Calon Rising Star Bulu Tangkis Indonesia di 2022

Calon Rising Star Bulu Tangkis Indonesia di 2022

Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) telah memanggil 71 atlet untuk mengikuti tes kesehatan yang akan dilaksanakan pada Rabu (19/1) dan Kamis (20/1). Dari nama-nama yang tertera, terdapat sejumlah pemain muda yang konsisten memberikan hasil ciamik pada turnamen yang diikuti. Beberapa nama mulai familiar di telinga badminton lovers menyusul penampilannya yang mencuri perhatian. Akan tetapi, beberapa wajah tampak masih baru, meski bakat mereka diyakini bakal mencuat. Lantas, siapa saja pebulu tangkis Indonesia yang berpotensi menjadi rising star pada tahun ini? Simak daftarnya berikut ini. Putri Kusuma Wardani Nama tunggal putri, Putri Kusuma Wardani, memang sudah ramai diperbincangkan sejak 2019 ketika menjadi bagian dari skuad peraih Piala Suhandinata. Putri KW juga berhasil memberikan poin di partai final usai taklukan wakil China, Zhou Meng. Penampilan Putri KW pun semakin meningkat, terlebih pada 2020 manakala pemain 19 tahun ini ditunjuk untuk masuk ke skuad Badminton Asian Team Championship. Di situ, ia memberikan satu kemenangan usai taklukkan wakil Filipina, Sarah Joy Barredo. Penampilan gemilang Putri KW terus berlanjut. Pada 2021, ia berhasil meraih tiga gelar juara yaitu Spain Masters, Czech Open, dan Bangladesh IC. Selain meraih gelar Individu, Putri KW juga dipercaya untuk menjadi tunggal putri kedua untuk membela Tim Indonesia di ajang Piala Uber 2020 serta menjadi bagian dari skuad Piala Sudirman 2020. Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Tahun 2021 menjadi penampilan yang luar biasa dalam sejarah karier pasangan ganda putra muda Indonesia, Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob. Mengawali kesuksesan usai jalani debut di ajang super 1000, mereka harus terhenti di babak awal pada dua pertandingan seri Thailand oleh seniornya Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Selanjutnya, di ajang Swiss Open, Pram/Yere kembali dihentikan unggulan di babak 16 besar. Akan tetapi, kejutan terjadi di Spain Masters manakala mereka berhasil menjadi juara dan diikuti gelar selanjutnya di Belgian International dan menjadi semifinalis German Open. Sementara, di ajang Indonesia Badminton Festival, secara mengejutkan Pram/Yere berhasil tampil apik, bahkan mengalahkan pemain unggulan di antaranya mantan juara All England 2016, Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov. Meskipun tidak berhasil melangkah jauh, hasil yang di peroleh Pram/Yere tersebut berhasil membuatnya lolos ke ajang World Tour Final. Di turnamen itu, Pram/Yere mampu memberikan perlawanan ketat melawan ganda Jepang, Takuro Hoki/Yugo Kobayashi, dan ganda putra Malaysia, Ong Yeo Sin/Teo Ee Yi, meski akhirnya kalah. Sementara, satu kemenangan diraih saat melawan Toma Junior Popov/Christo Popov asal Prancis sehingga membuat Pram/Yere finis di posisi ketiga grup. Rachel Allessya Rose/Meilysa Trias Puspitasari Pemain yang diperkirakan akan bersinar di 2022 lainnya ialah pasangan ganda putri kelahiran 2004, Rachel Allessya Rose/Meilysa Trias Puspitasari. Mengawali debut sebagai partner sejak masih di klub PB Exist Jakarta, performa Rachel/Meilysa memang sudah terlihat gemilang sejak turun di Home Tournament PBSI 2020. Ketika itu, mereka berhasil memberikan perlawanan yang membuat para seniornya kewalahan. Pada 2021, Rachel/Meilysa berhasil meraih dua gelar junior secara beruntun di Denmark Junior dan Finnish Junior. Komang Ayu Cahya Dewi Nama Komang Ayu Dewi semakin mencuat usai mengalahkan pemain andalan Indonesia, Fitriani, di PBSI Home Tournament 2020. Sebelumnya, pada 2018, Komang dipercaya memperkuat klubnya PB Djarum di Kejuaraan Nasional Beregu saat usianya masih 16 tahun. Ia ikut andil membawa PB Djarum menembus semifinal. Pada 2021, Komang berhasil memberikan sejarah baru untuk dunia tepok bulu Bali ketika berhasil menjadi tunggal putri Bali pertama yang melangkah ke partai final Pekan Olahraga Nasional (PON). Meskipun di laga puncak Komang harus menerima kekalahan dari wakil Jawa Barat, penampilannya mendapatkan apresiasi. Usai PON, Komang mengikuti Bahrain International Challenge dengan melangkah ke babak semifinal. Sementara, di Bahrain International Series, ia menjadi runner-up.

Profil Alfito Pringgo Yudanto, Juara Tunggal Putra Seleknas PBSI 2022

Profil Alfito Pringgo Yudanto, Juara Tunggal Putra Seleknas PBSI 2022

Alfito Pringgo Yudanto menjadi juara sektor tunggal putra Seleksi Nasional (Seleknas) PBSI 2022. Fito, sapaan akrab Alfito, pun akan berlatih dua tunggal putra andalan Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie. Pebulu tangkis asal Kalimantan Selatan, Alfito Pringgo Yudanto, tampil sebagai juara tunggal putra kelompok dewasa pada Seleknas PBSI 2022 yang digelar di Pelatnas Cipayung, Jakarta Timur, Sabtu (15/1/2022). Pada pertandingan final tunggal putra dewasa, Alfito berhasil mengalahkan wakil DKI Jakarta, Iqbal Diaz Syahputra, lewat rubber game yang berakhir dengan skor 21-14, 7-21, dan 21-11. Hasil Seleknas PBSI 2022 tersebut membuat Alfito Pringgo Yudanto mengukir catatan bersejarah. Alfito menjadi wakil asal Kalimantan Selatan pertama yang mampu menjadi juara Seleknas PBSI. Alfito Yudanto Pringgo lahir di Samarinda, Kalimantan Timur, pada 25 Februari 2003. Ia merupakan pebulu tangkis binaan klub PB Berkat Abadi Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Keberhasilan Alfito menjuarai nomor tunggal putra dewasa Seleknas PBSI 2022 pun ia persembahkan kepada orang tua, klub, dan sang pelatih, Ayoda Lutfi. “Senang sekali (bisa mewakili Kalimantan Selatan). Saya senang karena bisa membanggakan orang tua, pemilik PB Berkat Abadi, dan pelatih. Saya sangat berterima kasih sudah membantu saya sampai ada di sini,” ucap Fito seusai laga. Tak hanya mengukir catatan bersejarah, kesuksesan Alfito menjuarai Seleknas PBSI 2022 juga membuatnya bakal bergabung dengan pelatnas PBSI. Kebahagiaan Fito semakin bertambah karena ia akan belatih dengan sosok-sosok senior seperti Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie. “Senang sekali bisa latihan bareng mereka. Tidak menyangka juga karena sebelumnya hanya bisa melihat di televisi. Sekarang, sudah bisa lihat langsung dan latihan bersama,” ujar Fito. “Saya mengidolakan mereka, apalagi Ginting. Dia langkahnya cepat sekali,” kata Fito menambahkan. Alfito Pringgo Yudanto yang kini berusia 18 tahun telah menunjukkan potensi yang ia miliki. Pada ajang Djarum Sirkuit Nasional 2018, Alfito mampu menembus perempat final usai mengalahkan para pemain unggulan pada babak sebelumnya. Kemudian pada ajang Daihatsu Astec Regional Junior U13, U15, dan U17 2019 di Yogyakarta, Fito juga melaju hingga perempat final. Namun, pandemi Covid-19 membuat kiprah Alfito sedikit terganggu. Ia pun memanfaatkan masa pandemi untuk berlatih dan mempersiapkan diri menghadapi Seleknas PBSI. “Selama dua tahun pandemi saya tidak ikut pertandingan. Namun, saya menggunakan momen itu untuk mempersiapkan diri dengan matang guna mengikuti Seleknas. Alhamdulillah sekarang bisa masuk pelatnas,” tutur Fito. Biodata Nama lengkap: Alfito Pringgo Yudanto Tempat, tanggal lahir: Samarinda, 25 Februari 2003 Sektor: Tunggal putra Pegangan raket: Kanan Klub: PB Berkat Abadi, Banjarmasin

Ternyata Ada “Wakil” Ketiga Indonesia di Nomor Tunggal Putra Olimpiade Tokyo

Ternyata Ada "Wakil" Ketiga Indonesia di Nomor Tunggal Putra Olimpiade Tokyo

Pergelaran turnamen olahraga terbesar sedunia Olimpiade Tokyo 2020 sudah semakin dekat. Hanya tinggal hitungan hari pesta olahraga empat tahunan sekali tersebut akan segera bergulir. Para negara peserta pun mulai mengirimkan kontingen mereka untuk mewakili di setiap cabang olahraga. Tim bulu tangkis Indonesia menjadi salah satu yang pertama untuk bertolak ke Negeri Sakura. Mereka tiba di Bandara Haneda Jepang, pada Jumat (9/7/2021) lalu. Saat tiba di Haneda, seluruh kontingen telah menjalani tes PCR dan hasil seluruhnya negatif. Setelah transit sekitar sembilan jam, rombongan melanjutkan penerbangan ke Prefektur Kumamoto. Tim bulu tangkis Indonesia mengirimkan total 11 atlet, terbanyak diantara wakil Indonesia di cabang olahraga lain. Dari 11 atlet tersebut, 2 diantaranya merupakan wakil di nomor tunggal putra. Keduanya ialah Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting. Namun, ternyata ada tunggal putra asal Indonesia lain yang tampil di Olimpiade. Dialah Ade Resky Dwicahyo. Pada Olimpiade kali ini, ia bakal memperkuat Azerbaijan. Nama Ade sendiri tak asing di telinga para fans bulu tangkis Indonesia. Pebulutangkis yang baru menginjak usia 23 tahun tersebut memiliki karir yang cukup unik. Ade sempat memperkuat tim Indonesia di dua turnamen beregu. Dua turnamen yang dimaksud adalah Kejuaraan Junior Asia dan Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis pada 2016 lalu. Namun dua tahun berselang, Ade mengambil keputusan besar dengan hijrah ke Azerbaijan. Tak disangka, keputusannya itu mengubah jalan karier bulu tangkisnya. Ade mulai berhasil meraih gelar di beberapa turnamen internasional. Tercatat, Ade sukses memenangi 13 titel BWF International Challenge dan enam kali keluar sebagai runner-up. Selain sebagai pemain tunggal putra, Ade ternyata juga aktif berlaga di nomor ganda putra. Berpasangan dengan Azmy Qowimuramadhoni, pemain binaan PB Exist ini sempat terjun di enam turnamen berbeda. Saat ini, pebulutangkis kelahiran 13 Mei 1998 itu menempati peringkat ke-71 dunia untuk nomor tunggal putra dan ranking ke-224 di sektor ganda putra.

Atlet Muda PB Djarum Siap Cari Pengalaman di Benua Biru

Atlet Muda PB Djarum Siap Cari Pengalaman di Benua Biru

PB Djarum tengah mempersiapkan keberangkatan para atletnya untuk ke Eropa. Klub yang bermarkas di Kudus, Jawa Tengah ini akan mengirimkan sejumlah atletnya untuk mengikuti beberapa kejuaraan. Ini merupakan bagian dari komitmen untuk memfasilitasi atlet-atletnya mengikuti berbagai kejuaraan termasuk di ajang internasional. Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin mengatakan, keikutsertaan sejumlah atlet PB Djarum di kejuaraan Eropa merupakan upaya klub dalam mengasah kemampuan atlet-atlet mudanya serta meraih prestasi yang mengharumkan nama bangsa di kancah dunia. “Partisipasi atlet PB Djarum di berbagai kejuaraan Eropa ini merupakan bagian dari upaya untuk terus mengharumkan nama Indonesia di mata dunia. Khusus bagi atlet di kategori junior, ini akan menjadi medan laga untuk mengasah kemampuan dan memperkuat mentalitas mereka menghadapi kejuaraan-kejuaraan berkaliber dunia di masa mendatang,” ujar Yoppy dalam jumpa pers yang digelar secara daring, pada Kamis (6/5/2021). Total, ada 12 atlet belia yang akan dikirimkan PB Djarum. Mereka adalah Kafi Raditya Pandika, Raynaldi Oktavianur Rizky, Ruzana, Mutiara Ayu Puspitasari, Patra Harapan Rindo Rindo, Muh. Putra Erwiansyah, Daniel Edgar Marvino, Raymond Indra, Sofy Al Mushira Asharunnisa, Rudya Aulia Fatasya, Aisyah Hanadiya Taisir, dan Jessica Maya Rismawardani. 12 orang atlet tersebut akan disiapkan untuk menghadapi dua kejuaraan yakni Yonex Slovenia International 2021, dan Croatia Valamar Junior Open. Pada kesempatan yang sama, pelatih tim atlet junior PB Djarum, Dionysius Hayom Rumbaka mengatakan, kejuaraan di Eropa ini merupakan langkah tepat yang dilakukan PB Djarum dalam mengasah mental dan daya juang para atlet muda. Dengan mengikuti turnamen level dunia sejak usia dini, para atlet muda PB Djarum diharapkan memiliki kepercayaan diri ketika berlaga menghadapi lawan dengan kemampuan yang berbeda-beda. “Ini adalah kesempatan bagi para atlet muda PB Djarum untuk melatih mental dan kepercayaan diri mereka ketika menghadapi lawan dari negara Eropa, yang notabene memiliki keunggulan dari segi fisik. Untuk itu, para atlet muda PB Djarum dituntut memiliki daya juang tinggi dan siasat yang jitu agar dapat menaklukan lawan mereka di lapangan,” Hayom menjelaskan. Selain memberangkatkan para junior, PB Djarum juga turut mengirimkan 5 atlet dewasa. Mereka adalah Ihsan Maulana Mustofa, Dejan Ferdinansyah, Serena Kani, Ghana Muhammad Al Ilham, serta Ni Ketut Mahadewi Istarani. Untuk kategori dewasa, ada dua turnamen bergengsi yang akan diikuti, yakni Spain Masters 2021 (BWF World Tour Super 300) dan Austrian Open 2021 (International Series) Rencananya, tim atlet dewasa akan bertolak menuju Spanyol pada Rabu, 12 Mei 2021, lalu disusul oleh tim atlet junior yang akan berangkat menuju Slovenia pada 14 Mei 2021. Sebelum berangkat, seluruh tim dan official akan menjalani PCR Test dan juga menerapkan protokol kesehatan yang ketat selama menjalani turnamen. “Kami mohon dukungan dan doa dari segenap masyarakat Indonesia, agar seluruh tim yang berangkat selalu diberikan kesehatan dan pulang membawa gelar juara yang membanggakan,” tutur Yoppy.

Dua Turnamen Ini Siap Dukung Pencarian Atlet Bulu Tangkis Berbakat

Pamor olahraga bulu tangkis di Indonesia memang sangat terkenal. Antusiasme tinggi masyarakat pun tak hanya pada saat menyaksikan pertandingan saja, melainkan juga saat “berlomba” untuk menjadi atlet bulu tangkis profesional. Banyak para orang tua yang mendaftarkan anaknya ke akademi/sekolah atau bahkan turnamen bulu tangkis untuk menyalurkan minat anaknya terhadap bulu tangkis. Atas besarnya antusiasme tersebut, pada Maret dan April 2021 tercatat dua agenda turnamen pembibitan bulu tangkis usia dini hingga pemula. Dua turnamen bulu tangkis ini diselenggarakan oleh perusahaan perlengkapan olahraga, Eagle. “Kami menyelenggarakan di Cikampek dan Bogor,” kata Direktur Marketing Eagle dalam keterangan tertulisnya pada Selasa (16/3/2021). Untuk turnamen di Cikampek, Jawa Barat bernama Dewi Sport Cup. Tanggal penyelenggaraan adalah pada 28-30 Maret 2021. Sementara itu, Di Bogor, turnamen serupa diberi nama Eagel MPBI Open yang berlangsung pada 4-10 April 2021. “Ini bentuk dukungan kami agar atlet bulu tangkis Indonesia meraih prestasi terbaik di tingkat nasional maupun internasional,” kata Cindy Jane. Secara rinci, turnamen pembibitan ini ada dalam lingkup pemain putra dan putri kelahiran 2007 sampai dengan 2012. Eagle RRD Cup, kata Cindy Jane lagi, merupakan turnamen bulutangkis berskala nasional pertama yang digelar di masa pandemi Covid-19. Turnamen dilaksanakan dengan protokol kesehatan secara ketat demi mencegah meluasnya pandemi Covid-19. Untuk mencegah membludaknya peserta, panitia pun membatasi nomor pertandingan yakni hanya 11 kategori. Kendati kategori pertandingan dibatasi, peserta yang hadir tetap terbilang banyak yakni 524 atlet. Mereka datang dari berbagai kota seperti Jakarta, Bogor, Sukabumi, Bandung, Tasikmalaya, Cirebon, Purwokerto, Solo, Klaten, Palembang, dan Cilacap. Cindy menambahkan, selain medali, para pemenang juga mendapat hadiah sepatu bulu tangkis Eagle. Pada edisi sebelumnya, Eagle RRD Cup 1 2021 yang digelar di GOR Arhath, kawasan Bojong Sari, Kota Depok, Jawa Barat, pada 10-14 Maret 2021, klub bulu tangkis PB Jaya Raya Metland menjadi juara umum. Pada turnamen tersebut, Jaya Raya Metland mengoleksi raihan tertinggi yakni 3 medali emas dan 1 perak.

Coach Naga Api Beberkan Rahasia Gembleng Para Junior

Coach Naga Api merupakan julukan Herry Iman Pierngadi, pelatih bulu tangkis ganda putra Indonesia, membeberkan cara untuk mengembangkan permainan atlet-atlet muda. Menurutnya, cara terbaik ialah dengan melibatkan atlet senior untuk menggembleng selama fase latihan. Menurut pelatih berusia 58 tahun ini, teknik dan mental atlet muda akan lebih cepat terbentuk jika turut disisipi latihan bersama ganda putra senior yang sudah punya banyak pengalaman. “Senior sekarang juga harus ikut menggembleng yang pelapis muda. Mereka bisa tahu rasanya bertanding dengan pebulu tangkis kelas atas karena gaya main senior kan berbeda, selain itu biar junior ini ada rasa diperhatikan dari yang senior,” tutur Herry melalui diskusi virtual. Pola latihan seperti tersebut berbeda dari sebelumnya, katanya melanjutkan, karena cara ini dinilai lebih efektif membentuk karakter permainan atlet junior dibandingkan jika hanya mengandalkan arahan dari tim pelatih. Terlebih karakter permainan atlet muda biasanya belum solid dan masih mencari gaya permainan yang pas, sehingga akan lebih pas jika dihadapkan langsung dengan gaya permainan pebulu tangkis senior. “Pemain muda masih banyak PR-nya, masih banyak yang perlu diperbaiki. Beda dengan yang senior, mereka sudah matang dan mainnya solid,” pungkas Herry. Selain mengajari teknik, atlet muda juga akan dilatih berkomunikasi atau berkoordinasi di lapangan, baik antar atlet maupun dengan pelatih. Komunikasi yang tidak baik kerap menimbulkan kesalahan persepsi di lapangan, yang berdampak pada pengaturan strategi permainan. Hampir 30 tahun mengasuh atlet Pelatnas PBSI Cipayung, Herry kerap menemukan kendala dalam komunikasi dengan atletnya di lapangan. “Dukanya sebagai pelatih kadang kalau komunikasi tidak nyambung, itu masalah. Pelatih maunya seperti ini tapi atlet malah bertindak lain, seperti ini kita yang rugi,” ungkapnya. Oleh sebab itu ia berharap aspek komunikasi yang baik bisa dikuasai atlet pelapis muda sehingga tidak ada lagi kesalahan persepsi saat menjalani laga turnamen. Berkat sentuhan Herry IP, para ganda putra Indonesia mampu berbicara banyak di kancah internasional. Nama-nama seperti Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, hingga M. Rian Ardianto/Fajar Alfian kerap kali menyumbangkan medali demi medali untuk Indonesia. Bahkan saat ini dua pebulutangkis ganda putra Indonesia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon berada di peringkat pertama ranking dunia dan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan ada di peringkat kedua. Selain terkenal dengan sentuhan emasnya, Herry IP juga terkenal memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi. Terbukti baru-baru ini ia mengaku jika ia mendapat tawaran untuk melatih negara lain. Namun, dengan tegas ia tolak. “Saya salah satu orang yang nasionalismenya tinggi. Saya kerja bukan hanya cari materi, itu suatu kebanggaan,” kata Herry IP dalam bincang-bincang bersama awak media melalui zoom, Rabu (3/3/2021). “Saya bisa berikan ilmu yang saya punya, kebetulan saya di bulutangkis. Jadi suatu kebanggaan. Kalau di luar negeri kan tetap kita asing, menurut saya di hati itu kerja, perasaan tak tentram, pasti kita diawasi dll. Di Indonesia ya gitu juga, tapi kan tidak asing, lebih enjoy,” jelasnya.

12 Pebulutangkis Junior Sukabumi Dilepas ke Seleksi PelatProv

12 Pebulutangkis Junior Sukabumi Dilepas ke Seleksi PelatProv

Sebanyak 12 orang atlet bulu tangkis muda asal Kota Sukabumi secara resmi telah dilepas oleh Pengurus Kota (Pengkot) Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Kota Sukabumi guna mengikuti seleksi pelatihan Provinsi Jawa Barat (PelatProv). Acara pelepasan berlangsung di kediaman Wakil Ketua Pengkot PBSI Kota Sukabumi, di Jalan Ciaul Pasir, Kota Sukabumi, Minggu (21/2). Dua belas atlet tersebut terdiri dari delapan putra dan empat putri dengan usia dibawah 15 tahun. Mereka akan mengikuti seleksi PelatProv di Kota Bogor, yang akan dimulai 22-23 Februari akan berjuang dengan para atlet lainnya dari 6 Kota dan Kabupaten lainnya. “Alhamdulillah setelah pembentukan PBSI Kota Sukabumi tahun lalu, memang ini pelepasan yang pertama untuk para atlet Bulutangkis junior Kota Sukabumi yang akan berjuang di Kota Bogor,” beber Wakil Ketua PBSI Kota Sukabumi, Ivan Rusvansyah usai melepas para atletnya, Minggu (21/2). Menurutnya, optimis akan prestasi bulutangkis di Kota Sukabumi bisa melahirkan atlet-atlet yang berprestasi, pasalnya ada dukungan dari tokoh-tokoh masyarakat yang duduk sebagai Pembina PBSI Kota Sukabumi, termasuk mantan atlet nasional, Taufik Hidayat yang masuk dalam kepengurusan PBSI Kota Sukabumi. “Target kita pembinaan atlet bulutangkis usia dini, untuk dibina secara khusus. Untuk para atlet yang berangkat ke Bogor, mereka yang berprestasi pasti ada reward dari kami,” ujarnya. Lanjutnya, saat ini PBSI Kota Sukabumi sedang fokus pada persiapan babak kualifikasi Porda (Pekan Olahraga daerah) yang akan digelar pada tahun ini di Kota Cirebon. “Untuk potensi prestasi atlet Kota Sukabumi, memang miris banyak atlet-atlet-atlet kita yang diambil oleh Kota Bogor, Insya Allah dengan bibit-bibit yang kita punya, harapannya medali emas untuk Kota Sukabumi. Semoga dengan kepengurusan baru PBSI Kota Sukabumi saat ini, bisa membangkitkan kembali semangat para atlet bulutangkis di Kota Sukabumi. Karena sebenarnya, Kota Sukabumi banyak memiliki atlet yang potensial untuk menjadi atlet nasional bahkan internasional,” tandasnya. Disamping itu, Seketaris Umum PBSI Kota Sukabumi, Raden Johan Maulana yang ikut mendampingi para atlet menuju Kota Bogor menambahkan, para atlet yang ikut PelatProv merupakan atlet-atlet terpilih melalui seleksi yang dilakukan PBSI. Seleksi di Kota Bogor akan berlangsung selama 2 hari, Senin (22/2) untuk para atlet kategori pemula dan Selasa (23/2) kategori remaja. “Jika para atlet kami lolos seleksi, selanjutnya akan diadakan pemusatan latihan di tingkat wilayah I dan semuanya akan dikarantina dilatih yang akan diberangkatkan ke Provinsi Jawa Barat,” pungkasnya. Sementara itu, salah seorang atlet junior yang saat ini duduk di bangku sekolah kelas X di SMAN 1 Kota Sukabumi, Dalfa Alya Azzahra, sebelum mengikuti seleksi atlet tingkat Provinsi Jabar, dia sudah secara rutin mengikuti latihan secara matang. Dalfa akan menunjukkan kemampuannya untuk membanggakan Kota Sukabumi. “Mungkin ini pertandingan yang ke beberapa kali, karena saya pernah ikut beberapa pertandingan dari klub. Pernah juara O2SN Kota Sukabumi yang mewakili Provinsi,” kata Dalfa.

Tim Krapyak dan Kaliyetno Juara Kategori Beregu Liga PB Djarum 2020

Liga PB Djarum 2020

Liga PB Djarum 2020 telah menyelesaikan kejuaraan kategori beregu, Rabu (9/12) sore, di GOR Djarum, Jati, Kudus, Jawa Tengah. Sejumlah laga seru, baik pada nomor tunggal maupun ganda, tersaji pada partai final. Hingga akhirnya Tim Krapyak tampil sebagai juara beregu putra dan Kaliyetno di kategori putri dalam kejuaraan yang mengusung tema “Semangat Muda, Semangat Juara”. Tim Krapyak tampil sebagai juara usai memetik kemenangan dramatis 3-2 atas Tim Ploso pada laga final. Tiga poin tim Krapyak di dapat dari ganda pertama, tunggal ke dua dan tunggal ke tiga. “Sebenarnya dua tim di final ini bagus ya, mungkin kami yang lebih sedikit beruntung. Anak-anak juga bisa mengeluarkan permainan dengan susah payah dan ekstra tenaga lebih,” ungkap pelatih Tim Krapyak, Ferry, dikutip dari Pbdjarum.org. “Tidak menyangka juga juara, kami hanya mengikuti prosesnya dan menghadapi masalah-masalah di lapangan hingga tembus juara. Saya juga cukup kagum sama mereka,” lanjutnya. Beralih ke final beregu putri, Tim Kaliyetno sukses memastikan gelar juara Liga PB Djarum 2020 usai memetik kemenangan dengan skor tipis juga dengan skor 3-2 saat menghadapi Tim Karangbener. Selain mampu menjadi juara, Tim Kaliyetno sukses mencatatkan rekor tak terkalahkan sepanjang pertandingan Liga PB Djarum 2020 berlangsung. Tim Kaliyetno berhasil mengantongi lima kali kemenangan. Roy Djojo Effendy selaku PIC tim Kaliyetno mengaku tak menyangka jika timnya bisa meraih gelar juara. Padahal timnya tidak memiliki target khusus. Bahkan diakui oleh Roy jika timnya datang sebagai tim kambing hitam di kejuaraan beregu Liga PB Djarum 2020 ini. “Tim yang lain itu bagus-bagus, justru kita yang jadi kambing hitamnya. Ya, nggak menyangka juga bisa jadi juara. Kita beberapa kali menang tipis dari tim lain. Di beregu ini memang tidak bisa diprediksi,” ujarnya Roy Djojo. “Ya, karena kita memang tidak ada target khusus tidak bisa dibilang sesuai harapan juga sih. Justru harapan kita itu ingin bermain sebaik mungkin dan keluarkan segala kemampuan semaksimal mungkin. Menang atau kalah tak usah dipikirkan,” lanjutnya Roy Djojo. Sementara itu, Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin, menyatakan kategori beregu Liga PB Djarum 2020 merupakan terobosan anyar PB Djarum demi mengasah sisi kompetitif atlet muda. Pasalnya, partai beregu di kejuaraan ini melibatkan berbagai kelompok umur yakni U-15, U-17 dan dewasa. “Ini adalah kejuaraan langka, karena dalam satu regu diisi atlet-atlet U15 hingga dewasa yang saling mendukung untuk memperjuangkan tim mereka agar bisa menjadi juara. Format lintas usia ini sangat jarang dijumpai di kejuaraan beregu lainnya,” jelas Yoppy. Pria yang juga Ketua PB Djarum ini menguraikan, penggabungan lintas usia di kejuaraan beregu Liga PB Djarum 2020 agar para atlet muda bisa merasakan dan mengatasi ketatnya tekanan saat bertanding. “Tekanan yang dihadapi seorang atlet saat bertanding beregu, jauh berbeda ketika bertanding perorangan. Melalui kategori beregu ini, kami berharap setiap atlet dapat memetik pelajaran penting, yakni memupuk kerja sama tim dan menanggalkan rasa individualis,” tutur Yoppy. Setelah nomor beregu, Liga PB Djarum 2020 akan dilanjutkan dengan nomor perorangan yang akan dimulai pada Kamis (10/12) hingga Minggu (13/12) mendatang, Liga PB Djarum 2020 akan memainkan nomor perorangan, mulai dari kelompok usia U-11, U-13, U-15, U-17, U-19 dan Dewasa baik di sektor tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, ganda putri serta ganda campuran.

Banyak Turnamen Dibatalkan, PB Djarum Gelar Liga PB Djarum 2020

Banyak Turnamen Dibatalkan, PB Djarum Gelar Liga PB Djarum 2020

Ditengah situasi pandemi yang hingga saat ini belum juga mereda, banyak turnamen-turnamen bulu tangkis yang terpaksa harus dibatalkan, termasuk Kejuaraan Dunia Junior 2020. Hal tersebut membuat PB Djarum harus pandai-pandai melakukan hal-hal untuk menjaga jiwa kompetitif para atlet binaan mereka. Klub yang bermarkas di Kota Kudus, Jawa Tengah, ini akhirnya berinisiatif untuk menggelar Liga PB Djarum 2020 dengan mengusung jargon “Semangat Muda, Semangat Juara”. Rencananya, turnamen internal ini akan digelar pada 7-13 Desember 2020 di GOR Djarum Jati. Tidak seperti edisi sebelumnya, Liga PB Djarum 2020 kali ini tidak hanya akan menampilkan nomor perorangan, melainkan juga nomor beregu. Dilansir dari akun resmi PB Djarum di Twitter, turnamen ini menyediakan format turnamen beregu dari beragam usia. Untuk nomor beregu, akan dibagi ke dalam 8 tim putra dan 6 tim putri. Setiap tim nantinya akan diperkuat mulai dari atlet U-15 hingga atlet dewasa. Beregu putra akan dibagi menjadi dua grup, juara dan runner-up tiap grup akan lolos ke babak semifinal. Kemudian pada nomor beregu putri, hanya ada satu grup, di mana mereka akan bermain setengah kompetisi. Selain itu ada beberapa kelompok usia di turnamen perorangan. Tunggal putra terdiri dari U-11 dan 13, U-15, U-17, U-19, dan dewasa. Tunggal putri terdiri dari U-11 dan 13, U-15, U-17, U-19 dan dewasa. Ganda putra terdiri dari U-13, U-15, U-17, U-19 dan dewasa. Ganda putri terdiri dari U-13, U-15, U-17, U-19 dan dewasa. Sedangkan ganda campuran terdiri dari U-17, U-19, dan dewasa. Menariknya, para atlet boleh bermain rangkap baik di tunggal dan ganda atau rangkat naik satu tingkat usia. Semua pertandingan Liga PB Djarum ini akan disiarkan langsung secara Live melalui akun media sosial PB Djarum di YouTube, Facebook, dan Kaskus TV.

Pengkot PBSI Bandung Bangun Sekolah Bulu Tangkis Demi Tingkatkan Prestasi

Pengkot PBSI Bandung Bangun Sekolah Bulu Tangkis Demi Tingkatkan Prestasi

Pengurus Cabang (Pengcab) Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Kota Bandung akan membangun sebuah sekolah bulu tangkis di Kota Bandung dalam waktu dekat. Sekolah bulu tangkis yang nantinya akan diberi nama Bandung Badminton Academy itu akan dikelola langsung oleh PBSI Kota Bandung. Bandung Badminton Academy akan membuka kelas-kelas anak-anak usia dini mulai dari pemula, junior hingga senior. Sementara itu, latar belakang didirikannya Bandung Badminton Academy karena rasa keprihatinan Ketua Umum PBSI Kota Bandung, Nurfalah, atas prestasi bulu tangkis di Kota Bandung. “Semua tahu bahwa Kota Bandung adalah gudangnya atlet bulu tangkis. Sejak tahun 50-an, orang-orang Bandung sudah melanglang buana menjadi juara dunia seperti Tan Joe Hok, lalu ada Kang Iie Sumirat, sampai Taufik Hidayat, terinspiras kesana, saatnya kita memiliki Bandung Badminton Academy, kita galakan lagi prestasi bulu tangkis di Kota Bandung agar lahir-lahir atlet baru seperti tiga legenda bulutangkis itu,” papar Nurfalah, seperti dilansir dari maungbandung.pikiran-rakyat.com. Nurfalah menambahkan, olahraga bulu tangkis merupakan olahraga yang telah banyak memberi kontribusi dalam membawa harum bangsa Indonesia ke seluruh dunia. Melalui sekolah bulu tangkis yang akan didirikan ini, Kota Bandung harus kembali menjadi barometer lahirnya atlet-atlet bulu tangkis berprestasi untuk kepentingan bangsa. “Seniman Mang Koko saking bangganya pada waktu sampai menciptakan lagu badminton dengan Bahasa Sunda, bukan dengan bahasa nasional, itu artinya saat Mang Koko menciptakan lagu itu prestasi bulu tangkis Kota Bandung sedang menanjak karena pada saat itu manggung pebulutangkis–pebulutangkis Jawa Barat khususnya di Kota Bandung,” kata Nurfalah menambahkan. Oleh sebab itu ujar Nurfalah, bukan hal mustahil dengan didirikannya Bandung Badminton Academy, tidak hanya akan mencetak namun akan melahirkan sekaligus melanjutkan kejayaan Kota Bandung sebagai barometer bulu tangkis di Tanah Air. Nurfalah bersama dengan jajaran baru saja dilantik sebagai Pengcab PBSI Kota Bandung periode 2020-2024 pada Sabtu 7 November 2020 kemarin di GOR Bandung Juara Jalan Jakarta, Kota Bandung. Pelantikan dilakukan langsung oleh Ketua Harian Pengprov PBSI Jabar, Ugianto Hartono. Pada pelantikan tersebut, turut dihadiri oleh Ketua Umum Pengprov PBSI Jawa Barat, Akhmad Wiyagus, yang memberikan sambutanya secara virtual. Selain itu, Wakil Walikotta Bandung, Yana Mulyana, Ketua Umum KONI Kota Bandung Nuryadi, Sekum Pengprov PBSI Jawa Barat, Lutfi Hamid serta para legenda bulu tangkis Kota Bandung, Nara Sudjana, Iie Sumirat dan Taufik Hidayat turut menyaksikan pelantikan acara tersebut.

Pengda PBSI Bangka Berencana Gelar Kejuaraan Bulu Tangkis Junior

PBSI Bangka Berencana Gelar Kejuaraan Bulu Tangkis Junior

Evaluasi Pengurus Daerah Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (Pengda PBSI) Kabupaten Bangka melihat potensi atlet bulu tangkis yang dimiliki Bangka masih belum maksimal. Atas dasar tersebut, Pengda PBSI berencana menggelar kejuaraan bulu tangkis untuk level junior yang diberi judul Kejuaran Bulu Tangkis Junior Bupati Cup 2020. Rencana kejuaraan ini telah masuk dalam tahap berikutnya setelah Pengda PBSI Bangka menggelar rapat rencana kegiatan pada Senin (14/9/2020) lalu. Kejuaran ini dijadwalkan akan berlangsung mulai 15-23 Oktober 2020 di Gedung Bulu Tangkis Orom Sungailiat Kabupaten Bangka. Selain menggelar kejuaraan bulu tangkis junior, pada rapat yang dipimpin langsung oleh Ketua Pengda PBSI, Bangka Deny Hasbi tersebut turut mengonfirmasi bahwa akan ada ajang khusus bagi para veteran. “Memang sejumlah even terpaksa tertunda akibat Covid-19 namun kebutuhan atlet bulu tangkis terutama tingkat junior maka akan kita gelar Kejuaraan Bulu Tangkis Bupati Cup 2020 di Orom Sungailiat,” kata Deny seperti dilansir dari Bangkapos.com. Denny menjelaskan jika turnamen ini merupakan hasil dari evaluasi para pengurus terhadap prestasi bulu tangkis Kabupaten Bangka. Sebab pada even Porprov 2018 Bangka Tengah tak satupun medali yang diraih. Selain itu, ia membuat target jangka panjang temasuk untuk even Porprov 2022 di Bangka Barat nanti, atlet bulu tangkis Kabupaten Bangka bisa meraih 1 medali emas. “Kabupaten Bangka adalah daerah yang selalu melahirkan atlet-atlet terbaik diberbagai cabang. Jangan ada lagi di even tingkat provinsi tanpa medali temasuk bulu tangkis. Makanya saya targetkan di Porprov 2022 di Bangka Barat meraih 1 medali emas,” kata Deny. Sementara itu, Julian selaku Ketua Panitia Penyelenggara Kejuaraan Bulu Tangkis Bupati Cup 2020 mengatakan, jika atlet yang ingin mendaftarkan diri adalah atlet bulu tangkis khusus berdomisili di Kabupaten Bangka. Selanjutnya, usia atlet maksimal adalah 16 tahun atau kelahiran 2004 dan minimal 10 tahun atau kelahiran 2010. Sementara untuk veteran wanita minimal berusia 40 tahun dan putra minimal 45 tahun. Senada dengan Denny, Julian pun berharapa agar even ini mampu menghasilkan bibit-bibit atlet bulu tangkis yang potensial dapat mengharumkan Kabupaten Bangka baik tingkat provinsi maupun nasional. Hal tersebut juga berkaitan dengan situasi saat ini yang mana PBSI Bangka kekurangan atlet muda untuk persiapan Porprov 2020 di Bangka Barat. “Sejumlah atlit bulu tangkis potensial dipantau PBSI Bangka untuk ajang Porprov 2020 termasuk saat kejuaran Bulu Tangkis Bupati Cup 2020,” kata Julian.

Sejarah PB Djarum, Klub Yang Rutin Melahirkan Atlet Bulu Tangkis Berprestasi

Perkumpulan Bulu Tangkis Djarum (disingkat PB Djarum) merupakan salah satu klub bulu tangkis terbesar di Indonesia. Klub yang bermarkas di Kota Kudus ini rutin menyumbang atlet yang mengharumkan nama bangsa. Mulai dari Liem Swie King hingga Kevin Sanjaya. Lantas bagaimana kah sejarah terbentuknya PB Djarum? Semua berawalnya pada tahun 1969. Saat itu, setiap sore selepas jam kerja, sejumlah karyawan pabrik bermain bulu tangkis di dalam bangunan yang biasa dipakai untuk melinting rokok, atau yang biasa disebut brak di Bitingan Lama. Mereka kemudian membentuk Komunitas Kudus. Seiring berjalannya waktu, yang ikut berlatih di perkumpulan itu bukan hanya karyawan, melainkan juga orang-orang termasuk atlet bulu tangkis dari luar pabrik. Siapa sangka, salah satu atlet yang ikut berlatih disitu ternyata kelak menjadi legenda bulutangkis Indonesia. Ialah Liem Swie King. Liem muda kala itu cukup menonjol saat latihan. Tak heran, pada tahun Pada 1972, Liem meraih gelar juara Tunggal Putra Junior di Piala Munadi ketika usianya masih 15 tahun. Tak hanya itu, ia juga berhasil menjuarai cabang bulu tangkis dalam Pekan Olahraga Pelajar Indonesia (POPSI) tingkat provinsi. Kejutan terus berlanjut. Setahun kemudian tepatnya pada tahun 1973, Liem kembali merengkuh Piala Munadi Cup untuk kedua kalinya. Kali ini ia mampu menjuarai dua sektor sekaligus, yakni tunggal putra serta ganda putra, berpasangan dengan Kartono Hariamanto yang juga berasal dari komunitas yang sama. Ditahun yang sama, Liem berhasil membawa pulang medali perak di Pekan Olahraga Nasional (PON )1973 untuk cabang bulu tangkis putra. Berkat torehan prestasi-prestasi Liem yang membanggakan tersebut, Pihak PT Djarum pun lantas berkomitmen untuk mendukung perkumpulan atau komunitas bulu tangkis di pabriknya itu. Berkat antusiasme dari karyawan pabrik maupun warga sekitar terhadap bulu tangkis, akhirnya pada tahun 1974, perkumpulan latihan badminton itu diresmikan dengan nama PB Djarum yang kala itu diketuai oleh Setyo Margono. Dua tahun berselang, PB Djarum Semarang pun diresmikan. Di tahun yang sama pula, Liem Swie King menjadi atlet asal PB Djarum pertama yang mampu mencapai partai puncak All England. Meskipun ia harus mengakui keunggulan legenda bulu tangkis Indonesia lainnya yakni Rudy Hartono. Pada 1978, Liem Swie King akhirnya menjadi pemain PB Djarum pertama yang menjuarai Tunggal Putra All England. Liem Swie King tercatat menjadi Juara Tunggal Putra asal Indonesia ketiga yang berhasil menjuarai turnamen bergengsi tersebut. Capaian paling membanggakan terjadi pada 1992 dan 2016. Alan Budikusuma mempersembahkan medali emas Olimpiade nomor tunggal putra. Pada partai final dia mengalahkan kompatriotnya, Ardy B Wiranata. Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir mengulang capaian tersebut 14 tahun berselang. Sama-sama besar di PB Djarum, mereka menyumbang medali emas ketujuh Indonesia di Olimpiade Selain Olimpiade, atlet asal PB Djarum juga berprestasi ajang paling bergengsi yakni Kejuaraan Dunia. Beberapa nama yang sukses merengkuh titel juara dunia yaitu Liliyana Natsir (4 kali), Tontowi Ahmad (2), Haryanto Arbi (2), dan Sigit Budiarto. Tak hanya Liem Swie King (3) yang mampu meraih juara All England lebih dari satu kali, beberapa nama atlet asal PB Djarum sukses mengikuti capaian luar biasa tersebut yakni Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (3), Haryanto Arbi (2), Rudy Gunawan (2), hingga Kevin Sanjaya (2). Atlet PB Djarum turut bersinar pada secara kolektif. Catatan paling mentereng terjadi kala Indonesia memenangkan Piala Thomas 1984. Ketika itu tujuh dari delapan anggota tim merupakan anggota PB Djarum. Rentetan prestasi tersebut tak lepas dari dukungan dari sang pemilik PT Djarum. Sejumlah agenda rutin sudah dilakukan demi menjaring bakat-bakat bulu tangkis di Indonesia. Sebut saja Audisi umum PB Djarum yang sudah bergulir sejak 2006 dan dilaksanakan setiap tahun. Audisi umum PB Djarum biasanya digelar di sejumlah kota sebelum nantinya peserta terpilih akan maju ke final audisi yang digelar di markas PB Djarum di Kudus. Berbondong-bondong para orang tua dan anaknya mengikuti screening dan tahap demi tahap untuk mewujudkan cita-cita menjadi atlet bulu tangkis kebanggaan Indonesia. Meski sempat tersandung kasus tahun lalu dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). KPAI menuduh PB Djarum telah mengeksploitasi anak lewat audisi. Setelah melalui proses mediasi, akhirnya KPAI dan PB Djarum menemukan kata sepakat untuk tetap melanjutkan program Audisi Umum PB Djarum meski dengan beberapa syarat yang sudah disepakati bersama Semoga dengan terus bergulirnya audisi ini, akan lahir juara-juara bulu tangkis asal Indonesia yang mampu berbicara banyak di kancah internasional. Beberapa nama atlet jebolan PB Djarum Kudus: Liem Swie King Kartono Heryanto Christian Hadinata Ardy B Wiranata Alan Budi Kusuma Edi Hartono Haryanto Arbi Denny Kantono Antonius Ariantho Sigit Budiarto Chandra Wijaya Tri Kusharyanto Minarti Timur Maria Kristin Yulianti Maria Febe Tontowi Ahmad Liliyana Natsir Praveen Jordan Debby Susanto Mohammad Ahsan Melati Daeva Oktavianti Kevin Sanjaya Sukamuljo

Daftar Pebulu Tangkis Indonesia Yang Masuk 10 Besar Rangking BWF Junior

Daftar Pebulu tangkis Indonesia Yang Masuk 10 Besar Peringkat BWF Junior

Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) memang telah membekukan peringkat dunia untuk level senior dan junior terhitung sejak Selasa, 31 Maret 2020 lalu. Keputusan ini diambil karena tidak adanya turnamen seusai gelaran All England Open 2020. Dalam keterangan resminya, BWF membekukan peringkat dunia hingga waktu yang belum ditentukan. Namun, siapa saja kah para pebulu tangkis muda Indonesia yang mampu masuk deretan 10 besar Rangking BWF Junior? Dari nomor tunggal putri, Putri Kusuma Wardani dan Stephany Widjaja mampu masuk ke dalam daftar 10 besar dalam Rangking BWF Junior per 17 Maret 2020. Putri Kusuma Wardani berada di peringkat ke-5 dengan raihan 14,610 poin dari 8 turnamen musim ini. Sementara Stephany Widjaja berada satu strip dibawahnya dengan raihan 13,670 poin dari 11 turnamen. Beralih ke nomor ganda putri, Melani Mamahit dan Tryola Nadia mampu meraih posisi runner-up dengan raihan total poin sebanyak 15,800 dari 11 turnamen. Posisi Melani berada di bawah Zhou Xin Ru dari China yang menempati posisi ranking 1 dunia dengan raihan poin 17,210 dari 5 turnamen. Sementara itu, Indah Cahya Sari Jamil mampu memuncaki Rangking BWF Junior dengan total 25,430 poin dari 10 turnamen. Disusul oleh Teges Satriaji Cahya Hutomo dengan raihan 12,965 poin dari 7 turnamen. Yang menjadi catatan dalam Rangking BWF Junior adalah di tunggal putra dan ganda putra. Di dua nomor bergengsi tunggal itu, pemain Indonesia tertinggal dari negara lain. Ini harus menjadi perhatian bagi PB PBSI untuk mendongkrak kualitas tunggal putra dan ganda putra junior Indonesia. Dengan keadaan yang serba terbatas saat ini, tentu menjadi tantangan tersendiri yang mau tidak mau harus dihadapi dan dipersiapkan dengan matang. Karena setelah semua ini berlalu, setiap negara maupun individu akan saling berlari kencang untuk menjadi yang terbaik dan mengejar semua ketertinggalan.

Pangkas 10 Persen Kuota Pelatnas, PP PBSI Panggil 98 Pebulu Tangkis Masuk Cipayung

Stephani Widjaya menjadi atlet termuda yang menembus skuat Pelatnas Tunggal Putri PP PBSI 2019. Atlet kelahiran Jakarta 19 Februari 2003, yang membela PB Jaya Raya Jakarta itu, kini berstatus anggota Pelatnas Pratama. (tempo.co)

Jakarta- Melalui Surat Keputusan nomor SKEP/001/0.3/I/2019, PP PBSI memanggil 98 pebulu tangkis masuk dalam pemusatan latihan nasional (Pelatnas) 2019 di Cipayung. Mereka yang mendapatkan kesempatan ini masuk pelatnas ini, adalah hasil pantauan serta penilaian tim Pembinaan dan Prestasi PP PBSI dalam setahun terakhir. Seperti diberitakan Badmintonindonesia, pada Jumat (4/1), seluruh pebulu tangkis akan langsung masuk pelatnas, mulai Senin (7/1). Pada 10 Desember 2018, seluruh pemain dipulangkan ke klub masing-masing. Namun ada beberapa pemain yang tak meninggalkan pelatnas masih mengikuti latihan. Mereka melakukan persiapan menuju turnamen Thailand Masters yang akan berlangsung di Bangkok pada awal Januari 2019. Sama seperti tahun sebelumnya, penghuni pelatnas tetap akan dibagi menjadi dua level, yaitu level utama dan pratama. Mulai 2019, PBSI menetapkan empat klasifikasi Surat Keputusan (SK) bagi tiap atlet. Terdiri dari SK Prioritas, SK Utama, SK Pratama dan SK Magang. Atlet dengan SK Prioritas adalah mereka yang diproyeksikan Olimpiade Tokyo 2020. Perbedaan mendasar dari keempat SK ini adalah jumlah turnamen yang diikuti para atletnya dalam setahun. Jika ingin menambah jumlah turnamen yang diikuti, pemain dapat berangkat menggunakan biaya sendiri. Selebihnya, soal fasilitas latihan, makan, asrama, semua ditanggung oleh PBSI. Jumlah 98 orang atlet ini mengalami penurunan sekitar 10 persen, dibanding skuat Pelatnas PBSI tahun lalu yang mencapai 105 atlet. Beberapa waktu sebelumnya, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Susy Susanti sempat mengisyaratkan akan memangkas kuota atlet Pelatnas PBSI sekitar 10 persen di tahun 2019. Dari deretan nama pemain, dalam daftar sudah tak ada lagi nama pasangan ganda putra, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Juara Dunia 2015 dan 2013 ini telah memutuskan untuk menjadi pemain profesional. Meski begitu keduanya tetap berlatih dengan pemain pelatnas dan akan menanggung biaya turnamen yang diikuti. Tidak ada pula nama pemain ganda putri Nitya Krishinda Maheswari. Namun, Nitya rencananya akan membantu tim kepelatihan di pelatnas. Sementara itu, dua pemain ganda campuran, Liliyana Natsir dan Debby Susanto yang memutuskan untuk gantung raket, kini menjadi penghuni pelatnas SK Utama hingga Januari 2019. “Ada beberapa pertimbangan dalam menentukan nama-nama pemain, yang dipanggil kembali ke pelatnas. Diantaranya dilihat dari segi prestasi, potensi, usia dan target baik di jangka pendek maupun jangka panjang,” ujar Susy. “Untuk Nitya, melihat kondisi pasca cedera dan usianya, tak memungkinkan untuk bisa bersaing lagi. Tetapi rencananya akan diperbantukan di tim kepelatihan dan ini akan kami bicarakan lebih lanjut,” pungkas Juara Olimpiade 1992 ini. (Adt) Daftar Atlet Pelatnas PP PBSI 2019 Tunggal Putra Pelatnas Utama 1. Anthony Sinisuka Ginting (PB SGS PLN Bandung) – SK Prioritas 2. Jonatan Christie (PB Tangkas Intiland) – SK Prioritas 3. Ihsan Maulana Mustofa (PB Djarum) 4. Chico Aura Dwi Wardoyo (PB Exist) 5. Ikhsan Leonardo Imanuel Rumbay (PB Djarum) 6. Shesar Hiren Rhustavito (PB Djarum) Magang 1. Firman Abdul Kholik (PB Mutiara Cardinal Bandung) Pelatnas Pratama 1. Syabda Perkasa Belawa (PB Djarum) 2. Yonathan Ramlie (PB Exist) 3. Christian Adinata (PB Tangkas Intiland) 4. Gatjra Piliang Fiqihilahi Cupu (PB Exist) 5. Karono (PB Jaya Raya) Magang 1. Alberto Alvin Yulianto (PB Djarum) 2. Bobby Setiabudi (PB Djarum) 3. Iqbal Aji Tri Pamungkas (PB Exist) Tunggal Putri Pelatnas Utama 1. Gregoria Mariska Tunjung (PB Mutiara Cardinal Bandung) – SK Prioritas 2. Fitriani (PB Exist) – SK Prioritas 3. Ruselli Hartawan (PB Jaya Raya) – SK Prioritas 4. Aurum Oktavia Winata (PB Sarwendah) 5. Choirunnisa (PB Mutiara Cardinal Bandung) 6. Bening Sri Rahayu (PB Exist) Pelatnas Pratama 1. Putri Kusuma Wardani (PB Exist) 2. Stephani Widjaya (PB Jaya Raya) 3. Yasnita Enggira Setiawan (PB Exist) Magang 1. Alifia Intan Nurrokhim (PB Djarum) 2. Aisha Galuh Maheswari (PB Djarum) 3. Aisyah Sativa Fatetani (PB Djarum) Ganda Putra Pelatnas Utama 1. Kevin Sanjaya Sukamuljo (PB Djarum) – SK Prioritas 2. Marcus Fernaldi Gideon (PB Jaya Raya) – SK Prioritas 3. Fajar Alfian (PB SGS PLN Bandung) – SK Prioritas 4. Muhammad Rian Ardianto (PB Jaya Raya) – SK Prioritas 5. Hardianto (PB Mutiara Cardinal Bandung) 6. Berry Angriawan (PB Djarum) 7. Akbar Bintang Cahyono (PB Djarum) 8. Moh. Reza Pahlevi Isfahani (PB Jaya Raya) 9. Sabar Karyaman Gutama (PB Exist) 10.Frengky Wijaya Putra (PB Exist) 11.Ade Yusuf Santoso (PB Wima) Pelatnas Pratama 1. Bagas Maulana (PB Djarum) 2. Mohammad Shohibul Fikri (PB SGS PLN Bandung) 3. Daniel Marthin (PB Djarum) 4. Leo Rolly Carnando (PB Djarum) 5. Ghifari Anandaffa Prihardika (PB Jaya Raya) 6. Pramudya Kusumawardana Riyanto (PB Djarum) 7. Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan (PB Exist) Magang 1. Syahrizal Dafandi Arafixqli (PB Pratama) 2. Syahrozi Dafandi Arafixqli (PB Pratama) 3. Dwiki Rafian Restu (PB Djarum) 4. Bernardus Bagas Kusumawardhana (PB Djarum) Ganda Putri Pelatnas Utama 1. Greysia Polii (PB Jaya Raya) – SK Prioritas 2. Apriyani Rahayu (PB Jaya Raya) – SK Prioritas 3. Della Destiara Haris (PB Jaya Raya) – SK Prioritas 4. Rizki Amelia Pradipta (PB Jaya Raya) – SK Prioritas 5. Ni Ketut Mahadewi Istarani (PB Suryanaga) – SK Prioritas 6. Tania Oktaviani Kusumah (PB Djarum) 7. Yulfira Barkah (PB Mutiara Cardinal Bandung) 8. Jauza Fadhila Sugiarto (PB Jaya Raya) 9. Siti Fadia Silva Ramadhanti (PB Djarum) 10.Agatha Imanuela (PB Djarum) 11.Ribka Sugiarto (PB Djarum) 12.Febriana Dwipuji Kusuma (PB Djarum) 13.Virni Putri (PB Jaya Raya) 14.Vania Arianti Sukoco (PB Djarum) Pelatnas Pratama 1. Nita Violina Marwah (PB Exist) 2. Putri Syaikah Ulima Hidayat (PB Exist) 3. Indah Cahya Sari Jamil (PB Djarum) Magang 1. Melanni Mamahit (PB Exist) 2. Tryola Nadia (PB Jaya Raya) 3. Metya Inayah Cindiani (PB Djarum) 4. Amalia Cahaya Pratiwi (PB Mutiara Cardinal Bandung) 5. Rayhan Vania Salsabila (PB Mutiara Cardinal Bandung) 6. Febby Valencia Dwijayanti Gani (PB Djarum) Ganda Campuran Pelatnas Utama 1. Praveen Jordan (PB Djarum) – SK Prioritas 2. Melati Daeva Oktavianti (PB Djarum) – SK Prioritas 3. Hafiz Faizal (PB Jaya Raya) – SK Prioritas 4. Gloria Emanuelle Widjaja (PB Djarum) – SK Prioritas 5. Tontowi Ahmad (PB Djarum) 6. Liliyana Natsir (PB Djarum) 7. Debby Susanto (PB Djarum) 8. Winny Oktavina Kandow (PB Jaya Raya) 9. Ronald Alexander (PB Suryanaga) 10.Annisa Saufika (PB Djarum) 11.Alfian Eko Prasetya (PB Jaya Raya) 12.Marsheilla Gischa Islami (PB Djarum) 13.Rinov Rivaldy (PB Djarum) 14.Pitha Haningtyas Mentari (PB Jaya Raya) Pelatnas … Read more

Indonesia Kuasai Victor Exist Jakarta Open Junior International Championship 2018, Korsel Rebut Tiga Gelar

Bobby Setiabudi, pemain tunggal asal PB Djarum harus mengakui ketangguhan Karono (1), di Victor Exist Jakarta Open Junior International Championship 2018, straight game, 21-15, 21-8. (PB Djarum)

Jakarta- Indonesia raih hasil positif, pada kejuaraan bulutagkis bertajuk ‘Victor Exist Jakarta Open Junior International Championship 2018′, di Gelanggang Remaja Tanjung Priok, Jakarta Utara (Jakut), yang dihelat pada 3-8 September. Di kategori Usia 19 Tahun, skuat Merah Putih berhasil merebut tiga gelar juara, masing-masing dari nomor tunggal putra, tunggal putri, dan ganda putra. Sedangkan Korea Selatan (Korsel) mengantongi gelar juara, dari nomor ganda putri dan ganda campuran. Di tunggal putra, wakil tuan rumah Karono (1) jadi kampiun, usai menekuk kompatriotnya Bobby Setiabudi (3). Memainkan laga berdurasi 35 menit, Karono menang straight game, dengan skor 21-15, 21-8. Bobby, pemain asal PB Djarum itu, mengaku kurang puas terhadap penampilannya pada pertandingan kali ini. “Terlalu kebawa pikiran mainnya. Padahal, lawan itu mainnya kuat. Tapi, saya sudah takut duluan,” ujar Bobby usai laga. “Coba main lepas, tapi malah nggak gereget juga mainnya, ya kurang melawan juga. Intinya kurang puaslah di pertandingan tadi,” lanjut pebulutangkis kelahiran Situbondo, Jawa Timur (Jatim), 22 Maret 2001 itu. Hasil positif juga diperoleh Yasnita Enggira Setiawan. Pemain tunggal unggulan enam asal tuan rumah itu menyingkirkan wakil Korsel Da Jeong Chung, rubber game, 21-19, 11-21, 21-14, dalam tempo 62 menit. Sedangkan di ganda putra, duet Viorel Joan Fernando/Ferdian Mahardika Ranialdy (2) hanya butuh waktu 44 menit, guna memastikan gelar juara usai mengandaskan perlawanan rekan senegara non unggulan, Dwiki Rafian Restu/Bernadus Bagas Kusuma Wardana, rubber game, 21-18, 14-21, 21-10. Sementara itu, Eun Seo Jang/Jung Hyun Lee (1) asal Negeri Ginseng, berhasil meraih gelar ganda putri, setelah melewati hadangan wakil tuan rumah, Rayhan Vania Salsabila/Putri Andini Wahyuningrum, dalam drama pertarungan rubber game berdurasi 59 menit, dengan skor 21-23, 21-15, 21-17. Dan, sektor ganda campuran, Korsel juga mengantongi gelar, melalui Dong Ju Ki/Jung Hyun Lee (1). Mereka terlalu perkasa bagi wakil tuan rumah non unggulan, Ferdian Mahardika Ranialdy/Annisa Mubarokah. Dong/Ju menang rubber game, 21-9, 16-21, 21-18, pada laga selama 45 menit. (Adt) Hasil Final Victor Exist Jakarta Open Junior International Championship 2018: Usia 17 1. Tunggal Putra Sulistio Tegar (Indonesia) vs Riki Takei (Jepang) : 21-10, 21-19 2. Tunggal Putri So Yul Lee (Korea Selatan/2) vs Aisyah Sativa Fatetani (Indonesia/5) : 21-17, 21-17 3. Ganda Putra Galuh Dwi Putra/Gabriel Christopher Winta Wijaya (Indonesia/3) vs Naufal Daffa Dio Risqullah/Christopher David Wijaya (Indonesia/1) : 21-9, 29-27 4. Ganda Putri Lanny Tria Mayasari/Tryola Nadia (Indonesia/2) vs Hye Jin Choi/So Yul Lee (Korea Selatan) : 21-11, 21-12 5. Ganda Campuran Crissandy Santosa/Melanni Mamahit (Indonesia/3) vs Muhammad Gibran Arfiansyah/Aisyah Salsabila Putri Pranata (Indonesia) : 21-16, 21-16 Usia 15 1. Tunggal Putra Justin Shou Wei Hoh (Malaysia/1) vs Mohamad Razif M. Fazriq (Malaysia/3) : 21-19, 21-16 2. Tunggal Putri Pitchamon Opatniput (Thailand/8) vs Tasya Farahnailah (Indonesia/1) : 14-21, 21-18, 21-15 3. Ganda Putra Justin Shou Wei Hoh/Mohamad Razif M. Fazriq (Malaysia/1) vs Deandra Ikhsan Gunawan/Zaidan Arrafi Nabawi (Indonesia/7) : 21-18, 21-17 4. Ganda Putri Nethania Irawan/Jessica Maya Rismawardani (Indonesia/7) vs Meilysa Trisas Puspita Sari/Rachel Allessya Rose (Indonesia/2) : 21-19, 21-15

Menangi Laga Ketat Lawan Wakil Korea, Liliyana Natsir : Mereka Bukan Pasangan yang Junior Banget

Ganda Campuran Indonesia Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (merah) melangkah ke babak perempat final, cabang bulutangkis perorangan Asian Games 2018, pada Jumat (24/8), usai menekuk perlawanan ketat, wakil Korea Selatan, Seo Seung Jae/Chae Yujung. (Riz/NYSN)

Jakarta- Ganda Campuran utama Indonesia Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir mendapatkan perlawanan ketat dari wakil Korea Selatan, Seo Seung Jae/Chae Yujung, di babak 16 besar cabang bulutangkis perorangan Asian Games 2018, pada Jumat (24/8), setelah di babak 32 besar mendapatkan bye. Tampil di Istora Senayan, Jakarta, Owi/Butet, sapaan akrabnya, sempat memimpin di interval gim pertama 11-8. Namun Seo/Chae mengimbangi perlawanan tuan rumah. Kerja keras dobel Korea ranking 82 dunia tak sia-sia. Mereka mampu mengimbangi hingga kedudukan 19-19. Namun, peraih gelar All England tiga kali berturut-turut (2012, 2013, 2014) membuktikan kelasnya sebagai dobel dunia dengan tampil tenang di poin kritis, dan menutup gim pertama dengan skor 22-20. Pasangan Pelatnas PBSI Cipayung itu makin percaya diri di gim kedua. Kembali memimpin di interval gim kedua 11-7, performa Owi/Butet makin impresif. Mereka tak memberikan kesempatan pada lawan untuk memundi angka secara mudah. Setelah memainkan laga selama 45 menit, akhirnya peraih medali emas Olimpiade 2016, Rio de Janeiro, Brasil itu mengunci kemenangan dengan skor 21-17. Usai laga, Butet mengatakan dirinya bersama Owi tidak kaget bakal mendapatkan perlawanan ketat. “Mereka bukan pasangan yang junior banget, dan sering ikut pertandingan level tinggi. Apalagi mereka pemain kidal, karena kami biasa ketemu pemain bertangan kanan,” ujar pemain kelahiran Manado, Sulawesi Utara (Sulut), 32 tahun silam itu. Senada, Owi mengungkapkan Seo/Chae merupakan pemain bagus, terlebih mereka pasangan muda dan mainnya sangat cepat. “Kalau kami lengah bisa berbahaya,” jelas pria Sumpiuh, Banyumas, Jawa Tengah (Jateng), 18 Juli 1987 itu. Di babak perempat final, unggulan tiga ini akan meladeni perlawanan pemain non unggulan asal Hongkong, Lee Chun Hei Reginald/Chau Hoi Wah yang menang atas Chan Peng Soon/Goh Liu Ying (Malaysia), rubber game, 21-17, 19-21, dan 28-26. Sementara itu, tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting butuh waktu 27 menit untuk lolos ke babak 16 besar. Ia memulangkan wakil Iran Mehran Shahbazi yang berperingkat 403 dunia, di babak 32 besar, dalam pertarungan dua game langsung, 21-9 dan 21-8. Terkait kondisi kram paha kiri yang dialami pebulutangkis berusia 21 tahun, kelahiran Cimahi, Jawa Barat (Jabar) itupun, diakuinya sudah membaik. “Puji Tuhan sudah membaik dibandingkan dengan kemarin. Selama pemulihan, saya mendapatakan perhatian lebih dari tim fisioteraphy,” ujar Anthony usai laga. Ia mengalami kram paha kiri saat melakoni laga dramatis di partai final nomor beregu kontra China, pada Rabu (22/8). Anak pasangan Edison Ginting (ayah) dan Lucia Sriati (ibu) itu harus mundur di gim ketiga ketika berjumpa dengan tungal utama Negeri Tirai Bambu, Shi Yuqi. Indonesia akhirnya kalah 1-3 dari China. Di babak 16 besar, pemenang kompetisi MILO School Competition kategori tunggal putra SD pada 2008 itu kembali menjajal kekuatan wakil Jepang sekaligus unggulan dua, Kento Momota. Pertemuan mereka merupakan laga ulangan semifinal beregu putra. Pemain asal klub SGS PLN Bandung itu, kalah rubber game, 21-14, 14-21, dan 16-21. (Adt)

Melenggang ke Babak 16 Besar, Pebulutangkis 19 Tahun Kelahiran Garut Janji Main Sabar dan Nekat

Menang mudah atas Thilini Pramodika Hendahewa (Srilanka), dua gim langsung, 21-6 dan 21-4, tunggal Indonesia Fitriani, lolos ke babak 16 besar cabang bulutangkis perorangan putri, Asian Games 2018, di Istora Senayan, Jakarta, pada Kamis (23/8). (Riz/NYSN)

Jakarta- Tunggal Indonesia Fitriani lolos ke babak 16 besar cabang bulutangkis perorangan putri, Asian Games 2018, di Istora Senayan, Jakarta, pada Kamis (23/8). Ia menang mudah atas Thilini Pramodika Hendahewa (Srilanka), dua gim langsung, 21-6 dan 21-4. Melakoni laga di babak 32 besar, pebulutangkis kelahiran Garut, Jawa Barat, 27 Desember 1998 itu, belum menemukan lawan sepadan. Secara ranking, Fitriani unggul jauh dari lawan. Pemain binaan PB Exist Jakarta itu menghuni ranking 40, sedangkan Thilini berada di peringkat 696 dunia. “Pertandingan tadi saya lebih bisa menguasai di lapangannya. Lawan sebenarnya lumayan bagus, tapi memang tidak sebagus lawan yang saya hadapi kemarin di pertandingan beregu. Jadi saya bisa ambil kemenangan di pertandingan ini,” ujar Fitriani usai laga. Selanjutnya, anak didik Minarti Timur itu ditunggu wakil India, Saina Nehwal di babak 16 besar. Keduanya sudah bertemu sebanyak 3 kali yakni di ajang Badminton Asia Championships 2016, Indonesia Open 2016, dan Malaysia Masters 2017. Dan, tak satupun Fitriani menang atas Nehwal, yang berperingkat 10 dunia itu. Bahkan, Fitrini selalu takluk dalam pertarungan dua gim langsung. “Saya sudah beberapa kali bertemu dengan Nehwal dan selalu kalah. Semoga besok (Jumat, 24/8) bisa berjuang semaksimal mungkin di setiap poin per poinnya. Mudah-mudahan lancar,” terang pemegang gelar juara USM International 2015 itu. Sementara itu, pebulungkasi putri Indonesia lainya, Gregoria Mariska Tunjung juga menantang pemain India dan menjadi unggulan tiga, Pusarla V. Sindhu, di babak 16 besar, pada Jumat (24/8). Gregoria sukses menyingkirkan Weng Chi Ng (Makau), di babak 32 besar, straight game, 21-4 dan 21-7. Sedangkan Sindhu berhasil meraih kemenangan atas Thi Trang (B) Vu, rubber game, 21-10, 12-21, dan 23-21. Berjumpa dengan Sindhu, pebulutangkis Indonesia pemegang gelar juara Kejuaraan Dunia Junior BWF 2017 itu berharap bisa membuat kejutan dihadapan pendukung tuan rumah. “Target pribadi maunya dapat medali. Tapi, saya tak mau menjadikan ini beban. Justru harus jadi motivasi. Apalagi besok (Jumat, 24/8) saya bertemu Sindhu, dan sudah beberapa kali saya kalah dari dia. Maunya sih bikin kejutan,” ujar dara berusia 19 tahun ini. Bagi Sindhu, laga kontra Gregoria, menjadi partai yang serius. Ia akan mempersiapkan diri dengan baik. Apalagi, menurutnya, pebulutangkis Indonesia kelahiran Wonogiri, Jawa Tengah, 11 Agustus 1999 it,u menunjukkan grafik permainan yang meningkat. “Permainan Gregoria semakin baik di beberapa laga. Saya menantikan pertandingan ini. Dan tampil di hadapan publik tuan rumah, tentu tak mudah bagi saya mengalahkannya,” ucap Sindhu, yang kini menjadi atlet ranking 3 dunia, dan unggul rekor pertemuan 3-0 atas Gregoria. (Adt)

Gagal Ulang Memori Indah 1998, Tim Beregu Putra Bulutangkis Indonesia Raih Perak Asian Games 2018

Tunggal pertama tim beregu putra Indonesia, Anthony Ginting harus mengalami cedera, dan gagal menyelesaikan pertandingan final, melawan pebulutangkis China, Shi Yuqi, dalam pertarungan tiga gim 21-14, 21-23, 20-21 (retired).(timesindonesia.co.id)

Jakarta- Tim beregu putra bulutangkis Indonesia gagal mengulang memori indah Asian Games XIII/1998, di Bangkok, Thailand. Saat itu, Rexy Mainaky dan kolega sukses meraih medali emas setelah mengandaskan perlawanan China dengan skor 4-0. Dipadati ribuan penonton yang hadir memenuhi Stadion Istora Senayan, Jakarta, pada Rabu (22/8), skuat Pelatnas PBSI Cipayung, Jakarta harus puas mendapatkan medali perak cabang bulutangkis beregu Asian Games XVIII/2018. Di partai final, Kevin dan kawan-kawan takluk dari China dengan skor 3-1. Laga pertama yang mempertemukan Anthony Sinisuka Ginting dan Shi Yuqi berlangsung seru dan berakhir dramatis. Sorak-sorai penonton tak henti memberikan suntikan semangat pada pemain kelahiran Cimahi, Jawa Barat, 20 Oktober 1996 itu. Aura kemenangan sudah menaungi Anthony sejak awal gim pertama. Tak ingin didikte lawan, pebulutangkis andalan Indonesia itu mengambil inisitif serangan terlebih dahulu. Bahkan, ia mampu mengontrol permainan lawan. Memainkan reli serta melepaskan bola ke belakang garis lapangan menjadi pilihan Anthony untuk kemudian melancarkan smash keras mematikan kedaerah pertahanan Shi. Hasilnya, pemain asal SGS PLN Bandung, Jawa Barat (Jabar) itu mampu membuat kubu Indonesia kegirangan usai mengunci gim pertama dengan skor, 21-14. Gim kedua, Anthony tetap tampil dalam performa terbaik. Tapi, wakil Negeri Tirai Bambu itu tak menyerah. Shi bangkit meladeni permainan lawan serta kerap merepotkan Anthony. Bahkan, angka yang didapat kedua pemain tak berselisih jauh. Kendati Anthony terus memimpin serta melaju hingga mendekat poin 19, namun pemain China yang menempati ranking dua dunia versi BWF itu justru mampu unggul 21-20. Shi bisa menutup gim kedua dengan skor 23-21. Pada gim ketiga, duel sengit masih mewarnai jalannya pertandingan. Kedua pemain terus menebar ancaman ke daerah pertahanan lawan. Namun, perjuangan Anthony sempat terhenti ketika memimpin skor 15-16. Ia meminta pertolongan dokter pertandingan untuk menyemprotkan cairan penahan rasa sakit di paha kirinya. Berusaha bangkit dan tetap melanjutkan permainan menjadi keputusan Anthony. Kondisi ini tentu saja memberikan keuntungan pada Shi. Terlebih, Anthony mendapatkan kartu kuning akibat memperlambat jalannya pertandingan. Meski mendapatkan dukungan semangat secara penuh dari para suporter, namun Anthoy tak berdaya. Ia terpaksa menyerah pada cedera paha kirinya hingga mengalami kesulitan berjalan serta meminta wasit agar menghentikan pertandingan, saat kedudukan 20-21 setelah melakoni laga sepanjang 92 menit. Indonesia tertinggal 0-1 dari China. Namun, Indonesia mampu menyamakan kedudukan 1-1. Di partai kedua yang memainkan duet Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon sukses mencuri kemenangan atas Li Junhui/Liu Yuchen. Pada gim pertama, duel dua seteru itu berlangsung ‘panas’. Kevin/Marcus yang memimpin rekor pertemuan sebanyak 6 kali itu tak memberi kesempatan pada lawan untuk memundi angka. Smash keras menghujam jantung pertahanan musuh serta bola cepat di depan net menjadi senjata ampuh Kevin dan Marcus. Akibatnya, angka demi angka diraih duet Indonesia nomor satu dunia itu. Akibatnya, Li/Liu dibuat tak berkutik dan dipaksa menyerah oleh Kevin/Marcus di gim ini dengan skor 17-21. Berlanjut ke gim kedua, Kevin/Marcus tetap bermain ‘ngotot’. Bahkan aksi ‘nyeleneh’ dari The Minions kerap disambut riuh penonton, sekaligus memancing emosi dari dobel juara dunia 2018 itu. Ganda andalan Pelatnas PBSI ini akhirnya menyudahi gim, dengan skor 21-18, dalam tempo 32 menit. “Laga cukup ketat dan seru. Pasti kami melihat kerja kerasnya Anthony, sudah sampai begitu dan kram, tapi masih mau melanjutkan main. Pastinya menambah motivasi buat kami,” ucap Marcus. Sementara itu, Kevin mengaku melawan Li/Liu selalu sulit dan tidak mudah untuk ditaklukan. “Apalagi saat start mereka sangat percaya diri. Mungkin karena habis juara dunia. Tapi, kami harus tetap fokus pada diri kami,” tambah Kevin. Di partai ketiga, China kembali unggul 2-1 setelah wakil tunggal Jonatan Christie takluk dari Chen Long dalam drama pertarungan rubber game. Atlet klub PB Tangkas Specs Jakarta, berusia 20 tahun itu sempat membentang asa setelah membungkus kemenangan 21-19 di gim pertama. Namun, semangat Chen bangkit di gim kedua. Wakil Negeri Tirai Bambu yang kini menempati rangking 7 dunia versi BWF itu berusaha memaksimalkan kemampuan yang dimilikinya. Ia meladeni perlawanan Jonatan serta memberikan tekanan pada wakil tuan rumah. Alhasil, Chen sukses mengunci kemenangan dengan skor 21-16. Berhasil memperpanjang nafas di gim ketiga, Chen tak mengendurkan permainan, begitu juga dengan Jonatan. Adu taktik dan strategi dilakukan kedua pemain di lapangan. Usai melalui perjuang melelahkan selama 94 menit, Chen akhirnya membuat Jonatan tertunduk lesu dan memastikan kemenangan dengan skor 21-18. Hasil ini sekaligus membuat Chen berhasil menjauhkan rekor pertemuannya dengan pebulutangkis Indonesia peraih medali emas SEA Games 2017, Kuala Lumpur, Malaysia itu menjadi 4-0. Pertandingan berlanjut, Indonesia menurunkan ganda Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto di partai krusial menghadapi Liu Chen/Zhang Nan. Mampu memimpin 2-0 dalam rekor pertemuan atas Liu/Zhang yang diperoleh masing-masing di Singapura Open 2017 (21-18, 21-19) dan Indonesia Open 2018 (21-18, 18-21, 25-23), ternyata bukan jaminan. Terbukti, usai melakoni laga berdurasi 70 menit, mereka harus menelan pil pahit. Dobel Merah Putih rangking 9 dunia itu tumbang dari Liu/Zhang, rubber game, 18-21, 21-17, dan 18-21. Artinya, China unggul 3-1 atas Indonesia. Hal ini sekaligus memastikan meraih medali emas beregu bulutangkis putra, dan mengokohkan diri sebagai pengumpul emas terbanyak dalam daftar perolehan medali sementara Asian Games 2018. (Adt/Dre) Hasil Pertandingan Final Bulutangkis Beregu Putra Asian Games vs China 1-3: Partai Pertama Anthony Sinisuka Ginting vs Shi Yuqi : 21-14, 21-23, 20-21 (Retired) Partai Kedua Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon vs : Li Junhui/Liu Yuchen : 21-17, 21-18 Partai Ketiga Jonatan Christie vs Chen Long: 21-19, 16-21, 18-21 Partai Keempat Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto vs Liu Chen/Zhang Nan : 18-21, 21-17, 18-21 Partai Kelima Ihsan Maulana Mustofa vs Lin Dan (tak dimainkan)

Bungkam Jepang 3-1, Tim Beregu Putra Bulutangkis Indonesia Bidik Medali Emas Asian Games 2018

Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi membalas kekalahan mereka di Kejuaraan Dunia 2018 lalu, usai mengalahkan duet Takeshi Kamura/Keigo Sonoda, dan membantu kemenangan Indonesia 3-1 atas Jepang, di laga Semifinal beregu putra cabor bulutangkis Asian Games 2018. (Pras/NYSN)

Jakarta- Tim beregu putra bulutangkis Indonesia mampu menjaga asa meraih medali emas Asian Games XVIII/2018. Kevin Sanjaya Sukamuljo dan rekan sukses menyingkirkan Jepang di laga semifinal, pada Selasa (21/8), di Istora Senayan, Jakarta, dengan skor 3-1. Di partai puncak, pada Rabu (22/8), skuat Merah Putih bakal adu kekuatan dengan China yang sukses mengandaskan perlawanan China Taipeh dengan skor 3-1. Di partai pertama, Anthony Sinisuka Ginting menantang Kento Momota. Pebulutangkis yang menghuni ranking 12 dunia versi BWF itu mampu meladeni perlawanan wakil Negeri Sakura itu. Memberikan tekanan sepanjang laga, Anthony yang tampil percaya diri akhirnya berhasil menuntaskan gim ini dengan skor 21-14. Di gim kedua, wakil tuan rumah itu tak mengendurkan permainan, bahkan terus mengancam daerah pertahanan Momota. Kerap memainkan bola reli serta pendek menyilang di depan net sangat efektif bagi Anthony untuk memanen angka, namun ia dipaksa menyerah 14-21 oleh pemain Jepang penghuni rangking 4 versi BWF itu. Berlanjut di gim penentu, duel dua pemain tetap berlangsung dalam tensi tinggi. Bahkan saling serang mewarnai jalannya pertandingan membuat publik tuan rumah bergemuruh. Anthony sempat berada di atas angin setelah unggul 15-10. Bukannya menambah poin, justru pemain Matahari Terbit itu mampu merebut 11 poin berturut-turut dan mengunci perolehan angka Anthony di poin 15. Skor menjadi 19-15 untuk Momota. Hanya satu poin yang berhasil ditambah Anthony, dan dua poin krusial direbut Momota dengan meyakinkan yang menutup gim ini dengan skor 16-21, serta memastikan Jepang unggul 1-0, dalam tempo 84 menit. Kedua pemain sejauh ini telah berjumpa sebanyak 4 kali. Satu-satunya kemenangan Anthony tercipta di ajang Hongkong Open 2015, straight game, 21-7 dan 21-15. “Sebenarnya tidak ada beban. Dari kemarin saya bisa menikmati permainan. Sayang banget tadi, sebetulnya saya berpeluang dapat poin. Tapi dia mainnya menunggu lawan buat kesalahan,” ujar Anthony usai laga. Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi yang turun di partai kedua mampu membalas kekalahan Indonesia di laga awal. Skor imbang 1-1. Duet andalan Merah Putih tampil memukau saat berjumpa dengan Takeshi Kamura/Keigo Sonoda. Ganda ranking satu dunia versi BWF itu tak memberikan kesempatan kepada lawan untuk mengembangkan permainan. Begitu juga dengan smash-smash keras baik yang dilancarkan Kevin dann Marcus sepanjang laga tak mampu dibendung lawan. Tampil superior selama 31 menit, The Minions akhirnya sukses menunaikan tugasnya untuk menyumbang angka bagi skuat Merah Putih setelah menutup pertandingan dengan skor 21-18 dan 21-12. Kemenangan ini membalas kekalahan mereka di perempat final BWF World Championship 2018, awal Agustus lalu. Kevin/Marcus kalah straight game, 19-21 dan 18-21. “Kami belajar dari kekalahan kemarin. Hari ini kami jauh lebih siap. Kami menekan dari awal, dan mereka tidak bisa keluar dari tekanan itu,” terang Kevin soal kemenangannya. Aura positif Kevin/Marcus berlanjut pada pemain tunggal Jonatan Christie. Bertanding di partai ketiga, butuh 54 menit bagi pemain kelahiran Jakarta, 15 September 1997 itu untuk mengunci kemenangan dua gim langsung atas Kenta Nishimoto, 21-15 dan 21-19. Indonesia memimpin 2-1. “Puji Tuhan saya bisa menang hari ini. Di pertemuan sebelumnya saya kalah, dan belum pernah menang dari dia. Saya tak menyangka menang straight game hari ini. Pokoknya saya sudah siap capek dan main rubber game melawan pemain Jepang,” tutur pemain asal PB Tangkas Specs Jakarta itu. Indonesia memastikan tiket final beregu putra bulutangkis Asian Games XVIII/2018, setelah duet Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto mampu mengemban tugas dengan baik di partai penentu. Mereka hanya butuh 33 menit untuk menyudahi perlawanan Takuto Inoue/Yuki Kaneko, dua gim langsung 21-10 dan 21-10. Selama ini, Fajar/Rian selalu gagal meraih kemenangan atas wakil Jepang ranking 7 dunia versi BWF itu. Dan, hasil ini membuat pasangan Pelatnas PBSI Cipayung, Jakarta itu berhasil memangkas rekor pertemuannya menjadi 1-4 atas Takuto/Yuki. “Kami bersyukur karena tim Indonesia bisa ke final dan kami menyumbang poin. Kami tak terbebani karena sudah unggul 2-1, jadi mainnya enak,” tukas Fajar. “Kami ingin skornya 3-1 saja. Kami belum pernah menang lawan mereka, ini motivasi buat kami. Yang penting bisa membalas kekalahan di rumah kami sendiri,” pungkasnya. (Adt) Hasil Pertandingan Semifinal Bulutangkis Beregu Putra Asian Games vs Jepang 3-1: Partai Pertama Anthony Sinisuka Ginting vs Kento Momota : 21-14, 14-21, 16-21 Partai Kedua Kevin Sanjaya Sukomuljo/Marcus Fernaldi Gideon vs Takeshi Kamura/Keigo Sonoda : 21-18, 21-12 Partai Ketiga Jonatan Christie vs Kenta Nishimoto : 21-15, 21-19 Partai Keempat Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto vs Takuto Inoue/Yuki Kaneko : 21-10, 21-10 Partai Kelima Ihsan Maulana Mustofa vs Kanta Tsuneyama (tidak dimainkan)

Kandas 1-3 Dari Jepang, Tim Beregu Putri Bulutangkis Indonesia Kebagian Perunggu Asian Games 2018

Tunggal pertama tim beregu putri bulutangkis Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung, harus jatuh bangun melawan pebulutangkis Jepang, Akane Yamaguchi. Meski menang namun Indonesia gagal maju ke final, setelah takluk 1-3 dari Jepang di babak empat besar. (Pras/NYSN)

Jakarta- Tim beregu putri Indonesia gagal lolos ke partai puncak cabang bulutangkis Asian Games 2018. Pasukan Pelatnas PBSI Cipayung, Jakarta itu takluk dari Jepang 1-3, di semifinal, yang dihelat di Istora Senayan, Jakarta, pada Selasa (20/8). Hasil ini membuat Indonesia harus puas meraih medali perunggu bersama Thailand. Sedangkan Jepang dan China yang menyingkirkan Thailand 3-0, bersaing meraih medali emas, pada partai final, Rabu (22/8). Gregoria Mariska Tunjung membuka kemenangan bagi kubu Indonesia 1-0 atas Jepang. Pebulutangkis asal PB Mutiara Cardinal Bandung itu tampil luar biasa dihadapan publik tuan rumah. Bahkan Wiranto (Ketua Umum PP PBSI), dan Imam Nahrawi (Menteri Pemuda dan Olahraga/Menpora), hadir langsung di Istora Senayan, Jakarta, pada Selasa (21/8) memberikan dukungan bagi Gregoria dan kolega. Pebulutangkis Indonesia pemegang gelar Kejuaraan Dunia Junior BWF 2017 itu melewati laga dramatis kontra Akane Yamaguchi. Duel kedua pemain berlangsung ketat sejak awal, Gregoria mampu membuat lawan kewalahan di gim pertama dan berhasil mengunci kemenangan, 21-16. Di gim kedua, giliran Akane yang mendikte pemain berusia 19 tahun itu. Kesalahan demi kesalahan yang dibuat Gregoria memberikan keuntungan bagi pemain Negeri Sakura itu. Akane membungkus gim ini dengan skor meyakinkan 21-9. Gregoria mendapatkan momentum untuk membuat lawan tertekan di gim ketiga. “Saya berusaha tampil lepas, tanpa beban. Karena peringkat lawan masih di atas saya. Saya mencoba main maksimal. Di awal gim ketiga, saya mainnya belum enak. Akhirnya saya tahu dia lebih sering mengarahkan bola ke belakang, dari situ saya sudah tahu mau main seperti apa,” ujar Gregoria usai laga. Kombinasi bola apik dari anak didik Minarti Timur itu membuat Akane tak berdaya. Gregoria menuntaskan gim penentu dalam waktu 56 menit, dengan skor 21-18. Tertinggal dari Indonesia, Jepang mampu menyamakan kedudukan 1-1. Greysia Polii/Apriyani Rahayu yang turun di partai kedua gagal menambah keunggulan Merah Putih. Setelah memainkan laga selama 48 menit, mereka takluk dari Yuki Fukushima/Sayaka Hirota dalam duel dua gim langsung, 21-13 dan 21-12. “Kami tadi belum bisa keluar dari tekanan, apalagi dari awal sudah ditekan terus oleh lawan. Kami tidak bisa keluar dari permainan itu,” terang Apriyani. Jepang mampu mengungguli Indonesia 2-1 setelah merebut kemenangan di partai ketiga. Indonesia yang menurunkan Fitriani dipaksa menyerah oleh Nozomi Okuhara dalam duel sepanjang 55 menit. Pemain kelahiran Garut, Jawa Barat, 19 tahun silam itu tumbang dalam drama pertarungan rubber game, 21-19, 4-21, dan 10-21. “Pelajaran dari pertandingan melawan Nozomi, saya harus lebih sabar, harus lebih tahan dan lebih agresif di lapangan. Kalau dari fisik saya tidak ada masalah,” terang Fitriani. Hasil negatif kembali dialami wakil tuan rumah sekaligus memupuskan harapan Indonesia meraih medali emas beregu putri bulutangkis. Dobel Della Destiara Haris/Rizki Amelia Pradipta pun urung memperpanjang nafas Indonesia. Mereka kandas ditangan Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi dalam straight game, 13-21 dan 10-21, dalam tempo 38 menit. “Hasil ini sesuai target pribadi. Jepang kekuatannya semua merata. Hasilnya begini ya harus kami terima,” cetus Della. (Adt) Hasil Pertandingan Semifinal Bulutangkis Beregu Putri Asian Games vs Jepang 1-3 Partai Pertama Gregoria Mariska Tunjung vs Akane Yamaguchi : 21-16, 9-21, 21-18 Partai Kedua Greysia Polii/Apriyani Rahayu vs Yuki Fukushima/Sayaka Hirota : 21-13, 21-12 Partai Ketiga Fitriani vs Nozomi Okuhara : 21-19, 4-21, 10-21 Partai Keempat Della Destiara Haris/Rizki Amelia Pradipta vs Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi : 13-21, 10-21 Partai Kelima Ruselli Hartawan vs Aya Ohori (tak dimainkan)