KONI Pusat Sambut Baik KOBI Amatir Jadi Anggota

Ketua Umum KONI Pusat Letjen TNI (Purn) Marciano Norman saat menerima kedatangan pengurus KOBI di Jakarta, Rabu, 4 Juni 2020 malam.

Jakarta, KONI Pusat menyambut baik keinginan Komite Olahraga Beladiri Indonesia atau KOBI amatir menjadi anggota. “Cabang olahraga Mix Marital Art yang diwadahi KOBI, saat ini berkembang pesat. Kita harus punya atlet hebat dengan jejak rekord yang benar, yakni berawal dari atlet amatir. Kami menyambut dengan tangan terbuka, keinginan KOBI Amatir untuk jadi anggota KONI Pusat,” kata Ketua Umum KONI Pusat Letjen TNI (Purn) Marciano Norman saat menerima kedatangan pengurus KOBI di Jakarta, Rabu, 4 Juni 2020 malam. Dalam acara yang sekaligus menjadi ajang silaturahmi itu Marciano di dampingi beberapa pengurus KONI Pusat lainnya seperti Ade Lukman (Sekjen), Herman Ago (Wakil Sekjen Bidang Usaha), Sadiq Algardi (Wakil Sekjen Bidang Olahraga Beladiri) serta Tirto (Wakil Ketua Bidang Humas). Sementara itu kedatangan KOBI dipimpin Ardiansyah Bakrie (Ketua Umum KOBI), Taufan E.Nugroho (Waketum Bidang Organisasi), Reva Deddy Utama (Waketum Bidang Media & PR), David Burke (Waketum Bidang Internasional), Fransino Tirta (Sekjen), Hari Rahardjo (Bendahara Umum). Pada kesempatan itu Ardiansyah Bakrie memperkenalkan lebih dalam sejarah sampai berkembangnya KOBI di Indonesia. KOBI lahir sejak 2015 yang kemudian menjadi anggota BOPI atau Badan Olahraga Profesional Indonesia sejak 2016. Saat ini KOBI memiliki sekitar 800 petarung, dari 70 klub yang tersebar di 27 provinsi. Serta memiliki 7 petarung putra dan 1 putri menyandang gelar juara nasional. Ardi juga melaporkan, mulai tahun 2019 KOBI telah menjadi anggota IMMAF (International Mix Martial Art Federation) dan WMMAA (World Mixed Martial Arts Association). Dua federasi yang membawahi MMA amatir. “ Kami mengirim 5 petarung, saat IMMAF-WMMAA menggelar kejuaraan dunia di Bahrain tahun lalu,” kata Ardi. Selama 3 tahun ini KOBI tidak pernah putus menjalankan kejuaraan, sekurangnya sudah dipentaskan 36 event fight night, menghasilkan 145 episode program tv yang ditayangkan tvOne. Marciano memuji peran KOBI yang membantu perkembangan MMA di Indonesia. “Dengan kemajuan Mixed Martial ke depan, tidak tertutup kemungkinan MMA Indonesia bisa menjadi cabang Olimpiade. Karena begitu pesatnya kemajuan MMA di dunia dan di Indonesia. Saya gembira mendengar sudah ada 70 camp di Indonesia ini dan bisa juga mencetak kader-kader baru,” ujar Marciano Norman. Marciano mengatakan, saat ini sudah berjalan KOBI dengan para petarung profesional dan berharap KOBI amatir juga bisa lahir untuk membina atlet-atlet di berbagai daerah seluruh Indonesia. “Saya rasa untuk menjadi anggota KONI yang pertama harus ada organisasi MMA amatir. Karena kalau yang profesional sudah ada wadahnya tersendiri Yang sudah berjalan sekarang membawahi atlet profesional. Nanti mungkin bisa mengatur untuk yang amatir, yang secara organisasinya dibawah KONI,” ucap Marciano. Dalam kesempatan ini Ardi berterima kasih atas peran dan dukungan KONI yang mau membantu mengembangkan MMA di Indonesia. “Pertama terima kasih atas jamuannya. Ini kita punya misi dan visi yang sama mengembangkan olahraga dari usia dini dan ujungnya dapat membawa suatu kebanggaan bagi Indonesia,” papar Ardiansyah Bakrie yang melahirkan One Pride. Ardiansyah Bakrie yakin dengan adanya KOBI amatir dibawah KONI, olahraga MMA akan lebih berkembang lagi. “Saya yakin dengan dibawah KONI akan lebih banyak lagi kejuaraan amatir. Pembinaan juga lebih teratur lagi di berbagai daerah. Dengan banyaknya atlet, proses seleksi atlet KOBI dari daerah, nasional hingga mengirim atlet ke kejuaraan dunia akan lebih selektif lagi,” imbuh Ardiansyah Bakrie. Sekjen KONI Pusat, Ade Lukman menambahkan salah satu syarat untuk menjadi anggota KONI Pusat adalah dengan adanya Pengurus Provinsi di 17 daerah. “Namun jika olahraganya unik, berkembang pesat dan juga popular akan ada kebijakan lain untuk bisa jadi anggota KONI lebih cepat,” tutup Ade.

Bertabur Bintang, One Pride Pro Never Quit 2019 Dihelat di Tennis Indoor Senayan

One Pride PRO Never Quit yang diselenggarakan atas kerjasama Komite Olahraga Beladiri lndonesia (KOBI), PT. Merah Putih Berkibar (MPB), dan tvOne sebagai broadcast partner, kembali meraih kesuksesan dalam menyelenggarakan laga-laga Mixed Martial Arts (MMA) terbaik di Indonesia. (Adt/NYSN)

Jakarta- One Pride PRO Never Quit yang diselenggarakan atas kerjasama Komite Olahraga Beladiri lndonesia (KOBI), PT. Merah Putih Berkibar (MPB), dan tvOne sebagai broadcast partner, kembali meraih kesuksesan dalam menyelenggarakan laga-laga Mixed Martial Arts (MMA) terbaik di Indonesia. Sepanjang 2018, One Pride telah menggelar 10 Fight Night termasuk 3 Celebrity Fight, 2 International Fight, dan lebih dari 10 Title Fight di 8 kelas berbeda, yakni kelas bulu, kelas bantam, kelas terbang, kelas ringan, kelas welter, kelas straw putra-putri, dan kelas atom, yang baru pertama kali diselenggarakan. Pada 2019 ini akan menjadi musim yang luar biasa di One Pride PRO Never Quit. Diantaranya venue One Pride Arena yang berpindah ke pusat kota, yaitu di Tennis Indoor, Kompleks Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta. Pemilihan Tennis Indoor Senayan bukan tanpa alasan. Karena dinilai dapat menjangkau pecinta MMA semakin banyak lagi, karena tempat yang lebih strategis, serta lebih luas, dan berkelas internasional. Selain itu, juga bertambahnya jumlah internasional fight. Dan, pada 2019, akan menjadi laga-laga MMA yang bertabur bintang dan pertandingan para jawara. Sebab, sebanyak 10 Fight Night akan digelar selama One Pride PRO Never Quit 2019, termasuk diantaranya adalah 3 Celebrity Fight, 5 International Fight, dan lebih dari 200 Local National Fight. Saat ini, One Pride telah menjadi brand beladiri MMA pertama dan terbesar di Indonesia. Sejak digelar pada April 2016, One Pride menjadi kompetisi MMA yang paling banyak mendapat perhatian dari masyarakat Indonesia. Bahkan, pencapaian jumlah penonton One Pride sampai dengan 2018 mencapai 76 juta orang, naik 25 juta dari tahun sebelumnya. Lebih dari itu, One Pride juga merupakan ajang beladiri satu-satunya yang menaungi lebih dari 80 persen atlet MMA di Indonesia, yang jumlahnya mencapai 500 atlet. Pada 2018, fighter putri One Pride, Linda Darrow juga menjadi atlet MMA pertama yang mendapat beasiswa. Ia mengikuti pelatihan di UFC Performance Institute, Las Vegas, Amerika Serikat (AS). Langkah ini sejalan dengan cita-cita KOBI untuk meningkatkan kualitas fighter Indonesia. Anindra Ardiansyah Bakrie, Ketua Umum KOBI, mengatakan KOBI bersama PT Merah Putih Berkibar dan tvOne selalu dan akan terus berupaya untuk mengembangkan olahraga MMA (One Pride PRO Never Quit). “Sehingga ini bisa menjadi alternatif olahraga dan tempat yang tepat untuk para atlet olahraga beladiri dalam menunjukan keterampilan, keindahan, dan sportifitas dalam bertarung,” ujar Ardiansyah, di Hotel Century Park, Senayan, Jakarta, Rabu (6/2). “Melalui langkah-langkah yang telah ditempuh ini, KOBI dan One Pride berharap fighter-fighter Tanah Air dapat juga berlaga di event internasional, dan mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia,” lanjutnya. Pada akhir pekan ini, pada Sabtu (9/2), One Pride PRO Never Quit kembali digelar, 3 sabuk juara nasional akan diperebutkan. Sang juara kelas terbang Suwardi akan ditantang petarung yang aktif di dunia gulat yaitu Erpin Syah. Ini merupakan pertemuan kedua mereka. Li,a tahun lalu Suwardi berhasil memenangkan pertarungan pada ajang turnamen submission. Laga ini akan menjadi laga yang panas karena kedua petarung mempunyai keahlian bertarung yang lengkap. Perebutan sabuk kedua adalah Title Fight kelas bulu antara juara nasional One Pride Hafid Nur Maradi kontra Laode Abdul Harris. Laga perebutan sabuk kelas bulu dipastikan berlangsung menarik, sebab kedua fighter memiliki kelebihan yang berbeda, Hafid lebih unggul bermain bawah dengan background fight BJJ. Sementara Laode lebih unggul bermain atas dengan background fight Wushu.Selanjutnya, sabuk juara kelas bantam yang sedang lowong sejak ditinggal Fajar juga akan kembah diperebutkan oleh Eko Priandono dan Sony Rizaldi. Ini merupakan ajang balas dendam Eko Priandono. Pada pertarungan pertamanya di One Pride, Sony berhasil memenangkan pertarungan dengan kemenangan angka mutlak. Sedangkan, Teguh Rahardjo, Asisten Deputi Pengelolaan Olahraga pada Deputi III Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), menyebut One Pride progresnya sangat luar biasa, dan makin digemari masyarakat. “Kedepan, olahraga beladiri ini harus terus kita tingkatkan. Dan kami (pemerintah) pasti akan mendukung kalau olahraga ini bisa dipertandingkan ke Olimpiade,” ungkap Teguh. Ia menilai di daerah terdapat banyak potensi besar untuk melahirkan atlet berbakat dalam olahraga beladiri ini. “Kalau semakin banyak melakukan pembinaan di daerah seluruh Indonesia, supaya nanti bisa masuk ke Olimpik,” tambahnya. Teguh berjanji pemerintah akan terus memantau serta mendorong agar olahraga ini terus berkembang. “Harapannya adalah event yang sudah digemari ini tetap dipertahankan. Ini juga memiliki manfaat yang sangat besar dalam membangun strategi Pembudayaan olahraga ini, mulai dari daerah hingga ke nasional,” tukas Teguh. (Adt)