Gelar Forum Marathon, PSSI Agendakan National Coaching Conference di ISEF 2018

PSSI rencananya akan menggelar National Coaching Conference pada Sabtu (5/5) di Indonesia Sport Expo and Forum (ISEF) 2018. (net)

Tangerang- PSSI akan menggelar National Coaching Conference pada Sabtu (5/5) di Indonesia Convention Exhibition (ICE), Bumi Serpong Damai, Tangerang. Ajang tersebut merupakan salah satu program agenda dalam Indonesia Sport Expo and Forum (ISEF) 2018, bekerja sama dengan PT Expotama Sinergi. Bagi PSSI, ini pertama kalinya mengadakan pertemuan pelatih dari seluruh Indonesia dengan suatu wokrshop atau forum dengan berbagai tingkatan lisensi. Ini pun selaras dengan visi dan misi PSSI untuk terus meningkatkan kualitas para pelatih di Tanah Air. “National Coaching Conference adalah ajang bertemunya pelatih di Indonesia, dalam satu workshop penuh selama sehari, dari pagi sampai sore. Kami bicara perkembangan sepak bola Indonesia. Ajang ini akan diikut 300 pelatih, dari level lisensi D hingga yang sedang ikut Pro AFC,” kata Direktur Teknik PSSI, Danurwindo, Rabu (5/5). Pria berusia 66 tahun ini menambahkan bahwa dalam acara tersebut akan dijelaskan potret dan perkembangan sepak bola Indonesia saat ini. Apalagi ia ingin semua pelatih harus mengetahui berada dimana level sepak bola kita, dan dimana harus mengejar ketertinggalan dari negara-negara lain yang lebih maju dalam sepak bola. “Para pelatih ini akan bertukar pikiran, seperti kurikulum dan jenjang kepelatihan. Selain saya akan ada pelatih Luis Milla, Eduardo Perez, Mundari Karya, Emral Abus. Selain itu ada coaching clinic bersama Ponaryo Astaman dan Kurniawan Dwi Yulianto,” ungkap mantan pelatih Timnas Indonesia ini. Danur menjelaskan PSSI tengah menggenjot program kursus pelatih yang di Tanah Air. Kursus pun disebar ke beberapa Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI. “Tahun 2018 ini ada 30 kursus C AFC, dua kali B AFC, dan dua kali A AFC. Selain itu, ada kursus pelatih fisik dan pelatih kiper berlisensi AFC,” ungkapnya. Acara ini terbuka untuk umum dan tidak dikenakan biaya masuk. Oleh karena itu, PSSI mengajak kepada siapapun untuk hadir dalam diskusi dan workshop ini yang bertujuan untuk memajukan sepak bola Indonesia. (Dre)

ISEF 2018 Jadi Ajang Bisnis Industri Olahraga, PSSI Gencar Lakukan Promo

Indonesia Sport Expo & Forum (ISEF) 2018 resmi dibuka oleh Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi, di ICE, BSD City, pada Rabu (2/5). (Ham/NYSN)

Tangerang- Indonesia Sport Expo & Forum (ISEF) 2018 resmi dibuka oleh Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi, di Indonesia Convention Exhibiton (ICE), BSD City, Tangerang, pada Rabu (2/5). ISEF digelar mulai 2 hingga 6 Mei 2018 mendatang. Dalam sambutannya, Imam Nahrawi, selaku Menpora yang mewakili Pemerintah Republik Indonesia, mendukung penuh penyelenggaraan ISEF 2018. Ia berpesan jika bisa ISEF diselenggarakan setiap bulan atau tiga bulan sekali. Menurutnya, ISEF sangat penting untuk kemajuan industri olahraga. Tak hanya itu, ISEF juga dapat memberikan wawasan atau pengetahuan kepada masyarakat terkait olahraga di Indonesia beserta pengembangannya. “Selamat atas ISEF 2018, ini tahun ketiga penyelenggaraan ISEF. Kalau bisa sebulan atau tiga bulan sekali diadakan. Olahraga membawa kesejahteraan dibangun dengan industri komersil dan pengembangan yang lain. Saya ingin semua cabor (cabang olahraga) menuju ke sana, tidak hanya PSSI,” kata Imam.(2/5). “Hubungan olahraga dan masyarakat serta industri harus di-branding dengan baik. Saya menyambut ISEF sangat penting untuk memberikan wawasan kepada masyarakat mengenai peran koneksi pemerintah, cabor, dan masyarakat sendiri, untuk bersinergi mengembangkan olahraga di Indonesia,” tambahnya. PSSI pun turut berkolaborasi dalam event ini. Dalam forum ini, PSSI juga menjalin kerja sama dengan beberapa pihak seperti pusat database, Genius Sport dan Oxigen untuk mempromosikan produk-produk mereka. ISEF dan PSSI memiliki visi yang sama khususnya dalam pembangunan dan pengembangan industri olahraga. Keduanya juga satu pendapat soal peningkatan prestasi di pentas internasional. “Kami bangga bisa mengikuti acara ini untuk pertama kalinya. Lewat momentum ini, kami ingin perkembangan sepak bola makin baik dan maju,” ujar Plt Ketua Umum PSSI, Joko Driyono. “Di acara ini juga, PSSI ingin memberi wawasan sepak bola, baik dari kepelatihan, perwasitan, medis, hingga sesi football parenting. Ini semua kami lakukan sebagai bentuk komitmen PSSI dalam meningkatkan jumlah masyarakat yang melek soal sepak bola,” katanya menambahkan. Bagi PSSI, kolaborasi mereka di ISEF bisa membantu tujuan mereka mempromosikan sepak bola Tanah Air. Pasalnya, di tahun 2018, Indonesia akan menjadi tuan rumah di berbagai ajang, Asian Games, Piala AFF, Piala AFF U-19, Piala AFF U-16, Piala AFF Wanita, futsal, dan sepak bola pantai. Dalam kesempatan ini juga, PSSI kembali menambah partner mereka. PSSI menjalin kerja sama dengan Genius Sport dan Oxygen. “Mmentum luar biasa. Kita semua mencoba sepak bola bukan sekadar panggung lapangan. Tapi kami ingin memperlihatkam semua yang berada di belakang panggungnya. Genius Sport akan membantu PSSI,” ucapnya. Sementara itu, Raditia Zahir Ahmad selaku Direktur PT Expotama Sinergi, penyelenggara ISEF, mengatakan, pihaknya mengadakan forum ini guna menunjang kesiapan Indonesia menggelar Asian Games 2018, Agustus mendatang. “Kami menyelenggarakan ISEF untuk mewujudkan perkembangan olahraga di tanah air melalui peningkatan industri, infrastruktur, dan fasilitas olahraga,” ujarnya singkat. Tahun ini, penyelenggaraan ISEF mengangkat tema ‘Be The Future of Sport Business’ yang sejalan dengan arah kebijakan pembangunan keolahragaan Indonesia. Perhelatan yang merupakan edisi ketiga ini juga menampilkan produk peralatan olahraga dalam negeri dengan lima kategori yaitu stadium and venue facilities, sport and textile material, sport tourism, fitness and health, serta outdoor and indoor equipment. (Ham)

Ini Hasil Akhir Basketball Competition Di Ajang Tahunan Saint john’s School BSD

saint-jhon-juara

Final basket competition high school yang di adakan di Sekolah Saint john’s school BSD Kota Tangerang Selatan telah melahirkan juara baru untuk setiap tingkatan sekolah menengah pertama (SMP) dan menengah atas (SMA). Final tersebut memakan waktu selama dua hari,dari tanggal 30-31 agustus 2017. Selain banyak juara per kategori yang di perebutkan juga waktu yang terbatas karena aktifitas sekolah saint jhon’s school tutup sampai jam 5. Berikut data tim sekolah tingkat SMP dan SMA di Tangerang yang menjadi juara di basketball competition yang di adakan di sekolah Saint john’s school. Kategori tim SMP putra adalah: Juara 1 : Kharisma Bangsa Juara 2 : SPH Lippo Village Juara 3 : SMP Kanaan Dan di kategori tim SMP putri Juara 1 : SPH Lippo Village Juara 2 : Santa Ursula BSD Juara 3 : SMPN 4 Tangerang Selatan Sedangkan kategori tim SMA putri di rebut oleh : Juara 1 : St. John’s Catholic School BSD Juara 2 : SMAN 7 Tangerang Selatan Dan di kategori tim SMA putra adalah : Juara 1 : Kharisma Bangsa Juara 2 : St. John’s Catholic School Juara 3 : SMAN 7 Tangerang Selatan (mrd/adt)

Stevie Persiapkan Diri Untuk Bersaing Di Cabang Olahraga Bola Basket Popnas Semarang

Stevie (Kanan) saat sedang mewakili Banten dalam pertandingan Kejurnas

Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS) dan Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) adalah kegiatan olahraga multi event yang merupakan titik kulminasi pembinaan olahraga pelajar di Indonesia. Stevanie Suhori, kelas XI SMU Saint John’s BSD, Tangsel sangat hobby bermain basket memaparkan kepada NYSN awal bergelut di dunia bola basket. “Awal tertarik dengan basket waktu kelas 4 SD, karena diajak sama guru untuk bergabung di salah satu club basket.” ujar Stevie yang mulai ikut kejuaraan sejak kelas 5 SD.”paparnya Di kelas 2 SMP, Stevie mulai diundang untuk mengikuti seleksi daerah mewakili tangsel dan menang sehingga bisa melanjutkan untuk mewakili Banten. Tidak hanya sampai disitu, Stevie lanjut lagi mengikuti beberapa Kejurnas dan salah satunya menduduki peringkat 4. Pada bulan Mei tahun 2016, Stevie kembali mendapatkan juara I mewakili Tangsel dalam Popda yang diadakan di Pandeglang. Dan di bulan November 2016, Stevie mendapatkan peringkat 2 dalam Popwil di Yogyakarta. Dan saat ini, Stevie sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti Popnas di Semarang bulan September nanti. Stevie menceritakan kepada NYSN, bahwa ia semakin mahir bermain basket ketika mulai rutin latihan untuk Popda. Dalam seminggu, Stevie berlatih 4-5 kali, yang akhirnya membuat Stevie juga lebih banyak mempunyai pengalaman setelah mengikuti berbagai kejuaraan. Remaja yang bercita-cita ingin menjadi Teknik Sipil tersebut juga mengakui bahwa dirinya merupakan orang yang mempunyai komitmen yang tinggi. “Saya sering datang lebih cepat dari jadwal latihan. Walaupun pelatih dan teman-teman belum datang, saya suka memulai latihan sendiri, itu komitmen yang selalu saya tanamkan terhadap diri sendiri.” Menurut Stevie, basket memang terkenal dengan ukuran tubuh yg tinggi, dan ia menyadari bahwa tubuhnya tidak terlalu tinggi. Tapi ia mengatakan bahwa jangan selalu mengandalkan badan, karena yang terpenting adalah skill dan kepintaran kita dalam bermain basket. Dalam basket, Stevie unggul dalam menembak/shooter. Waktu latihan yang terkadang bertabrakan dengan jam sekolah membuat Stevie sering izin tidak mengikuti pelajaran sekolah. Akan tetapi, Stevie selalu aktif bertanya kepada guru mengenai pelajaran-pelajaran yang dirasa tertinggal olehnya. “Semuanya harus balance, kalau dalam pelajaran mengalami penurunan, izin latihan bisa dicabut dari sekolah sampai nilai-nilai meningkat kembali.” ungkap remaja yang juga menyukai hampir semua bidang olahraga. Dengan portofolio basket dan ijazah akademiknya yang sangat berprestasi, Stevie sudah mengantongi beasiswa dari salah satu Universitas di luar negeri. Orang tua Stevie yang awalnya lebih mendukung Stevie untuk fokus pada sekolahnya, akhirnya membebaskan anaknya untuk tetap bermain basket karena prestasi yang Stevie tunjukan. “Basket itu hobby, cita-cita saya tetap Teknik Sipil, tapi saya tidak menolak untuk mengembangkan kemampuan basket saya sampai keluar negeri.” ujar Stevie kepada NYSN. Terakhir, Stevie menutup percakapannya bersama NYSN dengan memberikan pesan bahwa jika ingin sampai ke level yang lebih tinggi, harus selalu rajin latihan dan sangat penting untuk berkomitmen. “Memang butuh pengorbanan, tetapi semua rasa capek dan lelah akan terbayar dan sepadan dengan apa yang sudah kita perjuangkan.”imbuhnya (crs/adt)

Wow, Pelatih Anggar Ini Mencetak Ratusan Medali Untuk Muridnya Yang Berprestasi

FX Widi Dwi Anggono, mengenakan atribut khas Anggar. NYSN Media (06/07/17)

Pria kelahiran 23 Januari 1983 ini mulai berlatih anggar sejak tahun 2002, dan pernah mengikuti pra PON & PON di Palembang, Kalimantan, Riau, dan Bandung. Widi juga pernah menjadi juara 3 tingkat nasional individu dan regu, dan pernah ikut bertanding ke Eropa, Madrid, Israel, serta mengikuti latihan bersama di Jerman dan Ukraina. Pria yang bernama lengkap FX Widi Dwi Anggono, pelatih anggar di sekolah St. john’s BSD, tangsel yang mempunyai segudang prestasi di bidang yang di gelutinya. Diantaranya berhasil mencetak bibit Ekskul anggar di St. John’s pernah menjadi juara II Nasional pelajar pada tahun 2012 di Kalimantan, dan juga menjadi juara II Nasional di Kejurnas Anggar Jakarta, lalu ada 1 siswa yang ikut di kejuaraan Asia yang diadakan di Thailand. Disamping menjadi pelatih anggar dan wakil kepala sekolah bagian Olahraga di St. John’s, Widi juga menjabat sebagai Ketua Harian di IKASI Tangsel. Widi mulai mengajar di sekolah St. John’s sejak tahun 2007 dan pada tahun 2009, Widi membuka ekskul anggar di sekolah tersebut. Selama menjadi pelatih di St. John’s, Widi telah menyumbangkan sekitar 143 medali anggar untuk sekolah tersebut sejak tahun 2009-2017. “Olahraga anggar lebih ke pembentukan karakter dan fisik siswa, karena dapat mengembangkan sifat disiplin, kerja keras, teamwork, dan leadership di dalam diri para siswa dan siswi lewat latihan anggar. Biasanya untuk pemanasan full olah tubuh bisa memakan waktu sekitar satu jam.” ujar Widi. Widi juga mengatakan bahwa walaupun masih level pelajar, prestasi St. John’s dalam bidang anggar bisa bersaing dengan PPLP sekolah Atlet, dan mempunyai program yang cukup jelas dalam bidang olahraga tersebut. “Olahraga anggar juga dapat menjadi bekal yang cukup bagi para siswa yang berprestasi di bidang tersebut untuk mendapatkan beasiswa, bahkan sampai ke luar negeri.”tambahnya Mayoritas siswa yang ikut ekskul anggar adalah para siswa yang mempunyai IQ cukup tinggi, yaitu di atas 40. Bahkan ada salah satu siswa yang disebut Widi sebagai siswa superior karena hanya membutuhkan waktu sekitar dua minggu untuk dilatih dan ikut dalam kejuaraan. “Namun, belum banyak sekolah yang mau memasukkan olahraga anggar dalam ekskulnya. Biasanya karena faktor alat-alat yang harganya cukup mahal.” jelas Widi kepada NYSN.(crs/adt)

Sering Memar Saat Bertanding, Nanda Raup Simpatik Orang Tua Dengan Segudang Prestasi

Nanda, saat mewakili Indonesia dalam bidang olahraga Anggar di Thailand

Awalnya hanya coba-coba mengikuti ekskul anggar, hingga pada akhirnya tertarik dan menjadi serius dalam olahraga tersebut, remaja yang bernama Jayanto Nanda Putra sudah berlatih anggar dari kelas 2 SMP, Siswa kelas X di SMU St. John’s BSD, Serpong, Tangsel. Menurut Nanda, anggar merupakan olahraga yang unik dan mempunyai alat/senjata yang keren. Ia juga mengatakan kepada NYSN bahwa berlatih anggar tidak memerlukan waktu lama untuk bisa dimengerti. “Asal rajin nonton youtube aja lihat bagaimana para atlet bermain anggar.” ujar Nanda membagikan kiat agar cepat mahir bermain anggar. Siswa yang juga mempunyai hobby bermain game ini mengatakan bahwa selain dapat mengumpulkan banyak prestasi, ia juga dapat melatih mental dan keberaniannya melalui keikutsertaannya dalam berbagai kejuaraan anggar. Namun, Nanda mengakui bahwa terkadang ia sulit membagi waktu antara latihan anggar dan pelajaran sekolahnya. Ia sering kali izin les karena harus mengikuti latihan. Walaupun begitu, remaja yang lahir di Jakarta, 27 November 2001 tersebut tetap giat mengejar ketinggalannya dalam pelajaran sehingga nilainya juga tetap memuaskan. Jika Nanda mengalami kegagalan dalam kejuaraan, hal tersebut tidak akan membuatnya patah semangat dan terus berjuang. Dan terbukti, perjuangannya membuahkan hasil. Nanda mempunyai cukup banyak prestasi, antara lain: 1. Juara 3 Junior High School Men Sabre SYNC 2014 2. Juara 1 Junior High School Men Sabre Highscope Cup 2015 3. Juara 3 OPEN Men Sabre Se JaBoDeTaBek 2015 4. Juara 1 Junior High School Men Sabre SYNC 2015 5. Juara 2 Junior High School Men Sabre PPLP Nasional di Solo 2015 6. Juara 2 Kejurda Men Sabre Cadet 2015 7. Juara 3 Kejurda Men Sabre Junior 2015 8. Juara 3 Men Sabre WalKot Cup 2016 9. Juara 1 KejurDa Men Sabee Cadet 2016 10. Juara 2 KejurNas Men Sabre Cadet 2016 11. Juara 1 KejurDa Men Sabre Junior 2016 12. Representing Indonesia at Korat, Thailand 13. Juara 3 Cadet Jakarta Open Fencing Festival 2 – 2016 Dukungan sempat tidak diberikan oleh orang tua Nanda ketika melihat tubuh Nanda banyak memar selama menjalani latihan anggar. Tetapi Nanda mampu membuat orang tuanya berubah pikiran dengan menunjukkan prestasi-prestasi yang luar biasa. “Waktu di Thailand, aku bangga banget bisa mewakili Indonesia di tingkat Internasional. Walaupun tidak menang, tapi aku punya jaket Indonesia, rasanya bangga banget, walaupun banyak bekas memar di badanku.” ujar Nanda. “Kalau kalian ingin berprestasi, kalian harus giat berlatih dan mempunyai tekad yang tinggi agar bisa menjadi juara. Kalah gakpapa, karena kalah membuat kita belajar dari kesalahan dan bisa memperbaikinya. Salam Olahraga! Jaya!” tutup Nanda dengan semangat.(crs/adt)

Jarang Peminat, Anggar Malah Jadi Pilihan Anshel Mengejar Beasiswa

Jarang Peminat, Anggar Malah Jadi Pilihan Anshel Mengejar Beasiswa

Hardyanshel Kesuma, siswa kelas X dari SMU St. John’s BSD, tangsel yang berprestasi dalam bidang olahraga anggar, dan sudah mengikuti berbagai kejuaraan. Pelajar yang sehari-harinya sering dipanggil Anshel ini sudah mengikuti ekskul anggar sejak duduk di kelas 8. Awalnya Anshel berminat pada olahraga badminton, tapi ternyata ia merasa bahwa anggar lebih menarik perhatiannya. Salah satu tujuan Anshel menekuni anggar juga karena jika berprestasi, dirinya bisa mendapatkan sertifikat yang bisa digunakan untuk mengikuti program beasiswa. Mayoritas kejuaraan anggar yang telah diikuti oleh Anshel adalah di tingkat provinsi. Salah satu prestasinya adalah juara II dalam Kejurda Banten. Anshel juga punya prestasi lain, yaitu di bidang matematika dan masih menekuni juga sampai sekarang. Berbeda dengan anggar, Anshel telah mengikuti kejuaraan matematika sejak di bangku SD dan sudah mengikuti kejuaraan sampai ke luar negeri. Meskipun dirinya bercita-cita menjadi Aktuaria, tetapi ia tetap mencintai anggar. Menurut Anshel, tidak ada kendala dalam membagi waktu belajar dan latihan. Walaupun pernah sesekali izin untuk berlatih anggar dan harus mengikuti ulangan harian susulan, tapi itu tidak sering terjadi dan tidak ada pengaruh buruk untuk nilai-nilai pelajaran sekolahnya. Orang tua Anshel juga mendukung dirinya untuk mengikuti berbagai kejuaraan anggar. Bagi orang tua Anshel, olahraga anggar belum banyak pesaingnya. Walaupun berprestasi, Anshel tetap pernah merasakan pengalaman pahit yaitu kalah dalam kejuaraan, dan hal tersebut dikatakan Anshel adalah hal yang tidak terlupakan. “Pernah waktu ikut kejurnas sempat merasa putus asa dan ingin menyerah karena merasa tidak bisa bermain dengan baik dan akhirnya mengalami kekalahan.”ujar Anshel. Akan tetapi Anshel terus mendapatkan dukungan dan selalu disemangati oleh pelatih dan orang tuanya, sehingga ia bisa bangkit lagi dari keterpurukan dan mulai menghasilkan prestasi-prestasi yang membanggakan bagi sekolahnya. “Serius dalam latihan, dan setiap ada lomba ikut saja, kalah tidak apa-apa yang penting sudah mencoba dan bisa punya pengalaman.”tutup Anshel seraya memberikan pesan-pesan untuk para pelajar agar bisa meraih prestasi. (crs/adt)