PSS Sleman Rengkuh Juara EPA U-18

Jika di U-16 Borneo FC Samarinda berjaya, tidak demikian di U-18 Elite Pro Academy (EPA) Liga 1. Borneo takluk 1-2 dari PSS Sleman pada laga final di Akademi Garudayaksa, Bekasi, Rabu (6/3). Kemenangan PSS Sleman ini juga memutus catatan negatif kala bersua Borneo di EPA Liga 1 musim ini. Dalam empat pertemuan terakhir, PSS Sleman hanya mampu meraih dua hasil seri dan menelan dua kali kekalahan. Dua gol PSS Sleman dicetak oleh Fajar Akhmad Khusen pada menit ke-36 dan ke-60. Sedangkan satu gol Borneo FC dicetak oleh Muhammad Narendra Tegar pada menit ke-66. “Alhamdulillah kami diberi kemenangan. Di pertandingan Borneo mendominasi, kami sudah prediksi sebelumnya. Tetapi, kami bisa antisipasi dengan serangan balik,” kata pelatih PSS Sleman Anang Hadi. Menurut Anang, kehadiran suporter yang mendukung langsung anak asuhnya menjadi salah satu faktor yang mendorong tim Super Elja tersebut tampil maksimal. “Teman-teman suporter selalu mendukung baik di kendang maupun tandang. Ketika kami main di kandang ada 1.000 suporter. Itu cukup memotivasi pemain untuk menampilkan pemain terbaik,” imbuh Anang. Anang berharap dengan kehadiran Direktur Teknik PSSI Indra Sjafri yang menyaksikan langsung pertandingan final, ada nama-nama pemain yang dipanggil ke tim Garuda Muda. “Semoga ada yang dilirik untuk bisa membela tim U-20,” ujar Anang. Pelatih Borneo FC, Mokh Fakhrudin mengaku hasil yang didapat oleh anak asuhnya di lapangan kurang maksima. Namun, ia akan melakukan evaluasi ke depannya. “Hasil tidak memihak kami, tapi itulah sepak bola. Kami akan evaluasi dan jalankan proses berikutnya dengan baik,” jelas Fakhrudin. Fakhrudin mengungkapkan seusai gelaran EPA, Borneo FC akan mengikat pemain dengan kontrak jangka panjang. Pemain ini akan dipersiapkan untuk pembinaan klub ke depan. “Banyak pemain yang kami kontrak jangka panjang, kami tingkatkan levelnya lebih tinggi,” ujar pelatih yang sempat bermain untuk Sriwijaya FC tersebut. Sumber: PSSI

Asiana Soccer School Juarai Liga Kompas Kacang Garuda U-14 2024

Setelah nyaris setiap pekan memimpin puncak klasemen, Asiana Soccer School akhirnya sukses menjuarai Liga Kompas Kacang Garuda U-14 2024. Mereka menikmati buah konsistensi yang sudah ditabur sejak pekan pertama. Konsistensi ini bermula dari standar tinggi pembinaan klub. Asiana keluar sebagai juara usai menahan imbang Intan Soccer Cipta dengan skor 4-4 di Lapangan Dewantara Sport Center, Tangerang Selatan, Banten, Minggu (3/3/2024). Mereka membalikkan keadaan setelah tertinggal 1-4 di paruh pertama. Asiana (39) pun unggul satu poin atas Intan (38) di klasemen akhir. Penyerang Asiana, Sean Rahman Kastor, menjadi pahlawan dengan sumbangan sepasang gol (brace), termasuk gol pamungkas di penghujung paruh kedua. Gol itu sekaligus memastikan Sean sebagai pencetak gol terbanyak Liga Kompas (23 gol). Asiana mengakhiri musim dengan rekor tidak terkalahkan, yakni 12 menang dan 3 seri. Raihan ini membuat Sean dan kawan-kawan tampak begitu bahagia seusai peluit panjang. Sebagian pemain langsung bersujud, berpelukan, dan bahkan berteriak sekeras mungkin. Mereka seolah tidak percaya bisa bangkit setelah masih tertinggal tiga gol dalam 15 menit sisa. “(Raihan) ini berkat kerja sama semuanya. Di pikiran kami (saat babak kedua), kami mau dan harus juara,” ujar Sean seperti diberitakan Kompas.id, Minggu (3/3/2024). Skuad Asiana tampak tegang pada awal laga. Mereka kecolongan tiga gol beruntun yang dicetak penyerang Intan, M Habil Gaza Maulidyan. Gol ini bermula dari situasi serangan balik. Asiana pun seperti menghadapi misi nyaris mustahil seusai turun minum. Selain tampil buruk, pertahanan Intan terkenal kokoh. Mereka hanya kemasukan satu gol dari 14 laga. ”Saat turun minum, saya berkata kepada pemain untuk tampil lepas sesuai kapasitas. Kami hanya butuh hasil imbang untuk juara. Apakah mereka mau melepaskan kesempatan itu setelah memimpin hingga pekan terakhir? Mereka punya kesempatan membalikkan di babak kedua dan berhasil melakukannya,” jelas pelatih Asiana Iskandar Makmur. Pada kompetisi usia muda, seperti Liga Kompas, gelar juara bukan segalanya. Namun, pencapaian Asiana patut dirayakan. Mereka layak mendapatkan prestasi tertinggi itu. Mereka sukses melewati segala rintangan selama lebih dari tiga bulan dengan tampil konsisten setiap pekan, termasuk bangkit di tengah ketidakpastian pada laga pamungkas. Asiana merupakan tim paling konsisten sepanjang kompetisi. Mereka memimpin klasemen selama 13 dari total 15 pekan. Selain tidak terkalahkan, permainan ofensif nan kolektif mereka juga selalu terpancar setiap pekan. Terbukti, tim asuhan pelatih Iskandar tampil impresif dalam selisih gol dan kemasukan, yaitu 70-6. Meski unggul kualitas pemain, tampil secara konsisten tiap pekan tetap tidak mudah bagi Asiana. Mereka diwaspadai tim-tim lawan. Mereka pun harus menghadapi blok rendah atau strategi sangat defensif lawan hampir di setiap minggu. Namun, para pemain selalu bisa menemukan jawaban di lapangan, seperti saat menghadapi pertahanan kokoh Intan. Prinsip pembinaan Kesuksesan Asiana tidak terlepas dari standar klub yang diterapkan oleh sang pelatih. Dengan pengalaman sebagai mantan pemain profesional dan pelatih terbaik Liga Kompas 2017-2018, Iskandar tidak sekadar menargetkan kemenangan. Dia ingin para pemain bisa selangkah lebih dekat ke level nasional. ”Kemampuan teknik individu dan fundamental sudah keharusan. (Hal) yang paling penting, mereka harus paham prinsip permainan sejak usia sekarang. Seperti saat kehilangan bola, (mereka) harus (memutuskan) menunggu atau mundur. Kemampuan berpikir itu penting untuk ke level nasional sekarang. Jika sudah paham dari sini, nanti akan lebih mudah,” kata Iskandar. Standar Asiana terbukti berpengaruh besar terhadap perkembangan pemain. Pekan lalu, tiga pemain klub kelahiran 2009 terpilih mengikuti seleksi tim nasional U-16, yaitu Sean, M Mierza Firjatullah, dan Hadri Dimas Sulistyo. Mereka merupakan sosok kunci yang membuat Asiana berjaya di pertandingan pamungkas. Menurut Sean, inspirasi kemenangan justru berasal dari seleksi timnas. ”Di sana sangat capek. Fisik kami benar-benar diuji selama tiga hari. Ternyata, itu membawa pengaruh hari ini. Saya tidak capek sama sekali bermain sepanjang laga. Jadinya masih bugar dan bisa mencetak gol di saat akhir,” jelas pemain yang mengidolakan Filippo Inzaghi itu. Asiana memang dominan, tetapi belum sempurna. Ada hal yang harus diperbaiki di jenjang selanjutnya. Seperti saat mendapatkan jadwal bermain paling pagi, pukul 07.00, mereka dua kali ditahan imbang karena kurang siap tampil di pagi hari. ”Dari situ mereka belajar tentang persiapan fisik, termasuk makan dan tidur,” kata Iskandar. Saat skuad Asiana berpesta, para pemain Intan berduka. Habil dan kawan-kawan tertunduk karena tidak kuasa menahan kekecewaan. Intan selalu membayangi Asiana sejak pekan pertama, tetapi tidak mampu menaklukkan sang raja terakhir. Dalam kekecewaan, mereka tetap menunjukkan sportivitas dengan memberikan tepuk tangan saat selebrasi tim lawan. ”Kami belajar banyak di kompetisi ini. Pemain belajar bagaimana mengatasi ketidakpastian setiap pekan. Mental dan fisik juga diuji untuk tampil konsisten. Tidak hanya pemain, saya sebagai pelatih juga banyak belajar. Hari ini, harus diakui, saya salah merotasi pemain. Itu akan jadi pelajaran berharga,” kata pelatih Intan Yani Muhammad Yamin. Meski demikian, hasil pertandingan itu bukanlah akhir, baik bagi Asiana maupun Intan. Itu hanya permulaan. Perjalanan mereka masih panjang untuk mencapai mimpi jadi pesepak bola profesional. Asiana harus tetap rendah hati dan melanjutkan momentum prestasi. Intan bisa menjadikan kesedihan untuk bangkit dan jadi bahan bakar di masa depan. Sumber: Kompas

Presiden Jokowi Luncurkan Akademi Sepak Bola Pertama di Papua

Presiden Jokowi Luncurkan Akademi Sepak Bola Pertama di Papua

Mengawali kunjungan kerjanya di Provinsi Papua, Presiden Joko Widodo didampingi Ibu Iriana Joko Widodo meluncurkan Papua Football Academy (PFA) di Stadion Lukas Enembe, Kabupaten Jayapura, Rabu (31/08). Dalam sambutannya, Jokowi mengapresiasi terbentuknya akademi tersebut guna melahirkan talenta-talenta berbakat lainnya dari tanah Papua yang dikenal telah melahirkan banyak talenta sepak bola. “Tadi Pak Dirut sudah menyampaikan Rully Nere, ada yang kenal? Kita ingat juga Yohanes Auri betul? Ada juga kita ingat Aples Tecuari, ada juga yang saya ingat Alexander Pulalo, ada juga Boaz Salossa, ada juga Elie Aiboy, kalau ke sini lagi ada Ramai Rumakiek, dan Ricky Kambuaya,” ujar Presiden Jokowi. FA merupakan sekolah bagi putra Papua dengan rentang usia 14-15 tahun untuk mengasah bakat dalam bidang olahraga khususnya sepak bola. Menurut Jokowi, dalam akademi tersebut, anak-anak akan dilatih tentang kedisiplinan dengan latihan rutin yang didampingi oleh para pelatih dengan reputasi yang baik. “Di sini nanti untuk meraih prestasi anak-anak digembleng kedisiplinan, digembleng latihan-latihan yang rutin, dan terus didampingi oleh coach yang memiliki reputasi yang baik,” katanya. Presiden menjelaskan bahwa anak-anak yang telah masuk dalam PFA merupakan talenta berbakat yang telah melalui serangkaian proses seleksi dengan baik. Untuk itu, dia berharap anak-anak dapat memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menimba ilmu sepak bola di PFA. “Tadi Pak Dirut sudah menyampaikan ada 477 anak yang diseleksi dan sekarang hanya tinggal 30 anak. Ini adalah bibit-bibit, talenta-talenta yang diseleksi dengan baik, talenta-talenta yang berbakat,” lanjutnya. Selain sepak bola, Presiden Jokowi menuturkan bahwa anak-anak yang tergabung dalam PFA juga tetap mendapatkan pendidikan formal di sekolah. “Tidak hanya sepak bola disiapkan juga pendidikan formalnya sehingga tetap sekolah yang diharapkan nanti akan menjadi pemain-pemain bola yang memiliki jiwa percaya diri yang kuat, karakter yang kuat, yang kompetitif, yang sportif, tapi juga pandai dan pintar,” imbuhnya. Usai menyampaikan sambutan dan melakukan peluncuran PFA, Presiden Joko Widodo nampak bergabung dengan anak-anak siswa PFA bermain bola bersama. Presiden juga tampak berdiskusi dengan tim pelatih. Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam peluncuran tersebut yaitu Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainudin Amali, Sekretaris Kabinet, Pramono Anung, Menteri BUMN, Erick Thohir, Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw, dan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas.

Wadahi Minat Bakat Anak-anak dan Remaja, Lembayung FC Gelar Internal Cup

Wadahi Minat Bakat Anak-anak dan Remaja, Lembayung FC Gelar Internal Cup

Berawal dari hobi soal sepak bola, anak-anak dan remaja Kampung Lembayung, Sendangguwo, Kedungmundu, Semarang, membentuk tim Lembayung FC. Tak hanya sebagai media penyaluran hobi saja, pengurus Lembayung FC juga menggelar mini turnamen yang digelar di The Arena Mini Soccer, Suratmo. General Manager Aripin sipit, sapaan akrabnya, mengatakan, Internal Lembayung Cup rencananya akan di adakan dua kali dalam setahun. “Internal Lembayung Cup yang pertama di bulan Maret ini kita bagi 3 tim, Lembayung A, Lembayung B dan lembayung C. Dan juara disabet oleh tim B, Runner Up Tim C, Dan peringkat ketiga Tim A,” ujarnya, Selasa 8 Maret 2022. Selain sebagai sarana penyaluran hobi, Aripin menambahkan, kegiatan yang digelar Lembayung FC juga sebagai ajang mencari bakat atlet khususnya untuk wilayah Lembayung. “Ke depan Lembayung FC, juga diharapkan mampu menerbitkan pemain profesional lewat jalur komunitas, yang muda kita dorong dan suport agar memiliki pengalaman, dan jam terbang tinggi,” terangnya.

Festival SSB Anak Satria Muda Cup ke-3 Resmi Digelar

Festival SSB Anak Satria Muda Cup ke-3 Resmi Digelar

Festival SSB Anak Satria Muda Cup ke-3 yang bertempat di Stadion Gelora Banjar Patroman Langensari, resmi digelar pada hari Minggu (6/3/2022). Acara ini secara resmi dibuka oleh Wakil Wali Kota Banjar, H. Nana Suryana, S.Pd. Kegiatan yang diikuti oleh 30 tim SSB dari Kota Banjar serta Kabupaten tetangga ini mempertandingkan dua Ketegori usia, yaitu U-10 dan U-12. Dalam kesempatan itu, Wakil Wali Kota menyambut baik digelarnya kegiatan tersebut. Kegiatan seperti ini sangat penting dalam upaya pembinaan bakat dan prestasi anak-anak. “Anak-anak sekarang sudah terbiasa dan tidak bisa lepas dari gadget, jika pemakaian gadget tidak terkontrol maka akan berdampak buruk pada tumbuh kembang anak,” terangnya. Lebih lanjut, Wakil Wali Kota mengharapkan melalui kegiatan ini anak-anak melupakan gadget dan beralih ke sepak bola. Selain itu, Wakil Wali Kota juga berharap dengan digelarnya event seperti ini akan melahirkan atlet-atlet sepakbola baru di Banjar. Menurutnya, banyak sekali potensi atlet di Kota Banjar yang belum tergali potensinya. “Saya meyakini, kedepan akan lahir atlet muda yang mampu berprestasi baik di level regional maupun nasional. Selamat bertanding, semoga para atlet dapat bermain sportif, karena sportivitas adalah kunci keberhasilan kita di masa yang akan datang,” ucap Wakil Wali Kota Banjar di akhir sambutannya.

127 Pelajar Ikuti Seleksi Beasiswa Atlet Sepak Bola

127 Pelajar Ikuti Seleksi Beasiswa Atlet Sepak Bola

Sebanyak 127 peserta mengikuti seleksi beasiswa Akademi Sepak Bola Tugumuda Indonesia (ASTI) Kendal untuk usia SMP dan SMA di Stadion Utama Kendal, kemarin. Peserta berasal dari berbagai daerah, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, dan bahkan dari Bali. Seleksi dibagi dua kelompok dan masing masing diambil tiga puluh atlet. Pembina Akademi Sepak bola Tugumuda Indonesia Kendal, Rusmono Rudi Nuryawan mengatakan, para atlet sepak bola yang tergabung dalam ASTI Kendal akan mendapat beasiswa sekolah dan tinggal di asrama SMA Muhammadiyah Boja Kendal. Selain sekolah reguler, juga latihan rutin olahraga sepak bola. “Bagi yang lolos akna di training di SMA Muhammadiyah Boja, di sana sudah disiapkan camp untuk dua kelompok usia ini,” katanya. Dengan adanya ASTI Kendal, tentunya akan membawa persekbolaan di Kabupaten Kendal lebih maju. Para atlet dari ASTI Kendal akan diikutkan pada berbagai kompetisi sepak bola, seperti Piala Suratin atau kompetisi lainnya untuk usia 17, U-15, dan U-13. “Nanti sesuai dengan jadwal yang ada di PSSI bergulir, nanti akan ada Liga Pelajar atau Piala Suratin, nanti akan kita ikutkan ke sana,” ungkapnya. Direktur Utama ASTI Kedal, Arif Budianto menargetkan, anak-anak ASTI Kendal nantinya diikutkan di segala kompetisi. Seleksi dilaksanakan satu hari di Stadion Utama Kendal meliputi skill dalam menguasai bola, mental serta kecakapan dalam kerjasama tim. Para atlet yang lolos seleksi tidak hanya akan dididik secara mental dan fisik, namun juga akan dididik akhlaknya. “Ke depannya memang kita mau mencetak talenta-talenta muda sepak bola Indonesia, khususnya yang lahir dari Kendal,” harapnya. Salah satu peserta dari klub sekolah sepak bola Alfatih Provinsi Bali, I Komang Alit Indra Saputra mengatakan, ia mengikuti seleksi ini agar bisa menambah ilmu dan wawasan tentang sepak bola. “Saya ingin mencari pengalaman yang lebih dengan ikut seleksi ini,” ucapnya.

Tekad Football Academy Anima Mengembangkan Potensi Atlet di Binjai

Tekad Football Academy Anima Mengembangkan Potensi Atlet di Binjai

Berangkat dari keinginan untuk mengembangkan bakat anak muda khususnya di bidang olahraga kota Binjai, Nico Malau dan pembina Anton Hasibuan mendirikan Football Academy Anima. Sejak berdiri pada Agustus 2020 lalu, Football Academy Anima resmi menyelesaikan proses pembelian lahan untuk pembangunan fasilitas pelatihan. “Kini Academy Anima sedang dalam proses mendirikan sejumlah arena pendukung latihan, seperti lapangan futsal, asrama, gym dan beberapa sarana lain, guna menunjang bakat siswa yang bergabung disini, dan ini sah milik yayasan Anima sendiri,” beber Nico, Jum’at (23/4), dilansir dari Bratapos.com. Untuk lokasinya sendiri, berada di Jalan Markisa Kelurahan Limau Mungkur, Kecamatan Binjai Barat, Kota Binjai, Provinsi Sumatera Utara. “Kami telah berkordinasi dengan Camat Binjai Barat Samuel Lumbantoruan dan Pembina Yayasan ibu Sri Ulina Ginting S.Pd untuk mendukung apa yang telah direncanakan,” ujar mantan punggawa timnas itu. Pria yang sempat membela klub Semen Padang musim 2011-2012 itu menyampaikan bahwa pihaknya masih membuka seleksi bagi calon siswa yang berprestasi, dimana mereka akan mendapat beasiswa berupa pelatihan Acedemy Boarding School untuk kategori SMP dan SMA. “Nantinya Anima akan berjalan selaras dengan pendidikan, mengingat para siswa akan memasuki tahun ajaran baru. Selain itu, kami juga membuka kategori senior untuk persiapan Liga Futsal Nusantara (LFN),” ucap Nico. Untuk junior, pihaknya berencana mengadakan turnamen antar pelajar yang akan berlangsung bulan Mei mendatang. Bagi para siswa yang ingin sukses di bidang futsal dan sepak bola, baik dari daerah maupun luar daerah, Niko Malau masih membuka pendaftaran. Disisi lain, Kepala Dinas Pendidikan kota Binjai, Sri Ulina Ginting S.Pd mengaku mendukung gagasan Nico. Mnurutnya, apa yang direncanakan Yayasan sepak bols Anima memiliki korelasi terhadap program Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI. “Saya sangat mendukung program Anima, karena itu merupakan suatu cara dalam mambentuk karakter anak. Artinya, sejalan dengan misi Kementrian Pendidikan,” pungkas Lina.

Ohee: SSB Harus Jadi Tumpuan Utama Pembinaan Atlet Usia Dini

Silas Ohee: SSB Harus Jadi Tumpuan Utama Pembinaan Atlet Usia Dini

Mantan pesepak bola profesional sekaligus pelatih kepala Sekolah Sepak Bola (SSB) Petra Sentani, Silas Iskandar Ohee menjelaskan pentingnya peran SSB sebagai tumpuan utama untuk menemukan dan mengasah para pemain sepak bola muda berbakat di tengah situasi semakin jarangnya kompetisi sepak bola usia dini yang berjenjang dan berkelanjutan. Ohee berharap, SSB mampu menciptakan sendiri program pelatihan sepak bola yang rutin dan berkelanjutan. SSB semakin menjadi tumpuan untuk menemukan dan mengasah pemain muda berbakat, karena pembinaan olahraga usia dini sulit mendapatkan dukungan dari pemerintah. Ohee menyatakan proses pembinaan atlet usia dini sesungguhnya lahir dari sistem kompetisi yang berjenjang. Idealnya, pemerintah daerah menyiapkan dukungan bagi pembinaan olahraga usia dini, baik dalam bentuk kompetisi rutin dan berjenjang, ataupun menyediakan fasilitas pendukungnya. “Seiring berjalannya waktu, kami sebagai pembina menyadari kalau pemerintah punya terlalu banyak fokus [perhatian]. Risiko kurang perhatian itu [semakin terasa] wajar bagi kami,” ujar Ohee dilanisir dari Jubi.co.id. Di sisi lain, mantan Kiper Arema Malang itu mengakui bahwa pembinaan dan pelatihan sejumlah SSB berjalan tanpa konsep yang jelas. Konsep itu termasuk kesiapan seluruh SSB untuk melaksanakan, mengikuti, serta mengelola kompetisi rutin yang berjenjang dan berkelanjutan. Kelemahan itu membuat pemerintah menjadi kebingungan, tidak mengetahui bagaimana cara untuk mendukung pembinaan atlet sepak bola usia dini. “[Kebanyakan dari] kita lebih suka tampil dengan kebiasaan ‘tiba masa, tiba akal’. Ada kegiatan, lalu  dadakan disesuaikan. Itu bagian dari [contoh] mengerjakan pembinaan dengan tidak terkonsep,” jelasnya. Berkaca dari berbagai kelemahan itu, mantan pemain Persidafon era 1990-an itu menyusun konsep kerja SSB Petra terencana dan berkesinambungan. Ohee kini mulai menyosialisasikan konsep itu dengan sejumlah koleganya yang juga menjadi pembina sejumlah SSB di Kabupaten Jayapura. “Saya sedang menyusun program kerja pelatih dengan sistem peer coaching. Program itu berfokus kepada penyebaran dan pengembangan ilmu kepelatihan sepak bola, termasuk sistem kerja sama terpusat. [Setiap] pelatih [harus] belajar menjadi pengajar dan pelatih sepak bola, [sekaligus] menjadi mitra pemantau kinerja pelatih yang lain,” kata Ohee. Ohee optimis penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional atau PON XX Papua akan menguntungkan bagi pembinaan olahraga usia dini di Papua, karena menambah jumlah sarana dan prasarana olahraga di Papua. Akan tetapi, para pemangku kepentingan olahraga di Papua harus mempersiapkan konsep yang jelas dalam memanfaatkan berbagai sarana dan prasarana yang telah dibangun itu. “Saya optimis, kejayaan sepak bola Kabupaten Jayapura akan muncul kembali, pastinya dengan perencanaan yangg terukur. Hampir belasan tahun kami [melakukan] pembinaan, tapi hasilnya belum kelihatan. Itu cukup menjadi pelajaran berharga bagi kami,” ucapnya. Secara terpisah, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Jayapura, Yaan Yoku mengaku pembinaan olahraga bagi anak usia dini merupakan tanggung jawab pemerintah daerah. Yoku berharap pembinaan atlet usia dini itu dimulai dari inisiatif komunitas, termasuk SSB. “Kalau pada tingkatan atlet yang sudah siap, bukan tanggung jawab kami. Itu tanggung jawab KONI. Kami hanya melakukan pembinaan usia dini,” kata Yoku.

Jalin Kerja Sama, SSB Bida Taruna Batam dan PSMS Medan Fokus Pembinaan Atlet Muda

Jalin Kerja Sama, SSB Bida Taruna Batam dan PSMS Medan Fokus Pembinaan Atlet Muda

Sekolah Sepak Bola (SSB) Bida Taruna Batam merupakan salah satu dari sekian sekolah sepak bola yang sedang terdampak dari pemberhentian sementara kompetisi reguler dari Asosiasi Kota (Askot) PSSI Batam. Alih-alih rehat sejenak, mereka justru memilih untuk tetap fokus terhadap pembinaan atlet usia dini. Hal ini seperti yang diungkapkan salah satu pembina SSB Bida taruna, Barnov Sihite saat ditemui di lapangan sepak bola Rusun BP Batam Sekupang, Minggu (14/2/2021) kemarin. “Pembinaan pemain itu sangat penting. Ibarat sebuah pohon, pembinaan itu adalah cara merawat akarnya agar tetap bagus sehingga pertumbuhan pohon juga bagus,” tegas Barnov, dilansir Tribun Batam. Lebih lanjut, Barnov menjelaskan jika beberapa program baru untuk para siswa pun telah dirancang oleh Yayasan Bida Taruna. Salah satunya dengan menjalin kerja sama dengan salah satu klub ternama di Indonesia, PSMS Medan. “Kami sudah bicara dengan manajemen PSMS Medan. Melalui program itu, anak-anak Bida Taruna yang mau ikut seleksi pemain di sana dipersilakan oleh mereka,” tambahnya. Menurut Barnov, tujuan program itu adalah memberi kesempatan bagi siswa untuk bersaing di level kompetisi yang lebih tinggi dari biasanya. Mengingat, upaya untuk menyalurkan bakat para pemain muda di Batam masih sangat minim. “Anak-anak di Batam ini hanya perlu kesempatan. Seharusnya kompetisi lokal harus rutin diadakan sehingga pembinaan atlet usia dini tak berhenti begitu saja,” jelas pria yang pernah menjabat sebagai Ketua Bidang Pembinaan Usia Muda PSSI Batam pada tahun 2011-2015 lalu. Keprihatinan Barnov terhadap pola pembinaan atlet sepak bola di Batam beralasan. Saat mengikuti Liga 3 tahun 2019 lalu, tim kebanggaan masyarakat Batam, PS Batam, didominasi oleh para pemain cabutan asal Jawa. Hal ini menurut Barnov, seharusnya menjadi pekerjaan rumah (PR) berat bagi seluruh insan sepak bola di Batam. “Pembinaan itu dimulai dari akademi, level 2, baru naik ke tim senior. Jadi berjenjang dan tak putus,” ungkapnya. Ke depannya, ia berharap agar klub senior asal Batam dapat menjalin kerja sama dengan SSB Bida Taruna ataupun SSB lainnya. SSB Bida Taruna sendiri diketahui sempat akan dibubarkan. Akan tetapi, karena tekad yang kuat dari tim pelatih dan seluruh peserta didik, SBB ini masih tetap eksis dan bertahan hingga sekarang. Selain program kerja sama dengan PSMS Medan, SSB Bida Taruna sendiri juga tengah merintis program sosial. Program itu terdiri dari dua kategori. Pertama adalah beasiswa bagi anak panti asuhan dan anak kurang mampu di Batam yang memiliki bakat sepak bola. Sedangkan program kedua adalah program orang tua asuh. “Jadi anak-anak itu diberikan kelonggaran untuk pembiayaan di SSB kami. Selama membawa surat keterangan dari panti asuhan. Kalau untuk kategori tidak mampu cukup dengan surat pengantar dari RT dan RW,” pungkas Barnov.