Rekornas Lompat Jauh 33 Tahun Akhirnya Pecah di Korea Selatan Oleh Mahasiswa IKIP Mataram

Rekor nasional (rekornas) cabang olahraga atletik nomor Lompat Jauh yang bertahan selama 33 tahun akhirnya dipecahkan oleh Safwaturahman Sanapiah. (ilustrasi)

Yecheon- Atlet lompat jauh nasional, Safwaturahman Sanapiah, memecahkan rekor nasional (rekornas) yang bertahan selama 33 tahun usai mencatatkan lompatan sejauh 7,98 meter pada Korea Open 2018 di Yecheon, Korea Selatan, Minggu (17/6), sekaligus meraih medali emas. Pemuda asal Nusa Tenggara Barat (NTB) ini melampaui rekornas, yang sebelumnya dipegang Agus Reza Irawan, dengan lompatan sejauh 7,85 meter pada Kejuaraan Asia 1985 di Jakarta. Berdasarkan informasi dari Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI), saat laga, pria kelahirana Sumbawa 13 Mei 1994 ini, unggul dari atlet Korea Selatan (dengan lompatan 7,75 meter), serta Sri Lanka (7,73 meter). Keberhasilan mahasiswa Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra IKIP Mataram ini, turut melengkapi keberhasilan sejumlah atlet Indonesia lainnya, yang juga meraih medali di beberapa nomor. Indonesia juga meraih medali perunggu dari nomor tolak peluru putri. Juara SEA Games 2017 Eki Febri Ekawati berhasil menempati posisi ketiga dengan tolakan sejauh 15,16 meter. Sebelumnya, tim estafet Indonesia sukses meraih emas nomor estafet 4 x 100 meter putra. Tim yang berisikan Yaspi Boby, Fadlin, Eko Rimbawan, dan Bayu Kertanegara itu unggul atas tim Korea Selatan dan Hongkong. Anak-anak asuhan pelatih Eni Sumartoyo tersebut berhasil mencatatkan waktu terbaik 39,76 detik. Sementara itu, dua tim estafet Korea Selatan yang bermaterikan atlet-atlet muda hanya mencatatkan waktu terbaik 40,61 detik dan 41,06 detik. “Seharusnya, tim Hongkong menempati peringkat kedua, tapi mereka didiskualfikasi karena melanggar aturan,” ujar Eni yang mendampingi atletnya di Korea Selatan. Menurut Eni, tim estafet Indonesia meakai formasi yang berbeda dari test event Asian Games 2018, dan training camp di Amerika Serikat. Tanpa Lalu Muhammad Zohri, yang memperkuat tim junior pada Kejuaraan Asia 2018 di Gifu, Jepang, tim estafet Indonesia kembali diperkuat sprinter Yaspi Boby. “Dengan waktu persiapan 1 bulan, saya rasa hasil yang dicapai cukup baik,” kata Eni. Korea Open 2018 berlangsung selama dua hari (16-17 Juni) dan diikuti atlet dari 7 negara Asia yakni Hongkong, Vietnam, Filipina, India, Singapura, Indonesia, serta tuan rumah Korea Selatan. Indonesia tercatat mengirimkan 9 atlet yang dipersiapkan untuk Asian Games 2018 nanti. Mereka adalah tim estafet putra yang terdiri Yaspi Boby, Fadlin, Eko Rimbawan, dan Bayu Kertanegara. Selain itu ada pula Safwaturahman (lompat jauh), Suwandi Wijaya (lompat jauh), Emilia Nova (100 m Gawang) dan Eki Febri Ekawati (tolak peluru). (art)

Rekor 34 Tahun Lompat Jauh Milik Carl Lewis, Hangus Usai ‘Ulah’ Pemuda Kuba 19 Tahun

Atlet lompat jauh 19 tahun asal Kuba, Juan Miguel Echevarria, berhasil melakukan lompatan terjauh dan mengalahkan rekor yang bertahan sejak 1984. (runnersworld.com)

Stockholm- Atlet lompat jauh asal Kuba, Juan Miguel Echevarria, berhasil melakukan lompatan terjauh dan mengalahkan rekor yang bertahan sejak 1985. Atlet berusia 19 tahun itu melakukan lompatan sejauh 8,83 meter, pada kompetisi atletik Stockholm Diamond League, Swedia, Minggu (10/6). Catatan Echevarria itu terbilang mengagumkan karena tak ada atlet lompat jauh yang sanggup memecahkan rekor 34 tahun itu. Sebelumnya, atlet atletik ‘serba bisa’ asal USA, Carl Lewis, memegang catatan itu dengan lompatan sejauh 8,79 meter, di kejuaraan dunia atletik tertutup, New York, pada 1984. Bahkan sebelum berhasil melakukan lompata bersejarah itu, Echevarria sempat nyaris keluar dari bak pasir, dalam salah satu kesempatan lompatnya. Namun, keberhasilan Echevarria ini “hanya” mampu membuat dirinya ada di posisi lima dalam daftar atlet lompat jauh dengan rekor lompatan terpanjang. Catatannya masih kalah dibandingkan dengan Anthony Powell, Ivan Pedroso, Carl lewis, dan Bob Beamon. Pada saat sesi wawancara, ia mengaku tak menyangka jika dirinya bisa melompat sejauh itu. “Hari ini saya (sebenarnya) ingin lompat lebih dari 8,50 meter. Tapi saya tidak mengira bisa melompat sangat jauh,” tegasnya. Dilansir dari Sport Bibble, Echevarria sebenarnya bukan ‘atlet baru’ di olahraga lompat jauh. Ia pernah mewakili negaranya di Kejuaraan Dunia pada 2017 lalu. Bahkan, pada Maret lalu, ia meraih emas di nomor yang sama pada World Indoor Championships Birmingham 2018. (art)

Demi Emas Beruntun, Maria Londa Nekad Curi Ilmu di Negeri ‘Paman Sam’

Maria Natalia Londa akan menjalani latihan di Amerika Serikat (AS) mulai April 2018 demi medali emas Asian Games 2018, Jakarta-Palembang. (Adt/NYSN)

Jakarta- Atlet andalan Indonesia cabang atletik nomor lompat jauh, Maria Natalia Londa, terus menempa kemampuannya jelang pelaksanaan Asian Games 2018. Demi mengejar medali emas beruntun di pesta olahraga negara-negara se-Asia, ia bakal mencuri ilmu di Amerika Serikat (AS). Di negeri ‘Paman Sam’ itu, bersama 12 atlet yang dikirim oleh PB Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI), ia akan digembleng oleh Harry Marra, pelatih terbaik 2016 versi Asosiasi Internasional Federasi Atletik. “Saya ingin curi ilmu atlet-atlet disana. Bagaimana cara pemanasan, persiapan, selama pertandingan dan setelah pertandingan,” ujar Marlon, sapaan atlet asal Bali, akhir pekan lalu. Ia mengaku latihan yang dijalaninya saat ini fokus pada perbaikan lompatan. “Semua latihan yang saya jalani untuk memperbaiki prestasi lompatan. Semoga semua berjalan lancar,” sambung wanita kelahiran Denpasar, 29 Oktober 1990. Diketahui, pada saat test event Asian Games 2018, Februari lalu, catatan terakhir lompatan Marlon adalah 6,43 meter. Soal lawan di Asian Games 2018, anak didik I Ketut Pageh itu mengaku bila Vietnam, China dan Kazakhstan bisa menjadi ‘batu sandungan’ meraih emas beruntun di event olahraga terbesar empat tahunan itu. Bukan tanpa alasan. Buktinya, pada saat Asian Games 2014, Incheon, Korea Selatan, ia harus bersaing dengan atlet asal Vietnam Bui Thi Thu Thai (perak), dan atlet asal China Jiang Yanfei (perunggu). “Tapi Korea dan Jepang juga atletnya bagus-bagus. Saya sekarang latihannya juga masih di fase umum. Nanti sama Harry Marra sudah masuk fase khusus. Di fase ini, titik beratnya selain pada fisik juga mental bertanding,” tukas Maria. (Adt)

SEA Games 2017 Bagi Maria Londa

Maria Londa, Atlet lompat jauh dan jangkit kembali menjadi tumpuan untuk menyumbang medali emas lewat lompatan-lompatannya. Namun, tantangan untuk tahun ini lebih berat untuk meraih medali emas. Menurut Lansiran DetikSport.com, Maria menjalani multievent Asia Tenggara kelima di SEA Games 2017. Saat ini ia berstatus peraih empat medali emas, dua medali perak, dan dua medali perunggu sejak SEA Games 2009 Laos. Maria harus bisa mengembalikan perfomanya setelah cedera pada SEA Games 2015 Singapura. Pelatihnya, I Ketut Pageh, menyiapkan rancangan program agar Maria bisa siap baik fisik, teknik, maupun mentalnya. Maria memulai pemusatan latihan sejak Januari 2017 dari mulai persiapan umum, persiapan khusus, hingga ke spesifik  pra kompetisi. Sejauh ini catatan terbaik di lompatan jauh adalah 6,30 meter. Sedangkan catatan terbaik lompat jangkitnya selama latihan adalah 13,20 meter. “Sebenarnya jika dibilang SEA Games kali ini lebih berat ya memang berat. Karena ini SEA Games kelima saya dengan dua kali berturut-turut medali emas. Bisakah saya pertahankan itu? Tunggu pertandingan nanti,” kata ia berdasar lansiran dari detikSport, Rabu (16/8/2017). Diakui atlet ini meski sudah berpengalaman, sebagai atlet juga merasakan beban walaupun dalam dirinya berupaya untuk bisa lepas dan rileks. Bagi Maria yang terpenting adalah latihan semaksimal mungkin. “Saya juga membangun diri dengan memperbanyak latihan teknik. Apalagi, dukungan dari pelatih, keluarga, dan teman-teman selalu hadir. Mereka juga tahu jika saya selalu semaksimal dan percaya dengan apa yang saya lakukan. Jadi saling bangun kepercayaan dan motivasi.” Seperti yang dilansir DetikSport, Ia pun menjelaskan, hanya ingin memberikan prestasi terbaik. “Prestasi terbaik dulu deh. Kalau emas itu bonus. Kenapa tidak terlalu ngoyo? sebenarnya dari dulu persaingannya ketat bedanya 5 sampai 3 cm. Tapi lihat saja pada pertandingan nanti. Tidak bisa bicara banyak karena lagi mepet semua,” jelasnya.

Minim Sarana Sekolah, Gadis Pamulang berharap dapat menyumbangkan Prestasi dari Lompat Jauh

olahraga futsal putri

Mungkin berbeda dengan istilah bahasa pepatah yang mengatakan “sepandai pandainya tupai melompat, pasti akan jatuh pula.” Kali ini yang kita bahas adalah cabang atletik lompat jauh. Perlu di ketahui bahwa lompat jauh merupakan salah satu cabang olahraga atletik yang tengah populer dan sangat sering dilombakan dalam kompetisi kelas dunia, termasuk Olimpiade. Tehnik lompat jauh biasanya menggunakan gerakan melompat ke depan atas dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin di udara atau melayang di udara, yang dilakukan dengan cepat dan dengan cara berjalan melakukan tolakan pada satu kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya. Novie, panggilan keseharian dari Novie Nur Tiara Kamila Sari, yang berdomisili di Asrama Brimob Kedaung, Pamulang, Tangerang Selatan. Sedang menggeluti olah raga jenis lompat jauh. Gadis murah senyum yang masih berusia 16 tahun ini bersekolah di SMA 10 kelas 10 mengatakan sesekali kepada NYSN, bahwa dirinya merindukan olahraga lompat jauh ketika SMP waktu lalu. “Sewaktu saya masih bersekolah di tingkat SMP, di halaman belakang sekolah tersebut ada tempat khusus untuk untuk berlatih lompat jauh. Sekarang saya sangat merindukan tempat latihan untuk berlompat.” Ujar Novie Novie juga sempat berharap kepada pihak sekolah agar sekolahnya saat ini bisa membantunya untuk meraih cita citanya. “Mungkin jika di sekolah ini ada tempat untuk berlatih lompat jauh, saya akan lebih maksimal lagi berlatih, dan saya yakin saya mampu menyumbangkan prestasi buat saya, kebanggaan orang tua saya dan tentu nama baik sekolahku” Tutup Novie (ryo/adt)