardiansyah (sabuk merah) bersama tujuh atlet Tim Nasional (Timnas) lainnya, bertolak ke Madrid, Spanyol, guna mengikuti Kejuaraan Dunia Karate (WKF) 2018, pada 6-11 November. Mereka akan berjuang merebut poin demi menjaga peluang tampil di Olimpiade 2020 Tokyo. (sindonews.com)

Jakarta- Delapan karateka Tim Nasional (Timnas) Indonesia bertolak ke Madrid, Spanyol, Sabtu (3/11), guna bertanding di Kejuaraan Dunia Karate (WKF) 2018, pada 6-11 November. Mereka akan berjuang merebut poin demi menjaga peluang tampil di Olimpiade 2020 Tokyo. Dilansir sindonews.com, Kejuaraan dunia di Madrid ini menjadi perhatian utama FORKI karena memiliki torehan poin terbesar, di antara kejuaraan-kejuaraan WKF lainnya. Itu pula yang membuat Indonesia, berharap banyak dari kejuaraan dunia 2018 ini. “Target kami adalah tampil di Olimpiade 2020 Tokyo. Karena itu, kami akan berusaha ikut di ajang yang menyediakan poin cukup banyak, seperti kejuaraan dunia ini. Bahkan, bisa tampil di kejuaraan ini saja sudah mendapat poin, apalagi meraih prestasi medali, tentu poinnya lebih besar lagi,” ujar pelatih Timnas Indonesia, Syamsuddin. Syarat tampil di Olimpiade 2020 Tokyo, para karateka harus masuk peringkat 100 besar WKF. Jika tidak, mereka tak akan bisa merasakan aura Olimpiade. Karena itu, Forki terus menjaga peluang para karatekanya, dengan memberinya kesempatan tampil di ajang-ajang WKF, baik kejuaraan dunia, WKF Premier League, maupun Seri A. Bahkan, setelah kejuaraan dunia di Madrid, Forki juga kembali menurunkan beberapa karatekanya, di Kejuaraan Seri A di Shanghai, China, pada Desember nanti. Upaya Forki menurunkan karatekanya di event-event penting WKF, mendapatkan hasil yang lumayan. Rifki Ardiansyah Arrosyiid misalnya. Saat menjadi juara Asian Games 2018, peringkatnya hanya 329 WKF. Namun, setelah 5 kali bertanding di ajang Seri A di Chile, awal September lalu, anggota TNI kelahiran Surabaya 24 Desember 1997 ini, langsung meroket ke posisi 128 WKF. “Peringkat Rifki naik pesat jelas luar biasa. Kami harap, dia segera masuk 100 besar, untuk mendapatan peluang tampil di Olimpiade. Dan itu bisa terwujud jika dia main bagus di Kejuaraan Dunia Madrid,” ujar Syamsuddin, yang mendampingi Rifky saat bertanding di Chile. Hal senada disampaikan pelatih kata Omita Olga Ompi. Dia pun berharap dua karateka nomor kata yang akan tampil di Kejuaraan Dunia Madrid, turut meraih poin maksimal. Itu untuk menjaga peluang mereka lolos Olimpiade 2020 Tokyo. Saat ini, dua karateka kata Indonesa yang dipersiapkan ke Madrid, peringkatnya masih di 100 besar WKF. Ahmad Zigi Zaresta Yuda menempati peringkat 31 WKF, sementara Nawar Kautsar Mastura di 77 WKF. “Tapi, mereka harus berusaha menaikkan performanya agar peringkatnya tak tergeser karateka-karateka dunia lainnya. Kami berharap mereka tetap fokus berlatih dan memanfaatkan peluang poin di kejuaraan dunia WKF,” ujar Omita. Untuk menjaga itu, proses latihan disiplin tentu menjadi hal yang sangat penting bagi mereka. Jika mereka tidak mengikuti aturan yang ditetapkan manajer tim, itu akan berdampak pada performa mereka. “Mereka harus mengikuti aturan tim seperti jadwal latihan teknik kapan, latihan fisik berapa kali, serta makan dan pola tidur yang disiplin. Program itu dibuat agar mereka bisa peak saat tampil di event-event tertentu,” ujar Manajer Timnas Karate, Monang Napitupulu. Jack, panggilan akrab Monang, menegaskan, sejauh ini tim karate sudah berlatih teknik secara maksimal, di lokasi Pelatnas di Gloria Suites, Grogol, Jakarta. Sementara latihan fisik, rutin dilakukan dua kali dalam sepekan, di Hotel Peninsula, Jakarta Selatan. (Adt) Skuat Timnas Karate Indonesia ke Kejuaraan Dunia 2917 di Madrid, Spanyol Peraih medali emas kumite -61 kg putra Asian Games 2018, Rifki Ardiansyah Arrosyiid (128 WKF), Peraih medali perunggu kata perorangan putra Asian Games 2018, Ahmad Zigi Zaresta Yuda (31 WKF), Peraih medali perunggu kumite -55 kg putri Asian Games 2018, Cok Istri Agung Sanistyarani (17 WKF), Sandi Firmansyah (kumite -75 kg putra, 75 WKF), Nawar Kautsar Mastura (kata perorangan putri, 77 WKF), Srunita Sari Sukatendel (kumite -50 kg putri, 10 WKF), Dessyinta Rakawuni Banurea (kumite +68 kg putri, 54 WKF), Daniel Hutapea (U-21),

Genjot Kualitas Atlet, Kei Shin Kan Segera Perbanyak Event Nasional Dan Junior

Karateka Kei Shin Kan asal Jawa Barat, Silvani Anjela (16 tahun), menjadi juara best of the best kadet-junior Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Kei Shin Kan edisi ketujuh 2018. Juara kumite -53 kg junior putri itu jadi yang terbaik, usai menekuk karateka juara kelas 48 kg putri junior asal Sumatera Utara, Nadya Zaskia Harahap. (sindonews.com)

Jakarta- Perguruan Karate Kei Shin Kan akan terus meningkatkan kualitas karatekanya dengan memperbanyak event nasional. Bahkan, usai Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Kei Shin Kan edisi ketujuh 2018 di GOR Cempaka Putih, Jakarta, Minggu (28/10), mereka menetapkan DI Yogyakarta (DIY), sebagai tuan rumah berikutnya dua tahun mendatang. “Ini bagian dari pembinaan kontinu yang kami lakukan. DIY akan menjadi tuan rumah kejurnas berikutnya,” ujar Ketua Umum PP Kei Shin Kan Leonard Mamahit. Ia meyakini dengan banyak event yang digelar perguruan, itu membantu proses peningkatan kualitas karateka. Mereka memperoleh pengalaman bertanding dari berbagai karakter karateka. ”Kami berharap Yogyakarta siap dan mampu menggelar event dengan lebih baik lagi,” ujar Sekjen PP Kei Shin Kan Bahari, yang juga Ketua Panitia Kejurnas Kei Shinkan VII. Kejurnas Kei Shin Kan VII pada 27-28 Oktober berlangsung sangat ketat. Terbukti, event ini diikuti 412 karateka dari 14 provinsi. Kejuaraan itu mempertandingkan 87 nomor kata dan kumite putra putri dalam tujuh kategori junior dan dua senior, yakni kategori prausia dini (6-7 tahun), usia dini (8-9 tahun), pra pemula (10-11 tahun), pemula (12-13 tahun), kadet (14-15 tahun), junior (16-17 tahun), U-21 (18-20 tahun), senior (>20 tahun), dan veteran. Pada event itu, tim Kei Shin Kan Jawa Barat, tampil sebagai yang terbaik dengan 31 medali emas, 30 perak, dan 35 perunggu. Posisi kedua direbut tim Kei Shin Kan Sumatera Utara, yang meraih 20 medali emas, 9 perak, dan 11 perunggu. Tuan rumah DKI Jakarta, menempati posisi ketiga dengan 4 emas, 6 perak, dan 22 perunggu. Kesuksesan tim Jawa Barat makin sempurna, dengan penampilan Silvani Anjela (16 tahun), menjadi juara best of the best kadet-junior. Juara kumite -53 kg junior putri itu menjadi yang terbaik, setelah menundukkan karateka juara kelas 48 kg putri junior asal Sumatera Utara, Nadya Zaskia Harahap. Sementara best of the best putra jatuh ke tangan karateka Sumatera Utara, Willy Situmorang. Willy yang sebelumnya sudah menjuarai kelas 76 kg putra junior, menjadi yang terbaik setelah menundukkan rekan setimnya, Muhammad Idil, yang juara kelas 55 kg putra junior. ”Kami berharap kejurnas ini menjadi tambahan pengalaman bagi karateka kami. Kami akan terus membina dan mempersiapkan mereka dengan mengirimkan atlet ke event nasional yang digelar PB Forki maupun event internasional lainnya,” ujar Leonard. Kejurnas Kei Shin Kan 2018 ini juga semakin bermakna berkat kehadiran Ketua Kei Shin Kan Internasional Shihan Kisaku Uchida yang juga pemegang sabuk hitam Dan 8, Ketua Kei Shin Kan Jepang Eiichi Yamazaki (Dan8), serta Ketua Kei Shin Kan Singapura dan Australia. “Dari sisi teknik, saya lihat Kei Shin Kan Indonesia sudah sangat bagus. Kejurnas seperti ini sangat penting untuk mengasah jam terbang dan kemampuan karateka. Karena, dalam mencetak karateka andal diperlukan latihan rutin dan pertandingan kontinu,” kata Shihan Uchida. (Adt)