Mojang Bandung Raih Medali Emas Angkat Besi di Uzbekistan

Mojang Bandung Raih Medali Emas Angkat Besi di Uzbekistan

Atlet angkat besi kelas 59 kg, Sarah (16), berhasil menjuarai Asian Youth & Junior Weightlifting Championship Tashkent di Uzbekistan. Dirinya berhasil menyabet beberapa medali dalam ajang tersebut. Sarah berhasil menyabet raihan 3 medali emas di kategori remaja kelas 59 kg putri, kemudian 2 medali perak dan 1 medali perunggu di kategori junior kelas 59 kg putri. Mendengar kabar tersebut, ayah angkat Sarah, Sandy Zaenul Hikmat (31) mengaku bangga dengan prestasi yang diraih anaknya tersebut. Dengan itu, menurutnya, sebagai salah satu pembuktian. “Perasaan mah sebenarnya campur aduk, bangga ada, haru ada, cuma alhamdulillah bisa ngebuktiin sekarang,” ujar Sandy saat dihubungi detikJabar, Jumat (22/7/2022). Dia mengungkapkan saat Sea Games lalu, anaknya tersebut belum bisa mempersembahkan medali. Namun, saat ini bSarah bisa memberikan medali bagi Indonesia. “Kemarin kan pas di sea games nggak dapet medali, karena kemarin lawannya senior. Kalau yang juara sekarang, meskipun levelnya asia, tapi juara di umurnya. Jadi lawannya bukan senior, umurnya sebanding,” katanya. Keberhasilan Sarah tidak pernah lepas dari sosok Ayahnya tersebut. Ayahnya merupakan kakak dari Windy Cantika, seorang atlet angkat besi asal Babakan Cianjur, Desa Malasari, Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung. Sandy mengungkapkan anaknya tersebut dahulu sempat berlatih bersama Windy Cantika di Babakan Cianjur. Namun, pada tahun selanjutnya berpindah ke Kampung Balandongan, Desa Rancasenggang, Kecamatan Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat. “Jadi awalnya sarah belajar angkat besi di tahun 2015. Memang awalnya latihan di mamah (ibunya windy), kan kebeneran masih orang di lingkungan Babakan Cianjur. Terus memang kondisinya Yatim Piatu, terus saya angkat jadi anak tahun 2016,” ucapnya. Pihaknya menjelaskan dalam perjalannya Sarah selalu berlatih dengan gigih dan disiplin. Bahkan, kata dia, latihannya pun tetap berada di rumahnya. “Dulu latihannya pas di mamah, ya sama. Rutin bersama yang lainnya. Biasanya rutin setiap hari Kamis. Jadi di sana (KBB) di rumah juga latihannya sama, sepulang sekolah, istirahat, makan, langsung latihan. Da latihannya juga di rumah saya, di garasi, sama lah kaya di mamah,” ucapnya. Sandy berharap ke depannya anaknya tersebut bisa tetap rendah hati. Sehingga bisa terus konsisten berlatih dan mendapatkan prestasi. “Kalau menurut saya untuk sarah ke depannya adalah yang penting nurut aja kata pelatih, terus dianya mau bekerja keras, disiplin. Masalah sekarang juara, mudah-mudahan kalau sarahnya tetap rendah hati, tetap nggak jumawa. Mudah-mudahan ke depannya bisa konsisten seperti bibinya, Windy Cantika,” pungkasnya.

Sabet Tiga Emas, Rizki Juniansyah Juga Perbarui Rekor Dunia Angkat Besi

Sabet Tiga Emas, Rizki Juniansyah Juga Perbarui Rekor Dunia Angkat Besi

Lifter Indonesia kembali membuat kejutan. Atlet muda, Rizki Juniansyah, sukses mempertajam rekor dunia pada Asian Youth & Junior Weightlifting Championship. Atlet muda andalan Indonesia, Rizki Juniansyah, mencetak rekor dunia baru lagi. Rizki membuat prestasi pada kejuaraan angkat besi junior tingkat Asia, Asian Youth & Junior Weightlifting Championship 2022. Ia tampil gemilang saat melakukan angkatan Snatch, pada Kamis (21/7) malam. Lifter muda asal Serang, Banten, melakukan angkatan Snatch pertama dengan 149 kg dan kemudian 154 kg pada angkatan kedua. Teriakan “good lift” dari juri saat Rizki Juniansyah melakukan angkatan ketiga menandai kepastian reach rekor dunia baru dengan 157 kg saat beraksi di Tashkent, Uzbekistan. Tambahan satu kilogram cukup untuk menjadi rekor dunia angkatan Snatch atas namanya sendiri. Rizki Juniansyah mencatatkan rekor Snatch dengan berat 156 kg pada Kejuaraan Dunia Angkat Besi Junior 2022 pada 06 Mei 2022, di Heraklion, Yunani. Rizki Juniansyah berusaha mencetak rekor lain pada angkatan Clean & Jerk. Rizki mampu mengangkat 182 kg dan mencoba 195 kg pada dua percobaan berikutnya. Ia belum berhasil mengejar target untuk memecahkan catatan lamanya, 339 kg, belum berhasil. Raihan pada 2022 juga masih jauh dari rekor lamanya pada 26 Mei 2021. Sewaktu tampil di Uzbekistan juga, Rizki Juniansyah berhasil membukukan total angkatan Clean & Jerk dengan berat 194 kg dan total angkatan 349. Pencapaian Rizki Juniansyah melengkapi prestasi lima atlet angkat besi Indonesia yang meraih enam medali emas, empat perak dan lima perunggu pada Asian Youth & Junior Weightlifting Championship 2022 di Tashkent, Uzbekistan. “Selamat kepada Rizki Juniansyah yang berhasil membuat Indonesia bangga melalui prestasinya, menjadi juara dan memecahkan kembali rekor dunia junior pada angkat besi kelas 73 kg putra, juga atlet lain yang telah berjuang dan meraih prestasi gemilang,” kata Ketua Umum KONI, Marciano Norman. Jumat (22/05/2022), masih ada satu wakil Indonesia yang bertanding. Marciano berharap, penampilan gemilang Rizki Juniansyah menjadi motivasi bagi atlet-atlet binaan Persatuan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PABSI) pimpinan Rosan Roeslani dan Sekjen Djoko Pramono beserta jajarannya.

Asa Lifter Muda Indonesia Pecahkan Rekor di Kejuaraan Dunia

Asa Lifter Muda Indonesia Pecahkan Rekor di Kejuaraan Dunia

Lifter muda Indonesia, Rizki Juniansyah, ingin memecahkan rekor dunia kelas 73 kilogram (kg) dalam Kejuaraan Dunia Angkat Besi Junior 2022 pada 1-8 Mei di Yunani. Sebelumnya Rizki memecahkan tiga rekor dunia kelas 73kg junior dalam Kejuaraan Dunia Junior 2021. Lifter kelahiran Banten ini total membukukan 349kg, dengan rincian 155kg snatch dan 194kg clean and jerk. Adapun rekor dunia angkat besi kelas 73kg kategori senior dipegang Shi Zhiyong. Lifter asal China ini membukukan total angkatan seberat 364kg. Rekor itu dicetak Shi Zhiyong dalam Olimpiade 2020. Rinciannya, snatch 169kg dan clean and jerk 198kg. Mengingat usianya masih 18 tahun, anak dari mantan lifter nasional, Mohamad Yasin ini percaya diri ke depan bisa melampaui torehan Zhiyong. Untuk saat ini ia fokus memecahkan rekor kategori junior terlebih dahulu. “Sekarang, sih, angkatan snatch sudah 160kg dan clean and jerk 195kg. Itu yang terbaik sekarang untuk persiapan kejuaraan dunia di Yunani,” kata Rizky dilansir CNNIndonesia.com. “InsyaAllah kalau target di Yunani pecah rekor dunia lagi. Setelah itu nanti pulang ke Indonesia, istirahat beberapa hari untuk berangkat SEA Games. InsyaAllah bisa memperbaiki yang sebelum-sebelumnya,” ujarnya. Selain Rizki, PABSI akan mengirim tiga atlet putri di kejuaraan dunia ini. Ketiganya adalah Windy Cantika Aisyah di kelas 49kg, Najla Khoirunisa di kelas 45kg, dan Juliana Clarisa di kelas 55kg. Keempatnya akan berangkat ke Yunani pada Rabu (27/4). Windy Cantika yang meraih medali perunggu Olimpiade Tokyo 2020 dengan total angkatan 194kg, yaitu 84kg snatch dan 110 kg clean and jerk, percaya diri bisa mengukir prestasi. Namun atlet asal Jawa Barat ini tak mematok target khusus. “Windi hanya ingin dan berusaha memberikan yang terbaik. Doakan semoga bisa memberikan prestasi,” ucap atlet kelahiran 11 Juni 2002 ini di sela-sela Pelatnas angkat besi di Jalan Kweni, Pasar Baru, Jakarta Pusat.

Usai Ukir Rekor Dunia, Ini Target Rizki Juniansyah

Usai Ukir Rekor Dunia, Ini Target Rizki Juniansyah

Usai harumkan Indonesia dengan mengukir tiga rekor dunia junior kelas 73 kg pada Kejuaraan Dunia Angkat Besi Junior 2021 di Uzbekistan, lifter muda Rizki Juniansyah siap naik level. Ia pun membeberkan targetnya ke depan. Diakui lifter kelahiran Banten, 17 Juni 2003 itu, saat ini ia tengah berniat mencoba memecahkan rekor dunia junior di kelas 81 kg. “Karena masih ada kesempatan berlaga di level junior dua tahun ke depan, obsesi saya selanjutnya mampu memecahkan rekor dunia junior di kelas 81 kg. Untuk itu saya berniat pindah ke kelas 81 kg,” papar Rizki saat menjalani karantina sepulangnya dari Kejuaraan Dunia Angkat Besi Junior di Uzbekistan, Minggu (30/5/2021). Untuk bisa tampil di kelas 81 kg, Rizki Juniansyah harus menjaga berat badannya tidak boleh melebihi 80 kg. “Ini juga untuk jaga-jaga jika nantinya saya harus tampil di kelas 73 kg, untuk menurunkan berat badan tidak sulit,” ungkapnya. Rekor dunia junior kelas 81 kg saat ini yang sedang dibidiknya adalah angkatan snatch seberat 168 Kg yang dicetak lifter Tiongkok, Li Dayin dan clean and jerk 208 kg yang ditorehkan lifter Bulgaria, Nasar Karlos Mau Hasan. “Selisihnya tidak jauh dengan rekor dunia di kelas 73 kg yang baru saja saya pecahkan yakni snatch 155 kg dan clean and jerk 194 kg. Tinggal saya harus fokus untuk menambah berat angkatan di kelas baru ini,” ujar anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Muhammad Yasin dan Yeni Rohaeni itu. Selain itu, Rizki Juniansyah juga membidik untuk memecahkan rekor dunia senior di kelas 73 kg, kelak jika ia sudah beralih ke level senior. “Sekarang ini saya fokus di junior lebih dahulu dengan rencana pindah kelas. Setelah saya memenuhi syarat di level senior saya mencoba untuk memecahkan rekor dunia lagi yang juga selisihnya tidak jauh yakni 169 kg di angkatan snatch dan 198 kg di angkatan clean and jerk. Tinggal fokus saya lebih meningkatkan lagi power angkatan saya,” ujar Rizki Juniansyah. Prestasi yang diraih oleh pemuda yang bercita-cita menjadi anggota TNI atau Polri itu memang sangat membanggakan. Rizki mengenal angkat besi dari ayah dan kakaknya. Ia memulai debutnya dengan meraih medali perunggu di kelas 56 kg pada Kejurnas Angkat Besi Satria Remaja di Bandung 2016 silam. Atas keberhasilannya itu, Rizki Juniansyah kemudian terpilih mengikuti Kejuaraan Angkat Besi Youth & Juniors Asia di Thailand 2018 silam dengan membawa pulang medali perak di kelas 62 kg. “Target saya di angkat besi ingin tercatat sebagai lifter pemecah rekor dunia baik di kelas junior maupun senior. Alhamdullilah, untuk kelas 73 kg junior saya mampu memecahkannya. Selain obesesi saya tampil di ajang Olimpiade berikutnya di Paris 2024 mendatang,” harapnya. Catatan perjalanan prestasi Rizki Juniansyah boleh dibilang cukup meroket. Ia mulai menekuni angkat besi sejak umur 7 tahun. “Waktu itu karena di rumah Ayah saya mendirikan sasana sendiri, saya sudah mulai latihan namun waktu itu tidak dengan keseriusan dan tidak ditekuni. Di usia 8 tahun saya berhenti latihan karena saya belum di izinkan waktu itu untuk latihan dan saya masih takut-takut karena dulu perawakan saya kecil dan pendek dan itu yang ditakutkan kedua orang tua saya, pertumbuhan badan takut keterusan pendek,” ujarnya. Namun, setelah dilihat postur tubuhnya mengalami pertumbuhan, Rizki Juniansyah kemudian diperbolehkan untuk kembali berlatih. “Saya memulai berlatih lagi pada usia 11 tahun, ketika duduk di bangku kelas 4 Sekolah Dasar. Setelah keluarga bermusyawarah untuk menyetujuinya dan darisitulah saya mendapat gemblengan dari Ayah saya yang juga mantan atlet angkat besi,” ungkapnya lagi. Di usianya yang masih sangat muda, Rizki Juniansyah membersnikan diri tampil di Pekan Olahraga Antar Provinsi (Porprov) Banten dan pertama kali mendapatkan emas di kelas 40 Kg dengan angkatan snatch 45 Kg dan clean and jerk 55 kg. “Saya tidak akan merasa puas dengan apa yang saya raih saat ini. Saya ingin lebih meningkstkan lagi prestasi saya hingga ke jenjang Olimpiade. Saya berterima kasih kepada Ayah, seluruh keluarga, tim pelatih selama berada di Pelatnas yang telah membimbing saya hingga mampu memecahkan rekor dunia,” katanya.

Hebat! Rizky dan Windy Sama-sama Boyong 3 Emas

Hebat! Rizky dan Windy Sama-sama Boyong 3 Emas

Kabar baik datang dari Tim Angkat Besi Indonesia yang saat ini tengah berjuang di Kejuaraan Dunia Angkat Besi Junior 2021 yang berlangsung di Tashkent, Uzbekistan. Kabar tersebut datang dari dua bintang muda Indonesia yakni Rizki Juniansyah dan Windy Cantika Aisah. Keduanya sukses memborong masing-masing 3 emas pada kejuaraan yang berlangsung sejak 21 Mei tersebut. Rizki turun di kelas 73 kg dan berhak atas tiga medali emas setelah menghasilkan angkatan total 349 kg, dari angkatan snatch 155 kg dan clean and jerk 194 kg, demikian catatan resmi IWF. Catatan tersebut mempertajam rekor sebelumnya yang dibukukan oleh lifter Amerika Serikat, Clarence Cummings Jr. pada 2019 lalu dengan angkatan total 347 kg, dari angkatan snatch 154 kg dan clean and jerk 193 kg. Dalam kejuaraan yang masuk dalam rangkaian kualifikasi Olimpiade 2020 Tokyo itu, Rizki dengan mulus mengangkat angkatan snatch dalam tiga kali percobaan, dimulai dari 142 kg, 146 kg, hingga 155 kg. Ia juga tak mendapati hambatan berarti saat melakukan angkatan clean and jerk dalam tiga kali kesempatan, dimulai dari 180 kg, 189 kg, dan 194 kg. Lifter berusia 17 tahun itu unggul jauh atas para pesaingnya, termasuk atlet angkat besi India peraih perak, Achinta Sheuli, yang meraih total angkatan 313 kg, dan lifter Rusia peraih perunggu Gevorg Serobian dengan angkatan total 308 kg. Namun, kesuksesan Rizki belum bisa diikuti lifter putra lain Indonesia yang bertanding di kelas yang sama, yakni Rahmat Erwin Abdullah gagal memenuhi target menembus angkatan total di atas 335 kg. Rahmat Erwin hanya mampu meraih angkatan total 331 kg, dengan rincian snatch 143 kg dan clean and jerk 188 kg dalam Kejuaraan Dunia Angkat Besi Junior 2021. Sementara itu, lifter muda Indonesia lainnya, Windy Cantika Aisah, juga sukses meraih 3 emas. Windy turun di kelas 49 kg, mencatat total angkatan 191 kg (86 kg snatch dan 105 kg clean and jerk). Lifter 18 tahun ini mengalahkan Mihaela Valentina Cambei (Rumania) dan Elizaveta Zhatkina (Rusia). Dengan 3 emas ini, Windy mampu perbaiki poin dan memantapkan posisi di 8 besar ranking dunia untuk Olimpiade Tokyo 2021. Selain itu, ia juga jadi lifter termuda dalam 5 besar ranking dunia.

Lampung tuan rumah Invitasi Nasional Angkat Berat Junior

Lampung tuan rumah Invitasi Nasional Angkat Berat Junior

Pengurus Provinsi (Pengprov) Perkumpulan Angkat Berat Seluruh Indonesia (Pabersi) akan menggelar Invitasi Nasional Angkat Berat Junior 2021 yang direncanakan di Padepokan Gajah Lampung Pringsewu awal Juni 2021. “Saya mendukung kejurnas ini, namun perlu juga mempertimbangkan protokol kesehatan dengan ketat,” kata Bupati Pringsewu, Sujadi Saddad, dalam keterangannya di Pringsewu, Jumat. Pihaknya bersama masyarakat Pringsewu juga berterima kasih karena dipercaya sebagai tempat dilaksanakan event nasional ini. Sujadi mengingatkan panitia agar disiplin dalam menjaga kondisi pesertanya agar tidak berkerumun, jaga jarak dan wajib menggunakan masker. “Angkat berat kan bukan olahraga bela diri, jadi lebih mudah untuk mengontrol peserta dalam pelaksanaan pertandingannya,” tambahnya. Terkait penginapan sekitar 120-an atlet beserta pelatih dan osialnya, bisa diarahkan ke homestay milik masyarakat, sehingga selain harganya terjangkau, juga bisa membantu perekonomian masyarakat. Pemkab Pringsewu, tambah Sujadi, akan membantu panitia, terutama dalam hal penerapan dan pengawasan terhadap protokol kesehatan sebelum hingga sesudah invitasi. Panitia penyelenggara Eddy Sunarso mengatakan bahwa panitia sudah mempersiapkan teknis perlombaan yang sangat mencerminkan sterilisasi peralatan yang dipergunakan lomba. “Kami siapkan dengan prokes yang sangat ketat, apalagi ini semua peralatannya kan dari besi, sehingga akan disterilisasi dengan disinfektan sebelum dan sesudah dipergunakan,” ujarnya. Selain itu, seluruh lifter yang akan melakukan pengangkatan, sebelumnya juga diwajibkan mencuci tangan dengan sabun atau menggunakan handsanitazer sebagai antisipasinya, ujar Eddy. Menurut data pendaftaran secara online, saat ini panitia sudah menerima sekitar 22 pengprov yang menyatakan akan mengirimkan atletnya, dan diperkirakan sekitar 120 lifter junior dalam invitasi itu nanti, baik pria maupun wanita. Bersamaan dengan invitasi nasional ini, panitia juga akan melaksanakan try-out untuk para lifter yang lolos PON Papua. “Rencananya even ini juga merupakan uji coba untuk lifter yang lolos PON Papua. Ada beberapa daerah yang ingin menjadi bagian dari even ini nanti, karena Lampung juga menginginkan adanya try-out ini. Mudah-mudahan semua berjalan lancar,” ujar Eddy. Direncanakan seluruh pertandingan akan dilakukan di Padepokan Gajah Lampung Pringsewu mulai 6 hingga 9 Juni 2021, dengan pembagian perlombaan yang akan segera dirilis kemudian. Sumber: Antara

Lifter Putra Junior Indonesia, Muhammad Faathir, Membuat Kejutan Pada Kejuaraan Angkat Besi Junior Asia 2020

Muhammad Faathir berhasil memecahkan rekor dunia di cabang angkat besi pada Kejuaraan Remaja dan Junior Asia 2020. (Foto: Google)

Prestasi membanggakan dibuat Muhammad Faathir, Dia berhasil memecahkan rekor dunia di cabang angkat besi pada Kejuaraan Remaja dan Junior Asia 2020. Tampil di Uzbekistan Sports Complex, Uzbekistan, Sabtu (15/2/2020) malam, remaja kelahiran Samarinda, Kalimantan Timur, 21 Mei 2003, bukan hanya meraih tiga medali emas, tetapi juga memecahkan dua rekor dunia. Event tersebut merupakan salah satu ajang kualifikasi kategori gold menuju Olimpiade 2020 Tokyo. Faathir tampil di kelas 61 kg. Dia mampu menorehkan total angkatan 273 kg, dengan rincian 119 kg snatch dan 154 kg clean and jerk. Faathir mempertajam rekor yang dibuatnya sendiri pada Kejuaraan Angkat Besi Junior dan Remaja di Pyongyang, Korea Utara, Oktober 2019 lalu. Kala itu dia memecahkan rekor clean and jerk seberat 153 kg dan total angkatan 272 kg. Tak cuma itu, lifter berusia 16 tahun tersebut juga memegang dua rekor dunia lainnya yakni snatch dari 118 kg menjadi 119 kg, clean and jerk dari 149 kg menjadi 153 kg, serta total angkatan dari 269 kg menjadi 272 kg. Berkat pencapaiannya, Faathir mendapatkan medali emas di Kejuaraan Remaja dan Junior Asia 2020. Sementara medali perak diraih Gogoi Sidhanta asal India, dan perunggu didapat lifter Kazakhstan, Akmolda Shairamkaz. https://www.instagram.com/p/B8nSjaon8hm/ Prestasi yang dicapai M Faathir tidak instan. Pasalnya, lifter yang menghuni Sekolah Olahraga Ragunan (SOR), Jakarta, sudah mulai bergabung dalam pelatnas angkat besi Asian Games 2018.