Pemkab Nunukan Gelar Kejuaraan Tinju Amatir Demi Temukan Talenta Muda

ilustrasi_tinju

Pemkab Nunukan sedang mengincar talenta-talenta baru di dunia tinju. Kejuaraan tinju amatir pun siap diselenggarakan demi tujuan tersebut. “Berdasarkan informasi dari para senior tinju Nunukan, pertandingan terakhir digelar pada sekitar 2011 atau 2012, atau kurang lebih 12 tahun lalu,” kata Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Nunukan, Abdul Halid dikutip dari Antara, Minggu, 10 Maret. Menurutnya, kejuaraan ini adalah langkah maju dalam pembinaan mental dan spiritual generasi muda dan meningkatkan prestasi tinju amatir di Nunukan. Kejuaraan bertajuk “Boxing Day” ini berlangsung sejak 8 Maret 2024 ini mempertandingkan berbagai kelas seperti light flyweight, junior featherweight, lightweight, dan super middleweight. Abdul Halid mengatakan, turnamen ini dapat menjadi tanda kebangkitan kembalinya geliat tinju amatir di Nunukan setelah lebih dari satu dekade tidak diselenggarakan. Dia mengatakan, Boxing Day akan menjadi kejuaraan tahunan resmi dan dapat memperkuat persatuan para pecinta tinju. Ketua Panitia, Hendi mengharapkan agar pada musim kedua tahun depan, lebih banyak petarung yang bergabung, dan menekankan pentingnya dukungan dari keluarga. “Kami bersemangat untuk menghidupkan kembali tradisi tinju di Nunukan yang terakhir kali terjadi sekitar tahun 2011-2012,” kata Hendi. Turnamen Boxing Day ini diharapkan dapat menjadi tonggak sejarah baru dalam dunia tinju amatir di Nunukan, membuka jalan bagi atlet-atlet muda berbakat untuk meraih mimpi mereka menjadi atlet tinju profesional. Lebih dari itu, ia optimistis Kabupaten Nunukan bisa menemukan bakat-bakat baru yang akan mengangkat prestasi tinju amatir nasional dan melahirkan petinju profesional yang akan membawa harum nama Nunukan dan Indonesia. Sumber; VOI

Jelang Porprovsu 2022, Luthfia Bidik Emas

Jelang Porprovsu 2022, Luthfia Bidik Emas

Arena tinju Pekan Olahraga Provinsi Sumatera Utara (Porprovsu) yang akan digelar November mendatang telah dinanti petinju Medan, Luthfia Lisandri. Mahasiswi USU ini ingin tampil terbaik untuk menuju podium satu tentunya dengan lirikan emas dalam genggaman. Dirinya ingin mengulangi kesuksesan pada ajang Kejurnas tinju youth-junior Piala Kajatisu 2019 yang digelar di Medan. Tidak hanya itu, alumni MAN 1 Medan ini juga ingin mempertahankan prestasi yang diraih Pekan Olahraga Propinsi Sumatera Utara (Porprovsu) 2019, tentunya dengan mempertahankan raihan emas pada Porprovsu tahun ini. Pada tahun yang sama Luthfia juga mempersembahkan emas pada ajang Pekan Olahraga Kota (Porkot) XI/2019. Atlet binaan KONI Sumut ini, sedang fokus latihan untuk mematangkan persiapan di Pusdiklat Pertina Medan. Apalagi arena Porprovsu merupakan seleksi bagi atlet untuk mengambil tiket PON XXI/2024 Sumut-Aceh. Berkat kemauan yang keras dan disiplin dalam berlatih, Lutfi telah menorehkan prestasi di berbagai kejuaran tinju, diantaranya Perak Popkot Medan 2017, Emas Porkot Medan IX/2017, Perak kategori elite Piala Gubsu 2017, Perunggu Kejurnas Junior Bogor 2018, Emas Kejurda Medan 2018, Emas Porwilsu 2018, Perunggu Piala Padang Pariman 2019, Emas Porprovsu 2019, Emas Kejurnas Piala Kajatisu 2019 dan Emas Porkot Medan XI/2019. Petinju dari sasana FOX Boxing Camp Medan ini, sudah menjalani vaksinasi secara lengkap. Untuk terhindar dari virus covid-19 yang saat ini masih melanda Indonesia, Dirinya tetap menjalankan protokol kesehatan saat berlatih maupun dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Atlet yang dilahirkan 13 Januari 2003 ini, Setelah menerima vaksin, Lutfi mengaku lebih percaya diri dan bisa lebih fokus untuk menjalani latihan. “Saya lebih tenang setelah vaksinasi. Tapi, meskipun sudah divaksin, sebagai atlet tidak boleh lengah. Protokol kesehatan harus tetap dipatuhi, karena vaksinasi bukan jaminan terhindari dari virus omicron yang setiap saat mengancam jiwa manusia,” sebut petinju di bawah binaan pelatih Irianto Bakti ini di Medan, Kamis (24/2/2022). Tinju merupakan merupakan olahraga prestasi dan membuktikan Medan memiliki petarung dalam ring. Mulanya, Lutfi berlatih tinju hanya sekedar untuk menyegarkan tubuh dan sebagai ilmu bela diri bila berhadapan dengan orang berniat jahat. Setelah sukses di even pertama terus mendapat genjotan dari pelatih untuk terus melatih diri dengan tehnik pukulan, melindungi serangan lawan, fisik dan teratur menjaga berat tubuh. Fisik merupakan faktor utama yang harus dijaga para petinju. Pasalnya, setiap kali melakukan pukulan kearah lawan, berarti seorang petinju telah mengalami kekurangan daya tahan tubuh. Hal ini tentu kondisi tubuh tetap harus terjaga. Kehadiran petinju berdomisili di Jalan Taduan Medan ini, pada arena Porprovsu untuk memberikan jawaban pada PON XXI/2024 Sumut-Aceh, petinju putri Medan harus berkiprah lagi. Pasalnya, pada PON XX/2021 Papua, petinju putri Medan tak berhasil lolos. Petinju yang berlaga di kelas 51 kg putri ini, sangat berambisi untuk dapat menaklukkan lawan-lawanya pada laga Porprovsu. “Insyaallah Porprovsu 2022 kembali meraih emas. Semoga terwujud, karena cita-cita saya bukan saja jadi petinju cewek di Kota Medan saja, tapi bisa jadi petinju cewek nasional bahkan dunia,” pungkas putri dari pasangan Andri Irawan dan Erna Wati Lubis.

Kisah Inspiratif Petinju Wanita Indonesia Pertama yang Menjadi Finalis Kejuaraan Asia

Kisah Inspiratif Petinju Wanita Indonesia Pertama Peraih Perak Kejuaraan Asia

Sebuah pencapaian kembali diraih oleh atlet muda Indonesia. Kali ini datang dari atas ring tinju. Adalah Huswatun Hasanah yang mampu mengharumkan nama baik Indonesia di kancah internasional. Petinju berusia 23 tahun itu mencatat sejarah baru sebagai wanita pertama asal Indonesia yang berhasil bertanding di final ASBC Eltire Boxing Championship. Huswatun berhasil meraih medali perak kelas 60 kg pada pertandingan final ASBC Asian Elite Boxing Championship di Dubai, Uni Emirat Arab, pada akhir pekan lalu. Peraih medali perunggu Asian Games 2018 Jakarta itu hanya kalah dari petinju Kazakhstan Rima Volossenko pada partai final yang digelar di Le Meredien, 30 Mei. Dia kalah Referee Stops Contest (RSC). Sebelum memijak partai puncak, petinju kelahiran 27 Januari tahun 1998 tersebut lebih dulu mengalahkan Shoira Zulkaynarova (Tajikistan) di babak semifinal dengan skor 3-2. Meskipun belum berhasil mempersembahkan gelar juara untuk Merah-Putih, medali perak Huswatun sangat bersejarah. Huswatun menjadi petinju wanita pertama Indonesia yang mampu menjadi finalis. Sebelumnya, catatan terbaik petinju wanita Indonesia di Kejuaraan Asia hanya mampu merebut medali perunggu atas nama Rumiris Simarmata (48 kg) dan Veronica Nicolas (50 kg). Sedangkan gelar juara terakhir kali diraih petinju putra Hendrik Simangunsong pada Kejuaraan Asia di Bangkok, Thaiand, 1992. Saat itu ia mengalahkan petinju Korea Selatan Choi Ki-soo di babak final kelas light midlleweight 71 kg. “Akhirnya setelah sekian tahun ada lagi petinju Indonesia yang menembus final Kejuaraan Asia dan ini wanita. Terakhir itu, Hendrik Simangunsong di Bangkok, tapi itu kan putra karena putri saat itu belum ada,” kata Kepala bidang Pembinaan Prestasi PP Pertina, Pahotma Sitompul, dilansir dari detikSport. Huswatun akan diproyeksikan menuju SEA Games 2021 di Vietnam bersama petinju lain yang terbagi dalam dua lokasi, Banten dan Batam. Pertina akan melakukan seleksi kepada sejumlah atlet tinju untuk mendapat 11 petinju terbaik di Jakarta pada 8-9 Juni. “Sekarang ini kan jumlahnya masih 200 persen. Jadi akan ada seleksi lagi untuk diambil 11 atlet terbaik yang terdiri dari 3 petinju putri dan 8 petinju putra,” ungkap pria yang karib disapa Ucok ini. Adapun kelas yang dipertandingkan untuk putri, yaitu 51 kg, 57 kg, 60 kg, sedangkan kelas putra terdiri dari kelas layang, 49 kg, 57 kg, 64 kg, 69 kg, 75 kg, 81 kg, 91 kg. “Saya berharap dengan hasil Huswatun di Kejuaraan Asia, di SEA Games kita mendapat hasil terbaik. Ekspetasi saya sangat tinggi karena Asia saja sudah bisa kita pegang,” Pahotma mengharapkan.

Rencana Pertina Untuk Bangkitkan Petinju Muda Indonesia

Rencana Pertina Untuk Bangkitkan Petinju Muda Indonesia

Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina) periode 2020-2024 terpilih, Mayjen TNI (Purn) Komarudin Simanjuntak, telah menyiapkan sebuah rencana untuk mengembangkan potensi petinju muda Indonesia. Rencana tersebut ia siapkan melalui sebuah program khusus yang diberi nama BH 35 RK. Ini menjadi salah satu dari sekian program kerja dari Komaruddin Simanjuntak sejak terpilih lewat Musyawarah Nasional (Munas) Pertina pada 31 Desember 2020 lalu. “BH adalah tagline saya pada proses pemilihan Ketum PP Pertina yang artinya Bersatu Hati. Kalau semua kompak, tidak ada yang tidak bisa,” ungkapnya. Ia melanjutkan jika makna 35 adalah simbol harmonisasi dari Pengurus Provinsi (Pengprov) Pertina yang tersebar di 34 provinsi di seluruh Indonesia dengan PP Pertina. Jadi, Komaruddin mengajak semua pengurus pusat maupun daerah untuk Bersatu Hati membesarkan dan menuai prestasi olahraga tinju di Tanah Air. Sedangkan RK singkatan dari Raja KO. Komaruddin mengaku sedih melihat petinju Indonesia kalah dipukul Knock Out (KO). Makanya, dia bertekad untuk membalikkan keadaan itu. “Saya tidak ingin petinju Indonesia menjadi ‘ayam sayur’. Petinju Indonesia harus jadi Raja KO,” katanya. Untuk menjalankan program BH 35 RK, Komaruddin akan membuat program pembanding. Ia mengajak para pengurus untuk berpikir out of the box. Pertina Pusat berencana membuat desentralisasi tinju amatir dengan mempertimbangkan dua opsi wilayah, yakni Batam dan Jawa Barat. Akan tetapi, Komaruddin Simanjuntak lebih cenderung memilih Batam karena Jawa Barat sudah digunakan sebagai persiapan Pra-Olimpiade. Lebih lanjut, Komaruddin akan meminta tiap Pengprov (34 provinsi) mengirim empat calon atlet berbakat berusia 15-16 tahun yang nol pengalaman. Alhasil, PP Pertina bakal memiliki 136 nama calon petinju yang akan digembleng oleh pelatih asing dengan bantuan 6-8 pelatih lokal. Sebelum program latihan berjalan, proses penyaringan awal akan digelar. Seleksi bertahap meliputi faktor psikologi, keshatan, dan anatomi. “Misalkan dari 136 orang yang lulus 100, maka 36 orang akan kami pulangkan ke daerahnya masing-masing,” ujar Komaruddin. Dari 100 orang yang lulus tes psikologi akan disaring menjadi 50 orang lewat tes kesehatan lalu dilanjut ke tes anatomi sehingga mendapat 30 orang pilihan. “Nantinya, 30 orang inilah yang kami bina di kamp secara khusus. Mereka akan digembleng bagaimana menjadi seorang petinju dan akan dievaluasi setiap tiga bulan,” katanya. “Jika mereka berhasil menang KO (dalam uji tanding) maka pembinaan akan dilanjutkan ke program berikutnya. Jika cuma menang, apalagi kalah, otomatis akan dipulangkan, karena progam kami adalah mencari RK atau Raja KO,” pungkasnya.

Atlet Sasana SBJ Pangkalpinang Siap Ikuti Popnas

Persiapan Menghadapi Popnas, Sasana SBJ Pangkalpinang Mulai Persiapkan Atlet

Meski Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) cabang olahraga tinju masih akan berlangsung dalam beberapa bulan mendatang tepatnya pada bulan Agustus 2021, Sasana Tinju School Boxing Junior (SBJ) Pangkalpinang sudah mulai mempersiapkan para atletnya untuk tampil dan mengikuti seleksi. “Mereka sudah siap tampil dan seleksi,” ujar pelatih SBJ Pangkalpinang, Jon Fery, dilansir dari Bangkapos.com. SBJ Pangkalpinang memang hadir sebagai sarana untuk mengembangkan bakat bagi penggemar olahraga tinju sejak tahun 2018. Selain itu, SBJ Pangkalpinang juga mempersiapkan atlet tinju jangka panjang yang siap untuk membanggakan Indonesia khususnya Pangkalpinang di kancah Internasional. Adapun atlet Sasana Tinju SBJ Pangkalpinang yang dilatih oleh Jon Ferry dan didampingi oleh assisten pelatih Efendi saat ini memiliki 30 orang anggota yang rata-rata merupakan pelajar. Hal tersebut berkesinambungan dengan misi SBJ Pangkalpinang sebagai sarana untuk melatih, membina dan menjaring bibit atlet tinju pelajar putra/putri asal daerah. “SBJ sarana untuk melatih, membina dan menjaring bibit atlet tinju di Pangkalpinang,” ungkap Abi Rehan, Rabu (7/10). Selain itu, SBJ Pangkalpinang juga telah mendapat dukungan dari Dispora Babel. Dukungan yang dimaksud diantaranya yaitu bagi para atlet tinju berprestasi akan diajukan masuk dalam Pusat Pembinaan dan Latihan Pelajar Daerah (PPLPD).

Pertina Banyuwangi Ditantang Bangkitkan Kembali Kejayaan

Pertina Banyuwangi Ditantang Bangkitkan Kembali Kejayaan

Persatuan Tinju Nasional Amatir (Pertina) Kabupaten Banyuwangi mendapat tantangan dari Pengprov. Pertina Jawa Timur untuk mengembalikan kejayaan Banyuwangi sebagai pencetak atlet tinju muda berpotensi yang tidak hanya mampu berprestasi di level nasional tapi juga tingkat internasional. Hal tersebut bukan tanpa alasan, sebab pada era 1970 dan 1980 an, Kab. Banyuwangi dikenal sebagai penyumbang atlet-atlet tinju yang tangguh dan disegani dalam percaturan cabang olahraga di tingkat provinsi maupun di tingkat nasional. Namun, saat ini fakta tersebut harus berbanding terbalik. Minat para generasi muda untuk terjun ke dunia tinju amatir sedangan mengalami penurunan. Seperti yang dikemukakan oleh Ketua Harian Pengprov Pertina Jatim, Mikdon H Tanaen. “Belakangan prestasi tinju amatir mengalami penurunan merupakan tantangan bagi jajaran baru Pertina Banyuwangi yang baru terpilih. Dengan semangat baru diharapkan mampu menyusun program mampu mampu menarik minat generasi muda berlatih tinju dan menjaring petinju potensial usia dini agar berprestasi hebat,” ujar Mikdon H Tanaen seperti dilansir Jatimtimes.com. Berdasarkan catatan Pengprov Pertina Jatim, Kab. Banyuwangi bersama Kota Surabaya, Malang, Blitar, Jember, Probolinggo serta Lumajang dikenal memiliki program pembinaan yang bagus dalam cabor tinju dan menyumbang petinju berpotensi bagi Pengprov. Jatim. Harapannya, apabila satu wilayah mengalami peningkatan prestasi, maka hal tersebut akan menjadi stimulan bagi kabupaten/kota lain untuk mengikuti prestasi yang diraih. “Ini merupakan modal bagus bagi petinju Jatim untuk berprestasi di tingkat nasional bahkan di level internasional,” imbuh Mikdon H Tanaen. Pada kesempatan yang sama, Ketua Pertina Banyuwangi masa bakti 2020-2024, Joko Misbono mengungkapkan saat ini pihaknya fokus dalam melakukan konsolidasi organisasi dan penataan internal setelah terpilih dalam Musyawarah Kabupaten (Muskab) Pertina Banyuwangi di kantor KONI Banyuwangi beberapa waktu lalu. Salah satu program yang disiapkan adalah menggelar sparing bersama sebagai upaya meningkatkan mutu dan kualitas petinju muda Banyuwangi. ”Program yang lain adalah menggelar Kejuaraan Kabupaten (Kejurkab), mengikuti Kejurprov. Jatim dan tampil dalam Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur mendatang,” jelasnya. Saat ini ada tiga sasana tinju di Kab. Banyuwangi yang resmi tercatat menjadi anggota Pertina Banyuwangi yaitu; Mirah Boxing Champ, Sasana Minak Jinggo dan Sasana Laras Macan putih yang sampai saat ini aktif melakukan pembinaan bagi para petinju di wilayah Banyuwangi.

Kirim Sembilan Petinju di Kejurnas Tinju Amatir Lampung, Pertina DKI Bidik Dua Emas

Tim tinju DKI Jaya yang bermaterikan sembilan petinju diantaranya petinju wanita nasional berusia 21 tahun, Novita Sinadia, membidik target dua medali emas dalam Kejuaraan Nasional Tinju Amatir Elite 2018, di GOR Saburai, Bandar Lampung, 5-12 Desember. (Pertina DKI)

Jakarta- Tim tinju DKI Jaya membidik target dua medali emas dalam Kejuaraan Nasional Tinju Amatir Elite 2018, di GOR Saburai, Bandar Lampung, 5-12 Desember. “Dalam kejurnas ini, kami menurunkan sebanyak 9 petinju,” ujar Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Tinju Amatir Indonesia (PB Pertina) DKI Jaya, Hengky Silatang SH. Tim asal ibukota ini bermaterikan petinju-petinju nasional diantaranya, Vinky Montolalu kelas 75 kilogram, Aldom Sugoro (52 kilogram), Mathias Mandiangan (60 kilogram), serta petinju wanita kelahiran Manado, Novita Sinadia (21 tahun), di kelas terbang 51 kilogram. “Kejurnas ini jadi barometer persiapan menuju Pra-Kualifikasi PON 2029. Target kami adalah meloloskan sebanyak mungkin petinju, di setiap kelas yang dipertandingkan,” tukas Hengky, usai melepas para petinju di Hotel Atlet Century, Jakarta, awal pekan ini. Ia juga mengatakan, tim tinju DKI Jaya melakukan persiapan yang cukup panjang jelang event PON 2020 Papua. Mereka juga telah digembleng di HS Camp Ciseeng selama tiga bulan. Namun, di sisi lain, Hengky menyayangkan bahwa dalam kejurnas kali ini, wasit asal DKI Jaya tidak diakomodir tanpa alasan yang jelas. “Ini kami anggap adalah hal yang tidak masuk akal. Padahal, seharusnya semua daerah mengirim atlet dan juga wasit dalam kejurnas,” paparnya lagi. Terpisah, pelatih tim DKI, Hugo Muslim mengatakan, saat ini peta kekuatan para petinju di kejurnas merata. “Kondisi para petinju sudah siap untuk bertanding. Mereka, tinggal jaga kondisi saja. Dan ajang ini juga dijadikan seleksi untuk pembentukan kerangka tim SEA Games Filipina 2019. Apalagi, peta kekuatan tiap provinsi juga merata,” tandasnya. Kejuaraan Nasional Tinju Amatir Elite 2018 ini, sejatinya sudan mulai di gelar sejak Senin (3/12), di GOR Saburai, Bandar Lampung, Lampung, dan memperebutkan tiga piala bergengsi, yakni Piala Gubernur, Piala Kapolda dan Piala Danrem. (Adt)

Loloskan Tiga Petinju Ke Final, Indonesia Sabet Dua Medali Emas di China

Tim tinju Indonesia akhirnya berhasil menyabet dua medali emas dalam kejuaraan tinju "The Belt and Road China-ASEAN Boxing Championship" di Kota Nanning, Guangxi, China, yang berlangsung pada 24-25 November 2018. (beritabali.com)

Denpasar- Tim tinju Indonesia berhasil menyabet dua medali emas dalam kejuaraan tinju “The Belt and Road China-ASEAN Boxing Championship” di Kota Nanning, Guangxi, China. Mereka bertolak ke Tiongkok atas undangan AIBA (Association Internationale de Boxe Amateur, badan tinju yang menaungi tinju amatir sedunia). Tim Indonesia berjumlah tiga orang yakni Gregorius Gheda Dende (64 kg), Kornelis Kwangu Langu (56 kg), dan Aldriani Beatrix Suguro (51 kg putri), serta pelatih Denisius Agustinus Hitarihun. “Mereka yakni Beatrichx (putri) dan Kornelis, sementara Gheda Dende meraih perak usai kalah dari petinju tuan rumah (Tiongkok),” kata Manajer Tim Tinju Indonesia yang juga Ketua PD Pertina Denpasar, Bali, Made Muliawan Arya di China, pada Senin (26/11). Muliawan Arya yang akrab dipanggil De Gadjah menjelaskan, di pertarungan sebelumnya Beatrichx berhadapan dengan Li Mingyan (China), sedangkan Kornelis bertarung dengan Muhmad Hafisz Bin Ahma (Singapura). Adapun Gheda melawan Ocana Sugar Ray Estroga (Filipina). Semua petinju Indonesia ini yang dikirim ini lolos babak final. Beatrichx menang angka atas Mingyan, Kornelis menang angka atas Hafiz dari Singapura. Sementara Gheda menang angka atas Estroga dari Filipina. “Kami memang targetkan mereka bertanding semaksimal mungkin dan harapannya pulang membawa emas,” ucap De Gadjah yang juga Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar. Menurut dia, semua kegiatan tim Indonesia selama di negri tirai bambu itu berjalan lancar. Begitu juga hubungan petinju, pelatih, dan manajer berjalan harmonis. Ini membuat petinju tampil lepas dan maksimal. De Gadjah memimpin tim Indonesia untuk bertarung di ajang kejuaraan tinju “The Belt and Road China-ASEAN Boxing Championship” yang berlangsung pada 24-25 November 2018. (Adt)

Bidik Prestasi Sebagai Penyelenggara, Bogor Siap Menjadi Host Kejurnas Tinju Amatir Junior/Youth 2018

Ketua Harian Pengprov Pertina Jawa Barat, Wolter Rumsory menyatakan, Bogor siap menjadi tuan rumah Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Tinju Amatir Junior/Youth 2018, yang akan berlangsung dari 18 - 22 September, GOR Laga Satria, Pakansari, Cibinong. (radarbanten.co.id)

Jakarta– Ketua Harian Pengprov Pertina Jawa Barat, Wolter Rumsory menyatakan, Bogor siap menjadi tuan rumah Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Tinju Amatir Junior/Youth 2018. “Kabupaten Bogor siap menjadi tuan rumah yang baik, dalam event yang berlangsung pertengahan September ini,” ujar Wolter, pada Senin (10/9). Kesiapan Kabupaten Bogor, menurut Wolter, karena sebelumnya Kota Bogor pernah menyelenggarakan pertandingan besar, seperti Sarung Tinju Emas (STE) pada 2015 dan 2017. Bogor juga sering menyelenggarakan pertandingan nasional lainnya. Event Kejurnas Tinju Junior/Youth edisi terakhir, diselenggarakan di GOR Flobamora Oepoi, Kupang, Nusa Tenggara Timur, medio Agustus 2017 lalu. Beberapa petinju asal Jawa Barat saat itu, sukses memperlihatkan prestasi dengan merebut medali emas. Pada gelaran kali ini, semua pertandingan akan berlangsung di GOR Laga Satria, Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. “Laga hari pertama atau pembukaan adalah  Selasa (18/9). Dan Pertandingan final berlangsung pada Sabtu (22/9),” tegasnya. Bagi Pengprov Pertina Jawa Barat, di bawah pimpinan Sumiati Eneng, Kejurnas kali ini bertujuan mengejar target sukses penyelenggaraan dan sukses prestasi. Kejurnas akan berlangsung selama lima hari, untuk junior dan youth putra dan putri. Hampir bisa dipastikan mayoritas peserta Kejurnas Junior kali ini adalah para pelajar, yang berasal dari Pengprov Pertina dari seluruh Provinsi di Indonesia (art) Jadwal Kejurnas Junior/Youth 2018 Senin, 17 September Kedatangan peserta pukul 19.00 WIB : Pertemuan manajer Selasa, 18 September pukul 05.00 WIB : Tes kebugaran wasit/hakim pukul 07.00 WIB : Penimbangan umum pukul 09.00 WIB : Undian pukul 14.00 WIB : Babak penyisihan 1 pukul 19.00 WIB : Upacara pembukaan pukul 20.00 WIB : Lanjutan babak penyisihan 1 Rabu, 19 September pukul 07.00 WIB : Periksa kesehatan dan penimbangan badan pukul 09.00 WIB : Rapat wasit/hakim pukul 14.00 WIB : Pertandingan babak penyisihan 2 Kamis, 20 September pukul 07.00 WIB : Periksa kesehatan dan penimbangan badan pukul 09.00 WIB : Rapat wasit/hakim pukul 14.00 WIB : Pertandingan babak penyisihan 3 Jumat, 21 September pukul 07.00 WIB : Periksa kesehatan dan penimbangan badan pukul 09.00 WIB : Rapat wasit/hakim pukul 14.00 WIB : Pertandingan babak semifinal Sabtu, 22 September pukul 07.00 WIB : Periksa kesehatan dan penimbangan badan pukul 09.00 WIB : Rapat wasit/hakim pukul 14.00 WIB : Pertandingan final dan penutupan Minggu, 23 September Kepulangan peserta

Pecah Rekor Tinju Putri, Anggota KOWAD 20 Tahun Asal Lombok Raih Perunggu Asian Games

Kalah dari atlet Thailand, Sudaporn Seesondee (merah), petinju putri kelahiran Lombok, 27 Januari 1998, Uswatun Hasanah (biru), meraih medali perunggu Asian Games 2018 kelas 60 kg putri, pada Jumat (31/8). Raihan itu jadi sejarah baru, karena kali pertama, tinju putri mendulang medali di kancah Asian Games. (liputan6.com)

Jakarta- Petinju Putri Indonesia, Uswatun Hasanah, sukses menyumbangkan medali perunggu Asian Games 2018 dari kelas 60 kg putri, Jumat (31/8). Raihan itu jadi sejarah baru, karena untuk kali pertama, tinju putri mendulang medali di kancah Asian Games. Tinju putri kali pertama digelar pada Asian Games 2010. Selama ini, belum pernah ada petinju Indonesia yang meraih medali. Setelah delapan tahun, penantian Indonesia akhirnya terbayar. Atlet 20 tahun yang kerap disapa Atun ini, mengamankan medali perunggu paska gagal melenggang ke babak final. Di partai semifinal tinju putri kelas ringan 60 Kilogram Putri Hall C, JIExpo, Anggota Kowad TNI AD berpangkat Serda yang berdinas di Dirpalad Jatinegara Jakarta Timur ini, terpaksa mengakui keunggulan atlet asal Thailand, Sudaporn Seesondee. Pertandingan tiga babak tersebut, Atun terus menerus tertekan sejak awal ronde. Pukulan bertubi-tubi petinju Thailand, tak mampu dihadang olehnya. Sebaliknya, pukulan gadis kelahiran Lombok, 27 Januari 1998 ini, tak bertenaga dan mudah dipentahkan lawan. Sudaporn makin mendominasi laga di ronde kedua dan ketiga, hingga Atun terlihat selalu terpojok dan gagal keluar dari tekanan. Bahkan, saking terpojoknya, Atun kerap berbalik badan hingga mendapat peringatan dari wasit di ronde ketiga. Usai laga, pelatih kepala Adi Suandana menyebut anak asuhnya gagal maksimal dipertandingan tersebut. Apa yang ditampilkan Atun saat mengalahkan wakil India, Pavitra di perempat final, tak terlihat. “Penampilan Uswatun hari ini, jika dibandingkan dengan sebelumnya, memang menurun,” kata Adi, usai laga, di JIExpo Kemayoran Hall C, Jakarta, Jum’at (31/8). “Karena olahraga tinju itu sudah biasa ya, yang terpukul pasti poinnya turun, dan yang banyak memukul pasti dapat poin,” imbuhnya. Adi menjelaskan, waktu persiapan yang kurang, ditambah minimnya uji coba ke luar negeri, menyebabkan mental Atun dan para petinju penghuni pelatnas lainnya tak terasah dengan baik. Akibatnya, kata Adi, saat di bawah tekanan, mereka tak mampu mengeluarkan kemampuan terbaik dan gagal menjalankan instruksi pelatih. “Masih banyak kelemahan. Lawan jadi punya keberanian menyerang terus. Kalau Atun keberaniannya sepeti pertandingan sebelumnya, lawan tak bakal tampil seperti itu,” ujar Adi. Meski gagal ke babak final, medali perunggu Atun sukses menghantarkannya mencetak sejarah. Sepanjang sejarah Asian Games, tinju Indonesia mengoleksi tiga emas, delapan perak, dan 13 perunggu. Namun, semua medali datang dari tinju putra. Ini merupakan medali pertama yang diraih kontingen Indonesia di Asian Games 2018 sepanjang Jumat (31/8). Indonesia total telah mengoleksi 30 emas, 23 perak, dan 39 perunggu. (Ham)

Debut Perdana Sukses, Janji MBSS Hasilkan Juara Tinju Hingga Akhir Seri

Petinju Indonesia Ilham 'Flanker' Leoisa (pojok kiri) dan petinju Thailand Paiboon Lorkham (pojok kanan) di Kelas Welter Yunior. (metrotvnews.com)

Jakarta- Seri perdana kejuaraan tinju bertajuk “Mahkota Boxing Super Series (MBSS)” di Mall Cilandak Town Square, Jakarta Selatan, Sabtu (10/3), berlangsung sukses. Kota Bandung, Jawa Barat, bakal menjadi tuan rumah seri kedua, pada 7 Juli mendatang. “Saya menilai seri pertama MBSS sangat berhasil secara konsep. Karena ini mungkin sesuatu yang terbilang baru dan menyegarkan bagi blantika tinju Indonesia. Sebab ini ada sedikit perpaduan antara tinju dan entertainment,” ujar Urgyen Rinchen Sim, Managing Director Mahkota Promotion, saat ditemui di Kawasan Cilandak, Jakarta Selatan. “Dalam setahun ada empat seri. Seri pertama di Jakarta (10/3), kedua di Bandung (7/7), ketiga di Surabaya (September), dan keempat di Bali (Desember),” sambungnya. Pria yang akrab disapa Simon itu, menyebut dari segi prestasi pihaknya selaku promotor tinju akan selalu menghasilkan petinju-petinju juara hingga seri terakhir. “Juara dari MBSS ini akan menjadi penantang bagi juara WBC Asia pada saat itu. Sehingga kami harapkan ditahun ini Indonesia memiliki juara-juara baru lagi sebagai pelapis juara dunia sebelumnya,” ungkapnya. Terkait seri kedua di Kota Kembang, Mahkota Promotion, promotor kejuaraan MBSS, bakal menghadirkan perpaduan gelaran tinju dan mini konser K-Pop, Black Pink. “Ini masih planning. Tapi sedikit clue-nya, nanti di tengah kejuaraan akan ada mini konser dari bintang K-Pop, lalu teaser dua atau tiga lagu, setelah itu dimulai dengan pertandingan tinju, lalu teaser lagi. Kira-kira gitu,” terang Simon. (Adt)

Asian Games 2018, Legenda Tinju Sebut Peluang Indonesia Berat

ilustrasi_tinju

Jakarta-Legenda tinju Indonesia Chris John, mengatakan peluang tim tinju Indonesia di pesta olahraga akbar empat tahunan negara-negara se-Asia, Agustus – Semptember mendatang, sangat berat. “Melihat peta kekuatan nggak bisa bohong. Petinju Indonesia memang masih berat buat bersaing dengan lawan dari negara lain,” ujar juara dunia kelas bulu pertama asal Indonesia itu, seperti dikutip detik, Senin (5/3). Terlebih, ia menyebut level persaiang bukan di tingkat Asia Tenggara, melainkan sudah dilingkup Asia. Mungkin, lanjut Chris, faktor tuan rumah bisa memberikan keuntungan tersendiri bagi petinju Tanah Air. Menurutnya, solusi lain yang bisa dilakukan adalah dengan merekrut pelatih dari luar maupun melakukan training camp di luar negeri. “Sebagai tuan rumah pasti Indonesia memiliki nilai lebih yang bisa dimanfaatkan guna meraih hasil terbaik,” tukas petinju berjuluk ‘The Dragon’ saat masih aktif di atas ring. (adt)

Cari Petinju Juara Dunia, Butuh Dukungan Semua Pihak

Mantan juara dunia tinju kelas bulu dan ringan IBO asal Indonesia, Daud Yordan. (net)

Jakarta- Semua pihak harus bersinergi dan memberikan dukungan dalam mencari petinju-petinju profesional juara dunia. Hal itu dikatakan Urgyen Rinchen Sim, Managing Director Mahkota Promotion, saat ditemui di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, Jumat (23/2). “Kalau bicara petinju, apalagi juara dunia, maka semua pihak harus bisa bergandengan tangan. Jadi tidak hanya satu pihak saja yang memegang peranan, seperti kami yang memang sebagai promotor tinju,” ujar Urgyen Rinchen Sim. Terlebih, dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 250 jutaan, membuat pria yang akrab disapa Simon itu sangat optimis bakal lahir juara-juara dunia tinju di Tanah Air. “Saya sangat optimis, dari sekian ratus juta itu mestinya ada bakat-bakat tinju yang baik. Ya, paling tidak ada 5 sampai 10 juara dunia. Mestinya seperti itu,” sambungnya. Dalam melahirkan juara dunia, yang terpenting menurut Simon, selain dukungan dari semua pihak, dibutuhkan pula banyak gelaran turnamen tinju sebagai salah satu syarat mutlak guna mencapai tujuan tersebut. Ia menilai dengan adanya persaingan ketat diantara sesama petinju pada setiap penyelenggaraan turnamen, maka akan terlihat bakat-bakat petinju yang telah teruji hingga mampu berbicara di pentas dunia. “Bagi petinju setidaknya perlu 3 sampai 4 kali mengikuti turnamen dalam satu tahun. Bisa juga lebih, tapi kita mesti lihat kemampuan dari sisi pelaksanaannya. Dan, setelah mereka ditempa dan menjadi pemenang dalam setiap turnamen,” ungkapnya. “Jadi kemampuan yang dimiliki petinju itu tidak hanya sebatas menang di setiap turnamen di dalam negeri saja, tapi juga bisa unjuk kemampuan di luar negeri juga,” tutup Simon. (adt)

Perebutan Sabuk Emas Kelas Amatir & Professional Di Piala Panglima Kostrad

Piala-panglima-kostrad

Divisi infanteri 1 kostrad gelar pertandingan tinju kelas amatir profesional dan juga amatir. Tinju yang memperebutkan sabuk emas dan piala panglima kostrad divisi infanteri 1 kostrad berlangsung di area parkir mall living world Jln. Alam Sutera boulevard kav 21, Pakulonan, Serpong Utara, Tangerang Selatan. Sabtu (13/1/2018) Ketua panitia penyelenggara Kolonel Infantri Agus Bhakti mengatakan kepada nysnmedia.com, bahwa olahraga tinju di Indonesia masih kurang populer di kalangan masyarakat karena faktor minimnya ajang yang di adakan “Di Indonesia, olahraga tinju sudah kurang populer di kalangan masyarakat, hal ini dikarenakan akibat kurangnya ajang yang di ciptakan. Oleh sebab itu divif 1 kostrad dan AMPRO mengadakan pertandingan yang memperebutkan sabuk juara nasional versi ATI dan juga sabuk emas PANGDIVIF 1 Kostrad. Karena memang, kami di militer memiliki altet tinju yang sangat banyak dengan segudang talenta. Oleh sebab itu, bakat yang di asah akan menjadi sesuatu yang berguna,”tandas Agus Pertandingan tinju 3 ronde yang di mulai dari pukul 15.30 wib ini, cukup menyita perhatian pengunjung mall ataupun decak kagum dari para prajurit yang menyaksikan kompetisi fair play. Dari 16 peserta yang tampil unjuk kebolehan terbagi menjadi 2 kategori, yaitu amatir dan profesional. “Kami hanya mencoba membangkitkan gairah pecinta tinju agar kembali menjadi olahraga yang di cintai masyarakar indonesia. Kali ini, Kejuaraan tinju amatir kelas Bantam 54 Kg, kelas Welter ringan 64 Kg, kelas ringan 60 Kg dan kelas layang 49 Kg. Sedangkan untuk kelas profesional yaitu Mandatory Fight 2018 versi ATI kelas Bantam 53,5 Kg,”tambah Agus Untuk kategori yang memperebutkan sabuk emas Pangdivif 1 kostrad kelas welter yunior dengan klasifikasi berat 63.5 Kg, sedangkan untuk profesional non title versi (Asosiasi Tinju Indonesia) ATI pusat adalah kelas bulu 57.1 Kg, dan juga kelas Bantam junior 52.2 Kg. Di lokasi acara turut hadir Promotor tinju Nasional, Pertina Banten, Pertina Tangsel, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Tangsel, Dirut Living world, petinggi jajaran TNI AD dan juga ratusan prajurit yang larut dalam suasana semangat dari atas ring bersama iringan lantunan musik rock dari candil band .(adt)

Optimisme Pertina Kota Sungai Penuh Dalam Ajang Porprov Jambi 2018

Pertina-Kota-Sungai-Penuh-Tinju

Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jambi akan berlangsung pada bulan Juli mendatang di Kabupaten Bungo dan Tebo. Demi mematangkan kesiapannya, semua kontinten yang berpatisipasi di Porprov Jambi sudah mulai mempersiapkan segala sesuatu untuk bisa membawa nama harum masing-masing kota/kabupaten. Seperti yang dilakukan oleh Pengurus Persatuan Tinju Nasional (Pertina) Kota Sungai Penuh. Pertina Kota Sungai Penuh, yang sangat optimis bisa membawa harum nama Kota Sungai Penuh di ajang Porprov. Maka dari itu, Pertina Kota Sungai Penuh terus bekerja mempersiapkan segala sesuatunya. “Kita fokus mempersiapkan diri menyongsong Porprov Jambi 2018. Kita berharap hasil terbaik demi mengharumkan nama Kota Sungai Penuh,” jelas Ketua Pertina Kota Sungai penuh, Alpian. Alpian yang juga didampingi oleh Sekretaris Pertina, Dedi Iryanto, usai rapat pengurus dengan pelatih Pertina Kota Sungai Penuh. Seperti dikutip dari tribunjambi, segala persiapan dari mulai menggelar try out dan menambah fasilitas untuk latihan atlet. Dan, tentunya akan memberikan bonus kepada peraih medali Porprov 2018. “Kita juga akan melengkapi atlet dengan peralatan tanding yang di butuhkan,” sebutnya. (pah/adt)  

10 Fakta Menginspirasi Dari Muhammad Ali Yang Belum Diketahui

Kekelaman menyelimuti hati banyak orang diseluruh dunia dunia kehilangan seorang legenda tinju kelas berat dunia, yaitu Muhammad Ali. Ia lahir pada 17 Januari 1942, meninggal dunia pada 3 Juni 2016, di usia 74 tahun. Ali memang sudah tiada, guys! Namun namanya akan tetap abadi. Tak hanya prestasi di ring tinju yang bersinar, sikap patriot Muhammad Ali terhadap sesama membuat Ia tak hanya dikenal sebagai atlet, tetapi juga tokoh berjasa bagi dunia. Masyarakat dunia merasa kehilangan seorang pahlawan. Ya, selain seorang juara tinju yang pernah memegang sabuk kelas berat WBC, WBA dan merebut medali emas Olimpiade Roma 1960, Ali yang juga dijuluki “The Greatest” itu juga dikenal sebagai aktivis kemanusiaan. Sejumlah penghargaan diraih berkat kedermawanannya kepada sesama. Salah satu aksi Ali, ketika berani menentang kebijakan wajib militer di Amerika Serikat untuk ikut Perang Vietnam. Kendati sikapnya trrsebut Ia dihukum denda sebesar 10 ribu dolar dan dilarang bertinju. Saat itu, dukungan banyak dihantarkan ke Ali sampai-sampai akhirnya dia kembali bertinju di atas ring. Aksi itu hanya segelintir sikap dari fakta hidup seorang Muhammad Ali. Seperti dikutip dari SINDOnews (berdasar World Boxing News), Ini 10 fakta lainnya dari Ali yang jarang diketahui dan bisa menjadi sumber inspirasi. 1. Awal karier Ali dari kisah konyol Kisah Ali dalam mengawali karir yakni kehilangan sepeda. Yap. Kemudian, seorang polisi meminta Ia berlatih tinju agar bisa mempertahankan barang atau hal apapun secara mandiri. Sejak itulah, Ali belajar dan menekuni tinju. 2. Pernah Menyalakan Obor Olimpiade Pada 1996, Ali mendapat sebuah kehormatan. Ia diminta menyalakan obor Olimpiade Atlanta. Sebagai seorang atlet, hal itu suatu kehormatan besar buatnya. 3. Janji Ali Dipertarungan Sebelum pertarungan, Ali sempat berjanji akan membuat lawannya, Archie Moore, tumbang di ronde keempat. Saat pertarungan berlangsung di Memorial Sports Arena, Los Angeles, California, 15 November 1962, benar saja, Moore dibikin KO di ronde keempat. Mantap! 4. Menciptakan Kemenangan Tercepat Dalam sejarah pertinjuan, Ali pernah menciptakan kemenangan tercepat, loh.. Saat itu Ia menghadapi Sony Liston di Civic Center, 25 Mei 1964, Ali menghadapi lawannya sampai roboh hanya dalam 20 detik. Wow, bukan?! 5. Tolakan Ali Ke Perang Vietnam Yap, seperti yang sudah diceritakan diatas, Ali pernah menolak masuk militer Amerika Serikat selama masa Perang Vietnam karena menurutnya perang itu tidak dianjurkan dalam Islam. Dan Ia pun sempat dilarang bertinju. Namun, karena mendapat dukungan yang besar. Akhirnya Ia ke ring tinju kembali. 6. Aktivis Pembela Warga Kulit Hitam Sejak aksi kemanusiaan Ali yang paling hebat diatas, Ia dikenal sebagai aktivis pembela warga kulit hitam. Walau aksinya sempat mengakibatkan didenda sebesar 10 ribu dolar dan semua gelar juara yang telah didapat dilepas, tapi Ali tetap mendapat banyak dukungan. Sehingga Ia bisa kembali berkarir di atas ring dan juga mendapat julukan hebat. 7. Ali Juga Pernah Kalah, Ia Telan kekalahan dengan Profesional Kekalahan pertamanya waktu itu saat melawan Joe Frazier tahun 1971. Dan Ia menerima dengan profesional. Tiga tahun kemudian, Ali membalas kekalahan dalam pertarungan “The Fight of the Century”. 8. Ali vs Chuck Wepner jadi sumber inspirasi Pertarungan Ali vs Chuck Wepner jadi sumber inspirasi. Tahukah kamu? Film bertema tinju yang terkenal, Rocky, terinspirasi dari pertarungan itu. Ali Sempat roboh di ronde kesembilan, namun Ali berbalik menang TKO di ronde ke-15. 9. Ali Jadi Petinju Kelas Berat Pertama Muhammad Ali dikenal petinju kelas berat pertama yang memenangkan gelar juara sebanyak tiga kali. 10. Aksi Ali Lainnya Saat itu Ali turun langsung untuk menyelamatkan warga Amerika Serikat yang disandera di Irak. Ia berani mendatangi Saddam Hussein untuk membebaskan sandera. Dan…benar saja, para tawanan bisa pulang dengan selamat. Sepuluh fakta tadi pasti membuat kita menjadi teringat, mengenang atau bahkan terkejut akan hal yang belum diketahui tentang Muhammad Ali. Semoga salah satu fakta diantaranya, bisa menginspirasi kita dalam hal apapun. Yap, sosok Muhammad Ali memang sungguh bisa menginspirasi bagi kita semua. Ali memang telah tiada di dunia ini, namun kebaikan dan kisahnya tetap ada sepanjang masa di dunia ini. Terimakasih telah menginspirasi! Semoga tenang disana, Muhammad ‘The Greatest All Time’ Ali!

Setelah Kejurda, Atlet Tinju Tangsel Dipersiapkan Ikuti Kejurnas di Maluku

atlet-tinju-tangsel-terbaik

Setelah mengikuti Kejuaraan Daerah (Kejurda) Tinju Amatir di Mako Brimob, Cilegon, Serang beberapa waktu lalu. Kini, para atlet tinju Tangsel terus digembleng untuk mengikuti Kejuaraan Nasional (Kejurnas) PPLP (Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar) di Maluku, 2018 mendatang. Ajang kejurnas ini, merupakan ajang tahunan yang diselenggarakan oleh Kemenpora. Pengurus Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina) Tangsel, Sunarto mengatakan, akan mempersiapkan lima atlet tinju Tangsel terbaik untuk mengikuti Kejurnas PPLP di Maluku. “Kami sudah mempersiapkan lima atlet untuk Kejurnas nanti. Sebenarnya, ada enam atlet yang kami siapkan. Namun, karena kuota hanya lima atlet jadi tiga atlet putri kita akan terus bersaing dan menyisihkan satu atlet,” papar Sunarto. Tambahnya, para atlet tinju putra dan putri Tangsel memiliki prospek yang sangat baik. Mereka berlatih secara serius dan penuh semangat. Sunarto juga mengungkapkan, bahwa pembinaan atlet harus dilakukan sejak usia dini. “Pembinaan atlet harus di mulai sejak dini. Jadi, mereka ini merupakan program jangka panjang, nanti dipersiapkan atlet popda dan kejurda. Nanti, masuk usia youth bisa masuk kejurnas, kita siapkan mereka. Selanjutnya, program Pra PON dan PON,” tuturnya. Tangsel sendiri di percaya Provinsi Banten untuk dijadikan PPLP bagi atlet-atlet tinju di Banten. Terdapat lima atlet, empat diantaranya atlet Tangsel dan satu atlet dari Lebak. Ini merupakan suatu kebanggan bagi Kota Tangsel.tutup Sunarto (pah/adt)

Atlet Tinju Tangsel Raih 10 Medali di Ajang Kejurda Tinju Amatir

atlet-tinju-tangsel

Kejuaraan Daerah (Kejurda) Tinju Amatir Banten baru saja dilaksanakan 6-8 Oktober lalu di Mako Brimob, Cilegon, Serang, Banten. Berbagai atlet daerah, datang untuk menjajal ketangguhan di atas ring. Atlet Tangsel pun, cukup menggembirakan dengan prestasi di ajang Kejurda. Mereka mampu menyabet total 10 medali dengan rincian 4 emas, 4 perak dan 2 perunggu. Pengurus Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina) Tangsel, Sunarto sangat bangga dengan raihan prestasi yang dicapai oleh atlet Tangsel. “Saya bangga dan salut dengan semangat perjuangan mereka hingga menghasilkan prestasi terbaik buat Tangsel,” ucap Sunarto kepada nysnmedia.com Sunarto juga berharap, setelah ajang Kejurda mereka terus berlatih dan mengasah kemampuaan mereka serta memperbaiki kekurangan pada saat bertanding. “Terus berlatih dan fokus untuk mendapatkan hasil yang maksimal,” pukasnya. Berikut nama-nama Atlet Tangsel yang memperoleh medali: 1. M Yunus medali emas di nomor 48kg 2. Kiki medali emas di nomor 48kg 3. Nurma medali emas di nomor 57kg 4. Aida medali emas di nomor 60kg 5. Marcella medali perak di nomor 46kg 6. Yaska medali perak di nomor 54kg 7. Fahmi medali perak di nomor 49kg senior 8. Hervian medali perak di nomor 75kh senior 9. Rian medali perunggu di nomor 44kg 10. Samuel medali perunggu di nomor 48kg. (pah/adt)

Atlet Tinju Cantik Ini Menjadi Primadona Disaat Bertanding

Nurmafadilla-tinju

Berparas cantik itu yang menjadi daya tarik para pria. Tapi, apa masih menjadi daya tarik para pria jika wanita tersebut merupakan atlet tinju? Nurmafadilla, atlet tinju putri yang dimiliki Tangerang Selatan mempunyai wajah cantik nan manis. Nurma sapaan akrabnya, mengawali tinju karena ajakan sang pelatih Sunarto. Namun, dibalik kecintaannya terhadap tinju, Nurma yang bercita-cita sebagai pramugari atau menjadi taruni di Akademi Kepolisian. “Sebenernya cita-cita aku mau jadi pramugari, tapi aku punya cita-cita juga jadi Akpol. Jadinya, aku punya cita-cita dua deh,” terang Nurma kepada nysnmedia.com. Ditambah keinginan sang bunda, yang berkeinginan Nurma untuk menjadi pramugari. “Apalagi jadi pramugari, mamah aku mempunyai keinginan salah satu anaknya ada yang bisa jadi pramugari,” ucapnya. Ketika bertanding dalam berbagai kejuaraan pun, Nurma menjadi primadona dan menjadi daya pikat bagi atlet-atlet tinju pria. Apalagi di mata teman-temannya, Nurma disebut “Madona” nya anak Tangerang Selatan. “Ya, aku dibilang sama temen-temen sekolah aku madonanya anak Tangsel. Kalau lagi tanding juga, banyak yang deketin aku dan banyak yang bilang aku cantik. Aku juga bingung,” pukas gadis belia yang bersekolah di SMA Negeri 7 Tangsel ini. Nurma pun, mengajak kepada wanita lain untuk berolahraga. Menurutnya, kecantikan wanita akan semakin bertambah jika berolahraga. “Jangan bilang cantik kalau belum rasain gimana rasanya menjadi atlet tinju,” tutupnya. (pah/adt)

Pertina Tangsel Optimis, Meskipun Hanya Memiliki 3 Orang Pelatih

pertina-tangsel

Melihat masih kurang minatnya pecinta tinju di Tangsel, dan juga masih sedikitnya atlet tinju Tangsel, menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi Pertina (Persatuan Tinju Amatir) Tangsel. Pengurus Pertina Tangsel, Sunarto pun, melihat perkembangan tinju di Tangsel belum maksimal. Ditambah, sedikitnya klub tinju yang ada menjadi kendala. Saat ini, hanya ada Boxing Camp Tangsel yang di kelola Sunarto. “Dulu banyak klub-klub tinju di Tangsel, tapi tidak berjalan dengan baik. Sekarang hanya ada Benteng Boxing Camp dan disitu juga ada kelas SMP,” ujarnya. Meski demikian, atlet-atlet tinju Tangsel rata-rata mempunyai prestasi di tingkat Provinsi. Ditambah sarana dan prasarana yang belum maksimal, masih menjadi kendala Pertina. “Fasilitas sudah cukup untuk mereka latihan, meski masih ada kekurangan. Saya hanya berharap, prasana perlu di tambah dan juga pelatih. Saat ini hanya ada tiga pelatih yakni saya sendiri, Suherman dan Julio Versa,” pukasnya. (pah/adt)