Anin Bakrie, Atlet Renang Adalah Pahlawan Yang Membawa Nama Baik Indonesia di SEA Games 2021

Ketua Umum PB PRSI, Anindya Novyan Bakrie melepas kontingen renang Indonesia yang akan bertanding di 31st SEA Games 2021 Vietnam. Acara yang berlangsung di Aryaduta, Rabu, 11 Mei 2022 ini berlangsung patriotik dengan diawali menyanyikan lagu Indonesia Raya. Timnas renang berkekuatan 17 atlet dikomandoi Pelatih asal Australia Michael Piper dan Pelatih Kepala Albert Sutanto. Tim renang akan memulai lomba 14-19 Mei di My Dinh Water Sports Stadium. Dari 40 nomor renang yang dilombakan, Indonesia mengikuti 36 nomor pertandingan. Rencananya keberangkatan tim terbagi dua kloter yakni 11 dan 12 Mei. Sebelumnya Presiden RI Joko Widodo telah melepas kontingen besar Indonesia yang berjumlah 776 orang terdiri 499 atlet, 214 offisial dan 63 pendamping. “Bersyukur selama 24 bulan terdampak pandemi bisa membentuk satu tim yang kuat supaya bisa kompetitif di Hanoi. Terima kasih juga kepada pemerintah yang membuat cabang renang masuk DBON. Untuk itu saya minta teman-teman berjuang keras untuk membuat prestasi lebih baik lagi dibandingkan di Filipina,” ujar Anindya Novyan Bakrie. “Di Filipina kita membuat sejarah saat polo air meraih medali emas mengalahkan dominasi negara lain. Kali ini berharap bisa lebih banyak lagi emas-emas dan medali lain supaya tujuannya memastikan Merah-Putih berkibar dan lagu Indonesia Raya berkumandang,” harap Anin. Anin juga menjelaskan dengan adanya G20 negara-negara besar dunia, menjadi tanda-tanda Indonesia menjadi pemimpin dunia. “Jadi buat para perenang, anda semua adalah pahlawan bukan hanya memperjuangkan Indonesia di medan perang, tapi pahlawan yang akan bawa nama baik Indonesia,” papar Anin. Pada SEA Games 2019 Filipina, Tim renang mengoleksi satu medali emas, enam medali perak dan tujuh medali perunggu. Berikut tim renang Indonesia : Tim Pelatih : Wisnu Wardhana (Manajer), Albert Sutanto (Pelatih Kepala), Dony B. Utomo, Marifa Herman Yus, Hendry Sutanto, Michael Piper (Australia). Putra : Aflah Fadlan Prawira (kapten), Glen Victor Sutanto, I Gede Siman Sudartawa, Gagarin Nathaniel Yus, Farrel Armandio Tangkas, Joe Aditya Kurniawan, Erick Ahmad Fathoni, Pande Made Iron Digjaya, Putri : Patricia Yosita (kapten), Ressa Kania Dewi, Azzahra Permatahani, A.A. Istri Kania Ratih, A.A. Vannesae Evato, Nurul Fajar, Flairene Chandrea, Angel Gabriele Yus, Masniari Wolf.   Sumber: PRSI

Perenang Keturunan Indonesia-Amerika, Bangga Bisa Bela Indonesia di SEA Games 2022 Vietnam.

Renang Indonesia di ajang SEA Games 2022 Vietnam akan bertambah kuat dengan bergabungnya perenang keturunan Indonesia-Amerika Serikat, Kaikea Putra Boyum Crews.   Perenang berusia 19 tahun ini, tinggal di Amerika Serikat sejak kecil. Kaikea merupakan anak dari perenang nasional yang sudah enam kali membela Indonesia di ajang SEA Games yakni Metri Widya Pangestika. Selain itu, Meitri juga menjadi atlet angkatan terakhir dari renang yang mempersembahkan medali. Tepatnya medali perunggu di nomor estafet 4×100 meter gaya bebas putri pada ajang Asian Games 1990 di Beijing. Saat itu Meitri bersama Khim Thia Fei, Yen Yen Gunawan dan Elfira Rosa Nasution.   Kaikea sendiri merupakan perenang yang punya andal di nomor gaya punggung 50, 100 dan 200 meter. Hanya saja Kaikea paling kuat di nomor 100 meter gaya punggung. Kaikea juga sudah menjalani Seleksi Nasional Time Trial renang menuju SEA Games dan di nomor 100 meter gaya punggung mencatat waktu 56,09 detik.   “Untuk saat ini hasil Kaikea di nomor 100 meter gaya punggung masih yang tercepat jika melihat pada hasil PON 2021 Papua. Semoga nanti Kaikea bisa lebih baik lagi,” ujar Wakil Ketua Umum PB PRSI, Harlin Rahardjo. Pada PON 2021 Papua nomor 100 meter gaya punggung medali emas diraih Siman Sudartawa dengan catatan 56,18 detik, kedua Farrel Armandio Tangkas 56,24 detik dan Dwiki Anugerah 58,09 detik.   Saat diskusi lewat aplikasi zoom, Kaikea mengatakan sangat senang sekali jika bisa membela Indonesia di ajang SEA Games 2022 Vietnam. Sebelumnya Kaikea sudah dua kali membela bendera Indonesia saat SEA Age Group Swimming Championship 2017 di Brunei Darussalam dan Kejuaraan Dunia renang junior 2019 di Budapest, Hungaria.   “Bisa membela Indonesia di ajang SEA Games sangat penting. Saya bangga membela Indonesia dan juga bisa membanggakan keluarga saya di Jawa,” ucap Kaikea dalam Bahasa Indonesia yang masih terbata-bata.   “Saya juga awalnya tidak memaksa Kaikea untuk berenang. Awalnya hanya untuk safety saja, namun lama kelamaan jadi suka hingga sekarang,” jelas Meitri, Ibu Kaikea.   Selain berprestasi di renang, Kaikea juga pintar dalam dunia pendidikan. Saat ini ia mendapatkan bea siswa di University of California, Berkeley dengan jurusan Conservation Resource Management.   “Harus pintar berbagi waktu antara sekolah dan berlatih renang. Saya juga sering mengantuk di sekolah, tapi harus terus dijalani dan keduanya berhasil,” jelas Kaikea.   “Jika ingin sekolah di Amerika Serikat dan mendapatkan bea siswa harus punya koneksi dengan pelatih disini, kalau tidak agak sulit. Lalu harus mengumpulkan informasi terkait universitas mana yang akan diambil. Saya siap membantu perenang Indonesia yang ingin sekolah di Amerika Serikat,” janji Crews, Ayah Kaikea.

Jelang Porprov, PRSI Kabupaten Bogor Tetap Lanjutkan Program Pembinaan

Jelang Porprov, PRSI Kabupaten Bogor Tetap Lanjutkan Program Pembinaan

Meski masih dalam persiapan menuju Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) XIV Jawa Barat 2022 pada November mendatang, namun program pembinaan regenerasi atlet untuk mencari perenang-perenang andal, terus dilakukan Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) Kabupaten Bogor. Ketua Umum PRSI Kabupaten Bogor, Nuradi mengatakan, pihaknya tidak akan berhenti menggali potensi-potensi atlet muda yang andal bersama jajaran pengurus dan pelatih melalui klub-klub renang yang ada dibawah naungan PRSI Kabupaten Bogor. “Kami tidak akan berhenti menggali potensi calon atlet berbakat. Apalagi dengan banyaknya atlet-atlet usia dini yang ada klub-klub binaan PRSI Kabupaten Bogor, tentunya membuat kami lebih mudah untuk mencari regenerasi atlet andal,” kata Nuradi. Nuradi mengatakan, atlet-atlet muda yang ada dibawah pembinaan klub anggota PRSI Kabupaten Bogor, memiliki potensi yang sangat luar biasa, apabila dibina dengan baik dari sejak dini. “Atlet-atlet muda ini nantinya yang akan mengisi kekuatan cabang olahraga renang Kabupaten Bogor disetiap kejuaraan. Oleh sebab itu, kami akan konsen terhadap pembinaan atlet-atlet muda,” ucapnya. Dia menjelaskan, jumlah atlet-atlet muda yang ada dibawah binaan PRSI Kabupaten Bogor sangat banyak, bahkan untuk beberapa tahun yang akan datang PRSI tidak akan kekurangan atlet-atlet potensial dalam melanjutkan perjuangan para senior-senior mereka di setia even resmi daerah, maupun nasional.

HUT Ke-70 PRSI, Mulai Penghargaan Sampai Olimpiade 2032 

Rayakan HUT Ke-70, PRSI Bertekad Cetak Sejarah

Jakarta, Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia atau PB PRSI merayakan ulang tahun ke-70 secara sederhana dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Acara dimulai dengan memberikan piagam penghargaan kepada dua staf PB PRSI yakni kepada Rojali yang sudah mengabdi selama 30 tahun dan Nanik Purwaningsih yang mengabdi selama 20 tahun. “Saya memberikan penghargaan kepada dua staff PRSI atas dedikasi dan pengabdian selama 30 tahun,” ujar Ketua Umum PB PRSI 2021-2025, Anindya Novyan Bakrie dalam acara syukuran HUT ke-70 di Oval Plaza Atrium, Epiwalk Rasuna, Kuningan Jakarta, Minggu 21 Maret 2021. PB PRSI didirikan pada 21 Maret 1951 dengan Ketua Umum Pertama Prof. dr. Poerwo Soedarmo. PB PRSI menaungi beberapa disiplin olahraga yakni renang, renang artistik, renang perairan terbuka, polo air dan loncat indah serta satu lagi renang master. “Kita berterima kasih kepada pahlwan PRSI waktu itu Profesor Poerwo yang telah membuat sejarah. Ke depan tantangannya adalah PRSI sejarahnya apalagi,” papar Anin. “Pada 2018 Indonesia sukses menjadi tuan rumah Asian Games. Selanjutnya bagaimana kita mendukung pemerintah supaya Indonesia menang biding tuan rumah Olimpiade 2032. Tidak hanya sukses penyelenggaraan, tapi juga sukses prestasi,” jelas Anindya. Saat ini, lanjut Anin, PRSI fokus menyiapkan atlet menuju Olimpiade 2032. “Kita juga harus kerja keras pembibitan untuk Olimpiade 2032. Atlet dengan usia 11-12 tahun kita siapkan menuju Olimpiade. Sport science menjadi basis pendataan yang sangat penting untuk sukses pembinaan,” ucapnya. Perenang I Gede Siman Sudartawa yang hadir berharap pada HUT ke-70, PRSI bisa terus berjaya. “Harapannya PRSI ke depan lebih baik lagi, atlet juga terus mendapat perhatian supaya bisa mencetak prestasi yang baik,” jelas Siman yang didampingi Glen Victor Susanto dan Pelatih Albert Sutanto. Dalam acara ini juga hadir atlet loncat indah Andrian dan Adityo Restu serta pelatih Harli Ramayani dan Pranarta. Juga perwakilan polo air Ridjkie Mulia dan Rezza Audtya yang didampingi Pelatih Dean Baldwin. Perwakilan dari KONI Pusat adalah Wakil Sekjen Otniel Mamahit dan juga perwakilan Komite Eksekutif NOC Indonesia yakni Indra Gamulya dan Arlan Lukman.

Hari Keempat IOAC 2019, Farrel Masih Yang Terbaik di 200 M Gaya Punggung Putra

Samuel Benard Tanalepe yang khusus datang ke Jakarta memantau Farrel.

Jakarta, Perenang dari daerah Papua, Farrel Armandio Tangkas masih yang terbaik di nomor 200 meter gaya punggung putra, setelah keluar sebagai juara di 3rd Indonesia Open Aquatic Championship 2019. Pada ajang SEA Games 2019, Farrel merupakan perenang andalan Indonesia yang berhasil menyumbang medali perak di nomor 200 meter gaya punggung. Berlangsung di Stadion Akuatik Gelora Bung Karno Jakarta, Senin 16 Desember 2019, dalam babak final sore hari Farrel finish pertama dengan catatan waktu 02 menit 05,28 detik. Kedua Daniel Setyawan 02.07,38 dan ketiga Dwiki Anugrah 02.10,95. Pada IOAC 2019, ini merupakan medali kelima, sebelumnya juga menang di gaya punggung 50 dan 100 M, 400 M gaya bebas dan 200 M gaya ganti putra. Sedangkan 200 M gaya bebas dapat perak saat final malam hari. “Senang bisa mempertahankan waktu terbaik usai lomba di SEA Games 2019 Filipina beberapa hari lalu. Ini juga jadi modal awal saya sebelum bertanding di PON Papua 2020,” ujar Farrel. “Farrel itu sossok inspirator untuk para perenang di Papua. Dia bisa jadi motivator para junior untuk bisa mempersembahkan medali emas di PON Papua nanti,” tambah Kabid Binpres PRSI Papua, Samuel Benard Tanalepe yang khusus datang ke Jakarta memantau Farrel. Di nomor 1500 M gaya bebas putra pemenangnya adalah Reza Bayu Prasetyo 16.01,62 dan kedua Rashief Amila Yaqin 16.11,32 serta ketiga Ernest Fabian Wijaya 16.22,78. Pada nomor lainnya, 800 M gaya bebas putri dimenangkan Adinda Larasati Dewi dengan catatan 09.09,73 detik. Kedua Angel Gabriel Yus 09.10,71 dan ketiga Izzy Dwifaiva 09.25.04. Di nomor 100 M gaya kupu putra, emas diraih M.Fauzan Martzah 00.55,42 detik. Kedua Azel Zelmi 00.56,67 dan ketiga Nanda Wahyu Jendro 00.56,75. Untuk nomor 100 M gaya kupu putri emas diraih perenang pelatnas Adinda Larasati Dewi dengan waktu 01.01,42, kedua Angel Gabriel Yus 01.03,69 dan ketiga Hanna Christina 01.04.40. Di nomor 200 M gaya punggung putri juaranya Azzahra Permatahani 02.20,49. Kedua Dewi Novita Lestari 02.23,57 dan ketiga Patrisia Yosita 02.24,93. Sementara itu dari polo air putra, hasil pertandingan Senin 16 Desember 2019 masih Jawa Barat pemimpin klasemen sementara. Jabar meraih dua kemenangan atas Jambi 16-6 dan DIY 13-5. Tim DKI Jakarta juga meraih kemenangan atas Kaltim 17-10 dan mengalahkan Jambi 13-7. Hasil pertandingan lainnya, Jatim mengalahkan Sumut 15-13 dan Kaltim menekuk Sumut 12-9. Penentuan juara untuk cabang polo air putra, DKI Jakarta akan melawan Jawa Barat pada pukul 17.00 WIB.

Indonesia Kirim 8 Perenang Ke Kejuaraan Dunia Renang 2019 Gwangju

Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) mengirim delapan perenang untuk tampil di Kejuaraan Dunia Renang atau FINA World Championship 2019

Jakarta-Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) mengirim delapan perenang untuk tampil di Kejuaraan Dunia Renang atau FINA World Championship 2019 yang berlangsung di Gwangju, Korea Selatan. Cabang renang sendiri akan dilombakan 21-28 Juli. Tim yang diberangkatkan terdiri dari lima atlet putra, yakni Siman Sudartawa, Glenn Victor Sutanto, Triady Fauzi, Gagarin Nathaniel, dan Fadlan Prawira. Sementara, sisanya terdiri dari atlet putri, yaitu Adinda Larasati, Anandia Treciel Vanessae Evato, dan Azzahra Permatahani. Para perenang akan didampingi empat pelatih yakni Marifa Herman Yus, David Armandoni, Felix C.Sutanto dan Donny B.Utomo. Pelatih tim renang, Felix Sutanto mengatakan, keikutsertaan Indonesia di Kejuaraan Dunia lebih kepada mencari pengalaman dalam persiapan menuju SEA Games 2019. “Untuk ikut Kejuaraan Dunia ini memang sudah kita persiapkan dari lama. Untuk target sebenarnya lebih ke SEA Games. Tapi, karena Kejuaraan Dunia adalah single event terbesar di renang, kita harapkan anak-anak mampu memperbaiki posisi,” kata Felix. Kendati demikian, Felix tetap berharap tim Merah Putih bisa meraih hasil semaksimal mungkin. Setidaknya mencapai semifinal seperti yang ditorehkan Siman Sudartawa pada 2017 silam. “Siman masih jadi andalan di nomor 50 meter gaya punggung. Dia dulu pernah mencatatkan waktu yang jadi 15 besar dunia dan masuk semifinal di Kejuaraan Dunia dua tahun lalu. Kita harap minimal dia bisa mengulang prestasinya,” ujarnya. “Kekuatan Indonesia ada di putra. Tapi, gak menutup kemungkinan untuk putri seperti Azzahra yang jadi rising star bisa menampilkan kejutan,” ungkapnya. Lebih lanjut, Felix juga mengungkapkan negara mana saja yang bakal jadi pesaing ketat tim Indonesia. Salah satunya Singapura. “Untuk Asia Tenggara, Singapura paling kuat. Kalau dari seluruh Asia ada Jepang, China, Korea Selatan, dan Kazakhstan,” dia menambahkan. Sebelumnya, perenang Indonesia berusia 22 tahun, Fadlan Prawira juga sudah berlomba lebih dulu di nomor renang perairan terbuka berjarak 10 kilometer. Catatan Fadlan bahkan terbaik yang ada di Indonesia yakni 1 jam 52 menit 33,8 detik. Catatan ini jadi yang tercepat atau nomor satu untuk zona Asia Tenggara dan nomor empat untuk kawasan Asia dibawah perenang Cina dan 2 perenang Jepang. “Kalau di alam itu ombak setiap laut berbeda-beda karakternya. Dan saya cukup puas karena baru kali pertama berenang 10 km dibawah dua jam. Semoga ini bisa jadi modal bagus sebelum terjun di SEA Games 2019 nanti,” ucap Fadlan. Selanjutnya Fadlan akan bertanding di nomor kolam mengikuti beberapa nomor jarak jauh yakni 200 m, 400m, 800m dan 1500m. (Art)

Adinda Larasati Perenang Terbaik FAI 2019, Ukir 7 Medali Emas dan 2 Rekornas

Adinda perenang terbaik putri dan Fadlan perenang terbaik putra bersama Harlin (Wakil Ketua Umum PB PRSI). (Istimewa)

Jakarta- Adinda Larasati Dewi dinobatkan sebagai perenang terbaik di Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Renang bertajuk ‘Festival Akuatik Indonesia (FAI) 2019, di Stadion Akuatik Kompleks Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta. Adinda berhasil memecahkan dua Rekornas dan menyabet tujuh medali emas sekaligus membawa kontingen Jawa Timur (Jatim) sebagai juara umum FAI 2019. “Alhamdulillah bisa capai target dapat tujuh emas dan 2 Rekornas serta satu menyamai Rekornas. Kuncinya harus tetap berlatih, jangan pernah bosan,” ujar Adinda, Minggu (28/4). Sementara itu, Harlin Rahardjo, Wakil Ketua Umum PB (Pengurus Besar) PRSI (Persatuan Renang Seluruh Indonesia), mengatakan dengan adanya Rekornas dan Rekornas kelompok umur (KU) maka jenjang pembinaan berjalan dengan baik. “Alhamdulillah para perenang kita bisa memecahkan Rekornas dan Rekornas KU dan para pelatih serta pembina masing-masing patut di apresiasi. Di setiap kejuaraan muncul para perenang baru. Mudah-mudahan ini bisa jadi pemicu perenang muda yang lain,” tutur Harlin. Di klasemen umum perolehan medali kontingen Jatim tidak terkejar setelah mengoleksi 34 emas, 23 perak dan 19 perunggu. Kedua dihuni Jawa Barat (Jabar) dengan 21 emas, 21 perak, dan 15 perunggu. Ketiga milik DKI Jakarta dengan 21 emas, 17 perak, dan 27 perunggu. Keempat ditempati Bali dengan 19 emas, 29 perak, dan 20 perunggu. Dan, kelima Riau dengan 5 emas, 5 perak, dan 3 perunggu, serta keenam Jawa Tengah (Jateng) dengan 4 emas, 9 perak, dan 10 perunggu. Di hari terakhir, Minggu (28/4), Adinda mampu memecahkan Rekornas nomor 200 meter gaya kupu-kupu putri dengan waktu 02 menit 12,84 detik atau mempertajam Rekornas lama miliknya sendiri yakni 02 menit 12,92 detik. Total Adinda mencetak dua Rekornas. Sebelumnya Rekornas 100 meter gaya kupu-kupu dan satu menyamai Rekornas di nomor 50 meter gaya kupu-kupu. Sedangkan perenang terbaik putra adalah Aflah Fadlan Prawira yang menyabet tujuh emas dan satu perunggu. Perenang terbaik grup-2 adalah Agung Sulaksono (14 tahun) asal Jat dengan koleksi lima emas dan dua perak. Untuk perenang terbaik putri grup-2 yakni Adelia (15 tahun) asal Jabar dengan raihan tiga emas serta tiga Rekornas kelompok umur. Perenang terbaik grup-3 putra adalah Bryan Haganta Tarigan (DKI) dengan 4 emas, 4 perak, dan perenang terbaik putri yaitu Ni Putu Pande Lisa Primasari (12 tahun) asal Bali dengan 4 emas, 3 perak. Selain itu, Adinda juga menyumbang emas nomor 1500 gaya bebas putri (Jatim) dengan waktu 17 menit 20,77 detik dan kedua Azzahra Permatahani (Riau) dengan catatan waktu 17 menit 45,42 detik serta ketiga Prada Hanan (Jabar) dengan catatan waktu 18 menit 00,00 detik. Teranyar, Adinda mempertajam Rekornas nomor 200 meter gaya kupu-kupu putri. Di sesi penyisihan pagi hari, Adinda mencatat waktu Rekornas baru yaitu 2 menit 12,84 detik, mempertajam Rekornas lama miliknya yakni 2 menit 12,92 detik. Sebelumnya, di hari pertama, Adinda juga memecahkan Rekornas di nomor 100 meter gaya kupu-kupu dengan catatan waktu 01 menit 00,55 detik lebih cepat dari Rekornas lama miliknya dengan waktu 01 menit 00,98 detik. Pada nomor 200 meter gaya punggung putra, emas dimenangkan Reza Bayu Prasetyo (Jabar) dengan catatan waktu 02 menit 01,86 detik. Kedua Fadlan Prawira (Jabar) dengan catatan waktu 02 menit 02,62 detik, dan ketiga Joe Aditya (DKI) dengan catatan waktu 02 menit 03,20 detik. Pada nomor 200 meter gaya kupu-kupu putri, Adinda Kusuma Ningrum (Jabar) meraih emas dengan waktu 02 menit 20,14 detik. Kedua Adinda Larasati Dewi (Jatim) dengan waktu 02 menit 24,84 detik, dan ketiga Desak Made Sri Widyadari (Bali) dengan 02 menit 27,73 detik. Di nomor bergengsi 50 meter gaya bebas putra, emas masih milik Triadi Fauzi (Jabar) dengan catatan waktu 23,39 detik. Kedua Gagarin Nathaniel Yus (DKI) dengan 24,26 detik, dan ketiga I-Gede Siman Sudartawa (DKI) dengan 24,50 detik. Pada nomor 50 meter gaya bebas putri, emas diraih Istri Kania Ratih (Bali) dengan 26,56 detik. Kedua Adinda Larasati Dewi (Jatim) dengan 26,68 detik serta ketiga Patrisia Yosita (DKI) dengan 27,08 detik. Di nomor 200 meter gaya dada putra, medali emas milik Dwiki Rahardjo (Jabar) dengan 02 menit 18,25 detik dan kedua Pande Made Iron Digjaya (Bali) dengan 02 menit 19,98 detik serta ketiga Gerdi Zulfitranto (Jabar) dengan 02 menit 20,03 detik. Di nomor 200 meter gaya dada putri, Ananda Treciel Vannesae Evato (Riau) meraih medali emas dengan catatan waktu 02 menit 36,59 detik dan kedua Azzahra Permatahani (Riau) dengan 02 menit 36,74 detik serta ketiga Ressa Kania Dewi (Jatim) dengan 02 menit 39,42 detik. Pada nomor jarak jauh 1500 meter gaya bebas putra emas dimenangkan Fadlan Prawira (Jabar) dengan waktu 15 menit 52,28 detik dan kedua Rashief Amila Yaqin (Jabar) dengan waktu 16 menit 09,41 detik dan ketiga Joe Aditya (DKI) usai membukukan waktu 16 menit 12,99 detik. (Adt)

Indonesia ‘Host’ SEASF 1st South East Asian Master Swimming Championship 2019, Diramaikan Perenang Peraih Empat Medali Emas Olimpiade

Indonesia dipercaya menjadi tuan rumah renang master internasional (SEASF 1st South East Asian Master Swimming Championship 2019, di Stadion Akuatik GBK, Senayan, Jakarta, 30-31 Maret. (Adt/NYSN)

Jakarta- Indonesia dipercaya menjadi tuan rumah (host) renang master internasional bertajuk ‘SEASF 1st South East Asian Master Swimming Championship 2019’. Event ini dihelat di Stadion Akuatik, Kompleks Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta, pada 30-31 Maret 2019. Ini merupakan kejuaraan renang master jarak pendek kolam 25 meter pertama di GBK. Sebanyak 400-an perenang dari berbagai negara, yakni Thailand, Filipina, Singapura, Hong Kong, Jepang, Australia, Amerika Serikat, Italia, Uni Emirate Arab, Aljazair, Belanda, dan lainnya, turut berpartisipasi. Bahkan diantara peserta internasional yang hadir yaitu perenang asal Amerika Serikat yang juga peraih empat medali emas Olimpiade kategori estafet 4×100 meter (Sydney 2000, Athens 2004, Beijing 2008, dan Beijing 2008), Jason Lezak, dan peraih medali emas Olimpiade (Sydney 2000) asal Australia, Bill Kirby. Harlin Erlianto Rahardjo, Wakil Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI), mengatakan kejuaraan ini merupakan event besar, dan Indonesia merupakan negara pertama di kawasan Asia Tenggara yang diberi kepercayaan sebagai tuan rumah. “Kami melihat dari peserta maupun dari segi kewarganegaraan sangat banyak. Dan, tujuannya tentu saja mempopulerkan olahraga renang di Indonesia,” ujar Harlin, di Stadion Akuatik, Kompleks GBK Senayan, Jakarta, Rabu (27/3). Harlin menilai publik sangat percaya dengan venue akuatik yang dimiliki Indonesia dan berstandar internasional. “Dengan banyaknya event internasional, maka ini juga mendukung usaha lndonesia untuk menjadi tuan rumah Olimpiade 2032,” lanjut pria yang menjabat sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) SEASF (South East Asian Swimming Federation). Senada, Wisnu Wardhana, Ketua Panitia, menyebut bahwa ini merupakan event renang master internasional pertama di GBK Aquatic Stadium, dimana panjang kolam yang digunakan adalah 25 meter, atau setengah dari kolam 50 meter. “Pesertanya selain dari kawasan Asia, juga terbuka untuk umum. Artinya non Asia diperbolehkan mendaftar sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” terang Wisnu. Ditambahkannya, peserta yang mengikuti kejuaraan ini sangat banyak. Begitu juga dengan animo dari masyarakat pecinta renang yang sangat tinggi, terlebih adanya venue dengan fasilitas yang terawat dengan baik. “Saat ini yang telah terdaftar mencapai 378 peserta atau hampir mencapai 400-an peserta, dengan total 17 negara. Ini adalah satu pertandingan yang terus kami lakukan di luar pembinaan yang sudah berlangsung selama ini,” tegas Wisnu. Event yang berlangsung selama dua hari itu melombakan 34 nomor, dan diikuti mulai dari perenang berusia 25 tahun ke atas. Bahkan, perenang tertua ada yang mencapai usia sekitar 84 tahun. “Berangkat dari sukses Asian Games 2018 ini untuk menjaga momentum semakin mempopularkan olahraga renang di masyarakat umum. Khususnya renang bisa menjadi gaya hidup sehat masyarakat lndonesia yang memang dikenal sebagai negara bahari,” cetus pria yang juga menjabat sebagai Kabid Binpres (Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi) PB PRSI. Sementara itu, kategori usia yang dilombakan adalah usia 25-29 tahun, usia 30-34 tahun, usia 35-39 tahun, usia 40-44 tahun, usia 45-49 tahun, usia 50-54 tahun, usia 55-59 tahun, 60-64 tahun, dan seterusnya. Lalu, nomor yang dipertandingkan adalah putra-putri gaya bebas, gaya punggung, gaya dada, serta gaya kupu-kupu. Semua melombakan mulai jarak 25 meter, 50 meter, dan 100 meter. Hanya gaya bebas yang ada jarak jauh yakni 200 meter. Kemudian, ada nomor 100 meter gaya ganti. Untuk estafet nomor yang dilombakan 4×25 meter gaya bebas, 4×25 meter gaya ganti, 4×25 meter gaya ganti campuran, 4×25 meter gaya bebas campuran. Dalam kesempatan itu, Jason menilai Indonesia memiliki banyak anak berbakat di renang yang bisa menjadi juara di masa depan. “Saya belum banyak mengetahui, karena baru satu hari disini (Indonesia). Tapi, saya melihat mereka sangat antusias, dan banyak anak-anak berpotensi di Indonesia,” tuturnya. “Bagi saya kejuaraan renang master ini sangat baik, karena selain baik dalam menjaga kesehatan, juga pertemanan. Sangat positif dan ini harus bisa berjalan terus,” tukas Jason. Disisi lain, sebagai upaya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Akuatik, PB PRSI akan menyelenggarakan FINA Coaching Clinic untuk pelatih loncat indah (25-29 April), dan pelatih renang (29 April-3 Mei). (Adt)

Siapkan Atlet Muda, PRSI Bidik Prestasi Tinggi di SEA Games 2019 Filipina

Anindya Novyan Bakrie, Ketua Umum PB PRSI (kedua dari kiri), menyebut PRSI akan mengirimkan atlet muda ke SEA Games 2019 Filipina dan membidik enam medali emas. (Adt/NYSN)

Jakarta- Pengurus Besar (PB) Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas), di Hotel Atlet Century Park, Senayan, Jakarta, pada 24-25 Februari 2019. Tercatat, 34 utusan Pengurus Provinsi (Pengprov) PRSI dari seluruh Indonesia hadir dalam pertemuan yang mengusung tema ‘Sukseskan PON 2020 serta ukir prestasi pada SEA Games 2019 untuk menuju Olimpiade 2020’ tersebut. Dengan agenda utama Rakernas yakni membahas kinerja, pencapaian prestasi serta rencana program kerja orgnisasi cabang olahraga akuatik sepanjang tahun ini. Anindya Novyan Bakrie, Ketua Umum PB PRSI, menyebut terdapat lima poin penting pada Rakernas ini. Pertama, mendukung upaya PRSI termasuk budget untuk memastikan SEA Games 2019 berjalan lancar. “Kedua, PRSI kedepannya akan bekerja sama dengan Pengprov untuk memberikan kajian maupun dukungan-dukungan seperti apa yang diberikan pemerintah daerah kepada Pengprov PRSI. Dan PRSI berencana akan menggelar PRSI Award pada 2020, serta akan mengundang tiga gubernur yang dianggap memberikan dukungan kepada Pengprov PRSI,” ujar Anindya usai penutupan Rakernas, pada Senin (25/2). Ketiga, lanjut pengusaha berusia 44 tahun itu, PRSI berupaya lebih memperbanyak lagi pelatihan wasit, dan pelatih di daerah maupun di pusat. Bahkan, PRSI akan bekerja sama dengan FINA (Federation Internationale de Natation/federasi renang internasional) supaya mendapatkan tenaga ahli agar mereka yang berada di daerah dapat berkembang dan melahirkan atlet. “Keempat, PRSI memastikan akan memasyarakatkan renang lebih besar lagi dengan memantapkan program ‘Ayo Berenang’ bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Pariwisata,” tambahnya. “Dan, kelima, PRSI memberikan Akte Notaris kepada setiap Pengprov secara gratis,” sebut Anindya. Soal Akte Notaris ini, juga ditegaskan Sarman Simanjorang, Wakil Ketua Umum (Waketum) PB PRSI. Menurut Sarman, pihaknya memfasilitasi setiap Pengprov untuk memiliki Akte Notaris secara gratis. “Ini kami lakukan karena banyak sekali klub-klub renang belum memiliki dokumen hukum. Dan tadi kami sudah berikan kepada salah satu klub di Sumartera Utara,” ungkap Sarman. (edited) Sementara itu, terkait SEA Games 2019 Filipina, Anindya menegaskan induk organisasi renang yang dipimpinnya memiliki target yakni bisa melebihi pencapaian SEA Games 2017 Kualalumpur, Malaysia. Di Negeri Jiran Malaysia, dua tahun lalu, cabang renang hanya mampu membawa pulang empat medali emas melalui I Gede Siman Sudartawa, Triady Fauzi Sidiq, Gagarin Nathaniel Yus, dan Indra Gunawan. “Kami berharap di SEA Games 2019 Filipina bisa meraih enam medali emas. Kami mohon doa, semoga keinginan ini bisa tercapai,” jelas putra sulung pengusaha nasional Aburizal Bakrie (ayah) dan Tatty Murnitriati (ibu) itu. Ia juga menyatakan PRSI sebisa mungkin akan mengirimkan atlet yang lebih muda ke pesta multievent olahraga terbesar se-Asia Tenggara itu. “Persiapan kami terus berjalan. Dari tahun lalu sehabis Asian Games lalu, kami langsung melihat kekurangan yang ada serta berupaya untuk memastikan perenang-perenang muda bisa beraksi dan berhasil di SEA Games 2019 di Filipina,” cetus Anindya. Hal membanggakan, ungkap pria kelahiran 10 November 1974 itu, terdapat dua perenang muda Indonesia, yakni Azzahra Permatahani (16 tahun), dan Adinda Larasati Dewi (18 tahun) yang lolos limit kualifikasi A Youth Olympic (Olimpiade Remaja), di Buenos Aires, Argentina, Oktober tahun lalu. “Bagi kami ini suatu ‘angin segar’ dan capaian ini harus terus dilanjutkan. Jadi strategi kami di SEA Games nanti sebisa mungkin menurunkan yang muda-muda. Karena selepas SEA Games yang berikutnya ada Olimpiade Tokyo 2020 yang tantangannya jauh lebih berat lagi dari SEA Games maupun Asian Games,” tuturnya. “Setelah itu di 2021 ada SEA Games lagi, kemudian disambung Asian Games 2022. Jadi benar-benar atlet-atlet muda ini harus diberikan pengalaman di SEA Games, biarkan mereka menambah pengalaman dan jam terbang untuk bisa memecahkan prestasi di Asian Games 2022 nantinya,” terang Anindya. Ditegaskan suami dari Firdani Saugi, Rakernas ini tidak hanya membicarakan target yang ingin dicapai pada 2019 hingga 2020 saja, namun juga membahas proyek jangka panjang dan masa depan atlet muda. “Kami memikirkan ke depannya nanti seperti apa. Karena kami harus mempersiapkan sistem-sistem yang baik, dan memikirkan atlet-atlet muda. Mereka harus dipikirkan sekolahnya agar bisa berkembang bukan hanya sebagai atlet, tapi harus diperhatikan dengan baik dari pelatihnya, lingkungannya. Karena lingkungan yang kompetitif akan membawa mental yang lebih kuat,” tukas Anindya. (Adt)

Sabet Delapan Emas di IOAC 2018, Dara 16 Tahun Ini Tembus Limit-A Kejuaraan Dunia Renang Junior 2019

Perenang kelahiran Jakarta, 7 Januari 2002, Azzahra Permatahani, lolos limit batas waktu untuk tampil di ajang Kejuaraan Dunia Renang Junior (7th FINA Junior World Swimming Championships) di Budapest, Hungaria, pada 20-25 Agustus 2019. (zimbio.com)

Jakarta- Indonesia kembali meloloskan perenangnya, Azzahra Permatahani, guna mengikuti Kejuaraan Dunia Renang Junior (7th FINA Junior World Swimming Championships) di Budapest, Hungaria pada 20-25 Agustus 2019. Zahra, sapaannya, di nomor 200 meter gaya ganti putri, mengukir waktu 2 menit 16,71 detik, sekaligus menjadi rekornas baru. Catatan ini ditorehkan dara kelahiran Jakarta, 7 Januari 2002, pada event 2nd Indonesia Open Aquatic Championship (IOAC) 2018 di Stadion Akuatik Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, Minggu (2/12). Catatan ini telah melewati limit-A FINA World Junior Swimming Championship 2019 yakni 2 menit 16,97 detik. Ajang 2nd IOAC 2018 merupakan event dalam kalender FINA Sanction, sehingga hasil 2nd IOAC 2018 ini diakui oleh FINA. “Zahra perenang muda potensial. Alhamdulillah bisa lolos di nomor 200 meter gaya ganti. Kami harap, dia juga lolos limit A, untuk 400 meter gaya ganti,” jelas Wakil Ketua Umum PB PRSI, Harlin Rahardjo, Selasa (12/11). 7th FINA Junior World Swimming Championships adalah ajang kejuaraan dunia renang junior, yang diselenggarakan oleh FINA, setiap dua tahun sekali, dan telah diadakan sejak 2006. Pesertanya adalah remaja yang dibatasi oleh usia, yakni untuk putri harus berusia 14–17 tahun, dan putra berusia 15–18 tahun, pada 31 Desember tahun kompetisi. Ini kali kedua beruntun, Zahra menjadikan IOAC sebagai batu loncatan menembus kejuaraan internasional. Pada IOAC 2017, siswi SMA Perdana Rumbai Pekanbaru, Riau, juga mencatat waktu terbaik, di nomor 200 meter gaya ganti putri (2 menit 17,42 detik), guna lolos di even Youth Olympic (Olimpiade Remaja) 2018, oktober lalu di Argentina. Pada IOAC 2018, perenang klub Belibis Pekanbaru ini, bahkan mengantongi gelar perenang terbaik kelompok umur satu putri. Tak tanggung-tanggung, selain memecahkan rekor nasional nomor 200 meter gaya ganti perorangan putri, dalam event selam empat hari itu, Zahra total meraup delapan medali emas dan dua perak. Selain Zahra, satu perenang putra yang juga diharapkan lolos, yakni Farrel Armandio Tangkas, di nomor 200 meter gaya punggung. Catatan pemuda kelahiran Bandung, 22 December 2001, di nomor 200 meter gaya punggung adalah 2 menit 02,31 detik. Sedangkan limit-A World Junior Swimming Championship adalah 2 menit 01,92 detik. Zahra dan Farrel masih bisa menembus limit-A Kejuaraan Dunia Junior dengan mengikuti beberapa event yang diakui FINA, sampai Mei 2019. Khusus Farrel, hanya terpaut 0,39 detik dan masih punya waktu lima bulan untuk memperbaikinya. Salah satu event yang jadi kualifikasi adalah Festival Akuatik Indonesia, pada April 2019 mendatang. (Adt)

Atlet Pelatnas Tampil Lesu di IOC 2018, PRSI : Perenang Junior Bisa Ancam Seniornya

Atlet renang putra gaya punggung, yang tampil dalam event 2nd Indonesia Open Aquatic Championship 2018, Stadion Akuatik GBK, Jakarta, 1-5 Desember, berpose sejenak sebelum tampil bertanding. Mereka adalah Farrel Armandio Tangkas (kiri), I Gde Siman Sudartawa dan Rick Anggawijaya. (kompas.com)

Jakarta- Perlombaan renang di 2nd Indonesia Open Aquatic Championship (IOC) 2018 di Stadion Akuatik Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta berakhir. Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI) mengantongi nama-nama perenang baru. PRSI memanfaatkan ajan ini sebagai seleksi awal perenang menuju pelatnas 2019. Hasil dari perenang yang tampil pada Sabtu (1/12) hinngga Rabu (5/12), akan segera dievaluasi. Secara garis besar, penampilan perenang pelatnas kurang sip. Sementara, nonpelatnas memberikan kejutan, yakni mengalahkan senior yang juga pelatnas. Wakil Ketua PRSI, Harlin E. Rahardjo akan mempertimbangkan atlet-atlet non pelatnas yang berprestasi masuk pelatnas 2019, kendati harus disesuaikan juga dengan limit yang ditetapkan PRSI, dilansir detik.com. “Ini banyak perenang baru. Jika juara pasti kami pertimbangkan. Tinggal limitnya disesuaikan dengan kami. Seperti Reza Bayu Prasetyo (18 tahun), dia peringkat dua tapi pantas masuk pelatnas, karena sebagai sparring atlet pelatnas, Aflah Fadlan Prawira,” kata Harlin, di Stadion Akuatik, Senayan, Rabu (5/12). Harlin mengungkapkan beberapa nama lain yang muncul, seperti Farrel Armandio Tangkas (17 tahun), peraih medali emas nomor 200 meter gaya punggung, dengan catatan waktu 2 menit 03,33 detik. Dia mengalahkan seniornya, Ricky Angga Wijaya, yang meraih medali perak 2 menit 05,46 detik. Farrel adalah perenang Jawa Barat, kelahiran Surabaya, 22 Desember 2001. Siswa SMAN 3 Bandung ini merupakan aset renang merah putih yang siap berprestasi. Pada Oktober lalu, Farrel adalah salah satu atlet Indonesia, yang tampil di Buenos Aires, Argentina, dalam event Youth Olympic Games 2018. Lalu, prestasi Reza Bayu, perenang kelahiran Bekasi 21 Februari 2000, yang berhasil mendekati Fadlan, paska membukukan waktu 16 menit 05.25 detik di nomor 1500 gaya bebas putra. Fadlan meraih emas di nomor sama, setelah menjadi yang tercepat, dengan catatan waktu 15 menit 33.96 detik. Kemudian, aksi atlet nonpelatnas asal Sumatra Utara, Muhammad Fachri Tunjung, yang jadi kampiun nomor 50 meter gaya dada, usai membukukan 28.57 detik. Dia mengalahkan atlet pelatnas, Gagarin Nathaniel Yus, yang hanya mencatatkan waktu 28,89 detik. Jauh dari catatannya saat tampil di Asian Games lalu, 28,37 detik. “Yang penting, kami membuat program latihan dan uji coba untuk SEA Games, sekaligus membuat komposisi terbaik. Teknisnya kami susun lebih dulu dari hasil peringkat pertama dan dua nasional, serta memasukkan limit yang kami tetapkan. Lalu kamu ajukan ke Kemenpora sebagai perenang pelatnas,” ujar dia. Meski sudah mengantongi nama, Harlin mengatakan, hasil ini bukan akhir dari pembentukan tim inti SEA Games 2019. Para perenang masih ditunggu dua event lainnya, yang juga sebagai event seleknas atlet, sampai mendekati proses entry by name SEA Games Manila. “April 2019, kami buat seleksi juga lewat festival akuatik. Pasti nanti komposisinya, bisa berubah lagi. Dan September masih ada seleksi lagi. Jadi memang yang betul-betul siap-lah yang berangkat. Iklim ini penting, agar atlet pelatnas tak merasa sudah aman. Mereka harus terpacu, untuk memberikan perfoma terbaik,” pungkasnya. (Adt)

Millennium Aquatic Jakarta Juara Umum Indonesia Open Aquatic 2018, Zahra Perenang Terbaik Junior

Klub renang millennium aquatic berpose setelah memastikan diri sebagai juara umum pada 2nd Indonesia Open Aquatic Championship 2018, di Stadion Akuatik, Senayan, Jakarta, Rabu (5/12). MNA menjadi juara dengan meraih 29 medali emas, 30 perak dan 25 perunggu. (PRSI)

Jakarta- Perkumpulan renang Millennium Aquatic Jakarta keluar sebagai juara umum dalam Kejuaraan Renang Antar Perkumpulan Seluruh Indonesia ke-40 atau KRAPSI 2018 bertajuk 2nd Indonesia Open Aquatic Championship 2018. Bagi Millennium Aquatic Jakarta, ini menjadi kali ketiga secara beruntun menjadi juara sejak 2016. Dalam kejuaraan yang berlangsung di Stadion Akuatik GBK, Jakarta, 1-5 Desember ini, Millennium Aquatic Jakarta menjadi juara dengan mengumpulkan poin terbanyak, 3309. HIU Surabaya berada di urutan kedua dengan mengumpulkan 1900 poin, disusul Bali Pari di peringkat ketiga, setelah mengantongi 1595.5 poin. MNA menjadi juara dengan meraih 29 medali emas, 30 perak dan 25 perunggu. HIU meraih 19 medali emas, 14 perak dan 16 perunggu. Adapun Bali Pari mengoleksi delapan emas, 15 perak serta 16 perunggu. Penentuan poin dihasilkan berdasarkan atlet yang berlaga. Untuk nomor perorangan, sang juara meraih 10 poin, peringkat kedua mengantongi sembilan poin, posisi ketiga delapan poin dan seterusnya hingga posisi 10 mengantongi satu poin. Untuk nomor beregu, juaranya akan mengantongi 100 poin, peringkat dua 90 poin, peringkat tiga 80 poin. Hingga posisi 10 akan mengantongi 10 poin. Aflah Fadlan Prawira yang membela klub Aquarius (Bandung) mengunci titel perenang senior putra terbaik, setelah mengoleksi tujuh emas. Gelar perenang terbaik senior sektor putri, jadi milik AT Vanessae Evato dari klub Belibis (Pekanbaru), yang mengantongi empat emas dan dua perak. Untuk perenang terbaik kelompok umur satu putra, diraih atlet Pari Sakti (Jakarta), Joe Aditya, dengan raihan dua emas dan dua perak. Perenang belia yang membela klub Belibis, Azzahra Permatahani, berhasil mengantongi gelar perenang terbaik kelompok umur satu putri. Zahra yang baru berusia 16 tahun mengoleksi delapan emas dan dua perak, sekaligus memecahkan rekor nasional nomor 200 meter gaya ganti perorangan putri. Ernest Fabian (Unattached) menjadi perenang terbaik putra kelompok umur dua, dengan raihan tiga emas dan tiga perak. Perenang terbaik kelompok umur dua sektor putri diraih perenang ESC (Jakarta), Adelia, dengan koleksi tiga emas. Untuk yang terbaik kelompok umur tiga putra dikantongi Agung Sulaksono Putro yang membela HIU Surabaya. Agung mengantongi tujuh emas dan dua perak. Izzy Dwifaiva dari TH Malang, meraih perenang terbaik putri kelompok umur tiga, dengan raihan empat emas, tiga perak dan satu perunggu. Perenang putra terbaik kelompok umur empat diraih Ilham Surya Saputra, dari klub Jatayu (Denpasar), setelah menghasilkan empat emas, tiga perak dan satu perunggu. Gelar terakhir yakni perenang terbaik kelompok umur empat sektor putri, jatuh ke tangan Luh Made Budiartini dari klub TSC (Badung), dengan raihan empat emas, dua perak, dan satu perunggu. (Adt)

Renang Hari Ketiga IOAC 2018, Dara 16 Tahun Kembali Sumbang Emas Nomor 200 Meter Gaya Kupu-Kupu

Perenang 16 tahun dari Riau, Azzahra Permatahani, kembali meraih medali emas nomor 200 meter gaya kupu-kupu putri, pada hari ketiga Kejuaraan Akuatik Indonesia Terbuka (IOAC) 2018, di Jakarta, Senin (3/12). Total, kini Zahra sudah mengoleksi tiga medali emas. (instagram.com)

Jakarta- Perenang nasional yang baru berusia 21 tahun, Aflah Fadlan Prawira, memborong dua medali emas di nomor 200 meter gaya bebas putra dan 200 meter gaya kupu-kupu putra, pada hari ketiga Kejuaraan Akuatik Indonesia Terbuka (IOAC) 2018, di Jakarta, Senin (3/12). Di nomor 200 meter gaya bebas putra, Fadlan, yang tampil untuk klub Aquarius Bandiung, mencatatkan waktu tercepat 1 menit 50,78 detik diikuti oleh Putra M Randa, MNA Jakarta, di peringkat dua untuk medali perak dengan waktu 1 menit 53,48 detik, dan Ricky Annggawijaya dari klub ESC, di peringkat tiga (1:54,19). Lalu di nomor 200 meter gaya kupu-kupu putra, pemuda kelahiran Cirebon 13 November 1997 ini kembali jadi yang tercepat, dengan waktu 2 menit 3,01 detik. Sejatinya, pada babak kualifikasi, catatan waktu Fadlan dikalahkan oleh Joe Aditya. Namun, Joe justru melorot ke peringkat lima, saat bertarung di babak final. Medali perak nomor diraih oleh perenang Aquarius lainnya, Reza Bayu Prasetyo, yang terpaut tipis dengan Fadlan (02:03,22). Dan perenang Pyramid, Azel Zelmi harus puas dengan perunggu (02:06,41). Di Nomor 200 meter gaya bebas putri, perenang klub MNA Surabya, Ressa Kania Dewi merebut emas dengan catatan waktu 2:05,30. Disusul Prada Hanan, Klub Aquarius, dengan 02:06,47 dan Sagita Putri, klub TCS, di tempat ketiga dengan waktu (02:07,25). Nama Anandia Treciel Vanessae Evato dari klub Belibis, Pekanbaru, menjadi yang tercepat di final nomor 50 meter gaya dada putri. Evato mencatatkan waktu 32,57 detik untuk mengamankan medali emas. Di peringkat kedua ada Adelia dari klub ESC (33,88) dan Ressa Kania Dewi, MNA Surabaya di peringkat tiga dengan waktu 34,24 detik. Dan emas nomor 50 meter gaya dada putra, milik Muhammad Fachri Tanjung, dari klub Boa (28,57). Perenang senior klub ACS, Gagarin Nathaniel Yus, harus puas di posisi dua dengan waktu 28,89. Diikuti oleh wakil klub MNA Jakarta, Dennis Tiwa mengantongi perunggu (29,07). “Setelah Asian Games belum ada latihan,” tukas Gagarin tentang performanya hari ini. “Kejuaraan ini sebagai tolak ukur saya, untuk melihat posisi saya ada di mana, jika turun tanpa latihan yang maksimal,” terangnya. Untuk nomor 200 meter gaya kupu-kupu putri, perenang 16 tahun dari Riau, Azzahra Permatahani, kembali mencetak hasil gemilang. Zahra, yang berasal dari klub Belibis, Pekanbaru mencatatkan waktu (02:16,39) diikuti Adinda Kusuma Ningrum dari klub Aquarius, (02:18,37) dan Hanna Christina dari klub Paswind di tempat ketiga (02:26,04). “Kalau menurut aku di 200 meter gaya kupu-kupu ini, lebih sedikit berat dari kemarin, saat saya dapet emas di 200 gaya ganti,” ujar dara kelahiran Jakarta, 7 Januari 2002, usai perlombaan. Total, hingga Senin, Siswi kelas XII SMA Cendana Rumbai ini usdah mengoleks tiga medali emas. Hari keempat IOAC 2018, pada Selasa (4/12), akan melombakan cabang olahraga renang nomor 400 Gaya Ganti Perorangan Putra dan Putri, 50 Meter Gaya Kupu-kupu Putra dan Putri, 100 Meter Gaya Dada Putra dan Putri, 4×100 Gaya Bebas Estafet Putra dan Putri, serta 4×100 Gaya Ganti Estafet Campuran. Selain itu, juga akan dipertandingkan partai Polo Air Putra, yakni Jawa Timur kontra Jambi, Sumatera Selatan melawan Merauke, DKI Jakarta A hadapi DKI Jakarta B, Jawa Timur menghadapi Merauke, dan Jawa Barat menjajal Sumatera Selatan. (Adt)

Perenang 16 Tahun Klub Belibis Pecahkan Rekor Nasional, Patricia Yosita Jadi Ratu Gaya Bebas

Perenang klub Belibis Riau, Azzahra Permatahani, yang masih berusia 16 tahun, memecahkan rekor nasional nomor 200 Meter Gaya Ganti Perorangan Putri, pada hari kedua 2nd Indonesia Open Aquatic 2018, Minggu (2/12). Siswa kelas XII SMA Cendana Rumbai ini, mematahkan rekornya sendiri, yang tercipta pada 2017 (02.17.42). (metrotvnews.com)

Jakarta- Perenang klub Belibis, Azzahra Permatahani, gemilang pada hari kedua 2nd Indonesia Open Aquatic Championship 2018, di GBK Aquatic Stadium, pada Minggu (2/12). Melesat menjadi yang terdepan untuk meraih emas (02.16.71), Zahra, sapaanya juga memecahkan rekor nasional nomor 200 Meter Gaya Ganti Perorangan Putri. Dara kelahiran Jakarta, 7 Januari 2002 itu mematahkan rekor miliknya sendiri, yang tercipta pada 2017 (02.17.42). Wakil klub MNA Surabaya, Ressa Kania Dewi, mendapat perak (02.18.85). Perunggu dikantongi perenang HIU, Adinda Larasati (02.25.30). “Kaget sih memecahkan Rekor Nasional, karena memang nggak ada rencana untuk memecahkan Rekor. Awalnya cuma menajamkan best time sendiri,” ucap zahra. Siswa kelas XII SMA Cendana Rumbai ini, juga mengukir medali emas nomor 1500 Meter Gaya Bebas Putri (17.25.04). Lalu, Raina Saumi dari klub ESC, di poisis dua (17.31.90). Perenang klub TH, Izzy Dwifaiva, harus puas dengan perunggu (18.11.47). Sedangkan atlet cantik klub MNA Surabaya, Patricia Yosita Hapsari, menjadi ratu pada nomor 100 Meter Gaya Bebas Putri. Atlet kelahiran Jakarta, 30 Juli 1995 ini, layak mendapat emas, usai mengantongi waktu tercepat 57.97 detik. Menyusul perenang klub HIU, Adinda Larasati (58.17). Posisi tiga atau perunggu, diduduki Sagita Putri yang membela klub TCS (59.10). Perenang andalan Indonesia, Gede Siman Sudartawa kembali unjuk gigi. Kali ini Siman yang membela klub MNA Jakarta mengunci titel kampiun nomor 50 Meter Gaya Punggung Putra. Catatan waktu Siman (25.58) menjadi yang tercepat dan berhak mengantongi emas. Menyusul di tempat kedua ada perenang Pari Sakti, Dwiki Anugrah, mendapat perak (27.31). Dan Farrel Armandio, yang membela klub Kraken AQ, mendapat perunggu (27.62). Untuk nomor 50 Meter Gaya Punggung Putri, emas berhasil diraih perenang Petrokimia, Nurul Fajar (30.43). AA Istri Kania dari klub MNA Jakarta menempati peringkat dua (30.59). Perenang klub MNA lainnya, Sofie Kemala, harus puas dengan perunggu (30.80). 100 Meter Gaya Bebas Putra dikuasai perenang ESC, Triadi Fauzi (51.50). Perak dikantongi sesama perenang ESC, Ricky Anggawijaya (51.80). Dan Erick Ahmad Fathoni dari klub Aquarius, mendapat perunggu (52.17). Persaingan sengit juga terjadi di nomor 200 Meter Gaya Ganti Perorangan Putra. Emas berhasil diraih Aflah Fadlan wakil dari klub Aquarius (02.04.81). Perak dikantongi Dwiki Anugrah, dari klub Pari Sakti (02.08.57). Dan I Putu Wirawan dari klub Bali Pari, meraih perunggu (02.09.27). Aflah Fadlan Prawira juga mendapat emas 800 Meter Gaya Bebas Putra. (08.15.35). Disusul Joe Aditya yang membela klub Pari Sakti, meraih perak (08.22.03). Sementara wakil Aquarius lainnya, Reza Bayu Prasetyo mengantongi perunggu (08.22.39). Pada Senin (3/12), akan memainkan nomor 200 Meter Gaya Bebas Putra dan Putri, 50 Meter Gaya Dada Putra dan Putri, 200 Meter Gaya Kupu-kupu Putra dan Putri, 4×50 Meter Gaya Bebas Estafet Putra dan Putri, serta 4×100 Meter Gaya Ganti Estafet Putri. Sementara cabang Polo Air Putra, juga akan mulai bertanding DKI Jakarta A melawan Jawa Timur, Jawa Barat kontra Jambi DKI Jakarta B menghadapi Sumatera Selatan pada sesi pagi hari mulai Pukul 08.30 WIB, dan dilanjutkan sore hari Pukul 15.00 WIB yakni DKI Jakarta A kontra Merauke Jawa Barat melawan DKI Jakarta B. (Adt)

Siman Masih Raja 100 Meter Gaya Punggung Putra, Perenang Tangsel 18 Tahun Turut Sabet Emas

Hari pertama event 2nd Indonesia Open Aquatic Championship 2018, menggelar delapan nomor final di GBK Aquatic Stadium, Sabtu (1/12). Perenang andalan Indonesia, I Gede Siman Sudartawa, yang tampil untuk klub Millennium Aquatic (MNA) Jakarta, melesat menjadi raja pada nomor 100 Meter Gaya Punggung Putra. (istimewa)

Jakarta- Hari pertama gelaran 2nd Indonesia Open Aquatic Championship 2018, menggelar delapan nomor final di GBK Aquatic Stadium, Sabtu (1/12). Perenang andalan Indonesia, I Gede Siman Sudartawa, yang tampil untuk klub Millennium Aquatic (MNA) Jakarta, melesat menjadi raja pada nomor 100 Meter Gaya Punggung Putra. Mengukir catatan waktu 56.68 detik, Siman pun berhak atas medali emas. Perak dikantongi Ricky Anggawijaya yang membela Elite Swimming Club/ESC (57.62), dan Farrel Armandio dari klub Kraken AQ mendapat perunggu (57.65). Lalu, Nurul Fajar Fitriyati dari klub Petrokimia, meraih emas nomor 100 meter gaya punggung putri (01.03.96). Posisi dua atau perak diraih perenang Belibis, Azzahra Permatahani, (01.06.35). Sementara Dewi Novita yang membela Elang Laut, mendapat perunggu (01.06.70). Aflah Fadlan Prawira dari klub Aquarius Bandung, menjadi penguasa di nomor 400 Meter Gaya Bebas Putra (03.55.41). Menyusul di tempat kedua atau perak diraih Joe Aditya dari Pari Sakti (04.01.01), sementara perunggu diraih Agus Nuarta dari klub TB Denpasar (04.03.73). Di 400 Meter Gaya Bebas Putri dikuasai perenang Tri Cakti Semesta (TCS) Semarang, Sagita Putri, berhak mendapat emas (04.26.53). Perak diraih perenang ESC, Raina Saumi, (04.27.08) dan perenang Aquarius, Prada Hanan, berhak atas perunggu (04.30.72). Persaingan sengit tersaji di nomor 200 Meter Gaya Dada Putra. Perenang muda ESC asal Tangsel yang masih berusia 18 tahun, M Dwiky Raharjo, menyabet emas usai menorehkan waktu dua menit 19 detik.23. Perenang Bali Pari, Pande Made Iron berhak atas perunggu (02.19.76). Dan perak dikantongi Gerdi Zulfitranto dari klub MNA Jakarta (02.22.52). Untuk 200 Meter Gaya Dada sektor Putri, emas dikuasai AT Vanessae Evato dari klub Belibis Riau (02.33.01). Wakil Belibis lainnya, Azzahra Permatahani, berhak atas perak (02.33.55). Sedangkan Ressa Kania dari klub MNA Surabaya, harus puas dengan perunggu (02.36.82). 50 Meter Gaya Bebas Putra juga berjalan seru. Perenang ESC, Triadi Fauzi berhasil menjadi yang tercepat dan mengantongi emas (23.29). Perenang MNA Surabaya, Glenn Victor membuntuti di posisi dua (23.40). Perunggu diraih Danandra Indra dari klub MNA Surabaya (24.05). Perenang MNA Jakarta, AA Istri Kania jadi yang tercepat untuk nomor 50 Meter Gaya Bebas Putri (26.62), disusul Adinda Larasati dari klub HIU surabaya di posisi dua menggenggam perak (26.82). Perenang MNA Surabaya, Patrisia Yosita terpaksa mendapat perunggu (27.12). Pada Minggu (2/12), 2nd Indonesia Open Aquatic Championship, akan memainkan sembilan nomor cabang renang. Esok hari event ini juga akan memainkan cabang olahraga Polo Air Putri, Jambi melawan Sumatera Selatan dan Jawa Barat kontra DKI Jakarta. Ke-9 nomor itu yakni 1500 Gaya Bebas Putri, 800 Gaya Bebas Putra, 50 Meter Gaya Punggung Putra dan Putri, 100 Meter Gaya Bebas Putrai dan Putri, 200 Meter Gaya Ganti Perorangan Putra dan Putri, serta 4×100 Meter Estafet Putri. Kesemua nomor akan dimulai pukul 08.00 WIB. (Adt)

Ribuan Atlet Ramaikan Indonesia Open Aquatic 2018, Ajang Promosi dan Degradasi Pelatnas SEA Games 2019

Harlin E. Rahardjo (kedua dari kiri), menyebut '2nd Indonesia Open Aquatic Championship (IOAC) 2018 menjadi ajang promosi dan degradasi atlet Pelatnas SEA Games 2019 Filipina. Ajang ini diikuti ribuan perenang Indonesia dan terdapat perenang asing. (Adt/NYSN)

Jakarta- Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) akan menggelar kejuaraan bertajuk ‘2nd Indonesia Open Aquatic Championship (IOAC) 2018’, di Stadion Akuatik Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta, pada 1-9 Desember 2018. Kejuaraan akuatik bertaraf internasional itu sekaligus menjadi ajang promosi dan degradasi atlet Pelatnas SEA Games 2019 Filipina. Event ini akan melombakan empat cabang olahraga, yakni renang (1-5 Desember), polo air (1-6 Desember), renang artistik (7-9 Desember), loncat indah (6-9 Desember). “IOCA kali ini menjadi penyelenggaraan kedua. Dan, kali ini ada peserta asing yang hadir menyemarakkan kompetisi ini. Kejuaraan ini juga menjadi ajang promosi dan degradasi sekaligus pembentukan tim Pelatnas SEA Games 2019,” ujar Harlin E. Rahardjo, Wakil Ketua Umum PB PRSI, di Jakarta, pada Kamis (29/11). Di cabang renang akan diikuti sekitar 1.100 perenang, termasuk perenang Pelatnas yang dipersiapkan menuju SEA Games 2019 Filipina. Selain cabor reguler, adapula renang masters (9 Desember). Dan, kompetisi ini tetap mengikuti ketentuan atau format KRAPSI (Kejuaraan Renang Antar Perkumpulan Seluruh Indonesia). Ketentuan itu yakni para perenang Indonesia akan membela klub masing-masing untuk memperebutkan predikat gelar klub terbaik di Indonesia. PRSI menyempurnakan format IOCA 2018 yaitu penyelengaraan dengan menggunakan format penyisihan sesi pagi dan sesi final pada sore hari. Sesi pagi hari, hanya perenang lokal yang berlaga, untuk meraih medali dan poin untuk klub masing-masing guna berebut predikat Klub Terbaik KRAPSI 2018. Sedangkan perenang Indonesia dan asing yang masuk 16 besar pada nomor masing-masing, akan meraih tempat pada babak grand final Indonesia Open, pada sesi sore hari. “Format dengan seri dan final ini harus dilaksanakan sejak dini bagi perenang muda. Karena di ajang multievent seperti SEA Games dan lainnya, konsep seri dan final itulah yang dipertandingkan. Jadi mereka harus membiasakan diri,” lanjutnya. Harlin berharap rekor nasional (rekornas) akan banyak terpecahkan di ajang IOCA 2018. Sebab, ungkapnya, semua perenang pemilik rekornas akan tampil di ajang ini. “Seperti Siman (Sudartawa) yang memegang rekornas nomor 50 dan 100 meter gaya punggung. Dia juga masih memiliki kesempatan untuk memecahkan rekornas atas namanya sendiri,” tambahnya. “Lalu perenang muda, Azzahra Permatahani, sebagai pemegang rekornas nomor 200 meter gaya ganti. Kalau dia mempertajam waktunya, maka bisa memecahkan rekornas. Juga, Adinda Larasati. Tahun lalu penampilannya sangat superior dengan memecahkan tiga rekornas. Jadi kemungkinan banyak rekornas pecah di IOAC 2018 ini,” jelas Harlin. Hal senada dikatakan Wisnu Wardhana, Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PB PRSI. Menurut Wisnu, IOCA menjadi ajang pembentukan sekaligus evaluasi Pelatnas SEA Games 2019 Filipina. “Usai Asian Games 2018, hasilnya kami evaluasi. Kami ingin kesiapan para atlet nanti teruji di IOAC ini. Dimana atlet nasional ini bukan sebatas like and dislike, tapi berdasarkan catatan waktu yang dilihat serta kemampuannya seobyektif mungkin yang akan kami nilai,” tegasnya. Ia berharap gelaran IOAC dapat berlangsung secara berkelanjutan dan konsisten sebagai bagian dari proses pembinaan. “Secara pembinaan kami ingin cabang akuatik menjadi primadona atau bisa diunggulkan di penyelenggaraan multievent,” tukas Wisnu. (Adt)

Swimming Open 2017 Jakarta Championship Siapkan Bibit ke Arena Olimpiade & PON

Para peserta Swimming Open 2017 saat sedang berlaga di GOR SOemqantri Brodjonegoro, 5/26/17 (NYSY Media)

Acara yang di buka pada tanggal 23 Mei 2017 kemarin masih berlangsung ketat di Gelanggang renang Gor mahasiswa Soemantri Brodjonegoro, Kuningan, Jakarta. (25/5) Swimming open 2017 Jakarta Championship yang berhasil menyerap kurang lebih 40 Club Se Indonesia di harapkan mampu mewakili Indonesia di ajang Olimpiade maupun Pekan Olahraga Nasional (PON). Dari tiap Club yang mewakili Kota, Kabupaten ataupun Provinsi di Indonesia antara lain, hampir mengikuti semua kategori gaya. Gaya dada, gaya punggung, gaya kupu kupu dan gaya bebas. Dalam renang sendiri, lebih untuk sebuah olahraga yang melombakan kecepatan atlet dalam berenang. Faturmuji selaku panitia pelaksana kegiatan mengatakan kepada NYSN, bahwa ajang tersebut guna mempersiapkan atau menseleksi atlit menyambut Olimpiade dan PON mendatang. “Atlit atlit muda yang mengikuti limba ini merupakan perwakilan club dari berbagai macam kota, kabupaten yang tersebar hampir seluruh pelosok negeri. Dan para Atlit yang ikut sudah melalui tahapan seleksi dan yang paling berprestasi di wilayahnya masing masing. Lalu acara ini di dedikasikan untuk mempersiapkan olimpiade dan PON mendatang.” Ungkap Fatur. Event Swimming open 2017 Jakarta Championship yang di gagas oleh FINA, AASF, PRSI dan KUMANG ini di percaya mampu akan menyalurkan dan mewakili nama besar Indonesia di ajang olahraga Nasional PON dan Internasional tiap empat tahunan yang mempertandingkan cabang-cabang olahraga musim panas dan musim dingin serta diikuti oleh ribuan atlet yang berkompetisi dalam berbagai pertandingan olahraga.(bgs/adt)

Anindya Bakrie Kukuhkan Pengganti Sandiaga Uno Sebagai Ketua PRSI DKI Jakarta

Erwin Eka nomor dua dari kiri, saat pelantikan pengurus di acara Swimming Open 2017, di GOR Soemantri Brodjonegoro, Kamis 25/05/17. (NYSN Media)

Persatuan Renang Seluruh Indonesia yang disingkat PRSI merupakan  organisasi yang mengatur kegiatan olahraga renang di Indonesia. PRSI sendiri berdiri pada tanggal 21 Maret1951 di Jakarta dengan ketua umum pertamanya  Prof. dr. Poerwo Soedarmo, dan hingga saat ini di pimpin oleh Anindya Bakrie. PRSI di bawah kepemimpinan Anindya Bakrie mengukuhkan pengurus PRSI Prov DKI Jakarta di Gor Soemantri Brodjonegoro, Kuningan Jakarta, selepas ajang penyeleksian atlet junior swimming Open 2017. (25/5) Jabatan Ketua Umum PRSI Jakarta periode 2017-2021 resmi dipegang oleh Erwin Eka. Semangat yang terlontar membuatnya optimis dapat mengembalikan kejayaan renang pada masa lalu. “Dengan Motto Bring Back Glory” kita akan mengembalikan kemenangan pada masa itu, dengan kerja keras secara tim betul-betul kejayaan renang di DKI Jakarta akan kembali, kami butuh prestasi” Ujar Erwin dalam sambutannya. Sementara itu di tempat yang sama Ketua Umum PRSI Anindya Bakrie selain berikan ucapkan selamat juga mengatakan kepada wartawan bahwa PRSI akan focus menjaring potensi atlet dari gambaran piramida. “Pertama, saya ucapkan selamat kepada Erwin Eka yang telah menggantikan posisi Sandiaga Uno karena berakhir masa waktu, dan saya berharap, terpilihnya Sandiaga menjadi wakil Gubernur DKI Jakarta lebih leluasa lagi mendorong atlet renang menuju pintu kemenangan. Dan PRSI akan focus dalam segitiga piramida, memperkuat lini tengah dan bawah, yaitu atlet akan di ambil tingkat Kabupaten, Kota” Tegas Anindya. (bgs/adt)