Gelaran SEA Games 2019 Makin Dekat, Pemerintah Belum Tetapkan CdM Kontingen Indonesia

Menpora Imam Nahrawi mengakui pihaknya belum menetapkan nama untuk menjadi CdM SEA Games 2019 Filipina. (Kemenpora)

Jakarta- Hajatan olahraga terbesar se-Asia Tenggara atau SEA Games 2019 bakal dihelat pada 30 November hingga 11 Desember ini di Filipina. Namun, hingga kini, Pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) belum menentukan sosok yang akan menjadi Chief de Mission (CdM) atau Ketua Kontingen Indonesia pada pesta multievent dua tahunan tersebut. Imam Nahrawi selaku Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), mengakui pihaknya belum menetapkan satu nama yang akan dipilih menjadi CdM untuk SEA Games 2019 Filipina. “Untuk CdM belum. Nanti akan secepatnya ditunjuk,” ujar Imam usai menggelar Halal Bihalal bersama keluarga besar Kemenpora, di Auditorium Kemenpora Senayan, Jakarta, Selasa (11/6). Menurut Menteri asal Bangkalan, Madura, Jawa Timur itu, peran CdM sangat strategis sekaligus penting untuk mengkomunikasikan semua hal menyangkut kesiapan kontingen serta berbicara dengan panitia. “Peran CdM sangat penting, terutama kalau nantinya ada kesulitan di lapangan,” lanjutnya. Ditambahkan suami dari Shobibah Rohmah itu, bahwa penunjukan CdM Kontingen Indonesia harus merupakan sosok berpengalaman dalam memimpin cabang olahraga (Cabor). “CdM itu setidaknya pernah memimpin cabang olahraga, biar ada kedekatan emosional. Dengan pengalaman me-manage, sampai tahu tentang kebutuhan tim dan teknis di lapangan,” tukas jebolan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya, Jawa Timur itu. (Adt)

Kunjungi Sekolah Khusus Olahraga Internasional, Ini Harapan Menpora Imam Nahrawi

Imam Nahrawi (Menpora), mengunjungi Sekolah Khusus Olahraga Internasional (SKOI) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), di Kota Samarinda, Selasa (21/5). (Kemenpora)

Jakarta- Imam Nahrawi, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), mengunjungi Sekolah Khusus Olahraga Internasional (SKOI) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), di Kecamatan Palaran, Kota Samarinda, awal pekan ini. Untuk menjadi atlet sukses, Imam berharap ratusan siswa SKOI Kaltim dapat berlatih dengan keras. Contoh nyata Kesuksesan, menurut menteri asal Bangkalan, Madura, Jawa Timur itu, yakni sprinter muda Lalu Muhammad Zohri, dan Egy Maulana Vikri, pesepak bola asal Medan yang bermain untuk tim Lechia Gdansk di Liga Polandia. “Sprinter Indonesia Lalu Muhammad Zohri menjadi yang tercepat dan membuat kita semua bangga (lolos kualifikasi Olimpiade 2020 Tokyo, Jepang). Adapula Egy Maulana Vikri. Prestasi mereka membuat kita bangga,” ujar Imam, Selasa (21/5). Menteri berusia 45 tahun itu menyebut Indonesia sebagai negara yang besar, sehingga atlet muda Indonesia harus yakin dalam meraih kesuksesan. “Bendera merah putih berkibar setelah atlet-altet Indonesia mengukir prestasi di berbagai negara, sama halnya dengan lagu Indonesia Raya yang dinyanyikan. Tentunya kita semua bangga,” tukas Imam. (Adt)

Menpora: Peran Media Sangat Penting untuk Kemajuan Prestasi Olahraga Indonesia

Jakarta- Imam Nahrawi, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), mengatakan media memiliki peran penting untuk kemajuan olahraga Indonesia. “Kita sama-sama memiliki tanggung jawab untuk memajukan olahraga Indonesia,” ujar Imam pada acara Ngabuburit (Ngumpul, Buka Bareng dan Cerita) Media Gathering bersama wartawan, di Hotel Royal, Bogor, Jawa Barat, Selasa (21/5). Menteri asal Bangkalan, Madura, Jawa Timur itu, berharap forum silaturahmi yang diselenggarakan Humas Kemenpora terus dilakukan. “Forum silaturahmi dengan media seperti ini sangat penting. Dan harus terus dilakukan,” lanjutnya. “Wartawan sudah menganggap kami sebagai rekan bahkan saudara dalam menjalankan kegiatan di Kemenpora. Selama ini hungan kita sangat erat sekali, oleh karenanya saya ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang sudah menyampaikan informasi yang ada di Kemenpora dengan baik,” tambah menteri berusia 45 tahun itu. Menurut Imam, pilar terpenting demokrasi salah satunya adalah media. “Informasi ini menjadi hal yang sangat penting dalam menjalankan demokrasi,” tuturnya. Suami dari Shobibah Rohmah itu menekankan bahwa media yang selama ini bekerjasama dengan Kemenpora terus menyampaikan informasi kepada masyarakat. “Saya baru saja kembali dari Samarinda melihat sekolah olahraga internasional, disana saya melihat para atlet muda kita begitu semangat untuk menjadi atlet yang bisa mengharumkan nama bangsa. Semangat itulah yang harus disampaikan media dan masyarakat,” tegasnya. Ia meminta kepada rekan media untuk tak pernah berhenti untuk menggali inspirasi serta menyampaikan informasi demi kemajuan pemuda dan olahraga Indonesia. “Saya juga menginginkan semua isu yang ada di Kemenpora harus melalui klarifikasi,” cetus ayah 7 anak itu. Sementara itu, Isa Ansyari, Kepala Bagian Humas mengapresiasi kehadiran rekan media dalam menghadiri acara tersebut. “Tujuan dari kegiatan ini adalah sebagai bentuk apresiasi kepada insan media untuk terus menjaga hubungan baik antara Kemenpora dan teman-teman media. Kemenpora dengan media massa merupakan keharusan hingga terbentuk hubungan yang baik,” tukas Isa. (Adt)

Menpora Berharap Olahraga Indonesia Makin Berjaya

Menpora Imam Nahrawi hadir dalam acara buka puasa bersama dengan stakeholder Olahraga, di Wisma Kemenpora Senayan, Jakarta, Jumat (17/5). (Kemenpora)

Jakarta- Imam Nahrawi, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), meminta kepada para pemuda untuk bisa menjadi pemimpin di masa mendatang. Ia juga berharap olahraga Indonesia ke depannya semakin jaya. “Saya mendorong para pemuda kita bisa menjadi pemimpin dimasa mendatang,” ujar Imam disela-sela buka puasa bersama Pemuda dan Stakeholder Olahraga di Wisma Kemenpora Senayan, Jakarta, Jumat (17/5). “Tentu juga masa depan olahraga kita semakin jaya. Semoga di event olahraga kedepannya juga tim Indonesia bisa sukses dan tentunya siap untuk menghadapi tantangan,” lanjutnya. Terlebih, Indonesia saat terus melakukan komunikasi secara intensif dengan IOC (International Olympic Committe) untuk bisa menjadi tuan rumah Olimpiade 2032. Disebutkan Imam, bahwa Indonesia serius untuk menjadi tuan rumah Olimpiade 2032. “Indonesia serius untuk menjadi tuan rumah Olimpiade 2032 karena Wakil Presiden Jusuf Kalla saat ini sedang berada di Swiss. Semoga Indonesia bisa menjadi tuan rumah Olimpiade 2032,” tegas menteri yang hobi bermain bulutangkis itu. Diketahui, Wapres Jusuf Kalla (JK) menghadiri sekaligus menjadi pembicara pada Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2019, di Jenewa, Swiss. Selama berada di Swiss, Wapres JK menyempatkan diri bertemu dengan Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC), Thomas Bach, di Markas IOC, Laussane, Swiss, Rabu (15/5) waktu setempat. (Adt)

Sinergi Kemenpora dan BPJS Ketenagakerjaan, Beri Perlindungan Pegawai dan Atlet Indonesia

Kemenpora dan BPJS Ketenagakerjaan melakukan penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU), di Media Center, Kemenpora, Senayan, Jakarta, Jumat (3/5). (Adt/NYSN)

Jakarta- Kemenpora (Kementerian Pemuda dan Olahraga) bersinergi dengan BPJS Ketenagakerjaan. Tujuannya, memberikan perlindungan bagi pegawai non ASN (Aparatur Sipil Negara) di lingkungan Kemenpora serta para atlet Indonesia dan ofisial. Sinergi itu tertuang melalui penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU), di Media Center, Kemenpora, Senayan, Jakarta, Jumat (3/5). Menpora Imam Nahrawi menilai nota kesepahaman dengan BPJS Ketenagakerjaan merupakan langkah besar. Untuk itu, ungkap Imam, pihaknya ingin memberikan jaminan sosial kepada seluruh pekerja, atlet dan ofisial. “Ini bukan hal biasa. Yang pasti, kita tahu perjuangan para atlet sangat luar biasa. Bertahun-tahun para atlet ini berjuang, berlatih dan berkorban. Hal ini sekaligus mengantisipasi apabila nantinya mereka mengalami kecelakaan, kematian, serta tunjangan hari tua. Saya kira kita harus hadir untuk mereka,” ujar menteri asal Bangkalan, Madura, Jawa Timur itu. Dikatakan Imam, kerjasama dengan BPJS Ketenagakerjaan sebelumnya juga sudah dilakukan. Bahkan, ia mendorong cabang olahraga untuk mendaftarkan atletnya menjadi peserta anggota BPJS Ketenagakerjaan. “Kedepan, dukungan dan kerjasama diantara kedua belah pihak ini akan semakin banyak. Sedangkan untuk sumber pembiayaan bisa bersumber dari Kemenpora maupun pihak ketiga yang mendapatkan fasilitas bantuan dari Kemenpora,” lanjut menteri yang hobi bermain bulutangkis itu. Disisi lain, Agus Susanto, Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan memberikan apresiasi kepada Menpora yang telah memberikan kepedulian terhadap perlindungan jaminan sosial kepad seluruh atlet Indonesia. “Nota kesepahaman ini adalah tindak lanjut dari kerjasama sebelumnya dimana kita telah melindungi para atlet Indonesia yang berlaga di Asian Games. Perlindungan ini diperluas lagi kepada para atlet yang ada di Indonesia,” cetus Agus. “Ini adalah sebuah payung hukum yang nanti diturunkan ke daerah, dan dalam kerjasama ini kita melakukan sosialisasi dan edukasi dalam upaya meningkatkan literasi tentang pentingnya jaminan sosial kepada seluruh pekerja di lingkungan Kemenpora dan para atlet,” tukasnya. (Adt)

Kampiun All England 2019, Hendra/Ahsan Diguyur Bonus dari PB Djarum dan Jaya Raya Rp 450 Juta

Juara All England 2019 Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan mendapatkan bonus total Rp 450 juta dari masing-masing klubnya yakni PB Djarum Kudus dan PB Jaya Raya. (Adt/NYSN)

Jakarta- Sukses menjadi kampiun All England 2019, ganda senior Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan kembali diguyur bonus. Kali ini, bonus diberikan klub mereka masing-masing, yakni PB Djarum Kudus dan Jaya Raya. Duet berjuluk ‘The Daddies’ itu merajai turnamen tertua sekaligus bergengsi setelah menaklukan pasangan muda Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik, rubber game, 11-21, 21-14, 21-12, di Birmingham Arena, Inggris, Minggu (10/3). Berkat prestasi membanggakan tersebut, Djarum Foundation bersama Yayasan Pembangunan Jaya Raya memberikan apresiasi kepada Hendra/Ahsan berupa bonus senilai total Rp 450 juta yang digelar di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta Pusat, pada Rabu (20/3). Ahsan yang merupakan atlet binaan PB Djarum Kudus dan Hendra asal PB Jaya Raya, masing-masing mendapatkan uang tunai Rp 200 juta ditambah voucher dari Tiket.com senilai Rp 25 juta. Yoppy Rosimin, Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, mengatakan pemberian bonus merupakan komitmen dari Djarum Foundation yang selalu mendukung atlet-atlet PB Djarum untuk meraih prestasi tingkat dunia. “Kami memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Mohammad Ahsan atas pencapaiannya di All England 2019. Ahsan adalah sosok yang punya semangat pantang menyerah dan mentalitas juara dunia. Semoga bonus ini bisa menambah motivasi Ahsan dan menjadi inspirasi para atlet yang lebih muda,” ujar Yoppy. Senada, Imelda Wigoena, Ketua Harian PB Jaya Raya, menegaskan pemberian bonus kepada Hendra adalah bentuk perhatian dan kepedulian Yayasan Pembangunan Jaya Raya terhadap para atletnya. “Bagi Jaya Raya, Hendra merupakan panutan dan pribadi yang istimewa, baik di lapangan maupun di kehidupan sehari-hari. Penghargaan ini merupakan bentuk motivasi kepada Hendra dan juga atlet-atlet lainnya, agar terus berusaha selagi mampu. Kami akan terus mendukung,” terang Imelda. Gelar juara yang diraih Hendra/Ahsan di ajang All England 2019 melanjutkan tradisi Indonesia dalam menjuarai turnamen bulutangkis BWF World Tour Super 1000 tersebut. Sebelumnya, dua tahun berturut-turut titel juara All England diraih kompatriot mereka, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon. Pengalaman, kematangan, dan semangat pantang menyerah membuat Hendra/Ahsan berhasil menundukkan lawannya. Kemenangan ini juga terasa sangat manis karena Hendra/Ahsan berhasil mengulang kesuksesan mereka lima tahun yang lalu sebagai juara All England 2014. Ahsan dan Hendra menyambut baik apresiasi yang diberikan klub terhadap mereka, dan menilai apresiasi dari klub menjadi dorongan yang kuat untuk tetap berkiprah dan terus meraih prestasi yang lebih baik. “Kami mengucapkan terima kasih atas kepercayaan dan latihan dari klub yang begitu besar. Ini menjadi motivasi yang sangat kuat untuk kami. Semoga kedepan kami masih bisa terus meraih prestasi,” cetus Ahsan. Sedangkan Hendra menyebut apresiasi ini menjadi penyemangat dirinya bersama Ahsan agar bisa terus berprestasi dan mengharumkan nama bangsa. “Terima kasih atas perhatian dari klub, semoga penghargaan ini juga menjadi motivasi atlet-atlet lainnya yang lebih muda, supaya berusaha lebih keras lagi untuk menjadi juara,” timpal Hendra. Sementara itu, Rudi Hartono, Ketua Umum PB Jaya Raya, menyebut Hendra/Ahsan sebagai contoh sekaligus panutan bagi para pemain muda. “Mereka bisa menjadi contoh dan panutan bagi para pemain muda untuk terus berjuang. Di All England menjadi juara di atas usia 30 tidak mudah. Jadi harus berjuang, terus berlatih dan jangan patah semangat, dan harus menjadi motivasi,” cetus Rudi. “Semoga melalui penghargaan ini makin banyak pemain Indonesia yang bisa berprestasi di tingkat dunia,” tambah juara All England selama 8 kali pada era 1960-an dan 1970-an itu. Dalam kesempatan itu, Djarum Foundation juga menggelar seremoni pemberian bonus kepada Tim Beregu Putra PB Djarum yang berhasil meraih titel juara di ajang Djarum Superliga Badminton 2019. Bonus senilai Rp 300 juta diberikan Djarum Foundation kepada Tim Putra PB Djarum yang terdiri dari Ihsan Maulana Mustofa, Mohammad Ahsan/Kevin Sanjaya Sukamuljo, Shesar Hiren Rhustavito, Akbar Bintang Cahyono/Berry Angriawan, dan Ikhsan Leonardo Imanuel Rumbay, Alberto Alvin, Bagas Maulana, dan Praveen Jordan. Bonus ini semakin menambah pundi-pundi para atlet putra PB Djarum, di samping hadiah utama dari Djarum Superliga Badminton sebesar 80 ribu dollar Amerika Serikat (AS). Diketahui Tim Putra PB Djarum mencapai podium tertinggi berkat kemenangan 3-1 atas tim juara bertahan Superliga dalam empat edisi terakhir, Musica Trinity, dalam laga final di Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Bandung, Jawa Barat, Minggu (24/2). “Bonus untuk tim putra yang menjuarai Djarum Superliga Badminton 2019 merupakan bagian dari skema Djarum Foundation dalam mengapresiasi dan memotivasi para atlet-atlet PB Djarum. Kami berharap para atlet ini, terutama atlet-atlet muda akan semakin terpacu semangatnya meraih prestasi yang lebih tinggi,” ungkap Yoppy. Meski telah melahirkan pebulutangkis papan atas seperti Kevin Sanjaya Sukamuljo, Mohammad Ahsan, dan Tantowi Ahmad, namun baru pada tahun ini PB Djarum berhasil menjadi kampiun Djarum Superliga Badminton. Gelar juara terasa makin spesial mengingat klub yang bermarkas di Kudus, Jawa Tengah itu, sama sekali tidak menurunkan pemain asing di nomor beregu putra. “Tahun ini kami hanya mengandalkan pemain sendiri. Kami memberikan kesempatan kepada pemain muda untuk tampil. Bagi kami menang atau kalah itu belakangan, yang penting main. Ternyata permainan mereka semakin hari semakin bagus. Kami jadi semakin percaya diri mengandalkan pemain sendiri,” tukas Yoppy. (Adt)

Juara All England 2019 Hendra/Ahsan Diganjar Bonus Rp 240 Juta, Picu Motivasi Atlet Junior Berjuang Lebih Keras

Ganda senior Hendra/Ahsan mendapatkan bonus Rp 240 juta perorang dari Kemenpora usai meraih gelar juara All England 2019. (Adt/NYSN)

Jakarta- Ganda putra senior Indonesia Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan tiba di Tanah Air pada Minggu (17/3) malam usai menjadi kampiun di ajang kejuaraan tertua sekaligus paling bergengsi di dunia, All England 2019. Kedatangan Hendra/Ahsan di Terminal 3 Bandara International Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, disambut Raden Isnanta (Deputi Pembudayaan Olahraga), mewakili Imam Nahrawi (Menteri Pemuda dan Olahraga/Menpora), bersama Wiranto (Ketua Umum Pengurus Pusat Persatusn Bulutangkis Seluruh Indonesia). Hendra/Ahsan sukses menjadi juara All England 2019 usai menaklukan ganda muda Malaysia Aaron Chia/Soh Wooi Yik, di partai final, Minggu (10/3), rubber game, dengan skor 11-21, 21-14, 21-12. Usai menjadi juara di Negeri Ratu Elizabeth, Hendra/Ahsan langsung mengikuti kejuaraan Swiss Open 2019. Namun, langkah mereka terhenti di perempat final usai takluk dari wakil Taiwan Lee Yang/Wang Chi-Lin (8), rubber game, 26-24, 7-21, 12-21. Dan, sebagai bentuk apresiasi terhadap perjuangan keras The Daddies dalam meraih juara All England 2019, pemerintah melalui Kemenpora (Kementerian Pemuda dan Olahraga) memberikan bonus sebesar Rp 240 juta perorang. “Bonus Rp 240 juta diterima masing-masing Hendra dan Ahsan ini sudah bersih tidak ada potongan pajaknya dan untuk pelatihnya juga ada sedang kami siapkan,” ujar Isnanta. Dalam kesempatan itu, Isnanta mengatakan pemerintah sangat mengapresiasi dan bangga bahwa bulutangkis bisa menghadirkan sebuah kebanggaan untuk masyarakat Indonesia. Terlebih, lanjut Isnanta, mereka menjadi juara di ajang kejuaraan tertua dan paling bergengsi, selain kejuaraan dunia dan Olimpiade. “Mereka telah membuktikan bahwa umur bukan patokan untuk menjadi juara. Terbukti mereka masih mampu menjaga performanya. Ini akan menginspirasi atlet junior akibat kematangan dan konsistensi mereka dalam menjaga mental, strategi dan teknik yang baik, sehingga akan lahir juara-juara lain,” tambah Isnanta. “Terima kasih untuk peran besar PBSI di bawah kepemimpinan Wiranto karena bisa membimbing juara dalam mengharumkan nama Indonesia,” tutur Isnanta. Sedangkan Ahsan mengaku bersyukur atas pencapaian prestasi ini karena kedepan masih banyak target pertandingan yang harus diraih. “Pasti senang dan bersyukur karena setelah lima tahun bisa juara All England lagi. Saya berharap bisa berprestasi terus untuk bangsa dan prestasi ini bisa memotivasi atlet junior agar lebih keras lagi berjuang,” cetus Ahsan. “Terima kasih kepada Kemenpora atas pemberian bonus. Kami senang dan bukan masalah nilainya, tapi perhatian pemerintah kepada kami sebagai atlet,” sambung pebulutangkis kelahiran Palembang, Sumatera Selatan, 9 Juli, 31 tahun silam itu. Senada, Hendra mengapresiasi penghargaan yang diberikan Kemenpora. “Terima kasih banyak kepada Kemenpora dan Pak Wiranto dan juga untuk keluarga kami yang telah memberikan dukungan,” terang Hendra. Hendra mengungkapkan meski mengalami cedera, namun dirinya tak lagi memikirkan kondisi yang dialaminya ketika berlaga di partai final All England 2019. “Kami tidak mikir pressure, cedera dan lainnya. Kami hanya fokus ke perolehan poin demi poin. Kedepan kami berdua berharap bisa lolos Olimpiade,” terang pria Kelahiran Pemalang, Jawa Tengah, 34 tahun silam itu. Sementara itu, Wiranto mengaku bangga atas prestasi Hendra/Ahsan karena berhasil mengembalikan supremasi bulutangkis dunia ke Indonesia. “Perjuangan tidak mudah karena sengitnya persaingan bulutangkis dunia. Kita bersyukur Hendra/Ahsan memberikan pengabdian terbaik meskipun kita lihat perjuangan mereka luar biasa. Dimana saat semifinal, Hendra terpaksa dibalut kakinya akibat cedera dan menghadapi final yang sangat berat. Rasanya tidak mungkin bisa juara, tapi ternyata bisa unggul karena semangat yang tidak kenal menyerah dari Hendra/Ahsan,” tukas Wiranto. “Semoga ini menjadi pemicu bagi para pemain muda. Usia dan kondisi bisa dipicu dengan semangat pantang menyerah,” tutupnya. (Adt)

Besok Bonus Atlet dan Pelatih Asian Para Games 2018 Cair, Ini Besarannya

Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi saat memberikan informasi terkait bonus atlet dan pelatih Asian Para Games 2018. (Rizal/NYSN)

Jakarta- Pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan olahraga (Kemenpora) secara resmi mengumunkan besaran bonus untuk atlet dan pelatih Asian Para Games 2018. Nilai bonus yang diberikan kepada atlet penyandang disabilitas itu setara dengan peraih medali medali Asian Games 2018, Jakarta-Palembang. Hal itu dikatakan Imam Nahrawi, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), di GBK Arena, Senayan, Jakarta, pada Jumat (12/10). “Pemerintah telah menyiapkan bonus sebagai bentuk apresiasi kepada para atlet yang telah mengorbankan segalanya demi mengharumkan nama bangsa,” ujar menteri berusia 45 tahun itu. “Pencairan akan dilakukan besok (Sabtu, 13/10), sebelum keringat mengering sesuai arahan Presiden Joko Widodo dan nanti akan diberikan di Istana Negara. Nominal tersebut bersih setelah dipotong oleh pajak dan jumlahnya tidak berbeda dengan bonus yang diberikan kepada atlet-atlet Asian Games 2018 karena ini adalah rangkaian pesta olahraga terbesar se-Asia,” lanjutnya. Selain itu, pemerintah, tambah Imam, juga akan memberikan rumah dan pengangkatan sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). “Tapi, bagi atlet yang berusia di atas 35 tahun, maka akan dialihkan menjadi pegawai Badan Usaha Milik Negara (BUMN),” urainya. Imam menjelaskan terhitung per 12 Oktober 2018 pukul 13.00 WIB, total Indonesia telah mengoleksi 24 emas, 34 perak, dan 39 perunggu. “Target Indonesia meleset, tapi meleset ke atas. Alhamdulillah,” imbuhnya. Menurut menteri yang hobi bulutangkis itu, total raihan tersebut adalah sejarah baru bagi Indonesia. Sebab, ungkapnya, di ajang Asian Para Games 2010, Guangzhou, China, Indonesia meraih 11 medali, yakni 1 medali emas, 5 perak, dan 5 perunggu. “Sedangkan pada Asian Para Games 2014, Incheon, Korea Selatan, total raihan Indonesia adalah 38 medali, yaitu 9 medali emas, 11 perak, dan 18 perunggu,” jelas Imam. Selain sukses meraih medali, suami dari Shobibah Rohmah itu, mengungkapkan terdapat sejarah lainnya dari para pahlawan olahraga disabilitas itu. “Atletik bisa ‘pecah telur’ medali di Asian Para Games. Bahkan menjadi cabang olahraga yang paling banyak menyumbangkan medali bagi Indonesia dengan 6 medali emas, 11 perak, dan 8 perunggu. Ada pula Rica Octavia yang memecahkan rekor Asia di nomor lompat jauh T20 Putri dengan lompatan sejauh 5,25 meter. Prestasi ini melewati Siti Noor Radiah asal Malaysia dengan lompatan sejauh 5,20 meter,” terangnya. “Kemudian, Putri Aulia memecahkan rekor Asian Para Games di nomor lari 100 meter T13 putri dengan catatan waktu 12,49 detik. Ia melampaui rekor pelari China Zhu Lin 13,13 detik. Indonesia juga menyapu bersih di nomor lari 100 meter T13 Putri (Putri Aulia, Ni Made Ariani Putri, Endang Sari Sitorus),” tegasnya. Sedangkan Sapto Yogo Purnomo, terang Imam, memecahkan rekor Asia di nomor lari 100 meter T37 putra dengan catatan waktu 11,49 detik, melampaui rekor pelari China Yongbin Lian dengan waktu 11,51 detik. “Karisma Evi Tiarani juga memecahkan rekor Asia di nomor lari 100 meter T47/T63 putri dengan catatan waktu 14,93 detik, mengungguli rekor pelari Jepang Kaeda Maegawa yang membuat catatan waktu 16,74 detik,” tukas menteri alumni Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Bangkalan, Madura, Jawa Timur, 1989-1991 itu. (Adt) Besaran Bonus Asian Para Games 2018 (Keputusan Menteri Pemuda dan Olahraga Nomor 63 Tahun 2018): 1. Atlet Perorangan: Emas : Rp 1,5 miliar Perak : Rp 500 juta Perunggu : Rp 250 juta 2. Atlet Ganda: Emas : Rp 1 miliar per orang Perak : Rp 400 juta per orang Perunggu : Rp 200 juta per orang 3. Atlet Beregu: Emas : Rp 750 juta per-orang Perak : Rp 300 juta per orang Perunggu : Rp 150 juta per orang 4. Pelatih Perorangan/Ganda: Emas : Rp 450 juta Perak : Rp 150 juta Perunggu : Rp 75 juta 5. Pelatih Beregu: Emas : Rp 600 juta Perak : Rp 200 juta Perunggu : Rp 100 juta 6. Pelatih untuk medali kedua dan seterusnya: Emas : Rp 225 juta Perak : Rp 75 juta Perunggu : Rp 37,5 juta 7. Asisten Pelatih Perorangan/Ganda: Emas : Rp 300 juta Perak : Rp 100 juta Perunggu : Rp 50 juta

Ajang Untuk Anak Berbakat Kembali Hadir, MILO Football Championship (MFC) 2018

Jakarta- MILO Football Championship (MFC) 2018 kembali menghadirkan kompetisi sepak bola tingkat Sekolah Dasar (SD). Acara ini merupakan gelaran keempat yang didukung oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Menurut lansiran dari tribunnews.com bahwa kompetisi ini diperuntukan untuk anak di bawah 12 tahun dengan sedikitnya 8.000 siswa SD yang mengikuti. Kemudian, hadir untuk empat kota besar, yaitu Jakarta, Medan, Bandung, dan Makassar. Tujuannya selain  mengasah kemampuan sepak bola anak juga berguna bagi perkembangan karakter. Menurut Menpora Imam Nahrawi, lewat olahraga, anak-anak akan terbentuk karakter, watak, respek, serta sikap saling menghormati, menghargai satu sama lain. Dengan ajang ini, menpora juga memastikan bisa jadi anak-anak tersebutlah yang nantinya meneruskan Timnas Indonesia di masa datang. MILO Football Championship dilaksanakan pada 24-25 Maret di Jakarta, 31 Maret-1 April di Medan, 14-15 April di Bandung, dan 28-29 April di Makassar, dengan memakai peraturan pertandingan FIFA untuk anak usia SD. Pemenang MILO Football Championship di empat kota tersebut, nantinya akan langsung bisa lolos ke babak final pada ajang Sepak Bola U-12 Piala Menpora 2018, yang diselenggarakan pada hari Olahraga Nasional. Menarik bukan? (tribunnews.com, sportourism.id)

Pelatih Harus Dapat Terapkan Manajemen Olahraga Modern

Menpora_Imam_Nahrawi

Jakarta-Imam Nahrawi, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), berharap pelatih saat ini harus bisa menerapkan manajemen olahraga modern, dengan meninggalkan manajemen tradisional yang selama ini mereka ikuti. “Semakin ke depan, semakin banyak inovasi, improvisasi dan gagasan yang tidak boleh di tolak tapi justru sebaliknya, harus bisa beradaptasi, termasuk manajemen olahraga modern yang harus bisa diterima,” ujar Imam di GOR Lila Bhuana, Denpasar, Bali, akhir pekan lalu. Menurutnya, saat ini sebisa mungkin untuk tidak lagi menggunakan manajemen tradisional agar tidak tertinggal dengan negara-negara lain. “Negara-negara lain itu betul-betul menerapkan semuanya dengan baik,” sambungnya. Disisi lain, pria kelahiran Bangkalan, Jawa Timur (Jatim), 44 tahun silam itu, menyebut bila saat ini Indonesia masih kekurangan pelatih. Untuk itu, tambah Imam, pihaknya fokus dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas pelatih di Indonesia sebanyak 100 ribu orang. “Setiap pelatih diharapkan minimal dapat mengidentifikasi dan melatih 1 orang atlet potensial maka dimasa mendatang kami akan mendapatkan 100 ribu atlet untuk dibina dan dikembangkan menjadi atlet nasional,” tutupnya. (adt)

Nyaris Dicoret dari Pelatnas, Empat Karateka Temui Menpora

Empat karateka yang terancam dicoret dari Pelatnas bertemu Menpora. (Kemenpora)

Jakarta- Terancam dicoret dari skuat Pelatnas Asian Games 2018, empat karateka akhirnya menemui Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imama Nahrawi, di Kantor Kemenpoa, Jakarta, pada Senin (12/2). Sebelumnya, Sisilia Ora (kata perorangan), Srunita Sari Sukatendel (kumite -50 kg), Cok Istri Agung Sanistyarani (kumite -55 kg), Ahmad Zigi Zaresta Yuda (kata perorangan putra), dikabarkan mangkir dan meninggalkan Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas). Imam berharap mereka secepatnya kembali dan fokus mempersiapkan diri ke ajang Asian Games 2018. “Tapi saya ingin dengar dari kalian, apakah masih bersedia tetap di Pelatnas dengan kondisi pelatih baru? Dan sejauh mana peluang mendapatkan medali di Asian Games nanti ?,” tanya Menpora, didampingi Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Mulyana dan Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga Raden Isnanta, pada Senin (12/2). Demi ‘Merah Putih’ keempat karateka inipun siap kembali ke Pelatnas, bahkan mereka optimis mampu meraih medali emas Asian Games 2018. Mereka juga meminta agar berita negatif yang menyebutkan mereka kabur dari Pelatnas karena menolak pelatih baru yang ditunjuk Pengurus Besar Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (PB Forki), serta tidak lolos seleksi tak lagi dimunculkan. “Kami tidak pernah kabur dari Pelatnas. Kami pun tak takut bersaing seleksi. Alhamdulillah kami semua sudah lolos seleksi itu. Kami hanya menolak ikut Pelatnas Premiere League di Paris, 26-27 Januari 2018. Karena permintaan kami agar pelatih yang telah dua tahun menangani kami, bisa diikutsertakan,” tukas Sisilia Ora. (adt)

Hindari Senior Cedera, Pemerintah Wajib Dorong Atlet Muda

Menpora berharap Maria Londa (merah) meraih emas di Asian Games 2018. (kemenpora)

Jakarta- Mohammad Hasan, Ketua Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI), berharap pemerintah ikut serta memikirkan atlet lapis kedua dan ketiga, khususnya di cabang olahraga (cabor) atletik. “Pemerintah bisa ikut memikirkan jangan hanya atlet senior saja, tetapi ada lapisannya yakni atlet junior, atlet remaja dan atlet pra remaja untuk menghindari cedera atlet senior,” beber Bob Hasan, sapaan akrabnya, Senin (12/2). Pada Minggu (11/2), atlet lompat jauh Maria Natalia Londa sukses menyabet emas di ajang test event Asian Games 2018, di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK). Ia mengungguli dua rivalnya yakni Neena Varakil (India), dan Nayana James (India), dengan lompatan 6,43 meter. Imam Nahrawi, Menteri Pemuda dan Olaharaga (Menpora), berharap medali emas yang ditorehkan Maria Londa dapat berlanjut di Asian Games 2018, Agustus medatang. “Selamat kepada Maria Londa yang berhasil meraih medali emas di ajang test event Atletik Asian Games ini,” ujar pria berusia 44 tahun itu. “Semoga ini dilanjutkan untuk meraih medali emas di Asian Games pada Agustus mendatang, semoga Maria, pelatih dan kita semua mendukung agar ada peningkatan untuk bersaing dengan negara lain baik di atletik dan cabang yang lain,” tambah pria asal Bangkalan, Madura, Jawa Timur itu. (adt)

Buka Kejuaraan Tenis Meja, Menpora Berharap Libatkan Pelajar

Menpora ingin Kejuaraan Tenis Meja libatkan pelajar. Foto: Kemenpora

Jakarta– Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi membuka Kejuaraan Tenis Meja Piala Menpora 2018, di Auditorium Wisma Menpora, Senayan, Jakarta, pada Jumat (9/2). Kejuaraan ini diikuti karyawan dan kalangan media. Pria asli Bangkalan, Madura, itu berharap kejuaraan ini terus dikembangkan, khususnya bisa dipertandingkan dikalangan pelajar, dimana bisa menjadi salah satu ajang menyambut Asian Games 2018. “Saya berharap, nantina peserta kejuaraan ini adalah siswa sekolah agar lebih masif. Sehingga Asian Games dan Asian Para Games ini betul-betul menjadi ajang nasional kita,” ujar Imam. Ia berharap event ini tak hanya berlangsung di lingkungan Kementeraian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) saja, namun bisa lebih luas. “Semoga tenis meja Indonesia bangkit lagi, ditambah adanya industri lokal yang fokus pada lapangan tenis meja yakni Shiamiq yang diakui dan bertaraf internasional-ITTF. Saya berhara beberapa medali bisa dipersembahkan para atlet tenis meja Indonesia,” lanjut pria berusia 44 tahun itu. Sementara, Yuni Poerwanti, Ketua PTM Gerbang Pemuda sekaligus Ketua Panitia Penyelenggara, menyebut event ini bisa meningkatkan semangat Indonesia sebagai tuan rumah yang baik pada Asian Games 2018. “Semoga event ini menginspirasi seluruh rakyat Indonesia agar Asian Games 2018 lancar dan sukses,” tegas Yuni. (adt)

Menpora Uji Sparing Atlet Bowling Dalam Persiapan Asian Games 2018

Tannya-Roumimper-Bersama-Imam-Nahrawi

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi datang mengunjungi arena cabang olahraga bowling yang bertempat di Jaya Ancol Bowling Center, Jakarta. Bersama atlet bowling nasional, Tannya Roumimper yang sangat senang saat Imam Nahwari datang pada Jumat, 5 Januari lalu. “Saya senang sekali didatangi pak Menteri, beliau sangat perhatian banget walaupun hingga malam padahal sudah kerja seharian,”ujar Tannya, seperti yang telah dilansir website Kemenpora.go.id Tak hanya itu, Tannya juga menambahkan bahwa ia sangat bersemangat dengan kehadiran Menpora disela-sela latihannya. “Buat saya ada arti tersendiri kehadiran pak menteri disini, saya ditelponin dan ikut latihan bareng. Saya terharu sehingga memacu semangat saya untuk terus latihan dan bisa memberikan yang terbaik untuk Indonesia,”tambahnya Cabang olahraga bowling diprediksi akan menyumbangkan medali emas untuk Indonesia. Menpora Imam Nahrawi sangat senang melihat optimis dan kegigihan Tannya yang akan menghadapi Asian Games 2018. “Saya senang karena semangat dan optimisme Tannya sekaligus harapannya untuk menjadi yang terbaik betul-betul kelihatan, dan saya kira dia akan memberikan yang terbaik untuk Indonesia,”tuturnya Imam Nahrawi pun langsung meminta Tannya untuk mengajarkannya bagaimana cara bermain bowling. Tak disangka, dilemparan pertama ia langsung mendapatkan strike. Di game satu, Imam Nahrawi berhasil mengumpulkan 136 poin sedangkan Tannya mendapatkan 166 poin. Lalu pada game selanjutnya, Tannya kembali memimpin dengan 180 poin dan Imam Nahrawi mendapatkan 152 poin.(put/adt)