“Kado Spesial” di Hari Kemerdekaan Indonesia Dari Priska Nugroho

"Kado Spesial" di Hari Kemerdekaan Indonesia Dari Priska Nugroho

Petenis Indonesia, Priska Madelyn Nugroho, memberi kado spesial pada perayaan HUT ke-77 RI yang jatuh pada Rabu 17 Agustus 2022. Sebab sehari sebelumnya, dia sukses menyabet delapan trofi lewat Kejuaraan Dunia Tenis di Tunisia. Duta Besar RI untuk Tunisia, Zuhairi Misrawi, mengaku menonton langsung perjuangan Priska dalam meraih prestasi tersebut. Menurutnya, pencapaian Priska menjadi hadiah terbaik dalam HUT ke-77 RI. “Kami bangsa Indonesia sangat bangga dan gembira atas capaian prestasi Priska Nugroho dalam kejuaraan tenis dunia di Monastir, Tunisia. Ia berhasil mengalahkan para pemain unggulan dunia,” kata Dubes Zuhairi seperti dilansir Antara. “Saya menonton langsung, dan KBRI Tunisia memberikan dukungan penuh selama enam minggu Priska bertanding. Meraih 8 trofi merupakan prestasi yang luar biasa. Sungguh, ini hadiah terbaik untuk HUT Kemerdekaan ke-77 RI,” tambahnya. Tiga dari 8 trofi Priska di Kejuaraan Dunia tersebut berasal dari nomor tunggal putri. Kemudian, terdapat empat lainnya yang diraih lewat nomor ganda puteri, sedangkan satu sisanya karena menjadi runner-up tunggal putri. Untuk itu, Dubes Zuhairi mengungkapkan kegembiraan dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Priska. Dia berharap, Priska terus berlatih dan meraih prestasi lebih baik lagi di masa mendatang. “Saya berharap dan mendoakan, prestasi terbaik di Tunisia ini dapat menjadi awal bagi prestasi-prestasi Priska dalam turnamen tenis bergengsi lainnya,” ucap Zuhairi. “Semoga Priska dapat mengharumkan Merah Putih hingga level Grand Slam di masa-masa yang akan datang. Saya juga berharap nantinya Priska mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah dan asosiasi Tenis Tanah Air,” tambahnya. Sementara itu, Priska Nugroho menyampaikan terima kasih kepada Dubes Zuhairi dan KBRI Tunisia yang telah memberi dukungan penuh selama dirinya berkompetisi di Monastir. Menurutnya, prestasi itu tak mungkin terwujud tanpa dukungan berbagai pihak. “Saya persembahkan trofi-trofi ini untuk Indonesia. Puji Tuhan, saya dapat meraih ini semua karena dukungan keluarga, pelatih, dan KBRI Tunisia yang sangat luar biasa sejak awal kedatangan hingga kepulangan ke Tanah Air,” kata Priska.

Terjun ke Tenis Profesional, Ini Jadwal Turnamen yang Diikuti Priska Nugroho

Terjun ke Tenis Profesional, Ini Jadwal Turnamen yang Diikuti Priska Nugroho

Petenis muda Indonesia, Priska Madelyn Nugroho, saat ini tengah mengadu peruntungan sebagai petenis profesional di Eropa. Petenis berusia 18 tahun itu tengah mengikuti rangkaian turnamen di Denmark. Level pro sendiri baru dijalaninya pada pertengahan tahun ini. Sebelumnya, ia merupakan petenis junior Indonesia yang terpilih menjadi bagian dari ITF (Federasi Tenis Internasional) Touring Team to Europe. Ia bergabung dengan tim yang dibiayai Grand Slam Development Fund di Paris, Prancis, sejak Mei lalu. Bersama talenta muda dari berbagai negara, Priska melakoni sejumlah turnamen junior level atas di Benua Eropa, termasuk dua Grand Slam yakni Roland Garros dan Wimbledon. Hasil mengecewakan diraih Priska Madelyn Nugroho di ajang Prancis Terbuka Junior. Ia langsung kandas di babak pertama. Bertanding di Stade de Roland Garros, Paris, di nomor tunggal putri, Priska yang ditempatkan sebagai unggulan ke-15 takluk dari petenis Rep. Ceko, Darja Vidmanov. Pada sektor ganda putri, Priska berpasangan dengan petenis asal Rusia, Erika Andreeva juga tersingkir di babak pertama. Mereka takluk dari pasangan petenis dari Prancis, Laia Petretic yang berpasangan dengan petenis Meksiko, Julia Garcia. Prestasi lebih baik diraih Priska di ajang Wimbledon 2021. Peraih juara ganda putri Autralian Terbuka junior 2020 ini lolos hingga babak kedua baik di nomor tunggal dan nomor ganda putri. Ajang Wimbledon Junior ini sendiri mengakhiri rangkaian perjalanan Priska Madelyn Nugroho sejak dirinya terpilih sebagai anggota ITF Touring Team to Europe. Pasca tersingkir dari Wimbledon Junior, Priska pun memulai kariernya pada level profesional. Pada 16 Juli lalu, Ia menjadi semifinalis ganda putri bersama petenis Korea Selatan, Yeonwoo Ku, di turnamen ITF W15 Almada, Portugal. Dilansir dari laman resmi ITF, Priska juga sempat mengikut iurnamen ITF Amarante Ladies Open yang digelar pada tanggal 19-25 Juli 2021, di Portugal. Namun, ia baru bisa merebut gelar juara pertama di level pro pada turnamen Pada turnamen ITF World Tennis Tour W15 Frederisberg, Denmark, Priska Madelyn Nugroho sukses meraih gelar juara ganda putri. Berpasangan dengan pemain Jepang, Naho Sato, mereka berhasil menundukkan Viktoriia Dema (Ukraina)/Ani Vangelova (Bulgaria) di partai final dengan skor 6-0,6-1, Sabtu, 7 Agustus 2021. ITF World Tour W15 merupakan level terendah dalam struktur kompetisi Federasi Tenis Internasional (ITF). Ajang berhadiah total 15.000 dolar AS (sekitar Rp215 juta) merupakan loncatan awal petenis junior merintis karier di tenis profesional. ITF World Tennis Tour W15 Frederisberg merupakan turnamen kedua bagi Priska Nugroho di Denmark. Sebelumnya, petenis unggulan tanah air itu sempat mengikuti turnamen di kota Vejle. Berlaga di sektor tunggal putri, ia hanya mampu mencapai babak semifinal. Turnamen yang dijalani sang atlet merupakan bagian dari rangkaian turnya di Eropa. Setelah berlaga di Denmark, Priska direncanakan berangkat ke Jerman dan Austria untuk berlaga di turnamen lainnya. Setelah semua turnamen selesai diikuti, Priska Nugroho dijadwalkan pulang ke tanah air. Petenis muda Indonesia itu akan mengikuti Pekan Olahraga Nasional yang akan dihelat di Jayapura, Papua. Karier tenis Priska Madelyn Nugroho diwarnai pencapaian apik di level junior. Ia menjuarai Australia Terbuka Junior 2020 di nomor ganda putri, saat berpasangan dengan petenis Filipina Alexandra Eala. Sumber: Tempo

Petenis Muda Indonesia Boyong Dua Gelar Juara di Singapura

Petenis Muda Indonesia Boyong Dua Gelar Juara di Singapura

Nathan Anthony Barki berhasil meraih gelar juara tunggal ITF Junior Championships II, Jumat (5/2/21). Bermain di Kallang Tennis Center, Nathan menang atas andalan tuan rumah, Matthew Johnstone, dengan skor akhir 6-2 dan 6-0. Ini menjadi gelar juara kedua dalam dua pekan, setelah sebelumnya, Nathan juga menjadi juara pada kompetisi resmi Federasi Tenis Internasional (ITF), pekan lalu di arena yang sama. https://www.instagram.com/p/CK5s8PLA-7S/ Keberhasilannya dalam meraih dua gelar juara ini membuat petenis berusia 16 tahun tersebut memperpanjang rekor tak terkalahkan dalam sepuluh pertandingan nomor tunggal tanpa kehilangan satu set pun pada awal tahun ini “Setelah kemenangan minggu lalu, saya memiliki banyak momentum untuk menjuarai kembali turnamen pekan ini,” ujar Nathan, dilansir dari Medcom. “Namun tidak mudah karena kondisi cukup menantang pusaran angin yang kencang sepanjang pertandingan. Tetapi saya bisa memanfaatkan pengalaman bertanding di Australia dalam kondisi serupa ini untuk memenangi gelar juara tunggal ITFJ5 yang keempat,” lanjutnya. Sayangnya, Nathan harus puas hanya berada di posisi runner-up untuk nomor ganda putera. Nathan yang berpasangan dengan Brendan Nicholas Hendrata harus mengakui keunggulan ganda gado-gado Amerika Serikat dan Singapura Cameron Austin Chang/Matthew Johnstone 4-6 6-2 (8-10) Hasil pekan ini memberi tambahan 30 poin tunggal dan 13 poin ganda dan bakal melambungkan posisi Nathan Anthony Barki pada kisaran 190 dunia dengan total 148 poin dalam daftar peringkat ITF Junior, Senin 8 Februari “Terima kasih atas dukungan terus menerus dari keluarga dan pelatih, Michael Baroch, Terima kasih pula kepada Singapore Tennis Associations (STA), yang telah memberikan kesempatan berkompetisi di level ITF selama pandemi,” ujarnya “Dan yang terpernting, terima kasih kepada PP Pelti yang selama ini terus mendukung partisipasi saya pada ajang internasional,” pungkasnya.

Usai Juara, Petenis Muda Asal Kalsel Dipanggil PELTI

Usai Juara, Petenis Muda Asal Kalsel Dipanggil PELTI

Lailatul Fajria merupakan petenis muda asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Beberapa waktu lalu Ela (sapaan akrab Lailatul Fajria) berhasil menjadi yang terbaik dalam Kejuaraan Tenis Lapangan Antar Pelajar dan Umum katagori putri tingkat SMA yang digelar oleh Pelti Banjarmasin. Pada partai puncak, Ela berhasil mengalahkan Nailah dengan skor 7-4 di Lapangan Tenis Dharma Praja Minggu (6/9/2020) sore. Namun, kabar menggembirakan bagi petenis kidal tersebut tidak berhenti sampai disitu. Ela mendapatkan undangan langsung dari Pengurus Pusat (PP) Persatuan Tenis Seluruh Indonesia (PELTI) guna mengikuti Invitasi Simulasi Pertandingan Tenis Atlet Tenis Putra dan Putri KU 14 & KU 16. Sebagai catatan, tidak semua petenis muda mendapatkan kesempatan tersebut. Karena PELTI hanya melakukan pemanggilan kepada sejumlah atlet tenis muda putra maupun putri terbaik Setanah Air. Ibunda Ela, Yuliana mengatakan pemanggilan para atlet tenis junior tersebut tertuang dalam surat PP PELTI nomor 247/SJ/IX/2020 dan 247/SJ/IX 2020, tertanggal 1 September 2020. “Suratnya dikirim beberapa waktu lalu,” kata Yuliana seperti dilansir Banjarmasin Post. Invitasi Simulasi Pertandingan Tenis tersebut rencananya bakal dilaksanakan mulai tanggal 14 hingga 19 September 2020 untuk kelompok putra dan 21 sampai dengan 26 September untuk kelompok putri di Lapangan Tenis Outdoor Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta.

WTA Future Stars 2019, Sengit Sejak Awal

Unggulan teratas tunggal KU-14, Kholisa Siti Maisaroh masih melangkah mulus ke babak kedua. Petenis peringkat pertama nasional asal Kudus (Jawa Tengah)

Aroma persaingan sengit sudah menguar sejak hari pertama kualifikasi Indonesia WTA Future Stars 2019 yang berlangsung di lapangan tenis The Sultan Hotel & Residence Jakarta, Selasa (27/8). Turnamen itu bergulir untuk memilih petenis putri Kelompok Umur (KU) 14 dan 16 tahun sebagai wakil tim Merah Putih pada gelaran final ajang tersebut di Shenzhen, China Oktober nanti. “Hanya juara pertama tunggal, baik KU 14 maupun 16 tahun yang akan berangkat ke WTA Future Stars Final di Shenzhen, China,” tutur Susan Soebakti selaku Direktur Turnamen WTA Future Stars Indonesia 2019. “Sangat menarik, terutama di KU-14 karena semua petenis berperingkat PNP 1 hingga 10 tampil di ajang ini. Selain itu yang memanaskan suasana laga adalah hadirnya petenis-petenis yang telah bermain di KU-16 turun kelas di KU-14 karena usianya masih memenuhi syarat,” lanjutnya. Korban pun sudah bergelimpangan di arena pertandingan termasuk unggulan ketiga, Freya Athallah Zayyan. Petenis asal Banjarnegara berperingkat ketiga nasional (PNP-3) itu harus mengakui keunggulan sesama wakil Jawa Tengah, Fransisca Heidi Tan asal Purworejo dalam laga straight set 4-7 5-7. Sementara Hasna Raissaneva (Gresik) berhasil memenangi pertandingan antar petenis Jawa Timur, unggul atas Zoelfanka Saputra (Malang) 6-3 6-3. Unggulan teratas tunggal KU-14, Kholisa Siti Maisaroh masih melangkah mulus ke babak kedua. Petenis peringkat pertama nasional asal Kudus (Jawa Tengah) itu masih terlalu tangguh bagi mojang Bandung, Anjali Kirana Juniarto. Kholisa menang straight set 6-0 6-1. “Pada KU-14, Indonesia juga punya kenangan manis di ajang ini dengan kesuksesan Priska Madelyn Nugroho keluar sebagai pemenang WTA Future Stars Final 2017,” lanjutnya. Pada hari kedua, Rabu (28/8), turnamen khusus putri ini akan menggelar nomor tunggal KU-16 dan ganda KU-14. Selain itu Direktur Teknik PP Pelti asal Belanda, Frank van Fraaiyenhoven tampil memimpin Motivation Class untuk peserta, pelatih dan orang tua petenis yang hadir di event ini. Hasil Selasa (27/8) Babak Pertama Tunggal U-14 1-Kholisa Siti Maisaroh (Kudus) v Anjali Kirana Juniarto (Bandung) 6-0 6-1 Bunga Nuraini (Surabaya) v Daniella Clara Suryapranata (DKI) 6-0 6-3 Fransisca Heidi Tan (Purworejo) v Freya Athallah Zayyan (Banjarnegara) 6-4 7-5 Hasna Raissaneva (Gresik) v Zoelfanka Saputra (Malang) 6-3 6-3 Nazwa Syamsabila (Ciamis) v Putu Kevalaih Kirana (DKI) 1-6 7-6(1) 7-6(4) 4-Joanne Lynn Hartono (Bandung) v Zelda Gracia Muttaqin (Depok) 6-3 6-2 Cylova Zuleyka Hukmasabiyya (Banten) v Meydiana Laviola (Malang) 6-2 6-4 2-Tiara Naura Nur Azizah (Pelalawan) v Aprilia Ayu Kusumaningtyas (Semarang) 7-6(1) 6-1 Jadwal Rabu (28/8) Babak Pertama Tunggal KU-14 Anggi Dwi Hidayati (Bali) v Ghean Desya Zahrani (Jambi) Nicole Isman (DKI) v Justmin Da Costa (Tangerang Selatan) Sasha Zalianty Putri (Makassar) v Felicia Halim (DKI)

MedcoEnergi Junior Tennis Championships 2, Menjaga Martabat Sumatera Selatan

Petenis Musi Banyuasin (Sumatera Selatan), Sherena Valencia memborong gelar juara tunggal dan ganda putri KU-10.

Petenis asal Musi Banyuasin, Sherena Valencia berhasil memborong gelar juara tunggal dan ganda Kelompok Umur (KU) 10 tahun Kejurnas seri kedua MedcoEnergi Junior Tennis Championships. Pada laga final yang berlangsung di Stadion Tenis Bukit Asam, Jakabaring Sport City Palembang, Sabtu (27/7), Sherena sukses menepiskan perlawanan wakil Banten, Maula Sa’ya 8-5. “Senang sekali bisa menjadi juara di Palembang,” ujar belia kelahiran Sekayu , 8 Desember 2010 ini. Sherena juga sukses meraih gelar juara ganda turnamen diakui PP Pelti (TDP) kategori J5 ini, berpasangan dengan Syakirah Aqillah Putri. Duet Muba ini unggul atas pasangan Raden Ayu Deva Kusumaningrum (Bengkulu)/Dinara Syafina (Jambi) 8-1. Wakil Sumatera Selatan masih berpeluang mengoleksi tambahan gelar di turnamen yang mendapat dukungan dana dari PT Medco Energi Tbk ini. Bahkan petenis putri tuan rumah berhasil menguasai KU-14 dengan menciptakan laga All Palembang Final antara Tiara Regita melawan Dwi Rahmasari dan All Musi Banyuasin Final melalui pertemuan Indah Septi Putri dengan Meliana Mona Rizki di partai puncak KU-18, Minggu (28/7). Suguhan pertandingan puncak antar wakil tuan rumah pun tersaji pada final tunggal putra KU-14 antara Rafael Ramadhan (Lubuk Linggau) dan M. Aji Fauzal Nizam (Muba). Sedangkan trio Muba, Jackquillyn Savio A Yoza (KU-12) dan Jones Pratama (KU-18) putra serta Finasti Kusuma Dewi (KU-16 putri) bakal mengusung martabat Sumsel dari gempuran petenis luar daerah di partai pamungkas. Hanya di laga akhir KU-16 putra, wakil Sumatera Selatan gagal lolos hingga ke fase akhir. Petenis peringkat teratas nasional, Rafli Zulkarnain dari Sidoarjo (Jawa Timur) akan meladeni Faried Widya Rohmadiansyah (DKI). “Saya sudah cukup sering bertemu Faried dan selalu menang. Tahun ini sudah dua kali bertemu di Ambarawa dan Yogya, bulan lalu,” ujar Rafli. Final Tunggal Hasil Sabtu (27/7) KU-10 Putra Giftbrain Rizqzain Fadhrezy (Bangka Belitung) v Reifan Mu’izzataya Martadiredja (Banten) 8-1 KU-10 Putri Sherena Valencia (Musi Banyuasin) v Maula Sa’ya (Banten) 8-5 Jadwal Minggu (28/7) Putra KU-12 Jackquilynn Zavio A Yoza (Musi Banyuasin) v Rasyel Trianda (DIY) KU-14 M. Aji Faizal Nizam (Musi Banyuasin) v Rafael Ramadhan (Lubuk Linggau) KU-16 Rafli Zulkarnaen (Sidoarjo) v Faried Widya Rohmadiansyah (DKI) KU-18 Owissa Makuta Annas (Bangka Belitung) v Jones Pratama (Musi Banyuasin) Putri KU-14 Tiara Regita (Palembang) v Dwi Rahmasari (Palembang) KU-16 Finasti Kusuma Dewi (Musi Banyuasin) v Ghean Desya Zahrani (Jambi) KU-18 Indah Septia Putri (Musi Banyuasin) v Merliana Mona Rizki (Musi Banyuasin)

MedcoEnergi Junior Tennis Championships 2, Sinergi Petenis dan Pelatih di Palembang

Pelatihan Pelatih Tenis Play & Stay mengiringi berlangsungnya turnamen MedcoEnergi Junior Tennis Championships di Palembang.

Seiring berlangsungnya MedcoEnergi Junior Tennis Championships 2, PP Pelti menggelar pelatihan pelatih tenis bertajuk Play & Stay di Stadion Tenis Bukit Asam, Jakabaring Palembang. “Ini sebenarnya model sinergi yang ideal, dimana penyelenggaraan turnamen bersamaan waktunya dengan pelatihan pelatih. Jadi, petenis bisa mengasah kemampuan berkompetisi sedangkan pelatihnya bisa menambah ilmu,” tutur Sekretaris Jenderal PP Pelti, Lani Sardadi di arena pertandingan, Jumat (26/7). “Namun tidak semua tempat bisa melaksanakan model acara seperti ini karena membutuhkan lebih banyak lapangan. Makanya kami wanti-wanti agar Palembang bisa terus merawat fasilitas yang menjadi arena tenis Asian Games 2018 ini,” lanjutnya. Direktur Teknik PP Pelti, Frank van Fraaiyenhoven dari Belanda bersama dua asisten, Peter Susanto dan Martin Setiawan membimbing 19 pelatih asal Sumatera Selatan yang menjadi peserta kepelatihan selama empat hari. Sementara itu, Sabtu (27/7), seri kedua turnamen berlabel MedcoEnergi Junior Tennis Championships telah memasuki babak final untuk nomor tunggal KU 10 Putra dan Putri serta ganda putra KU 10, 12, 14 dan ganda putri KU 14. Petenis andalan tuan rumah, Sherena Valencia (Musi Banyuasin) akan berebut posisi terhormat dengan wakil Banten, Maula Sa’ya di laga akhir tunggal putri KU-10. Di semi final, Sherena yang menjadi unggulan kedua menang atas Sheika Adelyna Soares (Palembang) 8-2 sedangkan Maula membuat kejutan dengan menyingkirkan seeded teratas, Raden Ayu Deva Kusumaningrum dari Bengkulu, 8-4. Jadwal Sabtu (27/7) Final Tunggal KU-10 Putra Reifan Mu’izzataya Martadiredja (Banten) v Gibrain Rizqzain Fadhrezy (Bangka Belitung) KU-10 Putri Maula Sa’ya (Banten) v Sherena Valencia (Musi Banyuasin)

MedcoEnergi Panaskan Palembang

MedcoEnergi Junior Tennis Championships kini bergulir di Stadion Tenis Bukit Asam, Jakabaring Sport City, Sumatera Selatan.

Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Tenis Yunior berlabel MedcoEnergi Junior Tennis Championships 2 bakal memanaskan agenda olahraga di Palembang (Sumatera Selatan), 24-28 Juli 2019. Stadion Tenis Bukit Asam di Jakabaring Sport City bakal menjadi arena kejuaaraan yang masuk dalam kalender kompetisi resmi Pengurus Pusat Persatuan Tenis Seluruh Indonesia (PP Pelti) ini. Perhelatan ini menggelar pertandingan tunggal dan ganda, baik putra maupun putri untuk Kelompok Umur (KU) 10, 12, 14 dan 16 serta 18 tahun. Palembang, ibu kota Provinsi Sumatera Selatan, merupakan tuan rumah pertama di luar Pulau Jawa setelah seri pembuka turnamen ini berlangsung di Bandung, Maret 2019. “Dengan dukungan sponsor dari MedcoEnergi ini, PP Pelti mengupayakan adanya persebaran turnamen tenis yunior mampu menjangkau hingga ke seluruh wilayah Tanah Air,” tutur Sekretaris Jenderal PP Pelti, Lani Sardadi, Rabu (24/7). “Hal ini penting sebagai sarana pembinaan dan ajang pencarian bibit baru yang berbakat serta berpotensi sebagai petenis Indonesia pada masa yang akan datang,” imbuhnya. Lebih lanjut, Sekjen induk organisasi tenis nasional ini menyatakan bahwa terpilihnya Palembang sebagai kota penyelenggara MedcoEnergi Junior Tennis Championships ini adalah karena memiliki fasilitas lapangan tenis yang sangat layak, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. “Terlebih lagi, Provinsi Sumatera Selatan ini merupakan salah satu pusat kegiatan perusahaan yang menjadi sponsor event ini, yakni PT Medco Energi Internasional Tbk. Hal ini juga untuk mengakomodir petenis yunior di wilayah Sumatera agar dapat mencicipi turnamen level nasional,” pungkasnya.

Siapkan 16 Atlet Pelatnas, PP Pelti Bidik Dua Emas di SEA Games 2019

PP Pelti optmis Aldila Sutjiadi Cs bisa meraih dua medali emas di SEA Games 2019, Filipina, November mendatang. (Adt/NYSN)

Jakarta- Menghadapi SEA Games 2019, Filipina, November mendatang, Pengurus Pusat (PP) Persatuan Tenis Lapangan Indonesia (Pelti) sangat optimis. Induk organisasi olahraga di bawah pimpinan Rildo Ananda Anwar itu yakin Aldila Sutjiadi dan kawan-kawan mampu membawa pulang medali emas di ajang multievent olahraga dua tahunan tersebut. “Kami menargetkan bisa meraih dua medali emas di SEA Games mendatang. Dua emas itu diharapkan berasal dari pasangan ganda campuran (Christopher Rungkat/Aldila Sutjiadi) dan ganda putri (Beatrice Gumulya/Jessy Rompies),” ujar Rildo, di Stadion Tenis Kompleks Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta, Rabu (15/5). Target dua emas yang dibebankan kepada skuat tenis Indonesia itu, bukan tanpa alasan. Di ajang Asian Games 2018, duet Christopher Rungkat/Aldila Sutjiadi sukses mempersembahkan medali bagi kontingen Merah Putih. Lebih lanjut, Rildo menjelaskan saat ini pihaknya sudah memanggil 16 atlet untuk melakukan Pelatnas (pemusatan latihan nasional), dimana salah satunya adalah petenis junior Priska Madelyn Nugroho. “Kami sudah memanggil 16 atlet yang terdiri dari 8 putra dan 8 putri. Pada 20 Mei nanti, mereka sudah mulai berlatih di Wisma Sanitia Pejompongan, Jakarta,” tambah Rildo. Terkait pemilihan lokasi Pelatnas di luar kawasan GBK, Rildo menyebut bila hal tersebut dilakukan karena dinilai lebih efisien. “Di Pejompongan itu ada dua lapangan tenis baru yang bisa digunakan. Tidak hanya itu saja, disana juga sudah tersedia tempat penginapan untuk para atlet, jadi lebih mudah, efektif, efisien,” ungkap Rildo. Saat ini, sebagian pemain Indonesia masih menjalani serangkaian turnamen di luar negeri. Christopher Rungkat mengikuti Busan Open, Jessy Rompies dan Aldila menjalani turnamen Singapore W25, dan Priska Madelyn berlaga di sebuah turnamen di Italia. Dan, ke 16 atlet yang dipanggil mengikuti Pelatnas merupakan perpaduan antara pemain senior dan junior. Untuk pemain putra yakni Christopher Benjamin Rungkat, David Agung Susanto, Ignatius Anthony Susanto, M Rifqi Fitriadi, Odeda M Arazza, Ari Fahresi, M Ali Akbar, dan Nauvaldo Jati Agatra. Sedangkan di kategori putri yaitu Beatrice Gumulya, Aldila Sutjiadi, Jessy Priskila Rompies, Deria Nurhaliza, Priska Madelyn Nugroho, Janice Tjen, Fitriana Sabrina, dan Fitriani Sabatini. Sementara agenda training center (TC) untuk try-in dan try-out yang akan diikuti, di antaranya ITF Wolrd Tennis Tour Men Hongkong 25K (3-16 Juni), ITF Junior J5 Nonthaburi di Thailand (10-22 Juni), ITF Wolrd Tennis Tour Women 25K di Jepang (19-25 Agustus). Lalu, ITF Junior J5 di Thailand (12-17 Agustus), ITF Junior J4 di Jepang (28 Agustus – 1 September), ITF World Tennis Tour Women Japan 25K (2-8 September), Davis Cup Indonesia vs Selandia Baru di Palembang (14-15 September), ITF Junior J4 di Thailand (21-26 Oktober), dan terakhir TC di Thailand selama sebulan, sebelum akhirnya terjun di SEA Games Filipina pada November mendatang. (Adt)

Sepekan Bertanding, Petenis Nasional Dominan di Kejurnas Tenis Junior Pelti Pati Open 2018

Para petenis yunior andalan tuan rumah, mendominasi daftar juara di beberapa kelompok umur (KU), pada kejuaraan nasional (kejurnas) bertajuk Junior Pelti Pati Open 2018, pada 3–9 September, di Lapangan Tenis Bakorwil I Pati, Jawa Tengah. (ISKnews.com)

Pati– Kejuaraan nasional (Kejurnas) Tenis Junior Pelti Pati Open 2018 benar-benar menjadi ajang kebolehan para petenis di Indonesia, khususnya Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Dari kejuaraan tersebut, pengurus Pelti Pati mengaku bangga, karena banyak bibit petenis dari Pati, untuk level KU-10 dan KU 12. Ketua Pengurus Cabang (Pengcab) Pelti Pati, Joni Kurnianto di sela penyerahan hadiah juara tunggal putra mengatakan, banyak atlit tenis dari Pati yang naik mengikuti level di atasnya. Ia mencontohkan petenis berbakat tuan rumah, Diah Ayu Novita Yosri Saputri, yang seharusnya masuk KU-14, namun juga turun dinomor KU-16. “Ini berarti mereka ingin menguji kemampuan dengan para pemain level di atasnya. Mereka ini ingin mendapat tantangan yang lebih,” ujar Joni, pada Sabtu (8/9). Ia menambahkan, capaian ini merupakan hal yang positif, mengingat pembinaan yang sudah dilakukan Pelti Pati selama ini. All Pati Final terjadi di nomor tunggal putra KU 12, yang mempertemukan Andika Rizky Putra melawan Michael Ihsan Wicaksana. Duel sekota itu akhirnya dimenangkan Andika Rizky Putra dengan skor 8-1, di Lapangan Tenis Bakorwil I Pati, Jawa Tengah. Andika, siswa kelas 7 SMP Negeri 2 Pati, melenggang ke babak puncak setelah juga memenangi pertarungan menghadapi rekannya dari Pati, Natanael Santoso, 8-4. Sedangkan Michael Ihsan Wicaksana melaju ke final setelah mencatatkan kemenangan atas Ahmad Bey Nurmultazam. Petenis yunior Pati juga berhasil menjadi yang terbaik di nomor tunggal putra KU 10 tahun, yaitu Christian Dwi Widianto. Petenis yang saat ini bertengger di peringkat 9 nasional itu, menjadi juara setelah membukukan kemenangan atas Wicaksono Wahyu Trijati. Sementara itu, petenis asal Sukoharjo, Lucky Candra mengaku, jika kejurnas kali ini diikuti lebih sedikit pesera dari tahun sebelumnya. Namun, kualitas petenis jauh lebih baik. “Lebih sedikit dari tahun lalu, tapi kualitas pesertanya terbaik di Indonesia,” ungkap pemuda, yang menyabet juara dua ganda putra KU-18 ini. Selain itu, kejurnas yang diselenggarakan 3–9 September, ini dinilai para Pembina dan orang tua atlit sebagai kejuaraan dengan hadiah yang besar, dibanding kejuaraan serupa di daerah lain. Dalam kejuaraan tersebut, tak sedikit petenis nasional yang ikut ambil bagian, salah satunya Diah. Diah adalah petenis masa depan asli Pati, yang pernah mewakili Indonesia di ITF World Junior Tennis Competition, ITF Asia 14, dan Under Development Championship 2018. Remaja bertubuh kecil yang seharusnya turun pada KU-14, pada kejurnas kali ini memilih bertanding dinomor tunggal putrid KU-16. Meski ‘naik kelas’ di level usia bertanding, Diah sanggup mengunci partai final, meski akhirnya meraih juara kedua. Sementara dinomor ganda KU-16, petenis kelahiran Pati 9 November 2004, juga sukses membuat prestasi dan menyabet juara satu. (Adt)

Jadi Duta WTA Future Stars, Yayuk Basuki Kenalkan Tenis Pada Anak-anak Bali

Legenda tenis Indonesia, Yayuk Basuki (biru) yang menjadi Duta WTA Finals, memperkenalkan tenis kepada 50 anak berusia 10-12 tahun, dari Yayasan Sosial Tat Twam Asi, Denpasar. (menaranews.com)

Denpasar- WTA Future Stars memperluas jangkauannya di Indonesia. Mereka menggandeng Yayuk Basuki, Legenda tenis Indonesia. Yayuk sebagai Duta WTA Finals di Singapura, Oktober ini, memperkenalkan tenis kepada 50 anak berusia 10-12 tahun, dari Yayasan Sosial Tat Twam Asi, Denpasar. Ini kali pertama dalam serangkaian kegiatan dan latihan dasar yang menyenangkan di lapangan tenis KONI Bali, Denpasar, Kamis (21/6). Dengan enam gelar single WTA dan sembilan gelar ganda, Yayuk Basuki berbagi pengalamannya dengan generasi. “Saya telah bekerja dengan inisiatif WTA Future Stars selama beberapa tahun. Saya senang dapat memperluas jangkauan kami di Indonesia. Ini adalah WTA pertama kami di Bali dan sangat menyenangkan bisa memperkenalkan tenis kepada anak-anak,” kata Yayuk yang pernah menempati peringkat 19 WTA. Yayasan Sosial Tat Twam Asi didirikan pada 1987 mengakomodasi anak-anak usia sekolah, terutama anak-anak perempuan dari keluarga miskin atau yatim piatu, dan memberi mereka kesempatan untuk menerima pendidikan formal (SD hingga SMA). “WTA sangat bangga dengan pekerjaan yang telah kami lakukan di Asia-Pasifik selama empat tahun terakhir, sejak event WTA Finals telah diselenggarakan di Singapura,” kata Melissa Pine, Wakil Presiden WTA Asia-Pasifik dan Direktur Turnamen Final WTA. Yayasan ini memiliki panti asuhan di Bali yang telah menampung lebih dari 900 orang dan telah berhasil menyalurkan anak asuh untuk mencari pekerjaan. Lebih lanjut dia mengatakan WTA Future Stars diluncurkan ketika acara permata mahkota pindah ke Asia-Pasifik untuk pertama kalinya pada tahun 2014. WTA telah menyelenggarakan klinik dan kelas master di Cina, India, Indonesia, Filipina, Malaysia, dan Singapura. Tujuannya adalah mendorong generasi berikutnya untuk menjalani kehidupan yang lebih baik melalui olahraga. Bersama dengan legenda WTA kami seperti Yayuk Basuki, WTA Future Stars bertujuan menginspirasi lebih banyak anak-anak untuk mengambil raket dan mengenali bagaimana olahraga adalah alat yang kuat untuk mengembangkan keterampilan hidup yang akan bermanfaat bagi mereka di masa depan. “Saya yakin hari ini adalah hari yang sangat istimewa bagi anak-anak, untuk dapat mempelajari dasar-dasar tenis dari yang terbaik dari negara kami. Pengalaman mereka hari ini dengan Yayuk Basuki dan WTA akan tak terlupakan,” ujar Ketut Dwi Angraeni, seorang manajer dari Tat Twam Asi Social Foundation. WTA Future Stars Clinic adalah bagian dari platform regional untuk mempromosikan tenis bagi anak-anak di seluruh Asia-Pasifik, dan termasuk WTA Future Stars Tournament yang masing-masing negara mengirimkan dua perwakilan untuk berkompetisi dalam kategori U-14 dan U-16. PP Pelti (Persatuan Tenis Seluruh Indonesia) juga melakukan uji coba memilih wakil mereka untuk turnamen WTA Future Stars yang akan diadakan di Singapura, bersamaan dengan edisi kelima dan terakhir dari BNP Paribas WTA Finals Singapore, yang disajikan oleh SC Global. (Dre)

WTA Future Stars Dihelat Di Bali, Ajang Petenis Putri Indonesia KU 14 dan 16 Tahun Tambah Jam Tanding

Petenis Indonesia Priska Madelyn Nugroho, pernah menjadi juara KU 14 di ajang WTA Future Stars, di Singapura. (twitter)

Jakarta- Women Tennis Association (WTA) Future Stars bakal dihelat di Lapangan Tenis KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia), Denpasar, Bali, 19-23 Juni 2018. Event ini merupakan kualifikasi petenis putri Kelompok Umur (KU) 14 dan 16 tahun, untuk menjadi wakil Indonesia. Satu petenis terbaik pada masing-masing kategori akan terpilih mewakili Merah Putih bersaing di partai pamungkas di Singapura, pada Oktober 2018. Tahun lalu, Indonesia sukses meraih gelar juara KU-14, melalui Priska Madelyn Nugroho. Pada laga final di National Indoor Stadium Singapore, Priska menaklukkan wakil Thailand, Jattavapornvanit, 6-3 dan 6-3. WTA Future Stars adalah platform keterlibatan yang mendorong baik pemuda maupun pemudi di seluruh Asia-Pasifik, untuk menjalani kehidupan yang lebih baik melalui kegiatan olahraga, khususnya tenis. Tujuannya, menanamkan pada generasi berikutnya pentingnya melakoni gaya hidup sehat, kerjasama tim, disiplin dan fokus, yang akan membangun kekuatan dalam karakter yang akan menguntungkan mereka, baik di lapangan tenis maupun dalam kehidupan. Susan Soebakti, Direktur Turnamen WTA Future Stars Indonesia, menyebut turnamen kualifikasi WTA Future Stars ini jadi ajang menambah jam bertanding petenis Indonesia KU-14 dan KU-16 tahun, agar mampu bersaing dengan petenis terbaik dari 21 negara kawasan Asia-Pasifik, pada laga final di Singapura. “Tapi, juara dari event ini tidak langsung menjadi wakil Indonesia, pada ajang yang digelar mengawali laga delapan petenis putri terbaik dunia, dalam BNP Paribas WTA Finals Singapore, yang digelar oleh SC Global, di Singapore Indoor Stadium,” ujar Susan, pada Selasa (19/6). Wakil Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pengurus Pusat Persatuan Lawn Tenis Indonesia (Pelti) itu, menambahkan Indonesia akan mengirimkan satu petenis terbaik KU 14 dan 16 tahun berdasarkan peringkat nasional Pelti per 4 September 2018. “Namun, peserta turnamen kualifikasi ini jadi perioritas, bila memiliki poin PNP yang sama,” lanjutnya. Sementara, I Ketut Rochineng, Ketua Pengurus Daerah (Pengda) Pelti Bali, mengatakan sebuah kehormatan bagi Bali, terpilih menjadi tuan rumah turnamen WTA Future Stars. “Kami berharap petenis tuan rumah, Komang Gina Kusuma Dewi yang pernah membela tim Indonesia di ajang World Junior Tennis Championships, mampu meraih prestasi pada turnamen WTA Future Stars. Ini jadi kesempatan bagi petenis Bali berprestasi dihadapan publik sendiri,” tukas penjabat Bupati Gianyar, Bali itu. (Adt)

Skuad Fed Junior Indonesia Incar Rangking 100 Dunia, PP Pelti : Pengganti Yayuk Basuki !

Tim Piala Fed Junior 2018 yang terdiri dari (ki-ka) Priska Madelyn Nugroho , Janice Tjen dan Nadya Dhaneswara serta Ryan Tanujoyo, lolos ke putaran final di Hungaria. (vavel.com)

Jakarta– Petenis junior Indonesia, Priska Madelyn, menargetkan bisa menembus peringkat 100 besar dunia junior pada akhir 2018. “Saya saat ini di posisi 164. Pada akhir 2018, targetnya naik ke peringkat 100 besar dunia,” kata Priska, saat penyambutan tim Piala Fed Junior, di Bandara Soekarno-Hatta, Banten, Minggu (22/4). Untuk mencapai posisi tersebut, Priska menargetkan rutin mendulang poin dari turnamen yang akan dia ikuti sampai akhir tahun, yakni satu hingga dua turnamen setiap bulan. Dalam waktu dekat, Priska akan berlaga di turnamen level Grade 4, Malacca Internasional Junior Championship, pada 8-13 Mei 2018, di Malaysia. “Tapi di Malaysia ini saya tidak mau menganggap remeh dan tetap mewaspadai lawan-lawan yang akan dihadapi karena kualitasnya tidak sembarangan. tapi saya akan berusaha semaksimal mungkin,” ujar Priska. Turnamen yang akan diikuti Priska ini diketahui usai dara yang akan berusia 15 tahun itu, selesai membela Indonesia dalam babak kualifikasi Piala Fed Junior 2018 zona Asia/Oseania. Selain Prsika, tim Indonesia terdiri dari Janice Tjen dan Nadya Dhaneswara Di kualifikasi Piala Fed Junior zona Asia/Oseania, Indonesia harus puas hanya menjadi runner-up paska dua kali kalah dari Jepang saat bertemu di fase grup dengan kedudukan 0-2, dan yang kedua saat partai final oleh Australia. Meski menjadi runner-up, Indonesia berhak berlaga dalam grup dunia Piala Fed Junior yang berlangsung di Budapest, Hungaria, September 2018, bersama dengan Australia, Jepang, dan Hong Kong. Negara-negara tersebut menjadi empat terbaik di kawasan Asia/Oseania. Terakhir kali, Indonesia mencicipi babak dunia, yakni pada sembilan tahun lalu (2009). Saat itu, Indonesia mewakili zona Asia/Oseania bersama Australia, Jepang, serta China untuk berlaga di Luis St Potosi, Meksiko, dan finis di posisi ke-9. Pengurus Pusat (PP) Persatuan Lawn Tenis Seluruh Indonesia (Pelti) menilai capaian lolos ke babak dunia ini sinyal kebangkitan tenis Indonesia. “Dari tim Fed junior, semoga muncul pengganti Yayuk Basuki dan pemain senior lainnya,” kata Wakil Sekretaris Jenderal PP Pelti Susan Soebakti, saat penyambutan tim Fed Junior. Ke depannya, Pelti menyatakan akan mempersiapkan tim untuk berlaga di babak dunia Fed Junior pada September mendatang. “Mereka tetap ikut pertandingan dalam persiapan menuju Hungaria. Termasuk pengiriman tur ke luar negeri akan direalisasikan seperti instruksi Ketua Umum,” kata Susan. Selain berbagai persiapan mandiri para atlet dan oleh federasi, jelang tampil di babak dunia Fed Junior, Ketua Umum PP PELTI, Rildo Ananda Anwar berencana memberikan fasilitas wild card pada tim Fed Junior di event Indonesia Women’s Circuit berhadiah total 15 ribu dolar AS, di Solo, Jawa Tengah, pada bulan Juli. (art) Tim Piala Fed Junior Indonesia 2018 1. Priska Madelyn Nugroho 29 Mei 2003 ITF-165 2. Janice Tjen 6 Mei 2002 ITF-213 3. Nadya Dhaneswara 5 Januari 2002 Kapten: Ryan Tanujoyo 7 mei 1982

Unggul Rangking Tak Jaminan, Putri Indonesia Runner-up Kualifikasi Fed Junior 2018

Tim Putri Piala Fed Junior Indonesia (merah), berfoto dengan tim Fed Junior Australia, usai kalah 0-2 di partai final Kualifikasi. (net)

Jakarta- Tim putri Indonesia harus puas menjadi runner-up kualifikasi Piala Fed Junior zona Asia/Oseania 2018 usai langkah gemilangnya terhenti di partai puncak. Pada Sabtu (21/4), tim putri Indonesia menyerah kepada Australia 0-2 dalam final di lapangan tenis Serawak Lawn Tennis Association, Kuching, Malaysia. Meski di atas kertas Indonesia punya komposisi pemain yang lebih baik, hal ini tak menjamin tim Merah Putih melenggang di zona Asia/Oseania. Di partai pembuka, tunggal kedua Indonesia, Janice Tjen, takluk dari Anastasia Berezov dalam pertarungan dua set berdurasi 55 menit yang berkesudahan 2-6, 0-6. Peringkat junior ke-213 dunia ini kalah straight set, dari lawan yang bertengger di posisi ke-417 itu dengan skor akhir 2-6 dan 0-6. “Saya agak capek hari ini, kaki terasa berat melangkah sepanjang pertandingan final tadi,” tutur Janice usai laga. Pada partai berikutnya, tunggal utama Indonesia, Priska Madelyn Nugroho, juga tidak mampu mencetak angka penyeimbang usai kalah dari ujung tombak Australia, Olivia Maria Gadecki, dalam pertarungan dua set satu jam 10 menit yang berkesudahan 4-6, 3-6. Meskipun menjadi runner-up, Indonesia berhak berlaga dalam grup dunia Piala Fed Junior yang berlangsung di Budapest, Hungaria, September 2018 mendatang bersama dengan Australia, Jepang dan Hong Kong, yang menjadi empat terbaik di kawasan Asia/Oseania. Terakhir kali Indonesia mencicipi babak dunia, Pada sembilan tahun lalu, 2009. Saat itu, Indonesia mewakili zona Asia/Oseania bersama Australia, Jepang serta China untuk berlaga di Luis St Potosi, Meksiko, dan finis di posisi ke-9. “Selamat pada tim atas raihan ini, saya bangga atas mereka karena capaian ini lebih baik dari 2009 lalu, saat itu di playoff kita hanya semifinal, sedangkan saat ini kita bisa sampai final,” kata Ketua Umum Persatuan Tenis Lapangan Indonesia (PP Pelti) Rildo Ananda Anwar, dilansir Antara. Meskipun menjadi runner-up, Rildo menilai permainan tim Indonesia sangat baik dan hanya kalah jam terbang dari tim Australia dan Jepang yang dihadapi Indonesia di fase grup. “Dari yang saya ikuti, dua kekalahan kita di kualifikasi Piala Fed Junior 2018, karena kalah jam terbang dari Australia dan Jepang. Karenanya setelah mereka pulang kami akan susun program untuk pemain bertanding di berbagai turnamen luar negeri dan dalam negeri,” ucap Rildo berharap. Setelah kualifikasi Piala Fed Junior zona Asia/Oseania ini, Rildo menyebutkan pihaknya akan memberi fasilitas “wild card” pada tim Indonesia yang terdiri dari Janice Tjen, Priska Madelyn dan Nadya Dhaneswara, dalam kejuaraan Indonesia Women`s Future berhadiah total 15 ribu dolar AS dalam waktu dekat. (Art)

Putri Indonesia Ladeni Australia di Final Piala Fed Junior, Siapkan Kado Spesial Hari Kartini

Tim putri Indonesia bakal meladeni Australia di Final Piala Fed Junior 2018., pada Sabtu (21-4), di Khucing, Malaysia. (net)

Jakarta- Tim putri Indonesia berhasil menjejak babak akhir Piala Fed Junior Kualifikasi Asia Oseania 2018, di Kuching, Malaysia. Pada semi final, Jumat (20/4), regu yang menempati posisi unggulan kelima itu menumbangkan seeded kedua, Hong Kong, dengan skor 2-0. Petenis tunggal kedua Indonesia yang tampil partai pembuka, Janice Tjen menang atas Sheena Jade Masuda Karrasch. Peringkat junior ke-213 dunia itu unggul straight set, 6-4 6-3 dalam waktu satu jam lima menit. Dan, Priska Madelyn Nugroho memastikan kemenangan atas Hong Kong setelah mengalahkan Hoi Ki Jenny Wong 6-3 6-3. “Lawan Hong Kong terasa mudah karena mereka tampil tanpa petenis nomor satunya, yang cedera setelah laga alot di perempat final. Jadi, saya lawan pemain kedua dan Janice ketemu urutan ketiga,” ujar Priska usai laga. Sama halnya dengan Indonesia, Hong Kong juga harus melakoni pertarungan sengit di babak delapan besar untuk menentukan pemilik empat tiket sebagai wakil zona Asia Oseania, ke putaran final dunia di Hungaria, September 2018. Lolosnya Indonesia, Thailand dan Hong Kong, bukan tanpa ujian. Mereka harus melalui partai ketiga yakni ganda, yang harus digelar pada Jumat (20/4), lantaran tertunda sehari akibat hujan mengguyur lapangan, sejak Kamis (19/4) siang. Duet Janice dan Priska menyudahi perlawanan pasangan Thailand, Supapitch Kuearum/Mai Napatt Nirundorn, dengan skor 7-5 6-0. Sementara ganda Hong Kong, Ho Iki Jenny Wong/Hong Yi Cody Wong harus mengalami super tie break untuk mengandaskan wakil Korea Selatan, Bo Young Jeong/Yeonwoo Ku, dengan skor 2-6 7-6(5) [10-5]. Pada final, Sabtu (21/4), Indonesia akan meladeni unggulan keenam, Australia yang secara mengejutkan menyingkirkan Jepang di semifinal. “Peluang sih fifty-fifty,” tutur Janice dan Priska, kompak. Di atas kertas, srikandi Indonesia punya materi lebih baik dibanding tim Negeri Kanguru. Tunggal utama Merah Putih, Priska Madelyn Nugroho berperingkat ke-165 dunia, jauh di atas ujung tombak Australia, Olivia Maria Gadecki yang ada di posisi ke-219 dunia. Sedangkan Janice Tjen (ITF-213), jauh di atas Annerly Poulos (401). “Pokoknya kami akan coba semaksimal mungkin memanfaatkan peluang yang ada,” cetus keduanya. Namun, apapun hasil final nanti, keberhasilan trio Priska, Janice dan Nadya Dhaneswara serta kepten Ryan Tanujoyo melaju ke putaran dunia pada ajang petenis kelompok umur 16 tahun itu adalah prestasi langka bagi tenis Indonesia. Terakhir kali, Indonesia mencicipi pentas dilevel dunia Piala Fed Junior pada 2009. Menempati posisi keempat babak penyisihan zona Asia Oseania yang berlangsung di, Australia, trio Grace Sari Ysadora, Cynthia Melita dan Rekyan Woro serta kapten Deddy Tedjamukti finis di posisi kesembilan babak final dunia di Mexico. (Adt)

Christopher Rungkat Jadi Kunci Bungkam Srilanka 3-1, ‘PR’ Pengurus Pelti Siapkan Petenis Muda

Christopher Rungkat masih menjadi andalan Indonesia mengalahkan Srilanka 3-1 pada Play-off Grup II Zona Asia-Oceania. Minggu (8/4). (net)

Jakarta- Tim Piala Davis Indonesia sukses membungkam Srilanka dengan skor 3-1 di Play-off Grup II Zona Asia-Oceania, di Lapangan Tanah Liat Asosiasi Tenis Srilanka, Kolombo, Minggu (8/4). Hasil itu memastikan Indonesia tetap bertahan di Grup II Zona Asia-Oceania sekaligus lepas dari ancaman degradasi. Pada hari pertama, Sabtu (7/4), tim Merah Putih bermain imbang 1-1 setelah petenis utama Indonesia Christopher Rungkat menumbangkan Sharmal Dissanayake dengan skor 6-4, 4-6, 3-0 (retired). Namun, David Agung Susanto tumbang di tangan Harshana Godamanna dengan skor 3-1, 1-6. Hari kedua, duet Christopher Rungkat/Justin Barki berhasil mengalahkan Sharmal Dissanayake/Harshana Godamanna dengan skor 6-4, 6-3. Kemenangan itu membuat Indonesia unggul 2-1 atas Srilanka. Dan, Christo menjadi pahlawan kemenangan usai menekuk petenis andalan Srilanka Harshana Godamanna pada partai keempat melalui laga rubber set, dengan skor 6-4, 4-6, 7-6(7), dalam waktu dua jam lima menit. Febi Widhiyanto, Non-Playing Captain Indonesia, mengatakan hasil tersebut sesuai dengan skenario tim. Dan, Christo selalu menjadi faktor penentu kemenangan. Hal ini merupakan formula klasik, guna bertahan di Grup II Zona Asia-Oceania seperti yang telah dilakukan dalam empat laga dibabak serupa, dalam lima tahun terakhir. “Kami bersyukur hasil ini sesuai skenario. Ganda Christo dan Justin mampu mengambil angka kemenangan dari partai ketiga. Tak ada pilihan yang lebih baik, selain memasang kembali Christo untuk memastikan kemenangan,” tutur Febi. Meski strategi untuk memainkan petenis utama Indonesia berperingkat 824 dunia itu berhasil, namun Febi, menegaskan tugas PP Pelti (Pengurus Pusat Persatuan Tenis Seluruh Indonesia) dalam menyiapkan petenis muda sebagai pelapis senior. “Ini menjadi pekerjaan rumah bagi kepengurusan PP Pelti periode ini. Mereka harus terus menyiapkan petenis muda sebagai pelapis guna menggantikan Christo dimasa depan,” tukasnya. (Adt)

Totalindo Purwokerto Open 2018 Jadi Ajang Hitung Peringkat Petenis Junior Indonesia

Petenis junior Nasional bersaing di turnamen tenis 'Totalindo Purwokerto Open 2018'. (net)

Jakarta- Petenis junior papan atas nasional turut meramaikan persaingan di turnamen tenis bertajuk ‘Totalindo Purwokerto Open 2018’, di Lapangan Tenis Gelanggang Olahraga Satria Purwokerto, Jawa Tengah, 2-8 April. Para petenis ini diantaranya penghuni peringkat nasional Pengurus Pusat (PP) Persatuan Tenis Seluruh Indonesia (Pelti), yang merupakan peringkat atas putra dan putri Kelompok Umur (KU)-16 tahun, yakni Lucky Chandra Kurniawan (Sukoharjo) dan Niken Ferlyana (Blora). Dan, KU-14 yaitu Adinda Satria Gamal (Kediri), dan Aurelya Chamsiayu (Sukoharjo). Sedangkan M. Aji Faizal Nizam (Tulungagung) dan Joanne Lynn (Bandung/6) pada KU-12. Selain petenis junior unggulan, juga diramaikan kehadiran 100 petenis junior yang datang dari berbagai penjuru nusantara. Johannes Susanto, Ketua Bidang Pertandingan PP Pelti 2017-2022, mengatakan pihaknya tengah membenahi pembagian jenis kategori turnamen junior dan sistem pemeringkatan petenis. Agar, terangnya, akan mampu meningkatkan kualitas pembinaan usia muda. “Mulai tahun ini, poin peringkat hanya dihitung dari enam hasil terbaik masing-masing petenis. Dan kategori kejuaraannya, harus berlangsung seminggu penuh, seperti Totalindo Purwokerto Open ini, bukan dari turnamen dua atau tiga harian,” ujar Johannes, Senin (3/4). Sementara, Budhi Setiawan, Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Banyumas, mengapresiasi gelaran turnamen tenis junior berlevel nasional itu dimana daerahnya dipilih menjadi tuan rumah. “Semoga event ini menjadi titik awal bagi kemajuan olahraga tenis di Banyumas,” cetusnya. “Kami cukup bangga memiliki sarana lapangan tenis yang memenuhi standar penyelenggaraan turnamen nasional dulu. Tentu, kami ingin ada petenis Banyumas yang mampu bersaing di ajang seperti ini,” tambah Budhi. Sedangkan, Dudi Rochjat, Direktur Turnamen Totalindo Purwokerto Open 2018, mengungkapkan andai waktunya tak mepet dengan pelaksanaan ujian akhir sekolah, kemungkinan peserta pada turnamen ini akan lebih banyak. “Tapi, persaingan menuju tangga juara ajang ini tetap akan sengit,” tukas Dudi. (Adt)