Menang Melawan Sang Idola, Andre Semakin Mantap Mengikuti Jejak Seniornya Dalam Dunia Motor Cross

andriansyah-motorcross

Era saat ini merupakan masa dimana segala hal yang menantang di anggap mampu mengatasi segala ketakutan yang membayangi, namun jika di aplikasikan dengan perhitungan yang akurat akan memberikan kebanggan tersendiri saat berhasil menghadapinya apalagi untuk olahraga motor cross. Pria yang bernama Ardiansyah (22), merupakan mahasiswa di Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, yang tak lain merupakan atlet balap motor cross yang sudah cukup banyak meraih piala di ajang balap motor cross. Ardhiansyah mengatakan kepada NYSN, bahwa hobbynya ini sudah di mulai semenjak umur 12 tahun “Saya memulai debut balap pada saat duduk di bangku sekolah dasar usia 12 tahun. Menurut saya olahraga balap grasstrack atau motor cross ini mempunyai tantangan yang berbeda dari olahraga balap yang lainnya.” ujar pria yang biasa dipanggil Andre ini. Berbagai prestasi yang pernah diraih oleh Andre salah satunya adalah : 1. Juara umum kategori junior, event club Noval Rb 2014, Tangsel, Banten. 2. Juara umum kategori junior, event club Liman jaya 2015, Garut, Jabar. 3. Juara umum kategori open, event club asbet 2016 pantai Carita Labuan, Banten. 4. Juara umum kategori open, event club PMM 2017, Balaraja, Banten. Dan masih ada yang lainnya. Menang balapan dari idolanya merupakan pengalaman yang paling berkesan dalam hidupnya. “Pengalaman yang paling tidak pernah bisa dilupakan yaitu ketika saya balapan motor dengan salah satu pembalap idola saya, dan saya bisa menang dari idola saya.” tutur Andre. Menggeluti motor cross selama 10 tahun belakangan ini, tentunya cidera sudah pernah dirasakan oleh Andre. “Pernah ketika latihan, saya mengalami cidera di lutut. Tulangnya bergeser, itu cidera saya yang paling parah. Tapi alhamdulillah sampai saat ini belum pernah ada kejadian seperti itu lagi dan saya harap tidak akan pernah mengalaminya kembali.” sambung Andre Pria yang juga mengakui bahwa sang ayah tidak pernah berhenti berikan dukungannya dalam hal apapun termasuk materi, akhirnya Andre semakin mantab mengikuti jejak senior senionya. “Mudah-mudahan saya bisa menjadi seperti para senior saya, dan untuk masa depan saya, mungkin saya akan bekerja di bidang yang berbeda dengan profesi saya sekarang sebagai pembalap motor. Karena untuk balapan bisa dibatasi oleh umur, tidak selamanya bisa ikut balapan. Serta perlu diketahui, semua yang saya raih itu tidak instan, butuh proses, maka dari itu, untuk teman-teman yang lain juga harus banyak berlatih agar memiliki fisik yang bagus dan kuat, karena balapan grasstrack atau motor cross ini tidak hanya memerlukan skill, melainkan perlu memerlukan fisik yang baik.” kata Andre sekaligus mengakhiri perbincangannya bersama reporter NYSN.(crs/adt)

Zara Menjadi Satu-Satunya Peserta Perempuan Dalam Perlombaan Motor Cross

motor cross zarra

Olahraga ekstreem motor cross sangat identik dengan komunitas atau club trail, selain untuk menjalin persaudaraan olahraga ini sangat membutuhkan respon cepat atau dapat melatih reflek gerakan. Saking kuatnya persaudaraan yang terjalin bahkan ada pemahaman bahwa “satu jalur saudara selumpur”. Lagi lagi wanita mengambil bagian dalam olahraga motor cross, dia adalah siswi kelas 8 di SMPN 02 Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, bernama lengkap Claudya Azzahra (13) menggeluti hobby olahraga yang cukup ekstrim untuk anak seusianya. Sejak kelas 3 SD, pelajar yang akrab dipanggil Zara ini sudah berlatih motor cross. “Aku ikut olahraga tersebut sejak duduk dibangku kelas tiga SD dan sudah bergabung dengan beberapa club. Awalnya memang hobby dan bagiku olahraga tersebut memacu adrenalin.” ungkap Zara. Berikut beberapa prestasi yang berhasil di rebut Zara diantaranya: 1. Juara ke-3 race day gasstrak mini moto sirkuit Cipondoh 17 mei 2015 2. Juara ke-4 kelas khusus decal AMS sirkuit pelopor curug 17 agustus 3. Juara ke-3 Mini Moto Modifikasi pembinaan 10th dalam kejuaraan gasstrak gms cup 2014 4. Juara ke-4 pelajar 15th bersama gasstrak & adventure 5. Juara ke-2 mini moto lokal di circuit parigi Walaupun olahraga ini masih jarang dimainkan oleh anak perempuan seusianya, remaja yang berharap dapat menjadi orang sukses ketika dewasa ini juga mempunyai impian dapat membawa nama Indonesia keluar Negara lewat olahraga motor cross. Bahkan, Zara juga menceritakan bahwa ia kerap kali menjadi satu-satunya anak perempuan yang mengikuti kejuaraan tersebut. “Kebanyakan lawanku anak laki-laki. Jarang ada perempuan, makanya aku sering di anggap tomboy.” kata Zara. Zara juga menceritakan, bahwa sampai sekarang ia tidak bisa melupakan sebuah kejadian ketika sedang mengikuti pertandingan dalam sebuah kejuaraan. “Saat aku mengikuti kejuaraan di sirkuit Curug pelopor, tiba-tiba angin dan hujan bertiup kencang. Sehingga kami satu tim basah kuyup dan hampir sebagian perlengkapan untuk balapan hilang karena terbawa arus air ujan. Tapi meskipun begitu, aku tetap melanjutkan balapan.” ujar Zara. Zara juga menambahkan, bahwa ia pernah mengalami cidera yang cukup serius. “Pada saat mengikuti salah satu lomba, saya terjatuh dan mengalami cidera pinggang yang cukup serius. Rasanya sakit sekali sehingga saya tidak bisa melanjutkan race di babak berikutnya.” tutur Zara. Zara menutup perbincangan dengan NYSN dengan sedikit memberikan saran dan masukannya kepada pembaca NYSN “Jangan pernah mengeluh dalam situasi apapun dan jangan pernah menyerah.” tutup pelajar kelahiran Tangerang, 17 Januari 2004 tersebut.(crs/adt)

Kelas 2 Sekolah Dasar, Zachry Sudah Menguasai Tehnik Motor Trail

Sejiwa dengan saudaranya siswa SDN 03 Pd. Ranji, tangsel bernama M. Zachry Akbar (9) sangat menyukai balap motor trail. Ia tergabung dalam komunitas PPC Pondok Cabe di kelas 65 cc. Ibunda Zachry memaparkan kepada NYSN bahwa menyukai olahraga tersebut ketika mendatangi sirkuit balap motor trail dan langsung berminat untuk bergabung. Prestasi Zachry dalam berbagai kejuaraan balap motor trail juga sudah tidak diragukan lagi. Ia tercatat menjadi juara beberapa kali, diantaranya juara I kejurda Banten, juara I kejurda Jabar, dan juara 5 dalam kejurnas dan masih banyak lagi. “Sejak kelas 2 SD, Zachry sudah mengikuti latihan balap motor trail.” ungkap Andi Tenri Seno, Ibunda Zachry. Ajaibnya dikatakan Andi, Zachry berlatih menggunakan motor kopling 65cc sedangkan untuk anak seusianya biasa menggunakan motir matic 50cc sebagai langkah awal. Namun hal tersebut malah membuat Zachry jadi lebih cepat menguasai motor matic karena motor kopling lebih susah proses latihannya.”papar Andi. Sibuk mengikuti kejuaraan dimana-mana tidak membuat pelajar yang mengikuti jejak kakaknya menjadi pembalap motor trail ini meninggalkan kewajibannya sebagai seorang pelajar. Siswa yang menyukai pelajaran matematika ini selalu masuk 10 besar di kelasnya. Walaupun masih kelas 3 SD, Zachry merupakan anak yang mempunyai semangat tinggi. Sampai suatu ketika, Zachry mengalami demam tinggi di hari akan diadakannya perlombaan. Andi sempat ragu bahwa Zachry tetap bisa menghadiri acara tersebut. Namun, Zachry mengatakan bahwa ia mampu melakukannya, dan ternyata ia dapat menyelesaikan perlombaan dengan baik di sela-sela kondisinya yang kurang sehat. Pertama kali mengikuti kejurnas, Zachry merasa kecewa karena motornya bermasalah ketika sedang ikut kejuaraan. Menurutnya, seharusnya ia berpeluang untuk menjadi juara I, tetapi karena di tengah pertandingan motornya mengalami kendala, Zachry akhirnya berhasil menyelesaikan balapan dengan menduduki peringkat kedua. Dan hal itu membuat Zachry belajar untuk lebih baik lagi. Zachry juga pernah mengalami cidera di perut ketika sedang mengikuti salah satu kejuaraan. Namun bagi Andi, hal tersebut sudah biasa untuk anak-anak yang menggeluti motor trail, yang penting tetap memakai atribut keamanan agar dapat meminimalisir cidera yang serius saat terjatuh.(crs/adt)