Training Virtual Sejak Mei 2020, Sutan Diego Tetap Semangat

Sutan-Zico

Sejak 14 Mei 2020, Tim Nasional U-19 Indonesia di bawah manajer Shin Tae-yong sudah mengikuti training secara virtual bersama. Pandemi Covid-19 membuat timnas U-19 harus menyesuaikan diri supaya tetap fit dan berlatih secara maksimal. Di bulan Oktober 2020, laga Piala AFC U-19 yang diadakan di Uzbekistan sudah menunggu dan juga persiapan menuju Piala Dunia U-20 tahun 2021 yang harus tetap dilakukan. Dilansir dan situs resmi PSSI, Sutan Diego dan tim tetap bersemangat mengikuti setiap sesi yang diberikan pelatih. “Kami terus berlatih hampir setiap hari bersama teman-teman Timnas U-19. Pelatih memberikan berbagai variasi menu latihan dan kami menikmatinya,” kata Sutan Zico. Sutan pun menambahkan, “Yang terpenting saat ini bagaimana semuanya menjaga kesehatan serta disiplin berlatih. Kami juga menjaga asupan makanan dengan begitu kondisi kita dapat terjaga,” Sesi virtual training ini berlangsung setiap hari dari jam 09.00 – 10.00 WIB dan diikuti oleh 44 pemain. Timnas U-19 berhasil menjadi juara Group K dan masuk dalam Pot 2 dalam pengundian bersama Jepang, Australia dan Tajikistan. Tim Garuda Muda berpotensi untuk bertemu satu di antara 4 negara yang masuk dalam Pot 1 yang terdiri dari tim tuan rumah Uzbekistan, Arab Saudi, Korea Selatan dan Qatar. Jika sesuai rencana, pengundian akan dilakukan pada tanggal 18 Juni 2020 mendatang di Kuala Lumpur.

Pakai Jersey Nomor 38, Firza Andika Pilih AFC Tubize Karena Sepi

Usai resmi menandatangani kontrak dengan klub kasta kedua Liga Belgia, AFC Tubize, Firza Andika, akan memakai nomor punggung 38. Ia akan membela tim berjuluk Les Sang et Or (Si Merah Darah dan Emas) itu selama dua musim. Tampak Firza (kiri), dan CEO AFC Tubize, Shim Chan Koo, di Kantor Northcliff, Jakarta, pada Jumat (25/1). (bolasport.com)

Jakarta- Eks Timnas U-19 yang tengah mengikut Pelatnas Timnas U-22, Firza Andika resmi menandatangani kontrak dengan klub kasta kedua Liga Belgia, AFC Tubize. Firza telah menandatangani kontrak berdurasi dua musim dalam acara seremoni yang digelar di Kantor Northcliff Indonesia, SCBD, Jakarta, Jumat (25/1). Hadir dalam kesempatan ini berbagai perwakilan pihak-pihak yang mendukung Firza merumput dan berkarir di Eropa. Yakni Shim Chan Koo selaku CEO AFC Tubize, dan Khairul Asyraf selaku Consultant of Northcliff Sport. Selain resmi menandatangani kontrak berdurasi dua musim, Firza juga mendapatkan nomor punggung 38. “Pakai nomor 38 karena sebenarnya mau pakai 11 atau 29. Tapi, nomor itu sudah dipakai,” ujar pemuda kelahiran Medan 11 Mei 1999. “Kalau 3 ditambah 8 ‘kan jadinya 11 juga dan itu adalah tanggal lahir dan di timnas pun pakai nomor 11,” ujar bek sayap yang mengawali karir dari SSB Tasbih dan SSB Asamkumbang di Medan. “Terima kasih untuk Northcliff yang mendukung saya selama ini. Terima kasih juga manajemen Tubize. Mungkin anak Indonesia bisa bermimpi seperti saya. Intinya bekerja keras untuk bisa menggapai mimpi,” tukas jebolan Akademi Semen Padang dan Sekolah Semen Padang ini. Firza punya dua pilihan sebelum akhirnya menerima tawaran klub kasta kedua Liga Belgia, AFC Tubize. Selain menjalani trial di Tubize, pemain yang pernah menjadi bek kanan, gelandang, sayap kiri dan striker ini, sempat menunjukkan kemampuannya bersama klub kasta keempat Liga Spanyol yakni UD Alzira. Kedua klub itu kemudian sama-sama menyatakan minatnya kepada eks bek kiri PSMS Medan itu. Ia akhirnya lebih memilih AFC Tubize dan menandatangani kontrak berdurasi dua musim di Kantor Northclifff, Jakarta, Jumat (25/1). Lalu apa alasan Firza memilih berkarier di klub dengan Stadion Leburton sebagai kandang itu ? “Saya pilih Tubize karena permainan timnya sangat bagus. Orang-orangnya juga bisa berkomunikasi dengan baik dan sangat terbuka,” bilangnya paska tandatangani kontrak. “Jadi, saya sangat ingin bermain di sana. Selama trial, di sana juga tak ada kendala berarti, seperti misalnya cuaca,” terang pemain yang punya kecepatan ini. Kota Tubize, berada sekitar 33 km ke arah selatan Brussel, ibu kota Belgia. Suasana sepi Tubize, juga jadi salah satu faktor pilihannya. Firza bisa fokus mengembangkan karier dan bakatnya. “Lingkungan di sana juga bagus karena sepi, jadi bisa lebih fokus. Apalagi saya orangnya tak terlalu suka main keluar,” tuturnya. (Adt)

Teken Kontrak Dua Tahun, Bek 19 Tahun Asal Medan Bela Klub Kasta Kedua Belgia

Bek sayap serba bisa milik Timnas U-19 dan mantan pemain PSMS Medan, Firza Andika (kiri), resmi dikontrak Klub kasta kedua Liga Belgia, AFC Tubize. Pemain Kelahiran Medan 11 Mei 1999 ini bergabung usai tampil di Piala AFF U-22. (foxsports.co.id)

Jakarta- Pesepakbola asal Medan, Firza Andika mewujudkan mimpinya bermain di Eropa. Klub kasta kedua Liga Belgia, AFC Tubize resmi mengontrak eks pemain PSMS tersebut, pasca mengikuti proses trial selama dua minggu pada November 2018. Hal tersebut dibenarkan Khairul Asyraf, agen Firza yang juga Direktur 2Touch. “Iya benar (sudah deal) di sana. Dia dikontrak dua tahun,” ujarnya via WhatsApp, Kamis (24/1) petang. Konsultan Sepak Bola Divisi Olahraga NorthCliff ini menambahkan pilihan jatuh ke AFC Tubize juga lantaran klub tersebut sangat bagus untuk perkembangan pemain muda. “Klub yang sangat bagus untuk mengembangkan potensi pemain muda di sana,” jelasnya. Namun, Firza belum bisa bergabung dengan klub barunya, karena mengikutui pemusatan latihan Timnas U-22 di Jakarta. Mantan bek sayap kiri PSMS itu berpeluang tampil di Piala AFF U-22 bulan depan di Kamboja. Klub Tubize didirikan pada tahun 1990 dan saat ini bermain di First Divison B (kasta kedua) Belgia di bawah asuhan manajer Philippe Thys. Pemain Kelahiran Medan 11 Mei 1999 ini akan memulai transisi dari tim cadangan (reserve), sebelum bergabung dengan tim senior tahun ini. First Division B di Belgia saat ini berada di tahap paruh kedua musim, selayaknya kompetisi lain di Eropa, dan klub ini juga memiliki relasi yang kuat dengan raksasa Inggris, Manchester City. Ernest Agyiri dan Aaron Nemane adalah pemain Tubize yang dipinjam dari tim Premier League Inggris, sementara putra dari legenda Liverpool Ronny Rosenthal, yakni Tom Rosenthal, akan menjadi salah satu rekan satu tim bek sayap serba bisa milik Timnas U-19 dan PSMS Medan, di Tubize nanti. Kini Firza segera menyusul rekannya di Timnas U-19 yaitu Egy Maulana Vikri yang lebih dulu bergabung dengan klub Polandia, Lechia Gdansk sejak tahun lalu. Indonesia kini telah menarik banyak minat para pencari bakat dari klub-klub di sepakbola Eropa. (Adt)

Resmi Lolos Trial, Eks Bek Timnas U-19 Ini Segera Merumput di Eropa

Full bek kiri Timnas U-22 kelahiran Medan 11 Mei 1999, Firza Andika, dilaporkan sudah sudah lolos seleksi trial dan memilih tim untuk berlabuh di antara klub Spanyol dan Belgia. (Pras/NYSN)

Jakarta- Full bek kiri Timnas U-22, Firza Andika, dilaporkan sudah memilih tim untuk berlabuh di antara Spanyol dan Belgia. Sebelumnya, Firza sempat mengikuti trial terlebih dahulu bersama dengan AFC Tubize, selaku klub kasta kedua di Belgia, pada November 2018. Pada awal Desember 2018, ia pun mencoba trial di klub kasta ketiga Spanyol, UD Alzira. Setelah menanti pengumuman, bek PSMS Medan ini mengaku sudah lolos seleksi trial di kedua klub tersebut. “Jadi kemarin pas saya trial di Spanyol dan Belgia Alhamdulilah hasilnya saya diterima,” tukasnya. Agen Firza, Khairul Asyraf, juga mengonfirmasi bahwa kliennya itu berhasil lolos seleksi di AFC Tubize dan UD Alzira. “Lolos. Kami sedang menunggu proses Visa,” ujar Khairul, dilansir BolaSport.com. Lebih lanjut, Khairul juga menyebut bila rekan karib Egy Maulan Vikri itu, telah memilih satu dari kedua klub tersebut. “Sudah (memilih klub), tapi kami belum mau umumkan sampai visa sudah di-approve,” ujar Direktur Agensi 2 Touch International itu. Tak hanya dua klub tersebut, pemuda kelahiran Medan 11 Mei 1999 ini, juga mengaku ditawar oleh klub luar negeri lain dan sejumlah klub papan atas Liga 1. “Banyak tawaran baik dalam klub luar negeri ataupun Indonesia. Kita lihat saja karena saya mau fokus seleksi timnas U-22 Indonesia dahulu,” tegasnya. Firza memang saat ini sedang berada di Jakarta dan fokus dengan Timnas U-22 untuk menembus skuat ke Piala AFF U-22 2019. (Adt)

Jelang Umumkan Hasil Seleksi Tahap Pertama, Indra Sjafri Pulangkan 3 Pemain TC Timnas U-22

Pelatih Timnas U-22, Indra Sjafri, sudah memulangkan tiga pemain pada akhir pekan pertama, pemusatan latihan Timnas U-22. Indra juga mengungkapkan bila hasil seleksi tahap pertama Timnas U-22, akan diumumkan pada Sabtu (12/1) malam. (tirto.id)

Jakarta- Pelatih Timnas U-22, Indra Sjafri memulangkan tiga pemain pada akhir pekan pertama pemusatan latihan. Meskipun memulangkan tiga pemain, pelatih 55 tahun itu memanggil tiga pemain baru untuk menggenapi pemain yang telah ada. Tiga pemain yang dipulangkan dari pemusatan latihan pekan pertama timnas U-22 Indonesia ialah, kiper Hilman Syah (PSM Makassar), lalu dua gelandang Damiansyah Matutu (Arema FC), dan Yoga Pratama (PSIM Yogyakarta). Sementara tiga pemain yang akan menggantikan tiga pemain yang dipulangkan itu ialah kiper Nadeo Argawinata (Borneo FC), serta dua gelandang yakni Jayus Hariono (Arema FC) dan M Syafril Lestaluhu (Persib U-19). Dengan masuknya Nadeo, Jayus, dan M Syafril, komposisi skuat timnas U-22 Indonesia masih berjumlah 35 pemain. Sebelumnya PSSI merilis total 38 pemain yang mengikuti TC yang dimulai sejak Senin (7/1), namun hingga saat ini tiga pemain masih belum hadir. Tiga pemain yang masih belum bergabung ialah Egy Maulana Vikri (Lechia Gdansk), Ezra Walian (RKC Waalwijk), dan Saddil Ramdani (Pahang FA). Dilansir Kompas.com, Indra menentukan empat faktor sebagai patokan untuk memilih pemain yang akan berlaga di Piala AFF U-22 2019. Empat hal itu adalah skill, fisik, taktikal dan kecerdasan mental, serta info medis. Info medis tidak hanya kondisi kesehatan pemain, namun juga catatan cedera yang pernah dialami. Termasuk juga hasil psikotes. Indra mengungkapkan bila hasil seleksi tahap pertama, akan diumumkan pada Sabtu (12/1) malam. “Tadi malam saya sudah diskusi (dengan tim kepelatihan). Ada beberapa kesimpulan yang sudah kami dapat,” tukas pria kelahiran 2 Februari 1963 usai sesi latihan di Lapangan ABC,Jakarta, Sabtu (12/1) pagi. Indra menyebut taak hanya menilai pemain dari informasi yang didapat saat pertandingan 2×30 menit di sesi latihan. “Bukan hanya informasi pertandingan 2×30 menit (di sesi latihan). Kalau itu terlalu naif untuk menentukan dia bagus atau tidak. Saya ingin tiada dusta di antara kita,” ujar Indra menambahkan. Soal pemain yang nantinya dicoret, pria asal Batang Kapas, Sumatra Barat ini, berpesan untuk tak berkecil hati. Ia menegaskan pencoretan bukan akhir dari kesempatan pemain untuk membela timnas. “Saya akan bilang, saya akan report ke pelatih klub bahwa dia sementara belum dan kekurangannya ini. Clear kan,” pungkasnya. (Adt)

Hapus Piala Asia U-16 Dan U-19, AFC Gelar Format U-17 dan U-20

Komite Kompetisi AFC merekomendasikan mengubah format Piala Asia U-16 dan U-19, menjadi Piala Asia U-17 dan U-20, mulai 2023. Hal ini mengacu kepada kategori usia FIFA dan gelaran Piala Dunia kelompok umur yang ada. Tammpak winger timnas Indonesia U-19, Todd Rivaldo Fere (22/putih), saat tampil di ajang Piala Asia U-19 2018, di Jakarta. (Pras/NYSN)

Kuala Lumpur- Komite Kompetisi Konfederasi Sepakbola Asia (AFC) merekomendasikan untuk mengubah kategori usia kompetisi kelompok umur, di bawah naungan mereka. Ada dua kompetisi kelompok umur yang menjadi fokus AFC sejauh ini, yakni Piala Asia U-16 dan U-19. Berdasarkan rapat Komite Kompetisi AFC, yang digelar di Muscat, Oman, dua kompetisi itu sudah diajukan diubah menjadi Piala Asia U-17 dan U-20. Itu mengacu kepada kategori usia FIFA dan gelaran Piala Dunia kelompok umur yang ada, yakni Piala Dunia U-17 dan U-20. “Tim Gugus Tugas merasa ada kebutuhan untuk mengubah struktur untuk membantu pengembangan pemain. Mereka juga menekankan perlunya pemeriksaan integritas lanjutan dan pemain muda yang akan diminta untuk menandatangani kontrak dan menjalani tes MRI, sesuai dengan praktik saat ini,” tulis AFC, dalam rilis resmi akhir November lalu. Piala Asia U-17 dan U-20 dengan format baru, akan berlangsung di tahun yang sama dengan turnamen FIFA, dan akan disesuaikan dengan kualifikasi pada tahun sebelumnya. Edisi pertama kejuaraan ini dimulai dengan kualifikasi pada 2022, dan putaran final pada 2023, guna memberi waktu bagi anggota asosiasi untuk lebih banyak melakukan persiapan. Event untuk pemain junior Piala Asia U-19 2018 yang digelar di Indonesia, memunculkan Timnas Arab Saudi sebagai juara. Sedangkan untuk Piala Asia U-16, yang berlangsung di Malaysia, dimenangkan oleh Jepang. (Adt)

Lima Skuat Timnas U-19 Termahal di Liga 1 2018

Saddil Ramdani (11/merah), pemuda kelahiran Raha, Sulawesi Tenggara, 2 Januari 1999, anggota Timnas U-19 dan winger Persela Lamongan, kabarnya jadi wonderkid Indonesia termahal yang tampil di Liga 1208, dengan harga mencapai Rp 2,5 Miliar. (Pras/NYSN)

Jakarta- Disaat prestasi timnas senior kian menurun, muncul generasi-generasi muda yang sanggup membuat penggemar sepakbola kembali tersenyum. Pembuktian dilakukan oleh Timnas U-16 dan U-19 di level Piala Asia. Walau tak mampu mencapai target yang ditentukan, yakni lolos hingga semifinal, namun Garuda Muda membanggakan seluruh rakyat Indonesia dengan mengantarkan Indonesia sampai ke babak 8 besar turnamen sepakbola terbesar se-Asia. Sejumlah talenta-talenta muda pun bermunculan di dalam skuat Garuda Muda. Bahkan, hal ini menjadikan beberapa dari wonderkid Indonesia tersebut menjadi yang termahal di Liga 1 2018. Dilansir Transfermarkt, berikut ini adalah lima wonderkid Indonesia termahal di Liga 1 2018. Saddil Ramdani Karir Saddil Ramdani di level klub dan Timnas terbilang sukses. Bahkan, Saddil seolah lebih sering membela Timnas, dibanding klubnya sendiri, Persela Lamongan. Saddil selalu jadi langganan skuat Timnas U-19. Ia mampu mengantarkan Garuda Nusantara mencapai babak perempat final Piala Asia U-19 2018. Bahkan, pemuda kelahiran Raha, Sulawesi Tenggara, 2 Januari 1999 seharusnya tercatat sebagai pemain yang akan memperkuat timnas senior di ajang Piala AFF 2018. Namun, lantaran tersandung kasus hukum, membuat Saddil dicoret oleh pelatih Bima Sakti di Piala AFF 2018. Di klub Persela, Saddil selalu menjadi tumpuan mengisi posisi sayap skuat Laskar Joko Tingkir. Punya kecepatan saat dribling, akurasi tembakan yag baik, kabarnya ia dihargai sebesar Rp 2,5 Miliar. Asnawi Mangkualam Bahar Asnawi Mangkualam Bahar merupakan sosok penting dalam skuat PSM Makassar dalam mengarungi Liga 1 2018. Asnawi turut andil menjaga lini pertahanan dari PSM, membuat tim berjuluk Juku Eja turut kini memuncaki tabel klasemen Liga Indonesia. Pemain kelahiran Makassar 4 Oktober 1999 ini pun jadi sosok sentral dalam Timnas U-19 pada turnamen Piala Asia 2018. Putra legenda PSM, Bahar Muharram ini pemain yang multi posisi. Selain fasih bermain menjadi gelandang bertahan, Asnawi juga natural berfungsi di bek kanan. Ia dihargai dengan nilai transfer sebesar Rp 2,5 Miliar. Todd Rivaldo Ferre Aksi lincah Todd Rivaldo Ferre dalam mengolah bola dan mencetak Hattrick kala melawan Qatar di Piala Asia U-19 2018 telah menjadi perhatian publik. Rivaldo pun kini berjuluk wonderkid dari Papua. Meski pada akhirnya kalah pada laga tersebut, namun semangat dari telah membangun mental anak asuh dari coach Indra Sjafri hingga akhirnya bisa menembus 8 besar. Nama winger kelahiran Jayapura 15 Maret 1999 pun turut melambung sejak itu. Pemain berpostur mungil dan sempat menjadi pemain terbaik Liga 1 U-19 edisi 2017 yang kini membela Persipura Jayapura itu, konon kini dihargai sebesar Rp 1,2 Miliar, jika ingin menebus jasanya Nurhidayat Haji Haris Nurhidayat Haji Haris adalah pemain tersering tampil bersama klubnya, Bhayangkara FC di Liga 1 2018, diantara seluruh pemain Timnas U-19. Hal inilah yang menjadikan Kapten Garuda Nusantara kelahiran Makassar, 5 April 1999, pada Piala Asia U-19 2018 dihargai dengan nilai transfer sebesar Rp 1,2 Miliar. Firza Andika Penampilan gemilangnya di ajang Piala Asia U-19 2018 bersama Timnas U-19, menjadikan sosok Firza Andika banyak dilirik oleh klub Eropa. Pemuda kelahiran Medan, 11 Mei 1999 kini sedang berada di Belgia, untuk menjalani trial, bersama klub AFC Tubize. Bek kiri yang punya kecepatan ini turut menjadi sosok krusial jantung pertahanan PSMS Medan di kompetisi Liga 1 2018. Sebagai pemain asal Asia yang berpeluang tampil di Eropa, Firza mendapatkan harga dengan nilai transfer cukup tinggi, yakni Rp 843 juta. (art)

Bek Timnas U-19 Tiba di Brussel dan Trial di AFC Tubize, Klub Asalnya Kini Meradang

Bek kiri Timnas U-19, Firza Andika (jaket biru), saat ini sudah tiba di Brussel, Belgia. Firza akan memulai trial selama tiga pekan bersama klub Divisi 2 Belgia, AFC Tubize, hingga 25 November 2018. (instagram)

Brussel- Bek kiri Timnas U-19, Firza Andika, saat ini sudah tiba di Brussel, Belgia. Firza akan memulai trial selama tiga pekan bersama klub Divisi 2 Belgia, AFC Tubize, hingga 25 November 2018. Kepastian Firza tiba di Belgia, disampaikan dua agensi yang mengurus kepindahannya, yaitu 2 Touch International dan Northcliff Sport. Dalam akun Instagram dua agensi itu, pada Senin (5/11), tampak Firza berfoto menggunakan jaket Timnas Indonesia, dengan latar belakang pemandangan Kota Brussel. “Kami sudah berada di Eropa untuk trial Firza Andika di klub Belgia, AFC Tubize. Ia melakukan trial yang dimulai pada hari ini dan berada di sini selama tiga pekan. Kami akan melakukan pembaruan dan akan membagikan lebih banyak perkembangan tentangnya,” bunyi caption foto dalam akun Instagram 2 Touch International. Dengan hadirnya Firza di Belgia, diharapkan akan semakin banyak pemain Indonesia yang benar-benar berkarier di Eropa. Sebelum Firza, rekan setimnya di Timnas U-19, Egy Maulana Vikri, sudah lebih dulu berangkat ke Eropa, dan kini resmi menjadi bagian dari klub Polandia, Lechia Gdansk. Sebelumnya, Firza sempat dikritik oleh pelatih PSMS Medan, Peter Butler, karena dinilai meninggalkan tim saat kondisi kritis. “Kenapa dia tak tunggu Natal atau Desember, hingga kompetisi selesai, setelah itu dia mau persiapan ke sana tidak masalah,” ujar Peter, dilansir dari Tribun Medan, pada Sabtu (3/11). “Tidak ada tertarik PSMS di hati dia. Kenapa, dia lebih tertarik dengan klub lain. Saya tak tahu, dia pergi ke sana karena uang atau buat masa depan dia,” tambahnya. Kekecewaan pelatih asal Inggris ini memang tanpa alasan, karena peran Firza sangat dibutuhkan PSMS demi bangkit dan terlepas dari zona degradasi. Saat ini, tim berjulukan Ayam Kinantan masih menjadi juru kunci klasemen sementara Liga 1 2018 dengan perolehan 30 poin. Firza sediaanya tampil memperkuat PSMS ketika menjamu Borneo FC pada pekan ke-29 Liga 1, Sabtu (3/11). Namun, Firza dikabarkan sudah tidak bersama PSMS Medan sejak Kamis (1/11). (art)

Ditonton Lebih dari 65 ribu orang, Timnas U-19 Takluk 0-2 Dari Jepang Dan Gagal Lolos ke Piala Dunia U-20

Duo Timnas U-19, Witan Sulaeman (8/merah) dan Hanis Saghara (19/merah), saat berduel dengan bek Jepang U-19, Daiki Hashioka (4), yang tampil di tengah guyuran hujan, saat laga perempat final Piala Asia U-19 2018, di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Minggu (28/10). Indonesia takluk 0-2, dan gagal lolos Piala Dunia U-20 2019 di Polandia. (Pras/NYSN)

Jakarta- Timnas U-19 harus mengubur impian melaju ke Piala Dunia U-20 kandas usai kalah 0-2 dari Jepang U-19, pada laga perempat final Piala Asia U-19 2018 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Minggu (28/10). Tim Samurai Biru Muda tampil lebih dominan sejak awal laga. Situasi ini memaksa Indonesia untukk tampil dominan bertahan di babak pertama. Dan lini kiri skuat Garuda Nusantara, menjadi sisi yang paling sering dieksploitasi lawan. Jepang sempat sempat membuat suporter Indonesia terdiam saat Daiki Hashioka membobol gawang Muhammad Riyandi, lewat sundulan pada menit ke-11. Tapi, gol dianulir wasit Mooud Bonyadifard (Iran), karena dianggap offside. Timnas U-19 nyaris membuka keunggulan di menit ke-36 lewat serangan balik cepat. Hanis Saghara melepaskan umpan pada Saddil Ramdani di sisi kiri kotak penalti Jepang. Sayang, tendangan Saddil masih melenceng di sisi kiri gawang Kosei Tani. Jepang yang bermain lebih sabar untuk membongkar pertahanan rapat Indonesia akhirnya membuahkan hasil di menit ke-40. Lihat foto-foto pertandingan Indonesia vs Jepang Disini Tendangan jarak jauh bek kiri, Higashi Shunki dari luar kotak penalti, bersarang di pojok kiri gawang Riyandi. Indonesia mencoba mengambil inisiatif serangan di babak kedua. Luthfi Kamal mencoba melepaskan tendangan keras dari luar kotak penalti di menit ke-52, namun bola belum menemui sasaran. Perjuangan anak-anak Indonesia untuk menyamakan kedudukan semakin berat, paska Jepang menggandakan keunggulan jadi 2-0 di menit ke-70. Mendapat umpan cerdik di kotak penalti, Taishei Miyashiro sukses menceploskan gawang Riyandi. Tertinggal dua gol memaksa Indonesia tampil lebih agresif. Sayang sejumlah peluang yang dimiliki gagal dimanfaatkan. Tim Merah Putih harus mengakui keunggulan Jepang 0-2 di SUGBK. Hasil negatif ini memaksa Garuda Nusantara tersingkir di Piala Asia U-19, sekaligus kembali gagal mewujudkan mimpi lolos ke Piala Dunia U-20, yang edisi 2019 berlangsung di Polandia. Namun, laga ini akhirnya dipastikan memecahkan rekor penonton non timnas senior terbanyak, dalam sejarah Piala Asia U-19 2018. Pihak Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) menyatakan rekor penonton di ajang Piala Asia U-19 sebelumnya, terjadi saat Indonesia takluk dari Qatar, pada laga Grup A di SUGBK, Minggu (21/10). Kala itu 38.217 penonton hadir menyaksikan pertandingan menegangkan Indonesia dikalahkan Qatar 5-6. Rekor penonton itu kembali pecah, saat Indonesia menghadapi Jepang. Setidaknya, lebih dari 65 ribu penonton, hadir di SUGBK malam ini, menyaksikan laga Indonesia vs Jepang setelah tiket pertandingan ludes terjual. (art)

Jadi Calon Lawan di Babak 8 Besar Piala AFC U-19, Jepang Punya Memori Buruk Menantang Indonesia

Menyandang status juara bertahan Piala AFC U-19, membuat skuat Masanaga Kageyama jadi unggulan teratas di Piala AFC U-19 2018. Tiap kontestan disinyalir bakal inferior saat menghadapi tim sekaliber Jepang, yang kini dimotori Lionel Messi Asia, Takefusa Kubo. (AFC.com)

Jakarta- Status juara bertahan Piala AFC U-19, membuat skuat Masanaga Kageyama jadi unggulan teratas di Piala AFC U-19 2018. Setiap kontestan disinyalir bakal inferior ketika dihadapkan dengan tim sekaliber Jepang. Jepang menunjukan tajinya. Dalam tiga pertandingan Piala AFC U-19 2018, Yuta Taki dan kolega menyapu bersih semua laga dengan kemenangan. Teranyar, Jepang menggasak Irak lima gol tanpa balas, ketika melakoni matchday terakhir Grup B, di Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor, Kamis (25/10). Total selama penyisihan grup, tim negri bunga matahari ini sudah menggelontorkan 13 gol, dan baru kebobolan 3 kali. Satu-satunya negara yang sanggup menempel jumlah torehan gol Jepang adalah Qatar, yang ‘cuma’ mencatatkan 11 gol. Performa menawan Jepang sejatinya sudah terlihat sebelum dimulainya turnamen itu. Tim Samurai Biru menunjukan peforma mengkilap ketika menjalani tiga laga uji coba kontra Canary Islands, Republik Ceko, dan Spanyol. Jepang memetik kemenangan atas Canary Island dan Republik Ceko. Namun, Jepang takluk 0-2 dari Spanyol, dalam laga uji coba tersebut. Masanaga cukup jeli dalam memanfaatkan materi pemain Jepang. Pakem formasi 4-4-2 pun dipilih sang pelatih untuk melewati setiap pertandingan di Piala AFC U-19 2018. Taktik 4-4-2 membuat permainan Jepang begitu cair. Para penggawa mereka leluasa bertukar posisi saat menyerang lini pertahanan lawan. Startegi berjalan sesuai rencana karena Jepang juga didukung sejumlah pemain yang punya teknik yang mumpuni. Satu di antaranya adalah Takefusa Kubo. Sosok yang dijuluki Lionel Messi dari Jepang itu, punya kecepatan di atas rata-rata. Dia tak ragu menggiring bola dan melewati sejumlah pemain, demi merangsek ke kotak penalti lawan. Dengan kemampuannya, Takefusa dengan mudah mengancam pertahanan lawan. Dia pun telah menorehkan satu gol untuk Jepang, sepanjang turnamen bergulir. Namun, tidak hanya Takefusa, pemain yang patut diwaspadai Timnas U-19. Jepang juga memiliki penyerang andalan produktif di Piala AFC U-19 2018, yakni Koki Saito. Saito menyumbang tiga gol saat ini. Teranyar, dia mencatatkan namanya di papan skor usai melibas Irak 5-0. Timnas U-19 harus menyiapkan strategi jitu untuk meredam agresivitas Jepang, dalam pertandingan nanti. Meski terbilang sulit, Garuda Nusantara masih punya peluang menembus semifinal, jika tampil efektif dan maksimal. Timnas U-19 pun sebenarnya menyimpan catatan rekor yang bagus, kala menghadapi negara-negara dari Timur Asia. Sejak 1960 hingga 2004, dalam turnamen resmi, Indonesia sanggup mengimbangi negara-negara seperti Jepang, Korea Selatan, China, hingga Taiwan. Bukan hanya mengimbangi, bahkan jika dilihat dari statistik, skuat Garuda Nusantara bahkan unggul, dengan catatan tujuh kemenangan, empat imbang, dan lima kali kalah. Meladeni Jepang pun, Indonesia saling mengalahkan. Namun, skuat Jepang terkini, memang jauh lebih unggul dan meyakinkan. (art) Rekor Pertemuan Timnas U-19 vs Negara Asia Timur (turnamen resmi) Indonesia 1-5 China 27 September 2004 Grup B Piala Asia U-19 2004 Korea Utara 5-1 Indonesia 6 November 1990 Grup A Piala Asia U-16 1990 China 1-1 Indonesia 22 April 1976 Grup B Piala Asia U-19 1976 Korea Selatan 1-1 Indonesia 3 Mei 1976 Perempat Final Piala Asia U-19 1976 Indonesia 3-1 Taiwan 16 April 1972 Grup C Piala Asia U-19 1972 Indonesia 1-2 Korea Selatan 26 April 1972 Perempat Final Piala Asia U-19 1972 Indonesia 1-0 Taiwan 23 April 1970 Grup D Piala Asia U-19 1970 Korea Selatan 0-1 Indonesia 30 April 1970 Semifinal Piala Asia U-19 1970 Indonesia 4-2 Hongkong 16 April 1967 Grup B Piala Asia U-19 1967 Indonesia 3-0 Korea Selatan 18 April 1967 Grup B Piala Asia U-19 1967 Indonesia 0-0 Korea Selatan 17 April 1962 Grup B Piala Asia U-19 1962 Hongkong 0-2 Indonesia 19 April 1962 Grup B Piala Asia U-19 1962 Indonesia 2-2 Korea Selatan April 1961 Grup A Piala Asia U-19 1961 Indonesia 2-1 Jepang April 1961 Grup A Piala Asia U-19 1961 Korea Selatan 4-2 Indonesia 4 April 1960 Grup B Piala Asia U-19 1960 Jepang 3-2 Indonesia 7 April 1960 Peringkat Ketiga Piala Asia U-19 1960

Belum Bertemu Di Perempat Final Piala AFC U-19, Indonesia Sudah Babak Belur Dibantai Jepang 1-4

Gelandang Timnas U-19, Luthfi Akmal (7), saat berduel dengan skuat Timnas Jepang U-19, Hasioka Daiki (4/ketiga kiri). Indonesia takluk 1-4 dari Jepang U-19, pada partai uji coba jelang Piala AFC U-19, yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, pada Minggu (25/3). (liputan6.com)

Jakarta- Timnas U-19 memastikan tiket ke perempat final Piala AFC U-19 2018, usai menang 1-0 atas Uni Emirat Arab (UEA), di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Rabu (24/10). Hasil tersebut membuat Indonesia menempati posisi runner-up Grup A. Adapun UEA harus gigit jari karena tersingkir meski sempat menguasai puncak Grup A beberapa hari. Posisi uara Grup A ditempati Qatar. Qatar unggul produktivitas gol (7-7), ketimbang Indonesia (6-6) dan UEA (2-2). Indonesia sudah ditunggu Jepang U-19, yang dipastikan menjadi juara Grup B, meski menyisakan satu laga melawan Irak. Laga itu kembali berlangsung di SUGBK, Jakarta, Minggu (28/10). Indonesia patut mewaspadai kekuatan Jepang. Pada Maret silam, Timnas U-19 babak belur dibantai Jepang pada partai uji coba persiapan Piala AFC U-19, pada Minggu (25/3), di SUGBK. Tim yang saat itu diasuh Bima Sakti, menelan kekalahan telak 1-4. Sejauh ini, Kyosuke Tagawa dan kawan-kawan menyapu bersih dua kemenangan, dan mencetak delapan gol. Bukan itu saja, Jepang pun berstatus juara bertahan di turnamen ini. Mereka menjuarai Piala Asia U-19 2016, yang berlangsung di Bahrain, 13-30 Oktober 2018. Selain itu, Jepang juga memiliki pemain andalan Takefusa Kubo. Pemain FC Tokyo itu, sempat menimba ilmu di akademi Barcelona, pada periode 2011-2015. Lebih dahsyat lagi, Jepang bahkan bagaikan sebuah monster, jika menilik rekam jejaknya di Piala Asia U-19. Terutama jika menyimak rekornya, sejak turnamen edisi 1988 di Bahrain. Sejak saat itu, Timnas U-19 Jepang tidak pernah gagal lolos ke putaran final Piala Asia U-19. Pencapaiannya pun gila-gilaan. Sebelum menjadi juara untuk pertama kalinya pada 2016, Jepang tercatat 5 kali menjadi runner-up turnamen pada 1994, 1998, 2000, 2002, dan 2006. Jepang juga sempat menjadi peringkat 3 (1992 dan 2004), peringkat 4 (1996), dan selalu mencapai perempat final pada edisi 2008, 2010, 2012, dan 2014. Bagi Indonesia, lolos ke 16 besar jadi hasil terbaik sejak 1986. Dalam lima edisi terakhir, tim Merah Putih selalu kandas di babak grup. Tapi, torehan kali ini, memang bukan yang terbaik sepanjang sejarah. Sebelumnya, Timnas U-19 sudah pernah menjadi juara (1961), runner-up (1967 dan 1979), serta meraih posisi ketiga (1962). (art)

Maju Perempat Final Piala AFC U-19, 10 Orang Skuat Timnas U-19 Indonesia Pendam Ambisi UEA

Timnas U-19 lolos babak perempat final Piala AFC U-19, usai menundukkan Uni Emirat Arab (UEA) U-19 dengan skor tipis 1-0, pada laga penutup grup A, fase penyisihan Piala AFC U-19 2018, di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, pada Rabu (24/10). (Pras/NYSN)

Jakarta- Timnas U-19 berhasil menekuk Uni Emirat Arab (UEA) U-19 dengan skor tipis 1-0, pada laga penutup grup A, fase penyisihan Piala AFC U-19 2018. Selain lolos ke perempat final, kemenangan ini membuat Egy Maulana Vikri dkk membalaskan dendam Evan Dimas Cs empat tahun silam. Empat tahun lalu di ajang yang sama, Timnas U-19 yang dihuni angkatan Evan Dimas dan kolega, juga bersua Uni Emirat Arab (UEA). Indonesia takluk 1-4 di Stadion Stadion Whunna Theikdi, Myanmar, 14 Oktober 2014. Gol semata wayang Timnas U-19 saat itu, dicetak striker Dimas Drajad. Dua laga sebelumnya Garuda Nusantara menelan dua kekalahan. Timnas U-19 takluk 1-3 dari Uzbekistan dan 0-1 dari Australia. Alhasil skuat yang juga dinakhodai Indra Sjafri terpuruk di papan bawah Grup B, tanpa koleksi sebiji poin pun. Kini, kekalahan Timnas U-19 angkatan Evan Dimas dan kolega, akhirnya bisa terbalas oleh penampilan imrepsif Egy Maulana dkk. Laga ini dilangsungkan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, pada Rabu (24/10). Meski di menit ke-53 harus bermain dengan 10 orang, paska Nurhidayat Haji Haris dikartu merah, Indonesia mempertahankan kemenangannya, lewat gol semata wayang Witan Sulaeman (22′). Ini adalah gol ketiga Witan, pada Piala AFC U-19 2018. Sebelumnya, dia mencetak dua gol pada partai versus Taiwan U-19. . Timnas U-19 pun lolos dengan torehan enam poin, dari dua kemenangan dan satu kekalahan. Selanjutnya, kiprah Indonesia akan berlanjut menghadapi juara Grup B, Jepang, pada perempat final Piala AFC U-19. Laga itu berlangsung di SUGBK, Minggu (28/10) Tiga tim teratas Grup A, sebenarnya semua memiliki poin sama, yakni enam. Namun, Indonesia dan Qatar, justru yang berhak lolos karena keunggulan produktivitas gol yang dicetak ketimbang UEA. Lihat foto-foto pertandingan Indonesia vs UEA Disini Ini mengacu aturan “liga mini”, ketika ada tiga tim yang punya nilai sama, maka pemeringkatannya dihitung tanpa mengikutkan hasil lawan tim terbawah. Untuk event Piala AFC U-19, juru kunci dipegang Taiwan. UEA tersingkir karena hanya menorehkan dua gol, sementara Indonesia mengoleksi enam gol, dan Qatar menggelontorkan tujuh gol. Pelatih UEA U-19, Ludovic Batelli mengatakan, timnya bermain tak sesuai rencana mereka, yang mengharapkan hasil imbang. “Menurut saya kami bermain berbeda di dua babak pertandingan. Babak pertama kami bermain buruk,” ujar Ludovic selepas pertandingan. “Saya tak terkejut Indonesia mengalahkan kami. Mereka bermain baik. Target kami adalah seri, tapi kami kurang taktis dan harus menerima kekalahan,” jelasnya. Dengan kekalahan ini, UEA U-19 dipastikan tersingkir dari area Piala AFC U-19. Target Piala Dunia U-20 pun harus berakhir di babak penyisihan. Sejatinya, dalam penentuan lolos peringkat di Piala Asia U-19 2018, ada beberapa hal memengaruhi sebuah tim di posisi grup. Berikut ini tie breaker untuk penentuan fase grup Piala AFC U-19 2018: 1. Jumlah poin yang diperoleh dari pertandingan grup yang melibatkan kedua tim tersebut ( head-to-head ); 2. Selisih gol yang dihasilkan dari pertandingan grup yang melibatkan kedua tim tersebut; 3. Jumlah gol yang dicetak dari pertandingan grup yang melibatkan kedua tim tersebut; 4. Jika terdapat lebih dari dua tim dengan perolehan poin yang sama dan kriteria head-to-head di atas tetap sama, kriteria pemeringkatan diterapkan berdasarkan aspek berikut ini: – Selisih gol dari seluruh pertandingan grup; – Jumlah gol yang dicetak dari seluruh pertandingan grup; – Adu penalti jika dua tim dengan poin yang sama bertemu di pertandingan terakhir grup; – Poin fair play berdasarkan kartu kuning dan kartu merah yang dikumpulkan dari seluruh pertandingan grup dengan penilaian sebagai berikut: * Kartu kuning: 1 poin * Kartu kuning kedua/kartu merah tidak langsung: 3 poin * Kartu merah langsung: 3 poin * Kartu kuning dan diikuti kartu merah langsung: 4 poin * Undian. (art) Hasil Pertandingan Grup A Piala AFC U-19 2018 Kamis, 18 Oktober 2018 16:00 WIB Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta Uni Emirat Arab 2-1 Qatar 19:00 WIB Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta Indonesia 3-1 Taiwan U-19 Minggu, 21 Oktober 2018 16:00 WIB Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta Taiwan U-19 1-8 Uni Emirat Arab U-19 19:00 WIB Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta Qatar U-19 6-5 Indonesia Rabu, 24 Oktober 2018 19:00 WIB Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta Indonesia 1-0 Uni Emirat Arab U-19 19:00 WIB Stadion Pakansari, Cibinong Qatar U-19 4-0 Taiwan U-19

Lawan UEA Tepis Skenario Hitung-hitungan Lolos, Timnas U-19 Wajib Tiru Spirit Era Evan Dimas dkk

Timnas U-19 melakoni laga hidup-mati dalam matchday terakhir babak penyisihan grup A kompetisi sepak bola Benua Asia, Piala Asia U-19 2018, kontra sang pemuncak klasemen, Uni Emirat Arab (UEA) U-19, pada Rabu (24/10). (Pras/NYSN)

Jakarta- Timnas U-19 akan melakoni laga hidup-mati dalam matchday terakhir babak penyisihan grup A kompetisi sepak bola Benua Asia, Piala Asia U-19 2018, kontra sang pemuncak klasemen, Uni Emirat Arab (UEA) U-19. Pertandingan yang bakal berlangsung pada Rabu (24/10), di Stadion Gelora Bung Karno Jakarta itu, menjadi pertandingan penentu bagi Egu Maulana Vikri dan kolega untuk dapat melangkah ke babak selanjutnya. Andai Timnas U-19 meraih hasil seri sekalipun, mereka masih harus berharap pada pertandingan lainnya. Terlebih bila mendapatkan kekalahan, dapat dipastikan mimpi untuk Indonesia tampil di Piala Dunia U-20, kembali pupus tahun ini. Kemenangan atas UEA akan meloloskan Indonesia, berapapun skornya. Namun bagaimana jika Indonesia kalah? Akankah Merah Putih Muda bakal otomatis tersingkir? Jawabannya tidak. Andai kalah berapapun skornya, Indonesia masih bisa lolos, dengan syarat Taiwan menang atas Qatar. Jika syarat tersebut terpenuhi, UEA bisa dipastikan menjadi juara grup dengan 9 poin. Lalu Taiwan, Qatar, dan Indonesia sama-sama mengantongi 3 poin dan memperebutkan posisi runner up. Menurut regulasi, tim dengan poin yang sama akan dilihat dari head to head. Bila Indonesia dan Qatar sama-sama menang, maka akan dilakukan proses hitung-hitungan selisih gol antara kedua tim dan UEA, yang akan sama-sama memiliki nilai 6. Untuk itu hasil atas Taiwan akan diabaikan. Posisi sebelum laga ketiga itu, selisih gol masing-masing tim adalah sebagai berikut: UEA 2-1 (+1), Qatar 7-7 (0), dan Indonesia 5-6 (-1). Dengan demikian kemenangan 2-0 atas UEA, cukup membuat Timnas U-19 lolos. Dari jejak UEA U-19 kontra tim-tim asal Asia Tenggara di gelaran Piala Asia U-19, sejatinya tim asal Timur Tengah ini tak mempunyai rekor pertandingan yang impresif, bahkan mereka sempat dipermalukan salah satu wakil Asia Tenggara. Edisi tahun ini menjadi keikutsertaan ke-14 sepanjang sejarah. UEA baru sekali menjadi juara di Piala AFC yakni pada edisi 2008. Pada edisi sebelumnya, kiprah UEA hanya sampai babak penyisihan grup. Timnas UEA U-19 pertama kali tampil di Piala Asia U-19, pada 1982. Tercatat, mereka sudah 17 kali tampil di Piala Asia U-19. Dalam 17 kesempatan tersebut, Timnas UEA U-19 sudah tujuh kali berhadapan dengan tim asal Asia Tenggara. Hasilnya beragam, meski secara statistik UEA U-19 masih unggul dari keseluruhan pertemuan. Pertemuan pertama terjadi di Piala Asia U-19 1985, saat melayanai Thailand U-19. Pada laga itu, sekaligus menjadi kemenangan perdana UEA kontra tim Asia Tenggara, usai unggul telak dengan skor 7-1. Hasil pun berlanjut hingga gelaran Piala Asia 1996 dan 2002, saat Al Sukoor (The Falcons) kembali menang atas Thailand dan tim asal Asia Tenggara lainnya, Vietnam. Justru torehan minor sempat mereka terima, kala takluk dari Thailand 2-1 di Piala Asia U-19 2006, dan menyerah dari Myanmar 1-0 di perempatfinal Piala Asia U-19 2014. Artinya anak asuh Indra Sjafri, memang harus mewaspadai tim yang kini yang diasuh Mahdi Redha itu. Namun, Timnas U-19 setidaknya memiliki kenangan manis tentang UEA, yaitu kemenangan 2-1, di uji coba pada 2014. Empat tahun lalu, Garuda Nusantara yang masih diperkuat generasi Evan Dimas, mampu memaksa skuat berjuluk Alap-alap (The Falcons) ini, kehilangan dua pemain akibat kartu merah. (art) Rekor UEA U-19 vs Asia Tenggara UEA U-19 (7) vs (1)Thailand U-19 (Piala Asia U-19 1985) Thailand U-19 (2) vs (3) UEA U-19 (Piala Asia U-19 1996) UEA U-19 (2) vs (0) Vietnam U-19 (Piala Asia U-19 2002) Thailand U-19 (2) vs (1) UEA U-19 (Piala Asia U-19 2006) UEA U-19 (4) vs (0) Vietnam U-19 (Piala Asia U-19 2010) UEA U-19 (0) vs (1) Myanmar U-19 (Piala Asia U-19 2014) Vietnam U-19 (1) vs (1) UEA U-19 (Piala Asia U-19 2016)

Lewati Drama 11 Gol, Timnas U-19 Takluk Dari Qatar Dan Cemas Menuju Laga Berikutnya

Usai takluk 5-6 dari Timnas U-19 Qatar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (21/10), ternyata peluang Witan Sulaiman (8/putih) dan kolega untuk lolos dari fase grup Piala Asia U-19 2018, masih besar. (Pras/NYSN)

Jakarta- Timnas U-19 kalah 5-6 dari Timnas U-19 Qatar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (21/10). Gol Qatar dicetak Hashim Ali (menit 11, 51′), Abdulrasheed Umaru (14′, 41′, 56′), Mohammed Waad (24′). Indonesia membalas lewat Luthfi Kamal (28′), Rivaldo Ferre (65′, 73′, 80′), Saddil Ramdhani (69′). Hasil ini membuat posisi pasukan Indra Sjafri di klasemen grup A Piala Asia U-19 2018, turun ke posisi ketiga dengan koleksi 3 poin. Garuda Nusantara kalah head to head dari Qatar di posisi kedua, walau mengoleksi poin yang sama. Peluang untuk meraih satu dari dua tiket ke perempat final masih ada, meski tidak mudah. Setelah pertandingan, Indra mengakui ada kesalahan yang dilakukan para pemain karena faktor psikologis. “Ada masalah psikologis, seolah anak-anak ingin memenangkan pertandingan lebih cepat. Itu yang membuat terjadi kesalahan. Ada gol cepat di bawah 10 meni, dan ada tiga gol yang terjadi dalam 23 menit,” ujar tegas Indra. Sementara, asisten pelatih Qatar U-19, Lino Godinho menyebut kemenangan melawan Timnas Indonesia memiliki arti yang penting. Kemenangan ini membuat asa Qatar untuk bisa melaju ke babak berikutnya masih terbuka. “Pertandingan ini adalah laga yang sangat penting bagi kami dan sangat penting untuk kami menangkan. Kami menunjukkan dengan jumlah gol yang kami cetak. Selain itu, pemain datang dengan niat yang sangat tinggi,” ucap Lino. Pada pertandingan terakhir, Qatar akan menghadapi Taiwan, di Stadion Pakansari, Rabu (24/10). Lihat foto-foto pertandingan Indonesia vs Qatar Disini Sedangkan Egy Maulana Vikri harus menghadapi pemuncak klasemen Uni Emirat Arab (UEA), di pertemuan pamungkas. Padahal Indonesia membutuhkan hasil sempurna guna menjaga peluang lolos dari fase grup. Ada beberapa situasi yang membuat Indonesia bisa lolos. Pertama, jika Qatar tumbang dari Taiwan, Indonesia hanya perlu imbang dengan UEA. Dengan hasil itu, klasemennya adalah UEA (7 poin), Indonesia (4), Taiwan (3), Qatar (3). Kedua, jika Qatar dan Taiwan bermain seri, Indonesia harus meraih kemenangan karena hasil imbang akan membuat mereka kalah head to head dari Qatar. Jika terwujud, Indonesia (6 poin) memimpin klasemen, disusul UEA (6), Qatar (4), Taiwan (1). Ketiga, jika Qatar menang, Indonesia harus menang. Maka, UEA, Qatar, dan Indonesia sama-sama mengoleksi 6 poin. Klasemen akan ditentukan oleh selisih gol, di antara ketiga tim. Dua tim dengan agregat terbaik akan lolos ke perempat final. UEA memimpin sementara klasemen Grup A Piala Asia U-19 2018, usai dua laga yang dijalani. UEA meraih kemenangan besar dan kedua mereka di fase grup, paska melibas Taiwan dengan skor 8-1, dalam partai yang digelar pada Minggu (21/10) sore. (Art)

Catatan Kelam Timnas U-19 Kontra Qatar vs Impian Lolos Piala Dunia U-20 di Polandia

Jika sanggup mengandaskan Qatar, saat laga kedua Grup A Piala Asia U-19, pada Minggu (21/10), di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, maka akan membuka peluang Egy Maulana Vikri dan Kolega lolos ke fase 16 Besar. (Pras/NYSN)

Jakarta- Timnas U-19 selangkah lagi bisa menapakkan kaki ke babak delapan besar Piala Asia U-19 2018. Satu kemenangan saja akan membuka peluang Egy Maulana Vikri dan Kolega lolos ke fase 16 Besar. Indonesia akan melawan Qatar, di laga kedua Grup A Piala Asia U-19 2018 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Minggu (21/10) malam. Bagaimana catatan penampilan Timnas U-19 kontra Qatar di Piala Asia U-19? Timnas U-19 sudah empat kali bertemu Qatar di Piala Asia U-19. Ternyata, Qatar sanggup menang tiga kali dan sisanya berakhir imbang. Jika memenangkan laga atas Qatar, Garuda Nusantara mengemas enam poin. Lalu, jika Uni Emirat Arab (UEA) memenangkan laga melawan Taiwan, pada Minggu (21/10), otomatis, hanya Timnas U-19 dan UEA yang akan lolos ke babak 16 besar. Sebab jika Qatar dan Taiwan mengalami dua kekalahan, maka saat mereka saling berhadapan di laga pamungkas Grup A, hasil apapun tak akan mengejar perolehan poin Timnas U-19 dan UEA. Ceritanya akan berbeda, jika hasil laga antara Timnas U-19 melawan Qatar berkesudahan imbang. Torehan nilai tim asuhan Indra Sjafri ini hanya empat poin, dan Qatar meraih satu poin. Bahkan, laga Al-Annabi (julukan Qatar) kontra Taiwan di laga terakhir Grup A, amat berpotensi menjadi kejutan yang menyakitkan. Maka, Timnas U-19 hanya punya opsi melibas UEA di partai penutup Grup A, jika ingin lolos ke babak delapan besar. Sementara, jika UEA menang dari Taiwan, maka tim berjuluk Al Sukoor (The falcons) itu mengantungi enam poin. Sebaliknya, bila Taiwan yang unggul atas UEA, maka tim yang dulu dikenal sebagai negara Formosa ini, akan mengumpulkan tiga poin. Keadaan Grup A justru akan menjadi dramatis, kala di laga kedua besok, Timnas U-19 terpaksa kalah dari Qatar, dan Taiwan menyudahi UEA dengan kemenangan. Maka, seluruh kontestan total memiliki tiga poin, dan partai bernuansa “Final” bakal tersaji di partai terakhir, pada Rabu (24/10) nanti. Maka jika ingin menjaga asa lolos, Timnas U-19 harus mengalahkan Qatar. Selain itu, merah putih muda pun wajib menang dengan margin gol besar, demi mengantisipasi resiko tersisih, andai selisih gol menjadi paramater lolos atau tidaknya ke perempat final. Setelah itu, Timnas U-19 harus menang di babak perempat final melawan juara atau runner-up Grup B, lalu tampil di babak semifinal sekaligus merebut tiket ke Piala Dunia U-20, yang akan berlangsung pada bulan Mei-Juni pada 2019, di Polandia. (art) Rekor Pertemuan Timnas U-19 vs Qatar U-19 25 September 2004 Grup B Piala Asia U-19 2004 Qatar 1-0 Indonesia 11 September 1994 Grup A Piala Asia U-19 1994 Indonesia 1-1 Qatar 3 November 1990 Grup A Piala Asia U-19 1990 Indonesia 1-2 Qatar 1 Desember 1986 Grup A Piala Asia U-19 1986 Qatar 3-0 Indonesia