Mulai Ketat, Master International Kini Pimpin Kategori Terbuka Kejurnas Catur ke-47 di Banda Aceh

MI Roni Gunawan dari Jawa Timur (kiri) sedang bertanding ketat dengan MN Sodung Tampubolon (Banten) di kategori veteran babak ke-5, Kejurnas Catur ke-47, di Banda Aceh, Sabtu (13/10). (waspadaaceh.com)

Banda Aceh- Pecatur bergelar Master International, memimpin babak ke-empat hari kedua, Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Caturke-47 yang digelar di Hall Serbaguna, komplek Stadion Harapan Bangsa, Jumat (12/10). Master International (MI), Mohamad Ervan, dari Jawa Timur memimpin di kategori terbuka (bebas usia), dengan raihan point skor (Pts) 4, dan MI Rony Gunawan juga dari Jatim, memimpin di kategori veteran (usia 55 tahun ke atas). Di kategori terbuka, empat pecatur yang terdiri satu Master International (MI), tiga Master FIDE (MF) dan seorang master nasional (MN), sementara berhasil mengamankan empat poin. Ke-empat pecatur tersebut yaitu Master International, Mohamad Ervan dari Jawa Timur di urutan pertama, setelah di babak ke empat menuntaskan perlawanan keras pecatur kontingen tuan rumah Aceh, MN Chairil Nardi. Pada babak ke lima kategori Terbuka yang dimainkan Sabtu (13/10), di meja satu bertarung dua pecatur Jawa Timur, MF Catur Sagita dengan MI Mohammad Ervan. Di meja dua, MF Khairul Anam ditantang Nelson Roganda. Disusul tiga pecatur lainnya dengan poin empat yaitu MF Catur Sagita, MF Khairul Anam (Jawa Timur) dan Nelson Roganda dari Riau. Sementara Chairil Nardi tetap poin 3 bersama seorang pecatur Aceh lainnya, yaitu MN Irwandi. Dua pecatur ini telah kehilangan satu poin di kategori terbuka yang mempertandingkan 10 babak sistem Swiss. Pecatur Aceh lainnya, MF Zulkhairi kehilangan 1,5 angka karena sekali remis dan sekali kalah, sehingga mengantongi nilai 2,5. Miftalahuddin, Zafrullah, Nurcholis, Musliadi Pts 2, Deni Hartono poin 1,5. Hidayat, Saiful Bahri, Zulfadli Pts 1 dan Marie Muhammad Pts 0,5. Di kategori yunior kelompok Usia (KU) 19 putra, pecatur Aceh, Rezi Fernanda memiliki poin 3 membayangi dua pecatur Jawa Timur Andika Yogi Setiawan Pts 4 di urutan pertama dan Kurnia Robi Firdaus Pts 3. Senior Putri, pecatur Aceh MN Wita Rahayu dan Klarisa Sabila di kelompok Umur (KU) 17 putri memiliki poin 3. Sedangkan di KU 7, 9, 11, 13, 15, 17, 19 putra-putri sementara masih bersaing ketat pecatur dari sejumlah provinsi diantarannya dari Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, Kalimantan Timur, Sumatera Selatan. Di kategori veteran (55 tahun ke atas) persaingan juga seru, Master International Roni Gunawan yang mendapat parlawanan keras dari rival-rival berhasil memimpin sendiri di kategori dengan poin 4, dibayangi MN Sudung Tampubolon dari Banten dengan nilai 3,5. Pecatur Aceh, MN A Fahmi Jauhari membayangi di tempat ke tiga dengan Pts 3, setelah babak keempat kalah atas MI Roni Gunawan lewat permainan alot selama hampir empat jam. Pecatur Aceh tersebut ditempel ketat Abraham Bollegraf dari Sulawesi Utara juga memiliki poin 3. Dua pecatur Aceh lainnya, Ismed dan Idaman Anhar pts 2,5, kehilangan 1,5 setelah sekali kalah dan remis atas lawannya. Syahhrumsyah dan Nyak Ruswan masing-masing meraih Pts 1,5 dan Pts 1. (Adt)

496 Atlet Bertarung di Kejurnas ke-47 2018 di Aceh, Pecatur Tuan Rumah Kumpulkan Nilai 2

Disaksikan Pj Gubernur Aceh, Ir H Nova Iriansyah MT (bertopi), sebanyak 496 pecatur dari 25 provinsi, bertarung dalam Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Catur ke-47 di Hall Serbaguna, Komplek Stadion Harapan Bangsa, Lhong Raya, Banda Aceh, dari 10 - 16 Oktober 2018. (serambiindonesia.com)

Banda Aceh- Sebanyak 496 pecatur dari 25 provinsi bertarung dalam Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Catur ke-47 di Hall Serbaguna, Komplek Stadion Harapan Bangsa, Lhong Raya, Banda Aceh, dari 10 hingga 16 Oktober 2018. Kejurnas itu dibuka Pj Gubernur Aceh, Ir H Nova Iriansyah MT, pada Rabu (10/10) malam. Ketua Panitia Kejurnas, Aldin NL, Rabu (10/10) mengatakan, selain Kejurnas, juga digelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-40, penataran pelatih, dan wasit. Rakernas dipusatkan di Hotel 88 Banda Aceh, sejak Kamis (11/10). Dan dilanjutkan dengan penataran pelatih dan wasit, pada Jumat (12/10) hingga Minggu (14/10) juga di Hotel 88. Aldin mengatakan sebanyak 496 pecatur akan berlaga dalam 17 kategori. Kejurnas mempertandingkan kategori terbuka (untuk semua umur), senior putri, veteran, kategori yunior tujuh kelompok usia (KU) yaitu KU 7 tahun, 9, 11, 13, 15, 17 dan 19 putra dan putri. Sementara Rakernas diikuti 60 peserta dari 30 provinsi, dan masing-masing provinsi mengirimkan dua peserta. “Untuk penataran pelatih dan wasit diikuti 60 peserta,” ujarnya. Kejurnas, katanya, menghadirkan 40 juri catur nasional, sebanyak 30 juri dari luar Aceh dan 10 juri dari Aceh. Namun mereka berstatus juri catur nasional. Pembukaan Kejurnas dan Rakernas dihadiri Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Percasi, GM Super Utut Adianto. Sementara itu empat pecatur Aceh berhasil mengumpulkan nilai 2, dari dua babak pertandingan pada hari pertama, pada Kamis (11/10). Empat pecatur senior Aceh itu adalah Master Nasional (MN) Chairil Naldy, Master Fide (MF) Zulkhairi, Miftalahuddin, dan MN Wita Rahayu. Mereka mengalahkan lawan-lawan tangguh dari provinsi lain. Chairil menang atas pacatur nongelar Hidayat (Aceh), dan MF Zulkhairi mengalahkan pecatur non-gelar Imran (Sulawesi Tenggara). Lalu, Miftalahuddin menyudahi MF Muhammad Miftahul Hudany, dari Kalimantan Selatan. Namun, pecatur senior Aceh lainnya, MN Irwandi tunduk pada pecatur nonunggulan dari Sumatera Barat, J Manurung. Adapun Master Internasional (MI) Denny Juswanto G (Banten), secara mengejutkan kalah dari MN Kleo Patra (Sumatera Selatan). Empat pecatur Aceh yang turun pada kategori veteran yakni Ismed, Idaman Anhar, Syahrum Syah, dan Nyak Ruswan, yang unggul di babak pertama, akhirnya tumbang di babak kedua. Pada hari ini, masih melangsungkan babak ketiga dan keempat dari 9 babak yang dipertandingkan. (Adt) Nomor Pertandingan & Batasan Usia CATUR STANDAR 1. Kelompok Terbuka – Tanpa batasan usia 2. Kelompok Wanita – Tanpa batasan usia 3. Junior A Terbuka/Putri – Umur 19 tahun (kelahiran tahun 1999 dan sesudahnya) 4. Junior B Terbuka/Putri – Umur 17 tahun (kelahiran tahun 2001 dan sesudahnya) 5. Junior C Terbuka/Putri – Umur 15 tahun (kelahiran tahun 2003 dan sesudahnya) 6. Junior D Terbuka/Putri – Umur 13 tahun (kelahiran tahun 2005 dan sesudahnya) 7. Junior E Terbuka/Putri – Umur 11 tahun (kelahiran tahun 2007 dan sesudahnya) 8. Junior F Terbuka/Putri – Umur 9 tahun (kelahiran tahun 2009 dan sesudahnya) 9. Junior G Terbuka/Putri – Umur 7 tahun (kelahiran tahun 2011 dan sesudahnya) 10. Kelompok Veteran – Umur 55 tahun (kelahiran tahun 1963 dan sebelumnya) Keterangan: Istilah Putra diubah menjadi Terbuka, karena pecatur Putri juga diperbolehkan bertanding di kelompok Terbuka

Buah Latihan dan Kerja Keras, Catur Borong 6 Medali Emas Asian Para Games 2018

Hendy Wirawan (tengah) meraih medali emas cabang olahraga catur Asian Para Games 2018, di GOR Cempaka Putih, Jakarta, Rabu (10/10). (INAPGOC)

Jakarta – Cabang olahraga catur berhasil meraih enam medali emas pada hari keempat hajatan Asian Para Games 2018, di Gelanggang Olahraga (GOR) Cempaka Putih, Jakarta, pada Rabu (10/10). Pecatur tuan rumah menjadi kampiun dari kategori standar perorangan (VI-B1) putra dan beregu putra (VI-B1) atau buta total. Hendy Wirawan berhak atas medali emas setelah mengemas 5,5 poin akhir melewati torehan pecatur yang sebelumnya mengalahkannya di putaran keenam asal Filipina, Francis Ching, yang meraih 5 poin. Dengan total raihan 10,5 bersama pecatur andalan Edy Suryanto, membuat Indonesia meraih medali emas di kategori VI-B1. “Keberhasilan ini merupakan kerja keras latihan selama ini. Saya senang dapat memberikan medali emas untuk kontingen Indonesia,” ujar Edy usai memastikan poin tertinggi 5 sekaligus mengunci gelar juara. Sebelumnya, empat medali emas diraih dari kategori beregu putri VI-B1 (buta total), dan PI (daksa) standar perorangan putri. Debi Ariesta mendominasi pertandingan standar perorangan putri setelah tidak terkalahkan dalam pertandingan tujuh putaran. Dipertandingan lain, Debi bersama Tati Karhati juga berhasil mempersembahkan emas beregu setelah mengemas total 12,5 poin tim. Sedangkan Simanja Nasip Farta mendominasi kategori PI perorangan putri. Simanja bersama Roslinda Br Manurung juga memastikan medali emas di nomor beregu. Debi mengatakan kemenangannya ini, ia dedikasikan untuk masyarakat Indonesia. “Lega dan bahagia sekali dapat merebut emas. Kemenangan ini untuk seluruh bangsa Indonesia,” cetus Debi. Sementara itu, Heri Isranto, Manajer Catur Indonesia, mengungkapkan sejak awal pihaknya meyakini bisa melampaui target emas. “Ini buah latihan keras dan kebersamaan yang selalu kami tanamkan dalam persiapan,” tegasnya. Ia menambahkan Indonesia masih memiliki peluang meraih medali emas dari nomor catur cepat. “Masih ada catur cepat yang tentunya juga tidak boleh dilewatkan untuk terus meraih medali. Semoga bisa kembali meraih medali emas, karena Indonesia juga kuat di catur cepat ini,” tukas Heri. (Adt)

Kirim Pecatur Belia Ke Olimpiade Catur Dunia di Georgia, PB Percasi Siapkan Pecatur Masa Depan

Pecatur termuda tim Indonesia, Samantha Edithso (10 th), akan tampil di Batumi, Georgia, dalam ajang Olimpiade Catur Dunia ke-43. Tim Merah Putih akan bersaing dengan 139 negara lainnya pada event bergengsi itu. (sinarharapan.net)

Jakarta- Indonesia akan mengirim dua tim caturnya yang terdiri dari satu grup putra dan satu grup putri ke Batumi, Georgia, untuk mengikuti Olimpiade Catur Dunia ke-43. Tim Merah Putih akan bersaing dengan 139 negara lainnya dalam kejuaraan bergengsi tersebut. Indonesia menunjuk Kristianus Liem sebagai kapten tim. Tim putra diwakili oleh Novendra Priasmoro (19 tahun/FM 2498), Sean Winshand Cuhendi (21 tahun/IM 2441), Azarya Jodi Setyaki (20 tahun/FM 2316), Pitra Andyka (33 tahun/FM 2274), dan Agus Muhamad Kurniawan (20 tahun/FM 2239). Sementara tim putri diwakili oleh Chelsie Monica Sihite (23 tahun/WIM 2244), Ummi Fisabillah (18 tahun/WFM 2227), Shanti Nur Abidah (17 tahun/WFM 1968), dan Samantha Edithso (10 tahun/1805). Kontingen Indonesia telah dilepas oleh ketua umum Pengurus Besar Persatuan Catur Indonesia (PB Percasi), Utut Adianto, pada Rabu (19/9). Pecatur termuda tim Indonesia, Samantha Edithso, pun amat bersemangat. Bocah berusia 10 tahun itu berambisi membawa Indonesia masuk 30 besar peringkat dunia. Ia mengaku membaca buku-buku catur untuk memperdalam teknik dan strateginya. Selain itu ia juga bertandang ke Malaysia, untuk berlatih dengan video trainer. “Meskipun usianya masih muda, Samantha akan bergabung dengan tim Indonesia yang turun di Olimpiade Catur, yang levelnya sudah senior. Dia berpotensi menjadi bintang besar dan kita gembira akan hal itu,” ujar Utut. Kebijakan Percasi mengirim pecatur muda ke Olimpiade yang melibatkan 187 negara itu semata-mata dilandasi oleh keinginan untuk membangun catur Indonesia ke arah lebih baik. Artinya Percasi ingin memberikan pembelajaran kepada para pecatur muda ini. Utut mengatakan dalam menghadapi olimpiade kali ini sejumlah nama pecatur top lainnya tak tampil di 43rd Wolrd Chess Olympiad. Mereka adalah GM Susanto Megaranto, IM Irne Kharisma Sukandar, dan WGM Medina Warda Aulia. Mereka absen, karena jadwal Olimpiade bentrok dengan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jabar 2018. “PB Percasi menekankan faktor pembinaan dengan memilih para pecatur mudia usia, yang berpotensi berkembang lebih lanjut. Mereka adalah pecatur muda yang baru berusia belasan tahun, kecuali Pitra Andyka, juara nasional 2013. Dia dipilih karena masih memilki potensi tinggi untuk maju,” katanya di Jakarta, Rabu (19/9). Selain partisipasi aktif dalam pergaulan catur dunia, PB Percasi juga menargetkan sejumlah pecatur muda, untuk menggenapkan norma persyaratan gelar Grand Master (GM), yakni tiga norma GM dan rating 2500. “Novendra, misalnya, hanya butuh satu norma GM lagi dan tambahan rating 2 poin saja. Juga, Sean Winshand Cuhendi, yang sudah meraih tiga norma GM dan tambahan rating 59 poin,” tegas Utut. Pada Olimpiade catur yang terakhir di Baku, Azerbaijan 2016 lalu, tim putra Indonesia berada di peringkat 52 dari 180 negara. Sementara tim putri berada di peringkat 63 dari 134 negara. “Target kami memperbaiki peringkat atau lebih baik dari dua tahun lalu,” tutur Sean. PB Percasi juga tak lupa mengucapkan terima kasih pada pihak sponsor yang membantu memberangkatkan tim catur Indonesia ke Batuni, Georgia. “Kepada pihak pemerintah Kempora dan swasta seperti PT Union, Sampoerna Triputra Persada (USTP), PT JAPFA dan Universitas Gunadarma,” ujar Utut. Sedangkan Direktur Corporate Affairs JAPFA, Rachmat Indrajaya mengatakan, dukungan penuh dilakukan pihak JAPFA, bagi atlet kebanggaan Indonesia mendapatkan hasil terbaik di Georgia. “Hampir dua dekade JAPFA bersinergi bersama PB Percasi menggali potensi pecatur muda Indonesia. Ini hal penting menyiapkan pecatur tangguh ke depannya. Mudah-mudahan di Batuni, pecatur Indonesia, putra dan putri bertanding semaksimal mungkin,” ucap Rachmat Indrajaya yang didampingi Chef de Mission (CdM) Tim, R. Arsanti Alif. (Adt)

Demi Cetak Grand Master, Pemerintah Dukung Lahirnya Liga Catur Nasional

Pemerintah melalui Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) mendukung lahirnya Liga Catur Nasional demi mencetak para grand master disemua kelompok usia. (Kemenpora)

Jakarta- Pemerintah melalui Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) mendukung segera lahirnya event Liga Catur Nasional. Hal itu demi mencetak para grand master disemua kelompok usia. Hal itu ditegaskan Menpora Imam Nahrawi saat menghadii Apresiasi Catur Indonesia 2018, di Puri Agung, Hotel Sahid Jaya, Jakarta, Sabtu (29/7) malam. Menpora didampingi Staf Khusus Pemuda Anggia Ermarini bersama Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Bambang Brodjonegoro berharap even seperti dapat terus dilakukan. “Ini harus terus dilakukan, dan pemerintah akan terus mendukung serta memberikan penghargaan kepada anak bangsa yang berprestasi,” ujar Imam. Ia mengatakan melalui event apresiasi catur yang dihadiri banyak sponsor menjadi momentum untuk menggerakkan hati semua pihak untuk bergotong-royong serta bersatu padu. “Agar catur Indonesia kembali ke masa kejayaannya untuk melahirkan grand master-grand master melalui liga catur di semua kelompok usia,” tegasnya. Menteri asal Bangkalan, Madura, Jawa Timur itu, menilai dari sisi kuantitas harus ada pemacu agar muncul grand master baru. Dengan hadirnya Liga Catur, mereka juga memiliki pengalaman tanding. “Saya ingin catur masuk ke pelosok-pelosok desa saya mohon PB (Pengurus Besar) Percasi (Persatuan Catur Seluruh Indonesia) untuk membuat regulasi liga di kelompok usia dan berjenjang,” urainya. Sementara, Bambang menegaskan bila PB Percasi telah melakukan yang terbaik dengan memberikan apresiasi bagi pecatur, pelatih dan sponsor. “Basic-nya prestasi ditentukan dari pembinaan yang baik, menjadi GM (grand master) butuh tak hanya skill tapi juga ketahanan mental serta pendamping dan pelatih yang bisa membuat mereka terus termotivasi,” terang Bambang. Sedangkan Utut Adianto, Ketua Umum PB Percasi, mengungkapkan event apresiasi catur Indonesia 2018 adalah bentuk syukur dalam situasi apapun catur bisa terus mencetak prestasi dan memberikan kebanggaan bagi para sponsor. “Menjelang Asian Games 2018 dan Asian Para Games 2018, PB Percasi terus mendukung dan turut menyukseskan. Apresiasi ini nantinya akan ada dalam bentuk pelatihan yang berkelanjutan seperti dikirim ke kejuaraan-kejuaraan di luar negeri,” tukas Utut. (Adt) Berikut Nama-nama Penerima Apresiasi Catur Indonesia 2018: 1. Samantha Editsho (10 tahun) 2. Novendra Priasmoro (19 tahun) 3. Medina Warda Aulia (21 tahun) 4. Sean Winshand Cuhendi (21 tahun) 5. Irene Kharisma Sukandar (26 tahun) 6. Tim Universitas Gunadharma

Sandang Juara Dunia, Percasi Siap Kirim Pecatur 10 Tahun Samantha Edithso ke Turnamen Internasional

Samantha Editsho, pecatur cilik asal Bandung, Jawa Barat, merupakan atlet catur nomor satu di dunia, untuk kelompok umur U-10, berdasarkan Elo Rating.(pepnews.com)

Jakarta- Usianya baru 10 tahun, namun prestasinya sudah gemilang. Bukan lagi di tingkat nasional, tapi level dunia. Ia adalah Samantha Edithso. Pecatur belia asal Bandung, Jawa Barat (Jabar), yang menyandang gelar juara dunia FIDE World Rapid Cadet Championship 2018, kategori usia (U) 10 tahun, di Minsk, Belarusia. Saat berlaga di Negara Eropa Timur itu, Samantha tak terkalahkan oleh lawan-lawannya, pada kejuaraan yang berlangsung 9 babak Sistem Swiss itu. Dalam sembilan partai yang ia mainkan ia sukses mengumpulkan 8,5 poin. Satu-satunya hasil remis atau imbang, didapatnya saat mengalahkan Afruza Khamdamova, dari Uzbekistan di babak ketiga. Padahal, prestasi Afruza tak bisa dianggap remeh, karena bergelar WCM, yang juga merupakan FIDE World School Chess Championship 2017. Tapi, ini bukanlah satu-satunya prestasi yang diukir Samantha. Sebelumnya, ia meraih medali emas catur kilat, di ajang Asian School Championship G-17 Blitz 2017, di Panjin, Provinsi Liaoning, China. Hebatnya, di ajang yang diikuti 400 pecatur dari 23 negara itu, gadis cilik berparas menggemaskan ini mengalahkan pesaing beratnya, yakni pecatur asal Filipina, WFM Doroy Allaney Jia. Samantha juga merupakan atlet catur nomor satu di dunia, untuk kelompok umur U-10, berdasarkan Elo Rating. Awalnya, Samantha ditemukan oleh Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) saat mengikuti Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Catur pada 2016. Samantha yang kala itu masih berumur 8 tahun, mulai terlihat bakatnya karena saat mengikuti Kejurnas tersebut, dan turun di kategori kelompok umur 12 tahun. Menanggapi hal ini, Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) Pengurus Besar (PB) Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi), Kristianus Liem berpendapat Samantha memang memiliki bakat yang mampu bersaing dengan atlet-atlet dengan kelompok usia lebih tua darinya. Usianya yang masih muda bukan menjadi penghambat untuk bermain bagus. “Mainnya bagus. Untuk level usia 17 tahun Indonesia saja, dia mainnya bersaing dan menjadi runner up,” ucap Kristianus. Prestasi sensasional Samantha menjadi sebuah kebanggaan bagi Indonesia. Prestasi Samantha seolah melanjutkan estafet para seniornya sejak Utut Adianto, Susanto Megaranto, hingga Irene Kharisma Sukandar. “Indonesia kembali punya juara dunia sejak 1989 atas nama Irwin Irnandi (juara dunia catur kelas junior di aguadilla, Puerto rico). Itukan putra. Tapi, kini kami punya yang putri,” ujar Kristianus, Selasa (17/7). Diakuinya, pihaknya melakukan pembinaan pada Samantha sejak 2016. Bahkan, menghadirkan pelatih kelas dunia untuk anak didiknya itu. “Kami akan terus kirim Samantha bertanding di berbagai turnamen di Asia dan dunia. Pada 1-9 Agustus, ia ikut Asian Youth Chess Championship. Dan kami naikan kategorinya yakni U-12 tahun,” lanjutnya. “Pada November nanti, ia kami kirim mengikuti nomor catur klasik di Spanyol. Saat di Belarusia itu, Samantha turun di nomor catur cepat. Harapannya, skill yang dimiliki Samantha tetap terjaga, dan terus meningkat,” pungkas Kristianus. (Adt)

Ternyata Ini Tiga Olagraga Peninggalan Islam

Islam menganjurkan penganutnya untuk berbadan sehat. Salah satunya dengan berolahraga, seperti berenang, berkuda, dan memanah. Banyak Muslim tidak menyadari betapa besarnya kontribusi Islam di masa lalu bagi pengembangan olahraga. Dalam kata Arab Olahraga disebut riyadhah. Menarik untuk dicatat bahwa kata yang sama digunakan untuk matematika dan tasawuf. Melatih tubuh, pikiran, dan jiwa merupakan tujuan Olahraga dalam Islam. Islam tidak membolehkan olahraga yang menyebabkan para pemain terluka, seperti gladiator dan sejenisnya.  saat muslim sampai di kota Spanyol, Istanbul, Sisilia dan belahan dunia lainnya yang memilik olahraga yang melukai pemainnya, para muslim menghentikan semua olahraga tersebut. Berikut Tiga olahraga peninggalan Islam yang perlu di ketahui : Catur Menurut buku sejarah dan sastra, catur sangat terkenal di kalangan elite muslim masyarakat Arab. Bertahun-tahun yang lalu catur menjadi salah satu bagian sejarah penting di sepanjang era Muslim. Pangeran, khalifah, penu lis, ahli bahasa, penyair, dan dokter, menguasai permainan catur. Kalangan elite yang menyukai  olahraga catur termasuk pendiri dinasti Ayyubiyah, Salahudin al-Ayubi, khalifah Harun ar- Rasyid, al-Mu’tadi, al-Mu’taz, dan penyair Miti bin Iyas. Adapun saat itu wanita muslim yang pandai bermain catur, yaitu Arib al-Ma’muniyya. Beberapa sejarawan mengata kan bahwa dia adalah anak perempuan Jafar al- Barma ki. Memanah Nabi Muhammad dikenal sebagai pemanah andal. Tiga busurnya masih tersimpan di museum Top- kapi di Istambul. Dalam praktik memanah, area antara garis tembak dan target dianggap suci. Seseorang harus cermat dan pandai menyiasati keadaan sebelum melepaskan anak panah. Tentu saja seorang pemanah harus mampu mengukur arah angin dan ketepatan sasaran tembak. Pertimbangan yang cermat dan tepat akan menentukan kemana anak panah akan menancap. Kung Fu Muslim Proses islamisasi berlangsung dalam penyelenggaraan seni bela diri di negara-negara Muslim Asia Tenggara. Kung fu di kalangan umat muslim Cina mudah terlihat di Qing Zhen Siatau kuil suci dan kebenaran (masjid). Masyarakat di dalamnya berkomunikasi dengan bahasa Arab. Kalimat bismillah akan digunakan untuk memulai sebuah tindakan, bukannya membungkuk atau berteriak Kiai, seperti yang orang Jepang lakukan untuk membangkitkan semangat. Kungfu dipraktikkan oleh Muslim Hui dan menjadi bagian dari kuri kulum, kehidupan sosial, dan kehidupan madrasah mereka, terutama saat perayaan Ramadhan, Idul Fitri, Idul Adha, dan Maulid Nabi. Komunitas Hui berkumpul di halaman Masjid untuk perayaan dan dihibur oleh demonstrasi dan pameran Wu Shu setelah shalat. Ternyata tiga olahraga di atas yang eksis saat ini merupakan peninggalan para kaum muslim. Sungguh tak di sangka, apakah diantara olahraga di atas merupakan favorit Sobat Muda NYSN? Sumber: Republika.co.id

Turnamen JAPFA Grandmaster and Women Grandmaster 2018, Dua Pecatur Tuan Rumah Lolos Babak Pertama

Fidle Master (FM) Priasmoro Novendra (kaos hitam) mengalahkan pecatur Filipina, GM Gonzales Jayson dalam JAPFA Chess tournament, di Solo, Kamis (26/4). (tribunnews.com)

Solo- Satu poin berhasil diraih oleh dua pecatur Indonesia dalam JAPFA Grandmaster and Women Grandmaster Chess tournament 2018, babak pertama yang diadakan di Solo Paragon Hotel, Solo. Poin dicetak Fide Master (FM) Novendra Priasmoro dan Women International Master (WIM) Lestari Baiq Vina. Menurut Ketua Bidang Pembinaan PB Percasi, Kristianus Liem, raihan poin ini amat berharga untuk menjadi modal meraih gelar lebih tinggi. Liem menjelaskan, untuk babak pertama Indonesia meraih hasil yang cukup bagus. Dua dari 12 wakilnya dari kategori putra dan putri, berhasil meraih kemenangan. Dirinya menilai hasil tersebut bisa dipertahankan sampai babak selanjutnya. “Di babak pertama ini, diharapkan dapat poin yang terbaik. Ini menjadi poin baik, mengingat lawan yang dihadapi pecatur Indonesia, memiliki gelar yang lebih tinggi,” urainya, Kamis (26/4). Dalam pertandingan babak pertama, di kategori putra, Novendra berhasil mengalahkan pecatur Filipina, GM Gonzales Jayson. Sedangkan untuk wakil putri, Lestari berhasil mengalahkan Women International Master (WIM) asal Serbia, Blagojevic Tijana. Ia menjelaskan, saat ini Novendra memang dalam kondisi bagus. “Sebelumnya ia juga juara di Bangkok Open, dengan raihan nilai 8 poin, dari sembilan babak yang digelar,” jelas Liem. Liem berharap, performa terbaik dari Novendra ini bisa tetap dipertahankan sampai kejuaraan rampung digelar. “Kami sengaja mengundang para pecatur kelas dunia dalam kejuaraan ini. Tujuannya untuk meningkatkan prestasi dari para pecatur Indonesia,” tutur Liem yang juga Ketua Panpel turnamen. Diakuinya, secara rating pecatur Indonesia rata rata secara rating gelar memang masih di rendah dibanding pecatur luar negeri yang menjadi lawannya. “Sehingga di atas kertas mereka (pecatur luar negeri) lebih kuat,” tandas Liem. Dalam pertandingan catur, atlet yang menang mendapatkan satu point, seri nilainya ½ dan kalah nol. Point yang diperoleh nantinya diakumulasi dan yang paling tinggi keluar sebagai juara. Turnamen berlangsung ½ kompetisi sehingga mereka saling bertemu. JAPFA Grandmaster and Women Grandmaster Chess tournament 2018, juga menjadi ajang pecatur Indonesia untuk menaikkan gelarnya dari Fide Master (FM) ke Internasional Master (IM) dan Grand Master (GM). “Namun, jika kalah maka ratingya juga dipertaruhkan karena akan kehilangan point,” lanjutnya. Gelar Grand Master ratingnya minimal harus mencapai 2.500, Internasional Master minimal mencapai 2.400 dan Fide Master minimal 2.300. Sementara untuk kelompok WGM ratingnya minimal 2.300, WIM rating minimal 2.200 dan WFM 2.100. Rating yang akan dicapai para pecatur bakal ketahuan, setelah seluruh pertandingan selesai. (art)

Pecatur 19 Tahun Ini, Bidik Gelar Turnamen Grandmaster 2018 di Solo

FM Novendra Priasmoro membidik gelar juara di JAPFA GM dan WGM Turnmen Catur 2018 di Solo, Jawa Tengah, 25 April - 1 Mei. (bangkokchess.com)

Jakarta- Turnamen catur internasional JAPFA Grandmaster (GM) dan Woman Grandmaster Chess (WGM) 2018, resmi dibuka oleh (Plt) Gubernur Jawa Tengah, Heru Sudjatmoko, di Solo, Jawa Tengah, Rabu (25/4). Pembukaan turnamen catur internasional yang untuk kedua kalinya itu ditandai dengan pemukulan gong oleh (Plt) Gubernur disaksikan Ketua Umum PB Percasi GM Utut Adianto dan Wali Kota Surakarta, FX Hadi Rudyatmo. Dalam sambutannya Utut mengatakan, kota Solo memiliki banyak pecatur berbakat yang bisa ditingkatkan prestasinya. “Peluang untuk menjadi Grandmaster itu selalu ada,” katanya. “Masyarakat Solo supaya tertarik masuk klub catur sehingga ke depan akan melahirkan grandmaster- grandmaster baru,” katanya. Turnamen Grandmaster telah dimulai dengan mempertandingkan babak pertama dan akan berakhir pada 1 Mei 2018. Pertandingan berlangsung selama 11 babak dengan sistem setengah kompetisi. Pecatur muda Indonesia yang belum lama ini menjuarai turnamen catur internasional Bangkok Terbuka di Thailand, FM Novendra Priasmoro, mengaku siap untuk berlaga di JAPFA Grandmaster 2018 di Solo, Jawa Tengan dan merebut gelar juara. “Saya siap dan akan berjuang merebut gelar juara di Solo nanti,” kata Novendra di Jakarta, Selasa, yang akan ikut turnamen internasional Grandmaster 2018 yang dimulai 25 April hingga 1 Mei di kota Bengawan, atau juga dikenal sebagai kota industri batik itu. Dikatakan pecatur berusia 19 tahun itu, dirinya harus waspada untuk menghadapi para pecatur asing yang rata-rata bergelar grandmaster, dalam turnamen Grandmaster itu. “Mereka semua pecatur hebat kelas dunia, saya tetap harus waspada,” katanya. Selain Novendra, PB Percasi yang menjadi penyelenggara, juga menurunkan beberapa pecatur muda putra dan putri, dan tidak ketinggalan juga GM Susanto Megaranto yang juga akan menjadikan event ini sebagai pemanasan jelang Olimpiade Catur ke-34 di Batumi, Georgia, pada September tahun ini. Sementara itu, peserta turnamen dari luar negri, termasuk pecatur AS kelahiran Tashkent, Uzbekistan , GM Timur Gareyev yang dikenal pemegang rekor catur buta yang dibuatnya di Universitas Nevada, Las Vegas pada 3 Desember 2017. Saat itu, Gareyev dengan mata tertutup di atas sepeda statis, mampu memainkan catur melawan 48 orang dengan hasil menang 35 papan, tujuh remis, dan kalah enam papan. Selain itu juga akan ikut bertanding pecatur nomor sembilan dunia asal China GM Ma Qun yang memiliki rating 2645. Sedangkan di bagian putri pecatur WGM Keti Tsatsalashvili dari Georgia, dan tiga dari Serbia yaitu WIM Tijana Blagojevic dari Montenegro yang membela bendera Serbia, serta WIM Mila zarkovic, akan dihadapi para pecatur putri Indonesia. Utut berharap para pecatur bisa mengasah ketrampilan mereka dengan menjajal para pecatur top dunia itu. “Kecuali untuk Susanto, ini menjadi ajang pemanasan dia untuk ke Olimpiade Catur di Georgia nanti,” katanya. (art) Daftar pecatur asing dan nasional Turnamen JAPFA Grandmaster dan Woman Grandmaster  2018 Putra: 1. GM Jayson Gonzales (Filipina) 2. GM Nguyen Anh Dung (Vietnam) 3. GM Ma Qun (China) 4. GM Timur Garayev (AS) 5. IM Kevin Goh Wi Ming (Singapura) 6. GM Anton Demchenko (Rusia) 7. GM Susanto Megaranto (Indonesia) 8. FM Novendra Priasmoro (Indonesia) 9. IM Sean Winshand Cuhendi (Indonesia) 10. IM Muhammad Lutfi Ali (Indonesia) 11. WGM Medina Warda Aulia ( Indonesia) 12. FM Yoseph Theoligus Taher (Indonesia) Putri: 1. IM Alina Lami (Rumania) 2. WGM Keti Tsatsatvili (Georgia) 3. WGM Janelle Mar Frayna (Filipina) 4. WGM Anda Safranska (Prancis) 5. WIM Tijana Blagojevic (Serbia) 6. WIM Mila Zarkovic (Serbia) 7. WIM Dewi AA Citra (Indonesia) 8. WFM Umi Fisabilillah (Indonesia) 9. WIM Chelsie Monica Sihite (Indonesia)

Pecatur 19 Tahun Paksa Legenda Dunia Remis, Novendra Juara di Bangkok

Pecatur Indonesia yang baru berusia 19 tahun, Novendra Priasmoro, menjuarai Turnamen Bangkok Chess Open 2018. (net)

Jakarta- Target PB PERCASI mencetak Grandmaster baru, perlahan mulai menunjukkan hasilnya. Lewat atlet ranking kedua Indonesia, Novendra Priasmoro, 19 tahun, impian melahirkan GM baru sudah di depan mata. Novendra menjadi kampiun turnamen Bangkok Chess Club Open, di Thailand, yang berakhir Sabtu (21/4). Ia membukukan 8 poin tanpa terkalahkan dalam kejuaraan diikuti oleh 196 pecatur dari 37 negara itu. Ia meraih 7 kemenangan dan dua kali remis. Hasil yang diraih pecatur nomor dua nasional ini cukup spektakuler. Dalam perjalanan menjadi juara, ia antara lain mengalahkan unggulan pertama GM Hrant Melkumyan (rating 2669) dari Armenia. Ia juga menahan remis GM Nigel Short (2662). Situasi yang menegangkan dihadapi pecatur Indonesia di akhir turnamen. Pada partai tekahir, atau kesembilan, pecatur dengan rating 2449 itu, harus menghadapi pecatur legendaris asal Inggris, Nigel Short, yang pernah tiga kali juara di ajang ini. Kristianus Liem, Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi PB Percasi, berkisah, sejak malam sebelum pertandingan ia menginstruksikan agar Novendra lebih dulu menawarkan remis sekitar tiga sampai lima langkah. “Tujuannya untuk menghormati nama besar Nigel Short. Sebab, sangat tak mungkin Nigel Short yang akan menawarkan posisi remis duluan, kalau tak terpaksa benar,” kata dia, seperti tertuang dalam rilis PB Percasi. Dalam lomba terakhir itu, Novendra dengan dingin meladeni Nigel, yang memakai Pertahanan Prancis. Di partai sebelumnya, ia mampu mengalahkan GM Anton Smirnov(2546), dari Australia, yang memakai pembukaan sama. Nigel mengambil taktik berbeda dengan Smirov pada langkah kesembilan. Tapi, hingga langkah ke-13 posisinya tetap tak bisa unggul. Pada langkah ke-16, Novendra sempat berniat menawarkan remis. Tapi melihat banyak pecatur yang menonton partainya, ia mengaku malu melakukannya. Pertarungan pun terus berlanjut. Akhirnya, waktu yang menentukan datang juga, pada langkah ke-28 setelah melihat posisi lawannya begitu kokoh, Nigel memutuskan menawarkan remis. “I offer you draw,” ucap Nigel sambil menatap Novendra. Tanpa berpikir lagi Novendra langsung mengulurkan tangannya yang berarti menerima tawaran tersebut. “Tawaran ini memang yang saya tunggu,” cerita Novendra. “Remis kan udah pasti juara sendirian, jadi saya ga pakai berpikir lagi, langsung saya sambar tangannya.” Dengan hasil ini, Novendra membukukan 8 poin tanpa pernah terkalahkan. Ia mencetak 7 kemenangan dan dua kali remis. Sungguh suatu gelar juara yang membanggakan. Selain itu, remis dari Nigel memberikan tambahan rating 2,7 poin atau secara total Novendra mendapatkan tambahan rating sebanyak 25,5 poin. Sejak Desember 2017, Novendra mendapat dukungan penuh dari United Tracktors (UT), perusahaan yang menjadi “bapak angkat” nya. Ia menjadi salah satu pecatur muda yang diproyeksikan untuk segera meraih gelar Grandmaster. Dengan posisi teratas Novendra, program PB PERCASI pada 2018, mengukir prestasi gemilang di ajang internasional. Sebelumnya, dalam Asian Youth Chess Championship 2018 di Chiangmai, Indonesia merebut dua medali emas dan satu perunggu, dan seluruh enam pecatur yang dikirim mampu masuk 10 besar dalam berbagai kategori. Ketua Umum PB Percasi Utut Adianto menyatakan rasa bangganya dengan prestasi yang diraih Novendra. “Semoga ini jadi penyemangat bagi pecatur lainnya, untuk tak mudah menyerah dalam meraih prestasi. Bukti bahwa atlet-atlet catur kita layak didukung dunia usaha, karena talentanya memang luar biasa,” kata Utut. (Art)

Kenal Catur di Pos Ronda, Bocah SD Bernama Aditya Kini Menjadi Candidate Grandmaster Catur

Aditya-Bagus-Arfan-Catur

Jakarta – Beranilah bermimpi. Kata itu mungkin punya makna bagi Aditya Bagus Arfan. Melalui catur, olahraga yang digelutinya sejak berusia 4,5 tahun, ia memiliki mimpi besar menjadi Grandmaster di tahun 2025. Adit, begitu sapaan akrabnya, kini menyandang gelar Candidate Master dengan Elo rating 2.023. Dan, untuk bisa meraih titel Grandmaster, pecatur berusia 11 tahun itu harus mencapai norma GM sebanyak tiga kali serta menaikkan rating Elo-nya hingga 2.500. Mimpi siswa kelas 5 Sekolah Dasar (SD) Islam Terpadu (IT) Global Insani, Kota Bekasi, Jawa Barat (Jabar) itu sepertinya tanpa hambatan. Sebab, salah satu perusahaan distribusi kendaraan berat di Tanah Air siap memuluskan langkahnya. Kini, Adit tengah bersiap mengikuti turnamen catur internasional ‘Asian Youth Chess Championship’ di Chiang Mai, Thailand, 13-21 April 2018, dan ‘World School Chess Championship’ di Durres, Albania, 20-29 April 2018. “Target mau-nya sih juara April nanti. Selain itu ingin menjadi Grandmaster. Persiapannya paling belajar dan melihat video permainan pecatur dunia,” ujar pecatur kelahiran Bekasi, Jabar itu saat ditemui di kawasan Sudirman, Jakarta, beberapa waktu lalu. Perkenalan pertama Adit dengan catur bermula dari melihat warga yang bermain catur di pos ronda yang berjarak tak jauh dari rumah sang Kakek. Selepas itu, ia memaksa sang Kakek untuk mengajarinya bermain catur. “Pertama melihat catur langsung senang. Mainnya juga saling menyerang. Terus pakai strategi juga. Jadi makin ketagihan,” sambung anak pertama dari dua bersaudara itu. Keseriuasan menggeluti catur ia tunjukkan dengan belajar dari berbagai sumber. Mulai dari buku, bermain catur di komputer, hingga menonton aksi pecatur kelas dunia di YouTube. Sampai akhirnya, Eka Prasaja, sang ayah, memasukkan Adit ke sekolah catur Utut Adianto. Mengikuti berbagai turnamen catur baik tingkat nasional maupun internasional membuat kemampuannya makin teruji. Meski, diakui, dirinya kerap mengalami kekalahan di awal-awal mengikuti turnamen, namun itu dijadikan pelajaran berharga untuk terus mengasah kemampuannya hingga bisa meraih hasil yang terbaik. “Awal-awal ikut kejuaraan kalah terus. Lalu saya belajar terus dan akhirnya bisa menang di beberapa turnamen catur,” papar pehobi renang itu. Seiring berjalannya waktu, prestasi Adit makin bersinar. Di tingkat nasional, ia meraih juara 1 Kejuaraan Nasional U-9 pada 2013, hingga juara 1 Japfa Chess Festival U-14 pada 2016. Sementara, di level internasional, ia menyabet juara 1 Penang Int Challengger U-10 di Malaysia, pada 2016, serta juara 2 dan 3 Kejuaraan Asian School U-13 di China, pada 2017. “Turnamen yang paling berkesan itu di Olimpiade Children of Asia kelompok U-16 tahun 2016. Karena saya waktu itu masih umur 9 tahun dan menjadi atlet termuda disitu,” cetus pemilik akun instagram @pecaturcilik_aditya itu. (adt) Nama : Aditya Bagus Arfan Tempat / Tgl Lahir : Bekasi, 31 Oktober 2006 Sekolah : SD IT Global Insani (Kelas V) Gelar Saat Ini : Candidate Master Elo Rating Saat Ini : 2023 (Target Elo Rating untuk GM 2500) Website / Instagram : www.adityabagusarfan.net / @pecaturcilik_aditya Hobby : Catur dan Renang Prestasi Nasional : Juara 1 Kejuaraan Nasional U-9 (2013) Juara 1 Kejuaraan Nasional U-11 (2015) Juara 1 Festival Catur Pelajar U-11 (2016) Juara 1 Japfa Chess Festival U-14 (2016) Prestasi Internasiuonal : Juara 1 Penang Int Challenger U-10, Malaysia (2016) Juara 1 Kejuaraan ASEAN +Age U-10, Thailand (2016) Juara 2 dan 3 Kejuaraan Asian School U-13, China (2017)

Pembinaan Atlet Catur Terkendala Dana

catur_terkendala_dana

Jakarta – Induk organisasi catur seluruh Indonesia mengaku terkendala dana dalam melakukan pembinaan terhadap bibit muda atlet catur terbaik di Tanah air. Hal itu dikatakan Kristianus Liem, Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) Pengurus Besar Persatuan Catur Seluruh Indonesia (PB Percasi), di kawasan Sudirman, Jakarta, Selasa (27/2). “Kami terkendala dana untuk melakukan pembinaan para atlet. Kalau soal bibit pecatur kami tidak kekurangan,” ucapnya. Akibat kendala dana, sebut Kristianus, berimbas pada penyelenggaraan turnamen catur yang masih kurang banyak. “Memang kami mengakui bahwa kejuaraan catur masih kurang. Dan, sebenarnya potensi atlet catur yang dimiliki Indonesia itu sangat besar,” sambungnya. “Karena kami sendiri mengambil atlet yang bagus itu melalui turnamen untuk selanjutnya kami melakukan pembinaan bagi atlet yang bersangkutan,” tambah Kristianus. Oleh sebab itu, ia mengatakan, pihaknya sangat senang bila ada perusahaan yang mau berkontribusi dalam melakukan pembinaan terhadap atlet-atlet catur yang memiliki prestasi bagus. “Kami sangat senang bila perusahaan-perusahaan turut berkontribusi dalam pembinaan atlet catur seperti yang dilakukan PT United Tractors. Karena kami tidak mungkin melakukan pembinaan sendiri dan butuh bantuan dari pihak lain,” tutupnya. (adt)

Tekad PT United Tractors Tbk. Lahirkan Grandmaster Catur Unggulan Indonesia

ilustrasi_catur

Jakarta-Sebagai bentuk komitmen terhadap masa depan generasi muda Indonesia dan pembinaan atlet muda serta memajukan olahraga Indonesia, khususnya di cabang olahraga catur, PT United Tractors Tbk (UT), berkontribusi mendukung dua atlet catur muda, Novendra Priasmoro (18 tahun) dan Aditya Bagus Arfan (10 tahun), dalam meraih Grandmaster. Gidion Hasan, Presiden Direktur UT, mengungkapkan dengan membina para generasi muda, pihaknya turut berkontribusi untuk memajukan bangsa Indonesia mengingat mereka adalah generasi penerus bangsa. “Dukungan kami kepada Novendra dan Aditya adalah bentuk partisipasi kamu untuk mewujudkan kebanggaan Indonesia dengan melahirkan Grandmaster unggulan baru di olahraga,” cetus Gidion, di kawasan Sudirman, Jakarta, Selasa (27/2). Saat ini, Novendra menyandang gelar FIDE Internasional Master dengan rating Elo 2438 dan Aditya memiliki gelar Candidate Master dengan rating Elo 2023. Dan, untuk dapat menyandang gelar Grandmaster, kedua atlet muda ini harus mencapai Norma GM sebanyak tiga kali dan menaikkan rating Elo-nya hingga 2500. “Lewat program UT (United Tractors) Inspiring Youth, Novendra ditargetkan meraih gelar Grandmaster pada 2020, sedangkan Aditya ditargetkan mampu meraih gelar Grandmaster pada 2025,” sambungnya. Untuk itu, lanjut Gidion, pembinaan terhadap Novendra dan Aditya dilakukan secara intensif melalui pelatihan dan dibimbing oleh pelatih terbaik, termasuk mengikuti beberapa pertandingan internasional secara kontinyu. “Harapannya program UT Inspiring Youth ini mampu memberikan gambaran kemajuan cabang olahraga Indonesia, serta menginspirasi masyarakat terhadap hadirnya atlet muda berprestasi,” tambahnya. Utut Adianto, Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Catur Seluruh Indonesia (PB Percasi), menyatakan kedua pecatur ini memiliki bakat istimewa, dan bisa mencetak sejarah sebagai Grandmaster. “Kalau untuk potensi sangat banyak bibit catur di Indonesia. Tapi, yang kami masih kesulitan adalah soal pendanaan untuk mereka mengikuti berbagai turnamen di dunia,” tukas Utut. (adt)

Mengikuti Jejak Sang Ibu, Pemuda Ini Berhasil Mengalahkan Pemain Catur Nomor 1 Di Indonesia

Azarya-Jodi-Setyaki-catur

Azarya Jodi Setyaki yang akrab dipanggil Jodi itu merupakan salah satu pemain catur yang berlaga pada POMNas 2017 di Makassar, Sulawesi Selatan. Ia juga berhasil menyabet juara 1, sebagai perwakilan dari DKI Jakarta ini mengaku mengikuti jejak sang Ibu yang dulu pernah menjadi atlet catur. “Kebetulan mama pemain catur dan atlet juga. Lumayan sering ikut kompetisi. Aku jadi tertarik main catur dan beberapa kali main hasilnya lumayan jadi ditekuni”, tutur mahasiswa Universitas Atma Jaya ini kepada nysnmedia.com Selain itu, ia juga menuturkan kebahagiaannya saat pernah mengalahkan pemain Grand Master nomor 1 di Indonesia, Susanto Megaranto pada ajang PON 2016 di Jawa Barat. “Waktu itu aku nggak diunggulin jadi berkesan banget bisa mengalahkan pemain catur nomor 1 Indonesia dan sebenarnya aku gak ada trik khusus. Kebetulan aja dia pemain nomor 1 di Indonesia”, tambah Jodi. Kecintaannya pada catur sejak kelas 6 SD, telah membawanya ke berbagai kejuaraan baik tingkat nasional maupun tingkat internasional seperti PON dan Open Chess Championships. Baginya, catur merupakan olahraga yang menggunakan taktik dan melatih kesabaran serta ketekunan pemain sehingga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. “Catur itu melatih kita untuk sabar dan tekun. Jadi bisa dipake sehari-hari” tutupnya. (put/adt).

Dipercaya Dapat Menstimulasi Otak, Axel Berhasil Raih Juara 1 Olahraga Catur Dalam Kejurda Banten 2017

Alex-Catur

Olahraga otak yang satu ini sering di kaitkan dengan permainan strategy perang dengan cara korban mengorbankan, namun ternyata olahraga catur juga mengajarkan cara meminimalisasi pengorbanan dalam bertahan ataupun pada saat menyerang. Axel Stephen merupakan siswa SMAN 2 Tangsel kelas X, dirinya tak lain atlet catur yang tergabung dalam 2 club olahraga catur, yaitu BSD chess club dan Percasi Tangsel. Mengikuti olahraga catur sejak 6 tahun yang lalu membuat Axel sudah sangat berpengalaman dalam bidang olahraga catur tersebut. Terbukti dengan berbagai prestasi yang telah ia raih, diantaranya: 1. Juara 1 dalam Kejurda Banten 2016 2. Juara 1 dalam Kejurda Banten tahun 2017 3. Juara 1 dalam O2SN tingkat SMP 4. Juara 2 dalam O2SN tingkat SMP Ditanya mengapa tertarik dengan olahraga catur, Axel menjawab, “Saya tertarik dengan olahraga catur karena dapat menstimulasi, strategic is fun.” ujar Axel Sebagai manusia pada umumnya, remaja yang satu ini juga pernah merasakan kejenuhan dalam menekuni olahraga catur yang sangat menguras pikiran. “Terkadang saya merasa bosan dalam berlatih, namun keluarga saya sangat mendukung segala perjuangan saya sampai dapat berprestasi, terutama ayah saya yang sangat berperan dan selalu mendampingi saya.” ujar Axel. Axel juga mengatakan kepada NYSN, bahwa ia bercita-cita menjadi Sarjana Teknologi Pangan, dan tetap menjadikan olahraga catur sebagai hobbynya. Dan sedikit pesan dari Axel kepada pembaca NYSN jangan pernah menyerah walupun dalam keadaan kalah sekalipun. “Keep spirit, don’t give up even when get loser.” pesan Axel.(crs/adt)

Tak Butuh Waktu Lama Les Di SCUA, Remaja Ini Sabet Gelar Juara 1 Olahraga Catur Tingkat Nasional.

Akbar-Catur

Akbar Adiputra Irawan, atlet di bidang olahraga catur dan merupakan calon mahasiswa di Universitas Padjajaran. Pria yang lahir di Tangerang 28 November 1998 ini awalnya hanya diajarkan bermain olahraga catur oleh ayahnya, dan akhirnya memutuskan untuk mengikuti les catur. “Tahun 2010, pertama kalinya saya bermain Saya ingin menjadi atlet yang bergelar Grand Master kedepannya dan tahun ini insha Allah akan bermain di POMNAS (Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional) catur dan pada saat itu saya diajari ayah saya untuk melangkahkan buah catur, ketika saya sudah bisa melangkahkan buah catur. Setelah itu, saya meminta kepada ayah saya untuk mengikuti les dan latihan di SCUA, Sekolah Catur Utut Adianto.” tutur Akbar. Sekitar delapan bulan berlatih catur, Akbar dipercayakan mengikuti kejuaraan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) tingkat SD dan berhasil sampai ke runner up nasional beregu dan akhirnya mewakili daerah Banten. Tak butuh waktu lama, pemuda ini terus memperlihatkan bakatnya di SCUA, lalu Akbar di ajak untuk memperkuat PERCASI Tangsel. “Setelah dua bulan saya les di SCUA, saya diajak guru catur pertama saya untuk masuk di PERCASI Tangsel.” lanjutnya. Akbar mengakui, dirinya menyukai catur karena seperti sedang memecahkan suatu masalah yang berada di atas papan catur dan semakin susah untuk menemukan sebuah langkah yang paling tepat, semakin semangat bagi Akbar untuk berpikir lebih keras. Berikut beberapa prestasi yang telah diraih oleh Akbar, diantaranya adalah : 1. Juara 2 Nasional Beregu tingkat SD tahun 2010 2. Juara 1 Nasional tingkat SM tahun 2014 3. Juara junior Banten berturut-turut tahun 2010 sampai 2017, 4. Rank 4 asean di Malaysia tahun 2015 5. Juara 1 tingkat Nasional tahun 2016 “Keluarga saya selalu mendukung saya sesuai dengan kemauan saya, dan selalu mengarahkan saya ke jalan yang benar sebagaimana Orang tua memberi nasehat ke anaknya.” ujar Akbar. Akbar juga mengatakan bahwa ia masih ingat pengalaman lucunya saat awal bermain catur. “Dulu pada saat masih di bangku sekolah dasar, saya kalau bermain olahraga catur dalam satu pertandingan selalu bawa air minum dan jumlahnya bisa empat botol dalam satu permainan.” kata Akbar. Akbar menceritakan bahwa pada tahun 2013, ia sempat berhenti bermain catur selama 1 tahun karena tidak bisa menyeimbangkan antara profesinya sebagai seorang atlet dengan kewajibannya sebagai seorang siswa yakni bersekolah. Ditambah dirinya juga suka bermain game. Akhirnya Akbar memutuskan untuk lebih mementingkan sekolah terlebih dahulu dan fokus belajar menjelang UN tahun 2014. Akbar juga bersyukur karena memiliki orang-orang terdekat yang bisa menyemangatinya. “Orang tua saya, kakak saya dan teman-teman saya selalu menyemangati saya ketika saya kalah.” tuturnya. Akbar juga memberikan beberapa tips untuk bisa menjadi pemuda yang berprestasi. “Menjadi diri sendiri, kalo kalian ingin sukses tentu harus ada pengorbanan. Seperti bekerja dan berusaha lebih keras. Bahkan di malam ketika hari orang tidur terkadang bisa kita gunakan untuk latihan atau belajar pelajaran sekolah. Jangan lupa untuk selalu berdoa dan meminta restu kedua orang tua.” pesan Akbar. “Saya ingin menjadi atlet yang bergelar Grand Master kedepannya dan tahun ini insha Allah akan bermain di POMNAS (Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional).” tutupnya.(crs/adt)

Terus tingkatkan Minat siswa siswi dalam olahraga Catur, Kepala sekolah Wijaya Kusuma siap torehkan Prestasi.

Muntiani - Kepala Sekolah Wijaya Kusuma

Sekolah Wijaya Kusuma yang terletak dalam area perumahan Pondok Pucung Indah, Pondok Aren, Tangsel terus mencoba untuk menggali minat siswa untuk berprestasi. Seperti yang di ungkapkan oleh Muntiani Kepala Sekolah wijaya kusuma, kepada NYSN, bahwa sekolahnya mengusung bhineka tunggal ika, itu terlihat dari latar belakang pemeluk agama apapun ada disini. Terlepas dari itu semua, untuk menggerakan langkah potensial agar mampu bersaing dalam bidang olahraga terus di galakan, diantaranya olahraga Catur, Tenis meja, Basket, futsal hingga pencak silat. “Dalam olah raga Catur, Futsal dan basket akan terus di tingkatkan terlebih kami pernah menyabet juara ke 3 tingkat Gugus. Namun seringnya ajang lomba lainnya seperti futsal, basket, tenis meja yang kami pertandingkan hanya dalam lingkup internal sekolah. Seperti pertandingan antar kelas.” Pungkas Muntiani Selain itu wanita energik yang hobbynya naik gunung ini menambahkan bahwa, pernah mengalami kendala untuk menghadirkan guru terkait di bidang olahraga di sekolahnya. “Tidak patah arang, upaya terus kami lakukan untuk membuat sekolah kami bersinar dalam bidang olah raga, dan akhirnya kami berhasil merekrut tenaga penunjang untuk tiap bidang olahraga khususnya catur. Walaupun dengan sarana dan prasarana yang terbatas, karena kami hanya memiliki 1 lapangan untuk semua kegiatan, terlebih kegiatan tersebut harus di lakukan secara bergantian dengan SD dan SMP.” Tutup Muntiani (ryo/adt)

Dijanjikan Boleh Makan Mie Instan, Nadia Berjuang Untuk Jadi Juara Catur

Siswi kelas 5 SD Islam Sinar Cendekia Jombang, Tangsel yang bernama Aulia Nadia Azzahra sangat berprestasi dalam bidang olahraga catur. Ketika tinggal di Kalimantan, Nadia mengikuti jejak kakaknya yang juga seorang atlet catur, Aisha Nadine Sharikha yang sudah lebih dulu tergabung dalam Persatuan Catur Seluruh Indonesia (PERCASI) Kalimantan. Nadia mengatakan bahwa ibunya sudah sering menawarkan untuk bergabung dalam latihan catur seperti kakaknya, namun dirinya masih ragu sampai pada akhirnya tertarik karena melihat kakaknya mengikuti kejuaraan. Nadia mulai mengikuti latihan catur sejak masih di bangku Taman kanak-kanak, dan lebih mendalaminya lagi ketika duduk di kelas 3 SD sekaligus mulai mengikuti berbagai kejuaraan. Prestasi Nadia antara lain Juara 1 O2SN se kabupaten Kutai Timur 2016, juara 3 catur cepat O2SN SD se provinsi Kaltim 2016, Juara 3 Kejuaraan Daerah Kaltim Junior Putri F 2014, dan Juara 2 O2SN SD se Tangsel 2017. Setelah naik kelas 5 SD, Nadia dan keluarga pindah ke Jakarta. Mulai dari situlah Nadia lebih sering mengikuti berbagai kejuaraan. “Mama melarang makan mie kalau menjelang kejuaraan. Tapi kalau akhirnya jadi juara, hadiahnya boleh makan mie. Aku bahagia banget kalau dapet hadiah itu.” Kata Nadia dengan nada polos sambil tersenyum. Nadia juga pernah merasa capek dan hampir menyerah untuk mengikuti lomba, tapi ibunya teris mensupport dan selalu memberi semangat sehingga Nadia bisa bangkit kembali. Perasaan menyesal juga pernah menghampiri Nadia ketika ia mengikuti Japfa Chess Festival. Nadia terlalu menganggap sepele lawan mainnya dan terlalu percaya diri, sehingga pada akhirnya ia kalah dalam pertandingan. Tapi ayah dan ibu selalu mendampingi Nadia. Mereka selalu mengajari Nadia untuk lebih merendahkan diri dan tidak mengandalkan kekuatannya sendiri. Nadia juga selalu diingatkan untuk rajin berdoa dan belajar mengaji, walaupun sibuk mengikuti kejuaraan. “Disiplin, pantang menyerah, rajin berdoa dan mengaji, nanti kalau sudah jadi juara kan kita juga yang senang.” ujar Nadia seraya memberikan saran untuk teman-temannya yang sedang berjuang. Rahmawati, Ibunda Nadia mengatakan, awalnya Nadia dan kakaknya hanya iseng-iseng mengikuti latihan catur untuk mengasah otak, tetapi karena Rahmawati melihat anak-anaknya berpotensi pada bidang olahraga tersebut, akhirnya Rahmawati menuntun anak-anaknya untuk fokus pada catur. “Bagi saya, menjadi atlet itu akan membentuk karakter dan fisik anak-anak dan saya rasa saya sudah menemukan jalan untuk anak-anak saya kedepannya.” ujar Rahmawati, yang juga mengatakan bahwa sekolah Nadia dan Nadine di Sinar Cendekia sangat mendukung kegiatan positif para muridnya. Rahmawati bersyukur karena sekolah dapat bekerja sama dalam mendukung anak-anaknya, bahkan pihak sekolah tidak pernah lupa untuk memberikan info-info tugas sekolah untuk Nadia dan Nadine agar tidak tertinggal pelajaran. Rahmawati juga tidak pernah memaksakan anak-anaknya dalam menjalani sesuatu. Diakuinya, dia tidak masalah jika anaknya tidak mau menjadi atlet. Tapi ia bersyukur karena anak-anaknya mengerti bahwa perjuangan mereka dari merintis itu tidak mudah, sehingga mereka tetap mempertahankan apa yang sudah dicapai. “Jalan yang berliku-liku itu memang tidak sedikit orang yang ingin menyerah karena tidak sanggup melewati proses, tapi tidak ada perjuangan yang sia-sia, maka dari itu jangan putus asa.” pesan Rahmawati.(crs/adt)

Pernah Kecewa, Pecatur Muda Ini Targetkan Juara Porprov

Nadine saat mengikuti JAPFA Chess Festival 2017

Catur yang umumnya sangat identik dengan para orang yang sudah berumur dengan menggunakan strategi pertarungan dalam bentuk miniatur mulai banyak di minati oleh remaja, kali ini catur berhasil memikat Aisha Nadine Sharikha, yang lahir di Sangatta, 9 juli 2004 tertarik dengan catur. Nadine, siswi kelas 7 SMP Sinar Cendekia Jombang, Rawalele, Tangsel merupakan siswi yang berprestasi di bidang olahraga catur. Remaja penggemar pempek ini memaparkan kepada NYSN mulai berlatih catur sejak kelas 2 SD, sekitar umur 7 tahun. Tetapi sempat berhenti satu tahun yang lalu dan kembali memulai di bangku kelas 4 SD sekaligus awal dirinya mengikuti berbagai kejuaraan catur. “Waktu saya kelas 2 SD, saya mengikuti les piano. Terus di depan tempat les saya ada tempat les catur. Kalau saya belum dijemput, biasanya saya sering menunggu di tempat ekskul catur dan melihat orang-orang yang sedang berlatih catur sekaligus mempelajarinya. Lama kelamaan saya tertarik main catur, dan akhirnya ikut ekskul catur di sekolah untuk mengembangkan diri saya agar bisa bermain catur lebih baik lagi. Saya tertarik main catur krn seru aja lihatnya. sekitar 5 bulan, saya mencoba fokus belajar catur, lalu saya mengikuti kejuaraan untuk menambah pengalaman.”cerita Nadine Nadine juga telah mengumpulkan cukup banyak prestasi luar biasa dalam berbagai kejuaraan catur, diantaranya : Juara 1 O2SN SD se kabupaten Kutai Timur 2015 juara 2 catur cepat O2SN SD se provinsi Kaltim 2015 juara 1 O2SN SMP se-Tangsel 2017 Juara 1 Kejuaraan Daerah Kaltim Junior Putri E 2014 Juara 3 Kejuaraan Daerah Kaltim Junior Putri E 2015 Juara 2 Kejuaraan Daerah Kaltim Junior Putri D 2016. Ternyata, walau sudah banyak mencetak prestasi, Nadine mengakui terkadang masih ada saat dimana ia merasa capek dan malas berlatih. “Belum lagi berlatih memory, saya dan adik juga atlet memory Indonesia. Cuma ya kalau mau ikut kejuaraan, harus tetap giat berlatih.” jelas Nadine yang juga mempunyai adik yang berprestasi di bidang olahraga yang sama. Nadine juga mengatakan kepada NYSN, jika kejuaraan memakan waktu sampai berhari-hari, ia sering kali tertinggal pelajaran, jadi ia harus rajin mengejar ketinggalan, salah satunya dengan mengikuti pelajaran tambahan dan aktif di sekolah. Kejurnas dan Porprov juga diakui Nadine merupakan tantangan terberat dan tersulit karena mayoritas pesertanya sudah sangat berpengalaman, bahkan ada yang sudah mempunyai gelar. Siswi yang juga hobby membaca novel ini juga pernah merasakan pengalaman pahit saat mengikuti kejurnas. “Saya sempat kalah melawan tim lain, karena kecurangan di tim lain yang sudah kerja sama antara pelatih dan pemain. Disitu saya sangat kecewa sekali, dan saya nangis ke ibu saya karena kalah.” ungkap nadine. Akan tetapi, Nadine bukan merupakan anak yang pantang menyerah. Jika gagal terus untuk mencobanya lagi. “Jangan pantang menyerah, intinya latihan dan berdoa, semuanya pasti akan ada hasilnya cepat atau lambat. Kalo gagal coba lagi, belajar dari kegagalan itu, dan berusaha untuk tidak mengulangi kesalahan yg sama. Semangat terapkan sikap disiplin jg, manfaatkan waktu dengan baik. Orang sukses itu orang yg pandai memanfaatkan waktu, dan belajar setiap kesalahannya.” pesan Nadine (crs/adt)