Veddriq Juara Kualifikasi Olimpiade di Shanghai

Peluang panjat tebing Indonesia tinggal selangkah lagi untuk menambah perolehan tiket menuju Olimpiade Paris 2024 usai tampil IFSC Climbing Olympic Qualifier Shanghai, pada Sabtu (18/5). Atlet panjat tebing Indonesia, Veddriq Leonardo berhasil menjadi juara di nomor speed putra dengan catatan waktu 4,83 detik di final. Peringkat kedua diraih wakil China, Wu Peng dengan waktu 4,88 detik. Dengan prestasi tersebut, Rajiah meraih 45 poin dan 50 poin untuk Veddriq. Poin tersebut akan diakumulasi dengan hasil di IFSC Climbing Olympic Qualifier Budapest, Hungaria yang akan digelar pada 20-23 Juni mendatang. Selain Veddriq, Indonesia juga meraih medali perak dari atlet putri Rajiah Salbillah. Ia harus puas menempati peringkat kedua usai mencatatkan waktu 6,74 detik. Ia kalah cepat dari Zhou Y yang mencatatkan waktu 6,54 detik di big final speed putri. Dengan hasil ini, Indonesia tak hanya memborong dua medali sekaligus dengan rincian 1 medali emas dan 1 medali perak pada ajang Olyimpic Qualifier Series Shanghai 2024. Wakil Ketua Umum FPTI, Herry Heryawan, yang mendampingi para atlet Indonesia di Shanghai mengaku bangga atas raihan positif atlet panjat tebing Indonesia. “Alhamdulillah kita sudah on the track, hasil emas dan perak ini masih sesuai target yang diberikan federasi kepada kami,” kata Herry dalam keterangan tertulisnya Sabtu (18/5/2024). Setelah kejuaraan di Shanghai, FPTI bakal langsung menyiapkan atlet ke kualifikasi Olimpiade di Hungaria. Dia meminta dukungan dan doa dari seluruh masyarakat Indonesia agar panjat tebing Indonesia dapat terus berprestasi.

Wow! Kiromal Katibin Pecahkan Rekor Dunia Lagi

Wow! Kiromal Katibin Pecahkan Rekor Dunia Lagi

Atlet panjat tebing Indonesia, Kiromal Katibin, kembali menorehkan prestasi di International Federation of Sport Climbing (IFSC) World Cup 2022. Ia mempertajam rekor dunia untuk kali kelima usai mencatatkan waktu 5.00 detik. Tampil di babak kualifikasi nomor speed putra, di Place du Mont Blanc, Prancis, Jumat (8/7) waktu lokal, Kiromal Katibin membukukan waktu terbaik 5.00 detik. “Saya sangat senang sekali. Ini terjadi karena saya berlatih dengan keras. Terima kasih atas semua doa dari masyarakat, semoga dengan ini panjat tebing Indonesia semakin jaya,” kata Katibin, dalam rilis FPTI, Sabtu (9/7/2022). Bagi Katibin, hasil ini cukup membanggakan. Bagaimana tidak, Katibin untuk kali kelima memperbaharui catatan rekor dunianya dalam empat seri Piala Dunia Panjat Tebing. Rekor pertama ia pecahkan di IFSC World Cup pada 6 Mei 2022. Saat itu, ia mencatatkan waktu 5,17 detik di Seoul, Korea Selatan. Katibin kemudian mempertajam rekornya di Salt Lake City, Amerika Serikat (ASO pada 28 Mei 2021) dengan mencatatkan rekor 5,10 detik. Tak berhenti sampai di sana, Katibin kembali mempertajam rekornya di Villars, Swiss, pada 30 Juni 2022 sebanyak dua kali. Pertama ia mempertajam rekornya menjadi 5,09 detik kemudian dipertajam kembali dengan mencetak waktu 5,04 detik. Kemudian terbaru di Prancis, tepatnya di babak kualifikasi usai membukukan waktu 5.00 detik. Dengan raihan tersebut, Kiromal Katibin sekaligus memastikan satu tempat di babak final yang terdiri dari 16 atlet untuk memperebutkan medali. Ketua Umum Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Yenny Wahid yang turut menyaksikan langsung pertandingan tersebut, mengaku bangga dengan prestasi yang dipersembahkan Katibin. Ia berharap hasil ini menjadi modal atlet menuju ajang yang lebih besar, Olimpiade 2024 di Paris. “Alhamdulllah hari ini di Chamonix, Prancis, atlet andalan kita kembali menorehkan prestasi gemilang dengan memecahkan rekor dunia tercepat, rekor dunia atas namanya sendiri dengan catatan waktu 5.00 detik,” kata Yenny. “Kami delegasi Indonesia merasa sangat bangga dengan raihan ini. Semoga prestasi ini dapat dipertahankan hingga Olimpiade nanti,” kata Yenny. Sebagai informasi, dalam turnamen yang diikuti oleh 32 negara ini, Indonesia menerjunkan 20 atlet, 10 orang wanita dan 10 orang pria. Dengan rincian, kategori speed putra enam orang, lead putra empat orang dan masing-masing lima atlet untuk speed dan lead putri.

FPTI Aceh Bakal Gelar Kejuaraan Panjat Tebing untuk Jaring Atlet Baru

FPTI Aceh Bakal Gelar Kejuaraan Panjat Tebing untuk Jaring Atlet Baru

Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Aceh bakal menggelar kejuaraan daerah Wall Climbing Open Competition Series 2022 se-Aceh untuk menjaring atlet baru. Kejuaraan panjat tebing ini akan digelar di kompleks Stadion Harapan Bangsa, Lhong Raya, Kota Banda Aceh, Sabtu-Minggu (23-24/7/2022). Ketua Umum FPTI Aceh, Mahdi Ismail, mengatakan, kejuaraan tersebut sebagai ajang mencari dan membina atlet-atlet muda olahraga panjat tebing di Aceh serta meningkatkan silaturahmi para atlet dan mantan atlet panjat tebing se-Aceh. “Karena di sesi hari terakhir akan diperlombakan khusus di kategori rock master 35++ di mana atlet yang ikut serta merupakan mantan-mantan atlet panjat tebing di masanya,” kata Mahdi, Kamis (30/6). Mahdi berharap ajang tersebut mampu menjaring bibit-bibit baru atlet panjat tebing Aceh yang akan berkiprah di tingkat nasional dan internasional, seperti Pekan Olahraga Nasional dan World Cup IFSC. Ia menyebutkan, peserta Wall Climbing Open Competition Series 2022 se-Aceh terbuka untuk seluruh atlet dari pengurus kabupaten dan kota FPTI se-Aceh, klub panjat tebing, dan organisasi Mapala di Aceh. “Adapun kategori yang diperlombakan adalah lead umum (putra-putri), boulder umum (putra-putri), speed klasik umum (putra-putri),” ujar Mahdi.

Bangga! Atlet Panjat Tebing Indonesia Juara World Cup IFSC 2022

Selamat! Atlet Panjat Tebing Indonesia Juara World Cup IFSC 2022

Atlet panjat tebing Indonesia, Veddriq Leonardo berhasil meraih medali emas di seri lanjutan World Cup IFSC 2022. Dia berhasil menjadi yang tercepat pada nomor Men’s Speed. Tampil di babak final Men’s Speed World Cup International Sport Climbing (IFSC) 2022 di Salt Lake City, Amerika Serikat, Sabtu (28/5/2022). Veddriq berhasil mengalahkan atlet panjat tebing asal Austria, Tobias Planggers. Pria berusia 25 tahun itu sempat tergelincir dan membuatnya gagal mencapai puncak, tetapi Veddriq berhasil mengatasi masalah tersebut untuk bisa meraih kemenangan. Dia pun berhasil mencatatkan waktu 6,33 detik. Sementara, medali perak diraih oleh Plangger yang gagal memanjat hingga atas, akibat tergelincir di awal pertandingan. Sedangkan medali perunggu diraih oleh Ludovico Fossali dari Italia. Namun nasib berbeda didapatkan oleh Kiromal Katibin. Atlet panjat tebing asal Indonesia itu harus terhenti di babak perempat final, akibat tergelincir. Sebelumnya Salt Lake City, Amerika Serikat sempat menyelenggarakan World Cup International Sport Climbing (IFSC) 2022 pada 20-22 Mei. Ketika itu, Kiromal berhasil meraih medali emas dan Veddriq mendapatkan medali perunggu. Sementara Indonesia akan menjadi tuan rumah kejuaraan World Cup International Sport Climbing (IFSC) 2022 pada 22-24 September. Tentunya Veddriq dan Kiromal bisa mendapatkan hasil bagus saat bermain di negara sendiri.

5 Detik! Atlet Indonesia Pecahkan Rekor di Kualifikasi Piala Dunia Panjat Tebing

5 Detik! Atlet Indonesia Pecahkan Rekor di Kualifikasi Piala Dunia Panjat Tebing

Luar biasa. Hanya perlu lima detik saja bagi atlet muda asal Indonesia, Kiromal Katibin untuk memecahkan rekor di Kualifikasi Piala Dunia Panjat Tebing, Jumat (06/05/22) di Korea. Atlet panjat tebing asal Indonesia, Kiromal Katibin memecahkan rekor dunia dalam ajang Kejuaraan Dunia International Sport Climbing (IFSC) 2022 di Seoul, Korea Selatan. Kiromal Katibin mencatatkan waktu tercepat dalam sesi kedua kualifikasi dengan catatan waktu hanya 5,17 detik saja di nomor speed. View this post on Instagram A post shared by Indonesian Climbing Federation (@fpti_official) ”Rekor ini sekaligus melewati rekor sebelumnya yang diraih oleh atlet asal Indonesia, Leonard Veddriq di WC IFSC tahun lalu di Salt Lake City, Utah, Amerika Serikat (AS),” tertulis di rilis @ftpi.official. Kejuaraan Dunia IFSC di Seoul ini memasuki seri kedua. Hanya 210 atlet yang berhak ke puncak podium dan ikut Kejuaraan Dunia. Tercatat, sebanyak 74 pemanjat, terdiri dari 39 pria dan 35 wanita, akan bertarung di babak pembuka, lalu memperebutkan medali nomor speed putra dan putri. Sementara untuk nomor boulder, kualifikasi Kejuaraan Dunia ini akan diikuti oleh 127 pemanjat, terdiri dari 62 pria dan 65 wanita. Pemegang rekor dunia sebelumnya, Veddriq Leonardo (Indonesia) dan juga Aleksandra Miroslaw (Polandia) berada di posisi awal. Mereka akan menghadapi lawan sengit, John Brosler dan Emma Hunt dari AS, juara dunia IFSC 2019 Ludovico Fossali dari Italia, dan juara dunia 2021 Natalia Kalucka dari Polandia. Seperti diketahui, Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) memang fokus di kategori speed pada Climbing World Cup 2022 nanti. Biodata: Nama: Kiromal Katibin Tempat, Tanggal Lahir: Batang, Jawa Tengah, 21 Agustus 2000. Prestasi: 2022: Medali perak IFSC Climbing World Cup Seoul (Korea Selatan) 2021: Medali perak IFSC Climbing World Cup Salt Lake City (USA) 2019: Medali perak Asian Championship 2019 (Bogor) 2019: Medali perak Asian Championship 2019 (Bogor) nomor Speed Relay 2019: Medali perak PRA-PON XX Zona 2 (Surabaya) 2018: Medali emas Kejurnas XVII Panjat Tebing 2018 (Solo)

Indonesia Sapu Bersih Podium Nomor Speed di Piala Dunia Panjat Tebing 2022

Indonesia Sapu Bersih Podium Nomor Speed di Piala Dunia Panjat Tebing 2022

Indonesia menyapu bersih podium salah satu seri Piala Dunia Panjat Tebing 2022 yang diselenggarakan di Jungnang Sport Climbing Stadium, Seoul, Korea Selatan, Jumat. Veddriq Leonardo memastikan podium teratas nomor speed putra setelah finis dengan waktu 6,96 detik. Ia juga cukup diuntungkan karena rekan senegaranya, Kiromal Katibin, mencuri start dalam laga final perebutan medali emas, demikian catatan IFSC. “Tentu saja saya sangat senang karena ini merupakan kompetisi pertama pada musim ini. Saya merasa sangat percaya diri selama laga final tadi, dan (kemenangan) ini terasa luar biasa,” ungkap Veddriq. Sementara itu bagi Katibin, meski final kali ini berakhir antiklimaks dan mengecewakan, dia bisa bernapas lega berkat rekor dunia yang dia diciptakan pada babak kualifikasi dengan catatan waktu 5,17 detik, 0,03 detik lebih cepat dari rekor sebelumnya milik Veddriq yang dibukukan di Piala Dunia 2021 di Salt Lake City, Utah, AS. Podium nomor speed putra Piala Dunia Panjat Tebing kali ini makin lengkap berkat kemenangan atlet lainnya dari Indonesia, Rahmad Adi, yang mengalahkan Ludovico Fossali asal Italia dalam laga perebutan medali perunggu dengan catatan waktu 5,58 detik. Sementara itu, atlet putri Indonesia belum mampu naik podium dalam seri Piala Dunia kali ini. Rajiah Sallsabillah dan Desak Made Rita Kusuma Dewi, yang masuk tiga besar di babak kualifikasi, hanya mampu finis masing-masing di posisi kelima dan kesembilan saat final.

176 Atlet Se-Jateng Semarakkan Sirkuit Panjat Tebing Di Blora

176 Atlet Se-Jateng Semarakkan Sirkuit Panjat Tebing Di Blora

Sebanyak 176 atlet se-Jawa Tengah menyemarakkan even Sirkuit Panjat Tebing di Kabupaten Blora. Lomba yang diadakan pada 12 dan 13 Maret ini diselenggarakan di Venue Wall Climbing, Lapangan Kridosono Blora. Ketua Panitia Sirkuit Series 1 Panjat Tebing, Agus Oni Setiawan, mengaku sangat bangga dapat menyelenggarakan even yang pertama kali sejak adanya pandemi Covid-19. “Kami mendapatkan apresiasi dari pihak FPTI (Federasi Panjang Tebing Indonesia) Jawa Tengah untuk mengadakan sirkuit Jateng series 1 ini. Kami sangat berbangga hati karena bisa menyajikan,” kata Oni saat ditemui bloranews, Sabtu (12/3). Sementara itu, Ketua FPTI Jawa Tengah, Abdul Hamid mengungkapkan, Dengan diselenggarakannya sirkuit kali ini dapat melahirkan bibit-bibit baru di dunia olahraga panjat tebing. “Kayaknya tumbuh kembang atlet-atlet daerah mulai bermunculan,” ujar Abdul. Dengan adanya even tersebut, FPTI dapat dengan mudah memantau potensi-potensi para atlet muda untuk diikutsertakan dalam even yang lebih besar. “Kita ingin membuat daftar atlet kabupaten kota sampai nanti prioritas di Jawa Tengah. Kita lebih mudah dalam menilai dan memantau karena kalau yang dimainkan junior seperti ini, ini harapan,” terang dia. Dalam sirkuit Jawa Tengah series 1 ini, ada tiga kategori yang dilombakan, yaitu clasic speed under 13 putra dan putri, speed world record usia 14-15 tahun putra dan putri, serta speed world record usia 16 tahun ke atas.

Jelang Porprov 2022, FPTI Banjarmasin Siapkan Atlet Muda

Jelang Porprov 2022, FPTI Banjarmasin Siapkan Atlet Muda

Persiapan demi persiapan terus digalangkan Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Banjarmasin jelang menghadapi perhelatan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) 2022 di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS). Salah satu upaya yang dilakukan di antaranya menyiapkan atlet-atlet muda yang akan turun di kategori youth. Asisten Pelatih FPTI Banjarmasin, Siti Rukayah mengutarakan bahwa Kategori Youth akan dipertandingkan di ajang Porprov sehingga para atlet-atlet muda terus dibina di venue panjat dinding GOR Hasanuddin HM Banjarmasin. “Kami rutin berlatih setiap Senin hingga Sabtu mulai dari fisik hingga teknik, untuk atlet kami ada mulai Kategori Youth D (Kelahiran 2011-2010) hingga Youth A (Kelahiran 2005-2004), junior (Kelahiran 2003-2002) dan senior,” ucapnya pada Rabu (2/2/2022). Siti mengatakan bahwa latihan termasuk kondisional karena tergantung cuaca, apabila turun hujan di tengah latihan maka menu latihan akan difokuskan melatih fisik. Mengenai target di Porprov nanti, Siti berharap FPTI Banjarmasin bisa meraih medali emas sebanyak-banyaknya terutama di nomor speed dan lead. “Setiap daerah tentu telah melakukan persiapan khusus, tentu salah satu yang paling berpengaruh adalah motivasi setiap atlet, karena itu jajaran pelatih akan terus memberikan motivasi selain melatih fisik dan teknik,” ujarnya. Sedangkan atlet muda FPTI Banjarmasin, Ahmad Lutfi berambisi meraih medali di ajang Porprov pertamanya. Lutfi yang masih berusia 11 tahun ini akan turun di kelas Lead Youth D Banjarmasin. Pada kejuaraan Panjat Tebing Kelompok Usia Kalsel yang berlangsung 2021 lalu, Lutfi menorehkan prestasi di peringkat keempat. Kini, ia pun optimistis persiapan maksimal yang dilakukan akan berbuah manis di Porprov nanti. “Saya hampir setahun sudah bergabung di FPTI Banjarmasin, untuk porprov nanti tentu target saya menyumbangkan medali,” ucapnya.  

216 Atlet Ikuti Kejurnas Kelompok Umur Panjat Tebing di Aceh

216 Atlet Ikuti Kejurnas Kelompok Umur Panjat Tebing di Aceh

Kejuaraan Panjat Tebing Indonesia, yang mana Kejurnas Kelompok Umur (KU) ini tidak dapat diselenggarakan tahun lalu dikarenakan kondisi pandemi. Namun, setelah hampir sebulan selesainya PON XX Papua yang mana Cabor Panjat Tebing sukses dalam pelaksanaannya, tentu Kejurnas KU XV 2021 menjadi ajang Silaturahmi yang ditunggu oleh semua Pengprov FPTI dan di ikuti 216 atlet dari berbagai Provinsi. Para peserta yang mengikuti Kejurnas KU ini pun sebanyak 216 yang terdiri dari 127 Atlet Putra dan 89 Atlet Putri yang akan bertanding di 5 Kelompok Umur, 2 (dua) Kategori dan 5 (disiplin) dengan total medali sebanyak 28 Medali yang akan diperebutkan. Kejuaraan Panjat Tebing Indonesia, yang mana Kejurnas Kelompok Umur (KU) ini tidak dapat diselenggarakan tahun lalu dikarenakan kondisi pandemi. Namun setelah hampir sebulan selesainya PON XX Papua yang mana Cabor Panjat Tebing sukses dalam pelaksanaannya, tentu Kejurnas KU XV 2021 menjadi ajang Silaturahmi yang ditunggu oleh semua Pengprov FPTI dan di ikuti 216 atlet dari berbagai Provinsi. Para peserta yang mengikuti Kejurnas KU ini pun sebanyak 216 yang terdiri dari 127 Atlet Putra dan 89 Atlet Putri yang akan bertanding di 5 Kelompok Umur, 2 (dua) Kategori dan 5 (disiplin) dengan total medali sebanyak 28 Medali yang akan diperebutkan. Dalam sambutannya, Mbak Yenny Wahid menyampaikan, kepada para peserta agar selalu bermimpi, karena mimpi merupakan awal dari sebuah prestasi. Dirinya juga sangat mengharapkan, dengan adanya Kejurnas KU dan Event-event serupa dapat melahirkan para atlet – atlet baru yang akan berjuang untuk dapat mengibarkan sang Merah Putih dan mengumandangkan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya di dunia internasional di masa mendatang. “Dengan dijadikannya Cabor Panjat Tebing sebagai salah satu Cabor unggulan oleh Kemenpora, maka diharapkan kualitas pertandingan dan output dari kejurnas ini bisa menjadi generasi yang dapat meneruskan prestasi dari Pendahulu mereka di Event-event International,” kata dia. Acara pembukaan diakhiri dengan penyerahan Trophy Bergilir dari Juara Umum Kejurnas KU XIV kepada Ketua Pelaksana H Muhammad Saleh yang juga Ketua Pengprov Aceh, secara resmi piala bergilir ini akan diperebutkan Kembali oleh para pengprov yang bertanding.

Lolos ke Ajang Nasional, Atlet Muda Ini Mengaku Kesulitan Biaya

Lolos ke Ajang Nasional, Atlet Muda Ini Mengaku Kesulitan Biaya

Achmad Fawwaz Al Farizi warga Lingkungan Krajan, Kelurahan Jumerto, Kecamatan Patrang, dikenal sebagai seorang atlet panjat tebing junior di Jember. Bocah berumur 10 tahun itu menjadi seorang atlet panjat tebing, mengikuti jejak dari kedua kakaknya. Yakni Achmad Abdi Kamal Maulana (18 tahun) dan Achmad Haydar Priyatama (16 tahun). Fawwaz, bocah yang juga siswa SDN Slawu 1 Jember itu, sejak umur 3 tahun belajar menjadi atlet panjat tebing. Namun sayang, prestasi dan potensi Fawwaz sebagai seorang atlet panjat tebing mendapat ganjalan. Untuk berkompetisi ke Aceh, di ajang kompetisi panjat tebing tingkat Nasional. Fawwaz mengaku kesulitan biaya, untuk memenuhi kebutuhan selama mengikuti kompetisi. Padahal Fawwaz lolos untuk ikut kompetisi tingkat nasional itu, setelah banyak menorehkan prestasi dan mendapat medali di tingkat Provinsi Jawa Timur. “Ini kompetisi tingkat nasional saya yang perdana. Pertama kalinya. Alhamdulillah seleksi tingkat provinsi lolos. Makanya bisa ikut Kejurnas di Aceh. Karena saya sering menang di tingkat Provinsi. Jadi poinnya tinggi,” kata Fawwaz. Di tingkat Provinsi Fawwaz mendapat 8 medali dari kompetisi yang diikutinya. “Emas 2, perak 1, dan perunggu 5, belum lagi prestasi di tingkat daerah, sehingga bisa naik ikut kompetisi di tingkat nasional,” lanjut Fawwaz. Namun demikian, Fawwaz mengaku sedih dengan langkah perdananya untuk ikut kompetisi di tingkat nasional. Pasalnya, Fawwaz tidak memiliki dana untuk biaya hidup selama berkompetisi. “Adanya hanya akomodasi berangkat sama tiket yang dijamin pihak panitia di sana. Ya saya berharap bisa juara satu, juga ada bantuan anggaran untuk sangu (biaya hidup) selama berkompetisi di Aceh,” ujarnya. Saat berkunjung ke rumah Fawwaz. Sehari-hari bocah SD itu berlatih dengan didampingi kakak-kakaknya yang juga seorang atlet panjat tebing. Selain juga didampingi oleh seorang pelatih panjat tebing yang akrab dipanggil Pak Nur. Untuk berlatih panjat tebing, Fawwaz selalu melakukannya di rumah ataupun di lokasi papan panjat tebing di Kampus Unej, dan SMAN Ambulu. Karena di dua lokasi itu yang memiliki papan panjat tebing, dengan ketinggian sesuai untuk kompetisi. Untuk di rumah, Fawwaz dan kedua kakaknya tinggal dalam satu kamar berukuran kurang lebih 7 x 1,5 meter. Di dalamnya ada papan panjat tebing lengkap dengan pin yang disusun teratur. Sebagai tempat latihan bagi Fawwaz dan kedua kakaknya. “Untuk (olahraga) panjat tebing ini, kebanyakan kita biaya sendiri. Mulai dari membuat papan panjat tebing, beli pin, harnes, ataupun sepatu (khusus panjat tebing). Uangnya hasil lomba setelah kita menang. Jadi nyicil sampai jadi seperti sekarang,” kata Kakak Pertama Fawwaz. Selain untuk kebutuhan latihan, lanjut pria yang akrab dipanggil Didi ini, untuk ikut kompetisi ataupun kejuaraan selalu biaya sendiri. “Jarang sekali dapat perhatian pemerintah, lebih banyak sendiri. Tapi untuk kompetisi adik saya ini ke Aceh. Saya berharap ada bantuan pemerintah. Toh kompetisinya nasional dan mewakili Jember,” kata Didi.

Usai Sukses Pecahkan Rekor Dunia, Veddriq dan Katibin Bidik Juara di Olimpiade 2024

Usai Sukses Pecahkan Rekor Dunia, Veddriq dan Katibin Bidik Juara di Olimpiade 2024

Torehan prestasi dua atlet muda panjat tebing Indonesia, Veddriq Leonardo dan Kiromal Katibin, setelah berhasil menjadi juara dunia dan pecahkan rekor dunia di ajang IFSC Climbing World Cup 2021 di Salt Lake City, Amerika Serikat (30/5) lalu menjadi modal bagi tim panjat tebing Indonesia menuju pentas Olimpiade. Veddriq Leonardo, atlet panjat tebing asal Kalimantan Barat (Kalbar) tengah menuai perhatian setelah pecahkan rekor dunia. Pemuda kelahiran Pontianak tersebut sukses mengungguli rekan setimnya, Kiromal Katibin untuk nomor speed putra. Kedua atlet tersebut mencatatkan rekor baru dalam kurun waktu beberapa jam saja. Rekor pertama pada hari itu dipecahkan oleh Kiromal Katibin dalam putaran pertama babak kualifikasi dengan waktu 5,258 detik, mengungguli Leonardo yang berada di posisi kedua dengan 5,375 detik. Leonardo melesat memanjat ke atas dinding setinggi 15 meter untuk finis tercepat dengan catatan waktu 5,208 detik dan mengalahkan Kiromal Katibin. Sukses menorehkan prestasi, Veddriq merasa semringah. “Saya sangat senang bisa meraih medali emas dan memecahkan rekor dunia. Kami tidak datang ke sini untuk meraih kemenangan, kami datang untuk memecahkan rekor,” ujar Veddriq. Ini bukan menjadi pretasi pertama yang ditorehkan Veddriq Leonardo. Sebelumnya ia berhasil menyabet perunggu dalam ajang IFSC di Moscow, Rusia pada 2018 silam. Ia juga mendapat medali emas dalam ajang Asian Championship 2019 dan PRA-PON XX Zona 3. Sementara prestasi yang diraih Kiromal Katibin juga cukup menjanjikan. Pemuda kelahiran Batang, 21 Agutus 2001 itu tak hanya menyumbang medali perak nomor speed pada Piala Dunia Panjat Tebing IFSC 2021 di Salt Lake City, Utah, Amerika Serikat, beberapa waktu lalu. Katibin, sempat memecahkan rekor dunia dengan catatan waktu 5,258 detik. Dua catatan waktu itu memecahkan rekor sebelumnya yang dipegang pemanjat tebing Iran Reza Alipour dengan waktu 5,480 detik. Bagi Katibin, raihan di Negeri Paman Sam tidaklah mudah. Dia mempersiapkan diri di pemusatan latihan nasional (Pelatnas) sejak Juli 2020 lalu. “Kejuaraan di Amerika ini yang pertama sejak pandemi Covid-19 pada 2020 lalu. Selama itu, aku hanya berlatih dan lakukan evaluasi diri. Saat akan mengikuti kejuaraan dunia di Salt Lake City, sangat semangat. Memecahkan rekor dunia yang dipegang Reza Alipour adalah target utama di IFSC 2021. Saya optimistis, karena catatan waktu saat latihan lebih bagus,” kata Katibin. Panjat Tebing Indonesia mampu menunjukkan prestasi membanggakan. Ada ambisi lebih besar pada diri Katibin yakni emas Olimpiade Prancis 2024 nanti. Dia akan mempersiapkan diri lebih baik akan terus konsisten bisa masuk ke tim Indonesia. “Saya dan Veddriq membawa nama dan prestasi Indonesia ke pentas dunia,” tandas dia.

Kalsel Kirim Tiga Atlet Junior Untuk Perkuat Tim Indonesia ke Olimpiade Tokyo

Simulasi Panjat Tebing

Tiga atlet junior panjat dinding asal Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), terpilih untuk ikut Pelatihan Nasional (Pelatnas) untuk persiapan yang akan tampil pada Olimpiade Tokyo yang rencananya bakal digelar menjadi tahun depan. Keduanya menyusul satu orang atlet junior yang sudah berangkat terlebih dahulu ke Pelatnas. Sebelumnya, Kalsel sudah mengirim M. Ferza Andi untuk bergabung dengan atlet nasional lainnya. Sementara dua atlet lainnya direncanakan untuk berangkat ke Jakarta pada awal tahun mendatang. “Keduanya juga atlet junior kita yakni M. Firdan Ardika dan Aurin Aura Rinjani,” ujar Ketua Harian Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Kalsel, Bandi Chairullah, dilansir dari Banjarmasinpost.co.id. Khusus untuk Firdan, ia pernah juga tergabung dalam tim nasional pada Asian Youth 2018 yang mewakili Indonesia di Tiongkok. Lebih lanjut, Bandi berharap tiga pemanjat tebing asal Kalsel yang dipersiapkan tampil di Olimpiade Tokyo ini bisa membawa harum nama Indonesia di kancah internasional. Sebelumnya, PP Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) menggelar seleksi nasional (Seleknas) atlet panjat tebing junior. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada tanggal 19 hingga 24 Oktober 2020 di Jakarta Internasional Climbing Wall Park, Cakung, Jakarta Timur. Seleknas tersebut pada awalnya dijadwalkan terlaksana pada pertengahan September lalu, namun karena adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta sehingga Seleknas tertunda. Sebanyak 55 atlet panjat tebing dari seluruh Indonesia mengikuti Seleknas dan menjalani serangkaian tes,diantaranya tes ketrampilan memanjat, tes kesehatan dan tes psikologi. Seleksi nasional tersebut bertujuan untuk mencari bibit baru, dengan memberikan pembinaan jangka panjang kepada para atlet junior.

6 Pemanjat Tebing Junior Kalsel Lolos ke Tahap Seleksi Nasional

6 Pemanjat Tebing Junior Kalsel Lolos ke Tahap Seleksi Nasional

Sebanyak 6 pemanjat tebing junior dinyatakan lolos untuk mewakili Kalimantan Selatan ke Seleksi Nasional di Jakarta yang direncanakan digelar bulan ini. Nantinya, para atlet yang lolos Seleksi Nasional akan mewakili Indonesia di Kejuaraan Dunia yang diperkirakan berlangsung tahun depan. Keenam nama yang berhasil lolos ke Seleksi Nasional ini berhasil menjadi yang terbaik usai mengikuti seleksi yang diselenggarakan PP FPTI, di Venue Sport Climbing Gor Hasanudin HM, pada 29 Agustus 2020 lalu. Ketua Harian FPTI Provinsi Kalsel, Bandi Chairullah menjelaskan pada awalnya ada 8 nama yang mengikuti seleksi yang berasal dari kabupaten/kota diantaranya Tapin 3, Hulu Sungai Tengah 2, Tanah Laut 1, Banjarbaru 1 dan Banjar 1. Sementara kuota yang lolos hanya untuk 6 orang. “Namun dari semua atlet yang seleksi kemarin kita hanya menyediakan kuota 6 atlet saja, 3 putra dan 3 putri,” ucapnya Kamis (3/9/2020) seperti dikutip dari Klikkalsel.com. Bobot seleksi yang ditempuh para atlet adalah latihan fisik sekitar 20 persen, psikologi 30 persen dan tes pemanjatan 30 persen. Dari serangkaian tes tersebut, maka muncul 6 nama atlet terbaik yang berhak mewakili Kalimantan Selatan di Seleksi Nasional. Untuk atlet putra yang lolos, FPTI Tapin berhasil mendominasi dengan mengirimkan 3 nama. Sementara atlet putri terbagi rata dan berasal dari FPTI Banjarbaru, FPTI Hulu Sungai Tengah dan FPTI Tanah Laut. “Secara faktual data base hasil tes atlet yang bersangkutan, adalah murni sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.” ujar Bandi. Berikut Daftar Atlet Junior Kalimantan Selatan yang Lolos ke Seleksi Nasional: Putra: 1. Muhammad Firdan Andika – FPTI Tapin. 2. Muhammad Rezky Azhar – FPTI Tapin. 3. Moh. Reza Fernanda Abdi – FPTI Tapin. Putri: 1. Zeriflita Aura Rinjani – FPTI Banjarbaru. 2. Andika Nabila – FPTI Hulu Sungai Tengah. 3. Hudiya Lailan Nisfi – FPTI Tanah Laut.

Medan Gelar Kejurnas Panjat Tebing Kapolda Sumut Cup 2019, Juara Dunia Aspar Jaelolo Turun Berlaga

Polda Sumut akan menggelar Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Open Panjat Tebing bertajuk 'Kapolda Sumut Cup 2019' pada 1-5 Februari 2019, di Lapangan Mako Brimob Polda Sumut, Medan. Juara dunia panjat tebing Indonesia, Aspar Jaelolo, dipastikan tampil pada Kejurnas Open Polda Sumut ini. (FPTI)

Medan- Polda Sumut akan menggelar Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Open Panjat Tebing bertajuk ‘Kapolda Sumut Cup’ pada 1-5 Februari 2019, di Lapangan Mako Brimob Polda Sumut, Medan. Terdapat empat kelas putra dan putri yang akan dipertandingkan pada Kejurnas ini yakni kelas speed WR, speed klasik, lead, dan boulder. Ketua II Panitia Panjat Tebing Kapolda Sumut Cup, Junet Iskandar mengungkapkan, jika salah satu juara dunia panjat tebing Indonesia, Aspar Jaelolo, dipastikan tampil pada Kejurnas Open Polda Sumut ini. “Atlet Asian Games kemarin juga akan turun, seperti Rajiah Salsabillah dan Abu Dzar Yulianto. Kejurnas ini event pertama yang diadakan tahun ini juga menjadi hitungan peringkat berjalan. Karena untuk seleksi Asian Championship, pada November 2019,” terangnya pada Kamis (25/1), di Mako Brimob Polda Sumut, Medan. Aspar berhasil meraih medali emas pada kategori speed di Piala Dunia Panjat Tebing, bertajuk IFSC Climbing Worldcup di Wujiang, Tiongkok, pada Oktober 2018. Sementara Salsabillah dan Abu Dzar, merupakan atlet peraih emas di nomor speed relay putra dan putri, di Asian Games 2018. Junet menjelaskan hadirnya juara dunia dan Asian Games ini akan membuat para climbers Sumut, belajar dari atlet pencetak rekor dunia. “Kami ingin kasih semangat buat atlet kita (Sumut) biar lebih kerja kerasnya. Hadirnya uara dunia dan Asian Games ini juga akan mendongkrak gengsi dan kemeriahan event ini,” tegasnya. Ia menerangkan akan ada 300 atlet yang berasal dari berbagai daerah serta negara tetangga, berpartisipasi dalam kejuaraan ini. Setidaknya, tercatat sembilan provinsi yang telah mendaftar untuk mengikuti Kejurnas Poldasu Cup ini. Ia menargetkan 200 atlet panjat tebing akan berlaga di Kejurnas ini. “Sudah ada delapan daerah yang telah mendaftar, seperti Aceh, Lampung, Sumbar, Bengkulu, Padang, lalu dari Jawa ada Bandung, Surabaya, Jawa Timur dan Jakarta. Hingga hari ini sudah ada 41 atlet yang mendaftar dan akan terus bertambah,” jelas pria kelahiran Medan, 17 Juni 1974 ini. Ketua Pengcab Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Kota Medan ini memastikan jika 30 atlet panjat tebing FPTI Sumut, akan berlaga pada kejurnas kali ini. Bahkan kejuaraan Poldasu Cup ini juga menjadi tolak ukur sebelum menghadapi Popwil, sebagai kualifikasi menuju PON 2020. “Sekitar 30 atlet panjat tebing Sumut nanti akan berlaga disini. Atlet-atlet dari Sumatera memang rata-rata semua ikut Kejuaraan. Sehingga nantinya menjadi barometer mereka, jelang persiapan menghadapi Popwil Sumatera, pada November 2019, di Lampung,” tegasnya. Lebih lanjut, kejuaraan ini berlangsung berkat kepedulian Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto, untuk memajukan olahraga panjat tebing di Sumut. “Ini bukti kepedulian Pak Kapolda menghidupkan kembali olahraga panjat tebing ini, dengan membangun sarana baru dengan standar track speed wr dengan rekor dunia,” pungkasnya. (Adt)

Koleksi 282 Poin Sepanjang 2018, Atlet Boulder Putri 20 Tahun Jadi Nomor Satu di Indonesia

Gadis kelahiran Kudus, Jateng, 6 Januari 1998, Ndona Nasugian, menjadi atlet boulder putri nomor satu Indonesia 2018. Pememgang medali perak Asian Youth Championship 2011 di Singapura itu, mengoleksi total poin 282, dari empat kompetisi selama 2018. (FPTI)

Jakarta- Atlet panjat tebing asal Jawa Tengah (Jateng), Ndona Nasugian, menjadi atlet boulder putri nomor satu Indonesia 2018. Gadis kelahiran Kudus, Jateng, 6 Januari 1998 yang mememgang medali perak Asian Youth Championship 2011 di Singapura itu, mengoleksi total poin 282, dari empat kompetisi selama 2018. Yakni di ajang MOCC (23-27 April), Wali Kota Cup (18-21 Juli), ZTC Bali (3-5 Agustus), dan Kejuaraan Nasional (Kejurnas) XVII (27 November – 2 Desember). Mahasisiwi Jurusan Ilmu Olahraga Universitas Negeri Semarang ini, berbagi gelar dengan Nadya Putri Virgita, asal Bali, yang juga mengumpulkan total poin 282. Diikuti Kharisma Ragil Rakasiwi asal Jawa Timur (Jatim), yang berada di peringkat ketiga dengan total poin 243. Sedangkan peringkat keempat dihuni Fitria Hartani yang juga berasal dari Jatim dengan total poin 200. Sementara itu, peringkat kelima dan selanjutnya diisi Indahwati asal Jateng (175 poin), Anggun Yolanda asal Nusa Tenggara Barat (160 poin), Betti Nawafatus Y.N asal Jawa Barat (157 poin). Kemudian, Ni Komang Ayu Suartini asal Bali (149 poin), dan Dyah Puspitaningtyas asal Daerah Istimewa Yogyakarta (147 poin). (Adt)

Dorong Atlet Muda di SEA Games 2019, Juara Dunia Asal Palu Fokus Cari Poin Olimpiade Tokyo

Juara dunia speed world record Wujiang 2018, China, Aspar Jaelolo, mengaku dirinya tak akan tampil dalam ajang multievent SEA Games 2019 Filipina. Ia memilih untuk fokus mengumpulkan poin, menuju Olimpiade 2020 Tokyo, Jepang. (app.kurio.co.id)

Jakarta- Juara dunia speed world record Wujiang 2018, China, Aspar Jaelolo, mengaku dirinya absen di ajang SEA Games 2019 Filipina. Hal itu bukan tanpa alasan, sebab atlet kelahiran Wani, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, 24 Januari 1988 itu, akan fokus mengumpulkan poin menuju Olimpiade 2020 Tokyo, Jepang. “Kalau saya pribadi, tidak akan tampil di SEA Games 2019. Tapi, misalkan FPTI (Federasi Panjat Tebing Indonesia) mengharuskan tampil, maka saya akan siap turun,” ujar Aspar, di Jakarta, pada Selasa (11/12). “Federasi menginginkan atlet yang lebih muda. Itu juga harapan saya. Supaya ada regenerasi. SEA Games itu lingkupnya Asia Tenggara, sehingga atlet muda harus diberi kesempatan untuk tampil,” lanjutnya. Ia mengungkapkan bila cabang olahraga panjat tebing masih diperdebatkan apakah bisa dipertandingkan di SEA Games 2019. “Di Asia Tenggara, Indonesia masih terkuat di cabang olahraga (cabor) panjat tebing. Sedangkan, tuan rumah punya kebijakan memasukan cabor yang jadi unggulannya. Tapi, karena panjat tebing sudah masuk Olimpiade, ya tuan rumah wajib memasukan cabang ini,” terang peraih medali perak Asian Games 2018, dalam nomor speed relay putra itu. Kedepan, harapannya, tegas Aspar, tim Indonesia yang akan berlaga di Olimpiade Tokyo 2020, bisa mendapatkan poin penuh pada ajang kualifikasi 2019. Untuk, itu dirinya akan fokus mengejar poin, menuju pesta olahraga terbesar sejagat, dengan mengikuti seluruh seri world cup pada tahun depan. “Sebenarnya tahun ini, saya punya target menempati ranking 3 dunia. Tapi nggak kesampaian, karena bertepatan dengan Asian Games 2018. Dari 8 seri yang harus diikuti, saya tidak bisa tampil di tiga seri world cup,” jelasnya. “Akibatnya, ranking saya sepanjang tahun ini, harus terkoreksi dan turun ke peringkat 6 dunia. Itu sebabnya, saya harus mengejar di tahun depan untuk mendapatkan tiket Olimpiade,” pungkas atlet asal DKI Jakarta itu. (Adt)

Hadirkan Indoor Climbing Gym Pertama di Jakarta, Sarana Pembibitan Atlet Muda Panjat Tebing

IndoClimb dengan FX Sudirman resmi bekerjasama, untuk menghadirkan indoor climbing gym pertama di pusat kota Jakarta, sekaligus jadi wadah latihan atlet panjat tebing nasional. Kesepakatan itu dilakukan di Kawasan Sudirman, Jakarta, pada Selasa (11/12) (dreamclimbingwalls.com)

Jakarta- Rock climbing merupakan olahraga outdoor yang melibatkan petualangan, adrenalin, dan kebugaran fisik. Aktifitas rock climbing tak sedikit serta berbahaya seperti dibayangkan sebagian orang. Bila dilakukan dengan dengan peralatan yang lengkap, serta teknik yang benar. Terlebih, olahraga ini memiliki komunitas yang besar di Indonesia dan mancanegara. Kini, olahraga outdoor dan extreme berkembang dan mulai digemari berbagai kalangan. Namun, untuk melakukan aktifitas rock climbing di alam bebas setiap hari, bagi masyarakat perkotaan tak memungkinkan. Sehingga, dibutuhkan lokasi yang terletak di pusat perkotaan agar rock climbers bisa berlatih. Di negara tetangga, seperti Malaysia, Singapura dan negara Asia Tenggara lainnya, rock climbing sudah populer dan memiliki fasilitas climbing gym di pusat kota, sehingga sudah menjadi urban lifestyle bagi masyarakat perkotaan. Untuk itu, IndoClimb dengan FX Sudirman resmi bekerjasama, untuk menghadirkan indoor climbing gym pertama di pusat kota Jakarta, sekaligus wadah latihan atlet panjat tebing nasional. Denny Maruhum Pasaribu, Vice President Marketing Communication dan Komersial FX Sudirman, mengaku indoor climbing gym sesungguhnya sudah ada. Namun, tak berkembang dengan baik. “Kami melihat tak hanya dari sisi bisnis. Sebab, FX s itu merupakan home of sport. Dan, kami lihat ide membangun indoor climbing gym adalah peluang, dan sesuatu yang berbeda,” ujar Denny, di Jakarta, pada Selasa (11/12). “Bedanya, di tempat lain tidak strategis. Apalagi di kawasan ini rata-rata mereka adalah orang kantoran, yang suka berolahraga, yang sifatnya urban lifestyle. Jadi ini sebenarnya peluang besar,” lanjutnya.Terlebih, tambah Denny, paska Asian Games 2019 harus terus dijaga momentumnya. Sedangkan Fedi Fianto, dari pihak IndoClimb, mengungkapkan indoor climbing gym menjadi tempat ideal untuk semua kategori, mulai speed, lead dan boulder. “Kami pastikan arenanya sangat aman. Untuk speed record itu tingginya mencapai 15 meter, sedangkan lead bisa sampai 18 meter,” terang Fedi. Ketiganya bisa dinikmati pengunjung umum dan akan diadakan kelas program bagi yang ingin mendalami. Namun fasilitas panjat tebing ini baru akan hadir pada bulan April 2019. “Yang speed 15 meter, boulder yang cukup luas, pendek karena buruh movement dan tidak terlalu tinggi, dan lead climbing tingginya 18 meter,” jelas Fedi. Nantinya, tiket panjat tebing indoor ini akan dibandrol sekitar Rp 150.000 untuk satu hari dan tidak terbatas jam. Perbedaan Climbing gym di kawasan sentra olahraga Jakarta ini dengan tempat lain, yakni skenario rute memanjat yang bisa diubah, demi meningkatkan teknik pemanjat. Kehadiran indoor climbing gym ini adalah salah satu upaya melahirkan atlet muda panjat tebing. “Semoga makin banyak indoor climbing gym. Di Jepang, mereka punya ratusan arena seperti ini. Mereka kadang pusing menentukan atlet untuk timnas, karena atletnya terlalu banyak,” cetus Aspar Jaelolo, atlet pelatnas panjat tebing,. Ia berharap makin banyak pihak yang bisa menghadirkan indoor climbing gym, serta menggelar event. “Selain atlet-atlet nasional yang berlatih ditempat ini nantinya, juga bisa mengundang juara dunia, sehingga makin menarik minat masyarakat untuk datang ke indoor climbing gym,” tukas kampiun dunia di Wujiang 2018, China itu. (Adt)

Spiderwoman Aries Susanti Sabet Emas Speed World Record, Pemanjat Junior Berthdigna Taklukan Atlet Pelatnas

Aries Susanti Rahayu (Jawa Tengah) meraih medali emas nomor speed world record putri Kejurnas Panjat Tebing di Solo, Jawa Tengah, usai mengalahkan rekan satu Pelatnas Puji Lestari (kiri), pada Jumat (30/11). Sementara, pemanjat junior 19 tahun, Berthdigna Devi Surya Kusuma (kanan), mendapat perunggu. (FPTI)

Solo- Perebutan medali emas nomor speed world record putri kejuraan nasional (Kejurnas) XVII seakan mengulang momen Asian Games 2018 lalu. Spiderwomen Grobogan Aries Susanti Rahayu, kembali berduel dengan Puji Lestari di Solo Sport Climbing Center, Kompleks Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, pada Jumat (30/11). Mewakili Jawa Tengah, Aries memenangi duel panas, dengan Puji, usai mencatat catatan waktu 7,76 detik. Sedangkan Puji yang merupakan utusan DKI Jakarta, mengoleksi waktu 8,92 detik. Di pertandingan lain, suasana panas juga terjadi dalam perebutan medali perunggu. Atlet 19 tahun asal Blora, Berthdigna Devi Surya Kusuma berhadapan dengan atlet nasional asal Banten, Rajiah Salsabillah. Bertha, sapaanya, yang membela Jawa Tengah, berhasil memenangkan pertandingan, setelah Rajiah sempat terpeleset. Catatan waktu Bertha 8,74 detik, sedangkan Rajiah 8,85 detik. Bagi mahasiswi Universitas Dian Nuswantoro, Semarang, Fakultas Bisnis ini begitu berkesan, karena dirinya bisa mengalahkan atlet nasional dan lebih senior darinya. “Nggak nyangka, Alhamdulillah banget bisa menang,” ujar dara kelahiran Kudus, 21 September 1999. Kemenangan Bertha disambut positif oleh Puji dan Aries. Ini menunjukkan adanya regenerasi yang bagus di speed. “Semoga akan ada lebih banyak atlet-atlet junior yang berprestasi sehingga panjat tebing semakin dikenal luas oleh masyarakat,” ujar Aries kelahiran Grobogan, Jawa Tengah, 21 Maret 1995 itu. Sementara itu, dibagian putra, Aspar Jaelolo (DKI Jakarta) berhasil mengunci medali emas nomor speed world record setelah menyingkirkan rekan satu Pelatnas Alfian M. Fajri (Jawa Tengah). Aspar berhasil meraih medali emas dengan catatan waktu 6,78 detik, sedangkan Alfian hanya mencetak waktu 7,30 detik. Lalu, Pangeran Septo Wibowo Siburian yang merupakan atlet Pelatnas harus rela menyerahkan medali perunggu akibat kalah cepat dengan Wira Hutanianto. Catatan waktu Wira 5,95 detik, sedangkan Pangeran 6,96 detik. Wira mengaku bangga dengan perolehan medali perunggu ini. Ia tak menyangka mampu mengalahkan atlet nasional yang jam terbangnya jauh lebih tinggi. “Saya senang sekali, nggak nyangka bisa satu karantina sama atlet-atlet Pelatnas. Ini pertama kalinya bagi saya,” tukas Wira. (Adt)

Tampil Impresif di Kejurnas Panjat Tebing, Lead Tim Putra Sumbang Emas Pertama Bagi Jawa Timur

Lead tim putra kontingen Jawa Timur (kaos hijau), akhirnya sukses meraih medali emas pada hari pertama, pelaksanaan Kejurnas XVII Panjat Tebing 2018, di Solo, Jawa Tengah, pada Rabu (28/11). (FPTI)

Solo- Kontingen Jawa Timur (Jatim) menyabet satu medali emas dan satu medali perak pada hari pertama kejuaraan nasional (Kejurnas) XVII Panjat Tebing 2018, pada Rabu (28/11), di Solo Sport Climbing Center, Solo, Jawa Tengah (Jateng). Medali emas didapat dari kategori lead tim putra. Sedangkan perak didapat dari boulder tim putri. Lead tim putra Jatim dihuni Yohanes Angel Rossy Que, Akbar Huda Wardana, dan Fatchur Roji. Untuk medali perak lead tim putra direbut kontingen Jabar yang diperkuat Muhammad Rizal Ramdhan, Dimas Wahyu NR, dan Bim Sigrid. Dan, medali perunggu direbut kontingen Bali yang menurunkan Rifaldi Ode Sandjaya, Danes Devrian Sandehang, dan Temi Teli Lasa. Sementara itu, Jatim juga meraih medali perak melalui boulder tim putri. Jatim menurunkan Pradeva Adelin, Choirul Umi Cahyaning Ayub, Fitria Hartani, dan Amanda Nanda Mutia. Dalam babak final, boulder tim putri Jatim menorehkan 1 top, 1 zone, 1 AT, dan 6 AZ. Danu Iswara, Ketua Umum Pengda (Pengurus Daerah) FPTI (Federasi Panjat Tebing Indonesia) Jatim, mengaku bersyukur bisa meraih medali emas dan perak di hari pertama Kejurnas. “Awal yang baik. Semoga performa atlet terus berlanjut sampai hari terakhir Kejurnas,” ujar Danu, pada Rabu (28/11) malam. Dengan raihan ini, Jatim yang merupakan juara umum Kejurnas tahun lalu itu memuncaki klasemen perolehan medali sementara, dengan meraih 1 medali emas dan 1 medali perak. Pada urutan kedua, Jateng mengantongi satu medali emas yang didapat dari tim putri pada kategori Boulder. Sementara kontingen Jabar di posisi ketiga dengan satu medali perak yang diraih tim putra pada kategori Lead. Kontingen Bali menempati posisi keempat dengan satu perak dan dua medali perunggu. Adapun kontingen daerah lain belum mendapat medali pada hari pertama ini. Kejurnas XVII Panjat Tebing 2018 berlangsung selama lima hari ke depan, mulai 28 November hingga 2 Desember 2018. Diikuti oleh 27 kontingen yang memperebutkan medali pada 18 nomor, termasuk 2 nomor olimpiade yang diikuti 129 atlet. (Adt)

211 Atlet Siap Panaskan Persaingan Kejurnas Panjat Tebing di Solo, Berebut Tiket Olimpiade 2020 Tokyo

Sebanyak 211 atlet siap memanaskan Kejurnas Panjat Tebing XVII di Solo Sport Climbing Center, Kompleks Stadion Manahan Solo, Jawa Tengah, yang mulai dihelat pada Rabu (27/11). Mereka juga akan berebut tiket Olimpiade 2020 Tokyo, Jepang. (Dok. Humas FPTI)

Solo- Sebanyak 211 atlet, terdiri dari 131 atlet putra dan 80 atlet putri dari 25 provinsi, tampil dalam Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Panjat Tebing XVII di Solo Sport Climbing Center, Kompleks Stadion Manahan Solo, Jawa Tengah. Mulai Rabu (27/11), mereka bakal berebut tiket Olimpiade 2020 Tokyo, Jepang. Event ini diyakini induk organisasi panjat tebing Indonesia berlangsung ketat. Selain bertabur atlet terbaik, juga diramaikan atlet Asian Games 2018, mewakili daerah masing-masing. Momen ini juga dimanfaatkan PP (Pengurus Pusat) Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) menjaring atlet untuk pra-Olimpiade 2019 di Prancis dan Olimpiade 2020 di Tokyo. Nomor yang akan dipertandingkan di Olimpiade adalah combine, yakni setiap atlet akan memainkan lead, boulder, dan speed sekaligus. Sedangkan saat ini yang menjadi andalan Indonesia adalah nomor speed. “Kalau yang lalu didominasi atlet speed, maka di Kejurnas ini kami harus realistis mencoba atlet yang berangkat dari lead dan boulder,” ujar Pristiawan Buntoro, Wakil Ketua II PP FPTI, pada Selasa (26/11). Pris, sapaannya, mengatakan skema Pelatnas untuk pra-Olimpiade dan Olimpiade akan berbeda dengan pelatnas Asian Games. Ia menjelaskan, karakter otot atlet speed dengan lead dan boulder sangat berbeda. Sehingga, jelas Pris, treatment untuk para atlet menjelang Olimpiade juga akan sangat berbeda dengan saat Asian Games lalu. “Itu susahnya, tapi ini problem di semua negara. Saat atlet itu bagus di speed, maka lead dan bouldernya kurang. Begitu juga sebaliknya,” lanjutnya. Selain hasil Kejurnas, poin lain yang akan dipertimbangkan dalam seleksi atlet Pelatnas jelang Olimpiade adalah prestasi atlet di tingkat nasional. “Meski secara umum, hasilnya nanti tak jauh berbeda,” tambahnya. Disisi lain, kendati skema seleksi berubah, namun PP FPTI akan mempertahankan atlet andalan Indonesia, yakni spiderwomen Aries Susanti Rahayu, dan Aspar ‘Babon’ Jaelolo. Sebab keduanya merupakan atlet andalan di nomor speed dengan prestasi level dunia. Alasan lainnya, Aries dan Aspar dipertahankan untuk menambah tiket Indonesia di pra-Olimpiade dan Olimpiade. Karena kuota masing-masing negara di kejuaraan tersebut hanya 2 orang putra dan 2 orang putri. Namun ada kuota tambahan bagi pemegang peringkat 5 besar dunia di nomor speed, lead, maupun boulder. “Kita enggak bisa singkirkan Aries dan Aspar. Mereka berdua akan masuk jadi tulang punggung timnas karena sudah kuat,” tegas Pris. Saat ini, Aries memegang peringkat 4 dunia di nomor women’s speed, sedangkan Aspar peringkat 8 men’s speed. Untuk itu, Aries dan Aspar akan digenjot mengikuti seri Kejuaraan Dunia pada 2019 agar prestasi mereka semakin bagus. “Jadi selain Aries dan Aspar, nantinya akan ada 8 atlet lain, yang bakal dipilih untuk Pelatnas pra-Olimpiade,” tukas Pria. (Adt)