ISG 2025: Sembilan Medali Dari Angkat Besi

Tita Nurcahya Melyani

Tim angkat besi Indonesia mampu menyumbangkan total 9 medali pada Islamic Solidarity Games (ISG) 2025. Tita Nurcahya Melyani menyumbangkan medali pertama untuk Indonesia. Tiga medali perak sekaligus disumbangkan olehnya. Masing-masing dari kelas 48kg putri untuk angkatan snatch, clean and jerk serta angkatan total. Tita tampil konsisten dengan mencatatkan 68 kg pada angkatan snatch dan 85 kg pada clean and jerk, membukukan total angkatan 153 kg. Dengan hasil ini, ia meraih perak di ketiga kategori tersebut. Ia bersyukur bisa mempersembahkan medali bagi Merah Putih serta mencatatkan rekor baru dari angkatan sebelumnya, yaitu 150 kg. Medali emas diraih oleh lifter asal Turki, Gamez Altun, dengan total angkatan 172 kg (snatch 72 kg, clean and jerk 100 kg). Sedangkan perunggu diraih oleh Nuray Abilova dari Kazakhstan dengan total 144 kg (snatch 65 kg, clean and jerk 79 kg). Angkat besi juga menambah perolehan tiga medali perak melalui Basilia Bamerop Ninggan yang turun di kelas 53kg putri. Basilia menempati uruan kedua snatch dengan angkatan 75kg, medali emas snatch diraih wakil Turki Cansel Ozkan dengan 88kg, dan perunggu direbut Marija Akter Ekra asal Bangladesh lewat 72 kg. Untuk angkatan clean and jerk, Basilia kembali berada di bawah Cansel Okan dengan angkatan 99kg. Di total angkatan, atlet asal Merauke kelahiran 2003 ini mencatatkan 174kg dan berada di bawah Cansel Okan yang punya angkatan 188kg. Muhammad Husni menjadi bintang bagi Tim Indonesia setelah mencetak hattrick medali emas pada cabang olahraga angkat besi kelas 60kg putra di Islamic Solidarity Games (ISG) 2025. Hasil ini sekaligus menjadikan Husni sebagai atlet pertama yang mempersembahkan medali emas bagi Tim Indonesia. Atlet asal Lampung itu tampil percaya diri sejak awal. Pada angkatan snatch, Husni mengangkat 129kg, unggul dari lifter tuan rumah Aqeel Aljasim (124kg) yang meraih perak, serta Burak Aykun dari Turki (119kg) yang merebut perunggu. Penampilan impresifnya berlanjut di nomor clean and jerk di mana Husni mencatatkan 154kg dan menjadi angkatan terbaik di antara sembilan lifter yang berkompetisi. Medali perak diraih Burak Aykun (148kg) dan perunggu oleh atlet Mesir Elsayed Ali Elsayed Attia Elaraby (147kg). Dengan total angkatan 283kg, Husni menegaskan dominasinya di kelas 60kg putra dan berhak atas tiga medali emas sekaligus, dari kategori angkatan snatch, clean and jerk, dan total. Sementara itu, Chef de Mission (CdM) Tim Indonesia, Endri Erawan, mengaku sangat bangga atas pencapaian angkat besi tersebut. Ia menilai performa atlet menjadi cerminan semangat dan mental juang Tim Indonesia di panggung internasional. “Husni, Basilia dan Tita membuktikan bahwa usia muda bukan halangan untuk berprestasi di level tertinggi. Tiga medali emas dan enam perak dari angkat besi hari ini kemenangan untuk Merah Putih. Tiga kali Indonesia Raya berkumandang di Riyadh. Capaian ini merupakan simbol kekuatan mental, disiplin, dan kerja keras atlet-atlet Tim Indonesia. Ini awal yang sangat positif bagi perjuangan Tim Indonesia di Riyadh,” ujar Endri.

ISG 2025: Keren! Muhammad Husni Cetak Hattrick Medali Emas

Muhammad Husni

Lifter muda andalan Indonesia, Muhammad Husni menyabet tiga medali emas di kelas 60kg angkat besi pada ajang Islamic Solidarity Games (ISG) 2025. Husni tampil solid di tiap kategori angkatan dan total angkatan yang ia lakukan. Alhasil, Husni mampu mengakhiri laga dengan tiga emas di tangan. Pada kategori snatch, Husni mencatat angkatan 129kg. Ia unggul jauh, 5kg, dari Aqeel Aljasim yang ada di posisi kedua. Sedangkan di nomor clean and jerk, Husni menorehkan angkatan 154kg. Di kategori ini, Husni lagi-lagi unggil telak atas Burak Aykun yang mencatat 148kg. Kondisi itu otomatis membuat Husni tak terbendung untuk menjadi yang terbaik di kategori angkatan total. Husni mencatat total angkatan sebesar 283kg. Ia unggul jauh atas Burak Aykun yang membukukan total angkatan sebesar 267kg. “Alhamdulillah, saya sangat bersyukur bisa mempersembahkan emas pertama untuk Indonesia. Ini hasil kerja keras saya, pelatih, dan seluruh tim yang selalu mendukung.” “Terima kasih juga untuk masyarakat Indonesia, khususnya warga Lampung atas doa dan dukungannya. Semoga hasil ini bisa memotivasi teman-teman atlet lain untuk terus berjuang,” ucap Husni yang baru berusia 20 tahun ini. Tim Angkat Besi Indonesia sudah memberikan total 3 emas dan 6 perak. Basilia Bamerop Ninggan menyumbangkan total tiga medali perak di kelas 53kg putri. Sedangkan Tita Nurcahya Melyani memberikan tiga medali perak di kelas 48kg putri. “Husni, Basilia dan Tita membuktikan bahwa usia muda bukan halangan untuk berprestasi di level tertinggi. Tiga medali emas dan enam perak dari angkat besi hari ini kemenangan untuk Merah Putih,” “Tiga kali Indonesia Raya berkumandang di Riyadh. Capaian ini merupakan simbol kekuatan mental, disiplin, dan kerja keras atlet-atlet Tim Indonesia. Ini awal yang sangat positif bagi perjuangan Tim Indonesia di Riyadh,” ungkap CdM Indonesia, Endri Erawan. Hasil Angkat Besi Putra 60Kg Islamic Solidarity Games 2025 Snatch: Medali Emas – Muhammad Husni (Indonesia) Medali Perak – Aqeel Al Jasim (Arab Saudi) Medali Perunggu – Burak Aykun (Turki) Clean & Jerk: Medali Emas – Muhammad Husni (Indonesia) Medali Perak – Burak Aykun (Turki) Medali Perunggu – Elsayed Aly Elsayed Elaraby (Mesir) Total Angkatan: Medali Emas – Muhammad Husni (Indonesia) Medali Perak – Burak Aykun (Turki) Medali Perunggu – Elsayed Aly Elsayed Elaraby (Mesir)

Asian Youth Games 2025: Kavka Tambah Medali Indonesia

Kavka Zhafif Putrawitama

Atlet taekwondo, Kavka Zhafif Putrawitama menambah pundi-pundi medali bagi Indonesia. Berkat medali perunggu yang dipersembahkannya, Indonesia saat ini berada di posisi 13 klasemen Asian Youth Games 2025. Kavka Zhafif Putrawitama tampil apik di cabang olahraga taekwondo kategori nomor Boys -63 kg. Kavka menunjukkan performa impresif sejak tampil perdana di Hall 2 Exhibition World Bahrain, Minggu (26/10/2025). Perjalanan Kavka menuju podium dimulai dari babak 32 besar, ketika ia menaklukkan atlet asal Sri Lanka Pasanjaya Ranasinghe dengan skor 2-0. Kepercayaan diri itu berlanjut di babak 16 besar, saat ia kembali menang dua set langsung atas wakil Kirgistan Amir Davlesovich Chynybaev. Pertarungan ketat terjadi di perempat final melawan Chuck Aeron Alario dari Filipina. Setelah berbagi kemenangan di dua set awal, Kavka berhasil menguasai ritme pertandingan dan menutup laga dengan skor 16-10. Sayangnya, langkahnya harus terhenti di semifinal usai kalah dari Omadbed Otabekov (Uzbekistan). Meski sempat unggul di set pertama, Kavka belum mampu mempertahankan momentum di dua set berikutnya. Kavka tetap bersyukur atas pencapaiannya tersebut. Apalagi, ini adalah hasil latihan berbulan-bulan demi mewakili Merah Putih. “Puji syukur atas hasil ini. Latihan sembilan bulan terakhir membuahkan hasil, meski saya belum sepenuhnya puas karena target pribadi belum tercapai,” ujar Kavka. “Ke depan saya ingin memperkuat fisik, fokus pada teknik, dan terutama memperkuat mental, karena itu yang paling menentukan di lapangan,” imbuhnya. Capaian Kavka menambah daftar prestasi Tim Taekwondo Indonesia, yang hingga hari ini telah mengantongi dua medali perunggu di Asian Youth Games Bahrain 2025. Sebelumnya Queenita Keisha Azzahra juga meraih perunggu di kelas girl’s 49kg. Total, Tim Indonesia di Asian Youth Games 2025 menempati peringkat 13 klasemen perolehan medali dengan catatan dua medali emas, tiga perak dan 12 perunggu.

Asian Youth Games 2025: Emas Kedua Indonesia dari Angkat Besi

Muhammad Rijal Abdillah

Indonesia sukses meraih medali emas kedua pada Asian Youth Games 2025 di Manama, Bahrain, pada Minggu (26/10/2025). Emas kedua disumbang oleh atlet muda angkat besi Indonesia, Muhammad Rijal Abdillah. Rijal turun di kelas boys 60kg, dan berhasil di angkatan clean and jerk dengan jumlah 143 kg sekaligus yang terbaik di kelasnya. Pertandingan di kategori clean and jerk berlangsung ketat, namun pada percobaan pertama dan kedua, Rijal sukses mengangkat 136 kg dan 139 kg. Persaingan semakin panas saat atlet asal China, Xunfa Chen, berhasil mengangkat beban 141 kg, disusul atlet India Maharajan Arumugapandian yang mencatat 142 kg. Chen sempat menambah beban 3kg atau menjadi 144kg, namun percobaan atlet asal China itu gagal. Sementara itu, Rijal dengan tenang menaikkan beban ke 143 kg, dan angkatannya dinyatakan sah oleh juri. Rijal, atlet asal Bandung tersebut mengaku bangga dengan prestasinya di Asian Youth Games 2025. Perjuangannya dalam berlatih keras terbayar lunas dengan sumbangan medali untuk Indonesia. “Alhamdulillah, saya sangat bangga. Kerja keras dan latihan selama satu tahun di pemusatan latihan nasional akhirnya terbayar. Meninggalkan keluarga di rumah tidak sia-sia,” ungkap Rijal penuh rasa syukur. Rijal mengaku angkatan tersebut melebihi latihannya selama ini. Ia sukses mengangkat beban 143 kg dari yang maksimal 141 kg. “Angkatan ini di atas angkatan saat latihan. Di pelatnas angkatan cleand and jerk terbaik saya 141 kg, tapi di sini bisa mencapai 143 kg,” tambahnya.

Rizki Juniansyah Raih 2 Medali Emas dan Pecah Rekor di Kejuaraan Dunia 2025

Podium Kejuaraan Dunia Angkat Besi IWF 2025.

Lifter Indonesia, Rizki Juniansyah tampil gemilang di Kejuaraan Dunia Angkat Besi IWF (IWF World Championship) 2025. Bertanding di Forde, Norwegia, Selasa dinihari WIB, Rizki meraih dua medali emas di kelas 79 kilogram putra pada kategori Clean and Jerk dan angkatan total, seperti dilansir dari catatan IWF, Selasa. Rizki memecahkan rekor dunia ketika bertarung pada kategori Clean and Jerk setelah berhasil melakukan angkatan dengan total beban 204 kilogram. Hasil itu membuatnya menyabet medali emas. Medali emas berikutnya didapat dari kategori angkatan total dengan 361 kilogram, dengan rincian 157 kilogram pada Snatch dan 204 di Clean and Jerk. Rizki juga mendapatkan medali perunggu pada kategori Snatch setelah berhasil mengangkat beban dengan total berat 157 kilogram, akan tetapi selanjutnya gagal dalam dua kali percobaan angkatan 162 kilogram. Rekannya, lifter asal Indonesia, Rahmat Erwin Abdullah berhasil mendapatkan medali perak pada kategori Clean and Jerk setelah mampu mengangkat beban dengan total 203 kilogram. Sementara itu, medali perak kelas 79 kilogram putra kategori angkatan total menjadi milik lifter asal Korea Utara Ri Chong-song dengan total angkatan 360 kilogram. Ia juga mampu mendapatkan medali emas pada kategori Snatch setelah mengangkat beban seberat 163 kilogram. Medali perunggu kelas 79 kilogram putra kategori angkatan total disabet oleh lifter asal Mesir Mohamed Younes dengan total angkatan 360 kilogram, hasil dari 162 kilogram di Snatch dan 198 di Clean and Jerk. Selanjutnya medali perunggu kelas 79 kilogram putra kategori Clean and Jerk didapatkan oleh lifter asal Korea Selatan Son Hyeon-ho dengan angkatan seberat 198 kilogram. Sebelumnya, lifter senior Indonesia Eko Yuli Irawan meraih medali perunggu pada kelas 65 kilogram putra pada kategori Snatch dengan total angkatan 137 kilogram pada Sabtu lalu.

Kejurnas Angkat Besi Remaja & Junior Tuntas, 74 Rekornas Tercipta

Kejurnas Angkat Besi Remaja & Junior Tuntas, 74 Rekornas Tercipta

Selesai sudah Kejuaraan Nasional Angkat Besi dan Junior Pupuk Indonesia 2025. Ada 74 rekor nasional berhasil dipecahkan. Pada ajang yang digelar di GOR Saparua, Bandung, Senin (3/8/2025), 44 rekornas pecah di kelas remaja dan 30 rekornas pecah di kelas junior dari 20 kelas yang dipertandingkan. Total ada 150 atlet ikut dari 25 provinsi. Selain itu, pada Kejurnas kali ini, lifter-lifter pelatnas yang dipersiapkan menghadapi ajang Asian Youth Games (AYG) 2025 Di Manama, Bahrain, juga tampil sebagai bintang tamu, diantaranya, M.Rijal Abdillah di Kelas 60kg, Immanuel Leonard Aipassa (65kg), serta Juara Asia Remaja Putri, Alya Maulida di kelas 77kg. “Banyaknya pemecahan Rekornas membuktikan bahwa, daerah-daerah betul betul mempersiapkan atlet remaja dan junior cukup serius,” kata Sekjen Pengurus Besar Perkumpulan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABSI) Djoko Pramono dalam rilis kepada detikSport. Meski begitu, Djoko juga menyayangkan ada beberapa lifter jagoan di kategori remaja ini tidak didaftarkan oleh daerahnya masing-masing. Padahal, mereka diharapkan bisa menjadi pembanding bagi lifter-lifter Pelatnas AYG yang tampil di Kejurnas ini. “Seharusnya, pada Kejurnas setiap Pengprov harus menerjunkan atlet yang terbaik. Buat apa mereka dibina seolah-olah disembunyikan. Ini level Kejurnas, kenapa ada daerah yang hanya menunjuk perwakilan dari Pengcab untuk mengikuti Kejurnas. Sangat disayangkan,” sambung Djoko. Mengomentari hasil yang diraih oleh para lifter Pelatnas AYG 2025, Djoko Pramono mengaku belum puas. Performa mereka harus ditingkatkan lagi. “Mereka belum tampil maksimal. Saya harapkan mereka untuk lebih baik lagi dalam mempersiapkan diri menghadapi AYG 2025. Rencananya, kami akan mengirimkan sebanyak 10 lifter yang berpotensi meraih medali,” papar Djoko. Sementara itu, di kategori Remaja, Jawa Timur menempati peringkat pertama dengan perolehan 6 emas, Sumatera Utara berada di peringkat kedua dengan 5 emas, 3 perak, serta 1 perunggu, dan peringkat ketiga diraih Jawa Barat (3-3-3). Di kategori Yunior, peringkat pertama diraih Besi Jawa Timur (9-2-1), Jambi di posisi kedua (6-2-1), serta peringkat ketiga ditempati Jawa Barat (5-3-1). Pada Kejurnas kali ini, gelar The Best Lifter Kategori Remaja jatuh kepada lifter putri asal Jawa Tengah, Lintang, yang tampil di kelas +63kg, sementara di bagian putra ada lifter asal Jawa Timur Samuel (71kg). Sedangkan di kategori Yunior, lifter putra asal Lampung, M.Husni (60kg) dinobatkan sebagai lifter terbaik. Di putri, Dewani Ramadhan (+63kg) jadi yang terbaik. Sumber: detiksport

PB PABSI gelar Kejurnas Angkat Besi Remaja dan Junior 2025 di Bandung

Pembukaan Kejurnas Angkat Besi Remaja Junior 2025

Pengurus Besar Perkumpulan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABSI) menggelar Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Angkat Besi Remaja dan Junior 2025 di GOR Saparua, Bandung, Jawa Barat, pada 31 Juli–5 Agustus 2025. Kejurnas yang didukung PT Pupuk Indonesia Tbk ini diikuti 220 peserta, terdiri atas 150 atlet, 39 pelatih, dan 33 ofisial dari 25 provinsi. Ketua Panitia Penyelenggara Hadi Wihardja mengatakan Kejurnas ini menjadi ajang pemantauan atlet untuk persiapan menghadapi Asian Youth Games (AYG) 2025 yang akan digelar di Manama, Bahrain, pada 22–31 Oktober mendatang. “Selain itu, kami juga menyiapkan nominasi lifter untuk program Sentra Latihan Olahragawan Muda Potensial Nasional (SLOMPN) dan Cibubur Youth Athlete Training Centre (CYATC),” kata Hadi dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat. Kejurnas melombakan 20 kelas, terdiri atas 10 kelas kategori remaja dan 10 kelas kategori junior. Untuk kelompok remaja putri terdiri atas kelas 44 kg, 48 kg, 53 kg, 58 kg, dan +58 kg, sedangkan remaja putra 56 kg, 60 kg, 65 kg, 71 kg, dan +71 kg. Sementara itu, kategori junior putri mempertandingkan kelas 48 kg, 53 kg, 58 kg, 63 kg, dan +63 kg, sedangkan junior putra 60 kg, 65 kg, 71 kg, 79 kg, dan +79 kg Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat Letjen TNI (Purn) Marciano Norman mengapresiasi PB PABSI yang memiliki agenda pembinaan yang terstruktur dan berkelanjutan. “PB PABSI telah melakukan pembinaan yang sangat baik. Bendera Merah Putih selalu dikibarkan dan lagu Indonesia Raya berkumandang berkat prestasi atlet angkat besi Indonesia. Hal ini juga tak lepas dari dukungan PT Pupuk Indonesia,” ujar Marciano. Sementara itu, Sekretaris Jenderal PB PABSI Mayjen TNI (Purn) Djoko Pramono, yang mewakili Ketua Umum Rosan Roeslani, menyampaikan terima kasih atas dukungan penuh PT Pupuk Indonesia dalam pembinaan olahraga angkat besi. “Tidak ada cabang olahraga lain yang menggelar Kejurnas tiga kali dalam setahun. Ini menunjukkan keseriusan PB PABSI dalam mencetak atlet berprestasi,” ujar Djoko. Ia juga mengungkapkan sejumlah prestasi atlet Indonesia dalam kejuaraan internasional beberapa bulan terakhir, di antaranya Rahmat Erwin Abdullah yang menjuarai kelas 73 kg Kejuaraan Asia 2025 dan Alyamaulida Kartika yang meraih emas di kelas 77 kg kategori remaja pada Kejuaraan Asia Angkat Besi Remaja dan Junior 2025. Pada kategori remaja, Kevin Andrian Ramadhan meraih perak clean & jerk dengan angkatan 127 kg pada kelas 56 kg, sementara Sarah menyabet tiga medali perak di kelas 63 kg masing-masing melalui snatch (93 kg), clean & jerk (120 kg), dan total angkatan (213 kg). Direktur SDM PT Pupuk Indonesia (Persero) Tina T. Kemala Intan mengatakan pihaknya siap mendukung keberlanjutan pembinaan atlet muda melalui kemitraan dengan PB PABSI. “Kami akan terus mendukung dan menciptakan ekosistem yang sehat untuk anak muda. Kami percaya atlet seperti Alya dan Rizky Juniansyah bisa menjadi inspirasi bagi generasi berikutnya,” ujarnya. Tina juga berharap para atlet muda memanfaatkan Kejurnas sebagai panggung untuk menunjukkan dedikasi dan semangat pantang menyerah demi masa depan yang lebih gemilang. Sumber: ANTARA

Rahmat Erwin Pecahkan Rekor Dunia dan Raih 3 Emas di Kejuaraan Asia

Podium AWC 2025

Lifter putra Indonesia, Rahmat Erwin Abdullah, tampil impresif usai meraih tiga emas dan memecahkan rekor dunia dalam Kejuaraan Angkat Besi Asia (AWC) 2025 di Jiangshan, China, Minggu (11/5). Rahmat Erwin mendominasi babak final dengan meraih tiga medali emas serta memecahkan rekor pribadi pada kelas 73kg putra. Dalam angkatan snatch, Rahmat Erwin jadi yang terbaik dan meraih emas setelah mengangkat beban 155kg. Medali perak diraih lifter Turkmenistan, Bunyad Rashidov, yang mengangkat 150kg. Sedangkan perunggu jadi milik Bektimur Reyimov dari Turkmenistan dengan 148kg. Sementara pada clean and jerk, Rahmat Erwin lagi-lagi meraih emas dengan mengangkat beban 205kg. Angkatan itu jadi rekor dunia baru bagi Rahmat Erwin setelah memecahkan rekor pribadi sebelumnya, 204kg yang tercipta dalam Kejuaraan Asia 2024 di Uzbekistan. Medali perak clean and jerk kelas 73kg ini diraih Wu Haifeng dari China dengan 189kg, sedangkan perunggu jadi milik Petr Khrebtov dari Kazakhstan dengan 187kg. Medali emas terakhir Rahmat Erwin merupakan total angkatan snatch dengan clean and jerk. Rahmat Erwin dengan total angkatan 360kg unggul jauh atas Wu Haifeng dengan 334kg, dan perunggu diraih Khrebtov dengan 333kg. “Rahmat Erwin Abdullah, M 73 A. Snatch 155Kg – Gold Medal. Clean & Jerk 205Kg – Gold Medal – New WR. Total 360Kg – Gold Medal. Asian Weightlifting Championships Jiangshan, China 2025. Congratulation Rahmat Erwin,” tulis PB PABSI dalam unggahan video di Instagram. Sementara, lifter Indonesia lain Ardraya menempati posisi kedelapan dalam Kejuaraan Angkat Besi Asia 2025 dengan total angkatan 305kg (130kg di snatch dan 175kg clean and jerk). Sumber: CNN

IWF World Youth & Junior Championships 2025: Indonesia Sabet Empat Medali

Luluk Diana

Kontingen angkat besi Indonesia menutup penampilan di Kejuaraan Dunia Angkat Besi Remaja dan Junior 2025 (IWF World Youth and Junior Championships 2025) dengan meraih satu medali emas dan tiga perunggu. Dari total 11 lifter yang tampil dalam ajang yang bergulir di Lima, Peru pada 30 April hingga 5 Mei, satu-satunya emas bagi Merah Putih dipersembahkan lifter junior, Luluk Diana Tri Wijayana yang turun di kelas 49kg putri. Luluk tampil gemilang di angkatan snatch dengan catatan terbaik 81kg yang mengantarnya ke podium tertinggi. Sayangnya, ia gagal mencatatkan angkatan di clean and jerk setelah tiga kali percobaan pada angkatan 100kg. Tiga medali perunggu disumbang oleh lifter remaja, Alyamaulida Kartika Pertiwi yang tampil di kelas 81kg putri. Ia merebut perunggu di angkatan snatch dengan 96kg, clean and jerk 120kg, serta total angkatan 216kg. Alyamaulida berada di belakang lifter Venezuela Aparicio Alfonzo Lidysmar Del Valle yang meraih emas dengan total angkatan 230kg (103kg snatch, 127kg clean and jerk) dan Xue Li asal China yang merebut perak dengan 229kg (104kg snatch, 125kg clean and jerk) Berikut hasil lengkap wakil Indonesia di Kejuaraan Dunia Angkat Besi Remaja dan Junior 2025: Kategori Junior 45kg Putri Tita Nurcahya Melyani Snatch: 65kg (peringkat 11) Clean and jerk: 82kg (peringkat 8) Total angkatan: 147kg (peringkat 10) 49kg Putri Luluk Diana Tri Wijayana Snatch: 81kg (peringkat 1) Clean and jerk: gagal Total angkatan: tidak tercatat 59kg Putri Sarah Snatch: 90kg (peringkat 5) Clean and jerk: 110kg (peringkat 6) Total angkatan: 200kg (peringkat 4) 67kg Putra Yuda Permana Snatch: 130kg (peringkat 14) Clean and jerk: tidak tercatat Total angkatan: tidak tercatat 81kg Putra Raihan Adesta Putra Perdana Snatch: 135kg (peringkat 13) Clean and jerk: 167kg (peringkat 12) Total angkatan: 302kg (peringkat 11) Kategori Remaja 49kg Putra Alvin Saputra Snatch: 81kg (peringkat 6) Clean and jerk: 106kg (peringkat 6) Total angkatan: 187kg (peringkat 5) 55kg Putra Kevin Andrian Ramadhan Snatch: 101kg (peringkat 6) Clean and jerk: 122kg (peringkat 6) Total angkatan: 223kg (peringkat 6) Muhammad Rojal Abdillah Snatch: 98kg (peringkat 9) Clean and jerk: 121kg (peringkat 8) Total angkatan: 219kg (peringkat 9) 61kg Putra Leonard Imanuel Aipassa Suabey Snatch: 107kg (peringkat 8) Clean and jerk: 131kg (peringkat 8) Total angkatan: 238kg (peringkat 7) 73kg Putra Muhammad Angga Snatch: 106kg (peringkat 11) Clean and jerk: tidak tercatat Total angkatan: tidak tercatat 81kg Putri Alyamaulida Kartika Pertiwi Snatch: 96kg (peringkat 3) Clean and jerk: 120kg (peringkat 3) Total angkatan: 216kg (peringkat 3)

Breaking News! Windy Cantika Putuskan Pensiun Dini

Kabar mengejutkan datang dari lifter putri Indonesia, Windy Cantika Aisah. Windy secara resmi memberitahukan dirinya memutuskan pensiun dini sebagai atlet melalui akun Instagram resmi Tim Indonesia @timindonesiaofficial pada Senin (11/11/2024). Perempuan 22 tahun itu membuka pernyataan dengan permohonan maaf, karena sudah menutup akun Instagram pribadinya sejak Juli sehingga tak bisa berinteraksi. Kemudian, Windy Cantika Aisah menyatakan bahwa dirinya telah memutuskan untuk pensiun dan PON 2024 jadi aksi terakhirnya sebagai lifter. Pada PON 2024 yang berlangsung di Aceh dan Sumatra Utara sekitar dua bulan lalu, ia mampu mendapatkan medali perak dari cabor angkat besi kelas 55 kg putri. Kala itu, Windy mewakili Jawa Barat, finis kedua berkat total Angkatan 179 kg dengan rincian 81 kg snatch dan 98 kg clean and jerk. Ia hanya kalah dari rekannya di Pelatnas, Juliana Klarisa (Jambi), yang mencatatkan total angkatan 190 kg dengan rincian 82 kg snatch dan 108 kg clean and jerk. Keputusan Windy Cantika Aisah untuk pensiun cukup disayangkan, terlebih diambil kala dirinya masih tergolong masih berusia muda bagi seorang atlet angkat besi. Apalagi anak dari lifter putri era 1980-an, Siti Aisah ini sempat digadang-gadang sebagai masa depan angkat besi Indonesia di kategori putri. Predikat ini didapatkan setelah Windy sukses menyabet medali perunggu kelas 49 kg putri di ajang Olimpiade 2020 Tokyo (2021). Sebelum membuat gebrakan di Olimpiade 2020 Tokio, perempuan kelahiran Bandung itu lebih dulu mencuri perhatian di ajang IWF Junior World Championships 2019. Usia Windy kala itu belum genap berusia 17 tahun, masih tergolong dalam kategori youth, telah dapat medali perak untuk angkatan snatch, clean and jerk, dan total di kelas 49 kg putri. Tiga bulan kemudian, tren positif Windy berlanjut di Kejuaraan Junior Asia 2019. Ia meraih emas untuk angkatan snatch dan dua perak untuk angkatan clean and jerk serta total. Windy menutup tahun 2019 dengan menyabet medali emas SEA Games 2019. Ini pengalaman perdananya tampil di pesta olahraga terbesar untuk kawasan Asia Tenggara. Kala itu, ia meraih medali emas cabor angkat besi kelas 49 kg putri, berkat torehan angkatan total 190 kg dengan rincian 86 kg snatch dan 104 kg clean and jerk. Tiga angkatan yang dibukukan Windy di SEA Games 2019, juga tercatat sebagai rekor dunia untuk kelas 49 kg putri kategori youth dan masih bertahan hingga saat ini. Gebrakan Windy pun berlanjut, meski kompetisi angkat besi dunia kala itu turut terganggu efek pandemi Covid-19, tapi ia sukses menyapu bersih medali emas kelas 49 kg putri dari Kejuaraan Junior Asia 2020 dan IWF Junior World Championship 2021. Ini jadi modal berharganya untuk meraih perunggu Olimpiade 2020 Tokio. Di Olimpiade 2020 Tokio, Windy pun membuat gebrakan di level junior. Ia kembali sukses memborong medali emas kelas 49 kg putri di IWF Junior World Championships 2022. Windy Cantika Aisah pun lebih sering diberitakan berkutat dengan cedera, mulai dari tulang kering, lumbar, hingga terakhir di area lutut saat dirinya tampil di PON 2024 lalu. Meski begitu, Windy memang dikenal sebagai salah satu lifter kebanggaan Indonesia yang telah mendulang banyak prestasi. Prestasi Windy Cantika Selama Jadi Atlet Angkat Besi Indonesia: Raih medali Perak di Asian Youth & Junior Weightlifting Championships 2019 Pyongyang Raih medali perak di Junior World Weightlifting Championships 2019 Suva Raih medali emas di SEA Games 2019 Filipina Raih medali emas di Asian Youth & Junior Weightlifting Championships 2020 Tashkent Raih medali perunggu di Olimpiade Tokyo 2020 Raih medali emas di World Junior Weightlifting Championships 2021 Tashkent Raih medali emas di World Junior Weightlifting Championships 2022 Heraklion.

Jabar amankan gelar juara umum Kejurnas Angkat Besi Junior 2024

Provinsi Jawa Barat mengamankan gelar juara umum Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Angkat Besi Junior 2024 yang berlangsung sejak 22 hingga 24 Oktober di Hotel Santika Premiere Gubeng, Surabaya. PB PABSI menyatakan pada Jumat bahwa Kontingen Jabar meraih gelar juara umum dengan mengemas total 17 medali yakni 12 emas, tiga perak dan dua perunggu. Jabar berhasil mengungguli kontingen tuan rumah Jawa Timur yang berada di posisi runner-up dengan total medali 18 yaitu enam emas, empat perak dan delapan perunggu. Sementara di peringkat ketiga disegel oleh Jambi yang mendapatkan total sembilan medali yakni enam emas dan tiga perunggu. Pelatih angkat besi Jabar Sodikin mengatakan jika capaian 12 emas itu sudah sesuai dengan target yang telah ditetapkan dan kalkulasi jelang kejuaraan. “Memang sudah kami perhitungkan, sudah kami seleksi dari data atlet yang kira-kira meraih prestasi nasional, kalau juara umum kami cukup yakin. Dan jumlah emas itu juga sangat tepat sesuai perkiraan kami,” tutur Sodikin. 12 emas Jabar tersebut disumbangkan oleh empat atlet yakni Tita Nurcahya di kelas 45 kg putri, lalu Davin Athallah di kelas 73 kg putra, kemudian Raihan Adestya di kelas 81 kg putra dan terakhir Joko Suprianto yang tampil di kelas +81 kg putra. Masing-masing atlet tersebut meraih tiga emas setelah unggul di catatan snatch, clean and jerk serta total angkatan. Sementara itu enam medali emas Jatim disumbang oleh dua atlet yakni Luluk Diana Tri Wijayana di kelas 49 kg putri dan Lavena Putri Angelita kelas 59 kg putri. Lalu, enam emas Jambi juga diperoleh dari dua orang atlet yaith Muhammad Ibnul Rizqi mendapat tiga emas di kelas 61 kg putra sedangkan Yolanda Dwi Ambarwati juga meraih hasil yang sama di kelas +64 kg putri. Adapun dua lifter berhasil mendapatkan penghargaan individu Kejurnas Angkat Besi Junior 2024. Luluk Diana terpilih sebagai lifter terbaik putri sedangkan atlet Lampung Muhammad Husni memperoleh penghargaan lifter terbaik putra. Baik Luluk maupun Husni sama-sama meraih emas dengan keunggulan cukup jauh. Luluk memperoleh angkatan total 186 kg. Mengungguli atlet Kalimantan Barat Dhea Anisa Nabila dengan angkatan total 142 kg. Sedangkan Husni yang tampil di kelas 55 kg putra berhasil mencatatkan angkatan total 261 kg. Dia unggul hingga 62 kg dari atlet Kalimantan Timur Natanael Febrian Gurning yang berada di urutan kedua. Sumber: ANTARA

Rizki Juniansyah Cetak Rekor Baru Angkat Besi di PON Aceh-Sumut

Rizki Juniansyah berhasil cetak rekor nasional baru pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut. Lifter andalan Provinsi Banten ini, kembali menyabet emas cabang olahraga angkat besi kelas 89 kilogram (kg) putra. Ia berhasil cetak skor baru 360 kg dan memecahkan rekor nasional angkatan snatch 160 kg dan clean and jerk 190 kg. Pertandingan yang berlangsung di GOR Seuramoe, Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh, ini dihadiri ratusan pendukung masing-masing atlet, Sabtu (7/9/2024). Rizki berhasil melampaui angkatan dua pesaingnya Joko Dwi Suprianto dari Jawa Barat dan Mohammad Najib dari Jawa Tengah. Pemuda kelahiran 2003 ini merupakan lifter pertama Indonesia yang meraih emas di Olimpiade Paris 2024. Rizki juga merupakan juara dunia junior 2021 dan 2022 kelas 73 kg putra serta pemegang rekor dunia senior dalam angkatan snatch. Sementara medali perak direbut atlet Jawa Barat, Joko Dwi Suprianto dengan meraih total angkatan 313 kg (snatch 138 kg dan clean and jerk 175 kg). Serta medali perunggu jadi milik Mohammad Najib asal Jawa Tengah dengan total angkatan 309 kg (snatch 136 kg dan clean and jerk 173 kg). Kepada media, Rizki mengaku sangat senang atas perolehan medali hari ini. Pasalnya ini pecahan rekor baru baginya, yang sebelumnya Rizki main di kelas 73 kg pada Olimpiade. “Alhamdulillah ini catatan rekor baru bagi saya, saya persembahkan medali ini kepada keluarga dan pelatih,” katanya. Menjadi pengalaman pertama pada angkatan 89 kg, Rizki berharap dapat memenangkan berbagai kejuaraan baru dan mampu menyabet emas kembali pada ajang Olimpiade 2028 mendatang. “Di kelas ini saya rasa masih aman dan kebanyakan tahun ini saya main di 73 kg,” ujarnya. Sumber: Masakini.co

Lifter Muda Asal Papua Sabet Medali Emas; Pecahkan Rekor PON dan Nasional

Natasya Beteyob, lifter muda asal Papua, berhasil mencatat sejarah baru di arena Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024 dengan memecahkan rekor nasional dan rekor PON. Tampil di kelas 59 kg, Natasya mencatatkan total angkatan 214 kg dengan rincian snatch 97 kg dan clean and jerk 117 kg. Rekor ini melampaui rekor clean and jerk sebelumnya yang tercatat di 109 kg dan total angkatan 195 kg. Keberhasilan ini mengantarkan Natasya meraih medali emas bagi kontingen Papua, lantas Sarah dari Jawa Barat yang mencatat total angkatan 205kg dapat kalungan medali perak dan perunggu menjadi milik Tania Constantia dari Jambi dengan total 195 kg. “Puji Tuhan, saya bisa memberi medali emas untuk Papua dan memecahkan rekor PON. Saya memang bertekad meraihnya setelah PON 2021 di Papua, sebelumnya saya hanya mendapat perak di kelas 55 kg,” ungkap Natasya Dengan penuh syukur di GOR Angkat Besi, Komplek Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh, Natasya, yang lahir pada 10 September 2000, menunjukkan peningkatan pesat dari prestasinya. Selepas sukses di PON, Natasya menargetkan tampil di Kejuaraan Dunia Angkat Besi di Qatar pada Desember 2024. “Perlahan saya akan meningkatkan angkatan saya baik dalam latihan maupun pertandingan. Doakan ya,” pungkasnya. Prestasi sebelumnya di Kejuaraan Dunia di Phuket, Thailand 2024, di mana ia menempati posisi ke-13 dengan total angkatan 213 kg (snatch 98 kg dan clean and jerk 115 kg). Meski belum berhasil lolos ke Olimpiade Paris 2024, Natasya membuktikan bahwa dirinya mampu memperbaiki catatan angkatan dan siap bersaing di level tertinggi. Berikut 5 besar peringkat perolehan medali sementara PON XXI Aceh Sumut hari Sabtu ,pukul 01.00 WIB: Jawa Barat masih menduduki di urutan pertama dengan mengantongi 31 medali dengan rincian 10 emas, 10 perak dan 11 perunggu Jawa Timur mengoleksi 24 medali dengan rincian 9 emas, 5 perak dan 10 perunggu Lampung mengumpulkan 14 medali, meliputi 7 emas, 5 perak dan 2 perunggu. Sumut mengumpulkan 9 medali dengan rincian 7 emas dan 2 perunggu DKI jakarta membukukan 26 medali ,meliputi 6 emas, 14 perak dan 6 perunggu Sumber: Kabar Terdepan

Lifter Muda Kevin Andrian Borong Tiga Emas di Thailand

Lifter muda Indonesia Kevin Andrian Ramadhan membawa pulang tiga medali emas dalam kejuaraan angkat besi EGAT King’s Cup 2024 di Thailand pada Minggu (21/4). Dia menjadi yang terbaik pada angkatan snatch (97kg), clean and jerk (118kg), dan total angkatan (215kg). Prestasi ini terbilang luar biasa, mengingat Kevin merupakan atlet muda yang dikirim Pengurus Besar Perkumpulan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABSI) untuk menjadi pelapis pelatnas dalam rangka menyiapkan regenerasi lifter angkat besi ke depan. EGAT King’s Cup 2024 sendiri diikuti lima negara yakni Malaysia, Indonesia, Singapura, Hong Kong, dan tuan rumah Thailand. Indonesia mengirimkan lima atlet muda yakni Kevin Andrian Ramadhan, Satrio Adi Nugroho, Muhamad Ibnul Rizqih, Sarah, dan Indah Afriza. Untuk kategori Remaja, tambah dia, akan diikuti 261 lifter (putra 164 dan putri 97), sedangkan kategori Senior melibatkan 291 lifter (putra 158 dan putri 133).

Eko Yuli Irawan Ungkap Olimpiade Paris Jadi Laga Terkahirnya di Olimpiade

Atlet angkat besi putra Indonesia, Eko Yuli Irawan mengungkapkan bahwa Olimpiade Paris 2024 akan menjadi momentum kompetisi terakhir bagi dirinya untuk tampil dalam ajang kejuaraan olahraga tertinggi dunia itu. “Ini (Olimpiade Paris 2024) last Olympic buat saya kalau melihat persaingannya sekarang,” ujar Eko Yuli Irawan dalam siaran pers dari Komite Olimpiade Indonesia (KOI) yang diterima di Jakarta, Rabu. Eko (sapaan Eko Yuli Irawan) memastikan diri lolos ke Olimpiade Paris 2024 usai tampil di International Weightlifting World Cup di Phuket, Thailand, Selasa (2/4). Lifter andalan Indonesia berhasil menyelesaikan angkatan snatch 133 kilogram namun ia tidak menyelesaikan angkatan clean and jerk dengan sempurna karena masalah cedera lutut yang dialaminya belum sembuh secara total. Torehan prestasi itu membawa Eko kembali berkesempatan tampil di Olimpiade untuk kelima kalinya, setelah sebelumnya mengikuti Olimpiade Beijing 2008, Olimpiade London 2012, Olimpiade Rio de Janeiro 2016, dan Olimpiade Tokyo 2020. Eko mengatakan, berbagai negara seperti China, Malaysia, Thailand juga menjadikan kejuaraan dunia di Thailand itu sebagai ajang seleksi nasional mereka untuk menentukan atlet terbaik yang bisa lolos. Oleh sebab itu, lifter berusia 34 tahun itu memilih untuk bermain aman agar mengamankan posisi untuk lolos ke Olimpiade Paris 2024. “Alhamdulillah, bersyukur masih dikasih kesempatan sama Tuhan Yang Maha Kuasa buat ikut OIimpiade lagi untuk kelima kali,” ujarnya. Lebih lanjut, Eko mengatakan, dalam beberapa bulan ke depan, dirinya akan fokus memulihkan cedera lutut agar bisa menyuguhkan penampilan terbaik pada Olimpiade Paris. “Saya mau pulih dulu lutut saya, mau berusaha sembuh dulu, masih ada 3 bulan ke depan. Recovery lutut bisa selesai supaya nanti di Paris 2024 bisa main lebih lepas dan maksimal supaya hasilnya juga bisa maksimal,” pungkasnya. KOI mencatat, hingga saat ini sebanyak delapan atlet Indonesia sudah dipastikan lolos ke Olimpiade Paris yaitu atlet angkat besi Eko Yuli Irawan, atlet panahan Arif Dwi Pangestu serta Diananda Choirunisa, atlet panjat tebing Desak Made Rita Kusuma Dewi dan Rahmad Adi Mulyono, atlet senam Rifda Irfanaluthfi, atlet menembak Fathur Gustafian, dan atlet selancar Rio Waida. Sumber: ANTARA

Kembali Bikin Bangga, Rahmat Erwin Borong 3 Medali Emas

Lifter Indonesia, Rahmat Erwin Abdullah, memborong tiga medali emas dan catatkan rekor dunia pada di Kejuaraan Dunia Angkat Besi Asia 2024 di Uzbekistan. Rahmat yang turun di kelas 73 kilogram Grup A membawa pulang tiga emas, tepatnya dari angkatan snatch, clean & jerk, dan angkatan total. Keberhasilan Rahmat melakukan angkatan clean and jerk seberat 204 kg sekaligus mempertajam rekor dunia atas namanya sendiri yang sebelumnya 202 kg saat Asian Games Hangzhou 2022. Jika pada Oktober tahun lalu Rahmat mengangkat beban seberat 201kg dengan clean and jerk (mengangkat beban dalam dua tahap), kemarin dia sukses menaklukkan beban seberat 204kg. Seperti biasanya, setelah selesai melakukan percobaan sukses, Rahmat melakukan ‘tradisi keluarga’ dengan memberi salam dan memamerkan otot bisep ala binaragawan. Putra pasangan mantan lifter nasional, Erwin Abdullah dan Ami Asun Budiono, tersebut menutup penampilannya di Kejuaraan Angkat Besi Asia dengan total angkatan 363kg. Total angkatan terbaik Rahmat kini hanya terpaut 1kg saja dari rekor dunia yang dibukukan atlet China, Shi Zhi Yong, saat merebut medali emas dalam Olimpiade Tokyo 2020. Sebagai informasi, saat itu Rahmat juga turut naik ke podium setelah menyabet medali perunggu dengan total angkatan 342kg meski tampil dari Grup B.

Rahmat Erwin dan Rizki Raih Emas Kejuaraan Dunia Angkat Besi

Rahmat Erwin dan Rizki Raih Emas Kejuaraan Dunia Angkat Besi

Rahmat Erwin Abdullah dan Rizki Juniansyah menunjukkan dominasi mereka di kelas 73kg Kejuaraan Angkat Besi 2022 yang berlangsung di Bogota, Kolombia. Rahmat Erwin meraih emas di kategori clean and jerk lewat angkatan 200kg. Sedangkan perak direbut oleh Rizki dengan catatan 192kg. Sedangkan di kategori snatch, Rizki jadi lifter terbaik dengan torehan 155kg. Ia pun berhak atas medali emas untuk kategori tersebut. Pada total angkatan, Rahmat Erwin dan Rizki pun berjaya. Rahmat Erwin merebut emas dengan total angkatan 352kg sedangkan Rizki merebut medali perak dengan torehan total 347kg. Rahmat Erwin Abdullah dan Rizki Juniansyah adalah dua lifter muda yang jadi simbol regenerasi angkat besi Indonesia. Keduanya sudah mengukir prestasi level dunia sejak kejuaraan level junior. Rahmat Erwin Abdullah bahkan telah berhasil mempersembahkan medali perunggu pada Olimpiade 2020 lalu. Pencapaian Rahmat Erwin dan Rizi di Bogota ini makin menandai bahwa keduanya bisa jadi harapan Indonesia meraih prestasi di Olimpiade. Sejak Olimpiade 2020, Tim Angkat Besi Indonesia selalu jadi tambang medali bagi kontingen Indonesia di ajang Olimpiade. Mereka tak pernah henti menyumbang medali dalam enam pelaksanaan Olimpiade terakhir. Misi Tim Angkat Besi Indonesia yang belum terwujud saat ini adalah meraih medali emas untuk kontingen Indonesia di ajang Olimpiade.

Rahmat Berhasil Kembali Raih Juara dan Pecahkan Rekor Dunia

Rahmat Berhasil Kembali Raih Juara dan Pecahkan Rekor Dunia

Selain meraih medali emas, lifter muda Indonesia, Rahmat Erwin Abdullah, juga mencetak rekor dunia untuk angkatan clean and jerk di kelas 73kg putra Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2022 di Gran Carpa Americas Corferias, Bogota, Kolombia, Sabtu pagi WIB. Tampil di Grup B, Rahmat Erwin menjadi kuda hitam setelah mengangkat beban seberat 200kg pada angkatan clean and jerk, demikian berdasarkan hasil dari laman IWF. Hasil ini memecahkan rekor dunia milik peraih emas Olimpiade Tokyo 2020 Shi Zhiyong asal China yang pada Kejuaraan Dunia 2019 mencetak 197kg untuk angkatan clean and jerk. Pencapaian Rahmat ini mengejutkan karena dia bukan unggulan di kelas 73kg putra. Bahkan ditempatkan di Grup B. Namun dia kembali membuktikan diri sebagai lifter yang layak diperhitungkan di kelas ini. Lifter 22 tahun ini bukan kali pertama membuat kejutan. Ketika di Olimpiade Tokyo 2020 dia juga tampil di Grup B. Meski begitu, Erwin sukses meraih medali perunggu di kelas 73kg setelah mengangkat beban total 342kg (152kg snatch dan 190kg clean and jerk). Adapun di Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2022, Erwin pada angkatan snatch membukukan 152kg. Hingga berita ini diturunkan persaingan di kelas 73kg putra masih bergulir. Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainudin Amali pun turut bangga dan mengucapkan selamat atas prestasi yang diraih Rahmat. “Saya sangat bangga dan mengucapkan terima kasih atas prestasi yang diraih Rahmat Erwin Abdullah pada Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2022 Bogota, Kolombia. Erwin berhasil memecahkan rekor dunia, ini prestasi yang membanggakan bangsa Indonesia,” kata Menpora Amali di Jakarta, Kamis (10/12). Dengan prestasi Rahmat ini, Menpora Amali semakin optimistis banyak atlet Indonesia yang akan lolos dan tampil pada Olimpiade Paris 2024 mendatang. Terlebih dalam Desain Besar Olahraga Nasional (DBON), Angkat Besi merupakan cabang olahraga unggulan yang diharapkan bisa menyumbang banyak medali di olimpiade. “Saya semakin optimistis banyak atlet Angkat Besi yang lolos Olimpiade Paris 2024. Sesuai DBON, kita harapkan peringkat olimpiade kita terus meningkat. Dan Angkat Besi salah satu penyumbang medali,” harapnya.

106 Atlet Ikuti Kejurnas Angkat Besi U-13 Hingga U-15

106 atlet ikuti Kejurnas Angkat Besi U-13 hingga U-15

Sebanyak 106 atlet dari 20 Pengurus Provinsi (Pengprov) tampil dalam Kejuaraan Nasional Angkat Besi U-13 hingga U-15 Piala Kemenpora di Sentul, Bogor, Jawa Barat, 5-8 Desember. Kejurnas dibuka secara resmi oleh Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Perkumpulan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABSI) Djoko Pramono. Ia mengatakan kejuaraan nasional kali ini menjadi kesempatan atlet-atlet muda untuk merasakan persaingan nasional apalagi kejuaraan ini merupakan kejurnas angkat besi pertama yang digelar khusus untuk atlet-atlet usia 13-15 tahun. “Marilah kita berlomba-lomba untuk menggali lebih banyak lagi, ‘logam-logam’ atlet untuk kita asah melalui Kejurnas agar regenerasi terus berjalan secara spartan,” ujar Djoko dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin. Sama seperti dengan dua kejuaraan sebelumnya, yaitu Kejurnas Remaja dan Junior di Yogyakarta dan Kejurnas Senior di Sentul, Bogor bulan lalu, PABSI juga akan memberikan penghargaan Lifter Terbaik serta uang pembinaan kepada Pengprov yang berprestasi dalam Kejurnas kali ini ini. Bonus uang pembinaan itu diberikan dengan harapan dapat memotivasi daerah-daerah untuk berlomba-lomba serius melakukan pembinaan hingga bisa mengirimkan atletnya bertanding di level nasional. Apalagi pada tahun depan akan dimulai Kejurnas yang masuk dalam bagian Pra-Kualifikasi Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua 2024. Lebih lanjut, Djoko menuturkan kejuaraan kali ini selaras dengan program pembinaan PABSI yang berupaya terus melakukan pembinaan atlet angkat besi usia remaja dan junior guna memperbanyak stok atlet yang bisa mewakili Indonesia di berbagai kejuaraan internasional pada masa mendatang. “Paling tidak hingga Olimpiade 2032 kita memiliki stok atlet yang lebih banyak lagi dengan memiliki prestasi di tingkat dunia,” ucap dia.

Keren! Atlet Muda Indonesia Juara Dunia Angkat Besi di Meksiko

Keren! Atlet Muda Indonesia Juara Dunia Angkat Besi di Meksiko

Lifter muda Indonesia Luluk Diana Tri Wijayana merebut medali emas pada ajang IWF Youth World Championship 2022 di Leon, Guonojuoto, Mexico, Selasa (14/6) dini hari WIB. Luluk menjadi juara dunia di di nomor 49 kilogram putri. Luluk berhasil merebut medali emas dengan total angkatan 170 kg melalui angkatan snatch 75 kg dan clean & jerk 95 kg. Luluk mengalahkan lifter Polandia nama Oliwia W. Drzazga dengan total angkatan 161 kg (snatch 70 kg, clean & jerk 85 kg). Medali perunggu menjadi milik wakil tuan rumah Gonzalez J. Lopez dengan total angkatan 153 kg (snatch 68 kg, clean & jerk 85 kg). Usai merebut medali emas, lifter kelahiran Pacitan, Jawa Timur, 9 Agustus 2005, itu mengaku bangga mampu memberikan prestasi tertinggi dan bertekad tampil di Olimpiade. “Saya sangat bangga dapat memberikan hasil yang terbaik untuk Indonesia pada ajang ini dan hasil ini menjadi tambahan motivasi bagi saya untuk tampil di Olimpiade ke depannya,” ucap Luluk dalam rilis resmi PABSI. Sementara itu Kepala Bidang Pembinaan Prestasi (Binpres) PB PABSI, Hadi Wihardja yang menjadi tim leader mendampingi Luluk berlaga mengatakan pihaknya terus berupaya mempersiapkan pelapis untuk tim senior. “Kami dari PB. PABSI selalu menyiapkan pelapis-pelapis untuk regenerasi seniornya. Untuk ke depannya, kami mengharapkan perhatian dari semua pihak terhadap pembinaan usia dini agar pembinaan dapat terus berkesinambungan,” ucap Hadi. “Terima kasih PB PABSI serta Pengprov Pabsi Jatim kepada semua pihak yang selalu memberikan support untuk hasil juara dunia Luluk Diana,” ujar Hadi. Kejuaraan dunia angkat besi remaja tahun ini diikuti 205 lifter remaja (115 lifter putri dan 90 lifter putra) dari 39 negara.