Tak hanya Pertandingan Tim Yang Seru, Ada Juga Duel Brand Jersey Piala Dunia 2018

Ajang piala dunia 2018 tidak hanya menjadi sebuah pertarungan sengit bagi tim-tim yang bertanding tetapi juga duel bagi produsen ternama jersey yang dikenakan masing-masing tim peserta. Tahukah kamu, Piala Dunia menjadi panggung pertarungan dua brand besar dunia sepakbola saat ini, yaitu Adidas dan Nike. Memang dalam beberapa tahun ini, Adidas dan Nike seakan berlomba untuk menyuguhkan produk terbaik. Keduanya sama-sama mengembangkan produk dengan teknologi terbaru. Baik itu dalam produk jersey ataupun sepatu yang diproduksi. Misal, salah satu teknologi terbaru yang telah dimiliki Adidas ataupun Nike react adalah Ultraboost. Teknologi untuk produk sepatu yang begitu canggih, expensive dan tentu telah jadi viral dalam media sosial. Ulas Duel Antar Produk Jersey di Piala Dunia Piala dunia 2018 ini brand Adidas mendominasi apparel dengan menyuplai jersey bagi 12 negara atau istilah lain Adidas jadi sponsor utama FIFA untuk bola resmi serta seragam wasit. Kemudian, di posisi kedua ditempati Nike dengan menyediakan jersey bagi sepuluh Negara. Sementara itu jersey lainnya disediakan oleh Puma dan digunakan empat negara. Terakhir ada juga pemasok jersey untuk dua negara saja dari new balance. Sejak pertandingan pada tahun 2014, Adidas memang terus berinovasi meningkatkan penjualannya. Bahkan keberadaan Adidas di pertandingan Piala Dunia telah jadi hal yang lumrah, karena ia telah memasok sejak tahun 1970 dan ada kesepakatan akan mensponsori acara hingga 2030 nanti. Tahun ini, Adidas berhasil mensponsori pesaing kuat seperti Jerman, Spanyol, serta Rusia. Tak hanya sampai itu saja, Adidas juga berkontribusi di Liga Champions hingga tahun 2021. Nike sendiri memasok lebih banyak tim untuk pertama kalinya saat di Brasil tahun 2014. Tahun ini, Nike memasok jersey untuk 10 negara, termasuk Brasil, Perancis, dan Inggris. Selain itu, dua merk seperti Puma (4 negara) dan New Balance (2 negara), Umbro, Errea, Hummel, dan Uhlsport (masing-masing 1) berhasil juga mewarnai pertandingan dengan jersey mereka. Sisi Unik Jersey Piala Dunia 2018 Tahukah kamu bahwa ada hal unik dalam hal warna jersey di Piala dunia. Warna merah ternyata telah mendominasi jersey yang dipakai peserta Piala Dunia 2018, loh!. Yaitu dari Negara Belgia, Kosta Rika, Denmark, Mesir, Maroko, Panama, Portugal, Rusia, Serbia, Korea Selatan, Spanyol, dan Swiss. Sedangkan kedua, jersey warna putih menjadi warna jersey paling banyak, yaitu dari tim Inggris, Jerman, Iran, Peru, Polandia, Arab Saudi, Senegal, dan Tunisia. Nah, kalau kamu apa brand jersey favoritmu?     (bolabob.com)  

Minuman Sehat Ini Bisa Jadi Teman Begadang Nonton Piala Dunia

Ajang Piala Dunia memang menjadi gelaran yang paling dinanti untuk ditonton. Bahkan kamu pasti rela sampai begadang karena tak ingin melewatkan momen-momen selama pertandingan. Untuk kamu yang hobi nonton bola sampai begadang, pastinya kamu akan mengandalkan kopi. Namun, kalau tiap hari kamu minum kopi, tentu nggak baik juga, bukan? Nah, ternyata ada nih minuman alternatif lain yang jauh lebih sehat untuk kamu. Ini dia  empat jenis minuman sehat yang bisa kamu pilih sebagai ‘teman’ begadang nonton Piala Dunia. 1. Minuman Cokelat Hangat Banyak orang mengatakan cokelat dapat meningkatkan energi tubuh. Ya, begitu juga dengan minuman cokelat hangat. Menurut dari fit.thequint.com, dark chocolate mengandung theobromine yang bisa tingkatkan energi tubuhmu. Cokelat hangat akan rendah kalori (apabila kamu tidak menambahkan gula) serta baik untuk kestabilan mental. Disebutkan dalam penelitian dari jurnal NeuroRegulation bahwa dapat meningkatkan kemampuan otakmu, sehingga bisa menghilangkan rasa kantuk. Yang paling penting, ini baik untuk jaga kesehatan sistem pencernaan dan fungsi otakmu. Jadi, kebayang kan kalau malam-malam minum cokelat hangat, hm..begadang tak jadi halangan untuk ganggu kesehatanmu dan tentunya nonton piala dunia lebih rileks. 2. Teh Hijau (Green Tea) Daripada kamu selalu minum kopi saat begadang, coba sekali-kali ganti dengan teh hijau. Kandungan kafein teh hijau (green tea) jauh lebih rendah. Walaupun mempunyai kadar kafein yang jauh lebih rendah, tetap efektif untuk menghilangkan kantuk mata kamu yang begadang. 3. Teh Hitam (Black Tea) Ada banyak teh dijual di pasaran, salah satunya teh hijau dan teh hitam. Perbedaan keduanya terletak pada prosesnya. Teh hijau diproses tanpa dikeringkan, sedangkan teh hitam ini harus dipanggang atau jemur dahulu agar kering. Selain itu, teh hitam memerlukan proses fermentasi. Karena itu, teh hitam dapat memberikan manfaat sebagai antibodi pada usus dan mencegah berbagai penyakit pencernaan. Lantas apa teh hitam juga bermanfaat untuk kamu begadang? Ternyata, kandungan kafein juga terdapat di teh hitam dan dapat menstimulasi otak agar tetap terjaga. Kamu juga bisa diimbangi dengan mengonsumsi camilan yang kaya serat atau kacang-kacangan. 4. Jus Apel Mengapa jus apel? Jus ini mengandung fruktosa atau jenis gula yang paling sederhana dan mengandung cukup karbohidrat. Karena itu bisa menstimulasi otakmu dan membentuk energi jadi stabil. Kandungan gula yang alami serta vitamin dari buah apel dapat mencegah kantuk. Kalaupun rasa malas melanda untuk membuat jus apel, makan saja buah apelnya langsung sambil nonton Piala Dunia. Keempat jenis minuman sehat tadi semoga bisa jadi pilihan kamu untuk nonton Piala Dunia. Walaupun kamu sudah meminum minuman sehat saat begadang, imbangi juga dengan melakukan olahraga rutin di pagi harinya. Jaga kondisi kesehatanmu, jangan sampai tumbang karena kebanyakan begadang. Semoga tim jagoanmu di Piala Dunia bisa menang ya, happy watching!     (Vemale)

Bukan Pele Jadi Pemain Termuda Sepanjang Sejarah Piala Dunia

Gelandang asal Irlandia Utara, Norman Whiteside, menjadi pemain termuda yang pernah tampil dalam sejarah gelaran Piala Dunia, saat berusia 17 tahun 41 hari. (twitter.com)

Jakarta- Kehadiran pemain muda memang selalu menjadi hal yang menarik untuk dibicarakan, baik saat kompetisi di level klub maupun saat turnamen antar negara seperti Piala Dunia tengah berlangsung. Ternyata ada tujuh sosok yang terpilih sebagai pemain termuda, sepanjang sejarah turnamen empat tahunan tersebut. Siapa sajakah pemain yang masuk dalam daftar ini? 7. Christian Eriksen (Denmark) Kualitas yang dimiliki Christian Eriksen kini sepertinya sudah tak perlu diragukan lagi, ia menjadi salah satu pemain penting yang dimiliki Tottenham Hotspur. Tak hanya gemilang di level klub, pemain berusia 26 tahun itu pun menjadi pemain yang tak tergantikan di lini tengah timnas Denmark. Ia melakukan debutnya bersama tim Dinamit di Piala Dunia 2010 Afrika Selatan. Saat itu, Eriksen masuk sebagai pemain pengganti di pertandingan melawan Belanda, momen tersebut nampaknya tak bisa dilupakan oleh pemain yang sempat memperkuat Ajax Amsterdam itu, sebab ia juga menjadi pemain termuda, karena baru menginjak 18 tahun empat bulan. 6. Manuel Rosas (Meksiko) Sosok Manuel Rosas mungkin tak banyak yang tahu, namun ia menjadi salah satu pemain legendaris yang dimiliki tim nasional Meksiko. Berposisi sebagai bek, ia menjadi sosok tangguh di lini pertahanan. Di Piala Dunia 1930 Uruguay, ia menjadi salah satu pemain termuda, yakni menginjak 18 tahun dua bulan dan 26 hari. Tak hanya menjadi pemain termuda, ia juga menjadi pemain pertama yang sukses mencetak gol dari titik penalti. 5. Carvalho Leite (Brasil) Brasil menjadi negara yang paling sering berpartisipasi di Piala Dunia, sejak tahun 1930, tim Samba belum pernah absen satu kali pun. Piala Dunia 2018 sendiri akan menjadi partisipasi mereka yang ke-21. Di Piala Dunia 1930 Uruguay, meski tim Samba hanya lolos hingga fase grup, Piala Dunia edisi perdana tersebut sepertinya menjadi hal yang istimewa bagi salah satu pemain mereka, Carvalho Leite. Ia menjadi pemain termuda, kala itu usianya baru menginjak 18 tahun 25 hari. Selain menjadi negara yang paling sering lolos ke putaran final, Brasil pun menjadi tim yang sukses meraih trofi Piala Dunia terbanyak, yakni lima kali. Mereka sukses menjadi juara di tahun 1958, 1962, 1970, 1994, dan 2002. 4. Bartholomew Ogbeche (Nigeria) Nigeria menjadi salah satu tim yang kerap memberikan kejutan di setiap edisi Piala Dunia, prestasi tertinggi yang ditorehkan Victor Moses dkk adalah lolos ke babak 16 besar. Di Piala Dunia 2002 Jepang-Korea, meski Kamerun gagal lolos dari abbak fase grup, turnamen empat tahunan tersebut tetap terasa lebih istimewa bagi salah satu pemain mereka, Bartholomew Ogbeche. Ogbeche ia menjadi pemain termuda dan usianya baru menginjak 17 tahun delapan bulan dan satu hari. Sayang Ogbeche tak bertahan lama di timnas, ia memutuskan pensiun setelah mengoleksi 11 caps. 3. Pele (Brasil) Pele dikenal sebagai salah satu pemain terbaik dunia sepanjang masa, namun ternyata awal dikenalnya sang pemain dimulai pada 1958, kala ia membela tim nasional Brasil dan menjadi pemain termuda, saat itu usianya baru menginjak 17 tahun, tujuh bulan dan 23 hari. Dalam Piala Dunia di Swedia ini, Pele juga mampu mencetak enam gol dan terpilih sebagai pemain muda terbaik serta juga memenangkan Silver Ball dan Silver Boot. Tak berhenti sampai di sana, pria yang sempat memperkuat Santos ini pun sukses terpilih sebagai pemain termuda yang mampu mencatatkan hattrick di partai final. 2. Samuel Eto’o (Kamerun) Kualitas yang dimiliki Samuel Eto’o jelas sudah tak perlu diragukan lagi, ia sempat membela sejumlah klub top Eropa, sebut saja Barcelona, Chelsea dan Everton. Tak hanya diandalkan di lini depan klub yang ia bela, pemain yang kini tengah berkarier bersama klub asal Turki, Konyaspor itu juga menjadi sosok tak tergantikan di lini depan tim nasional Kamerun. Di Piala Dunia 1998 Prancis, Eto’o pun menjadi pemain termuda, kala itu usianya baru berusia 17 tahun, tiga bulan dan tujuh hari. Sebagai tambahan informasi, debutnya bersama timnas Kamerun berlangsung kala sang pemain baru berusia 16 tahun. 1. Norman Whiteside (Irlandia Utara) Pele memang menjadi sosok fenomenal di Piala Dunia 1958, ia menjadi pemain termuda dan juga mampu mencetak gol di laga final, bahkan pemain asal Brasil itu juga mampu mencetak tiga gol yang sekaligus mengantarkan negaranya menjadi juara. Namun rekor Pele sebagai pemain termuda sepanjang gelaran Piala Dunia akhirnya terpatahkan dengan kehadiran Norman Whiteside di Piala Dunia 1982 Spanyol, kala membela Irlandia Utara. Gelandang Manchester United itu baru berusia 17 tahun dan 41 hari saat itu. (art)

Hasil Di Piala Dunia Turki Buruk, Pelatih : Puncak Performa Panahan Di Asian Games 2018

Kepala Pelatih Pelatnas Panahan, Denny Trisjanto berharap performa top atlet panahan pada Asian Games 2018. (Adt/NYSN)

Jakarta- Hasil ujicoba tim nasional (Timnas) panahan di Turki pada ajang bertajuk ‘Hyundai Archery World Cup, di Antalya, pada 20-26 Mei 2018, kurang memuaskan. Sebab, kontingen Merah Putih tak berhasil meraih satupun medali. Berbeda saat ujicoba di Piala Dunia seri Shanghai, akhir April lalu. Skuat Garuda berhasil meraih medali perunggu melalui Riau Ega Agatha dan Diananda Choirunisa, Nomor Recurce Ganda Campuran. Diharapkan puncak performa Timnas panahan terjadi pada Asian Games 2018, pada 18 Agustus – 2 September mendatang. Hal itu dikatakan Denny Trisjanto, Kepala Pelatih Pelatnas Panahan, disela kunjungan Menpora Imam Nahrawi, di Lapangan Panahan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, pada Senin (4/6). “Hasil ujicoba di Turki tak memuaskan, karena mereka tak dapat medali. Tapi tak masalah, karena mereka menunjukkan progres secara makro sesuai tahapan program latihan. Dan memang puncak penampilan mereka ya saat Asian Games,” ujar Denny. Menurutnya, Riau Ega Agatha dkk saat di Turki bertemu dengan negara-negara kuat di cabang panahan. Sehingga, sebut Denny, menjadi kesempatan bagi anak didiknya untuk mengintip kekuatan lawan di pesta olahraga terbesar se-Asia nanti di Jakarta-Palembang. “Melihat hasil di Turki, dari empat finalis, ada tiga dari Asia, yang terkuat yakni Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan. Negara-negara itu pesaing yang harus diwaspadai. Selain itu, ada juga tim India,” ungkapnya. Denny menyebut akhir Juni ini, Pelatnas panahan akan bergeser ke Surabaya, Jawa Timur. Alasannya, fasilitas disana lebih lengkap. “Disana ada lab dan toko peralatan. Berlatih di Surabaya akan dimulai pada 1 hingga 20 Juli, setelah itu berlatih di Mekarsari (Depok), sampai nanti dikumpulkan di wisma atlet,” tutup Denny. (Adt)

Tim Panahan Makin PD Ke Asian Games 2018, Diananda Choirunisa Benahi Mental Tanding

Atlet panahan Diananda Choirunisa bersiap menatap ajang Asian Games 2018 usai tampil di kejuaraan Piala Dunia di Antalya Turki. (bolapsort.com)

Jakarta- Tim nasional (Timnas) panahan Indonesia makin percaya diri usai tampil di Piala Dunia bertajuk ‘Hyunday Archery World Cup’, di Antalya, Turki, 20-26 Mei 2018. Event itu bagian dari ujicoba Timnas panahan jelang pesta multievent negara se-Asia pada 18 Agustus-2 September. Salah satu atlet panahan yang diandalkan Merah Putih untuk meraih medali Asian Games 2018, Diananda Choirunisa, mengatakan paska mengikuti try out (ujicoba) di Turki, dirinya bersama atlet lainnya makin percaya diri. “Karena di Turki itu juara-juara dunianya ikut, seperti Korea, Jepang, dan China. Di Piala Dunia, kami tahu kekuatan yang akan menjadi lawan di Asian Games nanti,” ujar atlet yang akrab disapa Nisa itu di Kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (30/5). “Di Turki itu, mungkin jadi ujicoba terakhir buat tim panahan, karena setelah itu tidak ada ujicoba lagi, dan persiapannya langsung ke Asian Games,” lanjutnya. Soal kendala, diungkapkan pepanah yang tahun ini bakal genap berusia 21 tahun itu, sejauh ini dapat teratasi. Namun, ia menegaskan sisa waktu yang kurang dari dua bulan pelaksanaan Asian Games 2018, dirinya fokus membenahi mental bertanding. “Fokus ke mental bertanding. Karena lawan yang dihadapi juara dunia,” tutur lajang yang menekuni olahraga panahan sejak kelas 2 Sekolah Dasar (SD) itu. “Peluang untuk mendapatkan medali bisa, dan tergantung pada kepercayaan diri masing-masing atlet saja. Kalau dari tim panahan targetnya emas,” cetus putri dari Ratih Widyanti, mantan atlet panahan asal Jawa Timur itu. Nisa menyebut Pelatnas panahan akan pindah ke daerah, sebab sebulan jelang Asian Games 2018, venue pertandingan harus steril. “Training centernya pindah ke Surabaya,” tukasnya. Disisi lain, Pelatnas yang dijalani selama Ramadhan, menurut perempuan yang sempat menekuni cabor silat itu, tak menggangu selama masa persiapan jelang pesta olahraga terbesar di Asia itu. “Selama puasa latihan tidak terganggu. Salah satunya tidak makan gorengan setelah buka puasa. Terus banyakin minum air putih sama minum vitamin saja,” papar mahasiswi Jurusan Psikologi Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur itu. (Adt)