Setelah EPA dan Akademi, PSS Sleman Berencana Kembangkan SSB

Setelah EPA dan Akademi, PSS Sleman Berencana Kembangkan SSB

PSS Sleman semakin menaruh perhatian khusus terhadap pembinaan talenta-talenta pesepak bola muda Indonesia melalui Development Center-nya. Sebelumnya, Development Center PSS telah merintis Elite Pro Academy (EPA) yang sudah tampil di Liga 1 berbagai level usia pada 2019. Setelah itu, PSS juga sudah gencar melakukan pembinaan usia muda melalui akademi klub. Ke depannya, klub yang bermarkas di Stadion Maguwaharjo ini juga berencana mengembangkan soccer school atau sekolah sepak bola (SSB). Hal tersebut diutarakan oleh Guntur Cahyo Utomo selaku Kepala Development Center PT Putra Sleman Sembada (PT PSS), Jum’at (27/11/2020). “Di Development Center PSS ini ada tiga program yang kaitannya langsung dengan pengembangan pemain,” ujarnya, dilansir dari Detik Sport. Kemudian apa perbedaan dari EPA, akademi klub, dan SSB di PSS Sleman? Menurut Guntur, soccer school atau SSB diperuntukkan bagi anak-anak yang ingin mengenal sepak bola. Terutama bagi anak-anak yang ingin merasakan latihan ala PSS. “Tujuan pertama tetap memfasilitasi lebih banyak anak untuk merasakan metodologi PSS Sleman. Merasakan bagaimana berlatih lalu berproses dengan pengelolaan yang jauh lebih intensif,” jelasnya. Sementara EPA merupakan atlet-atlet yang memang dinilai memiliki potensi cukup besar untuk bisa dikembangkan ke level permainan yang lebih tinggi. “Jadi ini memang hasil seleksi, hasil rekomendasi, serta banyak hal yang kami lakukan. Kami berharap ke depan bisa mendapatkan talenta-talenta top yang memang bagus di sepak bola. Mereka bisa kami tingkatkan dengan cepat agar dapat bergerak lebih cepat ke level top,” kata Guntur. Berbeda dengan EPA, akademi klub lebih fokus mematangkan potensi talenta muda untuk memulai karier profesional. “Di layer kedua ada akademi. Di pembinaan sepak bola itu ada yang namanya late developer, jadi perkembangan anak-anak yang relatif lambat. Di masa mudanya mereka tidak begitu terlihat, cenderung diragukan apakah bisa mencapai level top atau tidak,” kata Guntur. “Tujuan akademi ini salah satunya adalah memfasilitasi talent-talent yang seperti itu. Sudah tampak potensinya, tetapi belum maksimal. Masih harus menunggu satu dua tahun untuk mencapai titik optimal mereka dalam berkembang. Mereka ini yang juga harus dipelihara karena seringkali bakatnya sangat bagus tetapi belum begitu tampak,” lanjutnya. Namun, Guntur menjelaskan jika SSB ini masih embrio. Pihaknya baru mematangkan semua persiapannya karena direncanakan untuk jangka panjang. “Jadi soccer school ini masih embrio, mungkin belum akan berjalan tahun ini atau tahun depan, tetapi untuk jangka panjang,” ucapnya. Mekanismenya, yaitu pihaknya akan mengelola SSB secara sistematis. Sehingga SSB bisa tertata dan profesional. “Saya tidak mengatakan bahwa teman-teman di SSB tidak sistematis, bukan. Tetapi, kami memperkenalkan metodologi, memperkenalkan cara berlatih, memperkenalkan cara bermain sesuai dengan apa yang kami yakini benar,” tegasnya.

Zidane dan Ronaldo Sabet Super Tiket Final Audisi Djarum Balikpapan Bersama 24 Pemain Lainnya

Ketua Tim Pencari Bakat Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2018 Christian Hadinata bersama peserta yang lolos dari kota Balikpapan, Kaltim. (kompas.com)

Balikpapan- Resmi 24 pebulutangkis muda terbaik Balikpapan menjadi wakil Kalimanta Timur dalam Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2018, di GOR Hevindo, Senin (16/4). Mereka berhak meraih Super Tiket dan lolos dalam fase final Audisi Umum di GOR Jarum, Kudus, Jawa Tengah. Pemenang Super Tiket ini adalah putra putri terbaik Balikpapan yang berhasil memberikan penampilan terbaik sejak tahapan pertama. Total 18 peserta berhasil meraih kemenangan pada Tahap Turnamen, dan enam orang sisanya mendapatkan Super Tiket pilihan dari Tim Pencari Bakat. 24 pemain itu berasal dari kategori usia U-11 Putri, U-11 Putra, U-13 Putri, U-13 Putra, U-15 Putri, dan U-15 Putra. Tim U-13 Putra menyumbang wakil terbanyak yakni delapan orang. Untuk nomor U-11 Putri dan U-15 Putri hanya mengirim dua peserta. Nama Cristiano Ronaldo Eka Saputra, atlet muda dari Sleman dari Yogyakarta, akhirnya lolos di nomor U-13 Putra. Selain ‘Ronaldo’, Zidane Cahyo Nugroho (Kutai Timur), pun akhirnya menyimpan Super Tiket, pasca terpilih dari nomor tim pencari bakat. Ketua Tim Pencari Bakat, Christian Hadinata, berpesan kepada para peserta yang berhasil lolos pada Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2018 di Balikpapan agar betul-betul menjaga konsistensi dan terus berlatih. “Bagi adik-adik yang belum lolos, masih ada kesempatan di beberapa kota lainnya. Jangan patah semangat, tidak usah ada perasaan putus asa. Kesempatan tetap terbuka. Terus berlatih,” ucap pria yang disapa Koh Chris, pada Senin (16/4). Sementara itu Manajer tim PB Djarum, Fung Permadi, menyatakan jika semua peserta yang meraih Super Tiket ini adalah mereka yang tampil terbaik dan tampil dengan kemampuan diatas rata-rata. “Mereka yang lolos dari Audisi Umum kali ini ya mereka yang terbaik dari seluruh peserta. Sementara pemberian tiket untuk mereka yang gugur di tahap turnamen karena mereka memenuhi kriteria tim pencari bakat. Mereka menunjukkan semangat dan mempunyai teknik lebih baik dibandingkan peserta yang lainnya,” ujar Jumlah peraih Super Tiket dari Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2018 di Balikpapan lebih banyak satu peserta dari edisi sebelumnya di Pekanbaru, Riau. Usai kota Balikpapan, PB Djarum melanjutan perburuan ke Manado, Sulawesi Utara, yang akan berlangsung di GOR Arie Lasut, 5-7 Mei 2018. (art) Peraih Super Tiket hasil Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2018 di Balikpapan (nama, nomor punggung, kota/kabupaten asal): U-11 Putri Alisa Amelia Dansach 0033 (Kota Samarinda) Madinah Dell Azzahra 0004 (Kota Kendari) U-11 Putra Revand Harianto 0046 (Kota Balikpapan) Raid Nabil Setiawan 0265 (Kota Balikpapan) Raihan Daffa Edsel Pramono 0226 (Kota Kediri) Nazwan Abdillah 0079 (Kota Samarinda) U-13 Putri Nadia Pritasari 0090 (Tanah Laut) Sheila Lydia 0224 (Nganjuk) U-13 Putra Bryan Dave Limbowo 0163 (Parigi Moutong) Cristiano Ronaldo Eka Saputra 0152 (Sleman) Taufiqul Vicky 0129 (Kota Balikpapan) Christian Trinata Liban Laden 0008 (Kota Samarinda) U-15 Putri Ryani Puspita Dewi 0005 (Kota Balikpapan) Ni Kadek Linda Angeline Asmara 0119 (Gianyar) U-15 Putra Irvan Bagus Dwi Prasetyo 0171 (Penajam Paser Utara) Kadek Guruh Sucahya 0021 (Buleleng) Muhammad Faqih Anshori 0320 (Kota Samarinda) Muhammad Septian Amin 0286 (Kota Samarinda) Peserta peraih Super Tiket Pilihan Tim Pencari Bakat: U13 Putri – Elsa Auriya 0070 (Kota Balikpapan) U13 Putri – Nella Puspita Dewi 0100 (Kota Samarinda) U13 Putra – Rizqy Ramadhani 0082 (Tanah Laut) U13 Putra – Zidane Cahyo Nugroho 0313 (Kutai Timur) U13 Putra – Jonathan Dylan Tedja Saputra 0026 (Kota Manado) U13 Putra – Januar Jason Tedja Saputra 0029 (Kota Manado)

Cristiano Ronaldo Ikut Audisi Umum Djarum di Balikpapan, Bersaing Rebut Super Tiket

Cristiano Ronaldo Eka Saputra berjuang meraih Super Tiket ke final Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2018, di Kudus, Jawa Tengah, September nanti. (PBDjarum)

Balikpapan- Cristiano Ronaldo berjuang meraih Super Tiket untuk bisa melangkah ke final Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2018, di Kudus, Jawa Tengah, September mendatang. Cristiano Ronaldo yang dimaksud bukanlah mega bintang kelahiran Hospital Dr. Nelio Mendonca, Funchal, Portugal, yang kini memperkuat klub raksasa Spanyol, Real Madrid. Melainkan atlet bulutangkis asal Sleman, Yogyakarta, bernama lengkap Cristiano Ronaldo Eka Saputra, atau akrab disapa Eka. Berlaga di Gelanggang Olahraga (GOR) Hevindo, Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim), Eka berhasil melaju di tahap turnamen. Pada babak kedua, ia sukses menyingkirkan M. Rafi An Nur dari Penajam Paser Utara dengan skor 21-7, 21-7, pada Minggu (15/5). “Saya senang bola dan ada pemain hebat bernama Cristiano Ronaldo, dan saya berharap dia menjadi pemain yang hebat juga,” ujar Sihono, sang ayah seperti dikutip situs resmi PB Djarum, Senin (16/4). Sejak usia lima tahun, anak tunggal pasangan Sihono dan Ismayani itu mulai bermain bulutangkis. Keinginan Eka menekuni olahraga ‘tepok bulu angsa’ itu mendapatkan dukungan penuh dari kedua orang tuanya. Ini menjadi tahun ketiga bagi bocah sepuluh tahun ini mengikuti Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis. Langkahnya terhenti pada babak kedua di dua tahun sebelumnya. Ia mengikuti Audisi Umum di Purwokerto dan Solo (Jawa Tengah) pada 2017, dan gagal melalui tahap screening. Eka saat ini tergabung dengan klub bulutangkis Pancing Sembada, di Sleman. Klub ini melahirkan salah satu atlet nasional, Dionysius Hayom Rumbaka. “Ini tahun ketiga, saat 2016 di Purwokerto sampai babak delapan perempat final, tinggal satu pertandingan itu harusnya lolos. Lalu kami coba di Kudus dan gagal di babak 16 besar. Bahkan di tahun 2017, malah dia gagal lolos screening terus, tahun lalu ikut di Solo dan Purwokerto malah tidak lolos screening,” ungkap Sihono. Gagal tak lantas membuat sang ayah patah semangat, ia terus mendorong buah hatinya itu menguji skill yang dimiliki di arena Audisi Umum. “Kecewa ada. Tapi ini kesempatan terakhir dia bisa ikut Audisi Umum. Semoga legend bisa mengenali potensi dia. Beberapa kali dia juara di turnamen baik ganda maupun tunggal,” paparnya. Kota Balikpapan akhirnya dipilih menjadi pertama Audisi Umum bagi putra tunggalnya itu. “Kenapa di Balikpapan? Karena saya bisa antar dia ke sini. Dan, mungkin kesempatannya lebih besar. Kalau saya nggak bisa antar, pasti nggak ikut Audisi Umum. Kebetulan untuk Balikpapan ini saya bisa dapat cuti,” tambah Sihono. Eka, yang mengidolakan pebulutangkis Pelatnas Jonatan Christie itu mengatakan siap jika harus tinggal jauh dari kedua orang tuanya. Hal itu dilakukan guna mewujudkan mimpinya menjadi pebulutangkis berprestasi ditingkat nasional maupun internasional. Namun, untuk mendapatkan Super Tiket yang akan membawanya ke final Audisi Umum di Kudus, Jawa Tengah, September nanti, ia harus meraih dua kemenangan pada pertandingan yang berlangsung pada Senin (16/4). (Adt)