Yonex Sunrise BWF World Junior Championships 2017, Rinov Dan Erich Menjadi Satu-Satunya Harapan Indonesia

ldy-Yeremia Erich Yoche Yacob_wjc2017_perorangan_19-10_2

Setelah pasangan Muhammad Shohibul Fikri/Adnan Maulana harus mengakui kekalahan oleh Korea dengan skor 9-21 dan 18-21, kini Rinov Rivaldy/Yeremia Erich Yoche Yacob menjadi satu-satunya harapan pada kategori ganda putra untuk maju ke babak perempat final, pada ajang Blibli.com Yonex Sunrise BWF World Junior Championships 2017. Kemenangan Rinov/Yeremia berhasil diraih setelah menaklukkan pemain andalan asal India, Krishna Prasad Garaga/Dhruv Kapila dengan skor 21-17 dan 21-17. Meskipun sebenarnya mereka lebih difokuskan untuk ganda campuran, tetapi Rinov/Yeremia mengaku siap untuk menjadi harapan Indonesia dan keduanya akan berjuang dengan maksimal. “Meskipun latihan ganda putra tidak terlalu maksimal, tetapi kami ingin berusaha menampilkan permainan terbaik saja di babak berikutnya. Yang pasti kami akan tetap fokus di dua nomor tesebut, apalagi menjadi ganda putra satu-satunya yang tersisa, kami semakin termotivasi”, tutur Yeremia yang dilansir pada djarumbadminton.com. Yeremia juga menambahkan, bahwa permasalahan fisik yang terkuras harus memiliki persiapan untuk hari-hari berikutnya dan kelelahan bukanlah alasan. “Kalau masalah fisik pastinya semakin hari semakin terkuras, tapi kami sudah mempersiapkan kemungkinan seperti ini sejak jauh-jauh hari, jadi tidak akan ada alasan kelelahan atau sebagainya, pokoknya main semaksimal mungkin,” ucap Yeremia. Pada babak perempat final nanti Rinov/Yeremia akan berlaga melawan ganda putra asal Taipei Chuang Pu Sheng/Lin Yu Chieh, yang sebelumnya telah menaklukkan dengan 3 game pasangan Christopher/Matthew Grimley asal Skotlandia dengan skor 20-22, 21-17, dan 21-16. (put/adt)

Wakil Indonesia Akan Bertemu Di Perempat Final Yonex Sunrise BWF World Junior Championships 2017

Gregoria Mariska Tunjung_wjc2017_perorangan_19-10_1

Laga Blibli.com Yonex Sunrise BWF World Junior Championships 2017 yang berlangsung hari ini di GOR Among Rogo, Yogyakarta sudah memasuki babak perempat final. Namun yang menarik dari tim Indonesia adalah dua wakil Indonesia pada kategori tunggal putri, yaitu Gregoria Mariska Tunjung dan Aurum Oktavia Winata yang akan bertemu dan memperebutkan posisi untuk semifinal. Seperti yang dilansir pada djarumbadminton.com kemarin, Gregoria akan siap menghadapi pertandingan hari ini walaupun ia sempat kurang fit. Ia juga tidak memiliki strategi khusus untuk melawan Aurum karena sudah mengetahui cara bermainnya. “Untuk pertandingan besok tentunya saya siap untuk menghadapinya. Habis ini saya akan istirahat, jaga makan, dan minum obat yang sudah dianjurkan. Untuk besok tidak ada strategi khusus lawan Aurum, soalnya kita sudah sama-sama tahu kelebihan dan kekurangannya. Yang pasti saya akan berusaha semaksimal mungkin, karena Aurum pun pasti ingin menang di pertandingan besok” ungkap Gregoria. Pada pertandingan sebelumnya, Gregoria melewati 3 game melawan Wang Zhiyi asal Tiongkok dan berhasil menang dengan skor 21-18, 19-21 dan 21-12. Sedangkan Aurum berhasil menaklukkan pemain Vietnam, Thi Anh Thu Vu dengan skor 21-13 dan 21-9. Kini keduanya akan berlaga pada babak 8 besar Yonex Sunrise BWF World Junior Championships 2017. (put/adt)

Tiga Pasangan Ganda Putra Indonesia Lolos Ke Babak Ketiga Yonex Sunrise BWF WJC 2017

hibul Fikri dan Adnan Maulana_wjc2017_perorangan_17-10_5

Tiga pasangan ganda putra Indonesia pada ajang Blibli.com Yonex Sunrise BWF World Junior Championships 2017 yang sedang diadakan di Yogyakarta, berhasil masuk ke babak ketiga. Mereka adalah Muhammad Shohibul Fikri/Adnan Maulana, Ade Bagus Sapta Ramadhany/Ghifari Anandaffa Prihardika dan Rinov Rivaldy/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan. Seperti yang dilansir pada situs djarumbadminton.com, pasangan Adnan/Fikri lebih tenang dalam bermain dan mampu menguasai keadaan. “Hari ini mainnya sudah lebih rileks dan tidak tegang. Kami sudah mulai terbiasa dan tidak ada kendala berarti. Kami menjaga no lobnya aja karena mereka bagus di sana” ungkap Adnan. Mereka optimis akan lolos ke babak semifinal dan akan memberikan yang terbaik dalam babak ketiga. “Besok kasih yang terbaik saja. Main lebih safe karena tadi masih banyak mati sendiri. Target awal saat ini semifinal dulu, semoga nanti bisa juara” ucap Fikri. Dalam babak kedua, pasangan Adnan/Fikri mengalahkan pasangan dari Belgia dengan skor 21-15 dan 21-15 dan akan bertemu dengan Robert Cybulski/Tymoteusz Malik pasangan asal Polandia. Selain Adnan/Fikri, pasangan Rinov/Yeremia akan bertemu dengan Jepang setelah menaklukkan Chow Hin Long/Mak Pak Ngai asal Hongkong. Sedangkan pasangan Ade/Ghifari akan bertemu perwakilan dari China, Di Zijian/Wang Chang setelah mengalahkan Mathieu Morneau/Nicolas Nguyen pasangan ganda putra dari Kanada. Itu dia tiga pasangan ganda putra Indonesia yang lolos ke babak ketiga Yonex Sunrise BWF WJC 2017.(put/adt)

Tunggal Putri Indonesia Berhasil Kantongi Tiga Tiket Untuk 16 Besar

thumb-Aurum Oktavia Winata_wjc2017_perorangan_16-10_6

Menyusul keberhasilan dari pasangan ganda putra, 3 tunggal putri Indonesia lolos ke babak 16 besar dalam ajang Blibli.com Yonex Sunrise BWF World Junior Championships 2017 yang kini berlangsung di GOR Among Rogo, Yogyakarta. Kemenangan diawali oleh Gregoria Mariska Tunjung yang menaklukkan Korea dengan skor 21-9 dan 21-5. Disusul oleh Aurum Oktavia Winata yang menang atas Malaysia dengan skor 21-12 dan 21-6. Di tutup dengan tunggal putri Indonesia yaitu Choirunnisa yang berhasil mengalahkan Park Ga Eun setelah melewati tiga games dengan skor 21-18, 20-22 dan 21-14. Kunci kemenangan Aurum pada game kali ini adalah bermain dengan tenang. Selain itu, ia juga menerapkan beberapa strategi yang ia susun bersama pelatih dengan melihat video pertandingan lawan yang akan ia hadapi. “Pertandingan hari ini hawanya lebih tenang. Mungkin karena kemarin-kemarin sudah main, jadinya lebih tenang. Lawan yang tadi sudah lihat di video, saya banyak jagain bola-bola depannya lawan. Di game kedua saya coba servis pendek, karena dia nggak enak nerimanya. Dia lebih nyaman menerima servis panjang,” ucap Aurum, seperti yang dilansir pada djarumbadminton.com Pada game bulutangkis selanjutnya, Aurum akan bertemu dengan tunggal putri asal Vietnam, yaitu Thi Anh Thu Vu. Ia mengaku bahwa Thi Anh Thu Vu bermain dengan bagus dan telah berhasil mengalahkan pemain tunggal putri lain. “Besok lawan Vietnam, dia mainnya lumayan bagus. Di Malaysia (International Junior Open 2017) kemarin dia mengalahkan teman saya (Eprilia Mega Ayu Swastika), tapi dia kalah sama Asty (Dwi Widyningrum). Saya ingin lebih menjaga feeling buat menurunkan bola, buat menyerang. Sama main fokus dan konsentrasi,” tuturnya.(put/adt)

Setelah 25 tahun, Indonesia Kembali Menjadi Tuan Rumah BWF World Junior Championships Yang Diikuti 65 Negara

Chairunnisa pemain tunggal putri Indonesia yang berlaga di ajang BWF World Junior Championships Foto: http://badmintonindonesia.org/

BWF World Junior Championships kembali diadakan di Indonesia. Perhelatan yang pernah diadakan pada tahun 1992 di Jakarta, kini memilih Yogyakarta sebagai tuan rumah, event bergengsi tersebut bertempat di GOR Among Rogo Yogyakarta yang digelar pada 9 Oktober sampai 22 Oktober 2017 mendatang. Dengan nama Blibli.com Yonex Sunrise BWF World Junior Championships, kompetisi bulutangkis level junior ini akan diikuti 65 negara dengan usia dibawah 19 tahun. Dalam rilis yang dimuat dalam situs Blibli.com, ketua panitia penyelenggara sekaligus Sekretaris Jendral PP PBSI Achmad Budiharto menuturkan harapannya kepada pemain Indonesia karena Indonesia menjadi tuan rumah sehingga akan menambah semangat, energi positif dan daya juang bagi para pemain muda. Dukungan dari masyarakat pun akan besar. Acara ini akan dibagi menjadi 2 pekan. Di pekan pertama diadakan kompetisi beregu campuran yang memperebutkan Piala Suhandinata dan dipekan kedua akan diadakan kompetisi perorangan (Eye Level Cup). Demi kelancaran acara ini, para panitia menggelar pelatihan secara khusus yaitu Training Camp 2017 Road to World Junior Championships yang dilakukan di GOR Bulutangkis Djarum–Magelang pada 23 September sampai 5 Oktober 2017 lalu. Christian Hadinata bersama sejumlah pelatih lainnya dari menjadi mentor untuk para pebulutangkis junior selama kegiatan Training Camp.(put/adt)

Hebat, Nama Orang Indonesia Ini Terpilih Menjadi Nama Piala Kompetisi Bulutangkis Junior, Siapakah Dia?

Suharso Suhandinata yang namanya diabadikan sejak tahun 2008 di India, untuk digunakan sebagai nama piala kategori beregu campuran (mixed team) Yonex Sunrise BWF World Junior Champhionships yang diikuti oleh 45 Negara

Nama Piala Suhandinata telah dipilih sejak tahun 2008 di India, ketika menjadi tuan rumah pada kompetisi bulutangkis junior. Nama piala Suhandinata resmi diabadikan untuk kategori beregu campuran (mixed team). Suhandinata diambil dari nama orang Indonesia yaitu Suharso Suhandinata yang merupakan orang berjasa dalam dunia bulutangkis baik di Indonesia maupun di dunia. Suharso Suhandinata adalah sosok yang telah menyatukan dua federasi bulutangkis yaitu International Badminton Federation (IBF) dengan Badminton World Federation (BWF). Selain itu, Suharso Suhandinata juga memberikan nama Sudirman pada turnamen beregu campuran bulu tangkis dunia. Pada kategori beregu campuran di kompetisi Blibli.com Yonex Sunrise BWF World Junior Champhionships 2017 yang diadakan di Yogyakarta, akan diikuti oleh 45 negara. Indonesia sendiri mengirimkan 16 pemain yang memperebutkan Piala Suhandinata ini yang terdiri dari 8 pemain putra dan 8 pemain putri.(put/adt)

Indonesia seleksi ketat pemain dalam BWF World Junior Champhionships 2017

susi-susanti

Kompetisi Blibli.com Yonex Sunrise BWF World Junior Champhionships 2017 yang diadakan di Yogyakarta diikuti oleh 65 negara dan pemain yang diberusia dibawah 19 tahun. Indonesia mengirimkan masing-masing tiga wakil untuk ganda putra dan ganda. Empat wakil Indonesia untuk tunggal putra dan tunggal putri serta ganda campuran, menurunkan empat perwakilan. Mengingat Indonesia belum pernah membawa pulang medali lagi setelah kompetisi World Junior Champhionships 2012, kali ini PBSI melakukan seleksi yang bisa dibilang cukup ketat demi dapat mengharumkan nama Indonesia. Terlebih lagi Indonesia menjadi tuan rumah pada tahun ini setelah 25 tahun. Susi Susanti selaku Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI selaku Manajer Tim Junior Indonesia menuturkan bahwa ia menargetkan Indonesia dapat membawa pulang gelar juara badminton baik untuk kategori perorangan maupun beregu. Untuk itu, Indonesia mengirimkan sejumlah nama yang diharapkan bisa meraih gelar juara seperti Rehan Naufal Kusharjanto/Siti Fadia Silva Ramadhanti yang menjuarai Asia Junior Championships 2017 pada Juli lalu, Ikhsan Leonardo Imanuel Rumbay (tunggal putra) dan Gregoria Mariska Tunjung (tunggal putri).(put/adt)

Kevin/Marcus Sukses Singkirkan Lawan Kuatnya dan Melaju ke Final Japan Open Super Series 2017

Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon Lolos ke Final Japan Open Super Series 2017 (Dok. PBSI)

SemiFinal Japan Open Super Series 2017 yang berlangsung di Tokyo Metropolitan Gymnasium pada Sabtu (23/9) kemarin menjadi kesuksesan besar yang di raih pasangan ganda putra, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon. Pasalnya pada Pertandingan ini Kevin/Marcus akhirnya bisa mengalahkan lawan kuat mereka asal Denmark, Mathias Boe/Carsten Mogensen, dua game langsung dengan perolehan skor 21-15 dan 21-14. Dengan begitu Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon sukses melaju ke babak final Japan Open Super Series 2017. Rekor pertemuan mereka mencatat, Kevin/Marcus tertinggal 1-4 dari Boe/Mogensen. Keduanya bahkan kalah di tiga pertemuan terakhirnya. Kekalahan terakhir terjadi pada final ajang Korea Open Super Series 2017 pekan lalu. Setelah merebut kemenangan, Herry Iman Pierngadi yang merupakan pelatih ganda putra mengatakan bahwa hal ini tidak terlepas dari penerapan strategi baru oleh Kevin/Marcus. Herry mengaku banyak mempelajari permainan Boe/Mogensen dari laga terakhir mereka di Korea. Beruntung rupanya, strategi tersebut bisa berjalan dengan sukses dan membuahkan kemenangan. “Belajar dari kekalahan Kevin/Marcus kemarin di Korea, saya amati dan pelajari, ada beberapa strategi baru yang harus kami terapkan hari ini. Ternyata Kevin/Marcus juga bisa menjalankan dengan bagus. Kemudian dari lawan juga dari segi kekuatan otot sudah lebih menurun. Sementara Kevin/Marcus sudah lebih segar dibanding di Korea kemarin,” ujar Herry yang dilansir dari badmintonindonesia.org. Selanjutnya di babak final, Kevin/Marcus akan berhadapan dengan pasangan Jepang, Takuto Inoue/Yuki Kaneko. Herry pun sudah mempersiapkan strategi lain, agar Kevin/Marcus bisa mengungguli pertandingan dan merebut gelar juara. “Namanya final, segala kemungkinan bisa terjadi. Peluangnya fifty-fifty. Tapi ada nilai plusnya mungkin buat Kevin/Marcus, karena ini kan levelnya super series, Jepang tampil sebagai tuan rumah, pasti tekanannya lebih tinggi buat lawan,” kata Herry. “Ada beberapa pukulan-pukulan mereka memang yang perlu diantisipasi. Terutama mungkin pemainnya yang kidal, karena depannya dia cukup bagus,” pungkasnya.

Indonesia Sabet Empat Gelar di Singapura International Series 2017

Ganda Campuran: Andika Ramadiansyah/Mychelle Chrystine Bandaso (Dok: PBSI)

Tim bulu tangkis Indonesia berhasil menyabet empat gelar di Singapura International Series 2017 yang berlangsung di Singapore Badminton Hall, Sabtu 23 September 2017. Empat gelar berhasil dikoleksi Tim Merah Putih pada turnamen tersebut. Di kutip dari badmintonindonesia.org, Empat gelar itu didapat dari nomor ganda campuran, tunggal putri, ganda putri dan ganda putra. Satu gelar yang lepas dari genggaman Indonesia ialah dari sektor tunggal putra, yang dikuasai oleh tuan rumah lewat pertandingan All-Singapore Final. Pada pertandingan ganda campuran, gelar Indonesia menjadi milik pasangan pelatnas Andika Ramadiansyah/Mychelle Chrystine Bandaso. Tak di sangka pasangan non unggulan itu berhasil menjadi juara usai mengalahkan ganda Campuran asal Hong Kong, Chang Tak Ching/Ng Wing Yung dengan perolehan skor 21-16 dan 21-18. Pada pertandingan tunggal putri menjadi milik Ruselli Hartawan setelah melalui partai pertandingan panjang dan menciptakan kejutan. Unggulan tujuh tersebut menaklukkan peraih emas SEA Games 2017, Goh Jin Wei asal Malaysia dengan rubber set 21-13, 10-21, 21-19. Sementara Dua gelar lainnya diperoleh melalui “perang saudara” pada sektor ganda putri dan ganda putra. Gelar ganda putri yang memainkan All-Indonesian Final berhasil dimiliki Nisak Puji Lestari/Rahmadhani Hastiyanti Putri. Pasangan baru dari pelatnas itu keluar sebagai juara usai menaklukkan Tania Oktaviani Kusumah/Vania Arianti Sukoco dengan skor 21-19 dan 26-24. Sedang ganda putra yang juga mempertandingkan All-Indonesian Final dimenangkan oleh Kenas Adi Haryanto/Moh Reza Pahlevin Isfahani yang mengalahkan Akbar Bintang Cahyono/Giovani Dicky Oktavan. Unggulan satu itu menang dua set langsung dengan skor 21-18 dan 21-18. Sementara satu gelar yang direbutkan tuan rumah lewat “Perang saudara” pada pertandingan tunggal putra. Pada Akhirnya gelar juara menjadi milik Kean Yew Loh setelah mengalahkan Ng Zin Rei Ryan dengan skor 21-15 dan 21-15.

Indonesia Berhasil sabet Dua Mendali Emas pada Korea Open Super Series 2017

Babak Final Kejuaraan Korea Open Super Series 2017 yang berlangsung  di SK Handball Stadium, Seoul, Minggu (17/09) menjadi ladang keberuntungan bagi Indonesia, pasalanya Indonesia bermain apik dan mendominasi Perolehan mendali. Berkat kerja keras, Indonesia berhasil meraih Dua mendali Emas yang di sumbangkan dari pasangan ganda campuran, Praveen Jordan/Debby Susanto dan tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting yang mengalahkan rekannya sendiri, Jonatan Christie. Di kutip dari badmintonindonesia.org, Kemenangan pasangan ganda campuran, Praveen Jordan/Debby Susanto mengalahkan pasangan Tiongkok, Wang Yilyu/Huang Dongping dalam dua game langsung dengan total skor 21-17 dan 21-18. ini sekaligus membalas pertemuan pertama mereka yang terjadi di Badminton Asia Championships 2017. Saat itu Jordan/Debby kalah 22-24 dan 19-21 dari Wang/Huang. Tak hanya itu, hasil dari  “perang saudara” yang terjadi di sektor tunggal putra, antara Jonatan Christie yang berhadapan dengan Anthony Sinisuka Ginting. pertandingan ini di menangkan oleh Anthony yang berhasil menyabet mendali Emas melalui pertarungan tiga babak dengan hasil skor akhir 21-13, 19-21 dan 22-20. Atas kemenangan Anthony dengan begitu Jonatan Christie menjadi Runner Up pada pertandingan ini. ia menuturkan kepada badmintonindonesia.org, Korean Open Super Series mungkin belum rejekinya, namun ia bersyukur dapat melaju jauh hingga ke Final. Pertandingan Akhir yang mendebarkan dan menjadi penentu satu perolehan mendali Emas melalui sektor Ganda Putra antara Indonesia vs Denmark. pada pertandingan Ini, Kevin Sanjaya Sukamujo/Marcus Fernaldi Gideon di buat kualahan menghadapi pasangan unggulan Denmark, Mathias Boe/Carsten Mogensen. setelah melalui pertandingan panjang tiga babak, Kevin/Marcus kalah dengan prolehan skor 19-21, 21-19 dan 15-21 dalam 68 menit. walaupun tak berhasil menyabet gelar Juara, Kevin/Marcus menjadi Runner Up atas Pertandingan ini. Dengan begitu Indonesia pada ajang Korean Open Super Series berhasil membawa dua gelar Juara dengan perolehan dua mendali Emas dan dua gelar Runner Up dengan Perolehan dua mendali Perak.  

Berhasil Kalahkkan Jepang, Praveen Jordan dan Debby Susanto Maju ke Semifinal

Praveen Jordan/Debby Susanto (badmintonindonesia)

Ganda campuran, Praveen Jordan/Debby Susanto meraih kesuksesan di babak perempat final Korea Open Super Series 2017. Keduanya berhasil menang dari Takuro Hoki/Sayaka Hirota, Jepang dan memastikan tiket keempat buat Indonesia ke semifinal. Sebelumnya, sudah ada Anthony Sinisuka Ginting, Jonatan Christie dan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon yang menang ke empat besar. Jordan/Debby lolos usai berhadapan dengan Takuro Hoki/Sayaka Hirota, Jepang, 21-17 dan 21-17. Keduanya pun mengaku tak menemukan kesulitan yang berarti. Bisa mencapai hingga babak semifinal, Jordan/Debby mengatakan mulai bisa menguasai kondisi lapangan. Sebelumnya menurut mereka, mereka cukup terpengaruh oleh angin yang ada di lapangan pertandingan. “Sejauh ini mainnya sudah enak. Dan saya juga tadi banyak cari pukulan, dengan kondisi seperti ini harus seperti apa,” ujar Jordan. “Dibilang mudah juga enggak sebenarnya. Cuma kami keuntungannya sudah pegang permainan dari awal, jadi mereka nggak enak duluan. Kalau dibilang gampang sih enggak,” kata Debby kepada badmintonindonesia.org usai bertanding (15/09). Pada ajang semifinal nanti, Jordan/Debby akan berhadapan dengan pasangan Jerman, Marvin Emil Seidel/Linda Efler. Melawan pemain non unggulan, dikatakan Jordan/Debby, mereka harus tetap fokus dan tak anggap enteng lawan. “Kalau melihat kans sih ada peluangnya. Tapi ya kami jadi nggak boleh santai juga, karena mereka kan bukan pemain unggulan tapi bisa mengalahkan pemain yang bisa dibilang bagus-bagus juga. Jadi kami harus bisa menjaga kondisi buat besok dan tidak menganggap enteng lawan,” jelas Debby. “Kalau pemain Eropa mereka mengandalkan strategi, jadi kami harus mengantisipasi hal tersebut,” lanjut Jordan

Taklukkan Tiongkok, Ganda Putra Bulutangkis Indonesia Maju ke Semi Final Korea Open Super Series

Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Marcus Fernaldi Gideon (badmintonindonesia)

Setelah sebelumnya Anthony Sinisuka Ginting mengamankan posisi di semifinal Korea Open Super Series 2017, kini giliran pasangan ganda putra, Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Marcus Fernaldi Gideon yang menyusul ke babak empat besar. Kevin/Marcus mengalahkan Liu Cheng dan Zhang Nan dari Tiongkok di SK Handball Stadium, Seoul pada Jumat (15/9), dua game langsung 21-16 dan 28-26. Kemenangan ini sekaligus menambah keunggulan 2-0, Kevin/Marcus atas pasangan juara dunia 2017 tersebut. Sebelumnya di Malaysia Open 2017, Kevin/Marcus menang dengan skor 23-21 dan 21-16. “Kami mainnya lumayan bagus, awalnya mungkin agak kagok karena mereka mainnya cepat. Tapi setelah poin 15 kami mulai menyusul, ya sudah lumayan enak. Pas game kedua kami sudah unggul lumayan jauh, tapi mereka mainnya lebih siap dan lepas, nggak terlalu tegang dan nggak mikirin. Akhirnya mereka malah lebih bagus,” kata Marcus kepada badmintonindonesia.org Berikutnya pada ajang semifinal, Kevin/Marcus masih menunggu lawan antara pasangan India, Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty dan Takeshi Kamura/Keigo Sonoda dari Jepang. Tetapi saat melihat kekuatan di atas kertas, Kamura/Sonoda yang menjadi unggulan ketiga lebih berpeluang untuk bisa menang. “Kalau dengan Jepang kami sudah pernah ketemu beberapa kali, jadi sudah saling tahu satu sama lain. Harus lebih siap saja. Kalau pasangan Jepang mereka kuat, rapi dan nggak gampang mati,” ujar Kevin.

Jonatan Christie Berhasil Melaju ke Semifinal Setelah Kalahkan Jepang di Korea Open Super Series 2017

Jonatan Christie (badmntonindonesia)

Satu lagi wakil Indonesia yang berhasil menuai kesuksesan dengan lolos ke semifinal Korea Open Super Series 2017. Jonatan Christie terus melaju setelah menumbangkan Kazumasa Sakai asal Jepang, lewat tiga babak pertandingan dengan skor 21-13, 16-21 dan 21-19. “Puji Tuhan setinggi-tingginya, dengan bantuan-Nya saya bisa menang kali ini. Saya akui permainan saya tadi belum matang. Dengan kondisi permainan saya yang tadi, saya seperti tidak bisa mengontrol harus menggunakan stroke seperti apa. Di situ saya sebenarnya paham harus main seperti apa, tapi yang keluar tidak sejalan dengan pukulan saya,” kata Jonatan tentang penampilannya kepada badmintonindonesia.org Kemenangannya di perempat final ini rupanya memiliki arti tersendiri buat Jonatan. Sebab pada hari yang sama, Jonatan merayakan hari ulang tahunnya yang ke 20 tahun. “Bersyukur banget ini jadi kado yang indah buat saya. Kemarin malam saya sempat tegang, sedih sama happy, nggak tahu kenapa. Senang karena di delapan besar bisa ketemu Sakai, jadi ada peluang buat lolos. Karena sebelum-sebelumnya saya pasti dapat lawan berat di babak-babak awal,” ungkap atlet kelahiran Jakarta tersebut saat ditemui di SK Handball Stadium, Seoul usai laganya, Jumat (15/9). Berikutnya pada pertandingan semifinal Korea Open Super Series, Jonatan akan berhadapan dengan Wang Tzu Wei, Taiwan. Sebelumnya, tiga kali berhadapan Jonatan belum pernah memperoleh kemenangan satu kali pun. Untuk itu, ia berharap laganya besok bisa membalas tiga kekalahan tersebut. “Pastinya saya akan berusaha semaksimal mungkin. Mudah-mudahan bisa membalas kekalahan sebelumnya, amin,” pungkas Jonatan.

Lolos ke Semifinal, Anthony akan Melawan Pembulutangkis Kelas satu Dunia Pada Ajang Korea Open Super Series

Anthony Sinisuka Ginting (badmintonindonesia)

Anthony Sinisuka Ginting sukses melangkah ke babak semifinal Korea Open Super Series 2017.Sebelum memastikan diri ke semifinal, Anthony melaju dengan mengalahkan pemain Jepang, Kenta Nishimoto. Tunggal putra Pelatnas Cipayung itu menang dua game langsung, 21-19 dan 21-13 dalam 39 menit. Dikatakan Anthony, Nishimoto mencoba merubah pola permainannya di tengah laga. Hal tersebut sempat membuat Anthony terpengaruh di lapangan. Beruntung akhirnya di poin-poin kritis, Anthony sukses berbalik memimpin lagi dengan 18-18, 20-19 hingga menang 21-19. “Pemain Jepang bola-bolanya lebih safe. Jadi saya harus lebih siap lagi. Siap capek dan siap segalanya. Karena di lapangan saya kan nggak tahu dia mau menerapkan strategi yang seperti apa,” ujar Anthony. Pada Semifinal Korea Open Super Series mendatang ia akan ditantang oleh pemain rangking satu dunia sekaligus tuan rumah, Son Wan Ho. Di atas kertas, posisi Son jelas lebih diunggulkan, dibanding Anthony yang berada di peringkat 24 dunia. Meski begitu Anthony mengaku siap untuk menghadapi situasi tersulitnya kelak di lapangan. Ia juga berharap bisa mengeluarkan kemampuan terbaiknya yang sudah dilatih selama ini. “Saya harus mempersiapkan mental dan pikiran yang lebih baik lagi. Yang penting siap capek dan siap susah. Karena besok lawannya kan top player juga, jadi sudah pasti akan capek dan susah. Besok saya mau coba lebih lepas aja. Buat nambah pengalaman juga dan apa yang dilatih selama ini bisa keluar semua dengan baik,” ujar Anthony kepada badmintonindonesia.org ditemui usai laganya, Jumat (15/9).

Audisi Umum PB Djarum 2017: 112 Peserta ke Final Tahap kedua

Euforia peserta PB Djarum (Foto: bulutangkis.com)

Pada tahap kedua final Audisi Umum PB Djarum 2017 dipastikan 112 pemain telah lolos dari tahap tersebut. Selanjutnya, mereka akan kembali diuji di dua pertandingan terakhir. Menurut yang dilansir dari cnnindonesia.com (9/9/2017), Manajer Tim PB Djarum Fung Permadi menjelaskan, hasil tersebut dari perdebatan yang cukup panjang para tim pelatih. Hingga akhirnya, mengeliminasi 27 dari 139 atlet yang lolos ke final. Ada juga pertimbangan tambahan dalam tahap kedua ini. “Selain teknik dasar, semangat juang hari ini kalah-menang di tiga pertandingan jadi tambahan pertimbangan. Kalau menang terus tapi kami gugurkan rasanya kurang adil,” kata Fung seperti yang dilansir dari cnnindonesia.com Dua pertandingan selanjutnya dalam tahapan kedua final audisi, tim pelatih akan lebih selektif dalam memberikan penilaian  Penentuan atlet yang berhak masuk ke karantina. Fung juga menjelaskan materi peserta putra U-11 dan U-13 di audisi kali ini begitu berkualitas daripada materi peserta putri. Dalam perdebatan akan lebih banyak menentukan peserta putra yang lolos karena kualitas putra kali ini cukup merata. Fung menambahkan, apapun hasil nanti, tetap semangat dalam membina dengan bahan animo bulutangkis di Indonesia yang sudah cukup berkembang ini.

Bulutangkis Tunggal Putra, Jonatan Christie Berhasil Raih Emas

Jonatan Christie berhasil meraih medali emas bulutangkis dengan 21-19, 21-10. Tim tunggal putra SEA Games 2017 telah mengalahkan pemain Thailand Khosit Phetpradab di Axiata Hall, Kuala Lumpur, Selasa (29/8/2017). Menurut lansiran dari detikSport (29/08/2017), Jonatan sempat dapat perlawanan dari lawannya di gim pertama. Tapi setelah berimbang dalam kedudukan 9 sama, Jonatan mampu terus melampaui perolehan angka yang di dapat Khosit. Kemenangan Jonatan akhirnya dipastikan saat pengembalian dari Khosit dan shuttlecock hanya menghantam net. Jonatan pun menang dua gim langsung dalam durasi 37 menit. Hasil tersebut akhirnya membuat Jonatan mempersembahkan satu-satunya medali emas nomor perorangan cabang bulutangkis di SEA Games kali ini. Tentu, hal ini berarti ia menjadi wakil tunggal Indonesia di final.

Pemain Timnas Voli Putri Ini Rela Jualan Pisang Goreng Demi Menafkahi Hidupnya

Salah satu anggota tim nasional voli putri Indonesia di SEA Games 2017, Aprilia Manganang,  menceritakan masa kecilnya yang jauh dari kehidupan mewah. Menurut lansiran bolasport.com (10/08/2017), Spiker timnas voli putri Indonesia ini menceritakan kehidupan masa kecil yang sederhana. Ia mengaku pernah membantu orangtuanya berjualan pisang goreng. Dengan berjalan keliling di sekitar rumah, ia membantu sang Mama menjual pisang goreng. “Saya harus berjalan cukup jauh. Supaya dagangan cepat habis saya menjual dengan harga semurah mungkin, misalnya 5 pisang goreng harganya Rp 1000,” kata Aprilia Manganang. Ayah Aprilia Manganang, Akib Zabrud Manganang berprofesi sebagai penjual minyak tanah. Sedangkan Suryati Borilana, ibu Aprilia Manganang merupakan seorang pembantu rumah tangga di Sangihe. Dengan kondisi tersebut, maka tak heran Aprilia harus ikut membantu ekonomi keluarga. Aprilia Manganang memulai debut sebagai atlet voli sendiri pada saat di Livoli 2011 dan Proliga 2012. Sedangkan kini pemain timnas voli putri ini telah menjadi bagian dari Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad).

Kupas Tuntas Dilema Karir Para Pelatih Bulutangkis Indonesia, Mengabdi Di Indonesia Atau Berkarir Di Luar Negeri?

Perhelatan Indonesia Open beberapa waktu lalu ternyata dijadikan ajang unjuk kemampuan  para pelatih bulutangkis asal Indonesia untuk melihat seberapa tangguh atlet binaan mereka di luar negeri. Menurut lansiran dari metrotvnews.com (10/08/2017), Para pelatih bulutangkis seperti sebut saja Hendrawan, Rexy Mainaky, Mulyo Handoyo, Agus Dwi Santoso, dan beberapa mantan atlet bulutangkis Indonesia lainnya. Mereka kini ‘mengabdi’ ke negara lain. Contohnya seperti Mulyo Handoyo, ia memilih ikut membantu India dalam merevolusi olahraga bulutangkis di negeri Bollywood tersebut. Tak hanya itu, Agus Dwi Santoso juga ikut mencoba mengadu nasib ke Korea Selatan. Kemampuan Agus telah dirasakan oleh para pebulutangkis Negeri Gingseng tersebut. Gaji dan Prestasi Agus meninggalkan PB Djarum pada Mei 2016 karena sebuah alasan prinsip. Ia mencoba pertama datang ke negeri Vietnam, tapi lantaran tak ada gaji untuk pelatih, ia pun pergi dari negeri itu. Pada waktu yang nyaris berdekatan, Agus mendapatkan kabar Korea Selatan (korsel) sedang mencari pelatih. Setelah itu, kepala bidang PBSI, Basri Yusuf dan Rexy Mainaky meminta surat lamarannya untuk dikirimkan ke Pelatnas bulutangkis Korsel. Beruntung lamaran itu langsung direspons oleh pihak Korsel. Agus sendiri sempat dilanda rasa khawatir karena tiga bulan pertama gaji belum juga turun. Namun akhirnya ketika pada bulan keempat gajinya sudah dilunasi oleh pihak bulutangkis Korsel. “Selama hampir empat bulan saya sempat enggak menerima gaji. Saya baru mendapatkannya setelah empat bulan. Ternyata malah enggak sesuai dengan kontrak. Maksudnya, pihak Korea bukan hanya melunasi gaji saya selama empat bulan, tapi memberikan bonus Rp53 juta. Itu karena saya dinilai mampu mengangkat performa bulutangkis putri Korsel. Intinya mereka menghargai saya,” akui Agus seperti yang dilansir metrotvnews.com. Tak hanya bonus, belum genap enam bulan Agus diangkat sebagai pelatih kepala dengan membawahi sektor tunggal putra dan putri. Performa yang diangkat Agus bukan sembarang. Ia mampu membantu Korsel menang 3-2, mematahkan dominasi Tiongkok dalam enam gelaran terakhir Piala Sudirman. Lewat final dramatis di Gold Coast, Australia. Akhirnya saat ini Agus yang menjabat sebagai pelatih kepala, dan dibantu oleh dua pelatih lokal. Targetnya kali ini membawa Korsel bersinar dalam Kejuaraan Dunia BuluTangkis yang digelar Agustus tahun ini. Bagaimana PBSI Bersikap Akan Hal Ini? Kepala Bidang Pengembangan dan Prestasi PBSI, Susy Susanti menanggapi peran Agus dan beberapa mantan atlet bulutangkis. Bagi Susy, itu adalah hak pribadi masing-masing untuk memilih jalan menjadi pelatih di luar negeri. “Enggak apa-apa lah, mereka juga kan mencari pekerjaan. Mungkin mereka punya tawaran lebih tinggi di sana, artinya mereka kan bebas untuk bisa memilih. Negara mana yang mau dengan mereka. Jadi buat saya sih sah-sah aja,” terang Susy seperti dilansir metrotvnews.com Secara global kondisi tersebut justru bagus untuk persaingan bulutangkis di dunia. Karena saat ini ada beberapa pelatih asal Indonesia yang kini membela banyak negara. Dan juga para pelatih tersebut juga dianggap Susy memiliki potensi yang baik karena menjadikan bulutangkis sebagai mata penghasilan mereka. Sebagai bentuk dukungan, pihak PBSI ternyata telah menyiapkan sebuah program kepada pelatih-pelatih Tanah Air yang ingin melatih para atlet luar. Salah satunya dengan mengadakan coaching clinic kepada mereka, agar mendapatkan sertifikat. Di sana mempelajari di level mana berlatih atau mungkin dengan standar gaji berapa, serta bagaimana mereka nantinya di luar negeri akan membuat program dalam pelatihan. Pilih Mana Pengabdian Atau Harga? Seperti yang dilansir metrotvnews.com, Ia bukan tidak ingin membantu atlet Indonesia namun karena ia mengakui kalau jodohnya saat ini berada di Korsel. Agus pernah berjodoh dengan Indonesia dan ia telah melatih atlet tunggal putra Tanah Air. Termasuk mengantarkan Hendrawan merebut medali perak di Olimpiade Sydney 2000 dan juara dunia di Sevilla pada 2001. Selain itu ada tim Merah-Putih saat menjuarai Beregu Putra Asian Games 1998, serta Piala Thomas 2000 dan 2002. “Kalau negara memerlukan saya lagi, saya harus lihat dulu siapa yang memanggil saya. Pokoknya, harus dengan pihak resmi dari PBSI, bukan kata orang atau rumor dari pihak yang tak jelas,” terangnya. Menurut Agus yang dilansir metrotvnews.com, ada perbedaan yang mencolok dalam urusan ‘uang’ saat melatih di Indonesia dengan di luar negeri. Untuk Indonesia, Agus menyatakan itu bersifat pengabdian jadi tidak ada tawar menawar. Sedangkan untuk luar, Dia tak mengelak kalau akan mematok harga kepada klub atau negara lain jika ada yang berminat dilatih olehnya. ‘Terlewatkan dan Tidak Dimanfaatkan’ Legenda bulutangkis Indonesia, Christian Hadinata juga ikut andil memberikan pandangannya terkait fenomena ini. Menurut lansiran dari metrotvnews.com, Koh Chris ini melihat kalau para mantan atlet bulutangkis yang sukses melatih di luar negeri, bisa dibilang ‘terlewatkan dan tidak dimanfaatkan’ oleh PBSI. Hal ini menurutnya bisa dilihat dari dua sisi yaitu orang lain membutuhkan mereka atau mereka pintar cari peluang. Christian juga menyatakan fenomena itu sudah lama sekali terjadi. Fenomena mantan atlet bulutangkis Indonesia rantau ke negeri orang untuk menyebarkan ilmu bukanlah hal baru.  Tepatnya ada tahun 1969, saat Tan Joe Hok salah satu legenda bulutangkis Indonesia merantau ke meksiko. Dengan kata lain, fenomena tersebut menurut Chris memiliki dua efek positif. Pertama, ini bisa menjadi pacuan buat pelatih-pelatih di dalam negeri agar terus semangat melatih dan jangan mau kalah. Kedua, tentu bisa membuat cabang bulutangkis pamor di dunia karena adanya persaingan yang sengit. Sebab kalau hanya negara Tiongkok atau Denmark yang hanya mendominasi bulutangkis, maka, pasti nanti cabang olah raga bulutangkis takkan bisa dimainkan di Olimpiade. Sumber : metrotvnews.com

Inspiratif, Kamu Wajib Belajar Dari Kisah Atlet Bulutangkis Kevin Sanjaya Yang Memulai Prestasinya Dari Nol

Saat ini Atlet Kevin Sanjaya Sukamuljo ramai diperbincangkan. Salah satu pemain bulu tangkis Ganda Putra dan Campuran Indonesia ini telah berhasil menorehkan prestasi hebat di kancah internasional. Di usia yang relatif muda, ia berhasil membuktikan bahwa bisa berprestasi. Satu hal yang bisa kita pelajari dari keberhasilan Kevin yaitu memulai semua dari nol. Kamu penasaran bagaimana bisa dari nol? Simak ini, yuk menurut lansiran dari life.idntimes.com!   Sejak kecil sudah mulai dikenalkan dengan bulu tangkis Sejak kecil, ia sudah diperkenalkan dengan permainan bulu tangkis dengan diajak melihat permainan tersebut. Sang ayahlah, Sugiarto, yang memperkenalkan Kevin dengan olahraga tersebut. Tak hanya itu, di usia 3,5 tahun Kevin sudah mulai bermain-main dengan raket dan shuttlecock. Jadikan sebagai Hobi. Demi berlatih, Tempuh Banyuwangi – Jember setiap hari. Sejak saat itu, Kevin anak asal sudut kota banyuwangi ini menjadikan bulu tangkis sebagai hobi yang melekat dengan dirinya. Bersama sang kakak, tiap hari seusai sekolah langsung menempuh perjalanan jauh menuju Jember demi bisa berlatih dengan para pelatih terbaik di kotanya. Kevin menjalani latihan secara reguler di PB Putra 46, Jember. Punya impian: bergabung dengan PB Djarum Ternyata, sejak kecil Kevin telah memiliki impian terpendam yaitu bergabung dengan PB Djarum. Ia ingin menjadi salah satu atlet PB Djarum berkelas dunia. Mengetahui hal tersebut, sang ibu pun akhirnya mencari informasi tentang Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis dan segera mendaftarkan sang anak. Ketiga cerita diatas adalah awal permulaan kevin sebagai atlet. Semua dimulai dari nol. Kini ia bisa sampai mencetak prestasi di kanca internasional.  

Bulutangkis Gagal Mengejar Target 3 Emas Pada SEA Games, Susi Minta Evaluasi

Hasil para pemain Indonesia pada putaran semifinal SEA Games 2017 tidak berhasil memenuhi target tiga emas di cabang Bulutangkis pada Senin (28/8). Pasalnya, harapan satu-satunya dari tunggal putra harus sirna. Susi Susanti, manajer tim bulu tangkis Indonesia di SEA Games 2017 meminta raihan tim bulu tangkis Indonesia harus dievaluasi. Seperti yang dilansir wartaekonomi.co.id (28/08/2017), Susi menilai tiga partai semifinal Indonesia tidak seharusnya menelan kekalahan. Tiap pemain sudah punya peluang besar untuk menang namun justru lawan dapat membalikkan keadaan dan menang. Ia menyatakan semua itu patut dievaluasi. “Target tiga medali emas memang tidak tercapai. Ini patut dievaluasi, seharusnya di saat pertandingan penting seperti ini pemain tidak boleh hilang fokus dalam tekanan seperti apapun, harusnya diatas angin, bukan sebaliknya,” kata Susi dalam keterangannya yang dilansir dari wartaekonomi.co.id Susi mengatakan tim ganda putra kalah juga karena missed target, keberanian yang kurang sehingga saat ada tekanan dari lawan, tidak berkembang. Dan juga saat leading, tim dengan mudahnya buang poin. “Intinya atletnya harus mengubah mindset mereka sendiri apapun kondisi lapangan saat pertandingan,” tutur Susi. Dalam partai semifinal SEA Games 2017 , sedangkan empat wakil lainnya memperoleh perunggu melalui Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto (ganda putra), Gregoria Mariska (tunggal putri) dan Ihsan Maulana Mustofa (tunggal putra). Dalam SEA Games 2017 sendiri, Indonesia menargetkan tiga emas, satu emas sudah didapat dari nomor beregu putra, dan di kategori perorangan hanya  Jonatan Christie yang masih memiliki peluang dengan melangkah ke partai final. Susi berharap Jonatan akan tampil baik dan merebut medali emas. “Mudah-mudahan Jonatan mainnya normal, tenang dan lebih berani. Saya berharap Jonatan bisa mengatasi faktor non teknis ini,” kata Susi. Perolehan medali sampai kemarin raihan Indonesia dalam cabang olahraga bulu tangkis adalah satu emas dari beregu putra, dan empat perunggu yang masing -masing disumbangkan tim beregu putri, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto (ganda putra), Gregoria Mariska (tunggal putri) dan Ihsan Maulana Mustofa (tunggal putra).