Ratusan Atlet Junior Ikuti Kejurnas Sepak Takraw Antar PPLP 2018, Kemenpora : Masa Depan Atlet Tidak Suram !

Raden Isnanta, Deputi III Pembudayaan Olahraga Kemenpora saat menghadiri pembukaan Kejurnas Sepak Takraw 2018 Antar PPLP, di Hall Futsal Rafhelly Bypass Balai Baru Kuranji, Padang, Sumatera Barat (Sumbar), yang akan berlansung pada 5-10 November 2018. (Istimewa)

Padang- Sebanyak 236 atlet junior, dari 12 PPLP (Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar), dan 3 Sentra Keolahragaan di seluruh Indonesia mengikuti Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Sepak Takraw 2018, di Hall Futsal Rafhelly Bypass Balai Baru Kuranji, Padang, Sumatera Barat (Sumbar), pada 5-10 November 2018. Dari 15 tim yang bersaing menjadi yang terbaik di event itu, terdapat peserta PPLP maupun SKO (Sekolah Khusus Olahraga) dari Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng). Kehadiran mereka mendapatkan apresiasi yang tinggi dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Sebab, beberapa waktu lalu, sebagian wilayah Sulawesi Tengah, porak poranda akiba Gempa Bumi berkekuatan 7,7 skala richter (SR), dan Tsunami. “Untuk menghilangkan rasa stres dan duka karena keluarganya terkena bencana Gempa Bumi dan Tsunami,” ujar Raden Isnanta, Deputi III Pembudayaan Olahraga Kemenpora, pada Rabu (7/11). Isnanta pun berharap, aktivitas olahraga bisa membantu dalam pemulihan traumatik akibat bencana. Dijelaskan Isnanta, menjadi juara di ajang Kejurnas bukanlah menjadi tujuan utama. Sebab, menurutnya, arena tertinggi adalah POPNAS (Pekan Olahraga Pelajar Nasional). “Atlet-atlet sekalian jangan khawatir masa depannya suram kalau menekuni atlet sepak takraw. Dengan prestasi yang diraih akan mendatangkan rezeki yang berlimpah, salah satunya peraih medali emas pada Asian Games 2018, mereka mendapatkan bonus uang Rp 1,5 miliar, dan diangkat menjadi PNS (Pegawai Negeri Sipil),” lanjutnya. Ia berharap seluruh atlet disiplin mengikuti Kejurnas. Seperti jam berapa pemanasan, latihan, dan tertib pertandingan. “Saat bertanding, jadwalnya jangan dipadatkan, sehingga anak-anak harus bertanding hingga larut malam. Hal ini tentu tidak baik, dan berdampak terhadap kesehatan atlet,” tambah Isnanta. Sementara itu, Devi Kurnia, Asisten I Sekretaris Daerah Provinsi (Setdaprov), mewakili Gubernur Sumbar, menyebut sepak takraw patut bangga dengan prestasi di Asian Games 2018, Jakarta-Palembang, pada Agustus-September lalu. “Sejak Asian Games 1990, baru di Asian Games 2018, sepak takraw merebut medali emas,” ungkapnya. Sedangkan Adib Alfikri, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Sumbar, mengaku  event ini memiliki tujuan untuk mengukur kemampuan serta kematangan bertanding, sekaligus ajang silaturahmi antar PPLP se-Indonesia. “Event ini diikuti 236 atlet junior, dari 12 PPLP dan 3 sentra keolahragaan di seluruh Indonesia,” tukas Adib. (Adt)

Cetak Bibit Potensial, Ribuan Pesilat Remaja Adu Kekuatan di Kejurnas Al-Azhar Seni Bela Diri

Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Al-Azhar Seni Bela Diri Ke-2 di SMPI Al Azhar Pusat diikuti 1017 pesilat dari seluruh Jakarta. (Pras/NYSN)

Jakarta- Ribuan pesilat dari berbagai daerah beradu kekuatan di Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Al-Azhar Seni Bela Diri Ke-2. Event ini berlangsung di Aula Sekolah Menengah Pertama Islam (SMPI) Al-Azhar Pusat, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, 30 Maret hingga 1 April 2018. Kejurnas yang memasuki tahun kedua itu bertujuan mencari bibit-bibit pesilat muda yang berprestasi. Kategori untuk peserta dimulai dari tingkat usia dini, pra-remaja, dan dewasa. “Event ini mencari bibit pesilat yang berprestasi bukan hanya nasional, tapi kedepannya di tingkat internasional. Event dimulai dari tingkatan interen, lalu open turnamen, selanjutnya kejuaraan wilayah, hingga daerah,” ujar Syahrowi Awi, Ketua Pelaksana Kejurnas Al-Azhar Seni Bela Diri, pada Jumat (30/3). Menurutnya, animo para pesilat untuk mengikuti Kejurnas kali ini sangat tinggi. Dibandingkan tahun lalu, terang Awi, untuk tahun ini jumlahnya meningkat drastis. “Kejurnas yang pertama itu jumlah peserta sekitar 900 pesilat, tapi tahun ini mencapai 1.017 pesilat. Itu juga masih banyak yang tak bisa ikut, dengan alasan waktu pelaksanaan dan biaya,” sambungnya. Dikatan Awi, Kejurnas ini juga dimanfaatkan para pesilat sebagai ajang ujicoba sekaligus mengasah mental bertanding. “Semoga dengan Kejurnas ini bibit cabang olahraga silat makin banyak ditambah dengan kemampuan mereka yang makin baik. Apalagi, silat berkembang di seluruh dunia,” tutup Awi. (Adt)

Tiga Pejudo Asal Balikpapan Raih Prestasi Gemilang Saat Kejurnas Judo di Jakarta

judo balikpapan

Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Judo Senior, baru saja diselenggarakan pada 15-18 Desember lalu, di Jakarta. Balikpapan yang mengikuti Kejurnas Judo tersebut berhasil memberikan prestasi yang membanggakan yang dipersembahkan oleh tiga pejudo, yakni Okita Karimah (emas), Bagus Satria Putra (perunggu), dan Rizal Arif (perunggu). Pelatih Judo Balikpapan Bripka Lalu Kardiman mengatakan, mereka menjadi salah satu proyeksi untuk regenerasi. Terlebih, mereka diharapkan menjadi ikon Judo di Balikpapan. “Okita Karimah dan Bagus Satria Putra memang kita siapkan buat pengganti seniornya yang sudah berumur, dan mereka kita siapkan buat ikon judo Balikpapan ke depan. Karena, kita akui olahraga Judo ini belum begitu familiar dan masih sulit diterima oleh kalangan muda Balikpapan,” ujarnya seperti dikutip Tribun Kaltim. Kardiman juga berharap kedua atletnya tersebut akan diprioritaskan untuk PON XX di Papua nanti. “Sebagai pelatih, saya berharap kedua Pejudo tersebut bisa memperkuat Kaltim di pesta olahraga nasional yang akan berlangsung 2020 mendatang,” terangnya.(pah/adt/tbnk)

Kota Tangerang Menjadi Tuan Rumah Kejurnas Voli Antar Klub U-17

Wakil-Walikota-Tangerang,-Sachrudin-beserta-Ketua-PBVSI-Tangerang-H.-Marsudi

Setelah sukses menyelenggarakan, Kejuaraan Nasional (Kejurnas) PGN Livoli 2017. Kini, Kota Tangerang di percaya menjadi tuan rumah diajang Kejurnas Voli antar klub U-17, pada 14-20 Desember mendatang di GOR Dimyati Tangerang. Ini merupakan kejuaraan pertama yang digelar di Kota Tangerang. Ada 21 tim dari 13 provinsi yang akan bertanding diantaranya Banten, Jabar, Jateng dan provinsi lainnya. Ketua PBVSI Kota Tangerang, H. Marsudi mengatakan, event tersebut dijadikan ajang pencarian bibit voli berbakat untuk menuju Asian Games dan Asia Junior. “Antusiasme peserta sangat luar biasa, biasanya dalam kejuaraan hanya 8-15 tim. Kali ini, sampai 21 tim,” ucapnya. Ia pun, berharap tim Banten bisa mencapai partai final. Sementara itu, Wakil Wali Kota Tangerang, Sachrudin berharap melalui Kejurnas Bola Voli Indoor Putra Putri Junior ini dapat melahirkan atlet-atlet voli nasional yang mampu mencetak prestasi dan menjadi kebanggan bangsa Indonesia. “Kami berharap agar Kejurnas ini bisa melahirkan atlet-atlet bola voli yang handal dan mampu membawa nama baik Indonesia,” kata Sachrudin. Lanjutnya, di event Kejurnas ini para pemain harus menjunjung tinggi sportivitas bertanding. “Jaga sportivitas dalam bertanding. Dan, wasit pun juga harus sportif dalam memimpin pertandingan,” pungkasnya. Hal senada juga diutarakan oleh Ketua Panitia Kejurnas Voli antar klub U-17, Ngadino, bahwa ada beberapa alasan kenapa diadakan di GOR Dimyati untuk menggelar Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Junior di Kota Tangerang. “Pertama untuk menghidupkan kembali klub bola voli amatir sebagai ujung tombak, kedua memperkenalkan Kota Tangerang di event tingkat Nasional, dimana Kota Tangerang ini memiliki berbagai sarana yang lengkap untuk menyukseskan kejuaraan,”imbuhnya Ngadino juga berterimakasih kepada PBVSI Provinsi Banten dan Koni Provinsi Banten yang telah memberikan kepercayaan kepada KONI Kota Tangerang untuk menyelenggarakan Kejurnas Bola Voli.(pah/adt)

Kabupaten Sidoarjo Optimis Raih Medali di Kejurnas Tenis

Kabupaten-Sidoarjo-Optimis-Raih-Medali-di-Kejurnas-Tenis

Kali ini, Kabupaten Sidoardjo akan menurunkan empat atletnya dalam keikut sertaanya dalam ajang Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Tenis di Blitar, pada 30 November hingga 4 Desember 2017 mendatang. Ke empat atlet tenis yang akan bersaing di Kejurnas merupakan binaan dari Pesatuan Lawan Tenis Indonesia (Pelti). Pelatih Khosim mengatakan, faktor kesiapan dan cuaca menjadi kendala dalam persiapan Kejurnas. Meski, ke empat atletnya memiliki potensi namun, apabila persiapan kurang tepat akan menjadi kendala yang berarti. “Terkendala hujan yang setiap hari mengguyur,” ujarnya seperti dikutip Jawa Pos. Alasannya menghentikan, karena ingin menjaga kondisi agar tidak menurunkan fisik atlet. Walaupaun terganggu, Khosim berharap atletnya dapat bersaing dalam perebutan medali. “Mudah-mudahan bisa meraih emas, usaha para atlet harus maksimal,” pungkasnya.(pah/adt)

Sepuluh Atlet Kalsel Siap Bersaing di Kejurnas Atletik Pada Desember Mendatang

Atlet atletik Kalsel

Kalimantan Selatan (Kalsel) terus mempersiapkan para atletnya di cabang olahraga atletik untuk mengikuti Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Atletik, tanggal 6-9 Desember mendatang, yang rencananya akan diselenggarakan di Stadion Pemuda Rawamangun, Jakarta Timur. Ke 10 atlet atletik Kalsel ini, merupakan para atlet yang sudah menghasilkan prestasi di ajang Porprov X di Tabalong, beberapa waktu lalu. Demi mempersiapkan atletnya dengan baik, Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) mengadakan pertemuan dengan KONI Kalsel. Pada kesempatan itu Ketua Umum Pengprov PASI, H Rusdi Aziz mengatakan, pertemuannya dengan KONI Kalsel sebagai bentuk laporan para atlet yang akan pentas di Kejurnas Atletik di Jakarta. “Rapat ini sekaligus laporan kepada KONI Kalsel, dan meminta dukungan mengenai dana keberangkatan para atlet,” ucap H Rusdi yang dikutip dari portal banjarmasinpost.co.id. Saat ini, atlet atletik Kalsel sedang menjalani pemusatan latihan dan berangkat ke Jakarta pada 5 Desember mendatang. H Rusdi pun, berharap agar atlet Kalsel dapat berbicara banyak di Kejurnas Atletik. “Kami tidak menargetkan hasil yang tinggi, semoga mampu berbicara di tingkat nasional, ya minimal medali perunggu,” harapnya. Berikut Nama-nama atlet atletik Kalsel yang dikirim ke Kejurnas Jakarta 2017 No-Nama-Nomor Atletik 1. Mardiansyah (HST) -lari 100 meter, 200 meter, dan estafet 2. Ahmad Rofikudin (Baritokuala) -lompat jauh 3. Aif Rahman Rifani (Banjar) -estafet 4. M Surya Ariandy (Banjarmasin) -estafet 5. Nofarin (Banjarmasin) -lompat tinggi 6. M Syaifullah (Tabalong) -lari 5000 meter 7. Ayu Sri Ningsih (Baritokuala) -estafet 8. Desy Ratnasari (Tabalong) -lari 100 meter, estafet 9. Mujalifah (HST) -estafet, lari 100 meter. 10 Ismi (Banjarbaru) -estafet(pah/adt/bmp)

Raih Peringkat Tiga di Kejurnas, Olahraga Rugby Banten Tunjukan Tajinya

Tim Rugby Banten berhasil meraih peringkat ketiga di ajang Kejurnas Rugby beberapa waktu lalu.

Mungkin bagi sebagian kalangan masyarakat masih banyak yang belum mengenal Olahraga rugby. Permainan tim yang bisa dikatakan menjurus permainan keras cenderung kasar ini, sedang berkembang di Indonesia. Seperti yang sedang di lakukan dalam lingkup wilayah Banten. Tim rugby Banten, baru saja mengikuti ajang Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Rugby bulan Oktober lalu. Tim rugby Banten ini berhasil meraih peringkat tiga. Tentunya prestasi ini, sangat membanggakan bagi Provinsi Banten, dari 11 provinsi yang mengikuti kejurnas, Banten berhasil meraih peringkat tiga. Kapten rugby Banten, Christoper Aditya Hardwika merasa sangat puas bisa meraih peringkat tiga dalam ajang Kejurnas. Persiapan selama dua bulan tak menjadi sia-sia untuk tim rugby Banten yang dilatih langsung oleh pelatih asal Fiji. “Dari tim Banten sendiri, merasa cukup puas dengan apa yang telah diperoleh di Kejurnas. Walaupun kamu peringkat ketiga, tapi menurut saya itu hasil yang sangat memuaskan bagi kami, bila dilihat dari persiapan dan juga permainan yang telah dikeluarkan oleh rekan satu tim,” papar Christoper. Berlatih hanya satu kali dalam seminggu ,rugby Banten bisa menunjukan tajinya di Kejurnas olahraga Rugby. Meski begitu, rugby Banten bisa bersaing. Dan, selain kendala latihan, rugby Banten juga kesulitan dalam mencari pemain. “Kami latihannya hanya seminggu sekali, mungkin berbeda dengan Provinsi lain. Cuman, selama latihan yang berlangsung 2 jam pemain tidak pernah menyiakan latihannya, jadi kita latihan dengan serius. Kendala lain, karena olahraga ini sedang berkembang, jadi kemarin agak susah untuk mencari pemain, dan juga lapangannya yang kadang susah dicari untuk latihan,” jelasnya. Perlu diketahui, rugby Banten sudah mempunyai prestasi yang membanggakan. Seperti meraih medali perak di Exhibition PON Jawa Barat. Sukses dan maju terus Rugby Banten. (pah/adt)

Pernah Pecahkan Rekor Lari Gawang, Kini Ayu Targetkan Pecah Rekor Baru

lari-gawang-ayu

Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Atletik Remaja dan Junior, yang di selenggarakan beberapa waktu lalu di Stadion Rawamangun berhasil mencetak beberapa rekor Nasional, termasuk lari gawang. Salah satu rekor yang berhasil di pecahkan yakni, di nomor lari gawang 100m remaja putri atas nama Safrina Ayu Melina yang membela Jawa Timur dengan waktu 14.34 detik. Ayu berhasil memecahkan rekor yang sudah lama di pegang Ken Ayu Thaha dari DKI Jakarta dengan waktu 14.45 pada tahun 2013. Ayu, mengatakan kepada nysnmedia.com, bahwa dirinya tidak pernah menyangka bisa memecahkan rekor nasional yang sudah lama di pegang milik atlet DKI Jakarta. “Iya, Alhamdulillah awalnya gak percaya sih, mikirnya ah gak mungkinlah aku bisa mecahin rekor sekenceng itu, dan lumayan lama, semenjak 2013 rekor itu bertahan. Tapi, kehendak tuhanlah yang memberikan dan akhirnya aku bisa,” terang Ayu yang bercita-cita sebagai Kowad (Komando Wanita Angkatan Darat). Rencananya untuk tahun depan, Ayu sudah naik kelas ke nomor junior. Ayu pun, sudah menargetkan prestasi dan sudah berlatih keras untuk terus meraih prestasi yang lebih baik lagi. Setiap hari pun, Ayu terus berlatih keras bersama dengan sang pelatih, Rusli. “Buat tahun depan ini aku udah naik ke junior, jadi ada rekor beda lagi karena gawangnya tingginya juga beda. Untuk pecahkan rekor di junior, berat banget tapi gak ada yang gak mungkin selama kita berusaha dan terus berlatih,” ungkap mahasiswi semester 1 jurusan Olahraga di Universitas Negeri Surabaya (UNESA). Berikut prestasi yang pernah di raih Ayu dalam lari gawang, di antaranya: 1. Juara 2 Kejurda Antar Klub Jatim Open 2014 di nomor 400m Gawang 2. Juara 3 Kejurnas Atletik Junior dan Remaja 2014 di Jakarta 3. Partisipan Asean School Games, Filipina di nomor 100m 4. PON Remaja Jatim – 100m Juara 2 – 400m Juara 3 – 4×100 Juara 1 5. Juara 1 Kejurnas Atletik Remaja (pah/adt)

Berhasil Hadiahi Emas Cabang Olahraga Renang Untuk Jawa Barat, Rara Ceritakan Pengalamannya Di Negara Hungaria

Joanita-Mutiara-Hapsari-Renang

Sosok inspirasi kali ini adalah Joanita Mutiara Hapsari, ia merupakan gadis periang asal Jawa Barat yang telah mengikuti cabang olahraga renang pada POMNas 2017 lalu. Gadis dengan panggilan akrab Rara ini sudah mengikuti berbagai kejuaraan dalam cabang olahraga renang dan selam. Dalam kompetisi POMNas 2017 lalu, Rara membawa pulang 2 medali perunggu, 1 medali perak dalam kategori perorangan dan untuk estafet. Rara dan tim berhasil menyumbangkan medali emas untuk Provinsi Jawa Barat. Ia membagikan ceritanya ketika di latihan di Hungaria selama 1 bulan setengah untuk persiapan PON 2016 lalu kepada nysnmedia.com. “Biasanya kan pelatihnya yang datang ke Indonesia, cuma karena dia gak bisa ke Indonesia, jadinya aku dan atlet yang lain pergi ke Hungary. Selama disana aku belajar hidup mandiri itu kayak gimana, aku belajar menghadapi sifat temen-teman yg berbeda-beda dan belajar ngontrol diri biar ngga moody. Terus aku bisa latihan secara maksimal, sempat sehari latihan 4 kali selama seminggu. Asik juga bisa pergi jalan-jalan gitu” tuturnya. Mahasiswi STP NHI Bandung ini sudah mengikuti berbagai kompetisi dalam cabang olahraga renang dan selam yang sudah ia jalanin sejak 2011. Seperti halnya PON, POMNas, Asian Youth Games, Asean School Games, Kejuaraan Nasional dan Asian Finswimming Championship. Meski telah banyak prestasi yang diraih Rara, ia juga pernah mengalami cedera pada bagian pinggangnya akibat kurang pemanasan. “Aku pernah cedera pinggang tahun 2014 Aku sampai susah tidur, mau pembalikan salto gitu malah sakit banget. Sejak itu, 2 kali pertandingan aku mesti pakai pain killer sebelum berenang. Tapi tetap gak berpengaruh. Sampai pada akhirnya, aku stop latihan kira-kira hampir sebulan buat terapi pinggang. Dari situ aku jadi rajin stretching terutama kaki dan pinggang,” tutupnya. (put/adt)

Setelah Kejurda, Atlet Tinju Tangsel Dipersiapkan Ikuti Kejurnas di Maluku

atlet-tinju-tangsel-terbaik

Setelah mengikuti Kejuaraan Daerah (Kejurda) Tinju Amatir di Mako Brimob, Cilegon, Serang beberapa waktu lalu. Kini, para atlet tinju Tangsel terus digembleng untuk mengikuti Kejuaraan Nasional (Kejurnas) PPLP (Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar) di Maluku, 2018 mendatang. Ajang kejurnas ini, merupakan ajang tahunan yang diselenggarakan oleh Kemenpora. Pengurus Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina) Tangsel, Sunarto mengatakan, akan mempersiapkan lima atlet tinju Tangsel terbaik untuk mengikuti Kejurnas PPLP di Maluku. “Kami sudah mempersiapkan lima atlet untuk Kejurnas nanti. Sebenarnya, ada enam atlet yang kami siapkan. Namun, karena kuota hanya lima atlet jadi tiga atlet putri kita akan terus bersaing dan menyisihkan satu atlet,” papar Sunarto. Tambahnya, para atlet tinju putra dan putri Tangsel memiliki prospek yang sangat baik. Mereka berlatih secara serius dan penuh semangat. Sunarto juga mengungkapkan, bahwa pembinaan atlet harus dilakukan sejak usia dini. “Pembinaan atlet harus di mulai sejak dini. Jadi, mereka ini merupakan program jangka panjang, nanti dipersiapkan atlet popda dan kejurda. Nanti, masuk usia youth bisa masuk kejurnas, kita siapkan mereka. Selanjutnya, program Pra PON dan PON,” tuturnya. Tangsel sendiri di percaya Provinsi Banten untuk dijadikan PPLP bagi atlet-atlet tinju di Banten. Terdapat lima atlet, empat diantaranya atlet Tangsel dan satu atlet dari Lebak. Ini merupakan suatu kebanggan bagi Kota Tangsel.tutup Sunarto (pah/adt)

Dari Prestasi Olahraga Basket, Tertarik Menekuni Dunia Memasak

Daffa-Basket

Atlet olahraga basket berprestasi kali ini bernama Daffa Hafara, yang sudah menggeluti basket sejak masih di bangku SMP lewat ekskul sekolahnya, dan sekarang tergabung dengan club basket Tangsel yang disebut Baliku club. Bagi Daffa, olahraga basket merupakan olahraga yang memiliki nilai kehidupan. “Dengan basket, kita juga bisa belajar tentang nilai kehidupan, misalnya dalam defense, artinya kita diajarkan untuk disiplin. Olahraga Basket juga merupakan olahraga yang mengandalkan kemampuan otak dan fisik, makanya saya tertarik.” kata remaja yang baru lulus dari Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung (STPB) dan akan segera melanjutkan pendidikannya ke jenjang perkuliahan. (27/7) Prestasi Daffa bersama timnya maupun individu adalah: 1. Juara 1 antar sekolah 2. Mengikuti Kejurda mewakili Tangsel dan Kejurnas mewakili Banten KU14 tahun 2013 3. Peringkat 2 Popda KU16 mewakili Tangsel 4. Juara 1 dalam 3 Point contest yang diadakan oleh juara.net 5. Mengikuti kejurnas KU18 mewakili Banten. Pengalaman yang tidak bisa dilupakan oleh Daffa adalah saat ia mendapatkan cidera ketika sedang mengikuti Popda. “Pada saat mengiktui Popda di Cilegon, saya mengalami cidera ankle dalam babak semifinal, akhirnya pada saat babak final saya tidak bisa melanjutkan lagi.” keluh Daffa. Remaja yang mengatakan bahwa ingin bermain basket sampai tua ini juga mengutarakan kepada NYSN bahwa dirinya belum ada rencana untuk menjadi atlet kedepannya, tetapi kalau memungkinkan dan ada kesempatan, ia akan berjuang untuk menjadi atlet profesional. Namun untuk sekarang, Daffa sedang fokus ke pendidikannya saya sebagai seorang chef. “Terus memotivasi diri untuk menjadi lebih baik, cari saingan yang mempunyai kemampuan lebih dari kita dan berusaha melampauinya, tapi jangan lupa untuk bersaing secara sehat. Ayah saya pernah berkata bahwa berlatih basket tidak boleh mengganggu waktu sekolah, begitupun sebaliknya. Jadi untuk kalian yang juga ingin jadi student athlete, kalian harus bisa membagi waktu dengan baik.” pesan Daffa.(crs/adt)

Olahraga Woodball Memberikan Peluang Bagus, Dan Minim Cidera

Vino-Woodball

Atlet bola kayu woodball bernama Alviano Surya, dirinya sudah menggeluti olahraga tersebut sejak 3 tahun yang lalu merupakan atlet yang cukup berprestasi di cabang olahraga woodball. Vino, begitu biasa ia dipanggil, tergabung dalam club Pamulang Woodball Club (PWBC). Menurut siswa kelas XI di SMAN 6 Tangsel ini, olahraga woodball memberikan banyak peluang positif untuk dirinya. “Pertama, saya tertarik karena woodball adalah olahraga baru. Kedua, saya merasa memiliki kesempatan dalam olahraga ini untuk berkembang baik dari segi kualitas maupun kuantitas.” kata Vino (25/6) Vino yang juga memiliki prestasi di antaranya pernah menjadi Juara 3 Kejurnas remaja di semarang (double fairway) dan juara 2 beregu serta Juara 3 Mix Double dalam International open di Malaysia. Menurut Vino, olahraga woodball minim kemungkinan cidera yang serius. Bahkan bagi Vino, selama bisa mengikuti aturan atau arahan yang diberikan oleh sang pelatih, cidera akan sangat jarang sekali terjadi. Maka dari itu, peran pelatih terasa sangat penting bagi Vino untuk kemajuannya. Banyak pengalaman unik yang dialami Vino selama menggeluti woodball. Salah satunya terjadi pada saat ia mengikuti sebuah kejuaraan. Walaupun bukan pengalaman pribadinya, tetapi itu dapat dijadikan pelajaran oleh Vino. “Pada saat PON remaja di surabaya, ada seorang atlet Banten yang kebetulan makan udang padahal dia alergi udang. Akibatnya dia dirawat di rumah sakit sehingga terpaksa tidak bisa mengikuti event. Ada juga atlet yang bangunnya terlambat sampai akhirnya diguyur agar terbangun.” tutur Vino. Walaupun mempunyai impian menjadi atlet profesional dan terus menjadi juara di cabang olahraga woodball, Vino tetap mengutamakan kepentingan sekolahnya, karena ia menyadari bahwa ia masih mempunyai kewajiban untuk menuntut ilmu sampai setinggi-tingginya. “Tanpa berlatih secara rutin, dan disiplin, cita-cita menjadi atlet olahraga woodball tidak akan tercapai. Maka dari itu saya harus terus berjuang menjalankannya.” kata Vino.(crs/adt)

Ingin olahraga Dayung Merakyat, Prima Ajak Masyarakat Tangsel Bergabung Di Podsi

prima-olahraga-dayung

Olahraga tertua dalam olimpiade ini masih menjadi daya tarik para remaja pecinta olahraga air. Bergerak bersamaan, mendorong perahu, mengayuh terhadap air di percaya dapat melatih semua otot utama dalam tubuh. Pria bernama lengkap Prima Bara Abdurahman merupakan pelatih olahraga dayung di club dayung PODSI Tangsel. Prima telah menggeluti olahraga dayung sejak kelas 2 SMA dan mulai memiliki beberapa prestasi dalam olahraga tersebut ketika di bangku kuliah. “Saya menggeluti olahraga dayung ini sejak kelas 2 SMA dan mulai ada prestasinya di jenjang perkuliahan karena sudah mulai fokus pada cabang olahraga ini. Pertama kalinya, saya tergabung dalam klub dayung universitas negeri jakarta UNJ.” kata Prima. Prima mengatakan kepada NYSN bahwa awalnya ia merupakan atlet voli, namun postur tubuhnya kurang mendukung. “Awalnya saya dulu atlet voli, tapi karena postur saya dalam olahraga voli kurang tinggi, saya akhirnya diajak oleh salah satu guru untuk mengikuti olahraga dayung, dan ternyata olahraga ini banyak sekali tantangannya serta tidak semudah yang dilihat dan dipikirkan.” lanjutnya. Beberapa prestasi yang telah diraih Prima selama menjadi atlet dan pelatih antara lain: 1. 1 medali emas dan 1 medali perak dalam Kejurnas antar Mahasiswa 2. 1 medali emas dalam Kejurnas di makasar 3. Mendampingi atlet Banten di PON Jawa Barat kemarin bersama rekan sesama oelatih dayung Bapak Abdul Gofur dan atlet tersebut mendapat 2 medali perak dan 1 medali perunggu Awal berlatih dayung, Prima mengatakan bahwa keluarganya melarang untuk menggeluti olahraga tersebut, tetapi mimpi dan motivasi Prima dari kecil memang ingin sekali menjadi atlet. Prima juga menceritakan, bahwa selama berlatih dayung, ia memiliki sebuah pengalaman yang berharga ketika melakukan latihan dengan membutuhkan banyak waktu. “Pengalaman yang paling berharga pastinya pada saat menjadi juara, tetapi ada pengalaman paling berharga dan sangat berkesan, yaitu pada saat dalam sebuah latihan, logikanya kita lomba sekitar 1.45 sampai 2 menit dalam menempuh jarak 500 meter, tapi latihannya untuk mencapai itu butuh waktu mingguan, bulanan, bahkan tahunan. Bisa dibayangkan para atlet dayung berlatih seperti itu. Setiap pagi, siang dan sore berada di danau. Dan itu hal yang paling berkesan ketika proses menjalankan latihan karena butuh perjuangan yang keras.” ujar Prima. Diakui Prima, kedua orang tua, istri dan anak-anaknya, serta guru yang pertama mengenalkan dayung padanya adalah orang-orang yang sangat berjasa dalam hidupnya dan dalam perjuangannya menuju sukses di bidang olahraga dayung. Semasa menjadi atlet dayung, Prima pernah mengalami berada dalam titik jenuhnya bahkan sempat membuatnya frustasi. “Pernah suatu ketika saya drop karena sakit dan waktu itu saya harus menyelesaikan tugas kuliah, juga harus berlatih dayung. Dan butuh proses yang lama untuk memulihkan kondisi tubuh saya. Ternyata badan saya. Saat itu saya merasa ada titik jenuh dan merasa frustasi karena memikirkan saya bisa mengejar lagi ketinggalan saya atau tidak. Disitu pula mental saya sebagai seorang atlet diuji. Pengaruh pelatih juga sangat penting pada saat atlet terpuruk untuk memotivasi kembali agar atlet bisa bersemangat.” tutur Prima. Prima juga menuturkan, untuk saat ini dirinya berkeinginan untuk memasyarakatkan olahraga dayung, khususnya di Kota Tangerang Selatan dan wilayah Provinsi Banten agar bisa menjadi barometer untuk daerah lain dalam cabang olahraga dayung. “Kepada masyarakat Kota Tangerang Selatan, terutama para siswa dan siswi, jika kalian berminat mengikuti olahraga ini silahkan bergabung dengan PODSI Tangsel dan mari kita berlatih bersama dan torehkan prestasi setinggi-tingginya. Karena olahraga dayung ini adalah salah satu olahraga andalan Indonesia.” tutup Prima.(crs/adt)

Tiga Petinju Akan Ikuti Kejurnas Kapolri Cup

tiga petinju akan berlaga di kejurnas. Foto: sindonews

Pengurus Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina) Sulawesi Selatan optimis mengirim tiga atlet terbaik di kelasnya untuk tampil pada Kejuaraan Nasional Kapolri Cup 1, di Jambi, 17-22 Juli 2017. Ketiga petinju tersebut yaitu Joshua Holy Mashior (kelas 49 kg), Blasius Karoup (kelas 60 kg) dan satu petinju putri, Indri (48 kg). Mereka akan didampingi dua orang pelatih, yakni Firmanto Muis dan Alberts Lala’ar. Menurut lansiran Sindonews.com, Ketua Pengprov Pertina Sulsel, Adi Rasyid Ali mengatakan ketiga petinju tersebut merupakan atlet-atlet terbaik di kelasnya. Maka dari itu, Ara-panggilan akrabnya, berharap agar semua bisa tampil maksimal serta pulang membawa medali di Kejurnas Kapolri. Sementara itu, Ketua Harian Pertina Sulsel, DR Joni Muis, menambahkan pengurus yang baru terpilih akan konsentrasi ke pembinaan atlet menuju PON XX di Papua, khususnya pembinaan petinju usia muda. “Kami sudah mempersiapkan atlet-atletnya untuk menghadapi sejumlah event yang akan digelar di Indonesia. Selain Kejurnas Kapolri Cup di Jambi, kami juga tengah persiapan mengikuti Kejurnas tinju junior di Kupang dan Wapres Cup,”jelas Joni yang dilansir Sindonews.com

Alfian Pelatih Wushu Muda ini, Menelurkan Banyak Bibit Berpresatsi

Alfian Prayoga Bustomi yang tak lain merupakan mantan atlet wushu yang sudah menuai banyak prestasi dan akhirnya, memutuskan pilihan untuk menjadi pelatih wushu Coach/Sifu Wushu. Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Tangerang jurusan Fakultas Ilmu Komunikasi ini sudah berlatih wushu sejak kelas 3 SD. “Saya tertarik dengan wushu itu sejak duduk di bangku sekolah kelas 3 sekolah dasar, alasannya adalah karena Wushu itu bela diri yang menyehatkan dan paling lengkap menurut saya bahkan indah.” ujar Alfian. Alfian telah mengikuti berbagai kejuaraan, antara lain Kejurnas di Jogja pada tahun 2013 dan Kejuaraan di Pertamina pada tahun 2010 dan mendapatkan peringkat 4. Alfian juga masuk ke dalam peringkat 5 besar di Taulu Chanquan dalam kategori junior C dan mendapatkan 2 medali dalam Kejurda. Hampir 10 tahun berlatih wushu, menjadikan Alfian mempunyai bekal yang cukup untuk menjadi pelatih wushu. Sekarang, Alfian melatih wushu dalam komunitas Glora Wushu. Hal tersebut dimulainya semenjak duduk di bangku SMK kelas 11. “Sekarang saya kuliah dan bekerja jadi photographer serta admin media sosial di salah satu perusahaan di Tangerang, Jadi kalau weekend saya mengajar murid-murid saya di Curug Tangerang.” ujar Alfian. Murid-murid wushu yang dilatih oleh Alfian sudah mengikuti banyak kejuaraan. Yang paling berkesan bagi Alfian adalah pada saat Kejurda di Banten, muridnya membawa pulang 14 medali dari beberapa kategori wushu yang dilombakan. Ada pula anak perempuan yang juga merupakan salah satu murid Alfian mendapatkan juara harapan 1 dalam Kejurnas di Jakarta. Salah satu murid yang prestasinya paling menonjol menurut Alfian adalah Fatih, yang sudah meraih juara di kejuaran daerah dan antar club wushu serta di kejurnas jakarta. Diusianya yang masih terbilang muda, Alfian sudah melahirkan siswa siswi berprestasi dalam bidang olahraga wushu lewat didikannya. Remaja yang menyukai berbagai jenis olahraga ini mengatakan kepada NYSN bahwa wushu adalah olahraga yang sangat berprestasi karena mengajarkan berbagai macam pelajaran yang positif serta meningkatkan kecerdasan individunya. “Tetaplah berolahraga, karena itu sangat penting untuk kesehatan kita. Jadi apapun olahraganya, apapun beladirinya jangan pernah merasa bosan karena itu semua bisa membuat kita lebih sehat.” pesan Alfian.(crs/adt)

Hobi Iseng-Iseng Luki Berbuah Menjadi Juara 1 Renang Popda

Hanya berawal dari mengisi waktu luang dan iseng-iseng, Luki akhirnya dapat berkembang dan mencetak berbagai prestasi yang sangat membanggakan dalam olahraga renang. Theodorus Luki, yang lahir di Jakarta, pada tanggal18 Agustus 2000 ini, merupakan siswa kelas XI di SMU Saint John’s BSD, Tangsel. Remaja yang sehari-hari dipanggil Luki ini sangat berprestasi di bidang olahraga renang. Tergabung dalam club renang bernama Citius Aquatic sejak kelas 3 SMP, membuat Luki banyak mendapatkan ilmu renang yang cukup untuk menjadikannya sebagai juara di berbagai kejuaraan. Dan ia tercatat sebagai salah satu perenang terbaik dalam Club tersebut. Prestasi yang berhasil diraih Luki antara lain Juara I Popda Banten dan Juara 3 Seleksi Nasional. Bagi Luki, orang tua dan juga orang-orang di sekitarnya sangat berperan dalam perjuangannya meraih prestasi karena selalu memberikannya dukungan positif. Menurut Luki, kejuaraan antar sekolah adalah hal yang paling seru, karena dirinya dapat bertemu dengan pelajar-pelajar dari sekolah lain dan saling membagi ilmu. “Terkadang saya harus mengurangi ikut kejuaraan untuk mengejar ketinggalan pelajaran, karena acara perlombaan renang cukup banyak yang mengadakan eventnya. Jadi kalau diambil semua pasti harus sering izin sekolah dan bisa tertinggal pelajaran.” ungkap Luki seolah menjelaskan kendala yang kadang terjadi. Luki yang mengikuti les bahasa inggris dan mandarin di luar sekolah, juga mempunyai hobby renang dan menyukai berbagai jenis olahraga. Luki yang bercita-cita ingin menjadi pebisnis handal sangat senang mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan bidang management. Luki mengatakan kepada NYSN, bahwa latihan gaya dan pernapasan adalah hal tersulit untuk dipelajari sampai benar-benar mahir. Tapi jika rajin latihan, lama kelamaan akan terbiasa dan terlatih. “Saya amat sangat menggemari semua jenis makanan, namun tetap mengatur pola makannya untuk menjaga kondisi fisiknya dengan cara menghindari junk food. Karena menurutku, hal tersebut dapat membuat tubuh lebih mudah terserang penyakit.”tutup Luki (crs/adt)