Sukses melaju ke babak perempat final Piala Suhandinata 2024, tim...
Read MorePPLP dan SKO Ragunan Sumbang Ratusan Atlet ke Asian Games 2018, Kemenpora Fokus Perkuat Sport Center
Jakarta- Raden Isnanta, Deputi III Bidang Pembudayaan Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga, mengatakan akan fokus memperkuat sport center. Fasilitas pertandingan yang digunakan saat Asian Games 2018, nantinya bisa digunakan atlet binaan PPLP (Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar) dan Sekolah Khusus Olahraga (SKO) Ragunan. “Kami ingin agar sport center diperkuat lagi. Dan fasilitas eks pertandingan Asian Games 2018 yang bagus-bagus, akan kami minta pada Pak Menteri (Imam Nahrawi/Menpora) agar aset itu bisa ditularkan kepada atlet-atlet di PPLP dan SKO,” ujar Isnanta, pada Senin (17/9). “Nanti usulan itu akan saya sampaikan ke Pak Menteri, dan saya pikir akan direspon secara positif. Karena para atlet binaan PPLP dan SKO ini memiliki fasilitas yang sangat terbatas,” tambahnya, disela-sela acara pemberian Piagam Penghargaan dan Bonus kepada Pelatih SKO Ragunan, Jakarta. Menurut Isnanta, venue yang ada di wilayah DKI Jakarta, khususnya dilingkup SKO Ragunan sudah mulai dibangun, meski belum seluruhnya. “Pembenahan SKO Ragunan dari sisi fisik sudah mulai dilakukan secara bertahap. Jadi tidak langsung semuanya dibenahi, karena nanti para atlet muda binaan ini tidak bisa latihan,” terangnya. Selain itu, menurut Isnanta, pihaknya akan memprioritaskan peningkatan mutu pelatih, layanan kompetisi, serta saranan dan prasarana. “Faktanya lulusan PPLP dan SKO yang berjumlah 160 atlet lebih menjadi peserta Asian Games 2018, dan hanya membina 20 cabang olahraga. Sedangkan Asian Games melombakan 42 cabang olahraga,” urainya. “Jadi, artinya kami belum membina semua cabang di Asian Games. Tapi, dengan sudah ada 160 lebih atlet eks maupun yang masih aktif di PPLP dan SKO ini adalah sumbangan yang tidak kecil,” terangnya. Kedepan, ugkap Isnanta, akan memperkuat kompetisi antar SKO, bukan hanya antar Kota di Asia Tenggara, melainkan tingkat negara. “Nantinya, kompetisi tak hanya berlangsung antara kota se-ASEAN. Tapi, antar SKO yang berada di Thailand, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura. Mereka berkumpul dan bertanding, antar sesama sekolah olahraga,” cetusnya. Dengan demikian, ini meningkatkan kematangan bertanding para atlet binaan. “Untuk mematangkan mental tanding, peningkatan skill, pengalaman, dan menimba ilmu dari lawan. Supaya mereka orientasinya go internasional. Kalau bicara go internasional, berarti orientasinya ya di Olimpiade,” terangnya. “Alhamdulillah beberapa atlet sudah lolos tampil di youth olympic. Seperti angkat besi, bulutangkis, dan voli pantai. Hampir semua yang lolos youth olimpic adalah binaan kami. Sehingga tidak hanya di youth olympic mendapatkan emas, tapi juga di olympic senior yang levelnya lebih tinggi lagi,” tukas Isnanta. (Adt)