Veddriq Juara Kualifikasi Olimpiade di Shanghai

Peluang panjat tebing Indonesia tinggal selangkah lagi untuk menambah perolehan tiket menuju Olimpiade Paris 2024 usai tampil IFSC Climbing Olympic Qualifier Shanghai, pada Sabtu (18/5). Atlet panjat tebing Indonesia, Veddriq Leonardo berhasil menjadi juara di nomor speed putra dengan catatan waktu 4,83 detik di final. Peringkat kedua diraih wakil China, Wu Peng dengan waktu 4,88 detik. Dengan prestasi tersebut, Rajiah meraih 45 poin dan 50 poin untuk Veddriq. Poin tersebut akan diakumulasi dengan hasil di IFSC Climbing Olympic Qualifier Budapest, Hungaria yang akan digelar pada 20-23 Juni mendatang. Selain Veddriq, Indonesia juga meraih medali perak dari atlet putri Rajiah Salbillah. Ia harus puas menempati peringkat kedua usai mencatatkan waktu 6,74 detik. Ia kalah cepat dari Zhou Y yang mencatatkan waktu 6,54 detik di big final speed putri. Dengan hasil ini, Indonesia tak hanya memborong dua medali sekaligus dengan rincian 1 medali emas dan 1 medali perak pada ajang Olyimpic Qualifier Series Shanghai 2024. Wakil Ketua Umum FPTI, Herry Heryawan, yang mendampingi para atlet Indonesia di Shanghai mengaku bangga atas raihan positif atlet panjat tebing Indonesia. “Alhamdulillah kita sudah on the track, hasil emas dan perak ini masih sesuai target yang diberikan federasi kepada kami,” kata Herry dalam keterangan tertulisnya Sabtu (18/5/2024). Setelah kejuaraan di Shanghai, FPTI bakal langsung menyiapkan atlet ke kualifikasi Olimpiade di Hungaria. Dia meminta dukungan dan doa dari seluruh masyarakat Indonesia agar panjat tebing Indonesia dapat terus berprestasi.

Wow! Kiromal Katibin Pecahkan Rekor Dunia Lagi

Wow! Kiromal Katibin Pecahkan Rekor Dunia Lagi

Atlet panjat tebing Indonesia, Kiromal Katibin, kembali menorehkan prestasi di International Federation of Sport Climbing (IFSC) World Cup 2022. Ia mempertajam rekor dunia untuk kali kelima usai mencatatkan waktu 5.00 detik. Tampil di babak kualifikasi nomor speed putra, di Place du Mont Blanc, Prancis, Jumat (8/7) waktu lokal, Kiromal Katibin membukukan waktu terbaik 5.00 detik. “Saya sangat senang sekali. Ini terjadi karena saya berlatih dengan keras. Terima kasih atas semua doa dari masyarakat, semoga dengan ini panjat tebing Indonesia semakin jaya,” kata Katibin, dalam rilis FPTI, Sabtu (9/7/2022). Bagi Katibin, hasil ini cukup membanggakan. Bagaimana tidak, Katibin untuk kali kelima memperbaharui catatan rekor dunianya dalam empat seri Piala Dunia Panjat Tebing. Rekor pertama ia pecahkan di IFSC World Cup pada 6 Mei 2022. Saat itu, ia mencatatkan waktu 5,17 detik di Seoul, Korea Selatan. Katibin kemudian mempertajam rekornya di Salt Lake City, Amerika Serikat (ASO pada 28 Mei 2021) dengan mencatatkan rekor 5,10 detik. Tak berhenti sampai di sana, Katibin kembali mempertajam rekornya di Villars, Swiss, pada 30 Juni 2022 sebanyak dua kali. Pertama ia mempertajam rekornya menjadi 5,09 detik kemudian dipertajam kembali dengan mencetak waktu 5,04 detik. Kemudian terbaru di Prancis, tepatnya di babak kualifikasi usai membukukan waktu 5.00 detik. Dengan raihan tersebut, Kiromal Katibin sekaligus memastikan satu tempat di babak final yang terdiri dari 16 atlet untuk memperebutkan medali. Ketua Umum Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Yenny Wahid yang turut menyaksikan langsung pertandingan tersebut, mengaku bangga dengan prestasi yang dipersembahkan Katibin. Ia berharap hasil ini menjadi modal atlet menuju ajang yang lebih besar, Olimpiade 2024 di Paris. “Alhamdulllah hari ini di Chamonix, Prancis, atlet andalan kita kembali menorehkan prestasi gemilang dengan memecahkan rekor dunia tercepat, rekor dunia atas namanya sendiri dengan catatan waktu 5.00 detik,” kata Yenny. “Kami delegasi Indonesia merasa sangat bangga dengan raihan ini. Semoga prestasi ini dapat dipertahankan hingga Olimpiade nanti,” kata Yenny. Sebagai informasi, dalam turnamen yang diikuti oleh 32 negara ini, Indonesia menerjunkan 20 atlet, 10 orang wanita dan 10 orang pria. Dengan rincian, kategori speed putra enam orang, lead putra empat orang dan masing-masing lima atlet untuk speed dan lead putri.

FPTI Aceh Bakal Gelar Kejuaraan Panjat Tebing untuk Jaring Atlet Baru

FPTI Aceh Bakal Gelar Kejuaraan Panjat Tebing untuk Jaring Atlet Baru

Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Aceh bakal menggelar kejuaraan daerah Wall Climbing Open Competition Series 2022 se-Aceh untuk menjaring atlet baru. Kejuaraan panjat tebing ini akan digelar di kompleks Stadion Harapan Bangsa, Lhong Raya, Kota Banda Aceh, Sabtu-Minggu (23-24/7/2022). Ketua Umum FPTI Aceh, Mahdi Ismail, mengatakan, kejuaraan tersebut sebagai ajang mencari dan membina atlet-atlet muda olahraga panjat tebing di Aceh serta meningkatkan silaturahmi para atlet dan mantan atlet panjat tebing se-Aceh. “Karena di sesi hari terakhir akan diperlombakan khusus di kategori rock master 35++ di mana atlet yang ikut serta merupakan mantan-mantan atlet panjat tebing di masanya,” kata Mahdi, Kamis (30/6). Mahdi berharap ajang tersebut mampu menjaring bibit-bibit baru atlet panjat tebing Aceh yang akan berkiprah di tingkat nasional dan internasional, seperti Pekan Olahraga Nasional dan World Cup IFSC. Ia menyebutkan, peserta Wall Climbing Open Competition Series 2022 se-Aceh terbuka untuk seluruh atlet dari pengurus kabupaten dan kota FPTI se-Aceh, klub panjat tebing, dan organisasi Mapala di Aceh. “Adapun kategori yang diperlombakan adalah lead umum (putra-putri), boulder umum (putra-putri), speed klasik umum (putra-putri),” ujar Mahdi.

Bangga! Atlet Panjat Tebing Indonesia Juara World Cup IFSC 2022

Selamat! Atlet Panjat Tebing Indonesia Juara World Cup IFSC 2022

Atlet panjat tebing Indonesia, Veddriq Leonardo berhasil meraih medali emas di seri lanjutan World Cup IFSC 2022. Dia berhasil menjadi yang tercepat pada nomor Men’s Speed. Tampil di babak final Men’s Speed World Cup International Sport Climbing (IFSC) 2022 di Salt Lake City, Amerika Serikat, Sabtu (28/5/2022). Veddriq berhasil mengalahkan atlet panjat tebing asal Austria, Tobias Planggers. Pria berusia 25 tahun itu sempat tergelincir dan membuatnya gagal mencapai puncak, tetapi Veddriq berhasil mengatasi masalah tersebut untuk bisa meraih kemenangan. Dia pun berhasil mencatatkan waktu 6,33 detik. Sementara, medali perak diraih oleh Plangger yang gagal memanjat hingga atas, akibat tergelincir di awal pertandingan. Sedangkan medali perunggu diraih oleh Ludovico Fossali dari Italia. Namun nasib berbeda didapatkan oleh Kiromal Katibin. Atlet panjat tebing asal Indonesia itu harus terhenti di babak perempat final, akibat tergelincir. Sebelumnya Salt Lake City, Amerika Serikat sempat menyelenggarakan World Cup International Sport Climbing (IFSC) 2022 pada 20-22 Mei. Ketika itu, Kiromal berhasil meraih medali emas dan Veddriq mendapatkan medali perunggu. Sementara Indonesia akan menjadi tuan rumah kejuaraan World Cup International Sport Climbing (IFSC) 2022 pada 22-24 September. Tentunya Veddriq dan Kiromal bisa mendapatkan hasil bagus saat bermain di negara sendiri.

5 Detik! Atlet Indonesia Pecahkan Rekor di Kualifikasi Piala Dunia Panjat Tebing

5 Detik! Atlet Indonesia Pecahkan Rekor di Kualifikasi Piala Dunia Panjat Tebing

Luar biasa. Hanya perlu lima detik saja bagi atlet muda asal Indonesia, Kiromal Katibin untuk memecahkan rekor di Kualifikasi Piala Dunia Panjat Tebing, Jumat (06/05/22) di Korea. Atlet panjat tebing asal Indonesia, Kiromal Katibin memecahkan rekor dunia dalam ajang Kejuaraan Dunia International Sport Climbing (IFSC) 2022 di Seoul, Korea Selatan. Kiromal Katibin mencatatkan waktu tercepat dalam sesi kedua kualifikasi dengan catatan waktu hanya 5,17 detik saja di nomor speed. View this post on Instagram A post shared by Indonesian Climbing Federation (@fpti_official) ”Rekor ini sekaligus melewati rekor sebelumnya yang diraih oleh atlet asal Indonesia, Leonard Veddriq di WC IFSC tahun lalu di Salt Lake City, Utah, Amerika Serikat (AS),” tertulis di rilis @ftpi.official. Kejuaraan Dunia IFSC di Seoul ini memasuki seri kedua. Hanya 210 atlet yang berhak ke puncak podium dan ikut Kejuaraan Dunia. Tercatat, sebanyak 74 pemanjat, terdiri dari 39 pria dan 35 wanita, akan bertarung di babak pembuka, lalu memperebutkan medali nomor speed putra dan putri. Sementara untuk nomor boulder, kualifikasi Kejuaraan Dunia ini akan diikuti oleh 127 pemanjat, terdiri dari 62 pria dan 65 wanita. Pemegang rekor dunia sebelumnya, Veddriq Leonardo (Indonesia) dan juga Aleksandra Miroslaw (Polandia) berada di posisi awal. Mereka akan menghadapi lawan sengit, John Brosler dan Emma Hunt dari AS, juara dunia IFSC 2019 Ludovico Fossali dari Italia, dan juara dunia 2021 Natalia Kalucka dari Polandia. Seperti diketahui, Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) memang fokus di kategori speed pada Climbing World Cup 2022 nanti. Biodata: Nama: Kiromal Katibin Tempat, Tanggal Lahir: Batang, Jawa Tengah, 21 Agustus 2000. Prestasi: 2022: Medali perak IFSC Climbing World Cup Seoul (Korea Selatan) 2021: Medali perak IFSC Climbing World Cup Salt Lake City (USA) 2019: Medali perak Asian Championship 2019 (Bogor) 2019: Medali perak Asian Championship 2019 (Bogor) nomor Speed Relay 2019: Medali perak PRA-PON XX Zona 2 (Surabaya) 2018: Medali emas Kejurnas XVII Panjat Tebing 2018 (Solo)

Indonesia Sapu Bersih Podium Nomor Speed di Piala Dunia Panjat Tebing 2022

Indonesia Sapu Bersih Podium Nomor Speed di Piala Dunia Panjat Tebing 2022

Indonesia menyapu bersih podium salah satu seri Piala Dunia Panjat Tebing 2022 yang diselenggarakan di Jungnang Sport Climbing Stadium, Seoul, Korea Selatan, Jumat. Veddriq Leonardo memastikan podium teratas nomor speed putra setelah finis dengan waktu 6,96 detik. Ia juga cukup diuntungkan karena rekan senegaranya, Kiromal Katibin, mencuri start dalam laga final perebutan medali emas, demikian catatan IFSC. “Tentu saja saya sangat senang karena ini merupakan kompetisi pertama pada musim ini. Saya merasa sangat percaya diri selama laga final tadi, dan (kemenangan) ini terasa luar biasa,” ungkap Veddriq. Sementara itu bagi Katibin, meski final kali ini berakhir antiklimaks dan mengecewakan, dia bisa bernapas lega berkat rekor dunia yang dia diciptakan pada babak kualifikasi dengan catatan waktu 5,17 detik, 0,03 detik lebih cepat dari rekor sebelumnya milik Veddriq yang dibukukan di Piala Dunia 2021 di Salt Lake City, Utah, AS. Podium nomor speed putra Piala Dunia Panjat Tebing kali ini makin lengkap berkat kemenangan atlet lainnya dari Indonesia, Rahmad Adi, yang mengalahkan Ludovico Fossali asal Italia dalam laga perebutan medali perunggu dengan catatan waktu 5,58 detik. Sementara itu, atlet putri Indonesia belum mampu naik podium dalam seri Piala Dunia kali ini. Rajiah Sallsabillah dan Desak Made Rita Kusuma Dewi, yang masuk tiga besar di babak kualifikasi, hanya mampu finis masing-masing di posisi kelima dan kesembilan saat final.

176 Atlet Se-Jateng Semarakkan Sirkuit Panjat Tebing Di Blora

176 Atlet Se-Jateng Semarakkan Sirkuit Panjat Tebing Di Blora

Sebanyak 176 atlet se-Jawa Tengah menyemarakkan even Sirkuit Panjat Tebing di Kabupaten Blora. Lomba yang diadakan pada 12 dan 13 Maret ini diselenggarakan di Venue Wall Climbing, Lapangan Kridosono Blora. Ketua Panitia Sirkuit Series 1 Panjat Tebing, Agus Oni Setiawan, mengaku sangat bangga dapat menyelenggarakan even yang pertama kali sejak adanya pandemi Covid-19. “Kami mendapatkan apresiasi dari pihak FPTI (Federasi Panjang Tebing Indonesia) Jawa Tengah untuk mengadakan sirkuit Jateng series 1 ini. Kami sangat berbangga hati karena bisa menyajikan,” kata Oni saat ditemui bloranews, Sabtu (12/3). Sementara itu, Ketua FPTI Jawa Tengah, Abdul Hamid mengungkapkan, Dengan diselenggarakannya sirkuit kali ini dapat melahirkan bibit-bibit baru di dunia olahraga panjat tebing. “Kayaknya tumbuh kembang atlet-atlet daerah mulai bermunculan,” ujar Abdul. Dengan adanya even tersebut, FPTI dapat dengan mudah memantau potensi-potensi para atlet muda untuk diikutsertakan dalam even yang lebih besar. “Kita ingin membuat daftar atlet kabupaten kota sampai nanti prioritas di Jawa Tengah. Kita lebih mudah dalam menilai dan memantau karena kalau yang dimainkan junior seperti ini, ini harapan,” terang dia. Dalam sirkuit Jawa Tengah series 1 ini, ada tiga kategori yang dilombakan, yaitu clasic speed under 13 putra dan putri, speed world record usia 14-15 tahun putra dan putri, serta speed world record usia 16 tahun ke atas.

Jelang Porprov 2022, FPTI Banjarmasin Siapkan Atlet Muda

Jelang Porprov 2022, FPTI Banjarmasin Siapkan Atlet Muda

Persiapan demi persiapan terus digalangkan Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Banjarmasin jelang menghadapi perhelatan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) 2022 di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS). Salah satu upaya yang dilakukan di antaranya menyiapkan atlet-atlet muda yang akan turun di kategori youth. Asisten Pelatih FPTI Banjarmasin, Siti Rukayah mengutarakan bahwa Kategori Youth akan dipertandingkan di ajang Porprov sehingga para atlet-atlet muda terus dibina di venue panjat dinding GOR Hasanuddin HM Banjarmasin. “Kami rutin berlatih setiap Senin hingga Sabtu mulai dari fisik hingga teknik, untuk atlet kami ada mulai Kategori Youth D (Kelahiran 2011-2010) hingga Youth A (Kelahiran 2005-2004), junior (Kelahiran 2003-2002) dan senior,” ucapnya pada Rabu (2/2/2022). Siti mengatakan bahwa latihan termasuk kondisional karena tergantung cuaca, apabila turun hujan di tengah latihan maka menu latihan akan difokuskan melatih fisik. Mengenai target di Porprov nanti, Siti berharap FPTI Banjarmasin bisa meraih medali emas sebanyak-banyaknya terutama di nomor speed dan lead. “Setiap daerah tentu telah melakukan persiapan khusus, tentu salah satu yang paling berpengaruh adalah motivasi setiap atlet, karena itu jajaran pelatih akan terus memberikan motivasi selain melatih fisik dan teknik,” ujarnya. Sedangkan atlet muda FPTI Banjarmasin, Ahmad Lutfi berambisi meraih medali di ajang Porprov pertamanya. Lutfi yang masih berusia 11 tahun ini akan turun di kelas Lead Youth D Banjarmasin. Pada kejuaraan Panjat Tebing Kelompok Usia Kalsel yang berlangsung 2021 lalu, Lutfi menorehkan prestasi di peringkat keempat. Kini, ia pun optimistis persiapan maksimal yang dilakukan akan berbuah manis di Porprov nanti. “Saya hampir setahun sudah bergabung di FPTI Banjarmasin, untuk porprov nanti tentu target saya menyumbangkan medali,” ucapnya.  

Lolos ke Ajang Nasional, Atlet Muda Ini Mengaku Kesulitan Biaya

Lolos ke Ajang Nasional, Atlet Muda Ini Mengaku Kesulitan Biaya

Achmad Fawwaz Al Farizi warga Lingkungan Krajan, Kelurahan Jumerto, Kecamatan Patrang, dikenal sebagai seorang atlet panjat tebing junior di Jember. Bocah berumur 10 tahun itu menjadi seorang atlet panjat tebing, mengikuti jejak dari kedua kakaknya. Yakni Achmad Abdi Kamal Maulana (18 tahun) dan Achmad Haydar Priyatama (16 tahun). Fawwaz, bocah yang juga siswa SDN Slawu 1 Jember itu, sejak umur 3 tahun belajar menjadi atlet panjat tebing. Namun sayang, prestasi dan potensi Fawwaz sebagai seorang atlet panjat tebing mendapat ganjalan. Untuk berkompetisi ke Aceh, di ajang kompetisi panjat tebing tingkat Nasional. Fawwaz mengaku kesulitan biaya, untuk memenuhi kebutuhan selama mengikuti kompetisi. Padahal Fawwaz lolos untuk ikut kompetisi tingkat nasional itu, setelah banyak menorehkan prestasi dan mendapat medali di tingkat Provinsi Jawa Timur. “Ini kompetisi tingkat nasional saya yang perdana. Pertama kalinya. Alhamdulillah seleksi tingkat provinsi lolos. Makanya bisa ikut Kejurnas di Aceh. Karena saya sering menang di tingkat Provinsi. Jadi poinnya tinggi,” kata Fawwaz. Di tingkat Provinsi Fawwaz mendapat 8 medali dari kompetisi yang diikutinya. “Emas 2, perak 1, dan perunggu 5, belum lagi prestasi di tingkat daerah, sehingga bisa naik ikut kompetisi di tingkat nasional,” lanjut Fawwaz. Namun demikian, Fawwaz mengaku sedih dengan langkah perdananya untuk ikut kompetisi di tingkat nasional. Pasalnya, Fawwaz tidak memiliki dana untuk biaya hidup selama berkompetisi. “Adanya hanya akomodasi berangkat sama tiket yang dijamin pihak panitia di sana. Ya saya berharap bisa juara satu, juga ada bantuan anggaran untuk sangu (biaya hidup) selama berkompetisi di Aceh,” ujarnya. Saat berkunjung ke rumah Fawwaz. Sehari-hari bocah SD itu berlatih dengan didampingi kakak-kakaknya yang juga seorang atlet panjat tebing. Selain juga didampingi oleh seorang pelatih panjat tebing yang akrab dipanggil Pak Nur. Untuk berlatih panjat tebing, Fawwaz selalu melakukannya di rumah ataupun di lokasi papan panjat tebing di Kampus Unej, dan SMAN Ambulu. Karena di dua lokasi itu yang memiliki papan panjat tebing, dengan ketinggian sesuai untuk kompetisi. Untuk di rumah, Fawwaz dan kedua kakaknya tinggal dalam satu kamar berukuran kurang lebih 7 x 1,5 meter. Di dalamnya ada papan panjat tebing lengkap dengan pin yang disusun teratur. Sebagai tempat latihan bagi Fawwaz dan kedua kakaknya. “Untuk (olahraga) panjat tebing ini, kebanyakan kita biaya sendiri. Mulai dari membuat papan panjat tebing, beli pin, harnes, ataupun sepatu (khusus panjat tebing). Uangnya hasil lomba setelah kita menang. Jadi nyicil sampai jadi seperti sekarang,” kata Kakak Pertama Fawwaz. Selain untuk kebutuhan latihan, lanjut pria yang akrab dipanggil Didi ini, untuk ikut kompetisi ataupun kejuaraan selalu biaya sendiri. “Jarang sekali dapat perhatian pemerintah, lebih banyak sendiri. Tapi untuk kompetisi adik saya ini ke Aceh. Saya berharap ada bantuan pemerintah. Toh kompetisinya nasional dan mewakili Jember,” kata Didi.

Menuju Olimpiade Paris 2024, FPTI Bidik 4 Atlet Muda Panjat Tebing

Menuju Olimpiade Paris 2024, FPTI Bidik 4 Atlet Muda Panjat Tebing

Ketua Umum Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI), Yenny Wahid mengaku telah memiliki gambaran calon tim utama di Olimpiade Paris 2024. Pemisahan nomor speed dari kombinasi dengan lead-boulder membuat Yenny Wahid optimistis Indonesia akan meraih prestasi. “Olimpiade 2024 nanti bisa jadi momen bagi insan panjat tebing kita, terutama para atlet kita untuk bisa berjaya, untuk bisa kembali merajai, dan menjadi paling the best,” ujar putri mantan Presiden RI Abdurrahman Wahid tersebut, Rabu (4/8/2021). Setidaknya ada empat nama kandidat yang telah dibidik FPTI untuk masuk dalam skuad utama panjat tebing Indonesia menuju Paris 2024. Yenny Wahid menyebutkan atlet incaran tersebut masih berusia belasan dan akan mencapai usia emas saat Olimpiade Paris, tiga tahun lagi. Siapa sajakah keempat proyeksi atlet tersebut? Yang pertama ialah Rahmad Adi Mulyono asal Jawa Timur. Saat ini Rahmad baru 19 tahun. Ia pernah memenangi IFSC Connected Speed Knockout, pada 2 Agustus 2020 lalu. Selanjutnya, ada duo Veddriq Leonardo (Kalimantan Barat) dan Kiromal Katibin (Jawa Tengah) juga masuk radar FPTI menuju Olimpiade Paris 2024. Duo atlet putra panjat tebing Indonesia itu menorehkan prestasi luar biasa pada IFSC Climbing World Cup 2021 di Amerika Serikat dan Swiss. Bahkan, Veddriq Leonardo meraih back-to-back medali emas untuk nomor speed putra di dua ajang kelas dunia panjat tebing tersebut. And that's it! Veddriq Leonardo wins it! 🇮🇩 Watch more sport climbing on https://t.co/RG08DMKMzK 🧗#VillarsWC #ClimbingSurOllon pic.twitter.com/ot8D7CyoBf — The Olympic Games (@Olympics) July 2, 2021 Satu nama terakhir yaitu atlet putri Desak Made Rita Kusuma Dewi, FPTI membidik Rita yang finis keempat saat berlaga di Swiss, bulan lalu. “Rita itu bisa lebih lagi prestasinya. Pada prakualifikasi angkanya nomor tiga,” tutur Yenny Wahid soal alasan FPTI membidik atlet muda Bali itu dalam rilis FPTI. “Pas pertandingan agak enggak mujur, enggak bisa sampai atas. Tergelincir. Ini nasib. Tapi, secara hitungan, dia sudah dapat waktu. Sudah bisa memecahkan itu,” lanjut Yenny. Untuk tim pelapis kedua dan ketiga, FPTI akan mengincar pemain junior yang akan menuju usia remaja ketika Paris 2024 tiba. “Makin muda saat mendalami olahraga ini, makin terbentuk muscle memory-nya atau memori ototnya,” ia menambahkan. “Misalnya, Katibin, mulai dari usia 8 tahun. Penting sekali. Kalau betul-betul ada bakat dan minat dan ketemu dengan FPTI, pasti bisa kami fasilitasi,” pungkasnya.

Atlet Panjat Tebing Indonesia Juara IFSC World Cup 2021 di Swiss

Atlet Panjat Tebing Indonesia Juara IFSC World Cup 2021 di Swiss

Atlet panjat tebing kebanggaan Indonesia, Veddriq Leonardo, menorehkan prestasi gemilang dalam ajang IFSC World Cup 2021 di Swiss, pada Jumat (2/7/2021) malam waktu setempat. Atlet 24 tahun tersebut sukses menaklukkan wall atau dinding panjang setinggi 15 meter dalam waktu 5,32 detik. Catatan tersebut jauh lebih baik daripada rivalnya di final, Dmitrii Timofeev (Rusia), yang kalah cepat sejak awal dan hanya menorehkan waktu 7,35 detik saja. Veddriq Leonardo mengaku sangat senang karena sukses berdiri di podium utama ajang panjat tebing sekelas IFSC World Cup 2021 lagi. “Saya sangat berterima kasih kepada semua orang yang terus mendukung saya,” ujar Veddriq usai lomba seperti dilansir dari Olympics.com. “Saya sangat senang bisa meraih medali emas. Saya sangat antusias dengan hasil yang saya dapat dalam kompetisi besar seperti ini,” lanjutnya. Ini menjadi gelar juara dunia kedua dalam sebulan terakhir untuk atlet asal Kalimantan Barat setelah kemenangan di ajang Climbing World Cup 2021, Salt Lake City, Amerika Serikat, awal bulan Juni lalu. And that's it! Veddriq Leonardo wins it! 🇮🇩 Watch more sport climbing on https://t.co/RG08DMKMzK 🧗#VillarsWC #ClimbingSurOllon pic.twitter.com/ot8D7CyoBf — The Olympic Games (@Olympics) July 2, 2021 Saat itu, Veddriq mampu mengemas catatan waktu 5,208 detik untuk memastikan medali emas di Salt Lake City. Tidak hanya dari Veddriq, Indonesia juga mendapatkan tambahan medali di ajang yang sama dari Kiromal Katibin. Kiromal Katibin tampil apik di small final hari Jumat kemarin dengan mencatatkan waktu 5,3 detik dan memastikan medali perunggu. Setelah Swiss, kejuaraan dunia panjat tebing masih menyisakan dua turnamen lagi yang akan berlangsung di Prancis dalam waktu dekat sebelum Olimpiade Tokyo resmi dibuka. Panjat tebing akan debut di Olimpiade Tokyo dengan satu nomor yang dipertandingkan, yakni combined antara tiga disiplin speed, bouldering and lead. Baik Veddriq Leonardo maupun Kiromal Katibin berharap mendapat kesempatan untuk tampil di Olimpiade Paris 2024. “Saya dan Veddriq akan terus (berupaya) membawa nama dan prestasi Indonesia ke pentas dunia,” ujarnya bulan Juni kemarin.

Usai Sukses Pecahkan Rekor Dunia, Veddriq dan Katibin Bidik Juara di Olimpiade 2024

Usai Sukses Pecahkan Rekor Dunia, Veddriq dan Katibin Bidik Juara di Olimpiade 2024

Torehan prestasi dua atlet muda panjat tebing Indonesia, Veddriq Leonardo dan Kiromal Katibin, setelah berhasil menjadi juara dunia dan pecahkan rekor dunia di ajang IFSC Climbing World Cup 2021 di Salt Lake City, Amerika Serikat (30/5) lalu menjadi modal bagi tim panjat tebing Indonesia menuju pentas Olimpiade. Veddriq Leonardo, atlet panjat tebing asal Kalimantan Barat (Kalbar) tengah menuai perhatian setelah pecahkan rekor dunia. Pemuda kelahiran Pontianak tersebut sukses mengungguli rekan setimnya, Kiromal Katibin untuk nomor speed putra. Kedua atlet tersebut mencatatkan rekor baru dalam kurun waktu beberapa jam saja. Rekor pertama pada hari itu dipecahkan oleh Kiromal Katibin dalam putaran pertama babak kualifikasi dengan waktu 5,258 detik, mengungguli Leonardo yang berada di posisi kedua dengan 5,375 detik. Leonardo melesat memanjat ke atas dinding setinggi 15 meter untuk finis tercepat dengan catatan waktu 5,208 detik dan mengalahkan Kiromal Katibin. Sukses menorehkan prestasi, Veddriq merasa semringah. “Saya sangat senang bisa meraih medali emas dan memecahkan rekor dunia. Kami tidak datang ke sini untuk meraih kemenangan, kami datang untuk memecahkan rekor,” ujar Veddriq. Ini bukan menjadi pretasi pertama yang ditorehkan Veddriq Leonardo. Sebelumnya ia berhasil menyabet perunggu dalam ajang IFSC di Moscow, Rusia pada 2018 silam. Ia juga mendapat medali emas dalam ajang Asian Championship 2019 dan PRA-PON XX Zona 3. Sementara prestasi yang diraih Kiromal Katibin juga cukup menjanjikan. Pemuda kelahiran Batang, 21 Agutus 2001 itu tak hanya menyumbang medali perak nomor speed pada Piala Dunia Panjat Tebing IFSC 2021 di Salt Lake City, Utah, Amerika Serikat, beberapa waktu lalu. Katibin, sempat memecahkan rekor dunia dengan catatan waktu 5,258 detik. Dua catatan waktu itu memecahkan rekor sebelumnya yang dipegang pemanjat tebing Iran Reza Alipour dengan waktu 5,480 detik. Bagi Katibin, raihan di Negeri Paman Sam tidaklah mudah. Dia mempersiapkan diri di pemusatan latihan nasional (Pelatnas) sejak Juli 2020 lalu. “Kejuaraan di Amerika ini yang pertama sejak pandemi Covid-19 pada 2020 lalu. Selama itu, aku hanya berlatih dan lakukan evaluasi diri. Saat akan mengikuti kejuaraan dunia di Salt Lake City, sangat semangat. Memecahkan rekor dunia yang dipegang Reza Alipour adalah target utama di IFSC 2021. Saya optimistis, karena catatan waktu saat latihan lebih bagus,” kata Katibin. Panjat Tebing Indonesia mampu menunjukkan prestasi membanggakan. Ada ambisi lebih besar pada diri Katibin yakni emas Olimpiade Prancis 2024 nanti. Dia akan mempersiapkan diri lebih baik akan terus konsisten bisa masuk ke tim Indonesia. “Saya dan Veddriq membawa nama dan prestasi Indonesia ke pentas dunia,” tandas dia.

6 Pemanjat Tebing Junior Kalsel Lolos ke Tahap Seleksi Nasional

6 Pemanjat Tebing Junior Kalsel Lolos ke Tahap Seleksi Nasional

Sebanyak 6 pemanjat tebing junior dinyatakan lolos untuk mewakili Kalimantan Selatan ke Seleksi Nasional di Jakarta yang direncanakan digelar bulan ini. Nantinya, para atlet yang lolos Seleksi Nasional akan mewakili Indonesia di Kejuaraan Dunia yang diperkirakan berlangsung tahun depan. Keenam nama yang berhasil lolos ke Seleksi Nasional ini berhasil menjadi yang terbaik usai mengikuti seleksi yang diselenggarakan PP FPTI, di Venue Sport Climbing Gor Hasanudin HM, pada 29 Agustus 2020 lalu. Ketua Harian FPTI Provinsi Kalsel, Bandi Chairullah menjelaskan pada awalnya ada 8 nama yang mengikuti seleksi yang berasal dari kabupaten/kota diantaranya Tapin 3, Hulu Sungai Tengah 2, Tanah Laut 1, Banjarbaru 1 dan Banjar 1. Sementara kuota yang lolos hanya untuk 6 orang. “Namun dari semua atlet yang seleksi kemarin kita hanya menyediakan kuota 6 atlet saja, 3 putra dan 3 putri,” ucapnya Kamis (3/9/2020) seperti dikutip dari Klikkalsel.com. Bobot seleksi yang ditempuh para atlet adalah latihan fisik sekitar 20 persen, psikologi 30 persen dan tes pemanjatan 30 persen. Dari serangkaian tes tersebut, maka muncul 6 nama atlet terbaik yang berhak mewakili Kalimantan Selatan di Seleksi Nasional. Untuk atlet putra yang lolos, FPTI Tapin berhasil mendominasi dengan mengirimkan 3 nama. Sementara atlet putri terbagi rata dan berasal dari FPTI Banjarbaru, FPTI Hulu Sungai Tengah dan FPTI Tanah Laut. “Secara faktual data base hasil tes atlet yang bersangkutan, adalah murni sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.” ujar Bandi. Berikut Daftar Atlet Junior Kalimantan Selatan yang Lolos ke Seleksi Nasional: Putra: 1. Muhammad Firdan Andika – FPTI Tapin. 2. Muhammad Rezky Azhar – FPTI Tapin. 3. Moh. Reza Fernanda Abdi – FPTI Tapin. Putri: 1. Zeriflita Aura Rinjani – FPTI Banjarbaru. 2. Andika Nabila – FPTI Hulu Sungai Tengah. 3. Hudiya Lailan Nisfi – FPTI Tanah Laut.

Rahmad Adi Mulyono, Pemuda 19 Tahun dengan Target Prestasinya di Asian Games & Olimpiade di Panjat Tebing

Inilah Target Rahmad Adi Mulyono di Asian Games dan Olimpiade

Pemanjat dinding Indonesia, Rahmad Adi Mulyono, mengincar dua target kemenangan di Asia Games 2022 dan Olimpiade Paris 2024. Adi yang berhasil meraih emas di IFSC Connected Speed Knockout 2020 pada 2 Agustus 2020 lalu itu mengaku siap bersaing dengan para seniornya untuk bisa berprestasi di level internasional. “Kalau latihan tidak mau kalah sama yang senior, pengen sih ngalahin prestasi yang senior-senior itu,” kata Adi seperti dikutip dari Sport.tempo.co, Senin, 10 Agustus 2020. Tentang target, atlet yang baru menginjak usia 19 tahun ini mematok juara di Asian Games Hangzhou 2022 dan Olimpiade Paris 2024. Sedangkan Olimpiade Tokyo 2021, ia memilih realistis karena cabang olahraga panjat tebing masih memperlombakan nomor kombinasi yakni speed, lead, dan boulder. “Targetnya 2024, kalau Olimpiade Tokyo itu tiga kategori. Kalau saya fokus ke Asian Games 2022 dan Olimpiade 2024,” ungkap Adi. Adi merupakan anggota klub panjat dinding Life Sport Climbing di Surabaya. Spesialisasinya adalah panjat dinding kecepatan. Ia mengaku pertama kali mengenal olahraga panjat tebing saat ia berada di kelas 6 SD. Pada awalnya, Adi merasa tertantang oleh adiknya yang lebih dahulu mengenal olahraga panjat tebing. “Lihat-lihat kok menantang, akhirnya ikut sendiri. Pertama diejek sama adek, dulu adikku sering juara, kamu tidak bisa seperti aku,” kata Adi menirukan tantangan adiknya. “Aku latihan terus, tak buktiin. Jadi saling bersaing, sekarang adekku masih di Pengcab (pengurus cabang) Surabaya,” lanjutnya. Nama Adi kian melejit saat ia menjuarai Kejuaraan Nasional kelompok umur pada 2015. Setelah itu, Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) mempercayakan dirinya tampil di Asian Youth Championship 2017 di Singapura. Namun, Adi belum mendapatkan hasil maksimal kala itu. Setelah itu, satu demi satu kejuaraan baik level nasional mau pun internasional diikuti oleh atlet kelahiran Surabaya, 31 Oktober 2000 ini. Adi pun bisa mempersembahkan beberapa medali hasil dari kerja kerasnya tersebut. Diantaranya medali emas di kejuaraan daerah dan nasional, medali perunggu untuk nomor perorangan dan medali emas untuk nomor beregu di Asian Youth Championship 2019. Ia juga menjadi kontingen Indonesia yang berangkat ke IFSC Youth World Championships di Arco, Italia. Adi berhasil membawa pulang medali perunggu.

Medan Gelar Kejurnas Panjat Tebing Kapolda Sumut Cup 2019, Juara Dunia Aspar Jaelolo Turun Berlaga

Polda Sumut akan menggelar Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Open Panjat Tebing bertajuk 'Kapolda Sumut Cup 2019' pada 1-5 Februari 2019, di Lapangan Mako Brimob Polda Sumut, Medan. Juara dunia panjat tebing Indonesia, Aspar Jaelolo, dipastikan tampil pada Kejurnas Open Polda Sumut ini. (FPTI)

Medan- Polda Sumut akan menggelar Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Open Panjat Tebing bertajuk ‘Kapolda Sumut Cup’ pada 1-5 Februari 2019, di Lapangan Mako Brimob Polda Sumut, Medan. Terdapat empat kelas putra dan putri yang akan dipertandingkan pada Kejurnas ini yakni kelas speed WR, speed klasik, lead, dan boulder. Ketua II Panitia Panjat Tebing Kapolda Sumut Cup, Junet Iskandar mengungkapkan, jika salah satu juara dunia panjat tebing Indonesia, Aspar Jaelolo, dipastikan tampil pada Kejurnas Open Polda Sumut ini. “Atlet Asian Games kemarin juga akan turun, seperti Rajiah Salsabillah dan Abu Dzar Yulianto. Kejurnas ini event pertama yang diadakan tahun ini juga menjadi hitungan peringkat berjalan. Karena untuk seleksi Asian Championship, pada November 2019,” terangnya pada Kamis (25/1), di Mako Brimob Polda Sumut, Medan. Aspar berhasil meraih medali emas pada kategori speed di Piala Dunia Panjat Tebing, bertajuk IFSC Climbing Worldcup di Wujiang, Tiongkok, pada Oktober 2018. Sementara Salsabillah dan Abu Dzar, merupakan atlet peraih emas di nomor speed relay putra dan putri, di Asian Games 2018. Junet menjelaskan hadirnya juara dunia dan Asian Games ini akan membuat para climbers Sumut, belajar dari atlet pencetak rekor dunia. “Kami ingin kasih semangat buat atlet kita (Sumut) biar lebih kerja kerasnya. Hadirnya uara dunia dan Asian Games ini juga akan mendongkrak gengsi dan kemeriahan event ini,” tegasnya. Ia menerangkan akan ada 300 atlet yang berasal dari berbagai daerah serta negara tetangga, berpartisipasi dalam kejuaraan ini. Setidaknya, tercatat sembilan provinsi yang telah mendaftar untuk mengikuti Kejurnas Poldasu Cup ini. Ia menargetkan 200 atlet panjat tebing akan berlaga di Kejurnas ini. “Sudah ada delapan daerah yang telah mendaftar, seperti Aceh, Lampung, Sumbar, Bengkulu, Padang, lalu dari Jawa ada Bandung, Surabaya, Jawa Timur dan Jakarta. Hingga hari ini sudah ada 41 atlet yang mendaftar dan akan terus bertambah,” jelas pria kelahiran Medan, 17 Juni 1974 ini. Ketua Pengcab Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Kota Medan ini memastikan jika 30 atlet panjat tebing FPTI Sumut, akan berlaga pada kejurnas kali ini. Bahkan kejuaraan Poldasu Cup ini juga menjadi tolak ukur sebelum menghadapi Popwil, sebagai kualifikasi menuju PON 2020. “Sekitar 30 atlet panjat tebing Sumut nanti akan berlaga disini. Atlet-atlet dari Sumatera memang rata-rata semua ikut Kejuaraan. Sehingga nantinya menjadi barometer mereka, jelang persiapan menghadapi Popwil Sumatera, pada November 2019, di Lampung,” tegasnya. Lebih lanjut, kejuaraan ini berlangsung berkat kepedulian Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto, untuk memajukan olahraga panjat tebing di Sumut. “Ini bukti kepedulian Pak Kapolda menghidupkan kembali olahraga panjat tebing ini, dengan membangun sarana baru dengan standar track speed wr dengan rekor dunia,” pungkasnya. (Adt)

Libur Lebaran TC Asian Games 2018, Atlet Panjat Tebing Wajib Pull Up Ratusan Kali Di Rumah

Aries Susanti dkk wajib melakukan latihan pull up ratusan kali di rumah mereka, disela-sela liburan lebaran Pelatnas Asian Games 2018. (fpti)

Jakarta- Atlet pemusatan latihan nasional (Pelatnas) cabang panjat tebing mendapatkan libur lebaran. Namun, mereka tidak bisa santai. Sebab, harus tetap berlatih mandiri dirumah masing-masing. Para atlet itu libur sejak Kamis (8/6), dan kembali ke Yogyakarta untuk mengikuti program Pelatnas pada Sabtu (16/6). Hendra Basyir, Pelatih Tim Nasional (timnas) Sport Climbing Indonesia, bahkan mewajibkan anak didiknya melakukan pull up setiap hari selama libur Hari Raya Idul Fitri 1439 H. “Untuk atlet putra sebanyak 600 kali, dan atlet putri 500 kali,” ujar Hendra, Kamis (14/6). Menurutnya, para atlet harus menjalani latihan mandiri. Latihan ini, tambah Hendra, bisa dilakukan bersama atlet Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) daerah asal yang dimiliki pengurus cabang (Pengcab) atau pengurus provinsi (Pengprov). “Latihan mandiri menjadi salah satu cara untuk menjaga kebugaran atlet selama libur lebaran,” tegasnya. Sementara, Aries Susanti, atlet Pelatnas Asian Games 2018 itu bahkan rela membangun sarana pull up di halaman belakang rumahnya di Desa Tarumanagara, Kecamatan Klambu, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, demi menjaga kebugaran. Fasilitas sederhana yang terbuat dari pipa besi itu, dibangun perempuan berjuluk ‘Laba-laba Grobogan’ ini agar bisa melakukan pull up secara rutin tanpa harus keluar kediamannya. “Dalam sehari saya rutin melakukan pull up 500 kali,” terangnya. Sebelumnya, ia harus pergi ke SD (Sekolah Dasar) tempat dirinya bersekolah dahulu yang berjarak sekitar 2 kilometer dari rumahnya demi bisa melakukan pull up. “Saya pull up sama keponakan biar dia juga olahraga,” ungkap Aries. Selain Aries, atlet asal Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nurul Iqomah, melakukan pull up dengan memanfaatkan ventilasi rumah. “Fungsinya sama, kok. Yang penting niatnya. Kalau untuk latihan pemanjatan saya biasanya di Lapangan Manggemaci (Paruga Na’e), yang ada di Kota Bima,” cetus Nurul. (Adt)

Prestasi Mendunia, FPTI Diganjar Ratusan Juta Dari Bank Tabungan Negara (BTN)

Direktur Utama BTN Maryono (kiri) menyerahkan dana bantuan bagi Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) yang diterima Sekretaris Umum FPTI Sapto Hardiono, pada Rabu (30/5). (istimewa)

Jakarta- Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) akhirnya mendapat dana pembinaan dari Bank Tabungan Negara (BTN), atas prestasi membanggakan atlet Indonesia di kancah internasional. Pihak BTN menyatakan dana pembinaan senilai Rp100 juta itu sebagai bentuk apresiasi kepada para atlet panjat tebing Indonesia karena berprestasi di kejuaraan internasional pada bulan Mei ini. “Ini adalah bentuk dukungan sosial yang diberikan korporasi pada atlet panjat tebing melalui program CSR (Corporate Social Responsibility) Bank BTN. Kami peduli kepada mereka dan ini menjadi semangat korporasi mendukung atlet,” kata Direktur Utama BTN, Maryono, pada Rabu (30/5). Bagi pihak FPTI, mereka sangat mengapresiasi pemberian bantuan dana pembinaan ini dan menilai hal ini memiliki nilai sangat penting untuk memajukan salah satu cabang olahraga yang diproyeksikan medali emas Asian Games 2018 tersebut. “Bantuan ini memiliki nilai penting di mana peran serta swasta dapat memberikan kontribusi yang nyata terhadap perkembangan panjat tebing Indonesia,” ujar Sekretaris Umum FPTI, Sapto Hardiono, dalam pesan singkatnya. Ke depannya, Sapto mengharapkan bantuan pembinaan ini tak hanya sampai saat ini atau sampai Asian Games 2018 saja, namun dapat berlangsung dalam jangka panjang. Selama bulan Mei 2018 ini, cabang panjat tebing telah membanggakan Indonesia. Dimulai saat Kejuaraan Dunia International Federation of Sport Climbing (IFSC) di Tai’an, China, Sabtu-Minggu (12-13 Mei), saat kontingen Indonesia berhasil meraih tiga medali (emas, perak dan perunggu) di nomor speed, bahkan sembilan dari 14 atlet tang turun di nomor tersebut melaju ke final. Dengan hasil itu, FPTI mengumpulkan 1.023 poin dan menghentikan dominasi Rusia selama bertahun-tahun. Rusia berada di peringkat dua dengan poin 980, disusul Prancis yang sukses merebut dua emas di nomor speed world record putra dan putri, hingga menaikkan peringkatnya ke posisi tiga dengan total poin 590. Torehan prestasi kembali ditunjukkan tim nasional panjat tebing Indonesia yang akan berlaga di Asian Games 2018, dengan berhasil menyabet dua emas dan satu perak dalam ajang Zero Gravity Bouldering Competition 2018, di Bonifacio High Street, Filipina, 19-20 Mei 2018. (art)

Ujicoba Persiapan Asian Games di Filipina, Timnas Panjat Tebing Kawinkan Medali Emas

Atlet nomor combined meraih dua emas dan satu perak di ajang 'Zero Gravity Bouldering Competition 2018', di Bonifacio High Street, Filipina, 19-20 Mei 2018. (fpti)

Jakarta- Prestasi membanggakan ditorehkan tim nasional (Timnas) panjat tebing Indonesia. Berlaga pada kompetisi bertajuk ‘Zero Gravity Bouldering Competition 2018’, di Bonifacio High Street, Manila, Filipina, 19-20 Mei, Seto dkk sukses membawa pulang dua medali emas dan satu perak. “Medali emas disumbangkan Seto di nomor Men’s Open Competition dan Widia Fujiyanti di nomor Women’s Open Competition. Seto mencatat tiga top dan empat zone, sementara Widia tiga top dan tiga zone,” ujar Judistiro, Pelatih Combined Indonesia, Senin (21/5). Ia melanjutkan untuk perak diraih Ndona Nasugian di nomor Women’s Open dengan dua top dan dua zone. Sementara, pemanjat keempat atas nama Kiromal Katibin harus puas berada diurutan keempat untuk nomor Men’s Open setelah Seto, Gerald Verosil (satu top dan empat zone), dan Iman Lorenzo Mora (Filipina). Judistiro menjelaskan Kiromal menorehkan satu top dan tiga zone sama seperti Iman. Namun, ia kalah dalam percobaan ke top. Sedangkan posisi ketiga untuk nomor putri ditempati Milky Mae Tejares dari Filipina dengan satu top dan dua zone. Event itu sekaligus ajang ujicoba memantapkan persiapan menuju Asian Games 2018. Pada event di Filipina, Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) mengirim empat atletnya guna menjajal latihan selama mengikuti pemusatan latihan nasional (Pelatnas) di kawasan kompleks Stadion Mandala Krida, Yogyakarta. Waktu yang semakin dekat dengan pelaksanaan pesta multievent olahraga negara-negara se-Asia, Agustus-September mendatang itu membuat semua cabang olahraga (cabor) berupaya untuk semakin mematangkan persiapan. “Pencapaian dua atlet tersebut sesuai dengan harapan pelatih. Terlebih, tim combined baru bergabung ke Pelatnas pada Februari 2018,” cetus Triyanto Budi, Pelatih Combined Indonesia lainnya. (Adt)

Sabet Perunggu di Rusia, Tim Panjat Tebing Indonesia Mulai Bersaing di Level Dunia

Atlet panjat tebing Indonesia, Veddriq Leonardo (merah) sukses naik podium ketiga, di nomor speed world record putra dalam event IFSC Climbing World Cup Moscow, Rusia 2018. Minggu (22/4). (sportesnews)

Jakarta- Timnas panjat tebing Indonesia membuktikan kualitasnya menembus jajaran elite dunia dengan meraih medali perunggu pada kejuaraan International Federation of Sport Climbing (IFSC) Climbing World Cup Moscow, Rusia 2018, 21-22 April 2018. Dalam siaran pers Pengurus Pusat (PP) Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI), menyebut Veddriq Leonardo, yang notabene atlet pendatang baru di pelantas, menunjukkan kemampuannya. Ia masuk semifinal nomor speed world record putra, usai mengalahkan rekan senegara, Pangeran Septo Wibowo. Sayang, saat menantang Vladislav Deulin dari Rusia di semifinal, Veddriq kalah dengan catatan waktu 6,21 detik dibanding 5,81 detik. Di partai lain, Muhammad Hinayah juga masuk semifinal berhadapan dengan Reza Alipourshena dari Iran. Reza menang dengan catatan waktu 5,71 detik, sedangkan Hinayah 5,81 detik. Veddriq pun harus berhadapan dengan Hinayah dalam perebutan juara ketiga. Veddriq menang setelah Hinayah melakukan false start. Sementara, juara pertama untuk men’s speed world record diraih Reza Alipourshena dengan catatan waktu 5,82 detik dan posisi kedua Vladislav Deulin yang mencatatkan waktu 6,81 detik saat partai final. Untuk nomor speed world record putri, satu atlet Indonesia Aries Susanti Rahayu berhasil masuk semifinal. Namun, ia dikalahkan Iuliia Kaplina dari Rusia. Ia pun berhak melakoni ajang perebutan juara ketiga, dengan melawan Elen Timofeeva dari Rusia yang pada semifinal dikalahkan Anouch Jaubert dari Prancis. Dalam perebutan juara ketiga, Aries harus mengakui keunggulan Elen yang mencatatkan waktu 7,61 detik, sedangkan Aries 8,47 detik. Posisi pertama direbut Anouch setelah lawannya yakni Iuliia melakukan False Start. Meskipun dinyatakan menang, Anouch meminta kesempatan untuk melakukan pemanjatan solo guna memuaskan dirinya. Ia berhasil mencatatkan waktu 7,32 detik dan mendekati rekor dunia. Hasil lebih baik diharapkan bisa ditorehkan saat tampil di IFSC World Cup berikutnya di China.  “Senang sekali Indonesia sudah mulai bisa berbicara di IFSC World Cup. Atlet-atlet kita sudah masuk di jajaran elite dunia,” kata Ketua Umum PP FPTI Faisol Riza, dalam rilisnya. “Dengan meraih perunggu, kami sudah membuktikan bisa mengatasi lawan-lawan dari negara lain,” ujar Faisol. (Art)

Pertajam Skill di Kejuaraan Dunia, Timnas Panjat Tebing Bidik Pecahkan Rekor

Timnas Panjat Tebing Indonesia akan segera melakukan training camp (TC) di dua negara yakni Rusia dan China. (viva.co.id)

Jakarta- Guna mematangkan persiapan menuju Asian Games 2018, Timnas Panjat Tebing Indonesi akan mengikuti serangkaian kejuaraan dunia. Agenda ini merupakan program Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) dalam sesi latihan luar negeri, atau training camp (TC) di dua negara yakni Rusia dan China. Mereka bertolak ke Rusia pada 27 April. Caly Setiawan, Pelatih Kepala Timnas Panjat Tebing Indonesia, menyebut pemusatan latihan di Rusia dan China dikhususkan untuk tim speed. Sedangkan untuk tim combined, terang Caly, akan melakukan sesi latihan ditempat berbeda. “Para atlet speed akan menjajal kemampuannya dalam World Cup di Moskow, Rusia, pada 19-23 April. Setelah itu, mereka melakoni training camp di Tyumen, Rusia, pada 24 April hingga 2 Mei 2018,” ujar Caly, Minggu (15/4). Ia melanjutkan, setelah dari Tyumen, skuat panjat tebing bertolak ke China untuk mengikuti World Cup di Chongqing, 5-6 Mei 2018. “Lalu, mereka akan mengikuti World Cup di Tai’an, pada 12-13 Mei 2018. Targetnya pecah rekor atau medali emas,” tegasnya. Usai kembali dari Rusia dan China, tambah Caly, atlet pelatnas ini kembali menjalani pelatnas di Yogyakarta hingga Juli. “Rencananya seperti itu. Kami lihat, apakah awal Agustus bisa langsung ke Palembang, atau bisa menjajal venue beberapa hari terus kembali ke Yogyakarta. Kita Lihat nanti,” cetusnya. Sementara, untuk tim combined, pelatnas tetap dilakukan di Yogyakarta hingga April. Mereka bakal menggelar TC bersama tim Kamboja. “Mereka juga diproyeksikan ke Manila (Philipina), untuk ikut kompetisi, tapi nanti masih pertengahan Mei,” tukasnya. Triyanto Budi, Pelatih Tim Combined Timnas Panjat Tebing Indonesia, mengungkapkan, para atlet akan bersaing dalam Kejuaraan Zero Gravity Bouldering Competition 2018, pada 19-20 Mei, di Manila. “Kami targetnya mereka bisa masuk final,” tutup Triyanto. (Adt)