Berlaga di Asian Para Games 2018, Sebanyak 1.100 Atlet Wajib Diklasifikasi

dr. Christofer Muliadi Siagian (Direktur Klasifikasi INAPGOC/kiri) menyebut sebanyak 1.100 atlet yang akan bertanding di Asian Para Games 2018 wajib melewati proses klasifikasi guna menentukan cabor kelas mana mereka bertanding. (Adt/NYSN)

Solo- Sebanyak 1.100 atlet dari 41 negara bakal menjalani proses klasifikasi sebagai persyaratan wajib, mengikuti Asian Para Games III/2018 , yang dihelat pada 6-13 Oktober mendatang. Nantinya, terdapat 84 klasifikator yang telah bersertifikasi serta berpengalaman, di bidangnya masing-masing. Para Klarifikator ini akan menentukan pada kelas apa, atlet itu bertanding. Pada Asian Para Games III/2018, terdapat 18 cabang olahraga yang dipertandingkan dengan nomor pertandingan mencapai 337, serta memperebutkan 568 medali. “Klasifikasi ini meliputi visual impaired, wheelchair, amputees, cerebral palsy, dan intellectual disable. Dan, proses klasifikasi untuk atlet yang kecacatannya tetap, membutuhkan waktu empat hari,” ujar dr. Christofer Muliadi Siagian, Direktur Klasifikasi Panitia Pelaksana Indonesia 2018 Asian Para Games (INAPGOC), Rabu (5/9). “Para klasifikator ini akan mulai bertugas pada 2 Oktober nanti. Mereka kelak yang menentukan, atlet itu akan bertanding diklasifikasi yang mana,” lanjutnya, di acara Media Gathering Indonesia 2018 3rd Asian Para Games, di Hotel Best Western Premier Solo, Jawa Tengah (Jateng). Ia menambahkan meski sang atlet sudah melewati proses klasifikasi, namun tak tertutup kemungkinan pada saat pertandingan, ada pihak yang mengajukan keberatan atas klasifikasi itu. “Bisa saja melakukan keberatan atas klasifikasi yang ditetapkan, tapi tak sembarangan orang bisa mengajukan keberatan itu. Yang boleh itu, hanya CdM (Chief de Mission/Ketua Kontingen), dan harus membayar 200 dollar AS (Amerika Serikat),” tegasnya. “Dan tak semua atlet menjalani proses klasifikasi, salah satunya adalah cabor wheelchair tennis (tenis kursi roda). Karena cabang ini memakai sistem seeded atau peringkat, karena kejuaraannya juga rutin digelar, serta sesuai aturan yang berlaku,” tambah pria berkaca mata itu. Terkait hal itu, Waluyo, Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) National Paralympic Committee (NPC) Indonesia, menyebut atlet Indonesia pernah merasakan gagal lolos klasifikasi, saat pelaksanaan Asian Para Games 2014, di Incheon, Korea Selatan (Korsel). Akibatnya, ungkap Waluyo, mereka tak bisa turun bertanding membela kontingen Indonesia. “Sistem klasifikasi pada saat itu, mengizinkan atlet masuk dulu (terdaftar), lantas dokumen pelengkap menyusul. Tapi, kalau di Asian Para Games kali ini, semua administrasi para atlet, sudah harus lengkap sejak awal,” terangnya. Lanjutnya, di Asian Para Games kali ini, Waluyo optimistis tak ada kendala yang dihadapi anak didiknya terkait proses klasifikasi. “Kami percaya diri dengan atlet yang ada karena sudah sesuai dengan klasifikasi yang ditetapkan,” imbuhnya. Sebagai tuan rumah, ia menegaskan Indonesia akan turun disemua cabang pertandingan, kecuali bola basket kursi roda putri. “Jujur, kami belum punya atletnya. Dan, kalau dipaksakan malah hasilnya tidak maksimal. Apalagi lawannya China, wah bisa sangat mencolok sekali nanti skornya,” pungkas Waluyo. (Adt)

Api Abadi Diambil Dari Mrapen, Kota Solo Awali Rangkaian Pawai Obor Asian Para Games 2018

Presiden Indonesia Asian Para Games 2018 Organizing Committee (INAPGOC) Raja Sapta Oktohari berpose dengan api abadi Asian Para Games III/2018, yang diambil dari kawasan Mrapen, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah (Jateng), pada Rabu (5/9). Dan, Solo, Jateng, mennjadi kota pertama dari delapan kota, pawai obor Asian Para Games III/2018. (poskotanews.com)

Solo- Api abadi Asian Para Games III/2018 akan diambil dari kawasan Mrapen, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah (Jateng), pada Rabu (5/9), dengan diiringi upacara serta prosesi doa bersama serta kesenian tari dan budaya ciri khas Jateng. Kegiatan itu sekaligus menjadi penanda awal, rangkaian pesta multievent olahraga terbesar bagi para penyandang disabilitas di kawasan Asia. Dan, Solo, Jateng, akan menjadi kota pertama dari delapan kota yang akan disinggahi pawai obor Asian Para Games III/2018. Api abadi itu nantinya diletakkan di lentera ddan ibawa ke Solo, dengan kendaraan, lalu singgah di Kantor Pusat Nasional Paralympic Committee (NPC), di Jalan Ir Sutami, Solo, sekitar pukul 12.00 WIB. “Sebelum kirab dimulai, Presiden Indonesia Asian Para Games 2018 Organizing Committee (INAPGOC) Raja Sapta Oktohari akan menyerahkan lentera kepada Ketua NPC, Senny Marbun dan dilanjutkan ke perwakilan atlet, Rizal Bagus,” ujar Ageng Nugroho, Divisi Ceremonies Panitia Pelaksana Indonesia 2018 Asian Para Games (INAPGOC), pada Selasa (4/9). Lalu, lentera itu dibawa dengan naik kereta kencana. Dari sepuluh titik poin menuju Balaikota Solo, lentera juga akan dibawa lari secara estafet. “Nanti ada sejumlah tokoh yang akan membawa api abadi itu,” lanjutnya di acara Media Gathering Indonesia 2018 3rd Asian Para Games, di Hotel Best Western Premier Solo, Jateng, Setelah di Solo, lentera selanjutnya dibawa menuju Ternate (Maluku Utara), dan dikirab bertepatan dengan pelaksanaan Hari Olahraga Nasional (Haornas) pada 9 September 2018. Usai dipindah ke tourch, berikutnya api obor melintasi beberapa daerah dan berakhir di DKI Jakarta pada 30 September 2018. Sedangkan, Asian Para Games III/2018, dihelat pada 6-13 Oktober, dan tercatat 41 negara Asia sudah memastikan ikut ambil bagian. Sementara itu, Raja Sapta Oktohari, Ketua INAPGOC, berharap dukungan semua pihak, terutama media untuk melaksanakan tanggung jawab bangsa dalam menggelar Asian Para Games edisi ketiga ini. “Kami berharap dukungan dari semua stakeholder, terutama rekan-rekan media. Karena dalam perjalanan menyiapkan Asian Para Games 2018 banyak tantangan yang dihadapi, baik itu pada saat main event, maupun pascaevent,” tegas Okto, sapaan akrabnya. (Adt) Jadwal Tourch Relay Asian Para Games III/2018: 1. Solo, Jawa Tengah, 5 September 2018 2. Ternate, Maluku Utara, 9 September 2018 3. Makassar, Sulawesi Selatan, 12 September 2018 4. Denpasar, Bali, 16 September 2018 5. Pontianak, Kalimantan Barat, 19 September 2018 6. Medan, Sumatera Utara, 23 September 2018 7. Pangkal Pinang, Bangka Belitung, 26 September 2018 8. DKI Jakarta, 30 September 2018

Targetkan 17 Medali Emas, Ini Cabang Olahraga Unggulan Indonesia di Asian Para Games 2018

Indonesia membidik posisi enam besar dengan target 17 medali emas, dalam Asian Para Games III/2018, pada 6-13 Oktober. Cabang olahraga seperti tenis meja, atletik, catur, bulutangkis, renang, menjadi unggulan untuk mendulang medali emas. (Pras/NYSN)

Solo- Indonesia membidik posisi enam besar dengan target 17 medali emas dalam Asian Para Games III/2018, pada 6-13 Oktober. Hal itu ditegaskan Senny Marbun, Presiden National Paralympic Committee (NPC) Indonesia, pada Selasa (4/9). “Target kontingen Indonesia bisa berada diposisi 6 besar dengan jumlah 17 medali emas. Mudah-mudahan targetnya bisa melesat ke atas,” ujar Senny, dalam acara Media Gathering Indonesia 2018 3rd Asian Para Games, di Hotel Best Western Premier Solo, Jawa Tengah (Jateng). Ia menjelaskan Indonesia memiliki cabang olahraga ungggulan yang diharapkan mampu mendulang medali emas pada ajang pesta multievent empat tahunan bagi para penyandang disabikitas itu. “Cabang olahraga yang menjadi unggulan seperti atletik, catur, bulutangkis, renang, tenis meja, powerlifting, dan sepeda,” lanjutnya. Senny optimistis, anak didiknya mampu berbicara banyak di Asian Para Games edisi ketiga ini. “Kami susah menggelar training center sekitar 8 bulan, sejak Januari tahun ini. Hasil limit juga sangat menggembirakan, karena sesuai dengan limit yang diharapkan,” ungkap Senny. Sementara itu, Setyo Budi Hartanto, atlet disabilitas lompat jauh dan lompat tinggi, berharap mencetak prestasi tinggi di Asian Para Games kali ini. “Asian Para Games 2014, Incheon, Korea Selatan, saya dapat perunggu di nomor lompat jauh. Semoga prestasi di Asian Para Games ini lebih baik dan dapat medali emas,” tegas Setyo. (Adt)

Diikuti 39 Negara Dengan 714 Atlet, Cabor Para Atletik Asian Para Games 2018 Jadi yang Terbanyak

Panitia Pelaksana Indonesia 2018 Asian Para Games (INAPGOC) berpose dalam acara Media Gathering Indonesia 2018 3rd Asian Para Games, di Hotel Best Western Premier Solo, Jawa Tengah (Jateng), Selasa (4/9). (Adt/NYSN)

Solo- Sebanyak 714 atlet dari 39 negara akan bersaing menjadi yang terbaik di cabang olahraga (Cabor) Para Atletik Asian Para Games III/2018, pada 6-13 Oktober. Jumlah ini menjadi yang terbanyak, dibandingkan 17 cabor lainnya, di ajang pesta multievent, bagi para penyandang disabilitas terbesar di Asia. “Para Atletik ini menarik, karena pesertanya paling banyak, hampir 714 orang dari 39 negara peserta. Dan, atlet Indonesia, Setiyo Budi Hartanto, jadi salah satu atlet unggulan yang akan ikut bertanding di cabang ini,” terang Fanny Irawan, Direktur Sport Panitia Pelaksana Indonesia 2018 Asian Para Games (INAPGOC), Selasa (4/9). Selain Para Atletik, ungkap Fanny, cabor yang menyumbang atlet terbanyak yakni Para Swimming. “Para Swimming itu atletnya 275 orang dan diikuti oleh 26 negara. Jumlah ini yang terbanyak setelah Para Atletik,” lanjutnya dalam acara Media Gathering Indonesia 2018 Asian Para Games, di Hotel Best Western Premier, Solo, Jawa Tengah. Ia menambahkan pada penyelenggaraan Asian Para Games kali ini terdapat cabang olahraga yang sangat menarik untuk disaksikan, salah satunya ialah Boccia. “Bahkan kami sampai melakukan studi banding untuk mempelajari Boccia. Nantinya cabang ini akan diikuti 14 negara dengan 83 atlet,” ungkapnya. Fanny juga menjelaskan untuk venue pertandingan, pihaknya memastikan sudah siap. “Untuk status venue, 90 persen siap. Tapi, ada beberapa yang dipercepat renovasinya seperti arena untuk cabang menembak (shooting) yang ada di kawasan Senayan. Dan, Minggu depan sudah mulai dikerjakan,” imbuhnya. “Untuk venue eks Asian Games, sudah tak ada masalah, mungkin beberapa venue yang masih kurang akan disiasati,” ucapnya. Mantan Deputi Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI ini berharap, Pelatnas Asian Para Games III/2018 yang saat ini dilakukan di Solo, Jateng, bisa segera bergeser ke Jakarta. “Kami inginnya, para atlet Indonesia di Asian Games III/2018, bisa segera berlatih di Jakarta, agar mereka bisa beradaptasi dengan venue yang ada di Jakarta,” tukas Fanny. Asian Para Games 2018 ini akan diselenggarakan di 11 venue terpisah. Meski begitu, hampir semua venue berlokasi di Jakarta. Komplek Gelora Bung Karno masih menjadi arena utama untuk sebagian besar cabang. Lokasi terjauh ada di Sirkuit Sentul yang akan mempertandingkan cabang Balap Sepeda Road Race. (Adt) Cabang Olahraga Asian Para Games III/2018: 1. Archery (21 negara, 128 atlet) 2. Atletik (39 negara, 714 atlet) 3. Badminton (18 negara, 156 atlet) 4. Boccia (14 negara, 83 atlet) 5. Chess (10 negara, 90 atlet) 6. Cycling (11 negara, 60 atlet) 7. Goalball (10 negara, 89 atlet/tim) 8. Judo (16 negara, 113 atlet) 9. Lawnball (6 negara, 54 atlet) 10. Powerlifting (27 negara, 166 atlet) 11. Shooting (19 negara, 109 atlet) 12. Swimming (26 negara, 275 atlet) 13. Tenpinbowling (11 negara, 134 atlet) 14. Tenis Meja (25 negara, 253 atlet) 15. Sittting Volleyball (10 negara, 145 atlet) 16. Wheelchair Basketball (12 negara, 190 atlet) 17. Wheelchair Fencing (10 negara, 77 atlet) 18. Wheelchair Tennis (9 negara, 52 atlet)

Dua Bulan Jelang Perhelatan Asian Para Games 2018, Sekitar 3.038 Atlet Disabilitas Sudah Terdaftar

Raja Sapta Oktohari (Ketua INASGOC), Tarek Souei (CEO of APC), Adiati Noerdin (3rd Vice Chairman of INAPGOC) saat memberikan Press Conference The 6th Coordination Commission Meeting, di Hotel Grand Melia, Jakarta, Sabtu (4/8). (Adt/NYSN)

Jakarta- Dua bulan jelang pesta olahraga atlet-atlet penyandang disabilitas di negara Asia (Asian Para Games 2018), sekitar 3.038 atlet sudah resmi mendaftarkan diri. Hal itu dikatakan Raja Sapta Oktohari, Ketua Panitia Pelaksanan Asian Para Games (INAPGOC) 2018. Ia menyampaikan dalam event Press Conference 6th Coordination Commission Meeting, di Jakarta, Sabtu (4/8). Dalam kesempatan itu, juga hadir Tarek Souei (CEO of Asian Paralympic Committee/APC), dan Adiati Noerdin (3rd Vice Chairman of INAPGOC). “Registrasi saat ini sudah terdaftar 3.038 atlet, dan 1.847 official serta 433 media asing. Selain itu, untuk kedatangan para atlet akan menggunakan terminal 2 dan 3 Bandara Soekarno-Hatta dengan dukungan jalur khusus dan ambulift untuk memperlancar proses akreditasi dan pemindahan atlet disabilitas,” ujar Okto, sapaan akrabnya. Pria kelahiran Jakarta, 19 Oktober 1975 itu menyebut akan terdapat sekitar 1.400 atlet yang menggunakan kursi roda (wheelchair), dan mereka nantinya akan langsung dijemput setibanya dari pesawat. “Para atlet dan official juga sudah mulai melakukan pengurusan visa di KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) di negara masing-masing,” lanjutnya. Okto menambahkan terkait publikasi media marketing akan ada strategi publikasi dan media sosial yang lebih masif dan interaktif pada September mendatang. “Ini sesuai arahan pemerintah agar kami gencarkan pada saat Asian Games 2018 selesai. Begitu juga dengan publikasi profile para atlet disabilitas untuk meningkatkan pengetahuan publik tentang Asian Para Games 2018,” terang putra dari Oesman Sapta Odang itu. “Kami siap melakukan eksposure besar-besar tak hanya soal Asian Para Games, tapi juga kesiapan Indonesia sebagai tuan rumah dan ramah terhadap penyandang disabilitas,” tegas Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) periode 2011-2014 itu. Sementara itu, Adiati menjelaskan Asian Para Games 2018 memberikan inspirasi terutama bagi para disabilits jika mereka mempunyai kesempatan yang sama dengan atlet lainnya. “Ini sangat menginspirasi bagi orang-orang yang berkebutuhan khusus dan mereka memiliki kesempatan yang sama seperti yang lainya,” tukas Adiati. (Adt)

Piala Dunia Usai, Ini Dia Rekomendasi Ajang Olahraga Lain Yang Gak Kalah Seru

Ajang Piala Dunia 2018 sudah berakhir, dengan perolehan Perancis sebagai juara kali ini. Untuk kedua kalinya mereka pun dapat mengangkat piala bergengsi ajang sepakbola internasional tersebut. Bagi kamu yang mengikuti terus pertandingan Piala Dunia, pasti final kemarin adalah moment-moment yang dinantikan dengan manis namun harus diterima dengan getir. Di satu sisi ingin cepat tau siapa juaranya, namun di sisi lain harus ucapkan selamat tinggal pada ajang empat tahunan tersebut. Setelah acara pertandingan Piala Dunia 2018 ini berakhir, lantas apa yang kamu tonton selanjutnya? Hm, tak perlu bingung, ini dia ada rekomendasi buat kamu beberapa ajang olahraga lain yang patut kamu saksikan.. Yuk disimak, catat tanggalnya.. Pertama, ada AFC U-19 Setelah timnas Garuda Muda tampil dengan maksimal dan berhasil meraih peringkat ketiga Piala AFF U-18 2018, kini selanjutnya akan ada ajang AFC U-19. Pertandingan  sepak bola yang digelar oleh konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) ini tentu akan menimbulkan sensasi yang tak kalah menarik dengan AFF. Istimewanya lagi, acara yang diselenggarakan dua tahun sekali ini akan berada di Indonesia,loh! tepatnya berada di tiga kota, yaitu Jakarta (Stadion Geleora Bung Karno), Bogor (Stadion Pakansari), dan Bekasi (Stadion Patriot Chandrabhaga), dari tanggal 18 Oktober sampai 4 November 2018. Kalau sebelumnya, kejuaraan AFC U-19 diselenggarakan di Bahrain dengan pemenang Jepang. Lantas, kalau tahun ini siapa ya yang akan juara? Semoga Indonesia! Asian Games 2018 Kalau yang satu ini, pasti kamu semua sudah tau bukan, atau malah jadi ajang yang kamu tunggu-tunggu ya? Untuk kedua kalinya, Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2018. Ajang olahraga terbesar se-Asia ini tentu tidak boleh kamu lewatkan begitu saja. Mungkin kamu juga bisa menyaksikan beberapa pertandingan secara langsung, seperti bulu tangkis, sepak bola, renang, atau lari. Tentu, bisa jadi hari yang seru dan menyenangkan. Ingat ya, Asian Games 2018 akan diselenggarakan pada tanggal 18 Agustus sampai 2 September 2018, dont miss it! Asian Para Games 2018 Tak sampai di ajang Asian Games saja, tahun 2018 ini Indonesia juga jadi tuan rumah dari Asian Para Games 2018. Ajang ini menjadi bukti bahwa para difabel mampu di pertandingan dan dapat berkompetisi juga dalam bidang olahraga. Acara ini berlangsung dari tanggal 8 Oktober sampai 16 Oktober 2018. Jangan sampai ketinggalan, sobat muda NYSN.. Yuk, sebelum tanggal dimulai, kita euforiakan lagi semangat dan kemeriahan Asian games dan Asian Para Games 2018. Dikatakan Imam Narawi selaku Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) berharap bahwa euforia masyarakat Indonesia harus lebih meriah lagi seperti halnya masyarakat rusia yang benar-benar menggelorakan semangat Piala Dunia. Apakah kamu siap? Nah, dari ketiga rekomendasi ajang pertandingan di atas, bisa dikatakan itu adalah bukti diri bahwa ternyata Indonesia memang bisa dan bangsa ini harus berbangga karena telah mampu menjadi tuan rumah dari tiga pertandingan olahraga bertaraf internasional. Yey, semangat menonton, semangat Indonesia!       (Tribunnews)

Selain Fokus Pelaksanaan, Demi Asian Para Games 2018 INAPGOC Beri Kursi Pijat Bagi Wartawan

Tes Event Asian Para Games 2018 menjadi bahan evaluasi yang sangat krusial bagi INAPGOC, jelang penyelenggaraan Asian Para Games 2018. (Ham/NYSN)

Jakarta- Indonesia Para Games Invitational Tournament 2018 cabang olahraga (cabor) Bulutangkis usai dilaksanakan, sejak Rabu hingga Kamis (27-28/6), yang digelar di Istora Senayan, Jakarta. Ditengah berlangsungnya event, dilaksanakan pula pertemuan di Conference Room, Main Press Centre, Stadion Utama Gelora Bung Karno, pada Kamis (28/6). Pertemuan ini dihadiri Taufik Yudi Mulyanto selaku Deputi I INAPGOC, juga Direktur Sport INAPGOC yakni Fanny Riawan, dan Tina Talisa dari Divisi Media dan PR. Beberapa hal diantaranya dibahas terkait pelaksanaan test event cabor bulutangkis yang telah berlangsung, hingga evaluasi sarana dan prasarana untuk atlet, pengunjung maupun media. Taufik Yudi mengawali diskusi dan membahas perihal teknis pelaksanaan event cabor bulutangkis, yang digelar di Istora Senayan. “Sejak hari pertama, banyak yang didapat, diantaranya yakni teknis di lapangan,  aturan dan regulasi, jadwal pertandingan, tata cara pelaksanaan, hingga proses manajer meeting” ungkap Taufik. Dari sisi venue, ia meyakinkan jika pihaknya berusaha seoptimal mungkin, guna mempermudah akses para atlet VIP, dan penonton yang membutuhkan penanganan khusus. “Bulutangkis bisa dijadikan pelajaran untuk tes event cabor renang, atletik, dan whellchair basket. Bertepatan dengan akan berlangsungnya Truamen Bulutangkis Indonesia Open, INAPGOC juga akan mempelajari pelaksaan teknis dari event itu,” tambah pria pemilik gelar Magister Ilmu Pendidikan ini. Hal lain yang menjadi tantangan paling mendesak untuk diperhatikan yakni persiapan wasit berlisensi, venue lapangan, dan koordinasi lintas divisi terkait. Direktur Sport INAPGOC, Fanny Riawan memaparkan penjelasannya. Menurutnya, klasifikasi wasit perlu dilakukan, guna menyeleksi wasit yang potensial. “Ya termasuk klasifikasi atlet, sebelum mereka bermain. Contohnya adalah klasifikasi jenis kecacatan si atlet. Tidak mungkin yang cacat bagian tangan, akan ditandingkan dengan yang cacat bagian kaki,” jelas Fanny. Selain itu, persiapan venue tak hanya untuk event pertandingan saja. Ia mengatakan mobilisasi penonton perlu diperhatikan. Sebab momen ini menjadi faktor kesadaran, agar masyarakat paham ada atlet yang kondisinya tak sempurna secara fisik. Sedangkan Tina Talisa selaku Divisi Media & PR, turut memaparkan jumlah jurnalis yang mendaftar, dan evaluasi sarana penunjangnya. “Ekspetasi kami ada 200 jurnalis, namun yang mendaftar ternyata mencapai 279 orang, padahal pelaksanaan registrasi kurang dari 10 hari. Penyediaan layanan di Media Press Centre dan venue, betul-betul kami perhatikan. Fasilitas penunjang, suasana kerja yang baik, makanan, bahkan kursi pijat, kami sediakan. Harapan kami, ini bisa menambah semangat bagi kinerja teman-teman wartawan,” tutup Tina. (Ham)

Pebulutangkis Disabilitas 20 Tahun Asal Jabar, Juarai Tes Event Indonesia Para Games 2018

Atlet Disabilitas Bulutangkis asal Jawa Barat, Dheva Anrimusthi (biru), menjuarai Test Event Asian Para Games 2018 cabang Bulutangkis. (Pras/NYSN)

Jakarta- Final cabang olahraga (cabor) bulutangkis kategori SU 5, dalam lanjutan Indonesia Para Games Invitational Tournament 2018 di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (28/6), mempertemukan atlet asal Jawa Barat, Dheva Anrimusthi, melawan Suryo Nugroho dari Jawa Tengah. Pada babak pertama, Dheva langsung menggebrak dari awal pertandingan. Atlit Jabar ini mampu membungkam andalan Jateng 5-0. Namun, Suryo merangkak naik memperkecil ketertinggalan menjadi selisih satu angka pada skor 7-6. Namun, hingga jeda set pertama, Suryo tak mampu melampaui angka Dheva. Skor jeda set pertama yakni 11-9. Selepas itu, Dheva semakin percaya diri dan menjauh hingga selisih empat angka 14-10. Upaya demi upaya memangkas ketertinggalan oleh Suryo terjadi di angka 15-15. Hingga pada akhirnya Suryo unggul 15-16. Persaingan makin ketat lantaran set pertama harus ditentuka deuce point. Dan ketangguhan Dheva di set pertama membuatnya menang dengan skor 24-22. Memasuki babak kedua begitu berbeda dengan babak pertama saat Dehva unggul cepat diawal permainan. Di babak kedua, poin demi poin tak lebih berselisih satu angka dan bertahan hingga jeda set babak kedua dengan skor 11-10. Beberapa menit setelah jeda set kedua, Suryo tancap gas mengambil serangan cepat dengan mengubah skor 14-12. Dheva tak tinggal diam, ia memutarbalikkan keadaan menjadi 18-15. Tetapi, permainan belum berakhir. Set kedua kembali ditentukan lewat drama deuce point. Dheva yang lebih konsentrasi, akhirnya sukses menutup set kedua ini dengan skor kemenangan 23-21. Sebelum melangkah ke final, Dheva menyingkirkan wakil asal Jawa Timur, Oddie W, lewat pertarungan dua set langsung. Sedangkan sang lawan, Suryo, juga unggul dua set langsung atas wakil asal Jawa Barat, Hafiz Briliansyah, dengan skor 21-17 dan 21-16. Usai laga final, Dheva buka suara mengenai hasil pertandingannya. “Alhamdulillah bisa menang. Tapi ya intinya Tes Event ini merupakan ajang uji lapangan buat kami, sebelum tampil di turnamen sesungguhnya nanti”, ujar pemuda kelahiran 5 Desember 1998 ini, Kamis (28/6). Ia mengaku jika pertemuan dengan Suryo ini tak berbeda seperti ajang latihan. Mereka sudah sering melakukannya, di momen latihan maupun turnamen. “Saya sering bertemu dengan Suryo, karena kita juga kan latihan dan main bareng,” pungkas atlit disabilitas binaan Klub bulu tangkis Sangkuriang Graha Sarana (SGS), Bandung, Jawa Barat. (Dre)

Hadapi Asian Para Games 2018, Pebulutangkis Difabel M. Subhan Asal Banten Fokus Genjot Fisik

Atlet difabel cabor bulutangkis asal provinsi Banten, Muhammad Subhan, tampil di Indonesia Para Games Invitational Tournament 2018, pada Rabu (27/6). (Ham/NYSN)

Jakarta- Sejumlah atlet difabel Indonesia terus mematangkan persiapan jelang Asian Para Games, pada 6-13 Oktober 2018. Salah satunya, atlet bulutangkis asal provinsi Banten, Muhammad Subhan. Ia fokus pada pembenahan fisik, mengingat lawan yang akan dihadapi dipastikan memiliki fisik yang prima. “Dibanding negara-negara lain, untuk persiapan di Asian Para Games nanti, kami yang masih kurang adalah soal fisik. Makannya, saat ini yang digenjot itu masalah fisik,” ujar Subhan, usai melakoni laga menghadapi wakil DKI Jakarta, Chandra Yuda. Ia menang dua gim langsung, 21-15, dan 21-15, pada tes event bertajuk ‘Indonesia Para Games Invitational Tournament’ cabang Para Bulutangkis, di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (27/6). Pria kelahiran Bangka Belitung, 10 Desember 1986 itu, mengungkapkan para atlet difabel hingga kini masih menjalani pemusatan latihan nasional (Pelatnas), di Solo, Jawa Tengah, yang dimulai sejak awal tahun ini. “Kami latihan setiap hari dari Senin sampai Sabtu. Seminggu itu cuma dua kali ke lapangan. Sisanya lebih banyak penguatan fisik,” lanjutnya. Di Asian Para Games 2018, Subhan mentargetkan bisa meraih peringkat 4. Bukan tanpa alasan, menurutnya, negara seperti Korea, China, dan Jepang masih menjadi yang terkuat di kawasan Asia. “Untuk peringkat 1 dan 2 masih dipegang Korea. Kalau peringkat 3-4 itu China dan Jepang. Selama di Pelatnas harus ada peningkatan. Insya Allah bisa kasih yang terbaik dan mencapai target di Asian Para Games 2018, apalagi Indonesia tuan rumah,” tukas Subhan. (Adt)

Indonesia Para Games Invitational Tournament Dibuka, INAPGOG Uji Kesiapan Sistem dan SDM Hadapi Asian Para Games 2018

Ketua Umum INAPGOC, Raja Sapta Oktohari, jadi inspektur upacara saat seremonial pengibaran bendera 13 negara peserta 'Indonesia Para Games Invitational Tournament', di pelataran wisma atlet, Kemayoran, Jakarta, Selasa (26/6). (Adt/NYSN)

Jakarta- Acara seremonial pengibaran 13 bendera negara peserta di pelataran wisma atlet, Kemayoran, Jakarta, Selasa (26/6) sore, menjadi penanda dibukanya gelaran test event bertajuk ‘Indonesia Para Games Invitational Tournament’, pada 27 Juni – 3 Juli 2018. Event yang digelar di Komplek Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta itu akan mempertandingkan lima cabang olahraga yakni atletik, bulutangkis, renang, tenis meja, dan bola basket kursi roda. Dari lima cabang tersebut, atletik, bulutangkis, renang, dan basket kursi roda masuk dalam kategori invitasi. Sedangkan tenis meja masuk dalam kategori sanction, yakni event tersebut diakui oleh Federasi International sebagai babak kualifikasi untuk Paralympics. Raja Sapta Oktohari, Ketua Panitia Pelaksana Indonesia Asian Para Games (INAPGOC) 2018, menyebut gelaran ‘Indonesia Para Games Invitational Tournament’ akan menjadi sarana menguji sistem dan sumber daya manusia (SDM) INAPGOC sebagai bekal menghadapi Asian Para Games 2018, Oktober mendatang. “Di test event ini, kami ingin mendapatkan feedback sebagai bahan rujukan untuk pelaksanaan Asian Para Games 2018, pada Oktober nanti. Dan, hari ini di Wisma Atlet kami mengibarkan 13 bendera negara peserta ‘Indonesia Para Games Invitational Tournament’,” ujar pria yang akrab disapa Okto itu. Pria berusia 42 tahun itu menjelaskan pihaknya fokus pada tiga parameter, yakni sport, wisma atlet, dan transportasi. Sebab, lanjutnya, ketiga hal itu menjadi fokus evaluasi setiap melaksanakan pertemuan dengan Asian Paralympic Committee (APC). “Seperti transportasi, kami akan menguji sistem dari kedatangan, setelah itu diantar ke wisma atlet, lalu diantar ke tempat mereka latihan dan bertanding, dan akhirnya diantar kembali ke tempat dimana nantinya mereka akan kembali ke negara masing-masing,” tutur putra dari Oesman Sapta Odang itu. Tak hanya itu, pihaknya juga berkoordinasi dengan stakeholder, utamanya Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) guna meyakinkan bahwa Indonesia harus siap menjadi negara yang ramah bagi penyandang disabilitas. “Untuk itu kami menjalin komunikasi yang sangat intens dengan Pemprov (Pemerintah Provinsi) DKI Jakarta, begitu juga dengan stakeholder lainnya guna memastikan bahwa Indonesia bisa jadi tuan rumah yang baik,” tutup Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) periode 2011-2014 itu. (Adt)

Waspadai Teror, Pemerintah Segera Sediakan Pengamanan Khusus Atlet Asian Games 2018

Petugas Densus 88 tengah berjaga di sekitar rumah terduga teroris di Kawasan Perumahan Kunciran Indah pada akhir pekan lalu. (kompas.com)

Jakarta- Kurang dari tiga bulan pesta multievent negara-negara se-Asia bakal dihelat di Jakarta-Palembang. Demi mewaspadai aksi teror yang marak, pemerintah dipatikan bakal menerapkan pengamanan khusus terhadap atlet yang berlaga di ajang Asian Games 2018, Agustus-September mendatang. “Sejumlah aksi terorisme terjadi di dalam negeri. Berkaca dari kasus ini, Kemenpora melaporkan kesiapan penyelenggaraan Asian Games dan Asian Para Games 2018,” ujar Gatot S. Dewa Broto (Sekertaris Menteri Pemuda dan Olahraga) usai Rapat Koordinasi Khusus (Rakorsus) terkait Penanganan Terorisme di Kemenko Polhukam, pekan ini. Dalam rapat itu, ungkap Gatot, pihaknya memaparkan soal kepastian jam keberangkatan dari bandara menuju venue pertandingan. Ia juga menyebut harus ada kepastian transportasi lancar serta adanya jaminan keamanan yang representatif dari bandara menuju venue. “Pada saat menjelang dan saat pertandingan, aparat keamanan tetap hadir, sehingga para atlet tetap nyaman dan tak ada masalah,” imbuh pria yang pernah menjabat Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora itu. Dikatakannya, para atlet mendapatkan perlindungan keamanan khusus usai pertandingan, serta saat kepulangan menuju wisma atlet. Selain itu, tambah Gatot, kegiatan lain yang dilakukan atlet harus tetap memperoleh perlindungan keamanan dari pihak penyelenggara. “Apabila ada ancaman yang mengakibatkan hilangnya konsentrasi atlet, maka panitia penyelenggara harus bisa dianggap dan mampu menjamin keamanan penyelenggaraan pesta olahraga,” tuturnya. “Selain itu, rute konvoi merupakan area terbuka, sehingga menuntut adanya proses pengamanan khusus yang terhitung efisien dan efektif,” tukas pria kelahiran Yogyakarta pada 1961 itu. Sementara itu, Kepolisian Republik Indonesia siap menerjukan banyak personelnya untuk mengamankan Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang. Untuk tim cadangan saja, akan ada 22 ribu anggota pasukan yang disiapkan oleh Polda Metro Jaya. Sedangkan di Palembang sebanyak 3 ribu personel. Penambahan tim cadangan ini juga sekaligus menjadi respon atas serangkaian aksi teror yang terjadi baru-baru ini di Indonesia. Polri ingin memastikan tiap peserta Asian Games mendapat pengamanan penuh. “Untuk mengantisipasi kondisi terakhir, kita akan lihat kondisi fluktuatif ke depan bagaimana. Tentu kekuatan cadangan disiapkan sekitar 22 ribu pasukan. Itu untuk di Jakarta saja,” kata Chef de Mission Indonesia untuk Asian Games 2018, Komisaris Jenderal Syafruddin, akhir pekan ini. Pengamanan tak hanya selama pertandingan berlangsung. Parade obor (torch relay) yang akan digelar di 18 provinsi pun akan mendapat pengawalan penuh. Pengamanan pun tak hanya sebatas fisik saja namun juga di tahap teknologi informasi (IT). Sebelumnya Kapolri Tito Karnavian mengatakan tim utama yang akan diturunkan untuk mengamankan penyelenggaraan turnamen multi event itu sebanyak 36 ribu. Itu baru dari Polri saja dan belum menghitung jumlah personel dari Tentara Nasional Indonesia. Syafruddin mengatakan, pengamanan ini sudah sesuai standar internasional. Apalagi di upacara pembukaan (opening ceremony) pada 18 Agustus 2018, sejumlah pemimpin Asia akan ikut hadir. “Untuk VVIP itu tanggung jawab TNI dan di-backup Polri. Sedang pengamanan rutin tanggung jawab Polri yang di-back up oleh TNI,” kata Syafruddin. Asian Games 2018 akan berlangsung dari 18 Agustus hingga 2 September 2018. Setidaknya 15 ribu atlet akan bertanding di dua kota, yakni Jakarta dan Palembang. (Adt)

Apresiasi Kinerja INAPGOC, Menpora : Tak Hanya Peringkat, Ini Soal Kemanusiaan dan Menghargai Perbedaan

Menpora Imam Nahrawi menghadiri Rapat Pleno Panitia Nasional Indonesia Asian Para Games Organizing Committee (INAPGOC) 2018, di Hotel Bidakara, Jakarta, Sabtu (19/5). (Adt/NYSN)

Jakarta- Imam Nahrawi, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), mengapresiasi kinerja Panitia Pelaksana Indonesia Asian Para Games 2018 (INAPGOC) dalam mempersiapkan pesta multievent olahraga untuk para atlet penyandang disabilitas. “Asian Para Games juga harus sukses. Sukses sebagai penyelenggara, sukses prestasi, sukses ekonomi, dan sukses administrasi. Namun, yang harus ada pada Asian Para Games yaitu sukses legacy,” ujar Imam saat menghadiri Rapat Pleno INAPGOC 2018, di Hotel Bidakara, Jakarta, Sabtu (19/5). Menteri asal Bangkalan, Madura, Jawa Timur itu, mengajak seluruh masyarakat untuk mendoakan agar seluruh panitia INAPGOC bisa bekerja lahir batin. Karena, sebut Imam, menjadi panitia penyelenggara Asian Para Games itu butuh penanganan, kekuatan, dan kesabaran lebih. “Asian Para Games bukan semata-mata perbaikan peringkat atau prestasi, tapi ini soal kemanusiaan dan soal menghargai perbedaan serta adanya pengakuan bahwa Indonesia adalah negara yang ramah disabilitas. Termasuk di dalamnya persamaan bonus seperti halnya atlet Asian Games,” tegas Imam. Sementara, Raja Sapta Oktohari, Ketua Umum INAPGOC, menyebut Asian Para Games edisi ketiga ini bakal diikuti 43 negara, dengan 3.200 atlet, dan 1.500 official, dan terdapat 1.300 atlet yang menggunakan kursi roda. Selain itu, tambah pria yang akrab disapa Okto, Asian Para Games mempertandingkan 18 cabang olahraga, serta ada cabang olahraga baru yang dipertandingkan pada gelaran kali ini yakni catur. “Dalam perhitungan kalender panitia mempersiapkan Indonesia Para Games Invitational Tournament 27 Juni- 3 Juli, yang mempertandingkan 5 cabang olahraga yakni Para Atletik, Para Badminton, Para Swimming, Para Table Tenis, serta Wheelchair Basketball,” terang Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Ikatan Sepeda Sport Indonesia (ISSI) itu. “Memang waktunya sangat singkat, tapi kami sudah siap. Sedangkan untuk athlete village sudah dibuka pada H+3 lebaran. Intinya kami persiapkan semuanya sesuai dengan jadwal,” tukas Okto. (Adt)

Pembinaan Atlet Paralympian Di Daerah Minim, Pelatih : Kami Harus Mulai Dari Nol

Trio pelatih tim voli putri paralympic Indonesia yakni Achmad Suparto, Deddy Whinata, dan Matsuri akan diuji pada Asian Para Games 2018, Oktober. (Kemenpora)

Jakarta- Tiga pria asal Sumenep, Madura, Jawa Timur, yakni Achmad Suparto, Deddy Whinata dan Matsuri, dipercaya menjadi pelatih tim voli Paralympic Indonesia. Bagi trio Madura ini tak mudah menjadi pelatih atlet disabilitas. Kesulitan terbesar yang mereka hadapi adalah saat memompa mental dan percaya diri atlet yang sebagian besar memiliki keterbatasan fisik. Deddy mengatakan melatih atlet voli paralympian sangat berbeda dengan dengan atlet voli biasa. Terutama, dalam pergerakan tubuh. Sementara, menurutnya, pergerakan dan teknik dasar dalam permainan voli duduk, sangat berbeda dengan voli biasa. “Kami melatih mereka dari dasar, karena teknik pergerakan tubuh, sangat penting dalam pertandingan. Sementara pembinaan atlet paralympian di daerah sangat minim. Jadi kami harus memulainya dari nol,” ujar Dedy usai laga kontra Kazakhstan, Rabu (9/5), dalam Kejuaraan Dunia ParaVolley Wanita 2018 di Chengdu, China, 7-12 Mei. Deddy menyebut ketika di lapangan, peran pelatih sangat penting untuk menentukan hasil pertandingan. Untuk itu, Deddy bersama pelatih lainnya, selain meracik strategi untuk meraih kemenangan, juga kerap mengontrol kondisi mental pemain. Sebab, masalah mental, ungkap Deddy, merupakan pondasi utama bagi pemain menghasilkan pertandingan yang baik. “Kalau semangat mereka sangat antusias dalam melaksanakan program latihan yang sudah diterapkan pelatih. Hanya saat bertanding, kami seringkali membangun mental mereka dengan semangat bertanding,” cetusnya. “Kadang mereka dilihat orang jadi kecil hati dan berpengaruh terhadap mental mereka di lapangan. Jadi mengontrol mental mereka, saya akui menjadi masalah utama yang harus diperhatikan dengan baik,” urai Deddy. Tampil di event internasional ini dikatakan Deddy sangat penting membangun mental pemain. Ia melanjutkan tiga pertandingan pertama sangat terlihat mental anak asuhnya turun ketika menghadapi tim-tim besar seperti China, Ukraina dan Jepang. “Kami tak mematok target pada kejuaraan ini. Kami ingin menguji mental para pemain menghadapi tim kuat seperti China atau Rusia. Hasilnya jadi bekal kami di Asian Para Games 2018,” timpal Achmad. Sedangkan kiprah trio pelatih tim voli putri Paralympic Indonesia ini diuji pada Asian Para Games pada Oktober mendatang. Dedy dan Achmad yang sudah memiliki lisensi pelatih ParaVolley level I Internasional ini, diharapkan bisa memberikan kontribusi besar untuk tim Indonesia. “Kami bertiga yakin bisa memberikan yang terbaik untuk tim voli putri paralympic Indonesia di Asian Para Games nanti. Apalagi kami nanti menyandang predikat sebagai tuan rumah,” tutup Dedy. (Adt)

Kontes Modif Mobil Turut Dukung Atlet Indonesia di Asian Games dan Asian Para Games 2018

Industri otomotif beri dukungan untuk atlet indonesia yang tampil di Asian Games 2018, dengan menggelar evet Kontes modifikasi mobil MB Tech Auto Live Battle 2018. (kemenpora)

Jakarta- Kontes modifikasi mobil MB Tech Auto Live Battle 2018 turut menjadi rangkaian road show Sukses Atlet Indonesia di 6 Kota (Bandung, Bali, Yogyakarta, Surabaya, Palembang dan Jakarta) sebagai ajang untuk mendukung atlet Indonesia di Asian Games dan Asian Para Games 2018. Kontes modifikasi dilaunching pada 14 April di Halaman Kantor Kemenpora, Jakarta dengan 3 kelas pembeda yakni kelas Jenderal (pro), Kolonel (rookie) dan Kelas MB Tech Award dengan 45 kategori penilaian. Launching itu sekaligus berbarengan dengan pra event Asian Games yakni penggelindingan bola berdiameter 3,5 meter dan pengumpulan tanda tangan dukungan rakyat untuk doa dan sukses atlet Indonesia. Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Mulyana menyampaikan, even modifikasi mobil MB Tech Auto Live Battle 2018 adalah non APBN tetapi yang terpenting adalah dukungan dan doa untuk atlet Indonesia. “Even ini adalah murni non APBN dan dikerjakan oleh orang yang sangat kreatif dan inovatif tujuan mulianya adalah doa, dukungan dan kepedulian untuk atlet Asian Games dan Asian Para Games 2018 agar meraih prestasi untuk bangsa,” ujarnya saat jumpa pers di Media Center Kemenpora, Jumat (13/4). Selain kontes modikasi mobil lanjutnya, juga ada penggelindingan bola raksasa berukuran 3,5 meter yang juga akan digelindingkan di 34 provinsi. “Bola raksasa pertama jadwalnya akan digelindingkan pada 22 April, dilanjutkan di semua provinsi sebelum pembukaan Asian Games,” tambah Plt. Asdep Industri dan Promosi Sandi Hasan. Nantinya, pada kulit bola itu akan terdapat tanda tangan masyarakat, dengan target 1 juta tanda tangan dalam bentangan kain sepanjang 300 meter, lalu target tanda 4 juta tanda tangan, dan 50 juta tanda tangan di media sosial. Sebelumnya, bola raksasa secara simbolis, akan ditanda tangani oleh Presiden Joko Widodo, di Istana Negara, pada Senin (16/4). Setelah itu bola akan digelindingkan pertama kali di Jakarta dan Bandung, pada Minggu (22/4). Sementara, Ketua Panitia Penyelenggara Hartono Sufi selaku perwakilan dari Pengurus Pusat Ikatan Motor Indonesia (PP IMI), turut menyampaikan bila pihaknya memiliki niat membantu pemerintah mensukseskan Asian Games dan Asian Para Games 2018. “Kami memiliki niat untuk membantu negara mempromosikan atlet Asian Games dan Asian Para Games memalui even otomotif ini. Yang terpenting disini tak ada APBN murni sponsor terutama MB Tech dan saat launching dihadiri 120 ketua komunitas otomotif juga akan ada penempelan stiker di ribuan mobil,” ujarnya. (Art) Jadwal Kontes MBtech Auto Live Battle 2018 : 21-22 April, Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat 5-6 Mei, Lapangan Niti Mandala Renon, Denpasar, Bali 12-13 Mei, Lapangan Gading, Yogjakarta 30 Juni – 1 Juli, Sirkuit Bung Tomo, Surabaya, Jawa Timur 21-22 Juli, Stadion Gelora Jakabaring, Palembang, Sumsel TBA (to be announced): Jakarta

Tunjuk Wakil Jaksa Agung Jadi CdM APG 2018, Sesmenpora : Punya Kompetisi Soal Anggaran

INAPGOC gelar Chefs de Mission Seminar Asian Para Games 2018, di Kawasan Senayan, Jakarta, selama dua hari. (Adt/NYSN)

Jakarta- Pemerintah melalui Sekertaris Menteri Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora), Gatot S. Dewa Broto, mengumumkan Chefs de Mission (CdM) Kontingen Indonesia di Asian Para Games (APG) 2018 adalah Wakil Jaksa Agung RI, Arminsyah. “Saya kemarin siang ditugaskan Menpora (Imam Nahrawi), menemui Wakil Jaksa Agung, dan mengantarkan surat permohonan kepada Jaksa Agung untuk mengizinkan Wakil Jaksa Agung sebagai CdM Asian Para Games 2018,” ujar Gatot didampingi Raja Sapta Oktohari (Chairman INAPGOC). Selain Okto, Gatot juga didampingi Majid Rashed (Presiden Paralympic Committee) saat acara Chefs de Mission Seminar Asian Para Games, di Kawasan Senayan, Jakarta, Rabu (11/4). “Beliau memiliki leadership, kompetensi dalam hal penggunaan anggaran, dan sudah tidak asing di dunia olahraga,” lanjutnya. Ia menyebut gelaran APG 2018 merupakan pekerjaan besar, antara pemerintah pusat, INAPGOC, pemerintah DKI Jakarta, serta berbagai pihak saling bahu membahu guna mensukseskan salah satu event bersejarah di Tanah Air itu. “Okto tidak sendiri. Pemerintah pusat, pemerintah DKI dan berbagai pihak akan bahu membahu demi suksesnya Asian Para Games yang akan menjadi sejarah besar bangsa Indonesia,” tambahnya. Sementara, Okto, mengatakan pihaknya berkomitmen menjadi tuan rumah yang baik bagi seluruh atlet yang bertanding pada Asian Para Games 2018, sekaligus penyelenggara yang sukses dari semua aspek. “Misi yang kita emban sebagai tuan rumah adalah menjadikan Indonesia secara umum atau Jakarta secara khusus, menjadi negara atau kota yang ramah difabel, serta memberikan legacy yang baik terutama kepada atlet ataupun komunitas difabel,” tutur Okto. Acara yang digelar selama dua hari itu dihadiri Chefs de Mission dari 29 negara yang akan berpartisipasi pada Asian Para Games 2018, dari 43 negara yang akan berpartisipasi di ajang multi-event bagi atlet difabel. (Adt)

Asian Para Games 2018, Tiga Ribu Atlet Disabilitas Akan Padati Gelora Bung Karno

Asian Para Games

Asian Para Games (APG) 2018 akan dilaksanakan setelah perhelatan Asian Games 2018 di Indonesia. Asian Para Games (APG) diperuntukan bagi atlet penyandang disabilitas se-Asia. Wakil Ketua Umum Indonesia 2018 Asian Para Games Organizing Committee (INAPGOC), Sylviana Murni menjelaskan, APG merupakan event terbesar dan membutuhkan dukungan dari berbagai pihak untuk memberikan hasil yang maksimal. “Acaranya sendiri akan dilaksanakan pada tanggal 6-13 Oktober 2018. Diperkirakan akan ada 3.000 atlet penyandang disabilitas yang akan bertanding. Menerima sebanyak 3.000 tamu bukan hal yang mudah dan membutuhkan dukungan berbagai pihak agar memberikan hasil yang maksimal,” paparnya seperti dikutip tribunnews.com. Sementara itu, Walikota Jakarta Pusat, Mangara Pardede sangat yakin Gelora Bung Karno bisa bersahabat dengan para atlet. “Salah satu syarat untuk ditunjuk menjadi tuan rumah Para Games adalah venue-nya harus ramah disabilitas, begitu juga fasilitas-fasilitasnya. Komplek Gelora Bung Karno saya pikir sudah ramah bagi disabilitas,” ujar Mangara.(pah/adt/tbn)