M Akbar Kurniawan Segel Gelar Toscana Tour 2025

M Akbar Kurniawan

Atlet berkuda Indonesia, M Akbar Kurniawan menyegel gelar juara Toscana Tour 2025 yang berlangsung di Toscana, Italia, Minggu. Akbar yang tampil di kelas CS1 120 cm mampu menaklukkan beberapa atlet berkuda unggulan dari Eropa seperti Italia dan Turki. “Saya sangat bersyukur dan bangga bisa meraih juara di CSI Toscana Tour 2025. Ini adalah pencapaian yang luar biasa bagi saya. Kompetisi ini diikuti atlet-atlet top dunia, jadi kemenangan ini benar-benar spesial,” ujar Akbar kepada pewarta, Selasa. CSI Toscana Tour 2025 merupakan kompetisi internasional yang pertama kali diikuti oleh Akbar. Meski baru mengikuti turnamen ini, Akbar telah sempat tampil di sejumlah kompetisi setingkat Asia hingga Eropa. Pengalaman pertama tampil di CSI Toscana Tour 2025 menurut Akbar merupakan turnamen yang spesial karena bersaing dengan kualitas pesaing dan standar internasional yang tinggi. Akbar mengatakan butuh persiapan yang panjang bersama pelatihnya terutama untuk bisa tampil intensif dengan kuda yang sempat unjuk gigi di kompetisi lokal. “Motivasi terbesar saya adalah keinginan mengharumkan nama Indonesia di dunia olahraga berkuda. Saya ingin menunjukkan bahwa atlet Indonesia mampu bersaing dan meraih prestasi di level internasional. Dukungan dari keluarga, pelatih, dan masyarakat juga menjadi pendorong semangat saya,” ujar Akbar. Persiapan yang matang membuat Akbar dapat menorehkan prestasi sekaligus menunjukkan kualitas atlet Indonesia di kancah dunia. Kemenangan ini juga menjadi motivasi besarnya untuk terus berkembang dan membawa nama Indonesia menuju event-event internasional mendatang. Akbar berharap memperoleh dukungan dari semua pihak tak terkecuali pemerintah, federasi hingga masyarakat agar dapat terus berkembang serta mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (PP Pordasi), Aryo Djojohadikusumo mengapresiasi Akbar yang telah mengharumkan nama Indonesia pada ajang Toscana Tour 2025. Aryo berkomitmen untuk terus memperbaiki ekosistem dan fasilitas guna mendukung kemajuan olahraga berkuda di Tanah Air, salah satunya dengan membangun fasilitas pelatihan maupun pertandingan. Salah satu yang menjadi fokus yakni pembangunan fasilitas olahraga berkuda di Ibu Kota Nusantara (IKN). “Proyek ini dapat dimanfaatkan untuk pengembangan bakat atlet berkuda dari seluruh Indonesia,” ungkap Aryo. Aryo yang sempat melakukan kunjungan ke IKN dan bertemu Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara Basuki Hadimuljono. Aryo mengatakan dengan adanya fasilitas olahraga berkuda di IKN dapat terus mendorong perkembangan olahraga berkuda serta menciptakan fasilitas yang berkualitas.

Atlet Muda Brandon Toa Juarai Turnamen Berkuda di Taiwan

Brandon Toa

Atlet muda berkuda Indonesia, Brandon Toa, sukses menjuarai kejuaraan berkuda Asian Equestrian Federation (AEF) Cup CSICh-B Taichung 2025 di Taichung, Taiwan, Rabu. “Senang sekali rasanya bisa memberikan yang terbaik bagi Indonesia, apalagi ini pertama kalinya Saya bertanding dan mewakili Indonesia di kejuaraan tingkat Asia,” kata Brandon dalam keterangan tertulis di Jakarta pada Rabu. Dia mengaku gugup karena menghadapi lawan-lawan yang dinilai yang terbaik di negara masing-masing. “Namun Saya mencoba untuk tetap percaya diri dan yakin serta berusaha sebaik-baiknya di lapangan pertandingan,” kata Brandon. Kompetisi berkuda yang diikuti sebelas negara Asia termasuk Indonesia dan Jepang itu menjadi pengalaman pertama Brandon bertanding di level Asia. Berpasangan dengan kuda Giavanca, Brandon meraih hasil Double Clear Round dengan catatan waktu tercepat 46,71 detik untukus memastikan gelar juara disusul wakil Thailand, Kanta Utithum dan atlet tuan rumah Yuan Yuan Chang pada peringkat kedua dan ketiga. Pelatihnya, Steven Menayang, mengagumi mentalitas bertanding Brandon. Dia menjalankan arahan strategi seperti bermain aman dulu pada babak pertama dan tampil lepas pada babak berikutnya. “Ini semua berkat kerja keras Brandon dalam melakukan persiapan yang sebelumnya mengikuti salah satu kejuaraan di Surabaya dengan hasil yang sangat baik,” kata Steven. Tahun lalu Brandon juga menjuarai Kejuaraan Berkuda Indonesian Horse Lovers (IHL) Festival di Jakarta pada 24-28 Juli. Sumber: ANTARA

200 Kuda Siap Beradu di Kompetisi Equestrian Terbesar di Indonesia

Venue Equestrian Park di Kawasan Pulomas, Jakarta Timur, tampak dibuat spesial menyerupai kuda melompat (Jumping horse), sehingga lebih ikonik. (Pras/NYSN)

Indonesia kembali menjadi tuan rumah diajang berkuda kelas dunia yang bertajuk FEI CSIs International Jumping Competition 2025. Pertandingan yang digadang-gadangkan menjadi yang terbesar di Indonesia, bahkan Asia itu akan berlangsung di Jakarta International Equestrian Park Pulomas, Jakarta Timur, 24-26 Januari 2025. Selaku President of Event FEI CSIs Indonesia, Adinda Yuanita, mengatakan ajang ini menjadi yang terbesar di Indonesia karena akan melibatkan lebih dari 200 ekor kuda yang sudah teregistrasi. Nantinya, para atlet dan kuda yang berkompetisi di FEI CSIs International Jumping Competition 2025, wajib memiliki Rider’s ID dan Horse ID yang terdaftar di FEI. “Semua peserta yang akan hadir di sini harus punya rider’s ID dan juga Horse ID, karena dalam Equestrian, horse atau kuda itu juga dianggap sebagai atlet. Jadi semua yang ikut itu pendaftaran langsung ke FEI, database hasilnya juga akan terlihat ranking, dan untuk di Indonesia pertama kali dibuat CSI one star (CSI1*) atau CSI J-A,” ujar Adinda. Adinda yang juga Executive Board Member Asian Equestrian Federation (AEF), mengatakan sudah ada beberapa negara yang mengkonfirmasi akan hadir di FEI CSIs International Jumping Competition 2025. Selain atlet Indonesia, atlet negara tetangga seperti, Malaysia, Singapura, dan Australia, akan turut serta. Selain negara-negara di atas, masih ada atlet asal Uzbekistan, Pakistan, dan Qatar, yang akan menjadi penantang tuan rumah. Ajang ini nantinya akan dihadiri dan dibuka langsung oleh Presiden AEF, Hamad Al-Attiyah, serta Wakil Presiden AEF, Bakhromjon Gaziev. “Pada saat opening ceremony, yang akan membuka adalah Presiden dari Asian Equestrian Federation, dari Qatar Hamad Al-Attiyah, juga akan ada Vice President Asian Equestrian Federation, dari Uzbekistan (Bakhromjon Gaziev), dia juga atlet, jadi dia akan ikut bertanding,” ungkap Adinda. Pada edisi sebelumnya, Indonesia sendiri berhasil meraih gelar juara pada dua kelas bergengsi yaitu, 125 cm open dan 120 cm. Pada kelas tertinggi, 125 cm open, Rosad Febrisamina berhasil menjadi juara bersama kuda, Gentlemen. Rosad dibayangi oleh Riko Febryyanto dan Denies Cristian Sanjaya yang menduduki peringkat kedua dan ketiga. Di kelas yang sama, Bakhromjon Gaziev gagal menunjukkan kemampuan terbaiknya dan harus puas berada di urutan kesembilan dari total 14 peserta. Sementara itu dalam kelas 120 cm, atlet Indonesia, Steven Menayang dengan kuda Babriola, berhasil menjadi juara setelah melampaui Rahman Setiawan di posisi kedua. Berkaca dari hasil tahun lalu, Adinda yang juga Sekretaris Jenderal PP PORDASI, berharap para atlet Indonesia yang akan turun di ajang ini bisa menunjukkan kemampuan terbaiknya. Ia berharap turnamen ini bisa menjadi kesempatan unjuk keterampilan. “Jadikan event-event seperti ini kesempatan untuk showcase, menunjukkan keterampilan, prestasi dan kemampuan. Jadi harus diikuti dengan serius. Ini kesempatan yang besar, biasanya kami kalau mau mengikuti CSI1, ini harus pertandingan ke luar negeri,” harap Adinda. “Harus maksimal dan mumpung di sini kan pakai kuda sendiri, kalau di luar negeri borrow horse (Kuda Pinjaman), jauh lebih susah bonding-nya,” sambungnya. Lebih lanjut, Adinda mengatakan ajang ini menjadi batu loncatan bagi atlet-atlet Indonesia untuk bisa mendapatkan jam terbang di level internasional. Dengan desain lintasan yang berstandar dunia, para atlet Tanah Ait bisa mendapatkan pengalaman berharga sebagai modal jika terjun di multi-event, seperti Youth Olympic Games, SEA Games, dan Asian Games. “Untuk hasil dari pertandingan ini, karena kami juga ada (atlet) junior, nanti ada Youth Olympic Games 2026. Roadmap yang terdekat adalah untuk SEA Games Bangkok 2025 dan Asian Games Tokyo 2026. Jadi pertandingan seperti ini sangat penting,” jelas Adinda. “Karena pertama rankingnya juga masuk langsung ke FEI, yang kedua, course atau kesulitan secara teknisnya sangat penting untuk atlet-atlet itu tahu secara teknis, sesulit apa ajang Internasional,” tutupnya. Sumber: Medcom

Brandon Toa Terus Unjuk Gigi

Atlet berkuda muda Brandon Toa terus unjuk gigi di percaturan Equestrian nasional. Dia baru saja mencatatkan prestasi di dua ajang berbeda. Brandon Toa yang merupakan atlet 13 tahun asal Medan, Sumatera Utara, lagi meramaikan persaingan di level junior Tanah Air. Dia baru saja turun di dua kejuaraan dalam waktu berdekatan, yakni Piala Kampus Kuda Klaten Series (25-29 September) dan Shark Equestrian Competition (2-6 Oktober). Pada kejuaraan pertamanya di Klaten akhir September lalu, Brandon membawa pulang empat medali emas sekaligus mencatatkan nama sebagai dominator kejuaraan berkuda yang cukup bergengsi di wilayah Jawa Tengah tersebut. Turun tanding bersama tiga kuda andalannya, Brandon yang mewakili Tim WTC-K3 Equestrian meraih medali emas dari kelas SJ 30-50 cm U16 bersama kuda Brave Speedy, SJ 40-60 cm Open bersama kuda Kanzia, SJ 60-80 cm U16 dengan menunggang kuda Baxley dan SJ 80-90 cm U21 berpasangan dengan kuda Baxley. Alhasil Brandon berhasil meraih predikat gelar sebagai Rider Junior Terbaik Piala Kampus Kuda Klaten 2024. Ini jadi pencapaian apik Brandon di turnamen it setelah naik podium sembilan kali pada putaran pertama akhir Juni lalu. Setelah dari Klaten, Brandon terbang ke Jakarta untuk untuk mengikuti Kejuaraan Berkuda Shark Equestrian Competition yang digelar di Anantya Riding Club. Putra Williem Toa dan Erna Wardika ini tampil untuk DNV Equestrian menghadapi lebih dari 500 peserta. Siswa Sekolah High Scope Medan ini turun perdana di di kelas SJ 100 cm U21-Jump Off, dan langsung menyelesaikan rintangan dengan Double Clear Round & bersaing bersama lima peserta lainnya di babak Jump Off. Dia finis ketiga dengan kuda Calimba Do Sol. Lalu, dia juga menduduki posisi ketiga kelas SJ 35-55 cm U16 (Brave Speedy), posisi kelima kelas SJ 30-40 cm U16 (Brave Speedy), posisi kedelapan kelas SJ 55-75 cm U16 (Calimba Do Sol), posisi kedua di kelas SJ 95 cm U18 (Calimba Do Sol) dan SJ 95 cm Open (Calimba Do Sol). Berikutnya, Brandon dijadwalkan akan kembali turun bertanding pada kejuaraan-kejuaraan berkuda baik tingkat daerah maupun tingkat nasional. Sumber: Detiksport

Atlet Muda Equestrian Indonesia Siap Tanding di Queen’s Cup Thailand

Pengurus Pusat Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (PP Pordasi) mengumumkan keikutsertaan salah seorang atlet muda Indonesia, Nusrtdinov Zayan Fatih dalam kejuaraan bergengsi di Thailand, The Queen’s Cup Pink Polo. The Queen’s Cup Pink Polo tak sebatas pertandingan olahraga berkuda saja, namun ada misi sosial dengan fokus pada penyakit kanker payudara untuk meningkatkan perhatian serta menggalang dana bagi penelitian kanker. “Selaku Ketum PP Pordasi dan mewakili masyarakat olahraga prestasi berkuda di tanah air, saya mengucapkan terima kasih dan apresiasi serta penghormatan yang tinggi kepada penyelenggara Queen’s Cup Pink Polo yang menggelar kompetisi bergengsi ini,” kata Ketua Umum PP Pordasi Triwatty Marciano dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat. “Tentu selain bergengsi untuk pembinaan olahraga berkuda, kompetisi ini membanggakan karena memadukan sport tourism dan juga tujuan mulia untuk kemanusiaan, khususnya kanker payudara,” lanjutnya. Tidak sembarang atlet dapat mengikuti kompetisi tersebut. Sebab, peserta kompetisi adalah mereka yang terpilih dan diundang oleh penyelenggara. Peserta yang diundang dipercaya sebagai rider muda bertalenta dunia yang ada di Asia Tenggara. Adapun kompetisi menggunakan sistem borrowed horse, menggunakan kuda-kuda yang disediakan penyelenggara. Kemampuan berkuda Dinov diasah dengan pengalaman tanding pada berbagai kompetisi tingkat nasional dan juga internasional. Dalam setahun terakhir, Dinov mengikuti beberapa kompetisi di Eropa. Oleh karena itu, ia dipercaya komunitas equestrian internasional, dalam hal ini Asia Tenggara untuk turut serta bertanding. “Kami juga memberikan dukungan penuh dan juga harapan kepada Dinov beserta pelatih juga tim DnV Stables, semoga dapat menunjukkan performa maksimal serta meraih prestasi yang membanggakan Indonesia. Junjung tinggi sportivitas dan persahabatan komunitas berkuda,” ujar Triwatty. Dinov akan bersaing dengan atlet-atlet terbaik lainnya pada kelas Show Jumping CSI-JB. Pertandingan digelar di Thai Polo & Equestrian Club di Pattaya, Thailand. Sumber: ANTARA

2023 Jadi Tahun Penting untuk Kealton Santoso

2023 Jadi Tahun Penting untuk Kealton Santoso

Atlet equestrian Indonesia, Kealton Santoso, menatap 2023 dengan penuh optimistis. Tahun ini akan menjadi penting bagi Kealton. Ada beberapa kejuaraan penting yang ingin dilalui Kealton dengan prestasi. Target utama dari atlet muda ini tak lain adalah Pra-Pon 2023 dan PON 2024. “2023 akan penuh dengan lomba. Ini akan menjadi persiapan saya buat Pra PON dan PON 2024,” ujar Kealton. Secara prestasi, Kealton pernah naik podium tertinggi pada Equestrian Champions League 2020. Target utama Kealton saat ini adalah memerbaiki pencapaiannya di nomor jumping. “Jadi saya di Jumping Junior, target tahun ini bisa masuk (ranking) 110 lah,” tutur atlet 16 tahun tersebut. Tidak hanya mempersiapkan diri untuk tampil di Pra-PON dan PON saja, Kealton juga mengakui merencanakan untuk melanjutkan pendidikannya tahun ini. “2023 ini saya mau fokus kuliah, apalagi tahun 2023 ini tahun terakhir saya di SMA,” ungkap Kealton.

Atlet Muda Ini Rela Pindah ke Jakarta agar Lebih Sering Ikut Kompetisi Equestrian

Atlet Muda Ini Rela Pindah ke Jakarta agar Lebih Sering Ikut Kompetisi Equestrian

Atlet berkuda (equestrian) muda Indonesia, Victoria Lee, yang berasal dari Surabaya, memutuskan untuk pindah ke Jakarta agar lebih sering mengikuti kompetisi. Victoria juga mengatakan, selama di Surabaya, dirinya merasa kurang dekat dengan tunggangannya karena harus tinggal berjauhan dan intensitas pertemuan yang sedikit, serta rutinitas waktu latihan yang tidak banyak. Selain itu, dia juga menambahkan, kalau di Surabaya sangat minim kompetisi. “Aku kelas 3 SMP dari Surabaya. Nanti aku mau pindah ke Jakarta untuk fokus berkuda. (Nomor) dressage yang ambil, itu tunggang serasi,” ujarnya saat ditemui wartawan di Jakarta International Equestrian Park, Pulomas, Jakarta Timur, beberapa waktu lalu. “Dari dulu ingin pindah ke Jakarta. Di Jakarta lebih banyak peluang, dan kejuaraan. Kalau di Surabaya kurang banyak lomba,” sambungnya. Sosok yang karib disapa Vicky itu merupakan atlet equestrian fokus pada nomor tunggang serasi (dressage). Makanya, dia harus menjalani pendekatan secara aktif dengan kuda miliknya, yang dinamai Totilas itu, agar performanya dapat meningkat saat mengikuti kejuaraan pada nantinya. “Pertamanya aku tahu cuma nomor jumping dan lama-lama suka dressage. Lalu, serius jadi atlet total sudah 2 tahun,” ungkap Vicky. “Tadinya cuma main seru-serusn, karena sama hewan dapat adrenalin rush. Kuda itu ada mood-nya,” lanjutnya. “Buat bonding kalau sehabis latihan aku kasih makan, dan aku mandiin,” ungkapnya. “Kudanya namanya Totilas, sudah enam bulan aku sama Totilas, aku Totilas sudah ikut 2 kompetisi, yang pertama di Depok, yang kedua di JIEP, dengan latihan yang mepet aku cuma dapat peringkat keempat di Depok,” jelasnya. Lebih lanjut, Vicky mengatakan bahwa dirinya mendapatkan dukungan penuh dari kedua orang tuanya atas pilihannya fokus berkarier sebagai atlet equestrian. “Orang tua enggak memaksa jadi atlet, tapi kalau masa depan mau jadi atlet tidak apa-apa, apalagi hingga menjadi atlet profesional,” ucap Vicky. “Orang tua sempat lihat hanya hobi saja. Saat aku serius mereka support. Terus aku dibeliin kuda, karena sebelumnya hanya riding school. Aku bakal membuktikan ke orang tua, aku lebih serius latihannya, dan menjaga kudanya,” ujar dara berusia 14 tahun tersebut.

Indonesia Kirim Tiga Atlet Muda ke Kejuaraan Berkuda Internasional di Thailand

Indonesia Kirim Tiga Atlet Muda ke Kejuaraan Berkuda Internasional di Thailand

Tiga atlet muda Indonesia akan tampil di Kejuaraan Berkuda Ketangkasan bertajuk Princess Cup-CSIJ B yang berlangsung di Royal Stable Unit/Royal Horse Guard Riding Club, Krung Thep, Maha Nakhon, Thailand, pada 21-27 November 2022. Ketiga atlet muda yang akan mewakili Indonesia di ajang tersebut antara lain Akbar Kurniawan atau Aan (18 tahun), Euclia Purnama/Clia (16), dan Kayla Alesha (16). Ketiganya akan tampil di kategori Show Jumping 1m-1.10 m. Selama persiapan, mereka bertiga mendapat pendampingan dari pelatih senior dan berpengalaman, Rahmat Nasir. Rahmat akan turut mendampingi ketiganya di Thailand. Bagi salah satu atlet, Aan, ini bukan kali pertama dia tampil di Princess Cup. Pada 2018, Aan mengharumkan nama Indonesia dengan menjadi juara pertama. Aan pun mencatatkan sejumlah prestasi lainnya seperti juara pertama Kejurnas U-21 Dressage Team and Individual pada 2019 dan 2021 serta beberapa kejuaraan interasional, yaitu 1st 100 cm Taipei 2018, 1st Asian Junior Challenge Hong Kong 2019, 1st Reitturnier 115 cm Aachen 2022. “Karena pertandingan Princess Cup di Bangkok itu termasuk pertandingan rutin setiap tahun, tetapi karena ada pandemi COVID-19, jadi selama dua tahun tidak ada pertandingan Princess Cup, dan karena baru diadakan lagi di tahun ini, jadi kami juga ingin mengikuti dan membawa harum nama Indonesia setelah dua tahun vakum,” kata Aan di Jakarta Internatioal Equastrian Park, Pulomas, Jakarta Timur, Senin (14/11). Sementara itu, Euclia, membeberkan persiapannya jelang tampil di Princess Cup. Selain latihan intensif, Clia, sapaan akrab Euclia memilih untuk banyak istirahat. “Persiapan lainnya adalah, saya mempersiapkan mental dengan banyak meditasi (berdiam diri, menenangkan diri) agar saya lebih tenang saat tanding,” ujar Clia. “Di sini saya lagi mau menguji kemampuan dan mental saya. Perasaan saya saat ini jujur sangat gugup sekali, grogi, karena ini merupakan pertandingan pertama saya di luar negeri,” sambungnya. Di lain sisi, Sekjen PP Pordasi (Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia), Adinda Yuanita, mendukung penuh keikutsertaan tiga atlet muda Tanah Air di ajang berkuda internasional. Dia menyebut kalau Aan, Clia, dan Kayla berhak tampil di Princess Cup karena telah melalui seleksi ketat. “Salah satunya adalah atlet ini harus berusia di bawah 18 tahun, minimal 14 tahun dan sudah berprestasi minimum di kelas 110cm,” ujar Dinda.

The Jakarta Masters Kembali Digelar untuk Cari Talenta Muda

The Jakarta Masters Kembali Digelar untuk Cari Talenta Muda

The Jakarta Masters, kompetisi olahraga berkuda akan digelar pada 28-31 Juli 2022. Kompetisi ini untuk mencari talenta muda. Founder The Jakarta Masters, Rohalia Kharisma Zein menyebutkan, event tahun ini merupakan yang pertama kali pascapandemi Covid-19 dan perhelatan terakhir yang dilaksanakan pada 2019 lalu. “Event ini serta sebagai wadah untuk menampilkan dan mengapresiasikan bakat maupun minat yang dimiliki oleh generasi muda terutama dalam pecinta olah raga berkuda di Indonesia,” ujar Rohalia Kharisma Zein, Selasa (5/7/2022) dalam keterangan tertulisnya. Owner dari ZZ Stable tersebut mengungkapkan, dalam perhelatan The Jakarta Masters 2019 di Jakarta International Equistrian Park Pulomas (JIEPP) sebelumnya telah berjalan dengan baik. “Perhelatan 2019 merupakan rekor equestrian dengan jumlah pendaftar terbesar sepanjang sejarah,” kata Rohalia. The Jakarta Masters kini kembali digelar dan akan diselenggarakan di Arthayasa Stable Depok, Jawa Barat. Rohalia menyebutkan, antusiasme dari para atlet sangat tinggi untuk persiapan The Jakarta Master 2022. “Saat ini sudah sold 160 kandang dari seluruh Indonesia. Adapun bentuk kegiatan yang dilombakan kali ini adalah show jumping dan dressage,” jelas Rohalia. Event ini makin meriah karena kali keempat ini ZZ Stable bekerja sama dengan event organizer B’Proud Idea, yang akan mengadakan food festival dan multiproduct bazaar. Selain ZZ Stable dan B’Proud Idea, event ini juga terselenggara atas dukungan dan kerja sama dari Aragon Stable & Arthayasa Stable. Dengan diadakanya The Jakarta Masters 2022, diharapkan dapat meningkatkan minat masyarakat luas terhadap dunia berkuda dan menemukan bibit-bibit unggul atlet yang potensial dalam berkuda khususnya equestrian. Event bertujuan untuk pembibitan atlet muda yang berkecimpung dalam olahraga berkuda. Rohalia berharap event The Jakarta Masters 2022 dapat memajukan dunia equestrian di Indonesia dan membibitkan atlet equestrian yang dapat mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. “Perhelatan tahun ini merebutkan dua piala bergilir di kelas 100 cm open dan 140 cm dengan hadiah motor listrik yang akan diikuti atlet berkuda senior dan junior dari kurang lebih 40 klub berkuda,” terang Rohalia. Sementara itu, Dirut PT Bproud Idea Media Kreasi, Fajar Abdillah selaku penyelenggara menyebutkan, perhelatan The Jakarta Masters 2022 merupakan event yang menarik bagi para pecinta olahraga berkuda. “Event equestrian adalah event minoritas tetapi sebenarnya sangat layak menjadi event mayoritas. Harapan kami dengan perhelatan The Jakarta Masters 2022 dapat kembali menjadi rekor sejarah dunia equestrian di Indonesia,” kata Fajar Abdillah. Ia menyebutkan nantinya dalam perhelatan The Jakarta Masters 2022 akan menjadi suguhan tontonan menarik bagi masyarakat dan pecinta dunia olahraga berkuda.

Kalahkan Atlet Senior, Dinov Panen Medali di Kejuaraan Berkuda Equestrian Solidarity Challenge

Kalahkan Atlet Senior, Dinov Panen Medali di Kejuaraan Berkuda Equestrian Solidarity Challenge

Atlet muda Indonesia, Nusrtdinov Zayan Fatih atau akrab dipanggil Dinov, berjaya di Kejuaraan Berkuda Equestrian Solidarity Challenge (ESC) Series 2 di Jakarta International Equestrian Park (JIEP) Pulomas Jakarta Timur pada tanggal 22-26 Juni 2022 lalu. Dinov meramaikan persaingan baik di kategori Dressage (tunggang serasi) maupun kelas Show Jumping (lompat rintangan). Lebih spesialnya lagi, kali ini Dinov, atlet muda DNV Equestrian, harus bersaing dengan para seniornya di olahraga berkuda. Tak hanya sekedar bersaing, Dinov pun membuat kejutan dengan mengungguli para seniornya tersebut. Total Dinov membawa pulang enam medali emas, tiga perak dan dua perunggu dalam ESC Series 2 kali ini. Ibunda Dinov sekaligus Founder DNV Equestrian, Riyanti Kutty Nurinda merasa bangga dengan prestasi sang anak. “Prestasi Dinov pada kejuaraan ini sangat membanggakan kami sebagai orang tua, baik di kelas Dressage dan Jumping,” kata Riyanti seperti rilis yang diterima media. “Di kelas Dressage kali ini sangat berbeda dan menantang, karena terdapat juri asing FEI dressage judge level 3, yang benar-benar tidak kenal dengan seluruh peserta. Jadi penilaiannya sangat obyektif berdasarkan atas kualitas kuda dan ridernya,” dia menambahkan. Dari kategori Dressage, di hari pertama kejuaraan, 22 Juni, Dinov mengoleksi 2 medali emas dari kelas Preliminary German Open dan Preliminary FEI U-21 berpasangan dengan kuda Blue Diamond B. Tambahan 1 medali perak juga diraihnya di kelas Preliminary FEI U21 bersama kuda Calimba Do Sol. Sedangkan di hari kedua kejuaraan, 23 Juni, Dinov Kembali mengulang sukses mendapatkan 2 medali emas lagi yaitu bersama kuda Blue Diamond B dengan menjuarai kelas Preliminary German Open dan satu lagi medali emas yang diraihnya bersama kuda Calimba Do Sol di kelas Preliminary FEI Open. Sementara kuda Blue Diamond B kali ini berhasil mendapatkan peringkat keempat. Sementara itu dari kategori Show Jumping, performa Dinov pun tak kalah memukau baik di kelas adu cepat (Speed Class) ataupun di kelas Optimum Time (dimana rider harus masuk garis finish sesuai dengan waktu yang sudah ditetapkan). Di hari pertama kategori ini, Dinov tampil impresif dengan meraih kemenangan ganda di kelas Jumping 95 – 105 Cm Open Speed Class dengan meraih medali emas bersama kuda Püppi dan medali perak saat berpasangan dengan kuda Maura. Di kelas ini semua rider mengalami kendala lain yaitu arena yang sudah agak gelap karena peserta di kelas sebelumnya yang sangat banyak. Namun Dinov bersama kuda Püppi berhasil menjadi satu-satunya rider yang menyelesaikan lomba dengan clear round (tidak ada satupun rintangan yang jatuh). Satu medali perak juga diraih Dinov di kelas Optimum Time 70-90 Cm ditambah satu podium lagi peringkat ke 8 di kelas 50-70 Cm yang diraihnya bersama kuda Calimba Do Sol dengan peserta sebanyak 55 peserta. Memasuki hari terakhir kejuaraan, 26 Juli, Dinov kembali membuktikan sebagai “The Real King” di kelas Jumping 95 – 105 Cm Speed Class dengan menyabet medali emas bersama kuda Püppi dan medali perunggu dengan kuda Maura. Satu medali perunggu juga diraihnya bersama kuda Calimba Do Sol di kelas Optimum Time 50 – 70 Cm, serta tambahan peringkat 4 kelas 40 – 60 Cm dan peringkat 5 kelas 50 -70 Cm yang diraihnya bersama kuda Blue Diamond B. “Mental, kedisiplinan dan kemauan yang keras memang terlihat dari sikap yang Dinov tunjukkan. Khususnya saat bertanding di kelas Jumping 95 – 105 Cm Speed Class,” kata Riyanti.

Juara Dunia Berkuda Junior M. Akbar Kurniawan Ingin Tampil di Olimpiade, Kemenpora Jembatani Fasilitas untuk Latihan

Atlet berkuda muda Indonesia Muhammad Akbar Kurniawan (baju biru) usai bertemu Menpora Imam Nahrawi dan menyampaikan keinginannya untuk tampil di Olimpiade. (Adt/NYSN)

Jakarta- Atlet berkuda muda Indonesia Muhammad Akbar Kurniawan atau yang akrab disapa Aan, ingin tampil di pesta multievent sejagat, Olimpiade. Hal itu dikatakan Aan usai berjumpa dengan Imam Nahrawi, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) di Kantor Kemenpora Senayan, Jakarta, Senin (20/5). Aan hadir bersama kedua orangtuanya Fatchul Anas dan Ernawati Yuhana serta kakak kandungnya Shalma Kurnia Wulandari yang merangkap manajer Aan, dan Alex Asmasoebrata (Ketua Umum Pordasi DKI Jaya). Aan merupakan juara dunia berkuda junior di seri kejuaraan dunia Longines Master-HKJC Asian Junior Challenge pada 15-17 Februari 2019. Ia turun di kelas jumping 14-18 tahun dan bersaing ketat dengan atlet tuan rumah yang sudah tampil di Youth Olympic, atlet Taiwan, serta atlet Thailand yang usianya lebih tua darinya. Sebelum menjuarai seri kejuaraan dunia di Hong Kong, Aan juga meraih prestasi sebagai juara di 3rd AEF Junior Jumping Championship di Taiwan pada 9-12 November 2018 dan juara CSIJB Princes Cup Thailand 19-21 November 2018. Pada 28 Februari-3 Maret lalu, Aan mengikuti FEI Jumping Challenge seri 1 di Jakarta dan menjadi juara pertama. Bila menang lagi pada seri 2 di Jakarta pada 2 Juni mendatang, maka Aan akan menjadi wakil Asia untuk kejuaraan dunia yang akan berlangsung di Amerika Serikat (AS). “Alhamdulillah saya bisa memenangi kejuaraan di Taiwan, Thailand, dan Hong Kong. Itu pertama kali saya tampil di ajang kejuaraan internasional dan bisa meraih juara. Apalagi kejuaraan itu diikuti 20 negara Asia dan Asia Pasifik,” ujar Aan. “Cita-cita saya bisa mengikuti dan tampi di Olimpiade. Saya juga berharap bisa berlatih di Pulomas (Jakarta International Equestrian Park),” lanjut remaja kelahiran 20 Februari 2004 itu. Terkait keinginan Aan yang ingin berlatih di venue berkuda Pulomas, Jakarta Timur, Kemenpora siap menjembatani hal itu. “Cita-cita Aan adalah bisa berlaga di Olimpiade, dan pemerintah tentu mendukung cita-cita tersebut. Terlebih Aan telah memiliki prestasi di tingkat internasional. Untuk tempat berlatih di Pulomas, Menpora menugaskan kami untuk menelusuri agar Aan bisa berlatih disana. Dan kami akan berkomunikasi dengan Gubernur (DKI Jakarta), supaya Aan bisa menggunakan fasilitas yang ada, karena prestasinya sudah level internasional,” ungkap Yuni Purwanti, Plt Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora. Sedangkan Alex Asmasoebrata, mengungkapkan selama ini Aan berlatih di Kurnia Stable, Gunung Geulis, Bogor, Jawa Barat, setiap akhir pekan. “Kami prihatin melihat atlet yang punya prestasi di ajang internasional, seperti Aan berlatih jauh di kampung. Sementara kita punya tempat latihan yang bertaraf internasional di Pulomas. Tapi kami sebagai warga DKI tidak bisa menggunakan tempat itu,” tegasnya. Kami ingin supaya Kemenpora bisa menjembatani masalah ini ke Gubernur DKI. Daripada rusak tidak terpakai, lebih baik rusak karena dipakai. Apalagi digunakan oleh atlet yang memiliki prestasi internasional,” tukas Alex. (Adt)