UBL Gelar Kejuaraan Tenis Meja Antar Pelajar, Pemenang Dapat Beasiswa

Universitas Budi Luhur (UBL) menggelar kejuaraan UBL Open 2024 Tenis Meja Piala Rektor Tingkat SMA yang dengan hadiah beasiswa kuliah gratis bagi pemenang. Acara ini merupakan kerja sama Universitas Budi Luhur dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI). “Persiapannya tidak sampai satu bulan, langsung kita eksekusi,” ujar Rektor Universitas Budi Luhur Agus Setyo Budi melalui keterangan tertulis, Sabtu, 2 Maret 2024. Agus Setyo menyampaikan para atlet muda ini merupakan bibit yang luar biasa. Dia meyakini jika calon mahasiswa sering ditempa sportivitas, mentalnya akan sportif. “Hal-hal yang curang tidak akan dilakukan oleh seorang atlet, yang mana sportifitas sudah menjadi faktor kebiasaaannya,” ujarnya. Ketua Panitia Dwi Prijono Soesanto menjelaskan ada dua kategori yang dipertandingkan dalam kejuaraan kali ini. Ada tunggal putra dan tunggal putri. Juara pertama sampai ketiga menerima uang pembinaan, piala, sertifikat, dan voucher beasiswa. Dwi Priyono mengatakan total jumlah peserta 116 atlet yang berasal dari Jabodetabek. “Putra 74 orang, putri 42 orang. Jumlah seluruhnya ada sekitar 116. Untuk asal peserta hampir rata (sejabodetabek). Bogor ada, Depok ada. Hampir merata,” katanya. Dwi menuturkan kejuaraan yang digelar hingga 3 Maret 2024 ini juga memperebutkan piala Rektor. Rencananya, kegiatan serupa bakal jadi agenda rutin UBL. “Bahkan nanti kita tingkatkan menjadi event seluruh Indonesia. Kita sudah ada jaminan dari Kemenpora, bahwa event ini akan jadi event nasional dan menjadi agenda persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia,” tegasnya. Ia berharap kejuaraan ini juga dapat membantu menjaring atlet muda berbakat untuk tim nasional. Bahkan, kata dia, bukan tidak mungkin kelak akan menyumbang prestasi di tingkat dunia. Sumber: Medcom.id

Jhezekel Jason Wakili Indonesia di Bangkok

Jhezekel Jason Wakili Indonesia di Bangkok

Prestasi membanggakan diukir petenis meja junior Daerah Istimewa Jogjakarta (DIJ) Jhezekel Jason Christian. Petenis 13 tahun itu jadi salah satu atlet yang akan mewakili Indonesia di ajang Seatta Table Tennis Championships U-15 di Bangkok, Thailand, 17-22 Juni mendatang. Keberhasilan Jason itu didapat setelah dirinya lolos dalam seleksi nasional (Seleknas) kelompok umur 15 tahun di Kudus, Jawa Tengah beberapa waktu lalu. Atas prestasi itu, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) DIJ memberikan apresiasi berupa penghargaan dan uang saku kepada petenis muda asal Kota Jogja itu. Ketua Umum (Ketum) KONI DIJ, Djoko Pekik Irianto mengatakan, prestasi yang dicatatkan Jason di Seleknas sangat membanggakan. Dari banyak atlet muda yang ikut seleksi, wakil DIJ sukses menempati peringkat tiga bersama (empat besar). “Harapannya Jason bisa mengibarkan bendera Merah-Putih di Thailand. Bahkan kalau bisa, jangan hanya mengibarkan bendera, tapi memperdengarkan lagu Indonesia Raya di luar negeri. Artinya, bisa jadi juara, kalau bendera kan bisa peringkat dua atau tiga,” ujarnya di sela acara di ruang rapat KONI DIJ kemarin sore (3/6). Dalam kesempatan tersebut, Djoko mengucapkan rasa terima kasih yang besar kepada Pengda PTMSI DIJ. Menurutnya PTMSI DIJ sukses melakukan pembinaan kepada atlet-atletnya. Itu dibuktikan dengan keberhasilan Jason menembus Seleknas dan masuk tim Indonesia. Sementara itu, Ketum Pengda PTMSI DIJ Bagiya Rakhmadi menuturkan, keberhasilan Jason merupakan kebanggaan dan keberhasilan PTMSI DIJ dalam memenuhi janji ke Ketum PTMSI untuk melahirkan atlet berkualitas. Sebab, kali terakhir DIJ mewakilkan atlet ke nasional yakni pada 2009. “Dan, baru 2022 ini kami kembali mampu mengirimkan lagi,” terangnya. Sementara itu Jason yang didampingi kedua orang tuanya, Andy Kristiyanto dan Yessy Wijaya sangat bangga dan senang bisa mewakili Indonesia di ajang tersebut. Dia pun berjanji akan bekerja lebih keras dan siap memberikan yang terbaik untuk Merah-Putih. “Impian saya bisa masuk tim Indonesia sejak kelas 6 SD, tapi tertunda dan akhirnya masuk saat sudah kelas 1 SMP. Saya bertekad meraih hasil terbaik dan meraih medali emas,” tegas anak pertama dari tiga bersaudara itu.

PP PTMSI Pastikan Kirim Atlet U-15 dan Junior Berprestasi Berlaga di Dua Kejuaraan

PP PTMSI Pastikan Kirim Atlet U-15 dan Junior Berprestasi Berlaga di Dua Kejuaraan

Cabang olahraga (cabor) Tenis Meja Indonesia dipastikan mengikuti South East Asian Junior Cadet Training Camp dan The 26th South East Asia Junior Cadet Championships (SEAJCTTC) 2022. Ajang bergengsi yang lebih besar dari Kejuaraan Tenis Meja pada Sea Games Vietnam 2022, akan berlangsung dari tanggal 14 – 22 Juni 2022 di Bangkok Thailand. Pada Sea Games di Vietnam 2022 kemarin, ajang laga ini hanya diikuti oleh 7 (tujuh) Negara. Kejuaraan SEAJCTTC 2022 ini lebih berkelas karena diikuti oleh Atlet dari 10 negara di Asean. Ketua Umum PP PTMSI, Komjen. Pol. (Purn.) Drs. Oegroseno, S.H. mengatakan, ada sebanyak 8 (delapan) Atlet Tenis Meja Indonesia utusan PP PTMSI, terdiri dari 4 (empat) Atlet Tenis Meja Putra dan 4 (empat) Atlet Putri Tenis Meja Indonesia, yang akan dikirim untuk berlaga dalam ajang Tenis Meja bergengsi The 26th SEAJCTTC di Bangkok Thailand. Sebanyak 8 Atlet Junior tersebut adalah para atlet yang sudah dipersiapkan untuk bertanding di Sea Games 31st Vietnam 2021 bulan Mei 2022 tapi tidak diberangkatkan oleh Menpora RI. “Meski tidak pernah mendapatkan dukungan dari pemerintah, delapan atlet itu tetap kita kirim mewakili Bangsa Indonesia dalam ajang bergengsi, yang lebih besar dari laga di Sea Games 2021 kemarin. Kita optimistis bisa berhasil Meraih Medali dalam ajang Tenis Meja berkelas ini,” ujar Oegroseno kepada wartawan, Selasa (31/5/2022). Mantan Wakapolri periode 2013 – 2014 ini menambahkan, para Atlet Tenis Meja Nasional itu akan diberangkatkan setelah sebelumnya PP PTMSI sukses melaksanakan seleksi nasional Atlet-Atlet Tenis Meja U-15 di PTM Sukun Kudus selama 2 hari, yang dilaksanakan pada tanggal 28-29 Mei 2022. “Ada 4 atlet Putra dan 4 atlet Putri Tenis Meja U-15 dari 34 provinsi telah lolos seleksi ketat secara nasional. Mereka yang akan diberangkatkan itu atas nama M. Alghifari (Riau), M. Naufal (Jawa Barat), Rasya M (Jawa Timur), Jason (DIY), Faiza Zahra (Jawa Tengah), Citra Rasmi (Bali), Janelle (DKI), Adisty F (Jawa Tengah),” jelasnya. Seperti diketahui, kejuaraan the 26th SEAJCTTC 2022 ini akan diikuti oleh para Atlet dari 10 Negara ASEAN karena Negara Timor Leste tidak memberangkatkan atletnya. Selain Atlet U-15, PP PTMSI juga mengirim 4 (empat) Atlet Putra dan 4 (empat) Atlet Putri Junior untuk mengikuti Kejuaraan the 26th SEAJCTTC 2022. “Total Atlet Cadet dan Junior yang berangkat ke Bangkok Thailand adalah 16 atlet yang akan dipimpin langsung oleh seorang Manager dan 2 orang Pelatih. Seluruh anggaran untuk keberangkatan kalangan Atlet ini akan dibiayai secara Mandiri oleh PP PTMSI,” tegas Oegroseno. Selain Kejuaraan SEAJCTTC 2022, 4 Atlet Putra dan 4 Atlet Putri juga akan mengikuti Kejuaraan The 12th South East Asian Table Tennis Championships 2022 yang akan berlangsung dari tanggal 23 -28 Juni 2022 dalam rangka memperebutkan tiket kejuaraan dunia tenis meja (WTTC) di South Afrika 2023. “Kita optimis dapat lolos mengikuti kejuaraan tenis meja (WTTC) di South Africa,” pungkasnya.

Luar Biasa, Atlet Muda Ini Borong Semua Gelar Juara Ramadhan Cup di Riau

Luar Biasa, Atlet Ini Borong Semua Gelar Juara Ramadhan Cup di Riau

Kejuaraan tenis meja tingkat Provinsi Riau yang dibalut dalam Ramadhan Cup 2022 menjadi ajang unjuk gigi atlet muda Bengkalis. Sebab semua kategori diborong. Adalah Muhammad Alghifari, sang atlet tersebut. Ia keluar sebagai juara dalam kategori Divisi I dan II di Ramadhan Cup dari dua kategori yang dipertandingkan. Kejuaraan digelar pada akhir pekan lalu, 15 – 16 April di GOR Accasia Jalan Dirgantara, Pekanbaru. “Dia (Muhammad Alghifari) aset Riau. Punya potensi,” kata ketua umum Pengprov Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) Riau, Dedi Harianto Lubis pada Tribunpekanbaru.com, Selasa (19/4/2022). Meski usianya masih muda yakni 14 tahun. Namun bakatnya sudah terlihat. Alghifari juga sudah masuk dalam tim Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda) Bengkalis. Ia juga binaan salah satu klub Persatuan Tenis Meja (PTM) di Bandung. Mengingat bulan Ramadhan, kejuaraan pun digelar malam hari. Menggunakan sistem gugur, ada 70 peserta yang ikut. Selain atlet junior, dan mantan atlet yang masuk kategori veteran, peserta dari non-atlet juga terlihat menjadi peserta dalam kejuaraan tenis meja ini. Juara 2 di Devisi I ditempati Ashabal Khairi dari PTM Mandiri Riau sedangkan juara 3 Bambang Sugeng dari PTM Pasifik Pekanbaru. Juara 2 di Divisi II diraih Muhammad Thamrin dari PTMSI Bengkalis sedangkan juara 3 diraih Kheke Nawaz dari PTM Mandiri Riau dan juara 3 bersama Anggoro PR dari PTM Mandiri Riau. Selain sebagai ajang silahturahmi, kata Dedi, Ramadhan Cup ini dijadikan sebagai pencarian bibit. Selain itu, ajang ini juga sebagai pemanasan menjelang dilaksanakannya Kejurda dan Selekda oleh Pengprov PTMSI Riau pada Juni nanti.

Bina Atlet Muda Daerah, Polres Sukoharjo Gelar Kejuaraan Tenis Meja

Bina Atlet Muda Daerah, Polres Sukoharjo Gelar Kejuaraan Tenis Meja

Polres Sukoharjo menggelar Tenis Meja Kapolres Cup 1 Tahun 2022. Kejuaraan tersebut digelar di Gelora PTM Cakra 99 Posko Tipidter Satreskrim. Kejuaraan tenis meja tersebut dibuka langsung oleh Kapolres Sukoharjo AKBP Wahyu Nugroho Setyawan, Sabtu (19/3/2022). “Kejuaraan Tenis Meja Kapolres Cup ini yang diprakarsahi oleh Kasat Reskrim Polres Sukoharjo AKP Tarjono, beserta jajarannya. Dimana kegiatan ini untuk pembinaan atlet-atlet generasi muda,” kata Kapolres saat pembukaan kejuaraan. Dikatakan Kapolres, kejuaraan tenis meja tersebut bertujuan untuk menggerakkan potensi-potensi maupun talenta generasi muda yang mempunyai bakat dibidang tenis meja. “Dengan kegiatan ini, generasi muda yang mempunyai bakat tenis meja, kita gali potensi maupun talentanya dengan tujuan nantinya dapat tumbuh berkembang dan berprestasi,” jelasnya. Dalam kesempatan tersebut, Kapolres secara simbolis menyerahkan piala dan uang pembinaan ke panitia, yang nantinya diserahkan kepada pemenang Kejuaraan Tenis Meja Kapolres Cup. “Selamat bertanding, keluarkan kemampuan yang terbaik, serta bertanding secara sportif sehingga dapat meraih juara turnamen tenis meja ini,” tambah AKBP Wahyu. Sedangkan Kasat Reskrim Polres Sukoharjo, AKP Tarjono, menuturkan bahwa peserta Kejuaraan Tenis Meja Kapolres Cup 1 Tahun 2022 ini diikuti oleh 150 peserta dari berbagai daerah. Menurutnya, penyelenggaraan Kejuaraan Tenis Meja Kapolres Cup ini selain untuk pembinaan dan membentuk atlet melalui olah raga tenis meja. “Event ini sekaligus sebagai wadah silaturahim dalam meningkatkan sinegritas antara Polri dengan masyarakat,” pungkas Tarjono.

Bengkulu Cari Bibit Atlet Tenis Meja Terbaik Melalui Kejurda 2021

Bengkulu Cari Bibit Atlet Tenis Meja Terbaik Melalui Kejurda 2021

Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah resmi membuka Kejuaraan Daerah (Kejurda) Tenis Meja Provinsi Bengkulu 2021 di Balai Buntar Bengkulu, Jum’at (26/11). Kejurda kali ini dilaksanakan dalam rangka semarak HUT ke 53 provinsi Bengkulu dan mencari bibit atlet tenis meja terbaik untuk provinsi Bengkulu ke depan. “Ini dalam rangka mencari bibit atlet terbaik sekaligus dapat menghasilkan atlet sesuai jenjangnya,” jelas Rohidin yang didampingi Agung Laksono anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) saat membuka acara. Rohidin memberikan semangat kepada para peserta yang datang dari 9 kabupaten dan 1 kota se provinsi Bengkulu. “Semangat terus untuk bertanding dan semakin optimis bahwa kegiatan akan berjalan secara baik,” kata Rohidin. Kejurda akan berlangsung mulai tanggal 26-28 November 2021 yang terpusat di Balai Buntar Bengkulu. Ketua Umum (Ketum) Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) Bengkulu Muhammad Saleh mengatakan, dengan pelaksanaan Kejurda ini diharapkan melahirkan bibit tenis meja ideal di masa yang akan datang. “Target kita mampu menghasilkan atlet tenis meja yang mampu bersaing di tingkat nasional bahkan internasional,” tutur anggota DPR RI dari Dapil Bengkulu ini. Tentu, sambung Saleh, melalui jenjang pembinaan tenis meja yang berkesinambungan di daerah bukan tidak mungkin prestasi-prestasi akan didapatkan dan membanggakan provinsi Bengkulu. M. Saleh melihat prestasi para atlit tenis meja Bengkulu sudah lumayan baik di tingkat nasional, meski masih perlu kerja keras lagi meningkatkan pembinaan terutama bagi atlit-atlit di usia muda.

Dukung Pembibitan Atlet, Kota Denpasar Resmikan Pusat Pelatihan Tenis Meja

Dukung Pembibitan Atlet, Kota Denpasar Resmikan Pusat Pelatihan Tenis Meja

Kota Madya Denpasar, Bali, kini telah memiliki Pusat Pelatihan Tenis Meja yang bertempat di Aula Gedung Perumda Pasar Sewaka Dharma, Lantai 3 di Jalan Hassanudin No. 1, Denpasar. Hal ini ditandai dengan upacara Pemlaspasan Alit dan peresmian Pusat Pelatihan Tenis Meja Kota Denpasar yang bertepatan dengan Rahina Purnama Kedasa, Minggu (28/3/2021). Rangkaian upacara Pemlaspasan Alit dan peresmian Pusat Pelatihan Tenis Meja Kota Denpasar ini disaksikan secara langsung oleh Walikota Denpasar, I.GN Jaya Negara didampingi Ketua KONI Kota Denpasar, I.B Toni Astawa, Wakil Ketua 4 Pengurus Provinsi TMSI Bali, Nyoman Wirajaya, Dirut Perumda Pasar Sewaka Dharma, I.B Kompyang Wiranata serta Ketua Persatuan Tenis Meja Kota Denpasar (PTMSI) Kota Denpasar, AA Gede Agung Dwi Putra. Walikota Denpasar, I.GN Jaya Negara mengapresiasi dibangunnya Pusat Pelatihan Tenis Meja Kota Denpasar dan berharap menjadi tonggak bagi perkembangan olahraga tenis meja di Kota Denpasar. “Tentu adanya pusat pelatihan ini diharapkan dapat semakin menggairahkan animo masyarakat akan olahraga tenis meja dan juga nantinya bisa melahirkan atlet-atlet berprestasi di cabang olahraga tenis meja bagi Kota Denpasar. Apalagi di situasi pandemi Covid-19 seperti sekarang, olahraga menjadi salah satu hal penting untuk meningkatkan imunitas tubuh kita dan menghindarkan dari virus Covid-19,” ujar Jaya Negara. Ketua KONI Kota Denpasar, I.B Toni Astawa dalam sambutannya mengatakan bahwa KONI Kota Denpasar berfokus pada pembinaan olahraga prestasi dan salah satunya olahraga tenis meja dimana senantiasa diberikan dukungan baik soal pembinaan dan pelatihannya. “Semoga dengan dibangunnya pusat pelatihan ini kelak dapat mendukung pembibitan atlet tenis meja potensial yang dapat mengharumkan nama Kota Denpasar diberbagai event olahraga, baik regional maupun nasional,” ungkapnya. Sementara Ketua Persatuan Tenis Meja Kota Denpasar (PTMSI) Kota Denpasar, AA Gede Agung Dwi Putra menjelaskan pusat pelatihan tenis meja Kota Denpasar ini mulai dibangun sejak dua bulan lalu sebagai wadah baik bagi pecinta tenis meja maupun atlet terutama atlet-atlet muda yang ingin mengasah kemampuan. Di pusat pelatihan ini disediakan total enam lapangan tenis meja berstandar internasional. “Tentu tempat pelatihan ini menjadi impian pecinta dan atlet tenis meja di Kota Denpasar dalam upaya menghadirkan lokasi yang tepat bagi pembinaan maupun menyelenggarakan event tenis meja,” ucapnya.

Kurmin Halim Minta KONI dan Menpora Tak Akui Hasil Munaslub PB PTMSI

14 Pengprov PTMSI yang tidak sepakat hasil Munaslub melakukan aksi walk out. (Adt/NYSN)

Jakarta- Calon Ketua Umum PB (Pengurus Besar) PTMSI (Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia), Kurmin Halim meminta KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) Pusat dan Kemenpora (Kementerian Pemuda dan Olahraga) tidak mengakui hasil Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) PB PTMSI yang digelar di Hotel Twin Plaza, Jakarta, Sabtu (11/5) malam. Sebab, Munaslub yang salah satu agenda memilih Ketua Umum PB PTMSI periode 2019-2023 tidak memenuhi kourum akibat 14 Pengprov (Pengurus Provinsi) PTMSI melakukan aksi walk out. “Pieter Layardi sebagai kandidat telah merekayasa Munaslub PB PTMSI dengan mengarahkan peserta untuk kepentingannya. Makanya, 14 Pengprov PTMSI yang tidak sepakat melakukan aksi walk out. Jadi, saya minta KONI Pusat dan Kemenpora bertindak fair dengan tidak mensahkan hasil Munaslub,” ujar Kurmin. Sejak awal, Kurmin yang juga Ketua Pengprov PTMSI Sumatera Selatan (Sumsel) sudah melihat adanya ketidakberesan dalam pelaksanaan Munaslub. Yakni, pimpinan sidang Kol Sus (Purn) Irfan tidak membuka secara transparan tentang keabsahan peserta yang hadir. “Pimpinan sidang hanya menyebutkan Munaslub dihadiri 30 Pengprov PTMSI, tetapi menolak saat diminta menyebutkan secara rinci. Ini jelas merusak citra dunia olahraga Indonesia yang menjunjung tinggi sportifitas,” lanjutnya. Menurut Kurmin, dirinya bersedia mencalonkan diri sebagai Ketua Umum PB PTMSI atas permintaan Pengprov dan keinginan untuk menyatukan dualisme organasi tenis meja Indonesia. “Saya itu maju mencalonkan sebagai Ketua Umum PB PTMSI karena diminta dan berkeinginan memperbaiki tenis meja Indonesia. Perlu diketahui bahwa target saya setelah terpilih adalah mempersatukan dualisme organisasi tenis meja Indonesia. Dualisme inilah yang harus diselesaikan sehingga kita bisa bersama-sama membangun prestasi olahraga tenis meka ke depan,” tambah Kurmin. Sementara itu, Azrad, Ketua Pengprov PTMSI Sulawesi Barat (Sulbar), mengakui memang ada rekayasa yang dilakukan dalam Munaslub. Sebagai bukti, ia menyebut, AD/ART tentang tata tertib Munaslub yang belum pernah diplenokan. “Saya itu termasuk dalam Tim Tujuh yang menyusun AD/ART tentang tata tertib Munaslub. Tetapi AD/ART itu tidak pernah dibahas dalam rapat pleno,” cetusnya. “Yang lebih parah lagi, tata tertib Munaslub itu kan harus dibacakan dan dikoreksi seluruh peserta. Tapi, semua ini tidak diindahkan malah yang melakukan instruksi disuruh keluar,” ungkapnya. Ia juga menegaskan bahwa Munaslub PB PTMSI jelas tidak sah. “Munaslub PB PTMSI itu tidak memenuhi kourum. Dengan walk outnya 14 Pengprov PTMSI sudah jelas syarat Munaslub yang harus dihadiri 2/3 anggota tidak memenuhi kourum. Ini cacat hukum,” tukasnya. Ke-14 Pengprov PTMSI yang melakukan aksi walk out yakni Jambi, Sumsel, Aceh, Sumatera Barat, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Sulbar, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Papua Barat, Maluku, dan Sulawesi Utara. (Adt)

Buka Turnamen Tenis Meja Pelajar Nasional Piala Univeritas Terbuka, Menpora : Potensi Atlet Usia Dini Melimpah

Menpora Imam Nahrawi membuka Turnamen Tenis Meja Pelajar Nasional Piala Univeritas Terbuka (UT), di Pondok Cabe, Pamulang, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (20/7). (Kemenpora)

Tangerang Selatan- Menpora Imam Nahrawi resmi membuka turnamen Tenis Meja Pelajar Nasional Piala Universitas Terbuka (UT) 2018, di Universitas Terbuka Convention Center (UTCC), Pondok Cabe, Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, Jumat (20/7). Turnamen yang dihelat pada 20-22 Juli itu diikuti 734 peserta dari 61 klub, yang berasal dari 18 provinsi di Tanah Air, dan memperebutkan total hadiah Rp 118. Imam memberikan apresiasi kepada Universitas Terbuka, yang secara konsisten dan kontinyu menyelenggarakan turnamen tenis meja sejak 2012 hingga kini. Terlebih, sejumlah atlet nasional yang diproyeksikan ke Asian Games 2018 seperti Bima Abdi Negara, Viki Supit, Gusti Aditya, Doni Prasetyo, Luki Purkani, dan Dennis Darmawan, juga turut berpartisipasi bahkan rutin mengikuti turnamen ini. “Pertama selamat atas terselenggaranya turnamen ini hingga sudah yang ke-6. Ini bentuk konsistensi turut serta memajukan tenis meja Tanah Air dan mendapat kepercayaan masyarakat. Terbukti beberapa atlet yang saat ini konsentrasi Asian Games langganan turnamen ini,” ujar menteri asal Bangkalan, Madura, Jawa Timur itu. Hadir dalam kesempatan itu, Alman Hudri (Asisten Deputi Pengelolaan Olahraga Pendidikan), Ojat Darojat (Rektor Universitas Terbuka/UT), Toriq Hadad (Direktur Utama Tempo Inti Media), dan Oegroseno (Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia/PP PTMSI). Imam menyebut perlu adanya pengawalan ketat dan terus menerus dari potensi atlet yang luar biasa, terutama bagaimana membuat kualifikasi dan penjenjangan dari berbagai atlet-atlet junior agar dapat tahapan yang jelas memasuki usia atlet-atlet senior. “Saya melihat potensi usia dini dan muda punya stok yang melimpah ruah. Ini tinggal tugas PTMSI memperbanyak kompetisi dan membuat kualifikasi penjenjangan junior dan lain sebagainya,” tambah pria 44 tahun ini. Dengan hadiah total Rp 118 juta, kejuaraan ini dibagi 10 kategori pertandingan, masing-masing: pemula dan putri, kadet putra dan putri, junior putra dan putri, divisi 5, non-atlet PON, umum/undangan, dan perusahaan. (Adt)

PTMSI Kirim 12 Atlet ke China Demi Asian Games 2018, Oegroseno : Menpora Mengakui Kami

Tim tenis meja Indonesia yang akan tampil di Asian Games 2018, saat ini melakukan Pemusatan Latihan di Jinan, China, selama 6 bulan. (net)

Jakarta- Ketua Umum PP PTMSI (Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia), Komjen Pol Purn, Oegroseno, mengatakan tak ada pihak lain yang berhak mengambil alih kepanitiaan Asian Games. Hal ini disampaikan Oegroseno dalam pertemuan terbatas dengan media di PIM 3 Jakarta Selatan baru-baru ini. Oegroseno mengatakan hal ini untuk mencegah agar PB PTMSI yang sudah dikukuhkan KONI Pusat, mengambil langkah yang salah dengan mencoba mengutak-atik kepanitiaan termasuk ingin bongkar pasang tim tenis meja Asian Games yang sudah terbentuk sejak lama. Dia mengatakan hingga saat ini kepengurusan PP PTMSI yang ada dan syah hanyalah kepengurusan PP PTMSI pimpinannya. “Saya tanyakan langsung ke Menpora Imam Nahrawi. Apa jawaban Menpora Pak Imam Nahrawi?,” tanya Oegroseno. “Saya tetap mengakui PP PTMSI pimpinan Oegroseno,” sebut Menpora seperti ditirukan Oegroseno. Artinya semua yang berkaitan dengan PP PTMSI baik kepengurusannya, termasuk kepanitiaan Asian Games berikut persiapan tim, ada dibawah kewenangannya. Mengenai persiapan tim tenis meja Indonesia ke Asian Games, Oegroseno mengatakan tim tenis meja Asian Games Indonesia yang sekarang berada di China adalah tim terbaik yang dimiliki Indonesia saat ini. Tim terdiri dari 12 atlet. Pemusatan latihannya dilaksanakan di Jinan, China selama 6 bulan. Jumlah pelatih dua orang, ditambah satu orang manager. Selama latihan di China, para atlet akan mengikuti ujicoba ke kejuaraan dunia Liebherr ITTF, di Halmstad Swedia pada pertengahan April. Beberapa kejuaraan ITTF pada bulan Mei 2018 di SEA Master 2018 juga masuk jadwal Timnas, kemudian event ITTF World Tour, Hang Seng Hong Kong Open dan SEA Master 2018 ITTF World Tour Platinum, serta China Open. Target Indonesia di Asian Games adalah dua medali perak. Keduanya diharapkan bisa diraih dari nomor beregu putra dan ganda campuran. Selain dua perak, Indonesia juga berharap meraih tambahan dua medali perunggu dari nmor beregu putri dan tunggal putra. “Mudah-mudahan persiapan yang matang di China dan mengikuti sejumlah turnamen internasional tim tenis meja Indonesia bakal meraih target dua medali perak dan dua medali perunggu,” harapnya. (Art)

Buka Kejuaraan Tenis Meja, Menpora Berharap Libatkan Pelajar

Menpora ingin Kejuaraan Tenis Meja libatkan pelajar. Foto: Kemenpora

Jakarta– Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi membuka Kejuaraan Tenis Meja Piala Menpora 2018, di Auditorium Wisma Menpora, Senayan, Jakarta, pada Jumat (9/2). Kejuaraan ini diikuti karyawan dan kalangan media. Pria asli Bangkalan, Madura, itu berharap kejuaraan ini terus dikembangkan, khususnya bisa dipertandingkan dikalangan pelajar, dimana bisa menjadi salah satu ajang menyambut Asian Games 2018. “Saya berharap, nantina peserta kejuaraan ini adalah siswa sekolah agar lebih masif. Sehingga Asian Games dan Asian Para Games ini betul-betul menjadi ajang nasional kita,” ujar Imam. Ia berharap event ini tak hanya berlangsung di lingkungan Kementeraian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) saja, namun bisa lebih luas. “Semoga tenis meja Indonesia bangkit lagi, ditambah adanya industri lokal yang fokus pada lapangan tenis meja yakni Shiamiq yang diakui dan bertaraf internasional-ITTF. Saya berhara beberapa medali bisa dipersembahkan para atlet tenis meja Indonesia,” lanjut pria berusia 44 tahun itu. Sementara, Yuni Poerwanti, Ketua PTM Gerbang Pemuda sekaligus Ketua Panitia Penyelenggara, menyebut event ini bisa meningkatkan semangat Indonesia sebagai tuan rumah yang baik pada Asian Games 2018. “Semoga event ini menginspirasi seluruh rakyat Indonesia agar Asian Games 2018 lancar dan sukses,” tegas Yuni. (adt)

Kisah Inspiratif: Atlet Tenis Meja Difabel Dari Makasar Yang Masuk ke Jajaran Sepuluh Besar Petenis Meja Terbaik Dunia

Kisah -Inspiratif-Atlet-Tenis-Meja-Difabel-Yang-Mengukir-Prestasi-Cemerlang-1

Memiliki keterbatasan fisik tidak membuat David pantang menyerah untuk menoreh prestasi. Pria dengan nama lengkap Dian David Michael Jacobs memiliki kekurangan fisik dimana tangan kanannya berukuran lebih kecil dari tangan kiri dan jari-jari yang agak susah untuk digerakkan. David membawa tim tenis meja Indonesia menjadi tim terbaik pada ajang ASEAN Para Games 2017 lalu. Ia berhasil membawa pulang emas pada kategori tunggal dan beregu. Kilas Balik David Jacobs David lahir di Ujung Pandang pada tanggal 21 Juni 40 tahun yang lalu. Ia dikenalkan tenis meja oleh ketiga kakaknya sejak usia 10 tahun. Bermula dengan mendaftar klub PTP di Semarang di usia 11 tahun, ia berhasil menjuarai pertandingan tingkat SD. Meski memiliki tangan kanan yang tidak normal, David tidak menyerah. Perlahan ia mulai mengasah kemampuan tenis mejanya hingga ke berbagai turnamen baik nasional hingga dunia. Awalnya ia mengalami banyak hambatan dari membagi waktu untuk latihan dan sekolahnya, susahnya mencari sponsor hingga proses latihan yang tidak mudah. Namun, hal tersebut membuat David semakin termotivasi untuk memberikan yang terbaik untuk Indonesia. Emas pertama yang ia raih adalah kejuaraan tenis meja se Asia Tenggara, South East Asia Table Tennis Champhionships (SEATTA) pada tahun 2001. Tak hanya itu, ia pun mendapatkan medali perak dan perunggu pada ajang Sea Games 2005 dan 2009. Di tahun 2010, David resmi menjadi salah satu anggota National Paralympic Committee (NPC). Karirnya semakin bersinar ketika menjuarai ASEAN Para Games 2011 yang membawanya ke turnamen Paralimpiade 2012. Hal tersebut membuatnya menjadi 10 besar terbaik petenis meja dunia. Di Paralimpiade 2012 yang diselenggarakan di Inggris,David mengukir sejarah dengan menjadi petenis meja difabel Indonesia pertama yang menjuarai kompetisi dunia tersebut. Kemenangan ini adalah kemenangan pertama untuk Indonesia setelah hampir 20 tahun tidak menyabet medali. Bahkan ia mendapatkan penghargaan dalam acara International Table Tenis Federation (ITTF) Star Awards yang digelar di Patio de Gala, Lisbon, Portugal pada 9 Desember 2015 lalu. Ia memenangkan kategori Bintang Tenis Meja Terbaik Difabel Putra. Karir David Jacobs Saat Ini David kini beroptimis untuk bisa bertanding di Paralimpiade 2020 dan tetap meniti karir di tenis meja. Meski dengan usia yang tidak cukup muda, ia tidak memiliki keinginan untuk pensiun. Hingga saat ini, David menjadi pemain ketiga terbaik tenis meja difabel setelah Patryk Chojnowski dari Polandia dan Yang Ge dari China. David Jacobs berperan sebagai brand ambassador untuk produk meja tenis meja dari, SHIAMIQ. Merek SHIAMIQ menggunakan nama David Jacobs sebagai nama suatu tipe meja tenis meja, yaitu SHIAMIQ David Jacobs. Tipe meja ini dianggap sangat ramah bagi pengguna difabel terutama yang menggunakan kursi roda. Tipe meja tenis meja ini merupakan meja produksi pertama di Indonesia yang memenuhi kriteria spesifikasi untuk pengguna kursi roda. Dengan segala keterbatasan fisik, David tidak pernah menyerah untuk mengharumkan nama Indonesia. Ia tetap berjuang untuk tetap berkontribusi dalam olahraga Indonesia. (put)

Melalui Tenis Meja, Gadis Ini Memendam Mimpi Yang Mulia, Lihat Apa Yang Coba Dia Lakukan?

Rizkia Tenis Meja

Umumnya semua manusia yang ada di bumi memiliki kelebihan dan kekurangan masing masing, juga dengan latar belakang yang berbeda-beda agar bisa saling melengkapi. Begitupun dengan Razkia yang awalnya menekuni olahraga bulu tangkis pindah menjadi tenis meja. Memiliki tubuh yang mungil, membuat Petty Razkia sempat kesulitan ketika memilih olahraga yang akan ditekuninya. Siswi kelas XII di SMAN 3 Tangsel ini mengatakan bahwa pada awalnya ia mengikuti olahraga bulu tangkis. “Awalnya saya ikut bulu tangkis, tapi karena tubuh saya kecil, orang tua saya khawatir fisik saya kurang kuat kalau ikut bulu tangkis. Akhirnya disuruh coba tennis meja, karena kebetulan keluarga saya memang bisa tennis meja semua. Ternyata memang lebih ringan dari bulu tangkis. Akhirnya saya tertarik dan mulai berlatih olahraga tersebut sekitar kelas 5 SD.” kata Petty (3/8) Petty yang tidak pernah absen mendapatkan juara dalam setiap pertandingan antar sekolah ini, pernah juga mendapatkan juara 1 tingkat Tangerang Selatan beberapa kali. Kejadian yang dianggapnya memalukan juga pernah dialami Petty pada saat service (memberikan bola kepada lawan saat pertama mulai). “Waktu SMP, pelatih memasukkan saya ke dalam pertandingan yang tingkat kemampuan atletnya sudah lumayan berpengalaman dan sudah usia SMA ke atas. Saya paling muda disitu. Ketika memulai pertandingan dan mulai service awal, saya diberikan service yang belum pernah saya coba. Akhirnya saya tidak bisa menerima servicenya dan ditertawakan oleh lawan saya. Akhirnya saya nangis, tapi tetap meneruskan pertandingan sambil nangis. Saya masih merasa malu sampai sekarang.” terang Petty. Menurut Petty, Tennis meja adalah sampingannya untuk prestasi di luar akademis, karena di masa mendatang, Petty memiliki rencana yang lebih mulia. Ia sangat ingin menjadi sukarelawan yang bisa blusukan ke berbagai daerah pedalaman untuk mengajar anak-anak yang tidak bisa bersekolah. “Terima kasih kepada orang tua saya yang sudah menyarankan saya untuk menekuni tennis meja, juga pelatih yang sudah membimbing saya dan bisa berprestasi sampai saat ini, serta teman-teman yang selalu mensupport kegiatan saya.” tutup Petty.(crs/adt)