PON XXI: Perenang 13 Tahun Raih Tiga Medali Emas dan Ciptakan Rekor

Perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatera Utara 2024 berhasil melahirkan atlet muda bertalenta. Ia adalah atlet renang putri asal DKI Jakarta, Adelia Chantika Aulia. Meski masih berusia 13 tahun, Adelia mampu menyita perhatian setelah berhasil menyabet tiga medali emas di PON 2024, Kamis (19/9/2024). Bertempat di Kolam Renang Selayang, Medan, Sumatera Utara, Adelia meraih medali emas PON 2024 nomor 100 meter gaya bebas putri, 100 meter gaya punggung putri, dan 200 meter gaya punggung putri. Selain menyumbang medali emas untuk DKI Jakarta, Adelia juga mampu menciptakan rekor baru di ajang PON. Adelia menciptakan rekor di nomor 100 meter gaya punggung putri dan 200 meter gaya punggung putri. Saat bertanding di nomor 100 meter gaya punggung putri, Adelia finis dengan membukukan waktu 1 menit 04,07 detik. Catatan waktunya tersebut sukses memecahkan rekor PON yang sebelumnya dibuat sesama perenang DKI Jakarta, Flairene Candrea. Sebelumnya, Flairene mencetak rekor dengan catatan 1 menit 04,68 detik. Lalu untuk nomor 200 meter gaya punggung putri, Adelia mampu mencatatkan waktu 2 menit 16,77 detik. Adelia memecahkan rekor PON yang sebelumnya dibukukan perenang Jawa Timur, Nurul Fajar Fitriyati, saat PON 2021 Papua lalu. Kala itu, Nurul mencacatkan waktu 2 menit 19,78 detik. Kemunculan Adelia jelas membawa angin segar bagi dunia olahraga Indonesia, terlebih lagi untuk cabor renang. Dengan usianya yang masih sangat muda, Adelia bak permata yang bisa menjadi harapan cabor renang Indonesia di masa depan. Lalu untuk nomor 200 meter gaya punggung putri, Adelia mampu mencatatkan waktu 2 menit 16,77 detik. Adelia memecahkan rekor PON yang sebelumnya dibukukan perenang Jawa Timur, Nurul Fajar Fitriyati, saat PON 2021 Papua lalu. Kala itu, Nurul mencacatkan waktu 2 menit 19,78 detik. Kemunculan Adelia jelas membawa angin segar bagi dunia olahraga Indonesia, terlebih lagi untuk cabor renang. Dengan usianya yang masih sangat muda, Adelia bak permata yang bisa menjadi harapan cabor renang Indonesia di masa depan. Sumber: Tribunnews

PON XXI: Azzahra Catatkan Hattrick Medali Emas

Perenang Muda Indonesia, Azzahra Permatahani, mampu mencatatkan hattrick medali emas pada cabang olahraga renang dengan nomor 400 meter gaya ganti perorangan putri dalam gelaran Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 Aceh-Sumatera Utara. Pertandingan tersebut berlangsung di Kolam Renang Selayang Disporasu, Medan, Sumut, Minggu (15/9). Azzahra yang menjadi wakil Sulawesi Tengah itu berhasil finis terdepan dengan catatan waktu 4,55 menit. Azzahra mengaku senang atas pencapian yang didapatnya. Dia bilang nomor tersebut memang menjadi andalannya selama ini untuk mendapatkan medali. “Ini kan 400 meter memang nomor aku ya, dan menjadi target pribadi untuk mendapatkan medali emas,” katanya. Pertandingan final ini tak mudah bagi Azzahra. Sebab dia sempat mendapatkan perlawanan yang cukup ketat dari wakil Banten yaitu Michelle Surjadi dalam 50 meter pertamanya. Kendati demikian, perenang 22 tahun itu mampu menjaga ritmenya dengan baik. Sehingga posisinya terus terdepan hingga akhir laga dan menyegel medali emas. Medali perak didapat wakil Jawa Timur yaitu Ressa Kania Dewi dengan catatan waktu 5,04 menit. Sedangkan perunggu dibawa pulang Elysha Chloe Pribadi (Jakarta) dengan membukukan 5,07 menit. “Strategi saya memang pada seratus meter pertama nggak mau terburu-buru. Saya usahakan jaga ritme dan menyimpan energi. Setelahnya menjelang akhir baru aku habiskan,” jelasnya. Azzahra mengaku semua lawan di final cukup berat. Masing-masing memiliki strategi. Oleh karenanya, dia kedepan berharap bisa lebih baik lagi untuk memperbaiki catatan waktunya. “Catatan waktu sekarang ini sudah bagus, dibawah lima menit. Jadi aku ingin mempertajamnya lagi untuk kompetisi-kompetisi yang akan datang,” bebernya. Tradisi medali emas berhasil dijaga Azzahra dalam ajang PON Aceh-Sumatera Utara kali ini. Dalam dua edisi sebelumnya di Jawa Barat dan Papua, Azzahra selalu menjadi yang terbaik dengan torehan medali emas.

Joe dan Azzahra Raih Tiket Olimpiade, Indonesia Sudah Loloskan 29 Atlet

Ketua Umum Pengurus Besar Akuatik Indonesia sekaligus Chef de Mission Indonesia untuk Olimpiade Paris 2024, Anindya Bakrie menyambut keberhasilan dua atlet renang Joe Aditya dan Azzahra Permatahani lolos ke Olimpiade Paris 2024. Pengurus Besar Akuatik Indonesia atau PB AI mengumumkan dua atletnya yakni Joe Aditya dan Azzahra Permatahani lolos ke Olimpiade 2024 Paris melalui jalur Universality Places. View this post on Instagram A post shared by NYSN Media (@nysnmedia) Kuota universality places atau unqualified athletes merupakan salah satu sistem kualifikasi yang diterapkan federasi olahraga internasional yang mengizinkan National Olympic Comittee (NOC), yang gagal meloloskan atletnya ke salah satu cabang olahraga Olimpiade, untuk mengajukan satu atlet putra dan putri peringkat tertinggi agar tampil di Paris. “Bersyukur renang bisa meloloskan dua atlet, sehingga total saat ini ada 29 atlet Indonesia yang telah lolos Olimpiade baik itu melalui kualifikasi maupun Universality Places,” kata Anindya Bakrie. View this post on Instagram A post shared by NYSN Media (@nysnmedia) Kepastian lolosnya dua atlet renang tersebut diperoleh PB AI setelah menerima surat resmi dari Federasi Akuatik Dunia atau World Aquatic. Joe dan Azzahra memastikan diri berangkat ke Paris setelah dinyatakan lolos berdasarkan poin tertinggi dalam perolehan tabel poin World Aquatic hingga 23 Juni 2024. Joe Aditya Kurniawan di nomor 100 meter gaya kupu-kupu putra dengan catatan 53,17 detik. Sedangkan Azzahra Permatahani di nomor 200 meter gaya ganti putri dengan Waktu 02 menit 18,47 detik. Lolosnya Joe dan Azzahra menambah daftar sementara atlet Indonesia yang berkompetisi pada Olimpiade Paris menjadi 29 orang. Daftar 29 Atlet Indonesia yang Lolos ke Olimpiade Paris 2024: 1. Arif Dwi Pangestu (Panahan) 2. Desak Made Rita Kusuma Dewi (Panjat Tebing) 3. Diananda Choirunisa (Panahan) 4. Rifda Irfanaluthfi (Senam Artistik) 5. Rahmad Adi Mulyono (Panjat Tebing) 6. Fathur Gustafian (Menembak) 7. Rio Waida (Selancar Ombak) 8. Eko Yuli Irawan (Angkat Besi) 9. Rizki Juniansyah (Angkat Besi) 10. Memo (Dayung) 11. Bernard Benyamin van Aert (Balap Sepeda) 12. Jonatan Christie (Bulu Tangkis) 13. Anthony Sinisuka Ginting (Bulu Tangkis) 14. Gregoria Mariska Tunjung (Bulu Tangkis) 15. Fajar Alfian (Bulu Tangkis) 16. Muhammad Rian Ardianto (Bulu Tangkis) 17. Apriyani Rahayu (Bulu Tangkis) 18. Siti Fadia Silva Ramadhanti (Bulu Tangkis) 19. Rinov Rivaldy (Bulu Tangkis) 20. Pitha Haningtyas Mentari (Bulu Tangkis) 21. Nurul Akmal (Angkat Besi) 22. Raji’ah Sallsabilah (Panjat Tebing) 23. Veddriq Leonardo (Panjat Tebing) 24. Maryam March Maharani (Judo) 25. Lalu Muhammad Zohri (Atletik) 26. Rezza Octavia (Panahan) 27. Syifa Nur Afifah Kamal (Panahan) 28. Joe Aditya W. Kurniawan (Renang) 29. Azzahra Permatahani (Renang) Sumber: Tempo

Youthswim 2024 Ajang Jaring Atlet Muda Renang

Fun Swimming Competition YOUTHSWIM 2024 merupakan kompetisi bagi pelajar tingkat TK, SD, SMP, dan SMA se-Jabodetabek. Kompetisi ini melibatkan Empat gaya renang, yaitu Gaya Dada, Gaya Punggung, Gaya Kupu, dan Gaya Bebas. Kompetisi ini berlangsung di Arena Yonif Mekanis 201, Jakarta Timur pada Minggu (2/5/2024). Dengan mengusung konsep liga, peserta berkompetisi dalam beberapa lomba. Hasil keseluruhan dihitung berdasarkan jumlah lomba yang diikuti dan medali emas yang diperoleh. Peserta dengan medali emas terbanyak akan menjadi pemenang keseluruhan. Sementara itu, atlet renang binaan PT Pertamina dari Nadya Swimming Club (NSC), berhasil menjadi juara usai meraih 15 emas, 19 perak dan 24 perunggu dalam ajang Fun Swimming Competition YOUTHSWIM 2024. NSC sendiri mengirimkan total 28 atlet muda terbaiknya. Yuliadi Saputro, Head Coach dari Nadya SC, juga menekankan bahwa kegiatan ini membantu perenang pemula yang berbakat untuk berkembang menjadi atlet renang profesional. “Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Pertamina atas dukungannya untuk para atlet Nadya SC. Dukungan ini sangat berarti dalam membantu para atlet muda meraih prestasi dan mengembangkan bakat mereka di dunia renang,” pungkas Yuliadi.

ASEAN Schools Games 2024: Arya Pecahkan Rekor dan Raih Emas Pertama Indonesia

Cabang olahraga (cabor) mencatatkan emas pertama bagi kontingen Indonesia di 13th ASEAN Schools Games (ASG) 2024 Da Nang, Vietnam. Adalah Arya Adrean Putra Haryono yang mendulang emas perdana Indonesia dari nomor 50 meter gaya dada putra pada final yang berlangsung di Da Nang Swimming and Diving Club, Senin (3/6) malam. Arya yang berada di lintasan empat menjadi yang tercepat dengan torehan waktu 28.90. Catatan ini memecahkan rekor ASG tahun 2018 yang juga dicetak atlet Indonesia, Ahnaf Kamal Pasya yaitu 29.38. “Alhamdulillah senang banget bisa memberikan medali emas bagi Indonesia, apalagi ini emas pertama bagi tim Merah Putih, walaupun best time 28.52 tidak pecah, tapi sekali lagi alhamdulillah mendapat medali emas,” ungkap Arya. Atlet renang dari Perkumpulan Kaizen SC Bantul ini mengaku tidak puas atas catatan waktu yang dihasilkannya pada nomor final 50 meter gaya dada tersebut. Lantaran di babak eliminasi dirinya bisa membukukan catatan waktu lebih baik, yakni 28.70. Adapun medali emas yang direngkuh Arya ini masih bisa bertambah karena bakal kembali tampil di nomor final 100 dan 200 meter gaya dada putra. “Bismillah insyaallah bisa dapat medali emas lagi dengan target sekaligus bisa memecahkan best time dari 01.03,40 detik menjadi 01.02,00 detik di final nomor 100 meter gaya dada,” tekadnya. Atas prestasi medali emas pertama Indonesia ini, Manajer Tim Renang Indonesia di ASG 2024 Jonas Bain mengaku sangat bersyukur. Apalagi dalam pencapaian ini juga berhasil dipecahkan rekor ASG. “Kami bangga dan semoga apa yang telah dihasilkan oleh Arya ini mampu menjadi pemicu semangat bagi para atlet Indonesia lainnya yang tampil di ASG 2024 ini,” tutur Jonas. Emas Arya sendiri bukan satu-satunya emas yang didulang cabor renang pada hari pertama pertandingan. Emas kedua diraih Jeremy Elyon Master Ganesha di nomor 100 meter gaya bebas putra. Selain emas, hari pertama renang juga meraih dua medali perak dan tjga medali perunggu. Medali perak diraih Jason Donovan Yusuf di nomor 100 meter gaya bebas putra dan Adelia Chantika Aulia di nomor 200 meter gaya punggung putri. Sementara tiga medali perunggu didapatkan Adelia Chantika Aulia di nomor 100 meter gaya bebas putri, Muhammad Havis Rizal Wibisono di nomor 200 meter gaya punggung putra, serta di nomor estafet 4×200 meter gaya bebas putra oleh Liquor Harison Andoko, Samuel Maxson Septionus, Sebastian Frederick Harsono, dan Mochammad Akbar Putra Taufik. Adapun perolehan medali ini menjadikan Indonesia membukukan total 11 medali meliputi 2 emas, 4 perak, dan 5 perunggu untuk event ASG 2024 yang berlangsung Senin (3/6). Sumber: Kemenpora

Akuatik Indonesia Bantu Atlet Peroleh Beasiswa Demi Kualitas Renang

Pengurus Besar Akuatik Indonesia memastikan terus memfasilitasi beasiswa untuk atlet renang sebagai langkah membina mereka guna meningkatkan kualitas agar semakin kompetitif dalam berbagai kejuaraan. “Kami terus mencari dan memfasilitasi beasiswa untuk para atlet agar mereka bisa sekolah dan latihan di luar negeri yang prestasi olahraga renangnya sangat maju,” kata Wakil Ketua Umum PB Akuatik Indonesia, Harlin Rahardjo ketika dihubungi melalui sambungan telpon di Jakarta, Selasa. Dia menyampaikan hal itu berkaitan dengan langkah PB Akuatik Indonesia dalam membina atlet akuatik agar kualitas atlet renang Indonesia meningkat. Harlin mengatakan, beasiswa untuk atlet adalah salah satu langkah pembinaan penting karena atlet renang bisa belajar mengasah kemampuan di lingkungan yang kompetitif. Ia mencontohkan perenang Dwiki Rahardjo yang mendapat beasiswa dari World Aquatic untuk menjalani pelatihan di Australia setelah beasiswa itu diperjuangkan sejak 2023. “Itu kesempatan yang langka, kita cuma dapat satu kuota diawal, tetapi kalau ini sukses, mudah-mudahan tahun depan (2025) dapat lebih dari satu,” kata Harlin. Beberapa atlet lain juga difasilitasi untuk mendapatkan kesempatan berlatih di luar negeri, seperti Masinari Wolf yang berlatih di Jerman dan Felix Vitor Iberle di Malaysia. “Ada juga yang masuk universitas di Amerika, yang mendapatkan beasiswa dari Kemendikbud, dan sebagainya,” kata Harlin. Dia mengatakan, beasiswa dapat memacu atlet dalam meningkatkan kemampuan berenang karena meskipun mereka memiliki catatan prestasi di Indonesia, kemampuan mereka masih berada di bawah atlet-atlet luar negeri. Di sisi lain, kata dia, fasilitas beasiswa bisa menginspirasi para perenang muda lainnya untuk terus bekerja keras agar mendapatkan kesempatan belajar secara gratis di luar negeri. “Ada fasilitas beasiswa yang bisa didapat seperti dari World Aquatic, federasi negara lain seperti Hungaria, juga beasiswa di Indonesia seperti dari LPDP, Kemendikbud, dan kami harapkan dari beberapa BUMN juga,” pungkas Harlin. Sumber: ANTARA

Andalkan Atlet Muda, Timnas Renang Indonesia Boyong 6 Emas dari Kejuaraan di Singapura

Andalkan Atlet Muda, Timnas Renang Indonesia Boyong 6 Emas dari Kejuaraan di Singapura

Kabar baik datang dari timnas renang Indonesia dari penampilan terkini di Major Games Qualifiers (MGQ) 2023 di Singapura. MGQ 2023 berlangsung pada 23-26 November 2022 di OCBC Aquatic Centre, Singapura. Timnas renang Indonesia sukses membawa pulang 6 medali emas, 2 medali perak, dan 7 medali perunggu. Lebih menggembirakan lagi, prestasi ini dibukukan oleh tim yang memuat banyak perenang muda. Pengurus Besar Persatuan Olahraga Renang Indonesia (PB PRSI) mengapresiasi pencapaian ini. Lebih dari sekadar medali, mereka mampu memanfaatkan kesempatan berlomba dengan menunjukan perkembangan yang baik. “Para perenang pelatnas juga mengalami banyak kemajuan yakni mencatat 19 personal best time,” demikian pernyataan PB PRSI. Total ada 11 atlet Indonesia yang bertanding. Mereka terdiri dari lima atlet putra dan enam atlet putri. Nicholas Karel Subagyo, Andi Muhammad Nurrizka, Romeo Lingga Al Farizi, Alvino Dika Wijaya, dan S. Malikil Alliim turun di nomor-nomor putra. Adapun tim putri bermaterikan Adellia, Serenna Karmelita, Izzy Dwifaiva, Ni Putu Pande Lisa Primasari, Michelle Sujadi Fang, dan Kezeea Octavia Famayanti. Andi Muhammad Nurrizka di nomor 200 meter gaya dada putra dengan catatan 2 menit 18,68 detik. Kemudian Adellia mengawinkan dua medali di nomor 200 meter gaya dada putri dengan waktu 02:35,90 detik dan 100 meter gaya dada putri dengan waktu 1 menit 11,99 detik. Prestasi serupa dibukukan Izzy Dwi Faiva Herfrisyanthi yang memenangi nomor 1500 meter gaya bebas putri dengan 17:39,67 detik. Perenang Indonesia yang baru berusia 13 tahun juga tak ketinggalan mendulang medali emas untuk tanah air. Dia adalah Michelle Sujadi Fang yang meraih emas pada nomor 400 meter gaya ganti putri dengan waktu 5 menit 10,98 detik. Emas terakhir didapat Nicholas Karel Subagyo dari nomor 1.500 meter gaya bebas putra dengan catatan 15 menit 55,97 detik. Selain itu, dua medali perak dipersembahkan oleh Adellia nomor 50 m gaya dada putri dengan waktu 33,21 detik dan Ni Putu Pande Lisa Primasari pada nomor 200 m gaya punggung putri dengan waktu 2 menit 25,24 detik. Kemudian tujuh medali perunggu, dua di antaranya dari Nicholas Karel Subagyo pada nomor 800 meter gaya bebas putra 8 menit 15,69 detik dan 200 meter gaya bebas putra dengan catatan 1 menit 52,66 detik. Lalu, Andi Muhammad Nurrizka juga menyumbang dua perunggu pada nomor 100 m gaya dada putra dengan waktu 1 menit 03,15 detik dan 50 m gaya dada dengan waktu 29,00 detik Ni Putu Pande Lisa Primasari juga meraih perunggu dari nomor 50 meter gaya punggung dengan catatan 30,47 detik. Medali perunggu juga diraih Izzy Dwi Faiva Herfrisyanthi pada nomor 800 meter gaya bebas dengan waktu 9 menit 17,69 detik. Perenang putra Malikil Alliim juga meraih perunggu nomor 200 meter gaya kupu-kupu dengan catatan 2 menit 5,71 detik. Masih ada dua kejuaraan tersisa pada tahun 2022, yaitu Indonesia Open Aquatic Championship 2022 dan SEA Age Group Swimming Championship.

PRSI: Pemanggilan Atlet Pelatnas Renang Berdasar Pada DBON

PRSI: Pemanggilan atlet pelatnas renang berdasar pada DBON

Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI) Wisnu Wardhana mengatakan pemanggilan atlet pelatnas tahun 2022 tak lepas dari program Desain Besar Olahraga Nasional (DBON). Para pemangku kepentingan, kata Wisnu kepada pewarta di Jakarta, Selasa, juga terlibat dalam proses pemilihan atlet mulai dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), Komite Olimpiade Indonesia (KOI), dan praktisi olahraga. “Prosesnya bukan hanya dari PRSI, tapi juga melalui proses diskusi pengawasan dan pendampingan PPON (Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional), KONI, KOI, dan praktisi olahraga untuk mempersiapkan peta Desain Besar Olahraga Nasional,” kata Wisnu yang juga menjabat sebagai manajer timnas renang. Kemudian, PRSI menerbitkan Surat Keputusan PB PRSI Nomor 14 Tahun 2022 yang salinannya diterima ANTARA. Terdapat 23 nama yang menjadi bagian dari persiapan menghadapi SEA Games Kamboja dan Asian Games 2022 di Hangzhou, China yang bergulir tahun depan. Namun dalam daftar tersebut, beberapa nama yang sebelumnya langganan pelatnas seperti Glenn Victor Sutanto, Gagarin Nathaniel, I Gede Siman Sudartawa, hingga Kania Dewi terdepak dari pelatnas 2022. Bahkan, Aflah Fadlan Prawira yang mengikuti Olimpiade Tokyo 2020 tidak masuk dalam skuad pelatnas 2022. Hal ini membuat sejumlah atlet tersebut mempertanyakan proses pemanggilan melalui media sosial. Terkait hal tersebut, Wisnu pun memberikan penjelasan. Dia mengatakan 23 nama yang masuk dalam pelatnas renang Indonesia tahun 2022 memang diisi mayoritas perenang muda. Tujuannya sesuai dengan DBON yakni melakukan pembinaan jangka panjang yang berfokus pada prestasi perenang di tingkat Olimpiade. “Ada tiga landasan dalam DBON, pertama untuk Olimpiade 2024 di Paris, Olimpiade 2028 di Los Angeles, dan Olimpiade 2032 di Brisbane,” kata Wisnu. “Di Olimpiade 2028, kami harapkan atlet sudah bisa memberikan kontribusi dengan melampaui kualifikasi limit A dengan masuk 16 besar dunia,” ujarnya menambahkan. Dengan demikian sudah saatnya, kata Wisnu, memberikan tongkat estafet ke perenang muda. “Sesuai dengan tujuan program DBON dan juga PPON mereka menyampaikan komposisi 60 persen atlet junior dan 40 persen atlet senior. Kami kombinasi untuk mendukung program pemerintah,” kata Wisnu. Meski begitu, atlet senior yang tak masuk pelatnas 2022, lanjut Wisnu, tetap akan bisa mengikuti seleksi nasional untuk pembentukan tim SEA Games Kamboja dan sesuai masukan teknis dari pelatih kepala Michael Piper pada Februari 2023. Adapun untuk nama yang masuk pelatnas 2022, delapan di antaranya adalah perenang putra yakni Farrel Armandio Tangkas, Erick Ahmad Fathoni, Pande Made Iron Digjaya, Joe Aditya, Nicholas Karel Subagyo, Andi Muhammad Nurrizka, Romeo Lingga Al Farizi, dan Alvino Dika Wijaya. Lalu ada juga atlet junior I Komang Gede Mas Dekotama Putra, S. Maliki Allim, dan Ibrahim F. Faqih. Pada sektor putri ada Azzahra Permatahani, Flairene Candrea W, Masniari Wolf, Angel Gabriella Yus, Adelia, Serenna Karmelita M, Izzy Dwifaiva Hefrisyanthi, dan Ni Putu Pande Lisa Primasari. Untuk junior ada Michlle Surjadi Fang, Gusti Ayu made Nadya Saraswati, Ni Kadek Rena Kartika, dan Kezeea Octavia Damayanti. PB PRSI telah memanggil 23 perenang untuk mengikuti Pelatnas renang 2022 Berikut nama-namanya.#PBPRSI#renang#pelatnasrenang pic.twitter.com/ij0llb4MzG — Akuatik Indonesia (@akuatikid) October 17, 2022

Masniari Wolf tak mau terbebani masuk proyeksi Olimpiade

Masniari Wolf tak mau terbebani masuk proyeksi Olimpiade

Perenang keturunan Indonesia-Jerman, Masniari Wolf, mengaku tidak mau terbebani oleh proyeksi untuk tampil di Olimpiade Paris 2024 atau Olimpiade Los Angeles 2028 menyusul keberhasilannya membawa pulang emas pada SEA Games Vietnam bulan lalu. “Saya mencoba untuk tidak terlalu memikirkannya, tetapi ada banyak orang di tim nasional, sehingga mereka dapat mendukung saya dan mereka juga mencoba untuk pergi ke Olimpiade, dan tekanan tidak hanya ada pada saya,” ujar Masniari saat melakukan bincang media secara daring, Selasa. Atlet berusia 16 tahun itu berhasil meraih emas nomor 50 meter gaya punggung putri pada SEA Games Vietnam, menjadi penyumbang medali emas pertama cabang olahraga renang. Kemenangan tersebut sekaligus mengakhiri penantian medali emas renang putri Indonesia selama 11 tahun sejak Yessy Yosaputra berhasil merebut emas pada nomor 200m gaya punggung SEA Games 2011 Palembang. “Saat raih medali emas nomor 50 meter saya cukup terkejut karena bisa berenang secepat itu. Selanjutnya saya ingin tampil di Kejuaraan Dunia junior dan tentu ingin di nomor 100 meter gaya punggung sampai Olimpiade nanti,” ucap Masniari. Perenang yang memiliki darah Batak itu bercerita bahwa dia melakukan pelatihan sendiri bersama klubnya dan bertolak ke Vietnam langsung dari Jerman bersama ibunya untuk mengikuti SEA Games. Bergabungnya Masniari dengan timnas pada menit-menit terakhir tersebut menurut Manajer Tim Renang Indonesia, Wisnu Wardhana, dikarenakan waktu yang dibutuhkan untuk konfirmasi dan koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk Komite Olimpiade Indonesia (KOI) dan panitia penyelenggara VISGOC. Wisnu mengatakan sebenarnya sudah melakukan kontak dengan Masniari sejak 2017 dan melakukan pertemuan pada 2019. Saat dunia dilanda pandemi COVID-19, Masniari terus berlatih dan catatannya hampir memecahkan rekornas, yang membuatnya lolos kualifikasi untuk masuk timnas. “Melalui proses panjang Masniari akhirnya bisa tampil di SEA Games dan meraih medali emas. Ini terobosan bagi renang Indonesia karena banyak diaspora Indonesia yang masih punya jiwa nasionalis,” kata Wisnu. “Setelah ini saya akan ke Jerman berharap bertemu pelatihnya langsung memprogramkan Masni untuk bisa masuk ke Olimpiade Paris.” lanjutnya. Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI), Harlin Rahardjo, mengatakan federasi akan terus memberikan kesempatan kepada perenang-perenang muda untuk bisa lebih berkembang. “Masniari ini menjadi project kita untuk menuju Olimpiade 2024 dan 2028 karena kita tidak ingin jago kandang atau pun di SEA Games, walaupun di SEA Games kita masih ketinggalan dari Singapura dan Vietnam,” kata Harlin. “Namun, kita juga punya cita-cita untuk meloloskan atlet untuk Olimpiade yang bukan melalui wildcard atau universality. Semoga ini bisa terwujud di 2024 atau 2028,” ujarnya menambahkan.

Tebar Semangat Olahraga Renang ke Generasi Muda Melalui Konten TikTok

Tebar Semangat Olahraga Renang ke Generasi Muda Melalui Konten TikTok

Timotius Mulyadi kini tak hanya dikenal sebagai atlet renang saja. Melainkan content creator di TikTok. Pria 23 tahun ini berhasil mendapatkan 3,6 juta pengikut dari konten-konten seputar olahraga renang di TikTok. Timotius Mulyadi juga memenangkangkan challenge TikTok #TauGaSih dari konsistensinya menggarap konten olahraga renang ini. “Renang itu bukan hanya main-main air dan hiburan,” begitulah kata Timotius Mulyadi. Timotius atau yang akrab disapa Timboi ini merupakan seorang atlet renang Pelatda DKI Jakarta sekaligus mahasiswa Ilmu Komunikasi di Universitas Padjadjaran. Di tengah kesibukannya sebagai atlet dan mahasiswa, Timboi menyempatkan diri untuk memberikan edukasi tentang olahraga renang yang dikemas sedemikian rupa agar dapat menghibur penontonnya. Timboi memulai perjalanannya di TikTok dari challenge “Swimmer Check” dari luar negeri. Kala itu, dia melihat belum banyak atlet renang di Indonesia yang mengikuti tren tersebut. “Dari situ aku coba upload, ternyata banyak yang suka,” kata Timboi dalam kesempatan wawancara, Senin (27/12/2021). Setelah melihat peluang besar tersebut, Timboi pun mengembangkan konten dan memiliki haluan untuk memberikan edukasi kepada generasi muda terkait bagaimana dunia renang. “Tujuannya agar masyarakat menggemari olahraga renang, terutama di kalangan remaja sehingga mereka bisa berpikir ternyata olahraga renang bukan hanya main-main air dan hiburan, tapi bisa untuk jadi atlet, yang bisa banggain daerah maupun Indonesia,” ujarnya. Sebab, untuk menjadi seorang atlet renang itu tidak mudah, butuh proses panjang dan harus dimulai sedini mungkin. Oleh karenanya, Timboi menyasar para remaja dan generasi muda di kontennya. Dia lantas mencoba telaten menggarap konten dan mengusahakan konten renang setiap harinya di platform TikTok. Tantangan bikin konten di air Membuat konten olahraga renang yang erat kaitannya dengan air ternyata bukan tanpa risiko. Timboi mengaku menemui banyak tantangan saat membuat konten di air. “Itu sebenernya udah termasuk konsekuensi dari konten. Dan buat konten di air itu ya banyak challenging-nya,” akuinya. Terlebih, sebagian besar konten yang dibuat oleh Timboi tidak menggunakan voice over , melainkan berbicara langsung saat merekam. “Itu kadang challenging-nya di situ. Kadang menggigil, kadang kedinginan,” Timboi menyiasati tantangan tersebut dengan membuat variasi konten agar tidak melulu ‘ngonten’ di kolam renang. Selain itu, dia juga kerap membuat konten dengan menjawab tantangan dari penonton. Bikin konten di laut? Pada helatan PON XX Papua 2021 lalu, Timboi berhasil meraih medali perunggu untuk cabang olahraga renang perairan terbuka nomor 3 kilometer kategori putra. “Aku spesialisasinya di renang perairan terbuka. 2016 aku dapet (medali) perak di 10 km, 2021 di 3 km di PON Papua, dapet medali perunggu,” kata Timboi. Kendati demikian, dia lebih kerap membuat konten di kolam renang. Hal ini karena latihan renang memang lebih banyak dilakukan di kolam ketimbang di perairan terbuka seperti laut. “Sesi latihan di laut itu hanya 1-2 kali sesi aja dalam sebulan,” Namun, Timboi tetap mengusahakan untuk membuat konten di laut jika memang sedang latihan di sana. Pun, jika sedang berlibur di pantai, dia juga akan membuat konten di pantai sebagai variasi agar penonton tidak bosan. Menurut Timboi, hal yang paling penting dari konten adalah tetap dapat menginspirasi dan memberikan edukasi terhadap penontonnya.

Albert: Saat Ini Ada Dua Perenang Muda Potensial

Albert: Saat Ini Ada Dua Perenang Muda Potensial

Pelatih Timnas renang Indonesia, Albert C. Sutanto, optimistis dengan masa depan cabor renang Indonesia. Albert C. Sutanto menyebut Indonesia saat ini memiliki banyak perenang muda yang berpotensi menggebrak di level dunia. Dua di antaranya merupakan perenang dari sektor putri, yakni Angel Gabriella Yus dan Flairene Candrea. “Sebenarnya lapis bawah ini banyak sekali. Beberapa sudah menunjukkan potensinya,” ujar Albert dikutip dari Antara. “Tapi kalau untuk level internasional, so far kelahiran 2000 ke bawah kami anggap junior, mungkin baru dua,” ungkapnya. Potensi Angel dan Flairene, ujar Albert, mulai terliihat saat tampil pada PON XX Papua 2021. Keduanya kembali unjuk gigi pada ajang Indonesia Open Aquatic Cgampionship di Stadion Akuatik Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, pada 9-12 Desember 2021. Diketahui, Angel adalah peraih emas pada nomor 50m gaya kupu-kupu pada PON Papua. Wakil DKI jakarta tersebut finis dengan catatan waktu 28,20 detik. Sebelum meraih emas, Angel juga memecahkan rekor nasional pada babak kualifikasi nomor tersebut dengan waktu 27,40 detik. Torehan tersebut melampaui catatan yang dibukukan AA Istri Kania Ratih Atmaja di Singapura pada 2018 silam, yakni 27,85 detik. Sementara itu, Flairene memecahkan rekor nasional KU 1 saat turun pada Indonesia Open nomor 100m gaya punggung putri dengan catatan waktu 1 menit 3,81 detik. Catatan ini dibukukan Flairene sebagai perenang pertama nomor estafet 4x100m gaya ganti putri. Adapun rekor sebelumnya dipegang oleh Masniari Wolf, yang membukukan waktu 1 menit 3,89 detik pada 17 Oktober 2021 di Berlin, Jerman. Albert menambahkan, kedua perenang beia ini menjadi harapan baru pada sektor putri pada ajang multievent Asia Tenggara, SEA Games Hanoi 2022. “Gabriella diandalkan pada nomor 50m dan 100m gaya kupu-kupu. Sementara Flairene nomor andalannya adalah 100m gaya punggung,” tuturnya. “Dia adalah atlet kelahiran 2005 yang catatan waktunya sudah melewati seniornya,” ujar Albert memungkasi.

Motivasi Fadlan Terlecut Berprestasi Lebih Tinggi

Motivasi Fadlan Terlecut Berprestasi Lebih Tinggi

Perenang andalan Indonesia, Aflah Fadlan Prawira mendapat suntikan motovasi setelah tampil di Olimpiade 2020 Tokyo. Pengalaman yang didapat mampu melecut konfidensinya untuk berprestasi lebih tinggi demi Merah-Putih. Fadlan, perenang nasional yang genap 24 tahun pada 13 November, mengatakan tampil di Olimpiade membuat dirinya lebih bertanggung jawab terhadap capaian prestasi. Ia kian termotivasi untuk berprestasi, salah satunya menuntaskan rasa penasaran akan medali emas SEA Games 2022 Hanoi, Mei mendatang. “Saya mendapat banyak pengalaman dengan tampil di Olimpiade. Kalender 2022 sangat padat, semoga saya bisa lebih konsisten karena saya juga masih gregetan merebut medali emas SEA Games karena baru bisa mendapat perak saja,” kata Fadlan beberapa waktu lalu. Fadlan menjadi salah satu dari 28 atlet Indonesia yang tampil di Olimpiade Tokyo. Ia turun di dua nomor 400m gaya bebas putra dan 1.500m gaya bebas putra. Tampil di Tokyo Aquatics Center, Fadlan membukukan catatan waktu 3 menit 55,08 detik saat turun di heat dua nomor 400m gaya bebas putra. Sementara di nomor 1.500 m gaya bebas, Fadlan finis di peringkat tiga heat pertama dengan catatan waktu 15 menit 29,94 detik. Hanya saja, capaian waktu tersebut belum mengantarkan Fadlan ke babak semifinal. “Saya ingin Tokyo tak menjadi Olimpiade terakhirku. Saya ingin tampil di Olimpiade Paris sebagai perenang yang lolos kualifikasi. Saya juga ingin naik podium saat Asian Games 2022 Hangzhou dan meraih medalli emas SEA Games Hanoi,” terang Fadlan. Untuk menggapai ambisi tersebut, Fadlan wajib ekstra fokus. Terlebih, perenang junior mampu membuktikkan diri tampil kompetitif saat turun di Pekan Olahraga Nasional (PON) 2021 Papua beberapa waktu lalu.

Luar Biasa, Javier Borong 5 Medali Kejuaraan Renang Jakarta Open 2021

Luar Biasa, Javier Borong 5 Medali Kejuaraan Renang Jakarta Open 2021

Atlet renang muda asal Kabupaten Bangkalan, Ahmad Javier Hamid pulang dengan membawa hadiah lima medali. Kepulangannya disambut dengan sangat bahagia oleh Bupati Bangkalan R. Abdul Latif Imron pada Kamis (9/9) yang bertepatan dengan Hari Olahraga Nasional. Atlet yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) itu menunjukkan lima medali yang dibawa pulang dari kejuaraan Renang Jakarta Open 2021 kepada Bupati Bangkalan, R Abdul Latif Amin Imron di Pendopo Agung Kabupaten Bangkalan. Lima medali yang dipersembahkan untuk Kabupaten Bangkalan ini diantaranya satu medali emas, dua perak dan dua perunggu. Perenang berusia 11 tahun itu turun di kelompok umur (KU) – 4 yang mempertandingkan perenang muda maksimal usia 11 tahun. Medali emas didapat Javier setelah menjadi yang tercepat pada nomor 50 Meter Gaya Punggung Putra dengan catatan waktu 35.96 detik. Dia berhasil mengalahkan perenang asal Sumedang, Vito Maximius Simbolon dan perenang Bekasi, Shoko Khaidir Rayyaramadan. Kedatangan Javier langsung mendapat apresiasi dari Bupati Bangkalan R Abdul Latif Amin Imron. Ia mengucapkan rasa bangga dengan pencapaian yang didapatkan Javier, apalagi Javier masih duduk di bangku SD. “Selamat atas keberhasilan Javier terbukti dengan hari ini kedua putra terbaik Kabupaten Bangkalan telah membawa medali untuk daerahnya. Kalau terus seperti ini prestasi yang diciptakan insyaallah pasti hasilnya akan baik pula,” katanya. Hal serupa juga diungkapkan oleh Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Bangkalan, Moch Fauzan Ja’far. Ia menuturkan prestasi yang didapatkan oleh Javier kali ini bisa menjadi pelecut semangat bagi atlet-atlet lainya dan akan memberikan jaminan kepada atlet yang berprestasi. “Tentunya komitmen KONI dan Pemkab akan memberikan jaminan baik pendidikan dan yang lainnya pada semua atlet yang berprestasi,” ucapnya. Sumber: Madura Raya

Semakin Berprestasi, Nazneen Targetkan Tembus Skuad Indonesia

Semakin Berprestasi, Nazneen Targetkan Tembus Skuad Indonesia

Pembinaan atlet junior di beberapa klub renang yang ada di Bumi Lancang Kuning, Provinsi Riau, patut diacungi jempol. Bibit-bibit perenang unggulan kini mulai bermunculan. Hal ini tak lepas dari terarahnya pembinaan atlet junior. Salah satu atlet renang yang sedang mencuri perhatian ialah Nazneen Khalfani Amri. Gadis berusia 13 tahun yang juga merupakan siswi SMP IT Al Ittihad, Rumbai, Pekanbaru tersebut, sudah menorehkan berbagai prestasi. Bahkan koleksi medali di lemarinya, kini sudah menghiasi kamarnya. Terbaru, Nazneen sukses menggondol 5 medali sekaligus di beberapa nomor pada Kejuaraan Riau Aquatic Sprint Challange di Kolam Renang MBC, Pekanbaru pada awal April 2021 kemarin. Lima medali tersebut terdiri dari, 3 medali emas di nomor 50 meter gaya dada, 50 meter gaya bebas, 100 meter bebas, serta 2 medali perak di nomor gaya punggung dan gaya kupu-kupu. “Alhamdulillah, saya bersyukur bisa finis menjadi yang terbaik. Tentunya prestasi ini saya raih, berkat latihan dan arahan pelatih, serta dukungan dari orangtua, pihak sekolah dan teman-teman,” kata Nazneen dilansir dari Tribun Pekanbaru, Selasa (20/4/2021). Dengan prestasi yang sudah diraih ini, tidak membuat putri sulung pasangan Musdalil Amri (Ayah) dan Liza Ariestawaty (Ibu), terlalu jumawa. Sebab, masih banyak event-event lain yang harus diikutinya, sehingga membuat namanya meroket di dunia renang Tanah Air. Bahkan, Nazneen memancang target dirinya bisa masuk skuad Merah Putih, untuk mewakili Indonesia di berbagai event level internasional, seperti para seniornya Azzahra dan Vanessa. “Saya akan ikut jejak perenang senior andalan Riau ini. Karena ingin membuat orangtua dan keluarga saya bangga. Tentunya, selain mengharumkan nama Lancang Kuning, juga bisa mengibarkan bendera Merah Putih di negara lain,” harapnya. Ya, prestasi yang diraih Nazneen sejak beberapa tahun terakhir, karena berlatih renang di bawah komando pelatih kawakan. Berawal bergabung di klub renang Riau Aquatic Club di bawah asuhan Pelatih Fanny Andriana, memantapkan nomor spesialisnya, gaya bebas dan gaya lainnya. Setelah itu, Nazneen kini bergabung di klub renang Megalodon Swimming Club, dengan pelatih Tasya Aqilla. Ayah kandung Nazneen, Musdalil Amri menyebutkan, bahwa dia selaku orangtua, akan terus mensupport penuh anaknya agar berprestasi di cabor renang ini hingga puncak. “Bahkan adik Nazneen, Dastan Dowa Amri yang masih berumur 8 tahun, ikut latihan renang juga. Mudah-mudahan bisa berprestasi nantinya, pasti kami dukung penuh, sampai ke titik prestasi tertinggi,” janji Musdalil. Biodata: Nama: Nazneen Khalfani Amri Tempat, Tanggal Lahir: Pekanbaru ,15 April 2008 Cabor: Renang (spesialis gaya bebas) Klub: Riau Aquatic Club (2013-2019) Megalodon Swimming Club (2019- sekarang) Sekolah: SMP IT Al Ittihad, Rumbai, Pekanbaru Orangtua: Musdalil Amri (ayah) Liza Ariestawaty (ibu)

Target Azzahra Untuk Olimpiade Tokyo dan SEA Games Hanoi

Target Azzahra Untuk Olimpiade Tokyo dan SEA Games Hanoi

Perenang muda Indonesia, Azzahra Permatahani, terus mempersiapkan dirinya untuk mengikuti dua kejuaraan multi ajang penting di tahun ini yakni, Olimpiade Tokyo dan Sea Games Hanoi. Gadis kelahiran Jakarta, 7 Januari 2002 ini menjelaskan, dirinya memiliki target yang ingin dicapai. Azzahra mengaku target utamanya untuk dua Olimpiade Tokyo dan SEA Games Hanoi mendatang ialah memperbaiki catatan waktunya. Maka dari itu, saat ia terus berlatih mengembalikan kekuatan. Hal ini sempat terkendala akibat awal covid-19 tahun 2020 lalu yang membuat latihannya sempat diliburkan. “Sekarang latihannya mulai maksimal. Latihan renang biasanya sembilan kali dalam seminggu, dua kali gym juga. Selain itu saya joging dan skipping,” ujar Zahra, dilansir Warta Kota. “Target utama saya memang memperbaiki catatan waktu baik di Olimpiade maupun di Sea Games, dan saya bersyukur saat ini latihan sudah bisa digelar di kolam renang Akuatik, Senayan, Jadi saya bisa mempersiapkan diri lebih baik lagi,” jelasnya. Zahra sendiri merupakan pemegang tiga rekor nasional yakni nomor 200 meter gaya dada putri, 200 meter gaya ganti putri, dan 400 meter gaya ganti putri. Bahkan dirinya telah menembus limit B nomor 200 meter gaya ganti putri. Sebelumnya pada tahun 2019 lalu, Zahra memecahkan rekor nasional nomor 200 meter gaya dada putri dengan catatan waktu 2 menit 32,22 detik. Sebelumnya rekor tersebut dipegang oleh Anandia Treciel Vanessa Evato dengan catatan waktu 2 menit, 32,57 detik. Prestasi Azzahra Permatahani: Medali Perak SEA Games 2017 Kuala Lumpur Medali Emas Indonesia Open 2018 Jakarta Medali Emas SEA Age Group 2018 Filipina Medali Emas SEA Age Group 2019 Kamboja Medali Perunggu SEA Games 2019 Filipina

Kisah Rio Perenang Junior Yang Pecahkan Rekor Nasional

Kisah Rio Perenang Junior Yang Pecahkan Rekor Nasional

Ridho Athallah Zufar Shembudi atau yang akrab disapa Rio merupakan perenang junior asal Tangerang. Usianya baru menginjak 12 tahun, namun, baru-baru ini ia mampu memecahkan rekor nasional. Rio memecahkan rekor nasional untuk gaya bebas 50 meter. Siapa sangka, dibalik prestasinya tersebut, Rio memiliki cerita unik. Rio kecil adalah anak yang takut dengan air, apalagi harus berenang. Selain itu, awalnya Rio tertarik dengan sepak bola, namun pada suatu saat Rio pernah terjatuh dan akhirnya sang orang tua mengarahkannya ke olah raga renang. Masuk usia 10 tahun tepatnya saat sekolah kelas 4 SD, Rio mulai diajak untuk belajar berenang, di bawah asuhan pelatih yang pertama mengenalkannya yakni Puji Raharjo, yang juga owner Citius Akuatik Club. Saat ini, Rio terus berlatih di club renang terbesar di Indonesia yakni Millenium Aquatic Jakarta. Saat ini, Rio yang juga salah satu atlet cabang olaraga Renang Kota Tangerang Selatan ini, di kelompok umurnya untuk Gaya Bebas 50 M masuk dalam urutan 1 nasional. “Menurut pak pelatih, Rio itu talent, karena di keluarga kami tidak ada yang jadi  atlit. Sekarang Rio latihan seminggu 5 sampe 6 kali mulai jam 04.45 sampe 07.00 di GBK (Gelora Bung Karno). Padet banget mas, setelah itu daring sampai jam 15.00,” ungkap Rio. Pada masa Pandemi Covid-19, Rio pun masih tetap harus mengikuti latihan rutin di kolam renang, tentunya dengan tetap mengikuti protokol kesehatan covid-19. Sempat di awal terjadinya Pandemi Covid-19 dia pun harus berhenti latihan selama tiga bulan. “Baru mulai lagi di pertengahan Juni. Di GBK protokol kesehatannya ketat banget, setiap lintasan hanya boleh untuk 2 orang,” cerita Rio. Biodata Nama: Ridho Athallah Zufar Shembudi Tempat, Tanggal Lahir: Tangerang, 8 Januari 2005 Sekolah: Kelas X IPA 5 SMAN 2 Tangsel Hobi: Renang & Sinematograpi Cita-cita: Jadi Orang Berguna Ayah: Prorika Shembudi Ibu: Martini Prorika S. Prestasi Kejuaraan Nasional Indonesia Open Aquatic Championship (IOAC) 2019: 1. Juara I (50 M Gaya Bebas) Kelompok Usia 2 2. Juara I (Estafet 4×100 M Gaya Bebas) Kelompok Usia 2 3. Juara I (Estafet 4×100 M Gaya Ganti) Kelompok Usia 2 Kejuaraan Internasional Singapore 2019: 1. Juara III (100 M Gaya Kupu-Kupu) 50th SNAG Kejuaraan Nasional IOAC 2018: 1. Juara I (50 M Gaya Bebas) Kelompok Usia 3 2. Juara I (50 M Gaya Dada) Kelompok Usia 3 3. Juara II (50 M Gaya Kupu-Kupu) Kelompok Usia 3 4. Juara II (100 M Gaya Bebas) Kelompok Usia 3 5. Juara II (100 M Gaya Kupu-Kupu) Kelompok Usia 3 6. Juara II (100 M Gaya Dada) Kelompok Usia 3 7. Juara I (Estafet 4×100 M Gaya Bebas) Kelompok Usia 3 8. Juara I (Estafet 4×100 M Gaya Ganti) Kelompok Usia 3 9. Juara I (Estafet 4×200 M Gaya Bebas) Kelompok Usia 3 Kejuaraan Nasional Indonesia Festival Akuatik Indonesia (FAI) 2018: 1. Juara II (50 M Gaya Bebas) Kelompok Usia 3 2. Juara II (50 M Gaya Kupu-Kupu) Kelompok Usia 3 3. Juara II (100 M Gaya Kupu-Kupu) Kelompok Usia 3 4. Juara III (200 M Gaya Kupu-Kupu) Kelompok Usia 3

Demi Tampil di PON, Mayra Tingkatkan Porsi Latihan

Demi Tampil di PON, Mayra Tingkatkan Porsi Latihan

Wisesya Mayraina Putri Kinasih atau yang akrab disapa Mayra merupakan salah satu perenang junior asal Bajarmasin, Kalimantan Selatan. Usianya masih terbilang dini, yakni baru menginjak 14 tahun. Namun, prestasi yang telah diraih sudah banyak. Baru-baru ini, ia memasang target untuk bisa tampil di Pekan Olahraga Nasional (PON). Mayra pertama kali ingin menjadi atlet renang setelah merasa kagum atas prestasi yang diraih oleh teman-temannya yang pada saat itu yang berhasil juara Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN). Semenjak itu, Mayra termotivasi juga untuk menjadi atlet renang. Pada tahun 2014, Mayra pun memulai karirnya sebagai perenang. Hingga saat ini, ia telah menorehkan berbagai prestasi, diantaranya peraih juara 1 O2SN SD tingkat provinsi tahun 2016, peraih 3 emas di Popda 2017, peraih 3 emas, 2 perak, 1 perunggu di Popda 2019 dan peraih 3 emas, 3 perak, 2 perunggu di Kejurprov Renang 2019. Semua prestasi yang ia raih didapatkan setelah menempuh proses yang tidak mudah. Sejak menggeluti olah raga renang pada 2014 lalu, latihan keras rutin dilakukan bahkan sebelum ia pergi ke sekolah. Saat subuh, ia melatih fisiknya dengan melakukan joging dan diteruskan latihan renang saat sore harinya. “Dari subuh sampai jam 7, terus latihan dilanjutkan setelah pulang sekolah,” ujar Mayra, dilansir dari Banjarmasin Post. Ia pun memiliki pengalaman berkesan pada Popda 2017 lalu. Saat itu Mayra yang masih kelas 5 Sekolah Dasar berhasil naik podium juara mengalahkan pesaingnya yang merupakan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA). Ia pun telah kini telah masuk ke SMP dan memperkuat kontingen Banjarmasin beserta Pelindo III Swimming Club. Disana ia difokuskan di gaya kupu jarak menengah dan gaya ganti jelang Kejurprov tahun ini. Meskipun sudah menorehkan berbagai prestasi di tingkat daerah, namun Mayra masih memiliki target yang belum tercapai. “Ingin lebih berprestasi, bisa masuk PON dan menjadi juara,” harapnya.