Raih Gelar Master Catur Wanita, Nishfa Wakili Indonesia di Ajang Catur ASEAN 2022

Raih Gelar Master Catur Wanita, Nisfha Wakili Indonesia di Ajang Catur ASEAN 2022

Usai mendapat gelar Master Percasi Wanita (MPW) di ajang Kejuaraan Nasional (Kejurnas) V pada bulan November 2021 lalu, pecatur junior asal Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) Nishfa Dayyana Rahmah (13), dijadwalkan bakal kembali mewakili Indonesia di tingkat ASEAN tahun 2022 ini. Kabar tersebut diungkapkan Pelatih Catur HSU sekaligus orang tua Nishfa, Ahmad Raihan Hasa, kepada Kanalkalimantan.com, Senin (3/1/2021) di sela kegiatan Peringatan Hari Amal Bakti ke-76 Kementerian Agama RI tahun 2022, di kantor Kementerian Agama (KanKemenag) HSU. Raihan mengatakan dengan adanya keberhasilan Nishfa menyabet juara I di ajang Kejurnas kemarin, atlet asal HSU akan mewakili Indonesia di tingkat Asean tahun 2022 di Vietnam nanti. “Insyaallah (Nishfa) akan mewakili Tim Garuda Indonesia ke negara Vietnam tingkat Asean akhir bulan Januari ini,” beber Raihan Raihan mengaku optimis anak asuhnya tersebut bakal meraih trand positif saat mewakili Indonesia di tingkat internasional. “Kita akan terus berusaha membimbing atlet kita supaya bisa juara di tingkat internasional Asean dan bisa meraih lagi gelar Internasional Master,” katanya. Terpisah, Ketua Percasi HSU, Almien Ashar Safari, mengucapkan selamat dan sukses kepada Nishfa Dayyana Rahmah yang telah memperoleh Juara I lomba catur tingkat nasional. Menurutnya dengan adanya keberhasilan yang dicapai Nishfa bisa menjadi motivasi kepada atlet-atlet lain untuk terus meningkatkan latihan kemampuan dan mengasah diri di bidang catur. “Kami salaku pembina catur di Kabupaten Hulu Sungai Utara, sangat bangga atas perolehan yang diraih oleh Nishfa Dayyana Rahmah, mudah-mudahan ini menjadi semangat para pecatur-pecatur yang di HSU dan untuk menambah prestasi di bidang catur,” harapnya. Diketahui, keberhasilan Nishfa sendiri ditorehkannya saat mengikuti ajang Kejurnas V yang dihelat di Hotel Bahamas Tanjung Pandan, Provinsi Bangka Belitung pada tanggal 18- 26 November 2021 lalu. Nishfa berhasil menempati peringkat pertama untuk kategori junior kelompok D usia 13 tahun putri, dengan meraup hasil skor tertinggi 6 1/2 setelah melalui pertandingan sebanyak sembilan kali pertandingan. Bahkan, di babak kelima Nishfa berhasil mengalahkan Juara Nasional Tahun sebelumnya MNW Safira Deve Herfisa asal DIY Yogyakarta yang mana bahkan baru saja menjuaraai kejuaraan Asean. Keberhasilan siswi MTs Negeri 2 HSU menjadi juara di Kejurnas Catur ini, tentu saja membuat dirinya senang dan bangga atas perjuangannya selama ini yang berbuah manis sekaligus membawa harum nama Hulu Sungai Utara. “Senang, bahagia dan juga bangga.” Ucap Nishfa, saat menerima penghargaan dari pemerintah daerah di momentum Peringatan Hari Amal Bakti ke-76 di Kankemenag HSU.

Percasi-KONI Sumsel Gelar turnamen Catur Kapolda Cup II Sumsel

Percasi-KONI Sumsel Gelar turnamen Catur Kapolda Cup II Sumsel

Dalam rangka menjaring pecatur muda potensial, Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) dan KONI Sumatra Selatan (Sumsel) menggelar Turnamen Catur Kapolda CUP II di Kantor Dinas Pendidikan Kota Palembang, Jumat (6/11/2020). Lebih dari 300 peserta yang merupakan pelajar mengikuti turnamen yang merupakan turnamen kedua setelah digelar pada tahun 2018 ini. “Ada 359 peserta dari pelajar dan 190 lagi tingkat Master dan Veteran. Setelah pertandingan sampai besok (7/10/2020), nanti kita kumpulkan juara dan dibina untuk mengikuti seleksi nasional,” ujar perwakilan Percasi Sumsel, Cotri Juliana Jab, dilansir dari Sumsel.idntimes.com. Cotri menjelaskan, meski kategori lain seperti master dan veteran turut diikutsertakan, turnamen Kapolda Cup ini difokuskan untuk mencari atlet potensial dari pelajar. “Paling dominan Alhamdulillah memang dari pelajar tingkat SD, SMP dan SMA. Karena kita itu tujuannya menjaring atlet-atlet masa depan,” kata dia. Cotri berharap kompetisi yang dilaksanakan secara rutin oleh Percasi Sumsel, bisa menghasilkan pecatur berprestasi. Menurutnya, catur merupakan olahraga rakyat dan tidak mahal, serta membantu kecerdasan untuk mengasah otak dalam mengatur strategi. “Pertandingan ini diikuti peserta dari Empat Lawang, Lahat, Muara Enim lalu Muba. Semoga Percasi Sumsel mendapatkan pecatur yang berpotensi,” tambahnya. Sementara itu, wakil Ketua Umum KONI Sumsel, Suparman Roman melanjutkan, antusiasme para peserta tergolong tinggi. Hal tersebut tercermin dari jumlah peserta yang cukup banyak membuktikan kejuaraan terbuka tersebut cukup diminati. Sehingga menurutnya, langkah awal penjaringan dinilai berhasil. “Pertanda baik, ternyata catur diminati di Sumsel khususnya Palembang. Kita mencari atlet karena di awal targetnya adalah pembibitan,” ujar Suparman.

Perjuangan Keras FM Mohamad Ervan Melawan Tiga Grandmaster Berturut-Turut di di Kejuaraan Asia 2018

Pecatur Indonesia, FM Mohamad Ervan (kanan/kaos merah) berhasil menaklukkan GM Super dari China, GM Wang Hao (2730), sekaligus unggulan pertama 17th Asian Continental Chess Championship, yang berlangsung di Makati, Filipina. (tribunnews.com)

Makati- Partai babak kedua 17th Asian Continental Chess Championship di Makati, Filipina, ditutup dengan hasil mengejutkan dari tim Indonesia. FM Mohamad Ervan berhasil menghentikan GM Super dari China, GM Wang Hao (2730). Kemenangan itu diraih melalui adu taktik yang luar biasa di antara keduanya. “Kemenangan Ervan atas Wang Hao bukanlah kemenangan kebetulan. Pertarungannya berjalan ketat, penuh adu strategi, serta taktik. Bahkan, pada langkah ke-16 Ervan harus menyerahkan kualitas bentengnya, untuk ditukar Gajah lawan,” ujar Krisitianus Liem, Kapten Tim Catur Indonesia, Jumat (14/12). “Tapi, Ervan mendapat kompensasi penguasaan diagonal panjang b1-h7, dengan Menteri dan Gajahnya. Wang Hao yg tipe penyerang dan suka bangunan liar, tak mau bermain pasif dan bertahan. Kondisi ini menguntungkan Ervan karena terjadi perang terbuka, adu taktik,” tambahnya. Kristianus juga menjelaskan keunggulan tim Indonesia adalah kemampuan membaca taktik. Hal ini membuat Wang Hao terseok-seok. Pada langkah ke-32, saat Menteri Ervan masuk ke petak e6, menyerang Benteng Hitam di d7, seharusnya Wang memaksa pertukaran Menteri dengan skak. Dan petak g6 saat permainan, akan berjalan imbang lagi. Tak diduga, Wang justru memilih menumpuk Benteng ld lajur-d menyerang bidak d2. Pada saat itulah, Ervan nekad mengorbankan Gajahnya di petak g7. Langkah kejutan ini yang membuat Wang tak menyangka, sehingga tak ada pilihan selain ia harus memakan gajah. “Wang menjalankan 32. Bfd8. Dalam waktu pikir kurang dari semenit, Wang tak menyangka bakal ada korban Gajah. Terpaksa, ia menutup skak dengan Menterinya. Sebab jika Raja mundur ke f8, akan datang mat dalam satu langkah. Andai mundur ke h8, bisa terjadi mat dalam tiga langkah,” papar Kris. “Wang harus menyerah disini, karena posisi Gajahnya di petak c5, bakal lenyap dengan posisi tanpa harapan sama sekali. Sungguh penyelesaian yang indah. Ini sungguh layak disebut masterpiece!,” imbuhnya. Sayang, langkah Ervan tak bertahan lama. Usai tampil cemerlang di dua babak awal, saat menahan remis GM M. Amin Tabatabaei (2587) dari Iran, dan melibas unggulan utama GM Wang Hao (2730), pemuda kelahiran Probolinggo, 15 Mei 1992, akhirnya takluk dari unggulan ketiga, GM Le Quang Liem (2714) dari Vietnam. “Liem yg kelelahan ketika tiba di Filipina, usai tampil di “PON”nya Vietnam, ternyata sudah pulih. Ia menekuk Ervan, lewat langkah strategis yang halus sepanjang 45 langkah,” ujar Kris. “Keberuntungan” Ervan belum selesai. Babak keempat nanti, Ervan kembali melawan pecatur GM, kali ini dari Kazakhstan, Rustam Khusnutdinov (2470). Pada babak Ketiga, Rabu (12/12), tim Indonesia terpaksa harus berhadapan dengan rekan senegaranya. Tak ada pilihan, cepat atau lambat pertarungan sesama negara memang bisa saja terjadi, jadi siapa yg terkuat akan melaju lebih jauh. Ternyata Megaranto mengalahkan Sean, sedang Citra mengalahkan Aay. Sayangnya, pecatur Indonesia yang berjumpa pecatur negara lain, tak satupun meraih kemenangan. IM Yoseph Theolifus Taher (2454) harus puas bermain remis melawan pecatur tuan rumah nongelar, Michael Concio Jr. (1991), setelah bertarung 43 langkah. “Yoseph yang pegang Hitam tak mendapatkan keunggulan di tahap pembukaan, bahkan cenderung jelek. Walau memiliki gelar, rating, dan pengalaman tanding lebih baik, upaya Yoseph mengolah permainan tengah dan permainan akhir, hanya menghasilkan remis,” Jelas Kris. “Yang lebih tragis, dialami IM Novendra Priasmoro (2483). Ia ditaklukkan pecatur senior Filipina, IM Roderik Nava (2392). Kekalahan Novendra dipicu pengetahuan opening yang rendah,” pungkasnya. (Adt)

Pecatur 19 Tahun Indonesia Tahan Remis Super Gradmaster Asal China di Kejuaraan Asia 2018

Pecatur Indonesia, IM Yoseph Theolifus Taher (kiri) berhasil menahan remis pecatur China yang memiliki gelar Super Grandmaster, GM Wang Hao (kanan), yang juga unggulan utama 17th Asian Continental Chess Championship, di Makati, Filipina. (jpnn.com)

Makati- Pecatur Indonesia, IM Yoseph Theolifus Taher menahan remis pecatur China, GM Wang Hao, yang juga unggulan utama 17th Asian Continental Chess Championship, di Makati, Filipina. Meski remis, hasil ini cukup membanggakan mengingat selisih elo rating yang cukup besar di antara keduanya. “Keberhasilan ini, tidak terlepas dari persiapan pembukaan yang bagus. 20 langkah pertama mereka ini, sama persis dengan pertandingan, Wang Hao vs Wen Yang di China bulan lalu, saat Yoseph diutus PB Percasi main di sana,” jelas Kapten Tim Indonesia, Kristianus Liem. Sekedar catatan, Yoseph ‘hanya’ memiliki elo rating 2454, sementara Wang Hao adalah pecatur yang termasuk memiliki titel Super Grandmaster, dengan elo rating 2730. Meskipun langkah Wang Hao serupa dengan permainan sebelumnya, Yoseph mengatakan jika ada langkah perbaikan oleh lawannya, pada partai kali ini. “Saya ingat betul partai tersebut. Cuma pada langkah ke-20, Wang Hao memukul di G4 dengan bidak. Sebelumnya dia memukul dengan Menteri, dan berakhir remis dalam 38 langkah. Langkah baru Wang Hao ini memang sebuah perbaikan,” ujar pemuda kelahiran Jakarta, 28 Maret 1999. “Langkah 20. HGX4 memang membuat Hitam tertekan. Tapi saya bisa mempertahankan posisi tidak sampai kalah,” imbuhnya. Pertandingan sempat memanas saat memasuki langkah 39 hingga 44. Yoseph menjalankan langkah yang sama menteri bolak balik dari petak a7 ke c7, seolah menantang Wang Hao untuk terus menyerang. Namun guna menghindari terjadinya klaim remis tiga kali bangunan yang sama, Wang Hao membongkar posisi dengan terobosan bidak f4 pada langkah ke-45. Alumni SMA Citra Berkat, Citra Raya Tangerang, ini berhasil menekan. “Usai pertukaran Gajah dengan kuda pada langkah ke-50, Menteri Putih masuk ke pertahanan sayap-raja hitam, tapi sendirian menyerang tak ada yang dihasilkan menteri putih, selain skak bolak-balik. Akhirnya disepakati remis pada langkah ke-54,” jelasnya. Akhirnya, partai pun disepakati remis pada langkah ke-54. Dengan hasil remis ini, Yoseph berhasil ‘mencuri’ rating Wang Hao sebanyak 3,3 poin. Hasil remis pada babak pembukaan ini, diikuti dengan hasil tiga kemenangan dari GM Susanto Megaranto, WGM Medina, dan WIM Citra. Meski sebuah kemenangan, hal tersebut sebagai sebuah kewajaran, karena lawan mereka memiliki rating yang rendah. Sedangkan kekalahan tim Indonesia diderita Sean Winshend dan Dita Karenza. (Adt)

Sembilan Atlet Indonesia Berlaga di Kejuaraan Asia, Lawan Pecatur Super Grandmaster

PB Percasi mengirim kontingen catur Indonesia berjumlah sembilan atlet, yang terdiri dari lima pria dan empat wanita, menuju Makati, Filipina, tampil dalam ajang 17th Asian Continental Chess Championship 2018. (beritsatu.com)

Jakarta- PB Persatuan Catur Seluruh Indonesi (PB Percasi) mengirim sembilan pecatur Indonesia, terdiri atas lima pria dan empat perempuan, ke 17th Asian Continental Chess Championship 2018, di Makati, Filipina, 9-19 Desember 2018. Turnamen ini menjadi ajang pecatur Indonesia melawan pecatur kaliber dunia, yang berasal dari Asia. “Pecatur China masih menjadi yang terkuat di dalam ajang kali ini. Mereka mengirim pecatur Super Grandmaster, Wang Hao (2730) dan Wei Yi (2828) yang merupakan unggulan pertama dan kedua, dalam ajang pertarungan perorangan ini,” ujar Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi PB Percasi, Kristianus Liem dalam rilisnya, Minggu (9/12). Kristianus Liem menambahkan, PB Percasi mengirimkan lima orang pecatur putra, yaitu GM Susanto Megaranto, IM Novendra Priasmoro, IM Sean Winshand Cuhendi, IM Yoseph Theolifus Taher, dan FM Mohamad Ervan, sedangkan pecatur Putri adalah WGM Medina Warda Aulia, WIM Dewi Ardhiani, WIM Dita Karenza, dan WFM Aay Aisyah Anisa. “Pada kompetisi kali ini, PB Percasi kembali mendapatkan dukungan dari Japfa sebagai sponsor utama,” kata Kristianus. Ia juga menjelaskan, dukungan Japfa kali ini merupakan kali kedua pada 2018. Dukungan tersebut cukup membantu para pecatur Indonesia untuk mengasah kemampuan di ajang internasional. “Japfa bercita-cita untuk melahirkan pecatur Indonesia yang mampu menorehkan prestasi gemilang di tingkat Internasional. Dukungan sepanjang 2018 merupakan komitmen Japfa untuk berinvestasi pada ajang prestasi Indonesia di masa datang,” ujar R. Artsanti Alif, head of social investment JApfa. Artsanti menjelaskan, dua dekade lalu, China masih belum memiliki prestasi yang luar biasa di dunia catur. Negri Tirabi bambu itu masih tertinggal jauh dari negara-negara Balkan dan eks Uni Soviet. Tetapi, saat ini, China mampu menduduki posisi teratas di catur dunia. “Bagi Indonesia, cita-cita menjadi juara dunia tentunya masih membutuhkan perjuangan panjang, sebuah perjuangan berat, tapi bukan sebuah hal yang mustahil. Harapannya, tim yang berangkat bisa memperoleh prestasi gemilang di ajang ini,” papar dia. Ajang kali ini memakai format pertandingan utama Catur Standar/Klasik dengan jatah waktu berpikir setiap pemain adalah 90 menit untuk 40 langkah, ditambah 30 menit sampai dengan selesai, dengan increment (bonus waktu) 30 detik setiap langkah sejak langkah pertama. Sistem pertandingan: Swiss 9 Babak. Lima peserta peringkat teratas di kelompok Open berhak maju ke Kejuaraan Catur Dunia pada 2019 mendatang, dan hanya Juara pertama saja di kelompok Women, yang berhak maju ke Kejuaraan Catur Dunia Wanita 2019. Pada ajang yang sama di tahun 2014, International Master (IM) Irine Kharisma Sukandar, berhasil menjadi juara di kategori women, sehingga saat itu ia berhak ikut-serta pada Kejuaraan Catur Dunia Wanita 2015. (Adt)