Keuntungan Belajar Bela Diri Sejak Dini

Sobat muda NYSN mungkin telah mengetahui olahraga beladiri telah menjadi program latihan yang populer sejak lama. Banyak manfaat yang bisa kita petik dari latihan bela diri sejak usia dini. Dirangkum dari beberapa sumber berikut manfaat bela diri buat sobat NYSN yang masih bersekolah. 1. Menjaga Kebugaran Fisik Hal pertama yang akan sobat muda rasakan apabila melakukan latihan bela diri adalah kebugaran fisik yang lebih baik. Bagi remaja usia sekolah tentunya akan seringkali menghabiskan waktu berjam-jam untuk duduk mengerjakan tugas sekolah. Dengan berlatih bela diri berarti sobat muda NYSN menggabungkan gerakan aerobik dengan penguatan otot. Misalnya seperti gerakan kombinasi yang terkontrol antara tendangan dan pukulan dengan berat badan kita sendiri yang menjadi bebannya. Hasilnya adalah berat badan ideal dan sehat secara keseluruhan. 2. Lebih Tahan Banting Sebagai manusia biasa sobat muda NYSN pastinya pernah merasakan kegagalan dan kekecewaan. Mempelajari bela diri akan membuat sobat muda NYSN belajar mengatasi kegagalan dan menghadapi sebuah rintangan. Dalam mempelajari bela diri tentunya setiap orang akan belajar dari gerakan dasar dan pernah melakukan kesalahan. Setelah itu agar naik tingkat harus mempelajari gerakan-gerakan baru lagi. Diperlukan latihan berkali-kali dan kemampuan untuk bangkit agar dapat mempelajari itu semua. 3. Berlatih Disiplin Bagi sobat muda NYSN yang masih dalam usia sekolah disiplin adalah hal yang penting. Ketika berlatih bela diri kita belajar dari instruktur bagaimana menerapkan disiplin agar bisa menguasai gerakan baru dan naik tingkat. Belajar disiplin ini bisa terbawa ke lingkungan rumah dan sekolah. 4. Kontrol Diri Kontrol diri adalah sebuah isu besar bagi remaja usia sekolah seperti sobat NYSN yang mulai belajar mengenai tanggung jawab. Sebagai seorang pelajar sobat NYSN harus memenuhi ekspetasi guru. Sedangkan di rumah harus bertanggung jawab pada orang tua. Belajar gerakan-gerakan dalam seni bela diri berarti belajar untuk fokus dan menguasai diri sendiri. 5. Kesehatan Mental Dengan mempelajari bela diri berarti sobat muda NYSN juga membangun tubuh dan mental yang kuat. Dengan tubuh dan mental yang kuat sobat muda NYSN akan menjadi lebih tenang dan berpikir jernih. Selain itu latihan fisik yang dilakukan melepaskan hormon endorphins dalam tubuh sehingga kita merasa lebh baik. 6. Melatih Kepercayaan Diri Masa remaja adalah masa transisi ke usia dewasa dan hal ini bisa dirasakan sulit bagi sebagian orang. Sobat muda yang belajar bela diri akan lebih kepercayaan diri. Ini disebabkan mereka belajar mengenai lingkungannya, mempelajari kemampuan diri sendiri, dan belajar bela diri berarti belajar membangun kepercayaan diri sendiri.    

Sabet Medali Emas PON, Atlet Muda Ini Penuhi Nazar

Atlet Pencak Silat asal Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Khoirudin Mustakim, membayar nazarnya karena ia berhasil meraih medali emas pada cabang olahraga Pencak Silat kelas B putra dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2021 yang baru saja resmi berakhir. Rupanya, pesilat berusia 20 tahun tersebut memiliki nazar untuk berlari sejauh 62 kilometer apabila mampu meraih medali emas. Karena mimpinya tersebut terwujud, maka ia pun menepati nazarnya tersebut pada Senin (18/10/2021). Putra bungsu dari empat bersaudara pasangan dari Paini Kismo Suwito dan Samiyem memulai aksinya berlari dari Salatiga sekitar pukul 04.30 WIB. Mustakim panggilan akrab tiba di kediaman Dusun Jurangkajong RT 023/ RW 003, Desa Karangpakel, Kecamatan Trucuk, Klaten, Jawa Tengah sekitar pukul 15.00 WIB, setelah menempuh sekitar 12 jam perjalanan. Kedatangan Mustakim di Dusun Jurangkajong disambut dengan meriah warga sekitar. Jalan menuju ke rumahnya juga dipasangi bendera Merah-Putih untuk menyambut atlet pencak silat itu. Mustakim mengaku bersyukur masih diberikan kesehatan dan bertemu kembali dengan kedua orangtua di rumah. Pemuda kelahiran 2001 itu sudah dua bulan tidak bertemu dengan keluarga demi mengharumkan nama Bangsa Indonesia. “Alhamdulillah, masih diberikan keselamatan sampai di rumah. Senang rasanya bisa ketemu orangtua dari dua bulan lama tidak ketemu,” kata dia ditemui di rumahnya. Mustakim mengatakan sudah mempersiapkan nazarnya tersebut sejak lama. Dia juga sudah meminta izin kepada kedua orangtua jika berhasil mendapat medali emas dirinya akan berlari dari Salatiga-Klaten. Selama di perjalanan, Mustakim mengalami sembilan kali keram kaki dan sembilan kali beristirahat untuk melesmaskan otot kaki. “Persiapan tiga hari, Jumat, Sabtu dan Minggu. Saya sudah bilang sama mama dan bapak dari jauh-jauh hari. ‘Mak kalau aku juara PON aku mau lari Salatiga ke rumah’,” ucap Mustakim. “Mpun direstoni (sudah direstui) saya juga bersemangat. Tambah semangat,” tambah dia. Mustakim yang juga merupakan mahasiswa Fakultas Olahraga Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo ini, sedang mempersiapkan untuk mengikuti seleksi nasional SEA Games 2022 di Vietnam. Dia berharap pada penyelenggaraan SEA Games 2022 bisa meraih prestasi yang terbaik. “Target ke depan Seleknas di SEA Games 2022 di Vietnam,” kata dia. Mustakim beberapa kali memenangi kejuaraan cabor Pencak Silat di tingkat internasional, antara lain kejuaraan dunia junior 2018 di Thailand, juara I kejuaran Asia 2018 di India. Kemudian juara II kejuaraan dunia 2018 di Singapura, juara I kejuaraan dunia pantai 2018 di Thailand, juara I Belgia Open 2019 dan juara II SEA Games 2019 di Philipina.

Thunder11 Martial Arts Bawa Karambit Ke Workshop Pencak Silat

Iko Uwais, Kol. Infanteri Susilo, Kombes. Pol. Indarto, Letkol Arm. Abdi Wirawan, Wakil Walikota Tri Adhianto

Bekasi 9 Juli 2019 – Thunder11 Martial Arts menggelar sesi workshop Pencak Silat bertajuk Karambit: From Indonesia to The World pada Minggu, 7 Juli 2019 di Hotel Aston Imperial Bekasi. Acara ini merupakan inisiatif dari Thunder11, pusat pelatihan bela diri milik aktor dan pesilat, Iko Uwais, yang berkolaborasi dengan Kodim 0507/Bekasi. Mengangkat tema senjata tradisional Karambit, acara ini bertujuan untuk memperkaya pengetahuan generasi penerus bela diri Indonesia terhadap warisan budaya nusantara, serta melestarikan penggunaaan Karambit sendiri dalam dunia pencak silat. Dalam kesempatan ini, Cecep Arif Rahman, pesilat dan aktor John Wick 3, terlibat sebagai pengajar. “Karambit memiliki banyak kelebihan yang dapat diandalkan untuk menyerang lawan sebagai bentuk pertahanan diri. Namun peran alat ini harus diimbangi dengan bekal ilmu yang mumpuni serta mental yang bijaksana. Saya berharap generasi muda dapat terus melestarikan penggunaaan karambit dalam dunia pencak silat Indonesia, khususnya di tengah-tengah hadirnya ragam jenis bela diri dari negara lain.” ujar Cecep. Sementara itu, sebagai pendiri, Iko Uwais mengungkapkan motivasinya dalam mendirikan Thunder11 “Bela diri merupakan seni mengendalikan diri yang dapat membentuk kepribadian mengayomi pada diri seseorang. Kami percaya hal ini dapat meredam premanisme secara dini. Kontribusi utama kami adalah membuka akses pendidikan bela diri yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.” Senada dengan Iko, Letkol Arm. Abdi Wirawan selaku Komandan Dandim 0507/Bekasi turut menyampaikan harapannya, “Saya berharap generasi muda senantiasa mampu menumbuhkan jiwa nasionalisme lewat pencak silat.” Acara ini juga dihadiri oleh segenap pejabat Pemerintah Kota Bekasi, antara lain Wakil Walikota Tri Adhianto Tjahyono, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Ahmad Zarkasih, Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Tedi Hafni Tresnadi, kemudian Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes. Pol. Indarto, Danrem 051/Wijayakarta Kolonel Infanteri Susilo, dan tak ketinggalan Ketua KONI Bekasi Abdul Rosyad Irwan.

Universitas Brawijaya Tuan Rumah POMDA Jatim Cabang Karate dan Bulutangkis

Universitas Brawijaya tuan rumah POMDA Jatim cabang karate dan bulutangkis. (istimewa)

Malang- Universitas Brawijaya (UB) Malang, Jawa Timur (Jatim), menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Mahasiswa Daerah (POMDA) tingkat Jawa Timur (Jatim). POMDA menjadi ajang mencari atlet kontingen yang akan berlaga di Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNAS) mendatang. Tahun ini, UB menjadi tuan rumah untuk cabang olahraga Karate dan Bulu Tangkis yang mulai dihelat pada 24-30 Juni 2019. Dan, diikuti oleh 162 atlet dari 19 perguruan tinggi di Jatim. Untuk cabang karate berlangsung di Gedung Samanta Krida, sedangkan Gelanggang Olahraga (GOR) Pertamina-UB untuk cabang bulutangkis. Upacara pembukaan POMDA Jatim ini dilaksanakan pada Senin (24/6/2019) di Gedung Samanta Krida. Kepada para kontingen, Sekretaris Badan Pembina Olahraga Mahasiswa Indonesia (BAPOMI), Sulistyorini mengatakan bahwa kegiatan ini tidak hanya dilakukan di Malang. “POMDA dan SELEKDA juga dilaksanakan di Surabaya, Jember, Kediri, Madiun dan Bangkalan dan terdiri dari 22 cabang olahraga”, ujar Sulistyorini dikutip situs resmi Universitas Brawijaya (UB) Malang, Jawa Timur (Jatim), Selasa (25/6). Melalui ajang ini, ia berharap dapat menjaring atlet berprestasi untuk POMNAS. Sementara itu, Nuhfil Hanani, Rektor UB, berharap ajang ini dapat menguatkan persaudaraan dan persatuan antar kontingen. “Baik di Jawa Timur maupun di tingkat nasional, semoga POMDA juga bisa menciptakan persatuan dan persaudaraan. Junjung sportivitas dan kejujuran dan ciptakan prestasi Jawa Timur,” tukas Nuhfil. (Adt)

Merpati Putih Open 2019 Piala Panglima TNI Resmi Dibuka

Kejuaraan MP Open 2019 Piala Panglima TNI resmi dibuka oleh Ketua Umum Panitia Pelaksana DR. H. Abdul Kharis Almasyhari, Rabu (1/5). (Istimewa)

Jakarta- Kejuaraan Pencak Silat Merpati Putih (MP) Open 2019 yang diselenggarakan Perguruan Pencak Silat (PPS) Bela Diri Tangan Kosong (Betako) Merpati Putih di Gedung Olah Raga (GOR) Ciracas, Jakarta Timur, resmi dibuka, pada Rabu, 1 Mei 2019. Pembukaan Kejuaraan MP Open 2019 yang dilakukan Ketua Umum Panitia Pelaksana MP Open 2019 DR. H. Abdul Kharis Almasyhari, MM. AK ditandai dengan seremonial pemukulan gong. “Merpati Putih Open 2019 merupakan kejuaraan silat tingkat nasional yang juga diikuti peserta dari luar negeri. Ini merupakan suatu even untuk pembibitan atlet disamping untuk memupuk persatuan dan persaudaraan antar perguruan silat yang ujungnya adalah untuk pembinaan prestasi demi mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional,” ujar Abdul Kharis yang juga Ketua Komisi I DPR RI ini usai pembukaan MP Open. Abdul Kharis menegaskan, event MP Open 2019 ini memadukan tiga unsur yaitu Kompetisi, Edukasi dan Entertainment. Unsur Edukasi yang dimasukan dalam ajang ini yaitu dengan menggelar Seminar Parenting oleh psikolog, ahli olahraga dan Badan Narkotika Nasional (BNN) dengan sasaran peserta adalah orang tua, guru dan pelatih. “Seminar Parenting ini dilakukan untuk mengarahkan orangtua bahwa anak-anak yang sehat itu berpeluang lebih tinggi berprestasi dibanding anak yang tidak sehat. Sehingga silat sebagai salah satu cabang beladiri dan olah raga dapat juga membuat anak berprestasi,” tegasnya. Sedangkan unsur Entertainment, lanjut Abdul Kharis, dengan menggelar Marching Band, Reog Ponorogo, Sisingaan, Silat Bercerita, Live Music oleh Grup Band disamping pencatatan Rekor MURI atas peragaan jurus tunggal oleh seluruh peserta MP Open. Menurut Abdul Kharis, saat ini jumlah peserta MP Open tercatat ada 1.615 pesilat dari 26 perguruan silat dari seluruh Indonesia disamping satu peserta dari perwakilan Singapura. Sementara itu, 15 provinsi yang berpartisipasi diantaranya: DKI Jakarta, Bangka Belitung, Banten, Bengkulu, DIY, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jambi, Lampung , Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan dan Sumatera Utara. Rangkaian kegiatan MP Open yang memperebutkan Piala Panglima TNI ini telah mulai dilaksanakan pada Sabtu, 27 April 2019. Dimana pada hari itu telah dimulai pemasalan dilanjutkan pada Selasa, 30 April dengan TM Prestasi. Dan, pada Rabu, 1 Mei ini langsung dilakukan tanding prestasi hingga 2 Mei 2019. Sedangkan pada 3-4 Mei akan dilakukan tanding pemasalan hingga closing ceremony yang juga akan dilaksanakan pada 4 Mei 2019. (Adt)

IJC Gelar Festival Judo 2019, Undang 5 Negara Ramaikan Persaingan

JC akan menggelar Festival Judo 2019, di Park Mall, Karawang Barat, Jawa Barat, 23-24 Februari mendatang. (Adt/NYSN)

Jakarta- Indonesia Judo Community (IJC) menggelar Festival Judo 2019, di Park Mall, Jalan Resinda Raya, Karawang Barat, Jawa Barat, pada 23-24 Februari mendatang. Event ini dihelat dalam rangka menyambut HUT (Hari Ulang Tahun) pertama komunitas pimpinan Arnold Silalahi itu. Hingga kini, tercatat 450 peserta dari tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama) dan SD (Sekolah Dasar) bakal meramaikan persaingan pada Festival Judo 2019 yang mempertandingkan 3 kategori, mulai dari kelas 1-3 SD, kelas 4-6 SD, serta SMP, dan memperebutkan total 44 medali emas. Selain itu, IJC juga mengundang peserta dari 5 negara di Asia, di antaranya Filipina, Taiwan, China, Singapura, dan Malaysia. “Sebenarnya Uzbekistan ingin ikut berpartisipasi, tapi tidak jadi karena pasport mereka belum selesai sampai dengan sekarang,” ujar Arnold, Presiden IJC, di One Hotel, Jakarta Pusat, Jumat (15/2). Arnold menyebut bila IJC tidak berada di bawah kepengurusan PB (Pengurus Besar) PJSI (Persatuan Judo Seluruh Indonesia), namun selevel dengan induk organisasi judo tersebut. “Kami memiliki misi turut serta memasyarakatkan olahraga judo di Tanah Air,” lanjutnya. Ditambahkannya, IJC sangat terbuka bagi seluruh Pengprov (Pengurus Provinsi) diseluruh Indonesia. “Tapi, kami sebagai komunitas tidak menghasilkan atlet nasional. Tugas IJC hanya sebatas memberi masukan serta kritikan saja. Ini kami lakukan demi kemajuan judo Indonesia,” tambah Arnold. Di event ini, IJC menggandeng Pengprov PJSI Jawa Barat (Jabar) dan Pencab (Pengurus Cabang) PJSI Karawang. “Mengapa kami menggelar kejuaraan ini di Mall? Supaya masyarakat luas dapat menyaksikan langsung dan mendapatkan informasi lebih mengenai judo,” cetusnya. Arnold berharap kedepannya event ini mendapatkan dukungan dari PJSI. Hal itu diingatkan, karena bertepatan dengan Festival Judo 2019, PJSI juga menggelar Kejurnas (Kejuaraan Nasional) Judo Senior dan Junior di Jakarta. “Harapan dari IJC, bahwa PJSI sebagai organisasi tertinggi resmi dapat memberikan dukungan terhadap Festival Judo 2019,” tukas Arnold. (Adt)

Rahasia Bisa Kip-Up ala ala Jackie Chan

Pernahkah kamu melihat adegan di film Jackie Chan ia berdiri setelah berbaring telentang? Begitulah gerakan kip-up, jika kamu melihatnya tentu suatu hal yang kelihatannya mudah dan begitu saja. Pengertian umumnya, Kip-Up adalah cara klasik untuk seorang penyuka bela diri agar meningkatkan kemampuannya setelah knocked down. Gerakan ini tidak semata-mata hanya berdiri setelah terlentang tapi Kip-Up butuh keterampilan, waktu dan teknik latihan yang baik loh! Simak berikut ini rahasia cara-cara bisa Kip-Up ala-ala Jackie Chan: Tentu dimulai dari posisi tubuh yang terlentang Posisi tubuh terlentang. foto: wikihow Umumnya, pertama-tama kamu harus berbaring menghadap ke atas di tanah (apabila di luar ruangan) ataupun dialasi matras (jika kamu di dalam ruangan). kemudian, tangan tetap berada di samping badan kamu. Tarik kaki kamu sampai ke dada dan posisi tangan menjadi di sebelah telinga Tekuk lutut kamu ke atas sampai ke dada atau jika kamu anak yang lentur, berarti diangkat dengan tetap lurus sampai ke dada. Untuk tangan, jaga jari-jari kamu agar mengarah ke bagian atas kedua bahu, atau dengan posisi di sebelah telinga. Bergulinglah ke belakang dengan berguling ke belakang berarti seluruh berat tubuh kamu tertumpu pada kedua bahu. Kemudian, tulang belakang di bawah bahu dan punggung kamu harus banget ya berada di udara. untuk latihan ini yang baik, kamu bisa melakukan 20-40 kali berguling normal dan 3 set latihan bridge (masing-masing sepanjang 20 detik). Tendangkan kedua kaki kamu ke atas Tendang kedua kaki kamu ke atas sekeras mungkin ya. Hasilnya tubuh kamu akan terbang ke udara. disinilah moment kamu harus terampil dan butuh usaha latihan yang baik, karena kamu harus bisa menyeimbangkan “terbang” tersebut untuk mendarat dengan posisi berdiri yang baik.   Tekan kuat juga dengan kedua tangan kamu saat mulai bergerak ke atas   tekan dengan tenaga yang sekuat mungkin dan bayangkan saja seperti kamu sedang melakukan push-up tetapi terbalik. Saat sudah menekan dengan sekuat tenaga, kamu tidak bisa berbaring lagi — pilihannya hanya dua yaitu menyelesaikan Kip-Up ini dengan mendarat atau terjatuh pada punggung kamu. Jika kamu mencoba, tetapi masih terjatuh, banyak pilihan yang diambil. Kamu bisa meminta latihan dengan bantuan teman agar lebih seimbang atau bisa kamu hanya perlu menendang lagi lebih keras, atau menunggu moment saat merasa tanpa ada beban. Banyak yang merasa tidak nyaman, berdaya saat mencoba menendang ke atas, jadi mereka langsung reflek menurunkan kembali kaki. jadi, sarannya kamu harus melakukannya dengan penuh kesadaran diri. Gerakan ini memang bisa berbahaya karena bisa membuat kamu terjatuh di posisi punggung terhentak. jadi kamu harus hati-hati agar tidak terkena benda-benda tajam saat terjatuh. Kip up sebenarnya lebih baik menggunakan matras atau sesuatu yang empuk. Bila di lahan permukaan yang keras, akan jauh lebih sulit. Oh iya, jangan mencoba kip up di sofa, karena akan cedera, tidak ada space yang cukup untuk mendarat. Beberapa orang memang bisa melakukannya secara otomatis, atau yang lain perlu waktu berbulan-bulan. Yang terpenting, jangan putus asa apabila kamu menginginkan itu! Coba lakukan latihan kip up 35 kali sehari atau semingguan. Latihan akan membuatnya menjadi mudah. Optimis! (wikihow)

Penantian Lama IPSI Pontianak Berbuah Manis

Para-atlet-dari-kontingen-Pontianak

Setelah tertidur pulas menggelar acara selama delapan tahun lamanya, Pencak Silat Pontianak berhasil meraih predikat sebagai juara umum di ajang Kejuaraan Provinsi (Kejurprov) Pencak Silat yang berlangsung Padepokan Pencak Silat, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat (24/12). Tentunya prestasi ini sangat menggembirakan bagi Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Pontianak. Di penutupan Kejurprov, kontingen Pontianak berhasil meraih 12 emas, 2 perak dan 2 perunggu. Dan, menobatkan dirinya menjadi juara umum. Pelatih tim pencak silat Kota Pontianak Azwar mengungkapkan, sangat puas apa yang sudah di dapatkan oleh para atlet. Terlebih, di ajang Kejurda dan lainnya tak pernah mendapatkan juara umum. “Alhamdulillah tahun ini menjadi awal yang baik untuk menghadapi Porprov 2018,” ujarnya Seperti yang di lansir oleh Tribun Pontianak, dengan predikat juara umum, tentunya Azwar memberikan pesan kepada seluruh atletnya agar tidak cepat berpuas diri. Karena, setelah ini hal yang paling dipikirkan para atlet di ajang Porprov 2018 dimana Sintang akan menjadi tuan rumah. “Alhamdulillah, hasil latihan yang dilakukan dapat membuahkan hasil yang cukup baik. Semoga dapat dipertahankan untuk kedepannya dalam event apapun,” pungkasnya. Sebelumnya diberitakan ratusan pesilat handal Kalbar dari 14 Pengcab IPSI Kabupatan dan Kota di Kalbar mengutus atlet terbaiknya. (pah/adt)

Tiga Pejudo Asal Balikpapan Raih Prestasi Gemilang Saat Kejurnas Judo di Jakarta

judo balikpapan

Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Judo Senior, baru saja diselenggarakan pada 15-18 Desember lalu, di Jakarta. Balikpapan yang mengikuti Kejurnas Judo tersebut berhasil memberikan prestasi yang membanggakan yang dipersembahkan oleh tiga pejudo, yakni Okita Karimah (emas), Bagus Satria Putra (perunggu), dan Rizal Arif (perunggu). Pelatih Judo Balikpapan Bripka Lalu Kardiman mengatakan, mereka menjadi salah satu proyeksi untuk regenerasi. Terlebih, mereka diharapkan menjadi ikon Judo di Balikpapan. “Okita Karimah dan Bagus Satria Putra memang kita siapkan buat pengganti seniornya yang sudah berumur, dan mereka kita siapkan buat ikon judo Balikpapan ke depan. Karena, kita akui olahraga Judo ini belum begitu familiar dan masih sulit diterima oleh kalangan muda Balikpapan,” ujarnya seperti dikutip Tribun Kaltim. Kardiman juga berharap kedua atletnya tersebut akan diprioritaskan untuk PON XX di Papua nanti. “Sebagai pelatih, saya berharap kedua Pejudo tersebut bisa memperkuat Kaltim di pesta olahraga nasional yang akan berlangsung 2020 mendatang,” terangnya.(pah/adt/tbnk)

Fahri Bangga Dapat Bertemu Dengan Pencipta Olahraga Tarung Derajat

Fahri-Traung-Derajat

Fahri atlet asal Sumatera Utara merasa bangga bertemu dengan Achmad Drajat, sang guru, sekaligus pencipta olahraga bela diri Tarung Derajat. Ajang Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNas) 2015 lalu, menjadi pengalaman berharga bagi cowok dengan nama lengkap Fahri Ramadani Sitorus. Pasalnya, ia bertemu sang guru yang sudah lama berpisah yang berada di Bandung, wilayah Jawa Barat “Saat saya bertemu dengan beliau untuk pertama kali saya merasa senang sekali, termotivasi dan bisa dibilang bangga bisa bertemu dengan pencipta bela diri asli Indonesia” tuturnya Bahkan secara pribadi, sang guru memanggil Fahri seorang diri melalui pelatih dan memberikan motivasi kepada Fahri. “Saya ingat dia mengatakan “kamu main sudah bagus, tangan mu sudah bagus. Hanya saja dalam pertandingan kamu sangat jarang melakukan tendangan, dan hasilnya tendangan kamu jadi kurang. Jadi nanti itu lebih dilatih lagi ya,” Seperti itu katanya,” ujar Fahri Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Universitas Pembangunan Panca Budi ini sudah ikut tarung derajat sejak 2 tahun lalu. Bermula dari ikut bela diri pencak silat, ia pun beralih ke tarung derajat yang ia rasa memiliki kemampuan lebih di bidang olahraga tarung derajat tersebut. “Awal mulanya saya kelas 3 SMP mengikuti pencak silat. Setelah saya mengikuti beberapa lama, saya mulai sadar, ternyata saya mempunyai keahlian lebih di bidang itu. Saat SMA saya pindah ke Medan, saya cari-cari bela diri apa yang masih berhubungan dengan pencak silat. Kebetulan di sekolah saya ada olahraga tarung derajat, jadi saya putuskan untuk mengikutinya.”tuturnya Fahri yang sudah beberapa kali memenangkan turnamen seperti Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNas) 2017, Kejuaraan Daerah 2017. Pekan Olahraga Kota (Porkot) dan masih banyak lagi. Fahri pun tidak pernah luput dari yang namanya cedera, bahkan saat ajang POMNas 2017 lalu ia harus menahan sakit badan bagian kakinya yang sudah cedera sebelum pertandingan. “Menjelang kejuaraan kaki saya terasa sakit. Tapi karena tekad kuat dalam diri, saya tetap melawan rasa sakitnya. Selesainya wajah saya lebam karena kena pukulan.”tutup Fahri (put/adt)

Kembangkan Silat Modern MMA, Brotherhood dan Black Ant Akan Gelar Seminar Untuk Ormas

Brotherhood-dan-black-ant

Brotherhood Camp dan Black Ant merupakan camp bela diri yang berada di Tangerang Selatan. Salah satu bela diri yang diajarkan adalah Mix Matrial Art (MMA) yang saat ini sedang populer. Salah satu atlet jebolannya adalah Gunawan Sutrisno Putra yang saat ini menjadi juara nasional di One Pride MMA Tv One. Selain menjadi tempat bela diri, camp ini juga sering mengadakan berbagai kejuaraan dan seminar kepada masyarakat umum terkait bela diri. Tahun ini, sudah 5 event yang diadakan dan di tanggal 26 Desember mendatang akan diadakan event ke-6 dengan nama Tangerang Fight Night Series 3. Irwan Taufik, selaku pembina dan tim manajemen dari Brotherhood Camp dan Black Ant menjelaskan tujuan dari acara ini yang berfokus kepada organisasi masyarakat untuk tidak dipandang negatif oleh masyarakat. “Kalau di acara seminar, kita lebih mengenalkan ke masyarakat umum, dan disitu ada pengenalan pencak silat karena di Indonesia sudah banyak bela diri yang datang dari negara lain yang masuk. Lalu merangkul para organisasi masyarakat di wilayah Tangerang dan Tangerang Selatan, karena ya kita tahu bagaimana penilaian masyarakat tentang organisasi masyarakat. Jadi kita satukan di bela diri agar tidak ada hal-hal negatif kedepannya, dan terakhir lebih ke arah stop bullying dan women defense,”tutur Irwan Acara ini terbukti telah menarik ratusan peserta dari berbagai wilayah untuk mewakili camp masing-masing. Irwan juga menjelaskan kategori yang akan dipertandingkan. “Acara ini berbentuk seminar dan pertandingan. Untuk pertandingan akan ada 3 kategori, silat modern, boxing dan MMA amatir. Peserta yang pernah ikut ada yang dari Sumatera Selatan, Jawa Tengah, Bali, Yogyakarta, Bandung dan sisanya Tangerang.”ucapnya Irwan pun menurturkan harapannya kepada pihak pemerintah agar mendukung acara ini sehingga dapat menumbuhkan bibit-bibit atlet baru yang dapat mengukir prestasi. “Harapan kita kedepan semoga event ini dikawal dalam bentuk dukungan oleh pemerintah daerah untuk sarana dan pra sarana. Karena di Tangerang ini kan belum banyak yang tau MMA dan ini tidak dibina oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) tetapi dengan Badan Olahraga Professional Indonesia (BOPI). Nah BOPI sendiri belum bisa berkembang, jadi sepertinya pemerintah daerah harus turun tangan untuk mewujudkan masyarakat yang terdidik, terlatih baik dan juga berprestasi tentunya.”tutupnya (put/adt)

Mengenal Sambo, Olahraga Bela Diri Baru Yang Akan Dipertandingkan Di Asian Games 2018

Sambo-Olahraga-Bela-Diri-Baru-Yang-Akan-Dipertandingkan-Di Asian-Games-2018-1

Perhelatan akbar Asian Games 2018 yang akan di adakan di Indonesia akan memberikan warna baru. Pasalnya, ada beberapa cabang baru yang akan dipertandingkan, salah satunya adalah Sambo. Namun apakah cabang olahraga Sambo itu? Dan bagaimana kiprahnya di Indonesia? Sambo merupakan olahraga atau seni bela diri yang berasal dari Rusia yang populer pada tahun 1940-an. Sambo adalah singkatan dari Samozashchita Bez Oruzhia yang artinya pertahanan diri tanpa senjata.  Saat ini Sambo digunakan untuk seni bela diri militer tentara Rusia. Sambo menggabungkan gulat dan judo dengan menekankan pada kemampuan kontrol dan kuncian kaki. Sambo mengajarkan praktisi cara untuk mengakhiri perkelahian dengan cepat. Hal ini sering dilakukan dengan mengambil lawan ke tanah dan menerapkan penyerahan terus atau serangan cepat. Sejarah Sambo Sambo dipopulerkan oleh Vasily Oshchepkov yang lahir pada 6 Januari 1893 di Alexandrovsky Post. Vasily Oshchepkov pernah dikirim ke Seminari Ortodoks Tokyo Jepang setelah orang tuanya pada tahun 1907. Ia mengenyam pendidikan dan gaya hidup orang-orang Jepang. Pada 1908, Judo masuk dalam kurikulum Seminari yang diajarkan oleh Okamoto Yoshiro. Oshchepkov dan teman-temannya menunjukkan kemampuan yang luar biasa dan kemudian diundang ke Institut Kodokan, pusat komunitas Judo dunia. Namun, Judo dianggap sangat kasar dan Oshchepkov harus mempraktikkan seni bela diri tersebut melawan negara-negara yang pernah berperang dengan Rusia. Oshchepkov menjadi siswa Rusia pertama yang lulus dari Kodokan dan lulus dari seminari dengan nilai yang memuaskan. Ia pun dikirim ke Harbin untuk bertugas sebagai penerjemah militer di angkatan bersenjata Rusia. Ia melewati masa-masa sulit saat bertugas di angkatan bersenjata dan ia tidak pernah berhenti mengasah kemampuan Judonya. Pada tahun 1917, Oshchepkov menjadi salah satu penyelenggara turnamen Judo internasional pertama di Otaru-city Commercial High School. Namun, ia harus kembali ke Rusia pada tahun 1926. Setelah itu, ia mendedikasikan seluruh jiwa dan raganya untuk mempromosikan Judo. Ditahun 1929, Oshchepkov menjadi pelatih Judo di klub olahraga utama Tentara Merah, kemudian pindah ke Institut Pendidikan Fisik Moskow (Moscow Physical Education Institute). Ia pun berhasil membuat Judo sangat populer di kalangan masyarakat Rusia dan mengadaptasinya dengan realitas yang ada di Rusia hingga terbentuklah Sambo. Jenis-jenis Sambo Sambo memiliki 5 jenis yang berbeda, yaitu: Combat Sambo Combat Sambo dibuat untuk militer. Tidak hanya gaya mengunci, tetapi Sambo ini juga menggunakan senjata. Freestyle Sambo Freestyle Sambo menggunakan teknik mencekik, namun teknik ini sempat dilarang dalam olahraga Sambo. Bela Diri Sambo  Bela Diri Sambo adalah Jenis Sambo yang paling umum untuk dipelajari. Pada jenis ini, diajarkan cara membela diri terhadap senjata dan hal-hal sejenisnya. Banyak metode serangan memanfaatkan agresi lawan gerakan ini juga mirip dengan Jujitsu dan Aikido. Sambo Khusus  Sambo khusus ini dirancang untuk unit tertentu dengan serangan dan respon yang sangat cepat. Dalam hal ini, Sambo Khusus sangat mirip dengan Combat Sambo tetapi dengan serangan yang memiliki tujuan tertentu. Olahraga Sambo  Olahraga Sambo sangat mirip dengan Judo. Tujuannya adalah untuk menjatuhkan dan mematahkan pertahanan lawan. Aturan kompetisi mengizinkan semua jenis kuncian, termasuk mengunci dengan menggunakan kaki. Kiprah Sambo Di Indonesia Sambo sudah masuk ke Indonesia sejak tahun 2007 lalu.Tokoh pendiri Sambo di Indonesia adalah Ir. Aji Kusmantri dari Pengurus Besar Persatuan Judo Seluruh Indonesia (PB PJSI). Sambo pertama kali diperkenalkan di lingkungan Universitas Trisakti pada tahun 2008. Bersama Gerard Lim (Singapore Sambo), perlahan olahraga Sambo mulai dikenal di kalangan Perkumpulan Judo Universitas Trisakti. Pada awalnya,  tidak banyak mahasiswa yang mengikuti olahraga ini. Alasannya adalah belum tersosialisasikan dengan baik dan memiliki perbedaan dari segi seragam latihan yaitu menggunakan celana pendek dan sepatu khusus. Saat ini di Indonesia, Sambo telah memiliki induk organisasi resmi yaitu Pengurus Besar Persatuan Sambo Indonesia (PB PERSAMBI). Beberapa atlet telah berhasil menyumbangkan medali bagi Indonesia  dalam turnamen taraf  Dunia. Salah satu atlet yang berprestasi dalam Sambo adalah Vincent Majid yang meraih medali emas di nomor combat sambo kelas + 100 kg pada kejuaraan dunia, World Martial Arts Masterships (WMAM) 2016 di Cheongju City Sports Centre, Korea Selatan. Selain itu, atlet Sambo lainnya adalah Marx Xaverius meraih medali perunggu di kelas sports Sambo kelas -62 kg. Ada juga Johan Mulyo LEgowo (combat/-74 kg) dan Desi Rahayu (sports/-60 kg) yang juga mengikuti kejuaraan WMAM ini. Di Asian Games 2018 mendatang, PB PERSAMBI juga mengincar medali emas karena ini menjadi peluang yang besar bagi Indonesia sebagai tuan rumah dan juga sebagai ajang pemberitahuan bahwa banyak atlet Sambo Indonesia memiliki bakat yang luar biasa. Semangat terus para atlet Sambo Indonesia.(put)

Lewat Tarung Derajat, Aldi Belajar Untuk Menaklukan Diri Sendiri

Aldi-Tarung-Derajat

Aldi Ferdiansyah atau yang akrab disapa Aldi merupakan atlet nasional pada cabang olahraga tarung derajat. Lewat tarung derajat, Aldi yang dahulu sering bertengkar untuk melampiaskan emosinya, kini telah tersalurkan dalam olahraga yang mengutamakan pertahanan fisik. “Awal mula itu dulu hobinya berantem, emosi terus sering ada masalah karena berantem. Lama-lama mikir, saya kok berantemnya gini doang. Terus saya diajak teman yang kebetulan dia ikut tarung derajat. Dari situ saya langsung masuk tarung derajat. Setelah masuk, rasa emosi dan keinginan untuk berantem atau nyari masalah itu berkurang dengan sendirinya. Lama kelamaan saya paham, bahwa saya belajar bela diri itu penting untuk menaklukan diri sendiri, tapi tidak untuk ditaklukan oleh orang lain.”tuturnya Atlet yang sudah mengikuti tarung derajat selama 6 tahun ini memang sudah mendapatkan beberapa medali seperti medali emas Bupati Pandeglang cup II dan Walikota Tangerang cup III, Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) Banten 2015 dan 2017, medali perak Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNas) 2015 dan medali perunggu di POPNas 2017. Sebagai seorang atlet, memang akan mengalami suka dan duka. Seperti Aldi yang merasakan seperti fasilitas dan perhatian pemerintah yang masih kurang. “Untuk tarung derajat, suka nya itu kekompakannya selalu dijunjung tinggi dan juga pendanaan. Tapi kalau dukanya masalah fasilitas latihannya dan juga peran dari pemerintah yang kurang,”ucapnya Cowok yang sekarang duduk dibangku kelas 3 SMA di SMAN 5 Tangerang ini mengaku banyak melakukan persiapan jika ingin bertanding apalagi tarung derajat butuh latihan fisik yang baik. “Persiapan yang saya lakukan seperti latihan fisik secara pribadi yaitu lari minimal 20 menit setelah sholat subuh, push up-sit up minimal 200 kali dalam sehari. Selain itu juga persiapan yang saya lakukan pelatihan mental dengan cara saya selalu latihan tarung didepan kaca dan ternyata itu berpengaruh sangat besar karena dari situlah muncul emosi yang tinggi dan kita juga membayangkan ada musuh dihadpan kita,”ujarnya Olahraga bela diri seperti ini memang tidak jarang para atlet mengalami cedera, Aldi pernah mengalami cedera dibagian hidung hingga membuat hidungnya berdarah. Meskipun begitu Aldi tidak pernah merasa trauma. “Saya pernah bertarung dan sudah gak ke kontrol lagi emosinya. Namanya pertarungan, menggunakan adu emosi, tinggal nunggu siapa yg kalah atau kecolongan saja. Akhirnya saya yang ternyata kecolongan, dia memukul hidung saya tapi saya gak ngerasa apa-apa. Pas saya lihat ternyata darah saya sudah ngocor lewatin mulut.” Tutupnya(put/adt)

Wiwi Bangga Pernah Berhadapan Dengan Petarung Terbaik Tarung Derajat di Piala Walikota 3

wiwi-tarung-derajat

Melawan salah satu atlet terbaik merupakan hal tak terlupakan bagi Wiwi. Sejak tahun 2012, Wiwi sudah menjadi atlet untuk cabang olahraga tarung derajat. Ia berbagi cerita kepada nysnmedia.com tentang bertarung di semi final dengan petarung terbaik putri se-Banten pada kejuaraan Walikota 3 Kota Tangerang di tahun 2016 lalu. Ia pun berhasil menyabet medali emas. “Waktu babak semifinal kejuaraan Walikota 3 Kota Tangerang aku ketemu sama petarung terbaik putri se-Banten dan sudah beberapa kali mendapatkan emas. Sensasi tarungnya benar-benar ketat bukan hanya dalam matras tapi pendukung aku dan dia sama-sama teriak kasih semangat, menurut aku itu sangat berkesan dan tak terlupakan. Soalnya itu memang atlet andalan.”ujarnya Gadis dengan nama panjang Siti Robiatul Adawiyah ini juga mengikuti turnamen Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNas) 2017 yang merupakan pengalaman pertamannya mengikuti pertandingan di luar pulau Jawa. Meski ia menganggap permainannya belum maksimal tetapi ia berhasil membawa pulang medali perunggu. “Saat POMNas XV di Sulawesi Selatan dan itu pengalaman saya jauh dari orang tua, naik pesawat, keluar pulau Jawa dan alhamdulilah keberangkatan dan kerja keras saya membuahkan hasil medali perunggu. Sebenarnya saya belum puas karena hasil yang saya dapatkan belum maksimal.”ucapnya Mahasiswi Politeknik LP3I Jakarta ini, merasa bangga bisa menjadi seorang atlet Tarung Derajat. Ia sangat beruntung bisa mengenal berbagai atlet dari daerah lain dan juga bisa membanggakan kedua orang tua. “Saya bisa kenal banyak teman dari berbagai daerah selain Tangerang. Bisa sharing tentang pertandingan yang sudah dilewati dan yang terutama bisa membanggakan kedua orang tua saya berkat prestasi yang saya dapat. Walaupun kadang suka jauh dari orang tua ketika ada kejuaraan.”tutupnya(put/adt)

Turunkan Lima Atlet Terbaiknya, Merpati Putih Tangsel Siap Bawa Pulang Medali

Perguruan-Pencak-Silat-MP-Tangsel-melukan-sesi-foto-bersama-selepas-latihan-yang-berlokasi-di-Halaman-Taman-Jajan-BSD

Perguruan Pencak Silat Merpati Putih (MP) Tangsel, akan menjajal kemampuan atletnya di ajang Kejuaraan Antar Perguron IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia) Provinsi Banten, pada 26-30 November mendatang di GOR Korem 064 Maulana Yusuf, Serang. Persiapan pun, terus dilakukan MP Tangsel dalam mengirimkan atlet di kejuaraan antar perguron se-Banten. Wakil Ketua Merpati Putih Cabang Tangsel, Richard Kartiko, mengatakan bahwa perguruannya sudah sangat siap untuk mengikuti kejuaraan tersebut. Apalagi, beberapa waktu atlet MP Tangsel berhasil membawa pulang medali di kejuaraan silat. “Saat ini kami tengah lakukan pemusatan latihan, dan dalam kejuaran kali ini, kami hanya turunkan lima atlet terbaik kami untuk katagori dewasa. Dan kami sangat siap untuk mengikutinya,” ungkapnya. Kendati demikian, Richard mengatakan pihaknya tidak akan meremehkan perguruan lain. Baginya semua peserta yang ikut dalam kejuaran tersebut adalah lawan terberat yang harus dihadapi dengan serius. “Bagi kami semuanya adalah lawan terberat, jadi kami harus benar-benar mempersiapkan diri dengan sangat baik untuk ikuti kejuaran tingkat Banten ini,” ungkapnya. Sementara itu Dewan Pembina Merpati Putih Cabang Tangsel, Ir. Zaid El Habib, berharap para atlet yang akan dikirim nanti dapat bertanding dengan baik, dan berhasil meraih prestasi. “Saya berharap, atlet MP bisa memberikan prestasi, dan bukan hanya tampil sebagai pemenang saja yang bisa diperoleh dengan mengikuti pertandingan ini. Namun juga pengalaman dalam kejuaraan itu, akan memperoleh nilai yang tak terhingga dalam perjalanan prestasi si atlet itu sendiri,” ungkapnya. Dia juga mengatakan, harus ada medali emas yang bisa dibawa pulang sebagai kado ulang tahun Kota Tangsel yang ke 9 tahun. “Tapi tentu saja setelah menjalani masa latihan beberapa minggu terkahir ini saya harapkan atlet atlet dari pencak silat merpati putih yang mewakili Kota Tangsel, dapat berhasil membawa mendali emas sebagai kado ulang tahun Kota Tangsel yang ke sembilan,” pungkasnya. (pah/adt)

Walikota Depok: Pintar Pencak Silat Harus Pintar Mengaji Juga

Beberapa-pejabat-dan-tokoh-masyarakat-yang-menghadiri-pelantikan-pengurus-IPSI-Depok

Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Depok baru saja menggelar pelantikan pengurus periode 2017-2021 dan juga Raker (Rapat Kerja) di Gedung BPSDM Kumham, Depok. Dalam pelantikan pengurus dan raker ini, dihadiri oleh Wali Kota Depok, Mohammad Idris, serta Kepala BPSDM Kumham, Kepala OPD, Kepala IPSI Jabar, Camat se-Kota Depok, Lurah se-Kota Depok, Ketua KONI Depok, Dandim 0508, Unsur Forkopimda, dan Pendekar tokoh masyarakat. Idris sangat mengapresiasi rapat kerja pengurus IPSI Kota Depok. Ia pun, menerangkan terdapat istilah ujung tombok yang ditujukan kepada pengurus pencak silat. Istilah itu, nantinya akan diubah Pemkot Depok menjadi ujung tombak. “Seringkali kita mendengar pengurus IPSI dijadikan sebagai ujung tombok. Akan tetapi, kami berjanji akan mengubahnya menjadi ujung tombak olahraga pencak silat. Untuk mewujudkan itu, insyaallah akan terwujud melalui kolaborasi kita bersama,” ujar Idris seperti dikutip depoknews.id. Lanjutnya, dengan adanya pengurus IPSI periode 2017-2021 Pemkot Depok akan memantau perkembangan silat di Depok. Idris pun, menyampaikan kepada atlet silat selalu gunakan beladiri untuk hal yang positif. “Selain itu, saya ingin berpesan kepada seluruh pembina atau pengurus bahkan pelatih bahwa dalam pengajaran pencak silat tidak sekadar memberikan pengetahuan bela diri saja, tetapi harus diselipkan religiusnya. Di samping kita pintar olahraga bela diri pencak silat, kita juga pintar dalam hal mengaji,” jelasnya.(pah/adt)

Berangkat Dari Atlet Karate Berprestasi, Claresta Berhasil Membangun Karir Sebagai Presenter Olahraga

Claresta-karate

Salah satu tujuan utama olahraga beladiri tangan kosong adalah, mampu menjadikan anggota tubuh yang ada untuk digunakan sebagai alat membela diri. Misalnya kaki dan tangan, bagian tubuh itu di percaya memiliki peran penting untuk menjaga secara keseluruhan tubuh yang kita miliki. Berlatar belakang menekuni ilmu beladiri karate, kali ini, nysnmedia.com akan mengulas sosok gadis cantik bernama panjang Claresta Taufan Kusumarina, atau yang akrab dengan sapaan Claresta. Ia merupakan atlet karate yang sekarang menjadi pembawa acara olahraga di salah satu stasiun TV swasta yang sedang naik daun. Berawal dari mengikuti jejak sang ayah dan kakak yang lebih dulu terjun ke dunia karate. Perlu di acungi jempol, bukan sekedar untuk main-main, bahkan Claresta pernah mengukir beragam prestasi. “Alhamdulillah aku dapat beasiswa di Binus karena prestasi di karate. Dengan syarat harus ngasih piagam prestasi setiap semester dan IP minimal setiap semesternya 3,00.”tuturnya Selain itu, Claresta juga sempat mengikuti berbagai pertandingan, diantaranya adalah Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNas) 2015 dan 2016 lalu, Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016, Silent Knight Karate Champhionship Malaysia 2016, Asian Karate Federation (AFK) Uzbekistan 2012 dan masih banyak lagi. Gadis mempesona ini juga menceritakan perjalanannya hingga ia begitu tertarik kepada olahraga karate. “Aku mulai ikut karate pas kelas 3 SD umur 8 tahun. Karena memang Papa seorang atlet karate juga. Terus di sekolah, aku ada ekskul karate dan kebetulan perguruannya sama dengan perguruannya Papa. Lalu Papa ngajak aku dan Mas Bimo untuk ikut, tapi Mas Bimo yang ikut duluan. Mungkin karena setiap latihan aku ikut nganter, dan ya, lama kelamaan aku mulai tertarik sama karate.”ucapnya Prestasinya dalam karate membawa ia berhasil mendapatkan beasiswa di Binus University. Dan saat sekarang sudah memasuki semester akhir mengambil jurusan Arsitektur dengan peminatan Real Estate. Menjadi seorang atlet bela diri, pasti pernah mengalami cedera, Claresta mengatakan dirinya tetap melalui proses dan pernah cedera dibagian hidung hingga harus dioperasi. “Dulu tahun 2015 hidung aku pernah retak di pertandingan nasional, menurut aku sih, karena kurang persiapan dan latihan. Waktu itu juga lagi akhir semester dan sangat sibuk nyiapin untuk presentasi akhir. Pas ketika aku tahu hidungku retak, aku tetap maksa ngelanjutin pertandingan, tapi gak boleh sama tim medisnya. Yaudah deh, dapet juara 3 dan aku harus pakai gips di hidung,”ujarnya View this post on Instagram A post shared by Rr. Clarésta Taufan Kusumarina (@clarestaufan) Di luar rutinitasnya menjalani atlet Karate, ternyata Claresta juga menguasai dunia entertainment, Tak tanggung-tanggung, dirinya mampu menaklukan kepercayaan diri dan turut menjadi presenter TV swasta di Tanah Air. Claresta juga menjadi influencer dari salah satu brand apparel olahraga terkemuka. Kesibukannya membuat ia harus pintar membagi waktu, namun ia selalu mensyukuri dengan apa yang ia jalankan, karena bisa menghasilkan prestasi yang membanggakan. “Waktu aku memang gak sebebas remaja kebanyakan, yang bisa main kesana dan kesini. Harus pinter bagi waktu. Tapi kalau dipikir lagi, aku bersyukur alhamdulillah sibuknya bermakna. Bisa menghasilkan prestasi dibandingkan hanya pergi kesana kemari yang tidak ada artinya,”tutupnya(put/adt)

Ulan, Atlet Taekwondo Junior Yang Berhasil Meraih Medali Emas

Wulan-Kusuma-Wardani

Menjaga berat badan sangatlah penting termasuk untuk para atlet. Seperti yang dilakukan atlet cantik asal Bandung, Jawa Barat, bernama lengkap Wulan Kusuma Wardani, gadis yang akrab disapa Ulan ini merupakan atlet medali emas pada ajang Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNas) 2017 untuk cabang olahraga Taekwondo. Baginya, menjaga berat badan sangat penting karena ketika ingin ikut turnamen para peserta akan ditimbang untuk tetap masuk dalam kategori yang akan dipertandingkan. “Setiap H-1 sebelum tanding selalu nimbang berat badan, kalau beratnya sudah tidak masuk kategori bisa-bisa di diskualifikasi. Alhamdulilah saya gak pernah tapi jadinya saya lebih jaga makan, gak boleh makan junk food dan lebih banyak latihan,”ujarnya Cewek yang hobinya travelling ini memang sudah banyak mengikuti berbagai turnamen seperti Kejuaraan Nasional Junior beregu dan individu, Pra Pekan Olahraga Nasional 2016 dan masih banyak lagi. Berawal dari mengikuti sang kakak latihan taekwondo, Ulan ikut mengisi waktu luangnya dengan taekwondo dan membawanya menjadi atlet nasional. “Saya masuk taekwondo awal mulanya hanya ikut kakak saya yang memang ikut taekwondo. Selain itu juga saya ingin cari teman baru dan sekadar ingin mengisi waktu luang. Bahkan ga kepikiran menjadi atlet dan memang baru beberapa kali latihan saya disuruh mencoba mengikuti kejuaraan se-kota Bandung. Alhamdulilah saya dapat medali emas, padahal saat itu lawan-lawan saya sabuknya lebih tinggi dan saya juga baru pemula,”tuturnya Siswa kelas 3 SMA di SMAN 14 Bandung ini memang sudah mengikuti taekwondo sejak 5 tahun lalu. Bagi Ulan, taekwondo merupakan beladiri modern dan lebih mengajarkan untuk peduli satu sama lain. “Saya lihat dan membandingkan taekwondo dengan bela diri lain ya memang taekwondo lebih keren dan seninya sangat professional dan lebih modern. Orang-orangnya juga diajarkan untuk peduli satu sama lain dengan cara menghadapi musuh,”tutupnya(put/adt)

Ciptakan Peluang Baru, Hapkido Optimis Sanggup Mengibarkan Sang Merah Putih Di Ajang Internasional

Ade-Muhammad-Sujud,-selaku-Ketua-Pelatih-Hapkido-Banten

Cabang olahraga Hapkido merupakan salah satu cabang olahraga bela diri yang saat ini berkembang di Indonesia dan bersekeretariat berpusat di Yogyakarta. Salah satu sosok penggerak yang bernama lengkap Vincentius Suryadi, dirinya merupakan master Taekowondo dan juga yang memperkenalkan olahraga bela diri asal Korea ini di Indonesia. Ia menjelaskan kepada nysnmedia.com bahwa Indonesia sangat memiliki peluang yang besar untuk maju dalam kompetisi Internasional Hapkido. “Untuk ikut kejuaaran internasional, saya kira untuk Indonesia memiliki tipikal sendiri, seperti postur tubuh orang-orang Asia Tenggara pada umumnya. Saya kira untuk kelas bawah dan menengah kita punya kesempatan yang besar sekali untuk ke kompetisi internasional. Kalau untuk kelas menengah ke atas kayaknya jarang ada orang Indonesia yang menang, bahkan ukurun Se-Asia Tenggara juga jarang.”ujarnya Sementara itu di tempat yang sama Ade Muhammad Sujud, selaku Ketua Pelatih Hapkido Banten menjelaskan bahwa Provinsi Banten saat ini sudah mengikuti Kejuaraan Nasional untuk cabang olahraga Hapkido. Walaupun baru di Kota Tangerang dan Tangerang Selatan. “Untuk Banten memang sebuah hal yang baru, dan berkembangnya hanya di kota Tangerang dan Tangerang Selatan. Kita memang berkembang sedikit lambat, karena kita tidak ingin memaksakan perkembangan. Kalau dari jumlah kita di Banten hampir 400 orang. Untuk base atlet kita ada di Mall Bale Kota. Kita sudah ikut Kejuaraan Nasional pertama di Yogyakarta, dan ternyata Banten membawa pulang 4 emas, dan di Kejuaraan Nasional yang kedua, kita dapat 5 emas. “ujarnya Tak hanya itu, Ade Muhammad Sujud juga berharap kota dan kabupaten lain di Banten bisa bergabung di Hapkido. Selain itu ia juga berharap dapat pengakuan dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI). “Harapan untuk jangka pendek 2 tahun kedepan kita bisa bergabung di KONI Banten, yang sedang kita usahakan untuk mendapatkan pengakuan sebagai cabang olahraga baru. Di 2020 kita berharap bisa masuk eksibisi Pekan Olahraga Nasional (PON).” tutupnya (put/adt/rjl)

MP Tangsel Bawa Pulang 9 Emas dan 9 Perak Dari Pencak Silat

MP-Tangsel-bela-diri-pencak-silat

Baru saja diresmikan 22 Oktober lalu, Perguruan Pencak Silat Beladiri Tangan Kosong (PPS BETAKO) Merpati Putih (MP) cabang Tangsel sudah menunjukan taringnya dalam ajang perlombaan Tangerang Selatan Pencak Silat Championship, Sabtu-Minggu (11-12/11) bertempat di GOR Ciputat. Ribuan peserta dari berbagai klub beladiri tangan kosong unjuk kebolehan dalam bertanding di Tangerang Selatan Pencak Silat Championship 2017 yang merupakan event pertama yang ada di Tangsel. PPS BETAKO MP cabang Tangsel sendiri mengirimkan 18 atletnya baik putra maupun putri dan masih duduk di bangku SD serta SMP. Wakil Ketua Cabang MP Tangsel, Richard Kartiko mengatakan, semenjak diresmikan bulan Oktober lalu, MP Tangsel terus intens berlatih dan mempersiapkan atlet binaan dengan penuh keseriusan. Dan, hasilnya dapat menyumbangkan prestasi yang sangat membanggakan. “Persiapan bisa dikatakan tidak lama, tetapi kami intens dalam berlatih. Terus mempersiapkan atlet dengan baik. Apalagi ini event pertama, bisa dikatakan ajang pemasan dan hasilnya sangat menggembirakan,” ujar Richard. MP Tangsel berhasil mendapatkan sembilan emas dan sembilan perak dari pencak silat. Sungguh prestasi yang patut di acungi jempol, bagi MP Tangsel yang baru saja dibentuk. Hal ini, membuat Richard tak menyangka dan sangat terkesan dengan fighting para atlet MP Tangsel. “Gak menyangka juga, karena ini kan event pertama yang kami ikuti. Dan, hasilnya diluar dugaan sembilan emas dan sembilan perak. Atlet mampu fighting dengan penuh semangat juang dan juga memberikan penampilan yang terbaik,” terangnya. Richard pun, berharap event pertama dan prestasi ini dijadikan pengalaman bagi para atlet agar nantinya di event selanjutnya bisa memberikan prestasi yang lebih lagi. “Jangan cepat puas, jadikan ini sebagai pengalaman yang berharga. Semoga, para atlet bisa memberikan prestasi yang lebih baik di event selanjutnya,” tutur Richard.(pah/adt)