Garuda Muda Tahan Imbang Pantai Gading

Pemain Timnas Indonesia U17 vs Pantai Gading U17

Hasil Timnas Indonesia U17 vs Pantai Gading U17 berakhir imbang tanpa gol. Laga uji coba ini digelar di Dubai pada Senin (27/10/2025) waktu setempat. Ini menjadi pertandingan uji coba kedua bagi skuad asuhan Nova Arianto. Sebelumnya, Garuda Muda menelan kekalahan tipis 1-2 dari Paraguay U17. Timnas U17 sebenarnya tampil solid dan menciptakan beberapa ancaman. Namun, pertahanan kokoh Pantai Gading terbukti sulit ditembus. Rangkaian uji coba ini merupakan persiapan akhir jelang Piala Dunia U17 2025. Turnamen tersebut akan berlangsung di Qatar pada 3-27 November mendatang. Timnas Indonesia U17 masih menyisakan satu agenda uji coba terakhir. Lawan berikutnya yang akan dihadapi adalah Panama U17. Pertandingan ini diprediksi akan kembali berlangsung sengit. Laga ini menjadi kesempatan terakhir mengasah strategi dan mental. Duel melawan Panama U17 akan kembali dihelat di Dubai. Pertandingan dijadwalkan pada Rabu, 29 Oktober 2025, pukul 22.00 WIB. Setelah merampungkan laga tersebut, Garuda Muda akan segera bertolak. Mereka akan berangkat ke Qatar untuk fokus ke Piala Dunia U17 2025. Perjuangan Timnas Indonesia U17 di Qatar dipastikan tidak akan mudah. Hasil undian menempatkan mereka di Grup H. Lawan-lawan tangguh sudah menanti di fase grup. Garuda Muda akan bersaing melawan Brasil, Honduras, dan Zambia. Laga perdana Timnas Indonesia akan tersaji pada 4 November 2025. Skuad asuhan Nova Arianto akan menantang wakil Afrika, Zambia. Selanjutnya, Indonesia akan melawan favorit juara Brasil (7/11). Laga terakhir grup akan menghadapi Honduras pada 10 November.

Indonesia Masters II 2025: Ubed Podium Teratas

Moh. Zaki Ubaidillah

Pemain bulu tangkis tunggal putra Indonesia, Moh. Zaki Ubaidillah, sukses menjuarai Indonesia Masters II 2025, setelah menundukkan wakil China, Dong Tian Yao, Minggu (26/10). Bertanding di GOR PBSI, Medan, Sumatra Utara, Ubed, sapaannya, menang straight games 21-11, 21-8 dalam tempo 30 menit. “Pertama–tama saya mau mengucap syukur karena hari ini diberikan kemenangan tanpa cedera dan pertandingan berjalan cukup lancar,” kata Ubed melalui keterangan pers Humas dan Media PP PBSI. Atlet asal Sampang, Madura, Jawa Timur ini menuturkan, awal pertandingan berlangsung ketat, tetapi ia tetap berupaya tenang dan meningkatkan fokusnya. Ia mengaku sudah menyiapkan strategi sejak awal, menyadari Dong dengan postur tinggi akan berusaha menyerang lebih dulu. “Jadi saya sudah siap dengan itu, saya ambil posisi lapangan ‘kalah angin’ dulu dengan mindset siap capek dan siap ngadu di lapangan,” ujarnya. “Dari buangan bola saya juga berusaha untuk mengontrol dan membatasi serangan lawan, dalam posisi menyerang pun saya tidak mau buru-buru,” Ubed, menambahkan. Setelah dua kali meraih medali perak pada BWF World Junior Championships 2025 beberapa pekan lalu, Ubed akhirnya sukses menjadi juara di Indonesia Masters 2025. Ia merasa sangat gembira dengan pencapaian ini, sekaligus mendapatkan semangat tambahan dari dukungan penonton yang memadati arena pertandingan. “Kemenangan ini saya persembahkan untuk kedua orang tua dan keluarga saya yang selalu mendoakan saya. Untuk Indonesia, PBSI, dan PB Djarum,” katanya. “Target ke depan, semoga lebih baik lagi dan bisa meraih prestasi yang lebih baik lagi,” demikian Ubed. Selain itu, Indonesia mampu mengamankan gelar dari nomor ganda putri. Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva mampu mengungguli juniornya, Isyana Meida/Rinjani Nastine. Apri/Fadia menang dengan skor 21-11, 21-17. Dengan demikian, Indonesia mampu mengamankan empat gelar juara.

Indonesia Masters II 2025: Ganda Putra Indonesia Juara

Raymond Indra/Nikolaus Joaquin

Ganda putra Indonesia, Raymond Indra/Nikolaus Joaquin, menjuarai Indonesia Masters II 2025 berkat kemenangan atas pasangan “gado-gado” asal Korea Selatan dan Malaysia, Choi Sol Gyu/Goh V Shem, Bertanding di GOR PBSI, Medan, Sumatra Utara, Raymond/Joaquin menang tiga gim 21-18, 17-21, 24-22 dalam durasi 66 menit. “Pertama-tama, puji Tuhan kita bisa bermain dengan lancar dan tidak ada cedera. Permainan tadi sungguh menegangkan buat kami,” tanggap Joaquin kepada tim Humas dan Media PP PBSI. Di gim pertama, menurut Joaquin, mereka bermain agresif karena berada di posisi “menang angin”. Namun, di gim berikutnya, meski sempat unggul 11-9, mereka terburu-buru menyerang sehingga Choi/Goh dapat mengantisipasi pukulan, akhirnya kalah 13-21. “Gim ketiga, kita juga mengunakan pola yang sama, yaitu menyerang dan ketika kita berpindah tempat di poin 11, kita di posisi ‘kalah angin’. Kita mencoba bermain sabar dan itu berhasil cuman di pon kritis ketika kita unggul 20-19,” tuturnya. “Saya servis nyangkut dan tangan saya sempat gemetar. Tapi pelatih dan partner saya terus meyakinkan saya untuk mengambil kesempatan ini untuk menjadi juara Super 100,” Joaquin, menuturkan. Di poin-poin kritis, lanjutnya, mereka sempat unggul tiga kali dan diminta untuk menunggu bola lawan sambil tetap tenang dan sabar. Meski begitu, mereka tetap memilih menyerang, percaya bahwa strategi terbaik dalam pertahanan adalah dengan terus menekan lawan. Sementara, menurut Raymond, Choi/Goh memiliki keunggulan pengalaman, yang membuat mereka tetap tenang meski tertinggal, berkat seringnya mereka tampil di turnamen tingkat tinggi. “Tadi di poin kritis, saya kayak deja vu aja, karena saya pernah tiga kali final dan kalah terus di poin mepet-mepet gitu, rasanya bebannya berat aja gitu ke sendiri, karena pengin menang banget,” tuturnya. “Akhirnya lega banget saya bisa juara Super 100. Sebelumnya dengan partner yang beda, gagal dua kali di final dengan Joaquin juga sudah gagal sekali untuk juara. Dukungan penonton sangat memberikan semangat buat kita, apalagi Papa dan Mamanya Joaquin juga hadir di sini,” Raymond, menjelaskan. Di sisi lain, Joaquin menyatakan, kemenangan ini dipersembahkan untuk Indonesia, PBSI, dan skuad ganda putra pratama, menyusul gelar juara perdana mereka di turnamen Super 100. Ia berharap bersama Raymond, prestasi tersebut dapat meningkatkan performa dan grafik perkembangan mereka ke depan. “Minggu depan kita akan berangkat ke Korea Super 300. Karena kita sudah ada gelar di sini kita mau lebih pede tampil di Korea, dan bisa lebih baik dari penampilan sebelumnya di Macau Super 300,” pungkasnya.

Indonesia Masters II 2025: Marwan/Aisyah Juara

Marwan Faza/Aisyah Salsabila Putri Pranata

Ganda campuran Indonesia, Marwan Faza/Aisyah Salsabila Putri Pranata, menempati podium teratas Indonesia Masters II 2025, berkat kemenangan di partai puncak atas pasangan Malaysia, Jimmy Wong/Lai Pei Jing, Minggu (26/10). Bertanding di GOR PBSI, Medan, Sumatra Utara, pasangan unggulan teratas tuan rumah itu menang tiga gim 16-21, 21-19, 21-3 dalam tempo 49 menit. “Pertama-tama bersyukur bisa meraih gelar di rumah sendiri. Tahun lalu kami ada di final, hari ini kami bisa juara. Kepuasan tersendiri bisa juara di Indonesia,” tanggap Marwan melalui keterangan pers Humas dan Media PP PBSI. Lebih lanjut Marwan menjelaskan, di gim pebuka, mereka mengalami kesulitan karena banyak melakukan kesalahan sendiri saat servis, tercatat hingga enam kali. Kondisi tersebut, menurutnya, membuat ritme permainan menjadi tidak nyaman dan turut memengaruhi performa mereka secara keseluruhan. “Hawa mainnya juga kurang dapat gitu, kayak greget mainnya kurang. Main serba datar-datar aja,” kata pemain kelahiran Kuningan, Jawa Barat, pada 05 Mei 2004 itu. “Di gim kedua, kita berusaha untuk meyakinkan diri dan pikiran untuk bisa kembali fokus ke permainan dan akhirnya kami bisa keluar dari tekanan,mengejar ketertinggalan dan berakhir dengan kemenangan 21-19,” Marwan, menambahkan. Marwan menjelaskan, di gim penentuan, mereka mulai menemukan ritme permainan dan tampil lebih percaya diri, dan mampu mengambil kendali sejak awal gim dengan terus menekan lawan melalui serangan agresif, baik dari permainan depan maupun belakang, hingga membuat pasangan negeri jiran itu berbalik tertekan. Sementara, Aisyah mengutarakan, menghadapi Lain, pemain berpengalaman di sektor ganda campuran menjadi pengalaman berharga baginya. Ia mengaku sudah pernah berhadapan dengan Lai bersama pasangan yang berbeda, dan meski kemampuan lawan kali ini dinilainya tidak terlalu merata, laga tersebut tetap menjadi ajang penting untuk menambah jam terbang di level tinggi. “Dukungan penonton berarti banget untuk kami dan kami tidak mau mengecewakan penonton apalagi hari ini di final penontonnya lebih penuh,” ujarnya. Bagi Aisyah, kemenangan ini menjadi persembahan bagi keluarga, pelatih, rekan-rekan, serta bangsa Indonesia, dengan torehan gelar juara. Adapun bagi Marwan, kemenangan di final turnamen bulu tangkis level BWF Tour Super 100 menjadi hadiah bagi orang tua dan orang-orang terdekatnya. Ia mengakui perjuangannya tidak mudah, terlebih setelah sempat tertinggal dan harus beradaptasi dengan pasangan baru. “Semoga ke depannya saya lebih percaya diri,” ujarnya. “Target ke depan pengin di level Super 300 kita bisa lebih bersaing karena sebelumnya kita belum tembus-tembus kerap kalah di babak 16 besar, jadi kita pengin lebih baik dari itu,” demikian Marwan.

BAJC U17 & U15 2025: Antiklimaks Dua Wakil Indonesia di Final

Muhammad Luthfi Habibi/Faza Iwadh Kurnia Ramdhan

Ganda putra U17 Indonesia asuhan PB Djarum, Muhammad Luthfi Habibi/Faza Iwadh Kurnia Ramdhan belum berhasil menjadi juara di ajang Badminton Asia U17 & U15 Junior Championships (BAJC) 2025. Mereka finis di posisi kedua setelah pada laga final hari ini, Minggu (26/10) takluk ditangan unggulan kedua asal Taiwan, Ping Hsuan Chen/Wei Ting Lee. Berlangsung di Chengdu University of TCM Wenjiang Campus Gymnasium, Chengdu, China, Faza/Luthfi tampil tidak dalam kondisi terbaiknya. Alhasil kekalahan harus mereka terima dengan dua game langsung 7-21, 10-21 dalam waktu 24 menit. Hasil kurang menguntungkan juga harus diterima oleh ganda purtra U15 Indonesia asuhan PB Djarum, Muhammad Waldan Habibi/Darmawan Setiawan di final. Keduanya harus mengakui keunggulan tuan rumah, Wu Hua/Zheng Huai Bo usai kalah dua game langsung dengan skor tipis 18-21, 21-23. Darmawan/Waldan sebenarnya sempat mendapat memberikan angin segar saat lebih dulu memimpin angka 20-18 di game kedua. Akan tetapi diakui keduanya kehilangan fokus sehingga lawan mampu membalikan keadaan. Dengan demikian, Indonesia harus puas dengan raihan dua medali perak di Badminton Asia U17 & U15 Junior Championships 2025.

Garuda Muda Kalah di Laga Uji Coba Kontra Paraguay

Indonesia U17 vs Paraguay U17

Timnas Indonesia U17 harus mengakui keunggulan Paraguay U17 dalam laga uji coba jelang mengikuti Piala Dunia 2025. Garuda Muda dikalahkan Albirroja 1-2. Pertandingan persahabatan kelompok umur bertajuk U17 Dubai Youth Challenge 2025 mempertemukan Indonesia vs Paraguay. Pertandingan digelar secara tertutup di Lapangan 2 Kompleks Klub Al Hamriyah, Uni Emirat Arab, Sabtu (25/10/2025) malam WIB. Informasi jalannya pertandingan dirilis Federasi Sepakbola Paraguay (APF) selepas laga tuntas digelar. Timnas Indonesia U17 sempat unggul 1-0 di babak pertama, tapi APF tak menyebut siapa pencetak gol Garuda Muda. Paraguay U17 mengganti beberapa pemainnya di babak kedua demi mengejar ketertinggalan. Hasilnya, skor berubah menjadi 1-1 setelah pemain pengganti, Jose Buhring, mencetak gol lewat bola sundulannya. Gol kemenangan dicetak Paraguay di menit injury time. Striker Mauricio de Carvalho membobol gawang Indonesia U17 dan memastikan kemenangan timnya 2-1. Ini menjadi pertandingan uji coba pertama Indonesia U17 di Uni Emirat Arab. Evandra Florasta cs selanjutnya bersua Pantai Gading (27/10) dan Panama (31/10). Timnas Indonesia U17 tergabung di Grup H dalam Piala Dunia U17 2025. Pasukan Nova Arianto satu grup bersama Zambia, Brasil, dan Honduras. Susunan Pemain Indonesia U17: Dafa Algazemi, Lucas Lee, Putu Panji, Matthew Balxer, Evandra Florasta; Nazriel Alvaro, Eizar Jacob, Fabio Irawan, Alberto Henga; Gholy Zahaby dan Mierza Firjatulloh. Paraguay U17: Matias Fernandez; Thiago Aranda, Mauro Coronel, Leo Cristaldo dan Ymanol Ruiz; Milan Freyres, Aldo Sanabria, Alan Ledesma dan Pedro Villalba; Carlos Franco, Mauricio de Carvalho.

Pertama di Indonesia, UNJ Gelar Kejurnas Pickleball Pelajar 2025

Kejurnas Pickleball Pelajar 2025

Universitas Negeri Jakarta (UNJ) melalui Klub Olahraga Prestasi (KOP) Pickleball menggelar Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Pelajar 2025 untuk cabang olahraga (cabor) Pickleball pada 24–26 Oktober 2025. Ajang bergengsi ini diselenggarakan di Lapangan Pickleball Kampus A dan Kampus B UNJ, sekaligus menjadi Kejurnas Pickleball Pelajar pertama di Indonesia. Kegiatan ini diikuti oleh pelajar SLTA dari 34 provinsi di seluruh Indonesia yang menandai antusiasme luar biasa terhadap olahraga yang tengah berkembang pesat di tanah air ini. Terdapat lima kategori yang dipertandingkan, yaitu Tunggal Putra, Tunggal Putri, Ganda Putra, Ganda Putri, dan Ganda Campuran. Pada kesempatan ini, Prof. Komarudin selaku Rektor UNJ sekaligus Ketua Umum Pengurus Besar Indonesia Pickleball Federation (PB IPF), menyampaikan bahwa Kejurnas Pelajar ini menjadi langkah penting dalam pengembangan Pickleball di Indonesia. “Pada 22 Oktober 2025 lalu, UNJ meresmikan Lapangan Pickleball UNJ yang juga ditetapkan sebagai Indonesia Pickleball Center. Peresmian ini bukan hanya simbol fasilitas olahraga baru, tetapi wujud komitmen UNJ untuk memajukan dan memasyarakatkan olahraga Pickleball di Indonesia,” ujar Prof. Komarudin. Prof. Komarudin menegaskan bahwa Kejurnas Pelajar cabor Pickleball ini diharapkan menjadi wadah pembinaan atlet muda sejak dini sekaligus mencetak generasi berprestasi di tingkat nasional dan internasional. “UNJ berkomitmen menjadikan Pickleball sebagai cabang olahraga unggulan baru yang menumbuhkan semangat sportivitas, kebersamaan, dan prestasi,” tambahnya. Sementara itu, Susilo, Sekretaris Jenderal PB IPF sekaligus dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan (FIKK) UNJ, menyampaikan rasa bangganya karena UNJ kini menjadi pelopor dalam pembinaan olahraga ini di kalangan pelajar. “Kejurnas Pelajar 2025 cabor Pickleball ini jadi momen bersejarah dalam pembinaan olahraga nasional.Dari UNJ, kita mulai membangun ekosistem Pickleball yang kuat, mulai dari pelajar, mahasiswa, hingga komunitas masyarakat. Harapannya, Indonesia akan memiliki atlet-atlet tangguh yang bisa bersaing di tingkat internasional,” ujar Susilo yang juga memiliki andil besar dalam memperkenalkan olahraga Pickleball pertama kali di Indonesia sejak tahun 2019. Melalui penyelenggaraan Kejurnas Pelajar 2025, UNJ menunjukkan konsistensinya sebagai Kampus Unggul dan Berprestasi Nasional, yang tidak hanya berfokus pada aspek akademik tetapi juga berperan aktif dalam pembinaan olahraga dan pengembangan karakter generasi muda. Kegiatan ini juga menjadi momentum strategis untuk memperkuat sinergi antara pendidikan, inovasi, dan sportivitas, selaras dengan semangat UNJ sebagai Kampus Berdampak dan World Class University yang memajukan olahraga berbasis pendidikan dan riset.

Asian Youth Games 2025: Aira Martha Juga Sumbang Perunggu

Aira Martha Ardistri

Atlet triathlon Indonesia, Aira Martha Ardistri, meraih medali perunggu pada nomor Girls Super Sprint Triathlon Asian Youth Games. Ia mencatat waktu finis 30 menit 54 detik dalam ajang yang digelar di Bahrain. Aira hanya terpaut 36 detik dari peraih emas Enge Xu asal China. Sementara, posisi kedua diraih Zijia Bian, juga dari Tiongkok, dengan selisih 28 detik lebih cepat. Keberhasilan ini menjadi podium multievent pertama bagi Aira sejak beralih dari cabang renang ke triathlon. Ia mulai menekuni olahraga tersebut sekitar satu setengah tahun lalu. “Saya ingin berterima kasih kepada semua yang mendukung,” ujar Aira dalam keterangan yang diterima RRI. Ia menyebut pencapaian ini menjadi batu loncatan penting dalam kariernya. Target berikut Aira adalah tampil di Youth Olympic Games Dakar 2026 mendatang. “Mimpi saya menjadi Olympian,” ucapnya penuh semangat. Pelatih Aira, Nethavani, turut memuji performa luar biasa anak didiknya. “Kita berada di jalur yang benar,” katanya seusai pertandingan. Menurut Nethavani, bersaing dengan atlet dari Tiongkok dan Jepang bukan hal mudah. Namun, potensi atlet muda Indonesia di cabang triathlon terus berkembang pesat setiap tahunnya. Aira dikenal memiliki karakter gigih dan pantang menyerah dalam latihan. “Selalu menjalani latihan dengan semangat tinggi,” kata Nethavani menambahkan. Selain Aira, Indonesia juga menurunkan tiga atlet lain di cabang triathlon. Wahyu finis di posisi kedelapan dan Leader di posisi kesepuluh untuk nomor putra. Sementara itu, atlet Maurizka tidak menyelesaikan lomba karena kendala teknis di lintasan. Seluruh tim Indonesia mendapat dukungan dari sejumlah sponsor terkemuka. Prestasi Aira dinilai menjadi bukti nyata kemajuan olahraga triathlon Indonesia. Tim nasional siap terus bersaing dan meningkatkan capaian di ajang internasional mendatang. Medali perunggu Aira di Bahrain menjadi inspirasi bagi generasi muda. Indonesia optimistis mampu mencetak lebih banyak prestasi di berbagai kompetisi multilomba dunia.

Asian Youth Games 2025: MMA Tambah Empat Medali

Bumi Magani Abraar Himara

Tim Indonesia kembali menorehkan prestasi di ajang Asian Youth Games 2025. Kali ini, empat atlet muda Tanah Air dari cabang olahraga Mixed Martial Art (MMA) sukses menyumbangkan empat medali perunggu setelah tampil di babak semifinal yang digelar di Exhibition World Bahrain, Sabtu (25/10/2025). Cabor MMA menjadi salah satu yang paling kompetitif dalam pesta olahraga muda se-Asia tersebut. Pertandingan yang berlangsung sengit sejak babak penyisihan menempatkan empat wakil Indonesia di semifinal dari berbagai nomor, baik putra maupun putri. Meski gagal menembus final, perjuangan mereka tetap membuahkan hasil manis dengan empat medali perunggu untuk Merah Putih. Medali perunggu pertama dipersembahkan oleh Bumi Magani Abraar Himara yang turun di nomor modern MMA 55kg putra. Dalam duel semifinal, Bumi harus mengakui keunggulan wakil Tajikistan, Faiziddin Khalilov, usai pertarungan ketat tiga ronde. Sementara itu, Satria Eka Suryo Basroni menambah koleksi medali Indonesia di nomor tradisional MMA 60kg putra. Satria tampil berani dan agresif, namun kalah tipis dari petarung asal Iran, Amirmohammad Hatamianafshari, yang lebih unggul dalam teknik grappling. Medali perunggu ketiga datang dari sektor putri melalui Manayra Maritza Hersianti Siagian, yang bertanding di nomor modern MMA 45kg. Meski tampil dominan di awal ronde, Manayra harus mengakui keunggulan lawannya, Nakanantaphon Khaihong dari Thailand, yang berhasil membalikkan keadaan di akhir pertandingan. Adapun medali perunggu keempat diraih oleh Gibran Alfarizi di nomor tradisional MMA 65kg putra. Gibran tampil gigih melawan petarung tuan rumah, Sultanakhmed Sultanakhmedov dari Bahrain, sebelum akhirnya kalah dalam pertarungan jarak dekat yang berlangsung ketat. Dengan tambahan empat medali tersebut, Indonesia kini mengoleksi total 1 medali emas, 1 medali perak, dan 6 medali perunggu di klasemen sementara Asian Youth Games 2025. Hasil ini menjadi bukti nyata bahwa atlet-atlet muda Indonesia mampu bersaing di level Asia meski menghadapi lawan tangguh dari berbagai negara. Capaian di cabang MMA ini juga menambah kepercayaan diri kontingen Indonesia yang terus berupaya mengejar target prestasi di Bahrain. Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) serta Komite Olimpiade Indonesia (KOI) sebelumnya menegaskan pentingnya Asian Youth Games 2025 sebagai ajang pembinaan menuju kompetisi multievent tingkat Asia dan dunia. Performa konsisten atlet muda Tanah Air di cabor bela diri seperti MMA menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk berkembang di ajang-ajang internasional berikutnya. Meski belum meraih emas, perjuangan empat petarung muda ini menjadi bukti bahwa semangat juang mereka tak pernah padam. Sumber: iNews

Atlet Muda Tenis Meja Indonesia Cetak Sejarah di Dubai

Muhamad Naufal Junindra Irawan

Atlet muda tenis meja Indonesia, Muhamad Naufal Junindra Irawan mencetak sejarah. Dia menjuarai turnamen WTT Youth Contender Dubai 2025 kategori U-17 di Dubai. Naufal merupakan pemain terbaik di Indonesia Pingpong League (IPL). Dia kini berhasil menjadi orang pertama di Indonesia yang mampu menjadi juara di kelas WTT Youth U-17. Naufal, yang bermain untuk klub Onic Sport, di final menundukkan pemain Rusia dengan bendera AIN (karena Rusia terkena sanksi IOC). Skor kemenangan 3-0 didapat Naufal. “Tentu saya bersyukur atas sukses meraih gelar juara di WTT Dubai ini. Saya mengucapkan terima kasih kepada klub Onic Sport yang membuat saya bisa go international, pelatih Om Anton Suseno dan rekan-rekan di Onic,” kata Naufal dalam keterangan persnya. “Gelar ini saya persembahkan untuk masyarakat Indonesia, khususnya pecinta tenis meja di Tanah Air yang sudah lama merindukan prestasi di tingkat dunia,” sambungnya. Ketua Klub Onic Sport, Yon Mardiyono, hadir langsung melihat Naufal di Dubai. Dia menilai pemainnya itu tampil luar biasa selama turnamen dengan tidak terkalahkan sejak penyisihan grup. Di penyisihan grup, Naufal menaklukkan Rushil Dodhia (Kenya) 3 – 0 dan Tang Joshua (Singapura) 3-1. Di babak 32 besar, Naufal menghentikan Arshia Lorestani (Iran) 3-1. “Pada babak 16 besar Naufal menang 3 – 0 atas Ali Alhawai (Uni Emirat Arab). Di 8 besar Naufal mengalahkan Zakhar Varfolomeev (AIN) 3-1. Sedangkan di semifinal dia menundukkan Ahmed Korani (Qatar) 3 – 0,” kata Yon yang juga Sekretaris Jenderal IPL. “Usai juara di U-17, Naufal akan kembali terjun di U-19. Setelah WTT Dubai ini, Naufal akan bersiap menghadapi SEA Games. Sedangkan pemain muda Indonesia akan mengikuti Asian Youth Games (AYG) di Bahrain,” tutup Yon. Sumber: detiksport

FGI Cari Atlet Muda Potensial untuk Pelatnas Jangka Panjang

FGI Gelar Pencarian Bakat Gimnastik Muda

Federasi Gimnastik Indonesia (FGI) menjaring atlet-atlet muda potensial untuk dipelatnaskan secara jangka panjang. Targetnya untuk Olimpiade 2032. Total ada 40 atlet terdiri dari 20 pesenam putra dan 20 pesenam putra yang unjuk kebolehan dalam kegiatan talent scouting yang bergulir di Indonesia Arena, GBK, pada Rabu (23/10/2025). Mereka berasal dari Cibubur Youth Athelete Training Center (CYATC) dan beberapa daerah di antaranya Jawa Timur, DKI Jakarta, Jawa Barat, Sumatra Selatan, Sumatra Barat, Banten, hingga Bangka Belitung. “Hari ini kami mengadakan talent scouting tentu tujuannya adalah untuk melihat potensi dari atlet-atlet muda kita. Jadi kami melihat bahwa ini kesempatan buat kami apalagi saat ini semua expert dari gimnastik ada di Jakarta,” kata Ketua Umum Federasi Gimnastik Indonesia (FGI), Ita Yuliati dalam keterangannya. Ita menjelaskan, kegiatan ini juga sebagai bagian dari mewujudkan arahan Presiden RI, Prabowo Subianto yang menginginkan senam bisa menjadi salah satu cabang olahraga prioritas yang dapat dikembangkan ke depannya. Bagaimana pun, senam termasuk salah satu mother of sport. Tapi Indonesia sampai saat ini baru sekali meloloskan atletnya ke Olimpiade melalui Rifda Irfanaluthfi saat di Paris 2024. “Ide ini juga sebetulnya kami dapat dari Pak Menteri dan Pak Okto, jadi kami mengadakannya hari ini. Mudah-mudahan dari talent scouting hari ini kami mendapatkan list of gymnast,” ujarnya. “Jadi dari list 20 (putra) dan 20 (putri) kami akan melihat mana yang paling potensial dan kami buat program jangka panjang untuk training center. Saya belum tahu dipilih berapa tapi kami akan memilih,” tuturnya. Sementara itu, President of the FIG Women’s Artistic Gymnastics Technical Committee, Donatella Sacchi, merasa terhormat dapat dilibatkan dalam kegiatan hari ini. “Kami sangat berhormat diundang untuk melihat gimnastik muda Indonesia dan untuk mendukung Federasi Gimnastik Indonesia (FGI) untuk mengembangkan gimnastik untuk masa depan dengan targetnya menjadi mungkin salah satunya di Brisbane 2032,” kata Donatella. “Kenapa tidak? Kalian sudah memiliki satu gimnastik di Olympic Games, jadi kami berharap Indonesia akan ada (atlet) lainnya. Saya berpikir dukungan dari Bapak Presiden dan kekuatan kuat dari staf sehingga kami siap untuk mendukung mereka dalam perjalanan ini,” ujarnya. “Ada beberapa atlet gimnastik yang sangat bagus di sini, yang hanya perlu dilatih dengan tujuan masa depan, tapi saya pikir dari yang ada sekarang, bisa diidentifikasi mana talenta yang bagus dan bisa berkembang dengan cepat,” katanya menilai atlet-atlet muda berpotensi. Salah satu peserta talent scouting, Albisma Akbar Frazally dari Jawa Timur memetik banyak pengalaman dari kegiatan hari ini. “Kalau tadi aku ada beberapa gerakan yang harus ditahan beberapa detik dan instruksinya juga bagus terutama body language ya. Tapi itu sangat berguna buat aku dan teman-teman,” kata Bisma.

Asian Youth Games 2025: Syifa Persembahkan Perunggu

Zahrotus Syifa

Indonesia kembali menambah perolehan medali di Asian Youth Games Bahrain 2025. Kali ini, atlet teqball Indonesia, Zahrotus Syifa, meraih medali perunggu setelah berhasil mengalahkan Narjis Al Dulaimi dengan skor 2-0 dalam pertandingan yang digelar di Exhibition World Bahrain. Sejak peluit pertama berbunyi, Syifa seperti menulis ulang nasibnya. Bola demi bola ia pantulkan dengan presisi, menyerang dengan cepat, mengatur ritme permainan hingga lawannya kehilangan arah. Set pertama berakhir 12–4 untuk Syifa, angka yang mencerminkan dominasi, tapi juga ketenangan. Di set kedua, iramanya tak berubah. Setiap sentuhan bola seperti menjadi penegasan: ia datang bukan hanya untuk bermain, tapi untuk menang. Permainan ofensifnya tetap rapi, percaya dirinya tak goyah. Skor 12–4 kembali tercatat, menutup pertandingan dengan kemenangan dua set langsung. Ketika bola terakhir jatuh di sisi lapangan Irak, Zahrotus Syifa menengadah, seolah menyadari bahwa ia baru saja menuliskan satu babak penting dalam perjalanan kariernya. Medali perunggu itu bukan sekadar logam. Bagi Syifa, itu adalah simbol awal perjalanan panjang. “Tadi saya cukup unggul dibanding atlet Irak. Saya bisa menguasai permainan dan menang dua set langsung. Target saya berikutnya adalah bisa meraih medali di Youth Olympic Games,” katanya. Satu medali perunggu lainnya dipersembahkan oleh Aira Martha Ardistri dari cabang olahraga triathlon. Aira mencatatkan waktu 30:54, terpaut 36 detik dari peraih medali emas asal China, Enge Xu. Hingga kemarin (23/10), Indonesia telah berhasil mengumpulkan total 1 medali emas, 1 medali perak, dan 2 medali perunggu.

Keren! Timnas Hockey Outdoor Putri Indonesia Ukir Sejarah di Asia Tengah

Timnas Hockey Outdoor Putri Indonesia

Hockey outdoor memang bukan olahraga yang termasuk beken di Indonesia. Kendati demikian, itu tak menghalangi para atletnya untuk berprestasi dan mengharumkan nama bangsa. Baru-baru ini misalnya, Timnas Hockey Outdoor Putri Indonesia berhasil menorehkan kejutan manis dengan merebut gelar juara pada Central Asian Women’s Hockey Championships 2025 atau Kejuaraan Hockey Piala Asia Tengah 2025. Gelar bergengsi ini diperoleh setelah Pasukan Srikandi tampil luar biasa dengan tak terkalahkan selama perhelatan di Uzbekistan yang berlangsung pada 10 hingga 17 Oktober 2025. Lebih spesialnya lagi, kemenangan ini sontak melampaui target yang dipatok. Awalnya, tim asuhan pelatih asal Malaysia, Dhaarma Raj ini hanya diberi target untuk mencapai babak semifinal turnamen. Siapa sangka, trofi juara ternyata kemudian mampu diraih. Indonesia yang juga sedang mempersiapkan diri untuk tampil di SEA Games Thailand 2025 berhasil memuncaki klasemen akhir dengan mengantongi 12 poin penuh. Prestasi gemilang ini didapat dari empat kemenangan meyakinkan, termasuk menundukkan tuan rumah Uzbekistan dengan skor 4-0 dan Kazakhstan 2-0. Hal yang tak kalah mencengangkan, Indonesia mencatatkan kemenangan besar atas Tajikistan dan Kyrgistan dengan skor yang tak tanggung-tanggung, yakni 31-0 dan 45-0. Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Federasi Hockey Indonesia (PP FHI), Yasser Arafat Suaidy mengutarakan apresiasi tinggi atas pencapaian ini. Apalagi, raihan ini didapat lewat kerja keras yang tak kenal lelah. “Alhamdulillah, Timnas Hockey Outdoor Putri Indonesia bisa melampaui target dengan menjadi juara di Kejuaraan Hockey Asia Tengah 2025. PP FHI mengapresiasi perjuangan keras mereka yang telah meraih tempat terbaik dan memboyong Piala dari Kejuaraan Hockey Asia Tengah 2025,” kata Yasser. Pencapaian luar biasa yang berhasil diraih oleh tim putri ini disebut Yasser sebagai buah dari proses panjang dan disiplin. Skuad yang sebagian besar, yakni 90 persen, diisi oleh pemain-pemain muda hasil binaan tim junior. Mereka telah menjalani program latihan di pemusatan latihan nasional (Pelatnas) mandiri. Selama masa persiapan, para pemain berlatih selama delapan bulan demi terus mengasah kemampuannya. Yasser menambahkan bahwa program jangka panjang tersebut merupakan kunci keberhasilan para pemain. Tidak hanya itu, agenda latih tanding dan pemusatan latihan yang dilakukan di Australia sebelum bertolak ke Uzbekistan juga dinilai berperan besar. “Program pelatnas jangka panjang itu sangat bermanfaat. Begitu juga dengan Training Camp (TC) dan uji coba yang sudah dilakukan di Ausralia sebelum ke Uzbekistan. Bukan hanya kondisi fisik mereka lebih mumpuni tetapi juga kerja sama tim semakin apik. Tidak gampang mengalahkan tim-tim dari Asia Tengah tersebut,” jelas Yasser. Kini, optimisme besar mengiringi langkah Timnas Hockey Outdoor Putri Indonesia menatap ajang olahraga multicabang olahraga terbesar se-Asia Tenggara. Keberhasilan di Asia Tengah ini menjadi modal berharga bagi skuad Garuda untuk ajang SEA Games ke-33 yang akan diselenggarakan di Thailand, 9–20 Desember 2025. Dengan perolehan medali perunggu pada SEA Games Kamboja 2023, PP FHI berharap ada peningkatan signifikan di Thailand nanti. “Di SEA Games Kamboja 2023, Timnas Hockey Outdoor Putri Indonesia hanya mampu meraih perunggu. Mudah-mudahan mereka bisa meningkatkannya menjadi medali emas di Thailand nanti,” tegas Yasser. Pada pesta olahraga dua tahunan tersebut, cabang olahraga hockey akan memperebutkan total enam medali emas dari nomor Hockey Indoor, Hockey Outdoor, dan Hockey 5s putra dan putri. Indonesia sendiri telah memasang target ambisius, yaitu memboyong dua medali emas dan empat perak. Sumber: GNFI

Woodball Indonesia Juara Umum di Hong Kong

Tim Woodball Indonesia

Tim woodball Indonesia dalam kejuaraan Hong Kong International Open Championship 2025 memborong delapan medali emas, tiga medali perak, dan satu perunggu dari total sembilan nomor yang dipertandingkan pada 18–19 Oktober. Hasil tersebut mengukuhkan posisi Indonesia sebagai juara umum kejuaraan dan salah satu kekuatan utama woodball di Asia serta menjadi modal penting menuju SEA Games 2025 di Thailand. “Kami sangat bersyukur dan bangga atas prestasi luar biasa yang diraih tim woodball Indonesia di Hong Kong. Hasil ini adalah buah kerja keras dan kedisiplinan para atlet selama pelatnas,” ujar Ketua umum Pengurus Besar Woodball Indonesia (PBWI), Aang Sunadji melalui keterangan resmi. Tim Indonesia turun dengan kekuatan penuh, terdiri atas 23 atlet, tiga pelatih, dan satu manajer. “Kami optimistis, dengan semangat dan persiapan matang, woodball Indonesia akan kembali mengibarkan Merah Putih di podium tertinggi,” kata Aang. Dalam kejuaraan yang diikuti lebih dari 15 negara, Indonesia tampil dominan di nomor beregu dan perorangan, baik putra maupun putri. Tim Merah Putih menguasai kategori Gold Cup dan Silver Plate, serta mendominasi nomor stroke di sektor tunggal, ganda, dan campuran. Keberhasilan tersebut menjadi hasil nyata dari konsistensi program pembinaan yang dijalankan PB IWbA bersama tim pelatih nasional. Aang menegaskan pencapaian di Hong Kong bukanlah puncak, melainkan langkah awal untuk membangun tradisi juara woodball Indonesia. “Hasil ini menjaga tradisi emas yang selalu diraih tim woodball Indonesia di berbagai kompetisi, baik dalam maupun luar negeri,” ujarnya seperti dikutip dari Antara. Daftar peraih medali Indonesia di Hong Kong International Open Championship 2025: Medali emas: Team Stroke Women Golden Cup – Aileen Christabel, Celsy Silviana, Falisha Galiana Noya, Febriyanti, Finda Tri S, Siti Mashitah Team Stroke Women Silver Plate – Ni Luh Manik Purwanti, Nur Izza Nova, Ni Luh Made Thalia, Dwi Tiga Putri, Nur Hafifa Syarah Team Stroke Men Golden Cup – Ahris Sumariyanto, Albertys Nathan Y, I Gusti Putu Eddy, I Gede Prabawa D.N. Mapet, M. Khadiq, Rifqi Najmuddin Najib, Surya Aditya Team Stroke Men Silver Plate – Ahris Sumariyanto, Ariska, Ahmad Yopi S, Marga Nugraha Susila, M. Indaka Pia Ramadhan, I Putu Ari Kuncoro Single Stroke Men – Ahris Sumariyanto Double Stroke Men – Albertus Nathan Y. dan Rifqi Najmuddin N. Double Stroke Women – Ni Luh Manik Purwati dan Nur Izza Nova Mindayati Double Stroke Mix – Dwi Tiga Putri dan Marga Nugraha S. Medali perak: ​​​​​​​Double Stroke Mix – I Gede Prabawa D.N.M. & Ni Luh Made Tahlia S. Single Stroke Men – I Gede Prabawa Darma Nugraha Mapet Double Stroke Men – Ahmad Yopi S. dan Muhammad Khadiq

Hasil Drawing SEA Games 2025: Timnas Putra dan Putri Siap Berjuang

SEA Games 2025

Timnas Putra Indonesia dan Timnas Putri Indonesia resmi mengetahui lawan-lawan yang akan dihadapi pada ajang SEA Games 2025 di Thailand. Hal itu dipastikan setelah digelarnya drawing untuk cabang olahraga sepak bola di Deluxe Resort & Spa Hotel, Bangkok, Thailand. Pada sektor sepak bola putra, Garuda Muda tergabung di Grup C bersama Myanmar, Filipina, dan Singapura. Grup ini menjadi satu-satunya grup dengan empat tim peserta, sekaligus memiliki jadwal pertandingan paling padat di antara seluruh grup. Sementara itu, dari hasil undian sepak bola putri, Timnas Putri Indonesia atau Pertiwi Muda menempati Grup A bersama tuan rumah Thailand, Kamboja, dan Singapura. Ajang ini akan diikuti delapan negara yang terbagi ke dalam dua grup. Menurut agenda, SEA Games 2025 akan berlangsung di Thailand awal Desember mendatang, dengan cabang sepak bola tetap menjadi sorotan utama publik Asia Tenggara. Tentunya, baik Timnas Putra maupun Timnas Putri siap memberikan penampilan terbaik demi meraih hasil maksimal di ajang ini. Berikut hasil lengkap pembagian grup cabang sepak bola SEA Games 2025: Sepak Bola Putra Grup A Thailand Kamboja Timor Leste Grup B Vietnam Malaysia Laos Grup C Indonesia Myanmar Filipina Singapura Sepak Bola Putri Grup A Thailand Kamboja Singapura Indonesia Grup B Vietnam Myanmar Filipina Malaysia

Asian Youth Games 2025: Emas Pertama Pencak Silat dan Indonesia

Furgon Habbil

Atlet pencak silat Indonesia, Furgon Habbil, berhasil meraih medali emas di Asian Youth Games Bahrain 2025. Pada hari ini, Senin (20/10/25) sore waktu setempat, Furgon menulis sejarah: mempersembahkan medali emas pertama bagi kontingen Indonesia di Asian Youth Games Bahrain 2025. Menariknya, ini sekaligus emas perdana bagi cabang pencak silat sepanjang sejarah pesta olahraga remaja Asia itu digelar. Furgon turun di kelas 51–55 kilogram putra. Sejak babak awal, langkahnya mantap. Di semifinal, ia menaklukkan pesilat Kamboja, Daniel Phouk, dengan skor telak 51–1, sebuah kemenangan yang seolah menggambarkan jurang kemampuan antara keduanya. Di final, di hadapan pendukung tuan rumah, Furgon tetap tenang. Setiap gerakan tangannya presisi, setiap tendangan terukur. Ia menutup pertandingan dengan skor 81–10 atas pesilat Bahrain, Abdul Qassim. Layar skor menyala, nama Indonesia di urutan pertama, dan Furgon sujud di atas matras. “Alhamdulillah, sangat senang serasa mimpi jadi kenyataan. Kerja keras selama ini terbayarkan,” ujarnya saat usai pertandingan. Sementara itu, Chef de Mission (CdM) Tim Indonesia, Akbar Nasution, turut mengomentari prestasi ini. “Kemenangan ini membuktikan bahwa pencak silat kini benar-benar telah menjadi olahraga Asia,” katanya. “Atlet-atlet kita menunjukkan keunggulan dan dedikasi luar biasa untuk mengharumkan nama bangsa,” pungkas Akbar bangga.

Asian Youth Games 2025: Pencak Silat Sumbang Medali Pertama Indonesia

Qiken Dwi Tata Olifia

Atlet muda pencak silat Indonesia, Qiken Dwi Tata Olifia, mencatat prestasi gemilang di ajang Asian Youth Games 2025 yang digelar di Bahrain. Qiken sukses mempersembahkan medali perak, yang juga menjadi medali pertama kontingen Indonesia pada gelaran olahraga multievent tingkat Asia untuk remaja tersebut. Tampil di nomor 51-55 kg putri, Qiken melangkah ke final setelah mengalahkan wakil Uzbekistan, Feruza Bozorova, di babak semifinal. Performa agresif dan teknik menyerangnya yang efektif membawa dia ke partai puncak menghadapi pesilat asal Filipina, Kram Airam Carpio. Partai final berlangsung di Exhibition World Bahrain, Sakhir, pada Senin (20/10/2025) petang waktu Indonesia. Meski tampil percaya diri sejak ronde pertama, Qiken harus mengakui keunggulan lawannya setelah kalah dengan skor 19-33 dalam tiga ronde. Meskipun gagal meraih emas, prestasi Qiken patut diapresiasi. Medali perak yang diraihnya menjadi medali pertama Indonesia di ajang Asian Youth Games 2025, sekaligus bukti bahwa cabang olahraga pencak silat masih menjadi salah satu tumpuan utama Indonesia di level Asia.

Rekap Kejuaraan Dunia BWF Junior 2025, China Jadi Juara Umum

Chen Jun Ting/Liu Jun Rong

Rekap final Kejuaraan Dunia BWF junior 2025 berakhir pilu bagi wakil Indonesia yang belum mampu mempersembahkan gelar, Minggu (19/10/2025). Zaki Ubaidillah alias Ubed dari sektor tunggal putra yang berhasil ke partai final Kejuaraan Dunia BWF junior 2025 berakhir sebagai runner-up. Otomatis tak ada medali emas yang dibawa pulang oleh delegasi Indonesia dalam gelaran junior ini. Berbanding terbalik dengan China yang tampil digdaya dalam gelaran individu. Sebanyak tiga wakil China lolos ke final dan semuanya keluar sebagai juara. Pertama ada Tan Ke Xuan/Wei Yue Yue (China) dari nomor ganda putri. Kemudian gelar kedua dibukukan oleh penakluk Ubed, Liu, di tunggal putra. Terakhir, Chen Jun Ting/Liu Jun Rong (China) nomor ganda campuran keluar sebagai juara. Chen/Liu mengalahkan utusan Korea, Cho Hyeong Woo/Lee Hyeong Woo, dua gim langsung. Delegasi Asia Timur selain China yang membawa pulang medali emas ada utusan Korea. Yakni Lee Hyeong Woo/Cheon Hye In yang menumbangkan Hung Bing Fu/Chou Yun An (Taiwan). Wajah Asia Tenggara atau ASEAN diselamatkan oleh wakil Thailand di nomor tunggal putri. Anyapat Phichitpreechasak (Thailand) keluar sebagai juara setelah menang dari Tanvi Sharma (India). Hasil laga final BWF World Championships 2025 kategori individu, Minggu (19/10/2025): Tunggal putra Mohammad Zaki Ubadillah (Indonesia, 1) vs Liu Yang Ming Yu (Cina, 3): 10-15, 11, 15 Tunggal putri Tanvi Sharma (India, 1) vs Anyapat Phichitpreechasak (Thailand, 2): 7-15, 12-15 Ganda putra Cho Hyeong-woo/Lee Hyeong-woo (Korea Selatan, 3) vs Chen Jun Ting/Liu Jun Rong (Cina, 4): 14-16, 12-15 Ganda putri Tan Ke Xuan/Wei Yue Yue (Cina) vs Low Zi Yu/Noraqilah Maisarah (Malaysia, 3): 15-13, 19-17 Ganda campuran Hung Bing-fu/Chou Yun-an (Taiwan) vs Lee Hyeong-woo/Cheon Hye-in (Korea Selatan, 2): 9-15, 15-11, 10-15

Perjuangan Zaki Ubaidillah Berbuah Medali Perak

Podium Tunggal Putra BWF World Junior Championships 2025

Sirna sudah harapan Indonesia untuk membawa pulang medali emas dari BWF World Junior Championships 2025. Satu-satunya harapan untuk meraih gelar juara, yakni tunggal putra Mohammad Zaki Ubaidillah, takluk di partai puncak. Ubed – begitu sapaan akrabnya – kalah dari wakil Cina, Liu Yang Ming Yu, dua gim langsung, 10-15, 11-15, pada laga di National Centre of Exellence, Guwahati, Assam, India, Minggu (19/10/2025). Meski berstatus unggulan pertama, Ubed gagal memperlihatkan dominasi atas lawan yang sejatinya pernah dia kalahkan di final Asia Junior Championships 2025, Juli lalu. Menurut Ubed, kegagalannya kali ini disebabkan kurangnya fokus dan terlalu bernafsu. “Alhamdulillah bisa menyelesaikan pertandingan hari ini tanpa cedera. Tapi tadi mainnya kurang maksimal dari segi fokus, dan pikirannya goyang. Mungkin tadi saya terlalu berambisi untuk juara,” kata Zaki Ubaidillah. “Secara teknik, lawan bisa menguasai pukulan bola atas dan dari awal sudah mengontrol speed, saya tidak siap dengan hal itu. Tadi buangan saya juga ragu-ragu, akhirnya saya diserang terus. Dibandingkan dengan pertemuan di AJC kemarin, lawan lebih siap dan tahu apa yang harus dilakukan jika bertemu saya,” tambahnya. Menyusul kekalahan ini, artinya Zaki Ubaidillah sudah dua kali gagal menyabet medali emas di BWF World Junior Championships. Pada 2024, dia hanya membawa pulang medali perunggu usai kalah dari tunggal Cina, Wang Zijun di semifinal. Belum tahu apakah Ubed bakal turun lagi di turnamen yang sama tahun depan. Remaja 18 tahun itu sepertinya sudah memikirkan untuk naik kelas ke level senior. “Banyak yang harus saya perbaiki di level senior, dari fisik hingga mental. Selain itu, main di senior juga butuh pikiran dan tekad yang kuat,” katanya. “Harapan ke depannya, semoga bisa lebih melejit lagi kariernya di level senior nanti,” dia memungkasi. Sementara itu, kompatriot Ubai, Richie Duta Richardo dan Zhi Hang Li asal Cina berbagi podium di posisi ketiga. Kegagalan Indonesia di turnamen individu BWF World Junior Championships 2025 sama seperti kategori beregu campuran alias Piala Suhandinata 2025, pekan lalu. Dipimpin oleh Zaki Ubaidillah sebagai kapten, skuad Merah Putih juga kalah dari Cina pada laga final dan gagal mempertahankan gelar juara.

Janice Tjen Sabet Gelar Juara WTA Pertama di China

Swafoto Janice Tjen Bersama Sang Pelatih

Petenis putri Indonesia, Janice Tjen berhasil menjuarai WTA 125 Jinan Open di China, Sabtu, seusai mengalahkan petenis Hungaria Anna Bondar dengan 6-4, 4-6, 6-4. Unggulan ketiga dalam turnamen itu sukses menaklukkan lawannya yang merupakan unggulan kedua dalam dua jam 25 menit, demikian catatan WTA. Meski lawan mencatatkan ace lebih banyak, Janice menciptakan lebih banyak peluang break point — mengonversi tiga dari 11 — dengan servis menjadi senjata kuatnya. Dalam perjalanannya meraih gelar di Jinan, Janice harus berjuang keras pada babak pembuka. Petenis kelahiran Jakarta berusia 23 tahun itu kemudian menang straight set pada babak kedua dan perempat final. Ia sempat kesulitan pada semifinal tetapi sukses menundukkan lawannya yang unggulan keenam untuk mencapai babak akhir. Kemenangan Jinan Open menjadi gelar pertama di sektor tunggal bagi Janice dalam sirkuit tur WTA. Sebelumnya, Janice bersama rekan senegaranya Aldila Sutjiadi meraih gelar ganda WTA 125 Suzhou di China pada awal bulan ini. Sebelum tur Asia, petenis yang kini berada di peringkat 98 dunia itu menjadi runner up dalam debut WTA-nya pada ajang WTA 250 Sao Paulo di Brasil pada pertengahan bulan lalu, yang menjadi batu loncatan peringkatnya dari 130 dunia melesat ke-103 dunia. Gelar Jinan Open juga menambah daftar kesuksesan Janice pada tahun ini setelah berhasil tampil di Grand Slam perdananya, US Open. Di turnamen major lapangan keras Amerika Serikat itu Jancie tidak pernah kalah set pada tiga pertandingan babak kualifikasi untuk lolos ke babak utama. Ia tampil gemilang dengan kemenangan babak pertama atas Veronika Kudermetova sebelum dikalahkan oleh Emma Raducanu di babak kedua. Janice juga mencatatkan sejarah dengan mengakhiri penantian panjang Indonesia akan kehadiran petenis tunggal putri di Grand Slam, setelah terakhir kali diwakili oleh Angelique Widjaja pada US Open 2004. Menurut catatan WTA, sebelum tiba di New York untuk kualifikasi US Open, Janice telah memenangi 45 dari 50 pertandingan profesional terakhirnya. Selama periode tersebut, ia mencapai sembilan final ITF, memenangi enam gelar, dan naik lebih dari 200 peringkat — dari nomor 371 ke nomor 149. Sumber: ANTARA