Putri Yusril Ihza Mahendra: “Saatnya Sepak Bola Wanita Mengharumkan Nama Bangsa”

Kenia Khairunnisa Mahendra

Sepak bola hanya milik pria, itu adalah “mind set” dan tradisi yang tumbuh di kalangan orang saat ini, Sepak bola wanita sangatlah dipandang sebelah mata. Bahkan saat ini pelatih timnas wanita Indonesia, Rully Nere mengalami kendala yang besar dalam mencari potensi pemain sepak bola wanita. Dengan proses seleksi yang tiada henti, bongkar pasang, tuntutan turnamen internasional, Ia masih kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pemain untuk Timnas Wanita Indonesia. Salah satu alasan yang paling kuat adalah minimnya kompetisi yang diselenggarakan. Lain halnya dengan Kenia Khairunnisa Mahendra, Ia pun berharap Persija Jakarta bisa punya tim khusus wanita. Menurutnya peran wanita dalam mengharumkan nama bangsa melalui sepak bola harus dianggap serius. “Perempuan saat ini sudah mulai terlepas dari jeratan budaya patriarki. Dimana peran kami tidak sebatas menjadi pelengkap bagi kebutuhan pria. Layaknya laki-laki, perempuan harus mandiri dengan pendidikannya dan penghasilannya sendiri termasuk jika pilihannya menjadi atlet sepak bola,” ujar Kenia. “Terlebih lagi, justru saya menilai timnas wanita mempunyai kesempatan yang lebih untuk memajukan nama Indonesia,” tegasnya lagi. Kenia yang juga merupakan putri dari Yusril Ihza Mahendra berpendapat bahwa untuk membuat bangsa lebih maju adalah dengan mendengar suara Srikandi Tanah Air. Berlatar belakang dari keluarga yang kental dengan perputaran politik di Indonesia, membuat Kenia berani menyuarakan isi hatinya secara lantang. “The Girl Power” tegas Kenia yang juga kebetulan adalah anak cucu dari Jama Sandon, seorang penggawa Timnas Hindia-Belanda pada tahun 1922 silam. “Semakin banyak perempuan yang bersuara, maka akan semakin banyak pula hak-hak mereka yang terpenuhi. Ambil contoh, perempuan sudah memiliki keterwakilan sebanyak 30 persen di parlemen, hal tersebut tentu harus dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk menyuarakan aspirasi bagi Indonesia ke depan. Termasuk soal kepentingan untuk srikandi rumput hijau yang membawa nama bangsa,” harapnya lagi. Walupun Ia sadar bahwa suara lantang yang Ia suarakan tidaklah mudah untuk direalisasikan, butuh keberanian dan investasi yang luar biasa untuk mendobrak tradisi sepak bola yang di dominasi oleh kaum Adam ini. Dari sekian banyak tim yang ada Ia berharap Persija yang akan dapat membantu membangun mimpinya ini. Alasannya cukup logis, mengingat Jakarta adalah miniatur bangsa Indonesia, dimana semua pusat politik, ekonomi dan olahraga berpusat di Jakarta yang tentunya bisa jadi landasan kuat untuk terciptanya 11 srikandi yang akan berlaga diatas rumput hijau, hal ini akan dapat merubah animo dan atmosfer dunia sepak bola tanah air. “Di Eropa, klub-klub sepak bola seperti Manchester City, Manchester United, Inter Milan, Barcelona sudah mempunyai tim-tim sepak bola wanita. Itu menunjukkan bahwa, kaum hawa tidak bisa dipandang remeh, kami juga mempunyai potensi dalam olahraga atau pekerjaan yang notabenenya dilakukan oleh laki-laki,” tegas Kenia. “Jadi, cukup menarik ketika hal tersebut juga diterapkan oleh klub-klub sepak bola di Indonesia, khususnya Persija yang notabene adalah tim Ibu Kota. Pastinya hal tersebut bisa menjadi bahan rujukan klub lainnya nanti,” tandas Kenia yang mengaku ngefans dengan Persija sejak 2001 tersebut. (IHA)

Kolaborasi DBL-Ardiles, Luncurkan Sepatu Basket Produk Lokal yang Terjangkau

Development Basketball League (DBL) bersama Ardiles, produsen sepatu dalam negeri asal Surabaya, Jawa Timur (Jatim), meluncurkan sepatu basket berkualitas, dengan harga terjangkau. Bahkan, Ardiles sudah merilis sepatu AD1, signature shoe pebasket profesional pertama di Indonesia, milik Abraham Damar Grahita (tengah). (DBL)

Jakarta- Development Basketball League (DBL) bersama Ardiles, produsen sepatu dalam negeri asal Surabaya, Jawa Timur (Jatim), meluncurkan beragam sepatu basket berkualitas, dengan harga terjangkau. Terbaru, DBL-Ardiles merilis Pride2. Rilis sepatu generasi kedua seri Pride ini dilakukan di Jakarta, pada Rabu (13/2). Pride2 semakin melengkapi line-up DBL-Ardiles. Setelah kolaborasi ini juga sukses merilis sepatu AZA6 pada Desember 2018. Berlanjut dengan diluncurkannya sepatu AD1, signature shoe pebasket profesional pertama di Indonesia pada 26 Januari 2019. Hadir dengan tiga kombinasi warna, yakni hitam-kuning, merah-hitam, dan hitam-hijau, Pride2 adalah sepatu basket berkualitas, namun dengan harga terjangkau. Sepatu ini tersedia dengan ukuran 39 hingga 47, dan dijual kisaran Rp 300 ribu. “Lewat Pride2, kami ingin terus mengembangkan barisan pilihan sepatu basket berkualitas dengan harga terjangkau. Kami ingin terus mendorong industri pendukung olahraga di Indonesia. Semoga nantinya brand Indonesia bisa menjadi raja di negeri sendiri,” ujar Azrul ‘AZA’ Ananda, founder dan CEO DBL Indonesia, Rabu (13/2). Sepatu AZA6, bukan hanya diperuntukan untuk bermain basket, tapi bisa dikenakan untuk bersekolah maupun bekerja. Berbahan dasar upper pada AZA6 terbuat dari mesh yang berasal dari nilon rajut. Sehingga memberikan sirkulasi udara saat digunakan. Baik saat pertandingan maupun aktivitas lainnya Demi mendukung mobilitas yang tinggi, Megatonic Tech yang terbuat dari poly urathane membuat pijakan kaki saat melakukan drive dan pivot lebih kuat. Selain itu, hitmap dan motif alas kaki herringbone juga mempunyai fungsi untuk mendistribusikan beban yang dikeluarkan sesuai dengan kontur kaki. Dan penggunaan phylon sole untuk meminimalisir terjadinya cedera, juga menjadi keunggulan lain pada sepatu AZA6 ini, seharga Rp 428 ribu. Sedangkan AD1 adalah sepatu basket yang mengutamakan performa, khususnya pemain dengan gerakan cepat. Nama AD1 adalah akronim nama pebasket muda yang sedang melejit yakni Abraham Damar Grahita. Guard 23 tahun skuat klub Stapac Jakarta ini adalah bintang masa depan tim nasional basket Indonesia. Sederet prestasi disandangnya, berpredikat Most Improved Player IBL 2017. Pemuda asal Bangka Belitung itu juga ikut meraih gold medal pada SEABA Championship 2018. Serta Mempersembahkan medali perak di SEA Games 20 17 (Malaysia). Ia juga menjadi andalan di Asian Games 2018. DBL Indonesia dan Ardiles sudah mengembangkan AD1 selama 1,5 tahun. Bahkan, Abraham Damar sudah menjalani proses scan dan cetak kaki untuk membantu risetnya. Sepatu AD1 tersedia dalam tiga kombinasi warna. Hitam-Merah, sesuai warna khas timnya, Stapac Jakarta. Kemudian Merah-Putih, dipakai saat membela Timnas, dan Biru-Orange muda, warna khas DBL Academy. Sepatu ini dijual kisaran Rp 400 ribu. “Saya diundang ke Surabaya, tapi tidak diberi tahu untuk apa. Ketika melihat sepatu itu, saya langsung tidak bisa berkata apa-apa. Bangga, bahagia, terharu,” ungkap Abraham. Ia juga menjadi Pebasket pertama Indonesia yang memiliki signature shoe tersebut. Sementara itu, Kim Pan Seung, Direktur A1 Ardiles, menegaskan bahwa visi dan misi DBL Indonesia dan Ardiles sama. “Yakni ikut mengembangkan basket Indonesia. Ini juga menjadi kesempatan bagi kami untuk show off, bahwa produk lokal juga tak kalah dengan brand luar,” tukasnya. (Adiantoro)

Bertabur Bintang, One Pride Pro Never Quit 2019 Dihelat di Tennis Indoor Senayan

One Pride PRO Never Quit yang diselenggarakan atas kerjasama Komite Olahraga Beladiri lndonesia (KOBI), PT. Merah Putih Berkibar (MPB), dan tvOne sebagai broadcast partner, kembali meraih kesuksesan dalam menyelenggarakan laga-laga Mixed Martial Arts (MMA) terbaik di Indonesia. (Adt/NYSN)

Jakarta- One Pride PRO Never Quit yang diselenggarakan atas kerjasama Komite Olahraga Beladiri lndonesia (KOBI), PT. Merah Putih Berkibar (MPB), dan tvOne sebagai broadcast partner, kembali meraih kesuksesan dalam menyelenggarakan laga-laga Mixed Martial Arts (MMA) terbaik di Indonesia. Sepanjang 2018, One Pride telah menggelar 10 Fight Night termasuk 3 Celebrity Fight, 2 International Fight, dan lebih dari 10 Title Fight di 8 kelas berbeda, yakni kelas bulu, kelas bantam, kelas terbang, kelas ringan, kelas welter, kelas straw putra-putri, dan kelas atom, yang baru pertama kali diselenggarakan. Pada 2019 ini akan menjadi musim yang luar biasa di One Pride PRO Never Quit. Diantaranya venue One Pride Arena yang berpindah ke pusat kota, yaitu di Tennis Indoor, Kompleks Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta. Pemilihan Tennis Indoor Senayan bukan tanpa alasan. Karena dinilai dapat menjangkau pecinta MMA semakin banyak lagi, karena tempat yang lebih strategis, serta lebih luas, dan berkelas internasional. Selain itu, juga bertambahnya jumlah internasional fight. Dan, pada 2019, akan menjadi laga-laga MMA yang bertabur bintang dan pertandingan para jawara. Sebab, sebanyak 10 Fight Night akan digelar selama One Pride PRO Never Quit 2019, termasuk diantaranya adalah 3 Celebrity Fight, 5 International Fight, dan lebih dari 200 Local National Fight. Saat ini, One Pride telah menjadi brand beladiri MMA pertama dan terbesar di Indonesia. Sejak digelar pada April 2016, One Pride menjadi kompetisi MMA yang paling banyak mendapat perhatian dari masyarakat Indonesia. Bahkan, pencapaian jumlah penonton One Pride sampai dengan 2018 mencapai 76 juta orang, naik 25 juta dari tahun sebelumnya. Lebih dari itu, One Pride juga merupakan ajang beladiri satu-satunya yang menaungi lebih dari 80 persen atlet MMA di Indonesia, yang jumlahnya mencapai 500 atlet. Pada 2018, fighter putri One Pride, Linda Darrow juga menjadi atlet MMA pertama yang mendapat beasiswa. Ia mengikuti pelatihan di UFC Performance Institute, Las Vegas, Amerika Serikat (AS). Langkah ini sejalan dengan cita-cita KOBI untuk meningkatkan kualitas fighter Indonesia. Anindra Ardiansyah Bakrie, Ketua Umum KOBI, mengatakan KOBI bersama PT Merah Putih Berkibar dan tvOne selalu dan akan terus berupaya untuk mengembangkan olahraga MMA (One Pride PRO Never Quit). “Sehingga ini bisa menjadi alternatif olahraga dan tempat yang tepat untuk para atlet olahraga beladiri dalam menunjukan keterampilan, keindahan, dan sportifitas dalam bertarung,” ujar Ardiansyah, di Hotel Century Park, Senayan, Jakarta, Rabu (6/2). “Melalui langkah-langkah yang telah ditempuh ini, KOBI dan One Pride berharap fighter-fighter Tanah Air dapat juga berlaga di event internasional, dan mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia,” lanjutnya. Pada akhir pekan ini, pada Sabtu (9/2), One Pride PRO Never Quit kembali digelar, 3 sabuk juara nasional akan diperebutkan. Sang juara kelas terbang Suwardi akan ditantang petarung yang aktif di dunia gulat yaitu Erpin Syah. Ini merupakan pertemuan kedua mereka. Li,a tahun lalu Suwardi berhasil memenangkan pertarungan pada ajang turnamen submission. Laga ini akan menjadi laga yang panas karena kedua petarung mempunyai keahlian bertarung yang lengkap. Perebutan sabuk kedua adalah Title Fight kelas bulu antara juara nasional One Pride Hafid Nur Maradi kontra Laode Abdul Harris. Laga perebutan sabuk kelas bulu dipastikan berlangsung menarik, sebab kedua fighter memiliki kelebihan yang berbeda, Hafid lebih unggul bermain bawah dengan background fight BJJ. Sementara Laode lebih unggul bermain atas dengan background fight Wushu.Selanjutnya, sabuk juara kelas bantam yang sedang lowong sejak ditinggal Fajar juga akan kembah diperebutkan oleh Eko Priandono dan Sony Rizaldi. Ini merupakan ajang balas dendam Eko Priandono. Pada pertarungan pertamanya di One Pride, Sony berhasil memenangkan pertarungan dengan kemenangan angka mutlak. Sedangkan, Teguh Rahardjo, Asisten Deputi Pengelolaan Olahraga pada Deputi III Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), menyebut One Pride progresnya sangat luar biasa, dan makin digemari masyarakat. “Kedepan, olahraga beladiri ini harus terus kita tingkatkan. Dan kami (pemerintah) pasti akan mendukung kalau olahraga ini bisa dipertandingkan ke Olimpiade,” ungkap Teguh. Ia menilai di daerah terdapat banyak potensi besar untuk melahirkan atlet berbakat dalam olahraga beladiri ini. “Kalau semakin banyak melakukan pembinaan di daerah seluruh Indonesia, supaya nanti bisa masuk ke Olimpik,” tambahnya. Teguh berjanji pemerintah akan terus memantau serta mendorong agar olahraga ini terus berkembang. “Harapannya adalah event yang sudah digemari ini tetap dipertahankan. Ini juga memiliki manfaat yang sangat besar dalam membangun strategi Pembudayaan olahraga ini, mulai dari daerah hingga ke nasional,” tukas Teguh. (Adt)

Juara di Bandung, Tim Softball Putri Garuda Jakarta Wakil Indonesia ke Kejuaraan Asia Pasific U-16

Tim softball putri Garuda Jakarta berhasil menjadi juara, pada kejuaraan Indonesia Little League (ILL) 2019, yang berlangsung dari 30 Januari hingga 1 Februari 2019 di lapangan Lodaya, Bandung. (Tribunnews.com)

Bandung- Tim Softball Putri Garuda Jakarta berhasil menjadi juara pada kejuaraan Indonesia Little League (ILL) yang berlangsung 30 Januari hingga 1 Februari 2019, di lapangan Lodaya, Bandung. Pada kejuaraan tersebut, Garuda Jakarta tampil dominan dengan rekor tak terkalahlan. Garuda Jakarta memang tampil digdaya pada ILL, karena mencetak 121 skor tanpa kecolongan satu angka pun di 4 laga yang mereka jalani. Deputi Softball Garuda Baseball-Softball Club, Miranti Sadono mengatakan, hasil ini adalah buah dari persiapan tim yang sangat serius demi menghadapi sejumlah kejuaraan di 2019. “Kejuaraan ILL adalah kejuaraan pembuka pada 2019 ini, dan saya sangat bersyukur dengan prestasi yang didapat. Semoga sepanjang 2019 nanti dapat menghasilkan prestasi yang lebih hebat lagi,” tutur Miranti. Miranti pun mengungkapkan Garuda Jakarta akan melakukan persiapan lebih baik lagi, demi meraih sukses di kejuaraan Little League Asia Pasifik U-16. Apalagi, mereka akan menghadapi tim-tim besar dari berbagai negara. “Tim-tim kuat dari Asia dan negara Pasifik seperti Korea, Taiwan, Filipina, Guam, dan Tiongkok diperkirakan hadir menjadi peserta kejuaraan Asia Pasifik tersebut, guna merebut tiket ke kejuaraan dunia di Amerika pada Agustus nanti. Saya dan tim pelatih akan mempersiapkan lebih matang agar mampu bersaing,” ucapnya. Sementara itu, menurut Ketua Umum Garuda Baseball-Football Club, Febrinaldy Darmansyah, ILL 2019 merupakan bagian dari kalender kejuraan yang wajib diikuti Garuda pada tahun ini. Sebagai turnamen awal, i amengungkapkan ajang ini menjadi persiapan mereka untuk mengikuti sejumlah kejuaraan. “Sebagai turnamen awal tahun, ILL berguna bagi atlet kami, sebagai pemanasan sebelum menghadapi turnamen lainnya. Kami telah menentukan bobot turnamen seperi Turnamen PONY dan turnamen lokal lain yang memiliki syarat gengsi,” jelas Febri, sapaan Febrinaldy Darmansyah, yang baru menjabat setahun namun menghasilkan banyak prestasi. Namun ia menambahkan, bahwa tidak melulu berlatih untuk memenangkan turnamen, Namun, pada hakekatnya lebih mementingkan pembangunan karakter. “Dengan katakter dan kepribadian yang baik niscaya akan mendapatkan hasil baik di mana pun mereka berkegiatan, termasuk pada olahraga softball dan baseball,” pungkas Febri. (Adt)

Jadi Tunggal Tersisa Indonesia, Jonatan Christie Masuk Semifinal Indonesia Masters 2019

Tunggal putra Indonsia, Jonatan Christie sukses melaju ke babak semifinal (4 besar) Daihatsu Indonesia Masters 2019, paska menyudahi unggulan ke-8 asal India, Kidambi Srikanth, pada babak perempat final di Istora Senayan, Jakarta, Jumat (25/1). (Humas PBSI)

Jakarta- Jonatan Christie mampu mempertahankan performa menawan para wakil tuan rumah di court-1 Istora Senayan, Jakarta, pada Jumat (25/1). Butuh waktu 48 menit bagi tunggal putra peringkat 12 dunia itu menekuk unggulan ke-8 asal India, Kidambi Srikanth, demi tiket ke babak semifinal Daihatsu Indonesia Masters 2019. Awal gim pertama, pertarungan berlangsung ketat. Namun jelang interval Jojo, sapaannya mampu mendulang beberapa poin beruntun, hingga membuatnya sedikit menjauh dari kejaran poin Kidambi. Masa interval, jagoan tuan rumah unggul 11-7. Selepas jeda, Kidambi yang kini bercokol di peringkat 8 dunia itu mulai bangkit. Sedikit demi sedikit, pemain 25 tahun ini mulai mengejar perolehan poin Jojo. Poin berimbang di angka 15-15, bahkan tunggal India mampu balik memimpin 15-18. Namun, atlet PB Tangkas yang didukung penuh suporter tuan rumah sebagaimana saat ia meraih medali emas Asian Games 2018, tak lantas tinggal diam. Lewat sebuah momentum yang tepat, pemain kelahiran Jakarta 15 September 1997 itu mampu mendulang lima poin berturut-turut mengakhiri gim pertama dengan kemenangan 21-18. Gim kedua dibuka dengan mulus oleh Jonatan. Ia meraup enam poin beruntun untuk leading 6-0. Jeda interval pun dikuasai Jojo, lewat keunggulan 11-4. Sebenarnya Jonatan memimpin perolehan angka. Namun saat memasuki periode poin kritis, Kidambi menipiskan ketertinggalannya menjadi 17-15. Pemain India ini bahkan mampu menyamakan kedudukan di angka 19-19. Performa Jojo yang mulai kedodoran saat masuk periode krusial, ternyata gagal dimanfaatkan dengan baik oleh wakil India. Ia pun sukses menutup set kedua lewat kemenangan tipis 21-19. Jojo pun sukses menyusul dua wakil tuan rumah lainnya yang telah memastikan diri masuk ke babak 4 besar. Masing-masing dari sektor ganda putri lewat aksi Greysia/Apriyani, dan ganda campuran dar pasangan Tontowi/Liliyana. Sementara Juara bertahan tahun lalu, Anthopny Sinisuka Ginting harus mengubur impiannya ke semifinal lantaran kalah dari tunggal asal Jepang, Kento Momota. Anthony takluk dari unggulan pertama turnamen ini dengan straigt game, 9-21, 10-21, di Istora Senayan, Jumat (25/1). Di babak semifinal yang bakal digelar pada Sabtu (26/1), Jojo ditunggu ranking 20 dunia asal Denmark, Anders Antonsen. Dalam laga di court-3 itu, Antonsen tak diduga menundukkan wakil Malaysia, Lee Zii Jia, dua set langsung, dengan skor identik 21-13, 21-13. “Antonsen mungkin menebak permainan saya, begitu juga saya, akan melihat video pertandingan masing-masing. Saya unggul di supporter, lawan-lawan saya terlihat sedikit nervous dengan riuhnya Istora, ini salah satu modal buat saya,” terang Jojo. “Antonsen pemain bagus, masih muda. Tipikal mainnya seperti pemain Eropa yang cepat, angkat bola dan smash. Mirip dengan (Viktor) Axelsen, tapi Antonsen lebih cepat karena dia lebih muda,” pungkasnya. (Adt)

Jonatan Christie Singkirkan Unggulan Kedua Asal China, Anthony Ginting Susul ke Perempat Final

Tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie, secara mengejutkan melaju ke babak perempatfinal Daihatus Indonesia Masters 2019. Dia menang mudah atas wakil China, Shi Yuqi, lewat pertandiangan dua gim 22-20 dan 21-6, lewat drama pertarungan selama 39 menit. (tribunnews.com)

Jakarta- Tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie, secara mengejutkan melaju ke babak perempatfinal Daihatus Indonesia Masters 2019. Dia lolos usai menang mudah atas wakil China, Shi Yuqi, lewat dua gim. Dalam laga yang berlangsung di Istora Senayan, pada Kamis (24/1), Jojo, sapaannya, mengawali gim pertama dengan baik. Dia bisa mengimbangi perlawanan dari Shi Yuqi. Sempat tertinggal 17-20, Jojo akhirnya berhasil menutup gim pertama dengan keunggulan 22-20. Mendapat dukungan hebat dari publik Istora, Jojo bermain dengan impresif di gim kedua. Bahkan Shi Yuqi dibuat tak berdaya di awal set kedua tersebut, Jojo mampu cetak empat poin. Setiap pergerakan unggulan kedua itu mampu dibaca dengan baik oleh Jojo. Atlet kelahiran Jakarta 15 September 1997, akhirnya menutup dengan kemenangan 21-6. Tercatat ia hanya butuh 39 menit melewati laga ini. Di perempatfinal nanti, pebulutangkis berusia 22 tahun akan melawan Srikanth Kidambi (India). Sementara itu, perjalanan Anthony Sinisuka Ginting mempertahankan gelar juara di Indonesia Masters masih mulus. Ranking 7 dunia itu memastikan 1 tiket perempatfinal usai menang mudah atas tunggal putra China, Zhao Junpeng, di laga 16 besar. Duel itu berlangsung sengit. Apalagi, di gim pertama, Zhao beberapa kali memimpin perolehan poin. Namun, usai jeda turun minum, Anthony tampil makin membaik dan merebut kemenangan 21-15. Di gim kedua, ia tampil ganas sejak awal. Memimpin raihan angka hingga menutup pertandingan di menit ke 40, Anhtony menyudahi laga dengan poin akhir 21-12. Dengan hasil ini, pada babak perempatfinal, pemuda kelahiran Cimahi 20 Oktober 1996 ini, akan menantang Juara Dunia 2018 asal Jepang, Kento Momota. Berdasarkan rekor pertemuan, Anthony tertinggal 3-5 dari tunggal andalan Negeri Sakura itu. Terakhir, kedua pemain bertemu di ajang Denmark Open, pada Oktober 2018. “Saya harus siap capek, siap susah, makin kesini lawannya makin susah, harus benar-benar siap, dengan sistem reli poin, kalau buat salah, langsung kehilangan poin,” tambah jebolan MILO School Competition itu. Sejatinya, walau bercokol di ranking 45 dunia, Zhao bukan lawan yang mudah. Atlet kidal ini punya penempatan bola yang tak terduga. Buktinya di babak 32 besar Indonesia Masters 2019, ia menaklukan juara dunia 4 kali, Lin Dan. Bahkan, Zhao pernah mengalahkan Anthony di Indonesia Masters 2016. Tapi, yang terbaru, atlet klub PB SGS PLN ini, sukses menumbangkan Zhao, di Thailand Masters 2017. (Adt)

Tampil di Istora Senayan, Runner-up World Junior Championship 2018 Merinding

Duet Rehan Naufal Kusharjanto/Siti Fadia Silva Ramadhanti lolos ke babak utama turnamen Daihatsu Indonesia Masters 2019. Runner-up World Junior Championship 2018 itu, sukses menyudahi wakil Rusia, Rodion Alimov/Alina Davletova, dalam duel tiga gim, 19-21, 21-17, 21-16, pada Selasa (22/1). (Pras/NYSN)

Jakarta- Duet Rehan Naufal Kusharjanto/Siti Fadia Silva Ramadhanti lolos ke babak utama kejuaraan bulutangkis Daihatsu Indonesia Masters 2019. Runner-up World Junior Championship 2018 itu, menyingkirkan wakil Rusia, Rodion Alimov/Alina Davletova, dalam duel tiga gim, dengan skor 19-21, 21-17, 21-16, pada Selasa (22/1). Berbeda dengan Fadia, yang sudah beberapa kali berlaga di Istora Senayan, ketika tampil bersama Agatha Imanuela, rekan duetnya di ganda putri, namun lain halnya dengan Rehan. Baginya, ini adalah pengalaman pertama merasakan atmosfer Istora Senayan, yang selalu gegap gempita kehadiran suporter setiap kali wakil Merah Putih bertanding. “Saya merinding. Baru pertama tanding di sini (Istora). Saya pernah main di WJC (World Junior Championships), di Yogyakarta, tapi tidak ‘segila’ di sini,” ujar pemain kelahiran Bekasi, Jawa Barat, 28 Februari 2000 itu. Padahal, menurut Rehan, laga yang dilakoni baru babak kualifikasi, namun penonton sudah ramai memenuhi Istora. “Saya pikir, pendukung kami banyak, jadi ngapain takut menghadapi lawan,” lanjut pebulutangkis PB Djarum Kudus itu. Terlebih, sebut Rehan, di akhir permainan terdengar teriakan ‘habisin’, hal itu yang kadang membuat dirinya tak sabar menyelesaikan laga. “Kadang ini bikin nafsu ingin menyerang dan mematikan lawan,” tambahnya. Pada laga ini, Rehan/Fadia harus merelakan gim pertama dicuri dobel Rusia penghuni ranking 40 itu. Merubah pola permainan dari menyerang ke bertahan justru memberikan dampak negatif bagi Rehan/Fadia. “Di gim pertama mainnya sudah enak, tapi kami jadi main bertahan. Padahal lawan juga banyak melakukan kesalahan sendiri,” ungkapnya. “Dan di gim kedua dan ketiga itu, bagaimana caranya kami harus banyak menurunkan bola,” tegas Rehan. Di babak utama, penghuni Pelatnas PBSI itu akan beradu kekuatan dengan wakil Thailand Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai. Ganda Indonesia peraih perak Malaysia Junior International Challenge 2018 itu patut waspada. Penampilan wakil Negeri Gajah Putih itu tengah naik daun. Fadia mengaku bila lawan yang dihadapi sangat kuat. “Lawan kami memang kuat, mereka lebih unggul dari segi pengalaman. Pokoknya kami mau fight dulu,” tukas remaja putri kelahiran Bogor, Jawa Barat, 16 November 2000 itu. (Adt)

Ratusan Atlet Perebutkan Hadiah Rp 4,9 Miliar, Indonesia Bidik Satu Gelar Indonesia Masters 2019

Daihatsu Indonesia Masters 2019 BWF World Tour Super 500 siap dihelat di Istora Senayan, Jakarta, pada 22-27 Januari. 267 pebulutangkis elite dunia dari 20 negara bakal bersaing memperebutkan total hadiah total hadiah 350 ribu dollar Amerika Serikat (AS), atau sekitar Rp 4,9 Miliar. (Pras/NYSN)

Jakarta- Kejuaraan bulutangkis bertajuk ‘Daihatsu Indonesia Masters 2019 BWF World Tour Super 500’, siap dihelat di Istora Senayan, Jakarta, pada 22-27 Januari. 267 pebulutangkis elite dunia dari 20 negara bakal bersaing memperebutkan total hadiah 350 ribu dollar Amerika Serikat (AS), atau sekitar Rp 4,9 Miliar. Indonesia selaku tuan rumah akan mengandalkan Anthony Sinisuka Ginting, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, Greysia Polii/Apriyani Rahayu, dan duet senior Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Deretan pebulutangkis top dunia pun turut meramaikan, yakni Kento Momota (Jepang), Chen Long (China), Viktor Axelsen (Denmark), Nozomi Okuhara (Jepang), serta Li Junhui/Liu Yuchen (China). Achmad Budiharto, Ketua Panitia Pelaksana turnamen, mengatakan Indonesia siap untuk menyambut para pebulutangkis dunia di Istora Senayan. Ia menjelaskan seluruh panitia pelaksana tengah bekerja secara maksimal agar dapat berjalan dengan sukses. “Daihatsu lndonesia Masters 2019 diikuti para pebulutangkis elit dari 20 negara. Secara keseluruhan Istora Senayan sudah siap untuk pertandingan,” ujar Budiharto, di Hotel Sultan Senayan, Jakarta, pada Senin (21/1). Ia memastikan pertarungan menuju gelar juara di turnamen ini akan sengit dan menarik. “Pasti para pemain memiliki motivasi kuat untuk meraih titel di awal tahun ini. Kami berharap Daihatsu lndonesia Masters 2019 bermanfaat dalam mendukung Indonesia menjadi negara yang diperhitungkan tiap kejuaraan bulutangkis dunia,” tambahnya. Disisi lain, kendati menjadi tuan rumah, Indonesia diperkirakan tak akan mudah meraih gelar. Salah satu tantangan terbesar datang dari Negeri Tirai Bambu. Terlebih, prestasi negara itu tengah berkilau, karena baru saja menyabet tiga gelar juara di ajang BWF World Tour Finals, Desember lalu. Di Daihatsu Indonesia Masters 2019, hasrat China menyapu bersih gelar juara terlihat sebagai negara yang menerjunkan jumlah peserta terbanyak. “China mengirimkan 37 pemainnya, dari semula 44 pemain yang akan berlaga di turnamen ini,” terang Budiharto. Sedangkan Susy Susanti, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) Pengurus Pusat (PP) Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI), menyebut atlet harus berupaya keras untuk meraih minimal satu gelar, yakni dari nomor ganda putra. “Target minimal ganda putra Indonesia bisa kembali menghasilkan gelar juara. Tapi kami juga harapkan muncul kejutan dari sektor-sektor lainnya. Dan, saya tidak bisa sebutkan dari sektor mana,” tegas Susi. Dijelaskannya, prestasi di ajang ini diharapkan bisa menambah motivasi bagi para atlet Indonesia dalam menghadapi rangkaian turnamen sepanjang tahun ini, salah satunya yaitu lndonesia Open yang akan digelar pada Juli mendatang. Di ajang yang sama tahun lalu, Indonesia sukses meraih dua gelar juara dari sektor tunggal putra, melalui Anthony Ginting yang menyingkirkan Kazumasa Sakai (Jepang), dan ganda putra yakni Kevin Sanjaya/Marcus Fernaldi yang menang atas Li Junhui/Liu Yuchen. Sementara itu, Anthony Ginting bertekad mengulang prestasi pada tahun lalu. “Kalau target, saya ingin mengulang kesuksesan tahun lalu. Tapi, saya mau fokus satu demi satu dulu di pertandingan,” tutur Anthony. Di babak pertama Daihatsu Indonesia Masters 2019, Anthony akan berjumpa dengan rekan senegaranya, Tommy Sugiarto. Terakhir, mereka bertemu di ajang All England, Maret 2018. Ketika itu, Anthony takluk dua gim langsung (14-21, 19-21). “Untuk rekor pertemuan, Tommy masih lebih unggul dari saya. Pasti saya akan berusaha sebaik mungkin untuk bisa meraih kemenangan,” tukas penghuni ranking 7 dunia itu. (Adt)

Tak Melulu Soal Produksi Atlet, Indonesia Little League Pupuk Bibit Baseball dan Softball Sejak 1990

Indonesia Little League 2019 digelar di dua kota yakni Jakarta dan Surabaya. Event pertama pada 2-6 Januari, berlangsung di Senayan, Jakarta. Turnamen yang diikuti 150 anak usia 10 hingga 14 tahun, bertujuan mengasah mental dan membentuk kepribadian. (liputan6.com)

Jakarta- Tak populer, itu gambaran sederhana untuk olahraga baseball dan softball. Dua olahraga ini terbatas kalangannya dan belum terlalu populer di Indonesia hingga 2019 ini. Tidak heran jika nama Indonesia tak terlalu moncer di pentas internasional dalam dua olahraga tersebut. Kondisi ini tak menjadi hambatan bagi Indonesia Little League untuk menggelar turnamen. Justru, mereka setia menggelar kompetisi level usia dini. Sejak 1990, Indonesia Little League sudah bergulir. Para relawan pecinta olahraga baseball dan softball di Indonesia, secara rutin menggelar turnamen ini. Tujuannya cuma satu, yakni memupuk rasa sportivitas di level junior lewat olahraga baseball dan softball. Ada tiga aspek yang ditekankan lewat Indonesia Little League, yakni karakter, keberanian, dan loyalitas. “Ketiga nilai ini bisa mendukung anak memiliki watak positif, berani, juga setia. Tak cuma dalam olahraga, tapi juga sehari-hari. Dalam dunia olahraga khususnya, tiga nilai ini jadi elemen terpenting dalam mengasah mental dan kemampuan atlet,” kata Roy Romaya, selaku Ketua Umum Indonesia Little League, pada Sabtu (5/1). Tujuan menggelar Indonesia Little League, tak melulu bicara soal produksi atlet. Mengasah mental dan membentuk kepribadian sejatinya adalah fokus utama dari Indonesia Little League. Ibaratnya, jika ada jebolan Indonesia Little League yang jadi atlet, itu menjadi sebuah bonus. “Faktanya kecakapan kepribadian untuk berbagai aspek kehidupan seperti pekerjaan, perlu dimatangkan. Little League menawarkannya,” jelas Roy. “Kami menjalin kerjasama dengan PB Perbasasi dalam upaya pembinaan usia dini. Tak mudah memang, untuk mengembangkan baseball dan softball,” jelasnya Indonesia Little League 2019, dilaksanakan mulai 2 Januari hingga 27 Januari. Kompetisi ini diikuti oleh 10 tim yang berasal dari kota Jakarta, Banten, Bandung, dan Surabaya. Dari 10 Tim tersebut, dibagi ke dalam tiga kategori laga yakni Major League (U-11), Intermediate League (U-12), dan Junior League (U-14). Kompetisi baseballnya berlangsung di Gelora Bung Karno, Jakarta, sejak 2 – 6 Januari 2019. Sedangkan untuk turnamen softball mulai bergulir di Surabaya, Jawa Timur, pada 27 Januari mendatang. Para pemenang dalam kompetisi baseball dan softball itu, akan berangkat mewakili Indonesia di tingkat Asia Pasifik. Setelah itu, pemenang kompetisi tingkat Asia Pasifik, kembali mengikuti turnamen puncak Little League 2019 tingkat dunia, di Amerika Serikat, tanpa dipungut biaya sepeserpun. Indonesia pernah mencatat prestasi pada 2006 silam, saat lolos hingga babak utama katagori U-14 (Junior League), di Michigan, Amerika Serikat. (Adt)

Sabet Delapan Emas di IOAC 2018, Dara 16 Tahun Ini Tembus Limit-A Kejuaraan Dunia Renang Junior 2019

Perenang kelahiran Jakarta, 7 Januari 2002, Azzahra Permatahani, lolos limit batas waktu untuk tampil di ajang Kejuaraan Dunia Renang Junior (7th FINA Junior World Swimming Championships) di Budapest, Hungaria, pada 20-25 Agustus 2019. (zimbio.com)

Jakarta- Indonesia kembali meloloskan perenangnya, Azzahra Permatahani, guna mengikuti Kejuaraan Dunia Renang Junior (7th FINA Junior World Swimming Championships) di Budapest, Hungaria pada 20-25 Agustus 2019. Zahra, sapaannya, di nomor 200 meter gaya ganti putri, mengukir waktu 2 menit 16,71 detik, sekaligus menjadi rekornas baru. Catatan ini ditorehkan dara kelahiran Jakarta, 7 Januari 2002, pada event 2nd Indonesia Open Aquatic Championship (IOAC) 2018 di Stadion Akuatik Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, Minggu (2/12). Catatan ini telah melewati limit-A FINA World Junior Swimming Championship 2019 yakni 2 menit 16,97 detik. Ajang 2nd IOAC 2018 merupakan event dalam kalender FINA Sanction, sehingga hasil 2nd IOAC 2018 ini diakui oleh FINA. “Zahra perenang muda potensial. Alhamdulillah bisa lolos di nomor 200 meter gaya ganti. Kami harap, dia juga lolos limit A, untuk 400 meter gaya ganti,” jelas Wakil Ketua Umum PB PRSI, Harlin Rahardjo, Selasa (12/11). 7th FINA Junior World Swimming Championships adalah ajang kejuaraan dunia renang junior, yang diselenggarakan oleh FINA, setiap dua tahun sekali, dan telah diadakan sejak 2006. Pesertanya adalah remaja yang dibatasi oleh usia, yakni untuk putri harus berusia 14–17 tahun, dan putra berusia 15–18 tahun, pada 31 Desember tahun kompetisi. Ini kali kedua beruntun, Zahra menjadikan IOAC sebagai batu loncatan menembus kejuaraan internasional. Pada IOAC 2017, siswi SMA Perdana Rumbai Pekanbaru, Riau, juga mencatat waktu terbaik, di nomor 200 meter gaya ganti putri (2 menit 17,42 detik), guna lolos di even Youth Olympic (Olimpiade Remaja) 2018, oktober lalu di Argentina. Pada IOAC 2018, perenang klub Belibis Pekanbaru ini, bahkan mengantongi gelar perenang terbaik kelompok umur satu putri. Tak tanggung-tanggung, selain memecahkan rekor nasional nomor 200 meter gaya ganti perorangan putri, dalam event selam empat hari itu, Zahra total meraup delapan medali emas dan dua perak. Selain Zahra, satu perenang putra yang juga diharapkan lolos, yakni Farrel Armandio Tangkas, di nomor 200 meter gaya punggung. Catatan pemuda kelahiran Bandung, 22 December 2001, di nomor 200 meter gaya punggung adalah 2 menit 02,31 detik. Sedangkan limit-A World Junior Swimming Championship adalah 2 menit 01,92 detik. Zahra dan Farrel masih bisa menembus limit-A Kejuaraan Dunia Junior dengan mengikuti beberapa event yang diakui FINA, sampai Mei 2019. Khusus Farrel, hanya terpaut 0,39 detik dan masih punya waktu lima bulan untuk memperbaikinya. Salah satu event yang jadi kualifikasi adalah Festival Akuatik Indonesia, pada April 2019 mendatang. (Adt)

Jadi Juara Liga 1 di Jakarta, Persija Tim Terbaik di Liga 1 Sepanjang 2018

Striker Persija Jakarta (9), Marco Simic, memborong gol kemenangan atas Mitra Kukar, dengan skor 2-1, di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, pada laga penutup, Minggu (9/12). Persija akhirnya mengunci titel juara kompetisi GoJek Liga 1 2018. (Pras/NYSN)

Jakarta- Persija Jakarta menjadi juara kompetisi GoJek Liga 1 2018. Kemenangan 2-1 atas Mitra Kukar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, pada laga penutup, Minggu (9/12), memastikan poin Persija tak terkejar klub-klub lain. Macan Kemayoran mengemas total 62 poin. Dua gol Persija diborong Marco Simic. Sedangkan, gol balasan Mitra dicetak Aldino Herdianto. Mereka unggul satu angka atas PSM Makassar yang harus puas jadi runner-up, meski menang telak atas PSMS Medan pada waktu bersamaan. Pencapaian ini jadi gelar juara kedua Persija sepanjang tahun 2018. Awal musim lalu, Macan Kemayoran merengkuh trofi Piala Presiden 2018. Mereka mengalahkan Bali United tiga gol tanpa balas, pada partai final yang dihelat di SUGBK pertengahan Februari. Keberhasilan Persija menjadi juara, diiringi dengan statistik-statistik menjanjikan. Di antaranya, tampil sebagai klub dengan jumlah kemenangan terbanyak, yakni 18 kali. Persija juga jadi tim dengan rekor kekalahan paling sedikit kedua, setelah PSM Makassar. Macan Kemayoran kalah delapan kali, sementara Juku Eja hanya menelan tujuh hasil minor. Persija memang tak jadi klub paling tajam sepanjang musim. Torehan 53 gol mereka, masih kalah jika dibandingkan dengan Persebaya (60) dan PSM (57). Namun, dalam hal rekor kebobolan, rapor Andritany Ardhiyasa dan kawan-kawan jadi yang terbaik. Mereka hanya 36 kali kebobolan musim ini, lebih sedikit dari Perseru dan Persib (41). Perbandingan ini pun secara otomatis, membuat Persija punya rasio gol dan kebobolan paling baik, dibanding klub-klub kontestan Liga 1 lain. Selisih gol mereka adalah +17. Ini juga pertama kalinya, Persija menjuarai Liga Indonesia dengan format satu wilayah, dan juara ditentukan berdasarkan poin tertinggi di akhir musim. Hasil ini juga seakan menegaskan bahwa 2018 adalah tahunnya tim asal ibu kota. Persija masih bisa menambah koleksi juara, lantaran masih ada Piala Indonesia yang baru memasuki fase 64 besar. Persija juga berhasil menembus empat besar AFC CUP 2018 zona ASEAN, sebelum akhirnya dikalahkan wakil Singapura, Home United. Dan musim depan, keduanya kembali bertemu dalam kualifikasi AFC Champions League 2019. Selain trofi Liga 1, Persija Jakarta memborong dua gelar individu di kompetisi kasta tertinggi Indonesia itu. Pelatih Stefano Cugurra Rodrigues alias Teco, dan Rohit Chand berhasil menyabet dua gelar individu. Teco dinobatkan sebagai pelatih terbaik. Gelar individu tersebut diberikan karena pencapaiannya di Liga 1 musim ini. Bersama Teco, Persija di musim ini memang tampil konsisten. Di bawah arahan Teco, Persija menang 18 kali, imbang di delapan kesempatan, dan kalah dalam delapan laga. Memang, pencapaian Teco pantas diapresiasi. Karena, Teco berhasil mengawinkan gelar Piala Presiden dan Liga 1. Sementara Rohit, menyabet gelar pemain terbaik Liga 1. Secara torehan gol, Rohit tak produktif. Namun, dari statistik, peran Rohit begitu penting. Pria asal Nepal ini adalah pemain multi posisi. Ia bisa bermain sebagai gelandang serang, di kanan maupun kiri, menjadi stopper, dan handal bermain sebagai bek kanan maupun kiri. (Pras)

Cari Bibit Muda Atlet Dari Kejurnas Estafet 2018, Jabar Dominasi 4×100 Meter U-18 Putri dan 4×400 U-20 Putra

Tim estafet 4x400 meter U-20 kontingen Jawa Barat (biru), sukses meraih gelar juara, pada Kejurnas Estafet 2018, di Stadion Madya, Kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, pada Minggu (9/12). (istimewa)

Jakarta- Pengurus Besar (PB) Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) mencari bibi muda atlet estafet Indonesia melalui Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Estafet 2018, di Stadion Madya, Kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, pada Minggu (9/12). Hal itu dikatakan Eni Sumartoyo, Pelatih Estafet PASI, dalam event ini. Menurutnya, event ini digelar sebagai bagian dari proses regenerasi.”Karena ada atlet-atlet yang sudah harus pensiun. Sehingga yang muda-muda inilah yang nantinya akan menggantikan mereka. Tapi, yang menjadi juara di Kejurnas ini tidak otomatis masuk Pelatnas tahun depan,” ujar Eni. Disebutkannya, masih ada seleksi yang harus dilalui dengan melibatkan tim khusus talent dari PASI guna menilai bakat para atlet muda itu. Selain itu, tambah Eni, dua kejuaraan internasional pada Maret 2019, yaitu SEA Youth di Filipina dan Asian Youth di Hong Kong juga akan menjadi ajang seleksi para atlet muda Indonesia itu. “Dari dua kejuaraan itu, nantinya kami sekaligus menyeleksi siapa saja yang memiliki bakat dan potensi,” terang Eni. Pada Kejurnas Estafet 2018 mempertandingkan tujuh nomor. Yakni 5×80 meter estafet U-14 putra-putri, 4×100 meter estafet U-18 putra-putri, 4×400 meter estafet U-20 putra-putri, dan 4×400 meter estafet senior mix. Sementara itu, kontingen Jawa Barat (Jabar) berhasil mendominasi nomor 4×100 meter estafet U-18 putri dan 4×400 meter estafet U-20 putra. Sedangkan Jawa Timur (Jatim) tampil sebagai yang terbaik di nomor 4×400 meter estafet U-20 putri dan 4×400 meter estafet senior mix. Lalu tim Jawa Tengah (Jateng) sukses membawa pulang juara nomor 4×100 meter estafet U-18 putra. Untuk nomor 5×80 meter estafet U-14 putra, sukses dimenangi sekolah atletik MTR 72. Lalu, sekolah atletik Jayakarta 16 menjadi kampiun di nomor 5×80 meter estafet U-14 putri. (Adt)

Dukung Indonesia, Komunitas Golf Filipina Galang Dana Pendidikan Lewat Turnamen

Komunitas Golf Filipina menggalang dana pendidikan lewat turnamen yang berlangsung di Senayan National Golf Club, Jakarta, Minggu (9/12). Event ini untuk menggalang dana pembangunan dan perawatan perpustakaan di Indonesia. (ilustrasi)

Jakarta- Komunitas golf Filipina siap mengikuti turnamen amal Filipino Community in Indonesia (Filcomin) Charity Golf Tournament yang berlangsung di Senayan National Golf Club, Jakarta, pada Minggu (9/12). Dilansir beritsatu.com, Turnamen ini untuk menggalang dana pembangunan dan perawatan perpustakaan di Indonesia. Asosiasi pecinta golf warga Filipina yang tinggal di Indonesia ini mendukung perkembangan pendidikan di Indonesia. Duta Besar Filipina untuk Indonesia, Lee Hiong Wee mengatakan turnamen digelar dengan format 18 hole. Ini merupakan event tahunan yang diselenggarakan sebagai wadah mempererat hubungan masyarakat Filipina dan Indonesia. Dana yang terkumpul nantinya disalurkan untuk membantu sekolah-sekolah umum di Indonesia. “Turnamen golf penggalangan dana bantuan ini menunjukkan simpati Komunitas Filipina di Indonesia, untuk komunitas lokal di Indonesia. Dana yang dikumpulkan bertujuan menghadirkan perpustakaan di sekolah-sekolah umum di Indonesia,” ujar Lee di Kantor Kedutaan Besar Filipina ketika dikonfirmasi di Jakarta, Sabtu (8/12). Lee mengatakan program penggalangan dana untuk membangun perpustakaan itu sudah berlangsung sejak 2013 yang juga bekerjasama dengan organisasi kemanusiaan Rotary Club Indonesia dan sekretariat ASEAN. “Ini adalah turnamen golf pertama kali yang digelar Filcomin untuk menggalang dana sosial. Kami akan pertimbangkan untuk menghadirkan atlet pada penyelenggaraan tahun berikutnya karena Filipina berhasil meraih 2 medali emas pada cabang golf Asian Games 2018 lalu,” kata Lee. Presiden Asosiasi Golf Filcomin, Riche Tiblani mengatakan, 200 pegolf yang akan mengikuti turnamen di Senayan itu terdiri dari peserta pemain golf dan bukan pemain golf asal Filipina. “Dana yang akan kami kumpulkan nanti cukup untuk biaya pembangunan dan perawatan perpustakaan. Bantuannya pun tak hanya buku, namun peralatan olahraga dan peningkatan kompetisi Bahasa Inggris,” katanya tentang target dana yang akan dikumpulkan dari permainan 18 hole di Senayan itu. Tiblani mengatakan organisasinya bersama Rotary Club telah menggalang dana hingga 1,2 juta dolar yang disalurkan melalui Badan Internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Dana Darurat bagi Anak-Anak (UNICEF) untuk proyek kesehatan dan pendidikan. “Kami juga turut membantu para korban bencana alam di Palu dengan membangun rumah yang juga bekerjasama dengan organisasi-organisasi internasional,” katanya. Filcomin, lanjut Tiblani, berharap hubungan masyarakat Filipina dan Indonesia akan semakin kokoh dengan penyelenggaraan turnamen golf dan penggalangan dana itu. (Adt)

Atlet Pelatnas Tampil Lesu di IOC 2018, PRSI : Perenang Junior Bisa Ancam Seniornya

Atlet renang putra gaya punggung, yang tampil dalam event 2nd Indonesia Open Aquatic Championship 2018, Stadion Akuatik GBK, Jakarta, 1-5 Desember, berpose sejenak sebelum tampil bertanding. Mereka adalah Farrel Armandio Tangkas (kiri), I Gde Siman Sudartawa dan Rick Anggawijaya. (kompas.com)

Jakarta- Perlombaan renang di 2nd Indonesia Open Aquatic Championship (IOC) 2018 di Stadion Akuatik Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta berakhir. Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI) mengantongi nama-nama perenang baru. PRSI memanfaatkan ajan ini sebagai seleksi awal perenang menuju pelatnas 2019. Hasil dari perenang yang tampil pada Sabtu (1/12) hinngga Rabu (5/12), akan segera dievaluasi. Secara garis besar, penampilan perenang pelatnas kurang sip. Sementara, nonpelatnas memberikan kejutan, yakni mengalahkan senior yang juga pelatnas. Wakil Ketua PRSI, Harlin E. Rahardjo akan mempertimbangkan atlet-atlet non pelatnas yang berprestasi masuk pelatnas 2019, kendati harus disesuaikan juga dengan limit yang ditetapkan PRSI, dilansir detik.com. “Ini banyak perenang baru. Jika juara pasti kami pertimbangkan. Tinggal limitnya disesuaikan dengan kami. Seperti Reza Bayu Prasetyo (18 tahun), dia peringkat dua tapi pantas masuk pelatnas, karena sebagai sparring atlet pelatnas, Aflah Fadlan Prawira,” kata Harlin, di Stadion Akuatik, Senayan, Rabu (5/12). Harlin mengungkapkan beberapa nama lain yang muncul, seperti Farrel Armandio Tangkas (17 tahun), peraih medali emas nomor 200 meter gaya punggung, dengan catatan waktu 2 menit 03,33 detik. Dia mengalahkan seniornya, Ricky Angga Wijaya, yang meraih medali perak 2 menit 05,46 detik. Farrel adalah perenang Jawa Barat, kelahiran Surabaya, 22 Desember 2001. Siswa SMAN 3 Bandung ini merupakan aset renang merah putih yang siap berprestasi. Pada Oktober lalu, Farrel adalah salah satu atlet Indonesia, yang tampil di Buenos Aires, Argentina, dalam event Youth Olympic Games 2018. Lalu, prestasi Reza Bayu, perenang kelahiran Bekasi 21 Februari 2000, yang berhasil mendekati Fadlan, paska membukukan waktu 16 menit 05.25 detik di nomor 1500 gaya bebas putra. Fadlan meraih emas di nomor sama, setelah menjadi yang tercepat, dengan catatan waktu 15 menit 33.96 detik. Kemudian, aksi atlet nonpelatnas asal Sumatra Utara, Muhammad Fachri Tunjung, yang jadi kampiun nomor 50 meter gaya dada, usai membukukan 28.57 detik. Dia mengalahkan atlet pelatnas, Gagarin Nathaniel Yus, yang hanya mencatatkan waktu 28,89 detik. Jauh dari catatannya saat tampil di Asian Games lalu, 28,37 detik. “Yang penting, kami membuat program latihan dan uji coba untuk SEA Games, sekaligus membuat komposisi terbaik. Teknisnya kami susun lebih dulu dari hasil peringkat pertama dan dua nasional, serta memasukkan limit yang kami tetapkan. Lalu kamu ajukan ke Kemenpora sebagai perenang pelatnas,” ujar dia. Meski sudah mengantongi nama, Harlin mengatakan, hasil ini bukan akhir dari pembentukan tim inti SEA Games 2019. Para perenang masih ditunggu dua event lainnya, yang juga sebagai event seleknas atlet, sampai mendekati proses entry by name SEA Games Manila. “April 2019, kami buat seleksi juga lewat festival akuatik. Pasti nanti komposisinya, bisa berubah lagi. Dan September masih ada seleksi lagi. Jadi memang yang betul-betul siap-lah yang berangkat. Iklim ini penting, agar atlet pelatnas tak merasa sudah aman. Mereka harus terpacu, untuk memberikan perfoma terbaik,” pungkasnya. (Adt)

Millennium Aquatic Jakarta Juara Umum Indonesia Open Aquatic 2018, Zahra Perenang Terbaik Junior

Klub renang millennium aquatic berpose setelah memastikan diri sebagai juara umum pada 2nd Indonesia Open Aquatic Championship 2018, di Stadion Akuatik, Senayan, Jakarta, Rabu (5/12). MNA menjadi juara dengan meraih 29 medali emas, 30 perak dan 25 perunggu. (PRSI)

Jakarta- Perkumpulan renang Millennium Aquatic Jakarta keluar sebagai juara umum dalam Kejuaraan Renang Antar Perkumpulan Seluruh Indonesia ke-40 atau KRAPSI 2018 bertajuk 2nd Indonesia Open Aquatic Championship 2018. Bagi Millennium Aquatic Jakarta, ini menjadi kali ketiga secara beruntun menjadi juara sejak 2016. Dalam kejuaraan yang berlangsung di Stadion Akuatik GBK, Jakarta, 1-5 Desember ini, Millennium Aquatic Jakarta menjadi juara dengan mengumpulkan poin terbanyak, 3309. HIU Surabaya berada di urutan kedua dengan mengumpulkan 1900 poin, disusul Bali Pari di peringkat ketiga, setelah mengantongi 1595.5 poin. MNA menjadi juara dengan meraih 29 medali emas, 30 perak dan 25 perunggu. HIU meraih 19 medali emas, 14 perak dan 16 perunggu. Adapun Bali Pari mengoleksi delapan emas, 15 perak serta 16 perunggu. Penentuan poin dihasilkan berdasarkan atlet yang berlaga. Untuk nomor perorangan, sang juara meraih 10 poin, peringkat kedua mengantongi sembilan poin, posisi ketiga delapan poin dan seterusnya hingga posisi 10 mengantongi satu poin. Untuk nomor beregu, juaranya akan mengantongi 100 poin, peringkat dua 90 poin, peringkat tiga 80 poin. Hingga posisi 10 akan mengantongi 10 poin. Aflah Fadlan Prawira yang membela klub Aquarius (Bandung) mengunci titel perenang senior putra terbaik, setelah mengoleksi tujuh emas. Gelar perenang terbaik senior sektor putri, jadi milik AT Vanessae Evato dari klub Belibis (Pekanbaru), yang mengantongi empat emas dan dua perak. Untuk perenang terbaik kelompok umur satu putra, diraih atlet Pari Sakti (Jakarta), Joe Aditya, dengan raihan dua emas dan dua perak. Perenang belia yang membela klub Belibis, Azzahra Permatahani, berhasil mengantongi gelar perenang terbaik kelompok umur satu putri. Zahra yang baru berusia 16 tahun mengoleksi delapan emas dan dua perak, sekaligus memecahkan rekor nasional nomor 200 meter gaya ganti perorangan putri. Ernest Fabian (Unattached) menjadi perenang terbaik putra kelompok umur dua, dengan raihan tiga emas dan tiga perak. Perenang terbaik kelompok umur dua sektor putri diraih perenang ESC (Jakarta), Adelia, dengan koleksi tiga emas. Untuk yang terbaik kelompok umur tiga putra dikantongi Agung Sulaksono Putro yang membela HIU Surabaya. Agung mengantongi tujuh emas dan dua perak. Izzy Dwifaiva dari TH Malang, meraih perenang terbaik putri kelompok umur tiga, dengan raihan empat emas, tiga perak dan satu perunggu. Perenang putra terbaik kelompok umur empat diraih Ilham Surya Saputra, dari klub Jatayu (Denpasar), setelah menghasilkan empat emas, tiga perak dan satu perunggu. Gelar terakhir yakni perenang terbaik kelompok umur empat sektor putri, jatuh ke tangan Luh Made Budiartini dari klub TSC (Badung), dengan raihan empat emas, dua perak, dan satu perunggu. (Adt)

Renang Hari Ketiga IOAC 2018, Dara 16 Tahun Kembali Sumbang Emas Nomor 200 Meter Gaya Kupu-Kupu

Perenang 16 tahun dari Riau, Azzahra Permatahani, kembali meraih medali emas nomor 200 meter gaya kupu-kupu putri, pada hari ketiga Kejuaraan Akuatik Indonesia Terbuka (IOAC) 2018, di Jakarta, Senin (3/12). Total, kini Zahra sudah mengoleksi tiga medali emas. (instagram.com)

Jakarta- Perenang nasional yang baru berusia 21 tahun, Aflah Fadlan Prawira, memborong dua medali emas di nomor 200 meter gaya bebas putra dan 200 meter gaya kupu-kupu putra, pada hari ketiga Kejuaraan Akuatik Indonesia Terbuka (IOAC) 2018, di Jakarta, Senin (3/12). Di nomor 200 meter gaya bebas putra, Fadlan, yang tampil untuk klub Aquarius Bandiung, mencatatkan waktu tercepat 1 menit 50,78 detik diikuti oleh Putra M Randa, MNA Jakarta, di peringkat dua untuk medali perak dengan waktu 1 menit 53,48 detik, dan Ricky Annggawijaya dari klub ESC, di peringkat tiga (1:54,19). Lalu di nomor 200 meter gaya kupu-kupu putra, pemuda kelahiran Cirebon 13 November 1997 ini kembali jadi yang tercepat, dengan waktu 2 menit 3,01 detik. Sejatinya, pada babak kualifikasi, catatan waktu Fadlan dikalahkan oleh Joe Aditya. Namun, Joe justru melorot ke peringkat lima, saat bertarung di babak final. Medali perak nomor diraih oleh perenang Aquarius lainnya, Reza Bayu Prasetyo, yang terpaut tipis dengan Fadlan (02:03,22). Dan perenang Pyramid, Azel Zelmi harus puas dengan perunggu (02:06,41). Di Nomor 200 meter gaya bebas putri, perenang klub MNA Surabya, Ressa Kania Dewi merebut emas dengan catatan waktu 2:05,30. Disusul Prada Hanan, Klub Aquarius, dengan 02:06,47 dan Sagita Putri, klub TCS, di tempat ketiga dengan waktu (02:07,25). Nama Anandia Treciel Vanessae Evato dari klub Belibis, Pekanbaru, menjadi yang tercepat di final nomor 50 meter gaya dada putri. Evato mencatatkan waktu 32,57 detik untuk mengamankan medali emas. Di peringkat kedua ada Adelia dari klub ESC (33,88) dan Ressa Kania Dewi, MNA Surabaya di peringkat tiga dengan waktu 34,24 detik. Dan emas nomor 50 meter gaya dada putra, milik Muhammad Fachri Tanjung, dari klub Boa (28,57). Perenang senior klub ACS, Gagarin Nathaniel Yus, harus puas di posisi dua dengan waktu 28,89. Diikuti oleh wakil klub MNA Jakarta, Dennis Tiwa mengantongi perunggu (29,07). “Setelah Asian Games belum ada latihan,” tukas Gagarin tentang performanya hari ini. “Kejuaraan ini sebagai tolak ukur saya, untuk melihat posisi saya ada di mana, jika turun tanpa latihan yang maksimal,” terangnya. Untuk nomor 200 meter gaya kupu-kupu putri, perenang 16 tahun dari Riau, Azzahra Permatahani, kembali mencetak hasil gemilang. Zahra, yang berasal dari klub Belibis, Pekanbaru mencatatkan waktu (02:16,39) diikuti Adinda Kusuma Ningrum dari klub Aquarius, (02:18,37) dan Hanna Christina dari klub Paswind di tempat ketiga (02:26,04). “Kalau menurut aku di 200 meter gaya kupu-kupu ini, lebih sedikit berat dari kemarin, saat saya dapet emas di 200 gaya ganti,” ujar dara kelahiran Jakarta, 7 Januari 2002, usai perlombaan. Total, hingga Senin, Siswi kelas XII SMA Cendana Rumbai ini usdah mengoleks tiga medali emas. Hari keempat IOAC 2018, pada Selasa (4/12), akan melombakan cabang olahraga renang nomor 400 Gaya Ganti Perorangan Putra dan Putri, 50 Meter Gaya Kupu-kupu Putra dan Putri, 100 Meter Gaya Dada Putra dan Putri, 4×100 Gaya Bebas Estafet Putra dan Putri, serta 4×100 Gaya Ganti Estafet Campuran. Selain itu, juga akan dipertandingkan partai Polo Air Putra, yakni Jawa Timur kontra Jambi, Sumatera Selatan melawan Merauke, DKI Jakarta A hadapi DKI Jakarta B, Jawa Timur menghadapi Merauke, dan Jawa Barat menjajal Sumatera Selatan. (Adt)

Perenang 16 Tahun Klub Belibis Pecahkan Rekor Nasional, Patricia Yosita Jadi Ratu Gaya Bebas

Perenang klub Belibis Riau, Azzahra Permatahani, yang masih berusia 16 tahun, memecahkan rekor nasional nomor 200 Meter Gaya Ganti Perorangan Putri, pada hari kedua 2nd Indonesia Open Aquatic 2018, Minggu (2/12). Siswa kelas XII SMA Cendana Rumbai ini, mematahkan rekornya sendiri, yang tercipta pada 2017 (02.17.42). (metrotvnews.com)

Jakarta- Perenang klub Belibis, Azzahra Permatahani, gemilang pada hari kedua 2nd Indonesia Open Aquatic Championship 2018, di GBK Aquatic Stadium, pada Minggu (2/12). Melesat menjadi yang terdepan untuk meraih emas (02.16.71), Zahra, sapaanya juga memecahkan rekor nasional nomor 200 Meter Gaya Ganti Perorangan Putri. Dara kelahiran Jakarta, 7 Januari 2002 itu mematahkan rekor miliknya sendiri, yang tercipta pada 2017 (02.17.42). Wakil klub MNA Surabaya, Ressa Kania Dewi, mendapat perak (02.18.85). Perunggu dikantongi perenang HIU, Adinda Larasati (02.25.30). “Kaget sih memecahkan Rekor Nasional, karena memang nggak ada rencana untuk memecahkan Rekor. Awalnya cuma menajamkan best time sendiri,” ucap zahra. Siswa kelas XII SMA Cendana Rumbai ini, juga mengukir medali emas nomor 1500 Meter Gaya Bebas Putri (17.25.04). Lalu, Raina Saumi dari klub ESC, di poisis dua (17.31.90). Perenang klub TH, Izzy Dwifaiva, harus puas dengan perunggu (18.11.47). Sedangkan atlet cantik klub MNA Surabaya, Patricia Yosita Hapsari, menjadi ratu pada nomor 100 Meter Gaya Bebas Putri. Atlet kelahiran Jakarta, 30 Juli 1995 ini, layak mendapat emas, usai mengantongi waktu tercepat 57.97 detik. Menyusul perenang klub HIU, Adinda Larasati (58.17). Posisi tiga atau perunggu, diduduki Sagita Putri yang membela klub TCS (59.10). Perenang andalan Indonesia, Gede Siman Sudartawa kembali unjuk gigi. Kali ini Siman yang membela klub MNA Jakarta mengunci titel kampiun nomor 50 Meter Gaya Punggung Putra. Catatan waktu Siman (25.58) menjadi yang tercepat dan berhak mengantongi emas. Menyusul di tempat kedua ada perenang Pari Sakti, Dwiki Anugrah, mendapat perak (27.31). Dan Farrel Armandio, yang membela klub Kraken AQ, mendapat perunggu (27.62). Untuk nomor 50 Meter Gaya Punggung Putri, emas berhasil diraih perenang Petrokimia, Nurul Fajar (30.43). AA Istri Kania dari klub MNA Jakarta menempati peringkat dua (30.59). Perenang klub MNA lainnya, Sofie Kemala, harus puas dengan perunggu (30.80). 100 Meter Gaya Bebas Putra dikuasai perenang ESC, Triadi Fauzi (51.50). Perak dikantongi sesama perenang ESC, Ricky Anggawijaya (51.80). Dan Erick Ahmad Fathoni dari klub Aquarius, mendapat perunggu (52.17). Persaingan sengit juga terjadi di nomor 200 Meter Gaya Ganti Perorangan Putra. Emas berhasil diraih Aflah Fadlan wakil dari klub Aquarius (02.04.81). Perak dikantongi Dwiki Anugrah, dari klub Pari Sakti (02.08.57). Dan I Putu Wirawan dari klub Bali Pari, meraih perunggu (02.09.27). Aflah Fadlan Prawira juga mendapat emas 800 Meter Gaya Bebas Putra. (08.15.35). Disusul Joe Aditya yang membela klub Pari Sakti, meraih perak (08.22.03). Sementara wakil Aquarius lainnya, Reza Bayu Prasetyo mengantongi perunggu (08.22.39). Pada Senin (3/12), akan memainkan nomor 200 Meter Gaya Bebas Putra dan Putri, 50 Meter Gaya Dada Putra dan Putri, 200 Meter Gaya Kupu-kupu Putra dan Putri, 4×50 Meter Gaya Bebas Estafet Putra dan Putri, serta 4×100 Meter Gaya Ganti Estafet Putri. Sementara cabang Polo Air Putra, juga akan mulai bertanding DKI Jakarta A melawan Jawa Timur, Jawa Barat kontra Jambi DKI Jakarta B menghadapi Sumatera Selatan pada sesi pagi hari mulai Pukul 08.30 WIB, dan dilanjutkan sore hari Pukul 15.00 WIB yakni DKI Jakarta A kontra Merauke Jawa Barat melawan DKI Jakarta B. (Adt)

Siman Masih Raja 100 Meter Gaya Punggung Putra, Perenang Tangsel 18 Tahun Turut Sabet Emas

Hari pertama event 2nd Indonesia Open Aquatic Championship 2018, menggelar delapan nomor final di GBK Aquatic Stadium, Sabtu (1/12). Perenang andalan Indonesia, I Gede Siman Sudartawa, yang tampil untuk klub Millennium Aquatic (MNA) Jakarta, melesat menjadi raja pada nomor 100 Meter Gaya Punggung Putra. (istimewa)

Jakarta- Hari pertama gelaran 2nd Indonesia Open Aquatic Championship 2018, menggelar delapan nomor final di GBK Aquatic Stadium, Sabtu (1/12). Perenang andalan Indonesia, I Gede Siman Sudartawa, yang tampil untuk klub Millennium Aquatic (MNA) Jakarta, melesat menjadi raja pada nomor 100 Meter Gaya Punggung Putra. Mengukir catatan waktu 56.68 detik, Siman pun berhak atas medali emas. Perak dikantongi Ricky Anggawijaya yang membela Elite Swimming Club/ESC (57.62), dan Farrel Armandio dari klub Kraken AQ mendapat perunggu (57.65). Lalu, Nurul Fajar Fitriyati dari klub Petrokimia, meraih emas nomor 100 meter gaya punggung putri (01.03.96). Posisi dua atau perak diraih perenang Belibis, Azzahra Permatahani, (01.06.35). Sementara Dewi Novita yang membela Elang Laut, mendapat perunggu (01.06.70). Aflah Fadlan Prawira dari klub Aquarius Bandung, menjadi penguasa di nomor 400 Meter Gaya Bebas Putra (03.55.41). Menyusul di tempat kedua atau perak diraih Joe Aditya dari Pari Sakti (04.01.01), sementara perunggu diraih Agus Nuarta dari klub TB Denpasar (04.03.73). Di 400 Meter Gaya Bebas Putri dikuasai perenang Tri Cakti Semesta (TCS) Semarang, Sagita Putri, berhak mendapat emas (04.26.53). Perak diraih perenang ESC, Raina Saumi, (04.27.08) dan perenang Aquarius, Prada Hanan, berhak atas perunggu (04.30.72). Persaingan sengit tersaji di nomor 200 Meter Gaya Dada Putra. Perenang muda ESC asal Tangsel yang masih berusia 18 tahun, M Dwiky Raharjo, menyabet emas usai menorehkan waktu dua menit 19 detik.23. Perenang Bali Pari, Pande Made Iron berhak atas perunggu (02.19.76). Dan perak dikantongi Gerdi Zulfitranto dari klub MNA Jakarta (02.22.52). Untuk 200 Meter Gaya Dada sektor Putri, emas dikuasai AT Vanessae Evato dari klub Belibis Riau (02.33.01). Wakil Belibis lainnya, Azzahra Permatahani, berhak atas perak (02.33.55). Sedangkan Ressa Kania dari klub MNA Surabaya, harus puas dengan perunggu (02.36.82). 50 Meter Gaya Bebas Putra juga berjalan seru. Perenang ESC, Triadi Fauzi berhasil menjadi yang tercepat dan mengantongi emas (23.29). Perenang MNA Surabaya, Glenn Victor membuntuti di posisi dua (23.40). Perunggu diraih Danandra Indra dari klub MNA Surabaya (24.05). Perenang MNA Jakarta, AA Istri Kania jadi yang tercepat untuk nomor 50 Meter Gaya Bebas Putri (26.62), disusul Adinda Larasati dari klub HIU surabaya di posisi dua menggenggam perak (26.82). Perenang MNA Surabaya, Patrisia Yosita terpaksa mendapat perunggu (27.12). Pada Minggu (2/12), 2nd Indonesia Open Aquatic Championship, akan memainkan sembilan nomor cabang renang. Esok hari event ini juga akan memainkan cabang olahraga Polo Air Putri, Jambi melawan Sumatera Selatan dan Jawa Barat kontra DKI Jakarta. Ke-9 nomor itu yakni 1500 Gaya Bebas Putri, 800 Gaya Bebas Putra, 50 Meter Gaya Punggung Putra dan Putri, 100 Meter Gaya Bebas Putrai dan Putri, 200 Meter Gaya Ganti Perorangan Putra dan Putri, serta 4×100 Meter Estafet Putri. Kesemua nomor akan dimulai pukul 08.00 WIB. (Adt)

Kejurnas PBSI 2018 Digelar di Jakarta Bulan Depan, Kelas Taruna Jadi Promosi Atlet Bulutangkis Muda

DKI Jakarta menjadi tuan rumah Kejuaraan Nasional PBSI 2018 pada 18-22 Desember. Sport Mall Kelapa Gading, bakal menjadi arena pertandingan kejurnas, yang dibagi menjadi dua bagian yakni divisi I dan divisi II. (twitter.com)

Jakarta- DKI Jakarta akan menjadi tuan rumah penyelenggara kejuaraan nasional Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (kejurnas PBSI) 2018 pada 18-22 Desember. Sport Mall Kelapa Gading, bakal menjadi arena pertandingan kejurnas, yang dibagi menjadi dua bagian yakni divisi I dan divisi II. Tiga ketentuan peserta yang masuk ke divisi I adalah mereka yang memiliki kontribusi besar dalam mengirim atlet ke Pelatnas PBSI seperti provinsi DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Selain itu, para atlet/klub yang meraih gelar juara Divisi II pada kejurnas tahun sebelumnya, berhak tampil, serta para atlet tunggal dan ganda yang memiliki ranking 30 besar, dihitung dari satu bulan sebelum kejurnas. Dari segi usia, kejurnas juga dibagi menjadi dua bagian yaitu taruna (U-19) dan dewasa. Pada tahun genap, kejurnas kelas dewasa akan memainkan nomor beregu campuran yang memainkan nomor tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, ganda putri serta ganda campuran, sementara kelas taruna memainkan nomor perorangan. Kejurnas khususnya kelas taruna, menjadi salah satu tempat ujian para atlet muda, serta untuk meninjau hasil pembinaan bibit-bibit muda di klub. Penyebabnya, mereka yang akan menjadi generasi penerus pada masa datang. Adapun bagi para pemain top dunia, menjadi sebuah kebanggaan membela klub yang telah membesarkan nama mereka, pada turnamen nasional paling bergengsi ini. Kehadiran para pemain elite tentunya menambah semangat bagi para pemain muda di klub tersebut. Sampai saat ini, PBSI tengah menggodok waktu pendaftaran. Susy Susanti, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI, menyebut ajang itu menjadi kesempatan pebulutangksi taruna untuk melihat langsung aksi pemain elite. Di sisi lain, PBSI akan menggunakan sebagai salah satu penilaian promosi dan degradasi. “Kami memang mau memantau bibit-bibit muda lewat hasil pertandingan terakhir di kejurnas ini. Untuk persiapan jelang Kejurnas, kami akan persilahkan para atlet untuk bergabung ke klub masing-masing untuk memaksimalkan kesiapan mereka,” kata Susy Susanti, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI. Susy menjelaskan, Kejurnas PBSI 2018 tentunya bukan jadi satu-satunya event yang menentukan promosi dan degradasi atlet. Faktor-faktor ini juga dilihat selama setahun penuh di rangkaian turnamen BWF World Tour 2018 yang mereka jalani. “Kami akan pulangkan semua atlet ke klub, jelang kejurnas. Nanti ada pemanggilan lagi usai kejurnas, mungkin awal tahun depan diumumkan daftar promosi dan degradasi,” ujar Susy. Dua tahun lalu, Kejurnas Bulutangkis di Solo, Jawa Tengah, PB Djarum Kudus menjadi kampiun, usai mengalahkan Jaya Raya Jakarta dengan skor 3-0. (Adt)

Ribuan Atlet Ramaikan Indonesia Open Aquatic 2018, Ajang Promosi dan Degradasi Pelatnas SEA Games 2019

Harlin E. Rahardjo (kedua dari kiri), menyebut '2nd Indonesia Open Aquatic Championship (IOAC) 2018 menjadi ajang promosi dan degradasi atlet Pelatnas SEA Games 2019 Filipina. Ajang ini diikuti ribuan perenang Indonesia dan terdapat perenang asing. (Adt/NYSN)

Jakarta- Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) akan menggelar kejuaraan bertajuk ‘2nd Indonesia Open Aquatic Championship (IOAC) 2018’, di Stadion Akuatik Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta, pada 1-9 Desember 2018. Kejuaraan akuatik bertaraf internasional itu sekaligus menjadi ajang promosi dan degradasi atlet Pelatnas SEA Games 2019 Filipina. Event ini akan melombakan empat cabang olahraga, yakni renang (1-5 Desember), polo air (1-6 Desember), renang artistik (7-9 Desember), loncat indah (6-9 Desember). “IOCA kali ini menjadi penyelenggaraan kedua. Dan, kali ini ada peserta asing yang hadir menyemarakkan kompetisi ini. Kejuaraan ini juga menjadi ajang promosi dan degradasi sekaligus pembentukan tim Pelatnas SEA Games 2019,” ujar Harlin E. Rahardjo, Wakil Ketua Umum PB PRSI, di Jakarta, pada Kamis (29/11). Di cabang renang akan diikuti sekitar 1.100 perenang, termasuk perenang Pelatnas yang dipersiapkan menuju SEA Games 2019 Filipina. Selain cabor reguler, adapula renang masters (9 Desember). Dan, kompetisi ini tetap mengikuti ketentuan atau format KRAPSI (Kejuaraan Renang Antar Perkumpulan Seluruh Indonesia). Ketentuan itu yakni para perenang Indonesia akan membela klub masing-masing untuk memperebutkan predikat gelar klub terbaik di Indonesia. PRSI menyempurnakan format IOCA 2018 yaitu penyelengaraan dengan menggunakan format penyisihan sesi pagi dan sesi final pada sore hari. Sesi pagi hari, hanya perenang lokal yang berlaga, untuk meraih medali dan poin untuk klub masing-masing guna berebut predikat Klub Terbaik KRAPSI 2018. Sedangkan perenang Indonesia dan asing yang masuk 16 besar pada nomor masing-masing, akan meraih tempat pada babak grand final Indonesia Open, pada sesi sore hari. “Format dengan seri dan final ini harus dilaksanakan sejak dini bagi perenang muda. Karena di ajang multievent seperti SEA Games dan lainnya, konsep seri dan final itulah yang dipertandingkan. Jadi mereka harus membiasakan diri,” lanjutnya. Harlin berharap rekor nasional (rekornas) akan banyak terpecahkan di ajang IOCA 2018. Sebab, ungkapnya, semua perenang pemilik rekornas akan tampil di ajang ini. “Seperti Siman (Sudartawa) yang memegang rekornas nomor 50 dan 100 meter gaya punggung. Dia juga masih memiliki kesempatan untuk memecahkan rekornas atas namanya sendiri,” tambahnya. “Lalu perenang muda, Azzahra Permatahani, sebagai pemegang rekornas nomor 200 meter gaya ganti. Kalau dia mempertajam waktunya, maka bisa memecahkan rekornas. Juga, Adinda Larasati. Tahun lalu penampilannya sangat superior dengan memecahkan tiga rekornas. Jadi kemungkinan banyak rekornas pecah di IOAC 2018 ini,” jelas Harlin. Hal senada dikatakan Wisnu Wardhana, Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PB PRSI. Menurut Wisnu, IOCA menjadi ajang pembentukan sekaligus evaluasi Pelatnas SEA Games 2019 Filipina. “Usai Asian Games 2018, hasilnya kami evaluasi. Kami ingin kesiapan para atlet nanti teruji di IOAC ini. Dimana atlet nasional ini bukan sebatas like and dislike, tapi berdasarkan catatan waktu yang dilihat serta kemampuannya seobyektif mungkin yang akan kami nilai,” tegasnya. Ia berharap gelaran IOAC dapat berlangsung secara berkelanjutan dan konsisten sebagai bagian dari proses pembinaan. “Secara pembinaan kami ingin cabang akuatik menjadi primadona atau bisa diunggulkan di penyelenggaraan multievent,” tukas Wisnu. (Adt)