Cari Bibit Muda Atlet Dari Kejurnas Estafet 2018, Jabar Dominasi 4×100 Meter U-18 Putri dan 4×400 U-20 Putra

Tim estafet 4x400 meter U-20 kontingen Jawa Barat (biru), sukses meraih gelar juara, pada Kejurnas Estafet 2018, di Stadion Madya, Kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, pada Minggu (9/12). (istimewa)

Jakarta- Pengurus Besar (PB) Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) mencari bibi muda atlet estafet Indonesia melalui Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Estafet 2018, di Stadion Madya, Kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, pada Minggu (9/12). Hal itu dikatakan Eni Sumartoyo, Pelatih Estafet PASI, dalam event ini. Menurutnya, event ini digelar sebagai bagian dari proses regenerasi.”Karena ada atlet-atlet yang sudah harus pensiun. Sehingga yang muda-muda inilah yang nantinya akan menggantikan mereka. Tapi, yang menjadi juara di Kejurnas ini tidak otomatis masuk Pelatnas tahun depan,” ujar Eni. Disebutkannya, masih ada seleksi yang harus dilalui dengan melibatkan tim khusus talent dari PASI guna menilai bakat para atlet muda itu. Selain itu, tambah Eni, dua kejuaraan internasional pada Maret 2019, yaitu SEA Youth di Filipina dan Asian Youth di Hong Kong juga akan menjadi ajang seleksi para atlet muda Indonesia itu. “Dari dua kejuaraan itu, nantinya kami sekaligus menyeleksi siapa saja yang memiliki bakat dan potensi,” terang Eni. Pada Kejurnas Estafet 2018 mempertandingkan tujuh nomor. Yakni 5×80 meter estafet U-14 putra-putri, 4×100 meter estafet U-18 putra-putri, 4×400 meter estafet U-20 putra-putri, dan 4×400 meter estafet senior mix. Sementara itu, kontingen Jawa Barat (Jabar) berhasil mendominasi nomor 4×100 meter estafet U-18 putri dan 4×400 meter estafet U-20 putra. Sedangkan Jawa Timur (Jatim) tampil sebagai yang terbaik di nomor 4×400 meter estafet U-20 putri dan 4×400 meter estafet senior mix. Lalu tim Jawa Tengah (Jateng) sukses membawa pulang juara nomor 4×100 meter estafet U-18 putra. Untuk nomor 5×80 meter estafet U-14 putra, sukses dimenangi sekolah atletik MTR 72. Lalu, sekolah atletik Jayakarta 16 menjadi kampiun di nomor 5×80 meter estafet U-14 putri. (Adt)

Diminta Rp 1,4 Miliar Pakai Stadion Madya, PB PASI Batal Gelar Kejurnas Atletik ?

Mohammad Bob Hasan, Ketua Umum PB PASI, keluhkan biaya Stadion Madya Senayan, yang jumlahnya miliaran rupiah untuk Kejurnas Atletik, pada Mei 2018. (Adt/NYSN)

Jakarta- Jelang pelaksanaan Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Atletik Remaja, Junior dan Senior, 6-12 Mei 2018, Pengurus Besar (PB) Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI), diharuskan membayar Rp 1,4 miliar untuk penggunaan Stadion Madya, Senayan, Jakarta, selama enam hari. “Kami belum tahu Kejurnas jadi atau tidak. Mengapa? Karena kalau kami memakai Stadion Madya untuk Kejurnas, kami diminta membayar Rp 1,4 miliar. Jadi satu hari itu kami keluar dana Rp 300 juta,” terang Muhammad Bob Hasan, Ketua Umum PB PASI di Stadion Madya, Senayan, Jakarta, Kamis (29/3). Dengan dana sebesar itu, menurut suami dari Pertiwi Hasan, terlalu berat bagi PB PASI. Untuk itu, ia berencana mencari alternatif lain soal tempat pelaksanaan Kejurnas ini. “Jadi untuk apa kami keluarkan begitu banyak uang. Lebih baik kami cari lapangan di kampung saja. Kami menggelar Kejurnas bukan untuk mencari uang. Atletik itu tidak ada uangnya,” sambungnya. Dia menyebut Kejurnas ini bakal mendatangkan atlet-atlet junior, remaja, dan pra-remaja agar PB PASI tidak kekurangan dalam mencari bibit-bibit muda dengan bakat yang baik. “Kalau begini terus nanti Asian Games susah dapat medali. Negara lain terus yang dapat, sedangkan Indonesia makin tertinggal,” tambahnya. Bob Hasan menyebut pelaksanaan Kejurnas akan mendatangkan atlet-atlet yang berasal dari daerah. Pria kelahiran Semarang, Jawa Tengah (Jateng), 87 tahun lalu itu, mengaku pihaknya menanggung biaya penginapan, akomodasi, dan makan atlet selama pelaksanaan Kejurnas. “Kemungkinan atlet yang ikut Kejurnas itu jumlahnya sampai ribuan. Bayangkan biaya yang harus kami keluarkan,” tukasnya. Untuk itu, PB PASI akan meminta bantuan kepada Menteri Keuangan (Menkeu) guna memecahkan persoalan ini. “Solusinya itu kami harus dibantu Menteri Keuangan. Gelora Bung Karno (GBK) sebagai Badan Layanan Umum (BLU) itu bukan untuk mencari uang. GBK itu dibangun untuk olahraga,” tutup Bob Hasan. (Adt)

Kejar Medali Emas Asian Games 2018, PB PASI Kirim 13 Atlet TC di Amerika

Sebanyak 13 atlet Pelatnas Asian Games 2018 akan menjalani Training Camp (TC) di Amerika Serikat selama satu bulan mulai April 2018. (Adt/NYSN)

Jakarta- Persiapan maksimal dilakukan Pengurus Besar (PB) Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) jelang pelaksanaan Asian Games 2018, Agustus-September mendatang. Demi mewujudkan target medali emas, sebanyak 13 atlet bakal menjalani Training Camp (TC) selama satu bulan mulai April nanti di Amerika Serikat (AS). Selain itu, para atlet juga akan mengikuti serangkaian pertandingan di negara ‘Paman Sam’ tersebut. Keberangkatan atlet Pelatnas Asian Games 2018 ke negara Adikuasa itu bukan tanpa alasan. Mohammad Bob Hasan, Ketua Umum PB PASI, mengatakan Amerika Serikat memiliki standart yang tinggi dalam cabang olahraga atletik. “Bertanding di Amerika Serikat, anak-anak punya motivasi tinggi, bahkan kemampuan mereka bisa lebih baik. Disana mereka berlatih dengan pelatih AS Harry Marra,” ujar pria yang akrab disapa Bob Hasan di Stadion Madya, Senayan, Jakarta, Kamis (29/3). Harry adalah pelatih yang dinobatkan sebagai pelatih terbaik Asosiasi Internasional Federasi Atletik pada 2016. “Harry juga memiliki dua atlet putra dan putri yang merupakan pemegang rekor dunia untuk nomor Dasa Lomba dan Sapta Lomba,” sambungnya. Bob Hasan menyebut sebelum pelaksanaan pesta akbar olahraga negara-negara se-Asia, Harry akan berkunjung ke Indonesia. “Setelah berlatih di Amerika Serikat, nanti Harry datang ke Indonesia pada Juni, hingga pelaksanaan Asian Games 2018,” tukas mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia ini. Berlatih selama satu bulan di negara Presiden Donald Trumph, dinilai pria berusia 87 tahun itu, sangat efektif. “Mereka disana bisa bertemu dengan musuh-musuh dari Universitas California, yang levelnya dunia. Meskipun kalah disana, setidaknya mereka siap. Ini soal mental untuk para atlet,” paparnya. Sebanyak 13 atlet atletik Pelatnas Asian Games 2018 yang mengikuti pelatihan di AS, yakni Atjong Tio Purwanto, Bayu Kartanegara, Eki Febri Ekawati, Eko Rimbawan, Emilia Nova, Fadlin Ahmad, Idan Fauzan Richsan, Lalu Muhammad Zohri, Maria Natalia Londa, Rio Maholtra, Sapwaturrahman, Suwandi Wijaya, dan Yaspi Boby. Sementara, tiga atlet lain yaitu Agus Prayogo, Triyaningsih, dan Hendro tak berangkat ke AS. “Ketiga atlet ini tidak diakomodir, karena Harry bukan pelatih jarak jauh dan jalan cepat 20 dan 50 Km. Di Amerika tak ada pertandingan untuk nomor itu,” tambah Tigor M Tanjung, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PB PASI. (Adt)