Sukses melaju ke babak perempat final Piala Suhandinata 2024, tim...
Read MoreStapac
Kolaborasi DBL-Ardiles, Luncurkan Sepatu Basket Produk Lokal yang Terjangkau
Jakarta- Development Basketball League (DBL) bersama Ardiles, produsen sepatu dalam negeri asal Surabaya, Jawa Timur (Jatim), meluncurkan beragam sepatu basket berkualitas, dengan harga terjangkau. Terbaru, DBL-Ardiles merilis Pride2. Rilis sepatu generasi kedua seri Pride ini dilakukan di Jakarta, pada Rabu (13/2). Pride2 semakin melengkapi line-up DBL-Ardiles. Setelah kolaborasi ini juga sukses merilis sepatu AZA6 pada Desember 2018. Berlanjut dengan diluncurkannya sepatu AD1, signature shoe pebasket profesional pertama di Indonesia pada 26 Januari 2019. Hadir dengan tiga kombinasi warna, yakni hitam-kuning, merah-hitam, dan hitam-hijau, Pride2 adalah sepatu basket berkualitas, namun dengan harga terjangkau. Sepatu ini tersedia dengan ukuran 39 hingga 47, dan dijual kisaran Rp 300 ribu. “Lewat Pride2, kami ingin terus mengembangkan barisan pilihan sepatu basket berkualitas dengan harga terjangkau. Kami ingin terus mendorong industri pendukung olahraga di Indonesia. Semoga nantinya brand Indonesia bisa menjadi raja di negeri sendiri,” ujar Azrul ‘AZA’ Ananda, founder dan CEO DBL Indonesia, Rabu (13/2). Sepatu AZA6, bukan hanya diperuntukan untuk bermain basket, tapi bisa dikenakan untuk bersekolah maupun bekerja. Berbahan dasar upper pada AZA6 terbuat dari mesh yang berasal dari nilon rajut. Sehingga memberikan sirkulasi udara saat digunakan. Baik saat pertandingan maupun aktivitas lainnya Demi mendukung mobilitas yang tinggi, Megatonic Tech yang terbuat dari poly urathane membuat pijakan kaki saat melakukan drive dan pivot lebih kuat. Selain itu, hitmap dan motif alas kaki herringbone juga mempunyai fungsi untuk mendistribusikan beban yang dikeluarkan sesuai dengan kontur kaki. Dan penggunaan phylon sole untuk meminimalisir terjadinya cedera, juga menjadi keunggulan lain pada sepatu AZA6 ini, seharga Rp 428 ribu. Sedangkan AD1 adalah sepatu basket yang mengutamakan performa, khususnya pemain dengan gerakan cepat. Nama AD1 adalah akronim nama pebasket muda yang sedang melejit yakni Abraham Damar Grahita. Guard 23 tahun skuat klub Stapac Jakarta ini adalah bintang masa depan tim nasional basket Indonesia. Sederet prestasi disandangnya, berpredikat Most Improved Player IBL 2017. Pemuda asal Bangka Belitung itu juga ikut meraih gold medal pada SEABA Championship 2018. Serta Mempersembahkan medali perak di SEA Games 20 17 (Malaysia). Ia juga menjadi andalan di Asian Games 2018. DBL Indonesia dan Ardiles sudah mengembangkan AD1 selama 1,5 tahun. Bahkan, Abraham Damar sudah menjalani proses scan dan cetak kaki untuk membantu risetnya. Sepatu AD1 tersedia dalam tiga kombinasi warna. Hitam-Merah, sesuai warna khas timnya, Stapac Jakarta. Kemudian Merah-Putih, dipakai saat membela Timnas, dan Biru-Orange muda, warna khas DBL Academy. Sepatu ini dijual kisaran Rp 400 ribu. “Saya diundang ke Surabaya, tapi tidak diberi tahu untuk apa. Ketika melihat sepatu itu, saya langsung tidak bisa berkata apa-apa. Bangga, bahagia, terharu,” ungkap Abraham. Ia juga menjadi Pebasket pertama Indonesia yang memiliki signature shoe tersebut. Sementara itu, Kim Pan Seung, Direktur A1 Ardiles, menegaskan bahwa visi dan misi DBL Indonesia dan Ardiles sama. “Yakni ikut mengembangkan basket Indonesia. Ini juga menjadi kesempatan bagi kami untuk show off, bahwa produk lokal juga tak kalah dengan brand luar,” tukasnya. (Adiantoro)
Lantai Gedung PSCC Licin, Hangtuah Hijrah Ke Batam Demi Semifinal Kandang
Jakarta- BSB Hangtuah Sumsel siap menggelar laga kandang semifinal Indonesian Basketball League (IBL) 2017-2018 di Batam, Riau. Hangtuah adalah tim basket asal Palembang, Sumatera Selatan. Namun, kondisi lapangan di Palembang Sport and Convention Center (PSCC) yang tak memenuhi standar, Hangtuah hijrah ke Hi-Test Arena, Batam. “Awalnya kami main di PSCC, tapi lantainya tak standar. Venuenya mendukung, tapi floor-nya terlalu licin karena ‘kan gedung multifungsi,” ujar Ferry Jufri, Manajer Hangtuah, pada Senin (19/3). Ferry menyatakan kapasitas penonton Hi-Test Arena hanya mencapai 1.500 hingga 2.000 orang. “Kalo Batam lapangannya sudah oke. Floor-nya standar NBA, papan sponsor pun pakai LED,” jelasnya. Namun, ia tak memprioritaskan persoalan kapasitas karena yang terpenting lapangan di Hi-Test sudah memenuhi standar. “Gedungnya (Hi-Test Arena) ngga terlalu besar, tetapi kualitas lapangannya yang paling penting, safety dan secure-nya. Apalagi laga semifinal pasti ketat,” ucap Ferry. Sementara klub Stapac memilih kota Yogyakarta sebagai markas, dan partai kontra Pelita Jaya dijadwalkan akan berlangsung pada 5 April. Lalu Gedung Citra Arena, Bandung, resmi menjadi kandang Pelita Jaya pada 7 April nanti. Dalam konferensi pers, Senin (19/3), Direktur IBL, Hasan Gozali, yakin empat tim tersisa yang bertanding di semifinal ini akan menyajikan laga sengit dan seru. Hasan juga memberi kredit khusus bagi Hangtuah yang memberikan kejutan, usai lolos ke semifinal, pasca menundukkan Garuda Bandung di babak play-off dengan skor 2-1. “Mereka ingin membuktikan diri, punya kualitas dan tak dianggap enteng. Dan ini juga pertama kali, home mereka (Hangtuah) di Kota Batam, semoga lancar,” kata Hasan. Terkait pemilihan Yogyakarta sebagai kandang Stapac, Hasan menilai faktor kurangnya GOR yang tersedia di Jakarta jelang persiapan Asian Games Agustus mendatang, menjadi salah satu alasan. “Pemilihan tuan rumah diserahkan ke tim masing-masing. Stapac mungkin milih Yogya, ya karena fanbase mereka di sana dan stadion juga sesuai standar,” tuturnya. Empat tim terbaik di IBL 2017/2018 berebut dua tiket ke final. Tim terbaik Divisi Merah, Satria Muda, menantang Hangtuah. Sementara, dari Divisi Putih, juara bertahan Pelita Jaya akan melawan Stapac. Di semifinal, partai keempat tim akan digelar dengan sistem kandang-tandang. Hangtuah memilih Hi Tes Arena, Batam, sebagai kandang sekaligus laga semifinal pertama pada Kamis (22/3). Berikutnya, Satria Muda gantian menjamu Hangtuah di Britama Arena Mahaka Square, Jakarta, pada Minggu (25/3). (Art) Rekor Pertemuan kedua tim pada babak reguler: Divisi Merah 15 Desember 2017 (Bandung): Satria Muda vs Hangtuah 91-63 28 Januari 2018 (Yogyakarta): Satria Muda vs Hangtuah 66-64 2 Februari (Cirebon): Satria Muda vs Hangtuah 86-68 Divisi Putih 10 Desember 2017 (Semarang): Pelita Jaya vs Stapac 85-57 25 Desember 2017 (Solo): Pelita Jaya vs Stapac 76-67 28 Januari 2018 (Yogyakarta): Pelita Jaya vs Stapac 67-60