Hebat, Dari Panahan, Siswa SMU Ini Rebut Total 32 Buah Medali

Reza, remaja yang berhasil meraih 32 buah medali panahan dari prestasinya baik di tingkat propinsi maupun nasional

Jika kita tarik dalam sejarah tokoh dalam pewayangan, dimana panahan merupakan alat berburu para ksatria seperti Arjuna, Sumantri, Ekalaya, Dipati Karno, Srikandi demikian pula Dorna. Panahan juga sangat populer dan di kemas dalam cerita Mahabharata. Mohammad Reza Maulana Jatmiko, Siswa SMAN 2 Tangsel, merupakan atlet olahraga panahan sejak 4 tahun lalu, dan dirinya tergabung dalam club Power Archery Club. Reza memaparkan kepada NYSN bahwa dorongan orang tua yang menyuruhnya menekuni olahraga panahan.(7/7) “Awalnya, sih ga ada niatan ikut, tapi orang tua saya meminta saya untuk mengikuti kegiatan ini.” ujar Reza. Ternyata, orang tua Reza tidak salah memilih bidang olahraga untuk anaknya. Terbukti dari berbagai prestasi yang telah diraih Reza selama ini. Beberapa diantaranya adalah juara 1 Aduan Putra Binus National Indoor Archery Competition, juara 1 Aduan Putra Pelajar Sirkuit Panahan DKI Jakarta, dan juara 1 Aduan Putra Recurve Popda Banten 2016. Secara keseluruhan Totalnya berjumlah 32 buah medali dan Piala tingkat Provinsi dan Nasional. “Waktu itu saya pernah tidak sengaja menembak target orang dan akhirnya saya malah dikenakan sanksi serta tembakan saya tidak dihitung poinnya. Mungkin saat itu saya kurang fokus makanya menembaknya meleset.” Papar Reza mengutarakan kisah lucu yang pernah di alaminya Reza juga mengatakan bahwa dirinya pernah mengalami cidera di jari yang membuatnya tidak dapat bertanding secara maksimal. “Ketika saya sedang mengikuti sebuah kejuaraan, saya sedang memperbaiki alat saya sebelum maju untuk bertanding. Dan tidak sengaja jari saya terluka lumayan parah karena terkena cutter. Akibatnya saya jadi tidak bisa bertanding dengan maksimal.” tutur Reza. Reza yang bercita-cita ingin menjadi Dokter ini juga berpesan bahwa kita tidak boleh melakukan setengah hati dalam melakukan sesuatu. “Jangan pernah setengah hati dalam melakukan sesuatu. Karena semua bisa dicapai dengan niat dan terus berlatih.” pesan Reza.(crs/adt)

Pernah Mimisan Karena Tinju, Pemuda ini Tetap Ngotot Kejar Prestasi Demi Masuk Universitas Negeri

Pernah Mimisan Karena Tinju, Pemuda ini Tetap Ngotot Kejar Prestasi Demi Masuk Universitas Negeri

Layaknya petarung sejati dengan istilah man to man, merupakan kebanggaan tersendiri bagi kesatria olahraga tinju, berdiri di atas ring beralaskan matras, juga menggunakan sarung tangan tebal di percaya mampu melindungi tubuh dari pukulan yang berakibat fatal. Rheza Nugroho Widiyanto merupakan seorang atlet tinju muda yang bersinar di belantika sasana kejuaraan tinju, Rheza sudah mengantongi banyak medali berkat prestasinya dalam olahraga tinju. Pelajar yang baru saja naik ke kelas 12 di SMAN 7 Tangsel ini mengatakan kepada NYSN bahwa berlatih tinju karena ingin punya keahlian dan juga untuk beladiri. “Waktu itu sebelum saya masuk SMP saya ikut kelas olahraga. Kebetulan ada olahraga tinju dan kebetulan juga ada teman saya yang ikut. Saya juga ingin punya keahlian dan punya kemampuan beladiri.” ungkap Rheza. “Saya memilih tinju karena tinju itu seni beladiri yang agung. Bagaimana kita bisa memukul lawan tapi lawan tidak bisa memukul kita. Otot saja tidak cukup, tapi kepintaran yang menentukan kemenangan seorang petarung.” lanjut Rheza. Menekuni olahraga tinju sejak kelas 6 SD, dan hingga saat ini Reza telah mengumpulkan berbagai prestasi, diantaranya: 1. Medali perak Kejurda tingkat provinsi 2013 2. Medali emas Popda tingkat Provinsi 2014 3. Medali perunggu Kejurnas PPLP medan 2015 4. Medali perak Popda tingkat Provinsi 2016 5. Medali emas Porkot tingkat Kota 2016 6. Medali perak Kejurnas PPLP tingkat Nasional 2016 7. Medali perak Kejurnas umum se-Indonesia 2016 8. Medali perak Kejurda tingkat Provinsi 2017 9. Medali perunggu Kejurda tingkat Provinsi 2017 10. Medali emas Rookie Fight se-Indonesia 2017 Walaupun kadang jadwal pertandingan bersamaan dengan waktu belajar di sekolah, sehingga Rheza harus meminta izin kepada pihak sekolah untuk mengikuti pertandingan, tetapi bagi Rheza itu bukan masalah dan dirasa tidak mengganggu nilai-nilainya. Rheza menambahkan bahwa dirinya pernah cidera pada saat pertama kali ikut pertandingan. “Waktu pertama kali ikut pertandingan, hidung saya bocor, pecah dan mimisan. Kejadian itu menjadi pengalaman yang tidak akan saya lupakan.” kata Rheza menceritakan pengalamannya. Remaja berusia 17 tahun tersebut juga mengatakan kepada NYSN bahwa terkadang ia kurang menyukai jika harus mengontrol berat badannya beberapa minggu sebelum menghadapi pertandingan.(5/7) “Hal yang kurang saya sukai itu biasanya sebelum pertandingan harus mulai mengontrol berat badan. Karena tinju itu olahraga yang menggunakan kategori sesuai berat badan kita dalam pertandingan, jadi setiap kita mau bertanding kita harus mempertahankan berat badan, tidak boleh overweight, karena jika sampai overweight kita harus menanggung resikonya misalnya tidak bisa ikut bertanding.” ujarnya Rheza juga mengatakan, selain harus menjaga berat badan agar tetap stabil, dirinya juga harus jaga pola makan serta latihan yang teratur. Biasanya, beberapa hari sebelum pertandingan, Rheza menghindari nasi dan lebih banyak mengkonsumsi buah-buahan. Menurut remaja yang bercita cita ingin menjadi seorang polisi atau tentara, berprestasi di bidang olahraga tinju bisa membantunya untuk masuk ke Universitas Negeri dengan menggunakan beberapa sertifikat kemenangan yang sudah dimilikinya. Rheza juga berencana akan menggunakannya ketika lulus dari SMA dan mendaftar ke Universitas yang diinginkannya melalui jalur prestasi. “Setelah lulus SMA nanti rencananya mau daftar di UNJ. Sebenarnya masih bingung jurusan apa, tapi kalaupun saya ambil bidang olahraga otomatis saya tetap akan di olahraga tinju. Nanti setelah selesai kuliah saya mau melanjutkan pendidikan wajib militer karena saya ingin menjadi polisi atau tentara.” jelas Rheza. “Jangan takut untuk ikut tinju, tinju itu olahraga seni bukan olahraga yang mematikan dan berbahaya. Semua orang bisa ikut tinju dari anak kecil sampai dewasa, pria maupun wanita semua bisa ikut tinju untuk melatih ketangkasan dan beladiri.” pesannya (crs/adt)

Rebut Juara 1 Karate, Mahasiswi UIN ini Layak Menyandang Gelar Jawara

Siti Nur Halimah, Mahasiswi yang sudah memenangkan banyak ajang perlombaan karate tingkat nasional

Mahasiswi yang sudah berada di sabuk hitam dalam karate ini mengatakan kepada NYSN bahwa ia bercita-cita menjadi Dosen, namun Siti tetap mengejar impiannya untuk menjadi atlet pelatnas

Berkat Latihan 3 Kali Seminggu dan Berdoa, Adelia Yakin Menjadi Juara Lari

Bisa membakar banyak lemak, paru-paru dipaksa menghirup banyak udara, hingga ampuh menghilangkan stres, olahraga lari menjadi salah satu olahraga termurah hingga saat ini dan sangat simple melakukannya dimanapun. Dan ternyata lari juga merupakan latihan kardiovaskuler yang sempurna. Adelia Noviani, siswi kelas 8 di SMP N 10 Tangsel yang lahir di Jakarta, 2 November 2002, sangat berprestasi dalam olahraga lari. Pelajar yang biasa dipanggil Adelia ini sudah beberapa kali mengikuti kejuaraan lari. Dan prestasi terakhir yang berhasil di menangkan, Adelia meraih juara 2 dalam O2SN. Adelia mulai berlatih lari sejak kelas 7, tetapi ia menyukai olahraga lari sejak kecil. Biasanya, Adelia melakukan pemanasan dengan melakukan perenggangan otot kaki, push up, Scot jump, sit up, dan back up selama 10-15 menit. Siswi yang berlatih lari 3 kali seminggu ini mengatakan bahwa banyak saingan berat dalam kejuaraan, sehingga ia sempat merasa ingin menyerah karena kalah dalam salah satu kejuaraan yang diikutinya. Tetapi, karena dukungan dari orang-orang sekitarnya, Adelia kembali berjuang. Tidak lupa juga dengan terus berdoa. Adelia mengatakan kepada NYSN bahwa sang ayah sangat berperan dalam perjuangannya menjadi atlet lari. “Banyak saingan berat dalam kejuaraan lari, sehingga ia sempat merasa ingin menyerah karena kalah dalam salah satu kejuaraan yang diikutinya. Tapi sosok papa selalu support terus dan selalu nemenin aku latihan.” ujar Adelia. Pelajar yang memang bercita-cita menjadi atlet lari tersebut juga berpesan bahwa jika ingin bisa mencapai kesuksesan kita harus terus berjuang dan jangan patah semangat. (crs/adt)

Kelas 2 Sekolah Dasar, Zachry Sudah Menguasai Tehnik Motor Trail

Sejiwa dengan saudaranya siswa SDN 03 Pd. Ranji, tangsel bernama M. Zachry Akbar (9) sangat menyukai balap motor trail. Ia tergabung dalam komunitas PPC Pondok Cabe di kelas 65 cc. Ibunda Zachry memaparkan kepada NYSN bahwa menyukai olahraga tersebut ketika mendatangi sirkuit balap motor trail dan langsung berminat untuk bergabung. Prestasi Zachry dalam berbagai kejuaraan balap motor trail juga sudah tidak diragukan lagi. Ia tercatat menjadi juara beberapa kali, diantaranya juara I kejurda Banten, juara I kejurda Jabar, dan juara 5 dalam kejurnas dan masih banyak lagi. “Sejak kelas 2 SD, Zachry sudah mengikuti latihan balap motor trail.” ungkap Andi Tenri Seno, Ibunda Zachry. Ajaibnya dikatakan Andi, Zachry berlatih menggunakan motor kopling 65cc sedangkan untuk anak seusianya biasa menggunakan motir matic 50cc sebagai langkah awal. Namun hal tersebut malah membuat Zachry jadi lebih cepat menguasai motor matic karena motor kopling lebih susah proses latihannya.”papar Andi. Sibuk mengikuti kejuaraan dimana-mana tidak membuat pelajar yang mengikuti jejak kakaknya menjadi pembalap motor trail ini meninggalkan kewajibannya sebagai seorang pelajar. Siswa yang menyukai pelajaran matematika ini selalu masuk 10 besar di kelasnya. Walaupun masih kelas 3 SD, Zachry merupakan anak yang mempunyai semangat tinggi. Sampai suatu ketika, Zachry mengalami demam tinggi di hari akan diadakannya perlombaan. Andi sempat ragu bahwa Zachry tetap bisa menghadiri acara tersebut. Namun, Zachry mengatakan bahwa ia mampu melakukannya, dan ternyata ia dapat menyelesaikan perlombaan dengan baik di sela-sela kondisinya yang kurang sehat. Pertama kali mengikuti kejurnas, Zachry merasa kecewa karena motornya bermasalah ketika sedang ikut kejuaraan. Menurutnya, seharusnya ia berpeluang untuk menjadi juara I, tetapi karena di tengah pertandingan motornya mengalami kendala, Zachry akhirnya berhasil menyelesaikan balapan dengan menduduki peringkat kedua. Dan hal itu membuat Zachry belajar untuk lebih baik lagi. Zachry juga pernah mengalami cidera di perut ketika sedang mengikuti salah satu kejuaraan. Namun bagi Andi, hal tersebut sudah biasa untuk anak-anak yang menggeluti motor trail, yang penting tetap memakai atribut keamanan agar dapat meminimalisir cidera yang serius saat terjatuh.(crs/adt)

Hebat, Anak Kelas 4 SD Ini Menduduki Peringkat 5 Besar Dalam Kejurnas Balap Motor Trail

Azura saat berlaga diatas motorcross

Sekali nyoba pasti langsung ketagihan sampai-sampai jatuh kadang tak terasa karena saat olahraga motocross mulai mengadiksi. Menunggangi motor di jalan tanah lalu melompat-lompat memang mengasyikkan dan mampu memacu adrenalin. Seperti yang di lakukan oleh M. Azura Zakaria (11), siswa kelas 6 SDN 03 Pondok Ranji, Tangsel. Yang sehari-hari biasa dipanggil Azura. Pelajar yang mempunyai banyak prestasi di bidang motor trail ini awalnya hanya melihat-lihat saja sampai akhirnya saat kelas 4 SD, ia memutuskan untuk bergabung dalam komunitas PPC Pondok Cabe. Berbekal latihan seminggu 4 kali pada hari kamis-minggu, Azura cepat menguasai olahraga ekstrim tersebut. Ia juga pernah menduduki peringkat ke-5 dalam kejurnas balap motor trail. Andi Tenri Seno, Ibunda Azura mengatakan bahwa dukungan dari keluarga dan terutama suaminya sangat diberikan terhadap keinginan anaknya. “Azura sangat mahir dalam jumping, sedangkan adiknya lebih mahir motor kopling.” jelas Andi, yang mempunyai dua orang anak lelaki dan keduanya berprestasi dalam dunia motor trail. Andi menambahkan bahwa Azura sendiri memang mengakui bahwa ia mempunyai cita-cita menjadi pembalap. Karena itulah ia sangat senang dapat tergabung dalam salah satu komunitas balap. Namun terkadang karena jadwal kejuaraan yang selalu diadakan pada hari sabtu, Azura sesekali harus izin tidak masuk sekolah pada hari tersebut jika ia harus mengikuti kejuaraan. Tapi hal itu bukanlah sebuah masalah bagi Azura. Karena kecerdasannya, Azura tetap dapat mengikuti pelajaran sekolah dengan baik dan tidak menunjukkan kemunduran pada nilai-nilai pelajarannya. “Peserta balap motor trail seusia Azura biasanya sudah lebih ekstrim dan lebih jago bermainnya. Terkadang saya suka takut kalau melihat mereka balapan, takut cidera berat.” ungkap Andi, yang juga mengatakan kepada NYSN bahwa Azura pernah mengalami patah jari ketika mengikuti kejuaraan. Namun, Azura tidak kapok karena kejadian itu. Semakin lama Azura menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. “Awal ikut kejuaraan, Azura hanya mendapat peringkat kedua belas, tapi lama kelamaan bisa naik sampai sepuluh besar. Karena biasanya, peringkat satu sampai sepuluhlah yang banyak dicari oleh para sponsor.” tutur Andi. Andi juga menambahkan, ia tidak lupa menanamkan ajaran-ajaran agama kepada anak-anaknya. Azura dan adiknya mengikuti les mengaji setiap hari Senin-Rabu. Andi berpesan untuk para orang tua yang anak-anaknya ingin bergabung dalam komunitas motor trail. “Jangan dilarang, didukung aja dan jangan khawatir.” tutup Andi mengakhiri perbincangan.(crs/adt)

Pernah Kecewa, Pecatur Muda Ini Targetkan Juara Porprov

Nadine saat mengikuti JAPFA Chess Festival 2017

Catur yang umumnya sangat identik dengan para orang yang sudah berumur dengan menggunakan strategi pertarungan dalam bentuk miniatur mulai banyak di minati oleh remaja, kali ini catur berhasil memikat Aisha Nadine Sharikha, yang lahir di Sangatta, 9 juli 2004 tertarik dengan catur. Nadine, siswi kelas 7 SMP Sinar Cendekia Jombang, Rawalele, Tangsel merupakan siswi yang berprestasi di bidang olahraga catur. Remaja penggemar pempek ini memaparkan kepada NYSN mulai berlatih catur sejak kelas 2 SD, sekitar umur 7 tahun. Tetapi sempat berhenti satu tahun yang lalu dan kembali memulai di bangku kelas 4 SD sekaligus awal dirinya mengikuti berbagai kejuaraan catur. “Waktu saya kelas 2 SD, saya mengikuti les piano. Terus di depan tempat les saya ada tempat les catur. Kalau saya belum dijemput, biasanya saya sering menunggu di tempat ekskul catur dan melihat orang-orang yang sedang berlatih catur sekaligus mempelajarinya. Lama kelamaan saya tertarik main catur, dan akhirnya ikut ekskul catur di sekolah untuk mengembangkan diri saya agar bisa bermain catur lebih baik lagi. Saya tertarik main catur krn seru aja lihatnya. sekitar 5 bulan, saya mencoba fokus belajar catur, lalu saya mengikuti kejuaraan untuk menambah pengalaman.”cerita Nadine Nadine juga telah mengumpulkan cukup banyak prestasi luar biasa dalam berbagai kejuaraan catur, diantaranya : Juara 1 O2SN SD se kabupaten Kutai Timur 2015 juara 2 catur cepat O2SN SD se provinsi Kaltim 2015 juara 1 O2SN SMP se-Tangsel 2017 Juara 1 Kejuaraan Daerah Kaltim Junior Putri E 2014 Juara 3 Kejuaraan Daerah Kaltim Junior Putri E 2015 Juara 2 Kejuaraan Daerah Kaltim Junior Putri D 2016. Ternyata, walau sudah banyak mencetak prestasi, Nadine mengakui terkadang masih ada saat dimana ia merasa capek dan malas berlatih. “Belum lagi berlatih memory, saya dan adik juga atlet memory Indonesia. Cuma ya kalau mau ikut kejuaraan, harus tetap giat berlatih.” jelas Nadine yang juga mempunyai adik yang berprestasi di bidang olahraga yang sama. Nadine juga mengatakan kepada NYSN, jika kejuaraan memakan waktu sampai berhari-hari, ia sering kali tertinggal pelajaran, jadi ia harus rajin mengejar ketinggalan, salah satunya dengan mengikuti pelajaran tambahan dan aktif di sekolah. Kejurnas dan Porprov juga diakui Nadine merupakan tantangan terberat dan tersulit karena mayoritas pesertanya sudah sangat berpengalaman, bahkan ada yang sudah mempunyai gelar. Siswi yang juga hobby membaca novel ini juga pernah merasakan pengalaman pahit saat mengikuti kejurnas. “Saya sempat kalah melawan tim lain, karena kecurangan di tim lain yang sudah kerja sama antara pelatih dan pemain. Disitu saya sangat kecewa sekali, dan saya nangis ke ibu saya karena kalah.” ungkap nadine. Akan tetapi, Nadine bukan merupakan anak yang pantang menyerah. Jika gagal terus untuk mencobanya lagi. “Jangan pantang menyerah, intinya latihan dan berdoa, semuanya pasti akan ada hasilnya cepat atau lambat. Kalo gagal coba lagi, belajar dari kegagalan itu, dan berusaha untuk tidak mengulangi kesalahan yg sama. Semangat terapkan sikap disiplin jg, manfaatkan waktu dengan baik. Orang sukses itu orang yg pandai memanfaatkan waktu, dan belajar setiap kesalahannya.” pesan Nadine (crs/adt)

Sering Memar Saat Bertanding, Nanda Raup Simpatik Orang Tua Dengan Segudang Prestasi

Nanda, saat mewakili Indonesia dalam bidang olahraga Anggar di Thailand

Awalnya hanya coba-coba mengikuti ekskul anggar, hingga pada akhirnya tertarik dan menjadi serius dalam olahraga tersebut, remaja yang bernama Jayanto Nanda Putra sudah berlatih anggar dari kelas 2 SMP, Siswa kelas X di SMU St. John’s BSD, Serpong, Tangsel. Menurut Nanda, anggar merupakan olahraga yang unik dan mempunyai alat/senjata yang keren. Ia juga mengatakan kepada NYSN bahwa berlatih anggar tidak memerlukan waktu lama untuk bisa dimengerti. “Asal rajin nonton youtube aja lihat bagaimana para atlet bermain anggar.” ujar Nanda membagikan kiat agar cepat mahir bermain anggar. Siswa yang juga mempunyai hobby bermain game ini mengatakan bahwa selain dapat mengumpulkan banyak prestasi, ia juga dapat melatih mental dan keberaniannya melalui keikutsertaannya dalam berbagai kejuaraan anggar. Namun, Nanda mengakui bahwa terkadang ia sulit membagi waktu antara latihan anggar dan pelajaran sekolahnya. Ia sering kali izin les karena harus mengikuti latihan. Walaupun begitu, remaja yang lahir di Jakarta, 27 November 2001 tersebut tetap giat mengejar ketinggalannya dalam pelajaran sehingga nilainya juga tetap memuaskan. Jika Nanda mengalami kegagalan dalam kejuaraan, hal tersebut tidak akan membuatnya patah semangat dan terus berjuang. Dan terbukti, perjuangannya membuahkan hasil. Nanda mempunyai cukup banyak prestasi, antara lain: 1. Juara 3 Junior High School Men Sabre SYNC 2014 2. Juara 1 Junior High School Men Sabre Highscope Cup 2015 3. Juara 3 OPEN Men Sabre Se JaBoDeTaBek 2015 4. Juara 1 Junior High School Men Sabre SYNC 2015 5. Juara 2 Junior High School Men Sabre PPLP Nasional di Solo 2015 6. Juara 2 Kejurda Men Sabre Cadet 2015 7. Juara 3 Kejurda Men Sabre Junior 2015 8. Juara 3 Men Sabre WalKot Cup 2016 9. Juara 1 KejurDa Men Sabee Cadet 2016 10. Juara 2 KejurNas Men Sabre Cadet 2016 11. Juara 1 KejurDa Men Sabre Junior 2016 12. Representing Indonesia at Korat, Thailand 13. Juara 3 Cadet Jakarta Open Fencing Festival 2 – 2016 Dukungan sempat tidak diberikan oleh orang tua Nanda ketika melihat tubuh Nanda banyak memar selama menjalani latihan anggar. Tetapi Nanda mampu membuat orang tuanya berubah pikiran dengan menunjukkan prestasi-prestasi yang luar biasa. “Waktu di Thailand, aku bangga banget bisa mewakili Indonesia di tingkat Internasional. Walaupun tidak menang, tapi aku punya jaket Indonesia, rasanya bangga banget, walaupun banyak bekas memar di badanku.” ujar Nanda. “Kalau kalian ingin berprestasi, kalian harus giat berlatih dan mempunyai tekad yang tinggi agar bisa menjadi juara. Kalah gakpapa, karena kalah membuat kita belajar dari kesalahan dan bisa memperbaikinya. Salam Olahraga! Jaya!” tutup Nanda dengan semangat.(crs/adt)

Luar Biasa, Anak Penjual Nasi Uduk ini Mengukir Prestasi ke Jepang

Irvan yang mentorehkan prestasi saat menjadi 5 besar di Jepang mewakili DKI Jakarta

Muhammad Irvan Maulana yang kesehariaannya sering di sapa dengan panggilan Irvan adalah remaja yang duduk di kelas 3 SMA Darusalam Ciputat, Tangsel. Remaja ini menyenangi sepak bola sedari kecil, di mulai saat dirinya berumur 6 tahun. Bergabung di SSB villa 2000 Pamulang, Ivan pernah menjuarai turnamen futsal antar sekolah menengah pertama se Kota Tangsel saat dirinya masih duduk di bangku SMP tahun 2013, kala itu Ivan bersekolah di SMP Arayisa Pamulang. Pada tahun yang sama tahun 2013, Ivan terpilih mengikuti turnamen Sister city yang berlangsung di Jepang, mewakili DKI Jakarta yang dipilih dari tiap sekolah sepak bola (SSB). Turnamen Sister city yang diikuti oleh 16 negara ini berlangsung selama kurang lebih 2 minggu dan tim Irvan berhasil masuk dalam urutan 5 besar. Remaja yang juga sangat menyukai sate ayam ini mengatakan kepada NYSN bahwa olah raga Futsal tidak sulit. “Menekuni sepak bola dan futsal tidak sulit kok, aturan mainnya sangat sederhana, apalagi saya di arahkan oleh pelatih futsal yang berpengalaman.” Papar Irvan yang tak lain anak dari ibu Sawi yang kesehariannya berprofesi sebagai penjual nasi uduk. Atas prestasinya ini Irvan berharap mendapatkan hasil yang baik bagi masa depannya, guna membantu ekonomi orangtuanya. “Saya berharap dengan prestasi yang berhasil saya raih, akan mampu membantu ekonomi keluarga, dan semoga ke depan bisa mendapatkan pekerjaan yang layak bagi saya.” Harap Irvan yang telah berhasil menyabet gelar juara 1 dalam ajang perebutan trophy Dispora Kota Tangerang Selatan.(bgs/adt)

Rizqul Karim Kecil Semangat Untuk Raih Juara Pertama

Menampakan progres yang kian membaik merupakan bagian dari memahami potensi bakat yang di miliki seseorang, lalu berhasil mendapatkan kebanggaan, serta di percaya bisa meningkatkan kepercayaan diri. Seperti yang di alami oleh remaja Pamulang, Muhammad Rizqul Karim, yang sering di panggil oleh teman temannya dengan sebutan Karim. Karim adalah siswa yang sekarang duduk dibangku kelas 2, dan bersekolah Yayasan Islam Al mursyidiyyah, Pondok benda, Pamulang. Dan bergelut dengan olahraga Bulu tangkis adalah pilihannya. Dia pernah menyandang gelar menjuarai turnamen OSSO (Olimpiade Sain Seni dan Olahraga) dalam turnamen bulu tangkis tunggal putra. Karim putra Palembang ini merupakan buah hati dari pasangan Asmawi Irwan Maulana dan Yuningsih, menceritakan pengalamannya sewaktu duduk di bangku Sekolah Dasar. “Semenjak SD pernah mendapatkan juara se kecamatan, antar sekolah di Prabumulih Palembang. Sosok ayah yang mengarahkan saya sewaktu kecil, dan hingga akhirnya melekat menjadi hobby.” Tutur Karim. Karim yang sangat menyukai minum teh manis kala berlatih amatlah berharap ingin menjadi pemain Nasional yang dapat membanggakan kedua orangtuanya. Sementara itu Gojali sebagai guru olahraga mengatakan, sudah mempunyai firasat bakat yang di miliki Karim. “Saya sudah melihat bakat yang di miliki oleh Karim, dan saya hanya tinggal menyalurkan bakat tadi ke dalam ajang kejuaraan.” Ujar Gojali kepada NYSN (24/5) Berbekal menjuarai turnamen osso antar sekolah menengah pertama Se-Tangsel Gojali terus memuji anak didiknya. “Baru saja ikut turnamen, sudah bisa menjadi juara 3, mudah mudahan tahun depan bisa jadi juara satu ya.”Harap Gojali yang di temui di area sekolah.(bgs/adt)

Antisipasi Kecurangan, XTC FC dari SMPN 6 Punya Kiat Khusus

Menjadi kapten bukan hanya mempunyai tanggung jawab yang besar, tapi juga harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik bagi tim, membuat tim lebih terkoordinir dan juga mencegah konflik internal. Satrio yudha (16) adalah seorang kapten dari club futsal sekolah smp negeri 6 Tangerang Selatan berhimpun dalam tim bernama club XTC FC. Kepada NYSN Satrio menceritakan perjalanan dari sebuah perjuangan untuk merebut gelar juara dalam pertandingan sebanding kategori Sekolah Menengah Pertama (SMP). (22/5) Satrio mengatakan bahwa berbagai turnament usia setara telah di lewatinya bersama club yang ia naungi, sesekali satrio meluapkan kekesalannya yang tersimpan lama di dalam hati. “Lewat kerjasama tim yang baik maka mudah mengalahkan lawan, tapi susah untuk menang jika, lawan curang memakai pemain cabutan, terkadang anak SMA di pakai untuk memperkuat club musuh, pertandingan jadi tidak fair, karena club SMP yang seharusnya melawan club SMP namun lawan memakai tim cabutan dari SMA.”Tegas satrio dengan nada menyesal. Sementara itu,Sutrisno sang pelatih satrio beserta club XTC FC mengajarkan tentang antisipasi terhadap kecurangan lawan. “Yang penting selalu kompak, sportif, gerak cepat, kerjasama bagi tugas maka anak SMA pun juga bisa kalah. Jangan memikirkan tentang apapun yang bisa mengganggu mental, percaya diri yang paling utama.” Kata Sutrisno Sutrisno juga menambahkan bahwa Club XTC FC akan terus mengukir prestasi yang membanggakan. “Sepanjang perjalanan Club XTC FC ini sudah melewati 11 kali ajang turnament futsal khusus SMP dan berhasil menjuarai 7 turnament se-Kota Tangerang Selatan, saya yakin bahwa tim ini akan terus berprestasi lebih dari waktu ke waktu.” Tutup Sutris (bam/adt)⁠⁠⁠⁠

Tak Disangka Pemain Cabutan ini Menyabet Gelar Juara Bola Basket

Amelia Hernanda Suryana, Gadis belia kelahiran pamulang, 7 febuari 2004 ini sangat mengidolakan pemain basket NBA Kyrieirving Cavaliers Basketball. Nanda panggilan akrabnya menceritakan kepada NYSN di kediamannya tentang rutunitas jadwal latihan basket bersama teman timnya St. Diciassette SMPN 17 Tangerang Selatan. “Jadwal latihan bola basketku agak padat, yang rutin di sekolah yaitu hari rabu dan jumat. Di mulai dari jam 15.00 sampai dengan jam 17.30 sore, sedangkan jadwal di luar sekolah, yaitu hari sabtu di saat libur jam 8.00 pagi hingga jam12.00 di Gor ciputat.” Kata Nanda. Nanda yang menyukai makanan bakso ini juga menceritakan bahwa mempunyai harapan untuk masuk di Club besar basket di Indonesia. “Harapannya sih masuk Club Victoria ragunan. Sepertinya bisa menambahkan skill basketku ke depan. Dahulu kami sempat patungan 20 rb/murid. Campuran cewek- cowok untuk bermain basket.” Tambah Nanda Gadis belia ini sempat memaparkan prestasinya yang di raih. Diantaranya pernah menyabet gelar Juara 2 turnamen basket putri tingkat Tangsel dengan kategori gabungan SMA dengan SMP. “Awalnya sih di ajak, tapi lama lama senang. Kemudian sering ikut Sparing dengan tingkatan yang lebih tinggi, walaupun melawan tingkat SMA kami selalu menang. Bahkan saya sering di hubungi oleh tim di luar sekolah, di pinjam menjadi pemain cabutan untuk memperkuat tim sekolah lain.” Sementara itu Herlina ibunda nanda sempat khawatir. Pernah melihat kondisi fisik putrinya sempat drop atau dalam kondisi kurang sehat. “Saya pasti khawatir melihat kondisi Nanda kala itu, Namun ketika di larang masih tetap saja dengan kemauannya berlatih. Tapi akhirnya nanda mengikuti saran saya untuk istirahat demi kesehatan tubuhnya.” Tutup Lina. (bgs/adt)