Atlet Muda Sumbang Medali Emas dari Kejuaraan Menembak di Prancis

Atlet Muda Sumbang Medali Emas dari Kejuaraan Menembak di Prancis

Petembak Indonesia sukses membawa pulang tiga medali dari Kejuaraan Menembak di Prancis. Salah satunya merupakan kepingan emas. Adalah petembak muda Indonesia, Sarah Ayu Tamaela yang meraih skor tertinggi pada ajang IPSC French National Optic Sight 2022 di CNTS Chateauroux, Prancis, pada 16-17 September 2022. Menukil hasil pertandingan, Petembak kelahiran tahun 1999 tersebut menjadi yang pertama di nomor lady open usai mendapatkan skor 1. 613, 2796 poin (77,24 persen). Ia pun berhak atas medali emas. Sarah mengalahkan petembak asal Israel Yael Dagan yang meraih peringkat kedua. Yael mengoleksi 1. 359, 6264 poin (65,10 persen). Sedangkan peringkat ketiga diperoleh wakil tuan rumah Olivia Martin dengan perolehan 1.080, 8665 poin (51,75 persen). Selain Sarah, Indonesia juga mendapatkan tambahan medali perak dan perunggu di kejuaraan tersebut. Kepingan medali itu persembahan Ronny Lukito dan Vincentius Djajadiningrat. Masing-masing di nomor pertandingan Super Senior Open dan Overal Production Optics. Ronny membukukan skor 1.340,2047 poin (64,17 persen). Dia harus mengakui keunggulan petembak Prancis Thierry Obriot yang meraih medali emas setelah mencatatkan 1.357,8682 poin (65,01 persen). Sedangkan peraih medali perunggu direbut Philippe Gibert dengan catatan 1.320,1843 poin (63,21 persen). Kemudian untuk Vincentius, ia harus puas dengan merebut posisi ketiga setelah dikalahkan petembak asal Ceko Michal Stepan dan petembak Filipina Kahlil Adrian Viray. Vincen mencatatkan 1. 866, 9782 poin. Di bawah Michal yang mengemas 1. 928, 6228 oin (100 persen) dan Kahlil 1.920, 0583 poin 99,56 persen). Sekretaris Jenderal PB Perbakin Henry Oka bangga dengan pencapaian atlet Indonesia di kejuaraan dengan level dunia tersebut. Sebab, selain Sarah dari lima atlet yang dikirim, dua di antaranya juga menyumbangkan medali, bahkan masuk top ten dunia. “Kelima atlet itu masuk 10 besar, namun tiga di antaranya meraih medali, salah satunya emas oleh Sarah Ayu. Ini suatu pencapaian yang luar biasa dari nomor tembak reaksi,” kata Henry kepada detikSport, Senin (19/9/2022). Sekretaris Jenderal PB Perbakin Henry Oka bangga dengan pencapaian atlet Indonesia di kejuaraan dengan level dunia tersebut. Sebab, selain Sarah dari lima atlet yang dikirim, dua di antaranya juga menyumbangkan medali, bahkan masuk top ten dunia. “Harapan kami memang mereka bisa menjadi juara dunia di nomor-nomor event perlombaan. Namun, ini kan ada kejuaraan lainnya di Thailand, tentu harapan kami hasil ini bisa dicapai kembali dengan mengibarkan bendera Merah-Putih,” ujarnya. Adapun kejuaraan di Thailand bertajuk IPSC Handgun Worldshoot akan diselenggarakan di Pattaya, pada 16 November hingga 3 Desember 2022.

Danpaspampres Gelar Lomba Menembak Guna Cari Atlet Muda Potensial

Danpaspampres Gelar Lomba Menembak Guna Cari Atlet Muda Potensial

Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspampres), Mayor Jenderal (Mayjen) TNI Tri Budi Utomo, mengatakan Kejuaraan Tembak Piala Danpaspampres 2022 yang diadakan mulai 10 hingga 13 Maret 2022 untuk mencari atlet-atlet muda potensial. “Mudah-mudahan kegiatan ini bisa menjadi ajang untuk mencari bibit-bibit baru sehingga bisa mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional,” kata Danpaspampres di Jakarta, Rabu. Danpaspampres mengatakan para petembak atau atlet tembak Tanah Air sejati-nya sudah menantikan kejuaraan-kejuaraan atau pertandingan menembak. Hal tersebut juga dilatarbelakangi selama pandemi COVID-19 hampir tidak ada perlombaan menembak di Tanah Air. Sehingga, kejuaraan Tembak Piala Danpaspampres 2022 diharapkan bisa melahirkan atlet baru. “Sudah lama sekali petembak-petembak Indonesia ini haus akan pertandingan,” kata lulusan Akademi Militer Tahun 1994 tersebut. Tidak hanya terkendala pandemi COVID-19, kejuaraan menembak tersebut juga sempat ditiadakan beberapa tahun karena banyaknya benturan agenda kenegaraan, sehingga sempat ditiadakan atau ditunda. Khusus penyelenggaraan Tahun 2022, panitia menambah satu kelas pertandingan baru yakni kelas Paspampres Style. Pada kesempatan itu, ia menyampaikan dan menekankan aspek keselamatan para peserta merupakan hal yang paling utama. Termasuk juga penerapan protokol kesehatan secara ketat selama kegiatan. Secara pribadi, Mayjen TNI Tri Budi mengaku sebelumnya sudah pernah mengikuti lomba menembak yang diadakan oleh Paspampres. Pada tahun ini ia kembali ikut ambil bagian dan turun di kelas tembak eksekutif. Kejuaraan Tembak Piala Danpaspampres 2022 dilaksanakan dalam rangkaian Hari Bakti Ke-76 Paspampres. Untuk jenis perlombaan dibagi menjadi tujuh kelas, yakni tembak eksekutif, tembak presisi 25 meter, tembak reaksi IPSC level II, kelas tembak reaksi non-IPSC (pistol nonoptik), tembak air riffle dan air pistol, tembak Paspampres style, dan tembak ekshibisi yang akan diikuti beberapa publik figur atau artis di Tanah Air.

Persiapan SEA Games Vietnam, Vidya Rafika Tampil di Kejuaraan ISSF Grand Prix

Persiapan SEA Games Vietnam, Vidya Rafika Tampil di Kejuaraan ISSF Grand Prix

Petembak muda andalan Indonesia, Vidya Rafika terus mempersiapkan diri jelang SEA Games Vietnam. Vidya bersama puluhan atlet senior dan junior di Pelatnas Perbakin tampil di kejuaraan ISSF Grand Prix Rifle/Pistol Jakarta pada 8-18 Februari ini. Ajang yang diikuti juga oleh atlet Malaysia, Thailand, Singapura, Bangladesh dan Rumania ini menjadi ajang persiapan Indonesia sebelum SEA Games Vietnam. “Jadi ajang ini sekaligus sebagai tes event ke SEA Games tapi masih ada beberapa kejuaraan di luar (negeri) untuk menuju SEA Games,” jelas Ketua Perbakin, Letjen Joni Supriyanto, di Lapangan Tembak Senayan, Selasa (8/2/2022). Sebagai salah satu atlet andalan cabang menembak, Vidya akan turun di tiga nomor sektor putri. Langkah ini dilakukan sebagai strategi menghadapi para negara Asia Tenggara yang turut mengirim wakil di kejuaraan ini. Sebagai atlet muda cabang menembak, Vidya sudah menorehkan banyak prestasi gemilang untuk Indonesia. Pada SEA Games 2019, Vidya sukses meraih dua medali emas. Selain itu ia jadi atlet menembak pertama Indonesia yang tampil di Olimpiade tanpa wildcard. Bio Data Nama: Vidya Rafika Rahmatan Toyyiba Panggilan: Vika Lahir: Depok, Jawa Barat, 27 Mei 2001 Tinggi Badan: 161 cm Pegangan Tangan: Kanan Debut Kompetisi: 2010 Nomor Lomba: AR60W, R3X40 Prestasi – SEA Games 2019 Filipina (Satu emas Air Rifle Women, satu emas Air Rifle Mix) – Asian Shooting Championships Qatar 2019 (Lolos Olimpiade Tokyo 2020) – SEASA 2019, Indonesia (Dua emas) – SEASA 2017, Malaysia (Satu perak, 1 perunggu) – ISSF World Cup 2021 (Satu medali perunggu) – ISSF Grand Prix 2021 (Satu medali emas)

Perbakin Kaltim Punya Dua Sekolah Menembak Gratis, Cetak 60 Atlet Baru

Perbakin Kaltim Punya Dua Sekolah Menembak Gratis, Cetak 60 Atlet Baru

Persatuan Menembak dan Berburu Seluruh Indonesia (Perbakin) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) memiliki dua sekolah menembak di Kota Balikpapan dan di Kota Samarinda. Dari dua sekolah itu mampu mencetak puuhan atlet menembak. “Alhamdulilah dari dua sekolah ini sekarang kita punya 60 atlet yang kira-kira kelasnya itu itu ada mungkin 10 orang yang nilainya sudah mendekati ke atlet nasional,” ujar Ketua Pengprov Perbakin Kaltim, Roy Norwan, pada pelantikkan Pengurus Kota Perbakin Balikpapan, Sabtu (12/02/2022). Dia mengatakan, sudah ada yang dipanggil dan bergabung dengan pelatnas Sehingga dia merasa bangga. Bahkan usia atlet tersebut masih sangat muda dan dari Kota Balikpapan. “Itu kita buktikan dengan salah satu atlet kita sudah masuk pelatnas, umurnya baru 14 tahun anak Balikpapan. Kemarin saya ke Jakarta, anak itu sudah bagus. Membanggakan Kaltim,” ujarnya Roy menjelaskan, awalnya berdiri dua sekolah menembak. Karena keresahannya sejak 2008 Kaltim selalu menggunakan atlet luar dalam setiap lomba dan tak pernah mencetak atlet sendiri. “Tujuan kita adakan sekolah menembak ini karena selama ini Kaltim sangat mengandalkan atlet-atlet yang dari luar daerah,” ujarnya “Dari periode 2008 kita ikut di PON sampai dengan PON sebelum Papua kita sangat mengandalkan atlet-atlet dari luar daerah. Sehingga tidak ada pembinaan atlet-atlet lokal,” “Setiap ada dana yang kita terima untuk keikutsertaan dalam event nasional, umumnya dana itu terpakai untuk atlet-atlet yang kiota beli dari luar. Padahal itu menjadi hak atlet-atlet di Kaltim,” tegasnya. Namun, setelah dirinya terpilih menjadi Ketua Perbakin Provinsi Kaltim kebijakan tersebut dirubahnya. Tidak boleh lagi bergantung dengan atlet luar dan harus mencetak atlet sendiiri. “Tetapi di dalam kepengurusan saya, saya rubah itu kita sekarang tidak boleh bergantung dari atlet-atlet luar, kita harus mencetak atlet kita sendiri,” ujarnya. Kata dia, sekolah menembak tersebut gratis. Termasuk juga sarana dan prasarana yang disediakan. “Untuk itu sekolah kita gratiskan, senjata kita siapkan, peluru kita kasih, pelatih kita kasih gratis,” ujarnya. Harapannya, akan banyak anak-anak di Kaltim yang bergabung dengan sekolah menembak. Sehingga Kaltim bukan hanya mencetak atlet nasional, namun juga atlet internasional yang membanggakan.

Cari Bibit Berbakat, Sumsel Akan Jadikan Olahraga Menembak Sebagai Ekstrakurikuler Sekolah

Cari Bibit berbakat, Sumsel Akan Jadikan Olahraga Menembak Sebagai Ekstrakurikuler Sekolah

Guna mencari bibit atlet tembak berbakat sejak dari usia dini, Pengurus Provinsi Perbakin Sumsel akan menjadikan cabang olahraga menembak sebagai salah satu mata pelajaran ekstrakurikuler di sekolah-sekolah. Gubernur Sumsel, Herman Deru, mengatakan Perbakin Sumsel termasuk di kabupaten dna kota gencar mencari bibit-bibit berbakat sejak dari usia dini. “Alangkah banyak bibit atlet tersebar yang punya bakat tapi tidak mampu menyalurkannya. Ini salah satu bentuk tanggung jawab pengurus, selain memberi edukasi juga melakukan pembinaan,” kata Herman Deru yang juga Ketua Umum Perbakin Sumsel itu. Herman Deru bilang, calon atlet akan dicari hingga ke sekolah-sekolah termasuk di pelosok desa bila perlu dengan cara jemput bola. “Banyak di daerah-daerah yang punya bakat menembak, tapi mereka tidak punya sarana dan kanal, maka saya ingin semua kepengurusan untuk jemput bola,” katanya. Herman Deru juga ingin olahraga menembak ini tidak boleh lagi terkesan menjadi olahraga yang eksklusif yang hanya dimiliki kalangan tertentu saja. “Kita akan jadikan olahraga ini sebagai olahraga yang merakyat. Oleh sebab itu akan kita jadikan olahraga menembak ini sebagai ekstrakulikuler di sekolah yang ada di Sumsel,” katanya. Sementara itu, Ketua Harian Perbakin Sumsel, Nyimas Fatma, didampingi Sekretaris Umum Perbakin Sumsel, Denni Gapril dan Wakil Sekretaris Umum organisasi Perbakin Sumsel, Oscar D Presta mengatakan pihaknya juga fokus pada pembinaan bukan hannya atlet melainkan juga para wasit dan juri di lapangan. “Penataran pelatihan wasit atau juri tahun 2022 yang dipusatkan di lapangan tembak Jakabaring Sport City (JSC) dari tanggal 28 hingga 30 Januari 2022,” katanya. “Tujuan kegiatan guna menunjang program pembentukan ekstrakurikuler menembak di sekolah dalam rangka pengembangan dan pencarian bibit- bibit atlet menembak dari usia muda dimulai dari sekolah-sekolah,” katanya. Dia merinci peserta pelatihan ada sebanyak 116 orang dari berbagai Provinsi di Indonesia seperti Provinsi Aceh, Riau, Jambi, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara. Sedangkan Provinsi Sumsel dengan utusan dari perbakin kabupaten dan kota serta menugaskan pengurus dan guru olahraga yang semua biaya ditanggung pengurus provinsi Perbakin Sumsel.

Arista Perdana, Petembak Muda Sarat Prestasi

Arista Perdana, Petembak Muda Sarat Prestasi

Meski masih berusia belia, prestasi Arista Perdana Putri Darmoyo boleh diadu. Atlet menembak perempuan dari Kota Semarang, Jawa Tengah tersebut memiliki sederet prestasi yang membanggakan. Hingga kini lebih dari 20 medali ia koleksi dari berbagai kejuaraan baik tingkat daerah sampai internasional. Tak heran, sebab gadis berusia 16 tahun ini sudah memilih jalan hidup menggandrungi olahraga menembak sejak duduk di kelas 2 SD. Semua itu berawal dari kebiasaan Arista mengikuti sang kakek sebagai pelatih olahraga menembak di Kota Semarang. Sering melihat kakeknya dan para atlet menembak berlatih, ia lama kelamaan tertarik di cabang olahraga tersebut. “Dulu tiap kakek mau melatih saya selalu pengen ikut. Selama ikut dan melihat orang menembak kok seru ya, akhirnya sejak kelas 2 SD saya diajari juga sama kakek olahraga menembak ini,” tuturnya, dikutip dari IDN Times, Jumat (22/10/2021). Saat itu ia mulai memegang senjata jenis pistol dibandingkan rifle. Hal itu karena menyesuaikan dengan postur tubuhnya yang mungil. “Ya, sebenarnya saya tertarik jenis senjata laras panjangan seperti rifle, tapi tubuh saya kecil. Tinggi saya sekarang saja cuma 146 cm. Jadi, sampai sekarang pun tetap pegang pistol,” ungkapnya. Meskipun bertubuh kecil tapi tidak membuat generasi Z ini kecil hati. Arista justru tertantang untuk menekuni olahraga yang penuh adrenalin ini. Mulai kelas 5 SD, remaja asli Semarang ini sudah mengikuti berbagai kompetisi olahraga. Bahkan, di masa itu ia sudah membawa nama Kota Semarang di kejuaraan menembak tingkat nasional. “Namun, baru berhasil meraih juara dan dapat medali emas tuh saat kelas VII SMP. Meski juara di kategori tim tapi seneng banget karena itu kompetisi tingkat nasional. Dari situ saya semakin tertarik dan menekuni menembak hingga meraih skor dan bisa menjadi atlet,” kata atlet binaan Persatuan Menembak dan Berburu Indonesia (Perbakin) dan KONI Kota Semarang itu. Ketekunan terus berusaha, berlatih, dan berdoa ini akhirnya membuahkan prestasi lainnya. Belum lama ini, siswa kelas XI SMA 1 Semarang itu mendulang prestasi yang sangat bergengsi. Putri sulung pasangan Citro Darmoyo dan Retno Wijayanti ini berhasil mengumandangkan lagu Indonesia Raya dalam ajang ‘14th Asian Air Gun Championship’ di Kazakhstan bulan September 2021. Arista meraih medali emas di kategori putri individu dan kategori mix team atau ganda campuran ia bersama rekannya Muhammad Iqbal meraih meraih medali emas. Tidak berselang waktu lama, pada ajang PON XX Papua 2021 mewakili Jawa Tengah ia kembali merebut medali emas untuk cabang olahraga menembak di nomor 10 meter air pistol beregu campuran bersama Muhammad Iqbal. Mengalahkan kontingen dari Bali. “Saya senang sekali dalam waktu berdekatan meraih medali emas dan membawa harum nama Indonesia dan Jawa Tengah melalui olahraga yang saya cintai ini. Apalagi, kejuaraan di Kazakhstan adalah pengalaman pertama saya di luar negeri. Ini tidak bisa terlupakan,” kata Arista. Si kecil-kecil cabe rawit yang bercita-cita sebagai polwan ini pun tidak jera untuk terus berlatih dan mengikuti kejuaraan-kejuaraan lainnya. “Saya pengen ikut dan menang di Sea Games dan Asian Games. Semoga ada kesempatan untuk bertanding di ajang tersebut,” tandasnya.

Berkenalan Dengan Shiva, Petembak Muda Sarat Prestasi

Berkenalan Dengan Shiva, Petembak Muda Sarat Prestasi

Meraih prestasi di kompetisi internasional dan masih dalam usia muda tentu saja menjadi kebanggan setiap atlet. Hal ini jugalah yang dirasakan penembak asal Medan, Sumatera Utara, Shiva Awallu Nissa saat tampil di kompetisi bergengsi skala internasional dan berhasil meraih prestasi. Saat usianya masih 19 tahun, Shiva berhasil meraih medali emas pada perhelatan South East Asia Shooting Association (SEASA) dan Indonesia Shooting Championship Open Tournament, tahun 2019 lalu. “Sebenarnya pertandingan tersebut bikin tegang sih, karna lawannya selain dari beberapa daerah juga beberapa negara di Asia Tenggara,” ujarnya kepada Tribun Medan, Kamis (8/7/2021). Pada perhelatan itu, gadis yang akrab disapa Shiva ini mampu menciptakan rekor dengan meraih poin 550 di nomor lomba menembak 10-meter air pistol puteri. Lebih lanjut, Shiva mengatakan, keberhasilannya mengukir prestasi gemilang di usia belia bukanlah sebuah keberuntungan belaka. Proses menuju ke titik ini sudah ia mulai sejak usianya masih terbilang belia. Diakuinya, ia sudah familiar dengan olahraga menembak sejak masih duduk di kelas 3 SMP. Hal itu terjadi, karena ia sering melihat kakak sepupunya, Derli Amalia Putri, yang juga merupakan atlet menembak, berlatih. Selain itu, ia tertarik dengan olahraga membidik target ini karena mempunyai cita-cita sebagai polwan. “Awalnya saya lihat kakak sepupu saya ikut menembak. Dari situ saya mulai tertarik dengan menembak. Setelah saya mengikuti latihan, saya mulai suka menembak dan sekarang menembak jadi bagian dari hidup saya,” ucapnya. Dikatakan Shiva, awalnya aktif sebagai atlet saat masih SMA di Aceh. Ketika kembali ke Medan, ia masuk ke klub menembak Anugerah Shooting Club. Dari sini ia mulai berkembang menjadi atlet profesional. Pertama sekali turun ke gelanggang tahun 2015 mewakili Aceh di kompetisi Jabar Open. Pada kompetisi itu ia langsung menyabet medali emas. Pada tahun 2017 ia kembali ke Medan, dan mengikuti ajang Porkot Medan ke-9. Pada kompetisi ini ia juga menjadi juara satu di nomor lomba 10 m air pistol puteri. “Terbaru, saya akan bertanding di PON Papua, dengan nomor lomba yang sama,” katanya. Biodata: Nama: Shiva Awallu Nissa Tempat, Tanggal Lahir: Medan, 11 April 2000 Prestasi: – Juara 1 Air Pistol Putri Porkot Medan ke-9 tahun 2017 – Juara 1 Air Pistol Putri Porwil Kota Medan IV tahun 2018 – Juara 1 Air Pistol Putri Porkot Medan X tahun 2018 – Juara 3 Air Pistol Putri Sriwijaya Open Championship tahun 2018 – Juara 3 Air Pistol Team Kejurnas Menembak Antarpengprov tahun 2018 – Juara 2 Air Pistol Mix Team Kejurnas Pangdam Jaya tahun 2019 – Juara 2 Air Pistol Putri Porwil Kota Medan V tahun 2019 Sumber: Tribun Medan

Sabet Dua Juara Sekaligus, Petembak Muda Ini Curi Perhatian

Sabet Dua Juara Sekaligus, Petembak Muda Ini Curi Perhatian

Prestasi membanggakan diukir Khansa R. Maani. Diusianya yang baru menginjak 12 tahun, ia mampu meraih prestasi membanggakan pada tournamen menembak Kapolda Sulut Cup yang digelar dalam rangka HUT Bhayangkara Ke–75. Tak tanggung-tanggung, Putri kedua pasangan Santo Maani dan Nadzira Alamri warga Kelurahan Motoboi Kecil ini, menyabet juara di dua kelas berbeda. Masing-masing, Juara I di Kelas 10 Meter Air Rifle Match Women dan Juara II di Kelas Multi Range 18 Meter, 27 Meter, 33 Meter dan 41 Meter Open. Penyerahan hadiah dan trophy kepada para pemenang lomba, dilaksanakan di Halaman Polda Sulut, tepat di Hari Bhayangkara ke-75, Kamis 1 Juli 2021, yang dihadiri Kapolda Sulut Irjen Pol Nana Sudjana. “Lomba menembak ini dilaksanakan dalam rangka memeriahkan Hari Bhayangkara ke-75, sekaligus untuk menjalin sinergitas antar instansi dan mencari atlet berbakat dalam menembak,” ujar Kapolda Sulut Irjen Pol Nana Sudjana usai menyerahkan hadiah kepada pemenang lomba. Sebelumnya, pada tahun 2020 silam, atlet asal Kota Kotamobagu yang tercatat sebagai siswi di SMP Negeri 2 Kotamobagu ini, meraih peringkat 6 dalam kejuaraan Nasional Kelas Air Riffel 10 Meter Match Women Youth. Santo Maani, selaku orang tua sekaligus pelatih Khansa yang saat ini mengantongi lisensi nasional menembak laras panjang dan pendek, berharap adanya dukungan dan perhatian dari pemerintah melalui dinas terkait. Terpisah, saat dihubungi media ini Kepala Dinas pemuda dan olahraga (Dispora) Kota Kotamobagu, Marham Anas Tungkagi, mengaku bangga dengan prestasi yang telah ditorehkan atlet muda asal Kota Kotamobagu ini, sehingga nantinya tetap akan menjadi perhatian pemerintah. “Pada dasarnya Pemkot lewat Dispora sudah mengusulkan anggaran di tahun 2022 untuk semua cabang olahraga termasuk menembak/ Perbakin. Memang tahun ini belum ada, karena anggaran belum memadai ditambah dengan adanya refocusing untuk penanganan dampak pandemi. Namun pada intinya, semua cabor apalagi yang sudah ada prestasi adalah prioritas,” ungkap Anas.

Ini Target Vidya Rafika di Olimpiade Tokyo

Ini Target Vidya Rafika di Olimpiade Tokyo

Atlet menembak putri Indonesia, Vidya Rafika Rahmatan Toyyiba, menjadi salah satu andalan tim Merah-Putih pada Olimpiade Tokyo 2021, yang akan berlangsung pada 23 Juli- 8 Agustus. PB Perbakin pun menjelaskan mengenai target yang diberikan kepada atlet berusia 20 tahun tersebut. Menurut PB Perbakin, target dari Vidya Rafika adalah mencapai babak final. Lebih lanjut, Sekretaris Jenderal PB Perbakin, Firtian Yudit Swandarta, mengatakan target tersebut sudah sesuai perhitungan setelah melihat skor yang dicatatkan Vidya dalam sesi latihan yang kerap menyamai skor petembak kelas dunia. “Perbakin menargetkan Vidya di Olimpiade itu adalah masuk di final. Karena final delapan besar ini nanti skornya menjadi 0 semua dan atlet yang sudah mempersiapkan dirinya dengan mental yang kuat itu yang akan menjadi juara di final nanti,” kata Firtian. “Perhitungan kami menembak ini olahraga terukur jadi kami bisa mengukur sejauh mana Vidya bisa masuk final. Karena skor dia itu sudah skor kelas dunia, jadi kesempatan dapat tiket ke final itu cukup besar,” sambung dia. Terkait dengan persiapan Vidya ke Tokyo, Firtian mengatakan para atlet telah didampingi psikolog demi menjaga kondisi mentalnya sehingga bisa tampil rileks saat bertanding di Olimpiade nanti. Ada beberapa pelatihan yang telah diberikan, salah satunya adalah imagery training yang merupakan teknik untuk membantu atlet memvisualisasikan kegiatan yang akan dilakukan sebagai upaya untuk mempersiapkan mental bertanding. “Psikolog, memang setiap atlet selalu didampingi terutama untuk melakukan imagery training, membayangkan mereka sudah berada di Olimpiade. Fungsinya untuk mengurangi tekanan atlet,” kata dia. Sementara itu, Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI), Zainudin Amali, mendukung dan berharap Vidya bisa sukses pada ajang olahraga internasional tersebut. “Memang di Olimpiade Tokyo ini kan kita juga sudah berhitung ya secara realistis. Nah, dari persiapan yang sudah dilakukan, kami optimis Vidya bisa sukses dan meraih hasil terbaik di Olimpiade nanti,” kata Menpora Amali, Selasa (15/6). Menpora Amali menilai, Vidya Rafika memiliki potensi yang sangat baik. Ini mengingat Vidya masih berusia 20 tahun, namun sudah tampil di kompetisi olahraga terbesar dunia. “Vidya ini kan usianya masih muda ya, dua puluh tahun. Sehingga harapannya kedepan bisa terus berprestasi dan apa yang ditargetkan kedepannya bisa tercapai,” jelasnya.

Persiapan Olimpiade, Fika Terbang ke Kroasia

Persiapan Olimpiade, Fika Terbang ke Kroasia

Petembak muda Indonesia, Vidya Rafika Rahmatan Toyyiba atau yang akrab disapa Fika, saat ini tengah mempersiapkan diri jelang keikutsertaannya di Olimpiade Tokyo pada 23 Juli- 8 Agustus mendatang. Guna mematangkan persiapannya tersebut, Fika dijadwalkan mengikuti uji coba di Kroasia pada Juni mendatang. Fika yang bakal turun di nomor 10 meter air rifle putri, tak punya target di Kroasia. Dia mengatakan ingin menambah pengalaman sebagai persiapan di Olimpiade Tokyo 2020. “Saya tidak mematok target medali untuk penampilan di Kroasia. Di sana saya ingin menambah jam terbang sehingga saya bisa lebih siap saat tampil di Olimpiade” ujar Fika, dalam siaran pers Komite Olimpiade Indonesia (KOI) mengutip Antara, Kamis (27/5/2021). Sementara itu Chef de Mission (CdM) Kontingen Indonesia, Rosan P. Roeslani, dalam kunjungannya ke pelatnas menembak di Senayan, Jakarta, mengaku terkesan dengan Fika yang bisa lolos kualifikasi dalam usia yang masih muda. “Fika ini atlet muda Indonesia yang luar biasa. Dia lolos kualifikasi Olimpiade pada usia 18 tahun. Semoga ia bisa memberikan penampilan terbaik di Olimpiade Tokyo nanti,” kata Rosan. Fika sebelumnya meraih medali perunggu dalam kejuaraan dunia menembak ISSF World Cup 2021 di New Delhi, India pada 15-26 Maret lalu. Dia menempati posisi ketiga pada nomor beregu 50 meter rifle three positions bersama Audrey Zahra dan Monica Daryanti. Peraih medali emas SEA Games 2019 itu awalnya dijadwalkan mengikuti ISSF World Cup di Baku, Azerbaijan, 21 Juni-2 Juli. Namun panitia penyelenggara telah memutuskan untuk membatalkan kejuaraan yang menjadi turnamen kualifikasi terakhir Olimpiade Tokyo tersebut karena situasi pandemi COVID-19 di negara tersebut. Saat ini, Indonesia hampir dipastikan menurunkan 19 atlet dari enam cabang olahraga ke Olimpiade Tokyo 2020. Keenam cabang olahraga tersebut adalah panahan, menembak, atletik, dayung, bulu tangkis, dan angkat besi. Jumlah itu masih bisa bertambah karena kualifikasi Olimpiade masih berlangsung.

Vika Jadi Satu-satunya Petembak Wakil Merah-Putih di Olimpiade Tokyo

Vika Jadi Satu-satunya Petembak Wakil Merah-Putih di Olimpiade Tokyo

Insan olahraga tentu tak asing lagi mendengar nama Vidya Rafika Rahmatan Toyyiba atau yang akrab disapa Vika, seorang petembak muda senapan angin potensial yang dimiliki Indonesia saat ini. Vika menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang bakal turun di Olimpiade Tokyo 2021. Hal itu sudah dikonfirmasi oleh Sekjen Pengurus Besar Persatuan Menembak Sasaran dan Berburu Indonesia (PB Perbakin), Justin Judiswandarta. “Benar. Hanya satu atlet saja yang lolos ke Olimpiade. Sebenarnya kami juga sudah menjadwalkan untuk mengejar tambahan kuota,” ujar Justin Judiswandarta saat dikonfirmasi dilansir Antara. PB Perbakin, kata dia, tetap berusaha menambah kuota dengan mengirimkan atlet ke kejuaraan yang sudah dijadwalkan oleh Federasi Olahraga Menembak Internasional (ISSF). Hanya saja kejuaraan kualifikasi itu dibatalkan karena pandemi Covid-19. “Dengan batalnya beberapa kejuaraan kualifikasi, praktis kita tidak bisa menambah atlet. Vika satu-satunya petembak yang tampil di Tokyo,” katanya menambahkan. Mantan Ketua Pengprov Perbakin Jawa Timur itu menjelaskan, upaya untuk menambah kuota tidak hanya melalui kejuaraan kualifikasi yang sudah dijadwalkan, namun juga dilalukan dengan cara lain seperti mengajukan wild card. Hanya saja, menurut Justian, upaya untuk mendapatkan wild card tidak dikabulkan oleh ISSF karena jatah yang ada diberikan kepada atlet menembak dari negara-negara yang sedang mengalami konflik. “Kebijakan ISSF memberikan jatah wild card kepada penembak dari negara yang konflik itu patut dimaklumi. Sebab, ISSF menjadikan cabang olahraga menembak bukan hanya mengejar prestasi tetapi sebagai sarana untuk kampanye perdamaian dunia,” kata Justian menegaskan. Vidya Rafika Rahmatan Thayiba merupakan atlet menembak muda yang bakal turun di nomor Air Rifle Match dan 3 position 50 meter putri kejuaraan empat tahunan yang pelaksanaannya mundur satu tahun dari jadwal semula. Tiket lolosnya Vika didapat saat turun di Kejuaraan Menembak Asia di Qatar 2019. Setelah itu rentetan prestasi terus raih termasuk raihan dua emas pada SEA Games 2019 di Manila, Filipina. Biodata: Nama: Vidya Rafika Rahmatan Toyyiba Tempat, Tanggal Lahir: Depok, Jawa Barat, 27 Mei 2001 Prestasi: SEA Games 2019 Filipina (1 medali emas Air Rifle Women, 1 medali emas AirRifle Mix) Asian Shooting Championships Qatar 2019 (lolos Olimpiade Tokyo 2020) SEASA 2019, Indonesia (2 medali emas) SEASA 2017, Malaysia (1 medali perak, 1 medali perunggu)

Jaring Atlet Berpotensi, Polda Sumbar Gelar Kejurda Menembak

Jaring Atlet Berpotensi, Polda Sumbar Gelar Kejurda Menembak

Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Barat menggelar lomba Kejuaraan Daerah (Kejurda) menembak yang diikuti 16 klub dari Provinsi Sumbar dan Jambi yang digelar di Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Sumbar pada Rabu. Kejurda ini memiliki beberapa tujuan, diantaranya yaitu guna menjaring atlet berpotensi daerah. Selain itu, menurut Kapolda Sumatera Barat, Irjen Pol Toni Harmanto, mengatakan kejuaraan daerah menembak tahun ini bertujuan sebagai ajang evaluasi bagi atlet sejauh mana peningkatan prestasi yang mereka raih. “Kita semua mengetahui bahwa latihan terbaik adalah bertanding,” tegas Toni Harmanto, dilansir dari Antara. Lebih lanjut, Kejurda ini digelar dalam menghadapi Pekan Olahraga Pelajar (POPNAS) 2021, Kejuaraan Nasional (KEJURNAS) 2021 dan Pekan Olahraga Nasional (PON) Tahun 2021. Ia mengatakan Pengprov Perbakin Sumbar sedang gencar-gencarnya melaksanakan pertandingan baik untuk bidang berburu, bidang reaksi maupun bidang tembak sasaran. Pihaknya akan menjaring atlet yang potensi dari berbagai kabupaten kota untuk dilakukan pembinaan dalam program Pengprov Perbakin Sumbar. “Untuk itu saya harapkan kepada seluruh atlet agar dapat termotivasi untuk lebih berprestasi secara maksimal,” kata dia. Toni Harmanto yang juga menjabat sebagai Ketua Pengprov Perbakin Sumbar ini juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terselenggaranya kejuaraan tersebut. Ia turut berpesan kepada para juri serta petugas di lapangan ia meminta mereka selalu menegakkan aturan dan ketentuan yang berlaku sehingga kejuaraan daerah menembak Piala Kapolda Tahun 2021 ini dapat berjalan dengan tertib dan lancar. “Kepada seluruh atlet saya ucapkan “Selamat Bertanding”, ikuti seluruh aturan yang tertuang dalam petunjuk teknis dan raihlah prestasi setinggi-tingginya dengan selalu mengedepankan nilai kebersamaan dan sportivitas. tetap jaga keselamatan pribadi dan rekan-rekan selama pertandingan dilaksanakan,” pungkasnya.

Cerita Nadine, Dari Iri Dengan Sang Kakak Hingga Jadi Penembak Muda Berprestasi

Cerita Nadine, Dari Iri Dengan Sang Kakak Hingga Jadi Petembak Muda Berprestasi

Ni Komang Nadine Vergian Dinatha, merupakan atlet tembak muda asal Bali yang sudah banyak meraih prestasi. Di usianya yang masih sangat muda, Nadine sudah bisa menjejerkan piagam dan medali di buket pribadinya. Namun siapa sangka, awal ia terjun ke dunia tembak ternyata karena ia “iri” dengan sang kakak yang juga merupakan atlet tembak. Bungsu dari tiga bersaudara ini memang mewarisi darah atlet menembak dari keluarganya. Sang ayah, I Made Sugiantara merupakan pelatih tim tembak Denpasar. Sementara kedua kakaknya, Rivan dan Rico juga merupakan atlet menembak. Bahkan Rico, kakak nomor duanya itu merupakan petembak SEA Games Indonesia 2019 lalu dan sudah malang melintang ikuti kejuaraan berskala nasional dan internasional. Hal ini yang menjadi faktor Nadine untuk menekuni olahraga tembak. Ia “iri” sekaligus termotivasi dari sang kakak. Ia merasa “iri” karena saudaranya itu bisa keluar kota bahkan keluar negeri dan berprestasi di olahraga ini. Oleh karena itu, akhirnya Nadine memutuskan terjun di dunia menembak. “Awalnya saya susah diajak latihan sama ayah. Tapi melihat kakak yang sering ke luar negeri, jadi termotivasi dan tekun berlatih sampai sekarang,” ungkap Nadine seperti dikutip dari Bali Express. Siswi SMPN 3 Denpasar ini, juga telah meraih sejumlah prestasi membanggakan. Nadine menyebutkan, ia telah mengumpulkan sebanyak 18 medali dari seluruh kejuaraan yang ia ikuti, diantaranya emas Porjar Kota Denpasar dan Provinsi Bali di kategori perorangan. Lalu ada juga kejuaraan SEASA 2019 di Jakarta dengan meraih perak di kategori beregu putri. Itu semua diraihnya di nomor spesialis Nadine yakni air pistol putri. “Saya mulai latihan sejak kelas 5 SD. Sampai sekarang menginjak kelas XIII dan sudah mengumpulkan kurang lebih 18 keping medali,” ujar Nadine. Sang ayah, I Made Sugiantara menambahkan, di nomor spesialisnya Nadine khusus untuk junior putri, bisa dibilang masih terbaik di Bali. Bahkan, skor yang putrinya raih bisa bersaing dengan petembak senior putri yang usianya jauh di atas Nadine. Berkat prestasi dan bakatnya tersebut, Nadine menjadi atlet yang menjadi proyeksi di Porprov Bali. “Nadine juga menjadi atlet proyeksi di Porprov Bali untuk Kota Denpasar. Tapi, dengan catatan ia harus bisa bersaing dengan senior lainnya jika ingin masuk ke dalam tim Porprov,” ujar Sugiantara.

Pandemi Justru Membuka Kesempatan Bagi Atlet Junior Menembak Untuk Unjuk Gigi

Ebrahim Inanlou saat memberikan instruksi kepada anak didiknya di Lapangan Tembak Senayan, Jakarta, Jumat (12/6). (Foto: ANTARA/Aditya Pradana Putra)

Pengurus Besar (PB) Persatuan Menembak Sasaran dan Berburu Indonesia (Perbakin) saat ini memberikan kesempatan kepada Pelatnas menembak untuk lebih fokus membina para atlet junior mereka. Fokus Pelatnas tahun ini seharusnya mempersiapkan para atlet menghadapi kualifikasi Olimpiade Tokyo. Namun, karena adanya pandemi COVID-19 ini Olimpiade Tokyo pun ditunda pelaksanaannya. Akhirnya, fokus Pelatnas menembak pun diubah, program latihan saat ini diberikan kepada seluruh atlet termasuk para junior. Menurut sang Pelatih kepala PB Perbakin, Ebrahim Inanlou, fokus ini digunakan untuk mempersiapkan atlet muda untuk berlaga pada SEA Games 2021 di Vietnam. “Kami saat ini sedang mempersiapkan atlet untuk SEA Games Vietnam. Ini waktu yang bagus untuk kami dan kami rasa kami bisa manfaatkan ini untuk SEA Games nanti,” kata Ebrahim dikutip dari Sport.tempo.co. Indonesia sebenarnya sudah meloloskan satu perwakilan mereka untuk berlaga di Olimpiade Tokyo melalui Vidya Rafika Rahmatan Toyyiba. Fika yang saat ini baru menginjak usia 19 tahun tersebut dinyatakan lolos ke gelaran Olimpiade Tokyo usai mengikuti turnamen Asian Shooting Championship (ASC) di Qatar pada November 2019 lalu. Fika dinyatakan lolos kualifikasi dengan menempati urutan ke-14 peringkat penembak se-Asia. “Sekarang kami mulai 50 m riffle 3 position khusus Fika (Vidya Rafika) karena dia harus menembak air rifle dengan 3 position. Untungnya dengan waktu yang kami punya, kami jadi bisa mulai 3 position dengan atlet lainnya juga,” Ebrahim menjelaskan. Terkait peluang Indonesia untuk menambah wakil atlet menembak ke Olimpiade, menurut pelatih asal Iran tersebut dirasa cukup sulit untuk bisa terpenuhi mengingat hanya ada 12 kuota tersisa yang akan diperebutkan petembak yang menduduki ranking dunia. Meskipun memang masih ada kesempatan hingga tahun depan, tapi peluang itu dinilainya kecil. “Peluangnya kecil tapi kami akan coba meski sangat sulit. Sekarang saya fokus ke atlet remaja, SEA Games dan mungkin kompetisi di masa mendatang,” tuturnya. Namun, pembinaan para atlet junior sejak dini sangat penting demi melahirkan tim petembak junior yang kuat pada setiap kejuaraan sekaligus regenerasi atlet senior ketika mereka memutuskan untuk pensiun.

Kapolri Cup 2020 Jadi Ajang Unjuk Gigi Para Atlet Muda Menembak

Kapolri Cup 2020 Jadi Ajang Ujuk Gigi Para Bibit Atlet Menembak Profesional

Kejuaraan Menembak Kapolri Cup 2020 memang sudah selesai beberapa waktu lalu. Namun, kejuaraan yang berlangsung di Lapangan Menembak Senayan, Jakarta, ini seakan menjadi ajang unjuk gigi bagi para atlet muda menembak profesional Indonesia. Beberapa penembak junior berhasil membuktikan diri pada ajang tingkat nasional tersebut, diantaranya adalah Abdullah Imam dan M Rifky yang mampu menyabet total tiga keping medali emas. Abdulah Imam tercatat meraih dua medali emas untuk nomor Grade D Junior dan Production Junior. Sementara M. Rifky mencatat sukses meraih juara di nomor Standart Junior. Berkat raihan tersebut, Abdullah Imam dan M Rifky menambah perolehan medali emas Banten menjadi 4 pada ajang Kapolri Cup, baik Kejurnas menembak virtual maupun benchrest dan tembak reaksi. Sebelumnya, Banten telah mengamankan 1 medali emas dari nomor air rifle putri, atas nama Monica Daryanti dari Kabupaten Tangerang. “Hasil ini sebenarnya tidak mengejutkan karena Imam (sapaan Abdulah Imam) dan Rifky sudah punya pengalaman tampil di berbagai event nasional maupun internasional. Tapi juara di Kapolri Cup menambah keyakinan keduanya menjadi atlet andalan Banten di masa depan,” ucap Pelatih Menembak Banten, Raden Imam Susandhi Nugraha seperti dikutip dari Kabar-banten.com. Sementara itu, terkait prestasi dua penembak junior Banten, Sekretaris Umum Pengcab Perbakin Kota Cilegon, M. Ferry Muchdiana mengatakan, hal tersebut tidak lepas dari dukungan orangtua kedua atlet tersebut. “Terakhir mereka tampil di Filipina awal tahun lalu. Di sana keduanya mendapat tambahan pengalaman tampil dan juga mental bertanding. Ke depan saya yakin Imam dan Rifky akan menjadi aset penembak andal bukan saja buat Kota Cilegon tapi juga Banten,” ucap Ferry. Oleh karena itu, prestasi di Kejurnas Kapolri Cup semakin menambah semangat Pengcab Perbakin Kota Cilegon dalam melakukan pembinaan nomor tembak reaksi. “Saat ini nomor tembak reaksi banyak peminatnya dan makin bertambah tiap tahunnya. Ke depan kami yakin akan menghasilkan atlet andal lain baik di kategori senior atau junior,” tuturnya.

Vidya Rafika, Penembak 18 Tahun Pertama Indonesia Yang Lolos ke Olimpiade Tokyo 2020

Vidya Rafika, Penembak 18 tahun yang lolos Olimpiade Tokyo 2020

Cabang olahraga menembak Indonesia memang membuat kejutan pada SEA Games 2019 Filipina karena mampu mengukir prestasi luar biasa. Setidaknya jika dibandingkan dengan kejuaraan yang sama sebelumnya yang hanya meraih satu medali emas. Target tiga emas yang dicanangkan oleh PB Perbakin maupun pemerintah dilewati dengan mudah bahkan hanya dalam dua hari. Padahal menembak merupakan cabang olahraga yang banyak memperebutkan medali emas. Emas pertama Vidya Rafika didapat dari nomor 10 M Air Rifle Women. Nomor ini adalah spesialisasi atlet yang akrab dipanggil Vika itu dan yang membawanya ke Olimpiade 2020 Tokyo Jepang setelah bersinar pada kejuaraan Asian Shooting Championships Qatar 2019. Gadis belia kelahiran Depok, Jawa Barat, 27 Mei 2001 ini telah mengukir sejarah sebagai atlet menembak pertama Indonesia yang lolos ke Olimpiade Tokyo 2020 melalui babak kualifikasi. Dia meraih tiket ke Tokyo pada Kejuaraan Menembak Asia di Qatar 2019. “Semoga hasilnya di Olimpiade akan memuaskan untuk Indonesia,” katanya seperti dikutip antara. Atlet muda yang menekuni menembak sejak kelas tiga SD memang menjadi andalan Indonesia di SEA Games 2019. Emas di cabang olahraga ini sering terganjal dari sang rival terutama dari atlet-atlet Singapura, Vietnam bahkan Filipina. Emas SEA Games 2019 dari Vika di nomor 10 M Air Rifle Women membuka optimisme melebihi target medali cabang menembak, dan itu benar. Atlet kelahiran Depok, 27 Mei 2001, kembali menorehkan prestasi dengan meraih emas dari nomor 10 M Air Rifle Mix berpasangan dengan Fatur Gustafian. Bio Data Nama : Vidya Rafika Rahmatan Toyyiba Panggilan : Vika Lahir : Depok, Jawa Barat, 27 Mei 2001 Prestasi : – SEA Games 2019 Filipina ( satu emas Air Rifle Women, satu emas Air Rifle Mix) Asian Shooting Championships Qatar 2019 (lolos Olimpiade Tokyo 2020) – SEASA 2019, Indonesia (dua emas) – Asian Games 2018 – SEASA 2017, Malaysia (satu perak, 1 perunggu)

Cabor Menembak Bidik 3 Medali Emas SEA Games 2019, Dua Atlet Muda Latihan di Kuwait

Dua petembak asal Bali nomor air pistol untuk kategori youth (U-17) yang tengah mengikuti Seleknas (seleksi nasional) atlet menembak untuk Pelatnas (pemusatan latihan nasional) SEA Games 2019, yakni Lely Sulistya Dewi Tirtajaya (kiri) dan Kadek Rico Vergian Dinatha, berkesempatan berlatih di Kuwait, mulai 1-7 Februari 2019. (balipost.com)

Jakarta- Imam Nahrawi, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) meninjau Seleknas (seleksi nasional) atlet menembak untuk Pelatnas (pemusatan latihan nasional) SEA Games 2019, di Lapangan Tembak Senayan, Jakarta, pada Rabu (23/1). Menteri asal Bangkalan, Madura, Jawa Timur (Jatim), mengatakan Seleknas cabang olahraga (cabor) menembak dilaksanakan dengan penuh kegembiraan. Diakuinya, bahwa baru kali ini dirinya melihat langsung proses seleksi dilakukan secara terbuka oleh PB Perbakin. Ia menegaskan semua pihak tidak boleh berkecil hati dengan proses seleksi seperti ini. Menpora menyebut venue menembak di Jakarta dan Palembang merupakan yang terbaik, sehingga harus dimanfaatkan maksimal untuk menggali potensi atlet Indonesia. “Jadi tidak hanya di level senior tapi juga junior. Di TNI, banyak para tentara yang ikut kejuaraan menembak tingkat ASEAN, Asia bahkan dunia. Motivasi ini yang harus kita tularkan kepada atlet-atlet junior,” tambah Menpora. Sementara itu, Mayjen (TNI) Joni Supriyanto, Ketua Umum PB (Pengurus Besar) Persatuan Menembak Sasaran dan Berburu Indonesia (Perbakin), menjelaskan proses seleknas ini diproyeksikan untuk ajang SEA Games 2019 Filipina, dan diikuti 65 atlet dari seluruh Indonesia. Seleknas cabor menembak berlangsung pada 18-25 Januari ini menyertakan seluruh nomor yang dipertandingkan yakni 22 nomor. Dari 22 nomor itu, PB Perbakin membidik tiga medali emas di pesta terbesar di kawasan Asia Tenggara itu. “Tiap nomor ada empat orang dan satu tim-nya ada dua orang. Seleksi ini selain untuk SEA Games 2019, juga untuk Olimpiade 2020. Jadi ada nomor yang dilombakan di SEA Games, tapi tidak dilombakan di Olimpiade. Untuk di SEA Games ada 22 nomor, dan Indonesia mengikuti semua nomor,” urai Joni. Di SEA Games 2019 Filipina, sebanyak 22 nomor dilombakan, di antaranya 10 meter air rifle men, 10 meter air rifle women, 10 meter air rifle mixed team, 10 meter air pistol men, dan 10 meter air pistol women. Selain itu, ada 10 meter air pistol mixed team, trap men individual, trap men team, PPC WA 1500 men individual, PPC WA 1500 women individual, PPC WA 1500 women team, Actionshoygun pump men individual, dan action shotgun pump men team. “Kami akan menargetkan 3 medali emas di SEA Games nanti,” tutup Sarozawato. Sementara itu, dua petembak asal Bali yakni Kadek Rico Vergian Dinatha dan Lely Sulistya Dewi Tirtajaya, yang merupakan petembak terbaik di Indonesia nomor air pistol untuk kategori youth (U-17), berkesempatan berlatih di Kuwait, mulai 1-7 Februari 2019. Pelatih tembak Bali, Isro Firdaus, pada Kamis (24/1) menyatakan, Rico dan Lely adalah dua petembak muda yang selama ini mengikuti berbagai event Kejurnas 2918, mendapatkan skor tertinggi. “Saya akan mendampingi dua atlet Indonesia ini berlatih di Kuwait,” ucap Isro. Dikemukakannya, pengiriman atlet muda berbakat dan bertalenta ke Kuwait, merupakan program Asian Shooting Confederation (ASC). Menurut Isro, Rico, kelahiran Denpasar, 14 April 2002, dan Lely bersama lima petembak Bali lainnya, sedang mengikuti seleknas SEA Games, di Lapangan tembak Senayan, Jakarta. Kelima petembak Bali yang megikuti seleknas itu adalah Cok Istri Amrita Purnama, Talita Yudit Almira, Luh Gede Rismayanti (air pistol), Kadek Dwi Putri Pertiwi, dan Savitri Mirzaeila (air rifle). Menurut dia, untuk bisa masuk skuad timnas SEA Games minimal harus tembus peringkat empat besar. Saat ini, skor sementara Lely dan Talita yang berada di peringkat empat besar. “Kami akui persaingan memang ketat, namun kami berharap ada petembak Bali yang masuk timnas SEA Games di nomor air pistol dan air rifle,” ujar Isro. (Adt)

Siswi SMPN 2 Bandung Sumbang Emas di Kejurnas Menembak, Umur 8 Tahun Sudah Pegang Senjata

Sebanyak 405 atlet dari 26 Provinsi di Indonesia, tampil dalam Kejurnas Menembak antar Pengprov 2018, di Lapangan Tembak, Jakarta dari 23-28 November. Salah satunya siswi SMPN 2 Bandung yang masih berusia 12 tahun, Lana Nathania Fatima. (tribunnews.com)

Jakarta- Pengurus Besar Persatuan Menembak Indonesia (PB Perbakin) menggelar Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Menembak antar Pengprov 2018, di Lapangan Tembak, Senayan, Jakarta dari 23-28 November 2018. Sebanyak 405 atlet yang telah terverifikasi dari 26 Provinsi di Indonesia, turut serta dalam ajang ini. Satu diantaranya, penembak muda asal Pengprov Jawa Barat, Lana Nathania Fatima. Lana yang masih berusia 12 tahun ini mengaku senang mengikuti kejurnas ini. Menurutnya, ajang ini bisa membuat mental bertandingnya lebih meningkat. “Perasaannya senang banget, kan namanya juga kejuaraan nasional. kalau dilihat seumur aku, dengan hasil nilai yang cukup lumayan bisa ngalahin senior lainnya itu cukup bangga,” kata Lana, di Lapangan menembak, Jakarta, Selasa (27/11). “Menurut aku, ajang ini sangat bagus melatih mental, karena bersaing dengan senior-senior yang lebih bagus, lebih banyak pengalaman,” sambungnya. Dalam kejurnas ini, gadis kelahiran Bandung, 26 Agustus 2006 ini, masuk ke dalam kategori youth, yakni kelas bagi para penembak di bawah 18 tahun. Hingga hari kelima, Lana sudah menyumbang satu medali emas pada nomor 10m Air Rifle Women Youth. Atas torehan itu pun, Lana berkeinginan untuk bisa membela Indonesia di ajang SEA Games 2019 yang akan dihelat di Filipina dan PON 2020 di Papua. “Pasti dong mau main (SEA Games 2019), makanya latihannya lebih tekun lagi, biar skornya bisa mencukupi biar bisa ikutan. Skor aku terkakhir 622,” ujarnya. Kesempatan Lana untuk memperkuat Indoensia di ajang SEA Games 2019 sangat terbuka, karena di SEA Games nanti tak ada aturan khusus mengenai pembatasan usia. Hal itu pun dijelaskan oleh Henry Oka, Komisi Perwasitan Perbakin. “Kalau di menembak itu ada tiga kelas. Youth itu di bawah 18 tahun, junior di bawah 21 tahu dan seniornya bebas di atas 21 tahun. Dan kebetulan di SEA Games 2019, tidak ada batasan umur jadi mereka bisa main di nomor senior,” jelas Henry. Usai bertanding, Lana juga menceritakan bagaimana awal mulanya ia mengenal olahraga ekstrem ini. “Awalnya aku kenal menembak itu dari papa, saat umur 8 tahun. Waktu itu papa lagi ikut event tembak, nah di situ nyobain karena dibolehin,” cerita siswi SMPN 2 Bandung ini. “Pertama nyobain itu pistol. Seminggu dua minggu kayaknya tak ada kemajuan. Lalu dipindah ke senapan, di senapan itu ada kemajuannya, sampai sekarang ini,” lanjutnya. Satu tahun yang lalu, ia mulai memfokuskan dirinya untuk terjun di olahraga menembak. Berkat kegigihannya, ia berhasil mendulang sejumlah prestasi. Prestasi yang sudah ia raih di antaranya meraih medali emas Mix Team Air Rifle Match 10 meter Youth Women Kejurnas Gubernur Kalsel 2018, dan medali perak Individual Air Rifle Match 10 meter Youth Women Kejurnas Gubernur Kalsel. Lalu, perak Team Air Rifle Match 10 meter Youth Women Kejurnas Sriwijaya Open 2018. Bahkan, khusus untuk di ajang Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Menembak Antar Pengurus Provinsi 2018 yang diadakan di Jakarta ini, Lana dinobatkan sebagi petembak termuda. (Adt)

Tampilkan Kategori Junior, Kejurnas Menembak Antar Provinsi 2018 Jadi Persiapan PON Papua

Tercatat 395 petembak dari 30 Provinsi bersaing untuk menunjukkan kemampuan terbaiknya dalam event Kejurnas Menembak antar Pengprov 2018 yang berlangsung 24-29 November, di Lapangan Tembak, Senayan, Jakarta. (mediaindonesia.com)

Jakarta- Tercatat 395 petembak dari 30 Provinsi bersaing untuk menunjukkan kemampuan terbaiknya dalam event Kejurnas Menembak antar Pengprov 2018 yang berlangsung 24-29 November, di Lapangan Tembak, Senayan, Jakarta. Menurut Ketua Komisi Perwasitan Perbakin Henry Oka yang juga menjadi Direktur Kompetisi Kejurnas Menembak, mereka yang menjadi peserta berhak mendapatkan poin yang diperlukan untuk bisa masuk PON 2020, jika tampil maksimal. “Kejurnas tahun ini jadi salah satu ajang pengambilan poin. Tahun depan ada lagi kejuaraan yang bisa jadi babak kualifikasi,” kata Henry, pada Sabtu (24/11). Dijelaskan Henry, karena setiap peserta mewakili provinsi, sudah bisa diperkirakan siapa saja atlet yang akan diturunkan ke PON 2020 di Papua. Ia mengatakan jika Kejurnas antarprovinsi pasti lah diibaratkan seperti PON mini. “Karena perebutan medali demi provinsi masing-masing,” katanya lagi. Adapun nomor yang dipertandingkan di Kejurnas kali ini, ialah 10 m air rifle, 50 m rifle 3 position, 10 m air pistol, 25 m rapid fire postol, dan 50 m pistol untuk kategori putra. Lalu, 10 m air rifle, 50 m rifle 3 position, 10 m air pistol, dan 25 m pistol untuk kategori putri. Kemudian untuk kategori campuran, ada dua nomor, yakni rifle dan pistol. “Kami juga mempertandingkan kategori junior, dengan usia maksimal 18 tahun. Kami bedakan putra dan putri dengan masing-masing nomor 10 air rifle dan 10 m air pistol. Dari 15 nomor itu, ada 10 yang dipertandingkan di olimpiade. Kejurnas ini juga jadi persiapan menuju ajang itu,” kata Henry. Selain merupakan agenda tahunan Pengurus Besar Persatuan Menembak Indonesia (PB. Perbakin), ajang ini diharapkan bisa menjaring petembak berbakat yang kelak menjadi andalan Indonesia di even internasional. Menurut Ketua Bidang Target & Prestasi PB.Perbakin, Silvy Husen, gelaran kali ini jadi sangat strategis karena pada tahun 2019 ada beberapa even penting akan diikuti petembak Indonesia seperti SEA Games dan kualifikasi Olimpiade. “Pada 2019 ada SEA Games di Filipina. Namun Indonesia dan beberapa negara Asean lainnya akan melakukan pertemuan dengan Federasi Menembak Asean dan panitia SEA Games Filipina guna memperjuangkan beberapa nomor agar tampil di SEA Games. Karena yang dipertandingkan justru nomor non olimpiade,” ujar Silvy di Jakarta, kemarin. Pertemuan yang akan berlangsung 29 Nopember mendatang di Filipina itu seperti dikatakan Silvy, juga akan membahas sejumlah cabang olahraga yang diusulkan Indonesia seperti catur dan bridge. Dalam kesempatan itu Silvy juga menjelaskan bila petembak nasional yang membela kontingen Indonesia di Asian Games 2018 lalu juga tampil, seperti Monika Damayanti, Muhammad Naufal Mahardika dan Fathur Gustafian. Kehadiran mereka jelas akan menambah senginya persainga ”Justru petembak daerah berambisi untuk bisa mengalahkan atlet nasional apalagi yang menjadi angota timnas Asian Games 2018 lalu. Motivasi mereka sangat besar, jadi para petembak eks Asian Games jangan menganggap enteng,” papar petembak nasional era 90’an ini. Sekedar informasi, cabang olahraga (cabor) menembak sukses meraih perak di Asian Games 2018 lalu dari nomor running target campuran 10 meter putra, melalui Muhammad Sejahtera Dwi Putra. (Adt)

Intip Kekuatan Lawan di Asian Games 2018, Perbakin Kirim Atlet ke Kejuaraan Dunia

Atlet menembak bakal mengikuti kejuaraan dunia guna meraih hasil terbaik di Asian Games 2018. (Adt/NYSN)

Jakarta- Pengurus Besar (PB) Persatuan Menembak dan Berburu Indonesia (Perbakin), mengirimkan atlet mengikuti Kejuaraan Dunia di Korea, pada akhir April, dan Munich, Jerman, pada akhir Mei mendatang. Hal itu dilakukan guna mengukur kekuatan lawan di ajang pesta akbar olahraga empat tahunan se-Asia, Agustus-September 2018. “Jelang Asian Games 2018 ini, agenda kami mengirimkan atlet mengikuti seri World Cup di Korea, akhir April, dan Munich, Jerman, akhir Mei,” ujar Robby Atmadja, Manajer Tim Nasional Menembak Indonesia, saat ditemui di Lapangan Tembak, Senayan, Jakarta, Selasa (20/3). Ia menyebut alasan mengirimkan atlet ke seri dunia itu sebagai tolak ukur guna melihat peta kekuatan lawan di Asian Games 2018. “Lawan-lawan di Asian Games bakal bertemu di kejuaraan dunia, seperti Korea dan China. Bahkan mereka training camp disana. Jadi, setelah kembali dari Kejuaraan Dunia, kami langsung ke Palembang untuk melakukan adaptasi venue pertandingan,” lanjutnya. Robby menjelaskan cabang menembak di Asian Games mendatang mempertandingkan 20 nomor, dan Indonesia berpartisipasi di 6 nomor. “Kami turun di nomor angin, 10 meter air rifle, 10 meter air pistol, dan 10 meter running target. Dimana kontingen terdiri dari 10 atlet, 3 pelatih dan 1 manajer,” ungkapnya. “Peluang medali emas ada. Tapi kami tidak bisa menyebutkan darimana. Nanti kasihan atletnya kalau kami sebutkan, bisa stres,” tambahnya. Meski begitu, Robby mengaku bila saat ini peluang terbesar ada pada Muhammad Naufal Mahardika di nomor 10 meter air rifle. “Saat ini Naufal masih yang terbaik, karena berhasil meraih emas di SEA Games 2017 (Malaysia). Namun bila atlet bisa masuk ke final (8 besar), termasuk Naufal dan atlet yang lainnya, kesempatan mendapatkan medali sangat besar. Soal medalinya apa? Ya, kita tunggu saja,” tutup pria yang juga menjabat sebagai Ketua Bidang Tembak Sasaran PB Perbakin. (Adt)