804 Atlet Bertarung di Kejuaraan Karate Junior Kaltim 2022

804 Atlet Bertarung di Kejuaraan Karate Junior Kaltim 2022

Sebanyak 804 atlet karate junior ambil bagian dalam Kejuaraan Karate Junior Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (Forki) Kalimantan Timur (Kaltim) tahun 2022. Kejuaraan tersebut berlangsung di Atrium Plaza Balikpapan, mulai Rabu hari ini, 7-10 Desember 2022. Dibuka oleh Asisten Sekda Kaltim Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat HM Syirajudin, mewakili Gubernur Kaltim Isran Noor. Dalam sambutannya Syirajudin mengapresiasi atas terselenggaranya kejuaraan ini. Menurutnya, event ini sangat luar biasa. Terlebih dilaksanakan di tempat umum. “Sangat luar biasa. Anak-anak akan diuji mentalnya karena bertarung dihadapan orang banyak. Tentunya ini akan membentuk karakter mereka,” kata Syirajudin. Syirajudin juga berharap event seperti ini terus dilakukan. Terutama dari junior, karena mereka akan menjadi penerus atlet karate Provinsi Kaltim di masa mendatang. “Apresiasi kepada Forki Kaltim yang telah melaksanakan kegiatan ini. Sesering mungkin dilaksanakan. Karena dari sini akan melahirkan bibit atlet berbakat yang tentunya akan mengharumkan nama Kaltim juga Indonesia. Selamat bertanding, junjung tinggi sportivitas, jangan hanya mencari juara, persaudaraan yang utama,” ungkapnya. Ketua Panitia Aries Ardianto menuturkan, kejuaraan ini diikuti oleh perwakilan Forki Kabupaten dan Kabupaten seluruh Kalimantan Timur. Serta perwakilan club atau dojo perguruan karate di bawah naungan Forki selaku induk organisasi karate Indonesia. “Peserta yang mengikuti 804 atlet seluruh Kaltim. Semoga lewat ajang ini muncul bibit-bibit atlet junior berprestasi. Menjadi atlet yang tangguh dari Kalimantan Timur, sehingga bisa berkiprah di tingkat nasional dan bahkan internasional,” tutur Aries. Kejuaraan ini sengaja digelar di pusat perbelanjaan. Dengan tujuan untuk memperkenalkan lebih dekat olahraga bela diri karate di masyarakat umum. “Masyarakat dapat melihat secara langsung, serta menilai sportivitas olahraga yang ditunjukkan oleh atlet-atlet junior seluruh Kaltim,” pungkasnya.

Putra Banyuwangi Bakal Wakili Indonesia di Kejuaraan Karate Eropa

Putra Banyuwangi Bakal Wakili Indonesia di Kejuaraan Karate Eropa

Satu lagi kabar membanggakan datang dari putra daerah Banyuwangi. Wisnu Bintang Bharata namanya. Siswa kelas X SMAN 1 Giri Taruna Bangsa itu bakal mewakili Indonesia dalam kejuaraan olahraga karate di tingkat internasional. Indonesia punya banyak sekali atlet olahraga yang mampu bersanding dengan atlet dari negara lain. Apa saja yang bisa dengan mudah ditaklukkan oleh pemain Indonesia, bahkan di tingkat dunia? Tentunya yang banyak orang tahu adalah bulutangkis, pencak silat, karate, taekwondo, dayung, dan masih banyak lagi. Jika ada kejuaraan tersebut di tingkat dunia, pasti ada wakil Indonesia yang ikut bertanding. Meski tidak semuanya membawa juara, bisa bersanding dengan jawara dunia di partai final internasional bukanlah hal yang mudah. Bintang menjadi salah satu dari dua atlet terbaik yang terpilih sebagai perwakilan Indonesia untuk maju bertanding pada Venice Cup & Youth League WKF yang akan diselenggarakan di Itali pada Desember mendatang. Membanggakan bukan? Atlet murni berdarah Banyuwangi itu mengaku tak pernah menyangka jika ia diberi kesempatan menjadi perwakilan untuk berlaga di negara tersohor akan kuliner Pizza nya tersebut. “Alhamdulillah, sebelumnya saya tidak pernah membayangkan bahkan terpikirkan pun tidak,” terangnya pada TIMES Indonesia, Sabtu (5/11/2022). Pemuda kelahiran 8 Oktober 2006 ini, merupakan salah satu atlet muda berprestasi yang dimiliki Kabupaten Banyuwangi. Putra pasangan Agung Bayu Bharata dan Rina Mayasari itu memang sudah menggeluti olahraga beladiri karate sejak ia menginjak usia 10 tahun. Terhitung sudah delapan tahun ia berkecimpung dalam dunia beladiri. Selama itu juga berbagai kejuaraan kerap ia menangkan. Seperti yang terbaru, Bintang berhasil meraih juara pertama dalam perlombaan karate dalam Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN). Bintang mengungkapkan bahwa apa yang ia capai saat ini bukanlah hasil kerja kerasnya sendiri. Melainkan ada dukungan dan doa dari orang tua, pelatih serta juga saudara maupun teman dekatnya yang selalu mengiringi dan menjadi semangat dalam berlaga. “Ini berkat dukungan dan doa dari ibu ayah, pelatih serta saudara dan teman dekat saya,” katanya. Saat ini, Bintang pun masuk dalam jajaran atlet yang dipercayai untuk mewakili kontingen Pemerintah Daerah (Pemda) Banyuwangi guna berlaga dalam Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) XIII. Sementara itu, pelatih Bintang, Firda Dian Pramana memaparkan, pihaknya bersyukur karena anak didiknya bisa memperoleh medali juara pertama di perlombaan 02SN sekaligus terpilih mewakili Indonesia untuk bertanding di Eropa. “Alhamdulillah anak didik saya bisa mengikuti jejak saya,” terang Firda, pelatih Bintang. Firda merupakan pelatih yang disiplin dalam melatih atlet-atlet didikannya. Pada tahun 2017 lalu, Firda pernah menjuarai perlombaan karate se-Asia Tenggara. Ia menyampaikan bahwa ia memiliki keinginan agar anak didiknya bisa melebihi apa yang telah ia capai. Selaras, Ketua Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (Forki) Banyuwangi, Aiptu Wayan Redita, menyampaikan syukur atas apa yang telah diperoleh salah satu atletnya. Terlebih membanggakan, ia pun mengungkapkan bahwa Bintang merupakan atlet pertama dari Bumi Blambangan yang terpilih untuk bertanding di tingkat Internasional. “Mudah-mudahan dengan adanya Bintang lomba di tingkat Internasional, bisa memberi motivasi bagi para pelajar lain. Supaya lahir dan muncul lebih banyak atlet bertaraf internasional dari Banyuwangi,” terangnya.

Raih 2 Medali Dalam Sebulan, Della Kian Termotivasi

Raih 2 Medali Dalam Sebulan, Della: Jangan Cepat Berpuas Diri

Della Lutfiah merupakan seorang karateka muda. Baru-baru ini, gadis asal Desa Kayu Abang, Kecamatan Tambang Ulang, Kabupaten Tanah Laut, ini meraih prestasi membanggakan dengan meraih dua prestasi dalam tempo sebulan. Terkini, gadis berjilbab ini sukses meraih juara 1 Kumite Kadet Putri -54 Kg pada Kejuaraan Karate Ketua Umum KONI Cup Kota Banjarmasin Cup 2 pada akhir bulan Oktober lalu. Tak sampai sepekan, Della harus berangkat ke Bandung, Jawa Barat. Ia terpilih bersama tiga atlet Perguruan Lemkari Kalsel masuk tim PB Lemkari untuk berlaga di Kejurnas Piala ketua Umum FORKI yang dihelat di GOR Sabillulungan Si Jalak Harupat, Soreang, Jawa Barat, pada 5-7 November 2021. Kejurnas itu mempertandingkan kelas Kadet, Junior, U-21. Della Lutfiah bertanding di kelas Kadet -54 Kg yang pesertanya cukup banyak. Mereka adalah atlet pilihan dari sejumlah daerah di tanah air maupun perguruan. Di event itu Della sukses meraih medali perunggu yang sangat jarang diraih atlet asal Kalsel. Atas capaian ini, Della sangat termotivasi untuk terus mengembangkan kemampuannya. “Dengan usaha dan kerja keras semoga saja bisa membanggakan kedua orang tua dan utamanya Tanah Laut,” ujarnya. Della bertekad apa yang sudah dijalani bisa berimbas baik pada kehidupannya di masa mendatang. “Intinya jangan malas untuk berlatih, dan tidak cepat berpuas diri,” pungkasnya.

Selain Persiapan Jelang Kejurnas FORKI, Ini Fokus Vanessa Efendi

Selain Persiapan Jelang Kejurnas FORKI, Ini Fokus Vanessa Efendi

Jelang Kejuaraan Nasional Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (Kejurnas FORKI), karateka putri asal Medan, Vanessa Efendi sedang menggenjot persiapan guna mempersiapkan diri mengikuti kompetisi yang rencananya akan digelar di Jakarta dalam waktu dekat ini. Dikatakannya, di antara persiapan itu ia fokus latihan dasar, fisik, dan teknik. Jadwal latihanpun dilaksanakannya setiap hari, di FORKI Sumut dan Medan. “Jelang Kejurnas FORKI nanti, jadwal latihan sebenarnya tergantung pelatih. Biasanya setiap hari, mulai jam 16.00 WIB-18.30 WIB,” ucap Vanessa seperti dilansir Tribun Medan. Selain persiapan jelang kejurnas, atlet karate yang bermain di kelas U21-68 kg ini menyampaikan, ia sangat menjaga kesehatannya. Apa lagi di masa pandemi dan pemberlakuan PPKM. Lebih lanjut diakui Vanessa, pada kompetisi itu ia tidak terlalu mematok target berlebih. Karena, ia hanya fokus memberikan penampilan terbaik. “Medali itu hanya bonus. Kalau prosesnya maksimal, hasilnya mudah-mudahan maksimal juga,” kata ujarnya. Disampaikannya, selain fokus meraih prestasi, Vanessa juga sedang persiapan untuk melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi. Biodata: Nama: Vanessa Efendi Tempat, Tanggal Lahir: Medan , 21 Juni 2003 Ayah: Efran Efendi Ibu: Natasya Viana Dojo: Inkai Tinggi Badan: 173 cm Berat Badan: 61 kg

KOSN Karate SMA Tingkat Kota Tangerang Selatan Telah Sukses Diselenggarakan

Kegiatan Karate Dimasa Pandemi Tetap Berjalan Dengan Menjaga Protokol Kesehatan

KOSN Karate SMA Tingkat Kota Tangerang Seletan Telah Sukses Diselenggarakan di YPI Darussalam Ciputat 21 Mei 2021. Ajang Pertandingan Karate Yang Melibatkan Sekolah SMA SeKota Tangerang Selatan telang dilaksanakan secara tatap muka dengan mematuhi protokol kesehatan baik dari pengukuran suhu tubuh, tidak berkerumun, jaga jarak semua wajib pakai masker dan para peserta hanya didampingi oleh guru atau pelatih sekolah. Kegiatan tersebut dihadiri oleh Pembina YPI Darussalam Bapak H.M. Salman Faris, SE Sekaligus Ketua Umum FORKI Tangsel dan juga Anggota DPRD Kota Tangerang Selatan, Ketua Harian FORKI Tangsel Dadang Rahayu, SH.MH, Sekum FORKI Tangsel Dr. Ir. I Dewa Ketut Suharjana, Kabid Binpres FORKI Tangsel R. Sukma Aji Abimanyu, SH, Bidang Kepelatihan Erick Iskandar, Para Wasit Juri Wakil Ketua Perwasitan Agung Khutobi, Anggota Wasit dan Juga Bidang Pertanding Marwanto JR, dan Anggota Wasit Roy Kadafi, Selain itu Hadir Juga Dari Guru-guru MGMP Tangsel Bapak Masduki, Bapak Riki, Bapak Julius dan Anggota MGMP yang lain. Sebelum acara dimulai Ketua Umum FORKI Tangsel Bapak H.M. Salman Faris, SE memberikan sambutan sakaligus membuka KOSN Karate SMA Tingkat Kota SeKota Tangerang Selatan, Dilanjut penyerahan Setifikat Sertifikasi Pelatih Karate Propinsi Banten yang diselenggarakan Dispora Provinsi Banten tanggal 30 November s/d 4 Desember 2020 dan juga penyerahan Sertifikat Coaching Klinik Pelatih yang yang diselenggarakan KONI Kota Tangerang Selatan 6 – 7 November 2020. Adapun yang mendapat sertifikat Sertifikasi Pelatih Karate Provinsi Banten : 1. R. Sukma Aji Abimanyu, SH 2. Erick Iskandar 3. Marwanto JR 4. Agung Khutobi dan yang mendapat Sertifikat Coaching Klinik Pelatih yang diselenggarakan KONI Kota Tangerang Selatan : 1. R. Sukma Aji Abimanyu, SH 2. Agung Khutobi Selanjutnya adalah hasil KOSN Karate SMA Tingkat Kota SeKota Tangerang Selatan : Putri – Juara 1 Alaysa Sahidatul dari SMAN 2 Kota Tangerang Selatan – Juara 2 Sabrina Hafizah Dini dari SMAN 11 Kota Tangerang Selatan – Juara 3 Andine Amanda dari SMAN 4 Kota Tangerang Selatan Putra – Juara 1 Bambang Priyambodo dari SMAN 1 Kota Tangerang Selatan – Juara 2 Sohail Ali Adil Hakim dari SMAN 2 Kota Tangerang Selatan – Muhammad Raihan dari SMAN 10 Kota Tangerang Selatan. Partandingan tersebut juga terlaksana dengan baik Sportif dan tidak ada kecurangan karena semua Pejabat FORKI juga menyaksikan juga para pelatih-pelatih senior juga melihat dengan cukup seksama bahwa pertandingan itu cukup netral dan tidak ada titip wasit dan sebagainya apalagi pelaksanaan dilaksanakan dimarkas FORKI Tangsel sendiri sehingga ditunggui langsung oleh Ketua Umum FORKI Kota Tangerang Selatan Bapak H.M. Salman Faris, SE. Hasil dari Kejuaraan tersebut akan dikirim pada KOSN Tingkat Provinsi Banten pada tanggal 29 Mei 2021 dan semoga duta dari Tangsel bisa berlanjut ke KOSN Tingkat Nasional.

Empat Karateka Muda Asal Sulut Raih Medali Emas Kejuaraan Dunia

Empat Karateka Muda Asal Sulut Raih Medali Emas Kejuaraan Dunia

Prestasi membanggakan ditorehkan empat karateka muda asal Sulawesi Utara. Keempatnya berhasil meraih medali emas pada Kejuaraan Dunia Virtual Kata Online 2020. Adapun Kejuaraan itu melingkupi Asia dan dilaksanakan di Filipina beberapa waktu lalu. “Empat atlet asal Kabupaten Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara, berhasil mengukir prestasi luar biasa dengan membawa Indonesia menjadi juara pada kejuaraan dunia di Filipina, yang dilaksanakan secara virtual,” kata Pembina Tim Karate Sulawesi Utara, Ascke Benu, seperti dilansir dari Antara. Keempat karateka muda itu adalah Aileen Mardjuki, Jenifer Gigir, Kiara Tololiu, dan Abigael Thomas. Aileen Mardjuki berhasil meraih medali emas pada kelas ‘female level novice belt white’, Jenifer Gigir pada kelas ‘advance belt brown 10 years old’, Kiara Tololiu pada kelas ‘female intermediate belt blue 9 years old’, dan Abigael Thomas pada kelas ‘female advance belt brown 11 years old’. “Mereka adalah karateka muda yang sudah mampu berprestasi membawa nama Indonesia serta Sulawesi Utara di tingkat dunia,” ujar Ascke Benu. Lebih lanjut dikatakan Ascke, pihaknya akan terus melakukan pembinaan terhadap para atlet muda karate ini, untuk menghadapi kejuaraan lainnya. “Saya selaku pembina sangat bangga kepada adik-adik semua. Saya berharap dengan prestasi ini, adik-adik dapat lebih memacu prestasi dalam kejuaraan lainnya,” ungkapnya. Sementara itu, salah satu official team, Hendrik Mardjuki mengatakan, prestasi yang diraih para atlet muda Sulawesi Utara ini tidak terlepas dari dukungan pemerintah baik kabupaten dan provinsi. “Dukungan dari pemerintah juga sangat penting, dan kami rasakan selama anak didik kami mengikuti kejuaraan ini. Kami tentunya akan terus berupaya lebih maksimal untuk kejuaraan lainnya,” ujar Hendrik.

9 Karateka Muda Asal Riau Harumkan Indonesia

9 Karateka Muda Asal Riau Harumkan Indonesia

Pemerintah dan masyarakat Kota Tanjungpinang, Provinsi Kep. Riau patut berbangga diri. Pasalnya, pasalnya sembilan orang karateka muda binaan Komando Distrik Militer (Kodim) 0315/Bintan yang tergabung dalam Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (Forki) Kota Tanjungpinang, berhasil memborong medali pada Kejuaraan Dunia Karate Russian Open Tahun 2020. Kesembilan karateka muda tersebut ialah Azkha Dafina Aurellia, M. Amri Alfajrihan, Septriadi Ramadhani, Dhea Ilfitria Maharani, Devana Syakbanil, Dzakiyah Nur Fadillah, Lyana Dhea, Rainhard Hillarius dan Jalu Armando Shevariano. Pada kejuaraan yang berlangsung secara virtual itu, mereka mampu meraih 1 medali emas, 4 medali perak dan 4 medali perunggu. Berkat raihan tersebut, Komandan Kodim 0315/Bintan Kolonel Inf I Gusti Ketut Artasuyasa selaku Pembina Forki Tanjungpinang yang didampingi Sekum Forki Tanjungpinang, Lina Marlina, serta sempai Rio menyerahkan secara langsung medali dan penghargaan kepada kesembilan karateka muda tersebut di Makodim 0315/Bintan, Jalan Ahmad Yani Km 5 Tanjungpinang, Rabu (02/9/2020) siang. “Hari ini kita semua berbangga hari karena atlet-atlet karate muda kita telah berhasil meraih juara pada ajang bergengsi yakni Karate Russian Open Tahun 2020 yang dilaksanakan secara virtual,” ucap Dandim dilansir dari laman Klikwarta.com. “Kami atas Keluarga Besar Kodim 0315/Bintan mengucapkan selamat kepada adik-adik yang telah mendapatkan Juara I, II dan III pada Karate Russian Open Tahun 2020,” pungkasnya. Lanjut Dandim, ia sangat bangga atas capaian ini dan berharap para atlet muda tersebut tidak cepat puas dan meraih lebih banyak prestasi lagi pada ajang berlevel internasional. “Saya selaku Pembina Forki Tanjungpinang sangat bangga kepada adik-adik semua. Saya berharap dengan ini adik-adik dapat lebih memacu prestasi lebih banyak lagi,” ungkapnya. Sementara itu, Lina Marlina selaku Sekum Forki Tanjungpinang mengucapkan terima kasih kepada Komandan Kodim 0315/Bintan yang telah mendukung para atlit muda yang berprestasi tersebut salah satunya dengan mengizinkan untuk berlatih di Makodim 0315/Bintan. “Berkat bantuan dan dukungan Bapak Dandim, anak-anak dapat meraih prestasi ini karena anak-anak latihan di Kodim 0315/Bintan. Tentunya tak lepas juga dari dukungan dan doa seluruh masyarakat Kota Tanjungpinang atas keberhasilan mengharumkan nama Kota Tanjungpinang dan Indonesia di Kancah Dunia Karate Internasional,” ujar Lina.

Universitas Brawijaya Tuan Rumah POMDA Jatim Cabang Karate dan Bulutangkis

Universitas Brawijaya tuan rumah POMDA Jatim cabang karate dan bulutangkis. (istimewa)

Malang- Universitas Brawijaya (UB) Malang, Jawa Timur (Jatim), menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Mahasiswa Daerah (POMDA) tingkat Jawa Timur (Jatim). POMDA menjadi ajang mencari atlet kontingen yang akan berlaga di Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNAS) mendatang. Tahun ini, UB menjadi tuan rumah untuk cabang olahraga Karate dan Bulu Tangkis yang mulai dihelat pada 24-30 Juni 2019. Dan, diikuti oleh 162 atlet dari 19 perguruan tinggi di Jatim. Untuk cabang karate berlangsung di Gedung Samanta Krida, sedangkan Gelanggang Olahraga (GOR) Pertamina-UB untuk cabang bulutangkis. Upacara pembukaan POMDA Jatim ini dilaksanakan pada Senin (24/6/2019) di Gedung Samanta Krida. Kepada para kontingen, Sekretaris Badan Pembina Olahraga Mahasiswa Indonesia (BAPOMI), Sulistyorini mengatakan bahwa kegiatan ini tidak hanya dilakukan di Malang. “POMDA dan SELEKDA juga dilaksanakan di Surabaya, Jember, Kediri, Madiun dan Bangkalan dan terdiri dari 22 cabang olahraga”, ujar Sulistyorini dikutip situs resmi Universitas Brawijaya (UB) Malang, Jawa Timur (Jatim), Selasa (25/6). Melalui ajang ini, ia berharap dapat menjaring atlet berprestasi untuk POMNAS. Sementara itu, Nuhfil Hanani, Rektor UB, berharap ajang ini dapat menguatkan persaudaraan dan persatuan antar kontingen. “Baik di Jawa Timur maupun di tingkat nasional, semoga POMDA juga bisa menciptakan persatuan dan persaudaraan. Junjung sportivitas dan kejujuran dan ciptakan prestasi Jawa Timur,” tukas Nuhfil. (Adt)

Seleknas Tahap Pertama PB Forki Berakhir, Karateka DKI Jakarta Dominasi Rimbawan Indonesia Karate-Do Championship 2019

Karateka DKI Jakarta mendominasi seleknas tahap pertama PB Forki bertajuk Rimbawan Indonesia Karate-Do Championship 2019, pada 28-29 Maret. (Istimewa)

Jakarta- Seleksi nasional (Seleknas) bertajuk Rimbawan Indonesia Karate-Do Championship, di Auditorium Manggala Wanabakti, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), berakhir pada Jumat (29/3). Dalam event yang dihelat selama dua hari dan diikuti ratusan karateka dari 36 tim se-Indonesia itu, para karateka DKI Jakarta berhasil mendominasi tiga nomor pertandingan. Yakni, karateka Ceyco Georgia Hutagalung dari perguruan Inkado, kelahiran 24 Juni 1999, yang turun di kelas senior kumite putri +68kg. Lalu, senior kata beregu putri Emelia Sri Hanandita, Dian Monika Nababan, dan Anugrah Nurul Lucky dari perguruan Lemkari, dan kelas senior kumite putri -50kg Maya Sheva, kelahiran 29 Agustus 1999 dari perguruan Inkai. Raja Sapta Ervian, Sekertaris Jenderal (Sekjen) Pengurus Besar (PB) Federasi Karate-Do Indonesia (Forki), usai penutupan mengatakan, program seleknas ini adalah proyeksi pembentukan tim nasional (timnas) karate SEA Games 2019 Manila, Filipina. Namun, diungkapkannya, bila event ini bukan satu-satunya seleksi karena masih banyak rangkaian event yang akan diikuti para karateka. “Alhamdulillah, para karateka putra-putri senior saling beradu skill. Ini yang kami harapkan dari PB Forki, pasca mereka latihan keras di dojonya masing-masing, dan ini bukti bahwa mereka benar-benar menunjukkan kemampuannya, sebelum nantinya tampil di event yang sudah diprogramkan oleh PB Forki,” ujar Raja, di Jakarta, Jumat (29/3). Nantinya, jelas Raja, mereka yang akan terpilih masuk dalam pelatnas (pemusatan latihan nasional) SEA Games 2019, namun mereka akan diuji kembali pada ke kejuaraan SEAKAF dan AKF 2019. Pada April nanti ada dua event bergengsi yakni kejuaraan karate Asia Tenggara (SEAKAF) di Thailand pada 12-14 April dan Kejuaraan Karate Asia (AKF) di kota Kinabalu, Sabah, Malaysia pada 26-28 April. Sementara itu, perguruan Inkanas menempati peringkat kedua setelah meloloskan 2 karatekanya, yakni Sandi Firmansyah dan Febi Ramadhan Saputra, peringkat ketiga kontingen Sumatera Utara atas nama Desynta Banurea, Daniel Hutapea dari perguruan KKI. Para karateka yang tampil di ajang Rimbawan Indonesia Karate-Do Championship Seleksi Nasional senior PB Forki mempertandingkan 15 nomor yaitu 4 nomor kata putra-putri, serta beregu dan perorangan. Sedangkan 11 nomor lainnya adalah nomor komite perseorangan putra-putri. (Adt)

Pimpin PB FORKI, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto Gerak Cepat Siapkan Atlet ke Olimpiade 2020

Ketua Umum PB FORKI periode 2019-2023 Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto bersama dengan pengurus yang baru akan bergerak cepat menyiapkan atlet ke Olimpiade 2020, Tokyo, Jepang. (Adt/NYSN)

Jakarta- Kongres XV/2019 PB (Pengurus Besar) Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (FORKI) resmi ditutup pada Minggu (17/2), di Hotel Menara Peninsula, Jakarta Barat.Ketua Umum PB FORKI terpilih 2019-2023, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto berbaur dengan para pengurus provinsi (Pengprov) dan perguruan karate di Tanah Air. Dalam sambutannya, mantan KASAU (Kepala Staf TNI Angkatan Udara) 2017-2018 itu, mengajak seluruh Pengprov dan perguruan untuk bekerja keras dalam memajukan FORKI. Ia juga bertekad membawa organisasi ini kearah yang lebih baik, utamanya dalam prestasi, baik di kancah nasional maupun internasional. “Saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh peserta Kongres FORKI yang telah memilih saya secara aklamasi. Dan, saya juga memberikan penghormatan kepada Pak Gatot (Nurmantyo) yang telah membawa organisasi ini tampil cemerlang,” tutur Hadi dihadapan peserta Kongres XV/2019 PB FORKI. Hadi mengaku bila dirinya telah meminta doa restu kepada Gatot untuk mengemban amanah sebagai ketua umum selama empat tahun kedepan. “Saya memohon doa restu pada Pak Gatot, dan beliau mengatakan bahwa semua akan berjalan dengan baik. Semoga saya juga bisa menjalankan amanah sesuai keinginan organisasi,” lanjutnya. Pria lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) 1986 itu, menegaskan pihaknya bersama dengan para pengurus FORKI yang baru akan bergerak cepat dalam menyiapkan atlet menuju Olimpiade 2020, Tokyo, Jepang. “Dalam waktu dekat kami akan menyiapkan atlet menghadapi Olimpiade. Waktu tersisa hanya tinggal 532 hari, dan saya akan lakukan konsolidasi serta melihat kekurangan yang ada terlebih dahulu untuk kemudian bersama-sama mencari solusi terbaik,” tambah suami dari Nanik Istumawati itu. Guna meraih prestasi di pesta olahraga terbesar sejagat itu, Hadi mengajak semua pihak di FORKI bersama-sama berjuang dan bekerja keras demi meraih prestasi. “Semua harus bisa melaksanakan ini dengan baik. Karena saya memiliki prinsip bahwa kemenangan bisa diraih dengan persiapan diri dengan pola pelatihan yang baik,” jelasnya. Sementara itu, terkait persiapan menuju SEA Games 2019 Filipina, lulusan Sekolah Penerbang TNI AU 1987 itu, menyebut akan terus melanjutkan prestasi yang sudah diraih oleh para pengurus FORKI sebelumnya. “Saya akan terus meningkatkan kemampuan para atlet mempersembahkan prestasi tinggi bagi Merah Putih,” tukas ayah dua anak itu. (Adt)

Terpilih Aklamasi, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto Pimpin FORKI Periode 2019-2023

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto akhirnya resmi terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (FORKI) periode 2019-2023. (tribunnews.com)

Jakarta- Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto akhirnya terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (FORKI) periode 2019-2023. Hasil itu merupakan keputusan Kongres FORKI XV, di Hotel Menara Peninsula, Jakarta Barat, selama dua hari, atau Jumat (15/2) hingga Sabtu (16/2). Pria kelahiran Malang, Jawa Timur, 8 November, 55 tahun silam itu, akan melanjutkan kepemimpinan Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo. Hadi diusulkan oleh 26 Pengprov (Pengurus Provinsi) dan 17 perguruan anggota FORKI. Sedianya Hadi akan hadir ke Kongres XV FORKI, namun berhalangan hadir. Ia mendapat tugas dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Semarang, Jawa Tengah. Dan rencananya Kongres XV FORKI yang semula ditutup pada Sabtu (16/2), diundur pada Minggu (17/2) pagi. Sebelumnya, usai membuka Kongres XV FORKI, Gatot menyatakan bersedia maju lagi sebagai Ketua Umum PB FORKI. Dengan syarat, ia hany bersedia jika dipilih melalui musyawarah dan mufakat. Basiruddin sebagai wakil pimpinan sidang, mengatakan kongres kali ini berlangsung lancar, dan memutuskan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto sebagai Ketua Umum PB FORKI. “Beliau sebelumnya sudah setuju diusung sebagai Ketua Umum PB FORKI, sehingga Pengprov dan perguruan memberi surat rekomendasi keterpilihan Panglima TNI sebagi Ketua Umum yang baru,” ujar Basiruddin, yang juga Ketua Harian FORKI DKI Jakarta. Selanjutnya, Ketua Umum baru akan membentuk struktur kepengurusan dibantu tim formatur. “Ada formatur yang terdiri dari 4 tim, yakni 2 dari Pengprov (Pengprov DKI dan Sumatera Utara), serta 2 perguruan, yaitu KKI (Kushin Ryu M Karate-Do Indonesia) dan INKANAS,” lanjutnya. “Formatur ini akan membantu Ketua Umum terpilih untuk menyusun struktur kepengurusan dalam jangka 30 hari masa kerja,” tambah Basiruddin. Sementara itu, Ellong Tjandra, Ketua Harian FORKI Sulawesi Selatan, berharap Ketua Umum yang baru dapat membawa organisasi kearah yang lebih baik serta memberikan perhatian lebih kepada pengurus daerah. “Semoga dengan kepengurusan yang baru ini, regenerasi atlet dapat berjalan dengan baik, begitu juga dengan pelatih. Selain itu, Ketua Umum yang baru bisa memberikan perhatian kepada pengurus-pengurus di daerah. Dan, kedepan prestasi FORKI harus lebih baik, bisa melebihi prestasi di Asian Games 2018,” tukas Ellong. (Adt)

Kandidat Kuat Ketua Umum Forki Periode 2019-2023, Ini Syarat Dari Gatot Nurmantyo

Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo menjadi kandidat kuat untuk menjadi Ketua Umum PB FORKI periode 2019-2023, dalam Kongres yang diselenggarakan di Hotel Peninsula, Jakarta Barat, Jumat (15/2). (breakingNews.co.id)

Jakarta- Masa jabatan Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo sebagai Ketua Umum PB (Pengurus Besar) Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (FORKI) akan berakhir seiring pelaksanaan Kongres XV PB FORKI, di Ballroom Hotel Menara Peninsula, Jakarta Barat, pada Jumat (15/2). Pria kelahiran Tegal, Jawa Tengah (Jateng), 13 Maret, 58 tahun silam itu, menyatakan bersedia maju lagi sebagai Ketua Umum PB FORKI periode 2019-2023, asalkan dengan satu syarat. “Saya akan maju lagi apabila dipilih secara musyawarah dan mufakat. Menurut saya kalo voting itu tidak pancasilais. Jadi kalau forum menginginkan saya untuk maju lagi, harus secara musyawarah dan mufakat. Diluar itu, saya tidak mau,” ujar Gatot yang hadir dan membuka Kongres XV PB FORKI, Jumat (15/2). Jika nanti dirinya terpilih, maka prioritas utama yang akan dijalankan mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) 2014-2015 itu, adalah menyiapkan atlet guna menghadapi pesta olahraga sejagat, atau Olimpiade 2020, Tokyo, Jepang. “Paling utama adalah menyiapkan atlet untuk Olimpiade. Sebab, menuju ke Olimpiade tidak hanya menyiapkan atlet ‘jagoan’, namun harus juga mengikuti berbagai turnamen internasional,” lanjutnya. Ia menambahkan dalam menyiapkan atlet tak hanya melakukan lewat seleksi, namun mengirimkan mereka untuk mengikuti event internasional. “Selepas Asian Games, kami kirim para atlet ke Chili, Shanghai, Spanyol untuk mereka mengikuti event internasional. Karena itu merupakan bagian dari pengumpulan poin, sehingga atlet bisa mengikuti Olimpiade. Semoga kami bisa mengirimkan minimal 3 hingga 4 atlet, dan itu minimal,” tambah suami dari Enny Trimurti itu. Kongres FORKI akan berlangsung selama dua hari, yakni pada Jumat (15/2) hingga Sabtu (16/2), dan dihadiri perwakilan dari 23 perguruan serta 24 Pengprov (Pengurus Provinsi) untuk menentukan kepengurusan baru. Dalam kesempatan itu, Mayjend TNI (Purn) Suwarno, Wakil Ketua KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) Pusat, meminta cabang olahraga karate mempertahankan sekaligus meningkatkan prestasi yang pernah diraih pada ajang Asian Games 2018, Jakarta-Palembang. “Prestasi yang minimum satu emas itu harus bisa dipertahankan, atau bahkan harus lebih ditingkatkan lagi,” tutur Suwarno dalam sambutan pembukaan Kongres. Di era kepemimpinan Gatot, Indonesia pernah menjadi tuan rumah Kejuaraan Dunia Kadet-Junior dan U-21 di BSD (Bumi Serpong Damai), Tangerang Selatan, Banten, pada 2015. Tak hanya itu, pada Kejuaraan Dunia resmi Federasi Karate Dunia (WKF), para atlet mempersembahkan 4 medali emas. Medali emas masing-masing diraih Ahmad Zigi Zaresta (kata junior perorangan putra), Faqih Karomi (kumite kadet -70 kg putra), Ceyco Georgia Zefanya (kumite junior 59+ kg putra), dan Muhammad Fahmi Sanusi (kumite junior -76 kg putra). Sedangkan di pesta multievent empat tahunan se-Asia, lagu Indonesia Raya berkumandang oleh torehan membanggakan Rifky Ardiansyah Arrosyiid yang sukses mempersembahkan medali emas. Hasil positif ini sangat menggembirakan bagi FORKI, terlebih cabang olahraga beladiri ini paceklik medali emas setelah era Hasan Basari yang meraih medali emas pada Asian Games 2002. (Adt)

Jelang HUT ke-52 Funakoshi Indonesia, Panitia Gelar Kejurnas Junior 2019

Memperingati HUT ke-52 Funakoshi Karate-Do Indonesia, diselenggarakan Kejuaraan Nasional (kejurnas) 2019 kategori junior, di GOR Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, mulai Sabtu (23/1). Tampak gelaran Turnamen serupa memperebutkan Piala Guberur DKI Jakarta yang berlangsung pada 2018 lalu. (poskotanews.com)

Jakarta- Agar terciptanya kualitas dan prestasi atlet karate, perguruan Funakoshi Karate-Do Indonesia akan menggelar Kejuaraan Nasional (kejurnas) 2019. Perhelatan ini akan diadakan di GOR Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, mulai Sabtu (23/1). “Kejurnas Funakasohi 2019 bertujuan mencetak atlet karateka berkualitas, demi memajukan prestasi karate di Indonesia,” ujar Ketua Panitia Funakoshi Kejurnas 2019, Safarudin Harahap, pada Senin (14/1). Adapun tema Kejurnas Funakoshi 2019 yakni membentuk generasi muda karateka Funakoshi yang sehat dan berprestasi. Safarudin menjelaskan ajang ini mempertandingkan mulai kelas kumite, kata perorangan, kata beregu, dan seni, untuk kelompok usia 10 tahun hingga 18 tahun ke atas. Pesertanya merupakan kalangan pelajar SD, SMP, SMA dan sederajat se-Indonesia. Ajang ini juga sekaligus memperingati HUT ke-52 Funakoshi Karate-Do Indonesia. Ia meyakini ajang tersebut merupakan bagian dari pembinaan mental generasi muda Indonesia, dan merangsang aktivitas serta kreativitas remaja. Sebanyak 600 karateka mengikuti kejuaraan ini. “Turnamen Funakoshi menjadi wadah generasi muda berprestasi dalam karate, sehat jasmani rohani, bertanggungjawab dan bahagia,” pungkasnya. (Adt)

Gelar Kejurnas Khusus Wanita, Lebih dari 440 Karateka Berebut GKR Hemas Cup 2018

Ketua Pengprov Inkai DIY, Budi Wibowo (tiga dari kanan), mengepalkan tangan didampingi sejumlah panitia Kejurnas Karate Wanita GKR Hemas Cup 2018, usai sesi jumpa pers di Pendopo Dinas Kebudayan Provinsi DIY, pada Jumat (21/12). Event ini bakal diikuti 440 karateka wanita dari 35 dojo se-Indonesia. (suaramerdeka.com)

Yogyakarta- Terobosan berani dan terbaru dilakukan Pengurus Provinsi (Pengprov) Ikatan Karate do Indonesia (Inkai) DIY dalam menggelar kejuaraan. Kali ini berlevel kejuaraan nasional (kejurnas), sebuah even untuk karateka wanita digelar untuk pertama kalinya. Bertajuk GKR Hemas Cup 2018, berlangsung 22-23 Desember, di GOR Amongrogo, even ini diikuti lebih dari 440 karateka putri se Indonesia. “Kami bangga bisa mewujudkan keinginan sejak lama dengan menggelar kejuaraan yang semua pesertanya atlet putri,” kata Ketua Umum (Ketum) Pengprov Inkai DIY, Budi Wibowo, pada Jumat (21/12). Penyelenggaraan turnamen yang tajuknya diambil dari nama permaisuri Kraton Ngayogyakarta itu, ungkap pria yang juga menjabat Kepala Dinas Kebudayaan DIY dan Asisten Perekonomian & Pembangunan Sekda DIY, sekaligus menggandeng dan berkolaborasi dengan sejumlah perguruan karate lainnya. “Kami bangga, karena kejurnas karate khusus wanita ini, terselenggara bersama beberapa perguruan, semua berkolaborasi di sini. Meski lahir dari INKAI, pesertanya tidak dibatasi dari perguruan kami saja, tapi juga seluruh perguruan yang terdaftar resmi di Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (FORKI),” papar dia. Sedangkan dasar pengambilan nama GKR Hemas, kata Budi lebih kepada sosok dari istri Sri Sultan Hamengkubuno X tersebut. “Karena beliau permaisuri raja, peraih bintang maha putra dari presiden dan anggota DPD RI. Kami rencanakan kegiatan ini akan digelar dua tahun sekali dan memperebutkan piala bergilir,” jelas Budi. Sementara Ketua Panitia GKR Hemas Cup, Anisa Chairuna Hasan Murti menyatakan, ada dua nomor yang dipertandingkan di kejuaraan kali ini. Selain nomor festival (pemula), terdapat nomor open. Kategori festival, jelasi Anisa, untuk para karateka pemula, yang baru enam bulan, atau satu tahun, menggeluti karate. “Jumlah pesertanya sekitar 440 karateka. Sejauh ini, kontingen terjauh berasal dari FORKI Makasar dan Palembang. Adapun terbanyak yakni dari Klaten dengan 60 karateka putri,” tandas dia. Kejurnas ini mempertandingkan 40 kelas, termasuk kata perorangan dan kumite beregu, dari 35 tim (dojo) se Indonesia. Tak sampai disitu, kejuaraan ini tak hanya diikuti oleh sejumlah atlet lokal, namu juga diikuti sejumlah atlet nasional. “Ada beberapa karateka nasioanl yang turun di PON 2016, juga ambil bagian di gelaran ini. Selain peserta adalah wanita, nantinya, wasit yang memimpin juga wanita,” pungkasnya. (Adt)

Lawan 79 Negara, Tim Karate Inkanas Dilepas Menuju Shanghai

Kiri ke kanan (atas) Binpres PB Inkanas Mursalim Badoo, Wasekjend Andi Taletting, Ketua Umum Jenderal Pol (Purn) Badrodin Haiti dan Sekjend Irjen Pol Sam Budigusdian, turut melepas enam karateka menuju Kejuaraan WKF Karate 1 Series A di Shanghai, China. (Inkanas)

Jakarta- Ketua Umum Institut Karate-Do Nasional (Inkanas) Jenderal Pol (Purn) Badrodin Haiti melepas enam atlet yang bakal berlaga di Kejuaraan WKF Karate 1 Series A Shanghai, China, pada 7-9 Desember 2018. Pelepasan itu digelar di Kawasan Sudirman Central Business District (SCBD), Jakarta Selatan, pada Selasa (4/12). Daftar keenam atlet yang bakal tampil itu yakni Krisda Putri (Kata Individu Putri), Tri Winarni (Kumite -61 Kg Putri), Dwi Fadhilah (Kumite -50 Kg Putri), Andi Jerni (Kumite -50 Kg Putri), Aqtur (Kumite -67 Kg Putra) dan Aditya (Kumite +84 Kg Putra). Adapun pendamping tim Karate Indonesia yang bernamakan INKANAS EMAS ini adalah Mursalim Bado’o (Manager), Ricky Muchtar (Official) Yedih Lesmana (Pelatih), Aam Siti Aisyah (Pelatih) dan Donny Zaiko (Pelatih). Kejuaraan yang diselenggarakan oleh World Karate Federation ini, diikuti 79 negara dari seluruh dunia. Kejuaraan ini merupakan ajang untuk meraih poin menuju Olimpiade Tokyo 2020. Kegiatan ini sebagai bentuk keseriusan Badrodin Haiti dalam membina atlet Karate Inkanas, yang secara aktif mengirimkan atlet berprestasi unjuk kebolehan di ajang internasional. Terutama, ajang resmi World Karate Federation (WKF). “Kesempatan ini jangan disia-siakan dan dimanfaatkan betul oleh atlet. Selain itu, kedepannya para pelatih perlu untuk mendapatkan kesempatan di event international untuk memperoleh sertifikasi International,” ujar Badrodin. Hal senada diucapkan oleh Sekretaris Jenderal PB Inkanas, Irjen Pol Sam Budigusdian. Dalam kesempatan yang sama dia menerangkan bahwa PB Inkanas berkomitmen agar dapat berpartisipasi pada setiap seri Kejuaraan International WKF ini. (Adt) Daftar Kontingen Indonesia Atlet Krisda Putri (Kata Individu Putri), Tri Winarni (Kumite -61 kg Putri), Dwi Fadhilah (Kumite -50 kg Putri), Andi Jerni (Kumite -50 kg Putri), Aqtur (Kumite -67 kg Putra),Aditya (Kumite +84 kg Putra) Pendamping Mursalim Bado’o (Manager), Ricky Muchtar (Official), Yedih Lesmana (Pelatih), Aam Siti Aisyah (Pelatih), Donny Zaiko (Pelatih)

Berburu Poin Olimpiade Tokyo, Inkanas Siapkan Karateka Tampil di Shanghai

Menuju Olimpiade Tokyo 2020, Perguruan Karate Institut Karate-Do Nasional (Inkanas), menyiapkan 6 orang atlet tampil di Kejuaraan WKF Karate 1 Series A, di Shanghai, China, pada 7-9 Desember 2018. (istimewa)

Jakarta- Perguruan Karate Institut Karate-Do Nasional (Inkanas), yang dipimpin oleh Ketua Umum Jenderal Pol (Purn) Badrodin Haiti, sudah menyiapkan 6 orang atlet untuk mengikuti Kejuaraan WKF Karate 1 Series A, di Shanghai, China, pada 7-9 Desember 2018. Kejuaraan yang diselenggarakan oleh World Karate Federation (WKF), diikuti oleh 79 negara dari seluruh dunia, yang akan berlomba untuk meraih poin menuju Olimpiade Tokyo 2020. Pada Olimpiade Tokyo ini, Karate pertama kali secara resmi akan ditandingkan di Olimpiade. Untuk mencapai hal ini, karateka Indonesia harus tampil di sejumlah kejuaraan Federasi Karate Dunia mengumpulkan rating poin (seperti bulutangkis). Sebagai syarat tampil pada Olimpiade 2020 Tokyo, para karateka harus bisa masuk 100 besar di peringkat WKF. Agar menjaga peluang para karatekanya bisa tampil di Tokyo, Inkanas memberi kesempatan tampil di ajang WKF, baik kejuaraan dunia, WKF Premier League, maupun Series A. Guna mempersiapkan hal itu, Inkanas selenggarakan Training Camp (TC) sejak 27 November, hingga tanggal keberangkatan pada Selasa (4/12). Selain Mursalim Badoo sebagai pelatih kepala, tim yang bernamakan Inkanas Emas ini, turut didampingi pelatih Yedih Lesmana, Donny Zaiko, Aam Siti Aisyah, dan Official Ricky Muchtar. Mursalim yang juga menjadi manajer mengatakan kegiatan ini merupakan bentuk pembinaan tahap awal Bidang Prestasi PB INKANAS, di kepengurusan 2018-2021. Sedangkan, atlet-atlet yang akan bertanding adalah Krisda Putri (Kata Perorangan Putri), Dwi Fadhilah (Kumite Putri -50 Kg), Tri Winarni (Kumite Putri -61 Kg), Andi Mesyara Jerni (Kumite Putri -50 Kg), Aqtur Dimarsyah (Kumite Putra -67 Kg) dan Aditya Suhendar (Kumite Putra +84 Kg). Ketua Dewan Guru PB Inkanas, Shihan Ellong Tjandra, memberi dukungan penuh pada ajang ini. “Saya berharap nanti makin banyak atlet PB Inkanas yang dikirim ke Kejuaraan International. Begitu pula, untuk pengiriman Wasit dan Pelatih, dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM),” ujarnya. Hal senada diucapkan oleh Wakil Ketua Bidang Luar Negeri PB Inkanas, Ricky Muchtar. Sesuai arahan Ketua Umum yang merupakan mantan Kapolri, Inkanas sangat fokus untuk kegiatan-kegiatan yang bersifat Internasional. Inkanas juga akan mengirimkan beberapa Karate-Ka untuk berlatih ke Jepang, di akhir Januari 2019. “Selain pengiriman atlet ke Kejuaraan di Luar Negeri, Inkanas akan mendatangkan 2 orang pelatih, dari Dojo Pusat Jepang yakni Takashi Yamaguchi (DAN VII) dan mantan juara Dunia, Shinji Nagaki (DAN V), pada 15-19 Desember 2018 di Surabaya dan Medan,” kata Ricky, melalui keterangan tertulisnya, Minggu (2/11). (Adt)

Anak Penjual Martabak di Solo, Jadi Juara Karate Internasional di Belgia

Nandana Putra Purnama (11), Siswa kelas V SD Al Islam 2 Jamsaren, Solo, diapit ayah dan ibunya didepan rumah mereka yang sederhana, serta membawa piala hasil juara di 3rd edition of International Karate Open of Province de Liege, Herstal, Belgia, 14-21 November lalu. (medcom.id)

Solo- Tak ada yang istimewa dari rumah berwarna krem di Jalan Ponconoko I, Tipes, Serengan, Solo, Jawa Tengah ini. Bahkan beberapa cat di bagian pintunya tampak telah mengelupas. Sebuah gerobak bertulis ‘Martabak Bagong’, terparkir di sisi timur rumah. Siapa sangka, rumah serta gerobak itu telah menjadi saksi bisu perjuangan Nandana Putra Purnama (12). Nanda, sapaannya, adalah juara internasional di ajang 3rd edition of International Karate Open of Province de Liege, Herstal, Belgia, pada 14-21 November 2018 lalu. Selain meraih emas di nomor kumite putra, ia juga mengukir medali emas untuk nomor Kata. “Di sini, kami masih ngontrak,” ungkap ayah Nanda, Rohman Sidik Purnomo, akhir pekan lalu, dilansir Medcom.id. Nanda adalah anak kedua dari pasangan Rohman Sidik Purnomo (41) dan Nuryani Puji Lestari (37). Sehari-hari, Rohman bekerja menjual martabak di Jalan Radjiman, Solo. Rohman berjualan setiap pukul 17.00 WIB hingga 22.00 WIB. Sedangkan istrinya adalah ibu rumah tangga biasa. Penghasilan sebagai penjual martabak, lanjut Rohman, memang tak seberapa. Namun semangat Rohman untuk mengasah potensi anak keduanya dalam bidang karate tak pernah surut. Nanda, ucap Rohman, menggemari olahraga karate sejak duduk di kelas TK nol besar. Potensi bocah kelahiran Solo, 6 September 2007 itu, dipengaruhi oleh minat Nanda saat menonotn film laga Ultraman. “Sejak bayi, ia suka nonton Ultraman,” sahut Rohman sembari tertawa dan menunjukkan koleksi keping VCD film Ultraman di rumahnya. Selama menggeluti karate, seringkali Nanda mengikuti berbagai kompetisi karate. Hanya saja, mereka sering terbentur biaya pendaftaran, transportasi dan akomodasi. Terlebih jika kompetisi digelar di luar kota. Sebab, keluarga Rohman hanya mengandalkan penghasilan jualan martabak yang setiap hari tak tentu jumlahnya. “Kuncinya Nanda harus tahu tanggal kompetisi, minimal sebulan sebelumnya. Jadi, kami menabung lebih dahulu untuk bayar pendaftaran dan akomodasi,” terang Rohman. Ia menyebut akan menabung sehari Rp20ribu, jika Nanda memberi jadwal sebuah kompetisi. Selain kompetisi, Rohman mengaku perlengkapan karate tidaklah murah. Satu set perlengkapan mulai dari kostum, hingga pelindung dan sabuk, bahkan bisa mencapai Rp7 juta. Namun bukan Rohman namanya, jika menyerah pada mimpi anaknya menjadi juara karate. Perjuangannya sebagai tulang punggung keluarga tidak sia-sia. Meniti kompetisi demi kompetisi, Nanda pun akhirnya memenangi kejuaraan karate tingkat internasional di Herstal, Belgia. Disiplin. Demikian Rohman mengungkapkan kunci kesuksesan anaknya. Di rumah, Rohman selalu menanamkan bahwa kedisiplinan penting untuk selalu diterapkan. “Shalat harus tepat waktu, begitu juga dengan latihan,” ujar bapak dua anak tersebut. Sejak meminta izin mengikuti karate, Rohman tak pernah khawatir anaknya menyalahgunakan karate untuk berkelahi. Sebab Nanda, akunya, adalah anak pintar, pengertian dan tidak neko-neko. “Kalau di rumah sering juga bantuin saya membeli bahan untuk jualan martabak,” beber pria berusia 41 tahun itu sembari tersenyum. Terus mengasah potensi Nanda dan menyekolahkan putranya hingga perguruan tinggi menjadi impian Rohman dan istrinya. Ia berharap, dari prestasinya suatu saat Nanda akan mendapatkan beasiswa hingga jenjang universitas. Sebelum tampil di Belgia, Nanda menyabet gelar Juara dalam putaran final Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) cabor Karate, yang berlangsung di Jogja, September lalu. Siswa kelas V SD Al Islam 2 Jamsaren ini, mengalahkan wakil Kalimantan Timur di partai puncak. Ia meraih medali emas dari nomor kumite tingkat SD/MI. Beruntung, Pemerintah Kota Solo, Jawa Tengah, akhirnya berjanji menjamin pendidikan untuk anak berprestasi tersebut. Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo akan memberikan kemudahan Nanda untuk masuk ke Kelas Khusus Olahraga (KKO) di SMPN 1 Surakarta. “Minimal itu yang bisa kita berikan,” kata Rudy pada Senin (26/11). Menurutnya, KKO yang dimiliki Pemkot Solo tepat membina prestasi Nanda. Apalagi, KKO juga menyediakan kelas khusus untuk olahraga karate. Selain menjamin pendidikan untuk Nanda, pemerintah Solo juga akan berusaha memberi hadiah prestasi, dalam bentuk uang pembinaan. Rudy, begitu dia disapa, belum dapat menjanjikan kapan hadiah itu bisa cair. “Kalau untuk dana tidak terencana seperti ini kan kita kesulitan. Sekarang selain bencana tidak bisa cair. Tapi kita tetap akan usahakan,” ujar Rudy. (Adt)

Kunci Titel Juara Umum APSKF, Bekal Indonesia ke Kejuaraan Dunia WSKF 2019

Tim Indonesia mampu menjadi juara umum pada Kejuaraan Karate Shitoryu Asia Pasifik (APSKF) ke-15. Mereka menjadi yang terbaik usai mengoleksi 17 medali emas, 12 perak, dan 15 perunggu atau total 44 medali pada pertandingan selama dua hari, Jumat-Sabtu (23-24/11). (sindonews.com)

Jakarta- Tim Indonesia mampu menjadi juara umum pada Kejuaraan Karate Shitoryu Asia Pasifik (APSKF) ke-15. Mereka menjadi yang terbaik usai mengoleksi 17 medali emas, 12 perak, dan 15 perunggu atau total 44 medali pada pertandingan selama dua hari, Jumat-Sabtu (23-24/11). Bahkan, Indonesia mampu mengungguli Jepang yang harus puas di tempat kedua dengan perolehan 16 medali emas, 3 perak, 2 perunggu atau 21 medali. Sementara posisi ketiga event Sithoryu Asia Pasifik Ke-15 itu menjadi milik China Taipei yang mengumpulkan 6 emas, 13 perak, dan 11 perunggu atau total 30 medali. Menurut Ketua Umum PB Shitoryu Indonesia Karate-Do (Shindoka) Iwan Setiawan, kesuksesan tim Merah Putih patut disyukuri. Sebab, selain sukses menjadi penyelenggara, Indonesia juga berhasil meraih prestasi membanggakan, yakni juara umum. Tentunya, itu prestasi yang sangat membanggakan bagi Indonesia. “Saya senang dan bangga dengan perjuangan segenap atlet Indonesia yang mampu dan berhasil meraih Juara umum, yaitu kedudukan teratas dan terhormat di antara 19 negara peserta,” ujar Ketua Umum PB Shindoka Iwan Setiawan, seusai penutupan acara, pada Sabtu (24/11) malam. Dari perolehan medali, terlihat perebutan medali emas dan perak yang cukup ketat antara Indonesia, Jepang, dan China Taipei. Iwan menilai, keberhasilan tim Indonesia tersebut hendaknya bisa menjadi pemacu semangat segenap atlet Indonesia untuk terus berlatih meraih prestasi optimal di kancah internasional. “Maret 2019, Shindoka/tim Indonesia akan mengikuti Kejuaraan Dunia Karate WSKF (World Shitoryu Karate-Do Federation) di Tokyo Budokan-Jepang, yang diikuti sekitar 60 negara anggota WSKF,” tegas Iwan yang baru terpilih sebagai Presiden APSKF. Iwan menyatakan, hasil di APSKF tentu akan menjadi modal berharga bagi kesiapan Indonesia di Kejuaraan Dunia WSKF. Namun, dia tetap menilai perlunya persiapan dan pelatnas lebih lanjut yang lebih intensif, guna meraih medali emas di kancah bergengsi tersebut. Terutama bersaing dengan tim Jepang, yang dipastikan akan tampil dengan kekuatan penuh. Selain perebutan medali, kata Iwan, pihaknya juga berusaha keras bisa meraih kepercayaan pimpinan puncak WSKF untuk menjadi tuan rumah (host) Kejuaraan Dunia Karate Shitoryu (WSKF) di Indonesia. “Tempatnya sebagai paparan /proposal kami akan gunakan Venue Mahaka yang memenuhi kriteria untuk digunakan sebagai lokasi ajang kejuaraan dunia. Selain lokasinya yang tidak jauh dari airport, juga dikelilingi oleh beberapa hotel, mal, dan tempat rekreasi untuk para peserta,” tegas Iwan. (Adt)

Siapkan Atlet Karate Potensial ke Kejuaraan Dunia, Kandaga Sarana Gelar Kejurnas

Kejurnas Karate Perguruan Kandaga Prana 2018 digelar di GOR Cempaka Putih, Jakarta Pusat pada 24-25 November 2018. Sebanyak 317 atlet dari 18 Pengurus Provinsi Kandaga Prana di Indonesia, tampil dalam 60 kelas, dari usia dini hingga senior. (tempo.co)

Jakarta- Pengurus Besar (PB) Perguruan Kandaga Prana menggelar Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Perguruan Kandaga Prana, yang berlangsung di GOR Cempaka Putih, Jakarta Pusat, 24-25 November. Perguruan Kandaga Prana merupakan salah satu dari 25 perguruan karate di bawah naungan Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (Forki). Ketua Dewan Guru Kandaga Prana, Aldrin Tando menyampaikan, agar atlet terus menempa diri. “Karate ini satu-satunya cabang olahraga yang tak tergantung alat, tergantung pada diri sendiri, selamat bertanding, tantangan terbesar anda adalah mengalahkan diri sendiri”, ujar Aldrin di Jakarta, Minggu (25/11). “Tahun 2020 untuk pertama kali karate dipertandingkan di Olimpiade yaitu di Jepang, kami berharap dari ajang ini atlet muda kami meniti karir sebagai atlet karate. Dan bisa bertanding di Olimpiade serta ajang nasional, dan internasional bahkan lainnya,” tutur Rocky Pesik, Ketua Pengurus Provinsi Kandaga Prana DKI. Wakil Ketua Panitia Kejurnas Harison Mocodompis, menyatakan kejuaraan ini diikuti oleh atlet Kandaga Prana dari seluruh Indonesia. “Selama dua hari ini akan bertanding 317 atlet dari 18 Pengurus Provinsi Kandaga Prana di Indonesia, mempertandingkan 60 kelas, dari usia dini hingga senior,” ungkap Harison. Kandaga Prana yang berdiri pada 1971 adalah salah satu dari 20 perguruan pendiri PB Federasi Karatedo Indonesia (Forki). Namun perguruan ini tak berkembang, dan hanya punya 5 pengurus provinsi sebelum pembenahan menejemen pada 2015 oleh Aldrin. Saat ini Kandaga Prana tersebar di 17 provinsi. Selain Kejurnas, juga diselenggarakan tiga event penting, yakni penataran untuk wasit dan guru dalam rangka penyegaran, ujian DAN, oleh Shuseki-Shihan & Direktur Federasi Shotokan Karate-Do International, Manabu Murakami (dan 8) dari Jepang. (Adt)

Indonesia Targetkan Juara Umum 15th APSKF 2018 Dan Incar Posisi Tuan Rumah Kejuaraan Dunia

Tim Kata beregu putra Indonesia yang terdiri dari Erlando Stefano, Muhammad Wisnu Hidayat dan Chogun Miyagi, meraih emas di hari pertama ajang 15 Asia Pasific Shitoryu Karate-do Federation (APSKF) 2018 yang digelar di Britama Arena, 23-24 November 2018. (tribunnews.com)

Jakarta- Indonesia menargetkan juara umum ajang 15 Asia Pasific Shitoryu Karate-do Federation (APSKF) 2018 yang digelar, 23-24 November 2018 di Britama Arena, Mahaka Square, Kelapa Gading Jakarta. Ketua umum Shitoryu Indonesia Karate-do (Shindoka), Iwan Setiawan, pada Jumat (24/11) di Jakarta menyatakan, sebagai tuan rumah Indonesia membidik gelar juara umum. “Kita pernah menempati peringkat kedua. Kali ini kita yakin juara umum. Apalagi Jepang tak menurunkan tim kata yang utama,” terang Iwan. Iwan yang juga presiden Asia Pasifik Shitoryu Karate Federation (ASKF), berharap setelah sukses menggelar APSKF 2018 Indonesia bisa menjadi tuan rumah kejuaraan dunia. “Melalui ajang ini kita yakinkan Presiden World Shitoryu Karate Federation, bahwa Indonesia layak menjadi tuan rumah kejuaraan dunia. Tahun depan kejuaraan dunia Shitoryu akan digelar di Tokyo, Jepang, dan diikuti sekitar 70 negara. Kita akan meninjau kesana. Kita yakin bisa menggelar kejuaraan dunia,” lanjutnya. 15th APSKF 2018 diikuti oleh 459 peserta dari 19 negara. Sebagai tuan rumah, Indonesia menurunkan 56 atlet putra dan putri. Ajang ini juga untuk memberi kesempatan tampil bagi atlet usia dini, pemula, kadet dan junior. Ajang ini juga mempertandingkan kelas senior dan Veteran. Sekjen PB.FORKI Lumban Sianipar usai acara pembukaan menyatakan sangat gembira dengan kejuaraan ini. “Saya sangat senang dengan ajang ini. Kita berharap Indonesia mampu merebut gelar juara disini”. “Kita tengah mempersiapkan tim untuk pelatnas. Baik itu untuk SEA Games 2019 dan Olimpic 2020. Makin banyak kejuaraan, tentu kita bisa lihat lebih banyak calon atlet yang akan masuk Pelatnas,” terangnya. Selain Lumban, sejumlah pejabat yang hadir dalam acara pembukaan antara lain, Presiden World Shitoryu Karate Federation Sensei Iwata Genzo, Grand Master Soke Ken Yu Mabuni, dan Senior Advisor Shindoka Sensei Rusmanhadi. Di hari pertama laga, Indonesia meraih dua medali emas nomor bergengsi, dari Kata Beregu Putra dan Putri. Kata beregu putra yang terdiri dari Erlando Stefano, Muhammad Wisnu Hidayat dan Chogun Miyagi, di partai final menang 5-0 atas tim Srilanka. Sedangkan kata beregu Putri yang terdiri dari Navita Azzahra, Marzella Sekar Damayanti, Cintya Auraria, merebut emas usai unggul 4-1, dari Kata Beregu Hong Kong. (Adt)