ASEAN Schools Games 2024: Atletik Sumbang Tiga Medali Pada Hari Pertama

Cabang olahraga (cabor) atletik 13th ASEAN Schools Games (ASG) 2024 digelar di Da Nang Athletes Training Center, Vietnam, Senin (3/6). Di hari pertama yang memperlombakan sebelas nomor ini, tim atletik Indonesia berhasil menyumbangkan tiga medali terdiri dari satu perak dan dua perunggu. Medali perak secara mengejutkan diraih Novi Luthfi Afifah di nomor lompat tinggi putri. Atlet asal SKO SMAN 1 Grobogan ini mencatatkan lompatan 1,50 meter. Novi mesti mengakui keunggulan atlet tuan rumah Vietnam Duong Thi Thao yang menorehkan catatan 1,74 meter. Medali kedua yaitu perunggu nomor lari 800 meter putra yang diraih Asfari. Atlet asal PPOP DKI Jakarta ini mencatatkan waktu 1:56.78 yang merupakan personal best. Pelari tuan rumah Vietnam mendominasi nomor ini masing-masing Duong Phu Toan dengan catatan waktu 1:55:44 sebagai peraih emas dan Luong Binh Duong yang meraih perak. “Alhamdulillah, semoga ke depannya bisa lebih baik lagi dan bisa mendapatkan emas,” ujar Asfari yang masih akan bertanding di nomor 1.500 meter putra. Sementara medali ketiga atletik Indonesia disumbangkan Rizky Fahmi nomor 3.000 meter putra. Atlet asal PASI Malang ini mencatatkan waktu 9:31.00. Kembali lagi pelari tuan rumah mendominasi nomor ini yaitu Nguyen Le Hoang Vu sebagai peraih emas dengan waktu 9:29:65 dan Nguyen Hoang Thinh yang diganjar perak dengan torehan 9:30:41. “Kita sudah sesuai target untuk Asfari dan Rizky Fahmi mendapat perunggu masing-masing di nomor 800 meter dan 3.000 meter. Yang menarik adalah Novi yang bisa mendapat perak. Alhamdulillah kita total hari ini kita satu perak dan dua perunggu,” jelas Manajer Atletik Kontingen Indonesia di ASG 2024, Suryo Agung Wibowo. Diakui pada hari pertama ini Indonesia kehilangan target medali emas yaitu di nomor tolak peluru putra. Menurut Suryo hal ini dikarenakan adanya peningkatan prestasi dari negara-negara pesaing. “Bahkan Singapura pun bisa lempar 17 meter, itu di luar ekspektasi kita. Nah itu menjadi evaluasi kita ke depannya untuk lebih aware lagi terkait dengan data-data yang kita dapat,” urainya. Untuk atletik hari kedua Selasa (4/6) besok, Suryo menyebut akan ada delapan nomor yang dipertandingkan. Salah satunya berpotensi medali emas yaitu di nomor 800 meter putri yaitu Mutiara Oktarani dari Yogyakarta yang merupakan atlet Pelatnas. “Insyaallah kami berharap di nomor itu (meraih emas),” sebut mantan pelari nasional yang pernah menyandang gelar manusia tercepat di Asia Tenggara ini. Terkait hilangnya potensi emas di hari pertama atletik ini, Asisten Deputi (Asdep) Sentra Pembinaan Olahraga Prestasi pada Deputi Peningkatan Prestasi Olahraga Aziz Ariyanto menyatakan hal itu akan menjadi bahan evaluasi. Menurutnya akan membutuhkan kerja keras bagi atletik untuk bisa mendulang banyak emas. “Doakan saja besok masih mendapat medali. Semoga target ke depannya lebih baik lagi dan ini evaluasi buat kita pada pembinaan di level pelajar,” tutur Asdep Aziz. Sumber: Kemenpora

PASI Optimalkan Arena Latihan Baru di Pengalengan Godok Atlet Muda

Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) mengoptimalkan arena latihan baru di Pengalengan, Jawa Barat, untuk menggodok kemampuan para atlet muda atau kategori remaja dan junior dalam menghadapi berbagai ajang kejuaraan. “Arena latihan baru di Pengalengan kami optimalkan baik untuk latihan maupun kompetisi terutama untuk menyiapkan atlet-atlet remaja dan junior,” kata Kepala Bidang Pembinaan Prestasi PB PASI, Ria Lumintuarso saat dihubungi melalui saluran telpon di Jakarta, Selasa. Ia menyampaikan hal itu berkaitan dengan upaya PB PASI menjalankan program pembinaan bagi atlet atletik muda di Tanah Air untuk berkompetisi dalam berbagai ajang kejuaraan. Ria menjelaskan, atlet atletik kerap menorehkan prestasi hingga ke ajang internasional, seperti perolehan terakhir sebanyak tujuh medali pada ajang SEA Games 2023 Kamboja. Namun, kata dia, medali-medali itu diraih para atlet senior yang berusia 29 tahun atau 30 tahun sehingga generasi penerus perlu dipersiapkan secara baik. “Kami kan khawatir dengan atlet-atlet muda, apakah prestasi mereka nantinya akan bisa menyusul atlet senior atau tidak,” katanya. Oleh sebab itu, kata dia, PB PASI memfokuskan pembinaan terhadap atlet remaja dan junior dengan memanfaatkan fasilitas pusat pelatihan di Pengalengan, dengan harapan pada tahun-tahun selanjutnya atlet remaja bisa melangkah ke junior dan atlet junior bisa ke senior. Ria mengatakan, fasilitas di Pengalengan tidak hanya dimanfaatkan untuk latihan, namun juga untuk pelaksanaan kompetisi tingkat remaja, junior, dan senior pada tahun 2024. “Fasilitas di Pengalengan ini menjadi wadah penggodokan atlet dan untuk kompetisi akan mulai di Pengalengan juga,” katanya. Fasilitas pusat pelatihan di Pengalengan diproyeksikan dapat menampung hingga 100 atlet yang dilengkapi sarana dan prasarana untuk semua nomor cabang atletik seperti lintasan lari 8 lintasan, lintasan extra sprint 100 meter, lompat jauh dan jangkit, lempar lembing. Selain itu, lintasan steeplech, lempar cakram, lintar martil, lompat galah, tolak peluru, lompat tinggi, sarana hill run, dan tribun penonton. Fasilitas pendukung lain juga disiapkan seperti gym, ruang ganti atlet, ruang kelas, gedung asrama, dan parkir kendaraan yang luas. Sumber: ANTARA

9 Atlet Muda Indonesia Berlaga di Asian Youth Athletics Championships 2022

9 Atlet Muda Indonesia Berlaga di Asian Youth Athletics Championships 2022

PB PASI memanggil sembilan atlet muda Indonesia untuk tampil di Asian Youth Athletics Championships 2022. Kejuaraan atletik junior level Asia tersebut dijadwalkan berlangsung di Kuwait pada 13-16 Oktober 2022. Dua dari sembilan atlet muda Indonesia yang mendapat undangan PB PASI tersebut berasal dari Sumenep, Jawa Timur. Adalah Maulana Ismail yang akan turun di nomor lari 400 meter putra dan Riswar Bhisma untuk lompat tinggi galah putra. Sebelum mendapat undangan memperkuat timnas atletik Indonesia, Ismail dan Bhisma mewakili Sumenep di Porprov Jatim 2022 di Jember. Mereka juga dipanggil oleh kontingen daerah Jawa Timur untuk tampil di Kejuaraan Nasional Atletik U-18, U-20, dan Senior di Semarang, Jawa Tengah. Ketua Pengkab PASI Sumenep Abd Modjib di Sumenep mengaku bangga dengan rekam jejak perjalanan Ismail dan Bhisma menuju timnas atletik Indonesia. “Peluang Ismail dan Bhisma mewakili Indonesia dalam Kejuaraan Atletik Remaja Tingkat Asia 2022 di Kuwait tersebut sesuai surat dari PB PASI tertanggal 7 September 2022,” kata Modjib dilansir dari Antara. Modjib menambahkan bahwa uborampe prosedur keimigrasian kedua atlet telah rampung dan mereka siap terbang ke Kuwait untuk lomba. “Alhamdulillah sesuai hasil koordinasi kami dengan Pengprov PASI Jatim, paspor bagi dua atlet kami itu sudah selesai,” tutur Modjib menambahkan. “Insya Allah Ismail dan Bhisma akan berangkat ke Kuwait. Mohon doanya bisa membawa medali bagi Indonesia,” lanjutnya. Dipanggilnya dua atlet Ismail dan Bhisma ke timnas atletik membuat PASI Sumenep semakin terpecut untuk menjaring atlet berprestasi berikutnya. Untuk itulah, Modjib berharap dukungan dari berbagai elemen masyarakat demi munculnya lebih banyak atlet atletik terbaik nasional dari Sumenep. “Mohon doanya dari semua elemen masyarakat di Sumenep,” ujar Modjib menjelaskan. “Secara teknis, kami di Sumenep memang tidak memiliki fasilitas latihan yang memadai. Namun, kami tak akan ‘patah arang’ untuk terus menjaring dan membina atlet lokal,” lanjutnya. Menurut edaran dari PB PASI Pusat, kontingen atletik untuk Asian Youth Athletics Championships 2022 akan berangkat pada 11 Oktober mendatang. Rombongan atlet dan pelatih atletik Merah-Putih baru akan kembali ke Jakarta pada 17 Oktober 2021 alias sehari setelah penutupan Asian Youth Athletics Championships 2022.

PB PASI Berharap Labuan Bajo Marathon 2022 Lahirkan Pelari Nasional

PB PASI Berharap Labuan Bajo Marathon 2022 Lahirkan Pelari Nasional

Indonesia kembali menggelar event Marathon Internasional yang bertajuk IFG Labuan Bajo Marathon 2022 yang berlangsung pada 29 Oktober mendatang. Ajang ini sekaligus menjadi salah satu wadah Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) untuk mencari bibit-bibit atlet maraton untuk Indonesia di masa depan. Pasalnya, IFG bekerja sama dengan Dinas Pemuda dan Olahraga Nusa Tenggara Timur (NTT) dan PASI NTT untuk mencari bibit atlet dengan melibatkan 100 Sekolah Menengah Atas (SMA) di seluruh wilayah NTT. Program tersebut menjaring 400 siswa dan siswi berprestasi di cabang atletik. Mereka kemudian akan mengikuti pelatihan selama dua bulan, yang dimonitor langsung oleh pelatih lari bersertifikat International Amateur Athletic Federation (IAAF) dan PASI, Agung Mulyawan. Nantinya, 400 bibit potensial tersebut akan turut berpartisipasi di IFG Labuan Bajo Marathon 2022 kategori 5K. Sekretaris Jenderal (Sekjen) PB PASI, Tigor Tanjung mengatakan wilayah NTT memang sudah terkenal melahirkan cukup banyak pelari jarak jauh. Salah satunya bahkan menjadi legenda, yakni Eduardus Nobunome. Sosok yang meninggal dunia pada 2020 itu merupakan kolektor enam medali emas SEA Games dan pemegang rekor nasional (rekornas) maraton, 2 jam 19,18 menit. Tigor Tanjung berharap dengan adanya Labuan Bajo Marathon ini, lahir pelari jarak jauh muda yang berasal dari Bumi Flobamora. “Saya berharap IFG Labuan Bajo Maraton 2022 dapat berkontribusi menelurkan pelari jarak jauh untuk Indonesia,” ucapnya. PB PASI pun berharap adanya kejuaraan ini mampu meningkatkan lagi antusiasme masyarakat terhadap nomor lari jarak jauh, khususnya di NTT. “Dulu banyak pelari andal asal NTT. Namun, sekarang, agak menurun. Saya berharap muncul lagi atlet-atlet (jarak jauh asal) NTT,” lanjut Tigor Tanjung. Ketua Pelaksana IFG Labuan Bajo Marathon Fitri Istanti mengatakan bahwa ajang tersebut merupakan event maraton pertama yang digelar di Labuan Bajo. Kegiatan tersebut dilaksanakan sebagai dukungan terhadap kebijakan pemerintah yang berfokus pada promosi Labuan Bajo sebagai salah satu Destinasi Super Prioritas (DSP). “Hal yang unik dan membedakan event Labujan Bajo Marathon dengan lomba maraton lainnya adalah kontur lintasannya yang naik turun. Ini akan sangat menantang. Oleh karena itu, kami sebut sebagai rute marathon yang paling menantang dengan pemandangan yang menakjubkan. Target kami adalah orang-orang yang ingin merasakan tantangan baru,” ucap Fitri. Fitri menambahkan kurang lebih 1.500 pelari lokal, nasional, dan internasional akan berpartisipasi dalam IFG Labuan Bajo Marathon 2022. Nantinya, ada beberapa kategori rute mulai dari 5K, 10K, 21K (half marathon), dan 42K (full marathon). Selain kategori individu, Labuan Bajo Marathon 2022 juga melombakan kategori Ekiden atau kelompok estafet 5K dan lomba khusus anak-anak di kategori Kids Dash 100 meter. Ekiden adalah kegiatan lari estafet yang terdiri atas empat orang (2 putra dan 2 putri dengan masing-masing peserta akan berlari sejauh 5 kilometer dengan total jarak 20 kilometer.

Profil Silzer Yanuar Numberi, Sang Pemegang Rekor PON Remaja

Profil Silzer Yanuar Numberi, Sang Pemegang Rekor PON Remaja

Sprinter asal Kabupaten Sorong, Silzer Yanuar Numberi, meraih prestasi membanggakan pada Kejuaran Daerah (Kejurda) Atletik Papua Barat Tahun 2022. Ia meraih prestasi gemilang dengan memperoleh satu medali emas, dan satu perak pada Kejurda kali ini di nomor 400 dan 200 meter. “Tidak ada persiapan khusus menghadapi Kerjuda kali ini,” ujarnya yang mewakili Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) Kabupaten Sorong, ditemui Jumat (8/7/2022). Silzer memulai kariernya di bidang olahgara atletik sejak usia remaja, saat bergabung dengan Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP). Sejak saat itu, Silzer dilirik oleh pelatih dan mulai mengikuti Kejurda lalu naik level ke Kejuaran Nasional (Kejurnas). Pencapaian tersebut mengantarnya menuju Pekan Olahraga Nasional (PON) Remaja Tahun 2014 silam. Di ajang tersebut, Silzer berhasil memecahkan rekor 400 meter yang masih dipegangnya hingga saat ini. Pengalamannya di bidang olahraga atletik sendiri tidak diragukan lagi. Berbagai kejuaran bergengsi tingkat nasional maupun Internasional telah ia ikuti. Sebut saja, Asian Youth Atletics Championship di Doha Qatar 2015 silam, hingga beberapa negara telah ia sambangi seperti Malaysia, dan Vietnam. “Di Vietnam kita memecahkan rekor di estafet 4×400 meter putra junior,” ujar Silzer yang berstatus sebagai mahasiswa semester akhir Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan di Universitas Papua (Unipa) ini. Saat itu, Silzer bergabung dengan beberapa atlet lainnya untuk memperkuat Tim Nasional PASI Indonesia mengikuti Kejuaran Atletik di Vietnam. Silzer juga punya pesan kepada atlet muda. “Kepada adik-adik atlet semua, jangan putus sampai di saya, tapi kalian harus tetap semangat. Jadikan Kejurda ini sebagai motivasi, supaya ke depannya ada penerus dari Papua Barat,” tutupnya, yang rencananya akan wisuda November mendatang ini.

PB PASI Puji Antuasiasme Peserta Seleksi di Bima

PB PASI Puji Antuasiasme Peserta Seleksi di Bima

Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI), Senin (14/6) kemarin mulai menyeleksi atlet muda berpotensi di Lapangan Atletik Manggemaci, Bima, Nusa Tenggara Barat. Atlet muda ini nanti diharapkan bisa mendukung Indonesia di kancah dunia. Wakil Ketua Litbang PB PASI, Baja Sirait di lokasi seleksi mengatakan, mereka diperintahkan oleh Ketua Umum untuk melihat bibit unggul di sejumlah daerah potensi seluruh Indonesia, salah satunya di Bima. “Kami melihat ada beberapa potensi, terutama pada lari jarak pendek dan menengah di Bima,” katanya. Menurut Baja, ada beberapa poin yang dilihat di lokasi seleksi yakni berangkat dari sejarah bahwa di Bima atau NTB bisa memberikan kontribusi atlet untuk mengikuti jejak Fathurrahman dan Lalu Zohri yang telah mengharumkan negara di tingkat internasional “Yang kami lakukan ini bukan untuk saat ini, tapi pada masa depan,” tegasnya. Indonesia sambungnya, saat ini butuh anak-anak bangsa berpotensi, bukan saja dari kalangan yang dekat dengan ibu kota, tapi juga di daerah pelosok. Maka kehadirannya di Bima, agar bisa langsung melihat proses seleksi atlet. Terpenting supaya tidak lagi ada penyeleksian yang tidak diikuti oleh anak-anak bangsa di pelosok, padahal di ujung negeri ini juga memiliki potensi yang luar biasa. “Ada program dari Ketua Umum PB PASI yang menginginkan daerahdaerah pelosok seperti Marauke, Bima, pedalaman Sumatra agar menyumbangkan bibit unggul untuk mendukung Indonesia di kancah dunia,” terangnya. Mengenai potensi seleksi pada hari pertama tambah Baja, belum tergambar, karena nanti akan dilihat pada final yang akan dilaksanakan besok di Bima dan Mataram. “Tapi yang kami lihat juga, sungguh luar biasa antusias peserta mengikuti seleksi ini. Yakin dan percaya, nanti akan ada bibit unggul yang bisa ke pelatnas,” tambahnya. Sumber: Kahaba.net

PB PASI Targetkan 5 Atlet Tembus Jajaran Elit Dunia

PASI Targetkan 5 Atlet Tembus Jajaran Elit Dunia

Pengurus Besar (PB) Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) akan meluncurkan program 5 atlet menuju pentas dunia. Kelima atlet itu akan dijaring Tim Talent Scouting dari berbagai daerah yang dianggap potensial. Ketua Umum PB PASI, Luhut Binsar Pandjaitan, saat ditemui di Stadion Madya GBK, Jakarta, Senin, menuturkan bahwa Indonesia punya potensi besar untuk mengisi jajaran atlet atletik terbaik dunia setelah melihat prestasi dan capaian selama ini. “Sekarang PASI punya target lima atlet bisa masuk kelas dunia dalam lima tahun ke depan. Seperti misalnya Zohri, dia sudah di 30 besar pelari 100 meter, lainnya juga akan kami dorong,” kata Luhut menjelaskan. Untuk mewujudkan rencana ini, PB PASI juga sudah menyiapkan langkah terstruktur dengan melakukan pencarian bibit atlet di seluruh daerah. Luhut menyebutkan, proses pencarian bibit atlet ini dijadwalkan mulai berjalan setelah Lebaran. “Untuk atlet lempar (lembing dan cakram) misalnya, kami coba cari di Merauke atau Papua, untuk atlet lari ke NTB atau NTT. Jadi sekarang lebih spesifik prosesnya. Pelatihnya pun akan kami perbaiki,” ujarnya. Selain itu, PB PASI juga tengah membangun fasilitas latihan di daerah Pangalengan, Jawa Barat. Fasilitas trek ini berada di ketinggian 1.100 mdpl, dengan harapan bisa melatih paru-paru atlet agar lebih kuat. Tidak lupa urusan gizi juga akan lebih diperhatikan. Asupan makanan atlet akan dijaga ketat dengan melalui konsultasi dari ahli gizi. “Saya diingatkan bahwa ternyata mereka kadang suka makan sesukanya. Harusnya makan sesuai menu yang teratur dan disesuaikan oleh ahli gizi. Kuncinya harus disiplin, kalau tidak seperti ini tidak akan bisa masuk kelas dunia,” kata Luhut menegaskan.

Rekornas Lompat Jauh 33 Tahun Akhirnya Pecah di Korea Selatan Oleh Mahasiswa IKIP Mataram

Rekor nasional (rekornas) cabang olahraga atletik nomor Lompat Jauh yang bertahan selama 33 tahun akhirnya dipecahkan oleh Safwaturahman Sanapiah. (ilustrasi)

Yecheon- Atlet lompat jauh nasional, Safwaturahman Sanapiah, memecahkan rekor nasional (rekornas) yang bertahan selama 33 tahun usai mencatatkan lompatan sejauh 7,98 meter pada Korea Open 2018 di Yecheon, Korea Selatan, Minggu (17/6), sekaligus meraih medali emas. Pemuda asal Nusa Tenggara Barat (NTB) ini melampaui rekornas, yang sebelumnya dipegang Agus Reza Irawan, dengan lompatan sejauh 7,85 meter pada Kejuaraan Asia 1985 di Jakarta. Berdasarkan informasi dari Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI), saat laga, pria kelahirana Sumbawa 13 Mei 1994 ini, unggul dari atlet Korea Selatan (dengan lompatan 7,75 meter), serta Sri Lanka (7,73 meter). Keberhasilan mahasiswa Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra IKIP Mataram ini, turut melengkapi keberhasilan sejumlah atlet Indonesia lainnya, yang juga meraih medali di beberapa nomor. Indonesia juga meraih medali perunggu dari nomor tolak peluru putri. Juara SEA Games 2017 Eki Febri Ekawati berhasil menempati posisi ketiga dengan tolakan sejauh 15,16 meter. Sebelumnya, tim estafet Indonesia sukses meraih emas nomor estafet 4 x 100 meter putra. Tim yang berisikan Yaspi Boby, Fadlin, Eko Rimbawan, dan Bayu Kertanegara itu unggul atas tim Korea Selatan dan Hongkong. Anak-anak asuhan pelatih Eni Sumartoyo tersebut berhasil mencatatkan waktu terbaik 39,76 detik. Sementara itu, dua tim estafet Korea Selatan yang bermaterikan atlet-atlet muda hanya mencatatkan waktu terbaik 40,61 detik dan 41,06 detik. “Seharusnya, tim Hongkong menempati peringkat kedua, tapi mereka didiskualfikasi karena melanggar aturan,” ujar Eni yang mendampingi atletnya di Korea Selatan. Menurut Eni, tim estafet Indonesia meakai formasi yang berbeda dari test event Asian Games 2018, dan training camp di Amerika Serikat. Tanpa Lalu Muhammad Zohri, yang memperkuat tim junior pada Kejuaraan Asia 2018 di Gifu, Jepang, tim estafet Indonesia kembali diperkuat sprinter Yaspi Boby. “Dengan waktu persiapan 1 bulan, saya rasa hasil yang dicapai cukup baik,” kata Eni. Korea Open 2018 berlangsung selama dua hari (16-17 Juni) dan diikuti atlet dari 7 negara Asia yakni Hongkong, Vietnam, Filipina, India, Singapura, Indonesia, serta tuan rumah Korea Selatan. Indonesia tercatat mengirimkan 9 atlet yang dipersiapkan untuk Asian Games 2018 nanti. Mereka adalah tim estafet putra yang terdiri Yaspi Boby, Fadlin, Eko Rimbawan, dan Bayu Kertanegara. Selain itu ada pula Safwaturahman (lompat jauh), Suwandi Wijaya (lompat jauh), Emilia Nova (100 m Gawang) dan Eki Febri Ekawati (tolak peluru). (art)

Ribuan Peserta Bersaing di Kejurnas Atletik 2018, PB PASI Pantau Atlet Junior Berprestasi

Beberapa atlet cabor atletik akan bertandinga dalam Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Atletik, di Stadion Madya Senayan, Jakarta, 6-12 Mei 2018. (Pras/NYSN)

Jakarta- Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) menggelar Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Atletik Usia 18 Tahun, Usia 20 Tahun, dan Senior, di Stadion Madya Senayan, Jakarta, 6-12 Mei 2018. Sebanyak 1.053 atlet dari 34 provinsi di Tanah Air bersaing untuk menjadi yang terbaik di ajang ini. Kategori U-18 Tahun diikuti 367 atlet (205 putra dan 162 putri). Kemudian, U-20 Tahun diikuti 282 atlet (179 putra dan 103 putri). Dan, Senior diikuti 404 atlet (284 putra dan 120 putri). Selain sebagai ajang untuk mengasah kemampuan para atlet junior. Kejurnas ini sekaligus sebagai salah satu cara PB PASI guna mencari bibit atlet atletik serta wadah penguji atlet-atlet Pelatihan Nasional (Pelatnas). Mohammad Hasan, Ketua Umum PB PASI, mengatakan semua atlet mulai dari junior hingga remaja, bisa mengikuti Kejurnas ini. Dengan Kejurnas ini, ia berharap agar atlet senior memiliki pelapis guna mengantisipasi terjadinya cedera. “Di Kejurnas ini semua boleh ikut. Baik itu junior dan remaja maupun atlet Pelatnas. Untuk atlet junior dan remaja yang nantinya berprestasi menjadi pelapis senior,” ujar pria yang akrab disapa Bob Hasan itu di Stadion Madya Senayan, Jakarta, Jumat (4/5). Ia menegaskan bila ada atlet Pelatnas tak berprestasi di Kejurnas, maka atlet itu akan diganti dengan atlet muda. “Jika ada atlet Pelatnas yang tak berprestasi, maka di TC Asian Games 2018 akan kami ganti dengan yang muda,” lanjut Mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan pada Kabinet Pembangunan VII itu. Sementara, Tigor Tanjung, Sekertaris Jenderal (Sekjen) PB PASI, menyebut atlet Pelatnas yang mengikuti Kejurnas akan mewakili daerah mereka masing-masing. “Atlet Pelatnas yang mengikuti Kejurnas akan tetap mewakili daerah mereka masing-masing. Sebagian dari mereka sedang training camp di Amerika Serikat, merasakan suasana pertandingan level dunia,” tutur Tigor. “Mereka memperbaiki teknik agar mengalami kemampuan peningkatan yang jauh lebih baik,” ungkapnya. (Adt)