Tinjau Pelatnas Sepeda BMX di Yogja, Ini Permintaan Menpora

Menpora Imam Nahraw (kemeja hitam)i meninjau Pelatnas sepeda BMX di Sleman Youth Center, Yogyakarta, Senin (12-3). (kemenpora)

Jakarta- Imam Nahrawi, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), meninjau kesiapan cabang olahraga jelang Asian Games 2018, Agustus – September mendatang. Salah satunya Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) Sepeda BMX, di Sleman Youth Center, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Senin (12/3). Imam memperhatikan secara detail terkait kekurangan serta kendala yang dihadapi selama Pelatnas, mulai dari honor, hingga peralatan yang digunakan para atlet. “Berapa atlet yang berlatih disini (Sleman Youth Center)?” tanya Imam. “Di tempat ini ada empat atlet sepeda BMX, tiga putra dan satu putri,” jawab Dadang Haries Purnomo bersama Priyo Susanto, Pelatih Pelatnas Sepeda BMX. “Latihanya jam berapa?” lanjut Menteri asal Bangkalan, Madura, Jawa Timur. “Latihan kita di mulai jam 8:00 WIB, tiap hari. Hari Minggu latihan libur ,” sambut Dadang. Dalam kesempatan itu, Imam meminta kepada atlet sepeda BMX agar mengonsumsi makanan yang bergizi. “Kalian harus makan yang bergizi dan jangan maka sembarangan. Terlebih, makan-makanan yang tidak memilik nilai gizi yang berakibat buruk pada performa para pemain,” tukasnya. “Saya berharap Indonesia bisa menyumbang medali yang terbaik, khususnya medali emas. Dengan semangat yang kita miliki, kita harus yakin bisa meraih hasil terbaik,” cetus Imam. Priyo mengatakan persiapannya atlet sepeda BMX sudah matang. Hanya, menurutnya, pihaknya tengah menunggu tempat latihan di Pulomas, Jakarta. “Meski secara fisik mereka sudah siap. Paling hanya tinggal teknik saja. Untuk target kita di Asian Gemas 2018 ini medali perak,” beber Priyo. (Adt)

Liga Pelajar Gunungkidul 2018 Kelar, Pemerintah Harap Lahir Egy Maulana Vikri Baru

Menpora Imam Nahrawi menutup Liga Pelajar Gunungkidul 2018. (kemenpora)

Jakarta- Imam Nahrawi, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), menutup gelaran Liga Pelajar Gunungkidul (Lipeg) 2018, di Stadion Gelora Handayani, Gunungkidul, Yogyakarta, Minggu (11/3). Ia berharap dari kompetisi itu lahir Egy Maulana Vikri baru. Pria berusia 44 tahun itu, mengaku senang dan bangga terhadap Egy Maulana Vikri. Menurutnya, pesepak bola kelahiran Medan, Sumatera Utara (Sumut), 17 tahun silam itu, adalah contoh hasil didikan Sekolah Khusus Olahragawan (SKO) Ragunan. “Egy saat ini sedang menandatangani kontrak sebagai pemain sepak bola di Eropa. Salah satu pemain Indonesia yang dipercaya bermain di Negara Polandia,” ujar Imam. Suami dari Shobibah Rohmah itu berharap melalui Lipeg ini lahir Egy-Egy baru yang terus bermimpi dan mewujudkan mimpinya tersebut guna membawa nama baik Indonesia di pentas internasional. “Pemerintah akan terus mendukung semua bakat-bakat terbaik bangsa untuk maju dan tampil di pentas dunia,” tukas ayah 7 anak itu yang meyakini bila Egy adalah salah satu produk pendidikan dan olahraga yang baik. Bersama PSSI, anggota Timnas U-19 dan Timnas U-23 itu bakal menjadi pemain inti skuat Lechia Gdansk, yang tengah berjuang di posisi 12 klasemen sementara di Ekstraklasa, kasta teratas Liga Polandia. (Adt) Juara Liga Pelajar Gunungkidul 2018: 1. SMAN 2 Playen 2. SMAN 1 Tanjung Sari Kidul 3. SMK 1 Nglipar 4. SMK Muhammadiyah 1 Playen

Egy Merumput di Eropa, Menpora: Pemerintah Dukung Bakat Terbaik Bangsa

Egy Maulana Vikri akhirnya resmi menjadi angota skuad Klub Liga Polandia, Lechia Gdansk. (bola.net)

Jakarta- Pesepak bola berusia 17 tahun, Egy Maulana Vikri berkarier di Eropa. Ia bakal membela klub di liga kasta tertinggi Polandia, Lechia Gdansk. Imam Nahrawi, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), mengatakan pemerintah mendukung bakat-bakat terbaik bangsa. “Pemerintah mendukung bakat-bakat terbaik bangsa untuk maju dan tampil di pentas dunia. Selamat Ya, Egy Maulana Vikri, sukses terus di Polandia bersama klub Lechia Gdansk,” ujar pria asal Bangkalan, Madura, Jawa Timur itu melalui akun Twitter resmi @imam_nahrawi, dikutip nysnmedia.com, Sabtu (10/3). Egy, jebolan Sekolah Khusus Olahragawan (SKO) Ragunan, Jakarta itu akan menjadi pemain inti di skuat Lechia Gdansk. “Alasan memilih Lechia karena pihak klub menjanjikan Egy sebagai pemain inti,” ujar Raden Isnanta, Deputi III Bidang Pembudayaan Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) pada Sabtu (10/3). Pesepak bola kelahiran Medan, 7 Juli 2000 itu, bukanlah pemain Asia pertama yang direkrut Lechia Gdanks. Sebelum Egy, ada dua pemain asal Jepang, yaitu Tsubasa Nishi (20014-2016) dan Daisuke Matsui (2013). Namun, dipastikan anggota Timnas U-19 dan Timnas U-23 merupakan pemain pertama asal Asia Tenggara dan Indonesia yang bermain untuk klub yang kini tengah berjuang di posisi 12 klasemen sementara di Ekstraklasa, kasta teratas Liga Polandia. (Adt)

Menpora Yakinkan Kebutuhan Atlet Asian Games 2018 Terpenuhi

Menpora Imam Nahrawi meninjau Pelatnas Asian Games cabang olahraga renang. (kemenpora)

Jakarta- Jelang Asian Games 2018, pemerintah memastikan fasilitas dan kebutuhan atlet terpenuhi, seperti asupan gizi, suplemen, fisioterapi, peralatan, termasuk uang saku atlet dan pelatih. “Bila ada hal-hal yang kurang, segera dilengkapi. Saat ini, semua dana dari pemerintah sudah langsung ke cabor (cabang olahraga), ketika MoU (Memorandum of Understanding) sudah dilaksanakan maka tidak ada lagi kata terlambat,” tegas Imam Nahrawi, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Selasa (6/3). Utamanya, kepada para atlet renang dan polo air, pria asal Bangkalan, Madura, Jawa Timur itu, meminta mereka untuk memanfaatkan kondisi kolam renang, terlebih venue akuatik dalam kondisi baru usai direnovasi. “Adaptasi dengan venue sangat penting, dan harus dimaksimalkan. Apalagi negara lain juga belum pernah menggunakan venue tersebut,” sambungnya. Imam menyebut negara-negara peserta lain belum mengetahui kondisi venue akuatik. Sementara atlet-atlet Pelatnas sudah memakai lebih awal, sehingga dapat beradaptasi. Seharusnya ini menjadi unggulan bagi atlet Indonesia,” tambahnya. Pria berusia 44 tahun itu mengingatkan para atlet dan semua pihak untuk tetap optimis. Karena, menurutnya, sebagai tuan rumah tentu memberikan keuntungan, sebab mereka dekat dengan orang tua dan suporter sehingga menjadi tambahan semangat untuk mereka. “Semua harus optimis. Kita tuan rumah. Nanti di tribun pasti penuh suporter kita, dtambah dekat dengan orang tua, dan kita semua terus mendoakan. Kalau ada hal-hal yang diperlukan demi prestasi segera sampaikan ke pemerintah,” tutup Imam. (Adt)

Nyaris Dicoret dari Pelatnas, Empat Karateka Temui Menpora

Empat karateka yang terancam dicoret dari Pelatnas bertemu Menpora. (Kemenpora)

Jakarta- Terancam dicoret dari skuat Pelatnas Asian Games 2018, empat karateka akhirnya menemui Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imama Nahrawi, di Kantor Kemenpoa, Jakarta, pada Senin (12/2). Sebelumnya, Sisilia Ora (kata perorangan), Srunita Sari Sukatendel (kumite -50 kg), Cok Istri Agung Sanistyarani (kumite -55 kg), Ahmad Zigi Zaresta Yuda (kata perorangan putra), dikabarkan mangkir dan meninggalkan Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas). Imam berharap mereka secepatnya kembali dan fokus mempersiapkan diri ke ajang Asian Games 2018. “Tapi saya ingin dengar dari kalian, apakah masih bersedia tetap di Pelatnas dengan kondisi pelatih baru? Dan sejauh mana peluang mendapatkan medali di Asian Games nanti ?,” tanya Menpora, didampingi Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Mulyana dan Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga Raden Isnanta, pada Senin (12/2). Demi ‘Merah Putih’ keempat karateka inipun siap kembali ke Pelatnas, bahkan mereka optimis mampu meraih medali emas Asian Games 2018. Mereka juga meminta agar berita negatif yang menyebutkan mereka kabur dari Pelatnas karena menolak pelatih baru yang ditunjuk Pengurus Besar Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (PB Forki), serta tidak lolos seleksi tak lagi dimunculkan. “Kami tidak pernah kabur dari Pelatnas. Kami pun tak takut bersaing seleksi. Alhamdulillah kami semua sudah lolos seleksi itu. Kami hanya menolak ikut Pelatnas Premiere League di Paris, 26-27 Januari 2018. Karena permintaan kami agar pelatih yang telah dua tahun menangani kami, bisa diikutsertakan,” tukas Sisilia Ora. (adt)

Hindari Senior Cedera, Pemerintah Wajib Dorong Atlet Muda

Menpora berharap Maria Londa (merah) meraih emas di Asian Games 2018. (kemenpora)

Jakarta- Mohammad Hasan, Ketua Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI), berharap pemerintah ikut serta memikirkan atlet lapis kedua dan ketiga, khususnya di cabang olahraga (cabor) atletik. “Pemerintah bisa ikut memikirkan jangan hanya atlet senior saja, tetapi ada lapisannya yakni atlet junior, atlet remaja dan atlet pra remaja untuk menghindari cedera atlet senior,” beber Bob Hasan, sapaan akrabnya, Senin (12/2). Pada Minggu (11/2), atlet lompat jauh Maria Natalia Londa sukses menyabet emas di ajang test event Asian Games 2018, di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK). Ia mengungguli dua rivalnya yakni Neena Varakil (India), dan Nayana James (India), dengan lompatan 6,43 meter. Imam Nahrawi, Menteri Pemuda dan Olaharaga (Menpora), berharap medali emas yang ditorehkan Maria Londa dapat berlanjut di Asian Games 2018, Agustus medatang. “Selamat kepada Maria Londa yang berhasil meraih medali emas di ajang test event Atletik Asian Games ini,” ujar pria berusia 44 tahun itu. “Semoga ini dilanjutkan untuk meraih medali emas di Asian Games pada Agustus mendatang, semoga Maria, pelatih dan kita semua mendukung agar ada peningkatan untuk bersaing dengan negara lain baik di atletik dan cabang yang lain,” tambah pria asal Bangkalan, Madura, Jawa Timur itu. (adt)

Buka Kejuaraan Tenis Meja, Menpora Berharap Libatkan Pelajar

Menpora ingin Kejuaraan Tenis Meja libatkan pelajar. Foto: Kemenpora

Jakarta– Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi membuka Kejuaraan Tenis Meja Piala Menpora 2018, di Auditorium Wisma Menpora, Senayan, Jakarta, pada Jumat (9/2). Kejuaraan ini diikuti karyawan dan kalangan media. Pria asli Bangkalan, Madura, itu berharap kejuaraan ini terus dikembangkan, khususnya bisa dipertandingkan dikalangan pelajar, dimana bisa menjadi salah satu ajang menyambut Asian Games 2018. “Saya berharap, nantina peserta kejuaraan ini adalah siswa sekolah agar lebih masif. Sehingga Asian Games dan Asian Para Games ini betul-betul menjadi ajang nasional kita,” ujar Imam. Ia berharap event ini tak hanya berlangsung di lingkungan Kementeraian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) saja, namun bisa lebih luas. “Semoga tenis meja Indonesia bangkit lagi, ditambah adanya industri lokal yang fokus pada lapangan tenis meja yakni Shiamiq yang diakui dan bertaraf internasional-ITTF. Saya berhara beberapa medali bisa dipersembahkan para atlet tenis meja Indonesia,” lanjut pria berusia 44 tahun itu. Sementara, Yuni Poerwanti, Ketua PTM Gerbang Pemuda sekaligus Ketua Panitia Penyelenggara, menyebut event ini bisa meningkatkan semangat Indonesia sebagai tuan rumah yang baik pada Asian Games 2018. “Semoga event ini menginspirasi seluruh rakyat Indonesia agar Asian Games 2018 lancar dan sukses,” tegas Yuni. (adt)

Kemenpora Berikan Penghargaan Kepada Legenda Bulutangkis Versi CWIBC

Imam-Nahrawi-berpasangan-dengan-Kevin-Sanjaya-melawan-Chandra-Wijaya-dan-Ricky-Soebagdja

Bulutangkis Indonesia sangatlah ditakuti oleh Negara-negara dunia. Sebut saja nama Eng Hian, Chandra Wijaya, Ricky Soebagja, Icuk Sugiarto, Taufik Hidayat, Hendrawan, Susi Susanti dan masih banyak lagi atlet legenda bulutangkis Indonesia yang disegani oleh lawannya. Di acara pembukaan Yonex Sunrise Doubles Special Championship 2017 dan peresmian venue Chandra Wijaya International Badminton Centre (CWIBC), Kemenpora memberikan penghargaan kepada legenda bulutangkis Indonesia yang sudah memberikan prestasi dan membawa nama harum Indonesia. Penghargaan tersebut, diberikan kepada Ketua Umum PBSI (Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia) periode 2008-2012, Djoko Santoso. Penghargaan juga diberikan kepada Ricky Soebagdja serta Rexy Mainaky sebagai pasangan terbaik dan peraih Olimpiade Atlanta 1996. Terakhir, penghargaan diberikan kepada pelatih yang membawa pasangan ganda putra Kevin dan Marcus juara dunia yakni Herry Iman Pierngadi. Kemenpora Imam Nahrawi menjelaskan, luar biasa sesama legenda memberikan penghargaan. Terlebih, pemerintah akan terus mendukung pelaku sejarah sesuai dengan intruksi Presiden, Joko Widodo. “Ini adalah apresiasi yang luar biasa sesama legenda memberi penghargaan. Dalam hal ini, pemerintah terus mensupport dan akan melanjutkan tradisi kemarin, kepada para legenda olahraga di tanah air yang merupakan instruksi langsung dari bapak presiden,” ungkap Imam. Sedangkan, mantan juara dunia bulu tangkis, Chandra Wijaya menuturkan, pihaknya sangat gembira dengan kondisi saat ini artinya pemerintah terus mengapresiasi para legenda bahkan hingga memberikan bonus kepada para atlet. “Kita sebagai mantan atlet gembira sekali namun, jangan sampai sistem yang sudah baik berhenti di tengah jalan tetapi harus terus konsisten karena mencetak para juara tidak bisa instan dan perlu pengorbanan, dedikasi, kerja keras dari atlet itu sendiri,’’ tuturnya. Pada kesempatan itu, sempat pula dilakukan pertandingan eksebisi antara Menpora Imam Nahrawi yang berpasangan dengan Kevin Sanjaya melawan pasangan Chandra Wijaya-Ricky Soebagdja. (pah/adt)

Politeknik Olahraga Indonesia (POI) Resmi Dibuka Oleh Kemenpora

Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga Kemenpora, Raden Isnanta memberikan kuliah umum perdana Politeknik Olahraga Indonesia (POI) di Gedung Griya Agung, Sumatera Selatan, Selasa (21/11/2017). Foto: Tribunnews

Politeknik Olahraga Indonesia (POI) yang terletak di Palembang, Sumatera Selatan resmi dibuka oleh Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) pada 21 November lalu. POI ini diharapkan bisa mencetak atlet dan pelatih olahraga professional Indonesia dimasa depan. Politeknik Olahraga Indonesia telah menerima sedikitnya 90 mahasiswa baru pada tahun pertama yang akan terbagi dalam 3 program studi, yaitu Sport Industry, Perguruan Tinggi dan Kepelatihan. Ketiga program studi ini dianggap memiliki potensi yang menjanjikan dalam kenaikan prestasi olahraga di Indonesia. Raden Istanta, selaku Deputi III Bidang Pemberdayaan dan Olahraga Kemenpora menjelaskan kepada wartawan alasan Palembang terpilih untuk pembangungan Politeknik Olahraga Indonesia ini. “Kenapa di Sumsel, ya karena seluruh fasilitas di Jakabaring Sport City sudah standar internasional dan sudah lengkap. Mau fasilitas apa semua sudah ada disini, jadi nantinya mahasiswa bisa belajar sekaligus praktik.” Ujar Raden Isnanta yang dilansir dari Detik.com Menyambut Asian Games 2018, Palembang yang akan menjadi salah satu daerah berlangsungnya ajang internasional ini akan mengajak para mahasiswa Politeknik Olahraga Indonesi untuk menjadi bagian dan akan menjadi momen berharga sebagai tempat belajar praktik dan bukan hanya belajar secara teori. Gubernur Sumatera Selatan, Alex Noerdin menegaskan peringatan keras kepada mahasiswa POI untuk tidak merokok dan tidak akan segan untuk memberhentikan mahasiswa jika ketahuan melanggar. Ia menganggap merokok merupakan salah satu penghambat prestasi yang akan mempengaruhi fisik dari mahasiswa. “Ini peringatan keras saya kepada adik-adik mahasiswa baru, jangan sampai ada yang merokok dan ikut demo. Kalau ada yang melanggar tidak segan-segan saya minta untuk diberhentikan saja,”tutur Alex(put/adt)

Tangsel Masuk 10 Besar Kota Layak Pemuda 2017

Kepala-Dinas-Pemuda-dan-Olahraga-(Kadispora)-Kota-Tangsel,-E.-Wiwi-Martawijaya

Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Republik Indonesia, meluncurkan program Kota Layak Pemuda (KLP) 2017. Dari semua Provinsi, ada diantaranya 10 Kota dan Kabupaten yang masuk dalam kategori “Kota Layak Pemuda Utama” yang salah satunya adalah Kota Tangerang Selatan. Penghargaan kepada 10 Kota Layak Pemuda Utama 2017, diberikan langsung oleh Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi kepada masing-masing Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga, di Padang Sumatera Barat, Sabtu (28/10). Penghargaan ini menjadi rangkaian peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-89 di Indonesia. Kepala Dinas Pemuda dan Olah Raga (Kadispora) Kota Tangerang Selatan, Ir. E. Wiwi Martawijaya, M.Si., yang menerima langsung penghargaan Kota Layak Pemuda berharap, dengan penghargaan ini para pemuda Tangsel ikut berperan dalam memajukan Kota Tangsel. “Semoga penghargaan ini dapat menambah semangat para pemuda Kota Tangerang Selatan untuk berkonstribusi lebih banyak dalam pembangunan daerah nya, karena penghargaan ini pada hakekatnya merupakan bentuk pengakuan dan apresiasi pemerintah atas kinerja pemerintah Kota Tangerang Selatan di bidang kepemudaan, juga atas segala konstribusi pemuda dalam geliat pembangunan Kota Tangerang Selatan,” ujar Wiwi. Lanjutnya, Kota Tangsel harus mulai berbenah dan menyusun program kepemudaan. Dan, yang paling penting membangun sarana prasarana kepemudaan. “Kedepan dengan status Kota Layak Pemuda, Kota Tangerang Selatan harus bisa berbenah diri dalam hal pilihan program dan kegiatan dengan dukungan anggaran yg memadai untuk kepemudaan. Serta segera mengeluarkan kebijakan dan peraturan-peraturan daerah yang pro kepemudaan. Dan yang tidak kalah penting adalah menata dan membangun prasarana dan sarana kepemudaan, karena dengan status Kota Layak Pemuda tidak menutup kemungkinan Kota atau Kabupaten lain di Indonesia datang ke Kota Tangerang Selatan untuk melakukan studi banding,” pungkas Wiwi. Dalam siaran pressnya, Imam mengatakan, Kota Layak Pemuda salah satu program prioritas Kemenpora untuk meningkatkan mutu standardisasi kepemudaan. “KLP merupakan salah satu program prioritas Kemenpora dalam meningkatkan mutu standardisasi kepemudaan di seluruh Indonesia, sehingga semua Kota dan Kabupaten di Indonesia mempunyai standardisasi dalam pengembangan pemuda yang berusia 16 sampai 30 tahun yang diatur dalam UU dan Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga No 11 Tahun 2017,” ujar Imam. Imam juga menambahkan bahwa yang penting lagi adalah adanya program-program dan kegiatan yang banyak melibatkan pemuda dengan dukungan anggaran yang memadai. Selain itu juga diharapkan, pemerintah daerah menyiapkan prasarana dan sarana kepemudaan yg bisa mengakomodir semua aktivitas para pemuda di daerahnya masing-masing. “Untuk itu, pemerintah pusat dan daerah harus dapat mengantisipasi bonus demografi jumlah penduduk usia produkti yang pada umumnya berumur 16-30 thn, dengan mendorong mereka untuk dapat mandiri dan menjadi calon-calon wirausaha yang cakap dan tangguh dalam rangka menghadapi persaingan global yg sekarang sudah dimulai dengan adanya MEA,” tutup Imam (pah/adt)