FPTI Tentukan 10 Atlet Pelatnas Hasil Promosi dan Degradasi untuk Perebutkan Tiket Olimpiade 2020 Tokyo

Atlet panjat tebing Rivaldi Ode R (Bali) menjadi salah satu atlet yang disiapkan untuk memperebutkan tiket Olimpiade 2020. (FPTI)

Jakarta- Setelah melalui tahap pemusatan latihan nasional (Pelatnas) sejak awal Februari 2019 serta melakoni beberapa laga di luar negeri, tim pelatih dan manajemen Pengurus Pusat (PP) Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) telah menentukan 10 atlet yang akan memperebutkan tiket ke Olimpiade 2020, Tokyo, Jepang. Dibagian putra terpilih lima atlet yang akan mewakili Indonesia. Yakni Alfian M Fajri (Jawa Tengah), Aspar Jaelolo (DKI Jakarta), Fathur Roji (Jawa Timur), Rivaldi Ode R (Bali), dan Sabri (Kalimantan Utara). Dan dibagian putri yaitu Aries Susanti Rahayu (Jawa Tengah), Nurul Iqamah (Nusa Tenggara Barat), Fitria Hartani (Jawa Timur), Salsabila (Jawa Barat), dan Choirul Umi (Jawa Timur). Selama berlatih, para atlet ini akan didukung dua atlet sebagai sparring partner yakni Jamal Alhadad (Kalimantan Timur) dan Rahmayuna Fadillah (Daerah Istimewa Yogyakarta). Ada pula atlet yang terdegradasi yakni Temi Teli Lasa (Bali) dan mengundurkan diri yakni Agustina Sari (Jawa Tengah). Sehingg terpilih atlet berbakat dengan kriteria yang sudah ditetapkan serta terukur, misalnya catatan prestasi dan peringkat nasional. Pristiawan Buntoro, Manajer Tim Panjat Tebing Indonesia, mengatakan 10 atlet tersebut terpilih seiring berjalannya Pelatnas sejak Februari dan try out di empat seri Worldcul di Swiss, Rusia, dan China. “Pelatnas ini konsentrasinya untuk prakualifikasi Olimpiade. Laga di luar negeri kemarin untuk mengukur kemampuan para atlet setelah berlatih keras di Pelatnas,” ujar Pristiawan. Tim panjat tebing telah kembali ke Indonesia dan langsung disambung latihan yang lebih intensif. Fokus tim panjat tebing dalamberlatih adalah mempertahankan keunggulan di nomor speed, sembati memperkuat nomor lead dan boulder lantara Olimpiade Tokyo mempertandingkan nomor combined. Dijelaskannya, tiga event penentu lolos atau tidaknya telah menghadang di depan mata yakni seleksi di World Championship pada Agustus 2019, prakualifikasi Olimpade pada November, dan satu event lagi pada Mei 2020. “Untuk Agustus nanti kami bisa mengirimkan lima atlet putra dan putri untuk ikut event. Untuk single event di November ada syarat khusus yakni hanya atlet yang masuk peringkat 20 dunia di kategori speed, atau lead, atau boulder yang berhak ikut seleksi,” lanjutnya. Dan, berdasarkan peringkat dunia, baik di nomor speed world record putra dan putri Indonesia telah mengamankan masing-masing tiga dan dua atlet. Di kategori putra atlet yang masuk peringkat 20 besar dunia yakni Alfian M Fajri di peringkat lima, Aspar Jaelolo peringkat tujuh, dan Fathur Roji peringkat sembilan. Sementara, di nomor putri Aries Susanti Rahayu bertengger di peringkat empat dunia dan Nurul Iqamah di peringkat 20. (Adt)

Spiderwoman Asal Grobogan Aries Susanti, Masuk Daftar 17 Milenial Paling Berprestasi se-Asia versi Majalah Forbes

Atlet panjat tebing Aries Susanti masuk dalam daftar 17 milenial paling berprestasi se_Asia versi majalah Forbes. (istimewa)

Jakarta- Spiderwoman Aries Susanti Rahayu tak berhenti menginspirasi. Kali ini, perempuan asal Grobogan, Jawa Tengah itu, masuk daftar bergengsi 30 Under 30 Asia 2019 versi majalah Forbes. 30 Under 30 Asia merupakan daftar orang berprestasi se-Asia dan masih berusia di bawah 30 tahun. Setiap tahunnya majalah Forbes rutin merilis daftar terbaru para bintang muda itu. Dikutip dari Forbes, ada sederet kriteria untuk masuk dalam daftar ini. Hanya mereka yang membawa perubahan bagi dunia melalui temuan atau prestasi yang bisa masuk daftar tersebut. Terdapat sekitar 2.000 peserta dari 23 negara se-Asia Pasifik yang masuk dalam daftar 30 Under 30 Asia 2019. Mereka diseleksi oleh reporter dan juri hingga terpilih 300 orang. “Jika Anda mencari generasi pemimpin Asia berikutnya, ini adalah panduan definitif Anda,” tulis Forbes. Di Indonesia, ada 17 orang yang masuk dalam kriteria tersebut. Salah satunya peraih juara dunia speed world record, Aries Susanti Rahayu. Deretan prestasi Aries di kancah dunia membuat Forbes tak ragu memasukkan atlet berusia 24 tahun ini sebagai salah satu perempuan muda paling berprestasi se-Asia. Prestasi Aries yang paling disorot adalah raihan medali emas di Asian Games 2018 dan 3 kali meraih juara dunia IFSC Climbing Worldcup pada 2017 dan 2018. “Perempuan berjulukan spiderwoman ini adalah salah satu pemanjat speed dengan ranking tertinggi di dunia,” tulis Forbes. Dari 17 orang asal Indonesia yang masuk daftar 30 Under 30 Asia, hanya Aries yang berasal dari kalangan atlet. 16 Orang sisanya merupakan founder dan cofounder berbagai aplikasi atau produk. Menanggapi penghargaan yang diberikan oleh Forbes itu, Aries mengaku bersyukur. Ia tidak menyangka dirinya bisa masuk ‘radar’ Forbes. “Senang, enggak nyangka aja ternyata Aries kepilih gitu kan. Soalnya banyak juga anak muda sekarang yang berprestasi. Terima kasih untuk semuanya,” ujar Aries. (Adt)

Kampiun Nomor Speed World Record, Indonesia Sukses Jaga Tradisi Medali Emas Asian Championship

Atlet panjat tebing Merah Putih, Alfian M. Fajri (kiri), dan Agustina Sari, jadi kampiun nomor speed world record perorangan putra dan putri, di Asian Championship 2018, di Kurayoshi, Prefecture Tottori, Jepang, pada Sabtu (10/11). (FPTI)

Tottori- Atlet panjat tebing Merah Putih Alfian M. Fajri dan Agustina Sari, jadi kampiun nomor speed world record perorangan putra dan putri, di Kurayoshi, Prefecture Tottori, Jepang, pada Sabtu (10/11). Torehan gemilang di ajang Asian Championship 2018 itu, membuat Indonesia sukses mempertahankan tradisi medali emas. Di laga puncak, Alfian keluar sebagai yang tercepat, setelah di big final mengalahkan kompatriotnya Sabri, dengan unggul selisih waktu yang tipis. Atlet kelahiran Sukoharjo, Jawa Tengah, 18 Januari 1997 itu, mencatatkan waktu 5,883 detik atau 0,003 detik lebih cepat dari Sabri yang mencatatkan waktu 5,886 detik. “Saya berusaha keras menjaga fokus. Siapa pun lawan saya, saya retap fokus sehingga saya bisa berada di podium tertinggi,” ujar Alfian seperti keterangan yang diterima redaksi nysnmedia, pada Minggu (11/11). Hasil positif yang ditorehkan Alfian itu mengulang prestasi ciamik pada 2010. Ia yang ketika itu masih bermain di Asian Youth Championship di Singapura, juga sukses merebut emas nomor speed perorangan putra. Sedangkan peringkat ketiga nomor speed world record putra, direbut Aspar Jaelolo, yang juga mengalahkan rekan senegara, Veddriq Leonardo. Sementara itu, di nomor speed world record perorangan putri, Agustina mampu menjadi yang tercepat, setelah dalam big final mengalahkan Yi Ling Song, dengan catatan waktu 8,366 detik berbanding 9,151 detik. “Asian Games memberi pelajaran saya dan saya memperbaikinya di Asian Championship 2018. (Medali emas) ini untuk Indonesia,” cetus Agustina usai pertandingan. Dan Aries Susanti Rahayu, kali ini harus puas berada di peringkat ketiga. Melawan Nurul Iqamah, atlet berjuluk Spiderwoman Grobogan itu, berhasil membukukan waktu 7, 816 detik berbanding 9,717 detik. Pristiawan Buntoro, Manager Timnas Asian Championship 2018, menyebut kesuksesan merebut emas di nomor speed merupakan target untuk menjaga tradisi. “Tradisi kita kan emas untuk nomor speed. Dan, Alhamdulillah itu tercapai. Sekarang waktunya fokus menyiapkan diri untuk kualifikasi pra olympic Tokyo 2020,” tukas Pristiawan. (Adt)

Triple Gold Spiderwoman Grobogan Aries Susanti Rahayu, Tambah Motivasi Menuju Olimpiade 2020 Tokyo

Atlet panjat tebing kelahiran Grobogan, Jawa Tengah (Jateng), 21 Maret 1995, Aries Susanti Rahayu, sukses mengukir medali emas ketiga di ajang IFSC Climbing Worldcup, yang kali ini berlangsung di Xiamen, China, pada 27-28 Oktober 2018. (FPTI)

Xianmen- Aries Susanti Rahayu kembali mengukir medali emas di ajang bergengsi dunia IFSC Climbing Worldcup, yang kali berlangsung di Xiamen, China, pada 27-28 Oktober 2018. Sekaligus menjadi medali emas ketiga bagi atlet panjat tebing berjuluk ‘Spiderwoman’ itu di ajang IFSC Climbing Worldcup. Di partai puncak kategori women’s speed, ia menghadapi pemanjat asal Rusia Iuliia Kaplina. Wanita kelahiran Grobogan, Jawa Tengah (Jateng), 21 Maret 1995, jadi yang tercepat usai membukukan catatan waktu 7,532 detik. Kaplina kalah akibat fall. Posisi ketiga dihuni Anouck Jaubert asal Prancis. Ia mengalahkan pemanjat Rusia Elena Remizova. Jaubert menang dengan mengunci waktu 7,947 detik, sedangkan Remizova 7,995 detik. Prestasi gemilang itu membuat wanita asal Desa Klambu, Kabupaten Grobogan, Jateng itu, makin mantap menyongsong Olimpiade 2020, Tokyo, Jepang. “Ini memotivasi saya menatap Olimpiade,” ujar Aries, seperti keterangan yang diterima redaksi nysnmedia.com, pada Senin (29/10). Dipertandingan lain, Aspar ‘Babon’ Jaelolo meraih medali perak. Di babak final, ia harus mengakui keunggulan, Bassa Mawem asal Prancis. Catatan waktu kedua atlet ini terpaut tipis. Mawem mampu merebut medali emas usai membukukan waktu 5,600 detik, sedangkan Aspar 5,620 detik. Peringkat ketiga diraih Reza Alipourshena (Iran), dengan catatan 7,600 detik, sedangkan Dmitrii Timofeev dari Rusia, fall. Dijelaskan Aspar, kompetisi di Xiamen sangat luar biasa. Persaingan dalam event ini ketat. Atlet asal DKI Jakarta itu, mengaku kerepotan untuk bisa mengamankan tiket ke babak final. Semua atlet berpeluang menang. “Pertandingan seri terakhir ini luar biasa ketat. Untuk babak final sangat susah. Rata-rata atlet, waktu pemanjatannya 5 detik dan 06,20 detik,” terang pria kelahiran Wani, Sulawesi Tengah, 24 Januari 1988. Hendra Basir, Pelatih Speed Indonesia, menyebut para atlet bisa tampil lebih maksimal lagi. “Dibanding dua seri terakhir, (performa atlet) masih bagus seri awal-awal yang diikuti. Sekarang, kami enggak ada Pelatnas lagi. Jadi sifatnya cuma mempertahankan performa saja,” tutur Hendra. Ia menambahkan usai dari Xiamen, China, para atlet kembali ke Tanah Air, sebelum mengikuti kejuaraan Asia. “Kami pulang ke Indonesia dan kurang lebih persiapan tiga hari untuk Asian Champhionship (pada 7-11 November 2018, di Kurayoshi, Jepang),” imbuhnya. Sementara itu, Pristiawan Buntoro, Wakil Ketua II Pengurus Pusat (PP) Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI), menegaskan prestasi ini capaian yang luar biasa. “Sudah on the track dan sah dia (Aries Susanti Rahayu) sebagai pemanjat dunia. Tahun depan dia harus ikut semua seri (IFSC Climbing Worldcup),” cetusnya. Sedangkan Faisol Riza, Ketua Umum PP FPTI, menerangkan kompetisi di luar negeri sangat bermanfaat bagi para atlet Indonesia. “Kemenangan ini makin menunjukkan kesiapan atlet panjat tebing merah putih, untuk berlaga di Olimpiade,” tukas Faisol. (Adt)

Indonesia Kampiun Kategori Speed di China, Aspar Jaelolo dan Aries Susanti Rahayu Sandingkan Gelar Juara Dunia

Aries Susanti Rahayu meluapkan kegembiraannya usai merebut gelar juara dunia dalam kategori women’s speed, di ajang IFSC Climbing World Cup, di Wujiang, China, pada 20-21 Oktober 2018. (FPTI)

Wujiang- Prestasi gemilang ditorehkan dua atlet panjat tebing andalan Indonesia, di ajang IFSC Climbing World Cup, di Wujiang, China, pada 20-21 Oktober 2018. Aspar Jaelolo dan Aries Susanti Rahayu, berhasil menyandingkan gelar juara dunia kategori speed di Negeri Tirai Bambu itu. Torehan ini menunjukkan kelas dua atlet panjat tebing Merah Putih itu sebagai pemain elit dunia, sebab world cup merupakan kejuaraan tertinggi di sport climbing. Aspar menunjukkan kelasnya sebagai juara dunia setelah merebut posisi pertama kategori men’s speed. Pria kelahiran Wani, Sulawesi Tengah, 24 Januari 1988 itu, mengalahkan atlet asal Italia Ludovico Fossali. Ia mencatatkan waktu 5,810 detik, sedangkan Fossali 5,940 detik. Dan, posisi ketiga diduduki pemanjat asal Iran, Reza Alipourshena. Aspar mengaku bahagia dengan prestasi yang diraihnya kali ini. “Saya hanya ingin mengatakan bahwa selama masih punya mimpi, maka masih ada waktu untuk membuktikan. Meski saya sering dianggap spesialis perak, namun saya tidak pernah menghapus mimpi saya untuk jadi nomor satu. Dan, hari ini saya buktikan. Terima kasih, ini untuk Indonesia,” ujar Aspar, di Wujiang, pada Minggu (21/10). Sementara, Aries meraih medali emas kategori women’s speed setelah mengalahkan atlet Prancis Anouck Jaubert. Di babak final, ‘Spiderwoman Grobogan’ itu mengungguli Jaubert dengan catatan waktu 7,740 detik, berbanding 8,010 detik. Sedangkan tempat ketiga diduduki Iuliia Kaplina dari Rusia. Aries mengaku bahagia, namun ia tak ingin jemawa dan cepat puas. Wanita kelahiran Grobogan, Jawa Tengah, 21 Maret 1995, ingin terus melaju dengan menorehkan prestasi-prestasi lainnya yang membanggakan untuk Indonesia. “Terima kasih. Ini podium kedua di world cup. Namun, saya tak ingin berhenti di sini. Saya masih ingin memecahkan rekor dunia agar Indonesia bangga,” tegas Aries. Sementara itu, Hendra Basir, Pelatih Speed Indonesia, mengungkapkan sebetulnya tim tidak menargetkan apa-apa dalam kompetisi ini. Namun, para atlet tetap akan menunjukkan kemampuan terbaiknya. Dan, terbukti hasilnya, dimana atlet dari Indonesia mampu melesat ke posisi pertama. Ia juga mengakui bila misteri medali emas Aspar akhirnya terpecahkan. Menurutnya, capaian ini semakin menunjukkan kelas atlet Indonesia sebagai atlet dunia. “Iya (Aspar pecah emas). Banyak dapat ucapan selamat dari pemain lain. Kita atlet elit tingkat dunia,” tegas Hendra. Sedangkan Caly Setiawan, Kepala Bidang Pembinaan Pengurus Pusat (PP) Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI), menyebut sebelum berangkat ke China, para atlet diharapkan menunjukkan kelasnya sebagai atlet top. “Untuk Aspar ini memang kami harapkan bisa pecah emasnya dan untuk Aries kami harapkan dapat emas, sehingga semakin memantapkan kalau dia memang atlet top dan medali emas-nya memang merupakan hasil kerja kerasnya selama ini,” tukas Caly. (Adt)

Berlaga di IFSC Climbing World Cup China, Spiderwoman Grobogan Aries Susanti Rahayu Cs Diminta Tampil Fight

Sebelum tampil di kualifikasi Olimpiade, di Prancis pada 2019, Aries Susanti Rahayu (tengah) dan kawan-kawan, diminta tampil fight pada kejuaaraan dunia IFSC Climbing World Cup, di Wujiang, China, pada 20-21 Oktober 2018. (FPTI)

Wujiang- Aries Susanti Rahayu dan kolega bakal berlaga pada kejuaaraan dunia IFSC Climbing World Cup di Wujiang, China, pada 20-21 Oktober 2018. Mereka diminta tampil fight di Negeri Tirai Bambu itu. Dalam event bergengsi ini, Indonesia turun di nomor men’s speed, men’s lead, women’s speed, dan women’s lead. Selain Aries Susanti, terdapat nama lain yakni Aspar Jaelolo, Alfian M Fajri, Sabri, Muhammad Hinayah, Veddriq Leonardo, Pangeran Septo Wibowo, Puji Lestari, Rajiah Sallsabillah, Agustina Sari, Nurul Iqamah, dan Mudji Mulyani. “Kami akan fight dan menunjukkan kemampuan terbaik kami dalam ajang bergengsi ini. Kami akan memaksimalkan semua kemampuan yang ada,” ujar Hendra Basir, Pelatih Speed Indonesia, dikutip situs resmi FPTI, pada Sabtu (20/10). Sementara itu, Pristiawan Buntoro, Wakil Ketua II Pengurus Pusat (PP) Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI), menjelaskan usai gelaran Asian Games 2018, para atlet panjat tebing elit Indonesia terus menempa diri dengan mengikuti berbagai event internasional. “Anak-anak ini levelnya sudah dunia. Mereka sedang mempertahankan level dunia mereka,” tegas Pristiawan. Ia berharap para atlet terus menempa diri, sehingga skillnya semakin terasah. Menurutnya, keikutsertaan mereka di event tingkat internasional amat penting guna mempertahankan level mereka. Terlebih, event akbar Olimpiade, di Tokyo, Jepang, semakin dekat. Sebelumnya, Aries Susanti Cs mengikuti dua event ‘The Belt and Road International Climbing Master Tournament 2018’, di Huaian dan Wanxianshan, China, beberapa waktu lalu. Dalam kedua event tersebut atlet Indonesia mampu mengawinkan emas dan memborong medali. “Kami berharap prestasi yang terbaik untuk mereka,” cetusnya. Selanjutnya, usai seri piala dunia di Wujiang, mereka akan mengikuti seri piala dunia di Xiamen, China, pada 27-28 Oktober 2018. Para atlet juga akan beraksi di Asian Championship, pada 7-11 November 2018, di Kurayoshi, Jepang. “Ini sebagai bekal mereka mempersiapkan diri kualifikasi Olimpiade di Prancis pada 2019. Itu tujuan utama kami agar lolos ke Olimpiade Tokyo 2020,” tukas Pristiawan. (Adt)

Atlet Panjat Tebing Indonesia Torehkan Prestasi Gemilang, Kawinkan Emas dan Borong Medali di China

Aries Susanti Rahayu meraih medali emas usai mencetak waktu 7,99 detik, di nomor women’s speed kejuaraan ‘The Belt and Road’ International Climbing Master Tournament 2018, di Wanxianshan, China, 13-14 Oktober 2018. (FPTI)

Wanxianshan- Prestasi gemilang kembali lagi ditorehkan atlet panjat tebing Indonesia, saat berlaga di China, pada kejuaraan bertajuk ‘The Belt and Road’ International Climbing Master Tournament 2018, di Wanxianshan, akhir pekan ini. Tak hanya sukses mengawinkan medali emas speed, tapi mereka memborong medali di nomor women’s speed. Sebelumnya, pada turnamen serupa yang dihelat di Huaian, China, 9-10 Oktober 2018, Merah Putih juga berkibar di podium tertinggi ketika berhasil mengawinkan emas. Para atlet yang mengikuti kompetisi di Negeri Tirai Bambu, yakni Aspar Jaelolo, Alfian M Fajri, Sabri, Muhammad Hinayah, Veddriq Leonardo, Pangeran Septo Wibowo, Puji Lestari, Aries Susanti Rahayu, Rajiah Sallsabillah, Agustina Sari, dan Nurul Iqamah. Aries, spiderwoman Grobogan ini menyabet Medali emas dinomor women’s speed, dan men’s speed dipersembahkan Septo Wibowo. Hendra Basir, Pelatih Speed Indonesia, mengatakan dalam kategori women’s speed, peringkat satu hingga empat diduduki atlet Indonesia. Diungkapkannya, peringkat pertama ditempati Aries, dengan catatan waktu 7,99 detik. Dara kelahiran 21 Maret 1995 ini, menyingkirkan kompatriotnya Agustina Sari, dalam babak final, dengan waktu 8,20 detik. Sementara, peringkat tiga ditempati Nurul Iqamah dengan 8,52 detik. Ia mengalahkan rekan senegaranya Rajiah Sallsabillah yang menorehkan catatan waktu 8,72 detik, dalam babak perebutan juara tiga. Sedangkan di nomor men’s speed, Aspar sukses sebagai pemenang dengan catatan waktu 5,99 detik. Ia melibas atlet tuan rumah, Lin Penghui, di babak final yang menorehkan waktu 6,30 detik. Peringkat tiga ditempati Muhammad Hinayah yang mengalahkan Veddriq Leonardo, di babak perebutan juara tiga. Hinayah menang usai menciptakan waktu 6,29 detik, karena Veddriq hanya mampu mengukir waktu 6,37 detik. Menurutnya, tak hanya bermain di nomor speed, para atlet Indonesia juga menjajal berkompetisi di nomor Lead. Nurul Iqamah berhasil menduduki peringkat keempat di nomor women’s lead, sedangkan Aspar berada di peringkat delapan di nomor men’s lead. “Mereka memang enggak hanya main di speed, tetapi di lead juga. Biar merasakan kompetisi di lead juga,” ujar Hendra seperti keterangan yang diterima redaksi nysnmedia.com, pada Minggu (14/10). Sementara itu, Faisol Rizal, Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI), mengapresiasi prestasi membanggakan yang ditorehkan Aries Susanti Cs. “Kemenangan ini semakin menunjukkan kesiapan para atlet untuk berlaga di Olimpiade,” tegas Rizal. (Adt)

Rebut Emas Nomor Women’s Speed, Spiderwoman Grobogan Aries Susanti Rahayu Kawinkan Emas di China

Indonesia sukses mengawinkan medali emas nomor men’s speed dan women’s speed kejuaraan The Belt and Road International Climbing Master Tournament 2018, di Huaian, China. (FPTI)

Huaian– Dua atlet panjat tebing andalan Indonesia sukses mengawinkan medali emas nomor men’s speed dan women’s speed pada kejuaraan bertajuk ‘The Belt and Road International Climbing Master Tournament 2018’, di Huaian, China, pekan ini. Kemenangan ini dipersembahkan untuk korban gempa bumi dan tsunami yang melanda Sulawesi Tengah, beberapa waktu lalu. Pangeran Septo Wibowo, yang turun di nomor men’s speed, sukses meraih medali emas setelah mengunci catatan waktu 6,33 detik, di partai final. Ia menyingkirkan Rukin Sergei asal Rusia yang mengalami fall saat final. Sedangkan Sabri harus puas diposisi ketiga karena hanya mampu menciptakan catatan waktu 6,28 detik, mengalahkan rekannya Muhammad Hinayah yang mencetak catatan waktu 6,37 detik. Sementara itu, spiderwoman Grobogan, Aries Susanti Rahayu, berhasil mengawinkan gelar. Ia menjadi yang tercepat di nomor women’s speed usai membuat catatan waktu 7,93, di partai pamungkas. Atlet kelahiran Grobogan, Jawa Tengah, 21 Maret 1995 itu, mengalahkan He Cuilian asal China yang mengukir waktu 8,86 detik. Kemudian, peringkat ketiga dihuni Agustina Sari dan Nurul Iqamah. Agustina unggul usai menorehkan catatan waktu 6,28 detik berbanding 11, 21 detik. Hendra Basir, Pelatih Speed Indonesia, mengatakan, atlet yang berangkat ke Negeri Tirai Bambu guna mengikuti kompetisi internasional, yakni Aspar Jaelolo, Alfian M Fajri, Sabri, Muhammad Hinayah, Veddriq Leonardo, Pangeran Septo Wibowo, Puji Lestari, Aries Susanti Rahayu, Rajiah Sallsabillah, Agustina Sari, dan Nurul Iqamah. Faisol Riza, Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI), menambahkan kompetisi yang diikuti para atlet Indonesia di luar negeri memberikan manfaat yang sangat besar. “Olimpiade Jepang itu 2020. Kami tidak memiliiki cukup waktu untuk bersiap. Apalagi, Pemerintah belum menetapkan Pelatnas untuk (Olimpiade) itu. Sehingga kompetisi yang diikuti atlet-atlet Indonesia di luar negeri sangat penting untuk menjaga performa,” ujar Riza seperti keterangan yang diterima nysnmedia.com. (Adt)

Miliki SDM Handal, Dunia Pendidikan Berperan Penting Tingkatan Prestasi Olahraga Indonesia

Prof. Dr. Ahmad Sofyan Hanif, M.Pd, Wakil Rektor 3 Bidang Kemahasiswaan Univeritas Negeri Jakarta (kiri), menyebut dunia pendidikan memiliki peranan penting dalam peningkatan prestasi olahraga Indonesia. (Adt/NYSN)

Jakarta- Ahmad Sofyan Hanif, Wakil Rektor 3 Bidang Kemahasiswaan Univeritas Negeri Jakarta (UNJ), mengatakan jika dunia pendidikan memiliki peranan sentral dan penting dalam meningkatkan prestasi olahraga Indonesia. “Dunia pendidikan memiliki SDM (Sumber Daya Manusia) yang handal, serta kualifikasi SDM yang baik. SDM itu untuk menyiapkan pelatih, para ahli, event organizer, serta manajemen. Dan, itu sangat memungkinkan,” ujar Hanif, di Auditorium Soerjo Rumah Sakit (RS) Metropolitan Medical Centre (MMC), Jakarta, Kamis (4/10). “Kami juga menyiapkan atlet untuk berkompetisi, baik di level nasional maupun internasional. Tentu atlet tersebut harus memiliki modal kemampuan yang baik,” lanjutnya. Para atlet yang berlaga di ajang Asian Games XVIII/2018, menurut Hanif, rata-rata masih bersatus mahasiswa Perguruan Tinggi. “Sebab, atlet yang ada di Perguruan Tinggi, berada pada usia emas. Abdul Malik (pencak silat) kuliah di Unima (Univeritas Negeri Manado), Aries Susanti Rahayu (panjat tebing) adalah mahasiswi Universitas Muhammadiyah Semarang. Begitu juga dengan atlet lainnya,” tambahnya. “Jika di prosentasekan, maka 50 hingga 60 persen atlet itu, dominan berstatus mahasiswa di Perguruan Tinggi,” cetus Hanif. Ia menyebut pembinaan harus dilakukan secara berkelanjutan, sehingga prestasi para atlet dapat terus terjaga. “Di Perguruan Tinggi ada PPLM (Pusat Pendidikan dan Pelatihan Mahasiswa), sedangkan inputnya itu PPLP (Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar), dan PPOP (Pusat Pelatihan Olahraga Pelajar),” cetusnya. Ia menyatakan, andai PPLM tidak ada di Perguruan Tinggi, maka pembinaan atlet akan berhenti. “Nantinya, atlet terbaik yang berasal dari PPLM, ada yang memperkuat Pelatda (Pemusatan Latihan Daerah), dan ada pula yang dipersiapkan ke event internasional, bahkan ke tingkat yang lebih tinggi, yakni Olimpiade, tentunya setelah terjaring masuk Pelatnas (Pemusatan Latihan Nasional),” ungkapnya. Terkait penerapan sport science, Hanif mempersilahkan masing-masing pengurus besar cabang olahraga untuk melakukan hal itu dengan kontrol dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). (Adt)

Spiderwoman Grobogan Aries Susanti Rahayu Raih Emas di China, FPTI: Sinyal Positif Ke Olimpiade 2020 Tokyo

Indonesia meraih satu medali emas, yang dihasilkan Aries Susanti Rahayu, dan dua perak dalam kejuaraan International Climbing Elite Tournament, di Anshun, China, 21-22 September 2018. (FPTI)

Jakarta- Indonesia berhasil meraih satu medali emas, dan dua medali perak, dalam kejuaraan International Climbing Elite Tournament, Anshun, China, pada 21-22 September 2018. Medali emas Merah Putih dihasilkan Aries Susanti Rahayu, sedangkan medali perak disumbang Puji Lestari, dan Aspar Jaelolo. Spiderwoman Grobogan itu merebut emas usai memenangi duel all Indonesian final. Ia mengalahkan Puji Lestari di nomor Women’s Speed World Record dan membukukan catatan waktu 7,72 detik. Puji menjadi runner up setelah hanya mampu mencetak waktu 7,89 detik. Sedangkan Maria Krasavina (Rusia) berhak mengantongi perunggu. Sementara itu, pada laga final nomor Men’s Speed World Record, Aspar Jaelolo mengalami fall. Akibatnya, pria asal Donggala, Sulawesi Selatan (Sulsel) itu merelakan medali emas jatuh ke tangan rivalnya asal China Chen Zi Hang. Dan, medali perunggu menjadi milik atlet asal Rusia, Stanislav Kokorin. Selain berlaga di nomor Speed, Aspar, Aries, dan Puji juga tampil di nomor Lead. Namun, sayangnya mereka gagal lolos ke partai final. Karena, baik Aspar maupun Aries, harus puas berada di posisi 9. Sebab untuk masuk final Lead, minimal harus berada di peringkat 8. Aries, Aspar, dan Puji, adalah atlet elit yang diundang langsung oleh pihak China untuk mengikuti kompetisi internasional itu. Bahkan, seluruh biaya akomodasi ketiga atlet itu dibiayai oleh pihak penyelenggara. Selain International Climbing Elite Tornament di Anshun, masih ada tujuh kompetisi internasional yang bakal mereka lakoni di penghujung 2018. Dua dari tujuh kompetisi tersebut adalah seri kejuaraan dunia. Faisol Riza, Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI), menilai raihan tiga medali ini merupakan penanda kesiapan atlet Indonesia di Olimpiade 2020, Tokyo, Jepang. “Ini adalah sinyal bagus bagi kita dan juga pemerintah untuk segera menyiapkan Pelatnas,” tukas Faisol. (Adt)

Lima Atlet Panjat Tebing Diundang Khusus Ikut Kejuaraan di China, Berangkat Dengan Kocek Sendiri

Aries Susanti Rahayu, salah satu atlet panjat tebing andalan Indonesia, diundang secara khusus tampil mengikuti seri kejuaraan panjat tebing di China, pada 21-22 September 2018. (breakingnews.id)

Jakarta- Usai membawa harum nama Indonesia di pentas Asian Games XVIII/2018, lima atlet panjat tebing andalan Indonesia diundang khusus untuk mengikuti seri kejuaraan terbuka di China. Kelima atlet itu nantinya berangkat dalam dua tahap. Tahap pertama yakni Aspar Jaelolo, Aries Susanti Rahayu, dan Puji Lestari. Mereka akan mengikuti International Climbing Elite Tournament di Anshun, China, pada 21-22 September 2018. Lalu, Sabri dan Nurul Iqamah juga diundang untuk mengikuti open series menyusul tiga atlet sebelumnya, pada Oktober mendatang. Hendra Basir, Pelatih Tim Nasional (Timnas) Panjat Tebing, menjelaskan China memang selalu mengundang para atlet elit dunia untuk ikut open series. Artinya, menurut Hendra, ketiga atlet tersebut sudah berada di level elite. “Aspar, Aries, dan Puji, akan berangkat bertiga ke China tanpa didampingi siapapun termasuk pelatih. Saat ini mereka sedang berlatih keras untuk mengembalikan stamina mereka setelah libur 15 hari,” ujar Hendra, dikutip situs resmi FPTI, Selasa (18/9). “Selama berlibur, mereka sibuk meladeni beragam wawancara dan rangkaian selebrasi kemenangan di Asian Games,” tambahnya. Usai tampil di ajang International Climbing Elite Tournament di Anshun, mereka akan kembali ke Indonesia, dan langsung menuju lokasi eks Pelatnas di Yogyakarta untuk kembali berlatih. Selanjutnya, pada Oktober, mereka kembali ke China bersama Sabri, Nurul, dan lima atlet panjat tebing lainnya. Dimana atlet yang berjumlah 10 orang tersebut akan mengikuti delapan kejuaraan di China dan Jepang. Kedelapan kejuaraan itu meliputi international climbing elite tournament, world cup series, dan Asian Championship. Akibat, belum ada Pelatnas lagi setelah Asian Games 2018 selesai, maka saat ini para atlet berlatih keras dengan merogoh kocek sendiri. “Pelatnas sudah bubar sehingga dukungan (finansial) sudah selesai. Kalau latihan sendiri, tak maksimal karena fasilitas di daerah tidak memadai. Makanya kami mandiri,” lanjutnya. Bahkan, kelima atlet yang akan mengikuti open series di luar undangan dari China, juga harus merogoh kocek sendiri. “Kami paham ini masa transisi (dari Pelatnas Asian Games menuju Pelatnas Olimpiade). Tapi tugas kami tetap mengibarkan bendera Indonesia,” ucap Hendra. “Seluruh atlet yang diterjunkan kali ini tidak hanya akan turun di nomor speed, namun juga lead. Ajang ini juga jadi pemanasan menuju Olimpiade Tokyo 2020,” tukas Hendra. (Adt)

Pulang ke Kampung Halaman, Spiderwoman Grobogan Aries Susanti Beri Motivasi Pada Siswa SMP

Spiderwoman asal Grobogan peraih medali emas cabor panjat tebing kecepatan putri Asian Games 2018, Aries Susanti Rahayu memberi motivasi pada siswa SMP ini agar mereka terpacu untuk meraih prestasi setinggi mungkin. (FPTI)

Jakarta- Usai meraih medali emas cabor panjat tebing kecepatan putri Asian Games 2018, Aries Susanti Rahayu, kembali ke kampung halamannya di Grobogan, Jawa Tengah (Jateng). Spiderwoman Indonesia itu mengunjungi Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA), sebagai tempatnya menimba ilmu. “Beberapa waktu lalu, saya ke SMP 1 Grobogan. Saya bersilaturahmi dengan guru SMP saya dan berterima kasih atas bimbingan belajar selama saya bersekolah di sana,” ujar wanita berhijab peraih medali emas IFSC World Cup Series Chongqing, China, pada 2018, di nomor Speed WR, pekan ini. Selain bersilaturahmi, wanita kelahiran 21 Maret 1995 itu juga memberikan motivasi kepada siwa SMP. “Saya sedikit berbagi pengalaman di bidang olahraga dan memberi motivasi untuk adik-adik SMP agar mereka terpacu untuk meraih prestasi setinggi mungkin,” lanjut warga Desa Klambu, Grobogan, Jateng itu. Selepas Asian Games XVIII/2018, Aries tetap menjalani Pelatnas (pemusatan pelatihan nasional) untuk menghadapi pertandingan internasional, sekaligus persiapan menuju Olimpiade 2020, Tokyo, Jepang. Menurut Aries, prestasi tidak hadir begitu saja, melainkan sesuatu yang harus diperjuangkan. Sehingga, butuh jalan panjang serta berliku agar mampu meraih prestasi tertinggi. “Untuk meraihnya, juga diperlukan motivasi yang tinggi,” tegas mahasiswi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Muhammadiyah Semarang, yang meraih medali emas Asian Championship 2017, di Iran, nomor Speed WR Relay itu. (Adt)

Bidik Olimpiade 2020 Tokyo, Aspar Jaelolo Cs Lakoni Pelatnas Jangka Panjang

Aspar Jaelolo CS melakoni Pelatnas jangka panjang cabor sekaligus mengikuti berbagai seri kejuaraan dunia guna pengumpulan poin Olimpiade 2020, Tokyo, Jepang.(FPTI)

Jakarta- Aspar Jaelolo dan kolega segera melakoni pemusatan latihan nasional (Pelatnas) jangka panjang cabang olahraga (Cabor) panjat tebing. Sasaran utama mereka adalah Olimpiade 2020, Tokyo, Jepang. Pada pesta olahraga terbesar sejagat itu, panjat tebing atau sport climbing, akan dipertandingkan sebagai cabor ekshibisi. Dan, ada waktu setahun guna mempersiapkan diri sebelum kualifikasi di Toulouse, Perancis, pada November 2019. Diketahui, pada Asian Games XVIII/2018, cabor sport climbing meraih tiga emas dari nomor Speed Relay Putra (Muhammad Hinayah, Rindi Sufriyanto, Abu Dzar Yulianto, Veddriq Leonardo), Speed Relay Putri (Puji Lestari, Aries Susanti Rahayu, Rajiah Sallsabillah, Fitriyani), dan Speed Putri (Aries Susanti Rahayu). Kemudian dua medali perak, dari nomor Speed Relay Putra (Aspar Jaelolo, Sabri, Pangeran Septo Wibowo Siburian, Alfian Muhammad Fajri), dan Speed Putri (Puji Lestari). Lalu, satu medali perunggu dari nomor Speed Putra (Aspar Jaelolo). “Usai Asian Games ini, target kami tampil di seri kejuaraan dunia untuk mengumpulkan poin Olimpiade 2020, Tokyo, Jepang,” ujar Aspar, Minggu (9/9). “Kami menjalani Pelatnas jangka panjang. Sebab, waktu yang kami miliki sempit, kurang dari setahun,” lanjut pria kelahiran Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng), 24 Januari 1988 itu. Menurut atlet asal DKI Jakarta itu, dalam waktu dekat, ada dua kejuaraan yang bakal diikuti. “Ada IFSC Climbing World Champships di Innsbruck, Austria, pertengahan bulan ini, dan International Climbing Series-China Open di Guangzhou, pada November,” ungkap peraih medali emas World Extreme Games, Shanghai, China, 2014 itu. Selain Aspar, atlet putri Aries dan Puji juga turun di kejuaraan di China. Diungkapkannya, Indonesia tak bisa lepas dari bayang-bayang negara unggulan seperti Jepang, Korea, dan China. “Apalagi mereka itu persiapannya panjang. Bahkan sudah dimulai sejak dari usia dini,” cetus kampiun Asian Beach Games 2014, Thailand itu. Sehingga, tambah Aspar, sangat penting menggelar training center (TC) dan menjalani try out (ujicoba) ke luar negeri. “Jadi kami bisa berlatih dengan para juara dunia. Ini penting bagi kami, untuk bisa menyerap ilmu serta pengalaman yang mereka miliki,” tukas peraih medali emas Asia Championship 2016, di China itu. (Adt)

Incar Prestasi Olimpiade 2020 Tokyo, Pelatih: Pelatnas Panjat Tebing Jangan Berhenti

Trio tim speed relay Indonesia, Rindi Sufriyanto (kiri), Abu Dzar Yulianto (kanan), dan M. Hinaya, sukses meraih medali emas cabang panjat tebing Asian Games 2018, di Jakabaring Sport City, Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel). (FPTI)

Jakarta- Cabang olahraga Panjat Tebing sukses meraih tiga emas, dua perak, dan satu perunggu di ajang Asian Games XVIII/2018. Prestasi yang diukir Aries Susanti Rahayu (speed putri) dan kolega menjadi batu loncatan menuju event olahraga terbesar di dunia, Olimpiade 2020, Tokyo, Jepang. “Tantangan pertama adalah bagaimana kami bisa lolos di kualifikasi Olimpiade pada tahun depan,” ujar Hendra Basir, Pelatih Speed World Record Tim Nasional (Timnas) Indonesia, Kamis (30/8). Sementara itu, menjadi juara umum cabang panjat tebing pada pesta multi-cabang empat tahunan se-Asia itu, menurut Caly Setiawan, Pelatih Kepala Timnas Panjat Tebing Indonesia, mengindikasikan prestasi anak didiknya itu makin dekat ke Olimpiade. Namun, untuk bisa mengejar prestasi di Olimpiade, ungkap Caly, persiapan menjadi penting dan tidak bisa ditunda. “Dua tahun bukan waktu yang lama untuk menyiapkan ke Olimpiade,” cetusnya. Terlebih, pihaknya, tambahnya, harus menyiapkan nomor-nomor lain. “Kita sudah ready (siap) di nomor speed, tapi kami harus menyiapkan boulder dan lead. Dan itu tidak bisa dalam waktu dekat,” jelasnya. “Kalau Timnas Indonesia mau jadi ‘monster’ lagi, Pelatnas (pemusatan latihan nasional) tidak boleh berhenti dan harus terus dijalankan, dan juga tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah,” terangnya. “Caranya, buka jalan baru dan alternatif. Manfaatkan sponsorship agar pelatnas atau pembinaan itu jalan. Modelnya anak asuh atau bapak asuh. Banyak modelnya,” tukas pria yang juga menjabat sebagai Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) Pengurus Pusat (PP) Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) itu. (Adt)

All Indonesian Final Nomor Speed Relay Panjat Dinding, Indonesia Kawinkan Medali Emas dan Kokoh di Peringkat Empat Besar

Tim Speed Relay Putra Indonesia 2, yang diwakili oleh Hinayah Muhammad, Sufriyanto Rindi, Dzar Yulianto Abu, dan Leonardo Veddriq sukses mencatatkan waktu 18,86 detik dan mengalahkan Indonesia 1, di Jakabaring Sports City, Palembang, Senin (27/8). (INASGOC)

Palembang- Indonesia menambah pundi-pundi emasnya. Kali ini emas didapat dari cabang olahraga (cabor) panjat tebing, nomor speed relay putra, lewat Tim Indonesia 2, dan nomor speed relay putri lewat Tim Indonesia 1. Prestasi ini melampaui target Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) yang dibebankan dua medali emas. Pada laga yang berlangsung di Jakabaring Sports City (JSC), Palembang, Senin (27/8) malam WIB, partai final menyajikan duel antara sesama Indonesia, yakni Indonesia 1 vs Indonesia 2. Dalam all Indonesian Final ini, Indonesia 2 yang diwakili Hinayah Muhammad, Sufriyanto Rindi, Dzar Yulianto Abu, dan Leonardo Veddriq sukses mencatatkan waktu 18,86 detik dan mengalahkan Indonesia 1 yang diwakili oleh Aspar, Sabri, Muhammad Fajri Alfian, dan Septo Wibowo yang melakukan false start. Tambahan medali ini pun membuat Indonesia mengoleksi 22 emas, setelah sebelumnya nomor relay putri juga menghadirkan emas untuk Indonesia. Di partai final Tim Putri Indonesia 1, mampu tampil sebagai pemenang, usai China 1 melakukan false start. Sebelum naik podium, Tim Putri Indonesia 1 yang dihuni Puji Lestari, Aries Susanti Rahayu, Rajiah Sallsabillah, dan Fitiyani, berhasil jadi yang tecepat dengan catatan waktu 25.01 detik, pada babak kualifikasi. Mereka mengandaskan dua tim China sekaligus, yang menempati peringkat kedua dan ketiga dengan catatan waktu 26.32 detik dan 28.00 detik. Atas raihan tersebut Indonesia semakin kokoh di posisi empat klasemen, perolehan medali Asian Games 2018. Di panjat dinding, Indonesia total sudah meraih tiga emas. Khusus untuk Aries , ini adalah emas kedua yang diraihnya. Sebelumnya, dia meraih emas pada nomor individu kecepatan putri. Sementara itu, bagi Puji Lestari, medali emas ini melengkapi medali perak yang juga diraih pada nomor individu kecepatan putri. (Adt)

Duel All Indonesian Final, Spiderwoman Asal Grobogan Sumbang Emas Kedelapan Indonesia Dari Cabor Panjat Tebing

Aries Susanti Rahayu meraih medali emas dari nomor women's speed usai mencatatkan waktu 07:61, dalam partai All Indonesian Final dan mengalahkan rekannya sesama Indonesia, Puji Lestari, pada Kamis (23/8), di venue panjat tebing Jakabaring Sport City, Palembang. (poskotnews.com)

Palembang- Memasuki hari kelima Asian Games 2018, Indonesia kembali menambah perolehan medali emas. Setelah cabang olahraga (cabor) paralayang, kini giliran panjat tebing yang mempersembahkan emas. Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) menargetkan dua medali emas, dari nomor speed beregu putra dan putri Bertanding di venue panjat tebing Jakabaring Sport City, Palembang, Kamis (23/8), Aries Susanti Rahayu meraih medali emas dari nomor women’s speed setelah mencatatkan waktu 07:61 dalam pertandingan all Indonesian final. Ia berhasil mengalahkan rekannya sesama Indonesia, Puji Lestari, yang mencatatkan waktu 07:96. Sebelumnya, di babak semifinal, dara kelahiran Grobogan, 22 Maret 1995, mengungguli rivalnya asal China, Son Yiling, dengan catatan waktu 07:68, berbanding 07:80. Sementara, di babak 16 besar, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) ini mencatat torehan waktu 08:19 detik, dan 08:09 detik di babak delapan besar. Sedangkan, satu tempat di fase final diraih Puji, usai mengalahkan catatan waktu He Cuilian, asal China. Puji mencatatkan waktu 07:84, sementara sang lawan kalah cepat setelah mencatatkan waktu 07:94. Bagi Indonesia, prestasi cabor panjat tebing jadi emas kedelapan, semenjak pelaksanaan hari pertama lomba pada Minggu (19/8) lalu. Hasil ini sejatinya tak mengejutkan, sebab Arie, sapaannya, adalah atlet berjuluk ‘Spiderwoman’. Label ini ia sandang, karena kecepatannya memanjat tebing dan berhasil meraih medali emas kategori Speed Climbing Performa, pada Kejuaraan Dunia Panjat Tebing – IFSC World Cup 2018 di Chongqing, Cina, pada Mei lalu. Saat itu, wanita berhijab ini menjadi yang tercepat dengan catatan waktu 7,51 detik dan mengalahkan pemanjat asal Rusia, yang juga jawara di sejumlah kontes panjat tebing super series dunia, Elena Timofeeva. Cabor panjat tebing juga menambah satu perunggu yang diraih oleh Aspar, dari nomor speed putra. Dua wakil Indonesia, Sabri dan Aspar sama-sama gagal lolos ke partai final. Aspar kalah dari atlet China, Zhong Qixin, pada babak empat besar. Adapun Sabri juga takluk dari atlet Iran, Reza Alipour. Dua atlet tersebut terpaksa puas berebut medali perunggu. Medali perunggu jatuh pada Aspar, setelah Sabri melakukan kesalahan start. Panjat tebing kini sudah meraih medali emas dan perunggu, pada Asian Games 2018. Hingga hari kelima Asian Games 2018, Indonesia total menyabet delapan emas, enam perak, dan 10 perunggu. (Adt)

Curi Tiga Medali di Tiongkok, Menpora : Modal Bagus ke Asian Games 2018

Aries Susanti Rahayu meraih emas setelah menjadi yang tercepat dalam kejuaraan dunia panjat tebing di Chongqing, China, Minggu (6/5). (net)

Jakarta- Atlet pelatihan nasional (Pelatnas) panjat tebing Indonesia meraih tiga medali yakni emas, perak dan perunggu pada nomor speed International Federation of Sport Climbing (IFSC) World Cup Chongqing, China, Minggu (6/5). Medali emas diraih Aries Susanti Rahayu, di nomor speed world record. Ia menggunguli Elena Timofeeva dari Rusia, dengan catatan waktu 7,51 detik, berbanding 9,01 detik di partai puncak. Medali perak dipersembahkan Aspar Jaelolo. Ia gagal meraih emas pada detik-detik terakhir. Sebab, Aspar sempat terpeleset, saat akan menyentuh puncak. Ini membuat lawannya Dmitrii Timofeev dari Rusia yang meraih emas dengan catatan waktu 5,76 detik, sedangkan Aspar 6,80 detik. Dan, medali perunggu direbut Puji Lestari di nomor speed world record perorangan putri dengan catatan waktu 8,11 detik. Ia mengalahkan Anna Tsysannova dari Rusia. Sedangkan untuk penentuan juara ketiga nomor speed perorangan putra, Darryil Boldyrev dari Ukraina menang tipis atas Jin Xin Li dari China. Darryil menorehkan waktu 5,73 detik, sedangkan Jin Xin Li 5,88 detik. Skuat Merah Putih tampil dominan pada final nomor speed world record baik perorangan putra maupun putri. Dari 14 atlet yang turut bertanding, sembilan diantaranya masuk final. Bahkan, dominasi ini juga dicuitkan pada akun twitter resmi International Federation of Sport Climbing (IFSC). Imam Nahrawi, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), mengatakan raihan medali ini akan menjadi modal bagus untuk berlaga di Asian Games 2018, Agustus-September mendatang. “Selamat dan sukses buat Aries, Puji dan Aspar serta Timnas panjat tebing atas pencapaian prestasi yang luar biasa kali ini. Pertahankan prestasi kalian karena Asian Games 2018 dan event-event bergengsi lainnya berada di depan anda,” tulis Menteri asal Bangkalan, Madura, Jawa Timur itu dalam pesan di What’sApp. Sementara, Faisol Riza, Ketua Umum Pengurus Pusat Federasi Panjat Tebing Indonesia (PP FPTI), menyambut gembira kemenangan atlet-atlet di Chongqing, China. Menurutnya, ini adalah momentum yang mengubah sejarah panjat tebing Indonesia. “Saya nangis, Mas. Terharu. Nggak bisa berkata-kata,” ungkapnya. Dan, torehan medali emas ini sesuai target dari tim pelatih. Sebelumnya, Caly Setiawan, Pelatih Kepala Timnas Panjat Tebing Indonesia, mengungkapkan target pada kejuaraan dunia di China adalah emas. “Kami berharap para pelatih semakin jeli dalam melihat potensi para atlet,” tegasnya. (Adt)

Pecahkan Rekor Dunia, ‘Laba-laba Grobogan’ Jadi Andalan Panjat Tebing Indonesia

Atlet-panjat-tebing-Indonesia-Aries-Susanti-Rahayu.-Tempo.co_

Jakarta- Lantaran keisengan menjajal olahraga panjat tebing, kini membuatnya menjadi atlet andalan Indonesia. Nama Aries Susanti Rahayu di atas permukaan dinding tak perlu diragukan lagi. Gadis asal Grobogan, Jawa Tengah, kini jadi salah satu andalan tim putri panjat tebing Indonesia. Aries yang duduk di peringkat 13 dunia di nomor speed, awalnya merupakan seorang atlet atletik. “Waktu SD, saya atlet atletik. Dikenalin panjat tebing sama guru waktu SMP, kok ternyata ini menantang. Terus dari kecil juga ya senang manjat-manjat pohon,” kisah bungsu dari tiga bersaudara ini. Keisengan mencoba panjat tebing pun ternyata berbuah manis bagi Aries. Ia dipanggil masuk Pelatnas panjat tebing usai menjuarai Kejurnas pada November 2017, karena pelatih Timnas panjat tebing nomor speed, Hendra Basir, tertarik dengan bakatnya. “Alhamdulillah masuk pelatnas setelah selesai Kejurnas. Saya dimasukkan karena promosi, April 2017 (awal pemusatan Timnas panjat tebing) belum masuk. Dari data prestasi, manajer Pelatnas melihat saya tidak masuk, tapi dari sisi kualitas, oleh pelatih (Hendra Basir) saya dipanggil ikut seleksi dan bisa mengimbangi,” kata Aries. Lajang 23 tahun itu pun menegaskan siap membawa Indonesia berbicara banyak di Asian Games 2018 nanti. Ia tak merasa terbebani dengan target dua emas yang dipatok pemerintah kepada Timnas panjat tebing. “Target dua emas Insya Allah bisa, dan saya yakin juga tim Indonesia bisa. Saya enggak beban, karena itu buat memacu diri sendiri untuk bisa membuktikan tim Indonesia bisa,” tegas mahasiswi Universitas Muhammadiyah Semarang jurusan Manajemen itu. Keoptimisan Aries pun dibarengi dengan hasil catatan waktu yang diraihnya saat mengikuti Pelatnas panjat tebing. Ia mencetak catatan waktu tercepat dengan 6.96 detik di nomor speed. Catatan itu pun rupanya telah memecahkan rekor dunia speed putri yang dipegang atlet Rusia dengan 7.38 detik. Sayang, rekor itu diukir dalam sesi latihan di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta, tempat pemusatan latihan nasional (pelatnas) panjat tebing Indonesia untuk Asian Games 2018, sehingga catatan waktu itu belum resmi menjadi rekor dunia. Ia pun berharap targetnya pada 2018 dapat terpenuhi. “Selain ingin podium di Asian Games, semoga bisa pecahkan rekor di kejuaraan dunia dan jadi juara juga. Amin,” tutur Aries. (tha) Nama: Aries Susanti Rahayu Tempat lahir: Grobogan, Jawa Tengah Tanggal Lahir: 22 Maret 1995 Nomor pertandingan: Speed climbing perorangan putri, speed climbing relay putri Orang Tua: S. Sanjaya (Ayah) dan Maryati (Ibu) Sekolah : Universtas Muhamadiyah (Semarang), Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Prestasi internasional: Medali perak di Kejuaraan Dunia Panjat Tebing di Xiamen – speed perorangan putri (2017) Medali perunggu di Kejuaraan Asia di Iran – speed perorangan putri (2017) Medali emas di Kejuaraan Asia di Iran – speed relay putri (2017)