Olahraga Panjat Tebing Menjadi Pilihan Ayu Untuk Menuju Puncak Karirnya.

Ayu yang bermimpi menjadi seorang atlit panjat tebing international

“Naik naik ke puncak gunung, tinggi tinggi sekali.” Demikian sepenggal kutipan lyric lagu anak karya Ibu Sud. Lagu ini menyimpan makna mendalam bahwa hidup di mulai dari bawah, lalu beranjak naik, jangan tergoda pada sekeliling untuk mencapai puncak dari cita cita yang di dambakan. Ada persamaan yang di lakukan oleh remaja putri yang bernama Ayu Wahyuni, yang kebetulan mempunyai hobby menggeluti olahraga ekstrim panjat tebing sejak kelas 5 SD, dan sudah mencetak prestasi yang cukup banyak dalam bidang olahraga tersebut. Prestasi Ayu dalam panjat tebing antara lain pernah merebut juara 1 kategori Lead Youth B Putri dalam Kejurprov di Serang, lalu juara 3 Kategori Lead Youth B Putri dalam Sirkuit Banten di Tangerang, dan kemudian menjadi juara 2 Kategori Speed Youth B Putri dalam Kejurprov di Pandeglang. Pada kesempatan itu Ayu mengatakan kepada NYSN, bahwa pemanasan yang sering di lakukan adalah meditasi agar lebih rilex. “Saya latihan tidak lama, karena memang saya sangat menyukai olahraga ini. Ketika akan mengikuti kejuaraan, saya tidak melakukan pemanasan atau persiapan yang sangat khusus. Paling saya hanya meditasi atau dengerin lagu dan menggerak-gerakan tubuh sedikit.” jelas Ayu. Ayu juga mengatakan kepada NYSN bahwa meskipun olahraga panjat tebing dinilai sedikit berbahaya, tetapi keluarga Ayu tidak pernah melarang Ayu untuk menekuni olahraga ini. Menurut Ayu, selama menggeluti olahraga panjat tebing, Ayu tidak pernah bisa melupakan pengalamannya saat menjadi juara untuk pertama kalinya. Ayu mengakui bahwa dirinya mempunyai cita cita menjadi atlet climbing professional. “Memang sejak kecil saya sudah bercita-cita menjadi atlet climbing internasional dan olahraga ini juga termasuk salah satu hobby saya.” kata Ayu. Siswi kelas X di SMU Darussalam ini menuturkan bahwa tidak ada perbedaan antara pria dan wanita dalam olahraga panjat tebing, bahkan olahraga ekstrim ini mempunyai banyak efek positif yang selama ini dirasakan oleh Ayu antara lain menjadi lebih kuat, sehat dan bisa meraih banyak prestasi jika ditekuni dengan serius. “Kalau menurut saya, jika ingin cepat bisa harus berlatih sekeras dan sesering mungkin. Perjuangan itu pasti tidak akan sia-sia.”tutup remaja kelahiran 6 Agustus 2002 ini.(crs/adt)

Luar Biasa, Anak Penjual Nasi Uduk ini Mengukir Prestasi ke Jepang

Irvan yang mentorehkan prestasi saat menjadi 5 besar di Jepang mewakili DKI Jakarta

Muhammad Irvan Maulana yang kesehariaannya sering di sapa dengan panggilan Irvan adalah remaja yang duduk di kelas 3 SMA Darusalam Ciputat, Tangsel. Remaja ini menyenangi sepak bola sedari kecil, di mulai saat dirinya berumur 6 tahun. Bergabung di SSB villa 2000 Pamulang, Ivan pernah menjuarai turnamen futsal antar sekolah menengah pertama se Kota Tangsel saat dirinya masih duduk di bangku SMP tahun 2013, kala itu Ivan bersekolah di SMP Arayisa Pamulang. Pada tahun yang sama tahun 2013, Ivan terpilih mengikuti turnamen Sister city yang berlangsung di Jepang, mewakili DKI Jakarta yang dipilih dari tiap sekolah sepak bola (SSB). Turnamen Sister city yang diikuti oleh 16 negara ini berlangsung selama kurang lebih 2 minggu dan tim Irvan berhasil masuk dalam urutan 5 besar. Remaja yang juga sangat menyukai sate ayam ini mengatakan kepada NYSN bahwa olah raga Futsal tidak sulit. “Menekuni sepak bola dan futsal tidak sulit kok, aturan mainnya sangat sederhana, apalagi saya di arahkan oleh pelatih futsal yang berpengalaman.” Papar Irvan yang tak lain anak dari ibu Sawi yang kesehariannya berprofesi sebagai penjual nasi uduk. Atas prestasinya ini Irvan berharap mendapatkan hasil yang baik bagi masa depannya, guna membantu ekonomi orangtuanya. “Saya berharap dengan prestasi yang berhasil saya raih, akan mampu membantu ekonomi keluarga, dan semoga ke depan bisa mendapatkan pekerjaan yang layak bagi saya.” Harap Irvan yang telah berhasil menyabet gelar juara 1 dalam ajang perebutan trophy Dispora Kota Tangerang Selatan.(bgs/adt)