Kejuaraan Taekwondo Pangkostrad Cup Tahun 2024 Resmi Digelar

Panglima Kostrad (Pangkostrad) Letnan Jenderal TNI Muhammad Saleh Mustafa secara resmi membuka kejuaraan Taekwondo Panglima Kostrad Cup Tahun 2024 yang digelar di Gelanggang Olahraga Ciracas, Jl. Raya Jakarta-Bogor, Ciracas, Kec. Ciracas, Kota Jakarta Timur. Kamis (9/5/2024). Dalam sambutannya, Pangkostrad mengucapkan selamat datang kepada para atlet dan terima kasih atas partisipasinya. Jadikanlah kejuaraan ini selain sebagai wahana untuk menyiapkan bibit-bibit atlet Taekwondo yang handal, dapat pula dijadikan sebagai event untuk memantapkan dan mengukur tingkat kemampuan para Taekwondoin, dan juga sebagai tolok ukur dalam mengevaluasi pembinaan olahraga Taekwondo di Indonesia. “Kejuaraan ini juga dapat dijadikan sebagai ajang silaturahmi antar pelatih, atlet hingga seluruh stakeholder yang berkecimpung di olahraga Taekwondo, diharapkan melalui kejuaraan ini akan tercipta generasi muda yang unggul, kuat dan berprestasi,” kata Pangkostrad. “Dalam falsafah Taekwondo mengajarkan kepada setiap Taekwondoin untuk selalu menjunjung tinggi pengorbanan, pengendalian diri, kebaikan, pengampunan dan cinta sesama manusia. Taekwondo juga menekankan penghormatan terhadap segala bentuk kehidupan,” tambah Pangkostrad. Selain itu, Pangkostrad berkata jika dirinya sangat mendukung diselenggarakannya kejuaraan Taekwondo ini, dengan pertimbangan karena adanya kesamaan nilai-nilai dasar antara falsafah Taekwondo dengan nilai-nilai patriotisme yang melekat pada jiwa generasi muda sebagai penerus cita-cita bangsa. “Saya berharap melalui penyelenggaraan kejuaraan Taekwondo Pangkostrad Cup 2024 dapat melahirkan atlet-atlet taekwondo baru yang berbakat dan berprestasi, tidak hanya di level nasional namun juga di level internasional, sehingga mampu membawa nama harum Indonesia di mata dunia dan dapat memberikan dorongan bagi tumbuh dan berkembangnya jiwa semangat patriotisme dan semangat pengabdian kepada Bangsa dan Negara Indonesia tercinta,” ujar Pangkostrad. “Saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Kepala Staf Angkatan Darat, Kemenpora, Pemprov DKI Jakarta, NOC Indonesia, Koni, Taekwondo Indonesia, Rekanan, Panitia dan kepada semua pihak yang telah terlibat dan membantu kelancaran pelaksanaan kejuaraan ini,” tambah Pangkostrad. Diakhir sambutannya, Pangkostrad berpesan kepada para peserta, agar memanfaatkan event ini dengan sebaik-baiknya untuk dapat menjadikan diri kalian sebagai atlet-atlet handal dan berprestasi. Junjung tinggi sportivitas dan kejujuran tanpa harus mencari-cari kesalahan orang lain. Patuhi semua ketentuan dan aturan yang sudah disepakati dan biasakan tampil sebagai Taekwondoin yang cerdas, berani menerima kemenangan dan berani menerima kekalahan. Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Besar Taekwondo Indonesia, Letjen TNI Richard T H Tampubolon, mengungkapkan baru saja kita menyaksikan acara penyematan sabuk hitam DAN V Kehormatan Kukkiwon kepada Pangkostrad Letjen Muhammad Saleh Mustafa. “Selaku Ketua Umum PBTI saya mengucapkan selamat atas penganugerahan ini, penganugerahan sabuk kehormatan tersebut sebagai bentuk apresiasi PBTI dan semua masyarakat taekwondo Indonesia atas dukungan luar biasa kepada Pangkostrad Letjen TN Muhammad Saleh Mustafa dalam membangun dan memajukan Taekwondo di tanah air yang kita cintai ini,” ujarnya. PBTI berharap akan mempererat sinergitas TNI, khususnya Kostrad dengan PBTI dalam mencetak atlet-atlet yang dapat mengharumkan Indonesia di dunia internasional. Ketua Panitia Pelaksana kejuaraan Taekwondo Panglima Kostrad Cup Tahun 2024, Kolonel Inf Maychel Asmi, P.S.C., S.E., M.Han., yang sehari-hari menjabat Asops Kaskostrad menambahkan, bahwa kejuaraan Taekwondo Panglima Kostrad Cup Tahun 2024 akan berlangsung selama empat hari, mulai tanggal 9 hingga 12 Mei 2024. Total Peserta 2904 atlet, dengan rincian untuk Kategori Umum: 2735 atlet. Kyorugi Pemula: 1759 atlet, Kyorugi Prestasi: 544 atlet, Poomsae Pemula: 331 atlet, Poomsae Prestasi: 101 atlet. Untuk Kategori TNI/Polri Total: 169 Atlet. Kyorugi Prestasi 148 Atlet dan Poomsae Prestasi 21 Atlet. Sumber: ANTV Klik

PBTI Menjaring Atlet Junior Baru Melalui Turnamen Taekwondo

PBTI Menjaring Atlet Junior Baru Melalui Turnamen Taekwondo

Persatuan Taekwondo Seluruh Indonesia (PBTI) mencermati potensi atlet junior dari berbagai daerah, dengan Kejuaraan Nasional Taekwondo 2022 digelar di Stadion GOR Benteng Taruna, Tangerang, Banten, pada 15-18 Desember. “Sebagian besar provinsi berhasil meraih medali, meski lima provinsi yakni Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Banten, dan Yogyakarta masih mendominasi,” kata Thamrin Marzouki, Presiden Institut, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu. Marzouki menilai kekuatan di kelas junior sudah merata. Hingga Minggu siang, Jabar kokoh di puncak klasemen dengan raihan 16 medali emas, 9 perak, dan 15 perunggu. Jakarta menduduki peringkat kedua dengan delapan emas, 10 perak, dan 12 perunggu, sedangkan Jakarta di peringkat ketiga dengan tujuh emas, tujuh perak, dan tiga perunggu. Sedangkan provinsi tuan rumah Banten harus finis keempat dengan enam emas, enam perak, dan 15 perunggu. Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBTI, Fachmy Fachrezzy, mengatakan pihaknya sejauh ini telah menentukan komposisi atlet yang akan diseleksi untuk berlaga di SEA Games ke-32 tahun 2023 di Phnom Penh, Kamboja. Ia melihat banyak potensi yang dimiliki para atlet junior, terutama dalam hal skill dan postur tubuh, sedangkan ketahanan fisik mereka perlu ditingkatkan. “Kami telah menyimpan (nama-nama) atlet yang akan mengikuti seleksi, dan diharapkan kriteria dan kualifikasi atlet yang dipilih dari hasil kejuaraan nasional sesuai dengan harapan kami,” kata Vacrezi. Ditambahkannya, mentalitas dan wawasan para atlet bisa ditingkatkan dengan berlaga di ajang resmi berstandar internasional. Untuk itu, ia berjanji akan memperbaiki formula dan rencana latihan serta mengembangkan prestasi, terutama terkait kualitas turnamen, termasuk turnamen regional di tahun-tahun berikutnya.

Andi Sultan Tambah Raihan Medali Indonesia di Kejuaraan Dunia 2022

Andi Sultan Tambah Raihan Medali Indonesia di Kejuaraan Dunia 2022

Atlet taekwondo junior, Andi Sultan menambah pundi-pundi medali Indonesia dalam ajang Goyang World Taekwondo Poomsae Championship 2022 di Goyang, Korea Selatan, kata manajer timnas taekwondo Laras Fitriana Novianty Sumarna. Kepada Antara, Laras mengatakan Andi Sultan menempati peringkat ketiga bersama dengan wakil Vietnam Thanh An Ho saat turun pada nomor freestyle poomsae under 17 individual male, yang bergulir pada Sabtu, 23 April waktu setempat. Sementara wakil tuan rumah Jin Ho Lee memastikan medali emas. Adapun perak diraih wakil Amerika Serikat (AS) Anthony Do. “Medali Indonesia bertambah dari Andi Sultan yang meraih perunggu pada kelas freestyle poomsae under 17 individual male,” ujar Laras. Andi Sultan tampil dalam kejuaraan yang berlangsung di Korea Selatan setelah sebelumnya meraih medali emas pada Online World Taekwondo Poomsae Open Challenge II dan Online World Taekwondo Poomsae Open Challenge Final di kelas freestyle poomsae under-17 individual male. “Maka Andi Sultan diberangkatkan untuk kejuaraan Goyang World Poomsae Championship 2022. Juga sebagai ajang menambah pengalaman dan prestasi,” ujar Laras. Dengan tambahan medali dari Andi, Indonesia telah mengoleksi dua medali perunggu setelah satu hari sebelumnya Muhammad Rizal, Muhammad Alfi Kusuma, dan Muhammad Hafidz yang turun pada nomor recognized poomsae Under 30 team male menempati posisi ketiga bersama Vietnam. Pada nomor tersebut medali emas diraih Taiwan dan posisi kedua di tempati tuan rumah Korea Selatan. Secara keseluruhan ada lima atlet Merah Putih yang turun dalam ajang tersebut, empat di antaranya adalah mereka yang bakal dipersiapkan untuk SEA Games Hanoi, Vietnam, 12-23 Mei, yakni, Defia Rosmaniar, Muhammad Alfi, Muhammad Hafizh Fachrur Rhozy, dan Muhammad Rizal. Goyang World Taekwondo Poomsae Championship 2022 masih akan mempertandingkan sejumlah nomor pada hari ini, termasuk nomor yang bakal diikuti Defia yakni recognized poomsae under 30 individual female.

Carren, Atlet Berprestasi Pemegang Sabuk Hitam DAN III Kukkiwon

Carren, Atlet Berprestasi Pemegang Sabuk Hitam DAN III Kukkiwon

Meski baru berusia 14 tahun, Carren sudah menorehkan banyak prestasi melalui cabang olahraga Taekwondo. Atlet kelahiran Tentena, 06 November 2007 ini mulai menekuni olahraga Taekwondo sejak duduk di bangku SD kelas II. Berkat dorongan kedua orangtuanya lah, Gabriela Emily Carrenhapukh Laonu, atau yang sering dipanggil Carren ini terus berlatih serta menekuni olahraga yang masuk dalam kategori beladiri. Duduk di bangku kelas 9, saat ini Carren tercatat sebagai siswi di SMP Negeri 1 Pamona Utara, kabupaten Poso, Sulteng. Penampilannya biasa saja, gadis imut berkulit sawo matang, perawakannya anggun lembut, namun siapa sangka sudah menyandang Sabuk Hitam DAN III Kukkiwon. Dari dorongan dari sang Ayah Morminto Laonu dan Ibu Is Maita menjadi pegangan untuk giat berlatih, kelak menjadi atlet terbaik di cabang olahraga Taekwondo. Sederet prestasi dari sejumlah event kejuaraan Daerah, Nasional bahkan Internasional gadis asal Tentena ini sudah diikutinya. Pernah meraih medali emas pada kejuaraan ATF Taekwondo Speed Kicking Championship, Filiphina Oktober 2020 (Cadet Putri). Semangat untuk melatih menjadi atlet Taekwondo bermula saat mengikuti event kali pertama dengan meraih medali perak pada Kejuaraan Daerah IAIN Cup, Antar Pelajar dan Mahasiswa, di Palu Agustus 2017 (Kyorugi Super Cadet Putri U-28). Dari sang pelatih Felky Lee terus mengawasi perkembagan atlet, termasuk Carren, dinilai potensial untuk mengasah menjadi atlet Taekwondo Sulteng terbaik. Felky sendiri selalu mengandalkan Carren di setiap ada kejuaraan untuk disertakan. Katanya, Carren sebagai atlet muda berbakat di cabang olahraga Taekwondo Kategori Kyorugi juga atlet kebanggan daerah Sulawesi Tengah. Daftar Prestasi Carren: 1. Medali Emas Cadet Putri U-44 Bupati Poso Cup (Maret 2022) 2. Medali Emas POPDA XIX Donggala 2021 (Kyorugi Junior Putri U-44) 3. Medali Emas Poltek Cup XVIII, Makasar Oktober 2021 (Kyorugi Cadet U-42) 4. Medali Emas & Pemain terbaik Sulteng Open 2, Palu Oktober 2021 (Kyorugi Cadet U-42) 5. Medali Perak UNHAN RI Multisport Championship Jakarta September 2021 (Speed Kicking Cadet Putri) 6. Medali Emas Gorontalo International Virtual Championship, Gorontalo September 2021 (Speed Kicking Cadet Putri) 7. Medali Emas, Bandung International E-Poomsae Tournament, Bandung Juni 2021 (Speed Kicking Cadet Putri) 8. Medali Emas Papua Open 2021, Jayapura Mei 2021 (Speed Kicking Cadet Putri) 9. Medali Emas Indonesia Internasional Biho Medan April 2021 (Speed Kicking Cadet Putri) 9. Medali Emas Indonesia Best Of The Best, Maluku April 2021 (Speed Kicking Cadet Putri) 10. Medali Emas ATF Taekwondo Speed Kicking Championship, Filiphina Oktober 2020 (Cadet Putri) 11. Medali Emas Kejurnas Menpora Cup Passemba Toraya Maelo Cup II, Toraja Desember 2019 (Kyorugi Cadet Putri U-37) 12. Medali Perak Pugnator Badung Sport Tourism Taekwondo Championship, Bali Oktober 2019 (Kyorugi Cadet Putri U-37) 13. Medali Emas Kejurnas Menpora Cup Central Celebes 3 Championship, Palu Oktober 2019 (Kyorugi Pracadet Putri U-37) 14. Medali Emas Untad Cup I antar pelajar, Palu Juli 2019 (Kyorugi Pracadet Putri U-37) 15. Medali Perunggu We Are One BTI – Akademi Angkatan Udara Taekwondo Championship ke 1, Jogjakarta Desember 2018 (Kyorugi Pracadet Putri U-35) 16. Medali Perak Passemba Toraya Maelo Cup 1, Toraja November 2018 (Kyorugi Pracadet Putri U-37) 16. Medali Emas Central Celebes 2, Palu September 2018 (Kyorugi Super Cadet Putri) 17. Medali Emas Open Tournament All Star Cup, Palu April 2018 (Kyorugi Super Cadet Putri U-34) 18. Medali Perak Kejurda IAIN Cup, Antar Pelajar & Mahasiswa, Palu Agustus 2017 (Kyorugi Super Cadet Putri U-28).

Diikuti Cucu Presiden, Piala Wali Kota Solo Resmi Berlangsung

Diikuti Cucu Presiden, Piala Wali Kota Solo Resmi Berlangsung

Sebanyak 1.477 peserta Taekwondo dari empat provinsi bertanding dalam kompetisi Piala Wali Kota Solo. Kompetisi tersebut berlangsung Convention Hall Terminal Tipe A Tirtonadi Solo, Jumat-Minggu (28-30/1). “Event ini merupakan agenda tahunan. Namun, karena ada pandemi sempat terhenti,” kata Ketua Pengurus Kota (Pengkot) Taekwondo Indonesia (TI) Solo, Donny Susanto, dikutip dari Timlo.net, Jumat (28/1). Ia mengatakan tujuan kompetisi ini untuk menjaring bibit-bibit muda Taekwondo. Kompetisi ini diikuti 1.477 peserta dari tiga provinsi, yakni Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, dan DIY. “Ini kompetisi perdana melibatkan orang banyak di tengah pandemi. Protokol kesehatan tetap kita lakukan,” kata dia. Ia berharap tahun ini ada kompetisi serupa. Namun, hal itu tergantung dari keputusan TI pusat karena situasi juga sedang pandemi dan tidak mudah mendapatkan izin. “Dari segi peserta tahun ini lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya,” kata dia. Ia menambahkan banyaknya kompetisi Taekwondo yang vakum membuat peserta atau atlet luar kota datang ke Solo mengikuti Piala Wali Kota Solo. Untuk klas pertandingan terdiri dari berbagai umur. “Paling rendah ada pada kelasnya Jan Ethes (cucu Presiden Jokowi-red) atau usia 4-6 tahun yang kita pertandingkan,” tandasnya. Sumber: Timlo.net

Atlet Muda Taekwondo Kota Probolinggo Berhasil Raih 7 Medali Emas

Atlet Muda Taekwondo Kota Probolinggo Berhasil Raih 7 Medali Emas

Atlet muda taekwondo Kota Probolinggo, Jawa Timur berhasil memboyong tujuh medali emas, satu perak dan empat perunggu dari berbagai nomor kejuaraan di Bandung International E-Poomsae Tournament 2021. “Sebanyak 12 medali berhasil kami boyong, padahal sejak tahun 2004 latihannya numpang dari tempat Kodim, kemudian Zipur,” kata Ketua Pengurus Taekwondo Indonesia Kota Probolinggo Lalu Purwadi di kota setempat, Sabtu. Ia mengatakan untuk mendapatkan atlet yang siap bertanding sebaiknya mengikuti pembinaan sejak usia 5 tahun dan sebenarnya pihaknya sangat senang kalau ada yang mau daftarkan anaknya dari taman kanak-kanak, “Kalau masuknya sudah SMP dan SMA boleh bertanding itu kan setelah sabuk kuning ke atas. Nah ini prosesnya jadi lama, tidak mungkin baru bertanding langsung juara 1,” tuturnya. Menurutnya Dojang atau tempat berlatih taekwondo di Kota Probolinggo sudah diakui sebagai yang terbaik oleh Pengurus Provinsi Jawa Timur dan tidak kalah dengan Surabaya. “Saya dapat penghargaan tahun 2020 dari Pengprov Taekwondo Indonesia Jatim yang diserahkan Pengurus Besar Taekwondo Indonesia karena Kota Probolinggo pengembangan organisasi dan atlet terbaik,” katanya. Wali Kota Probolinggo Hadi Zainal Abidin, Kamis (12/8) berkesempatan mengunjungi Dojang yang terletak di Jalan Semeru nomor 74 itu dan juga mengalungkan medali dan penyerahan bonus prestasi bagi atlet. Wali kota yang akrab disapa Habib Hadi itu menyambut baik atas raihan prestasi atlet binaan Pengurus Taekwondo Indonesia Kota Probolinggo tersebut. “Tentunya saya hadir disini ingin melihat adik-adik yang sudah dididik oleh Pengurus Taekwondo Indonesia Kota Probolinggo. Itu suatu hal yang luar biasa, menjadi kebanggaan kita, apalagi adik-adik yang disini juara,” tuturnya. Ia sangat mendukung kegiatan pembinaan olahraga bagi anak-anak khususnya saat masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan tentunya itu adalah suatu wadah yang luar biasa untuk mengisi kekosongan waktu anak-anak, apalagi dalam situasi kondisi pandemi. Atlet taekwondo Kota Probolinggo lainnya akan mengikuti kompetisi tingkat internasional yakni Gorontalo International Virtual Championship 2021 pada September nanti.

Taekwondoin Muda Indonesia Sabet Juara Dunia

Luar biasa! Andi Sultan mampu menjadi juara dunia setelah berhasil meraih point tertinggi di ajang World Taekwondo Poomsae Open Challenge II 2021. Andi menjadi yang terbaik usai mengalahkan taekwondoin dari sejumlah negara, Senin, 12 Juli 2021. Andi Sultan mengumpulkan poin tertinggi 6.860, mengalahkan peringkat kedua asal Iran, M. Habibzadeh yang mengumpulkan skor 6.760 dan harus puas dengan medali perak. Sementara medali perunggu diraih oleh taekwondoin O. Martinez, asal Meksiko dan H. Shi, asal Macao. World Taekwondo Poomsae Open Challenge 2021 adalah, ajang kejuaraan daring yang digelar oleh Badan Taekwondo Dunia (World Taekwondo) sepanjang tahun 2021 ini. Kejuaraan ini terbagi dalam 3 tahap. World Taekwondo Poomsae Open Challenge I 2021 mempertandingkan untuk kategori junior (pasangan dan tim). World Taekwondo Poomsae Open Challenge II 2021 mempertandingkan kategori cadet (pasangan dan tim) dan World Taekwondo Poomsae Open Challenge III 2021 mempertandingkan kategori senior dan kategori Para (disabilitas). Di akhir tahun nanti, 8 peserta terbaik dari masing-masing tahap kembali akan bertarung di grand final open challenge. Di ajang kejuaraan dunia level G.2 ini, Timnas Taekwondo Indonesia mengikuti kategori kadet dengan menyertakan 3 orang atletnya. Ketiga atlet tersebut adalah Muhammad Nadim Fathurahman Hemawan, asal Jawa Barat yang tampil di nomor Poomsae recognize Male, Naylana Khansa Janeeta, asal Jawa Barat yang tampil di nomor Poomsae recognize Female & Freestyle dan Andi Sultan, atlet asal DKI Jakarta yang tampil di nomor poomsae freestyle Male. Keberhasilan Andi Sultan tak lepas dari analisis pelatih timnas Poomsae Mr. Shin Seung Jung yang melihat potensi atlet ini yang luar biasa dalam beberapa tahun terakhir. Selain prestasinya, menurut pelatih asal Korea itu, Andi Sultan yang aktif di media sosial dengan banyak memperagakan atraksi freestyle taekwondonya, memang memiliki karakter dan bakat yang luar biasa dan sangat membantu penilaiannya dalam melihat potensi atlet tersebut. “Era digital teknologi informasi saat ini, memang memungkinkan kita bisa menilai kapasitas para atlet. Dan para pelatih seyogiayanya juga bisa mendorong perkembangan kualitas atlet melalui ekspose media sosial. Andi Sultan adalah salah satu contoh, bagaimana dirinya mampu meyakinkan para pelatihnya, baik di level klub, Pengprov maupun khususnya pelatih nasional terkait kapasitas teknik dan skillnya memperagakan jurus dan akrobatik dalam taekwondo,” ujar pelatih yang juga mengantarkan Defia Rosmaniar meraih Emas Asian Games 2018 lalu itu. Senada dengan Mir. Shin, Pelatih Nasional Poomsae Maulana Haidir menyampaikan, dengan kemampuan presentasi skill para atlet melalui media sosial yang dimilikinya, kedepan untuk bisa lebih mematangkan dan mengefektifkan pola dan proses seleksi atlet, sistem audisi bisa menjadi suatu alternatif yang bisa diterapkan. Menurutnya, ini memungkinkan kita bisa lebih optimal melakukan penjaringan atlet berbakat secara efektif dan efisien dan mampu mengakomodir potensi para atlet yang tersebar hingga kepelosok daerah yang mungkin saja tidak terjangkau atau teridentifikasi oleh pengurus di daerah. “Tinggal teknis, mekanisme dan parameternya perlu diatur saja dengan melibatkan pengurus di daerah,” ujar Maulana. Untuk diketahui bahwa, Andi Sultan adalah atlet asal DKI Jakarta. Selain aktif di taekwondo, dirinya juga pemegang gelar juara nasional INC Master 2020, sebuah kompetisi tingkat nasional dalam memperagakan keahlian menggunakan alat beladiri nunchaku. Dengan keahlian freestyle taewondo dan kemahirannya menggunakan nunchaku itulah, dirinya saat ini sukses menjadi aktor laga di sebuah sinetron dilayar kaya di salah satu televisi swasta. Terkait dengan keberhasilan Andi Sultan meraih medali emas di ajang kejuaraan dunia tersebut, Ketua Umum Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI), Letjen TNI (Purn) H.M Thamrin Marzuki mengucapkan selamat dan berharap capaian prestasi tersebut dapat meningkatkan semangat dan motivasi bagi atlet lainnya untuk bisa berprestasi tingkat dunia. Senada dengan Ketua Umum PBTI, Kabid Humas PBTI, Kolonel Ruminta juga mengapresiasi atas Raihan Taekwondoin Indonesia Andi Sultan. “Sebagai salah satu pengurus PBTI, tentunya saya bangga dengan apa yang di capai oleh Andi Sultan. Artinya kita punya atlet masa depan yang potensial untuk di kembangkan lebih lanjut,” ujar mantan Kapendam Jaya mengakhiri keterangannya.

Taekwondo Championship 2021 Diharapkan Jaring Atlet Berbakat

Taekwondo Championship 2021 Diharapkan Jaring Atlet Berbakat

Gubernur Provinsi Bangka Belitung, Erzaldi Roesman, membuka kejuaraan Taekwondo Championship 2021, di Stadion GOR Sahabudin Bangka Belitung, Kamis (11/03). Kejuaraan taekwondo digelar selama tiga hari, 12 – 14 Maret 2021. Taekwondo Championship 2021 diikuti sebanyak 365 peserta dari kabupaten kota se Bangka Belitung dalam rangka memperebutkan piala gubernur Babel Erzaldi Roesman serta ajang penjaringan atlet muda menuju Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) Agustus mendatang. Selain itu, kejuaraan ini bertujuan untuk mencari bibit berbakat untuk kemudian dibina, agar bisa menjadi atlet hebat di event-event tingkat nasional maupun internasional. Guna mencegah terciptanya klaster baru, Erzaldi Roesman berharap pihak panitia tak hanya bertanggungjawab jawab mengawasi berjalannya pertandingan saja, melainkan dalam penerapan protokol kesehatan (prokes). “Event yang dilaksanakan saat pandemi ini, kami minta untuk para peserta dan penonton yang sudah dibatasi menerapkan prokes secara ketat,” kata Gubernur Erzaldi. Untuk mengantisipasi penularan COVID-19, penitia menggunakan alat deteksi GeNose kepada para atlet, official maupun penonton. “Seluruh yang terlibat dalam ajang ini sudah melalui proses deteksi dengan alat GeNose. Nanti mereka yang terdeksi positif, langsung di Swab Antigen. Jika hasil swabnya positif langsung diambil Swab PCR dan di minta isolasi dulu sambil menunggu hasil PCRnya keluar,” lanjutnya. Sementara itu, Ketua Pengrov Taekwondo Babel, Muhammad Irham mengatakan, pihaknya semula menargetkan 200 peserta, namun a ada 365 atlet mendaftar. Mereka yang akan bertanding terbagi dalam empat kategori mulai dari tingkat senior hingga junior. “Taekwondo Champions 2021 ini adalah untuk uji tanding bagi para atlet. Karena tidak ada gunanya latihan terus menerus tanpa pertandingan. Dari pertandingan inilah kita bisa melihat perkembangan atlet kita,” kata M Irham.

Tampil Percaya Diri, Vito Sabet Medali Emas dan Atlet Terbaik

Tampil Percaya Diri, Vito Sabet Medali Emas dan Atlet Terbaik

Atlet taekwondo junior asal Dojang Kodim 0304 Agam Taekwondo Fighter Bukittinggi, Sumatera Barat, Vito Putra Johnata, mampu tampil luar biasa dengan mengalahkan lawan-lawanannya pada kejuaraan Piala Diskepora Provinsi Jambi di GOR Kota Baru Jambi, Sabtu (6/2/2021). Medali emas di dapat setelah Vito berhasil menumbangkan dua lawannya dengan kemenangan telak. Bahkan di partai puncak, Vito menang KO setelah tendangan memutarnya bersarang telak di rahang lawan. Seketika lawan tumbang dan tidak bisa melanjutkan pertarungan. Tak hanya menjadi juara dan menyabet medali emas, Vito yang tampil pada ajang Kuju Cadet Championship tersebut, dinobatkan sebagai atlet terbaik. Sebelumnya Vito juga telah meraih banyak prestasi di kejuaraan taekwondo tingkat junior. Tahun 2019, Vito juga tampil sebagai juara dan meraih medali emas di turnamen Taekwondo Indonesia Andalan Championship 2019 yang digelar di Kota Pekanbaru, Riau. Sebagai informasi tambahan, Piala Diskepora Provinsi Jambi ini digelar oleh Kuju Taekwondo Academy dan dibuka langsung Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jambi Budi Setiawan. Piala Diskepora Provinsi Jambi ini melibatkan sebanyak 22 klub dari berbagai daerah di Indonesia, di antaranya tuan rumah Jambi, Sulawesi Selatan, Riau, Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Sumatera Selatan

Tim Poomsae RTA Harumkan Kota Pematangsiantar di Kejurda

Tim Poomsae RTA Harumkan Kota Pematangsiantar di Kejurda

Tim Poomsae Rahmat Taekwondo Academy (RTA) yang merupakan pelajar Kota Pematangsiantar sukses memborong sejumlah medali saat mengikuti Kejuaraan Daerah se-Sumatera Utara bertajuk Taekwondo Poomsae Championship 2020, pada tanggal 14-15 November 2020 di Medan. Taekwondo Poomsae Championship 2020 digelar dalam rangka memperebutkan Piala BNN Provinsi Sumatera Utara dengan kelas pemula, kadet,  junior, dan senior. Kejuaraan diselenggarakan di gedung Disporasu jalan William Iskandar (Pancing), Kota Medan. Rahmat P. Sitanggang, SE, selaku Ketua dan Pemilik RTA, dalam keterangannya pada awak media menyambut baik Taekwondo Poomsae Championship 2020 yang diselenggarakan oleh BNN Sumut. “Mantap lae, mudah-mudahan dengan berolahraga anak anak bias dijauhkan dari bahaya narkoba,” ujar Rahmat, dilansir Hetanews.com. Atas prestasi yang diraih oleh anak asuhnya, RTA diundang oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Siantar untuk memberikan apresiasi atas prestasi yang diraih. Rahmat dan tim memenuhi undangan tersebut dan telah mengunjungi Kepala Dinas Pendidikan Kota Siantar di Kantor Dinas Pendidikan jalan Siatas Barita pada Senin (23/11/2020) pukul 09.00 WIB. “Anak-anak yang juara akan mendapat prioritas untuk masuk ke sekolah-sekolah negeri melalui jalur prestasi,” tambah Rahmat. Adapun peraih medali emas adalah Lionel, Jhie Jhie, Bagas Nainggolan dan M Azlan Halawa. Sementara untuk medali perak diborong oleh Anggie Michelle Siburian, Jhue Jhue, Ortiz Saragih, Wandaniel Purba, Paskah Andika Putra, Arziein Nainggolan, Rangga Purba, dan M Zidan Artha Sirait. Seluruh atlet-atlet di atas adalah anak-anak pelajar Kota Siantar. Rahmat berharap kedepan, dari Kota Siantar ini akan lahir bibit bibit unggul untuk menjadi atlet nasional yang tidak saja mengharumkan nama Kota Siantar, namun juga nama Indonesia dikancah kejuaraan internasional. Kadisdikjar Siantar, Rosmayana, ketika dihubungi awak media ini menyambut positif dan bangga atas prestasi para pelajar yang telah mengharumkan nama kota ini. Rosmayana berpesan supaya tetap menjunjung tinggi sportivitas dan tetap mengikuti pembelajaran baik daring maupun luring. “Pesan saya supaya anak anak tetap menjunjung tinggi sportitas dalam tiap pertandingan, tetap jaga kesehatan dengan makan bergizi dan istrahat cukup serta jangan lupa tetap mengikuti pembelajaran baik daring maupun luring. Tetap semangat latihan juga ya,” pesan Rosmayana.

Atlet Junior Taekwondo Baladhika Club Kota Tangsel Sabet 14 Medali

Atlet Junior Taekwondo Baladhika Club Kota Tangsel Sabet 14 Medali

Atlet junior cabang olahraga Taekwondo dari Taekwondo Baladhika Club Kota Tangerang Selatan mampu menorehkan prestasi dalam kejuaran Indonesia Poomsae Championship 2020. Sebanyak 14 atlet berhasil menyumbang 14 medali pada kejuaraan yang diselenggarakan secara virtual tersebut. Secara keseluruhan, Taekwondo Baladhika Club mampu menyumbang 17 medali. 3 medali mampu diraih dari kategori senior usia 18-30 tahun. Untuk kategori senior usia 18-30 tahun putri, Devina Yulia berhasil mencatatkan namanya sebagai peraih medali perak disusul oleh Olivia Jovita Rahman dengan raihan medali perunggu. Sementara untuk kategori senior usia 18-30 tahun putra, Rachmat Gilang Maulana mampu tampil sebagai juara 3 dan berhak atas medali perunggu. Sanim Charlie Tanod menyematkan secara langsung Mendali kepada 17 Atlet Muda Taekwondo Baladhika Club Kota Tangsel, yang berlangsung di Baladhika Club Unit Pamulang Sport Centre, Minggu Sore, (6/9/2020). “Ya Alhamdulillah, dari 25 atlit yang kami turunkan mengikuti Kejuaraan Indonesia Poomsae Championship 2020, 17 atlet meraih medali, yaitu lima medali emas, lima medali perak dan tujuh medali perunggu,” ujar Sanim seperti dilansir Tangerangonline.id. Menurut Sanim Charlie Tanod, kejuaraan taekwondo khusus Poomsae, dengan sistem online ini sangat bagus untuk menjaga motivasi atlit sehingga mereka tetap berprestasi ditengah masa pandemi seperti saat ini. “Saya sebagai pelatih sangat bangga dengan prestasi yang diraih atlit-atlit Baladhika Club Kota Tangsel di kejuaraan yang turut didukung oleh UNICEF, apalagi kejuaraan ini sangat bergengsi karena diikuti sekitar 600 atlit dari 70 tim Taekwondo dari seluruh Indonesia,” lanjunya. “Ini merupakan Kejuaraan yang luar biasa, semoga lebih banyak lagi kejuaraan seperti ini dilaksanakan dan semoga atlit kami terus berprestasi,” ungkap Sanim. Berikut Raihan Medali Untuk Kategori Junior: Kategori Junior Usia 15-17 Tahun Putra: Rakhi Dewa Kurniawan – Medali Perak Javas Pratama Wibowo – Medali Perunggu Kategori Kadet Usia 10-11 Tahun Putri: Zahra Khaerunnisa Putri – Medali Perunggu Kategori Kadet Usia 10-11 Tahun Putra: Bagaskara Manjer Kawuryan – Medali Perunggu Kelas Pemula Kategori Kadet Usia 6-7 Tahun Festival Putri: Kirana M.S Hutagalung – Medali Emas Keyla Azzahra – Medali Emas Kategori Kadet Usia 8-9 Tahun Pemula Putri: Tharfia Sabania – Medali Emas Rifdah Nur Mulia – Medali Perunggu Kategori Kadet Usia 10-11 Tahun Pemula Putri: Almira Charissa – Medali Emas Kategori Kadet Usia 10-11 Tahun Pemula Putra: Aljariz Ardias Putra – Medali Perak Kategori Kadet Usia 12-14 Tahun Pemula Putri: Zakiya Neyla Mufi – Medali Perak Kategori Kadet Usia 12-14 Tahun Pemula Putra: M. Raditya Muchtar – Medali Emas Celvine Poetranto – Medali Perak Raihan Adriansyah Siregar – Medali Perunggu

KONI Sulteng Komit Untuk Jalankan Program Pembinaan Atlet Usia Dini

Komitmen KONI Sulteng Jalankan Program Pembinaan Atlet Usia Dini

Upaya untuk menjaring bibit atlet calon juara terus dilakukan. Sulawesi Tengah menjadi salah satu provinsi di Indonesia yang gencar mencari bibit-bibit potensi tersebut. Hal ini didukung langsung oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Sulawesi Tengah yang terus berupaya untuk meningkatkan prestasi atlet melalui program pembinaan atlet usia dini. “Program itu seharusnya menjadi prioritas bagi pengurus provinsi setiap cabang olahraga yang ada di Sulteng,” kata Ketua KONI Provinsi Sulawesi Tengah, Anwar Ponulele di Palu, dikutip dari Antara Sulteng. Menurut Anwar, tidak ada atlet yang langsung menjadi besar dan mecapai prestasi tertentu tanpa melalui sebuah sistem pembinaan yang dilakukan sceara terprogram oleh masing-masing cabang olahraga. “Semua atlet yang telah mengukir prestasi cemerlang, baik tingkat lokal, regional sampai tingkat nasional maupun internasional tentu sebelumnya telah melalui tahapan pembinaan deari usia dini,” lanjutnya. Menurut Anwar, program pembinaan atlet usia dini harus dilakukan secara kontinuitas sehingga atlet berprentasi tidak terputus, dan jika program ini dilaksanakan dengan baik dan benar, niscaya Sulteng akan melahirkan atlet berprestasi secara berkelanjutan. Selain itu, tentu perlu mendapat dukungan penuh baik dari KONI maupun pemerintah daerah. “Ini artinya prestasi atlet tidak terputus, sebab sejak usia dini mereka sudah mendapatkan pembinaan yang baik dan stok atlet berprestasi selalu tersedia. Ketika atlet sudah masuk ke jenjang junior dan senior tetap ada prestasi, dan begitu atlet senior pensiun, maka ada atlet junior yang bisa melanjutkan prestasi mereka,” ujarnya. Oleh sebab itu, KONI terus mendorong semua cabang olahraga di kabupaten/kota di Provinsi Sulteng untuk benar-benar fokus pada pembinaan atlet usia dini, seiring juga dengan tetap perhatian pada pembinaan atlet junior dan senior. Beberapa atlet asal Sulawesi Tengah pernah mencatatkan beberapa prestasi di kancah internasional. Salah satunya yaitu Abdul Rahman Darwin dari cabang olah raga taekwondo. Abdul pernah beberapa kali mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. Diantaranya, meraih medali perunggu di kategori Freestyle Poomsae Mixed Team pada ajang SEA Games 2019 di Manila dan dua medali bersama timnas taekwondo pada turnamen JEJU Korea Open Internasional Taekwondo Championship 2018 di Korea Selatan. Tidak hanya itu, provinsi Sulawesi Tengah juga kerap menyumbang atletnya sebagai langganan tim Indonesia untuk bertanding di even-even olahraga internasional. 

Turunkan Atlet Pelapis di SEA Games 2019 Filipina, PBTI Incar Empat Medali Emas

Sejumlah Pengurus Besar Persatuan Taekwondo Indonesia (PBTI) masa bakti 2019-2023 berfoto bersama usai dilantik oleh Ketua Umum KONI Pusat Tono Suratman. (Adt/NYSN)

Jakarta- Tono Suratman selaku Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) secara resmi melantik Letjen TNI (Purn) H.M Thamrin Marzuki sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Taekwondo Indonesia (PBTI) masa bakti 2019-2023. Acara pelantikan yang digelar di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, pada Selasa (28/5), dihadiri jajaran pengurus KONI Pusat, seluruh pengurus PBTI masa bakti 2019-2023 serta Ketua Pengprov (Pengurus Provinsi) TI seluruh Indonesia. Usai dilantik, Thamrin Marzuki bertekad meningkatkan capaian prestasi sebelumnya. “Banyak prestasi dunia yang telah ditorehkan oleh pengurus taekwondo Indonesia sebelumnya, oleh karena itu menjadi kewajiban saya untuk melanjutkan capaian prestasi tersebut. Dan yang terdekat adalah SEA Games di Manila (Filipina) tahun ini,” ujar Thamrin. Menurut Thamrin, pesta olahraga dua tahunan terbesar di kawasan Asia Tenggara pada tahun ini (30 November hingga 11 Desember 2019) akan dijadikan sebagai sasaran antara untuk menuju prestasi yang lebih tinggi dan bergengsi yakni Olimpiade 2020 Tokyo, Jepang. “SEA Games nanti kami akan jadikan sasaran antara, dan termasuk program jangka pendek untuk segera kami siapkan atlet. Namun, sesungguhnya kami ingin memastikan bisa berlaga di Olimpiade 2020. Ini program yang harus kami siapkan secara matang dengan melakukan pemusatan latihan,” lanjutnya. Ditegaskannya, pada SEA Games 2019, pihaknya akan menurunkan mayoritas atlet pelapis. Kendati menurunkan atlet pelapis, namun Thamrin menargetkan taekwondo bisa meraih empat medali emas. “Kami turunkan atlet pelapis untuk SEA Games 2019. Tujuannya, agar mereka ini nantinya bisa lebih siap dalam menghadapi Olimpiade mendatang. Kami targetkan di SEA Games bisa meraih empat medali emas,” ungkap Thamrin. Keinginan Thamrin agar atlet taekwondo bisa berprestasi di Olimpiade, bukan tanpa alasan. Sebab, beladiri asal Korea Selatan (Korsel) ini menjadi cabang olahraga (cabor) andalan Indonesia di berbagai event akbar. Terlebih, pada Asian Games 2018, taekwondo berhasil meraih satu medali emas melalui Defia Rosmaniar. Sekaligus medali emas pertama cabang taekwondo Indonesia sepanjang sejarah pelaksanaan Asian Games. Sedangkan pada SEA Games 2017 di Malaysia, cabor taekwondo menyumbang dua medali emas untuk kontingen Merah Putih. Medali emas diraih Mariska Halinda (53 kg putri), dan Ibrahim Zarman (63 kg putra). Sementara itu, Tono Suratman berharap di bawah kepemimpinan Thamrin Marzuki, cabor taekwondo bisa meningkat prestasinya. “Semoga taekwondo Indonesia bisa lebih baik. Kami juga optimistis, di bawah kepemimpinan Pak Thamrin Marzuki yang menggantikan Pak Marciano Norman akan melanjutkan prestasi cabor ini,” tukas Tono. (Adt)

Jabar Kampiun Kejurnas Taekwondo Junior 2018, PBTI : Butuh 5-6 Tahun Jadikan Atlet Senior

Provinsi Jawa Barat akhirnya meraih gelar juara umum Bank BRI Kejurnas Junior Taekwondo Indonesia 2018 yang berlangsung sejak 14-16 Desember, dengan total meraih 15 medali emas, 1 perak, dan 4 perunggu, di GOR POPKI Cibubur, Jakarta Timur. (PBTI)

Jakarta- Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) mengaku jika atlet daerah yang potensial dan meraih medali pada Bank BRI Kejurnas Junior Taekwondo Indonesia 2018, disiapkan promosi menjadi atlet nasional dan mengikuti pelatnas di Jakarta. “Kami akan melihat kebutuhan dalam pelatnas. Kami akan menggabungkan atlet senior dengan atlet junior dari daerah, sehingga kami punya atlet pelapis yang kami turunkan dalam berbagai kejuaraan,” kata Ketua Umum PB TI, Marciano Norman, usai menutup kejurnas di GOR POPKI Cibubur, Jakarta Timur, pada Minggu (16/12). Provinsi Jawa Barat akhirnya meraih gelar juara umum dalam Kejurnas yang berlangsung dari 14-16 Desember ini, dengan raihan total 15 emas, 1 perak, dan 4 perunggu. Disusul Jawa Tengah dengan 5 emas, 5 perak dan 18 perunggu, serta DKI Jakarta di peringkat ketiga, dengan 4 emas, 3 perak dan 13 perunggu. “Kejurnas junior ini akan dijadikan ajang seleksi timnas bagi PBTI, yang diturunkan pada kejuaraan Asia Junir 2019. Melalui team talent scouting, PBTI sangat ketat dan selektif mencari bakat serta talenta mereka untuk mendapatkan atlet terbaik, dari sisi taktik dan tehniknya, serta postur tubuh yang ideal,” kata Marciano. Mantan Kepala Badan Intelijen Negera (BIN) itu menyebut, pembinaan atlet taekwondo junior menjadi atlet utama nasional, membutuhkan waktu lima hingga enam tahun. Usai diputuskan masuk pelatnas, PBTI berharap mereka bisa turun di ajang internasional seperti SEA Games, Asian Games, hingga Olimpiade, termasuk kejuaraan dunia. Pelatih pelatnas PBTI, Rahmi Kurnia mengakui, bila postur atlet junior dari berbagai daerah di Indonesia saat ini, sudah memadai berkompetisi dalam kejuaraan-kejuaraan di tingkat Asia Tenggara. Hal itu merupakan kabar baik untuk regenerasi atlet taekwondo Indonesia. Sebab, postur tubuh merupakan salah satu bagian penting untuk atlet ketika berlaga di atas matras. Meski skill dan tehnik juga tetap menjadi peran paling utama saat bertanding. “Postur tubuh mereka sudah cukup memadai, meskipun teknik bertanding mereka belum sempurna. Kami akan memperkuat teknik bertanding ataupun jurus mereka, ketika mereka bergabung dalam pelatnas nanti,” kata Rahmi. (Adt)

Demi Kualifikasi Olimpiade, Pelatnas Taekwondo Butuh Lima Event Kejurnas di 2019

Atlet-atlet junior taekwondo dari 34 provinsi di Indonesia, saling bersaing dalam Bank BRI Kejurnas Junior Taekwondo Indonesia 2018, yang berlangsung di GOR POPKI Cibubur, pada 14-16 Desember, demi lolos ke pemusatan latihan nasional. (infonitas.com)

Jakarta- Pelatih pemusatan latihan nasional (pelatnas) Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PB TI) mengharapkan lima kejuaraan nasional sepanjang 2019 demi mendukung pembinaan atlet jelang kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020. “Kami harap setidaknya ada lima kejuaraan nasional di Indonesia, sehingga atlet bisa punya pengalaman bertanding dan penampilan mereka lebih bagus, sebelum mengikuti kejuaraan kualifikasi zona Asia, pada awal 2020 di China,” ujar pelatih nasional PB TI, Lee Sunjae, pada Minggu (16/12). Di sela-sela Bank BRI Kejurnas Junior Taekwondo Indonesia 2018, di GOR POPKI Cibubur Jakarta, Lee mengaku, keikutsertaan di kejuaraan kualifikasi zona Asia membuka peluang lebih besar untuk mendapatkan tiket Olimpiade Tokyo 2020, dibanding harus mengumpulkan 300 poin, dengan mengikuti berbagai turnamen sepanjang 2019. “Peringkat atlet Indonesia masih jauh di bawah atlet-atlet negara lain. Saat ini peluang terbesar, hanya ada pada atlet dengan peringkat satu hingga enam dunia, untuk lolos Olimpiade. Dan Indonesia tidak ada di peringkat itu,” katanya. Selain jumlah pertandingan nasional yang memadai, Lee mengharapkan percepatan anggaran pelatnas agar para atlet yang akan mengikuti kualifkasi Olimpiade atau SEA Games bisa segera berlatih pada Januari, baik atlet senior yang masih di pelatnas, ataupun atlet junior daerah yang akan turut bergabung di pelatnas. “Saya sudah mengamati postur tubuh atlet-atlet junior Indonesia dalam Kejurnas Junior 2018 ini. Rata-rata postur tubuh atlet Indonesia kecil, dan itu sulit untuk masuk kelas pertandingan lebih berat,” katanya. Lee berharap Indonesia memiliki wakil kelas pertandingan -67 kilogram putra dan +67 kilogram putri, serta kelas -80 kilogram putra serta +80 kilogram putra, untuk tampil di ajang internasional. “Kami harus mencari atlet-atlet untuk kelas berat itu, dari berbagai kejuaraan nasional di Indonesia,” katanya. Indonesia, menurut Lee, harus meloloskan setidaknya satu wakil pada Olimpiade Tokyo 2020 dari delapan kelas pertandingan kyorugi yaitu empat kelas pertandingan putra dan empat kelas pertandingan putri. Sebelumnya, pelatih lain pelatnas taekwondo Indonesia, Rahmi Kurnia mengatakan, akan ada dua hingga tiga atlet, yang sedang dipersiapkan fokus mengikuti kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020. “Kami juga harus memantau perkembangan atlet-atlet junior yang ada. Kami akan melakukan seleksi kembali pada Januari, karena atlet pelatnas Asian Games akan berakhir pada Desember,” kata Rahmi. Atlet-atlet yang akan masuk dalam prioritas kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020 akan punya program latihan yang berbeda dengan atlet-atlet lain karena harus mengikuti kejuaraan-kejuaraan uji coba sebelum mengikuti kejuaraan kualifikasi zona Asia. (Adt)

Ratusan Atlet PPLP dan Klub Dari 34 Provinsi, Bidik Tiket Pelatnas di BRI Junior Taekwondo 2018

Marciano Norman, Ketua Umum PBTI mengatakan, ajang BRI Kejurnas Junior Taekwondo Indonesia 2018 kan menjadi sarana dalam mencari atlet-atlet junior untuk dipersiapkan menjadi pelapis tim senior, sekaligus regenerasi tim Taekwondo Indonesia. (Adt/NYSN)

Jakarta- Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) menggelar Bank BRI Kejurnas Junior Taekwondo Indonesia 2018, di GOR POPKI Cibubur, 14 – 16 Desember 2018. Kejurnas ini diikuti oleh 430 atlet Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) maupun klub, dari 34 provinsi di Indonesia, dalam dua kategori, yakni Kyorugi dan Poomsae. Ketua Umum PBTI Marciano Norman menegaskan, ajang yang akan berlangsung selama tiga hari, 14-16 Desember, di GOR POPKI, Cibubur, Jakarta Timur, itu akan menjadi ajang pencarian bakat. “Kita menyebar talent scouting (pemandu bakat) dalam kejurnas kali ini. Gunaya melihat potensi taekwondoin junior, yang layak dan bisa diproyeksikan sebagai pelapis taekwondoin senior dalam pelatnas,” kata purnawirawan bintang 3 TNI-AD itu, di sela pembukaan Kejurnas Junior, pada Jumat (14/12). Setelah menjadi pelapis, lanjut pria yang pernah mengepalai Badan Intelijen Negara (BIN) itu, taekwondoin junior akan menjadi atlet utama yang dibina dalam pelatnas jangka panjang PBTI, untuk meraih prestasi di kejuaraan tunggal, atau bahkan multiajang internasional, hingga level Olimpiade. “Atlet-atlet junior ini nanti pada waktunya akan menjadi atlet senior yang juga bisa mengikuti berbagai event, mulai dari SEA Games 2019 Filipina, Asian Games, hingga Olimpiade,” tambah pria kelahiran Banjarmasin, Kalimantan Selatan, 28 Oktober, 64 tahun silam itu. Untuk kategori Kyorugi (tarung) akan mempertandingkan 10 kelas putra dan 10 kelas putri, sedangkan Poomsae (jurus), akan ditampilkan 5 kelas. Sepuluh kelas yang di pertandingkan adalah untuk putra : U-45 Kg, U-48 Kg, U-51 Kg, U-55 Kg, U-59 Kg, U-63 Kg, U-68 Kg, U-73 Kg, U-78 Kg dan +78 Kg. Untuk kelas putri adalah kelas U-42 Kg, U-44 Kg, U-46 Kg, U-49 Kg, U-52 Kg, U-55 Kg, U-59 Kg, U-63 Kg, U-68 Kg dan +68 Kg. Untuk kategori Poomsae akan mempertandingkan 5 (lima) kelas yakni individual putra, individual putri, team putra, team putri dan pair (Pasangan). Atlet yang akan turun adalah atlet yang berusia di bawah 17 tahun. Tepatnya yang lahir antara 2001 sampai dengan 2004. Seperti diketahui peraturan pada kejuaraan ini mengunakan peraturan “WT Competition Rule”, baik Kyorugi dan Poomsae. Khususu sistem pertandingan untuk Kyorugi, menggunakan sistem gugur. Sedangkan untuk Poomsae, memakai Recognize System Tournament, dan untuk Free Style yang mengunakan System Cut Off. Peralatan dan perlengkapan baik untuk Kyorugi maupun Poomsae menggunakan KP&P. Demi meningkatkan kualitas taekwondoin Indonesia sejak belia, pada event ini, PBTI juga mendatangkan taekwondoin asal Korea Selatan yang meraih medali emas Olimpiade 2004 Athena, Yunani, Moon Dae Sung, untuk memberikan klinik pelatihan bagi para taekwondoin dan pelatih Indonesia. Di sisi lain, Marciano menegaskan pihaknya akan menerapkan standar pelatihan yang sama untuk taekwondoin Indonesia, yakni menjalani pelatnas jangka panjang dalam satu latihan terpusat (training camp) di luar negeri, hingga mengikuti sejumlah kejuaraan di luar negeri, demi menambah pengalaman bertanding. (Adt)

33 Atlet Pelajar Jabar Ikuti Kejurnas Taekwondo Junior 2018, PBTI Fokus Seleksi Berpostur Ideal

Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) menggelar Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Taekwondo Junior 2018, di GOR POPKI Cibubur, Jakarta Timur, 14-16 Desember, dan diikuti 34 Propinsi, dengan mempertandingkan dua kategori, yakni Kyorugi dan Poomsae. (PBTI)

Bandung- Pengurus Provinsi (Pengprov) Taekwondo Indonesia (TI) Jawa Barat resmi menetapkan 33 atlet yang berusia 14 hingga 17 tahun, tampil pada Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Taekwondo Junior 2018, di GOR POPKI Cibubur, Jakarta Timur, pada 14 – 16 Desember. Menurut Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi (Binpres) Pengprov TI Jawa Barat, Bayu Firmansyah, penetapan tim inti Kejurnas ini dilakukan karena pihaknya sudah harus memasukan siapa saja atlet yang akan ikut serta di Kejurnas. Adapun pemilihan atlet menggunakan sistem entry by name. “Sebab pada Minggu (25/11), sudah harus masuk entry by name. Dan kini, Pengprov sudah menetapkan jumlah atlet yang akan di ikut sertakan pada Kejurnas Taekwondo Junior 2018,” ucap Bayu, pada Rabu (26/11) . Bayu menambahkan, penetapan tim inti Kejurnas Junior sudah melalui tahapan seleksi, dengan kurun waktu persiapan kurang lebih sekitar dua bulan lamanya. Adapun jumlah tim inti Kejurnas Taekwondo Junior 2018, berjumlah 33 orang. “Seleksi dilaksanakan sekaligus dengan pelatda, dan sebelum menetapkan tim inti, kami sudah melaksanakan pelatda selama sebulan lebih. Sebelum seleksi, jumlah atlet ada 42 orang,” terangnya. Adapun komposisi atlet Jabar di Kejurnas Taekwondo Junior 2018, kata dia, terdiri dari 20 atlet putra/putri (Pa/Pi) nomor kyorugi, dan 13 atlet pomsaee Pa/Pi. Berbeda dengan nomor kyorugi, menurutnya, atlet pomsaee tak mengalami pengurangan dari jumlah total atlet sebelumnya. Kejurnas Junior ini akan diikuti oleh 34 Propinsi dengan mempertandingkan dua kategori, Kyorugi dan Poomsae. Untuk Kyorugi akan mempertandingkan sebanyak 10 (sepuluh) kelas putra dan 10 (sepuluh) kelas putri. Sedangkan, Kategori Poomsae mempertandingkan 5 (lima) kelas. Menurut Ketua Pelaksana Kejurnas Junior 2018, Tb. Ade Lukman, Kejurnas Junior ini jadi momentum strategis tak saja bagi Pengprov, karena sebagai ajang menetapkan formasi ideal atlet mereka, yang akan turun di PON 2020 di Papua, tapi juga bagi Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI). Menurutnya, PBTI menjadikan event ini menjaring atlet muda menjadi pelapis atlet pelatnas, yang sebagian kini sudah terdegradasi. Selain itu, kata Ade, Kejurnas Junior ini juga dijadikan PBTI melakukan seleksi Timnas Junior, yang akan turun di kejuaraan Junior Asia 2019 mendatang. “Kejurnas kali ini menjadi sangat penting artinya, bukan saja bagi Pengprov yang akan membuktikan kualitas generasi baru atletnya yang akan tampil di PON 2020 di Papua, tapi juga bagi PBTI, guna mengambil atlet terbaik untuk kejuaraan Asia di 2019,” ujar Ade, di Jakarta, awal pekan ini. Lebih lanjut, ia menjelaskan gelaran Kejurnas Junior kali ini juga, PBTI melalui team talent scouting, akan lebih ketat dan fokus mengidentifikasi bakat atlet terbaik. Bukan saja dari segi teknik dan fisik, tapi juga dari sisi postur tubuh yang ideal. Atlet yang akan turun di Kejurnas Junior adalah atlet berusia di bawah 17 tahun. Tepatnya kelahiran antara tahun 2001 hingga 2004 dan melampirkan dan membuktikan Akte Kelahiran, Ijazah sekolah (Raport), Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Sertifkat Taekwondo Minimal Geup V (ASLI) yang dikeluarkan oleh PBTI kepada panitia pelaksana. Dalam Kejurnas Taekowndo Junior 2018, kategori Kyorugi akan mempertandingkan sebanyak 10 (sepuluh) kelas putra dan 10 (sepuluh) kelas putri. Adapun untuk kategori Poomsae menampilkan 5 (lima) kelas yakni Individual Putra, Individual Putri, Team Putra, Team Putri dan Pair (Pasangan). Kelas untuk Putra : U-45 Kg, U-48 Kg, U-51 Kg, U-55 Kg, U-59 Kg, U-63 Kg, U-68 Kg, U-73 Kg, U-78 Kg dan Over 78 Kg. Sedangkan untuk putri kelas U-42 Kg, U-44 Kg, U-46 Kg, U-49 Kg, U-52 Kg, U-55 Kg, U-59 Kg, U-63 Kg, U-68 Kg dan Over 68 Kg. (Adt)

Medali Emas Defia Rosmiar Bukan Instan, Bahkan Ia Rela Tak Hadiri Pemakaman Sang Ayah Demi Asian Games 2018

Defia Rosmiar bersama sang ibu, Kaswati, usai meraih medali emas pertama bagi kontingen Indonesia, dari cabor Taekwondo, nomor Women Individual Poomsae, Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, pada Minggu (19/8). (istimewa)

Jakarta- “Kamu bisa dek, kamu bisa jadi juara,” demikian ucap Ermanto, sang ayah memberi motivasi pada Defia Rosmaniar, sebelum meninggal akibat penyakit stroke yang dideritanya. Tak ingin larut dalam duka berkepanjangan, ia fokus pada pencapaian menjadi yang terbaik di kawasan Asia. “Iya, ayah meninggal bulan Maret. Persis seminggu aku latihan di Korea. Proses pemakaman, aku enggak datang. Datang itu, beliau sudah dikuburkan, ya sudah enggak apa-apa,” tutur Defia seraya mengahapus air mata yang tak tertahan. “Terima kasih ayah, udah dukung Defi,” lanjutnya lirih. Tentu, ketidakhadiran Defia dalam pemakaman sang ayah yang sangat dicintainya itu, bukanlah hal yang diinginkan. Juga bukan hal yang dilihat sebagai ambisi semata, wanita kelahiran Bogor, Jawa Barat (Jabar), 25 Mei 1995, di Asian Games semata. Sepenuhnya ia sadar, adalah berkat semangat Ermanto yang telah mendukungnya di dunia beladiri taekwondo, kini jadi energi terbesarnya tegar menghadapi rintangan dan cobaan yang berat dalam hidupnya. Mendapatkan dukungan penuh keluarga, terutama ayah serta bentuk baktinya bagi Ibu Pertiwi, Defia tetap berlatih keras. Ia tak ingin melewatkan kesempatan untuk pertama kalinya, tampil dalam pesta multievent empat tahunan, dimana Indonesia sebagai tuan rumah untuk kedua kalinya setelah menunggu selama 56 tahun sejak Asian Games edisi ke-4 pada 1962 dihelat di Jakarta. Entah berapa peluh yang harus dilewati Defia, demi naik podium tertinggi mengharumkan nama bangsa dan negara, disela-sela kesibukannya sebagai mahasiswi semester lima Fakultas Ilmu Olahraga, Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Rawamangun, Jakarta. Medali emas pun menjadi mimpi yang ingin diwujudkan. Momen bahagia itu hadir, medali emas yang menjadi kebanggaan setiap atlet ia rengkuh. Menjejak ke partai final, seluruh masyarakat menaruh harapan besar pada wanita berusia 23 tahun itu. Babak demi babak dilibas. Di perempat final, Defia menyingkirkan Tuyet Van Chau (Vietnam) dengan skor 8.460-8.330. Tiket semifinal dalam genggaman. Harapan makin membesar, usai disemifinal ia berhasil menekuk lawan tangguh wakil Korea Selatan (Korsel), Yun Jihye dengan skor 8.520-8.400. Melenggang ke partai puncak, Defia makin tegang. Akhirnya, sejarah itu tercipta. Dihadapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan pendukung tuan rumah yang hadir di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, Minggu (19/8), kebahagiaan atlet yang gemar menulis itu meledak, ketika meraih emas nomor poomsae tunggal putri dengan skor 8.690. Hasil itu lebih baik dari skor yang dicetak pesaingnya asal, Iran Salahshaouri Marjan yang harus puas diposisi runner up dengan skor 8.470. Ini emas pertama untuk kontingen Indonesia di ajang Asian Games XVIII/2018, sekaligus pertama kalinya cabang olahraga taekwondo Indonesia mampu meraih emas di ajang olahraga prestisius. Defia melakukan selebrasi keliling arena sambil membentangkan bendera merah putih. Tak hanya sang bunda yang hadir di arena pertandingan, ayahnya pun pasti bangga dengan Defia, bahkan jutaan rakyat Indonesia. ‘Usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil’, begitu ungkapan bijak. Dan prestasi gemilang yang diraih Defia bukanlah hasil instan. Ia mengenal olahraga beladiri asal Korea Selatan itu sejak kelas 1 SMP di Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jabar. Melalui kakak sepupunya yang juga pelatih taekwondo DKI Jakarta, Defia mulai tertarik dengan olahraga beladiri khas Korea Selatan ini, Namun, awal masa berlatih, Defia mengaku malas-malasan. “Karena terus menerus dijalani, lama-lama jadi suka,” ungkapnya. Bahkan, Defia menceritakan bila awalnya tidak menekuni nomor poomsae, melainkan kyorugi atau petarung. “Awal kelas yang saya geluti adalah di kelas kyorugi sampai akhirnya saya pindah haluan ke kelas poomsae, karena sakit yang saya derita,” tuturnya. “Berkat latihan yang sungguh-sungguh dan percaya akan keajaiban, saya bisa mengikuti dan bisa masuk Pelatnas poomsae sampai sekarang,” tambahnya. Namun, perjalanan karier Defia sempat ditentang Kaswati, sang ibu. Sebagai ibu, ia khawatir dengan keselamatan putrinya. Tetapi dengan semangat dan tekad yang kuat, Defia pun akhirnya didukung oleh keluarga, khususnya dari almarhum ayah, Ermanto. “Ya namanya hobi, enggak bisa dilarang saya cuma bisa doain. Almarhun ayahnya juga ngedukung terus. Saya cuma takut kenapa-napa namanya juga ada perempuan tapi ya mau gimana lagi. Pesen saya ke Defia cuma satu, jangan sombong,” ungkapnya. Kini, Kaswati pun sangat bangga dengan prestasi yang telah diraih Defia mengharumkan bangsa Indonesia. Ia berharap, para atlet Asian Games 2018 mendapat perhatian ke depannya dari pemerintah. “Yang pasti sangat senang dan bangga sebagai ibunya karena mengaharumkan negara. Semoga apa yang diraih Defia diperhatikan pemerintah, juga atlet-atlet lainnya di Asian Games,” tutup Kaswati. Seiring waktu, latihan demi latihan dijalani, deretan prestasi didapat. Yakni emas individual U-17 female Korea Open, Gwangju 2012, emas Pair Mixed U-29 Korea Open, Gwangju 2012, emas Individual female U-30 poomsae (Taekwondo World Hanmadang 2016, Korea), dan emas individual female U-30 poomsae (1st Bankimon Open Korea 2016). Terakhir, pada Mei 2018, di nomor poomsae tunggal putri Kejuaraan Asia, di Ho Chi Minh, Vietnam, Defia secara mengejutkan bisa mengalahkan atlet asal Korea Selatan yang merupakan ‘raja’ taekwondo dunia. Masuk skuat taekwondo Asian Games 2018, wanita berhijab itu mengikuti pemusatan latihan nasional (Pelatnas) di Negeri Ginseng sejak Maret, hingga Agustus tahun ini. “Sejak Maret berjuang di Korea, tidak saya sia-siakan,” tukas anak didik Rahmi Kurnia, Pelatih Kepala Taekwondo Indonesia. (Adt) Biodata Nama Lengkap : Defia Rosmaniar Tempat Tanggal Lahir : Bogor, Jawa Barat, 25 Mei 1995 Ayah : (Alm) Ermanto Ibu : Kaswati Hobi : Menulis Pendidikan : Mahasiswi semester lima, Fakultas Ilmu Olahraga, Universitas Negeri Jakarta Akun Instagram (IG) : @defiarosmaniar Prestasi  – Medali emas Individual U-17 Female Korean Open, Korea 2012 – Medali emas Pair Mixed U-29 Korean Open, Korea 2016 – Medali emas Individual Female U-30 poomsae Taekwondo World Hanmadang, Korea 2016 – Medali emas Individual emale U-30 poomsae Bankimon Open, Korea 2016 – Medali emas pada Kejuaraan Asia Taekwondo, Vietnam 2018 – Medali emas Asian Games 2018, Jakarta