Jelang Piala Dunia 2018 Indonesia Kirim Skuat Ke SCWC Rusia 2018, Gubernur Anies Yakin Garuda Baru Cetak Prestasi

Anies Baswedan (Gubernur DKI Jakarta) melepas tim Garuda Baru mengikuti Piala Dunia Anak Jalanan (Street Child World Cup) 2018 di Moskow, Rusia, 10-18 Mei nanti. (net)

Jakarta- Sukses berpartisipasi pada Piala Dunia Anak Jalanan (Street Child World Cup) 2014 di Brasil, Indonesia kembali mengirim bakat-bakat terbaik anak-anak jalanan yang tergabung dalam Tim Garuda Baru, berlaga di ajang internasional Street Child World Cup (SCWC) 2018 di Moskow, Rusia, 10-18 Mei nanti. Tim Garuda Baru beranggotakan 9 anak dengan talenta unggulan yang memilki latar belakang pernah terkoneksi dengan kehidupan jalan, pernah bekerja atau rentan turun ke jalan. Garuda Baru merupakan sebuah inisiasi untuk membantu anak keluar dari kehidupan jalanan melalui media sepakbola. Program ini digagas tiga lembaga sosial, yakni Yayasan Transmuda Energi Nusantara (TEN), Kampus Diakoneia Modern (KDM) dan Yayasan Sahabat Anak (YSA). Tujuan utamanya adalah membawa perubahan sosial dalam masyarakat, khususnya bagi anak-anak jalanan lewat sepakbola. Bersama dengan 24 Tim Nasional dari 21 negara di seluruh dunia, Garuda Baru bakal berkompetisi secara sehat sekaligus menyuarakan satu pesan mengenai hak anak, hak yang selayaknya dimiliki anak-anak yang selama ini berada di jalan. Mahir Bayasut, Ketua Yayasan Transmuda Energy Nusantara (TEN), mengungkapkan lewat SCWC ini anak-anak jalanan tidak hanya bisa menyalurkan kegemaran mereka bermain sepakbola, melainkan juga memiliki pengalaman baru serta berkesempatan mewujudkan cita-cita. “Melalui SCWC anak-anak jalanan mampu menyuarakan hak-hak mereka pada proses konferensi anak. Mereka berteman dengan anak-anak dari negara lain dan berbagi cerita dan pengalaman hidup, yang menjadi sumber inspirasi dan cerita yang masih mengalami keterbatasan sosial ekonomi untuk berani mengejar cita-cita,” ujar Mahir. Sebelumnya, Tim Garuda Baru telah menjalani tiga tahapan seleksi dan serangkaian pelatihan selama 8 bulan terakhir. Masa karantina juga dilakukan sebelum keberangkatan Tim Garuda Baru pada 30 April hingga 6 Mei 2018 di PUSDIKLAT SAG di Megamendung, Bogor, Jawa Barat. Meski begitu, Mahir mengaku pembinaan yang diberikan tak melulu mengenai latihan fisik dan sepakbola, melainkan juga soft skill yakni pendalaman ilmu pengetahuan dan wawasan umum. Sementara, Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta, menyambut optimis keberangkatan Tim Garuda Baru. “Kegiatan ini sangat positif dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mendukung keberangkatan Garuda Baru ke SCWC. Garuda Baru tak hanya wadah anak jalanan untuk berkreasi tapi juga menyalurkan bakat mereka hingga ke Rusia. Ini sangat membanggakan,” tutur Anies. Pada SCWC 2014 di Brasil, Timnas Putra Garuda Baru berhasil keluar sebagai juara grup mengalahkan Mesir, Brazil, LIberia dan Afrika Selatan. Saat itu merek amendapat penghargaan sebagai ‘Best tim Spirit Award’. Dan, berbicara mengenai peluang juara di SCWC 2018, Wahyu Kurniawan, Pelatih Tim Garuda Baru dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ), mengaku yakin tim asuhannya akan menunjukan kemampuan terbaiknya. Progres latihan yang selama ini dilakukan menunjukan peningkatan yang signifikan. “Dari 9 anak yang ke Rusia, 5 diantaranya dibina lebih dari 3 tahun oleh Garuda Baru. 4 orang anak lainnya sudah menjalani pelatihan selama lebih dari setahun. Daya tahan tubuh masing-masing pemain semakin baik setiap harinya, ini dilihat dari hasil uji ‘Beep Test’ yang dilakukan secara berkala,” tukas Wahyu. Senada dengan Wahyu, optimisime pun datang dari Mahir. Menurutnya apapun hasil dari pertandingan SCWC nanti, Garuda Baru pasti sudah berjuang mempersembahkan yang terbaik demi Merah Putih. “Uniknya event SCWC adalah kita tidak pernah bisa membaca dengan pasti peta kekuatan negara peserta lain. Namun, Garuda Baru sejauh ini sudah melakukan usaha yang terbaik dalam masa persiapan,” papar Mahir. Tim Garuda Baru akan tiba di Rusia pada Kamis (10/5). Proses pengundian grup akan dilakukan keesokan harinya. Beberapa negara terlibat SCWC 2018 ini antara lain Belarus, Bolivia, Brazil, Burundi, Canada, Mesir, Inggris, India, Indonesia, Kenya, Liberia, Mauritius, Mexico, Nepal, Uzbekistan, Russia, Pakistan, Filipina, Tanzania, Tajikistan, dan Amerika. (Adt)

Sabet Perunggu di Rusia, Tim Panjat Tebing Indonesia Mulai Bersaing di Level Dunia

Atlet panjat tebing Indonesia, Veddriq Leonardo (merah) sukses naik podium ketiga, di nomor speed world record putra dalam event IFSC Climbing World Cup Moscow, Rusia 2018. Minggu (22/4). (sportesnews)

Jakarta- Timnas panjat tebing Indonesia membuktikan kualitasnya menembus jajaran elite dunia dengan meraih medali perunggu pada kejuaraan International Federation of Sport Climbing (IFSC) Climbing World Cup Moscow, Rusia 2018, 21-22 April 2018. Dalam siaran pers Pengurus Pusat (PP) Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI), menyebut Veddriq Leonardo, yang notabene atlet pendatang baru di pelantas, menunjukkan kemampuannya. Ia masuk semifinal nomor speed world record putra, usai mengalahkan rekan senegara, Pangeran Septo Wibowo. Sayang, saat menantang Vladislav Deulin dari Rusia di semifinal, Veddriq kalah dengan catatan waktu 6,21 detik dibanding 5,81 detik. Di partai lain, Muhammad Hinayah juga masuk semifinal berhadapan dengan Reza Alipourshena dari Iran. Reza menang dengan catatan waktu 5,71 detik, sedangkan Hinayah 5,81 detik. Veddriq pun harus berhadapan dengan Hinayah dalam perebutan juara ketiga. Veddriq menang setelah Hinayah melakukan false start. Sementara, juara pertama untuk men’s speed world record diraih Reza Alipourshena dengan catatan waktu 5,82 detik dan posisi kedua Vladislav Deulin yang mencatatkan waktu 6,81 detik saat partai final. Untuk nomor speed world record putri, satu atlet Indonesia Aries Susanti Rahayu berhasil masuk semifinal. Namun, ia dikalahkan Iuliia Kaplina dari Rusia. Ia pun berhak melakoni ajang perebutan juara ketiga, dengan melawan Elen Timofeeva dari Rusia yang pada semifinal dikalahkan Anouch Jaubert dari Prancis. Dalam perebutan juara ketiga, Aries harus mengakui keunggulan Elen yang mencatatkan waktu 7,61 detik, sedangkan Aries 8,47 detik. Posisi pertama direbut Anouch setelah lawannya yakni Iuliia melakukan False Start. Meskipun dinyatakan menang, Anouch meminta kesempatan untuk melakukan pemanjatan solo guna memuaskan dirinya. Ia berhasil mencatatkan waktu 7,32 detik dan mendekati rekor dunia. Hasil lebih baik diharapkan bisa ditorehkan saat tampil di IFSC World Cup berikutnya di China.  “Senang sekali Indonesia sudah mulai bisa berbicara di IFSC World Cup. Atlet-atlet kita sudah masuk di jajaran elite dunia,” kata Ketua Umum PP FPTI Faisol Riza, dalam rilisnya. “Dengan meraih perunggu, kami sudah membuktikan bisa mengatasi lawan-lawan dari negara lain,” ujar Faisol. (Art)

Pertajam Skill di Kejuaraan Dunia, Timnas Panjat Tebing Bidik Pecahkan Rekor

Timnas Panjat Tebing Indonesia akan segera melakukan training camp (TC) di dua negara yakni Rusia dan China. (viva.co.id)

Jakarta- Guna mematangkan persiapan menuju Asian Games 2018, Timnas Panjat Tebing Indonesi akan mengikuti serangkaian kejuaraan dunia. Agenda ini merupakan program Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) dalam sesi latihan luar negeri, atau training camp (TC) di dua negara yakni Rusia dan China. Mereka bertolak ke Rusia pada 27 April. Caly Setiawan, Pelatih Kepala Timnas Panjat Tebing Indonesia, menyebut pemusatan latihan di Rusia dan China dikhususkan untuk tim speed. Sedangkan untuk tim combined, terang Caly, akan melakukan sesi latihan ditempat berbeda. “Para atlet speed akan menjajal kemampuannya dalam World Cup di Moskow, Rusia, pada 19-23 April. Setelah itu, mereka melakoni training camp di Tyumen, Rusia, pada 24 April hingga 2 Mei 2018,” ujar Caly, Minggu (15/4). Ia melanjutkan, setelah dari Tyumen, skuat panjat tebing bertolak ke China untuk mengikuti World Cup di Chongqing, 5-6 Mei 2018. “Lalu, mereka akan mengikuti World Cup di Tai’an, pada 12-13 Mei 2018. Targetnya pecah rekor atau medali emas,” tegasnya. Usai kembali dari Rusia dan China, tambah Caly, atlet pelatnas ini kembali menjalani pelatnas di Yogyakarta hingga Juli. “Rencananya seperti itu. Kami lihat, apakah awal Agustus bisa langsung ke Palembang, atau bisa menjajal venue beberapa hari terus kembali ke Yogyakarta. Kita Lihat nanti,” cetusnya. Sementara, untuk tim combined, pelatnas tetap dilakukan di Yogyakarta hingga April. Mereka bakal menggelar TC bersama tim Kamboja. “Mereka juga diproyeksikan ke Manila (Philipina), untuk ikut kompetisi, tapi nanti masih pertengahan Mei,” tukasnya. Triyanto Budi, Pelatih Tim Combined Timnas Panjat Tebing Indonesia, mengungkapkan, para atlet akan bersaing dalam Kejuaraan Zero Gravity Bouldering Competition 2018, pada 19-20 Mei, di Manila. “Kami targetnya mereka bisa masuk final,” tutup Triyanto. (Adt)

Jelang Piala Dunia Rusia 2018, PSSI Dukung Anak Indonesia Tampil di F4F

Football for Friendship (F4F) International Children`s Social Project keenam yang digelar pada 8-15 Juni 2018, di Moskow, Rusia. (hargo.net)

Jakarta- PSSI mendukung keikutsertaan anak Indonesia dalam program persahabatan internasional lewat ajang Football for Friendship (F4F) International Children`s Social Project yang keenam, yang digelar pada 8-15 Juni 2018, di Moskow, Rusia. “Program yang bagus. Sepak bola bisa menjadi instrumen penting dan selalu relevan bagi generasi muda di seluruh dunia, untuk mempererat pertemanan demi masa depan yang baik,” ujar Pelaksana Tugas (Plt) Ketum PSSI Joko Driyono, dilansir Antara pada Sabtu (7/4). Football for Friendship (F4F) International Children`s Social Project merupakan program yang digagas perusahaan milik Pemerintah Rusia Gazprom, yang merupakan sponsor Piala Dunia 2018. Event ini dimulai sejak 2013, dan untuk edisi keenam pada 2018 ini, F4F akan melibatkan ratusan anak berusia 12 tahun dari 211 negara dan kawasan. Sebagai informasi untuk Indonesia keterlibatan di edisi keenam ini, menjadi yang pertama. Nantinya, ada satu orang anak yang menjadi duta Indonesia, berpartispasi di kegiatan tersebut. Di Moskow, anak-anak perwakilan negara tersebut akan dilibatkan dalam banyak kegiatan seperti pertandingan sepak bola Football for Friendship World Championship, diskusi dalam forum internasional Football for Friendship Children`s Forum keenam, dan mendapatkan pendidikan tentang nilai-nilai F4F. Khusus Football for Friendship World Championship digelar mulai 12 Juni dan diikuti 32 tim. Dalam satu timnya beranggotakan enam pemain (kiper, dua bek, dua gelandang, dan penyerang), anak Indonesia yang terpilih masuk dalam tim “Grizzly Bear” bersama perwakilan Kosovo, Eritrea, Ghana, Qatar, dan Guyana. Selain berbeda negara, para pemain di tim ini juga berbeda jenis kelamin dan kemampuan fisik. Hal lain yang unik, tim ini akan dilatih oleh pesepak bola muda berusia 14-16 tahun dari berbagai negara. Lainnya, nama-nama ke-32 tim itu, diambil dari hewan-hewan yang terancam punah dari seluruh benua Sementara terkait pemilihan perwakilan anak Indonesia untuk F4F, PSSI menyatakan itu merupakan wewenang dari penyelenggara. Tak ada keterlibatan Timnas Indonesia di dalamnya. “Gazprom yang memimpin inisiatif ini,” tutur Joko. Program F4F telah mendapat dukungan dari FIFA. Menurut Sekretaris Jenderal FIFA Fatma Samoura, F4F menunjukkan jik sepak bola adalah olahraga yang bisa memberikan harapan bagi anak-anak, di seluruh dunia. “Program ini contoh yang sangat bagus. Ada proses bagaimana sepak bola membuka pintu bagi semua anak dari bermacam latar belakang,” kata Fatma. (Art)