Bawa Pulang Medali Perunggu Dari Youth Olympic Games 2018, Menpora Bangga Dengan Perjuangan Atlet Muda Indonesia

Imam Nahrawi (Menpora), mengaku bangga dengan perjuangan atlet muda Indonesia di ajang Youth Olympic Games 2018, Buenos Aires, meskipun hanya mampu meraih medali perunggu melalui Nur Vinatasari dari cabang angkat besi. (Kemenpora)

Buenos Aires- Imam Nahrawi, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), akhrinya menyaksikan langsung perjuangan atlet Indonesia di Youth Olympic Games 2018, Buenos Aires, Argentina, pada Kamis (18/10) waktu setempat. Menteri asal Bangkalan, Madura, Jawa Timur itu, memberikan apresiasi kepada Vinatasari Nur dan kawan-kawan, sekaligus bangga karena sudah berjuang maksimal untuk mengharumkan nama Indonesia di kancah event internasional. Pada hajatan Youht Olympic Games 2018, skuat Merah Putih berhasil mendapatkan satu medali perunggu melalui cabang olahraga Angkat Besi atas nama Nur Vinatasari yang turun di kelas 53 kg. Lifter remaja kelahiran Pringsewu, Lampung, 5 Juli 2001 itu, membukukan total angkatan 162 kg, yakni 72 kg angkatan snatch, dan 90 kg untuk clean and jerk. Sementara itu, Sabina Baltag asal Rumania meraih medali emas usai mencatatkan total angkatan 177 kg (snatch 77 kg dan clean and jerk 100 kg). Dan, medali perak menjadi milik Junkar Acero asal Kolombia dengan total angkatan 176 kg (snatch 78 kg dan clean and jerk 98 kg). Imam mengatakan yang sudah dilakukan para atlet muda Indonesia di ajang ini sudah sangat luar biasa. “Terima kasih atas pengalaman yang berharga untuk para atlet-atlet muda kita. Olimpiade adalah level tertinggi dari pesta olahraga multievent. Tidak mudah untuk masuk ke dalam level ini,” ujar Menteri berusia 45 tahun itu. Suami dari Shobibah Rohma itu, berharap atlet muda yang turun di Youth Olympic Games 2018, Buenos Aires, Argentina, terus semangat berlatih, sebagai modal menghadapi event-event internasional lainya. “Kita tahu, Indonesia baru saja sukses secara prestasi di Asian Games dan Asian Para Games 2018. Hasil ini sudah menjadi modal besar bagi atlet muda Indonesia untuk menghadapi ajang yang lebih tinggi seperti Olimpiade. Terus semangat dan jangan mudah putus asa,” tegasnya. Sedangkan Dito Ario Tejo, Chief de Mission (CdM) Kontingen Indonesia Youth Olympic Games (YOG) 2018, menyebut hasil di Youth Olympic Games 2018 ini menjadi pelajaran berharga untuk menghadapi event-event berskala dunia. “Sangat bangga dan senang dengan prestasi yang diraih oleh para atlet. Mereka sudah berjuang dengan luar biasa,” tukas Dito. Olimpiade Remaja 2018 di Buenos Aires, Argentina, berlangsung pada 6-18 Oktober. Terdapat 32 cabang dengan 241 nomor yang dipertandingkan. Kontingen Indonesia mengirimkan 18 atlet untuk berpartisipasi pada 8 cabor. Yakni badminton (Maharani Sekar Batari dan Ikhsan Leonardo Immanuele Rumbai), atletik (Diva Renatta Jayadi dan Adi Ramli Sidiq), renang (Adinda Larasati Dewi Kirana, Farrel Armando Tangkas, Azzhara Permatahani, dan Azel Zelmi Arialingga). Kemudian, angkat besi (Nur Vinatasari), basket 3×3 (Ni Putu Eka Liana, Michelle Kurniawan, Hoo Valencia Angelique, dan Nathania Claresta Orville), menembak (Muhamad Naufal Mahardika), golf (Vania Ribka), dan voli pantai (Bintang Akbar dan Danang Herlambang). (Adt)

Ribuan Peserta Meriahkan Sepeda Nusantara 2018 Etape Palembang, Kuatkan Budaya Olahraga di Masyarakat

Sekitar 3000 peserta memeriahkan event Sepeda Nusantara 2018 etape Palembang, Sumatera Selatan, pada Sabtu (20/10), yang menempuh jarak sepanjang 23 km, melintasi beberapa ikon kota seperti Monpera (Monumen Penderitaan Rakyat), Jembatan Ampera, dan Jakabaring Sport Center (JCS). (istimewa)

Palembang- Sukses menggelar hajatan Asian Games XVIII/2018, beberapa waktu lalu, Kota Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) kembali menuai kesuksesan saat menggelar event nasional, yakni Sepeda Nusantara 2018, yang bertemakan ‘Bangun Indonesia’, pada Sabtu (20/10). Mengambil start dari pelataran Benteng Kuto Besak (BKB), peserta yang berjumlah lebih dari 3000 orang itu sangat antusias mengayuh sepedanya sepanjang 23 Km melintasi beberapa ikon kota seperti Monpera (Monumen Penderitaan Rakyat), Jembatan Ampera, dan Jakabaring Sport Center (JCS). Fitriani Agustinda, Wakil Wali Kota Palembang, menyebut event salah satu program unggulan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) di bawah komando Imam Nahrawi, selaku Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), ini sangat bermanfaat bagi masyarakat, khususnya di Kota Palembang. “Sudah saatnya kita terus kenalkan Kota Palembang, salah satunya melalui olahraga, setelah sukses menjadi tuan rumah Asian Games 2018, kini gelaran Sepeda Nusantara juga harus bisa sukseskan bersama-sama,” ujar Fitri, sapaannya, dalam sambutannya saat melepas ribuan pesepeda di Pelataran Benteng Kuto Besak Palembang, Palembang. Fitri berharap event-event besar olahraga bisa kembali hadir di Kota berjuluk ‘Pempek’ itu. “Dengan hadirnya event-event besar olahraga di Palembang, tentu saja akan meningkatkan pendapatan masyarakat Palembang,” lanjutnya. Sementara itu, Raden Isnanta, Deputi III Pembudayaan Olahraga Kemenpora yang turut hadir dalam event Sepeda Nusantara di Palembang, mengaku bangga terhadap masyarakat Palembang yang ingin membugarkan tubuhnya dengan berolahraga, terutama turut berpartisipasi dalam Sepeda Nusantara ini. Isnanta menambahkan program nasional Sepeda Nusantara ini sudah mendapatkan persetujuan dari Komisi X DPR RI, dimana program ini juga menjalankan amanat Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1/2017 tentang gerakan masyarakat hidup sehat (Germas). “Setelah Palembang jadi pembicaraan dunia khususnya Asia melalui ajang Asian Games, serta prestasi Indonesia di empat besar dalam pesta olahraga itu, kita harus sepakat membangun olahraga yang non prestasi dengan menguatkan budaya olahraga, agar masyarakat yang non atlet harus bergerak sesuai Inpres Nomor 1/2017,” tuturnya. “Bersepeda merupakan salah satu cara untuk mendapatkan kebugaran, tidak menutup aktivitas olahraga lainnya, sekaligus mari kita mengajak saudara-saudara kita yang menyandang disabilitas untuk terus berolahraga. Intinya olahraga untuk semua,” tegas Isnanta. Sedangkan Mustafa Kamal, Anggota Komisi X DPR RI, yang juga hadir dalam event ini, meneyebut dengan bersepeda menyongsong Palembang untuk masa yang akan datang menjadi negeri yang sehat, baik itu jiwa maupun raganya. “Bangun jiwanya, bangun raganya, seperti penggalan lirik lagu kebangsaan yang sering kita nyanyikan. Mudah-mudahan dengan Sepeda Nusantara ini kita menjadi generasi muda yang kokoh menyambut masa depan Indonesia,” ungkap Mustafa. Ini merupakan tahun kedua dari pelaksanaan event Sepeda Nusantara bersifat massal, dimana pada tahun pertama bernama Gowes Pesona Nusantara. Mustafa menegaskan jika titik pelaksanaan pada tahun depan harus diperbanyak. “Titik-titik pelaksanaan Sepeda Nusantara pada tahun depan harus di perbanyak, bukan hanya dipusat-pusat Ibukota Provinsi, tapi juga di Kabupaten Kota. Ini murah meriah, gegap gempita, kebersamaan masyarakat Indonesia, segar bugar, dan sehat. Jadi itulah Indonesia,” imbuhnya. “Ini momentum, karena Indonesia di Asian Games kemarin meraih prestasi cemerlang, sehingga gairah masyarakat untuk berolahraga jangan sampai terputus,” tukas Mustafa. (Adt)

Gelorakan Olahraga Lewat Gala Desa di Pringsewu, Kemenpora Semai Bibit Muda Berprestasi Tingkat Nasional dan Internasional

Raden Isnanta, Deputi III Pembudayaan Olahraga Kemenpora (kanan) dalam acara pembukaan Gala Desa Pringsewu. Event ini menjadi kali kedua, berlangsung di Kabupaten Pringsewu, Lampung, Jumat (19/10). (istimewa)

Pringsewu- Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menggelar Gala Desa edisi Pringsewu, di Lapangan Kuncup, Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung, pada Jumat (19/10). Event yang diikuti 9 Kecamatan di Kabupaten Pringsewu itu, sekaligus menjadi saksi kebulatan tekad dari aksi nyata untuk Indonesia melalui olahraga di negeri berjuluk ‘Jejama Secancanan’ atau ‘Bersama-sama bergandengan tangan’ itu. Ini merupakan kali kedua Kabupaten Pringsewu menggelar program andalan Kemenpora di bawah payung ‘Ayo Olahraga’ di bawah komando Imam Nahrawi (Menteri Pemuda dan Olahraga/Menpora), melalui program Deputi Pembudayaan Olahraga dengan melombakan empat cabang olahraga (cabor), yakni atletik, bola voli, bulutangkis, dan sepakbola. Sujadi Sadad, Bupati Pringsewu, mengatakan pihaknya mengucap syukur lantaran Kabupaten Pringsewu kembali diberi kepercayaan untuk menggelar event yang dapat menambah kebugaran dan kesehatan masyarakat, serta nilai-nilai sportifitas. “Alhamdulillah ini kedua kalinya Kabupaten Pringsewu diberi kepercayaan menggelar event Gala Desa. Hormat kami dan rasa terimakasih masyarakat Pringsewu kepada Menpora Imam Nahrawi, begitu juga Presiden Joko Widodo, sehingga melalui olahraga menjadi pemersatu bagi Indonesia,” ujar Sujadi dalam sambutannya saat membuka Gala Desa. “Kami yakin, Gala Desa menjadi penyemangat masyarakat untuk berolahraga, sehingga bukan suatu hal mustahil slogan dari Desa untuk Dunia akan terwujud untuk masa yang akan datang. Semoga dari Kabupaten Pringsewu akan lahir bibit-bibit olahraga berprestasi di tingkat nasional hingga internasional,” tambahnya. Gala Desa edisi Pringsewu dilaksanakan selama 21 hari dengan peserta beberapa kategori seperti pelajar dan umum, mulai dari U-13 tahun, U-15 tahun, hingga U-18 tahun, dengan lokasi pertandingan tersebar di empat Kecamatan. Untuk cabor atletik dipusatkan di Bandungbaru, bola voli di Lapangan Pekon Pamenang, Kecamatan Pagelaran. Sedangakn bulutangkis di Pekon Sukoharjo 1, Kecamatan Sukoharjo, dan sepak bola di Lapangan Pekon Totokarto, Kecamatan Adiluih. Raden Isnanta, Deputi III Pembudayaan Olahraga Kemenpora, menyebut Kabupaten Pringsewu merupakan satu dari 136 Kabupaten/Kota di 34 Provinsi se-Indonesia yang mendapat program Gala Desa dari Kemenpora. Dengan tujuan selain untuk menambah kebugaran dan kesehatan masyarakat, juga mencari bibit atlet dari masyarakat di pelosok desa. “Kami ucapkan terimakasih pada Pemkab Pringsewu beserta jajaran, dan stakeholder yang merespon positif program nasional Gala Desa ini,” tutur Isnanta. Daerah berjuluk ‘Jejama Secancanan’ ini memiliki perhatian besar kepada olahraga Indonesia, komitmen menggerakkan masyarakatnya terus berolahraga tinggi. Isnanta juga mengajak semua lapisan terus menguatkan olahraga, sehingga olahraga menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia. “Jika bugar, rasanya gampang mencari bibit atlet yang unggul. Kalau angkat besi sudah banyak melahirkan bibit unggul level dunia, nanti lewat Gala Desa ini semoga ada putra daerah yang bermunculan untuk nantinya menjadi atlet-atlet yang dipersiapkan menuju pentas dunia,” harapnya. Lebih dari itu, ia juga meminta kepada panitia setempat untuk memantau para atlet yang tak hanya terdapat dalam Gala Desa, guna dikembangkan di diklat-diklat nasional seperti PPLP (Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar) atau SKO (Sekolah Khusus Olahraga) Ragunan. “Negara ini masih butuh kader atlet yang banyak, meskipun sudah mengalami peningkatan prestasi di ajang Asian Games maupun Asian Para Games 2018, tapi Indonesia masih butuh menuju ke Olimpiade, sehingga dibutuhkan bibit unggul yang lebih hebat lagi,” jelasnya. Selain itu pembukaan Gala Desa Pringsewu ini terasa sangat spesial. Hal ini disampaikan Samsir Kasyim, Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Kadis Porapar) Pringsewu. Sebab, pengibaran bendera Gala Desa dilakukan atlet junior panjat tebing asal SMK KH. Ghalib Pringsewu, M. Hauzaan Rizqullah, yang memanjat tower climbing setinggi 18 meter sambil membawa dan mengibarkannya di atas tower. Selain itu, adapula penampilan marching band, senam bersama serta aksi tiga atlet binaraga Pringsewu. (Adt)

Siapkan SDM Berkualitas Jelang POPNAS 2019 dan PON 2020 Papua, Kemenpora Gelar Pelatihan Manajemen Multievent Olahraga

Kemenpora menggelar Pelatihan Manajemen Organisasi Keolahragaan dan Manajemen Penyelenggaraan Multievent Olahraga untuk POPNAS 2019 dan PON 2020 Papua, di Kota Jayapura, pada 16-18 Oktober 2018. (Kemenpora)

Jayapura- Kemenpora (Kementerian Pemuda dan Olahraga) menggelar Pelatihan Manajemen Organisasi Keolahragaan dan Manajemen Penyelenggaraan Multievent Olahraga untuk ajang POPNAS 2019 dan PON 2020 Papua, di Kota Jayapura, pada 16-18 Oktober 2018. Akhyar Matra, Ketua Penyelenggara sekaligus mewakili Asisten Deputi (Asdep) Peningkatan Tenaga dan Organisasi Keolahragaan, mengatakan tujuan kegiatan ini meningkatkan kemampuan manajemen organisasi dan manajemen penyelenggaraan multievent. Pelatihan ini mempunya target khususnya jelang persiapan penyelenggaraan diadakannya event POPNAS (Pekan Olahraga Pelajar Nasional) 2019 dan ajang PON (Pekan Olahraga Nasional) 2020, di Papua. “Kegiatan ini diikuti 200 orang peserta yang berasal dari organisasi keolahragaan di Papua, seperti KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia), Pengprov Cabor (Pengurus Provinsi Cabang Olahraga), serta instansi terkait lainnya yang akan terlibat di POPNAS dan PON,” ujar Akhyar dalam sambutannya dihadapan ratusan peserta yang hadir. Sementara itu, Timotius Madoan, Ketua Bidang (Kabid) Pembudayaan Olahraga mewakili Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Provinsi Papua, mengaku bersyukur dan Kemenpora memfasilitasi pelatihan ini. “Ini penting sebagai bekal kami sebagai tuan rumah POPNAS dan PON mendatang,” terang Timotius. (Adt)

Sempat Diguyur Hujan, Peserta Tetap Antusias Semarakan Sepeda Nusantara 2018 Etape Bumi Paguntaka di Kalimantan Utara

Pelepasan Sepeda Nusantara 2018 Etape Bumi Paguntaka oleh Sofian Raga (Wali Kota Tarakan), yang didamping Suryati (Kepala Pusat Pemberdayaan Pemuda dan Olahraga Nasional/PP-PON), dan Suparlan (Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga/Kadispora Kota Tarakan), di Stadion Datu Adil, Kota Tarakan, Kalimantan Utara, pada Minggu (14/10). (Adt/NYSN)

Tarakan- Kesemarakan event Sepeda Nusantara 2018 etape Bumi Paguntaka, Kalimantan Utara, pada Minggu (14/10), sangat terasa. Sebagai salah satu program unggulan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) di bawah payung ‘Ayo Olahraga’ itu, mendapatkan tempat istimewa di hati masyarakat Kota Tarakan. Hal itu dibuktikan dengan para peserta, baik masyarakat maupun komunitas sepeda seperti Widjaya Onthel Club Tarakan, yang tampak sangat antusias mengikuti event ini, meski hujan sempat mengguyur kota terkaya ke-17 di Indonesia itu sejak pagi hingga menjelang acara berlangsung. Menempuh jarak sekitar 10 km, para peserta mengawali start dari depan Stadion Datu Adil, selanjutnya melewati Islamic Center-Jalan Kusuma Bangsa-Jalan Yos Sudarso-Jalan Jenderal Sudirman-Taman Oval Ladang-Kantor Wali Kota Tarakan-Kodim 0907 Tarakan, dan finish di Stadion Datu Adil. Pelepasan Sepeda Nusantara 2018 Etape Bumi Paguntaka itu dilakukan langsung oleh Sofian Raga (Wali Kota Tarakan), didamping Suryati (Kepala Pusat Pemberdayaan Pemuda dan Olahraga Nasional/PP-PON), dan Suparlan (Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga/Kadispora Kota Tarakan). Suryati mengatakan animo masyarakat di Kota Tarakan untuk mengikuti event Sepeda Nusantara 2018 ini sangat besar. Diharapkan, target dari Kemenpora, yakni menciptakan masyarakat yang sehat dan bugar bisa tercapai di Kota ini. “Saya lihat disini juga sudah banyak klub-klub maupun komunitas, khususnya sepeda. Saya kira tidak ada masalah. Meski tadi hujan, namun antusias peserta tetap tinggi. Event ini juga mendapatkan dukungan yang besar dari semua pihak di Kota Tarakan ini,” ujar Suryati, disela event Sepeda Nusantara 2018 Etape Bumi Paguntaka itu. “Dengan Sepeda Nusantara ini, kami berharap tercipta masyarakat bugar, sehat, dan juga efisien, karena dengan bersepeda tak perlu membeli bahan bakar. Dan hanya dengan menggerakan tubuh menjadikan kita energik, sehingga kita semua bisa beraktifitas, serta lebih produktif di dalam masyarakat,” lanjutnya. Ia menegaskan, meski tanpa kehadiran pemerintah pusat, seharusnya event sepeda ini harus terus digalakan. Bahkan, pihaknya berpesan kepada Wali Kota Tarakan supaya dibuatkan jalur khusus bagi pesepeda. “Pak Wali Kota menyampaikan di Kota Tarakan sudah ada jalur khusus bagi pesepeda, tetapi terhapus. Kami harap dengan adanya momen seperti ini, bisa dibuatkan jalur khusus sepeda. Sehingga masyarakat yang akan bersepeda lebih aman, tidak takut tersenggol oleh kendaraan lainnya,” imbuhnya. Sementara itu, Sofian mengapresiasi Kemenpora yang kembali mempercayakan Tarakan, sebagai Kota yang disinggahi Sepeda Nusantara 2018. “Atas nama pemerintah kota, dan masyarakat Kota Tarakan, kami sampaikan apresiasi kepada Menpora (Menteri Pemuda dan Olahraga) yang terus mensupport event bersepeda di Kota Tarakan ini,” ucap Sofian. Ia menyebut sepeda merupakan salah satu olahraga favorit masyarakat Kota Tarakan, sehingga kehadiran Sepeda Nusantara 2018 ini sekaligus membangkitkan motivasi dan semangat kepada generasi muda untuk terus berolahraga. “Event ini dalam rangka menjaga stabilitas kesehatan masyarakat. Kami harap event ini jadi agenda rutin, dan kami akan menjadikan olahraga sepeda ini salah satu cabang favorit di Kota Tarakan. Jadi tidak hanya untuk perayaan ataupun peringatan hari tertentu dan libur nasional, namun setiap waktu event ini bisa kami gelar,” ungkapnya. Kedepan, jelas Sofian, pihaknya akan menggelar Jambore Bersepeda, dimana pesertanya tidak hanya masyarakat lokal, namun juga akan mengundang peserta dari luar negeri, terutama negara tetangga seperti Malaysia. Terkait jalur khusus sepeda di Kota Tarakan, Sofian menegaskan pihaknya telah merencanakan pengembangan infrastrutur jalan yang akan digunakan sebagai jalur kendaraan roda empat, maupun roda dua. “Seluruh jalan di kota ini sepanjang kurang lebih 150 km itu sebagian sudah dalam pengerasan. Termasuk jalur roda empat, dan roda dua. Dan juga sudah dipasang GSB (Garis Sepadan Bangunan) berupa patok-patok merah, agar bangunan tak boleh melampaui tanda itu. Sehingga, nantinya kami leluasa melakukan pelebaran jalan,” tuturnya. Sedangkan Suparlan menilai, event Sepeda Nusantara 2018 ini berlangsung lancar dan sukses sesuai dengan harapan semua pihak, serta mendapatkan sambutan yang sangat baik dari seluruh masyarakat Kota Tarakan. “Sebelumnya kami juga pernah menjadi tuan rumah Gowes Pesona Nusantara 2017, dan akhirnya kami bisa kembali menggelar event Sepeda Nusantara 2018, dan kegiatan ini mendapatkan sambutan yang luar biasa dari seluruh masyarakat di Kota Tarakan,” terang Suparlan. Selain bersepeda, pada event yang bertujuan mendorong minat masyarakat terhadap olahraga bersepeda guna meningkatkan kecintaan terhadap olahraga sebagai bagian dari Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas), khususnya di Kota Tarakan, para peserta setibanya di garis finish langsung diajak melakukan senam secara bersama-sama. Aktifiats bersama itu sebagai bentuk kebersamaan dalam menggairahkan semangat berolahraga di tengah-tengah masyarakat. Dan, tak lupa, peserta Sepeda Nusantara 2018 etape yang beruntung mendapatkan dooprize, berupa sepeda dan peralatan elektronik. (Adt)

Sepeda Nusantara 2018 Etape Tarakan Siap Dihelat, Ribuan Peserta Bakal Meriahkan Event Unggulan Kemenpora

Tim Jelajah Sepeda Nusantara 2018 yang diselenggarakan Kementerian Pemuda Olahraga (Kemenpora), saat tiba di Kota Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara), Jumat (20/7) lalu. Tim diterima Wakil Walikota Tarakan, Khaeruddin Arief Hidayat I. (tribunkaltim.co)

Tarakan- Sepeda Nusantara 2018 etape Tarakan, Kalimantan Utara, siap dihelat di Stadion Datu Adil, pada Minggu (14/10). Ribuan peserta bakal memeriahkan event yang menjadi salah satu program unggulan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) itu. Suparlan, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Kota Tarakan, mengaku persiapan event Sepeda Nusantara 2018 etape Tarakan siap seratus persen. “Tempat acara, venue, personil yang terlibat, hingga peserta yang turut serta memeriahkan event ini,” ujar Suparlan, di Kantor Dispora Tarakan, Kalimantan Utara, Sabtu (13/10). Terkait jumlah peserta, Suparlan menyebut jumlah yang mencapai dua ribuan warga akan turut berpartisipasi pada event ini. “Kalau dilihat dari pendaftaran, masyarakat sangat antusias sekali. Kami perkirakan bisa mencapai dua ribuan orang, karena hampir semua masyarakat mengetahui event ini,” lanjutnya. “Jadi saya pikir animo masyarakat di Kota Tarakan sangat tinggi, terutama mereka yang memiliki sepeda untuk bisa terlibat secara aktif di event besar seperti ini,” tegasnya. Diakuinya, dari tahun ke tahun, penyelenggaraan Sepeda Nusantara semakin meningkat kualitasnya. “Dibanding Sepeda Nusantara 2017, saya meyakini bila event tahun ini antusiasme masyarakat lebih tinggi. Sudah jadi budaya orang Tarakan untuk bersepeda sebagai sebuah kebiasaan. Buktinya tiap ada event bersepeda di Tarakan, selalu mendapatkan support dari masyarakat, hingga pemerintah provinsi, dan pemerintah pusat,” terangnya. Ditambahkan Suparlan, dengan adanya inisitif pemerintah pusat dalam hal ini Kemenpora akan memberi tambahan energi baru agar orang mencintai olahraga bersepeda. “Jadi suatu saat orang senang bersepeda dan menjadi bagian dari hidupnya. Sehingga membantu pemerintah dalam hal kepadatan lalu lintas, serta polusi udara,” imbuhnya. “Selain itu, bagi anak-anak muda sasarannya adalah prestasi, serta menjauhkan mereka dari hal negatif, seperti ancaman bahaya narkoba, kenakalan remaja, dan lainnya. Kedepan, kami akan terus memberikan support untuk event ini,” tukas Suparlan. (Adt)

Pelatnas Wajib Manfaatkan Sport Science, Menpora: Atlet Indonesia Berprestasi di Olimpiade

Imam Nahrawi (Menpora) saat membuka acara bertajuk ‘2nd annual meeting Indonesia Society of Exercise and Sports Science’, di Auditorium Soerjo Rumah Sakit (RS) Metropolitan Medical Centre (MMC), Jakarta, Kamis (4/10). (Adt/NYSN)

Jakarta- Teknologi atau sport science sudah selayaknya diterapkan dalam penanganan olahraga di Tanah Air. Tujuannya, apalagi kalau bukan meraih prestasi tinggi di masa depan. Pasca Asian Games XVIII/2018, narasi tentang kebangkitan olahraga Indonesia sontak berhamburan. Skuat Merah Putih berhasil menempati peringkat empat dalam daftar perolehan medali negara-negara peserta, dengan 31 medali emas, 24 perak, dan 43 perunggu. Torehan itu nyaris dua kali lipat dari jumlah yang ditargetkan pemerintah, yakni 16 medali emas. Prestasi yang diraih pahlawan-pahlawan olahraga Idonesia bukan sesuatu yang mudah dicapai. Namun, menjadi penting, langkah apa yang harus dilakukan pasca Asian Games 2018. Dan, bagaimana cara menjaga euforia serta melanjutkan tren prestasi gemilang itu? “Tidak ada cita-cita atlet yang ingin juara dua ataupun tiga. Pasti mereka ingin yang nomor satu. Atlet ingin juara satu dan tentu ingin memberikan yang terbaik,” ujar Imam Nahrawi, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), di Jakarta, Kamis (4/10). Membuka acara bertajuk ‘2nd annual meeting Indonesia Society of Exercise and Sports Science’, di Auditorium Soerjo Rumah Sakit (RS) Metropolitan Medical Centre (MMC), Menteri asal Bangkalan, Madura, Jawa Timur itu, mengatakan dalam penanganan atlet semua pihak harus meninggalkan pola lama. “Tinggalkan kebiasaan atlet ini titipan si A atau si B, dan faktor kedekatan. Indonesia punya orang hebat, sperti profesor, dokter, psikolog. Mereka yang menilai atlet ini layak dan pantas mewakili jutaan masyarakat Indonesia di pentas olahraga nasional dan internasional. Pendekatannya harus sport science,” lajutnya. “Untuk kedepanya perkembangan atlet harus dikawal dokter medis, tim psikologi, serta ahli yang mengerti struktur otot dan tulang. Bagaimana juga menyangkut recovery, dan tim masseur. Tapi, yang paling penting adalah menjaga semangat dan motivasi atlet,” tambah menteri berusia 45 tahun itu. Pemanfaatan sport science sangat luas dengan melibatkan lintas profesi, sehingga tak hanya sebatas pelatih. Karena terdapat dokter olahraga, pelatih fisik, ahli gizi, biomekanik, fisioterapi, marketing sports, arsitek perencanaan venue olahraga dan arsitek urban development, masseur, insurance. Sebab, salah satu basis penerapan sports science adalah mencatat dan mengumpulkan data, serta membandingkan data dengan nilai tertentu. Lebih utama, yakni bagaimana mengkoordinasikan data yang dimiliki, secara lintas profesi bukan hanya dimiliki satu kelompok tertentu. “Kalau semua itu terlibat, maka dipastikan olahraga Indonesia menjadi pilar yang sangat kuat bagi persatuan nasional,” urai suami Shobibah Rohmah itu. Menurut Imam, keberhasilan Indonesia di ajang Asian Games XVIII/2018, tak lepas dari usaha penerapan sport science. Pemerintah, jelas ayah 7 anak itu, akan melanjutkan penggunaan teknologi di dunia olahraga, sehingga nantinya para atlet tak hanya berprestasi di level Asian Tenggara (SEA Games), dan Asia (Asian Games), melainkan dunia, yaitu Olimpiade. “Pemerintah siap melanjutkan penerapan teknologi ini, sehingga atlet Indonesia berprestasi di level Olimpiade,” cetusnya. “Harapan kami semua Pelatnas harus ada tim lintas profesi demi kemajuan olahraga Indonesia,” tukas peraih gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya, Jawa Timur itu. (Adt)

PPLP dan SKO Ragunan Sumbang Ratusan Atlet ke Asian Games 2018, Kemenpora Fokus Perkuat Sport Center

Venue Lapangan Tenis di kawasan komplek Jakabaring Sport Center, Palembang, Sumatra Selatan, bisa segera mulai digunakan atlet binaan PPLP (Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar) dan Sekolah Khusus Olahraga (SKO) Ragunan. (akurat.co)

Jakarta- Raden Isnanta, Deputi III Bidang Pembudayaan Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga, mengatakan akan fokus memperkuat sport center. Fasilitas pertandingan yang digunakan saat Asian Games 2018, nantinya bisa digunakan atlet binaan PPLP (Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar) dan Sekolah Khusus Olahraga (SKO) Ragunan. “Kami ingin agar sport center diperkuat lagi. Dan fasilitas eks pertandingan Asian Games 2018 yang bagus-bagus, akan kami minta pada Pak Menteri (Imam Nahrawi/Menpora) agar aset itu bisa ditularkan kepada atlet-atlet di PPLP dan SKO,” ujar Isnanta, pada Senin (17/9). “Nanti usulan itu akan saya sampaikan ke Pak Menteri, dan saya pikir akan direspon secara positif. Karena para atlet binaan PPLP dan SKO ini memiliki fasilitas yang sangat terbatas,” tambahnya, disela-sela acara pemberian Piagam Penghargaan dan Bonus kepada Pelatih SKO Ragunan, Jakarta. Menurut Isnanta, venue yang ada di wilayah DKI Jakarta, khususnya dilingkup SKO Ragunan sudah mulai dibangun, meski belum seluruhnya. “Pembenahan SKO Ragunan dari sisi fisik sudah mulai dilakukan secara bertahap. Jadi tidak langsung semuanya dibenahi, karena nanti para atlet muda binaan ini tidak bisa latihan,” terangnya. Selain itu, menurut Isnanta, pihaknya akan memprioritaskan peningkatan mutu pelatih, layanan kompetisi, serta saranan dan prasarana. “Faktanya lulusan PPLP dan SKO yang berjumlah 160 atlet lebih menjadi peserta Asian Games 2018, dan hanya membina 20 cabang olahraga. Sedangkan Asian Games melombakan 42 cabang olahraga,” urainya. “Jadi, artinya kami belum membina semua cabang di Asian Games. Tapi, dengan sudah ada 160 lebih atlet eks maupun yang masih aktif di PPLP dan SKO ini adalah sumbangan yang tidak kecil,” terangnya. Kedepan, ugkap Isnanta, akan memperkuat kompetisi antar SKO, bukan hanya antar Kota di Asia Tenggara, melainkan tingkat negara. “Nantinya, kompetisi tak hanya berlangsung antara kota se-ASEAN. Tapi, antar SKO yang berada di Thailand, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura. Mereka berkumpul dan bertanding, antar sesama sekolah olahraga,” cetusnya. Dengan demikian, ini meningkatkan kematangan bertanding para atlet binaan. “Untuk mematangkan mental tanding, peningkatan skill, pengalaman, dan menimba ilmu dari lawan. Supaya mereka orientasinya go internasional. Kalau bicara go internasional, berarti orientasinya ya di Olimpiade,” terangnya. “Alhamdulillah beberapa atlet sudah lolos tampil di youth olympic. Seperti angkat besi, bulutangkis, dan voli pantai. Hampir semua yang lolos youth olimpic adalah binaan kami. Sehingga tidak hanya di youth olympic mendapatkan emas, tapi juga di olympic senior yang levelnya lebih tinggi lagi,” tukas Isnanta. (Adt)

Pelatih dan Asisten Pelatih SKO Ragunan Diganjar Bonus, Menpora: Wujud Penghormatan Pemerintah

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi memberikan penghargaan dan bonus kepada pelatih dan asisten pelatih SKO Ragunan, Jakarta, pada Senin (17/9), yang berjasa mengantarkan para atlet berprestasi di Asian Games 2018. (Adt/NYSN)

Jakarta- Pemerintah melalui Imam Nahrawi, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), memberikan penghargaan dan bonus kepada pelatih dan asisten pelatih Sekolah Khusus Olahraga (SKO) Ragunan. “Bonus Asian Games tidak hanya kami berikan kepada para peraih medali, para atlet yang belum meraih, tapi juga kepada orang-orang yang berjasa mengantarkan para atlet di Asian Games 2018,” ujar Imam di Aula SKO Ragunan, Jakarta, Senin (17/9). “Di Ragunan ini banyak atlet peraih medali emas dilatih oleh para pelatihnya disini. Dan pemberian penghargaan dan bonus ini sebagai wujud penghormatan dan penghargaan pemerintah,” lanjutnya. Menteri berusia 45 tahun itu mengungkapkan nama-nama besar seperti Yayuk Basuki (tenis), Icuk Sugiarto (bulutangkis), dan termasuk beberapa peraih medali emas merupakan jebolan SKO Ragunan. “Jadi semangat meraih medali ini yang harus dirawat dan dijaga, karena melalui olahraga membuat Indonesia sejajar dengan negara lain terlebih rakyatnya menjadi bersatu padu mengesampingkan perbedaan,” tegas suami dari Shobibah Rohmah itu. Kesempatan itu, menurut Imam, harus dimanfaatkan sebaik mungkin oleh generasi-generasi yang saat ini menimba ilmu di SKO Ragunan, dan pada saatnya nanti juga akan membela Indonesia di kancah internasional. “Ingat Indonesia sedang ikut bidding menjadi tuan rumah Olimpiade 2032. Bersiaplah, kalian yang nantinya akan mewakili Indonesia di Olimpiade 2032, jadi mulai saat ini manfaatkan kesempatan di SKO ini dengan baik,” jelasnya. Sementara itu, Raden Isnanta, Deputi III Bidang Pembudayaan Olahraga Kemenpora, mengatakan apresisiasi ini diberikan untuk memberikan informasi bahwa pembinaan olahraga itu ada tahanapan demi tahapan. “Jadi tidak hanya ujungnya yakni meraih prestasi saja. Tapi, ada sisi lainnya yang juga memiliki peran tak kalah penting. Seperti disampaikan Pak Menteri bahwa yang mengkader juga diberikan penghargaan supaya mereka giat mencetak kader-kader baru,” jelasnya. “Jangan sampai pelatih-pelatih yang mencetak atau merintis sebelumnya itu merasa tidak dihargai, sehingga nanti mereka tidak ada motivasi untuk mencetak generasi-generasi atlet yang baru,” cetusnya. Lanjutnya, agenda penghargaan ini bertepatan dengan Haornas (Hari Olahraga Nasional), dimana terdapat empat pelatih yang terpilih, Bambang Warsito (sepakbola), Sarmili (bola voli), Fadli Potu (Taekwondo) dan Budiarto (angkat besi). “Penghargaannya berupa piagam penghargaan dan uang Rp 30 juta, tapi ada satu yang diberikan berupa beasiswa S2 senilai Rp 25 juta (Budiarto), untuk pelatih dan asisten pelatih SKO Ragunan sebesar Rp 5 juta,” tukas Isnanta. (Adt) Daftar Penerimaan Penghargaan Pelatih dan Asisten Pelatih SKO Ragunan  Pelatih: 1. Wahid Wahyuni (senam) 2. Pearl Tendean (basket) 3. Anang (tenis meja) 4. Suharyadi (tenis lapangan) 5. Eko Setiawan (loncat indah) Asisten Pelatih: 1. Murdasi (senam) 2. Apriyanto (senam) 3. Eko Waluyo (bola voli) 4. Joni firdaus (angkat besi) 5. Dodi Regar (tenis meja) 6. Tri Prasetyo (panahan) 7. Sri Ratna Ernaningsih (pencak silat) 8. Ertina Noviandi (taekwondo) 9. Mardianto (renang) 10. Irfan Ardiansyah (sepakbola) 11. Dwi Hadi Purnama (sepakbola)

Persiapan Capai 90 Persen, Menpora: Asian Para Games 2018 Langkah Menjaga Harkat dan Martabat Bangsa

Imam Nahrawi (Menpora) menggelar rapat pleno Asian Para Games 2018 bersama Raja Sapta Oktohari (Ketua Umum INAPGOC) dan Arminsyah (CdM Kontingen Asian Para Games 2018), di Gedung Kemenpora, Senayan, Jakarta, Kamis (13/9). (Kemenpora)

Jakarta- Imam Nahrawi, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), mengatakan dalam laporan yang dipaparkan dalam rapat pleno koordinasi panitia Asian Para Games 2018 (INAPGOC), jika persiapan sudah 90 persen. Tak sekadar kesiapan venue, menurut Menteri berusia 45 tahun itu, semua hak teknis terkait dengan games time juga siap. “Sudah hampir 90 persen, baik venue, volunteer, sistem, dan yang lebih penting bagaimana teman-teman turut mempublikasikan logo, semangat Asian Para Games, serta figur dan para atlet ke penjuru tanah air,” ujar Imam dalam Rapat Pleno Koordinasi Panitia Asian Para Games 2018 (INAPGOC), di Gedung Kemenpora, Jakarta, Kamis (13/9). Menteri yang hobi bermain bulutangkis itu memastikan Asian Para Games 2018 adalah langkah untuk menjaga harkat dan martabat bangsa yang betul-betul dipersiapkan dengan matang oleh INAPGOC. “Tak hanya itu, kesiapan secara prestasi juga sudah diupayakan dengan maksimal oleh pimpinan kontingen Tim Merah Putih,” lanjutnya. Pria asal Bangkalan, Madura, Jawa Timur itu, juga meminta Raja Sapta Oktohari (Ketua Umum INAPGOC), dan Arminsyah (Chief de Mission/CdM Kontingen Indonesia) untuk terus mengawal dalam rangka sukses penyelenggaraan, dan prestasi. “Dan semuanya sudah dilaksanakan dengan baik,” tambahnya. Sementara itu, Okto, sapaan akrab Ketua Umum INAPGOC, menyebut khusus persiapan venue, sesuai rencana akan beres seluruhnya pada 25 September. Namun, ungkapnya, karena terdapat permintaan percepatan, maka pihak INAPGOC langsung bergerak cepat untuk menyelesaikan kesiapan venue lebih awal dari yang direncanakan. “Kalau dalam proyeksi perencanaan kami yakni 25 September, tapi hari ini ada permintaan beberapa venue akan lakukan percepatan dan bisa selesai sebelum 25 September,” jelas pria yang juga menjabat Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Sepeda Sport Indonesia (ISSI) itu. “Perencanaan kami mulai sejak enam bulan lalu, dan ini butuh support dari semua pihak agar kami bisa jaga dengan baik,” imbuh Ketua Umum HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) periode 2011-2014 itu. Sedangkan Arminsyah memastikan kesiapan atlet meraih prestasi sejalan dengan kesiapan INAPGOC menyukseskan Asian Para Games 2018. “Atlet sudah delapan bulan berlatih di Solo dan sudah dua cabor yang ke Jakarta, lawn ball dan menembak, selebihnya masih di Solo sambil menunggu kesiapan venue dan juga kesiapan wisma. Kami tegaskan, setiap cabor siap untuk meraih prestasi tinggi,” tukas Arminsyah. (Adt)

Jadi Tuan Rumah Kejuaraan Basket Pelajar Asia, Indonesia Siapkan Dua Tim Hanya Sepekan

Kemenpora melepas keberangkatan tim pelajar Indonesia yang akan tampil dalam ajang 8th Asian School Basketball Championship, Kamis (6/9). Bertempat di GOR Among Rogo, Yogyakarta, event ini akan dihelat dari 7 hingga 15 September 2018. (Kemenpora)

Jakarta- Indonesia mendapatkan kehormatan menjadi tuan rumah kejuaraan basket pelajar Asia. Bertempat di Yogyakarta, 8th Asian Schools Basket Ball Championship 2018, akan dihelat dari 7 hingga 15 September 2018. Tim basket pelajar Indonesia dipimpin oleh Surono, yang merupakan Kepala Bidang Pembinaan PPLP. Dan didampingi oleh pelatih putra, Rifki Antolion dan Cecep Firmansyah, mantan pelatih nasional dan klub Aspac Jakarta, yang akan menangani tim putri. Namun, sebagai tuan rumah, Indonesia tidak dibebani target. Asisten Deputi Bidang Pembibitan dan Iptek Olahraga Kemenpora, Washinton Galingging, mengatakan tim ini berlatih untuk berkompetisi, bukan untuk menang. Perlu dicatat, Indonesia membawa pulang medali perunggu, pada 7th Asian School Basketball Championship, di Thailand “Sebagai pelajar, tim ini memang tidak dibebankan target juara, sesuai dengan kategori usia mereka. Itu karena mereka berlatih untuk berkompetisi, bukan berlatih untuk menang,” ujar Washinton, saat melepas keberangkatan kontingen, di Jakarta, Kamis (6/9). Berbicara peluang juara di kejuaraan pelajar ini, Cecep yang menangani tim putri, mengatakan dirinya sulit memprediksi kekuatan lawan, karena belum pernah berhadapan sebelumnya. “Kejuaraan pelajar memang beda, dibandingkan dengan kejuaraan senior, karena kekuatan mereka sulit dipantau,” tutur Cecep. Hal senada juga disampaikan Rifki Antolion. Ia mengaku faktor kesulitan yang dihadapi adalah sulitnya memantau kondisi kekuatan lawan. Apalagi Kejuaraan pelajar punya batasan usia 18 tahun, sehingga komposisi pemain, pasti berubah dibandingkan kejuaraan sebelumnya. “Kami tidak tahu kekuatan lawan, karena mereka bukanlah tim nasional di negara masing-masing. Persiapan kami juga cepat, sejak 29 Agustus, hanya 8-9 hari persiapan, putra dan putri. Tapi kami geber sehari dua kali latihan, dengan andalan dua pemain yang berlaga di ASEAN School Games 2018 Juni lalu,” kata Rifki. Ini kali kedelapan kejuaraan basket pelajar Asia digelar. Sebelumnya, 10 negara sudah mendaftar berlaga di GOR Among Rogo, Yogyakarta. Namun, 6 negara mengundurkan diri, dan hanya menyisakan Cina, Hongkong, Thailand dan Indonesia. Ajang ini menggunakan sistem round robin, yang mengharuskan setiap tim saling bertemu. (Adt)

Bonus Asian Games 2018 Rp 210 Miliar Cair, Atlet Dijamin Jadi PNS Tanpa Tes

Pemberian bonus bagi atlet dan pelatih yang berperstasi di Asian Games 2018 yang langsung diberikan Presiden Joko Widodo, sebelum upacara penutupan, menjadi yang tercepat sepanjang sejarah pemberian penghargaan bagi pahlawan olahraga Indonesia. (ivoox.co.id)

Jakarta- Pemerintah telah mencairkan bonus bagi atlet dan pelatih yang mengikuti Asian Games 2018 dengan total Rp 210 miliar. Pencairan bonus ini menjadi yang tercepat sepanjang pemberian penghargaan bagi pahlawan olahraga Indonesia. Imam Nahrawi, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), mengatakan, ajang multievent seperti SEA Games misalnya, bonus dicairkan setelah seluruh rangkaian pertandingan berakhir. “Jadi kira-kira butuh waktu dua bulan. Khusus, bonus Asian Games 2018 diberikan sebelum penutupan Asian Games 2018. Ini pemberian bonus kepada atlet yang tercepat. Dan besaran bonus kali ini naik dari sebelumnya,” ujar Menteri asal Bangkalan, Madura, Jawa Timur itu, di Istana Negara, Minggu (2/9). Menurutnya, anggaran bonus bagi atlet dan pelatih yang terlibat di pesta multievent olahraga empat tahunan itu berasal dari anggaran Kemenpora (Kementerian Pemuda dan Olahraga) ditambah dari Belanja Anggaran Umum Negara (BUN). “Termasuk di dalamnya bonus bagi atlet non medali yang besarannya Rp 20 juta,” lanjutnya. Bonus bagi peraih medali emas sebesar Rp 1,5 miliar secara penuh tanpa dipotong pajak. Untuk pasangan atau ganda memperoleh Rp 1 miliar perorang, dan beregu Rp 750 juta perorang. Sementara itu, peraih medali perak tunggal mendapatkan Rp 500 juta, ganda Rp 400 juta, serta beregu Rp 300 juta perorang. Peraih perunggu diberikan Rp 250 juta, ganda Rp 200 juta, dan beregu Rp 150 juta perorang. Lal, untuk pelatih yang atletnya meraih emas mendapatkan Rp 450 juta, perak Rp 150, dan perunggu Rp 75 juta. Dan, asisten pelatih perorangan atau ganda mendapatkan Rp 300 juta untuk emas, Rp 100 juta untuk perak, dan Rp 50 juta untuk perunggu. “Pelatih dan asisten pelatih dapat, mestinya cair hari ini, semua penerima per hari ini bisa melihat angkanya di buku tabungan,” tegas Imam. “Kalau untuk bonus rumah, kami masih bicarakan lagi dengan Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat), tapi yang jelas secepatnya akan direalisasikan,” tambahnya. Selain itu, ia menambahkan semua peraih medali, akan di angkat menjadi PNS (pegawai negeri sipil). Dan, proses pengangkatan PNS tanpa perlu mengikuti tes, melainkan lewat formasi khusus PNS. Namun, pria kelahiran 8 Juli 1973 itu, awal pengangkatan atlet tersebut harus berdinas di Kemenpora. Dan usai setahun bertugas di Kemenpora, bila mereka ingin pindah ke kementerian lain atau daerah asalnya, hal itu bisa dilakukan. Selain itu, meski berstatus PNS serta kerjanya bukan di ruangan, tapi mereka bisa tetap berlatih atau bekerja di Pelatnas (pemusatan latihan nasional). (Adt) Rincian Bonus Asian Games XVIII/2018: 1. Atlet Perorangan: – Emas Rp 1,5 miliar – Perak Rp 500 juta – Perunggu Rp 250 juta 2. Atlet Beregu: – Emas Rp 750 juta perorang – Perak Rp 300 juta perorang – Perunggu Rp 150 juta perorang 3. Pelatih Perorangan atau Ganda: – Emas Rp 450 juta – Perak Rp 150 juta – Perunggu Rp 75 juta 4. Pelatih Beregu: – Emas Rp 600 juta – Perak Rp 200 juta – Perunggu Rp 100 juta 5. Pelatih untuk Medali Kedua dan Seterusnya: – Emas Rp 225 juta – Perak Rp 75 juta – Perunggu Rp 37,5 juta 6. Asisten Pelatih Perorangan atau Ganda: – Emas Rp 300 juta – Perak Rp 100 juta – Perunggu Rp 50 juta 7. Asisten Pelatih Beregu: – Emas Rp 375 juta – Perak Rp 125 juta – Perunggu Rp 62,5 juta 8. Asisten Pelatih untuk Medali Kedua dan Seterusnya: – Emas Rp150 juta – Perak Rp 50 juta – Perunggu Rp 25 juta

Atlet 21 Tahun Asal Aceh Sandang Juara Dunia, Menpora : Hapkido Segera Masuk Anggota KONI

Imam Nahrawi (Menpora) memberikan apresiasi kepada Hurairah (kanan) atas prestasinya menjadi juara dunia Hapkido, di Jung Gu Community Center, Seoul, Korea Selatan, pada 29 Juli 2018. (Kemenpora)

Jakarta- Apresiasi tak sebanding dengan prestasi. Begitulah ungkapan yang menggambarkan perasaan Hurairah (21), atlet hapkido asal Aceh. Namanya memang tak setenar Lalu Muhammad Zohri sang juara dunia lari, tapi prestasi yang diraih juga turut mengharumkan Indonesia di kancah dunia. Sayed Ali Rafsanjani, Pelatih Hapkido, mengatakan pada 2018 ini, Hurairah meraih empat medali emas, saat mewakili Indonesia di ajang Kejuaraan Hapkido. Dua emas diperoleh dari Kejuaraan Hapkido se-Asia Tenggara, dan dua emas lainnya pada Kejuaraan Dunia Hapkido (World Hapkido Martial Arts Federation/WHMAF), di Seoul, Korsel. “Masing-masing prestasi itu dipersembahkan Hurairah dari dua kategori yaitu Nak Bop High Jump (lompat tinggi), dan Nak Bop Long Jump (lompat jauh). Tak hanya sebagai juara dunia, Hurairah juga dinobatkan sebagai atlet Hapkido terbaik pria se-Asia Tenggara,” ujar Sayed, di Widya Chandra yang merupakan kediaman Menpora, Rabu (15/8). Masing-masing prestasi itu dipersembahkan Hurairah dari dua kategori yaitu Nak Bop High Jump (lompat tinggi) dan Nak Bop Long Jump (lompat jauh). Tak hanya sebagai juara dunia, ia juga dinobatkan sebagai atlet hapkido terbaik pria se-Asia Tenggara. Hapkido adalah salah satu olahraga beladiri yang berasal dari Korea. Beladiri ini memakai prinsip memanfaatkan kekuatan lawan. Hapkido menggunakan perpaduan serangan seperti pukulan, tendangan, kuncian, bantingan, jurus, dan penggunaan senjata. Dalam kesempatan itu, Imam mengapresiasi prestasi yang ditorehkan Hurairah yang mengharumkan nama bangsa di pentas internasional. “Kami dari Kemenpora akan memberikan bantuan yang Insya Allah nanti bisa membantu untuk mengembangkan usaha keluarga Hurairah yang ada di rumah,” urai menteri asal Bangkalan, Madura, Jawa Timur itu. Diketahui, Hurairah lahir dari keluarga kurang mampu. Ayahnya M Harun (50) bekerja sebagai kuli panggul di Pasar Lambaro, Aceh Besar, sedangkan ibunya seorang penjual makanan gorengan. Bahkan, rumahnya yang berukuran 6×6 meter dengan 2 kamar di Desa Lamtanjong, Kecamatan Sibreh, Aceh Besar, merupakan bantuan dari Baitul Mal. Dikutip dari laman kumparan, Hurairah yang telah lulus dari MAN pada tahun 2015 lalu sempat memilki keinginan untuk melanjutkan pendidikannya di tingkat universitas, namun keterbatasan biaya membuat dirinya harus mengubur mimpi tersebut. “Saya ingin sekali kuliah di jurusan olahraga. Tapi ayah tidak punya biaya,” ujarnya. Kini atlet nasional tersebut lebih banyak menghabiskan waktu dengan membantu orang tuanya bekerja. Meski sibuk bekerja ia tetap melatih olahraga yang melambungkan namanya di pentas dunia, akido pada sore hari. “Tidak ada kegiatan apa-apa, hanya bantu orang tua bekerja. Kuliah ingin sekali di jurusan olahraga, tapi lantaran tidak ada biaya niat itu saya abaikan. Ya, karena memang tidak mampu,” kata Hurairah. Kembali, Imam berharap nantinya Hapkido bisa masuk ke dalam olahraga yang berada di bawah pembinaan KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia). “Beberapa olahraga baru memang belum masuk struktur organisasi KONI. Karena mereka juga melahirkan prestasi dan mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia,” ujar pungkasnya. (Adt)

Tinjau Situasi Venue dan MPC, Wapres Jusuf Kalla : Indonesia Sudah Sangat Siap Gelar Asian Games 2018

Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) didampingi Ketua Inasgoc Erick Thohir, meninjau Media Center Asian Games 2018 di Hall A Jakarta Convention Center (JCC), Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Selasa (14/8). (Pras/NYSN)

Jakarta- Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK), mengatakan Indonesia sangat siap menggelar Asian Games XVIII/2018. Hal itu ditegaskan Wapres JK melihat persiapan akhir venue Asian Games XVIII/2018, sekaligus meninjau MPC (Media Press Center), di Kompleks Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta, Selasa (14/8). “Setelah tadi melihat kondisi GBK dan beberapa venue yang saya datangi, begitu juga dengan press center ini, saya melihat Indonesia sudah sangat siap menggelar Asian Games 2018,” ujar Wapres JK. Bahkan, menurut pria asal Sulawesi Selatan itu, tidak ada keluhan saat ia meninjau wisma atlet di Kemayoran. “Di athlete village, tidak ada keluhan. Semua sudah benar-benar siap,” lanjutnya. Disisi lain, suami dari Mufidah itu tak lupa meminta masyarakat Indonesia memberikan dukungan terhadap perhelatan akbar ini. Sekitar 7.000 wartawan lokal dan asing dari berbagai media cetak, online serta broadcasting akan meliput Asian Games 2018 “Masyarakat Indonesia harus memberi dukungan untuk pesta multievent negara-negara se-Asia edisi ke-18 ini, dengan menjaga kebersihan dan keramahan. Harus murah senyum pada tamu negara-negara peserta,” cetus pria 76 tahun itu. Sementara itu, Kirab obor Asian Games 2018 akan berakhir di Ibu Kota Jakarta pada Rabu (15/8), setelah hampir satu bulan berkelana, mulai dari 15 Juli 2018 di India untuk kemudian disatukan dengan api abadi Mrapen, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, di Yogyakarta, dan menyambangi setiap sudut Nusantara. Kota Jakarta yang menjadi persinggahan terakhir api obor Asian Games sekaligus menjadi momen bersejarah bagi Indonesia. Sebab, kembalinya api obor Asian Games ke kota ini menjadi nostalgia yang emosional setelah 1962. Indonesia yang baru berumur 17 tahun kala itu menjadi tuan rumah pesta multievent se-Asia itu. Di Jakarta, obor Asian Games akan diarak mengelilingi 5 Kota dan 1 Kabupaten Administratif di Provinsi Jakarta. Jakarta Timur menjadi pertama yang disinggahi kirab obor pada 15 Agustus. Kirab obor akan dimulai di Lippo Mall Kramat Jati pada pukul 07.00 WIB. Kirab ini lalu diarak menuju Taman Mini Indonesia Indah (TMII), menyusuri Jalan TB Simatupang Jakarta Selatan. Pemda DKI Jakarta akan menyemarakkan bersama masyarakat umum dan pelajar di 5 wilayah dan Kepulauan Seribu,” ujar Gufron, Kepala Bidang Olahraga Prestasi Dinas Pemuda dan Olahraga DKI Jakarta, Selasa (14/8). “Dan tiap wilayah Jakarta, ada setidaknya 5 ribu pelajar, sehingga total seluruh wilayah kami kerahkan 25 ribu orang. Seluruh SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) pun mendukung untuk kesuksesan torch relay ini,” lanjutnya di Media Press Center, Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta,. Usai menyambangi Jakarta Timur dan Selatan, pada 16 Agustus pawai obor mengelilingi Jakarta Pusat, yang dimulai dari Masjid Akbar Kemayoran ke Monas, dan Jakarta Barat dari kawasan wisata Kota Tua dan RPTRA Kalijodo hingga ke Jakarta Utara. Lalu pada 17 Agustus, obor menuju Pulau Untung Jawa, dan finish di Monas dan Istana Negara. “Di Monas, sudah disiapkan mini cauldron. Dan pada 18 Agustus obor bergerak menuju ke Pintu 10 Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK),” terang Herty Purba, Direktur Pembukaan dan Penutupan Asian Games 2018. Sedangkan torch relay pada 18 Agustus ditandai dengan pencapaian total jarak 18 kilometer (km) di bulan 8 oleh 2018 pelari. Ini juga jadi rute terpanjang, juga rekor torch bearer terbanyak dengan kekuatan mencapai 50 orang lebih, serta mengambil rute, Jalan Thamrin – Sudirman hingga singgah ke Gedung DPR/MPR. “Total dari 110 titik rute dan kurang lebih 1,100 km perjalanan dari Jakarta Timur, Selatan, Pusat, Barat, Utara dan Kepulauan Seribu, kirab obor diisi deretan tokoh masyarakat, public figure, pejabat, hingga atlet legendari. Dan nanti siapa yang menyalakan api ke cauldron utama di GBK itu masih rahasia,” pungkas Herty. (Adt)

Demi Target Masuk 10 Besar Asian Games 2018, Indonesia Buru 16 Medali Emas

Bersaing dengan 45 negara yang mengikuti Asian Games 2018, Indonesia masih berharap besar pada cabang Olimpiade seperti bulutangkis dan angkat besi. (antarafoto.com)

Jakarta- Demi mengejar target masuk peringkat 10 besar di pesta olahraga terbesar negara-negara se-Asia (Asian Games) pada 18 Agustus – 2 September 2018, kontingen Merah Putih memburu 16 medali emas. Hal itu menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia. Menilik hasil Asian Games 2014, Incheon, Korea Selatan, skuad Garuda finish diposisi 17, dengan raihan 4 emas, 5 perak, dan 11 perunggu. Sedangkan peringkat 10 dihuni Qatar (10 emas, 4 perak), kemudian ada Taiwan diurutan sembilan (10 emas, 18 perak, 23 perunggu). Lalu diposisi delapan ditempati India (11 emas, 10 perak, 36 perunggu), serta Korea Utara diposisi tujuh (11 emas, 11 perak, 14 perunggu), dan Thailand bertengger diperingkat enam (12 emas, 7 perak, 28 perunggu). Sedangkan lima besar masing-masing diisi China (151 emas, 108 perak, 83 perunggu), Korea Selatan (79 emas, 71 perak, 84 perunggu), Jepang (47 emas, 76 perak, 77 perunggu), Kazakhstan (28 emas, 23 perak, 33 perunggu), serta Iran (21 emas, 18 perak, 18 perunggu). Bersaing dengan 45 negara yang mengikuti Asian Games 2018, Indonesia masih berharap besar pada cabang Olimpiade seperti bulutangkis dan angkat besi. Diluar cabang Olimpiade, harapan dibebankan pada cabang pencak silat, jetski, bridge, panjat tebing serta paralayang. Mulyana, Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), mengatakan sejauh ini prediksi dan kalkulasi penyebaran medali pada cabang-cabang harapan masih sesuai progres. “Memang cabang-cabang seperti pencak silat, jetski, bridge, panjat tebing serta paralayang yang kami harapkan bisa memberikan kontribusi medali untuk mencapai target masuk 10 besar Asian Games 2018,” ujar Mulyana, di Jakarta, Jumat (3/8). Dengan pelaksanaan Asian Games yang hanya tinggal hitungan hari, fokus pemerintah dalam hal ini Kemenpora, ungkap Mulyana, adalah menjaga kondisi atlet dari cedera, doping, serta terkait penyelesaian masalah keuangan. “Saat ini yang menjadi concern yakni menjaga atlet tidak cedera maupun terkena doping. Begitu juga dengan penyelesaian masalah keuangan. Jangan sampai masalah itu nantinya mengganggu bahkan membubarkan target kontingen Indonesia,” tambah pria yang pernah menjadi Satgas Asian Games 2010, Guangzhou, China itu. (Adt)

Tingkatkan Sertifikasi Kompetensi Tenaga Keolahragaan Indonesia, Kemenpora Dan BNSP Lakukan Mou

Kemenpora melakukan MoU dengan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), di Ruang Media Center, Kemenpora, Senayan, Jakarta, Kamis (2/8). (Adt/NYSN)

Jakarta- Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) pada Kamis (2/8) melakukan proses Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), di Ruang Media Center, Kemenpora, Senayan, Jakarta. Dalam MoU itu disepakati sistem sertifikasi kompetensi, pembinaan dan jaminan mutu sertifikasi kompetensi, pengembangan dan pengakuan sertifikasi kompetensi, kerjasama antar lembaga dan pengembangan sistem data, serta informasi, terkait sertifikasi tenaga keolahragaan di Indonesia. Penandatanganan MoU dilakukan Mulyana (Deputi Bidang Peningkatan Prestasi) bersama Sumarna F. Abdurahman (Ketua BNSP). Hal ini menjadi langkah strategis dalam rangka mendorong percepatan ketersediaan wasit, pelatih, dan tenaga keolahragaan yang memiliki lisensi. Penyusunan standard keolahragaan merupakan salah satu amanat dalam Undang-Undang (UU) Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional, mengamanatkan kepada Pemerintah untuk menyusun kebijakan Standard Keolahragaan Nasional. “Salah satu unsur penunjang dalam pengembangan prestasi di masa depan yakni dengan sertifikasi tenaga keolahragaan seperti pelatih, wasit, dan measure. Dan, salah satu indikator kualitas yakni memiliki sertifikasi tenaga keolahragaan,” ujar Mulyana. Mulyana menyebut sejatinya MoU dilakukan antara Badan Standarisasi dan Akreditasi Nasional (BSANK) dengan BNSP. Namun, karena pimpinan BSANK saat ini menjabat sebagai anggota DPR RI, maka terjadi kekosongan jabatan. “Sehingga penandatanganan MoU dilakukan Kemenpora. Nantinya setelah ini secara teknis operasional akan dilakukan BSANK dan BNSP yang berkoordinasi dalam implementasi di lapangan,” terangnya. Ia menambahkan pemerintah ingin mendorong lebih banyak lagi partisipasi publik di semua aspek keolahragaan. “Kami juga terus mendorong BSANK untuk semakin aktif dalam menjalankan kerja operasional penyusunan Standart Keolahragaan Nasional yang memang sangat kita butuhkan,” ungkap Mulyana. Sementara itu, Sumarna menegaskan pihaknya sangat terbuka serta mendukung proses standarisasi kompetensi tenaga keolahragaan ini. “Kerjasama ini diharapkan bisa membantu BSANK yang dalam hal ini difasilitasi Kemenpora untuk melakukan standarisi kompetensi tenaga keolahragaanya di Indonesia,” tukas Sumarna. (Adt)

Indonesia Tuan Rumah Motocross Grand Prix of Indonesia 2018, Potensi Hadirkan MotoGP dan F1

Menpora Imam Nahrawi mengaku bangga Indonesia untuk kedua kalinya dipercaya menjadi tuan rumah Motocross Grand Prix of Indonesia (MXGP). (Kemenpora)

Jakarta- Indonesia untuk kedua kalinya dipercaya menjadi tuan rumah Motocross Grand Prix of Indonesia (MXGP). Imam Nahrawi, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), mengaku bangga serta bersyukur karena untuk kedua kalinya Indonesia kembali menjadi tuan rumah MXGP. “Saya merasa bangga dan patut bersyukur kepada Allah SWT, karena Indonesia untuk yang kedua kalinya dipercaya menjadi tuan rumah MXGP. Tidak mudah untuk mendapat kepercayaan itu, kecuali karena kerjasama semua pihak yang terkait pada kejuaraan internasional MXGP ini,” ujar menteri asal Bangkalan, Madura, Jawa Timur ini. Hal ini diungkapakan Imam, saat menghadiri peresmian pemasangan Stiker Indo Motocross Grand Prix Of Indonesia 2018 (MXGP) tiket.com secara simbolis, dibadan pesawat Boeing 737-800 NG Sriwijaya Air, di Hanggar 4 PT GMF Aeroasia Tbk, Cengkareng, Tangerang, Kamis (28/6). Imam berharap adanya kejuaran internasional MXGP itu menjadi motivasi dan pemicu semangat baru untuk semua. “Semoga kejuaraan ini bisa menjadi momentum kebangkitan olahraga otomotif nasional. Dan bisa melahirkan crosser nasional yang handal yang bisa membawa nama harum Indonesia,” lanjutnya. “Makin banyak kejuaraan internasional, akan memotivasi dan memicu semanga baru untuk berdiri sejajar dengan negara-negara lain,” tutur ayah 7 anak itu. Ia menyebut hal itu menjadi kesempatan yang baik bagi pemerintah dan semua pihak menyelenggarakan MotoGP dan Formula One (F1) bisa digelar di Tanah Air. “Kalau kita punya niat, event MXGP bisa kedua kalinya. MXGP sebelumnya hanya satu seri, tapi sekarang dua seri. Ini akan menjadi kabar baik bagi dunia otomotif bahwa bangsa Indonesia pantas dan layak menjadi tuan rumah perhelatan dunia,” cetus alumni Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel, Surabaya, Jawa Timur itu. Sementara itu, Sadikin Aksa, Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI), menyebut tahun ini Indonesia menjadi salah satu dari dua negara yang dipercayakan Federasi Motor Internasional (FIM) untuk mengelar kejuaraan dunia IndoMXGP. “Indonesia menjadi salah satu negara, selain Italia, yang mendapatkan dua seri dalam satu negara. Indonesia tampil di seri Pangkalpinang (Kepulauan Bangka Belitung), dan Semarang (Jawa Tengah). Kami dari IMI mengucapkan banyak terima kasih kepada sponsor, dan Menpora yang sangat membantu olahraga ini,” tukas Sadikin. (Adt)

Paragliding Trip of Indonesia Kembali Dihelat, Kemenpora : Atlet Wakil Provinsi Harus Catat Sejarah Raih Medali Asian Games

Kemenpora melalui Asisten Deputi Olahraga pada Deputi Pembudayaan Olahraga kembali menggelar Paragliding Trip of Indonesia (TROI) 2018 sebanyak lima seri. (Kemenpora)

Jakarta- Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) melalui Asisten Deputi Olahraga pada Deputi Pembudayaan Olahraga, kembali menggelar Paragliding Trip of Indonesia (TROI). Event itu bertujuan membudayakan olahraga sekaligus mengembangkan potensi sport tourism diberbagai daerah di Indonesia. TROI 2018 berlangsung lima seri. Diantaranya di Dharmasraya (Sumatera Barat, 22-24 Juni), Mantar (Nusa Tenggara Barat, 20-22 Juli), Kemuning (Karanganyar, Jawa Tengah, 3-5 Agustus), Mandalika (Lombok, NTB, 5-7 Oktober, dan Mondangan (Malang, Jawa Timur, 23-25 November). Teguh Raharjo, Asisten Deputi Olahraga Rekreasi Kemenpora, berharap dihelatnya TROI di Kabupaten Dharmasraya ini maka olahraga paragliding makin berkembang. “Tujuan kami adalah terus membudayakan olahraga di tengah masyarakat, yakni paragliding. Dan jadi olahraga yang dapat dimainkan di semua lini,” ujar Teguh saat membuka event Paragliding TROI, di Dharmasraya, Sumatera Barat, Jumat (22/6). Ia meyakini melalui event ini akan menimbulkan efek luar biasa dalam bidang sport tourism serta akan mengangkat nilai ekonomi masyarakat sekitar. “Orang luar akan bermain paragliding di Dharmasraya, semakin banyak orang yang hadir berolahraga sekaligus berwisata, dan menumbuhkan roda perekonomian warga sekitar,” tambahnya. Disisi lain, Teguh mengungkapkan Indonesia bakal menggelar hajatan olahraga terbesar negara-negara se-Asia, pada 18 Agustus – 2 September mendatang. Pada event Asian Games 2018, ia berharap dari Sumatera Barat melahirkan juara paragliding Indonesia di ajang itu. “Pada Asian Games nanti, atlet wakil provinsi ini harus menjadi bagian yang mencatatkan sejarah bangsa dengan menjadi peraih medali,” tutur Teguh. (Adt)

Kemenpora Gelar Bimtek Dan Siap Kirim Ke Luar Negeri, Demi Ciptakan Pelatih dan Wasit Berkualitas

Mulyana (Deputi Peningkatan Prestasi Kemenpora) memberikan pemaparan Bimtek Kemenpora, di NAM Center Hotel, Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (6/6). (Adt/NYSN)

Jakarta- Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) bertajuk ‘Peningkatan Kapasitas Pelatih dan Wasit Tingkat Provinsi’, di NAM Center Hotel, di Kawasan Kemayoran, Jakarta, Rabu (6/6). Kegiatan yang dilaksanakan oleh Asisten Deputi (Asdep) Peningkatan Tenaga dan Organisasi Keolahragaan Kemenpora itu diikuti 52 wasit wushu dan 60 pelatih sepak takraw se-Jakarta. Mulyana, Deputi Peningkatan Prestasi Kemenpora, mengatakan pihaknya menggiatkan program peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), khususnya tenaga keolahragaan dan salah satu yang paling utama perannya adalah pelatih dan wasit. “Sebab mereka memiliki kontribusi untuk atlet yang berprestasi. Jadi tentunya dengan program ini kami berharap kedepan seluruh wilayah di Indonesia memiliki pelatih dan wasit berkualitas,” ujar Mulyana. Pria yang pernah menjabat Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) itu, berharap dimasa akan datang pelatih dan wasit yang saat ini diberikan pemahaman tentang kapasitas pelatih dan wasit bisa berkesempatan untuk mendapatkan lisensi internasional. “Harapannya menjadi duta bangsa untuk mewakili satu cabang olahraga seperti di olympic games, single event maupun Asian Games,” tutur Dosen Ilmu Kepelatihan Olahraga Universitas Negeri Jakarta (UNJ) itu. Senada dengan Mulyana, Herman Chaniago (Asisten Deputi Peningkatan Tenaga dan Organisasi Keolahragaan Kemenpora), menyebut kegiatan ini jadi bentuk komitmen Kemenpora yakni pengembangan SDM, dimana pihaknya diserahkan amanah untuk peningkatan kualitas pelatih dan wasit. Kedepan, menurutnya, makin banyak baik secara kuantitas maupun kuantitas pelatih dan wasit yang ada di Tanah air, selain juga tata kelola organisasi yang lebih baik. “Sehingga nantinya kita memiliki manajemen organisasi yang lebih modern,” tukasnya. Herman menambahkan Kemenpora tak hanya memberikan bimbingan teknik kepada pelatih, wasit dan juri di Tanah Air. Namun, bila ada kesempatan mereka bisa dikirim ke luar negeri guna memperdalam ilmu yang dimilikinya. “Misalnya untuk latihan fisik, Kemenpora akan kirim mereka ke Spanyol. Untuk memperdalam karate akan dikirim ke Prancis. Untuk judo ke Jepang, kalau golf ke Skotlandia dan lain sebagainya,” urainya. “Dalam waktu dekat, kami akan mengirim Wushu ke Penang dan Brasil. Prinsipnya kami ingin mereka berkualiatas,” pungkas Herman. (Adt)

Sinergi Candra Wijaya Dan Daihatsu Bangun CWIBC, Menpora : Indonesia Tak Kekurangan Bibit Atlet Unggul

Menpora Imam Nahrawi turut mengapresiasi partisipasi swasta dalam mendukung olahraga nasional. (Adt/NYSN)

Jakarta- Legenda bulutangkis Indonesia, Candra Wijaya melakukan sinergi dengan salah satu perusahaan otomotif terbesar di Tanah Air, Daihatsu. Ia membangun Gelanggang Olahraga (GOR) Candra Wijaya International Badminton Center (CWIBC), di Serpong, Tangerang Selatan, Banten. Menpora Imam Nahrawi, turut memberikan apresiasi atas partisipasi swasta dalam mendukung olahraga nasional, terlebih melahirkan prestasi yang mampu mengharumkan nama bangsa dan negara. “Tak ada prestasi tanpa partisipasi. Sedangkan prestasi bisa dilalui dengan pendidikan dan dorongan orang tua. Apalagi ada fasilitas yang bagus, sehingga Indonesia tak kekurangan bibit atlet unggul,” ujar Menteri asal Madura, ini saat menghadiri Launching Daihatsu Candra Wijaya International Badminton Center (CWIBC), pada Senin (4/6). Selain Imam, tampak hadir Bambang Brodjonegoro (Menteri Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), dan Candra Wijaya (Pemilik CWIBC), serta Prijono Sugiarto (Presiden Direktur PT Astra Internasional TBK),. Imam melanjutkan proses yang dilalui dalam mencetak bibit-bibit unggul tak hanya 5 tahun, namun hingga 10 tahun yang akan datang. “Sehingga pada 2030, diharapkan lahir atlet-atlet yang memiliki prestasi dunia, atau Candra Wijaya baru, yang bisa mengharumkan nama Indonesia,” tambah ayah 7 anak itu. “Kehadiran CWIBC ini juga sebagai bentuk pemasalan di bulutangkis, agar bulutangkis tak dianggap sebagai olahraga mahal,” tutur Imam. Sementara, Candra mengungkapkan pihaknya menekankan pada pendidikan intelektual pada semua bibit-bibit muda binaannya. “Kami tekankan masalah mental juara dan karakter ke junior-junior, untuk pembinaan,” cetus peraih medali emas Olimpiade 2000, Sydney, Australia saat berpasangan dengan Tony Gunawan itu. Pria kelahiran Cirebon, 42 tahun silam itu menegaskan pemain muda harus memiliki antusias yang tinggi mengalahkan atlet senior. “Contohnya di Piala Thomas 2018, saat ganda muda China bisa bermain ‘gila’ untuk mengalahkan ganda senior Hendra Setiawan/Mohamad Ahsan. Tak hanya di ganda, tapi di tunggal baik putra maupun putri, bila pemain muda Indonesia bisa seperti itu rasanya akan hebat,” imbuhnya. “Mudah-mudahan itu akan melahirkan bibit muda dengan prestasi gemilang. Inilah tugas utama kami menciptakan pemain yang militan. Bagaimana mereka memiliki mental juara dengan kerja keras dan mental yang kuat,” pungkas suami dari Caroline Indriani itu. (Adt)