Pertina Banyuwangi Ditantang Bangkitkan Kembali Kejayaan

Pertina Banyuwangi Ditantang Bangkitkan Kembali Kejayaan

Persatuan Tinju Nasional Amatir (Pertina) Kabupaten Banyuwangi mendapat tantangan dari Pengprov. Pertina Jawa Timur untuk mengembalikan kejayaan Banyuwangi sebagai pencetak atlet tinju muda berpotensi yang tidak hanya mampu berprestasi di level nasional tapi juga tingkat internasional. Hal tersebut bukan tanpa alasan, sebab pada era 1970 dan 1980 an, Kab. Banyuwangi dikenal sebagai penyumbang atlet-atlet tinju yang tangguh dan disegani dalam percaturan cabang olahraga di tingkat provinsi maupun di tingkat nasional. Namun, saat ini fakta tersebut harus berbanding terbalik. Minat para generasi muda untuk terjun ke dunia tinju amatir sedangan mengalami penurunan. Seperti yang dikemukakan oleh Ketua Harian Pengprov Pertina Jatim, Mikdon H Tanaen. “Belakangan prestasi tinju amatir mengalami penurunan merupakan tantangan bagi jajaran baru Pertina Banyuwangi yang baru terpilih. Dengan semangat baru diharapkan mampu menyusun program mampu mampu menarik minat generasi muda berlatih tinju dan menjaring petinju potensial usia dini agar berprestasi hebat,” ujar Mikdon H Tanaen seperti dilansir Jatimtimes.com. Berdasarkan catatan Pengprov Pertina Jatim, Kab. Banyuwangi bersama Kota Surabaya, Malang, Blitar, Jember, Probolinggo serta Lumajang dikenal memiliki program pembinaan yang bagus dalam cabor tinju dan menyumbang petinju berpotensi bagi Pengprov. Jatim. Harapannya, apabila satu wilayah mengalami peningkatan prestasi, maka hal tersebut akan menjadi stimulan bagi kabupaten/kota lain untuk mengikuti prestasi yang diraih. “Ini merupakan modal bagus bagi petinju Jatim untuk berprestasi di tingkat nasional bahkan di level internasional,” imbuh Mikdon H Tanaen. Pada kesempatan yang sama, Ketua Pertina Banyuwangi masa bakti 2020-2024, Joko Misbono mengungkapkan saat ini pihaknya fokus dalam melakukan konsolidasi organisasi dan penataan internal setelah terpilih dalam Musyawarah Kabupaten (Muskab) Pertina Banyuwangi di kantor KONI Banyuwangi beberapa waktu lalu. Salah satu program yang disiapkan adalah menggelar sparing bersama sebagai upaya meningkatkan mutu dan kualitas petinju muda Banyuwangi. ”Program yang lain adalah menggelar Kejuaraan Kabupaten (Kejurkab), mengikuti Kejurprov. Jatim dan tampil dalam Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur mendatang,” jelasnya. Saat ini ada tiga sasana tinju di Kab. Banyuwangi yang resmi tercatat menjadi anggota Pertina Banyuwangi yaitu; Mirah Boxing Champ, Sasana Minak Jinggo dan Sasana Laras Macan putih yang sampai saat ini aktif melakukan pembinaan bagi para petinju di wilayah Banyuwangi.

Tiga Petinju Akan Ikuti Kejurnas Kapolri Cup

tiga petinju akan berlaga di kejurnas. Foto: sindonews

Pengurus Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina) Sulawesi Selatan optimis mengirim tiga atlet terbaik di kelasnya untuk tampil pada Kejuaraan Nasional Kapolri Cup 1, di Jambi, 17-22 Juli 2017. Ketiga petinju tersebut yaitu Joshua Holy Mashior (kelas 49 kg), Blasius Karoup (kelas 60 kg) dan satu petinju putri, Indri (48 kg). Mereka akan didampingi dua orang pelatih, yakni Firmanto Muis dan Alberts Lala’ar. Menurut lansiran Sindonews.com, Ketua Pengprov Pertina Sulsel, Adi Rasyid Ali mengatakan ketiga petinju tersebut merupakan atlet-atlet terbaik di kelasnya. Maka dari itu, Ara-panggilan akrabnya, berharap agar semua bisa tampil maksimal serta pulang membawa medali di Kejurnas Kapolri. Sementara itu, Ketua Harian Pertina Sulsel, DR Joni Muis, menambahkan pengurus yang baru terpilih akan konsentrasi ke pembinaan atlet menuju PON XX di Papua, khususnya pembinaan petinju usia muda. “Kami sudah mempersiapkan atlet-atletnya untuk menghadapi sejumlah event yang akan digelar di Indonesia. Selain Kejurnas Kapolri Cup di Jambi, kami juga tengah persiapan mengikuti Kejurnas tinju junior di Kupang dan Wapres Cup,”jelas Joni yang dilansir Sindonews.com

Bagi Remaja Yang Satu Ini, Berlatih Tinju Untuk Belajar Kemandirian Serta Berguna Untuk Menjaga Diri

Nadia bersama ayahnya yg selalu mendampingi dalam setiap pertandingan tinju

Seperti yang pernah di ulas oleh tim redaksi NYSN, bahwa tinju merupakan olahraga para ksatria dengan pola duel satu lawan satu. Bagi lelaki itu hal yang biasa, tapi kali ini tinju menarik minat kaum perempuan. Mari kita simak wawancara reporter NYSN Cristy Magdalena. Dia adalah Nadia Dwi Ningrum, siswi kelas X di SMA Waskito Tangsel adalah salah satu atlet tinju wanita yang tergabung dalam club Benteng Boxing Camp. Remaja putri yang akrab di sapa dengan panggilan Nadia ini mengatakan kepada NYSN bahwa dirinya terinspirasi oleh kakaknya yang telah berhasil merebut juara nasional. “Saya melihat sudah banyak wanita yang ikut olahraga tinju jadi saya tertantang untuk mengikuti olahraga tersebut. Saya juga terinspirasi dari kakak yang sudah lebih dulu menjadi juara nasional. Selain itu dari prestasi tinju tersebut saya bisa masuk SMA atau Universitas dengan mudah.” kata remaja yang biasa dipanggil Nadia ini. Walaupun baru sekitar 1 tahun berlatih tinju, prestasi Nadia sudah cukup banyak, dari beberapa diantaranya adalah: 1. Juara 3 Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) VII Tingkat Provinsi Banten 2. Juara 3 Kejuaraan Daerah Tinju Amatir 3. Juara 1 Pekan Olahraga Kota (PORKOT) 2016 Tangerang Selatan Remaja putri pemberani ini juga menambahkan bahwa ayah dan kakaknya mendukung penuh hobby yang di gelutinya hingga saat ini. “Ayah saya dan kakak saya menyetujui saya berlatih tinju, cuma mama saya awalnya melarang karena saya perempuan dan saya sudah sering babak belur setelah pulang tanding. Akhirnya saya meyakinkan mama saya agar tidak terlalu khawatir karena saya ikut olahraga ini untuk menjaga diri saya sendiri.” ujar Nadia. Nadia memaparkan kepada NYSN sampai sekarang ia masih ingat bagaimana perasaannya saat pertama kali menginjak ring tinju dan bertanding dengan ditonton oleh banyak orang.(5/7) “Pertama kalinya naik ke atas ring tinju dan saat pertama kalinya saya beratraksi diatas ring yang dilihat banyak orang, walaupun pada saat itu saya mendapatkan juara 3, tapi saya jadikan sebagai pengalaman yang tidak akan pernah saya lupakan dan sebagai acuan untuk saya berlatih dengan lebih giat dan rajin.” tuturnya. Nadia juga mengakui bahwa dirinya tidak suka jika kalah dalam pertandingan, jadi ia selalu berusaha menjadi yang terbaik dengan serius berlatih dan terus belajar. Dan uniknya menurut Nadia, olahraga tinju bisa untuk laki-laki maupun perempuan meskipun pola latihan dan fisiknya jelas berbeda. “tinju itu cocok untuk perempuan maupun laki-laki, memang keliatan banyak perbedaan antara perempuan dengan laki-laki. Misalnya dari segi fisik kita berbeda dengan laki-laki dan ketika latihan teknik-teknik kita sangat beda ketika latihan. Seperti contohnya dalam gerakan yang dilakukan terkadang kita akan merasa tidak sama dengan gerakan yang dilakukan dengan laki-laki.” jelas remaja kelahiran Tangerang, 23 januari 2002 ini. Nadia mengatakan bahwa tinju bukan olahraga sembarangan, dan ia bercita-cita menjadi Dokter dan pelatih tinju. Nadia juga akan meneruskan berlatih tinju sampai batas umur yang telah ditentukan sesuai dengan peraturan dalam tinju. “Tinju itu bukan olahraga sembarangan. Tinju juga mempunyai beberapa seni yang berbeda dengan olahraga lain. Walaupun olahraga ini agak berbahaya apalagi jika dilakukan oleh perempuan seperti saya, tapi lewat berlatih tinju kita bisa belajar untuk mandiri dan menjaga diri kita sendiri.” tutupnya.(crs/adt)