Rizki Juniansyah Raih 2 Medali Emas dan Pecah Rekor di Kejuaraan Dunia 2025

Podium Kejuaraan Dunia Angkat Besi IWF 2025.

Lifter Indonesia, Rizki Juniansyah tampil gemilang di Kejuaraan Dunia Angkat Besi IWF (IWF World Championship) 2025. Bertanding di Forde, Norwegia, Selasa dinihari WIB, Rizki meraih dua medali emas di kelas 79 kilogram putra pada kategori Clean and Jerk dan angkatan total, seperti dilansir dari catatan IWF, Selasa. Rizki memecahkan rekor dunia ketika bertarung pada kategori Clean and Jerk setelah berhasil melakukan angkatan dengan total beban 204 kilogram. Hasil itu membuatnya menyabet medali emas. Medali emas berikutnya didapat dari kategori angkatan total dengan 361 kilogram, dengan rincian 157 kilogram pada Snatch dan 204 di Clean and Jerk. Rizki juga mendapatkan medali perunggu pada kategori Snatch setelah berhasil mengangkat beban dengan total berat 157 kilogram, akan tetapi selanjutnya gagal dalam dua kali percobaan angkatan 162 kilogram. Rekannya, lifter asal Indonesia, Rahmat Erwin Abdullah berhasil mendapatkan medali perak pada kategori Clean and Jerk setelah mampu mengangkat beban dengan total 203 kilogram. Sementara itu, medali perak kelas 79 kilogram putra kategori angkatan total menjadi milik lifter asal Korea Utara Ri Chong-song dengan total angkatan 360 kilogram. Ia juga mampu mendapatkan medali emas pada kategori Snatch setelah mengangkat beban seberat 163 kilogram. Medali perunggu kelas 79 kilogram putra kategori angkatan total disabet oleh lifter asal Mesir Mohamed Younes dengan total angkatan 360 kilogram, hasil dari 162 kilogram di Snatch dan 198 di Clean and Jerk. Selanjutnya medali perunggu kelas 79 kilogram putra kategori Clean and Jerk didapatkan oleh lifter asal Korea Selatan Son Hyeon-ho dengan angkatan seberat 198 kilogram. Sebelumnya, lifter senior Indonesia Eko Yuli Irawan meraih medali perunggu pada kelas 65 kilogram putra pada kategori Snatch dengan total angkatan 137 kilogram pada Sabtu lalu.

Rahmat Erwin Pecahkan Rekor Dunia dan Raih 3 Emas di Kejuaraan Asia

Podium AWC 2025

Lifter putra Indonesia, Rahmat Erwin Abdullah, tampil impresif usai meraih tiga emas dan memecahkan rekor dunia dalam Kejuaraan Angkat Besi Asia (AWC) 2025 di Jiangshan, China, Minggu (11/5). Rahmat Erwin mendominasi babak final dengan meraih tiga medali emas serta memecahkan rekor pribadi pada kelas 73kg putra. Dalam angkatan snatch, Rahmat Erwin jadi yang terbaik dan meraih emas setelah mengangkat beban 155kg. Medali perak diraih lifter Turkmenistan, Bunyad Rashidov, yang mengangkat 150kg. Sedangkan perunggu jadi milik Bektimur Reyimov dari Turkmenistan dengan 148kg. Sementara pada clean and jerk, Rahmat Erwin lagi-lagi meraih emas dengan mengangkat beban 205kg. Angkatan itu jadi rekor dunia baru bagi Rahmat Erwin setelah memecahkan rekor pribadi sebelumnya, 204kg yang tercipta dalam Kejuaraan Asia 2024 di Uzbekistan. Medali perak clean and jerk kelas 73kg ini diraih Wu Haifeng dari China dengan 189kg, sedangkan perunggu jadi milik Petr Khrebtov dari Kazakhstan dengan 187kg. Medali emas terakhir Rahmat Erwin merupakan total angkatan snatch dengan clean and jerk. Rahmat Erwin dengan total angkatan 360kg unggul jauh atas Wu Haifeng dengan 334kg, dan perunggu diraih Khrebtov dengan 333kg. “Rahmat Erwin Abdullah, M 73 A. Snatch 155Kg – Gold Medal. Clean & Jerk 205Kg – Gold Medal – New WR. Total 360Kg – Gold Medal. Asian Weightlifting Championships Jiangshan, China 2025. Congratulation Rahmat Erwin,” tulis PB PABSI dalam unggahan video di Instagram. Sementara, lifter Indonesia lain Ardraya menempati posisi kedelapan dalam Kejuaraan Angkat Besi Asia 2025 dengan total angkatan 305kg (130kg di snatch dan 175kg clean and jerk). Sumber: CNN

IWF World Youth & Junior Championships 2025: Indonesia Sabet Empat Medali

Luluk Diana

Kontingen angkat besi Indonesia menutup penampilan di Kejuaraan Dunia Angkat Besi Remaja dan Junior 2025 (IWF World Youth and Junior Championships 2025) dengan meraih satu medali emas dan tiga perunggu. Dari total 11 lifter yang tampil dalam ajang yang bergulir di Lima, Peru pada 30 April hingga 5 Mei, satu-satunya emas bagi Merah Putih dipersembahkan lifter junior, Luluk Diana Tri Wijayana yang turun di kelas 49kg putri. Luluk tampil gemilang di angkatan snatch dengan catatan terbaik 81kg yang mengantarnya ke podium tertinggi. Sayangnya, ia gagal mencatatkan angkatan di clean and jerk setelah tiga kali percobaan pada angkatan 100kg. Tiga medali perunggu disumbang oleh lifter remaja, Alyamaulida Kartika Pertiwi yang tampil di kelas 81kg putri. Ia merebut perunggu di angkatan snatch dengan 96kg, clean and jerk 120kg, serta total angkatan 216kg. Alyamaulida berada di belakang lifter Venezuela Aparicio Alfonzo Lidysmar Del Valle yang meraih emas dengan total angkatan 230kg (103kg snatch, 127kg clean and jerk) dan Xue Li asal China yang merebut perak dengan 229kg (104kg snatch, 125kg clean and jerk) Berikut hasil lengkap wakil Indonesia di Kejuaraan Dunia Angkat Besi Remaja dan Junior 2025: Kategori Junior 45kg Putri Tita Nurcahya Melyani Snatch: 65kg (peringkat 11) Clean and jerk: 82kg (peringkat 8) Total angkatan: 147kg (peringkat 10) 49kg Putri Luluk Diana Tri Wijayana Snatch: 81kg (peringkat 1) Clean and jerk: gagal Total angkatan: tidak tercatat 59kg Putri Sarah Snatch: 90kg (peringkat 5) Clean and jerk: 110kg (peringkat 6) Total angkatan: 200kg (peringkat 4) 67kg Putra Yuda Permana Snatch: 130kg (peringkat 14) Clean and jerk: tidak tercatat Total angkatan: tidak tercatat 81kg Putra Raihan Adesta Putra Perdana Snatch: 135kg (peringkat 13) Clean and jerk: 167kg (peringkat 12) Total angkatan: 302kg (peringkat 11) Kategori Remaja 49kg Putra Alvin Saputra Snatch: 81kg (peringkat 6) Clean and jerk: 106kg (peringkat 6) Total angkatan: 187kg (peringkat 5) 55kg Putra Kevin Andrian Ramadhan Snatch: 101kg (peringkat 6) Clean and jerk: 122kg (peringkat 6) Total angkatan: 223kg (peringkat 6) Muhammad Rojal Abdillah Snatch: 98kg (peringkat 9) Clean and jerk: 121kg (peringkat 8) Total angkatan: 219kg (peringkat 9) 61kg Putra Leonard Imanuel Aipassa Suabey Snatch: 107kg (peringkat 8) Clean and jerk: 131kg (peringkat 8) Total angkatan: 238kg (peringkat 7) 73kg Putra Muhammad Angga Snatch: 106kg (peringkat 11) Clean and jerk: tidak tercatat Total angkatan: tidak tercatat 81kg Putri Alyamaulida Kartika Pertiwi Snatch: 96kg (peringkat 3) Clean and jerk: 120kg (peringkat 3) Total angkatan: 216kg (peringkat 3)

Breaking News! Windy Cantika Putuskan Pensiun Dini

Kabar mengejutkan datang dari lifter putri Indonesia, Windy Cantika Aisah. Windy secara resmi memberitahukan dirinya memutuskan pensiun dini sebagai atlet melalui akun Instagram resmi Tim Indonesia @timindonesiaofficial pada Senin (11/11/2024). Perempuan 22 tahun itu membuka pernyataan dengan permohonan maaf, karena sudah menutup akun Instagram pribadinya sejak Juli sehingga tak bisa berinteraksi. Kemudian, Windy Cantika Aisah menyatakan bahwa dirinya telah memutuskan untuk pensiun dan PON 2024 jadi aksi terakhirnya sebagai lifter. Pada PON 2024 yang berlangsung di Aceh dan Sumatra Utara sekitar dua bulan lalu, ia mampu mendapatkan medali perak dari cabor angkat besi kelas 55 kg putri. Kala itu, Windy mewakili Jawa Barat, finis kedua berkat total Angkatan 179 kg dengan rincian 81 kg snatch dan 98 kg clean and jerk. Ia hanya kalah dari rekannya di Pelatnas, Juliana Klarisa (Jambi), yang mencatatkan total angkatan 190 kg dengan rincian 82 kg snatch dan 108 kg clean and jerk. Keputusan Windy Cantika Aisah untuk pensiun cukup disayangkan, terlebih diambil kala dirinya masih tergolong masih berusia muda bagi seorang atlet angkat besi. Apalagi anak dari lifter putri era 1980-an, Siti Aisah ini sempat digadang-gadang sebagai masa depan angkat besi Indonesia di kategori putri. Predikat ini didapatkan setelah Windy sukses menyabet medali perunggu kelas 49 kg putri di ajang Olimpiade 2020 Tokyo (2021). Sebelum membuat gebrakan di Olimpiade 2020 Tokio, perempuan kelahiran Bandung itu lebih dulu mencuri perhatian di ajang IWF Junior World Championships 2019. Usia Windy kala itu belum genap berusia 17 tahun, masih tergolong dalam kategori youth, telah dapat medali perak untuk angkatan snatch, clean and jerk, dan total di kelas 49 kg putri. Tiga bulan kemudian, tren positif Windy berlanjut di Kejuaraan Junior Asia 2019. Ia meraih emas untuk angkatan snatch dan dua perak untuk angkatan clean and jerk serta total. Windy menutup tahun 2019 dengan menyabet medali emas SEA Games 2019. Ini pengalaman perdananya tampil di pesta olahraga terbesar untuk kawasan Asia Tenggara. Kala itu, ia meraih medali emas cabor angkat besi kelas 49 kg putri, berkat torehan angkatan total 190 kg dengan rincian 86 kg snatch dan 104 kg clean and jerk. Tiga angkatan yang dibukukan Windy di SEA Games 2019, juga tercatat sebagai rekor dunia untuk kelas 49 kg putri kategori youth dan masih bertahan hingga saat ini. Gebrakan Windy pun berlanjut, meski kompetisi angkat besi dunia kala itu turut terganggu efek pandemi Covid-19, tapi ia sukses menyapu bersih medali emas kelas 49 kg putri dari Kejuaraan Junior Asia 2020 dan IWF Junior World Championship 2021. Ini jadi modal berharganya untuk meraih perunggu Olimpiade 2020 Tokio. Di Olimpiade 2020 Tokio, Windy pun membuat gebrakan di level junior. Ia kembali sukses memborong medali emas kelas 49 kg putri di IWF Junior World Championships 2022. Windy Cantika Aisah pun lebih sering diberitakan berkutat dengan cedera, mulai dari tulang kering, lumbar, hingga terakhir di area lutut saat dirinya tampil di PON 2024 lalu. Meski begitu, Windy memang dikenal sebagai salah satu lifter kebanggaan Indonesia yang telah mendulang banyak prestasi. Prestasi Windy Cantika Selama Jadi Atlet Angkat Besi Indonesia: Raih medali Perak di Asian Youth & Junior Weightlifting Championships 2019 Pyongyang Raih medali perak di Junior World Weightlifting Championships 2019 Suva Raih medali emas di SEA Games 2019 Filipina Raih medali emas di Asian Youth & Junior Weightlifting Championships 2020 Tashkent Raih medali perunggu di Olimpiade Tokyo 2020 Raih medali emas di World Junior Weightlifting Championships 2021 Tashkent Raih medali emas di World Junior Weightlifting Championships 2022 Heraklion.

Rizki Juniansyah Cetak Rekor Baru Angkat Besi di PON Aceh-Sumut

Rizki Juniansyah berhasil cetak rekor nasional baru pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut. Lifter andalan Provinsi Banten ini, kembali menyabet emas cabang olahraga angkat besi kelas 89 kilogram (kg) putra. Ia berhasil cetak skor baru 360 kg dan memecahkan rekor nasional angkatan snatch 160 kg dan clean and jerk 190 kg. Pertandingan yang berlangsung di GOR Seuramoe, Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh, ini dihadiri ratusan pendukung masing-masing atlet, Sabtu (7/9/2024). Rizki berhasil melampaui angkatan dua pesaingnya Joko Dwi Suprianto dari Jawa Barat dan Mohammad Najib dari Jawa Tengah. Pemuda kelahiran 2003 ini merupakan lifter pertama Indonesia yang meraih emas di Olimpiade Paris 2024. Rizki juga merupakan juara dunia junior 2021 dan 2022 kelas 73 kg putra serta pemegang rekor dunia senior dalam angkatan snatch. Sementara medali perak direbut atlet Jawa Barat, Joko Dwi Suprianto dengan meraih total angkatan 313 kg (snatch 138 kg dan clean and jerk 175 kg). Serta medali perunggu jadi milik Mohammad Najib asal Jawa Tengah dengan total angkatan 309 kg (snatch 136 kg dan clean and jerk 173 kg). Kepada media, Rizki mengaku sangat senang atas perolehan medali hari ini. Pasalnya ini pecahan rekor baru baginya, yang sebelumnya Rizki main di kelas 73 kg pada Olimpiade. “Alhamdulillah ini catatan rekor baru bagi saya, saya persembahkan medali ini kepada keluarga dan pelatih,” katanya. Menjadi pengalaman pertama pada angkatan 89 kg, Rizki berharap dapat memenangkan berbagai kejuaraan baru dan mampu menyabet emas kembali pada ajang Olimpiade 2028 mendatang. “Di kelas ini saya rasa masih aman dan kebanyakan tahun ini saya main di 73 kg,” ujarnya. Sumber: Masakini.co

Lifter Muda Asal Papua Sabet Medali Emas; Pecahkan Rekor PON dan Nasional

Natasya Beteyob, lifter muda asal Papua, berhasil mencatat sejarah baru di arena Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024 dengan memecahkan rekor nasional dan rekor PON. Tampil di kelas 59 kg, Natasya mencatatkan total angkatan 214 kg dengan rincian snatch 97 kg dan clean and jerk 117 kg. Rekor ini melampaui rekor clean and jerk sebelumnya yang tercatat di 109 kg dan total angkatan 195 kg. Keberhasilan ini mengantarkan Natasya meraih medali emas bagi kontingen Papua, lantas Sarah dari Jawa Barat yang mencatat total angkatan 205kg dapat kalungan medali perak dan perunggu menjadi milik Tania Constantia dari Jambi dengan total 195 kg. “Puji Tuhan, saya bisa memberi medali emas untuk Papua dan memecahkan rekor PON. Saya memang bertekad meraihnya setelah PON 2021 di Papua, sebelumnya saya hanya mendapat perak di kelas 55 kg,” ungkap Natasya Dengan penuh syukur di GOR Angkat Besi, Komplek Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh, Natasya, yang lahir pada 10 September 2000, menunjukkan peningkatan pesat dari prestasinya. Selepas sukses di PON, Natasya menargetkan tampil di Kejuaraan Dunia Angkat Besi di Qatar pada Desember 2024. “Perlahan saya akan meningkatkan angkatan saya baik dalam latihan maupun pertandingan. Doakan ya,” pungkasnya. Prestasi sebelumnya di Kejuaraan Dunia di Phuket, Thailand 2024, di mana ia menempati posisi ke-13 dengan total angkatan 213 kg (snatch 98 kg dan clean and jerk 115 kg). Meski belum berhasil lolos ke Olimpiade Paris 2024, Natasya membuktikan bahwa dirinya mampu memperbaiki catatan angkatan dan siap bersaing di level tertinggi. Berikut 5 besar peringkat perolehan medali sementara PON XXI Aceh Sumut hari Sabtu ,pukul 01.00 WIB: Jawa Barat masih menduduki di urutan pertama dengan mengantongi 31 medali dengan rincian 10 emas, 10 perak dan 11 perunggu Jawa Timur mengoleksi 24 medali dengan rincian 9 emas, 5 perak dan 10 perunggu Lampung mengumpulkan 14 medali, meliputi 7 emas, 5 perak dan 2 perunggu. Sumut mengumpulkan 9 medali dengan rincian 7 emas dan 2 perunggu DKI jakarta membukukan 26 medali ,meliputi 6 emas, 14 perak dan 6 perunggu Sumber: Kabar Terdepan

Sejarah dan Rekor Rizki Juniansyah Saat Raih Emas Olimpiade 2024

Lifter andalan Indonesia, Rizki Juniansyah, berhasil mencatatkan rekor saat menyumbang medali emas untuk Merah Putih di Olimpiade 2024. Rizki Juniansyah turun di cabang olahraga (cabor) angkat besi Olimpiade 2024 nomor men’s 73 kg di South Paris Arena 6 pada Kamis (8/8/2024) atau Jumat (9/8/2024) dini hari WIB. Dalam kompetisi itu, Rizki berhasil mencatatkan total angkatan 354 kg. Ia unggul atas Weeraphon Wichuma (Thailand) dan Andreev Bozhidar (Bulgaria). Weeraphon Wichuma berhasil mengangkat total 346 kg, sedangkan Andreev meraih perunggu dengan total angkatan 344 kg. Keberhasilan Rizki membawa pulang emas diiringi dengan pencapaian meraih rekor di pentas Olimpiade pertamanya tersebut. Atlet angkat besi berumur 21 tahun itu berhasil melakukan angkatan 199 kg. Ia pun mencatatkan rekor Olimpiade dalam angkatan 199 kg clean and jerk. Kemenangan tersebut sekaligus membuat Rizki menjadi lifter Indonesia pertama dalam sejarah yang mampu meraih medali emas Olimpiade. Selain itu, Rizki menjadi peraih medali emas Olimpiade termuda Indonesia. Sebelumnya, rekor ini dipegang oleh Apriyani Rahayu, yang memenangkan medali emas di cabang bulu tangkis ganda putri pada Olimpiade Tokyo 2020 bersama Greysia Polii. Saat itu, Apriyani Rahayu berusia 23 tahun.

Olimpiade 2024: Emas Kedua Untuk Indonesia Dari Rizki Juniansyah

Rizki Juniansyah menyumbang mendali emas untuk Indonesia dari pertandingan angkat besi kelas 73 kilogram di Olimpiade Paris 2024. Bertanding di South Paris Arena 6, Paris, Prancis, Kamis waktu setempat, atlet angkat besi asal Serang, Banten, ini menang dengan total angkatan 354 kilogram (kg). Rizki sempat gagal pada percobaan pertama angkatan snatch seberat 155 Kg, kemudian sukses di momentum kedua. Dia sempat menambah beban hingga 162 Kg, namun tidak bisa menyelesaikannya. Saat itu Rizki tertinggal 10 poin dari lifter Ciina, Shi Zhiyong, yang bisa mengangkat beban 165 Kg. Pada clean and jerk, Rizki akhirnya melejit setelah mengangkat beban 191 kg dan mencatat total angkatan 346 kg. Lifter kelahiran 17 Juni 2003 ini akhirnya mengamankan emas lewat angkatan clean and jerk seberat 199 Kg. Total beban angkatannya menjadi 354 Kg. Rizki sekaligus mencetak rekor dunia junior baru untuk angkat besi 73 Kg clean and jerk. Rekor sebelumnya ada 198 Kg. Dia melampaui Weeraphon Wichuma dari Thailand yang meraih perak dengan total angkatan 346 Kg, kemudian Bozhidar Andreev dari Bulgaria di posisi ketiga dengan total angkatan 344 Kg. Rizki menjadi salah satu dari tiga lifter Indonesia yang tampil di Olimpiade Paris 2024. Dia menjadi andalah setelah Eko Yuli Irawan, lifter Indonesia lainnya, gagal di kelas 61 kilogram putra. Selain itu ada juga Nurul Akmal yang bertanding di kelas 81 kilogram. Indonesia kini mengantongi dua emas. Satunya lagi dari Veddriq Leonardo yang menyabet medali emas di cabang olahraga panjat tebing. Ada juga sumbangan satu perunggu dari atlet bulu tangkis tunggal, Gregoria Mariska Tunjung.

Lifter Muda Kevin Andrian Borong Tiga Emas di Thailand

Lifter muda Indonesia Kevin Andrian Ramadhan membawa pulang tiga medali emas dalam kejuaraan angkat besi EGAT King’s Cup 2024 di Thailand pada Minggu (21/4). Dia menjadi yang terbaik pada angkatan snatch (97kg), clean and jerk (118kg), dan total angkatan (215kg). Prestasi ini terbilang luar biasa, mengingat Kevin merupakan atlet muda yang dikirim Pengurus Besar Perkumpulan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABSI) untuk menjadi pelapis pelatnas dalam rangka menyiapkan regenerasi lifter angkat besi ke depan. EGAT King’s Cup 2024 sendiri diikuti lima negara yakni Malaysia, Indonesia, Singapura, Hong Kong, dan tuan rumah Thailand. Indonesia mengirimkan lima atlet muda yakni Kevin Andrian Ramadhan, Satrio Adi Nugroho, Muhamad Ibnul Rizqih, Sarah, dan Indah Afriza. Untuk kategori Remaja, tambah dia, akan diikuti 261 lifter (putra 164 dan putri 97), sedangkan kategori Senior melibatkan 291 lifter (putra 158 dan putri 133).

Kembali Bikin Bangga, Rahmat Erwin Borong 3 Medali Emas

Lifter Indonesia, Rahmat Erwin Abdullah, memborong tiga medali emas dan catatkan rekor dunia pada di Kejuaraan Dunia Angkat Besi Asia 2024 di Uzbekistan. Rahmat yang turun di kelas 73 kilogram Grup A membawa pulang tiga emas, tepatnya dari angkatan snatch, clean & jerk, dan angkatan total. Keberhasilan Rahmat melakukan angkatan clean and jerk seberat 204 kg sekaligus mempertajam rekor dunia atas namanya sendiri yang sebelumnya 202 kg saat Asian Games Hangzhou 2022. Jika pada Oktober tahun lalu Rahmat mengangkat beban seberat 201kg dengan clean and jerk (mengangkat beban dalam dua tahap), kemarin dia sukses menaklukkan beban seberat 204kg. Seperti biasanya, setelah selesai melakukan percobaan sukses, Rahmat melakukan ‘tradisi keluarga’ dengan memberi salam dan memamerkan otot bisep ala binaragawan. Putra pasangan mantan lifter nasional, Erwin Abdullah dan Ami Asun Budiono, tersebut menutup penampilannya di Kejuaraan Angkat Besi Asia dengan total angkatan 363kg. Total angkatan terbaik Rahmat kini hanya terpaut 1kg saja dari rekor dunia yang dibukukan atlet China, Shi Zhi Yong, saat merebut medali emas dalam Olimpiade Tokyo 2020. Sebagai informasi, saat itu Rahmat juga turut naik ke podium setelah menyabet medali perunggu dengan total angkatan 342kg meski tampil dari Grup B.

Rahmat Erwin dan Rizki Raih Emas Kejuaraan Dunia Angkat Besi

Rahmat Erwin dan Rizki Raih Emas Kejuaraan Dunia Angkat Besi

Rahmat Erwin Abdullah dan Rizki Juniansyah menunjukkan dominasi mereka di kelas 73kg Kejuaraan Angkat Besi 2022 yang berlangsung di Bogota, Kolombia. Rahmat Erwin meraih emas di kategori clean and jerk lewat angkatan 200kg. Sedangkan perak direbut oleh Rizki dengan catatan 192kg. Sedangkan di kategori snatch, Rizki jadi lifter terbaik dengan torehan 155kg. Ia pun berhak atas medali emas untuk kategori tersebut. Pada total angkatan, Rahmat Erwin dan Rizki pun berjaya. Rahmat Erwin merebut emas dengan total angkatan 352kg sedangkan Rizki merebut medali perak dengan torehan total 347kg. Rahmat Erwin Abdullah dan Rizki Juniansyah adalah dua lifter muda yang jadi simbol regenerasi angkat besi Indonesia. Keduanya sudah mengukir prestasi level dunia sejak kejuaraan level junior. Rahmat Erwin Abdullah bahkan telah berhasil mempersembahkan medali perunggu pada Olimpiade 2020 lalu. Pencapaian Rahmat Erwin dan Rizi di Bogota ini makin menandai bahwa keduanya bisa jadi harapan Indonesia meraih prestasi di Olimpiade. Sejak Olimpiade 2020, Tim Angkat Besi Indonesia selalu jadi tambang medali bagi kontingen Indonesia di ajang Olimpiade. Mereka tak pernah henti menyumbang medali dalam enam pelaksanaan Olimpiade terakhir. Misi Tim Angkat Besi Indonesia yang belum terwujud saat ini adalah meraih medali emas untuk kontingen Indonesia di ajang Olimpiade.

Rahmat Berhasil Kembali Raih Juara dan Pecahkan Rekor Dunia

Rahmat Berhasil Kembali Raih Juara dan Pecahkan Rekor Dunia

Selain meraih medali emas, lifter muda Indonesia, Rahmat Erwin Abdullah, juga mencetak rekor dunia untuk angkatan clean and jerk di kelas 73kg putra Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2022 di Gran Carpa Americas Corferias, Bogota, Kolombia, Sabtu pagi WIB. Tampil di Grup B, Rahmat Erwin menjadi kuda hitam setelah mengangkat beban seberat 200kg pada angkatan clean and jerk, demikian berdasarkan hasil dari laman IWF. Hasil ini memecahkan rekor dunia milik peraih emas Olimpiade Tokyo 2020 Shi Zhiyong asal China yang pada Kejuaraan Dunia 2019 mencetak 197kg untuk angkatan clean and jerk. Pencapaian Rahmat ini mengejutkan karena dia bukan unggulan di kelas 73kg putra. Bahkan ditempatkan di Grup B. Namun dia kembali membuktikan diri sebagai lifter yang layak diperhitungkan di kelas ini. Lifter 22 tahun ini bukan kali pertama membuat kejutan. Ketika di Olimpiade Tokyo 2020 dia juga tampil di Grup B. Meski begitu, Erwin sukses meraih medali perunggu di kelas 73kg setelah mengangkat beban total 342kg (152kg snatch dan 190kg clean and jerk). Adapun di Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2022, Erwin pada angkatan snatch membukukan 152kg. Hingga berita ini diturunkan persaingan di kelas 73kg putra masih bergulir. Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainudin Amali pun turut bangga dan mengucapkan selamat atas prestasi yang diraih Rahmat. “Saya sangat bangga dan mengucapkan terima kasih atas prestasi yang diraih Rahmat Erwin Abdullah pada Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2022 Bogota, Kolombia. Erwin berhasil memecahkan rekor dunia, ini prestasi yang membanggakan bangsa Indonesia,” kata Menpora Amali di Jakarta, Kamis (10/12). Dengan prestasi Rahmat ini, Menpora Amali semakin optimistis banyak atlet Indonesia yang akan lolos dan tampil pada Olimpiade Paris 2024 mendatang. Terlebih dalam Desain Besar Olahraga Nasional (DBON), Angkat Besi merupakan cabang olahraga unggulan yang diharapkan bisa menyumbang banyak medali di olimpiade. “Saya semakin optimistis banyak atlet Angkat Besi yang lolos Olimpiade Paris 2024. Sesuai DBON, kita harapkan peringkat olimpiade kita terus meningkat. Dan Angkat Besi salah satu penyumbang medali,” harapnya.

106 Atlet Ikuti Kejurnas Angkat Besi U-13 Hingga U-15

106 atlet ikuti Kejurnas Angkat Besi U-13 hingga U-15

Sebanyak 106 atlet dari 20 Pengurus Provinsi (Pengprov) tampil dalam Kejuaraan Nasional Angkat Besi U-13 hingga U-15 Piala Kemenpora di Sentul, Bogor, Jawa Barat, 5-8 Desember. Kejurnas dibuka secara resmi oleh Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Perkumpulan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABSI) Djoko Pramono. Ia mengatakan kejuaraan nasional kali ini menjadi kesempatan atlet-atlet muda untuk merasakan persaingan nasional apalagi kejuaraan ini merupakan kejurnas angkat besi pertama yang digelar khusus untuk atlet-atlet usia 13-15 tahun. “Marilah kita berlomba-lomba untuk menggali lebih banyak lagi, ‘logam-logam’ atlet untuk kita asah melalui Kejurnas agar regenerasi terus berjalan secara spartan,” ujar Djoko dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin. Sama seperti dengan dua kejuaraan sebelumnya, yaitu Kejurnas Remaja dan Junior di Yogyakarta dan Kejurnas Senior di Sentul, Bogor bulan lalu, PABSI juga akan memberikan penghargaan Lifter Terbaik serta uang pembinaan kepada Pengprov yang berprestasi dalam Kejurnas kali ini ini. Bonus uang pembinaan itu diberikan dengan harapan dapat memotivasi daerah-daerah untuk berlomba-lomba serius melakukan pembinaan hingga bisa mengirimkan atletnya bertanding di level nasional. Apalagi pada tahun depan akan dimulai Kejurnas yang masuk dalam bagian Pra-Kualifikasi Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua 2024. Lebih lanjut, Djoko menuturkan kejuaraan kali ini selaras dengan program pembinaan PABSI yang berupaya terus melakukan pembinaan atlet angkat besi usia remaja dan junior guna memperbanyak stok atlet yang bisa mewakili Indonesia di berbagai kejuaraan internasional pada masa mendatang. “Paling tidak hingga Olimpiade 2032 kita memiliki stok atlet yang lebih banyak lagi dengan memiliki prestasi di tingkat dunia,” ucap dia.

Mojang Bandung Raih Medali Emas Angkat Besi di Uzbekistan

Mojang Bandung Raih Medali Emas Angkat Besi di Uzbekistan

Atlet angkat besi kelas 59 kg, Sarah (16), berhasil menjuarai Asian Youth & Junior Weightlifting Championship Tashkent di Uzbekistan. Dirinya berhasil menyabet beberapa medali dalam ajang tersebut. Sarah berhasil menyabet raihan 3 medali emas di kategori remaja kelas 59 kg putri, kemudian 2 medali perak dan 1 medali perunggu di kategori junior kelas 59 kg putri. Mendengar kabar tersebut, ayah angkat Sarah, Sandy Zaenul Hikmat (31) mengaku bangga dengan prestasi yang diraih anaknya tersebut. Dengan itu, menurutnya, sebagai salah satu pembuktian. “Perasaan mah sebenarnya campur aduk, bangga ada, haru ada, cuma alhamdulillah bisa ngebuktiin sekarang,” ujar Sandy saat dihubungi detikJabar, Jumat (22/7/2022). Dia mengungkapkan saat Sea Games lalu, anaknya tersebut belum bisa mempersembahkan medali. Namun, saat ini bSarah bisa memberikan medali bagi Indonesia. “Kemarin kan pas di sea games nggak dapet medali, karena kemarin lawannya senior. Kalau yang juara sekarang, meskipun levelnya asia, tapi juara di umurnya. Jadi lawannya bukan senior, umurnya sebanding,” katanya. Keberhasilan Sarah tidak pernah lepas dari sosok Ayahnya tersebut. Ayahnya merupakan kakak dari Windy Cantika, seorang atlet angkat besi asal Babakan Cianjur, Desa Malasari, Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung. Sandy mengungkapkan anaknya tersebut dahulu sempat berlatih bersama Windy Cantika di Babakan Cianjur. Namun, pada tahun selanjutnya berpindah ke Kampung Balandongan, Desa Rancasenggang, Kecamatan Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat. “Jadi awalnya sarah belajar angkat besi di tahun 2015. Memang awalnya latihan di mamah (ibunya windy), kan kebeneran masih orang di lingkungan Babakan Cianjur. Terus memang kondisinya Yatim Piatu, terus saya angkat jadi anak tahun 2016,” ucapnya. Pihaknya menjelaskan dalam perjalannya Sarah selalu berlatih dengan gigih dan disiplin. Bahkan, kata dia, latihannya pun tetap berada di rumahnya. “Dulu latihannya pas di mamah, ya sama. Rutin bersama yang lainnya. Biasanya rutin setiap hari Kamis. Jadi di sana (KBB) di rumah juga latihannya sama, sepulang sekolah, istirahat, makan, langsung latihan. Da latihannya juga di rumah saya, di garasi, sama lah kaya di mamah,” ucapnya. Sandy berharap ke depannya anaknya tersebut bisa tetap rendah hati. Sehingga bisa terus konsisten berlatih dan mendapatkan prestasi. “Kalau menurut saya untuk sarah ke depannya adalah yang penting nurut aja kata pelatih, terus dianya mau bekerja keras, disiplin. Masalah sekarang juara, mudah-mudahan kalau sarahnya tetap rendah hati, tetap nggak jumawa. Mudah-mudahan ke depannya bisa konsisten seperti bibinya, Windy Cantika,” pungkasnya.

Sabet Tiga Emas, Rizki Juniansyah Juga Perbarui Rekor Dunia Angkat Besi

Sabet Tiga Emas, Rizki Juniansyah Juga Perbarui Rekor Dunia Angkat Besi

Lifter Indonesia kembali membuat kejutan. Atlet muda, Rizki Juniansyah, sukses mempertajam rekor dunia pada Asian Youth & Junior Weightlifting Championship. Atlet muda andalan Indonesia, Rizki Juniansyah, mencetak rekor dunia baru lagi. Rizki membuat prestasi pada kejuaraan angkat besi junior tingkat Asia, Asian Youth & Junior Weightlifting Championship 2022. Ia tampil gemilang saat melakukan angkatan Snatch, pada Kamis (21/7) malam. Lifter muda asal Serang, Banten, melakukan angkatan Snatch pertama dengan 149 kg dan kemudian 154 kg pada angkatan kedua. Teriakan “good lift” dari juri saat Rizki Juniansyah melakukan angkatan ketiga menandai kepastian reach rekor dunia baru dengan 157 kg saat beraksi di Tashkent, Uzbekistan. Tambahan satu kilogram cukup untuk menjadi rekor dunia angkatan Snatch atas namanya sendiri. Rizki Juniansyah mencatatkan rekor Snatch dengan berat 156 kg pada Kejuaraan Dunia Angkat Besi Junior 2022 pada 06 Mei 2022, di Heraklion, Yunani. Rizki Juniansyah berusaha mencetak rekor lain pada angkatan Clean & Jerk. Rizki mampu mengangkat 182 kg dan mencoba 195 kg pada dua percobaan berikutnya. Ia belum berhasil mengejar target untuk memecahkan catatan lamanya, 339 kg, belum berhasil. Raihan pada 2022 juga masih jauh dari rekor lamanya pada 26 Mei 2021. Sewaktu tampil di Uzbekistan juga, Rizki Juniansyah berhasil membukukan total angkatan Clean & Jerk dengan berat 194 kg dan total angkatan 349. Pencapaian Rizki Juniansyah melengkapi prestasi lima atlet angkat besi Indonesia yang meraih enam medali emas, empat perak dan lima perunggu pada Asian Youth & Junior Weightlifting Championship 2022 di Tashkent, Uzbekistan. “Selamat kepada Rizki Juniansyah yang berhasil membuat Indonesia bangga melalui prestasinya, menjadi juara dan memecahkan kembali rekor dunia junior pada angkat besi kelas 73 kg putra, juga atlet lain yang telah berjuang dan meraih prestasi gemilang,” kata Ketua Umum KONI, Marciano Norman. Jumat (22/05/2022), masih ada satu wakil Indonesia yang bertanding. Marciano berharap, penampilan gemilang Rizki Juniansyah menjadi motivasi bagi atlet-atlet binaan Persatuan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PABSI) pimpinan Rosan Roeslani dan Sekjen Djoko Pramono beserta jajarannya.

SEA Games 2022. PB PABSI Tidak Bebankan Medali.

Pada SEA Games 2022 di Hanoi, Vietnam, nanti Pengurus Besar Perkumpulan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABSI) tidak akan membebankan atletnya mendapat medali. Meski begitu dikutip dari ANTARA Wakil Ketua Umum PB PABSI Djoko Pramono, optimis bahwa atletnya mampu memberikan medali. menurunkan 13 lifter ke SEA Games 2021 di Hanoi, Vietnam tanpa membebani atletnya dengan kewajiban meraih medali dalam pesta olahraga dua tahunan yang akan dihelat pada 12-23 Mei itu. Meski tak membebani atletnya dengan target, Wakil Ketua Umum PB PABSI Djoko Pramono, saat ditemui di sela Pelatnas Angkat Besi di Mess Kwini, Jakarta, Rabu, optimistis bahwa 13 lifter yang diterjunkan dapat menyumbang medali, mengulang catatan yang ditorehkan tim angkat besi Indonesia pada SEA Games 2019 Filipina. “Saya tidak berani mengatakan target medali. Kita buktikan saja,” ucapnya. “Saat rapat di Komite Olimpiade Indonesia (KOI) bersama dengan tim verifikasi, mereka tidak mau memberikan target kepada kami. Saya dan kawan-kawan hanya berjanji kami akan memberikan yang terbaik,” sambung dia. Hal serupa dikatakan oleh Chef de Mission (CdM) yang juga anggota eksekutif KOI, Teuku Arlan Perkasa Lukman. KOI tidak membebani tim angkat besi dengan target di Vietnam. Pasalnya, SEA Games hanya sebagai batu loncatan sekaligus kesempatan untuk menambah jam terbang para atlet menuju kualifikasi Olimpiade Paris 2024. “Sehingga targetnya adalah di Olimpiade. Jadi kalau dibilang berapa target medali untuk angkat besi—yang merupakan cabang Olimpiade—tanpa maksud sombong, lebih ke arah partisipasi dan membawa atlet kita sebanyak-banyaknya tampil di Olimpiade,” ucap Arlan. Berikut daftar lifter Indonesia untuk SEA Games 2021: Satrio Adi Nugroho (kelas 55kg) Eko Yuli Irawan (61kg) Mohammad Yasin (67kg) Rahmat Erwin Abdullah (73kg) Rizki Juniansyah (73kg) Muhammad Zul Ilmi (89kg) Najla Khoirunnisa (45kg) Siti Nafisatul Hariroh (45kg) Windy Cantika Aisah (49kg) Natasya Beteyob (55kg) Sarah (59kg) Tsabitha Alfiah (64kg) Nurul Akmal (87+kg) Sumber: ANTARA

Atlet Muda Dominasi Pelantas Angkat Besi 2022

Atlet Muda Dominasi Pelantas Angkat Besi 2022

PB PABSI akan melakukan pemanggilan pelatnas pada minggu pertama Januari mendatang. Kabidbinpres PABSI Hadi Wihardja menyatakan, saat ini pihaknya mengajukan 23 atlet untuk Pelatnas 2022. Jumlah tersebut mengalami penambahan jika dibandingkan dengan pelatnas tahun ini yang berisi 16 atlet. “Mengingat tahun depan ada SEA Games dan Asian Games 2022. Tapi, belum tahu berapa jumlah yang akan disetujui pemerintah. Misalnya cuma disetujui 18, ya lima sisanya gugur,” ujar Hadi. Dia menjelaskan bahwa sebagian besar atlet pelatnas tahun depan akan didominasi lifter muda. Sebab, selama setahun ini, mereka menunjukkan prestasi yang menonjol jika dibandingkan dengan lifter-lifter senior. Sebagaimana Windy Cantika Aisah yang meraih perunggu Olimpiade Tokyo 2020, Rizki Juniansyah yang tahun ini menjadi juara dunia junior kelas 73 kg. Kemudian, ditutup raihan Rahmat Erwin Abdullah yang meraih gelar juara dunia 73 kg senior pada pekan lalu. “Kami cermati selama setahun ini, raihannya seperti apa. Lifter remaja dan junior raih hasil bagus. Prinsipnya, penempatan bergantung penampilan,” lanjut Hadi. Meski begitu, Hadi tetap membuka peluang bagi lifter yang tidak masuk daftar. Bagi lifter yang terdegradasi, mereka akan kembali ke daerah masing-masing. Jika ada peningkatan, mereka bisa saja dipanggil ke pelatnas lagi. Apalagi, ada tes angkatan rutin tiap bulan untuk memantau progres atlet. “Intinya, meski terdegradasi, mereka tidak berhenti berproses. Pemanggilan kami usahakan secepatnya karena akan lebih baik untuk melanjutkan program,” imbuhnya.

Rahmat Erwin Sabet 2 Emas Pada Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2021

Rahmat Erwin Abdullah kembali mengharumkan Indonesia di kancah internasional. Baru-baru ini, ia menyabet dua medali emas masing-masing pada angkatan clean and jerk dan total angkatan dalam persaingan kelas 73 kg putra Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2021 yang berlangsung di Tashkent, Uzbekistan, Jumat malam WIB. Dalam perebutan medali angkatan clean and jerk, lifter 21 tahun itu menjadi yang terbaik setelah pada angkatan ketiga mengangkat beban 192 kg. Rahmat Erwin membuka angkatan pertama dengan 180 kg dan kedua dengan 186 kg. Rahmat Erwin mengalahkan lifter Albania Briken Calja yang membawa pulang perak setelah membukukan angkatan terbaik clean and jerk 186 kg. Sementara perunggu diraih lifter Korea Selatan Hansol Jeong dengan angkatan terbaik 181 kg. Namun pada angkatan snacth, Rahmat Erwin hanya mampu menempati posisi kelima. Dia membuka laga dengan melakukan angkatan snacth 142 kg. Kemudian pada percobaan kedua dia mengangkat beban 147 kg dan terakhir 151 kg. Sementara medali emas angkatan snacth diraih Briken Calja dengan 156 kg. Suttipong Jeeram dari Thailand meraih perak dengan 154 kg dan Sergei Petrov wakil dari Federasi Angkat Besi Rusia membawa pulang perunggu usai mengangkat 153 kg. Dengan hasil tersebut, secara keseluruhan atau gabungan dari angkatan snacth dan clean and jerk, Rahmat Erwin memastikan medali emas dengan total angkatan 343 kg. Sementara perak diraih Calja Briken dengan total angkatan 342 kg dan Jeeram Suttipong membawa pulang perunggu setelah membukukan total angkatan 334 kg. Pelatih Kepala Pelatnas, Dirja Wihardja mengatakan dua emas yang diraih Rahmat Erwin merupakan konsistensi prestasinya setelah Olimpiade Tokyo 2020. “Total angkatan yang diraih Rahmat Erwin Abdullah mengalami peningkatan 1kg dari Olimpiade Tokyo 2020 lalu,” kata Dirja Wihardja dalam keterangan tertulis, Sabtu dini hari. Pada Olimpiade Tokyo, Rahmat Erwin Abdullah meraih perunggu dengan total angkatan 342 kg (150 kg snatch dan 190 kg pada clean and jerk). “Dengan penerapan strategi yang mumpuni tim pelatih dan sang ayah Erwin Abdullah berhasil membawa anaknya menjadi juara dunia, sehingga tahun ini komplet Indonesia memiliki dua juara dunia di dua kategori yakni junior adalah Rizky Juniasyah dan pada senior Rahmat Erwin Abdullah,” kata Kabid Binpres PABSI, Hadi Wihardja. Dalam Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2021, Pengurus Besar Perkumpulan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABSI) mengirim 14 atlet ke Tashkent. Mayoritas adalah lifter muda. Pada bagian putri ada nama Juliana Klarisa (kelas 55 kg), Sarah (59 kg), Najla Khoirunnisa (45 kg), Nelly (59 kg), Siti Nafisatuh Hariroh (49 kg), Tsabitha Alfiah Ramadani (64 kg), Restu Anggi (64 kg), dan Nurul Akmal (+87 kg). Sementara untuk putra selain Rahmat Erwin Abdullah, ada Muhammad Faathir (61 kg), Mohammad Yasin (67 kg), Triyatno (67 kg), Muhammad Zul Ilmi (89 kg), dan Satrio Adi Nugroho (55 kg).

Incar Regenerasi, PABSI Gelar Kejurnas Angkat Besi Remaja dan Junior 2021

Incar Regenerasi, PABSI Gelar Kejurnas Angkat Besi Remaja dan Junior 2021

Pengurus Besar (PB) Perkumpulan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PABSI) menggelar Kejuaraan Nasional Angkat Besi Remaja dan Junior 2021. Tujuan utama dari ajang ini adalah untuk menjaring atlet-atlet muda potensial yang diproyeksikan untuk menjadi penerus para atlet senior. Kejurnas Angkat Besi yang bergulir tanpa penonton ini digelar di Hotel Lorin Sentul, Bogor, Jawa Barat, mulai 19-24 November mendatang. Total ada 133 atlet dari 18 Pengprov PABSI. Rinciannya, 79 atlet remaja dan 81 atlet junior. Ketua Panitia Penyelenggara Kejurnas, Sonny Kasiran, mengatakan kejuaraan ini merupakan bagian program pembinaan PABSI yang sempat tertunda karena Pandemi COVID-19. Tujuannya, memberikan ruang aktualisasi bagi para atlet muda supaya semangatnya tidak padam karena mereka terus melakukan latihan spartan meski terhalang pandemi, namun mereka juga butuh kompetisi. Namun, imbas pandemi yang belum sepenuhnya mereda pihaknya terpaksa membatasi jumlah atlet masing-masing Pengrov hanya membawa atlet 8 orang. “Ini kami sesuaikan dengan status level Pandemi COVID-19 di arena pertandingan untuk membatasi kerumunan dan tentunya tanpa penonton,” kata Sonny dalam keterangan tertulisnya, Jumat (19/11/2021). Kejurnas angkat besi remaja dan junior ini juga akan melibatkan tim khusus yang bertugas untuk memantau kiprah dan talenta para lifter muda yang diharapkan bisa jadi penerus Windy Cantika di masa depan. Kepala Bidang Prestasi (Binpres) PABSI, Hadi Wihardja berharap kejuaraan ini melahirkan bibit-bibit atlet pelapis yang kelak akan menggantikan posisi Windy Cantika Aisyah dan kawan-kawan untuk bergabung di Pelatnas Angkat Besi Kwini, Jakarta Pusat. “Mudah-mudahan banyak terjadi pemecahan rekornas baik dari Angkatan Snatch maupun Clean & Jerk, ataupun Total Angkatan dari Kejurnas kali ini. Untuk menjaring mereka kami juga menerjunkan Tim Pemandu Bakat yang akan memantau jalannya Kejurnas,” ucap Hadi. Kejurnas Angkat Besi Remaja & Junior akan mempertandingkan 14 kelas di kategori remaja terdiri dari 7 putra dan 7 putri, dan 14 kelas untuk kategori junior yang juga terdiri dari 7 putra dan 7 putri. Adapun kelas-kelas yang dipertandingkan di antaranya, kelas remaja putri dari kelas 40 kg hingga +64 kg, pemaja putra dari kelas 49 kg hingga +81 kg. Sedangkan junior putri, kelas yang dipertandingkan 45 kg hingga +71 kg putra, dan di bagian putra, kelas 55 kg hingga + 89 kg. “Kami membawa 6 lifter yang semuanya adalah atlet PPLP, salah satunya adalah lifter putri peraih perunggu di PON 2020 Papua di kelas 49 kg,” kata Mujianto, Manajer Tim Angkat Besi dari Kalimantan Selatan.

Usai Ukir Rekor Dunia, Ini Target Rizki Juniansyah

Usai Ukir Rekor Dunia, Ini Target Rizki Juniansyah

Usai harumkan Indonesia dengan mengukir tiga rekor dunia junior kelas 73 kg pada Kejuaraan Dunia Angkat Besi Junior 2021 di Uzbekistan, lifter muda Rizki Juniansyah siap naik level. Ia pun membeberkan targetnya ke depan. Diakui lifter kelahiran Banten, 17 Juni 2003 itu, saat ini ia tengah berniat mencoba memecahkan rekor dunia junior di kelas 81 kg. “Karena masih ada kesempatan berlaga di level junior dua tahun ke depan, obsesi saya selanjutnya mampu memecahkan rekor dunia junior di kelas 81 kg. Untuk itu saya berniat pindah ke kelas 81 kg,” papar Rizki saat menjalani karantina sepulangnya dari Kejuaraan Dunia Angkat Besi Junior di Uzbekistan, Minggu (30/5/2021). Untuk bisa tampil di kelas 81 kg, Rizki Juniansyah harus menjaga berat badannya tidak boleh melebihi 80 kg. “Ini juga untuk jaga-jaga jika nantinya saya harus tampil di kelas 73 kg, untuk menurunkan berat badan tidak sulit,” ungkapnya. Rekor dunia junior kelas 81 kg saat ini yang sedang dibidiknya adalah angkatan snatch seberat 168 Kg yang dicetak lifter Tiongkok, Li Dayin dan clean and jerk 208 kg yang ditorehkan lifter Bulgaria, Nasar Karlos Mau Hasan. “Selisihnya tidak jauh dengan rekor dunia di kelas 73 kg yang baru saja saya pecahkan yakni snatch 155 kg dan clean and jerk 194 kg. Tinggal saya harus fokus untuk menambah berat angkatan di kelas baru ini,” ujar anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Muhammad Yasin dan Yeni Rohaeni itu. Selain itu, Rizki Juniansyah juga membidik untuk memecahkan rekor dunia senior di kelas 73 kg, kelak jika ia sudah beralih ke level senior. “Sekarang ini saya fokus di junior lebih dahulu dengan rencana pindah kelas. Setelah saya memenuhi syarat di level senior saya mencoba untuk memecahkan rekor dunia lagi yang juga selisihnya tidak jauh yakni 169 kg di angkatan snatch dan 198 kg di angkatan clean and jerk. Tinggal fokus saya lebih meningkatkan lagi power angkatan saya,” ujar Rizki Juniansyah. Prestasi yang diraih oleh pemuda yang bercita-cita menjadi anggota TNI atau Polri itu memang sangat membanggakan. Rizki mengenal angkat besi dari ayah dan kakaknya. Ia memulai debutnya dengan meraih medali perunggu di kelas 56 kg pada Kejurnas Angkat Besi Satria Remaja di Bandung 2016 silam. Atas keberhasilannya itu, Rizki Juniansyah kemudian terpilih mengikuti Kejuaraan Angkat Besi Youth & Juniors Asia di Thailand 2018 silam dengan membawa pulang medali perak di kelas 62 kg. “Target saya di angkat besi ingin tercatat sebagai lifter pemecah rekor dunia baik di kelas junior maupun senior. Alhamdullilah, untuk kelas 73 kg junior saya mampu memecahkannya. Selain obesesi saya tampil di ajang Olimpiade berikutnya di Paris 2024 mendatang,” harapnya. Catatan perjalanan prestasi Rizki Juniansyah boleh dibilang cukup meroket. Ia mulai menekuni angkat besi sejak umur 7 tahun. “Waktu itu karena di rumah Ayah saya mendirikan sasana sendiri, saya sudah mulai latihan namun waktu itu tidak dengan keseriusan dan tidak ditekuni. Di usia 8 tahun saya berhenti latihan karena saya belum di izinkan waktu itu untuk latihan dan saya masih takut-takut karena dulu perawakan saya kecil dan pendek dan itu yang ditakutkan kedua orang tua saya, pertumbuhan badan takut keterusan pendek,” ujarnya. Namun, setelah dilihat postur tubuhnya mengalami pertumbuhan, Rizki Juniansyah kemudian diperbolehkan untuk kembali berlatih. “Saya memulai berlatih lagi pada usia 11 tahun, ketika duduk di bangku kelas 4 Sekolah Dasar. Setelah keluarga bermusyawarah untuk menyetujuinya dan darisitulah saya mendapat gemblengan dari Ayah saya yang juga mantan atlet angkat besi,” ungkapnya lagi. Di usianya yang masih sangat muda, Rizki Juniansyah membersnikan diri tampil di Pekan Olahraga Antar Provinsi (Porprov) Banten dan pertama kali mendapatkan emas di kelas 40 Kg dengan angkatan snatch 45 Kg dan clean and jerk 55 kg. “Saya tidak akan merasa puas dengan apa yang saya raih saat ini. Saya ingin lebih meningkstkan lagi prestasi saya hingga ke jenjang Olimpiade. Saya berterima kasih kepada Ayah, seluruh keluarga, tim pelatih selama berada di Pelatnas yang telah membimbing saya hingga mampu memecahkan rekor dunia,” katanya.