Jakarta- Indonesia berhasil meraih satu medali emas, dan dua medali perak, dalam kejuaraan International Climbing Elite Tournament, Anshun, China, pada 21-22 September 2018. Medali emas Merah Putih dihasilkan Aries Susanti Rahayu, sedangkan medali perak disumbang Puji Lestari, dan Aspar Jaelolo.
Spiderwoman Grobogan itu merebut emas usai memenangi duel all Indonesian final. Ia mengalahkan Puji Lestari di nomor Women’s Speed World Record dan membukukan catatan waktu 7,72 detik. Puji menjadi runner up setelah hanya mampu mencetak waktu 7,89 detik. Sedangkan Maria Krasavina (Rusia) berhak mengantongi perunggu.
Sementara itu, pada laga final nomor Men’s Speed World Record, Aspar Jaelolo mengalami fall. Akibatnya, pria asal Donggala, Sulawesi Selatan (Sulsel) itu merelakan medali emas jatuh ke tangan rivalnya asal China Chen Zi Hang. Dan, medali perunggu menjadi milik atlet asal Rusia, Stanislav Kokorin.
Selain berlaga di nomor Speed, Aspar, Aries, dan Puji juga tampil di nomor Lead. Namun, sayangnya mereka gagal lolos ke partai final. Karena, baik Aspar maupun Aries, harus puas berada di posisi 9. Sebab untuk masuk final Lead, minimal harus berada di peringkat 8.
Aries, Aspar, dan Puji, adalah atlet elit yang diundang langsung oleh pihak China untuk mengikuti kompetisi internasional itu. Bahkan, seluruh biaya akomodasi ketiga atlet itu dibiayai oleh pihak penyelenggara.
Selain International Climbing Elite Tornament di Anshun, masih ada tujuh kompetisi internasional yang bakal mereka lakoni di penghujung 2018. Dua dari tujuh kompetisi tersebut adalah seri kejuaraan dunia.
Faisol Riza, Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI), menilai raihan tiga medali ini merupakan penanda kesiapan atlet Indonesia di Olimpiade 2020, Tokyo, Jepang. “Ini adalah sinyal bagus bagi kita dan juga pemerintah untuk segera menyiapkan Pelatnas,” tukas Faisol. (Adt)