Rekor 34 Tahun Lompat Jauh Milik Carl Lewis, Hangus Usai ‘Ulah’ Pemuda Kuba 19 Tahun

Atlet lompat jauh 19 tahun asal Kuba, Juan Miguel Echevarria, berhasil melakukan lompatan terjauh dan mengalahkan rekor yang bertahan sejak 1984. (runnersworld.com)

Stockholm- Atlet lompat jauh asal Kuba, Juan Miguel Echevarria, berhasil melakukan lompatan terjauh dan mengalahkan rekor yang bertahan sejak 1985. Atlet berusia 19 tahun itu melakukan lompatan sejauh 8,83 meter, pada kompetisi atletik Stockholm Diamond League, Swedia, Minggu (10/6). Catatan Echevarria itu terbilang mengagumkan karena tak ada atlet lompat jauh yang sanggup memecahkan rekor 34 tahun itu. Sebelumnya, atlet atletik ‘serba bisa’ asal USA, Carl Lewis, memegang catatan itu dengan lompatan sejauh 8,79 meter, di kejuaraan dunia atletik tertutup, New York, pada 1984. Bahkan sebelum berhasil melakukan lompata bersejarah itu, Echevarria sempat nyaris keluar dari bak pasir, dalam salah satu kesempatan lompatnya. Namun, keberhasilan Echevarria ini “hanya” mampu membuat dirinya ada di posisi lima dalam daftar atlet lompat jauh dengan rekor lompatan terpanjang. Catatannya masih kalah dibandingkan dengan Anthony Powell, Ivan Pedroso, Carl lewis, dan Bob Beamon. Pada saat sesi wawancara, ia mengaku tak menyangka jika dirinya bisa melompat sejauh itu. “Hari ini saya (sebenarnya) ingin lompat lebih dari 8,50 meter. Tapi saya tidak mengira bisa melompat sangat jauh,” tegasnya. Dilansir dari Sport Bibble, Echevarria sebenarnya bukan ‘atlet baru’ di olahraga lompat jauh. Ia pernah mewakili negaranya di Kejuaraan Dunia pada 2017 lalu. Bahkan, pada Maret lalu, ia meraih emas di nomor yang sama pada World Indoor Championships Birmingham 2018. (art)

PTMSI Kirim 12 Atlet ke China Demi Asian Games 2018, Oegroseno : Menpora Mengakui Kami

Tim tenis meja Indonesia yang akan tampil di Asian Games 2018, saat ini melakukan Pemusatan Latihan di Jinan, China, selama 6 bulan. (net)

Jakarta- Ketua Umum PP PTMSI (Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia), Komjen Pol Purn, Oegroseno, mengatakan tak ada pihak lain yang berhak mengambil alih kepanitiaan Asian Games. Hal ini disampaikan Oegroseno dalam pertemuan terbatas dengan media di PIM 3 Jakarta Selatan baru-baru ini. Oegroseno mengatakan hal ini untuk mencegah agar PB PTMSI yang sudah dikukuhkan KONI Pusat, mengambil langkah yang salah dengan mencoba mengutak-atik kepanitiaan termasuk ingin bongkar pasang tim tenis meja Asian Games yang sudah terbentuk sejak lama. Dia mengatakan hingga saat ini kepengurusan PP PTMSI yang ada dan syah hanyalah kepengurusan PP PTMSI pimpinannya. “Saya tanyakan langsung ke Menpora Imam Nahrawi. Apa jawaban Menpora Pak Imam Nahrawi?,” tanya Oegroseno. “Saya tetap mengakui PP PTMSI pimpinan Oegroseno,” sebut Menpora seperti ditirukan Oegroseno. Artinya semua yang berkaitan dengan PP PTMSI baik kepengurusannya, termasuk kepanitiaan Asian Games berikut persiapan tim, ada dibawah kewenangannya. Mengenai persiapan tim tenis meja Indonesia ke Asian Games, Oegroseno mengatakan tim tenis meja Asian Games Indonesia yang sekarang berada di China adalah tim terbaik yang dimiliki Indonesia saat ini. Tim terdiri dari 12 atlet. Pemusatan latihannya dilaksanakan di Jinan, China selama 6 bulan. Jumlah pelatih dua orang, ditambah satu orang manager. Selama latihan di China, para atlet akan mengikuti ujicoba ke kejuaraan dunia Liebherr ITTF, di Halmstad Swedia pada pertengahan April. Beberapa kejuaraan ITTF pada bulan Mei 2018 di SEA Master 2018 juga masuk jadwal Timnas, kemudian event ITTF World Tour, Hang Seng Hong Kong Open dan SEA Master 2018 ITTF World Tour Platinum, serta China Open. Target Indonesia di Asian Games adalah dua medali perak. Keduanya diharapkan bisa diraih dari nomor beregu putra dan ganda campuran. Selain dua perak, Indonesia juga berharap meraih tambahan dua medali perunggu dari nmor beregu putri dan tunggal putra. “Mudah-mudahan persiapan yang matang di China dan mengikuti sejumlah turnamen internasional tim tenis meja Indonesia bakal meraih target dua medali perak dan dua medali perunggu,” harapnya. (Art)