NORTH REGION MERIAH! Boedoet Berikan Kesan Manis di Laga Perdana

Pertandingan tim putri SMAN 70 Jakarta (jersey terang) versus SMAN 43 Jakarta (jersey Gelap) menjadi rangkaian pembuka Honda DBL 2019 DKI Jakarta Series-South Region.

Opening Party Honda DBL 2019 DKI Jakarta Series-North Region berlangsung meriah kemarin (23/8). Ribuan suporter dari tim yang bertanding di hari pertama silih berganti masuk dengan tertib memadati GOR Cempaka Putih. Terdapat 4 pertandingan pada hari pertama. Setiap laga merupakan do or die bagi tim yang bertanding. Sebab, untuk pertandingan di tingkat regional menggunakan sistem knock out. Setiap pertandingan, tribun penonton seakan tidak pernah sepi. Salah satunya pada laga putri antara SMAN 1 Jakarta kontra SMAN 77 Jakarta. Ratusan pendukung setia SMAN 1 jadi saksi keperkasaan timnya melangkah ke babak selanjutnya. Pada Opening Party Honda DBL DKI Jakarta Series North Region Jumat (23/8) srikandi Boedoet (julukan SMAN 1) berhasil menumpas perlawananan rivalnya SMAN 77 Jakarta. Menguasai pertandingan sejak awal Boedoet unggul dengan skor akhir 16-5 atas Douven (julukan SMAN 77). Pada kuarter pertama, kekuatan kedua tim nampak seimbang. Boedoet membuka poin pertama pada pertandingan yang diciptakan oleh guard mereka, Aza Magdalena Pattiwael melalui lay up. Keunggulan Boedoet tidak bertahan lama. Pasalnya, Douven dengan cepat membalas melalui poin under basket yang diciptakan oleh Jovanka Reen. Boedoet tidak tinggal diam, mereka kembali mendulang poin yang membawa mereka mengungguli Douven hingga kuarter pertama berakhir. Boedoet menutup paruh pertama pertandingan dengan keunggulan 11-4 atas lawannya. Dominasi Boedoet pada pertandingan ini seakan tidak berakhir. Tim besutan Samuel ini kembali menunjukkan bahwa mereka memang pantas menjadi kuda hitam. Boedoet hanya memberi kesempatan Douven mencetak satu angka melalui free throw pada kuarter ketiga, sedangkan mereka menambah keunggulannya dengan tiga poin yang semuanya diciptakan oleh sang kapten, Aza Magdalena. Tim asal Pasar Baru, Jakarta Pusat tersebut sangat rapi menerapkan defense. Douven pun sulit menembus barikade pertahanan Boedoet. Meski hanya hanya dua poin yang berhasil diciptakan oleh Beodoet pada kuarter terakhir, hal tersebut sudah cukup untuk memastikan langkah srikandi Boedoet ke babak selanjutnya. Pelatih Boedoet, Samuel, menyampaikan bahwa keberhasilan anak-anak asuhnya kali ini merupakan hasil dari kerja keras mereka sendiri. “Anak-anak memperlihatkan kegigihan untuk tampil maksimal di Honda DBL. Semua sesuai dengan target kita. Dan ternyata anak-anak bisa buktikan di lapangan tadi,” ujarnya. Lebih lanjut, dirinya mengharapkan timnya dapat menerapkan kerjasama tim yang lebih baik pada pertandingan berikutnya. Tidak hanya itu, baginya, para pemain Boedoet juga harus lebih pandai memanfaatkan setiap peluang pada pertandingan. “Yang harus dievaluasi dari hari ini adalah teamwork kita. Beberapa kali tadi ada peluang yang seharusnya bisa dimanfaatkan tapi tadi kita gagal konversi jadi poin,” tutup Coach Samuel. Sebelum laga SMAN 1 versus SMAN 77, tim putra SMA Tarsisius 1 lebih dulu memastikan diri melangkah ke babak selanjutnya. Mereka berhasil menumpas perlawanan dari SMAN 5 Jakarta dengan skor 23-18. Pada pertandingan putra lainnya, salah satu debutan SMAN 80 Jakarta berhasil mengandaskan laju SMAN 30 Jakarta dengan skor  29-12. Dengan hasil itu Depoel (julukan SMAN 80) bakal berjibaku dengan SMAN 77 Jakarta. Sementara SMAN 68 Jakarta memastikan satu tiket ke babak selanjutnya setelah menang dari SMAN 7 Jakarta dengan skor 38-15.  

Siapkan Atlet Karate Potensial ke Kejuaraan Dunia, Kandaga Sarana Gelar Kejurnas

Kejurnas Karate Perguruan Kandaga Prana 2018 digelar di GOR Cempaka Putih, Jakarta Pusat pada 24-25 November 2018. Sebanyak 317 atlet dari 18 Pengurus Provinsi Kandaga Prana di Indonesia, tampil dalam 60 kelas, dari usia dini hingga senior. (tempo.co)

Jakarta- Pengurus Besar (PB) Perguruan Kandaga Prana menggelar Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Perguruan Kandaga Prana, yang berlangsung di GOR Cempaka Putih, Jakarta Pusat, 24-25 November. Perguruan Kandaga Prana merupakan salah satu dari 25 perguruan karate di bawah naungan Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (Forki). Ketua Dewan Guru Kandaga Prana, Aldrin Tando menyampaikan, agar atlet terus menempa diri. “Karate ini satu-satunya cabang olahraga yang tak tergantung alat, tergantung pada diri sendiri, selamat bertanding, tantangan terbesar anda adalah mengalahkan diri sendiri”, ujar Aldrin di Jakarta, Minggu (25/11). “Tahun 2020 untuk pertama kali karate dipertandingkan di Olimpiade yaitu di Jepang, kami berharap dari ajang ini atlet muda kami meniti karir sebagai atlet karate. Dan bisa bertanding di Olimpiade serta ajang nasional, dan internasional bahkan lainnya,” tutur Rocky Pesik, Ketua Pengurus Provinsi Kandaga Prana DKI. Wakil Ketua Panitia Kejurnas Harison Mocodompis, menyatakan kejuaraan ini diikuti oleh atlet Kandaga Prana dari seluruh Indonesia. “Selama dua hari ini akan bertanding 317 atlet dari 18 Pengurus Provinsi Kandaga Prana di Indonesia, mempertandingkan 60 kelas, dari usia dini hingga senior,” ungkap Harison. Kandaga Prana yang berdiri pada 1971 adalah salah satu dari 20 perguruan pendiri PB Federasi Karatedo Indonesia (Forki). Namun perguruan ini tak berkembang, dan hanya punya 5 pengurus provinsi sebelum pembenahan menejemen pada 2015 oleh Aldrin. Saat ini Kandaga Prana tersebar di 17 provinsi. Selain Kejurnas, juga diselenggarakan tiga event penting, yakni penataran untuk wasit dan guru dalam rangka penyegaran, ujian DAN, oleh Shuseki-Shihan & Direktur Federasi Shotokan Karate-Do International, Manabu Murakami (dan 8) dari Jepang. (Adt)

Genjot Kualitas Atlet, Kei Shin Kan Segera Perbanyak Event Nasional Dan Junior

Karateka Kei Shin Kan asal Jawa Barat, Silvani Anjela (16 tahun), menjadi juara best of the best kadet-junior Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Kei Shin Kan edisi ketujuh 2018. Juara kumite -53 kg junior putri itu jadi yang terbaik, usai menekuk karateka juara kelas 48 kg putri junior asal Sumatera Utara, Nadya Zaskia Harahap. (sindonews.com)

Jakarta- Perguruan Karate Kei Shin Kan akan terus meningkatkan kualitas karatekanya dengan memperbanyak event nasional. Bahkan, usai Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Kei Shin Kan edisi ketujuh 2018 di GOR Cempaka Putih, Jakarta, Minggu (28/10), mereka menetapkan DI Yogyakarta (DIY), sebagai tuan rumah berikutnya dua tahun mendatang. “Ini bagian dari pembinaan kontinu yang kami lakukan. DIY akan menjadi tuan rumah kejurnas berikutnya,” ujar Ketua Umum PP Kei Shin Kan Leonard Mamahit. Ia meyakini dengan banyak event yang digelar perguruan, itu membantu proses peningkatan kualitas karateka. Mereka memperoleh pengalaman bertanding dari berbagai karakter karateka. ”Kami berharap Yogyakarta siap dan mampu menggelar event dengan lebih baik lagi,” ujar Sekjen PP Kei Shin Kan Bahari, yang juga Ketua Panitia Kejurnas Kei Shinkan VII. Kejurnas Kei Shin Kan VII pada 27-28 Oktober berlangsung sangat ketat. Terbukti, event ini diikuti 412 karateka dari 14 provinsi. Kejuaraan itu mempertandingkan 87 nomor kata dan kumite putra putri dalam tujuh kategori junior dan dua senior, yakni kategori prausia dini (6-7 tahun), usia dini (8-9 tahun), pra pemula (10-11 tahun), pemula (12-13 tahun), kadet (14-15 tahun), junior (16-17 tahun), U-21 (18-20 tahun), senior (>20 tahun), dan veteran. Pada event itu, tim Kei Shin Kan Jawa Barat, tampil sebagai yang terbaik dengan 31 medali emas, 30 perak, dan 35 perunggu. Posisi kedua direbut tim Kei Shin Kan Sumatera Utara, yang meraih 20 medali emas, 9 perak, dan 11 perunggu. Tuan rumah DKI Jakarta, menempati posisi ketiga dengan 4 emas, 6 perak, dan 22 perunggu. Kesuksesan tim Jawa Barat makin sempurna, dengan penampilan Silvani Anjela (16 tahun), menjadi juara best of the best kadet-junior. Juara kumite -53 kg junior putri itu menjadi yang terbaik, setelah menundukkan karateka juara kelas 48 kg putri junior asal Sumatera Utara, Nadya Zaskia Harahap. Sementara best of the best putra jatuh ke tangan karateka Sumatera Utara, Willy Situmorang. Willy yang sebelumnya sudah menjuarai kelas 76 kg putra junior, menjadi yang terbaik setelah menundukkan rekan setimnya, Muhammad Idil, yang juara kelas 55 kg putra junior. ”Kami berharap kejurnas ini menjadi tambahan pengalaman bagi karateka kami. Kami akan terus membina dan mempersiapkan mereka dengan mengirimkan atlet ke event nasional yang digelar PB Forki maupun event internasional lainnya,” ujar Leonard. Kejurnas Kei Shin Kan 2018 ini juga semakin bermakna berkat kehadiran Ketua Kei Shin Kan Internasional Shihan Kisaku Uchida yang juga pemegang sabuk hitam Dan 8, Ketua Kei Shin Kan Jepang Eiichi Yamazaki (Dan8), serta Ketua Kei Shin Kan Singapura dan Australia. “Dari sisi teknik, saya lihat Kei Shin Kan Indonesia sudah sangat bagus. Kejurnas seperti ini sangat penting untuk mengasah jam terbang dan kemampuan karateka. Karena, dalam mencetak karateka andal diperlukan latihan rutin dan pertandingan kontinu,” kata Shihan Uchida. (Adt)

412 Atlet Karateka Ikut Kejurnas Kei Shin Kan ke-7, Juaranya Dikirim Latihan di Jepang

Ketua Kei Shin Kan Asia Pasifik Mr Kisaku Uchida, saat melakukan atraksi di pembukaan Kejurnas Kei Shin Kan edisi ketujuh, di GOR Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Event ini dikuti 412 karateka dari seluruh Indonesia. (indopos.co.id)

Jakarta- Pengurus Besar (PB) Kei Shin Kan Karate-Do Indonesia mengelar l Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Kei Shin Kan edisi ketujuh, pada 27-28 Oktober. Kejuaraan yang berlangsung di GOR Cempaka Putih, Jakarta Pusat ini, dikuti 412 karateka dari seluruh Indonesia. Ketua Umum PB Kei Shin Kan Karte-Do Indonesia Leonard lqrqard Mamahit mengatakan, dari total 412 atlet karateka dari seluruh Indonesia akan diambil juara terbaik dari berbagai kategori. “Hasil kejurnas ini akan kami ikutkan ke event nasional dan internasional, termasuk dikirim belajar ke Jepang,” ujar Leonard, di sela-sela penutupan Kejurnas Kei Shin Kan ketujuh, di GOR Cempaka Putih, pada Minggu (28/10). Ia menambahkan, kejurnas ini mempertandingkan 87 nomor kata dan kumite putra putri dalam sembilan kategori, yaitu kategori prausia dini (6-7 tahun), usia dini (8-9 tahun), prapemula (10-11 tahun), pemula (12-13 tahun), kadet (14-15 tahun), junior (16-17 tahun), U-21 (18-20 tahun), senior (>20 tahun), dan veteran. “Khusus kategori veteran ada tiga kelas yang dipertandingkan, yakni untuk kelas 40-50 tahun, 50-60 tahun, dan 60-70 tahun,” jelas Leonard. Kejurnas dimeriahkan dengan kehadiran Ketua Kei Shin Kan Asia Pasifik Mr Kisaku Uchida, pemegang sabuk hitam Dan 8. Hadir juga Ketua Kei Shin Kan Jepang Mr Elichi Yamazaki (Dan 8). Mr Elichi Yamazaki mengatakan, jika perkembangan karateka Indonesia, khususnya Kei Shin Kan, sangat pesat. Dia menilai Indonesia bisa melahirkan karateka tangguh yang berprestasi dunia. Dengan catatan, banyak mendapatkan tambahan ilmu dan latihan. “Kami dukung perkembangan karate di Indonesia. Saya lihat karateka di sini (Indonesia) berpotensi hebat,” ujar Yamazaki, melalui penerjemahnya. Senada dengan Yamazaki, Ketua Kei Shin Kan Asia Pasifik Kisaku Uchida mengatakan, kejurnas sangat penting dalam rangka mengasah jam terbang dan kemampuan para karateka. “Untuk menjadi karateka andal diperlukan latihan rutin dan pertandingan kontinu. Event seperti kejurnas ini sangat bagus. Mereka bisa diasah di Jepang,” katanya. (Adt)