Piala Kasad Liga Santri 2022, Cari Bibit Generasi Muda Berpotensi

Piala Kasad Liga Santri 2022, Cari Bibit Generasi Muda Berpotensi

Mewakili Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI), Zainudin Amali, Staf Ahli Bidang Hubungan Pusat dan Daerah, Dwijayanto Sarosa Putera, menghadiri pembukaan Piala Kasad Liga Santri 2022 di Stadion Merdeka, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Senin (20/6). Dwijayanto mengapresiasi bergulirnya Liga Santri tahun ini yang diikuti pondok pesantren dari berbagai daerah. Ia berharap ajang tersebut bisa dijadikan wadah untuk mencari bibit atlet sepak bola. “Pesertanya banyak dan disambut dengan sangat antusias, baik dari santri maupun masyarakat. Ini merupakan langkah yang tepat dan bagus dalam rangka mencari bibit atlet sepak bola,” kata Dwijayanto. Menurutnya, terselenggaranya Liga Santri ini jadi ajang silaturahmi. Selain itu juga sekaligus meningkatkan kemampuan dalam bertanding sepak bola serta solidaritas antarsantri. “Tentu ini sangat diapresiasi pelaksanaan Liga Santri. Saya menyaksikan klub yang bertanding hari ini sangat luar biasa. Mereka memiliki potensi dan berharap kedepannya bisa meningkatkan kemampuan. Semoga bisa berkesempatan untuk memperkuat timnas,” ujar Dwijayanto. Lebih lanjut, Dwijayanto menerangkan, ajang Liga Santri ini juga membantu untuk memajukan olahraga sepak bola di Tanah Air. Hal ini sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Persepakbolaan Nasional. “Kemenpora mengapresiasi atas terselenggaranya Liga Santri tahun ini. Semoga kejuaraan ini bisa rutin terlaksana. Besar harapan agar Liga Santri tahun 2022 berlangsung dengan sukses, lancar, dan mengedepankan sportivitas,” jelasnya. Hadir dalam kesempatan ini, Staf Khusus Bidang Pengembangan dan Prestasi Olahraga Kemenpora Mahfudin Nigara, Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Dudung Abdurachman, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan serta tamu undangan lainnya.

Kejurnas Pencak Silat Pagar Nusa Kembali Digelar, Ini Harapan Kemenpora

Kejurnas Pencak Silat Pagar Nusa, Ini Harapan Kemenpora

Pimpinan Pusat Pagar Nusa Nahdlatul Ulama akan kembali menggelar Kejuaraan Nasional (Kejurnas) dan Festival IV di Padepokan Pencak Silat TMII, Jakarta Timur pada 25-27 Maret 2022. Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) berharap kejurnas pencak silat ini bisa melahirkan atlet nasional. Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kemenpora, Asrorun Ni’am Sholeh, mengapreasi Kejurnas dan Festival IV yang diselenggarakan Pagar Nusa NU secara luring ini. “Kegiatan ini sangat positif untuk menfasilitasi talenta-talenta muda berprestasi di bidang olah raga silat. Diharapkan dapat menjadi salah satu sumber SDM untuk menyuplai atlet nasional,” ujar Asrorun saat dihubungi Republika.co.id, Senin (21/3/2022). Setidaknya ada 300 lebih medali yang akan diperebutkan dalam Kejurnas IV Pagar Nusa, yang terdiri dari kategori seni, jurus baku, dan festival. Kejurnas berdasarkan usia terbagi atas pra remaja, remaja, dan dewasa dengan empat kategori yakni perorangan putra, perorangan putri, berpasangan, dan berkelompok. Asrorun menjelaskan, selama ini Pagar Nusa NU juga telah banyak berkiprah untuk bangsa dan negara. Menurut dia, para pandekar Pagar Nusa telat ikut mengawal kemerdekaan dan menjaga para ulama. “Pagar Nusa telah berkiprah dalam khidupan berbangsa dan bernegara, dalam mengawal kemerdekaan RI, menjaga tetap tegaknya NKRI, dan mengawal para ulama,” kata Pengasuh Pondok Pesantren An-Nahdlah Depok ini. Kejurnas dan Fesival IV Pagar Nusa tahun ini mengangkat tema “Berdikari Berprestasi”. Ketua Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa NU, Muchamad Nabil Haroen atau Gus Nabil, mendorong kepada para pesilat NU untuk selalu memiliki karakter berdikari tersebut. “Sesungguhnya berdikari atau mandiri itu adalah karakter yang tertanam di dalam jiwa seorang pesilat, seorang pendekar. Pagar Nusa ingin meneguhkan itu, dan Pagar Nusa tidak ingin menjadi beban bagi siapapun. Oleh karenanya, Pagar Nusa harus mandiri,” kata Gus Nabil. Kejurnas Pagar Nusa merupakan bagian dari sarana evaluasi pembinaan yang rutin digelar di lingkungan Pagar Nusa. Kejurnas ini diharapkan bisa menghasilkan atlet terbaik, dengan penjurian yang adil dan professional, sehingga akan menghasilkan atlet yang bermutu dan berkualitas. Untuk memeriahkan Kejurnas dan Festival ini, Pagar Nusa juga menggelar Lomba Foto untuk wartawan fotografer dan masyarakat umum. Tidak hanya itu, Pagar Nusa juga menggelar Lomba Karya Tulis untuk wartawan dan penulis di Indonesia dengan total hadiah Rp 35 juta.

Menpora: Skuad Piala AFF Saat Ini Merupakan Proyeksi Piala Dunia U-20 dan SEA Games

Menpora: Skuad Piala AFF Saat Ini Merupakan Proyeksi Piala Dunia U-20 dan SEA Games

Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI), Zainudin Amali menyebutkan skuad tim nasional yang saat ini berlaga di Piala AFF 2020 awalnya diproyeksikan untuk ikut dalam ajang FIFA World Cup U-20 tahun 2021 dimana Indonesia menjadi tuan rumah dan SEA Games 2020 di Vietnam. Namun karena pandemi COVID-19 mewabah di seluruh dunia, maka dua event olahraga ditunda. FIFA World Cup U-20 ditunda ke tahun 2023 dan Sementara SEA Games ditunda ke tahun 2022. Dengan demikian, skuad tim nasional saat ini usia rata-ratanya lebih muda dari skuad tim lain yang berlaga di ajang AFF 2020. Dengan umur yang masih muda, Menpora Amali menilai, ajang AFF 2020 ini menjadi ajang untuk persiapan mereka menuju multi event SEA Games 2022 mendatang. “Timnas ini kita persiapkan untuk SEA Games. Sehingga mereka sudah mendapatkan pengalaman terlebih dahulu bertemu dengan negara-negara di Asia Tenggara karena SEA Games ada batas maksimal usia. Tentu negara lain belum tentu semua timnya akan turun karena rata-rata pemain senior,” ujar Menpora Amali usai menjadi narasumber dalam acara Refleksi Akhir Tahun 2021 TVRI, Minggu (26/12) malam. Menpora Amali optimistis pada SEA Games 2022 di Vietnam nanti cabang Sepakbola akan meraih prestasi. Apalagi saat ini tim Indonesia sudah lolos ke babak Final dan akan menghadapi Thailand. Meskipun awalnya diremehkan oleh negara-negara lain. “Awalnya timnas ini diremehkan oleh beberpa negara, diremehkan bahwa ini anak-anak muda, Indonesia turun dengan tim yang masih muda, tentu belum punya pengalaman tapi semangat mereka luar biasa. Dan jangan lupa tangan coach Shin Tae-yong,” ucapnya. Menpora Amali pun berharap tim nasional Indonesia teyap bersemangat dan meraih kemenangan dalam laga final di Piala AFF nanti untuk membuktikan bahwa skuad muda bisa meraih juara. “Anak-anak harus semangat dan membuktikan bahwa kita akan bisa menjawab semua keraguan orang termasuk harapan dari publik dalam negeri,” harapnya. Sebagaimana diketahui, Timnas Indonesia melaju ke final Piala AFF 2020 setelah mengalahkan Singapura dengan skor 4-2 pada leg kedua. Pada leg pertama Indonesia dan Singapura hanya bermain imbang dengan skor 1-1. Indonesia akan menghadapi Thailand pada final Piala AFF 2020, usai Thailand mengalahkan Vietnam pada leg pertama dengan skor 2-0. Sementara pada leg kedua, kedua hanya bermain imbang tanpa gol. Laga final Indonesia vs Thailand akan dilangsung secara dua leg dan semuanya ditayangkan secara live di RCTI dan iNewsTV. Leg pertama berlangsung pada Rabu 29 Desember 2021 pukul 19.30 WIB dan leg kedua dihelat pada Sabtu 1 Januari 2022 pukul 19.30 WIB.

Banyak Atlet Muda Tak Paham Soal Gizi, Kemenpora Jalani Kerjasama Dengan BKKBN

Banyak Atlet Muda Tak Paham Soal Gizi, Kemenpora Jalani Kerjasama Dengan BKKBN

Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) melakukan kerjasama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Nasional (BKKBN) guna melihat potensi atlet dengan tema ‘Bebas Stunting Untuk Mencetak Atlet Berprestasi’ di Kemenpora, Senayan, Jakarta, Senin (10/5/2021). “Stunting ini menjadi urusan kita semua, jika hulunya baik maka tengah dan hilirnya akan baik. Tetapi, jika hulunya tidak diurus dengan baik maka hilirnya yang diharapkan akan menghadirkan generasi muda yang tangguh dan unggul tidak akan tercapai,” kata Zainudin Amali. Untuk diketahui stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya. “Apa yang diharapkan dari bonus demografi juga menjadi harapan kita bangsa Indonesia. Kita tidak bisa membayangkan generasi yang akan datang yang masih mengalami stunting luar biasa. Tentu tidak bisa mengharapkan generasi yang unggul, produktif punya daya saing dan harapan Indonesia Emas pada 2045 tentu akan menjadi harapan kosong,” tambah Menpora. Menpora Amali menilai masalah stunting menjadi penting sehingga harus dilakukan upaya-upaya secara aktif untuk mengatasi stunting ini. “Karena stunting ini bukan hanya menjadi problem BKKBN saja, tetapi menjadi problem bangsa. Kasus di Indonesia cukup besar hal ini sangat berpengaruh bagi pengembangan pembentukan SDM yang unggul, kompetitif dan berdaya saing,” tuturnya. Sementara itu, kepala BKKBN, Hasto Wardoyo menjelaskan pentingnya pembinaan atlet yang juga harus diimbangi dengan masalah kesehatan. Ia tak menyangka atlet muda sekarang banyak yang tak terlalu mengerti soal gizi padahal hal itu sangat berpengaruh terhadap generasi ke depan. “Banyak sekali pembinaan atlet itu dari anak-anak sampai remaja dan sebetulnya pengawalan masa transisi ini butuh pengawalan serius terkait dengan olahraganya tetapi juga masalah kesehatan reproduksinya,” kata Hasto. “Saya kadang suka prihatin dengan perempuan yang ingin menjadi atlet sampai membuang semua lemaknya, padahal lemak bagi perempuan itu sangat penting untuk mencegah generasi berikutnya menjadi stunting dan menjaga kesehatan,” jelasnya. Lebih lanjut Hasto Wardoyo menyampaikan hasil sensus penduduk tahun 2020 maka sekitar 27% atau 70 juta jiwa adalah remaja berusia 10-24 tahun. Setiap tahunnya ada 5 juta bayi lahir di Indonesia. “Bertambahnya penduduk dan populasi generasi muda menjadi dominan sekali untuk di masa saat ini dan yang akan datang,” kata Hasto.

Menpora Siap Bangun Pemusatan Latihan Terpadu di Berbagai Daerah

Menpora Siap Bangun Pemusatan Latihan Terpadu di Berbagai Daerah

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali, terus berusaha untuk meningkatkan dan mengembangkan olahraga Indonesia yang masuk dalan grand desain olahraga nasional. Menpora Amali berencana akan membuat sedikitnya sepuluh sentra pemusatan latihan di beberapa daerah di Indonesia. Hal itu Menpora sampaikan usai melakukan Rapat Terbatas (Ratas) bersama Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta terkait Desain Besar Pembinaan Olahraga Nasional. “Kami juga akan membuat 10 sentra pemusatan latihan di beberapa daerah. Dengan disesuaikan dengan potensi yang ada dan yang paling mendasar adalah potensi talenta ketika di sekolah dasar,” kata Menpora pada keterangan persnya di Istana Negara, Senin (15/3) siang. Menurutnya, hal itu sesuai dengan arahan Presiden. Menpora menilai sentra pemusatan latihan itu nantinya akan berisi anak-anak calon atlet yang berpotensi. “Sentra-sentra ini nanti akan berisi anak-anak kita yang penuh potensi dan yang sudah terseleksi di usia Sekolah Menengah Pertama (SMP). Selanjutnya usia SMA akan kita dorong ke SKO Cibubur,” urai Menpora. “Menteri Pendidikan dan Kebudayaan juga memberikan respon yang luar biasa positif. Beliau akan melaksanakan tugasnya sesuai dengan apa yang ada di dalam desain besar ini,” sambung Menpora Amali. Untuk mewujudkan grand desain olahraga yang maksimal, Kemenpora telah melakukan kerjasama dengan dengan KONI, NOC Indonesia, NPC dan perguruan tinggi, akademisi, praktisi bidang olahraga. “Tentu arahan Bapak Presiden, desain besar olahraga nasional ini diterima tentu dengan tambahan dan masukan disana-sini dari peserta Ratas yang hadir untuk melengkapi lagi,” ujarnya. “Jadi, desain besar ini berasal dari hulu ke hilir seperti kebugaran masyarakat yang menjadi sumber potensi talenta untuk atlet-atlet nasional,” tambahnya pada Ratas yang juga dihadiri Wapres Ma’ruf Amin dan beberapa menteri terkait.

Kemenpora Jaring Bibit Atlet Berbakat di Salatiga

Kemenpora Jaring Bibit Atlet Berbakat di Salatiga

Sebanyak 400 anak usia 12 – 14 tahun di Kota Salatiga mengikuti program pemanduan bakat dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI. Kegiatan pemandu bakat ini diprakasai oleh Kemenpora, melalui Bidang Pemanduan Bakat Pada Aset Pembibitan dan Iptek Olahraga. Menurut Kasubdit Bidang Pemanduan Bakat Pada Aset Pembibitan dan IPTEK Olahraga Kemenpora, Susana, pemanduan bakat merupakan pencarian bibit atlet muda untuk menentukan pada cabang olahraga apa yang tepat untuk para atlet muda tersebut.  Program kerja yang rutin tiap tahun ini, pada tahun 2020 ini ada 9 kota atau kabupaten di Indonesia dan salah satunya di Kota Salatiga. “Setiap anak diwajibkan menjalani tes  beberapa item seperti berat badan, tinggi badan, tinggi duduk, rentang lengan, lempar tangkap bola tenis, dan lempar bola basket. Juga tes loncat tegak, lari kelincahan, lari cepat 40 meter dan lari multitahap, tinggi badan, berat badan, lempar tangkap, loncat tegak, serta lari 40 meter dan 800 meter,” ujar Susana seperti dilansir Suara Merdeka. Susana menjelaskan jika bibit-bibit atlet yang terpilih nantinya akan dibina kembali. Dari hasil tes itu ada beberapa nilai tertinggi yang nantinya akan diserahkan ke Dispora Salatiga atau KONI guna ditindaklanjuti pembinaan sesuai bakatnya itu. “Tujuan dalam kegiatan ini yaitu untuk mengetahui sejauh mana potensi para atlet muda berbakat di Indonesia, terkhusus di Kota Salatiga. Juga untuk meningkatkan prestasi dalam bidang olahraga secara optimal,” tandasnya. Selain di Salatiga, lanjut Susana, khusus di Jateng, tes yang sama nantinya juga diadakan di Demak. Karena kegiatan dilaksanakan dalam masa wabah virus corona, maka prosesnya dilakukan secara bertahap dengan tetap mematuhi panduan protokol kesehatan. Setiap harinya dilakukan tes terhadap 200 anak.

Selangkah Lagi Jadi WNI, Marc Klok Ingin Menginspirasi Pesepak Bola Muda Indonesia

Selangkah Lagi Jadi WNI, Marc Klok Ingin Menginspirasi Pesepak Bola Muda Indonesia

Gelanda Persija Jakarta, Marc Klok selangkah lagi resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI). Proses naturalisasi pemain berusia 27 tahun tersebut nampaknya bakal segera rampung dalam waktu dekat. Pemerintah sudah memberikan lampu hijau untuk Marc Klok untuk segera mengantongi paspor Indonesia. Marc Klok sebelumnya sudah mengajukan proses naturalisasi sejak masih berseragam PSM Makassar pada tahun 2019 lalu. Proses yang dilalui Marc dalam pengajuan naturalisasi memang terbilang panjang. Bahkan, proses itu masih belum selesai hingga dia pindah ke Persija pada musim ini. Sejak Januari 2020, Kemenkumham kembali membahas proses naturalisasi sang pemain. Hanya saja, proses tersebut tak berjalan mulus, pemerintah bersama DPR baru memberikan lampu hijau pada bulan Oktober ini, saat kompetisi masih terhenti akibat pandemi COVID-19. Akhirnya, PSSI melalui Ketua Umum, Mochamad Iriawan pun turut membantu proses naturalisasi Marc. Pada Senin (5/10/2020), Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan didampingi Plt Sekjen Yunus Nusi dan Marck Klok berada di kantor PSSI, Jakarta, untuk menjalani virtual rapat kerja pemberian kewarganegaraan Republik Indonesia bersama Komisi III DPR bersama Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkunham), dan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Ketiga lembaga negara tersebut telah menyetujui Marck Klok menjadi WNI. Selanjutnya, Marc tinggal menunggu keputusan dari Presiden Joko Widodo untuk kemudian sah menjadi WNI seutuhnya. Mochamad Iriawan mengatakan bahwa PSSI menyambut baik keinginan Marc untuk menjadi WNI. Terlebih pemain tersebut nantinya bisa bergabung dan memperkuat Tim Nasional Indonesia. “PSSI ikut senang Marck Klok selangkah lagi menjadi warga negara Indonesia. Tentu ini hal yang positif bagi PSSI karena Klok bisa saja dipanggil memperkuat timnas Indonesia. Klok merupakan pemain hebat, dia sudah menunjukkan talentanya saat bermain di beberapa liga di Eropa, lalu PSM Makassar dan saat ini bermain di Persija Jakarta,” kata Iriawan, dilansir dari laman resmi PSSI. Sementara itu, Marc mengungkapkan rasa syukurnya karena selangkah lagi menjadi WNI. Ia pun turut mengutarakan keinginannya untuk menjadi inspirasi bagi pesepak bola Indonesia. “Saya berharap membawa pengaruh positif untuk sepak bola nasional dan menjadi inspirasi para pemain muda Indonesia,” kata Klok, dikutip dari laman resmi Persija di Jakarta, Rabu (7/10/2020). Selain itu, Marc juga berharap bisa memberikan banyak prestasi bagi persepakbolaan Indonesia. Ia ingin membawa Persija dan, jika dipanggil, tim nasional Indonesia meraup berbagai gelar juara. “Saya mau memberikan banyak piala,” ujar Marc. Biodata Marc Klok Nama Lengkap: Marc Anthony Klok Tempat, Tanggal Lahir: Amsterdam, 20 April 1993 Posisi Bermain: Gelandang Karir Junior: AVV Zeeburgia Jong FC Utrecht Karir Senior: Tahun Tim Jumlah Penampilan Gol 2011-2013 Jong FC Utrect U-21 17 2 2013-2014 Ross County 6 0 2014-2016 Cherno More 37 0 2016 Oldham Athletic 10 0 2017 Dundee 2 0 2017-2019 PSM Makassar 83 14 2020- Persija Jakarta 2 0  

Proyeksi Event Internasional, Kemenpora Dorong Atlet Junior Isi Kuota 60 Persen Skuat Indonesia di SEA Games 2019

Dua pelari asal Lombok, Nusa Tenggara Barat, Lalu Muhammad Zohri (belakang), dan Muhammad Fadlin, melakukan selebrasi, usai meraih medali perak di nomor lari estafet 4x100 meter, pada Asian Games 2018 lalu. Zohri yang masih berusia 17 tahun, menjadi atlet prioritas guna mengisi kuota 60 persen, skuat Indonesia di ajang SEA Games 2019 Filipina. (Riz/NYSN)

Jakarta- Kementerian Pemuda dan Olahraga akan mewajibkan komposisi atlet junior 60 persen dari total atlet yang diajukan pengurus cabang olahraga untuk mengikuti SEA Games 2019, di Filipina. “Kata kuncinya, prestasi itu bisa meningkat saat atlet sering bertanding dengan negara lain dengan puncak penampilan di kejuaraan multi-cabang olahraga, seperti SEA Games. Kami mendorong atlet junior, agar punya pengalaman dalam SEA Games,” kata Menpora Imam Nahrawi, usi Rapat Kerja dengan Komisi X DPR RI di Jakarta, Kamis (25/10).. Kemenpora kini menganggarkan pembinaan atlet jelang SEA Games 2019, ASEAN Para Games 2019, dan kualifikasi Olimpiade 2020 dalam bidang peningkatan prestasi olahraga terutama sebesar Rp500 miliar dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019. “Hasil dalam SEA Games 2019 akan menjadi batu loncatan ke Olimpiade 2020 serta Asian Games 2022 di China,” kata Menpora. Menpora mengatakan Indonesia telah memiliki atlet-atlet yang masuk kualifikasi Olimpiade 2020, dan Paralimpiade 2020 yang juga memakai anggaran Rp500 miliar itu. “Bujet Rp500 miliar itu tidak semuanya untuk atlet yang mengikuti SEA Games 2019, melainkan juga bagi atlet yang mengikuti kualifikasi Olimpiade,” kata Menpora. Ia mengakui anggaran pemusatan latihan nasional pada 2019, lebih kecil dibanding anggaran pada 2018. “Pada 2018, anggaran sebesar Rp735 miliar, itu naik karena ada Asian Games. Anggaran menjadi tantangan bagi Kemenpora, untuk mencari terobosan lain. Dan ini waktu yang tepat untuk meyakinkan publik, agar terlibat dan bagaimana menyiasati pendapatan atau bantuan dari sponsor,” tegas pria asal Bangkalan, Madura ini. Anggaran pelatnas untuk 2019 turun dibandingkan tahun ini.Penurunan itu berimbas pada anggaran yang akan dikucurkan kepada federasi cabang olahraga, yang bertanggung jawab membina atlet. Pada 2019, Indonesia sudah ditunggu dua multievent besar, yakni SEA Games Filipina dan kualifikasi Olimpiade 2010 Tokyo, untuk sebagian cabang olahraga. Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora, Mulyana, berharap prestasi tak turun meskipun dana berkurang. Dia menekankan agar kualifikasi olimpiade dan persiapan SEA Games terpadu dan linier. “Latihannya ‘kan satu paket. Seperti atletik nomor lari 100 meter, ada Lalu Muhammad Zohri. Usianya masih 17 tahun dan dia ikut kualifikasi olimpiade, serta SEA Games juga. Tentu, selain untuk event SEA Games, ya juga lolos kualifikasi. Itu yang dimaksud keterpaduan linier,” jelasnya “Makanya, ada prioritas, khususnya untuk sport olympic. Tapi, itu pun bukan cabornya, melainkan number of eventnya, yang potensi medali yang dilihat. Itu yang akan prioritas untuk mendapatkan dana lebih,” dia menjelaskan. (Adt)

Tingkatkan Sertifikasi Kompetensi Tenaga Keolahragaan Indonesia, Kemenpora Dan BNSP Lakukan Mou

Kemenpora melakukan MoU dengan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), di Ruang Media Center, Kemenpora, Senayan, Jakarta, Kamis (2/8). (Adt/NYSN)

Jakarta- Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) pada Kamis (2/8) melakukan proses Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), di Ruang Media Center, Kemenpora, Senayan, Jakarta. Dalam MoU itu disepakati sistem sertifikasi kompetensi, pembinaan dan jaminan mutu sertifikasi kompetensi, pengembangan dan pengakuan sertifikasi kompetensi, kerjasama antar lembaga dan pengembangan sistem data, serta informasi, terkait sertifikasi tenaga keolahragaan di Indonesia. Penandatanganan MoU dilakukan Mulyana (Deputi Bidang Peningkatan Prestasi) bersama Sumarna F. Abdurahman (Ketua BNSP). Hal ini menjadi langkah strategis dalam rangka mendorong percepatan ketersediaan wasit, pelatih, dan tenaga keolahragaan yang memiliki lisensi. Penyusunan standard keolahragaan merupakan salah satu amanat dalam Undang-Undang (UU) Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional, mengamanatkan kepada Pemerintah untuk menyusun kebijakan Standard Keolahragaan Nasional. “Salah satu unsur penunjang dalam pengembangan prestasi di masa depan yakni dengan sertifikasi tenaga keolahragaan seperti pelatih, wasit, dan measure. Dan, salah satu indikator kualitas yakni memiliki sertifikasi tenaga keolahragaan,” ujar Mulyana. Mulyana menyebut sejatinya MoU dilakukan antara Badan Standarisasi dan Akreditasi Nasional (BSANK) dengan BNSP. Namun, karena pimpinan BSANK saat ini menjabat sebagai anggota DPR RI, maka terjadi kekosongan jabatan. “Sehingga penandatanganan MoU dilakukan Kemenpora. Nantinya setelah ini secara teknis operasional akan dilakukan BSANK dan BNSP yang berkoordinasi dalam implementasi di lapangan,” terangnya. Ia menambahkan pemerintah ingin mendorong lebih banyak lagi partisipasi publik di semua aspek keolahragaan. “Kami juga terus mendorong BSANK untuk semakin aktif dalam menjalankan kerja operasional penyusunan Standart Keolahragaan Nasional yang memang sangat kita butuhkan,” ungkap Mulyana. Sementara itu, Sumarna menegaskan pihaknya sangat terbuka serta mendukung proses standarisasi kompetensi tenaga keolahragaan ini. “Kerjasama ini diharapkan bisa membantu BSANK yang dalam hal ini difasilitasi Kemenpora untuk melakukan standarisi kompetensi tenaga keolahragaanya di Indonesia,” tukas Sumarna. (Adt)